• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ASAM DAN BASA INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH ASAM DAN BASA INDONESIA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH KIMIA DASAR I

LARUTAN ASAM DAN BASA

Disusun Oleh:

1. Nofi Untari (ACB 116 005)

2. Indah Purnama Sari (ACB 116 010) 3. Lusi Devi Alvionita (ACB 116 015) 4. Ani Ristiani Hartono (ACB 116 020)

5. Noraini (ACB 116 025)

PRODI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PMIPA FKIP UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kami dengan judul Makalah Tentang Asam

Basahingga selesai yang disusun untuk memenuhi tugas kimia dibawah bimbingan bapak Dosen. Salwat dan salam tak lupa kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kami dari alam kebodohan hingga kea lam yang penuh dengan imu pengetahuan dan teknologi.

Dalam penyusunan makalah ini,kami mengambil dari bebebrapa literature baik dari buku-buku maupun wahana keilmuan yang lain. Makalah ini, penulis susun secara sistematis dan berdasarkan data-data yag relevan. Pada kesempatan ini, tak lupa kami haturkn ucapan terima kasih kepada :

 Bapak Deklin Frantinus, S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing

 Teman-teman sekelas atas dukungan dan saran

 Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dalam membantu pengerjaan

makalah ini

Kami sadar akan kemampuan dan kelemahan kami maka kami mengharapkan kritik dan masukan dalam perbaikan makalah selanjutnya. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Palangka Raya, November 2016

(3)

DAFTAR ISI

2.2.3 Menghitung pH Larutan Asam dan Basa 2.2.4 Reaksi Asam dengan Basa (Reaksi Penetralan) 2.3 Teori Asam-Basa Bronsted-Lowry dan Lewis

2.3.1 Teori Asam Basa Bronsted-Lowry 2.3.2 Pasangan Asam dan Basa Konjugasi 2.3.3 Kekuatan Relatif Asam dan Basa 2.3.4 Teori Asam-Basa Lewis

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari – hari, senyawa asam dan basa dapat dengan mudah kita temukan. Mulai dari makanan, minuman, tubuh manusia, hewan hingga suku cadang kendaraan bermotor. Buah – buahan mengandung senyawa asam, contohnya, jeruk mengandung asam sitrat, tomat mengandung asam askorbat, apel mengandung asam malat, sedangkan anggur mengandung asam tartrat. Minuman ringan mengandung asam karbonat. Lambung manusia mengandung asam klorida yang berguna untuk membunuh kuman dalam tubuh. Beberapa produk rumah tangga yang mengandung basa. Contohnya,sabun, deterjen, dan pembersih peralatan rumah tangga.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah Pengertian Asam dan Basa ? 2. Apa Teori Asam- Basa menurut Arrhenius?

3. Apa Teori Asam dan Basa menurut Bronsted- Lowry dan Lewis?

C. TUJUAN

1. Untuk Menjelaskan Pengertian Asam dan Basa

2. Untuk Menjelaskan Teori Asam- Basa Menurut Arrhenius

(5)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asam dan Basa

1. Asam

Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin “Acetum” yang berarti cuka, karena diketahui zat utama dalam cuka adalah asam asetat.secara umum asam yaitu zat yang berasa masam.

2. Basa

Basa (alkali) berasal dari ahasa arabyang berarti abu. Secara umum basa yaitu zat yang berasa pahit bersifat kaustik.

2.2 Teori Asam dan Basa Menurut Arrhenius

Larutan asam dan basa merupakan contoh dari larutan elektrolit. Pada tahun 1884, Svante Arrhenius (1859-1897) seorang ilmuwan Swedia yang memenangkan hadiah nobel atas karyanya di bidang ionisasi, memperkenalkan pemikiran tentang senyawa yang terpisah atau terurai menjadi bagian ion-ion dalam larutan. Dia menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam larutan aqua (air) tergantung pada konsentrai ion-ion hidrogen di dalamnya.

Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+, sedangkan basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH–. Jadi pembawa sifat asam adalah ion H+, sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH–. Asam Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ, yang dalam air

mengalami ionisasi sebagai berikut.HxZ ⎯⎯→ x H+ + Zx–

Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam, sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+ disebut ion sisa asam. Beberapa contoh asam dapat dilihat pada tabel 5.1.

Basa Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x, yang dalam air terurai sebagai berikut.

M(OH)x ⎯⎯→ Mx+ + x OH–

Jumlah ion OH– yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi basa. Beberapa contoh basa diberikan pada tabel 5.2.

Asam sulfat dan magnesium hidroksida dalam air mengion sebagai berikut.

H2SO4 ⎯⎯→ 2 H+ + SO42–

(6)

2.2.1 Konsep pH, pOH, dan pKw A.Konsep pH, pOH, dan pKw

Dari uraian tetapan kesetimbangan air dapat disimpulkan bahwa besarnya [H+] dalam suatu larutan merupakan salah satu ukuran untuk menentukan tingkat keasaman suatu larutan.

(7)

dari Denmark, Soren Lautiz Sorensen memperkenalkan suatu bilangan yang sederhana. Bilangan ini diperoleh dari hasil logaritma konsentrasi H+. Bilangan ini kita kenal dengan skala pH. Harga pH berkisar antara 1 – 14 dan ditulis:

Analog dengan di atas, maka:

Sedangkan hubungan antara pH dan pOH adalah: Kw = [H+] [OH–]

– log Kw = –log [H+] + (–log [OH–])

Pada suhu 25 ºC, pKw = pH + pOH = 14.

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa:

a. Larutan bersifat netral jika [H+] = [OH–] atau pH = pOH = 7. b. Larutan bersifat asam jika [H+] > [OH–] atau pH < 7.

c. Larutan bersifat basa jika [H+] < [OH–] atau pH > 7.

Karena pH dan konsentrasi ion H+ dihubungkan dengan tanda negatif, maka makin besar konsentrasi ion H+ makin kecil pH, dan karena bilangan dasar logaritma adalah 10, maka larutan yang nilai pH-nya berbeda sebesar n mempunyai perbedaan ion H+ sebesar 10n.

Perhatikan contoh di bawah ini.

Jika konsentrasi ion H+ = 0,01 M, maka pH = – log 0,01 = 2 Jika konsentrasi ion H+ = 0,001 M (10 kali lebih kecil) maka pH = – log 0,001

= 3 (naik 1 satuan)

Jadi dapat disimpulkan:

• Makin besar konsentrasi ion H+ makin kecil pH

• Larutan dengan pH = 1 adalah 10 kali lebih asam daripada larutan dengan pH = 2.

(8)

Air murni hampir tidak menghantarkan arus listrik. Hanya alat pengukuran yang sangat peka yang dapat menunjukkan bahwa air murni memiliki daya hantar listrik yang sangat kecil. Artinya, hanya sebagian kecil molekul-molekul air dapat terionisasi menjadi ion H+ dan ion OH–.

Persamaan ionisasi air dapat ditulis sebagai:

H2O(l) ←⎯⎯⎯⎯→ H+(aq) + OH–(aq)

Harga tetapan air adalah:

Konsentrasi H2O yang terionisasi menjadi H+ dan OH– sangat kecil dibandingkan dengan konsentrasi H2O mula-mula, sehingga konsentrasi H2O dapat dianggap tetap, maka harga K[H2O] juga tetap, yang disebut tetapan kesetimbangan air atau ditulis Kw. Jadi,

Pada suhu 25 °C, Kw yang didapat dari percobaan adalah 1,0 × 10–14. Harga Kw ini tergantung pada suhu, tetapi untuk percobaan yang suhunya tidak terlalu menyimpang jauh dari 25 °C, harga Kw itu dapat dianggap tetap.

