EFISIENSI WAKTU PELAKSANAAN INSTRUKSI TES POTENSI DENGAN SISTEM CAT MELALUI PENGGUNAAN
VIDEO TUTORIAL
Rancangan Aktualisasi Nilai – Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil di Biro Organisasi dan Kepegawaian
Bagian Pengembangan Pegawai
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Disusun Oleh :
Nama : Ayu Paramitha Adhya Santi
NIP : 198807242020122012
Jabatan : Asesor SDM Aparatur Ahli Pertama Unit Kerja : Biro Organisasi dan Kepegawaian
Angkatan : Satu
Nomor Presensi :
Mentor :
Coach : Bambang Triasmono, S.Sos.,M.Si
BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL
KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA JAKARTA
2021
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ……….
KATA PENGANTAR ……….
DAFTAR ISI ……….
DAFTAR TABEL ………
DAFTAR GAMBAR ………
BAB I PENDAHULUAN ………
A Latar Belakang ………...
B Visi, Misi, Tujuan, dan Nilai-Nilai serta Struktur Organisasi ………
1. Visi ………..
2. Misi ……….
3. Tujuan ………
4. Nilai-Nilai Organisasi ………...
5. Struktur Organisasi ………..
C Tugas dan Fungsi Unit Kerja ………
1. Tugas ……….
2. Fungsi Unit Organisasi ………
D Jabaran dan Uraian Tugas ………...
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI ………
A Identifikasi Isu, Analisis Isu yang Dipilih, Faktor Penyebab, Gagasan Pemecahan Isu ………
1. Analisis Isu yang Dipilih (USG) ………..
2. Faktor Penyebab (Fishbone) ………..
3. Gagasan Pemecahan Isu (Tapisan) ………...
B Rancangan Aktualisasi ……….
C Jadwal Aktualisasi ……….
BAB III PENUTUP ………..
Kesimpulan ……….
DAFTAR PUSTAKA ………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hadirnya Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah bentuk keseriusan pemerintah dalam mewujudkan reformasi birokrasi yang hakikatnya merupakan upaya pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan, ketatalaksanaan, dan sumber daya manusia aparatur yang menekankan pada implementasi manajemen ASN berbasis merit, artinya pengelolaan dan penempatan ASN didasarkan pada aspek kualifikasi, kompetensi, dan kinerja tanpa diskriminasi.
Aparatur diharapkan dapat berfungsi sebagai pendorong dan penggerak reformasi birokrasi dan pembangunan, serta perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam rangka mendapatkan profil aparatur yang mampu menjalankan fungsinya, maka dibutuhkan suatu penilaian yang objektif untuk menempatkan seorang pegawai dalam jabatan. Hal ini dapat dicapai salah satunya melalui metode penilaian kompetensi.
Penilaian kompetensi atau biasa dikenal dengan asesmen kompetensi adalah suatu proses membandingkan kompetensi yang dimiliki ASN dengan kompetensi jabatan yang dipersyaratkan dengan menggunakan metode penilaian tertentu.Dari proses asesmen dapat diperoleh informasi mengenai profil kompetensi dan potensi pegawai, tingkat kesesuaian kompetensi dengan syarat jabatan, sistem kekuatan dan kelemahan pegawai. Berdasarkan informasi tersebut, selanjutnya dapat dilakukan analisis gap kompetensi pegawai yang bermanfaat sebagai acuan dalam merencanakan program peningkatan kompetensi pegawai.
Dengan kondisi tersebut diharapkan bahwa informasi hasil asesmen mampu menjadi dasar, baik bagi SDM pelaku maupun organisasi pengguna dalam melakukan langkah-langkah selanjutnya. Baik itu langkah dari dalam ASN untuk memenuhi pengembangan kompetensinya, dan juga langkah organisasi dalam membina dan membimbing serta memberi kesempatan berkembang kepada ASN di bawah naungannya.
Pelaksanaan asesmen kompetensi dibutuhkan di dalam proses manajemen, khususnya untuk manajemen sumber daya manusia (SDM). Memerlukan keahlian dan metode tertentu untuk bisa melakukan kegiatan asesmen ini. Kehadiran asesor, alat untuk mengukur dan melakukan asesemen, serta lembaga yang bertanggung jawab akan hasil asesmen menjadi salah satu syarat untuk pelaksanaannya. Gambaran ini memperlihatkan jika pelaksanaan asesmen bukan suatu hal yang mudah dan murah.
