• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Analisa Deskriptif

Analisis Deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik data dari latar belakang responden.

Pada bagian ini akan dibahas karakteristik responden terdiri dari : usia, jenis kelamin, pendidikan, uang saku, nilai rata-rata friends knowledge dan volume belanja.

Tabel 4.1 Usia

180 51,72 51,72 51,72

168 48,28 48,28 100,00

348 100,0 100,0

13 - 17 tahun 18 - 21 tahun Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Berdasarkan tabel diatasa, dapat dilihat bahwa responden yang berusia 13- 17 tahun lebih banyak mengisi kuesioner kami daripada responden yang berusia 18-21 tahun. hal ini menunjukkan bahwa secara kebetulan kami lebih banyak membagikan kuesioner kami kepada responden yang berusia 13-17 tahun daripada yang berusia 18-21 tahun.

Tabel 4.2

Jenis_Kelamin

147 42,24 42,24 42,24

201 57,76 57,76 100,00

348 100,0 100,0

Laki - laki Perempuan Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden perempuan lebih banyak mengisi kuesioner kami daripada responden laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang pergi berbelanja bersama dengan teman sebayanya adalah responden perempuan. Hal ini disebabkan

(2)

karena responden laki-laki pada saat berbelanja bersama mereka mengajak teman perempuan.

Tabel 4.3

Pendidikan

180 51,72 51,72 51,72

168 48,28 48,28 100,00

348 100,0 100,0

SLTP & SLTA Mahasiswa Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden SLTP dan SLTA lebih banyak mengisi kuesioner kami daripada responden Mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa responden SLTP dan SLTA lebih sering pergi berbelanja bersama dengan teman sebaya

Tabel 4.4 Uang_saku

203 58,33 58,33 58,33

121 34,77 34,77 93,10

19 5,46 5,46 98,56

5 1,44 1,44 100,00

348 100,0 100,0

< 500.000 500.000-1.000.00 1.000.000-2.000.0

> 2.000.000 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden lebih banyak mempunyai uang saku sebesar < Rp.500.000,- setiap bulannya. Uang saku para responden tidak berpengaruh pada penelitian mengenai volume belanja remaja.

(3)

4.1.2 Analisa Crosstab

Analisa crosstab digunakan untuk mengetahui hubungan antara latar belakang responden, volume belanja, dan Friends Knowledge.

4.1.2.1 Deskripsi tentang keterkaitan Volume Belanja dengan Latar Belakang Responden

Untuk mengetahui volume belanja berdasarkan usia responden dapat dilihat hasilnya pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Tabulasi Silang Volume Belanja dengan Usia

Usia

13-17 tahun 18-21 tahun Total Volume

Belanja Sama atau kurang dari 132 3 135

Lebih dari 48 165 213

Total 180 168 348

Dari tabel di atas dapat diketahui usia remaja 13-17 tahun sebanyak 180 responden (51,72%), usia 18-21 tahun sebanyak 168 responden (48,28%).

Menurut persentase yang tampak pada tabel diatas, remaja yang berusia 18-21 tahun lebih dominan untuk berbelanja lebih dari yang direncanakan dengan presentase 98% dan 2% untuk volume belanja yang sama atau kurang dari yang direncanakan. usia 13-17 tahun lebih dominan berbelanja sama atau kurang dari yang direncanakan dengan presentase 73%. Mereka yang umur 18-21 tahun kebanyakan sudah mahasiswa, yang sebagian besar juga sambil bekerja, sehingga lebih banyak uang untuk berbelanja pakaian yang digunakan untuk kerja, sedangkan yang umur 13-17 tahun masih minta orang tua, sehingga uang saku yang diberikan juga terbatas.

(4)

Untuk mengetahui volume belanja berdasarkan Jenis Kelamin responden dapat dilihat hasilnya pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Tabulasi Silang Volume Belanja dengan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

laki-laki perempuan Total Volume

Belanja Sama atau kurang dari 18 117 135

Lebih dari 129 84 213

Total 147 201 348

Dari tabel 4.6 diketahui responden wanita sebanyak 201 orang (57,76%) dan responden pria sebanyak 147 orang (42,24%). Responden laki-laki lebih dominan melakukan pembelanjaan lebih dari yang direncanakan dengan presentase 88% daripada responden perempuan lebih dominan melakukan pembelanjaan kurang dari atau sama dengan yang direncanakan (58%). Hasil penelitian ini menunjukkan responden laki-laki lebih banyak ditemani oleh perempuan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih atribut pakaian yang akan dibeli mulai dari warna, model atau lainnya.

