PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING ( STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA )
TESIS
OLEH
FACHRIANA ALIZDA 137017041/AKUNTANSI
MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2016
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING ( STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA )
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Ilmu Akuntansi Pada Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara
Oleh :
FACHRIANA ALIZDA 137017041/AKUNTANSI
MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2016
Judul Penelitian : PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)
Nama Mahasiswa : FACHRIANA ALIZDA
Nomor Pokok : 137017041
Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing,
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Ady Syahputra, SE, MM, Ak, CA)
Ketua Anggota
Ketua Program Studi, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA)
Tanggal Lulus : 12 Februari 2016 Telah diuji pada
Tanggal : 12 Februari 2016
PANITIA PENGUJI TESIS :
Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA Anggota : 1. Ady Syahputra, SE, MM, Ak, CA
2. Dr. Murni Daulay, M.Si
3. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, CA 4. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, CA
PERNYATAAN Judul Tesis
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING ( STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA )
Dengan ini penulis menatakan bahwa Tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister pada Program Studi Akuntansi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis.
Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penelitian tesis ini telah penulis cantumkan sumbernya dengan jelas sesuai norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Medan, 12 Februari 2016 Yang membuat pernyataan,
Fachriana Alizda
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh faktor fundamental perusahaan (Loan to Deposit Ratio (LDR), Return On Equity (ROE), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Ukuran Perusahaan (Firm Size)) terhadap Return saham perbankan dengan kinerja keuangan perusahaan (Return On Asset (ROA)) sebagai variabel intervening pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan periode penelitian dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014.
Metode pemilihan sample menggunakan metode purposive random sampling yang berjumlah 28 perusahaan perbankan. Analisis data menggunakan analisis jalur (path analysis). Hasil penelitian membuktikan bahwa secara simultan Loan to Deposit Ratio, Return On Equity, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Ukuran Perusahaan, Return On Asset berpengaruh signifikan terhadap Return Saham.
Secara parsial menunjukkan bahwa Return On Equity dan Return On Asset berpengaruh signifikan terhadap Return Saham, sedangkan Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Ukuran Perusahaan berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap Return Saham. Return On Asset tidak mampu memediasi hubungan Loan to Deposit Ratio, Return On Equity, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham.
Kata Kunci : Loan to Deposit Ratio (LDR), Return On Equity (ROE), NonPerforming Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Ukuran Perusahaan (Firm Size), Return On Asset (ROA), Return Saham.
ABSTRACT
The objective of the research was to examine and to analyze the influence of company’s fundamental factors (Loan to Deposit Ratio (LDR), Return On Equity (ROE), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) and Firm Size) to Stock Return with Return On Asset (ROA) as intervening variable on banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The population in this research were all banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange, with a study period from 2011 to 2014. Samples were selected by using purposive random sampling methods and acquired 28 banking companies. The data were analyzed by using multiple path analysis. The result of the research showed that, simultaneously, Loan to Deposit Ratio, Return On Equity, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Firm Size, Return On Asset had significant influence on Stock Return. Partially improved that Return On Equity and Return On Asset had significant influence on Stock Return, but Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Firm Size had insignificant influence on Stock Return. Return On Asset was not able to mediate the relationship of Loan to Deposit Ratio, Return On Equity, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional and Firm Size to Stock Return.
Key Words : Loan to Deposit Ratio (LDR), Return On Equity (ROE), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Ukuran Perusahaan (Firm Size), Return On Asset (ROA), Stock Return
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan hidayah-Nya yang tak terhingga kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis dengan judul “Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Dengan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebagai Variabel Intervening ( Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia )”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, baik yang bersifat moril maupun materil. Tanpa adanya bantuan tersebut mungkin penyusunan tesis ini tidak dapat diselesaikan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH MHum, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc selaku Direktur Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi dan sekaligus Ketua Komisi Pembimbing yang banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis hingga penyelesaian tesis ini.
5. Bapak Ady Syahputra, SE, MM, Ak, CA selaku Anggota Komisi Pembimbing yang banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis hingga penyelesaian tesis ini.
6. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis M.Si, Ak, CA selaku Sekretaris Program Studi Magister Akuntansi dan sekaligus Ketua Komisi Pembanding yang telah memberikan masukan dan saran untuk kesempurnaan tesis ini.
7. Ibu Dr. Murni Daulay, M.Si selaku Komisi Pembanding yang telah memberikan masukan dan saran untuk kesempurnaan tesis ini.
8. Bapak Drs. Zainul BahriTorong, M.Si, Ak, CA selaku Komisi Pembanding yang telah memberikan masukan dan saran untuk kesempurnaan tesis ini.
9. Seluruh Bapak/ Ibu Dosen yang telah membekali ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan dari awal hingga akhir, serta tidak lupa kepada seluruh staff dan pegawai administrasi yang telah banyak membantu penulis dalam proses penyelesaian administrasi.
10. Teristimewa kepada kedua orang tua penulis (Ayahanda Ahmad Fachruddin dan Ibunda Nurhaida) dan adik–adik tercinta (Fachriyanti Alizmar dan Muhammad Fachrozi) yang selalu mendoakan dan memberi semangat serta dukungan yang tak ternilai harganya sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan tesis ini.
11. Rekan mahasiswa/i (terkhusus angkatan 2013 : Junawan, Regina Mustika Seni Manurung, Tetty Yulietha Sihombing, Umi Kalsum, Windu Azura, Nurma Situmorang, Dicki Indrawan Sembiring, M. Hanafi, Hidayati, Tony Susanto) Program Studi Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara atas sumbangan ide, motivasi dan semangat yang diberikan selama perkuliahan maupun dalam penyelesaian tesis ini.
12. Rekan Kerja Penulis di PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk Kantor Cabang Lubuk Pakam (terkhusus BRI Unit Lapangan Segitiga dan BRI Unit Galang) atas
pengertian, toleransi, motivasi dan semangat yang diberikan selama perkuliahan maupun dalam penyelesaian tesis ini.
