• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

Bab I Pendahuluan

I.1 Latar Belakang

Semakin ketatnya persaingan sejak diberlakukannya Kesepakatan Perdagangan Bebas Antar Negara ASEAN dan Cina atau ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) yang dimulai per 1 Januari 2010 menjadi dilema tersendiri bagi industri dalam negeri, terutama industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Data Kementrian Perindustrian RI menunjukkan bahwa meski saat ini industri TPT Indonesia yang telah berkembang sejak tahun 1980 berada dalam 10 besar produsen tekstil dunia, Indonesia telah tertinggal oleh Vietnam yang tergolong pesaing baru.

PT. Mahameru Centratama Spinning Mills (MCSM) merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang tekstil yang memproduksi benang hasil pemintalan, kain grey dan kain celup. Selain memenuhi kebutuhan pasar tekstil domestik, PT. MCSM juga mengeskpor produknya ke banyak negara, di antaranya negara di Eropa, Amerika, Kanada, Afrika, Australia, Amerika, Jepang, Filipina dan Thailand. Visi PT. MCSM untuk menjadi mitra penyedia produk tekstil bagi konsumen domestik dan global melalui kualitas tinggi, pengiriman tepat waktu dan harga yang kompetitif menyebabkan pentingnya kualitas sebagai salah satu faktor penting untuk dapat bersaing dan mendapatkan konsumen. Hal tersebut didukung oleh Hirano (1990, p.2) yang menyatakan bahwa kunci kesuksesan industri terletak pada aspek product (memproduksi produk yang diinginkan), quality (pada kualitas tinggi), cost (dan biaya rendah), delivery (dengan pengiriman tepat waktu) dan safety (keamanan yang terjamin dari awal hingga akhir) atau PQCDS.

Sejak bulan Januari 2013, PT. MCSM memproduksi 65 jenis kain grey yang dibedakan berdasarkan nomor benang, jenis benang, lebar kain, corak anyaman, panjang lusi kain, jumlah pick dan kerapatan anyaman benang. Di antara kain grey tersebut, terdapat 10 jenis kain dengan kuantitas produksi terbesar selama tahun 2013 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel I.1.

(2)

2

Tabel I.1 Total Produksi Kain Grey Terbesar Departemen Weaving I Tahun 2013 No Jenis Kain Grey Total Produksi (m)

1 3469 C 388,637

2 4308 C 403,998

3 5645 J 1,346,095

4 5701 K 614,246

5 5760 A 245,956

6 6200 L 1,014,750

7 6279 C 279,585

8 6528 B3 272,985

9 6528 T 300,463

10 6600 B 311,630

Data produksi Departemen Weaving I PT. MCSM selama tahun 2013 yang diberikan pada Lampiran A menunjukkan bahwa kain grey jenis 5645 J merupakan jenis kain grey yang diproduksi secara continue setiap bulannya, berbeda dengan kain grey jenis lain yang pada bulan-bulan tertentu tidak diproduksi saat tidak ada permintaan. Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui wawancara dengan Bagian PPIC, kain grey jenis 5645 J juga adalah jenis kain yang diperkirakan akan terus diminati pasar. Oleh karena itu, kain grey jenis 5645 J dipilih sebagai objek penelitian.

Tabel I.2 Target dan Pencapaian Produksi Kain Grey 5645 J Tahun 2013 Bulan Target (m) Pencapaian (m) Persentase

Jan 85,543 74,744 87.38%

Feb 77,378 60,667 78.40%

Mar 121,463 115,866 95.39%

Apr 224,790 185,153 82.37%

Mei 289,971 250,896 86.52%

Jun 337,614 278,874 82.60%

Jul 92,785 75,549 81.42%

Ags 56,383 32,289 57.27%

Sept 96,321 70,819 73.52%

Okt 188,563 141,206 74.89%

Nov 36,849 32,549 88.33%

Des 28,596 27,483 96.11%

Rata-rata Pencapaian Produksi 82.02%

(3)

3

Tabel I.2 menunjukkan target dan pencapaian produksi kain grey jenis 5645 J pada tahun 2013 di PT. MCSM. Pencapaian produksi bulanan kain grey jenis 5645 J rata-rata mencapai 82.02% dari target produksinya, dengan pencapaian tertinggi pada bulan Desember sebesar 96.11% dan pencapaian terendah pada bulan September sebesar 57.27%. Tidak tercapainya target produksi kain grey jenis 5645 J dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti keterlambatan bahan baku dari supplier, breakdown mesin, tingginya waktu delay pada proses produksi maupun banyaknya cacat pada produk (Nuruddin, 2013, pp. 147-156; Trisnal, 2013, pp. 8-14; Zainuddin et al., 2012). Faktor-faktor penyebab ketidaktercapaian target produksi tersebut diidentifikasi dengan menggunakan waste finding checklist yang hasilnya diperlihatkan pada Gambar I.1.

