• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FREE CASH FLOW

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH FREE CASH FLOW"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH FREE CASH FLOW, STRUKTUR ASET, DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG DENGAN UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

2013-2015

OLEH

RARA NITA 150522017

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2017

(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Aset dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2013-2015” adalah benar karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi saya ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 2017 Yang membuat pernyataan,

Rara Nita

NIM: 150522017

(3)

ABSTRAK

PENGARUH FREE CASH FLOW, STRUKTUR ASET, DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG DENGAN UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2013-2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh free cash flow, struktur aset dan profitabilitas terhadap kebijakan hutang dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2015. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah free cash flow, struktur aset dan profitabilitas sebagai variabel independen , kebijakan hutang sebagai variabel dependen dan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada 15 perusahaan yang memenuhi kriteria pengambilan sampel dari 138 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data penelitian adalah data sekunder berupa laporan tahunan keuangan 15 perusahaan yang diterbitkan di Bursa efek Indonesia.

Metode pengolahan data pada penelitian ini menggunakan uji regresi linier berganda, uji moderating yang menggunakan uji residual. Dengan terlebih dahulu melakukan pengujian atas asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) free cash flow tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel kebijakan hutang,(2) struktur aset tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel kebijakan hutang, (3) profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap variabel kebijakan hutang (4) free cash flow, struktur aset dan profitabilitas secara simultan berpengaruh terhadap terhadap kebijakan hutang, (5) ukuran perusahaan tidak mampu memoderasi hubungan antara free cash flow terhadap kebijakan hutang, (5) ukuran perusahaan tidak mampu memoderasi hubungan antara struktur aset terhadap kebijakan hutang, (7) ukuran perusahaan tidak mampu memoderasi hubungan antara profitabilitas terhadap kebijakan hutang.

Kata Kunci: Free cash flow, Struktur aset, Profitabilitas, Kebijakan hutang, dan Ukuran perusahaan

(4)

ABSTRACT

EFFECT OF FREE CASH FLOW, ASSET STRUCTURE AND PROFITABILITY TO DEBT POLICY WITH SIZE AS MODERATING VARIABLES OF MANUFACTURING COMPANY LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE ON PERIOD 2013-2015

This study aims to determine the effect of free cash flow, asset structure, and profitability to the debt policy with the size of the company as a moderating variable of manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange on period 2013 to 2015. Variables used in this research is free cash flow, asset structure, and profitability as an independent variable, debt policy as the dependent variable and the size of the company as a moderating variable.

This study was performed on companies listed on the Indonesia Stock Exchange. This research was conducted at 15 companies that meet the criteria of a sampling of 138 companies listed in the Indonesia Stock Exchange. The research data are secondary data from the annual financial statements published 15 companies in Indonesian Stock Exchange.

Data processing method in this study using multiple linear regression test, test moderating using residual test. By first testing of classical assumptions. The results showed that (1) free cash flow is uninfluence significantly toward the debt policy variable, (2) asset structure is uninfluence significantly toward the debt policy variable, (3) profitability is influence significantly toward the debt policy variable (4) the free cash flow, asset structure, and profitability simultaneously affect the debt policy variable, (5 ) the size of the company is not able to moderate the relationship between the free cash flow towards debt policy, (6 ) the size of the company is not able to moderate the relationship between the asset structure towards debt policy (7) the size of the company is not able to moderate the relationship between the profitability of the debt policy

Keywords: Free cash flow, Asset Structure, Profitability, Debt policy, and Firm size

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas nikmat-Nya saya bisa menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Aset dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2013-2015”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, S.E., M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku ketua departemen S1 Akuntansi dan Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Mutia Ismail, MM, AK selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, AK selaku dosen pembimbing atas bimbingan dan arahan bapak dalam proses penyelesaian skripsi ini. Bapak Drs. Sucipto MM, AK selaku dosen pembanding. Ibu Dra. Mutia Ismail MM, AK selaku dosen penguji.

(6)

5. Orang tua tersayang atas kasih sayang yang sangat berharga dan dukungan yang tidak ada habisnya. Adik tersayang Rinaldi Guntara dan Jafa Husein Muhandin yang telah menemani saya. Riza Gamal Fuad, yang saya sayangi dan selalu memberikan dukungan. Sahabat kecilku Ayu, yang telah memberikan perhatiannya. Sahabat yang kusayangi, Fransisca, Dara, Okta, Intan yang selalu ada untuk menyemangati.

Saya berharap skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak. Saya juga berharap semoga skripsi ini dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya dan dapat menambah ilmu bagi yang membaca.

Medan, 2016 Penulis

Rara Nita

NIM: 150522017

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Batasan Masalah ... 7

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis ... 10

2.1.1. Kebijakan Utang ... 10

2.1.1.1 Keputusan Pendanaan ... 10

2.1.1.2 Teori Keagenan ... 11

2.1.1.3 Teori Asimetri Informasi dan Signaling ... 12

2.1.1.4 Pecking Order Theory ... 13

2.1.2. Aliran Kas Bebas (Free Cash Flow) ... 14

2.1.3. Struktur Aset ... 14

2.1.4. Profitabilitas ... 15

2.1.5. Ukuran Perusahaan ... 17

2.2. Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 18

2.3. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 26

2.3.1. Kerangka Konseptual ... 26

2.3.2. Hipotesis Penelitian ... 27

2.3.2.1 Free Cash Flow terhadap Kebijakan Hutang ... 28

2.3.2.2 Struktur Aset terhadap Kebijakan Hutang ... 29

2.3.2.3 Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang ... 30

2.3.2.4 Free Cash Flow terhadap Kebijakan Hutang dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating... 31

2.3.2.5 Struktur Aset terhadap Kebijakan Hutang dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating... 32 2.3.2.6 Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang

(8)

dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel

Moderating... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian ... 34

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 39

3.4. Definisi Operasional ... 40

3.5. Pengukuran Variabel ... 41

3.5.1. Variabel dependen ... 41

3.5.2. Variabel independen ... 41

3.5.3. Variabel moderating ... 43

3.6. Metode Analisis Data ... 43

3.6.1. Statistik Deskriptif ... 44

3.6.2. Uji Asumsi Klasik ... 44

3.6.2.1. Uji Normalitas ... 44

3.6.2.2. Uji Multikolinearitas ... 44

3.6.2.3. Uji Heteroskedastisitas ... 45

3.6.2.4. Uji Autokorelasi ... 45

3.6.3. Pengujian Hipotesis ... 46

3.6.3.1. Uji Analisis Regresi Linear Berganda... 46

3.6.3.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 47

3.6.3.3. Uji Signifikan Parsial (Uji t-test) ... 47

3.6.3.4 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 47

3.6.3.5 Uji Hipotesis dengan Menggunakan Variabel Moderating... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 50

4.2. Statistik Deskriptif ... 50

4.3. Uji Asumsi Klasik ... 52

4.3.1. Uji Normalitas Data ... 52

4.3.2. Uji Multikolinearitas ... 54

4.3.3. Uji Heteroskedasitistas ... 55

4.3.4. Uji Autokorelasi ... 56

4.4. Pengujian Hipotesis ... 57

4.4.1. Uji Analisis Regresi Linear Berganda... 57

4.4.2. Uji Signifikansi Parsial (Uji t-test) ... 59

4.4.3. Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 61

4.4.4. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 62

4.4.5. Uji Moderating ... 63

4.4.5.1 Pengujian Ukuran Perusahaan dalam Memoderasi Hubungan antara Free Cash Flow terhadap Kebijakan Hutang ... 63 4.4.5.2 Pengujian Ukuran Perusahaan dalam