Pelaksanaan asesmen memerlukan proses yang panjang, mulai dari perencanaan sampai dengan hasil.
Salah satu proses yang dilakukan dalam pelaksanaan asesmen kompetensi adalah tes potensi dengan menggunakan sistem CAT, yaitu suatu metode seleksi dengan alat bantu komputer yang digunakan untuk mendapatkan standar minimal kompetensi dasar bagi pelamar CPNS atau pegawai. Dalam proses tes potensi dengan sistem CAT tidak sedikit pegawai yang melihat sistem CAT sebagai hal yang baru sehingga pegawai banyak mengajukan pertanyaan-pertanyaan serupa saat tes potensi dilakukan. Hal ini kadangkala menyebabkan waktu pemberian instruksi tes potensi dengan sistem CAT yang dijadwalkan menjadi lebih lama beberapa menit dari jadwal yang seharusnya, terkadang juga dapat dilihat pegawai dengan tingkat Pendidikan terbatas memerlukan penjelasan berulang sebelum tes potensi dilakukan.
Hal inilah yang menjadi dasar bagi penulis untuk menyusun suatu panduan teknis pengerjaan tes potensi dengan sistem CAT melalui video tutorial sesuai dengan tema dalam rancangan aktualisasi ini yaitu “Efisiensi Waktu Pelaksanaan Instruksi Tes Potensi dengan Sistem CAT Melalui Penggunaan Video Tutorial” dengan tujuan untuk melakukan efisiensi waktu instruksi tes potensi sehingga pelaksanaan asesmen kompetensi dapat berjalan sesuai dengan waktu yang yang ditetapkan dan mempermudah peserta asesmen kompetensi untuk memahami instruksi yang disampaikan.
B. VISI, MISI, TUJUAN, NILAI-NILAI, dan STRUKTUR ORGANISASI
Kementerian Sosial adalah instansi pemerintah yang berfokus pada upaya mendorong masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan sosial agar masyarakat dapat berdaya dan berfungsi sosial, mampu mengatasi permasalahan sosial yang mereka alami, serta berperan aktif dalam aktivitas sosial dan ekonomi.
Menyelenggarakan urusan bidang rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial, dan fakir miskin untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara dan inklusifitas.
1. Visi
Peran dan fungsi Kementerian Sosial adalah mewujudkan Visi Misi Presiden khususnya pada bidang sosial. Visi Kementerian Sosial yaitu :
‘‘Kementerian Sosial yang andal, profesional, dan inovatif, serta berintegrasi untuk mewujudkan Visi Presiden dan Wakil Presiden: “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong.”
Visi ini mempunyai makna, bahwa Kementerian Sosial berkomitmen secara adil, profesional, inovatif, dan berintegrasi dalam menjalankan pembangunan nasional sesuai dengan Visi Presiden dan Wakil Presiden. Kemajuan dan kedaulatan bangsa tercermin dalam kemampuan bangsa yang mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri. Bangsa yang mandiri adalah bangsa yang memiliki dan mampu menyediakan SDM yang berkualitan serta mampu bersaing dalam menghadapi tuntutan dan kemajuan pembangunan dalam kerangka kesejahteraan sosial penduduk; kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan; kemampuan untuk melindungi setiap warga negara dari ketidakberdayaan dan ketahanan sosial; serta kemampuan masyarakat dalam meningkatkan pendapatannya.
Pengembangan nilai-nilai budaya dan sosial merupakan modal sosial bagi bangsa Indonesia yang tercermin dalam setiap kehidupan masyarakat. Gotong-royong merupakan salah satu ciri dan kepribadian bangsa yang melekat dalam sistem sosial masyarakat yang mencakup; keluarga, lembaga sosial masyarakat, dan pranata sosial.