(9)

Oleh karena [H+][OH–] = 10–14, maka [H+]= 10–7 dan [OH–] = 10–7. Artinya, dalam 1 liter air murni terkandung ion H+ dan ion OH– masing-masing sebanyak 10–7 mol.

Jika ke dalam air ditambahkan suatu asam, maka [H+] akan bertambah tetapi hasil perkalian [H+][OH–] tetap sama dengan Kw. Hal ini dapat terjadi karena kesetimbangan bergeser ke kiri yang menyebabkan pengurangan [OH–]. Kesetimbangan juga akan bergeser jika ke dalam air ditambahkan suatu basa. Dari pembahasan ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

C. Pengukuran pH

Untuk menentukan pH suatu larutan dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain sebagai berikut.

1. Menggunakan Beberapa Indikator

(10)

2. Menggunakan Indikator Universal

pH suatu larutan juga dapat ditentukan dengan menggunakan indikator universal, yaitu campuran berbagai indikator yang dapat menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya.

Warna indikator universal larutan dapat dilihat pada tabel 5.4.

3. Menggunakan pH–meter

pH–meter adalah alat pengukur pH dengan ketelitian yang sangat tinggi.

(11)

Sebagaimana larutan elektrolit yang dibedakan atas elektrolit kuat dan elektrolit lemah, maka larutan asam dan larutan basa yang merupakan larutan elektrolit juga dibedakan atas asam-basa kuat dan asam-basa lemah. Perbedaan kekuatan larutan asam-basa ini dipengaruhi oleh banyak sedikitnya ion-ion pembawa sifat asam dan ion-ion pembawa sifat basa yang dihasilkan saat terionisasi.

A. Kekuatan Asam

Kekuatan asam dipengaruhi oleh banyaknya ion – ion H+ yang dihasilkan oleh senyawa asam dalam larutannya. Berdasarkan banyak sedikitnya ion H+ yang dihasilkan, larutan asam dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut.

1. Asam Kuat

Asam kuat yaitu senyawa asam yang dalam larutannya terion seluruhnya menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam kuat merupakan reaksi berkesudahan. Secara umum, ionisasi asam kuat dirumuskan sebagai berikut.

HA(aq) ⎯⎯→ H+(aq) + A–(aq)

dengan: x = valensi asam M = konsentrasi asam

2. Asam Lemah

Asam lemah yaitu senyawa asam yang dalam larutannya hanya sedikit terionisasi menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam lemah merupakan reaksi kesetimbangan.

Secara umum, ionisasi asam lemah valensi satu dapat dirumuskan sebagai berikut.

HA(aq) ←⎯⎯⎯⎯→ H+(aq) + A–(aq)

[H+ ][A ] = [HA] a K –

Makin kuat asam maka reaksi kesetimbangan asam makin condong ke kanan, akibatnya Ka bertambah besar. Oleh karena itu, harga Ka merupakan ukuran kekuatan asam, makin besar Ka makin kuat asam.

Berdasarkan persamaan di atas, karena pada asam lemah [H+] = [A–], maka persamaan di atas dapat diubah menjadi:

(12)

HA

[H+]2 = Ka · [HA]

dengan Ka = tetapan ionisasi asam

Konsentrasi ion H+ asam lemah juga dapat dihitung jika derajat ionisasinya (α) diketahui.

B. Kekuatan Basa

Kekuatan basa dipengaruhi oleh banyaknya ion – ion OH– yang dihasilkan oleh senyawa basa dalam larutannya. Berdasarkan banyak sedikitnya ion OHyang dihasilkan, larutan basa juga dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut.

1. Basa Kuat

Basa kuat yaitu senyawa basa yang dalam larutannya terion seluruhnya menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi basa kuat merupakan reaksi berkesudahan. Secara umum, ionisasi basa kuat dirumuskan sebagai berikut.