Memoderasi Hubungan antara Struktur Aset

(9)

terhadap Kebijakan Hutang ... 64 4.4.5.3 Pengujian Ukuran Perusahaan dalam

Memoderasi Hubungan antara Profitabilitas

terhadap Kebijakan Hutang ... 65 4.5. Pembahasan dan hasil ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 69 5.2. Keterbatasan Penelitian ... 70 5.3. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72 LAMPIRAN ... 75

(10)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman 1.1. Data Free Cash Flow dan Utang Perusahaan pada

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia ... 1

2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 23

3.1. Populasi dan Sampel ... 35

3.2. Definisi Operasional... 40

4.1. Statistik Deskriptif ... 51

4.2. Uji Normalitas ... 53

4.3. Uji Multikolinearitas ... 55

4.4. Uji Autokorelasi ... 57

. 4.5. Analisis Regresi Linear Berganda ... 58

4.6. Uji t-test ... 59

4.7. Uji F ... 61

4.8. Nilai Koefisien Determinasi ... 62

4.9. Uji Moderating I ... 63

4.10. Uji Moderating II ... 64

4.11. Uji Moderating III ... 65

(11)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman 2.1. Kerangka Konseptual ... 27 4.1. Kurva P-P Plot Regression Standardized Residual ... 54 4.2 Grafik Scatterplot ... 56

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar Populasi dan Perusahaan Sampel ... 75

Lampiran 2 Data Variabel DER ... 79

Lampiran 3 Data Variabel FCF ... 80

Lampiran 4 Data Variabel Struktur Aset ... 81

Lampiran 5 Data Variabel Profitabilitas ... 82

Lampiran 6 Data Variabel Ukuran Perusahaan ... 83

Lampiran 7 Output Hasil Pengolahan SPSS ... 84

(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kebijakan hutang adalah kebijakan yang harus diambil manajer mengenai proporsi jumlah hutang yang akan digunakan oleh perusahaan. Kebijakan hutang merupakan salah satu keputusan pendanaan yang berasal dari eksternal.

Kebijakan hutang perusahaan akan sangat menentukan kemampuan perusahaan dalam melaksanakan operasinya dan juga akan berpengaruh terhadap resiko perusahaan itu sendiri.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang. Berikut terdapat fenomena dari salah satu faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang yaitu free cash flow.

Tabel 1.1

Data Free Cash Flow dan Utang Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

Kode Tahun FCF Naik/Turun DER Naik/Turun

AKPI 2013 0,14

Turun 1,03

Naik

2014 0,02 1,16

AUTO 2013 -(0,29)

Naik 0,32

Naik

2014 -(0,11) 0,42

ASII 2013 0,05

Turun 1,02

Turun

2014 -(1,14) 0,96

CPIN 2013 -(0,62)

Turun 0,57

Naiik

2014 -(0,77) 0,89

EKAD 2013 -(0,01)

Turun 0,45

Naik

2014 -(0,02) 0,51

Sumber: www.idx.co.id (diolah)

Data dalam tabel 1.1 ditemukan fenomena bahwa rata-rata DER berfluktuasi

(14)

sesuai dengan hasil penelitian Damayanti (2006) bahwa free cash flow yang tinggi mempengaruhi jumlah penggunaan hutang yang tinggi pula.

Free cash flow adalah arus kas yang benar-benar tersedia untuk dibayarkan kepada investor (pemegang saham dan pemilik utang). Free cash flow theory mengatakan bahwa tingkat utang yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan.

Keberadaan free cash flow dalam perusahaan berpotensi menimbulkan konflik keagenan antara pemegang saham dan manajer.

Perusahaan dengan kas yang berlebihan, membuat manajer cenderung menggunakan kas tersebut untuk mendanai proyek beresiko tinggi atau untuk fasilitas yang berlebihan yang tidak ada hubungannya dengan nilai saham perusahaan dengan harapan akan menambah insentif bagi manajer di masa yang akan datang. Sedangkan pemegang saham menginginkan agar sisa dana dibagikan dalam bentuk deviden.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi kelebihan arus kas ini adalah mengubah sasaran struktur modal dengan jumlah utang yang lebih besar.

Penggunaan utang membuat manajer lebih disiplin, karena penggunaan utang dapat menimbulkan potensi kebangkrutan. Keputusan pendanaan berupa kebijakan hutang yang akan diambil perusahaan berkaitan dengan pertimbangan kemampuan perusahaan dalam mengembalikan hutangnya.

Kemampuan perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan para kreditur untuk meminjamkan dana kepada perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari struktur aset perusahaan. Struktur aset adalah penentuan berapa besar alokasi untuk masing- masing komponen aset, baik dalam aset lancar maupun dalam aset tetap.

(15)

Perusahaan dengan aset yang dapat digunakan untuk jaminan akan lebih memilih untuk menggunakan penggunaan hutangnya lebih banyak. Besarnya aset tetap suatu perusahaan dapat menentukan besarnya penggunaan hutang.

“Perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan hutang dalam jumlah besar karena aset tersebut dapat digunakan sebagai jaminan pinjaman” (Mamduh, 2004).

Variabel berikutnya yang diduga memengaruhi kebijakan hutang perusahaan adalah profitabilitas. “Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau laba selama periode tertentu. Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi berarti akan menahan labanya, sehingga manajer tidak memerlukan tambahan sumber dana eksternal.” (Myers, 2006).

Sebaliknya, apabila perusahaan memiliki profitabilitas yang rendah kemungkinan besar perusahaan akan memilih tambahan sumber dana eksternal yaitu hutang dalam pemenuhan biaya operasional perusahaan. Hal ini disebabkan perusahaan menahan sebagian besar keuntungannya pada laba ditahan sehingga mengandalkan sumber internal dan relatif mengurangi penggunaan hutang. Hal ini sesuai dengan Pecking Order Theory yang menyebutkan bahwa perusahaan akan lebih memilih memprioritaskan penggunaan sumber dana internal dari perusahaan, kekurangannya dipenuhi menggunakan sumber dana eksternal.