Melalui Visi Kementerian Sosial tersebut diharapkan menjawab tantangan pembangunan kesejahteraan sosial serta tidak melupakan aspek ekonomi dalam kerangka pembangunan bangsa. Visi ini diharapkan dapat membangun manusia Indonesia menjadi masyarakat yang mandiri, berfungsi, dan terinklusi dalam rencana pembangunan
2. Misi
Upaya yang dilaksanakan untuk mewujudkan Visi Kementerian Sosial adalah melalui misi-misi berikut :
1. Peningkatan kualitas manusia Indonesia 2. Pembangunan yang merata dan berkeadilan
3. Pengelolaan Pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya 4. sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara kesatuan
Visi dan Misi Presiden selanjutnya diterjemahkan ke dalam 7 (tujuh) agenda pembangunan yang terdiri dari:
1. Memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan.
2. Mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan.
3. Meningkatkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing.
4. Revolusi mental dan pembangunan kebudayaan.
5. Memperkuat infrastruktur untuk mendukung pembangunan ekonomi dan pelayanan dasar.
6. Membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim.
7. Memperkuat stabilitas polhukhankam dan transformasi pelayanan publik.
Dari tujuh agenda pembangunan tersebut, Kementerian Sosial melaksanakan agenda pembangunan nomor 2, 3, 4, 6, dan 7
3. Tujuan
Tujuan strategis Kementerian Sosial adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan Taraf Kesejahteraan Sosial Penduduk Miskin dan Rentan
2. Meningkatkan layanan yang berkualitas oleh pelaku penyelenggara kesejahteraan sosial yang professional
3. Mewujudkan penguatan tata kelola serta meningkatkan efektivitas birokrasi dan pelibatan public
4. Nilai-Nilai
Nilai-nilai Kementerian Sosial berdasarkan Keputusan Menteri Sosial Nomor 30/HUK/2020 tentang Nilai-Nilai Kementerian Sosial, sebagai berikut:
1. Humanis, yaitu seluruh ASN dan tenaga lainnya yang bekerja di lingkungan Kementerian Sosial selalu menggunakan pendekatan humanis dalam bekerja.
2. Adaptif, yaitu seluruh ASN dan tenaga lainnya yang bekerja di lingkungan Kementerian Sosial dalam penggunaan program kerja dirancang agar mudah beradaptasi di segala kondisi.
3. Dedikatif, yaitu seluruh ASN dan tenaga lainnya yang bekerja di lingkungan Kementerian Sosial selalu senantiasa bekerja penuh dedikatif tidak sekedar bisnis seperti biasa.
4. Inklusif, yaitu seluruh ASN dan tenaga lainnya yang bekerja di lingkungan Kementerian Sosial selalu bekerja dalam konsep melibatkan semua pemangku kepentingan.
5. Responsif, yaitu seluruh ASN dan tenaga lainnya yang bekerja di lingkungan Kementerian Sosial dalam melaksanakan program harus memiliki keterdesakan/sense of urgency yang tinggi serta berupa untuk bisa responsif.
Nilai-nilai Kementerian Sosial tersebut kemudian disosialisasikan dengan mempergunakan tagline “#KEMENSOS Hadir”
5. Struktur Organisasi
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Kementerian Sosial
Gambar 1.2. Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal
Gambar 1.3. Struktur Organisasi Biro Organisasi dan Kepegawaian
C. TUGAS DAN FUNGSI UNIT KERJA
Biro Organisasi dan Kepegawaian merupakan salah satu unit kerja eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Sosial yang memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut :
1. Tugas
Biro Organisasi dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan penataan organisasi dan tata laksana serta urusan kepegawaian. Lingkup Biro Organisasi dan Kepegawaian terdiri dari Bagian Organisasi dan Tata Laksana, Bagian Perencanaan dan Formasi Pegawai, Bagian Pengembangan Pegawai, dan Bagian Mutasi Kepegawaian.
Bagian Pengembangan Pegawai sebagai satker penempatan penulis memiliki tugas untuk melaksanakan penyiapan pengembangan pegawai.
Bagian Pengembangan Pegawai terdiri atas Subbagian Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai, Subbagian Disiplin, Penilaian Kinerja, dan Penghargaan, dan Subbagian Pengembangan Karir. Subbagian Pengembangan Karir sebagai satker penempatan penulis memiliki tugas melakukan penyiapan bahan pengembangan karir jabatan struktural, jabatan fungsional angka kredit, dan jabatan fungsional nonangka kredit.
