4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Analisa Deskriptif
Analisis Deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik data dari latar belakang responden.
Pada bagian ini akan dibahas karakteristik responden terdiri dari : usia, jenis kelamin, pendidikan, uang saku, nilai rata-rata friends knowledge dan volume belanja.
Tabel 4.1 Usia
180 51,72 51,72 51,72
168 48,28 48,28 100,00
348 100,0 100,0
13 - 17 tahun 18 - 21 tahun Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Berdasarkan tabel diatasa, dapat dilihat bahwa responden yang berusia 13- 17 tahun lebih banyak mengisi kuesioner kami daripada responden yang berusia 18-21 tahun. hal ini menunjukkan bahwa secara kebetulan kami lebih banyak membagikan kuesioner kami kepada responden yang berusia 13-17 tahun daripada yang berusia 18-21 tahun.
Tabel 4.2
Jenis_Kelamin
147 42,24 42,24 42,24
201 57,76 57,76 100,00
348 100,0 100,0
Laki - laki Perempuan Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden perempuan lebih banyak mengisi kuesioner kami daripada responden laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang pergi berbelanja bersama dengan teman sebayanya adalah responden perempuan. Hal ini disebabkan
karena responden laki-laki pada saat berbelanja bersama mereka mengajak teman perempuan.
Tabel 4.3
Pendidikan
180 51,72 51,72 51,72
168 48,28 48,28 100,00
348 100,0 100,0
SLTP & SLTA Mahasiswa Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden SLTP dan SLTA lebih banyak mengisi kuesioner kami daripada responden Mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa responden SLTP dan SLTA lebih sering pergi berbelanja bersama dengan teman sebaya
Tabel 4.4 Uang_saku
203 58,33 58,33 58,33
121 34,77 34,77 93,10
19 5,46 5,46 98,56
5 1,44 1,44 100,00
348 100,0 100,0
< 500.000 500.000-1.000.00 1.000.000-2.000.0
> 2.000.000 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden lebih banyak mempunyai uang saku sebesar < Rp.500.000,- setiap bulannya. Uang saku para responden tidak berpengaruh pada penelitian mengenai volume belanja remaja.
4.1.2 Analisa Crosstab
Analisa crosstab digunakan untuk mengetahui hubungan antara latar belakang responden, volume belanja, dan Friends Knowledge.
4.1.2.1 Deskripsi tentang keterkaitan Volume Belanja dengan Latar Belakang Responden
Untuk mengetahui volume belanja berdasarkan usia responden dapat dilihat hasilnya pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Tabulasi Silang Volume Belanja dengan Usia
Usia
13-17 tahun 18-21 tahun Total Volume
Belanja Sama atau kurang dari 132 3 135
Lebih dari 48 165 213
Total 180 168 348
Dari tabel di atas dapat diketahui usia remaja 13-17 tahun sebanyak 180 responden (51,72%), usia 18-21 tahun sebanyak 168 responden (48,28%).
Menurut persentase yang tampak pada tabel diatas, remaja yang berusia 18-21 tahun lebih dominan untuk berbelanja lebih dari yang direncanakan dengan presentase 98% dan 2% untuk volume belanja yang sama atau kurang dari yang direncanakan. usia 13-17 tahun lebih dominan berbelanja sama atau kurang dari yang direncanakan dengan presentase 73%. Mereka yang umur 18-21 tahun kebanyakan sudah mahasiswa, yang sebagian besar juga sambil bekerja, sehingga lebih banyak uang untuk berbelanja pakaian yang digunakan untuk kerja, sedangkan yang umur 13-17 tahun masih minta orang tua, sehingga uang saku yang diberikan juga terbatas.