Penelitian ini menggunakan ukuran perusahaan sebagai variabel pemoderasi hubungan antara free cash flow, struktur aset, dan profitabilitas dengan kebijakan hutang. Menurut Gitman dan Zutter (2012) ” ukuran perusahaan adalah besarnya aset perusahaan yang memungkinkan tingkat leverage perusahaan besar akan

(16)

lebih besar dari perusahaan yang lebih kecil.” Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa ukuran kecil perusahaan akan mempengaruhi struktur modal didasarkan pada kenyataan bahwa semakin besar suatu perusahaan akan memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi, sehingga perusahaan lebih bersedia untuk mengeluarkan saham baru dan juga cenderung menggunakan jumlah pinjaman akan meningkat.

Penelitian ini menggunakan variabel moderating karena adanya ketidakkonsistenan hasil dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Damayanti (2006), Indahningrum & Handayani (2009) dan Susilawati dkk. (2012) yang menyatakan bahwa free cash flow berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Hardiningsih dan Oktaviani (2012) yang mengatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara struktur aset perusahaan terhadap kebijakan utang perusahaan. Penelitian oleh Indahningrum & Handayani (2009) dan Susilawati dkk. (2012) yang menyatakan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang, sedangkan penelitian yang tidak sesuai dengan penelitian ini, diantaranya Nugroho (2011) dan Hardiningsih Oktaviani (2012) yang menyatakan bahwa free cash flow berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan hutang, Susilawati dkk. (2012) yang menyatakan bahwa struktur aset tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang, serta Kusrini (2012) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang.

Ukuran perusahaan dijadikan sebagai variabel moderating karena ukuran perusahaan dapat mempengaruhi banyak hal dalam perusahaan. Ukuran

(17)

perusahaan biasanya diukur melalui nilai total aset, total nilai buku aset, total penjualan dan jumlah tenaga kerja. Ukuran perusahaan mencerminkan tinggi rendahnya aktivitas perusahaan.

Ukuran tersebut dapat menjadi ukuran investor atau kreditur dalam melihat keadaan sebuah perusahaan. Ukuran perusahaan yang besar mencerminkan bahwa perusahaan tersebut memerlukan dana yang besar dalam pembiayaan perusahaan.

Tingginya dana yang diperlukan dalam pembiayaan maka perusahaan menggunakan hutang untuk memenuhi kebutuhan dananya.

Penelitian mengenai ukuran perusahaan yang dilakukan oleh Richard Kofi Akoto and Dadson Awunyo-Vitor (2013) dalam penelitian What Determines The Debt Policy of Listed Manufacturing Firms in Ghana menemukan hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang. Hasil yang berbeda ditemukan oleh Keni dan Sofia Prima Dewi (2011) bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Hasil yang sama ditemukan oleh Farah Margaretha (2014) dalam penelitian Determinants of Debt Policy in Indonesia’s Public Company.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kebijakan hutang dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan kemakmuran perusahaan, dan sebagai penengah antara konflik yang terjadi antara manajer dan pemegang saham. Manajer haruslah dapat menggunakan kebijakan hutang dengan sebaik-baiknya demi kebaikan perusahaan.

Penelitian ini akan menguji kembali variabel yang memiliki hasil yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah untuk memverifikasi hasil penelitian

(18)

sebelumnya yang menunjukkan hasil yang berbeda , serta memberikan tambahan referensi terhadap penelitian yang berkaitan dengan kebijakan hutang.

Berdasarkan adanya perbedaan pada penelitian-penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan bahwa masih terdapat ketidakkonsistenan antara fenomena empiris dengan teori yang ada serta ketidakkonsistenan hasil penelitian pengaruh variabel free cash flow, struktur aset dan profitabilitas terhadap kebijakan hutang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian kembali mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur. Peneliti juga ingin menambahkan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating untuk melihat bagaimana ukuran perusahaan dapat memoderasi variabel-variabel tersebut.

Dengan demikian peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Aset dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2013-2015”. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang berbentuk replikasi dengan penambahan variabel moderating dan sampel yang berbeda dari penelitian terdahulu.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apakah free cash flow, struktur aset, dan profitabilitas berpengaruh baik secara parsial maupun bersama-sama (simultan) terhadap kebijakan utang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015?

(19)

2. Apakah free cash flow, struktur aset, dan profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan hutang dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating?

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan – keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:

1. Penelitian ini hanya meneliti tiga variabel independen yaitu free cash flow, struktur aset dan profitabilitas.

2. Penelitian ini mengambil sampel dari laporan keuangan audited dan company report perusahaan manufaktur di www.idx.co.id pada periode 2013 sampai dengan 2015.

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh free cash flow, struktur aset, dan profitabilitas terhadap kebijakan utang baik secara parsial maupun bersama-sama (simultan).

2. Untuk mengetahui pengaruh free cash flow, struktur aset, dan profitabilitas terhadap kebijakan hutang dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating.

Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

(20)

1. Bagi Akademi

Penelitian ini bermanfaat untuk diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan literatur ilmu manajemen keuangan, memperkaya referensi kepustakaan serta diharapkan dapat menambah wawasan bagi para pembacanya.

2. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan mampu menerapkan ilmu atau teori yang telah diperoleh pada saat mengikuti perkuliahan dengan permasalahan yang sesungguhnya, sehingga memperoleh gambaran yang jelas sejauh mana tercapai keselarasan antara pengetahuan secara teoritis dan prakteknya.

3. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perusahaan dalam mengelola struktur modal yang optimal, termasuk arus kas khususnya free cash flow yang lebih baik, struktur aset dan profitabilitas sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan dalam pengambilan keputusan finansial.

4. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan alternatif sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan berinvestasi.

(21)

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan referensi bagi penelitian berikutnya yang mengambil masalah yang sama sebagai bahan penelitian.

(22)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Kebijakan Utang

Kebijakan utang merupakan keputusan yang sangat penting dalam perusahaan. Dimana kebijakan utang merupakan salah satu bagian dari kebijakan pendanaan perusahaan. Kebijakan utang adalah kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen dalam rangka memperoleh sumber pembiayaan bagi perusahaan sehingga dapat digunakan untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan.

Selain itu kebijakan utang perusahaan juga berfungsi sebagai mekanisme monitoring terhadap tindakan manajer yang dilakukan dalam pengelolaan perusahaan. Keputusan pembiayaan atau pendanaan perusahaan akan dapat mempengaruhi struktur modal perusahaan. Sumber pendanaan dapat diperoleh dari modal internal dan modal eksternal.