2. Fungsi Unit Organisasi
Dalam melaksanakan tugas penataan dan tata laksana urusan kepegawaian, Biro Organisasi dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan penataan organisasi dan ketatalaksanaan;
2. Penyiapan perencanaan dan formasi pegawai;
3. Penyiapan pengembangan pegawai;
4. Penyiapan urusan mutasi kepegawaian;
5. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro Bagian Pengembangan Pegawai menyelenggarakan fungsi :
1. Penyiapan bahan analisis kebutuhan pendidikan dan pelatihan pegawai
2. Penyiapan bahan penegakan disiplin, penilaian kinerja, serta pemberian penghargaan dan sanksi
3. Penyiapan bahan pengembangan karir jabatan struktural, jabatan fungsional angka kredit, dan jabatan fungsional non angka kredit, atau nomenklatur/istilah lainnya berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan.
D. JABATAN DAN URAIAN TUGAS
Jabatan Fungsional Asesor Sumber Daya Manusia Aparatur yang selanjutnya disingkat Jabatan fungsional Assessor adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, dan wewenang utk melakukan kegiatan penilaian kompetensi manajerial sebagai dasar dalam praktik pengelolaan/manajemen sumber daya manusia aparatur. Jabatan Fungsional Asesor Sumber Daya Manusia Aparatur termasuk dalam rumpun manajemen dan merupakan jabatan karir PNS. Jabatan Fungsional Asesor SDM
Aparatur merupakan Jabatan Fungsional kategori keahlian. Jenjang Jabatan Fungsional Asesor SDM Aparatur sebagaimana dimaksud terdiri atas:
1. Asesor SDM Aparatur Ahli Pertama;
2. Asesor SDM Aparatur Ahli Muda;
3. Asesor SDM Aparatur Ahli Madya; dan 4. Asesor SDM Aparatur Ahli Utama
Tugas pokok Assessor yaitu melakukan kegiatan penilaian kompetensi manajerial, yang meliputi pelaksanaan penilaian, monitoring dan evaluasi pelaksanaan penilaian dan pemanfaatan hasil penilaian, serta pengembangan metode penilaian. Untuk perkembangan karir baik itu untuk syarat kenaikan pangkat maupun kenaikan jabatan, maka pejabat Asesor Sumber Daya Manusia Aparatur harus melaksanakan butir uraian tugas jabatan Asesor Sumber Daya Manusia Aparatur Ahli Pertama sesuai unsur dan sub unsur kegiatan yang telah diatur dalam Peraturan Perundangan.
Uraian kegiatan atau uraian tugas Jabatan Asesor Sumber Daya Manusia Aparatur Ahli Pertama sesuai dengan jenjang jabatannya masing-masing, ditetapkan dalam butir kegiatan. Berikut butir kegiatan / uraian tugas jabatan Asesor SDM Aparatur Ahli Pertama, antara lain:
1. Membuat jadwal pelaksanaan penilaian 2. Membuat jadwal tugas assessor
3. Membuat daftar kebutuhan jumlah soal dan formulir yang akan digunakan 4. Mengumpulkan data/dokumentasi/bahan tentang instansi
5. Membuat perbandingan mengenai profil jabatan sejenis
6. Menyiapkan bahan pelaksanaan validasi kompetensi dengan wawancara
7. Melakukan wawancara/diskusi untuk memvalidasi konsep kompetensi kepada pemangku Jabatan Fungsional Umum
8. Menyebarkan kuesioner validasi kompetensi
9. Mengolah data hasil kuesioner validasi kompetensi 10. Menentukan matrik simulasi berdasar kompetensi 11. Menyusun tabel daftar riwayat hidup assessee
12. Menyiapkan alat/bahan psikotes berdasarkan sasaran penilaian 13. Menyusun formulir penilaian simulasi
14. Membuat formulir rekapitulasi penilaian 15. Membuat kuesioner kompetensi
16. Menyusun formulir evaluasi penyelenggaraan penilaian kompetensi sesuai kebutuhan
17. Mengamati perilaku assessee pada saat pelaksanaan simulasi dengan metode sederhana
18. Memberikan penilaian atas bukti yang muncul pada saat simulasi dengan metode sederhana
19. Memberikan penilaian atas bukti perilaku yang muncul pada saat wawancara kompetensi yang menggunakan metode sederhana
20. Melakukan integrasi data untuk menentukan nilai assessee yang menggunakan metode sederhana
21. Memberikan instruksi psikotes
22. Mengamati perilaku assessee pada saat pelaksanaan psikotes 23. Mengolah data pelaksanaan psikotes assessee
24. Menginterpretasi data psikotes oleh psikolog/psikologi paling kurang 3 jenis psikotes yang menggunakan metode sederhana
25. Memberikan umpan balik kepada Pejabat Pembina Kepegawaian dengan membuat slide presentasi; Mereview formulir evaluasi setelah pelaksanaan penilaian kompetensi sesuai kebutuhan (5 assessee) Mengambil data melalui kuesioner dalam rangka evaluasi pelaksanaan penilaian kompetensi (10 responden)
