1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi, dengan jumlah penduduk sebanyak 268.583.016 jiwa (Kementerian Dalam Negeri, 2020). Meningkatnya jumlah penduduk setiap tahun sebanding dengan peningkatan jumlah kebutuhan akan rumah. Dasar dari pembangunan suatu negara adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena masyarakat memiliki hak dasar untuk tetap bertahan hidup dan menikmati kehidupan yang aman, nyaman, dan bermartabat.
Kondisi rumah menjadi salah satu indikator terpenting yang digunakan untuk menilai seberapa besar kualitas kehidupan penghuninya. Berdasarkan data backlog atau kebutuhan rumah, kepemilikan rumah pada tahun 2015 secara nasional berjumlah 11.459.875 ruta (Kementerian PUPR, 2015). Salah satu penyebab masih adanya backlog adalah karena ketidak mampuan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dalam memiliki rumah.
Permasalahan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) harus mendapatkan penanganan lebih khusus agar terciptanya kehidupan masyarakat yang sejahtera.
Pemerintah telah melakukan usaha-usaha dalam rangka pemenuhan kebutuhan perumahan yang tidak terlepas dari tujuan negara yaitu menciptakan kesejahteraan rakyat dengan memberikan fasilitas kepada masyarakat agar dapat memenuhi rumah yang layak dan sehat. Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) merupakan program Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam bidang infrastruktur yang telah dilaksanakan dari tahun 2016 sampai dengan sekarang di Provinsi Lampung. Program ini merupakan wujud fasilitas dari pemerintah dengan memberikan layanan untuk pembangunan atau peningkatan kualitas rumah kepada MBR berupa kegiatan perbaikan komponen rumah atau memperluas rumah guna meningkatkan atau memenuhi syarat Rumah Layak Huni
(RLH) dengan bantuan berupa bahan material bangunan (Peraturan Kementerian PUPR, 2015).
Provinsi Lampung merupakan salah satu lokasi sasaran pemerintah untuk melaksanakan Program BSPS. Menurut kepala SNVT PPRS Provinsi Lampung, program BSPS akan dilaksanakan di 9 kabupaten dan 1 kota dengan jumlah alokasi sebanyak 3.500 unit. Berdasarkan jumlah tersebut dapat diketahui bahwa masih banyak masyarakat yang tidak memiliki kemampuan dalam memenuhi rumah yang layak dan sehat. Sehingga dalam pelaksanaannya Kabupaten Lampung Selatan menjadi salah satu Kabupaten yang mendapatkan alokasi sebanyak 250 unit yang tersebar di 3 kecamatan dan 12 desa.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011-2031, Kabupaten Lampung Selatan termasuk kedalam kawasan permukiman berkepadatan sedang. Salah satu wilayahnya yang akan diarahkan menjadi kawasan peruntukan permukiman perkotaan ialah Kecamatan Jati Agung. Sebagai kawasan peruntukan permukiman perkotaan, Kecamatan Jati Agung menjadi target implementasi program BSPS dengan memperbaiki RTLH menjadi RLH yang dikhususkan untuk MBR. Maka, berdasarkan hal tersebut Kecamatan Jati Agung tepat untuk dijadikan sebagai lokasi penelitian yang akan membahas kualitas pelayanan yang diberikan oleh pihak penyelenggara dari program BSPS. Diketahui bahwa MBR di Kecamatan Jati Agung sulit untuk memperoleh rumah layak huni karena terbatasi oleh pembiayaan atau penghasilan yang rendah dan juga harga bahan material yang setiap waktunya semakin meningkat. Kondisi rumah yang tidak layak huni akan menimbulkan permasalahan seperti menurunnya kondisi kesehatan penghuni sehingga perlu segera untuk ditangani agar permasalahan tersebut tidak mempengaruhi kondisi lingkungan yang akan menimbulkan dampak lebih serius. Adanya permasalahan tersebut pemerintah melaksanakan program BSPS di Kecamatan Jati Agung dengan harapan dapat membantu MBR untuk mendapatkan kehidupan yang layak.