M(OH)x(aq) ⎯⎯→ Mx+(aq) + x OH–(aq)

dengan: x = valensi basa M = konsentrasi basa

2. Basa Lemah

Basa lemah yaitu senyawa basa yang dalam larutannya hanya sedikit terionisasi menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi basa lemah juga merupakan reaksi kesetimbangan.

Secara umum, ionisasi basa lemah valensi satu dapat dirumuskan sebagai berikut.

(13)

Kb = [M+ ][OH ] [M(OH)]–

Makin kuat basa maka reaksi kesetimbangan basa makin condong ke kanan, akibatnya Kb bertambah besar. Oleh karena itu, harga Kb merupakan ukuran kekuatan basa, makin besar Kb makin kuat basa.

Berdasarkan persamaan di atas, karena pada basa lemah [M+] = [OH–], maka persamaan di atas dapat diubah menjadi:

Kb =[OH−]2 [M(OH)]

[OH–]2 = Kb · [M(OH)]

dengan Kb= tetapan ionisasi basa

Konsentrasi ion OH– basa lemah juga dapat dihitung jika derajat ionisasinya (α) diketahui.

2.2.3 Menghitung pH Larutan

(14)

A. Menghitung pH Larutan Asam

2.2.4 Reaksi Penetralan

A. Reaksi Asam dengan Basa Menghasilkan Air dan Garam

Jika larutan asam dan basa dicampur, maka ion H+ dari asam dan ion OH– dari basa akan bergabung membentuk molekul air, sedangkan anion dari asam dan kation dari basa akan berikatan membentuk senyawa garam. Karena hasil reaksi antara asam dengan basa membentuk air yang bersifat netral, maka reaksi tersebut disebut reaksi penetralan. Tetapi karena reaksi tersebut juga menghasilkan garam, maka reaksi tersebut juga sering dikenal dengan sebutan reaksi penggaraman.

Contoh:

(15)

2. H2SO4 + 2 NH4OH ⎯⎯→ (NH4)2SO4 + 2 H2O

3. 2 CH3COOH + Ba(OH)2 ⎯⎯→ (CH3COO)2Ba + 2 H2O

Walaupun reaksi asam-basa disebut reaksi penetralan, tetapi hasil reaksi itu (garam) tidak selalu bersifat netral, melainkan tergantung pada kekuatan asam–basa yang membentuknya. Jika larutan asam dan basa dicampur, maka sifat garam yang terbentuk ada tiga kemungkinan, yaitu: a. Jika asam kuat + basa kuat ⎯⎯→ garam (netral).

c. Jika asam kuat + basa lemah ⎯⎯→ garam (asam). d. Jika asam lemah + basa kuat ⎯⎯→ garam (basa).

2.3 Teori Asam –Basa Bronsted-Lowry dan Lewis

Teori asam basa Arrhenius berhasil menjelaskan beberapa senyawa asam atau basa, tetapi teori tersebut masih memiliki keterbatasan, di antaranya senyawa asam dan basa hanya berlaku di dalam pelarut air, pembentukan ion H+ atau OH adalah ciri khas asam basa. Jika dalam suatu

reaksi tidak membentuk ion H+ atau OH, reaksi tersebut tidak dapat dikatakan sebagai reaksi

asam atau basa.

2.3.1 Teori Asam Basa Bronsted-Lowry

Fakta menunjukkan, banyak reaksi asam basa yang tidak melalui pembentukan ion H+ atau OH,

misalnya reaksi antara HCl(g) dan NH3(g). Persamaannya :

HCl(g) + NH3(g) → NH4Cl(s)

Menurut Arrhenius, reaksi HCl dan NH3 dalam fasa gas tidak dapat dikategorikan sebagai reaksi

asam basa karena tidak membentuk ion H+ dan OH, padahal kedua senyawa itu adalah asam dan

(16)