26. Mengolah data kuesioner (10 responden) 27. Mengolah data wawancara (1 responden) 28. Mengumpulkan bahan referensi
29. Melakukan uji coba psikotes yang telah dikembangkan kepada responden.
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. IDENTIFIKASI ISU, ANALISIS ISU YANG DIPILIH, FAKTOR PENYEBAB, GAGASAN PEMECAHAN ISU
1. Analisis Isu yang Dipilih (USG)
Identifikasi isu didapatkan dari hasil pengamatan dan analisa terhadap masalah yang ada di Biro Organisasi dan Kepegawaian selama penulis bertugas sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil khususnya di Bagian Pengembangan Pegawai Subbagian Pengembangan Karir. Pada bagian latar belakang, penulis telah menjelaskan secara singkat salah satu permasalahan yang penulis temui dari hasil pengamatan dan analisa terkait dengan efisiensi waktu pelaksanaan instruksi tes potensi dengan sistem CAT melalui penggunaan Video Tutorial. Di samping permasalahan terkait efisiensi waktu instruksi tes potensi, penulis juga menemukan permasalahan lain seperti belum adanya bank soal beragam simulasi untuk masing-masing golongan pegawai dan belum adanya sistem terintegrasi untuk memperbaharui SOP pelaksanaan asesmen kompetensi yang semakin dinamis dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi yang ada saat ini (contoh: pelaksanaan secara online karena situasi pandemi covid). Selanjutnya, ketiga permasalahan atau isu dari hasil pengamatan dan analisa ditetapkan satu isu yang menjadi kegiatan aktualisasi.
Penetapan isu dalam kegiatan aktualisasi ini menggunakan teknik Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1-5. Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Metode USG merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas masalah dengan metode teknik scoring. Proses untuk metode USG dilaksanakan dengan memperhatikan urgensi dari masalah, keseriusan masalah yang dihadapi, serta kemungkinan berkembangnya masalah tersebut semakin besar.
Tabel dibawah ini merupakan matriks penetapan isu menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, dan Growth):
Tabel 2.1.Penetapan Isu
NO ISU U S G TOTAL KETERANGAN
1 Efisiensi waktu pelaksanaan instruksi tes potensi dengan menggunakan sistem CAT
4 3 3 10 Peringkat 1
2 Belum adanya bank soal beragam simulasi untuk masing-masing golongan pegawai
3 3 3 9 Peringkat 2
3 Belum adanya database terintegrasi antar asesor untuk memperbaharui SOP pelaksanaan asesmen kompetensi yang semakin dinamis dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi yang ada saat ini
3 3 2 8 Peringkat 3
Hasil yang didapat dari tabel di atas dapat dijabarkan dengan analisis isu sebagai berikut:
1. Isu 1
Tingkat urgency dari isu pertama ini mendapatkan nilai tinggi karena isu ini berkaitan dengan waktu dalam proses pelaksanaan asesmen kompetensi, dimana apabila efisiensi waktu dapat dilakukan, maka rangkaian pelaksanaan asesmen kompetensi selanjutnya dapat dilakukan sesuai dengan jadwal yang ada.
Seriousness dan growth mendapatkan nilai sedang karena pelaksanaan instruksi tes saat ini diantisipasi dengan time keeper yang meminimalisir timbulnya masalah waktu tes potensi yang tidak sesuai jadwal.