Gambar I.1 Hasil Identifikasi Waste

Identifikasi waste dilakukan melalui observasi dan wawancara dengan pihak perusahaan, dan magnitude dari waste ditentukan dari frekuensi kejadiannya di lantai produksi. Gambar I.1 menunjukkan bahwa di antara 8 waste yang diidentifikasi, waste defect merupakan waste dengan persentase terbesar, yakni 20.67%. Pemborosan yang terjadi di lantai produksi menimbulkan dampak yang besar bagi perusahaan, seperti rendahnya kualitas dan produktivitas perusahaan.

9.330%

20.670%

2.670%

18.670%

18.670%

14.670%

12.670%

2.670%

Persentase Waste

EHS Defect

Overproduction Waiting Transportation Inventory Motion

Excess Processing

(4)

4

Tabel I.3 menunjukkan data defect kain grey 5645 J di Departemen Weaving I PT.

MCSM pada tahun 2013. Kain grey jenis 5645 J memiliki defect rate dengan rata- rata sebesar 5.39% pada tahun 2013 dengan defect rate tertinggi sebesar 8.52%

pada bulan Januari dan defect rate terendah sebesar 3.88% pada bulan Agustus.

Pada bulan Januari-Juni dan Oktober-November, defect rate kain grey jenis 5645 J berada di atas 5%, sedangkan batas toleransi defect rate yang ditentukan oleh PT.

MCSM adalah di bawah 5%. Walaupun gap antara rata-rata persentase defect dengan batas defect rate yang diperbolehkan hanya sebesar 0.39%, hal tersebut berdampak secara signifikan terhadap permasalahan kualitas dan produktivitas perusahaan sehingga perlu dilakukan tindakan agar defect rate dapat berada di bawah batas toleransi.

Tabel I.3 Data Defect Kain Grey 5645 J Departemen Weaving I Tahun 2013 Bulan Jumlah Produksi Defect Persentase Defect

(m) (m) (m)

Jan 74,744 6,368 8.52%

Feb 60,667 3,871 6.38%

Mar 115,866 6,535 5.64%

Apr 185,153 9,387 5.07%

Mei 250,896 13,122 5.23%

Jun 278,874 15,199 5.45%

Jul 75,549 3,687 4.88%

Ags 32,289 1,253 3.88%

Sept 70,819 3,201 4.52%

Okt 141,206 7,286 5.16%

Nov 32,549 1,637 5.03%

Des 27,483 1,349 4.91%

Rata-rata 5.39%

(Sumber: Data Departemen Weaving I PT. Mahameru Centratama Spinning Mills)

PT. MCSM telah melakukan beberapa upaya guna menurunkan defect rate.

Analisis yang dilakukan oleh Unit Quality Control Departemen Weaving I bersama Departemen Quality Assurance mengelompokkan dua faktor utama yang mendorong terjadinya defect. Penyebab timbulnya defect di PT. MCSM yang telah diidentifikasi dan langkah perbaikan yang sudah dilakukan oleh Departemen Weaving I dijelaskan pada Tabel I.4.

(5)

5

Meskipun sempat terjadi penurunan defect rate ke angka di bawah 5% pada bulan Juli, Agustus, September dan Desember 2013, langkah perbaikan yang sudah dilakukan oleh Departemen Weaving I belum optimal karena penurunan yang terjadi lebih disebabkan oleh berkurangnya jumlah produksi. Selain itu, masih seringnya ditemukan kesalahan operator dan permasalahan pada mesin juga mengakibatkan defect rate kembali mengalami kenaikan.

Tabel I.4 Tabel Penyebab Defect dan Langkah Perbaikan untuk Mengatasi Defect

No

Faktor Penyebab

Defect

Penyebab

Langkah Perbaikan yang Sudah Dilaksanakan

1 Faktor Manusia

1. Operator tidak sempat melakukan pengontrolan proses weaving.

 Pengarahan oleh Kepala Shift terhadap operator perihal pengontrolan.

 Melakukan koordinasi dengan proses

persiapan untuk

peninjauan ke lapangan perihal cara menaikkan beam serta review dan pembinaan oleh Kepala Bagian Produksi terkait cara penanganan bahan baku benang guna menghindari terjadinya cacat.

2. Operator kurang berhati-hari saat memindahkan bahan baku ke proses persiapan.

3. Operator kurang teliti dalam menangani stell beam saat menaikkan beam dari stand cucuk ke mesin.

4. Operator kurang melakukan pengontrolan beam gembos dari proses persiapan.

2 Faktor Mesin

Komponen insertion mesin seringkali tidak berfungsi

dengan baik.

Melakukan koordinasi dengan Bagian Mekanik

dan Utility untuk pengecekan dan perbaikan

komponen insertion.

(Sumber: Quality Control Departemen Weaving I PT. Mahameru Centratama Spinning Mills)

Berdasarkan permasalahan kualitas produk yang merupakan fokus utama PT.

MCSM, akan dilakukan upaya penurunan defect rate melalui minimasi waste defect.

