• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aljabar Linear. & Matriks. Evangs Mailoa. Pert. 5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Aljabar Linear. & Matriks. Evangs Mailoa. Pert. 5"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Aljabar Linear

Evangs Mailoa

& Matriks

Pert. 5

(2)
(3)

Pengantar Determinan

Menurut teorema 1.4.3, matriks 2 x 2

dapat dibalik jika ad − bc ≠ 0.

Pernyataan ad − bc disebut sebagai determinan (determinant) dari matriks A,

Dinotasikan sebagai det(A) atau |A|.

Sehingga A−1 yang diberikan pada teorema 1.4.3, dapat ditulis kembali

(4)

Tujuan dari pecarian determinan adalah bagaimana mendapatkan analog rumus invers untuk matriks yang mempunyai ordo lebih tinggi.

Sehingga perlu diperluas untuk konsep determinan untuk matriks bujursangkar dengan berbagai ordo.

Untuk dapat melakukan itu, dibutuhkan beberapa hasil awal dari permutasi.

(5)

Permutasi

Permutasi dari himpunan bilangan bulat atau integer {1, 2, ... , n} adalah susunan integer-integer menurut suatu aturan tanpa adanya penghilangan

atau pengulangan.

(6)

• Untuk himpunan integer {1, 2, 3} terdapat enam permutasi yang berbeda, yaitu

» (1, 2, 3) (2, 1, 3) (3, 1, 2)

» (1, 3, 2) (2, 3, 1) (3, 2, 1)

• Satu metode yang paling mudah untuk

menyusun daftar permutasi secara sistematis adalah dengan menggunakan pohon

permutasi (permutation tree).

Contoh 1 Permutasi dari Tiga Integer

(7)

• Buatlah daftar semua permutasi dari empat himpunan integer {1, 2, 3, 4}.

Contoh 2 Permutasi dari Empat Integer

(8)

• Dari gambar 2.1.1, diperoleh permutasi-permutasi berbeda dapat disusun menjadi

(1, 2, 3, 4) (2, 1, 3, 4) (3, 1, 2, 4) (4, 1, 2, 3) (1, 2, 4, 3) (2, 1, 4, 3) (3, 1, 4, 2) (4, 1, 3, 2) (1, 3, 2, 4) (2, 3, 1, 4) (3, 2, 1, 4) (4, 2, 1, 3) (1, 3, 4, 2) (2, 3, 4, 1) (3, 2, 4, 1) (4, 2, 3, 1)

• Diperoleh 24 permutasi untuk empat integer {1, 2, 3, 4}

• Dapat disimpulkan dengan empat integer diperoleh banyak permutasi 4∙3∙2∙1 = 24 susunan.

• Secara umum, himpunan {1, 2, . . . , n} akan memiliki n(n−1) (n−2) . . . 2∙1= n! permutasi berbeda.

Contoh 2 Permutasi dari Empat Integer

(9)

Invers dalam Permutasi

Dinyatakan suatu permutasi umum dari {1, 2, ..., n} sebagai (j

1

, j

2

, ... , j

n

), dimana j

1

adalah integer pertama dalam dari

permutasi, j

2

adalah integer kedua dalam dari permutasi, dan seterusnya.

Suatu inversi (inversion) atau pembalikan

dikatakan terjadi dalam suatu permutasi

(j

1

, j

2

, ... , j

n

) jika integer yang lebih besar

mendahului integer yang lebih kecil.

(10)

Jumlah total inversi yang terjadi dalam permutasi dapat diperoleh sebagai berikut:

1. Tentukan banyak integer yang lebih kecil dari j1

dan mengikuti j1 dalam permutasi;

2. Tentukan banyaknya integer yang lebih kecil dari j2 dan mengikuti j2 dalam permutasi. Lanjutkan proses perhitungan ini untuk j3, ... , jn−1.

 Jumlah dari bilangan-bilangan ini akan merupakan total banyaknya inversi ini dalam permutasi tersebut.

(11)

• Tentukan banyaknya inversi pada permutasi- permutasi berikut

(a). (6, 1, 3, 4, 5, 2), (b). (2, 4, 1, 3),

(c). (1, 2, 3, 4).

• Penyelesaian:

(a). Banyaknya inversi adalah 5 + 0 + 1 + 1 + 1 = 8.

(b). Banyak inversi adalah 1 + 2 + 0 = 3.

(c). Tidak ada inversi untuk permutasi ini.

Contoh 3 Menghitung Invers

(12)
(13)

• Tabel berikut ini mengklasifikasikan berbagai

permutasi dari {1, 2, 3} sebagai genap atau ganjil.

Contoh 4 Mengklasifikasi Permutasi

Permutasi Banyaknya Inversi Klasifikasi

(1, 2, 3) 0 genap

(1, 3, 2) 1 ganjil

(2, 1, 3) 1 ganjil

(2, 3, 1) 2 genap

(3, 1, 2) 2 genap

(3, 2, 1) 3 ganjil

(14)

Pengertian Determinan

Suatu hasilkali elementer

(elementary product) dari suatu

matriks A, n x n, adalah hasilkali

dari n entri di A, yang tidak berasal

dari baris dan kolom yang sama.

(15)

• Buatlah daftar hasil kali elementer dari matriks-matriks:

Contoh 5 HasilKali Elementer

(16)

Penyelesaian:

Karena setiap hasil kali elementer merupakan

perkalian entri dalam matriks yang tidak sekolom dan sebaris maka untuk,

diperoleh: a11 a22 dan a12 a21

diperoleh: a11 a22 a33 a12 a23 a31 a13 a21a32 a11 a23 a32 a12 a21 a33 a13 a22a31

(17)

HasilKali Elementer Bertanda

Pada contoh 4, matriks A mempunyai n! hasilkali elementer.