Program BSPS adalah salah satu program yang disediakan oleh pemerintah dengan tujuan memberikan kemudahan kepada MBR dalam memiliki rumah tinggal layak huni, yang dapat dikatakan RLH adalah apabila dalam penyediaan
suatu program telah memenuhi aturan yang ditetapkan oleh pemerintah baik pada penyediaan pelayanan, administrasi, ataupun fisik rumah tersebut. Oleh karena itu penyediaan pelayanan yang tepat dari program BSPS mempengaruhi tingkat kepuasan yang dirasakan masyarakat penerima, karena tingkat kepuasan masyarakat dapat mengukur keberhasilan suatu pelayanan atau produk yang disediakan oleh pemerintah.
Berdasarkan Keputusan Menteri PAN Nomor 63 tahun 2003 tentang pedoman umum penyelenggaraan pelayanan publik yaitu ukuran keberhasilan penyelenggaraan pelayanan publik dapat ditentukan oleh tingkat kepuasan penerima layanan. Masyarakat penerima bantuan akan merasa puas apabila memperoleh pelayanan yang sesuai dengan apa yang diharapkannya.
Oleh sebab itu perlu dilakukannya survei untuk melihat seberapa besar tingkat kepuasan masyarakat penerima bantuan. Tingkat kepuasan ini dilakukan guna mengukur keberhasilan suatu program yang telah diselenggarakan oleh pemerintah.
1.2 Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Adanya keterbatasan MBR dalam memenuhi rumah yang layak huni adalah karena dipengaruhi oleh penghasilan yang rendah dan harga material bangunan yang setiap waktunya meningkat. Sehingga menimbulkan permasalahan yaitu menurunnya kondisi kesehatan penghuni. Untuk mengatasi permasalahan tersebut berdasarkan RTRW Kabupaten Lampung Selatan tahun 2011-2031 menyatakan bahwa Kecamatan Jati Agung akan diarahkan sebagai kawasan peruntukan permukiman perkotaan dengan target implementasi program BSPS untuk melaksanakan perbaikan rumah tinggal yang tidak layak huni. Oleh karena itu penyediaan pelayanan yang baik dari program BSPS dapat mempengaruhi tingkat kepuasan masyarakat penerima bantuan. Namun, dalam pelaksanaannya terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pembangunan RLH sehingga penyelenggaraan program BSPS tidak sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Menurut Surjadi (2009:137) kepuasan pelayanan merupakan hasil dari suatu pendapat atau penilaian masyarakat terhadap hasil atau kinerja pelayanan dari
perangkat penyelenggaraan pelayanan publik. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan penerima bantuan terhadap kualitas pelayanan yang diberikan. Dalam penelitian ini data responden yang diambil bersumber dari masyarakat penerima program BSPS.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka konteks dalam penelitian ini yaitu tingkat kepuasan masyarakat terhadap program BSPS di Kecamatan Jati Agung yang dapat menjadi acuan untuk menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam melaksanakan peningkatan kualitas rumah yang tidak layak menjadi rumah layak huni. Berikut pertanyaan penelitian yang telah dijabarkan dari rumusan masalah yaitu:
“Bagaimana tingkat kepuasan yang dirasakan masyarakat penerima bantuan terhadap program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan?”
1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian
Adapun tujuan pada penelitian ini berdasarkan rumusan masalah diatas yaitu untuk mengetahui tingkat kepuasan yang dirasakan masyarakat terhadap program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Sasaran yang didapatkan berdasarkan tujuan diatas adalah:
1. Mengidentifikasi kesesuaian kriteria rumah layak huni di Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan.
2. Mengidentifikasi tingkat kepuasan masyarakat Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan terhadap kualitas pelayanan yang diberikan dalam program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup pada penelitian ini meliputi ruang lingkup materi, ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup waktu yang digunakan sebagai batasan ruang dan konteks dalam menjelaskan dasar penelitian.
5 1.4.1 Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi atau pembahasan yang digunakan dalam penelitian ini dapat menjadi batasan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan yang diberikan dalam program BSPS.
Kemudian hasil yang didapatkan setelah dilakukannya penelitian dapat menjadi pertimbangan pemerintah untuk meningkatkan pelayanan dan keberlanjutan program BSPS. Berikut batas-batasan lingkup materi yang berkaitan dengan sasaran yang telah disusun, yaitu:
1. Pada penelitian ini lebih berkonsentrasi pada kriteria rumah layak huni di Kecamatan Jati Agung yang akan di bandingkan dengan syarat yang telah ditetapkan dalam program BSPS.
2. Pada penelitian ini lebih berkonsentrasi pada variabel pelayanan yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan masyarakat penerima bantuan terhadap program BSPS.
