• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN

3.1 Analisis Persoalan

Perkembangan teknologi dan peningkatan aktivitas melalui internet pada saat ini turut menyumbang peningkatan pada varian data digital. Data digital yang dimaksud yaitu berupa foto, vidio, teks, dll. Semakin besar pengaruh teknologi informasi dalam kehidupan manusia, maka semakin besar pula risiko teknologi informasi untuk disalahgunakan.

Pada data digital khususnya gambar atau citra, merupakan sebuah media digital yang hampir selalu digunakan untuk proses transaksi data dengan tujuan untuk mengekspresikan suatu aktivitas maupun sebagai ekspresi dalam komunikasi secara digital. Dengan begitu bebasnya sebuah gambar beredar luas di internet sebagai media komunikasi, tentunya tidak jarang banyak orang yang salah mengartikan dan menggunakan gambar sebagai media komunikasi di internet [15].

Untuk mengurangi terjadinya kesalahpahaman dan menjaga privasi dalam berkomunikasi secara digital, tentu dibutuhkan sebuah media perantara yang dapat menjaga dan menjamin keamanan data terutama sebuah pesan. Kebocoran informasi pada sebuah pesan merupakan hal yang sangat fatal dalam penyampaian informasi dalam sebuah pesan.

3.2 Analisis Solusi

Dari analisis persoalan yang diutarakan tersebut, maka penulis mengusulkan ide untuk mengimplementasikan steganografi dengan metode LSB pada citra digital ke dalam sebuah kode program untuk menjawab persoalan tersebut. Siti Nur Aini mengatakan bahwa ciri khas dari steganografi lebih ditekankan pada kerahasiaan dalam komunikasi, bukan pada datanya [18].

Pada penelitian yang penulis lakukan, dalam mengimplementasikan steganografi pada citra digital menggunakan metode LSB akan digabungkan dengan penentuan

(2)

lokasi tempat penyisipan pesan, dengan terlebih dahulu melacak sebuah objek dominan yang terdapat dalam citra digital, kemudian menetapkan lokasi objek dominan tersebut menjadi lokasi tempat penyisipan sebuah pesan teks dengan metode LSB.

Dalam pemilihan objek citra yang diinginkan tentunya dibutuhkan sebuah batasan- batasan dan ketentuan yang dapat menunjang keberhasilan pelacakan objek dominan pada sebuah citra digital. Yusuf Anshori dkk menyebutkan bahwa dengan metode LSB, menggunakan berkas dengan bentuk *.bmp akan cocok karena gambar sudah berkualitas bagus dan memiliki resolusi tinggi sehingga sangat sulit untuk dideteksi dengan mata manusia [13].

Dalam pemilihan gambar atau citra digital yang diinginkan harus memiliki variasi warna yang tinggi dan objek di dalamnya tidak berulang, monoton, atau bahkan tidak jelas agar dalam proses pelacakan objek dominan dapat berhasil dilakukan dan ditemukan lokasi dari objek dominan tersebut. Ada tahap-tahap yang harus dilalui dalam proses pelacakan objek dominan pada citra digital.

Pada penelitian ini, dalam melakukan proses pelacakan objek dominan pada citra dilakukan dengan proses penyaringan warna RGB dan proses segmentasi menggunakan metode thresholding pada citra digital. Setelah itu baru lah melakukan proses penyisipan pesan dengan metode Least Significant Bit (LSB) pada lokasi objek dominan pada citra digital yang telah ditentukan pada proses sebelumnya.

3.3 Perancangan Program

Dalam perancangan program yang mengimplementasikan steganografi pada citra digital dengan metode LSB dengan pelacakan objek dominan, sebelum masuk ke tahap kode program tentunya dibutuhkan gambaran alur dari jalannya sebuah program yang direpresentasikan dalam Gambar 3.1.

(3)

Gambar 3.1. Flowchart implementasi program

Dari flowchart tersebut terdapat dua fitur dalam perancangan implementasi program, yaitu fitur penyisipan pesan dan pembacaan pesan yang disisipkan dalam citra digital. Dalam pembacaan pesan yang disisipkan pada citra digital, terlebih dahulu dilakukan pengecekan format dari gambar yang akan dibaca pesan di dalamnya, kemudian baru lah dilakukan proses pembacaan pesan yang ada di dalam gambar apakah terdapat sebuah pesan atau tidak. Jika di dalam gambar tidak terdapat pesan yang disisipkan, maka tidak akan ada pesan yang ditampilkan.