13. Rekan Kerja Penulis di PT Bank Sumut (terkhusus Bank Sumut KCP Sunggal dan Tim Satuan Kerja Audit Intern PT. Bank Sumut) atas pengertian, toleransi, dan pembelajaran yang diberikan selama penyelesaian tesis ini
Semoga Allah SWT memberikan karunia-Nya, dan balasan yang terbaik atas segala kebaikan yang telah diberikan semua pihak kepada penulis selama perkuliahan sampai penyelesaian penyusunan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna baik dari segi penyajian maupun dari segi penyusunannya. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca guna penyempurnaan tesis ini pada masa yang akan datang. Namun demikian besar harapan penulis agar kiranya tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, 12 Februari 2016 Penulis,
Fachriana Alizda
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Fachriana Alizda
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Tebing Tinggi/ 14 Maret 1991
3. Alamat : Jl. Gunung Martimbang II LK.IV Tebing Tinggi
4. Email : [email protected]
5. Agama : Islam
6. Jenis Kelamin : Perempuan
7. Orang Tua : Ahmad Fachruddin
Nurhaida
8. Pendidikan
a. Tahun 1996-2002 : SD Ir. H. Djuanda Tebing Tinggi b. Tahun 2002-2005 : SLTP Negeri 1 Tebing Tinggi c. Tahun 2005-2008 : SMA Negeri 1 Tebing Tinggi d. Tahun 2008-2012 : Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Medan e. Tahun 2013- 2017 : Magister Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... ... i
ABSTRACT ... ... ii
KATA PENGANTAR ... ... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi
DAFTAR ISI ... ... vii
DAFTAR TABEL ... ... x
DAFTAR GAMBAR ... ... xi
DAFTAR LAMPIRAN . ... xii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 8
1.3. Tujuan Penelitian ... 8
1.4. Manfaat Penelitian ... 9
1.5. Originalitas . ... 10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 11
2.1. Landasan Teori ... 11
2.1.1. Konsep Saham dan Return Saham ... 11
2.1.2.Konsep Analisis Fundamental ... 15
2.1.2.1 Loan to Deposit Ratio (LDR) ... 17
2.1.2.2 Return On Equity (ROE) ... 18
2.1.2.3 Non Performing Loan (NPL) ... 19
2.1.2.4 Capital Adequacy Ratio (CAR) ... 20
2.1.2.5 Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional 21 2.1.2.6 Ukuran Perusahaan (Firm Size) ... 22
2.1.3.Kinerja Keuangan... 23
2.1.4.Keterkaitan Faktor Fundamental dengan Return On Asset dan Return Saham ... 25
2.2. Review Penelitian Terdahulu ... 27
BAB III. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 33
3.1. Kerangka Konseptual ... 33
3.1.1. Pengaruh Loan to Deposit Ratio Terhadap Return Saham Melalui Return On Asset ... 34
3.1.2.Pengaruh Return On Equity Terhadap Return Saham Melalui Return On Asset ... 36
3.1.3.Pengaruh Non Performing Loan Terhadap Return Saham Melalui Return On Asset ... 36
3.1.4.Pengaruh Capital Adequacy Ratio Terhadap Return Saham Melalui Return On Asset ... 37
3.1.5.Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional Terhadap Return Saham Melalui Return On Asset ... 39
3.1.6.Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham
Melalui Return On Asset ... 40
3.1.7.Pengaruh Return On Asset Terhadap Return Saham ... 40
3.2. Hipotesis Penelitian ... 41
BAB IV. METODE PENELITIAN ... 42
4.1. Jenis Penelitian ... 42
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 42
4.3. Populasi dan Sampel ... 43
4.4. Metode Pengumpulan Data ... 45
4.5. Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel .... 45
4.6. Metode Analisis Data ... 48
4.6.1. Model Analisis Data ... 48
4.6.2. Teknik Analisis Data ... 51
4.6.3. Pengujian Asumsi Klasik ... 52
4.6.4. Pengujian Hipotesis ... 55
1. Uji Signifikansi Pengaruh Langsung ... 56
2. Uji Signifikansi Pengaruh Tidak Langsung ... 58
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 59
5.1. Hasil Penelitian ... 59
5.1.1. Statistik Deskriptif ... 59
5.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 60
5.1.2.1. Uji Asumsi Klasik Persamaan Pertama ... 64
5.1.2.2. Uji Asumsi Klasik Persamaan Kedua ... 71
5.1.3. Pengujian Hipotesis Pengaruh Langsung (H1) ... 78
5.1.3.1. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 78
5.1.3.2. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)…... 80
5.1.3.3. Uji Koefisien Determinasi ………... 84
5.1.4. Pengujian Pengaruh Tidak Langsung (H2) ... 87
5.2. Pembahasan ………..…. ... 89
5.2.1.Pengaruh Langsung LDR, ROE, NPL, CAR, BOPO dan SIZE terhadap ROA ... 89
5.2.1.1. Pengaruh Loan to Deposit Ratio terhadap Return On Asset ... 90
5.2.1.2. Pengaruh Return On Equity terhadap Return On Asset .. ... 91
5.2.1.3. Pengaruh Non Performing Loan terhadap Return On Asset ... 91
5.2.1.4. Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Return On Asset ... 92
5.2.1.5. Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Return On Asset ... 93
5.2.1.6. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Return On Asset .. ... 94
5.2.2.Pengaruh Langsung LDR, ROE, NPL, CAR, BOPO, SIZE dan ROA terhadap Return Saham ... 95
5.2.2.1. Pengaruh Loan to Deposit Ratio terhadap Return
Saham ... 96
5.2.2.2. Pengaruh Return On Equity terhadap Return Saham 97 5.2.2.3. Pengaruh Non Performing Loan terhadap Return Saham ... 97
5.2.2.4. Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Return Saham ... 98
5.2.2.5. Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Return Saham ... 100
5.2.2.6.Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham ... 101
5.2.2.7. Pengaruh Return On Asset terhadap Return Saham 102 5.2.3. Pengaruh tidak langsung ... 103
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 104
6.1. Kesimpulan . ... 104
6.2. Keterbatasan ... 106
6.3. Saran ... ... 107
DAFTAR PUSTAKA .... ... 108
LAMPIRAN ... ... 111
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu ... 31
Tabel 4.1 Daftar Pengambilan Sampel ... 43
Tabel 4.2 Daftar Populasi dan Penentuan Sampel ... 44
Tabel 4.3 Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ... 48
Tabel 5.1. Deskriptif Statistik ... 59
Tabel 5.2. Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov Sebelum Outlier ... 63
Tabel 5.3. Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov Setelah Outlier (Persamaan Pertama) ... 67
Tabel 5.4 Uji Glejser (Persamaan Pertama) ... 68
Tabel 5.5 Uji Multikolonearitas (Persamaan Pertama) ... 69
Tabel 5.6 Uji Autokorelasi (Persamaan Pertama) ... 70
Tabel 5.7 Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov Setelah Outlier (Persamaan Kedua) ... 73
Tabel 5.8 Uji Glejser (Persamaan Kedua) ... 75
Tabel 5.9 Uji Multikolonearitas (Persamaan Kedua) ... 76
Tabel 5.10 Uji Autokorelasi (Persamaan Kedua) ... 77