Untuk mengetahui volume belanja berdasarkan pendidikan responden dapat dilihat hasilnya pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Tabulasi Silang Volume Belanja dengan Pendidikan

Pendidikan

SLTP & SLTA Mahasiswa Total Volume

Belanja Sama atau kurang dari 132 3 135

Lebih dari 48 165 213

Total 180 168 348

Dari tabel 4.7 diketahui responden berpendidikan SLTP dan SLTA sebanyak 180 orang (51,72%) dan responden berpendidikan mahasiswa sebanyak 168 orang (48,28%). Responden berpendidikan SLTP & SLTA lebih dominan

(5)

melakukan pembelanjaan sama atau kurang dari yang direncanakan dengan presentase 73% daripada responden berpendidikan mahasiswa lebih dominan melakukan pembelanjaan lebih dari yang direncanakan (98%). Hal ini dikarenakan mahasiswa sebagian besar sudah berpenghasilan, sehingga keinginan untuk berbelanja lebih dari yang direncanakan lebih besar dibandingkan dengan responden yang masih duduk di bangku SLTP dan SLTA.

Untuk mengetahui volume belanja berdasarkan uang saku responden dapat dilihat hasilnya pada tabel 4.8.

Tabel 4.8 Tabulasi Silang Volume Belanja dengan Uang Saku

Uang saku

<500,000 500,000-1000,000 1000,000-2000,000 >2000,000 Total Volume

Belanja

sama atau kurang

dari 81 49 3 2 135

Lebih dari 122 72 16 3 213

Total 203 121 19 5 348

Dari gambar 4.8 diketahui uang saku kurang dari Rp 500.000 sebulan sebanyak 203 orang (50,33%), Rp 500.000-1.000.000 sebulan sebanyak 121 orang (34,77%), Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 dan lebih dari Rp 2.000.000 sebanyak 24 orang (6,9%). Keempat kategori uang saku sebagian besar berbelanja lebih dari yang direncanakan (61,21%).

(6)

4.1.2.2 Deskripsi tentang keterkaitan ketiga indikator Friends Knowledge dengan Usia Responden

Untuk mengetahui produk berdasarkan usia responden dapat dilihat hasilnya pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 Tabulasi Silang Pengetahuan Produk dengan Usia Responden

Usia

13-17 tahun 18-21 tahun Total Pengetahuan

tentang produk tidak setuju 13 16 29

netral 24 27 51

setuju 143 125 80

Total 180 168 348

Berdasarkan tabel diatas, untuk remaja yang berusia 13-17 tahun dan remaja yang berusia 18-21 tahun, lebih mengarah ke setuju yang artinya bahwa hampir semua responden baik 13-17 tahun maupun 18-21 tahun berpendapat bahwa teman yang mereka ajak berbelanja pakaian memiliki pengetahuan yang lebih tentang produk pakaian.

Menurut persentase yang tampak pada tabel diatas, remaja yang berusia 13- 17 tahun lebih memilih setuju jika teman yang mereka ajak berbelanja pakaian bersama memiliki pengetahuan yang lebih tentang produk pakaian daripada remaja yang berusia 18-21 tahun yang ditunjukkan dengan persentase sebesar 79% untuk remaja yang berusia 13-17 tahun dan 74% untuk remaja yang berusia 18-21 tahun.

(7)

Untuk mengetahui frekuensi belanja berdasarkan usia responden dapat dilihat hasilnya pada tabel 4.10.

Tabel 4.10. Tabulasi Silang Frekuensi Belanja dengan Usia Responden

Usia

13-17 tahun 18-21 tahun Total

Frekuensi Belanja netral 33 35 68

setuju 147 133 280

Total 180 168 348

Berdasarkan tabel diatas, untuk remaja yang berusia 13-17 tahun dan remaja yang berusia 18-21 tahun, lebih mengarah ke setuju yang artinya bahwa hampir semua responden baik 13-17 tahun maupun 18-21 tahun berpendapat bahwa teman yang mereka ajak berbelanja pakaian memiliki frekuensi belanja pakaian yang lebih sering.