Menurut Munawir (2004), “utang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, di mana utang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor.”

2.1.1.1 Keputusan Pendanaan

Keputusan pendanaan merupakan satu kebijakan yang sangat penting bagi perusahaan, hal ini karena menyangkut perolehan sumber dana untuk kegiatan operasi perusahaan.

(23)

Jika suatu perusahaan mengutamakan sumber dari dalam perusahaan, maka ketergantungan pihak perusahaan terhadap pihak luar sangat kecil. Tetapi ada saat-saat tertentu dimana semua sumber dana dari dalam perusahaan telah digunakan, sementara kebutuhan dana perusahaan semakin meningkat sehingga dalam hal ini perusahaan perlu mencari alternatif pendanaan. Alternatif pendanaan ini bisa dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber pendanaan dari luar misalnya, melalui utang atau dengan menerbitkan saham baru.

2.1.1.2 Teori Keagenan

Dalam teori keagenan, mengatur hubungan pemegang saham digambarkan sebagai hubungan antara pengelola modal (agent) dengan principal, dimana manajer sebagai agent dan pemegang saham sebagai principal. Agen diberikan mandat oleh pemegang saham (principal) untuk menjalankan bisnis demi kepentingan principal, yaitu meningkatkan nilai perusahaan dan kemakmuran pemegang saham.

Sedangkan manajer memiliki kepentingan sendiri yaitu bertambahnya kesejahteraan para manajer dengan berorientasi pada gaji dan komisi. Dalam kondisi ini masing-masing pihak memiliki kepentingan sendiri-sendiri. Inilah yang menjadi masalah dasar dalam agency theory, yaitu adanya konflik kepentingan.

(24)

Agency theory menyebutkan bahwa sebagai agen dari pemegang saham, manajer tidak selalu bertindak demi kepentingan pemegang saham. Untuk itu, diperlukan biaya pengawasan yang dapat dilakukan melalui cara-cara seperti pengikatan agen, pemeriksaan laporan keuangan, dan pembatasan terhadap pengambilan keputusan oleh manajemen. Kegiatan pengawasan yang dilakukan memerlukan biaya keagenan.

2.1.1.3 Teori Asimetri Informasi dan Signaling

“Asymmetric information adalah kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak dari pihak lain. Karena asymmetric information, manajemen perusahaan tahu lebih banyak tentang perusahaan dibanding investor di pasar modal.” (Sjahrial 2009 : 207).

Jika perusahaan cenderung ingin memaksimumkan pemegang saham saat ini (current stockholder) dan bukan pemegang saham baru maka ada kecenderungan bahwa: (1) Jika perusahaan memiliki prospek cerah, maka manajemen tidak akan menerbitkan saham baru, namun menggunakan laba ditahan, agar prospek cerah bisa dinikmati oleh current stockholder, dan (2) jika prospek kurang baik, manajemen menerbitkan saham baru untuk memperoleh dana, agar tanggung jawab current stockholder menjadi berkurang.

Namun yang menjadi masalah adalah para investor baru melihat kecenderungan ini sehingga melihat penawaran saham baru

(25)

sebagai pertanda buruk (signaling) sehingga harga saham bisa saja langsung turun jika saham baru diterbitkan, sehingga menyebabkan biaya modal semakin tinggi dan mendorong perusahaan untuk menerbitkan obligasi ketimbang saham baru.

“Perusahaan lebih senang menggunakan dana dengan urutan laba ditahan dan dana depresiasi, utang dan yang terakhir penjualan saham baru. Penjualan saham baru diurutan terakhir adalah untuk menghindari terjadinya sinyal buruk dari investor baru terhadap penawaran saham oleh perusahaan.” (Sjahrial 2009 : 207)

2.1.1.4 Pecking Order Theory

Pecking Order Theory merupakan penetapan suatu urutan keputusan pendanaan dimana para manajer pertama kali akan memilih untuk menggunakan laba ditahan, utang dan penerbitan saham sebagai pilihan terakhir. Penggunaan utang lebih disukai karena biaya yang dikeluarkan untuk utang lebih murah dibandingkan dengan biaya penerbitan saham.

“Pecking order theory menjelaskan mengapa perusahaan-perusahaan yang profitable (menguntungkan) umumnya meminjam dalam jumlah yang sedikit. Hal tersebut bukan karena perusahaan mempunyai target debt ratio yang rendah, tetapi karena memerlukan external financing yang sedikit. Sedangkan perusahaan yang kurang profitable cenderung mempunyai utang yang lebih besar karena dana internal tidak cukup dan utang merupakan sumber eksternal yang lebih disukai.” (Hidayat, 2013).

(26)

2.1.2 Aliran Kas Bebas (Free Cash Flow)

“Free cash flow merupakan arus kas yang tersedia untuk didistribusikan kepada seluruh investor (pemegang saham dan pemilik utang) setelah perusahaan menempatkan seluruh investasinya pada aset tetap dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang sedang berjalan (Brigham dan Houston, 2006).” Free cash flow menggambarkan kepada investor bahwa dividen yang dibagikan oleh perusahaan bukan hanya sebagai strategi menyiasati pasar dengan maksud meningkatkan nilai perusahaan.

2.1.3 Struktur Aset

“Struktur aset adalah komponen dari aset yang terdiri dari aset lancar dan aset tetap. Struktur aset berhubungan dengan kekayaan perusahaan yang dapat dijadikan jaminan yang lebih fleksibel akan cenderung mengunakan hutang lebih besar daripada perusahaan yang struktur asetnya tidak fleksibel.” Manan (2004).

Perusahaan yang asetnya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit akan lebih banyak menggunakan hutang karena investor akan selalu memberikan pinjaman apabila mempunyai jaminan. Struktur aset perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan hutang perusahaan terutama bagi perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah yang besar. Aset tetap tersebut dapat dijadikan sebagai jaminan oleh manajer kepada kreditor sehingga manajer dapat memperoleh pinjaman dengan mudah.

(27)

Aset tetap seringkali digunakan sebagai jaminan dalam mendapatkan hutang, sehingga perusahaan yang banyak memiliki aset tetap akan mendapatkan hutang yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki aset tetap lebih sedikit. Investor akan lebih mudah untuk memberikan pinjaman atau hutang jika ada jaminan.

2.1.4 Profitabilitas

Menurut Tita Detiana (2011:59) “profitabilitas adalah hubungan antara pendapatan dan biaya yang dihasilkan dengan menggunakan aset perusahaan, baik lancar maupun tetap, dalam aktivitas produksi.” Terdapat banyak cara untuk mengukur profitabilitas. Berbagai pengukuran ini memungkinkan analis untuk mengevaluasi keuntungan perusahaan dilihat baik dari sisi penjualan aset ataupun investasi pemilik.