Tabel 5.11 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Persamaan Pertama 78 Tabel 5.12 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Persamaan Kedua .. 79
Tabel 5.13 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t) Persamaan Pertama .... 80
Tabel 5.14 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t) Persamaan Kedua ... 82
Tabel 5.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Persamaan Pertama .. 85
Tabel 5.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Persamaan Kedua ... 86
Tabel 5.17 Ringkasan Hasil Pengujian Pengaruh Tidak Langsung ... 88
Tabel 5.18 Hasil Uji Sobel Test ... 88
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ... 33
Gambar 4.1 Model Analisis Jalur ... 50
Gambar 5.1 Histogram Sebelum Outlier ... 61
Gambar 5.2 Grafik Normal Probability Plot Sebelum Outlier... 62
Gambar 5.3 Histogram (Persamaan Pertama) ... 64
Gambar 5.4 Grafik Normal Probability Plot (Persamaan Pertama) ... 65
Gambar 5.5 Scatter Plot (Persamaan Pertama) ... 67
Gambar 5.6 Histogram (Persamaan Kedua) ... 71
Gambar 5.7 Grafik Normal Probability Plot (Persamaan Kedua) ... 72
Gambar 5.8 Scatter Plot (Persamaan Kedua) ... 74
Gambar 5.9 Kerangka Analisis Jalur Pengaruh Langsung Persamaan Pertama dan Persamaan Kedua ... 87
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Daftar Populasi dan Penentuan Sampel ... 111 Lampiran 2 Data Sebelum Screening Data Outlier & Z-Score Perbankan Tahun
2011-2014 ... 112 Lampiran 3 Data Sesudah Screening Data Outlier & Z-Score Perbankan Tahun
2011-2014 ... 116 Lampiran 5 Hasil Pengolahan Data SPSS Ver 17.00 ... 119
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pasar modal memiliki peranan penting dalam suatu perekonomian. Pasar modal merupakan suatu lembaga yang fungsinya adalah sebagai perantara antara pihak-pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Dengan adanya pasar modal, perusahaan selaku pihak yang membutuhkan dana memiliki kesempatan untuk memperoleh sumber dana lain yang bersumber dari masyarakat, dimana dana ini nantinya akan digunakan untuk melaksanakan investasi diberbagai sektor yang telah direncanakan.
Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasi yang dilakukan dan tingkat return yang akan diperoleh dari investasi tersebut.
Perasaan aman ini diantaranya diperoleh karena para investor memperoleh informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya. Return memungkinkan investor untuk membandingkan keuntungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan dan disediakan oleh berbagai investasi pada tingkat pengembalian yang diinginkan. Di sisi lain, return memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan nilai dari suatu investasi.
Pasar modal memiliki sejumlah sifat khas apabila dibandingkan dengan pasar yang lain. Salah satu sifat khas tersebut adalah ketidakpastian akan kualitas produk yang ditawarkan. Misalnya, suatu perusahaan yang mengeluarkan obligasi beberapa saat kemudian gagal membayar bunga dan utang pokoknya. Atau
perusahaan yang semula tidak diperhitungkan ternyata memiliki tingkat laba yang tinggi sehingga mampu membayar bunga obligasi, pokok pinjaman, bahkan mampu memberikan deviden yang cukup tinggi bagi para pemegang saham.
Situasi ketidakpastian mendorong investor yang rasional untuk selalu mempertimbangkan risiko dan return setiap sekuritas yang secara teoritis berbanding lurus. Saham merupakan salah satu sekuritas di antara sekuritas- sekuritas lainnya yang mempunyai tingkat risiko yang tinggi. Risiko tinggi tercermin dari ketidakpastian return yang akan diterima investor di masa yang akan datang. Return dan risiko secara teoritis pada berbagai sekuritas mempunyai hubungan yang positif, dimana semakin besar Return yang diharapkan diterima, maka semakin besar risiko yang akan diperoleh, dan begitu pula sebaliknya.
Return dari sekuritas merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor dalam bentuk kenaikan atau penurunan nilai saham dan deviden.
Investor akan sangat senang bila mendapatkan return investasi yang semakin tinggi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, investor memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi berapa besar return atas investasi mereka. Komposisi perhitungan return total adalah capital gain dan yield. Capital gain (loss) merupakan selisih laba/rugi karena perbedaan harga sekarang yang lebih tinggi atau lebih rendah bila dibandingkan dengan harga periode waktu sebelumnya.
Sedangkan yield merupakan persentase penerimaan kas secara periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari sebuah investasi. Investor tertarik terhadap return saham adalah karena keuntungan yang akan diperolehnya. Keuntungan yang akan diperoleh oleh investor jika harga saham meningkat maka gain yang diperoleh juga akan tinggi sedangkan jika kinerja perusahaan baik di mana laba
perusahaan meningkat maka deviden yang diperoleh oleh investor juga lebih besar.
Tahun 1997 sampai tahun 2000 merupakan kehancuran dunia perbankan di Indonesia baik bank milik pemerintah maupun bank milik swasta nasional. Pada saat krisis banyak sekali bank yang tidak mampu bertahan akibat mengalami negative spread yang parah hingga meminuskan modal bank. Puncaknya adalah ketika pemerintah membuat kebijaksanaan pada tanggal 13 Maret 1999 yang menetapkan sebanyak tujuh puluh empat bank dapat beroperasi tanpa rekapitulasi, Sembilan bank beroperasi dengan rekapitulasi, tujuh bank diambil alih oleh pemerintah, dan tiga puluh delapan bank ditutup. Kebobrokan dunia perbankan Indonesia adalah akibat salah dalam pengelolaannya.
Fenomena di atas diakibatkan oleh suku bunga perbankan yang sangat tinggi mencapai 77,63% pada tahun 1998. Akibat tingginya suku bunga namun tidak didukung oleh sektor rill yang memadai, pada akhirnya membuat banyak kredit pinjaman perbankan mengalami penundaan pembayaran sehingga masuk ke dalam kategori kredit macet. Bahkan pada tahun 1999 total kredit macet mencapai Rp 28,5 Triliun atau setara dengan 3,9% dari keseluruhan kredit perbankan (Zufrizal dan Hasrul, 2006).
Akibat ditutupnya beberapa bank, terutama bank-bank swasta nasional, kepercayaan masyarakat terhadap bank mengalami penurunan. Ini ditandai dengan penarikan dana masyarakat secara besar-besaran (bank rush). Implikasi yang muncul adalah menurunnya minat calon investor terhadap saham perbankan dan pada akhirnya menyebakan sebagian besar saham mengalami penurunan harga.
Belajar dari pengalaman krisis perbankan tahun 1998, pada akhirnya investor
diharuskan untuk teliti dalam menganalisis dan memperhatikan kesehatan bank.