1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah penelitian ini dilakukan di Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan. Berikut batasan-batasan wilayah administrasi Kecamatan Jati Agung:
1. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Lampung Timur;
2. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Lampung Timur;
3. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kota Bandar Lampung;
4. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kecamatan Natar.
1.4.3 Ruang Lingkup Waktu
Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperkirakan mencapai 8 bulan yang dimulai dari proses penyusunan proposal, pengumpulan data, hingga dengan penyusunan laporan. Sehingga diperkirakan akan selesai pada bulan Agustus.
Sumber:Hasil Pengolahan Arcgis, 2020
GAMBAR 1. 1
PETA ADMINISTRASI KECAMATAN JATI AGUNG
7 1.5 Originalitas Penelitian
Keaslian dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian sebelumnya yang kemungkinan memiliki persamaan dalam pemilihan tema. Namun tetap ada perbedaan seperti pada studi kasus, konsep dan variabel yang digunakan. Berikut perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya.
TABEL I. 1
ORIGINALITAS PENELITIAN
No. Peneliti Judul Penelitian Metodelogi Lokasi Tahun 1 Johan Oscar Ong
dan Jati Pambudi (President
University)
Analisis Kepuasan Pelanggan Dengan Importance
Performance
Analysis Di SBU laboratory Cibitung PT Sucofindo (Persero)
Deskriptif Kuantitatif
Cibitung, Kota Bekasi
2014
2 Rusanida (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Analisis Tingkat Kepuasan
Masyarakat Dalam Program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)
Desktiptif Kuantitatif
Kecamatan Jejama, Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2014
2016
3 Syntia Bela Tama
(Universitas Lampung)
Partisipasi
Masyarakat Dalam Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS)
Desktiptif Kualitatif
Kelurahan Way Halim Permai dan Kelurahan Gunung Sulah, Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung
2017
No. Peneliti Judul Penelitian Metodelogi Lokasi Tahun 4 Zulkarnain
(Universitas Tadulako)
Implementasi Kebijakan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya
Desktiptif Kualitatif
Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parigi Moutong
2017
5 Pandu Dewa Nata (Institut Teknologi Sumatera)
Tingkat Kepuasan Penghuni
Perumahan Produk Program Sejuta Rumah Terhadap Penyediaan komponen fisik rumah
Deskriptif Kuantitatif
Perumahan Permata Asri, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan
2020
Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2020
Berdasarkan perbedaan penelitian diatas, penelitian yang dilakukan oleh peneliti lebih berfokus kepada kesesuaian kriteria rumah layak huni dan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh tenaga pendamping masyarakat pada program BSPS dengan cakupan wilayah yaitu Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan dalam menjawab sasaran 1 dan sasaran 2 adalah dengan menggunkan analisis deskriptif kualitatif untuk menjelaskan atau mendeskripsikan data yang diperoleh apa adanya pada sasaran 1, sedangkan untuk menjawab sasaran 2 analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dimana pengukuran dilakukan dengan menggunakan skoring skala likert dan Importance Performance Analysis (IPA) yang digunakan untuk menilai sejauh mana tingkat kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan yang diberikan pada program BSPS.
9 1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah manfaat teoritis dan praktis yang akan dijelaskan di bawah ini.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan terutama mengenai tingkat kepuasan masyarakat terhadap program BSPS. Penelitian ini juga dapat menambah informasi atau menjadi referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya yang berfokus pada perumahan.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis untuk pemerintah, masyarakat, dan swasta agar terwujudnya keberhasilan dari program BSPS. BSPS telah menjadi salah satu program Kementerian PUPR dalam menyelesaikan permasalahan rumah tidak layak huni. Selain itu penelitian ini juga dapat menjadi acuan pemerintah dan swasta dalam melaksanakan program-program selanjutnya yang berkaitan dengan program revitalisasi rumah. Berikut adalah tabel manfaat praktis:
TABEL I. 2
MANFAAT PENELITIAN
No. Lembaga Manfaat
1 Pemerintah Memberikan informasi dan masukan kepada pemerintah yang memiliki keterkaitan dalam membuat kebijakan terkait program BSPS dalam memberikan atau memperbaiki pelayanan untuk keberlanjutan program
2 Masyarakat Memberikan manfaat kepada masyarakat terhadap peningkatan program yang diberikan
Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2020
No. Lembaga Manfaat
3 Swasta Memberikan informasi atau referensi terkait kebutuahan yang diperlukan dalam program BSPS yang telah dilaksanakan berdasarkan ketentuan dan dapat menjadi acuan dalam melaksanakan program selanjutnya
1.7 Kerangka Pikir Penelitian
Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2020
Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) merupakan bentuk fasilitas pemerintah dalam menangani rumah tidak layak huni khusunya untuk
masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Semakin meningkatnya jumlah penduduk setiap tahun, maka jumlah kebutuhan akan rumah
semakin banyak
Kondisi rumah menjadi salah satu indikator terpenting yang
digunakan untuk menilai seberapa besar kualitas kehidupan penghuninya Latar Belakang
Pelaksanaan program BSPS di Kabupaten Lampung Selatan mendapatkan alokasi sebanyak
250 unit yang tersebar di 3 kecamatan dan 12 desa
Kualitas pelayanan yang diberikan dalam program BSPS sangat berpengaruh terhadap tingkat kepuasan yang dirasakan
masyarakat penerima bantuan Provinsi Lampung
menjadi sasaran pemerintah untuk
melaksanakan Program BSPS
Pertanyaan Penelitian
Bagaimana tingkat kepuasan masyarakat penerima bantuan terhadap program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS)
di Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan?