2. Isu 2
Tingkat urgency, seriousness dan growth isu kedua ini mendapatkan nilai sedang karena adanya bank soal simulasi akan mempermudah asesor untuk mempersiapkan simulasi dan alternatif-alternatif soal dalam pelaksanaan asesmen kompetensi dan tentunya mempercepat proses persiapan pelaksanaan asesmen
3. Isu 3
Tingkat urgency dan seriousness dari isu ketiga ini mendapatkan nilai sedang karena SOP yang update adalah bagian dari penyimpanan data yang valid dan mutakhir dan dapat menjadi panduan bagi pegawai di luar jabatan asesor untuk memahami proses asesmen. Growth dari isu ketiga ini tidak terlalu tinggi karena pembaharuan SOP tidak memerlukan waktu dan proses yang kompleks sehingga resiko tumbuhnya masalah dapat diantisipasi dengan membuat jadwal rutin pembaharuan SOP.
2. Faktor Penyebab (Fishbone)
Tabel 2.2. Tabel Faktor Penyebab (Fishbone)
NO
ISU TERPILIH Penyebab 1
(Man Power/
SDM)
Penyebab 2 (Methode/
Cara)
Penyebab 3 (Machine/
Alat)
Penyebab 4 (Material/
Bahan)
Penyebab 5 (Money/
Anggaran) 1 Penyebab :
Jumlah asesor terbatas sehingga tester memiliki tugas ganda sebagai tester dan asesor pada
pelaksanaan asesmen tertentu sehingga perlu efisiensi dan ketepatan waktu untuk melaksanakan tanggung jawab
Penyebab : Cara
penyampaian melalalui instruksi langsung dengan pengunaan power point bagi
beberapa pegawai masih sulit dipahami
Penyebab : Tes potensi dengan sistem CAT harus menggunakan perangkat PC/laptop sehingga tidak seluruh
pegawai memahami penggunaan sistem CAT
Penyebab : Tes Potensi berupa seperangkat soal-soal tes khusus dan beberapa pegawai belum pernah mengikuti tes potensi sehingga kesulitan memahani instruksi tugas yang harus dilakukan dalam tes potensi
Penyebab : Anggaran saat ini terfokus pada dana bansos sehingga penggunaan anggaran untuk proses
asesmen kompetensi harus digunakan dengan sangat efektif dan efisien
Solusi : Membuat jadwal bergantian untuk
melaksanakan tugas sebagai tester
sehingga masing- masing
memiliki sudut pandang sebagai asesor dan dapat berdiskusi mencari solusi terkait
hambatan dalam
pelaksanaan tes potensi dengan sistem CAT
Solusi : Melakukan uji coba penggunaan metode lain seperti
dengan video turotial
sehingga menambah pemahaman pegawai karena
mendapatkan gambaran melalui visualisasi
Solusi : Melakukan pemantauan dan
pendampingan ketat selama proses tes potensi berjalan agar dapat
membantu dan
memberikan arahan kepada peserta tentang mekanisme penggunaan sistem CAT melalui PC/laptop
Solusi : Melakukan pemantauan kepada pegawai yang mengalami kesulitan dalam memahami instruksi dan menjawab soal
Solusi : Pengadaan dana untuk melakukan riset,
penyempurnaan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan asesmen kompetensi khususnya berkaitan dengan sistem CAT
3. Gagasan Pemecahan Isu (Tapisan)
Tabel 2.3.Gagasan Pemecahan Isu (Tapisan) NO ALTERNATIVE
STRATEGI
Efektifitas Efisiensi Kemudahan TOTAL KETERANGAN 1 Efisiensi waktu
pelaksanaan instruksi tes potensi dengan menggunakan sistem CAT melalui video tutorial
4 4 4 12 Terpilih
2 Efisiensi waktu pelaksanaan instruksi tes potensi dengan menggunakan
3 3 3 9
sistem CAT melalui PPT yang komprehensif dan informatif
3 Efisiensi waktu pelaksanaan instruksi tes potensi dengan menggunakan sistem CAT melalui
penyampaian langsung dengan menggunakan instruksi yang terstandard
3 3 2 8
B. RANCANGAN AKTUALISASI (DRAFT)
Tabel 2.4.Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : Bagian Pengembangan Pegawai / Biro Organisasi dan Kepegawaian
Identifikasi Isu : Perlu dilakukan percepatan pemetaan pegawai melalui pelaksanaan Asesmen Kompetensi sebagai bentuk implementasi sistem merit sebagaimana tertuang dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN
Isu yang Diangkat : Efisiensi waktu pelaksanaan instruksi tes potensi dengan sistem CAT melalui penggunaan Video Tutorial
Gagasan Pemecahan Isu
: Membuat video tutorial penggunaan tes potensi dengan sistem CAT yang membantu efisiensi waktu pemberian instruksi tes potensi
NO Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
Kuliah
Kontribusi terhadap Visi- Misi Organisasi
Penguatan Nilai Organisasi 1 Membuat video
tutorial
penggunaan tes potensi dengan sistem CAT untuk
mempermudah peserta
memahami instruksi dan mempercepat proses
pemberian instruksi tes potensi
1. Melakukan diskusi dengan menthor tentang point-point yang akan ditampilkan dalam video tutorial
2. Mengumpulkan materi untuk pembuatan video tutorial
3. Pembuatan video tutorial
4. Mempresentasik an video tutorial kepada tim Asesor, atasan,
1. Video Tutorial penggunaa n tes potensi dengan sistem CAT 2. Efisiensi
waktu dalam pelaksanaa n tes potensi dapat tercapai
Manajemen ASN Whole of
Government
Pelayanan Publik Nilai-Nilai Dasar ANEKA, yaitu :
1. Akuntabilitas 2. Nasionalisme 3. Etika Publik 4. Komitmen Mutu 5. Anti-Korupsi
Berkontribusi untuk
mengimplemntasi kan salah satu Visi Kementerian Sosial yaitu professional dan inovatif serta Misi Kementerian Sosial yaitu penongkatan kualitas manusia dan pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya
Menerapkan nilai-nilai Kementerian Sosial yaitu : 1. Humanis 2. Adaptif 3. Dedikatif 4. Inklusif 5. Rsponsif
dan konsultan Asesor
5. Menerima masukan, kritik, dan saran dari tim Asesor, atasan, dan konsultan Asesor 6. Melakukan revisi
video tutorial berdasarkan masukan yang diterima
7. Melakukan uji coba video tutorial dalam pelaksanaan tes potensi dalam Asesmen Kompetensi 8. Melakukan
monitoring dan evaluasi hasil penggunaan video tutorial dalam
pelaksanaan tes potensi dengan menggunakan sistem CAT
C. JADWAL AKTUALISASI
NO KEGIATAN SEPTEMBER OKTOBER
6 7 8 9 10 13 14 15 16 17 20 21 22 23 24 27 28 29 30 1 4 5 6 7 8 11 12 13 14
1 Diskusi dengan menthot
2 Mengumpulkan materi
3 Pembuatan Video 4 Mempresentasikan
Video
5 Menerima kritik &
saran Usul
6 Melakukan revisi video
7 Melakukan uji coba video
8 Monev
penggunaan Video
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Rancangan kegiatan aktualisasi ini akan dilaksanakan di Biro Organisasi dan Kepegawaian khususnya di Bagian Pengembangan Pegawai. Rancangan kegiatan aktualisasi ini mengangkat isu tentang efisiensi waktu pelaksanaan instruksi tes potensi dengan sistem CAT melalui penggunaan Video Tutorial. Rancangan kegiatan aktualisasi ini akan dilaksanakan melalui beberapa tahap kegiatan yaitu melakukan diskusi dengan menthor tentang point-point yang akan ditampilkan dalam video tutorial, mengumpulkan materi untuk pembuatan video tutorial, pembuatan video tutorial, mempresentasikan video tutorial kepada tim Asesor, atasan, dan konsultan Asesor, menerima masukan, kritik, dan saran dari tim Asesor, atasan, dan konsultan Asesor, melakukan revisi video tutorial berdasarkan masukan yang diterima, melakukan uji coba video tutorial dalam pelaksanaan tes potensi dalam Asesmen Kompetensi, melakukan monitoring dan evaluasi hasil penggunaan video tutorial dalam pelaksanaan tes potensi dengan menggunakan sistem CAT.
Rancangan kegiatan aktualisasi sesuai jadwal akan dilaksanakan pada tanggal 6 September 2021 s.d. 14 Oktober 2021. Implementasi rancangan aktualisasi ini mengandung nilai-nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi serta Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of Governement (WoG). Rancangan kegiatan aktualisasi ini juga sedikit banyak memiliki kontribusi untuk mewujudkan visi misi organisasi serta nilai-nilai organisasi yaitu Humanis, Adaptif, Dedikatif, Inklusif, dan Resposif yang lebih umum dikenal dengan tagline HADIR.