Salah satunya adalah dengan memperhatikan aspek fundamental untuk menilai ekspektasi imbal hasil (return) yang akan diperoleh.
Faktor fundamental perusahaan secara umum dapat diartikan sebagai faktor internal perusahaan yang dianggap mampu menggambarkan struktur keuangan perusahaan dan mengidentifikasi prospek perusahaan untuk dapat memperkirakan return saham di masa yang akan datang. Penilaian aspek fundamental mengenai kondisi keuangan perusahaan dapat dilakukan berdasarkan analisis rasio keuangan perusahaan dalam satu periode dimana tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan yang dituangkan dalam bentuk laporan keuangan.
Penting bagi bank untuk selalu menjaga kinerjanya dengan baik, terutama menjaga tingkat profitabilitas yang tinggi, prospek usaha yang selalu berkembang dan pada akhirnya mampu membagikan deviden dengan baik kepada investor.
Kinerja keuangan bank mencerminkan kemampuan operasional bank baik dalam bidang penghimpun dana maupun dalam penyaluran dana. Kinerja bank juga dapat menunjukkan kekuatan dan kelemahan bank. Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan maka dapat dilakukan strategi untuk mengembangkan bank serta dapat dilakukan tindakan pencegahan untuk meminimalisir kelemahan tersebut sebagai kegiatan perbaikan di masa mendatang. Penilaian terhadap kinerja bank biasanya dilihat dari laporan keuangannya. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut.
Kinerja keuangan dapat diukur dengan profitabilitas. Menurut Syofyan (2003), profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return Of Equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return On Asset (ROA) pada industri perbankan. ROA memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan, sedangkan ROE hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut, sehingga dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran kinerja perbankan.
ROA sangat penting bagi bank karena digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Pengukuran ROA dengan cara membandingkan antara laba setelah pajak terhadap total aktiva. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat kembalian semakin besar. Apabila ROA meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan keuntungan (return) yang dapat diperoleh para pemegang saham.
Rasio keuangan merupakan ukuran yang dipergunakan dalam interpretasi data dan analisis laporan finansial suatu perusahaan. Dari definisi tersebut maka analisis rasio keuangan sangat penting dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kinerja keuangan bank. Beberapa rasio perbankan yang dapat digunakan untuk melihat kinerja keuangannya dapat disebutkan dalam uraian-uraian berikut ini. Rasio likuiditas adalah rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas bank atau rasio untuk mengukur kemampuan suatu bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Rasio profitabilitas yaitu rasio yang
bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Rasio risiko usaha bank atau disebut juga rasio bank liabilities management yaitu rasio yang mengukur tingkat risiko yang dihadapi perbankan.
Rasio permodalan yaitu rasio yang mengukur besarnya kemampuan bank dalam menopang resiko kerugian yang mungkin timbul dari penanaman dana dalam aktiva produktif yang mengandung resiko. Rasio efisiensi usaha (bank asset management) yaitu rasio yang mengukur kinerja manajemen suatu bank apakah telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat.
Diluar rasio keuangan yang ada, terdapat beberapa variabel lain yang memiliki pengaruh terhadap return saham. Salah satunya adalah faktor ukuran perusahaan (Firm Size). Faktor ini merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan return saham. Perusahaan yang lebih besar dianggap dapat menghasilkan earning yang lebih besar sehingga akan mendapatkan return yang lebih tinggi dibanding dengan perusahan yang lebih kecil, hal ini sejalan dengan pernyataan Hashemi, et al (2012) yang menyatakan bakhwa ukuran perusahaan dapat mempengaruhi return saham. Nurningsih (2005) menyatakan bahwa pasar modal lebih mudah dimasuki oleh perusahaan yang besar sehingga dengan kesempatan ini perusahaan akan lebih optimal dalam menghasilkan output guna memaksimalkan laba yang akan diperoleh untuk membayar deviden yang semakin besar kepada pemegang saham.
Penelitian yang berhubungan dengan kinerja keuangan perbankan dilakukan oleh Fadjar (2013) di mana penelitiannya membuktikan bahwa Non Performing Loan (NPL), Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Loan Deposit Ratio (LDR) berpengaruh signifikan
terhadap Return On Asset (ROA). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Hutagalung (2013) dimana hasil penelitiannya membuktikan bahwa NPL, Rasio BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hal ini sangat berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad (2014) yang menunjukkan bahwa NPL tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap ROA.
Penelitian yang berhubungan dengan return saham dilakukan oleh Wijaya (2012) di mana penelitiannya membuktikan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA), Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap return saham. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Khaddafi (2011) melakukan penelitian dimana hasil penelitiannya membuktikan bahwa CAR, LDR, ROE, dan Net Interest Margin (NIM) berpengaruh signifikan terhadap Return. Hal ini sangat berbeda dengan penelitian Asna (2006) yang menunjukkan bahwa CAR dan ROA tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap return saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Azhar (2013) yang menunjukkan bahwa LDR dan CAR tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return.
Berdasarkan uraian diatas dengan mengacu kepada analisis fundamental sebagai salah satu alat untuk menilai suatu saham maka penelitian ini mencoba untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor-faktor fundamental seperti Loan to Deposit Ratio (LDR), Return On Equity (ROE), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Ukuran Perusahaan (Firm Size) terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA) dan
pengaruhnya terhadap Return saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang penelitian, maka peneliti ingin memfokuskan analisis masalah pokok yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
1. Apakah faktor fundamental Loan to Deposit Ratio (LDR), Return On Equity (ROE), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Ukuran Perusahaan (Firm Size) secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap Return saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
2. Apakah faktor fundamental Loan to Deposit Ratio (LDR), Return On Equity (ROE), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Ukuran Perusahaan (Firm Size) berpengaruh terhadap Return saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia melalui Kinerja Keuangan Perusahaan sebagai variabel intervening ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh faktor fundamental Loan to Deposit Ratio (LDR), Return On Equity (ROE), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Rasio Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Ukuran Perusahaan (Firm Size) terhadap Return saham perbankan secara simultan dan parsial.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh faktor fundamental Loan to Deposit Ratio (LDR), Return On Equity (ROE), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Ukuran Perusahaan (Firm Size) terhadap Return saham perbankan melalui Return On Asset (ROA) sebagai variabel intervening.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari studi empiris yang dilakukan pada penelitian ini dapat diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat memperluas pengetahuan & wawasan mengenai pasar modal khususnya yang berkaitan dengan faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi Return saham perbankan.
2. Bagi para peneliti selanjutnya, akademisi, serta pihak-pihak lain yakni sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penelitian-penelitian sebelumnya yang diharapkan dapat menjadi refrensi untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
3. Bagi investor, penelitian ini dapat memberikan masukkan tambahan tentang sejauh mana faktor-faktor fundamental dapat mempengaruhi Return saham dimana Kinerja Keuangan Perusahaan sebagai variabel intervening yang dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan investasi.