Untuk mengetahui volume belanja berdasarkan Jenis Kelamin responden dapat dilihat hasilnya pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Tabulasi Silang Volume Belanja dengan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
laki-laki perempuan Total Volume
Belanja Sama atau kurang dari 18 117 135
Lebih dari 129 84 213
Total 147 201 348
Dari tabel 4.6 diketahui responden wanita sebanyak 201 orang (57,76%) dan responden pria sebanyak 147 orang (42,24%). Responden laki-laki lebih dominan melakukan pembelanjaan lebih dari yang direncanakan dengan presentase 88% daripada responden perempuan lebih dominan melakukan pembelanjaan kurang dari atau sama dengan yang direncanakan (58%). Hasil penelitian ini menunjukkan responden laki-laki lebih banyak ditemani oleh perempuan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih atribut pakaian yang akan dibeli mulai dari warna, model atau lainnya.
Untuk mengetahui volume belanja berdasarkan pendidikan responden dapat dilihat hasilnya pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Tabulasi Silang Volume Belanja dengan Pendidikan
Pendidikan
SLTP & SLTA Mahasiswa Total Volume
Belanja Sama atau kurang dari 132 3 135
Lebih dari 48 165 213
Total 180 168 348
Dari tabel 4.7 diketahui responden berpendidikan SLTP dan SLTA sebanyak 180 orang (51,72%) dan responden berpendidikan mahasiswa sebanyak 168 orang (48,28%). Responden berpendidikan SLTP & SLTA lebih dominan
melakukan pembelanjaan sama atau kurang dari yang direncanakan dengan presentase 73% daripada responden berpendidikan mahasiswa lebih dominan melakukan pembelanjaan lebih dari yang direncanakan (98%). Hal ini dikarenakan mahasiswa sebagian besar sudah berpenghasilan, sehingga keinginan untuk berbelanja lebih dari yang direncanakan lebih besar dibandingkan dengan responden yang masih duduk di bangku SLTP dan SLTA.
Untuk mengetahui volume belanja berdasarkan uang saku responden dapat dilihat hasilnya pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Tabulasi Silang Volume Belanja dengan Uang Saku
Uang saku
<500,000 500,000-1000,000 1000,000-2000,000 >2000,000 Total Volume
Belanja
sama atau kurang
dari 81 49 3 2 135
Lebih dari 122 72 16 3 213
Total 203 121 19 5 348
Dari gambar 4.8 diketahui uang saku kurang dari Rp 500.000 sebulan sebanyak 203 orang (50,33%), Rp 500.000-1.000.000 sebulan sebanyak 121 orang (34,77%), Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 dan lebih dari Rp 2.000.000 sebanyak 24 orang (6,9%). Keempat kategori uang saku sebagian besar berbelanja lebih dari yang direncanakan (61,21%).
4.1.2.2 Deskripsi tentang keterkaitan ketiga indikator Friends Knowledge dengan Usia Responden
Untuk mengetahui produk berdasarkan usia responden dapat dilihat hasilnya pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Tabulasi Silang Pengetahuan Produk dengan Usia Responden
Usia
13-17 tahun 18-21 tahun Total Pengetahuan
tentang produk tidak setuju 13 16 29
netral 24 27 51
setuju 143 125 80
Total 180 168 348
Berdasarkan tabel diatas, untuk remaja yang berusia 13-17 tahun dan remaja yang berusia 18-21 tahun, lebih mengarah ke setuju yang artinya bahwa hampir semua responden baik 13-17 tahun maupun 18-21 tahun berpendapat bahwa teman yang mereka ajak berbelanja pakaian memiliki pengetahuan yang lebih tentang produk pakaian.
Menurut persentase yang tampak pada tabel diatas, remaja yang berusia 13- 17 tahun lebih memilih setuju jika teman yang mereka ajak berbelanja pakaian bersama memiliki pengetahuan yang lebih tentang produk pakaian daripada remaja yang berusia 18-21 tahun yang ditunjukkan dengan persentase sebesar 79% untuk remaja yang berusia 13-17 tahun dan 74% untuk remaja yang berusia 18-21 tahun.
Untuk mengetahui frekuensi belanja berdasarkan usia responden dapat dilihat hasilnya pada tabel 4.10.