(4)

Sedangkan dalam penyisipan pesan, tetap dilakukan cek format gambar yang akan menjadi media penyimpanan pesan apakah sudah sesuai atau belum. Ketika format gambar yang akan menjadi media penyimpanan sudah sesuai dengan ketentuan yang diinginkan maka akan dilanjutkan dengan proses ekstraksi fitur dengan menggunakan segmentasi dan dilanjutkan dengan pelabelan pada objek yang terekstraksi tersebut. Kemudian dilakukan pemilihan objek dominan pada citra digital yang nantinya akan dijadikan tempat penyisipan pesan teks dengan teknik steganografi menggunakan metode LSB.

3.4 Ilustrasi Penyisipan Pesan Menggunakan Metode LSB

Untuk melakukan penyisipan pesan ke dalam sebuah objek dominan pada citra digital, terlebih dahulu harus melakukan pelacakan objek dominan dan segmentasi citra digital seperti pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Ilustrasi segmentasi citra digital

Dari hasil segmentasi pada gambar 14 di atas, piksel-piksel pada objek dominan tersebut diubah menjadi bilangan biner [19]. Misalkan pada 3 buah piksel 24 bit objek dominan tersebut diketahui bernilai [ 00000000 11111111 11111111 | 00000000 11111111 11111111 | 00000000 11111111 11111111 ] yaitu semuanya berwarna cyan dengan rgb(0,255,255).

Dalam menggunakan metode penyisipan pesan Least Significant Bit (LSB), tiap satu karakter yang akan disisipkan ke dalam citra awal (cover image) bernilai 8 bit[20]. Nilai 8 bit merupakan hasil konversi dari tiap satu karakter ASCII ke dalam bentuk desimal kemudian dikonversi kembali dalam bentuk biner. Pada

(5)

implementasi program ini, metode Least Significant Bit (LSB) yang digunakan akan mengganti 1 bit terakhir dari citra piksel awal.

Ketika akan menyisipkan sebuah karakter ‘A’ ke dalam sebuah citra, maka karakter ‘A’ tersebut harus dikonversi dari ASCII ke desimal menjadi ‘65’ kemudian dikonversi lagi ke biner menjadi ‘01000001’. Sehingga dalam proses penyisipannya, 3 buah piksel 24 bit objek dominan tersebut akan berubah menjadi [ 00000001 11111110 11111110 | 00000000 11111110 11111110 | 00000000 11111111 11111111 ] dengan semuanya masih tetap berwarna cyan namun ada selisih sedikit pada masing-masing byte karena adanya proses penyisipan tersebut. Jadi, dari contoh hasil penyisipan satu karakter pada 3 piksel 24 bit objek dominan didapatkan perubahan yang tidak dapat diketahui secara visual oleh indera manusia dengan piksel:

• citra awal [ 0,255,255 | 0,255,255 | 0,255,255 ]

• citra setelah disisipkan pesan [1,254,254 | 0,254,254 | 0,255,255 ]

3.5 Pengujian Ketahanan Steganografi Pada Citra Digital

Dalam mengimplementasikan metode LSB pada objek dominan sebuah citra tentunya terdapat faktor-faktor yang menjadi tolak ukur kesuksesan pembacaan pesan yang disisipkan. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah pengujian guna menunjang keberhasilan dari implementasi steganografi pada objek dominan dalam sebuah citra digital. Pengujian dari implementasi steganografi ini terbagi menjadi tiga aspek sesuai dengan kriteria yang ada dalam steganografi yaitu: imperectibility, fidelity, recovery dan robustness.

3.5.1 Pengujian Recovery

Pada pengujian recovery ini bertujuan untuk mengetahui pesan yang telah disisipkan dalam gambar dapat diekstraksi keberadaannya atau tidak. Pengujian ini

(6)

dilakukan dengan membandingkan pesan awal yang disisipkan dengan hasil pesan yang telah diungkap kembali.

3.5.2 Pengujian Robustness

Pada pengujian robustness ini bertujuan untuk menguji ketahanan sebuah pesan yang disisipkan di dalam media berupa gambar. Dalam pengujian ini akan dilakukan serangan terhadap citra digital seperti melakukan perubahan tingkat kecerahan dan menambahkan goresan warna pada citra digital.