Tujuan
Mengetahui tingkat kepuasan yang dirasakan masyarakat terhadap program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya
(BSPS)
Sasaran Mengidentifikasi kesesuaian kriteria rumah layak huni di
Kecamatan Jati Agung
Mengidentifikasi tingkat kepuasan masyarakat terhadap kualiatas pelayanan yang diberikan dalam program Bantuan Stimulan Perumahan
Swadaya (BSPS)
Analisis Analisis Deskriptif Importance Performance Analysis (IPA)
Kesimpulan Rekomendasi Kesimpulan dan Rekomendasi
Sebagai kawasan peruntukan permukiman perkotaan, Kecamatan
Jati Agung menjadi target implementasi program BSPS dengan
memperbaiki RTLH menjadi RLH yang dikhususkan untuk MBR
1.8 Metodologi Penelitian
Proses dalam suatu penelitian yang dapat dimulai dari pengumpulan data, kemudian menganalisis data yang telah diperoleh, serta memperoleh hasil atau jawaban terhadap penelitian yang dilakukan dapat disebut sebagai metode penelitian. Metode pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode kualitatif dan kuantitatif dengan sifat deskriptif. Dimana menurut Sugiyono (2013:12) “metode deskriptif merupakan metode yang memiliki fungsi untuk menganalisis atau menggambarkan suatu hasil penelitian”.
1.8.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu tata cara yang dilakukan guna mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari pengumpulan data primer dan sekunder.
1. Teknik Pengumpulan Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari subjek penelitian secara langsung dalam memperoleh sebuah informasi. Teknik pengumpulan data primer dalam penelitian ini yaitu:
A. Kuesioner
Kuesioner merupakan suatu teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab sebagaimana yang diketahui. Kuesioner dalam penelitian ini berisi daftar pernyataan mengenai kualitas pelayanan yang diberikan oleh pihak penyelenggaran dalam program BSPS di Kecamatan Jati Agung yang tersebar di 5 desa. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun kuesioner:
1. Menentukan tujuan yang ingin diperoleh dari kuesioner 2. Menentukan responden kuesioner
3. Menentukan variabel yang akan digunakan pada kuesioner 4. Menentukan jenis data yang akan diperoleh
Kemudian terdapat langkah-langkah dalam penyebaran kuesioner sebagai berikut:
1. Mempersiapkan lembar kuesioner
2. Memilih responden berdasarkan teknik pengambilan sampel yang telah dilakukan
3. Meminta izin kepada ketua RT dan warga setempat 4. Memberikan pertanyaan kepada responden
Hasil yang diperoleh setelah melakukan persebaran kuesioner adalah:
1. Identitas responden yang terdiri dari nama, jenis kelamin, jenis pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan
2. Kondisi rumah setelah menerima program BSPS
3. Tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan dalam program BSPS
B. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses dalam memperoleh penjelasan dalam mengumpulkan suatu informasi dengan cara tanya jawab yang dapat dilakukan dengan tatap muka atau tanpa tatap muka. Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini menggunkana wawancara terarah dimana pada wawancara terarah peneliti dapat menanyakan kepada subjek berupa pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan penelitian dan sesuai dengan pedoman yang telah dipersiapkan. Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan kepada narasumber yaitu masyarakat penerima program BSPS.
C. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan sebuah cara yang dilakukan dalam pengambilan data dari sebuah catatan, administrasi, atau dokumentasi berupa gambar yang digunakan untuk mendukung penelitian. Tujuan digunakannya metode ini adalah untuk mendapatkan data secara jelas terkait kriteria rumah layak huni.
2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder merupakan data atau informasi yang bersifat objektif yang telah diolah oleh pihak kedua atau diperoleh tidak secara langsung dari pihak pertama. Pada penelitian ini data sekunder yang digunakan diperoleh dari instansi terkait yaitu Kantor Konsultan Manajemen (KM) Provinsi Lampung. Selain data sekunder yang diperoleh dari instansi, dalam penelitian ini data sekunder lainnya yang digunakan bersumber dari skripsi, jurnal, undang-undang, Badan Pusat Statistik (BPS), buku, berita, dan modul yang memiliki keterkaitan dengan penelitian. Selanjutnya untuk memudahkan penelitian maka akan dijabarkan kebutuhan data sebagai berikut.
TABEL I. 3 KEBUTUHAN DATA
No Data Kebutuhan Data Sumber Data
dan Informasi
Teknik Pengumpulan
Data 1 Kriteria rumah
layak huni, meliputi:
1. Keselamatan bangunan terdiri dari:
struktur bawah atau pondasi, struktur tengah atau kolom dan balok, struktur atas atau atap 2. Kecukupan
ruang atau luas minimum 3. Kesehatan
terdiri dari pencahayaan, penghawaan, dan sanitasi
Kesesuaian kriteria rumah layak huni yang telah dibangun dengan kriteria program BSPS
Masyarakat Penerima Program BSPS
Wawancara dan
Dokumentasi
2 Tingkat kepuasan masyarakat
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan dalam program BSPS
Tingkat kepuasan masyarakat terhadap hasil pelaksanaan pelayanan dalam program BSPS
Masyarakat Penerima Program BSPS
Kuesioner
Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2021
1.8.2 Kerangka Analisis
I
Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2020
INPUT
1. Keselamatan bangunan:
a. Struktur bawah atau pondasi.
b. Struktur tengah atau kolom dan balok.
c. Struktur atas atau atap.
2. Kecukupan ruang atau luas minimum.
3. Kesehatan:
a. Pencahayaan.
b. penghawaan, dan sanitasi.
1. Persyaratan
2. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur 3. Waktu pelayanan 4. Biaya/tarif
5. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan 6. Kompetisi
Pelaksana
7. Perilaku Pelaksana 8. Penanganan
Pengaduan, Saran dan Masukan 9. Sarana dan
Prasarana
PROSES
Mengidentifikasi kesesuaian kriteria rumah layak huni (Analisis Deskriptif Kualitatif)
)
Mengidentifikasi tingkat kepuasan masyarakat terhadap kualitas
pelayanan yang diberikan dalam program BSPS (Importance
Performance Analysis (IPA)
OUTPUT
Mengetahui kesesuaian kriteria rumah layak huni yang telah dibangun dengan kriteria Program BSPS
Mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap hasil pelaksanaan pelayanan dalam program BSPS
Tingkat kepuasan masyarakat terhadap program BSPS di Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan Kesimpulan dan Rekomendasi
1.8.3 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling merupakan suatu teknik pengambilan data yang bertujuan untuk menentukan sampel yang digunakan pada penelitian. Sedangkan populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari suatu objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan selanjutnya untuk ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2008). Maka dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah penerima bantuan program BSPS.
Menurut Sugiyono (2008) sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki karakteristik. Dalam penelitian, ukuran atau jumlah sampel yang digunakan merupakan suatu hal yang sangat penting. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Probability Sampling dimana Probability Sampling merupakan teknik pengambilan sampel secara acak atau random dengan asumsi populasi memiliki peluang yang sama pada setiap unsur.