4. Bagi emiten, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau masukkan dalam usaha untuk lebih memperbaiki kinerja perusahaan yang pada akhirnya akan menguntungkan para investor.
1.5 Originalitas Penelitian
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wijaya (2012) yang berjudul “Pengaruh rasio CAMEL terhadap return saham pada industri perbankan di Bursa Efek Indonesia”.
Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian Wijaya (2012) adalah sebagai berikut :
Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang Variabel dependen adalah Return
Saham
Variabel dependen adalah Return Saham
Variabel independen : Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA), Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Earning Per Share (EPS)
Variabel independen adalah Loan to Deposit Ratio (LDR), Return On Equity (ROE), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Ukuran Perusahaan (Firm Size).
Periode penelitian dari tahun 2007 - 2009
Periode penelitian dari tahun 2011 - 2014
Variabel intervening adalah Return On Asset (ROA)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Konsep Saham dan Return Saham
Menurut Rusdin (2006), yang dimaksud dengan saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Jadi saham adalah tanda kepemilikan dalam suatu perusahaan di mana porsinya sesuai dengan besarnya kepemilikan. Saham tersebut mengandung hak atas deviden dan dapat diperjual belikan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.
Menurut Anoraga (2003), ada berbagai jenis saham yang dikenal di bursa, yang diperdagangkan, yaitu:
1. Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa.
Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memperoleh deviden sepanjang perseroan memperoleh keuntungan. Pemilik saham mempunyai hak suara pada RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya. Pada saat perseroan dilikuidasi, pemilik saham memiliki hak memperoleh sebagian dari kekayaan setelah semua kewajiban dilunasi.
2. Saham Preferen (Prefered Stock)
Saham Preferen merupakan saham yang diberikan atas hak untuk mendapatkan deviden atau bagian kekayaan pada saat perusahaan dilikuidasi lebih dahulu dari saham biasa, di samping itu mempunyai preferensi untuk mengajukan usul pencalonan direksi/ komisaris.
Analisis terhadap saham secara umum terbagi dua yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan data harga saham di masa lalu, sedangkan analisis fundamental menggunakan faktor-faktor yang telah diidentifikasikan yang dianggap dapat mempengaruhi harga saham di masa mendatang. Dasar dari analisis fundamental adalah faktor fundamental suatu perusahaan. Faktor fundamental perusahaan secara umum dapat diartikan sebagai faktor internal perusahaan yang digambarkan sebagai kinerja keuangan perusahaan yang dituangkan dalam bentuk laporan keuangan.
Pengukuran kinerja keuangan suatu perusahaan membutuhkan suatu alat ukur, biasanya berbentuk rasio. Hasil analisis laporan keuangan diharapkan dapat membantu manajemen dalam menginterpretasikan berbagai hubungan dan kecenderungan sehingga dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan di masa depan.
Menurut Darmadji dan Fachruddin (2001), ada beberapa keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham:
1. Dividen
Dividen yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS.
2. Capital Gain
Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual.
Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
3. Saham Bonus
Saham bonus yaitu saham yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham yang diambil dari agio saham. Agio saham adalah selisih antara harga jual terhadap harga nominal saham tersebut pada saat perusahaan melakukan penawaran umum di pasar perdana.
Menurut Jones (2000: 124) Return is yield and capital gain (loss). (1) Yield, yaitu cash flow yang dibayarkan secara periodik kepada pemegang saham (dalam bentuk deviden), (2) Capital gain (loss), yaitu selisih antara harga saham pada saat pembelian dan harga saham pada saat penjualan.
Berdasarkan definisi di atas maka return atas suatu saham terdiri dari capital gain (loss) dan deviden yield. Deviden yield merupakan pembagian laba bersih badan usaha kepada pemegang saham yang diputuskan melalui rapat umum pemegang saham. Besarnya deviden yang dibagikan tergantung dari besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan dan kebijakan pembagian deviden.
Dalam menetapkan kebijakan deviden yang dibagikan kepada pemegang saham, perusahaan menetapkan kebijakan berupa deviden payout ratio, yang merupakan penetapan persentase laba bersih yang dibagikan. Deviden yang diberikan oleh badan usaha dapat berupa deviden kas maupun deviden saham yang pembayarannya diberikan secara periodik. Deviden yield dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dt
Deviden Yield = …... (Jogiyanto, 2003:111) Pt-1
Di mana : Dt = Deviden kas yang dibayarkan Pt-1 = Harga Saham pada periode t-1
Sedangkan capital gain (loss) merupakan selisih antara nilai pembelian saham dengan nilai penjualan saham. Pendapatan yang berasal dari Capital gain disebabkan oleh harga jual saham lebih besar daripada harga belinya. Capital gain terjadi jika harga pasar yang dinilai sekarang lebih tinggi dari harga perolehannya. Sedangkan capital loss merupakan kerugian pemegang saham karena saham yang dimilikinya dijual pada harga yang lebih rendah dari harga belinya.
Pt - Pt-1
Capital gain (loss) = ... (Jogiyanto, 2003:110) Pt-1
Di mana : Pt = Harga saham pada periode t Pt-1 = Harga Saham pada periode t-1
Berdasarkan persamaan-persamaan di atas maka return saham dapat dirumuskan sebagai berikut:
Rate of return = deviden yield + capital gain (loss) yield Pt - Pt-1 Dt (Pt - Pt - 1) + Dt
Ri, t = + = ...(Jogiyanto,2003:111)
Pt-1 Pt-1 Pt – 1 Di mana : Ri,t = Return total
Pt = Harga Saham pada periode t Pt - 1 = Harga Saham pada periode t-1 Dt = Deviden kas yang dibayarkan
Estimasi return saham dilakukan dengan menghitung return yang diharapkan atas saham tersebut. Perhitungan return yang diharapkan bisa dilakukan dengan menghitung rata-rata dari semua return yang mungkin terjadi, dan setiap return yang terjadi terlebih dahulu sudah diberikan bobot berdasarkan probabilitas kejadiannya.
Secara matematis, rumus untuk menghitung return yang diharapkan dari suatu saham:
E(R) = ∑𝑛𝑡 = 1 Ripri ……….. (Jogiyanto, 2003:113) Dimana : E (R) = Return yang diharapkan dari suatu saham
Ri = Return ke-i mungkin terjadi Pri = Probabilitas kejadian return ke-i
N = Banyaknya return yang mungkin terjadi
2.1.2. Konsep Analisis Fundamental
Jika analisis teknikal mengabaikan kondisi keuangan perusahaan dalam memperkirakan return saham, analisis fundamental justru sangat berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis ini diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana kinerja perusahaan. Apakah sehat atau tidak, apakah cukup menguntungkan atau tidak. Analisis fundamental menyimpulkan bahwa return saham sangat dipengaruhi oleh kinerja dari perusahaan yang bersangkutan.