Menurut Bronsted-Lowry, dalam reaksi yang melibatkan transfer proton, asam adalah spesi yang bertindak sebagai donor proton, sedangkan basa adalah spesi yang bertindak sebagai akseptor proton. Proton (ion H+) dalam air tidak berdiri sendiri melainkan terikat pada molekul air karena

atom O pada molekul H2O memiliki pasangan elektron bebas yang dapat digunakan untuk

berikatan kovalen koordinasi dengan proton membentuk ion hidronium, H3O+. Persamaan

reaksinya :

H2O(l) + H+(aq) → H3O+(aq)

Teori asam-basa Bronsted-Lowry dapat diterapkan terhadap reaksi HCl dan NH3. Dalam fasa

gas, HCl dan NH3 tidak terionisasi karena keduanya molekul kovalen yang tergolong reaksi asam

basa.

HCl(g) + NH3(g) → NH4Cl(s)

Asam Basa Garam

Pada reaksi tersebut, molekul HCl bertindak sebagai donor proton (asam), dan

molekul NH3 bertindak sebagai akseptor proton (basa). Menurut Bronsted-Lowry, reaksi asam

basa yang melibatkan transfer proton membentuk keadaan kesetimbangan. Contoh reaksi

antara NH3 dan H2O , arah panah menunjukkan bahwa proton menerima pasangan elektron bebas

dari NH3 , dan ikatan N–H terbentuk. persamaan reaksinya sebagai berikut.

NH3(aq) + H2O(l) ↔ NH4+(aq) + OH–(aq)

Reaksi ke kanan, NH3 menerima proton dari H2O. Jadi, NH3 adalah basa dan H2O adalah asam.

Pada reaksi kebalikannya, NH4+ donor proton terhadap OH–. Oleh sebab itu, ion NH4+ adalah

asam dan ion OH– adalah basa. Spesi NH

3 dan NH4+ berbeda dalam hal jumlah

protonnya. NH3 menjadi ion NH4+ melalui pengikatan proton, sedangkan

ion NH4+ menjadi NH3 melalui pelepasan proton. Spesi NH4+ dan NH3 seperti ini dinamakan

pasangan konjugasi asam basa.

Pasangan konjugat asam basa terdiri atas dua spesi yang terlibat dalam reaksi asam basa, satu asam dan satu basa yang dibedakan oleh penerimaan dan pelepasan proton. Asam pada pasangan itu dinamakan asam konjugat dari basa, sedangkan basa adalah basa konjugat dari asam.

Jadi, NH4+ adalah asam konjugat dari NH3 dan NH3 adalah basa konjugat dari NH4+.

2.3.2 Pasangan Asam dan Basa Konjugasi

(17)

Bronsted-Lowry juga menyatakan bahwa jika suatu asam memberikan proton (H+), maka sisa

asam tersebut mempunyai kemampuan untuk bertindak sebagai basa. Sisa asam tersebut dinyatakan sebagai basa konjugasi. Demikian pula untuk basa, jika suatu basa dapat menerima proton (H+), maka zat yang terbentuk mempunyai kemampuan sebagai asam disebut asam

konjugasi.

Pada reaksi tersebut terlihat bahwa H2O dapat bersifat sebagai asam dan basa. Zat yang demikian

disebut zat amfoter. Zat amfoter artinya zat yang memiliki kemampuan untuk bertindak sebagai asam atau basa. Contoh lain yang termasuk amfoter adalah HCO3–.

Contoh basa konjugasi:

Asam → Proton + Basa Konjugasi

HCl(aq) H⇄ +(aq) + Cl(aq)

H2O(aq) H⇄ +(aq) + OH–(aq)

H2SO4(aq) H⇄ +(aq) + SO42–(aq)

NH4 +(aq) H⇄ +(aq) + NH

Contoh asam konjugasi sebagai berikut.