Teknik probability sampling yang digunakan yaitu simple random sampling dengan tujuan untuk memperoleh sampel yang dilakukan secara langsung pada setiap unsur atau anggota sehingga pada setiap unsur yang digunakan mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Tujuan dilakukannya pengambilan sampel adalah karena peneliti memiliki keterbatasan dalam menjangkau wilayah penelitian yang terlalu luas, dan adanya keterbatasan kondisi atau cuaca yang dapat berubah-ubah, serta adanya perbedaan aktivitas peneliti dan responden. Dalam menentukan jumlah sampel yang akan digunakan pada penelitian di Kecamatan Jati Agung adalah jumlah penerima program BSPS sebanyak 100 kepala keluarga dengan persentase tingkat kesalahan yang digunakan dan dapat ditolerir yaitu sebesar 5%. Kemudian untuk menentukan jumlah sampel menurut Rosce (1975) dalam Uma Sekaran (1992) dapat menggunakan rumus Slovin yaitu sebagai berikut:
n = N
1 + (N × e2) Keterangan:
n = Ukuran sampel N = Populasi
e = Tingkat kesalahan (5% atau 0,05)
Populasi yang digunakan berasal dari jumlah penerima program BSPS di Kecamatan Jati Agung yang terdiri dari 5 desa penerima program BSPS berdasarkan rumus Slovin, sampel yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu:
n = 100
1+(100×0,052) n = 80 sampel
Keterangan:
n = Ukuran sampel N = Populasi
e = Standar error (5% atau 0,05) E = Tingkat kepercayaan (95%)
Setelah dilakukan perhitungan, jumlah sampel secara keseluruhan berjumlah 80 sampel dari jumlah populasi penerima program BSPS yaitu 100 populasi yang terdapat pada 5 desa yaitu Desa Karang Anyar, Margo Dadi, Way Huwi, Gedung Harapan, dan Margo Lestari. Berdasarkan jumlah sampel keseluruhan yang sudah diketahui, selanjutnya akan dilakukan perhitungan sampel berdasarkan desa dan jumlah penerima program sebagai berikut:
TABEL I. 4
PERHITUNGAN JUMLAH SAMPEL BERDASARKAN DESA PENERIMA PROGRAM BSPS
No Kecamatan Jati Agung
Jumlah Penerima
Program Proporsi Sampel Sampel
1 Karang Anyar 20 n = 20
100×80 = 16 16
2 Margo Dadi 20 n = 20
100× 80 = 16 16
3 Way Huwi 20 n = 20
100×80 = 16 16
4 Gedung Harapan 20 n = 20
100× 80 = 16 16
5 Margo Lestari 20 n = 20
100× 80 = 16 16
Jumlah 80
Sumber: Hasil Analisis Peneliti, 2020
Menurut perhitungan di atas dapat disimpulkan yaitu sampel yang didapatkan pada masing-masing desa yaitu berjumlah 16 sampel yang apabila dijumlahkan akan menghasilkan 80 sampel yang memiliki arti bahwa perhitungan sampel yang dilakukan pada setiap desa sesuai dengan perhitungan sampel secara keseluruhan.
1.8.4 Teknik Analisis Data
Lexy J. Moleong (2000) menyatakan bahwa analisis data merupakan suatu kegiatan analisis pada suatu penelitian yang dilakukan dengan cara memeriksa keseluruhan data dari suatu instrumen penelitian. Tujuannya adalah untuk mengolah suatu data sehingga dapat menjawab rumusan masalah. Dalam penelitian tingkat kepuasan masyarakat terhadap program BSPS di Kecamatan Jati Agung menggunakan dua teknik analisis, yaitu analisis deskriptif kualitatif dan Importance Performance Analysis (IPA).
Sasaran 1: Mengidentifikasi kesesuaian kriteria rumah layak huni di Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan.
Analisis deskriptif merupakan suatu analisis yang digunakan untuk menganlisis sebuah informasi dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul seperti adanya tanpa memiliki maksud atau tujuan tertentu dalam membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Analisis deskriptif kualitatif merupakan penjelasan secara mendalam terhadap kegiatan atau sikap seseorang. Pada penelitian ini analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi kesesuaian kriteria rumah layak huni di Kecamatan Jati Agung.
Dimana ketiga kriteria rumah layak huni tersebut akan diamati secara langsung dengan melakukan survei data primer berupa wawancara. Kemudian data kriteria rumah layak huni yang telah dibangun tersebut akan dibandingkan dengan kriteria program BSPS yang selanjutnya akan dianalisis secara deskriptif.
Sasaran 2: Mengidentifikasi tingkat kepuasan masyarakat Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan terhadap kualitas pelayanan yang diberikan dalam program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).