Analisis fundamental berupaya mengidentifikasi kinerja perusahaan melalui analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi nya untuk dapat memprediksi return saham di masa yang akan datang. Aspek fundamental merupakan faktor-faktor yang diidentifikasi dapat mempengaruhi return saham.
Beberapa faktor pertimbangan tersebut antara lain penjualan, pertumbuhan
penjualan, dan kebijakan deviden. Kebijakan deviden tergantung pada rapat umum pemegang saham (RUPS). Faktor- faktor fundamental berfokus pada berita keuangan dan ekonomi, sehingga dapat dilakukan analisis rasio keuangan untuk mendapatkan informasi lebih rinci tentang kinerja yang dicapai perusahaan.
Rasio keuangan perbankan dapat dikelompokkan menjadi 5 kelompok, yaitu:
1. Rasio Likuiditas adalah rasio-rasio yang mengukur likuiditas bank. Rasio ini terdiri dari Quick Ratio, Investing Ratio, Loan to Deposit Ratio, Loan to Asset Ratio dan Cash Ratio.
2. Rasio Profitabilitas atau rasio Rentabilitas yaitu rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Beberapa rasio yang termasuk adalah Return On Asset, Return On Equity, Net Interest Margin, Gross Profit Margin, Interest Margin On Earning Asset, Interest Margin On Loans, Return On Investment dan Earning Per Share Ratio.
3. Rasio Risiko Usaha Bank atau rasio Bank Liabilities Management yaitu rasio yang mengukur tingkat risiko yang dihadapi perbankan. Beberapa rasio yang termasuk adalah Capital Risk Ratio, Deposit Risk Ratio, Interest Rate Ratio.
4. Rasio Permodalan atau rasio Solvabilitas yaitu rasio yang mengukur besarnya kemampuan bank dalam menopang risiko kerugian yang mungkin timbul dari penanaman dana dalam aktiva produktif yang mengandung risiko. Rasio ini terdiri dari Primary Ratio, Capital Ratio, Capital Adequacy Ratio, Current Liabilities to Equity Ratio.
5. Rasio Efisiensi Usaha (Bank Asset Management) yaitu rasio yang mengukur kinerja manajemen suatu bank apakah telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat. Beberapa rasio yang termasuk rasio efisiensi usaha antara lain adalah: Leverage Multiplier Ratio, Asset Utilization Ratio, Fixed Asset Turnover Ratio, Interest Expense Ratio, Cost of Money, Cost of Loanable Fund, Cost of Borrowing Fund, Cost of Efficiency Ratio dan Operating Ratio .
2.1.2.1.Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio merupakan salah satu rasio likuiditas. Rasio tersebut dipergunakan untuk melihat kemampuan bank dalam memenuhi tingkat kredit yang diminta dengan menggunakan dana pihak ketiga yang tertanam di bank tersebut. Rasio ini menjadi sangat penting karena juga menggambarkan intensitas fungsi intermediary bank dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat (debitur). Sawir (2001:30) menyatakan bahwa rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajibannya kepada nasabah yang telah menanamkan dananya dengan menarik kembali kredit-kredit yang telah diberikan kepada debiturnya.
Peningkatan LDR berarti penyaluran dana ke pinjaman semakin besar sehingga laba akan meningkat. Peningkatan laba tersebut mengakibatkan kinerja bank yang diukur dengan Return On Asset semakin tinggi. Standar LDR yang baik adalah 85% sampai dengan 110%. Jika angka rasio LDR suatu bank berada pada angka dibawah 80% (misalkan 60%), maka dapat disimpulkan bahwa bank tersebut hanya dapat menyalurkan sebesar 60% dari seluruh dana yang berhasil dihimpun. Karena fungsi utama dari bank adalah sebagai intermediasi (perantara)
antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana, maka dengan rasio LDR 60% berarti 40% dari seluruh dana yang dihimpun tidak tersalurkan kepada pihak yang membutuhkan, sehingga dapat dikatakan bahwa bank tersebut tidak menjalankan fungsinya dengan baik. Kemudian jika rasio LDR bank mencapai lebih dari 110%, berarti total kredit yang diberikan bank tersebut melebihi dana yang dihimpun. Oleh karena dana yang dihimpun dari masyarakat sedikit, maka bank dalam hal ini juga dapat dikatakan tidak menjalankan fungsinya sebagai pihak intermediasi (perantara) dengan baik.
Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit. Jika rasio LDR bank berada pada standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, maka laba yang diperoleh oleh bank tersebut akan meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif). Dengan meningkatnya laba, maka Return On Asset (ROA) juga akan meningkat, karena laba merupakan komponen yang membentuk Return On Asset.
Loan to Deposit Ratio dapat diperoleh dengan menggunakan rumusan sebagai berikut :
Jumlah Kredit yang Diberikan
LDR = X100% ... (Rivai, 2013:484)
Total Dana Pihak Ketiga
2.1.2.2. Return On Equity (ROE)
Return On Equity merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham suatu perusahaan. ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur return yang diperoleh para pemilik perusahaan atas modal yang merka
investasikan dalam perusahaan (Mawardi, 2005). Dengan kata lain, ROE merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal sendiri. Perusahaan yang memperoleh profitabilitas tinggi menunjukan perusahaan mampu menjaga stabilitas finansialnya untuk selalu berada dalam kondisi yang stabil dan profit. Rasio ini sangat penting untuk diperhatikan para pemegang saham, sebab akan berdampak pada harga saham serta dividen yang akan diterima (Fakhruddin dan Hadianto, 2001). Nilai ROE yang semakin tinggi akan menunjukkan bahwa suatu perusahaan semakin efisien dalam menggunakan modal sendiri untuk dapat menghasilkan laba. Jika laba yang dihasilkan oleh perusahaan meningkat maka harga sahamnya akan naik. Harga saham sangat akan mempengaruhi return, dengan kata lain naiknya harga saham juga akan meningkatkan return saham yang diterima investor.
Return On Equity dapat diperoleh dengan menggunakan rumusan sebagai berikut :
Earning After Tax
ROE = X100% ... (Rivai, 2013:491)
Equity
2.1.2.3. Non Performing Loan (NPL)
Non Performing Loan merupakan perbandingan antara total kredit bermasalah dengan total kredit yang diberikan kepada debitur. Suatu bank dikatakan mempunyai NPL yang tinggi apabila banyaknya kredit yang bermasalah lebih besar daripada jumlah total seluruh kredit yang diberikan kepada debitur.