Basa +Proton → Asam Konjugasi

NH3(aq) + H+(aq) NH⇄ 4+(aq)

H2O(aq) + H+(aq) H⇄ 3O+(aq)

(18)

CO32–(aq) + H+(aq) HCO3–(aq)

Perhatikan reaksi berikut:

HCl(aq) + H2O(l) H⇄ 3O+(aq) + Cl-(aq)

Pasangan asam-basa setelah terjadi serah terima proton dinamakan asam basa konjugasi.

a. HCl dan Cl– merupakan pasangan asam-basa konjugasi. HCl adalah asam konjugasi dari Cl

dan Cl– adalah basa konjugasi dari HCl.

b. H2O dan H3O+ merupakan pasangan asam-basa konjugasi. H2O adalah basa konjugasi dari

H3O+ dan H3O+ adalah asam konjugasi dari H2O.

2.3.3 Kekuatan Relatif Asam dan Basa

Dalam Konsep asam-basa Bronsted-Lowry, yang disebut asam kuat adalah spesi yang mudah melepas proton, sedangkan basa kuat adalah spesi yang mempunyai kecenderungan kuat menarik proton. Sebaliknya, asam lemah adalah spesi yang sukar melepas proton, sedangkan basa lemah adalah spesi yang lemah menarik proton. Kekuatan asam dan basa Bronsted-Lowry bersifat relatif. Dalam air, HCL bersifat sebagai asam kuat sedangkan CH3COOH bersifat asam lemah. Jadi, dapat dikatakian bahwa HCL merupakan asam yang lebih kuat daripada CH3COOH. Walaupun CH3COOH bersifat asam lemah dalam air , ia bersifat asam kuat dalam NH3. Hal itu menunjukan bahwa NH3 merupakan basa yang lebih kuat daripada air. Kekuatan relatif dari berbagai asam dan basa dapat dilihat pada tabel :

Tabel: kekuatan Relatif Berbagai Asam dan Basa

Asam Basa Konjugasi

Asam paling kuat HClO4 ClO4– Basa paling lemah

(19)

NH4+ NH3

HCN CN–

HS– S2–

H2O OH–

Asam paling lemah NH3 NH2– Basa paling kuat

2.3.4 Teori Asam Basa Lewis

Beberapa reaksi tertentu mempunyai sifat reaksi asam-basa, tetapi tidak cocok dengan teori Bronsted-Lowry maupun teori Arrhenius. Misalnya, reaksi antara oksida basa Na2O dan oksida

asam SO3 membentuk garam Na2SO4. Persamaannya:

Na2O(s) + SO3(g) → Na2SO4(s)

Menurut Lewis, konsep asam dan basa secara umum mencakup reaksi oksida asam dan oksida basa, termasuk reaksi transfer proton. Menurut Lewis, asam adalah spesi yang bertindak sebagai akseptor pasangan elektron bebas dari spesi lain membentuk ikatan kovalen koordinasi. Basa adalah spesi yang bertindak sebagai donor pasangan elektron bebas kepada spesi lain membentuk ikatan kovalen koordinat.

Reaksi Na2O dan SO3 melibatkan reaksi ion oksida, yaitu O2– dari padatan ionik Na2O dan

gas SO3. Reaksinya sebagai berikut.

Na2+ O2–(s) + SO3(g) → 2Na+ + SO42–(s)

Pada reaksi di atas, Na2O bertindak sebagai donor pasangan elektron bebas (basa)

dan SO3 sebagai akseptor pasangan elektron bebas (asam).

Tinjau reaksi antara NH3 dan BF3. Reaksi ini merupakan reaksi asam basa menurut Lewis.

Persamaan reaksinya:

NH3(g) + BF3(g) → H3N–BF3(s)

(20)

dan NH3 sebagai donor pasangan elektron bebas (basa).