Tabel 4.10. Tabulasi Silang Frekuensi Belanja dengan Usia Responden
Usia
13-17 tahun 18-21 tahun Total
Frekuensi Belanja netral 33 35 68
setuju 147 133 280
Total 180 168 348
Berdasarkan tabel diatas, untuk remaja yang berusia 13-17 tahun dan remaja yang berusia 18-21 tahun, lebih mengarah ke setuju yang artinya bahwa hampir semua responden baik 13-17 tahun maupun 18-21 tahun berpendapat bahwa teman yang mereka ajak berbelanja pakaian memiliki frekuensi belanja pakaian yang lebih sering.
Menurut persentase yang tampak pada tabel diatas, remaja yang berusia 13- 17 tahun lebih memilih setuju jika teman yang mereka ajak berbelanja pakaian bersama memiliki frekuensi belanja pakaian yang lebih sering daripada remaja yang berusia 18-21 tahun yang ditunjukkan dengan persentase sebesar 82% untuk remaja yang berusia 13-17 tahun dan 79% untuk remaja yang berusia 18-21 tahun.
. Hal ini disebabkan karena remaja yang berusia 13-17 tahun memiliki waktu luang yang lebih banyak karena mereka sebagian besar masih bersekolah dan lebih sering meluangkan waktu bersama dengan teman sebayanya.
Untuk mengetahui pengetahuan tentang toko berdasarkan usia responden dapat dilihat hasilnya pada tabel 4.11.
Tabel 4.11. Tabulasi Silang Pengetahuan Tentang Toko dengan Usia Responden
Usia
13-17 tahun 18-21 tahun Total Pengetahuan tentang
toko netral 18 17 35
setuju 161 144 305
sangat setuju 1 7 8
Total 180 168 348
Berdasarkan tabel diatas, untuk remaja yang berusia 13-17 tahun dan remaja yang berusia 18-21 tahun, lebih mengarah ke setuju yang artinya bahwa hampir semua responden baik 13-17 tahun maupun 18-21 tahun berpendapat bahwa teman yang mereka ajak berbelanja pakaian memiliki pengetahuan yang lebih tentang toko pakaian.
Menurut persentase yang tampak pada tabel diatas, remaja yang berusia 13- 17 tahun lebih mengarah pada setuju jika teman yang mereka ajak berbelanja pakaian bersama memiliki pengetahuan yang lebih tentang toko pakaian daripada remaja yang berusia 18-21 tahun yang ditunjukkan dengan persentase sebesar 89% untuk remaja yang berusia 13-17 tahun dan 85% untuk remaja yang berusia 18-21 tahun. .
4.1.3 Tanggapan responden tentang friends knowledge dengan tiga indikator Tabel 4.13 Pengetahuan Tentang Produk
Friend 1
Frequency Percent valid tidak setuju 29 8.3
netral 51 14.7
setuju 268 77
Total 348 100
Hasil distribusi frekuensi tabel 4.12 menunjukkan pengetahuan tentang produk teman sebaya dibandingkan dengan diri sendiri. Dari tabel diatas dapat diketahui yang menjawab tidak setuju 29 responden (8,3%), yang menjawab netral 51 responden (14,7%), yang menjawab setuju 268 responden (77,0%). Jadi sebagian besar responden setuju bahwa teman sebaya yang diajak pergi berbelanja bersama memiliki pengetahuan yang lebih tentang produk pakaian .
Tabel 4.14 Frekuensi Belanja
Friend 2
Frequency Percent valid netral 68 19.5
setuju 280 80.5
Total 348 100
Hasil distribusi frekuensi tabel 4.13 menunjukkan frekuensi belanja teman sebaya dibandingkan dengan diri sendiri. Dari tabel diatas dapat diketahui yang menjawab netral 68 responden (19,5%), yang menjawab setuju 280 responden (80,5%). Jadi sebagian responden setuju bahwa teman sebaya yang diajak berbelanja bersama, lebih sering berbelanja pakaian.