NPL yang tinggi akan memperbesar biaya yakni biaya penyisihan penghapusan aktiva produktif, sehingga akan berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin buruknya kualitas kredit bank tersebut, dimana
jumlah kredit yang bermasalah semakin besar sehingga harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya yang pada akhirnya akan berpengaruh pada laba yang akan diperoleh bank tersebut.
Kolektibilitas merupakan suatu keadaan pembayaran kembali pokok hutang, angsuran pokok atau bunga kredit oleh nasabah. Tingkat kolektibilitas kredit dapat dikategorikan menjadi lima bagian yaitu kredit lancar (pass), kredit dalam perhatian khusus (watch), kredit kurang lancar (substandard), kredit diragukan (doubtful), dan kredit macet (loss). Adapun kredit yang termasuk ke dalam kategori Non Performing Loan adalah kredit dengan tingkat kolektibilitas kurang lancar (substandard), diragukan (doubtful), dan macet (loss). Bank Indonesia menyatakan bahwa rasio Non Performing Loan sebagai salah satu indikator untuk melihat tingkat kesehatan perusahaan perbankan dan menetapkan batas maksimum Non Performing Loan suatu perbankan adalah sebesar 5%.
Non Performing Loan dapat diperoleh dengan menggunakan rumusan sebagai berikut :
Kredit Kurang Lancar + Diragukan + Macet
NPL = X 100%
Total Kredit
2.1.2.4.Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio merupakan rasio kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modalnya dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengontrol risiko-risiko yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank.
Angka rasio CAR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah minimal 8%, jika rasio CAR sebuah bank berada dibawah 8% maka bank tersebut tidak mempunyai
peluang untuk memberikan kredit. Dengan CAR yang cukup atau memenuhi kententuan, bank tersebut dapat beroperasi sehingga terciptalah laba. Dengan kata lain semakin tinggi CAR semakin baik kinerja suatu bank.
Besar kecilnya modal yang dimiliki sebuah bank dapat digunakan untuk memprediksi apakah bank tersebut akan mengalami kebangkrutan atau tidak pada masa yang akan datang. Jadi dapat disusun sebuah logika bahwa dengan tercukupinya permodalan bank, maka bank tersebut dapat menjalankan operasinya dengan efisien. Saat bank dikatakan efisien dalam menjalankan operasinya, maka dapat disimpulkan bahwa bank tersebut mempunyai kinerja yang bagus, sehingga potensi untuk mengalami kerugian dapat diminimalisir. Dengan semakin kecil kerugian yang dialami, maka dapat dipastikan laba yang diperoleh bank tersebut semakin meningkat, sehingga dengan semakin tinggi laba yang dapat dihasilkan maka pada akhirnya akan meningkatkan return saham yang akan diterima oleh investor.
Capital Adequacy Ratio dapat diperoleh dengan menggunakan rumusan sebagai berikut :
Modal
CAR = X100% .... (Rivai, 2013:472)
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
2.1.2.5.Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Rasio ini untuk mengukur rata-rata biaya operasional dan biaya non operasional yang dikeluarkan bank untuk memperoleh pendapatan. Rasio ini menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Apabila rasio ini semakin meningkat hal ini mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan
biaya operasional yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam mengelola usahanya. Sebaliknya, semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan.
Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO adalah dibawah 90%, karena jika rasio BOPO melebihi 90% hingga mendekati angka 100% maka bank tersebut dapat dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan operasinya. Jika rasio BOPO berada pada kondisi efisien atau dibawah 90%, laba yang akan diperoleh semakin besar karena biaya operasi yang ditanggung oleh bank semakin kecil. Dengan meningkatnya laba maka dapat dipastikan bahwa ROA akan meningkat. Seiring dengan adanya peningkatan ROA maka reputasi bank juga akan meningkat. Peningkatan reputasi bank pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan harga saham perusahaan dan selanjutnya peningkatan harga saham ini akan berpengaruh pada meningkatnya return saham yang dapat diperoleh investor.
Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional dapat diperoleh dengan menggunakan rumusan sebagai berikut :
Biaya Operasional
BOPO = X100% ... (Rivai, 2013:482)
Pendapatan Operasional
2.1.2.6.Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Ukuran perusahaan menunjukkan besar atau kecilnya kekayaan (asset) yang dimiliki suatu perusahaan, dimana besar kecilnya kekayaan (asset) suatu perusahaan dapat mempengaruhi kemampuan manajemen untuk mengoperasikan perusahaan dengan berbagai situasi dan kondisi yang dihadapinya.
Ukuran perusahaan biasanya diukur menggunakan total aktiva, penjualan atau modal perusahaan. Semakin besar total aktiva maka akan semakin mampu perusahaan untuk menghasilkan laba. Semakin besar perusahaan menghasilkan laba, maka semakin besar deviden yang akan dibagikan. Selain itu, jika kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga saham akan meningkat. Dengan adanya kenaikan harga saham maka pada akhirnya akan meningkatkan return saham yang dapat diterima oleh investor. Hal ini berarti ukuran perusahaan mempunyai hubungan positif dengan return saham.
Dalam penelitian ini ukuran perusahaan di-proxy dengan nilai logaritma dari total aset, diformulasikan sebagai berikut :
𝑺𝒊𝒛𝒆=𝑳𝒐𝒈 (𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍𝑨𝒔𝒆𝒕) ... (Jogiyanto, 2013:392)
2.1.3. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan bank mencerminkan kemampuan operasional bank baik dalam bidang penghimpun dana maupun dalam penyaluran dana. Kinerja bank juga dapat menunjukkan kekuatan dan kelemahan suatu bank. Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan bank, maka dapat dilakukan strategi untuk mengembangkan kekuatan bank tersebut dan juga dapat dilakukan tindakan pencegahan untuk mengurangi dan meminimalisir kelemahan bank tersebut sebagai kegiatan perbaikan di masa mendatang. Penilaian terhadap kinerja bank biasanya dilihat dari laporan keuangannya.
Kinerja keuangan dapat diukur dengan profitabilitas. Menurut Syofyan (2003), profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return Of Equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return On Asset (ROA) pada
industri perbankan. Return on Asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan, sedangkan Return on Equity (ROE) hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Kuncoro, 2002), sehingga dalam penelitian ini Return on Asset (ROA) digunakan sebagai ukuran kinerja keuangan perbankan.
Return on Asset (ROA) sangat penting bagi bank karena digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini merupakan indikator utama untuk melihat managerial efficiency yang mengindikasikan seberapa mampu manajemen bank dalam menggunakan kekayaan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan bersih. Pengukuran ROA yakni dengan cara membandingkan antara laba setelah pajak terhadap total aktiva. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat kembalian semakin besar.