Menurut persentase yang tampak pada tabel diatas, remaja yang berusia 13- 17 tahun lebih memilih setuju jika teman yang mereka ajak berbelanja pakaian bersama memiliki frekuensi belanja pakaian yang lebih sering daripada remaja yang berusia 18-21 tahun yang ditunjukkan dengan persentase sebesar 82% untuk remaja yang berusia 13-17 tahun dan 79% untuk remaja yang berusia 18-21 tahun.

. Hal ini disebabkan karena remaja yang berusia 13-17 tahun memiliki waktu luang yang lebih banyak karena mereka sebagian besar masih bersekolah dan lebih sering meluangkan waktu bersama dengan teman sebayanya.

(8)

Untuk mengetahui pengetahuan tentang toko berdasarkan usia responden dapat dilihat hasilnya pada tabel 4.11.

Tabel 4.11. Tabulasi Silang Pengetahuan Tentang Toko dengan Usia Responden

Usia

13-17 tahun 18-21 tahun Total Pengetahuan tentang

toko netral 18 17 35

setuju 161 144 305

sangat setuju 1 7 8

Total 180 168 348

Berdasarkan tabel diatas, untuk remaja yang berusia 13-17 tahun dan remaja yang berusia 18-21 tahun, lebih mengarah ke setuju yang artinya bahwa hampir semua responden baik 13-17 tahun maupun 18-21 tahun berpendapat bahwa teman yang mereka ajak berbelanja pakaian memiliki pengetahuan yang lebih tentang toko pakaian.

Menurut persentase yang tampak pada tabel diatas, remaja yang berusia 13- 17 tahun lebih mengarah pada setuju jika teman yang mereka ajak berbelanja pakaian bersama memiliki pengetahuan yang lebih tentang toko pakaian daripada remaja yang berusia 18-21 tahun yang ditunjukkan dengan persentase sebesar 89% untuk remaja yang berusia 13-17 tahun dan 85% untuk remaja yang berusia 18-21 tahun. .

(9)

4.1.3 Tanggapan responden tentang friends knowledge dengan tiga indikator Tabel 4.13 Pengetahuan Tentang Produk

Friend 1

Frequency Percent valid tidak setuju 29 8.3

netral 51 14.7

setuju 268 77

Total 348 100

Hasil distribusi frekuensi tabel 4.12 menunjukkan pengetahuan tentang produk teman sebaya dibandingkan dengan diri sendiri. Dari tabel diatas dapat diketahui yang menjawab tidak setuju 29 responden (8,3%), yang menjawab netral 51 responden (14,7%), yang menjawab setuju 268 responden (77,0%). Jadi sebagian besar responden setuju bahwa teman sebaya yang diajak pergi berbelanja bersama memiliki pengetahuan yang lebih tentang produk pakaian .

Tabel 4.14 Frekuensi Belanja

Friend 2

Frequency Percent valid netral 68 19.5

setuju 280 80.5

Total 348 100

Hasil distribusi frekuensi tabel 4.13 menunjukkan frekuensi belanja teman sebaya dibandingkan dengan diri sendiri. Dari tabel diatas dapat diketahui yang menjawab netral 68 responden (19,5%), yang menjawab setuju 280 responden (80,5%). Jadi sebagian responden setuju bahwa teman sebaya yang diajak berbelanja bersama, lebih sering berbelanja pakaian.

Tabel 4.15 Pengetahuan Tentang Toko

Friend 3

Frequency Percent

valid netral 35 10.1

setuju 305 87.6

sangat setuju 8 2.3

Total 348 100

(10)

Hasil distribusi frekuensi tabel 4.14 menunjukkan pengetahuan tentang toko teman sebaya dibandingkan dengan diri sendiri. Dari tabel diatas dapat diketahui yang menjawab netral 35 responden (10,1%), yang menjawab setuju 305 responden (80,5%), yang menjawab sangat setuju 8 responden (2,3%). Jadi sebagian besar responden setuju bahwa teman sebaya yang diajak pergi berbelanja bersama, memiliki pengetahuan yang lebih banyak tentang toko-toko pakaian.