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

(21)

Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin “Acetum” yang berarti cuka, karena diketahui zat utama dalam cuka adalah asam asetat.secara umum asam yaitu zat yang berasa masam. Basa (alkali) berasal dari ahasa arabyang berarti abu. Secara umum basa yaitu zat yang berasa pahit bersifat kaustik.

2. Teori Asam- Basa menurut Arrhenius

Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+, sedangkan basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH–. Jadi pembawa sifat asam adalah ion H+, sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH–. Asam Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ, yang dalam air

mengalami ionisasi sebagai berikut.HxZ ⎯⎯→ x H+ + Zx–

3. Teori Asam dan Basa menurut Bronsted- Lowry dan Lewis

Menurut Bronsted-Lowry, dalam reaksi yang melibatkan transfer proton, asam adalah spesi yang bertindak sebagai donor proton, sedangkan basa adalah spesi yang bertindak sebagai akseptor proton.

Menurut Lewis, konsep asam dan basa secara umum mencakup reaksi oksida asam dan oksida basa, termasuk reaksi transfer proton. Menurut Lewis, asam adalah spesi yang bertindak sebagai akseptor pasangan elektron bebas dari spesi lain membentuk ikatan kovalen koordinasi. Basa adalah spesi yang bertindak sebagai donor pasangan elektron bebas kepada spesi lain membentuk ikatan kovalen koordinat.

3.2 Saran

Asam dan Basa sangat berpengaruh bagi kehidupn sehari-hari, kita harus mempelajarinya lebih mendalam agar kita dapat menggunakannya dengan benar dan dapat bermanfaat untu diri kita. Bagi para pembaca, diharapkan agar lebih memperdalam pengetahuan tentang asam-basa baik melalui buku-buku refrensi Kimia maupun lewat situs-situs web dan lebih baiknya lagi apabila dapat dilakukan percobaan agar lebih memahami tentang Asam-Basa karena kegunaannya yang sangat besar bagi kehidupan kita sehingga perlu dipelajari dan dipahami.

(22)

Anonim. 2012. Teori Asam Basa menurut Arrhenius.

http://tunjuk-tangan.blogspot.co.id/2012/02/teori-asam-basa-menurut-arrhenius-bse.html

(diakses 13 November 2016)

Anonim. 2013. Asam dan Basa. http://www.ilmukimia.org › Asam dan Basa › Kimia Anorganik

(diakses 13 November 2016)

E, Winarni. 2007. KIMIA. Jakarta: Satu Buku

Justina Sandri, Muchtaridi. 2007. KIMIA 2. Jakarta: Yudistira

Purba Michael, Sunardi.2006.KIMIA 2 untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga

Referensi

Dokumen terkait

Pada bab kelima ini akan dipelajari tentang teori asam basa menurut Arrhenius, konsep asam basa Bronsted-Lowry, teori asam basa Lewis, indikator asam dan basa, kekuatan asam dan basa,

Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa

Tentukan zat mana yang bertindak sebagai asam atau basa pada reaksi berikut

Asam ; ialah zat (gugus) yang menerima pasangan elektron bebas Basa ; ialah zat (gugus) yang member i pasangan elektron bebas Reaksi asam-basa menurut Lewis akan

Garam yang kationnya adalah donor proton (garam yang kationnya dari basa lemah dan anionnya dari asam kuat). Garam yang kation-kationnya adalah asam dan anion- anionnya adalah

Sebagai lebih kuat daripada H3O + , membentuk larutan dengan kuat asam yang praktis sama, karena air merupakan basa yang cukup kuat untuk mengambil proton dari masing-masing asam

Asam Basa Lewis Asam : Suatu partikel yang dapat menerima pasangan elektron dari pertikel lain Asam : Akseptor PEB Pasangan Elektron Bebas Basa : Suatu partikel yang dapat

Jelaskan manakah molekul yang bertindak sebagai asam dan sebagai basa PEMBAHASAN : Yang bertindak sebagai asam yaitu CO2 karena menerima pasangan elektron sedangkan yang bertindak