Pada penelitia ini analisis data yang digunakan adalah Importantce Performance Analysis (IPA). Dalam menggunakan analisis IPA akan membutuhkan sebuah data mengenai tingkat kepuasan masyarakat dan tingkat kepentingan masyarakat terhadap ke 9 unsur pelayanan publik. Dalam penelitian ini, tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan tersebut akan ditanyakan langsung kepada responden. Tingkat kepuasan tersebut akan menyatakan seberapa puas responden terhadap kepuasan ke 9 unsur pelayanan publik, dan tingkat kepentingan akan menyatakan seberapa penting ke 9 unsur pelayanan publik tersebut. Kemudian data tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan akan diolah dengan menggunakan analisis IPA guna memunculkan nilai.
Skala Likert merupakan tingkatan yang digunakan sebagai acuan untuk mengukur sikap atau pendapat seseorang atau sekelompok orang pada sebuah fenomena sosial, hasil jawaban pada setiap item instrument memiliki tingkatan yang dapat dimulai dari sangat positif hingga sangat negatif (Sugiyono, 2008).
Teknik skala likert pada penelitian ini digunakan untuk menentukan range nilai tingkat kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh tenaga pendamping masyarakat dalam program BSPS. Berikut adalah tabel skala likert untuk menentukan pilihan terhadap tiap-tiap jawaban setiap responden.
TABEL I. 5 SKALA LIKERT
Bobot Nilai Interpretasi
4 Sangat Setuju
3 Setuju
2 Tidak Setuju
1 Sangat Tidak Setuju
Sumber: Sugiyono(2012:93)
Pada penelitian ini menggunakan skala likert empat tingkat karena agar responden tidak bersifat netral atau tidak ragu-ragu. Dalam penerapannya skala likert digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur pendapat responden tentang tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan terhadap ke 9 unsur pelayanan publik
yang akan dilakukan dengan survei data primer menggunakan angket kuesioner.
Menurut Rangkuti (1997) jawaban pada skala likert tidak hanya tentang setuju dan tidak setuju saja, tetapi dapat dijadikan dengan lebih banyak kemungkinan. Oleh karena itu dalam penelitian ini skala likert akan dikategorikan ulang dan akan disesuaikan terhadap tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
TABEL I. 6
SKALA LIKERT TINGKAT KEPUASAN Bobot Nilai Interpretasi
4 Sangat Puas
3 Puas
2 Tidak Puas
1 Sangat Tidak Puas
Sumber: Analisis Penulis, 2021
TABEL I. 7
SKALA LIKERT TINGKAT KEPENTINGAN Bobot Nilai Interpretasi
4 Sangat Penting
3 Penting
2 Tidak Penting
1 Sangat Tidak Penting
Sumber: Analisis Penulis, 2021
Setelah skala likert disesuaikan dengan penelitian tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan dengan angket kuesioner untuk menyampaikan pendapat responden maka data tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan tersebut akan digunakan untuk menghitung nilai IPA pada penelitian ini.
Data hasil penggunaan skala likert selanjutnya akan dianalisis menggunakan Importantce Performance Analysis untuk mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan masyarakat penerima program terhadap pelayanan yang diberikan oleh tenaga pendamping masyarakat. IPA pertama kali dikemukakan oleh John A
Martila dan John C. James pada tahun 1977 (Tjiptono, 2011). Untuk menghitung nilai IPA akan dilakukan perhitungan secara bertahap yang dimulai dari pembobotan nilai skala likert terhadap hasil kuesioner responden yang kemudian akan di analisis menggunakan IPA.
Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yang terdiri dari huruf X dan Y, dimana huruf X menunjukkan tingkat kinerja/kepuasan dan huruf Y menunjukkan tingkat kepentingan/harapan responden. Berikut adalah tahapan yang harus dilakukan dalam metode IPA.