Tabel 4.15 Pengetahuan Tentang Toko
Friend 3
Frequency Percent
valid netral 35 10.1
setuju 305 87.6
sangat setuju 8 2.3
Total 348 100
Hasil distribusi frekuensi tabel 4.14 menunjukkan pengetahuan tentang toko teman sebaya dibandingkan dengan diri sendiri. Dari tabel diatas dapat diketahui yang menjawab netral 35 responden (10,1%), yang menjawab setuju 305 responden (80,5%), yang menjawab sangat setuju 8 responden (2,3%). Jadi sebagian besar responden setuju bahwa teman sebaya yang diajak pergi berbelanja bersama, memiliki pengetahuan yang lebih banyak tentang toko-toko pakaian.
4.1.4 Tanggapan Responden Terhadap Volume Belanja
Gambar 4.15. Volume Belanja Sama dan
kurang dari
38,79%
Lebih dari 61,21%
Dari gambar 4.15 diketahui bahwa pada saat berbelanja bersama dengan teman sebaya, responden lebih banyak berbelanja dari yang direncanakan sebesar 213 orang (61,21%) daripada sama atau kurang dari yang direncakan sebesar 135 orang (38,79%).
4.1.5 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas pada penelitian ini dilakukan pada indikator friends knowledge saja karena pada variabel ini ada tiga indikator dan berskala interval, sedangkan untuk variabel lainnya tidak dilakukan karena skalanya ordinal. Uji validitas ini dilakukan dengan menskor total seluruh indikator pada setiap variabel. Jadi uji validitas pada penelitian ini mengkorelasikan tanggapan responden setiap indikator dengan total seluruh indikator pada setiap variabel. Uji reliabilitas dilakukan dengan memasukkan seluruh indikator pada setiap variabel.
Tabel 4.16
Uji Validitas Dan Reliabilitas friends Knowledge (N = 348) Indikator Korelasi Prob. Keterangan Pengetahuan tentang produk
Frekuensi Belanja Pengetahuan tentang toko
0,8784 0,9085 0,4870
5,313 10-113 3,416 10-133 3,975 10-22
Valid Valid Valid Reliabilitas Cronbach's Alpha = 0,640
Sumber : Lampiran 3
Koefisien korelasi indikator pelatihan berada antara 0,4870 sampai 0,9085, seluruh probabilitas error lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat dikatakan ketiga indikator tersebut valid. Koefisien reliabilitas Cronbach's Alpha sebesar 0,640 lebih besar dari 0,6 dapat dikatakan sudah reliabel (Ghozali 2001 : 133).
4.1.6 Analisis Regresi Logistik
Dimana dari hasil perhitungan yang menggunakan komputer dengan aplikasi program SPSS 13.0 (Statistical Program for Social Science) di bawah operasi Windows diperoleh persamaan regresi logistik sebagai berikut :
Tabel 4.17
Variabel Koefisien Exp ( P ) P Value Keterangan Pengetahuan tentang Produk -2,178 0,113 0,000 Significant Frekuensi Belanja 0,491 1,634 0,637 Tidak Significant Pengetahuan tentang toko -0,585 0,557 0,466 Tidak Significant Usia 5,469 237,331 0,000 Significant
ln ⎟⎟
⎠
⎜⎜ ⎞
⎝
⎛
− p p
1 = 7,360 - 2,178 X1.1 + 0,491 X1.2 - 0,585 X1.3 + 5,469 X2
Konstanta sebesar 7,360 artinya probabilitas volume belanja lebih dari yang direncanakan pada teman sebaya yang memiliki pengetahuan lebih tentang produk, frekuensi belanja, pengetahuan tentang toko dan usia remaja 13-17 tahun mempunyai peluang yang lebih besar daripada responden pada friends knowledge dan usia remaja 18-21 tahun, hal ini dapat dilihat dari nilai p = 7,360
360 , 7
1 e e
+ =
1571,689. Jadi probabilitas volume belanja lebih dari yang direncanakan pada pengetahuan lebih tentang produk, frekuensi belanja, pengetahuan tentang toko dan usia remaja 18-21 tahun mempunyai peluang yang lebih kecil daripada responden pada pengetahuan lebih tentang produk, frekuensi belanja, pengetahuan tentang toko dan usia remaja 13-17 tahun.