Tanpa profit, perusahaan tidak dapat menarik sumber modal eksternal untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama satu tahun dan dikalkulasi dengan return on equity. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian dari penjualan investasi serta kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan.

Sedangkan Menurut Moeljadi (2006:52) rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, baik dengan menggunakan seluruh aset yang ada maupun dengan menggunakan modal sendiri.

(28)

a. Menurut Warsono (2002:37) untuk mengukur profitabilitas suatu perusahaan dapat dilakukan dengan lima macam rasio, yaitu :

1. Margin laba kotor (gross profit margin), merupakan perbandingan antara laba kotor (gross profit) dengan penjualan.

Besarnya hasil perhitungan margin laba kotor menunjukkan seberapa besar laba kotor yang diperoleh oleh perusahaan untuk tingkat penjualan tertentu.

2. Margin laba operasi bersih (net operating profit margin), merupakan rasio perbandingan antara laba operasi bersih (Earning Before Interest and Taxes/EBIT) dengan penjualan.

Besarnya hasil perhitungan margin laba operasi bersih menunjukkan seberapa besar laba sebelum bunga dan pajak yang diperoleh oleh perusahaan untuk tingkat penjualan tetentu.

3. Margin laba bersih (net profit margin), merupakan rasio perbandingan antara laba bersih setelah pajak (Earning After Taxes/EAT) dengan penjualan. Besarnya hasil perhitungan margin laba bersih menunjukkan seberapa besar laba setelah pajak yang diperoleh oleh perusahaan untuk tingkat penjualan tertentu.

4. Rasio pengembalian atas investasi (ROI/ROA),

Merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aset yang digunakan dalam perusahaan. ROA juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manjemen dalam mengelola investasinya

Rumus ROA = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

5. Rasio pengembalian atas ekuitas (ROE) atau pengembalian atas para pemegang saham. Merupakan rasio untuk mengukur laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik, artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pada sebaliknya.

Rumus ROE = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖

Profitabilitas ini menjadi variabel dalam menggambarkan pendapatan yang dimiliki perusahaan untuk membiayai investasi. Selain itu, profitabilitas juga menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aset untuk menghasilkan keuntungan bagi investor.

(29)

“Ketika perusahaan sebagian didanai oleh hutang, laba dibagi antara pemegang hutang dengan pemegang saham. Dengan demikian hubungan yang ada antara profitabilitas dengan kebijakan hutang adalah bersifat negatif. Ketika profitabilitas perusahaan meningkat maka tingkat hutang perusahaan akan menurun dan sebaliknya jika profitabilitas perusahaan menurun maka hutang perusahaan akan meningkat.” (Nanda Karinaputri, 2012).

2.1.5 Ukuran Perusahaan

“Ukuran perusahaan (size) adalah kekayaan perusahaan yang diukur dari total aset perusahaan. Ukuran perusahaan menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan tingkat hutang perusahaan. Perusahaan-perusahaan besar cenderung lebih mudah untuk memperoleh pinjaman dari pihak ketiga, karena kemampuan mengakses kepada pihak lain atau jaminan yang dimiliki berupa aset bernilai lebih besar dibandingkan perusahaan kecil.” (Susanto, 2011).

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat dinyatakan dengan total aset atau total penjualan bersih. Semakin besar total aset maupun penjualan maka semakin besar pula ukuran suatu perusahaan. Semakin besar aset maka semakin besar modal yang ditanam, sementara semakin banyak penjualan maka semakin banyak juga perputaran uang dalam perusahaan.

Dengan demikian, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan. Tingkat pertumbuhan perusahaan juga merupakan faktor yang mempengaruhi struktur modal, perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan pesat cenderung lebih banyak menggunakan hutang daripada perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih lambat.

Pertumbuhan perusahaan berbanding lurus dengan ukuran perusahaan, sehingga semakin cepat pertumbuhan perusahaan maka semakin

(30)

besar pula ukuran perusahaan, sehingga ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal karena perusahaan yang lebih besar akan mudah memperoleh pinjaman dibandingkan perusahaan kecil.

Perusahaan yang besar akan lebih aman dalam memperoleh hutang karena perusahaan mampu dalam pemenuhan kewajibannya dengan adanya diversifikasi yang lebih luas dan memiliki arus kas yang stabil. Pengukuran ukuran perusahaan menurut Faisal (2004) diukur dengan total aset.

Pengukuran lain dalam penelitian Margaretha (2014) diukur dengan total penjualan.

2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu

1. Isrina Damayanti (2006) dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Free Cash Flow dan Struktur Kepemilikan Saham terhadap Kebijakan Utang pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia”. Sumber data berasal dari Bursa Efek Jakarta periode 2000-2003 dengan data sekunder. Variabel dependen dalam penelitian adalah kebijakan utang yang diproyeksikan dengan Debt to Equity Ratio.

Variabel independennya adalah Free Cash Flow (FCF) dan struktur kepemilikan saham yang terdiri dari kepemilikan manajerial dan kepemilikan institutional. Investment Opportunity Set (IOS) yang diproyeksikan dengan rasio Market to Book Value of Aset (MVABVA) dan dividen yield sebagai variabel kontrol. Analisis data dilakukan dengan menggunakan model persamaan regresi berganda dengan alat bantu statistik Microsoft Excel 2000.

(31)

Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji autokorelasi dan uji multikolinearitas. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji F dan uji t. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa FCF mempengaruhi utang perusahaan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000449 (signifikansi kuat), selain signifikan variabel aliran kas bebas juga berpengaruh positif terhadap utang perusahaan: kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan utang perusahaan dan secara statistik tidak signifikan yaitu 0,5345, kepemilikan institusional berpengaruh positif dan secara statistik tidak signifikan terhadap kebijakan utang sebesar 0,8019.

2. Indahningrum & Handayani (2009) dengan judul jurnal “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dividen, Pertumbuhan Perusahaan, Free Cash Flow, dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Utang Perusahaan”. Sumber data berasal dari Bursa Efek Indonesia dengan sampel perusahaan manfaktur periode 2005-2007. Variabel dependennya adalah kebijakan utang dengan ukuran debt ratio.

Variabel independennya adalah kepemilikan manajerial dengan persentase saham yang dimiliki manajemen yang aktif didalam pengambilan keputusan, kepemilikan institusional dengan persentase saham yang dimiliki investor institusional dalam perusahaan, dividen dengan dividen payout ratio, pertumbuhan perusahaan dengan total aset awal tahun dibagi total aset akhir tahun, profitabilitas dengan operating income dibagi total aset dan free cash flow dengan aliran kas operasi dikurangi pengeluaran modal dan modal kerja bersih.