3.5.3 Pengujian Fidelity

Pada pengujian fidelity ini bertujuan untuk menguji gambar awal sebelum disisipkan sebuah pesan dan seteah disisipkan sebuah pesan apakah masih dapat terlihat dengan baik. Dengan mengukur dan mengecek perbandingan kualitas warna pada gambar awal yang belum disisipkan pesan dan setelah disisipkan pesan. Pengujian yang dilakukan dengan mencari nilai Peak Signal to Noise Ratio (PSNR).

3.5.4 Pengujian Imperceptibility

Pada pengujian imperceptibility ini bertujuan untuk menguji terhadap seberapa mudah stego image atau gambar yang telah disisipi sebuah pesan dapat dideteksi oleh indra manusiawi. Seseorang yang menjadi responden akan diperlihatkan perbandingan gambar sebelum dan sesudah dilakukan steganografi, serta responden disyaratkan tidak mengidap penyakit buta warna.

3.6 Use Case Diagram

Dalam diagram use case, dijelaskan bahwa pengguna bisa memilih dua fitur pada program implementasi steganografi LSB yaitu fitur penyisipan pesan teks ke dalam gambar dan fitur pembacaan pesan teks dalam gambar. Pada kedua fitur tersebut, pengguna harus memilih gambar dengan format yang sesuai. Pada fitur penyisipan

(7)

pesan teks ke dalam gambar, setelah memilih gambar yang sesuai dengan ketentuan kemudian dilanjutkan dengan penyisipan pesan teks.

Sedangkan pada fitur pembacaan pesan teks dalam gambar, setelah memilih gambar yang sesuai dengan ketentuan kemudian langsung dilakukan pembacaan pesan teks yang kemudian akan ditampilkan hasil pesan yang dibaca. Pada Gambar 3.3 merupakan diagram use case implementasi program.

Gambar 3.3. Diagram use case program

3.7 Activity Diagram

Diagram aktivitas menjelaskan suatu proses pekerjaan dari suatu program yang dirancang, bagaimana alur dari tiap proses, keputusan yang akan terjadi, dan bagaimana proses akan berakhir. Dalam program yang akan dirancang ini, terdapat dua fitur yaitu penyisipan pesan teks ke dalam gambar dan pembacaan pesan teks yang ada dalam gambar. Dimana dua fitur tersebut merupakan dua proses yang berbeda. Masing-masing dari fitur tersebut dapat dilihat dalam Gambar 3.4 dan Gambar 3.5.

(8)

Gambar 3.4. Activity diagram pembacaan pesan teks dalam gambar

Gambar

Gambar 3.1. Flowchart implementasi program
Gambar 3.2. Ilustrasi segmentasi citra digital
Gambar 3.3. Diagram use case program
Gambar 3.4. Activity diagram pembacaan pesan teks dalam gambar

Referensi

Dokumen terkait

Di sini pula letak pentingnya kerja pers yang dilakukan oleh Rohana, dimana ketika dunia masih terkepung dalam pembagian kerja secara seksual, Rohana mencoba mendobraknya

Di MTs Muhammadiyah Nalumsari sendiri, banyak siswa yang belum mengenal apa itu tipe soal PISA. Demikian juga dengan guru matematika MTs Muhammadiyah Nalumsari

Dari interrelationship diagram pada Gambar 2, yang memiliki arrow out tiga atau lebih diperoleh tiga calon penyebab dominan, dan dengan matrix diagram diperoleh

Rekomendasi,

Penelitian ini memfokuskan pada penghasilan usaha kecil dilihat dari manajemen usaha yang meliputi promosi, penetapan harga dan lokasi Pedagang dalam bidang penjualan

Menurut Bronsted-Lowry, dalam reaksi yang melibatkan transfer proton, asam adalah spesi yang bertindak sebagai donor proton, sedangkan basa adalah spesi yang bertindak sebagai akseptor

Penurunan nilai COD yang tinggi pada lindi setelah mengalami fotodegradasi akibat penggunaan katalis yang terimobilisasi pada plat kaca (seperti yang disajikan dalam

Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Widjaja (1995) yang membuktikan bahwa ikan bandeng yang diasap dengan liquid smoke tempurung kelapa