4.1.4 Tanggapan Responden Terhadap Volume Belanja

Gambar 4.15. Volume Belanja Sama dan

kurang dari

38,79%

Lebih dari 61,21%

Dari gambar 4.15 diketahui bahwa pada saat berbelanja bersama dengan teman sebaya, responden lebih banyak berbelanja dari yang direncanakan sebesar 213 orang (61,21%) daripada sama atau kurang dari yang direncakan sebesar 135 orang (38,79%).

(11)

4.1.5 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas pada penelitian ini dilakukan pada indikator friends knowledge saja karena pada variabel ini ada tiga indikator dan berskala interval, sedangkan untuk variabel lainnya tidak dilakukan karena skalanya ordinal. Uji validitas ini dilakukan dengan menskor total seluruh indikator pada setiap variabel. Jadi uji validitas pada penelitian ini mengkorelasikan tanggapan responden setiap indikator dengan total seluruh indikator pada setiap variabel. Uji reliabilitas dilakukan dengan memasukkan seluruh indikator pada setiap variabel.

Tabel 4.16

Uji Validitas Dan Reliabilitas friends Knowledge (N = 348) Indikator Korelasi Prob. Keterangan Pengetahuan tentang produk

Frekuensi Belanja Pengetahuan tentang toko

0,8784 0,9085 0,4870

5,313 10-113 3,416 10-133 3,975 10-22

Valid Valid Valid Reliabilitas Cronbach's Alpha = 0,640

Sumber : Lampiran 3

Koefisien korelasi indikator pelatihan berada antara 0,4870 sampai 0,9085, seluruh probabilitas error lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat dikatakan ketiga indikator tersebut valid. Koefisien reliabilitas Cronbach's Alpha sebesar 0,640 lebih besar dari 0,6 dapat dikatakan sudah reliabel (Ghozali 2001 : 133).

(12)

4.1.6 Analisis Regresi Logistik

Dimana dari hasil perhitungan yang menggunakan komputer dengan aplikasi program SPSS 13.0 (Statistical Program for Social Science) di bawah operasi Windows diperoleh persamaan regresi logistik sebagai berikut :

Tabel 4.17

Variabel Koefisien Exp ( P ) P Value Keterangan Pengetahuan tentang Produk -2,178 0,113 0,000 Significant Frekuensi Belanja 0,491 1,634 0,637 Tidak Significant Pengetahuan tentang toko -0,585 0,557 0,466 Tidak Significant Usia 5,469 237,331 0,000 Significant

ln ⎟⎟

⎜⎜ ⎞

− p p

1 = 7,360 - 2,178 X1.1 + 0,491 X1.2 - 0,585 X1.3 + 5,469 X2

Konstanta sebesar 7,360 artinya probabilitas volume belanja lebih dari yang direncanakan pada teman sebaya yang memiliki pengetahuan lebih tentang produk, frekuensi belanja, pengetahuan tentang toko dan usia remaja 13-17 tahun mempunyai peluang yang lebih besar daripada responden pada friends knowledge dan usia remaja 18-21 tahun, hal ini dapat dilihat dari nilai p = 7,360

360 , 7

1 e e

+ =

1571,689. Jadi probabilitas volume belanja lebih dari yang direncanakan pada pengetahuan lebih tentang produk, frekuensi belanja, pengetahuan tentang toko dan usia remaja 18-21 tahun mempunyai peluang yang lebih kecil daripada responden pada pengetahuan lebih tentang produk, frekuensi belanja, pengetahuan tentang toko dan usia remaja 13-17 tahun.

Koefisien regresi pengetahuan tentang produk (X1.1) sebesar - 2,178, artinya probabilitas volume belanja lebih dari yang direncanakan pada remaja yang memiliki pengetahuan tentang produk (X1.1) yang kurang mengerti tentang produk 0,113 kali lebih besar bila dibandingkan dengan teman-teman sebaya yang memiliki pengetahuan tentang produk, hal ini dapat dilihat dari nilai p = 2,178

178 , 2

1

+ e

e = 0,113. Koefisien tersebut bertanda negatif berarti apabila

(13)

pengetahuan teman sebaya lebih sedikit daripada responden itu sendiri maka kecenderungan untuk berbelanja lebih sedikit dari yang direncanakan itu lebih kecil.