Koefisien regresi pengetahuan tentang produk (X1.1) sebesar - 2,178, artinya probabilitas volume belanja lebih dari yang direncanakan pada remaja yang memiliki pengetahuan tentang produk (X1.1) yang kurang mengerti tentang produk 0,113 kali lebih besar bila dibandingkan dengan teman-teman sebaya yang memiliki pengetahuan tentang produk, hal ini dapat dilihat dari nilai p = 2,178
178 , 2
1 −
−
+ e
e = 0,113. Koefisien tersebut bertanda negatif berarti apabila
pengetahuan teman sebaya lebih sedikit daripada responden itu sendiri maka kecenderungan untuk berbelanja lebih sedikit dari yang direncanakan itu lebih kecil.
Koefisien regresi frekuensi belanja (X1.2) sebesar 0,491, artinya probabilitas volume belanja lebih dari yang direncanakan pada remaja yang memiliki frekuensi belanja (X1.2) yang cukup dalam membeli produk 0,491 kali lebih besar bila dibandingkan dengan teman-teman sebaya yang memiliki frekuensi belanja yang lebih banyak, hal ini dapat dilihat dari nilai p = 0,491
491 , 0
1 e e
+ = 1,634. Koefisien tersebut bertanda positif berarti apabila frekuensi belanja teman sebaya lebih daripada responden itu sendiri maka kecenderungan untuk berbelanja lebih dari yang direncanakan itu lebih besar.
Koefisien regresi pengetahuan tentang toko (X1.3) sebesar -0,585, artinya probabilitas volume belanja lebih dari yang direncanakan pada remaja yang memiliki pengetahuan tentang toko (X1.3) tidak cukup mengetahui tentang toko - 0,585 kali lebih kecil bila dibandingkan dengan teman-teman sebaya yang mengetahui tengtang toko yang lebih banyak, hal ini dapat dilihat dari nilai p =
585 , 0 585 , 0
1 −
−
+ e
e = 0,557. Koefisien tersebut bertanda negatif berarti apabila pengetahuan
tentang toko oleh teman sebaya lebih sedikit daripada responden itu sendiri maka kecenderungan untuk berbelanja lebih dari yang direncanakan itu lebih sedikit.
Koefisien regresi Usia remaja (X2) sebesar 5,469, artinya probabilitas volume belanja lebih dari yang direncanakan pada remaja yang memiliki usia 18- 22 tahun produk 237,331 kali lebih besar bila dibandingkan dengan remaja yang berusia 13-17 tahun, hal ini dapat dilihat dari nilai p = 5,469
469 , 5
1 e e
+ = 237,331.
Koefisien tersebut bertanda positif berarti apabila responden berusia 18-21 tahun maka kecenderungan untuk berbelanja lebih dari yang direncanakan itu lebih besar.
Besarnya koefisien determinasi Nagelkerke 0,740 artinya pengaruh pengetahuan tentang produk (X1.1), frekuensi belanja (X1.2), pengetahuan tentang
artinya pengaruh keempat variabel tersebut terhadap volume belanja remaja cukup kuat.
4.1.7 Uji Hipotesis
Untuk mengetahui hubungan atau pengaruh dari variabel bebas secara simultan atau keseluruhan terhadap variabel terikat dapat dilihat nilai Chi-Kuadrat sebesar 274,384 dengan nilai p = 3,620.10-058 (sig < α 0,05), maka hipotesis nolnya ditolak. Sehingga variabel pengetahuan tentang produk (X1.1), frekuensi belanja (X1.2), pengetahuan tentang toko (X1.3), dan usia remaja (X2) berpengaruh terhadap volume belanja. Sedangkan hasil koefisien determinasi dapat dilihat pada nilai Nagelkerke sebesar 0,740 yang berarti bahwa 74 % variasi perubahan dalam variabel volume belanja dijelaskan oleh kedua variable tersebut diatas.