(32)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dividen, dan free cash flow berpengaruh searah dan signifikan dengan prediksi utang perusahaan, sementara pertumbuhan perusahaan dan profitabilitas berpengaruh negatif atau berlawanan dan signifikan.

3. Ivan Nugroho (2011) dengan judul “Analisis Kepemilikan Institusional, Profitabilitas dan Free Cash Flow terhadap Kebijakan Utang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2006-2009”. Teknik analisis yang digunakan adalah analisi regresi berganda dengan software SPSS. Uji yang dilakukan adalah uji F dan t dengan tingkat signifikansi 95%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran kepemilikan institusional, dan free cash flow tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang, sedangkan profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan utang. Sementara secara simultan, kepemilikan institusional, profitabilitas dan free cash flow berpengaruh terhadap kebijakan utang sebesar 17,3%.

4. Kusrini (2012) dengan judul penelitian “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Profitabilitas, dan Likuiditas terhadap Kebijakan Utang pada Perusahaan Manufaktur.” Data diperoleh dari BEI tahun 2008-2010. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan software SPSS.

Uji yang dilakukan adalah uji F dan t dengan tingkat signifikansi 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, likuiditas

(33)

berpengaruh signifikan dan negatif terhadap kebijakan utang, sedangkan risiko bisnis dan profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan utang. Sementara secara simultan, ukuran perusahaan, risiko bisnis, profitabilitas, dan likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan utang sebesar 25,30%.

5. Hardiningsih & Oktaviani (2012) dengan judul jurnal “Determinan Kebijakan Hutang dalam Agency Theory dan Pecking Order Theory pada Perusahaan Manufaktur”. Tujuan dalam penelitian ini untuk menganalisis pengaruh variabel free cash flow, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, struktur aset perusahaan, Retained Earning dan kepemilikan manajerial pada hutang.

Penelitian menggunakan metode purposive sampling untuk menentukan sampelnya. Data yang diperoleh didasarkan pada publikasi dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 2007-2011 dengan jumlah 135 sampel perusahaan manufaktur.

Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.

Berdasarkan uji F statistic menunjukkan bahwa model ini cocok karena memiliki nilai signifikansi kurang dari 5% dari nilai Alpha. Hasil analisis menunjukkan bahwa keempat variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel DER sementara itu dua variabel bebas lainnya tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DER.

Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap hutang, pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap utang,

(34)

struktur aset perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap hutang, saldo laba ditahan berpengaruh negatif signifikan terhadap hutang, sementara free cash flow dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap hutang.

6. Susilawati Dkk. (2012) dengan judul jurnal “Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kebijakan Utang Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Periode sampel penelitian adalah perusahaan manufaktur tahun 2006-2010. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan software SPSS.

Uji yang dilakukan adalah uji F dan t dengan tingkat signifikansi 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, institusional, kebijakan dividen, dan struktur aset tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Sementara profitablilitas, free cash flow dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Sementara secara simultan berpengaruh signifikan dengan nilai R square 16,3 %.

7. Fandi Arya Pratama (2014) dengan judul “Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Aset, dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah free cash flow, struktur aset dan profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan utang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini

(35)

memiliki jumlah sampel 18 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008-2012. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id. Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t dan uji F yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 21.0.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, free cash flow, strukur aset dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Sementara secara parsial, free cash flow tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang, namun struktur aset dan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Nilai R Square adalah 0.119 mengindikasikan bahwa 11,90% perubahan dalam kebijakan hutang dapat dijelaskan oleh variabel- variabel bebas yang digunakan dalam penelitian, sedangkan sisanya 88,10%

dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.

Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu No. Nama, Tahun dan Judul

Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. Isrina Damayanti (2006)

“Analisis Pengaruh Free Cash Flow dan Struktur Kepemilikan Saham terhadap

Variabel independen:

free cash flow, struktur kepemilikan

Free cash flow berpengaruh positif terhadap utang perusahaan dengan

(36)

Perusahaan Manufaktur di Indonesia.”

Variabel dependen:

kebijakan utang.

signifikan.

Struktur kepemilikan manajerial

berpengaruh negatif terhadap kebijakan utang dan tidak signifikan.

2. Indahningrum & Handayani

(2009) “Pengaruh

Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dividen, Pertumbuhan Perusahaan, Free Cash Flow, dan Pofitabilitas terhadap Kebijakan Utang Peru- sahaan Manufaktur dan Non- manufaktur.”

Variabel independen:

kepemilikan manajerial,

kepemilikan in- stitusional, dividen, pertumbuhan peru- sahaan, free cash flow, dan profita- bilitas.

Variabel dependen:

kebijakan utang.

Kepemilikan mana- jerial, kepemilikan institusional,

dividen, dan free cash flow berpe- ngaruh positif dan signifikan dengan prediksi utang perusahaan.

Pertumbuhan

perusahaan dan profitabilitas

berpengaruh negatif dan signifikan.

3. Ivan Nugroho (2011)

“Analisis Kepemilikan Institusional, Profitabilitas dan Free Cash Flow terhadap Kebijakan Utang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.”

Variabel independen:

kepemilikan institu- sional, profitabilitas dan free cash flow Variabel dependen:

kebijakan utang

Kepemilikan

institusional dan free cash flow tidak berpengaruh

signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan.

Profitabilitas

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan.

4. Hari Kusrini (2012)

“Pengaruh Ukuran Pe- rusahaan, Risiko Bisnis, Profitabilitas, dan Likuiditas terhadap Kebijakan Utang

pada Perusahaan

Manufaktur.”

Variabel

independen: ukuran perusahaan, risiko bisnis, profi- tabilitas, dan likui- ditas.

Variabel dependen:

kebijakan utang.

Ukuran perusahaan dan likuiditas berpengaruh

signifikan dan negatif terhadap kebijakan utang, Risiko bisnis dan profitabilitas berpe- ngaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan utang.

(37)

Ukuran perusahaan, risiko bisnis, profitabilitas, dan likuiditas

berpengaruh

terhadap kebijakan utang secara simultan.

5. Hardiningsih & Oktaviani (2012) “Determinan Kebijakan Utang dalam Agency Theory dan Pecking Order Theory pada Perusahaan Manufaktur.”

Variabel independen:

free cash flow, profitabilitas,

pertumbuhan

perusahaan, struktur aset perusahaan, Retained Earning dan kepemilikan manajerial pada hutang.

Variabel dependen:

kebijakan utang

Profitabilitas berpe- ngaruh positif signi- fikan terhadap kebijakan hutang, pertumbuhan

perusahaan ber- pengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan hutang, struktur aset perusahaan

berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan hutang, saldo laba ditahan berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan hutang, sementara free cash

flow dan

kepemilikan

manajerial tidak berpengaruh

signifikan terhadap kebijakan hutang.