Koefisien regresi frekuensi belanja (X1.2) sebesar 0,491, artinya probabilitas volume belanja lebih dari yang direncanakan pada remaja yang memiliki frekuensi belanja (X1.2) yang cukup dalam membeli produk 0,491 kali lebih besar bila dibandingkan dengan teman-teman sebaya yang memiliki frekuensi belanja yang lebih banyak, hal ini dapat dilihat dari nilai p = 0,491

491 , 0

1 e e

+ = 1,634. Koefisien tersebut bertanda positif berarti apabila frekuensi belanja teman sebaya lebih daripada responden itu sendiri maka kecenderungan untuk berbelanja lebih dari yang direncanakan itu lebih besar.

Koefisien regresi pengetahuan tentang toko (X1.3) sebesar -0,585, artinya probabilitas volume belanja lebih dari yang direncanakan pada remaja yang memiliki pengetahuan tentang toko (X1.3) tidak cukup mengetahui tentang toko - 0,585 kali lebih kecil bila dibandingkan dengan teman-teman sebaya yang mengetahui tengtang toko yang lebih banyak, hal ini dapat dilihat dari nilai p =

585 , 0 585 , 0

1

+ e

e = 0,557. Koefisien tersebut bertanda negatif berarti apabila pengetahuan

tentang toko oleh teman sebaya lebih sedikit daripada responden itu sendiri maka kecenderungan untuk berbelanja lebih dari yang direncanakan itu lebih sedikit.

Koefisien regresi Usia remaja (X2) sebesar 5,469, artinya probabilitas volume belanja lebih dari yang direncanakan pada remaja yang memiliki usia 18- 22 tahun produk 237,331 kali lebih besar bila dibandingkan dengan remaja yang berusia 13-17 tahun, hal ini dapat dilihat dari nilai p = 5,469

469 , 5

1 e e

+ = 237,331.

Koefisien tersebut bertanda positif berarti apabila responden berusia 18-21 tahun maka kecenderungan untuk berbelanja lebih dari yang direncanakan itu lebih besar.

Besarnya koefisien determinasi Nagelkerke 0,740 artinya pengaruh pengetahuan tentang produk (X1.1), frekuensi belanja (X1.2), pengetahuan tentang

(14)

artinya pengaruh keempat variabel tersebut terhadap volume belanja remaja cukup kuat.

4.1.7 Uji Hipotesis

Untuk mengetahui hubungan atau pengaruh dari variabel bebas secara simultan atau keseluruhan terhadap variabel terikat dapat dilihat nilai Chi-Kuadrat sebesar 274,384 dengan nilai p = 3,620.10-058 (sig < α 0,05), maka hipotesis nolnya ditolak. Sehingga variabel pengetahuan tentang produk (X1.1), frekuensi belanja (X1.2), pengetahuan tentang toko (X1.3), dan usia remaja (X2) berpengaruh terhadap volume belanja. Sedangkan hasil koefisien determinasi dapat dilihat pada nilai Nagelkerke sebesar 0,740 yang berarti bahwa 74 % variasi perubahan dalam variabel volume belanja dijelaskan oleh kedua variable tersebut diatas.

Untuk mengetahui pengaruh secara parsial dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat menggunakan uji wald.

a. Pengaruh secara parsial antara variabel pengetahuan tentang produk (X1.1) dengan variabel volume belanja

Berdasarkan uji wald didapat nilai statistik dari wald = 13,410, dengan derajat kebebasan db = 1 dan nilai p = 0,000. Dengan demikian pada taraf keyakinan α = 0,05, dapat diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak pada level of significant 5%. Sehingga secara parsial variabel pengetahuan tentang produk berpengaruh secara nyata terhadap volume belanja.

b. Pengaruh secara parsial antara variabel frekuensi belanja (X1.2) dengan variabel volume belanja