Apabila ROA meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan keuntungan (return) yang dapat diperoleh para pemegang saham.
Return On Assets dapat diperoleh dengan menggunakan rumusan sebagai berikut :
Net Profit After Tax
ROA = X100% ... (Rivai, 2013:490) Total Assets
2.1.4. Keterkaitan Faktor Fundamental dengan Return on Asset (ROA) dan Return Saham
Faktor fundamental perusahaan secara umum dapat diartikan sebagai faktor internal perusahaan yang dianggap mampu menggambarkan struktur keuangan perusahaan dan mengidentifikasi prospek perusahaan untuk dapat memperkirakan return saham di masa yang akan datang. Penilaian aspek fundamental mengenai kondisi keuangan perusahaan dapat dilakukan berdasarkan analisis rasio keuangan perusahaan dalam satu periode dimana tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan yang dituangkan dalam bentuk laporan keuangan.
Sangat penting bagi suatu bank untuk selalu menjaga kinerjanya dengan baik, terutama menjaga tingkat profitabilitas yang tinggi, prospek usaha yang selalu berkembang dan pada akhirnya mampu membagikan deviden dengan baik kepada investor.
Kinerja keuangan bank mencerminkan kemampuan operasional bank baik dalam bidang penghimpun dana maupun dalam penyaluran dana. Kinerja bank juga dapat menunjukkan kekuatan dan kelemahan suatu bank. Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan bank, maka dapat dilakukan strategi untuk mengembangkan kekuatan bank tersebut dan juga dapat dilakukan tindakan pencegahan untuk mengurangi dan meminimalisir kelemahan bank tersebut sebagai kegiatan perbaikan di masa mendatang.
Kinerja keuangan dapat diukur dengan profitabilitas. Menurut Syofyan (2003), profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return Of Equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return On Asset (ROA) pada
industri perbankan. Return on Asset memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan, sedangkan Return on Equity hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut, sehingga dalam penelitian ini Return on Asset digunakan sebagai ukuran kinerja keuangan perbankan. Return on Asset sangat penting bagi bank karena digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Pengukuran Return on Asset yakni dengan cara membandingkan antara laba setelah pajak terhadap total aktiva. Apabila Return on Asset meningkat, menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik dan berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan keuntungan (return) yang dapat diperoleh para pemegang saham.
Penilaian terhadap kinerja bank biasanya dilihat dari laporan keuangannya.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut. Dari laporan keuangan yang diterbitkan maka akan dianalisis rasio keuangan yang berguna untuk mengungkapkan kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan, serta untuk menunjukkan apakah posisi keuangan membaik atau memburuk selama waktu tertentu. Hal ini akan membantu investor di dalam mengukur dan menilai ketidakpastian penerimaan return yang akan diperoleh.
Selain itu, dari rasio keuangan yang diperoleh, maka manajemen perusahaan yang bersangkutan maupun para investor akan dapat memutuskan untuk melakukan tindakan yang akan diambil dan melakukan penilaian terhadap nilai saham
perusahaan yakni setelah menilai kinerja perusahaan yang dilihat dari rasio keuangan tersebut. Dengan adanya penilaian terhadap harga saham maka investor akan dapat mengetahui berapa keuntungan yang diperolehnya.
Selain faktor fundamental, faktor lain yang perlu diperhatikan dalam penerimaan return saham adalah Ukuran Perusahaan (Firm Size). Kuncoro (2002:414) menyatakan bahwa semakin besar ukuran perusahaan akan mencerminkan pula semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya (kesempatan investasi) pada masa yang akan datang.
Sehingga, dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan dapat memberikan pengaruh positif bagi investasi, karena semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin besar laba yang akan dihasikan. Dengan meningkatnya laba yang dihasilkan, maka harga saham perusahaan juga cenderung meningkat dan pada akhirnya akan berakibat pada peningkatan return saham.
2.2. Review Peneliti Terdahulu
Berikut review penelitian terdahulu yaitu sebagai berikut:
1. Asna (2006) melakukan penelitian dengan judul Analisa Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Metode analisis data yang digunakan yaitu regresi linear berganda. Dari hasil penelitiannya membuktikan variabel Independen yakni Loan to Deposit Ratio dan Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional berpengaruh signifikan terhadap tingkat keuntungan saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, sedangkan Capital Adequacy Ratio dan Return On Asset tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat keuntungan saham.
2. Elleuch (2009) melakukan penelitian dengan judul Fundamental Analysis Strategy and The Prediction of Stock Returns. Metode analisis data yang digunakan yaitu multiple regression analysis. Penelitiannya membuktikan bahwa analisis fundamental memiliki hubungan positif dan signifikan dengan kinerja laba dimasa depan.
3. Khaddafi (2011) melakukan penelitian dengan judul Hubungan rasio CAMEL dengan Return saham pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisa regresi linear berganda. Dari hasil penelitiannya membuktikan bahwa Capital Adequacy Ratio, Return On Equity, Loan to Deposit Ratio dan Net Interest Margin berpengaruh signifikan terhadap Return Saham.
4. Wijaya dan Solikhin (2012) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh rasio CAMEL terhadap return saham pada industri perbankan di Bursa Efek Indonesia. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisa regresi linear berganda. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa variabel independen Capital Adequacy Ratio, Return On Asset, Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional, dan Earning Per Share berpengaruh terhadap Return.
5. Fajar (2013) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor Internal
& Eksternal Bank yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Umum di Indonesia. Dengan menggunakan metode regresi linear berganda.
Penelitiannya membuktikan bahwa Non Performing Loan, Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional dan Loan to Deposit Ratio berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset, sedangkan Capital
Adequacy Ratio, nilai tukar, tingkat suku bunga dan inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset.
6. Hutagalung (2013) melakukan penelitian berjudul Analisa Rasio Keuangan terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia. Metode Analisis data yang digunakan yaitu regresi linear berganda. Penelitiannya membuktikan bahwa NPL, NIM, dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA, sedangkan CAR dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.
7. Ganerse dan Suarjaya (2013) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham Perusahaan F&B. Metode Analisis data yang digunakan yaitu analisa regresi linear berganda. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa Profitabilitas (ROA), Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Return, sedangkan Likuiditas (Current Ratio) tidak berpengaruh signifikan terhadap Return.
8. Azhar L (2013) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh CAR, BOPO, dan LDR terhadap Return Saham Industri Perbankan. Dengan menggunakan metode analisa regresi linear berganda. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa BOPO berpengaruh signifikan terhadap Return, sedangkan CAR dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap Return.