6. Susilawati dkk. (2012)

“Faktor - Faktor yang Memengaruhi Kebijakan

Utang Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

Variabel independen:

kepemilikan mana- jerial, kepemilikan institusional, kebija- kan dividen, struk-

tur aset,

profitabilitas,

ukuran perusahaan, dan free cash flow.

Variabel dependen:

Kepemilikan manajerial, institusional,

kebijakan dividen, dan struktur aset tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang.

Sementara,

profitabilitas, free cash flow dan

(38)

berpengaruh

signifikan terhadap kebijakan hutang.

7. Fandi Arya Pratama (2014)

“Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Aset, dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008- 2010”.

Variabel independen:

free cash flow, struktur aset, dan profitabilitas.

Variabel dependen:

kebijakan utang

Secara simultan, free cash flow, strukur aset dan profitabilitas

berpengaruh

signifikan terhadap kebijakan hutang.

Sementara secara parsial, free cash

flow tidak

berpengaruh

signifikan terhadap kebijakan hutang, namun struktur aset dan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan pada perusahaan

Sumber: Penelitian terdahulu

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.3.1 Kerangka Konseptual

Suatu kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antar variabel penelitian yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

“Variabel adalah konsep yang diberi lebih dari satu nilai.

Sedangkan dalam penelitian ini, variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Kerangka konseptual yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel yang diteliti.”

(Sugiyono, 2007).

Kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut:

(39)

H1

H2

H3

H7 H6 H5

H4

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber : Penelitian Terdahulu

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa penelitian ini menggunakan variabel independen (X) yaitu Free Cash Flow (X1), Struktur Aset (X2), dan Profitabilitas (X3), sedangkan variabel dependen (Y) yang digunakan adalah Kebijakan Hutang serta penambahan variabel moderating (Z) yaitu Ukuran Perusahaan.

2.3.2 Hipotesis Penelitian

Menurut Idrus (2009 : 53), “hipotesis memiliki makna simpulan yang Free Cash Flow

(X1)

Struktur Aset (X2)

Profitabilitas (X3)

Kebijakan Hutang

(Y)

Ukuran Perusahaan

(Z)

(40)

simpulan sementara penelitian.” Hipotesis berfungsi sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan yang sedang diteliti. Kegunaannya untuk menjadikan arah penelitian semakin jelas atau memberikan arah bagi peneliti untuk melaksanakan penelitiannya secara baik. Idrus (2009:53) menjelaskan bahwa:

“Ada beberapa persyaratan merumuskan hipotesis, antara lain (1) dirumuskan dalam kalimat berita, (2) Tidak bermakna ganda dan (3) dirumuskan secara operasional. Sebaiknya hipotesis ditulis sealur dengan rumusan masalah yang ada, karena hipotesis merupakan jawaban sementara atas rumusan masalah yang ada karena hipotesis merupakan jawaban sementara atas rumusan masalah yang diajukan untuk diteliti.

2.3.2.1 Free Cash Flow terhadap Kebijakan Hutang

Free cash flow dapat digunakan untuk pembelanjaan modal dengan orientasi pertumbuhan, pembayaran hutang dan pembayaran kepada pemegang saham dalam bentuk deviden. Semakin besar free cash flow yang tersedia dalam suatu perusahaan maka semakin sehat perusahaan tersebut karena memiliki kas yang tersedia untuk pertumbuhan, pembayaran hutang dan deviden.

Damayanti (2006) membuktikan bahwa free cash flow mempunyai pengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan. Ini berarti bahwa free cash flow yang tinggi mempengaruhi jumlah penggunaan hutang yang tinggi pula. Penelitian Faisal (2004) juga menguji pengaruh antara free cash flow terhadap kebijakan hutang.

(41)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi free cash flow mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kebijakan hutang yang akan diambil oleh pihak manajemen. Perusahaan yang memiliki free cash flow yang tinggi akan memiliki kemampuan untuk membayar hutang yang tinggi pula.

Jadi dengan adanya free cash flow yang memadai diharapkan mampu mempengaruhi kebijakan yang akan diambil khususnya mengenai hutang. Free cash flow yang tersedia mencerminkan kemampuan perusahaan dalam membayarkan hutangnya. Hutang yang digunakan perusahaan dibayar dengan menggunakan free cash flow sehingga jika perusahaan ingin menggunakan tingkat hutang yang tinggi perusahaan juga harus menyediakan free cash flow yang memadai untuk dapat membayar hutang.

Semakin tinggi free cash flow yang tersedia maka perusahaan dinilai semakin mampu untuk membayar hutangnya sehingga memungkinkan perusahaan untuk juga menggunakan hutang yang tinggi. Atas dasar uraian tersebut, maka penelitian ini mengajukan hipotesis pertama sebagai berikut:

H1 : Free cash flow berpengaruh terhadap kebijakan utang.

2.3.2.2 Struktur Aset terhadap Kebijakan Hutang

Struktur aset adalah penentuan berapa besar alokasi untuk masing – masing komponen aset, baik dalam aset lancar maupun dalam aset tetap. Perusahaan dengan aset yang dapat digunakan untuk jaminan

(42)

akan lebih memilih untuk menggunakan penggunaan hutangnya lebih banyak. Besarnya aset tetap suatu perusahaan dapat menentukan besarnya penggunaan hutang.

“Perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan hutang dalam jumlah besar karena aset tersebut dapat digunakan sebagai jaminan pinjaman” (Mamduh, 2004). Struktur aset berhubungan dengan jumlah kekayaan (aset) yang dapat dijadikan jaminan. “Perusahaan yang struktur asetnya lebih fleksibel akan cenderung menggunakan hutang lebih besar dari pada perusahaan yang struktur asetnya tidak fleksibel” (Manan, 2004).

Atas dasar uraian tersebut, maka penelitian ini mengajukan hipotesis kedua sebagai berikut:

H 2 : Struktur aset berpengaruh terhadap kebijakan utang.

2.3.2.3 Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang

Rasio profitabilitas merupakan suatu model analisis yang berupa perbandingan data keuangan sehingga informasi keuangan tersebut menjadi lebih berarti. Analisis ini sering digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan, selain itu rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas perusahaan dalam manajemennya. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.

Analisis profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan laporan posisi kuangan dan laporan laba rugi

(43)

perusahaan. Salah satu rasio tersebut adalah ROE (return on equity) yang diukur melalui laba bersih / rata-rata modal (equity), artinya seberapa besar pengembalian rupiah atas jumlah modal yang digunakan perusahaan. ROE juga merupakan suatu ukuran tentang efektifitas manajemen dalam mengelola modalnya.