Berdasarkan uji wald didapat nilai statistik dari wald = 0,223, dengan derajat kebebasan db = 1 dan nilai p = 0,637. Dengan demikian pada taraf keyakinan α = 0,05, dapat diambil kesimpulan bahwa Ho diterima pada level of significant 5%. Sehingga secara parsial variabel frekuensi belanja tidak berpengaruh secara nyata terhadap volume belanja.

c. Pengaruh secara parsial antara variabel pengetahuan tentang toko (X1.3) dengan variabel volume belanja

(15)

Berdasarkan uji wald didapat nilai statistik dari wald = 0,532, dengan derajat kebebasan db = 1 dan nilai p = 0,466. Dengan demikian pada taraf keyakinan α = 0,05, dapat diambil kesimpulan bahwa Ho diterima pada

level of significant 5%. Sehingga secara parsial variabel pengetahuan tentang toko tidak berpengaruh secara nyata terhadap volume belanja.

d. Pengaruh secara parsial antara variabel usia remaja dengan variabel volume belanja

Berdasarkan uji wald didapat nilai statistik dari wald = 75,746, dengan derajat kebebasan db = 1 dan nilai p = 0,000. Dengan demikian pada taraf keyakinan α = 0,05, dapat diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak pada level of significant 5%. Sehingga secara parsial variabel usia remaja berpengaruh secara nyata terhadap volume belanja.

4.2 Pembahasan

Pengaruh pengetahuan teman sebaya tentang produk dan pengetahuan tentang toko-toko lebih banyak dari responden dapat mempengaruhi volume belanja lebih banyak dari yang direncanakan. Hasil penelitian ini mendukung teori perilaku konsumen yang dikemukakan oleh Henry Assael (1992) yang menyatakan bahwa konsumen individu dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Selain itu komunikasi teman sebaya dapat mempengaruhi motivasi sosial para remaja untuk hal yang berhubungan dengan konsumsi, nilai-nilai materialistik dan mengevaluasi suatu produk. Sejalan dengan seringnya berbelanja dengan teman dapat meningkatkan pengalaman berbelanja dan frekuensi belanja.

Karena seringkali teman sebaya menyediakan informasi yang menambah ketidakpastian sehingga dapat meningkatkan kemungkinan berbelanja lebih dari yang direncanakan (Journal of Retailing, 2004).

Pengaruh usia remaja 18-21 tahun lebih besar dari usia 13-17 tahun terhadap volume belanja. Karena pada usia tersebut mereka telah memiliki penghasilan sendiri sehingga mereka lebih bebas dalam menggunakan uangnya untuk

(16)

berbelanja pakaian dibandingkan dengan remaja yang berusia 13-17 tahun, uang belanja mereka terbatas dengan besarnya uang saku yang mereka miliki.

Tingginya tingkat Friends knowledge menunjukkan adanya perhatian yang kuat terhadap informasi produk dan aktif mencari informasi produk maupun toko melalui teman sebaya dan termasuk sumber informasi pribadi berasal dari teman sebaya (Deutsch dan Gerard, 1955).

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 16 ayat (1) Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Dalam rangka menjamin pasien memperoleh pelayanan asuhan keperawatan berkualitas, maka perawat sebagai pemberi pelayanan harus bermutu, kompeten, etis

Komisaris. c) Pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS dalam hal tidak ada anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang tidak memiliki benturan kepentingan dengan

Kesehatan, setelah dilakukan survey, dari sekitar 65 juta remaja usia 12-24 tahun, hanya 20,6 % yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV yang salah satu cara

I-2 : Citra CP Prima yang sedang menurun memang membutuhkan proses atau waktu yang tidak singkat untuk mengembalikannya seperti sebelumnya tetapi saya sangat yakin bahwa

UNAIR NEWS – Tim peneliti program Calon Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga mengadakan acara pengenalan produk

o Clip, digunakan untuk ‘memotong’ dan ’menggunting’ suatu layer (layer yang bertindak sebagai objek) berdasarkan (batas- batas yang di miliki oleh) layer yang lain

pembuangan dan itu mengakibatkan dampak bagi lingkungan di sekitar tetapi sekarang banyak ditemukan cara atau solusi untuk menangani dampak-dampak yang dihasilkan oleh limbah,