(6)

6 I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah bagaimana membuat usulan untuk meminimasi waste defect di PT. Mahameru Centratama Spinning Mills yang dirumuskan dalam identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Faktor dominan apa saja yang menjadi penyebab terjadinya waste defect pada proses produksi kain grey jenis 5645 J di PT. Mahameru Centratama Spinning Mills?

2. Bagaimana usulan untuk meminimasi waste defect pada proses produksi kain grey jenis 5645 J di PT. Mahameru Centratama Spinning Mills?

I.3 Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor dominan penyebab terjadinya waste defect pada proses produksi kain grey jenis 5645 J di PT. Mahameru Centratama Spinning Mills.

2. Memberikan usulan perbaikan dalam upaya meminimasi waste defect pada proses produksi kain grey jenis 5645 J di PT. Mahameru Centratama Spinning Mills.

I.4 Batasan Penelitian

Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah dalam mencapai tujuan dan memberikan ruang lingkup penelitian. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data historis yang digunakan dalam penelitian adalah data perusahaan pada tahun 2013.

2. Penelitian yang dilakukan hanya sampai pada perancangan usulan perbaikan.

(7)

7 I.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait, di antaranya:

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi PT. Mahameru Centratama Spinning Mills untuk melakukan perbaikan berkelanjutan guna meningkatkan kualitas produk melalui minimasi waste defect yang terjadi di lantai produksi.

2. Meningkatkan daya saing dan pencapaian target produksi kain grey jenis 5645 J.

3. Sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan peningkatan kualitas produk.

I.6 Sistematika Penulisan

Penelitian ini diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi uraian latar belakang permasalahan yang menjadi dasar pembuatan usulan perbaikan proses produksi kain grey guna meminimasi waste defect di PT. Mahameru Centratama Spinning Mills, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, batasan yang digunakan dalam penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan tugas akhir.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi tinjauan literatur yang relevan terkait permasalahan yang diteliti, yakni pendekatan lean six sigma dengan metodologi DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) beserta tools yang digunakan untuk usulan perbaikan. Sumber teori yang digunakan diambil dari referensi buku dan jurnal penelitian yang berhubungan dengan topik yang disertakan pada daftar pustaka.

Selain itu, dibahas pula hasil-hasil penelitian terdahulu.

(8)

8 Bab III Metodologi Penelitian

Pada bab ini dijelaskan langkah-langkah penelitian secara rinci dengan menggunakan pendekatan lean six sigma. Metode DMAIC dimulai dari persiapan penelitian, pengambilan data kualitas produksi dan waktu proses, pengolahan data, analisis pemecahan masalah hingga kesimpulan dan saran yang diberikan kepada perusahaan.

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

Bab ini memuat semua data yang diperlukan dalam penelitian beserta pengolahannya untuk analisis pada bab berikutnya.

Pengolahan data meliputi tahap define yang mendefinisikan permasalahan waste defect yang terjadi, tahap measure yang melakukan pengukuran kinerja perusahaan saat ini dalam menghasilkan produk kain grey jenis 5645 J, tahap analyze yang menganalisis akar penyebab dari permasalahan yang terjadi dan tahap improve yang memberikan usulan untuk setiap akar penyebab yang diidentifikasi.

Bab V Analisis

Pada bab ini dianalisis hasil pengolahan data pada tahap define dan measure serta kelebihan dan kekurangan dari usulan yang

diberikan.

Bab VI Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil pengolahan data dan usulan yang menjelaskan tujuan penelitian. Bab ini juga berisi saran bagi penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Kelompok Kerja Diniyah Takmiliyah selanjutnya disingkat KKDT adalah Organisasi yang dibentuk atas musyawarah para Kepala Madrasah Diniyah Takmiliyah sebagai

Berdasarkan perasaan senasib tersebut, maka mereka bangkit untuk menunjukkan identitas atau jati diri etnisnya dalam sebuah perjuangan politik untuk merebut kekuasaan dengan

Pengelolaan DAS adalah suatu proses formulasi dan implementasi kegiatan atau program yang bersifat manipulasi sumberdaya alam dan manusia yang terdapat di daerah

Komposisi tari yang demikian biasanya apabila garapan cengkok kendangnya lemah, maka terinya dirasakan sangat lemah, (coba menarilah gambyong atau ngremo tanpa kendang

setelah ujicoba skala kecil maupun besar, agar dapat menghasilkan media yang berkualitas. Data kevalidan didapatkan dari dosen ahli media dan materi sebagai validator dari

Pemberian nilai setiap subklas variabel didasarkan pada pendekatan teoritis dan hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang menunjukan kesesuaian variabel pada lahan

Penelitian sanda( 2011) tentang “ Gambaran pengetahuan, pekerjaan, dan dukungan keluarga terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 6-11 bulan “ diperoleh hasil bahwa

20 Tahun 2001 Tentang Pemilikan Saham Dalam Perusahaan yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Asing yakni dalam rangka lebih mempercepat peningkatan dan perluasan kegiatan