1. Menentukan tingkat kesesuaian terhadap tingkat kinerja/kepuasan dan tingkat kepentingan/harapan kualitas setiap unsur dengan membandingkan skor tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan. Berikut rumus IPA yang digunakan sebagai berikut:
Tki =Xi
Yi× 100%
Keterangan:
Tki = Tingkat Kesesuaian Responden Xi = Skor Penilaian Kinerja/Kepuasan Yi = Skor Penilaian Kepentingan
2. Menghitung rata-rata penilaian tingkat kinerja/kepuasan dan tingkat kepentingan setiap atribut untuk analisis kuadran. Oleh karena itu setiap atribut yang mempengaruhi kepuasan dan kepentingan dihitung menggunakan rumus:
X̅ =Σ Χi
n Y̅ =Σ Yi
n
Keterangan:
X̅ = Skor rata-rata tingkat kinerja/kepuasan Y̅ = Skor rata-rata tingkat kepentingan n = Jumlah responden
3. Dalam menghitung rata-rata dari rata-rata skor tingkat kinerja/kepuasan dan tingkat kepentingan yang mempengaruhi seluruh atribut, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Χ̿ =∑ Χi̅̅̅
n i=1
Κ Υ̿ =∑ Υi̅̅̅
n i=1
Κ
Keterangan:
Χ̿ = Rata-rata dari rata-rata skor tingkat penilaian atribut kinerja/kepuasan
Υ̿ = Rata-rata dari rata-rata skor tingkat penilaian atribut kepentingan K = Jumlah atribut
Hasil dari pengolahan data diatas nantinya akan di interpretasikan ke dalam diagram kartesius. Diagram ini merupakan bangunan yang terdiri dari empat bagian yaitu kuadran A, B, C, D dan dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan saling tegak lurus pada titik-titik yaitu X̿ dan Y̿ dengan fungsi untuk mengetahui persebaran atribut yang mempengaruhi tingkat kepuasan terhadap kualitas pelayanan. Berikut gambar diagram kartesius pada metode IPA (Supranto, 2011).
Sumber: Supranto, 2011
GAMBAR 1. 2 DIAGRAM KARTESIUS
Keterangan:
A. Kuadran A (Prioritas Utama): Pada wilayah ini menunjukkan atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan pelanggan termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap sangat penting. Namun, dalam pelaksanaannya belum sesuai keinginan pelanggan. Sehingga tingkat kepuasan yang diperoleh rendah dan dapat pula dikatakan mengecewakan atau tidak puas. Atribut yang ada pada kuadran ini harus lebih ditingkatkan lagi.
B. Kuadran B (Pertahankan Prestasi): Pada wilayah ini menentukan atribut jasa pokok yang dianggap penting oleh pelanggan dan berhasil dilaksanakan oleh pihak penyelenggara sehingga wajib untuk dipertanyakan karena tingkat kepuasannya relatif tinggi. Atribut yang ada pada kuadran ini dianggap sangat penting atau sangat memuaskan sehingga harus dipertahankan.
C. Kuadran C (Prioritas Rendah): Pada kuadran ini menunjukkan atribut yang dianggap kurang penting pengaruhnya untuk pelanggan. Kemudian dalam pelaksanaannya yang dilakukan oleh pihak penyelenggara terbilang biasa saja, sehingga dianggap kurang penting dan kurang memuaskan. Atribut yang ada pada kuadran ini harus dipertimbangkan dan ditingkatkan lagi.
D. Kuadran D (Berlebihan): Wilayah kuadran ini memastikan atribut yang dianggap kurang penting pengaruhnya untuk pelanggan. Namun, dalam pelaksanaannya yang dilakukan pihak penyelenggara berlebihan sehingga dianggap tidak penting tetapi sangat memuaskan. Oleh sebab itu atribut yang ada pada kuadran ini dapat dikurangi agar pihak penyelenggara dapat menghemat pengeluaran.
1.9 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian tentang latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan dan sasaran penelitian, ruang lingkup penelitian, originalitas penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi uraian dari berbagai literatur yang memiliki keterkaitan langsung dengan permasalahan penelitian yaitu definisi rumah, kebutuhan masyarakat akan rumah, program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS), kualitas pelayanan, pelayanan publik, dan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan, dan sintesa literatur.
BAB III GAMBARAN WILAYAH STUDI
Bab ini akan menjelaskan tentang gambaran umum wilayah studi penelitian yaitu wilayah kajian penelitian pada Kabupaten Lampung Selatan dan gambaran umum Kecamatan Jati Agung yang dilengkapi denga peta wilayah studi. Kemudian menjelaskan gambaran umum penerima program BSPS.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan mengenai identifikasi kesesuaian kriteria rumah layak huni dan identifikasi tingkat kepuasan masyarakat Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan terhadap kualitas pelayanan yang diberikan dalam program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab ini menjelaskan kesimpulan dari tujuan peneliti, temuan studi dalam penelitian, keterbatasan studi, dan saran studi lanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Pada bagian ini berisi sumber pustaka yang digunakan dalam membuat laporan penelitian.