Untuk mengetahui pengaruh secara parsial dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat menggunakan uji wald.
a. Pengaruh secara parsial antara variabel pengetahuan tentang produk (X1.1) dengan variabel volume belanja
Berdasarkan uji wald didapat nilai statistik dari wald = 13,410, dengan derajat kebebasan db = 1 dan nilai p = 0,000. Dengan demikian pada taraf keyakinan α = 0,05, dapat diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak pada level of significant 5%. Sehingga secara parsial variabel pengetahuan tentang produk berpengaruh secara nyata terhadap volume belanja.
b. Pengaruh secara parsial antara variabel frekuensi belanja (X1.2) dengan variabel volume belanja
Berdasarkan uji wald didapat nilai statistik dari wald = 0,223, dengan derajat kebebasan db = 1 dan nilai p = 0,637. Dengan demikian pada taraf keyakinan α = 0,05, dapat diambil kesimpulan bahwa Ho diterima pada level of significant 5%. Sehingga secara parsial variabel frekuensi belanja tidak berpengaruh secara nyata terhadap volume belanja.
c. Pengaruh secara parsial antara variabel pengetahuan tentang toko (X1.3) dengan variabel volume belanja
Berdasarkan uji wald didapat nilai statistik dari wald = 0,532, dengan derajat kebebasan db = 1 dan nilai p = 0,466. Dengan demikian pada taraf keyakinan α = 0,05, dapat diambil kesimpulan bahwa Ho diterima pada
level of significant 5%. Sehingga secara parsial variabel pengetahuan tentang toko tidak berpengaruh secara nyata terhadap volume belanja.
d. Pengaruh secara parsial antara variabel usia remaja dengan variabel volume belanja
Berdasarkan uji wald didapat nilai statistik dari wald = 75,746, dengan derajat kebebasan db = 1 dan nilai p = 0,000. Dengan demikian pada taraf keyakinan α = 0,05, dapat diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak pada level of significant 5%. Sehingga secara parsial variabel usia remaja berpengaruh secara nyata terhadap volume belanja.
4.2 Pembahasan
Pengaruh pengetahuan teman sebaya tentang produk dan pengetahuan tentang toko-toko lebih banyak dari responden dapat mempengaruhi volume belanja lebih banyak dari yang direncanakan. Hasil penelitian ini mendukung teori perilaku konsumen yang dikemukakan oleh Henry Assael (1992) yang menyatakan bahwa konsumen individu dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Selain itu komunikasi teman sebaya dapat mempengaruhi motivasi sosial para remaja untuk hal yang berhubungan dengan konsumsi, nilai-nilai materialistik dan mengevaluasi suatu produk. Sejalan dengan seringnya berbelanja dengan teman dapat meningkatkan pengalaman berbelanja dan frekuensi belanja.
Karena seringkali teman sebaya menyediakan informasi yang menambah ketidakpastian sehingga dapat meningkatkan kemungkinan berbelanja lebih dari yang direncanakan (Journal of Retailing, 2004).
Pengaruh usia remaja 18-21 tahun lebih besar dari usia 13-17 tahun terhadap volume belanja. Karena pada usia tersebut mereka telah memiliki penghasilan sendiri sehingga mereka lebih bebas dalam menggunakan uangnya untuk
berbelanja pakaian dibandingkan dengan remaja yang berusia 13-17 tahun, uang belanja mereka terbatas dengan besarnya uang saku yang mereka miliki.
Tingginya tingkat Friends knowledge menunjukkan adanya perhatian yang kuat terhadap informasi produk dan aktif mencari informasi produk maupun toko melalui teman sebaya dan termasuk sumber informasi pribadi berasal dari teman sebaya (Deutsch dan Gerard, 1955).