Menurut Sjahrial (2009), “semakin cepat tingkat pengembalian perusahaan, semakin cepat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar kebutuhan dana untuk biaya ekspansi dan semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba untuk pembiyaan investasi. Sehingga perusahaan akan sedikit menggunakan utang sebagai sumber pendanaan eksternalnya.”

Atas dasar uraian tersebut, maka penelitian ini mengajukan hipotesis ketiga dan kemudian keempat sebagai berikut:

H 3 : Profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan utang.

H 4 : Free cash flow, struktur aset dan profitabilitas berpengaruh

secara bersama- sama (simultan) terhadap kebijakan utang.

2.3.2.4 Free Cash Flow terhadap Kebijakan Hutang dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating

Hubungan antara free cash flow terhadap kebijakan hutang perusahaan dapat dipengaruhi oleh ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan dapat memperlemah maupun memperkuat (sebagai variabel moderating) hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Perusahaan dengan free cash flow yang besar cenderung mempunyai level hutang yang tinggi khususnya ketika perusahaan mempunyai ukuran perusahaan yang besar.

(44)

Hal ini berarti perusahaan yang memiliki free cash flow yang memadai cenderung untuk menggunakan hutang dalam mendanai perusahaannya saat memiliki ukuran perusahaan yang besar. Karena perusahaan yang mempunyai ukuran perusahaan yang besar memiliki pertumbuhan yang tinggi. Manajer lebih memilih untuk berinvestasi karena memiliki ukuran perusahaan yang besar dan tidak ingin menyiakan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang besar dalam berinvestasi.

Atas dasar uraian tersebut, maka penelitian ini mengajukan hipotesis kelima sebagai berikut:

H5 : Free cash flow berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating.

2.3.2.5 Struktur Aset terhadap Kebijakan Hutang dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating

Struktur aset adalah komponen dari aset yang terdiri dari aset lancar dan aset tetap. Struktur aset berhubungan dengan kekayaan perusahaan yang dapat dijadikan jaminan yang lebih fleksibel akan cenderung mengunakan hutang lebih besar daripada perusahaan yang struktur asetnya tidak fleksibel. Perusahaan yang asetnya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit akan lebih banyak menggunakan hutang karena investor akan selalu memberikan pinjaman apabila mempunyai jaminan.

(45)

Struktur aset perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan hutang perusahaan terutama bagi perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang besar. Atas dasar uraian tersebut, maka penelitian ini mengajukan hipotesis keenam sebagai berikut:

H6 : Struktur aset berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating.

2.3.2.6 Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating

Profitabilitas yang tinggi menunjukkan adanya peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan dapat dilihat dari perubahan laba perusahaan. Kehadiran ukuran perusahaan sebagai variabel moderating menunjukkan bahwa perusahaan yang besar umumnya memiliki profitabilitas (kinerja keuangan) yang tinggi.

Semakin tinggi rasio profitabilitas akan diikuti oleh penurunan rasio utang perusahaan. Hal ini menggambarkan bahwa setiap penambahan profitability akan mengakibatkan struktur modal berkurang.

Atas dasar uraian tersebut, maka penelitian ini mengajukan hipotesis ketujuh sebagai berikut:

H7 : Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating.

(46)

BAB 3

METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan penulis adalah desain asosiatif kausal.

Menurut Sugiyono (2007:14), “desain asosiatif berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.” Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori yang diperoleh selama masa perkuliahan dan tinjauan pustaka. Metode penelitian dirancang melalui langkah – langkah penelitian dari operasional variabel, penentuan jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan diakhiri dengan rancangan pengujian hipotesis dan statistik.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang termasuk dalam industri manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga periode waktu yaitu 2013-2015, serta melaporkan laporan keuangan secara lengkap dan dipublikasikan di situs resmi Bursa Efek Indonesia.

Jumlah populasi peusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yaitu 138

(47)

perusahaan. Sampel merupakan bagian dari populasi terdiri dari beberapa anggota yang dipilih dari populasi.

Sampel haruslah mewakili populasi dan lebih spesifik. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, yaitu sampel yang diambil adalah sampel yang memiliki kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan peneliti dalam penentuan sampelnya adalah :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tidak keluar (delisting) pada tahun 2013-2015.

2. Perusahaan manufaktur menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit beserta pengukuran kinerja perusahaan dalam bentuk rasio keuangan periode tahun 2013-2015.

3. Perusahaan manufaktur membayar dividen kas secara terus menerus dari tahun 2013-2015 yang dilihat pada skedul pembayaran dividen kas di BEI.

4. Menggunakan mata uang rupiah sebagai mata uang pertukaran

Proses seleksi dalam menentukan kriteria yang telah ditentukan dapat dilihat pada Tabel 3. 1 berikut ini:

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel

NO Nama Emiten Kode Kriteria

Sampel 1 2 3 4

1 Akasha Wira International Tbk ADES     

2 Alam Karya Unggul Tbk AKKU     

3 Alaska Industrindo Tbk ALKA     

4 Alkindo Naratama Tbk ALDO     

5 Alumindo Light Metal Industry Tbk ALMI     

6 Apac Citra Centertex Tbk MYTX     

7 Argha Karya Prima Ind. Tbk AKPI     

8 Argo Pantes Tbk ARGO     

9 Arwana Citra Mulia Tbk ARNA     

Referensi

Dokumen terkait

Strategi itu bisa dilakukan dengan membuat produk baru dengan merambah pada pers online maupun dengan menimgkatkan kualitas, baik itu dengan perubahan desain produk maupun

Instrumen dalam penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk. mengumpulkan data dan informasi yang

Penggunaan unsur-unsur yang mendukung dalam proses produksi diharapkan berfungsi secara efektif dan efisien, baik itu dalam hal segi bahan baku, manusia, metode, mesin yang

h) Outcome i. rekomendasi KLHS digunakan sebagai alat untuk melakukan perbaikan kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan yang melampaui daya dukung dan daya tampung

beberapa hibrida sejalan dengan tingginya salah satu komponen hasil yang dimiliki hibrida yaitu besarnya diameter dan panjang tongkol' Penelitian. sebelumnya menunjukkan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa efek fito protektif ekstrak batang pisang ambon ( Musa paradisiaca var.sapientum) pada dosis 80 mg/150g BB

Simpulan dalam penelitian ini yaitu penerapan pendekatan whole language berbantuan audiovisual dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa, keterampilan guru dalam

Arah kebijakan anggaran Kabupaten Bantul difokuskan untuk mendukung program-program untuk mencapai visi dan misi Kabupaten Bantul tahun 2010- 2015, dalam rangka peningkatan