Hasilkali elementer berbentuk a1j1 a2j2 . . .anjn, dimana (j1, j2, ...

, jn) adalah permutasi dari himpunan {1, 2, ... , n}

Hasilkali bertanda dari A (signed elementary product from A) adalah hasilkali elementer a1j1 a2j2 . . .anjn dikalikan +1 atau −1.

Digunakan tanda + jika (j1, j2, ... , jn) adalah permutasi genap dan tanda − jika (j1, j2, ... , jn) adalah permutasi ganjil.

(18)

• Buatlah daftar hasilkali elementer bertanda dari matriks-matriks:

Contoh 6 HasilKali Elementer Bertanda

(19)

Penyelesaian (a):

Penyelesaian (b):

Hasilkali Elementer Permutasi yang Berkaitan

Genap atau Ganjil

Hasilkali Elementer

Bertanda

a11 a22 (1, 2) genap a11 a22

a12 a21 (2, 1) ganjil −a12 a21

Hasilkali Elementer Permutasi yang Berkaitan

Genap atau Ganjil

Hasilkali Elementer

Bertanda a11 a22 a33 (1, 2, 3) genap a11 a22 a33

a11 a23 a32 (1, 3, 2) ganjil −a11 a23 a32

a12 a21 a33 (2, 1, 3) ganjil −a12 a21 a33

a12 a23 a31 (2, 3, 1) genap a12 a23 a31

a13 a21 a32 (3, 1, 2) genap a13 a21 a32

a13 a22 a31 (3, 2, 1) ganjil −a13 a22 a31

(20)

Fungsi Determinan

Misalkan A adalah suatu matriks bujur sangkar.

Fungsi determinan (determinant function)

dinotasikan dengan det dan didefenisikan det(A) sebagai jumlah dari semua hasil kali elementer bertanda dari A.

(21)

• Mengacu pada contoh 6, didapat:

Contoh 7 Determinan dari Matriks 2 x 2 dan 3 x 3

(22)

Menghitung Determinan 2x2 dan 3x3 (Cara lain) Untuk memudahkan perhitungan determinan dapat dilakukan dengan mengalikan entri-entri yang arah panah ke kanan dan mengurangkannya dengan hasil perkalian dari entri-entri dengan

arah panah ke kiri.

(23)

• Hitunglah determinan dari:

Penyelesaian:

det (A) = (3)(−2) − (1)(4) = −10

det (B) = (45) + (84) + (96) − (105) − (−48) − (−72) = 240

Contoh 8 Menghitung Determinan

(24)

Menghitung Determinan

Determinan dari matriks bujursangkar A dengan ordo m x m, secara umum diberikan oleh:

dimana Aij adalah matriks A yang baris ke-i dan kolom ke-j dihapus.

(25)

• Hitunglah determinan dari:

Penyelesaian:

Contoh 9 Menghitung Determinan

(26)

• Hitunglah determinan dari:

Penyelesaian:

Contoh 10 Menghitung Determinan

(27)

Menghitung Determinan dengan Reduksi Baris

(28)

Teorema Dasar

Pada bagian sebelumnya, sangat ampuh untuk

menghitung determinan jika matriks berukuran kurang dari atau sama dengan 3 x 3, tidak berlaku lagi untuk matriks yang ukuran lebih besar dari 3 x 3.

Oleh karena itu, dimulai dari teorema dasar yang akan mengarahkan pada prosedur untuk menghitung matriks dengan ordo n.

Teorema 1

Misalkan A adalah suatu matriks bujur sangkar.

a) Jika A memiliki satu baris atau satu kolom bilangan nol, maka det(A) = 0.

b) det(A) = det(AT).

(29)

Matriks Segitiga

Teorema berikut mempermudah perhitungan determinan suatu matriks segitiga, berapun ukurannya.

Teorema 2

Misalkan A adalah suatu matriks segitiga n x n

(segitiga atas, segitiga bawah, atau diagonal) maka det(A) adalah hasilkali dari entri-entri pada

diagonal utama matriks tersebut; yaitu

(30)

• Hitunglah determinan dari:

Penyelesaian:

Berdasarkan teorema 2, maka determinan dari Q adalah:

Contoh 11 Determinan Matriks Segitiga Atas

(31)

Operasi Baris Elementer

Teorema 3

Misalkan A adalah suatu matriks n x n.

a) Jika B adalah matriks yang diperoleh ketika satu baris atau kolom dari A dikalikan dengan suatu skalar k, maka det(B) = k det(B).

b) Jika B adalah matriks yang diperoleh ketika dua baris atau dua kolom dari A dipertukarkan,

maka det (B) = − det (B).

c) Jika B adalah matriks yang diperoleh ketika

kelipatan dari satu baris A ditambahkan ke baris lainnya atau ketika kelipatan dari satu kolom

ditambahkan ke kolom yang lain, maka det (B) = det (A).

(32)

Baris pertama dari A

dikalikan dengan dengan k.

Baris pertama dan kedua dari A dipertukarkan.

Contoh 12 Teorema 3 untuk Determinan 3x3

(33)

Suatu kelipatan dari baris kedua dari A ditambahkan ke baris pertama.

Contoh 12 Teorema 3 untuk Determinan 3x3

(34)

Matriks Elementer

Teorema 4

Misalkan E adalah suatu matriks n x n.

a) Jika E adalah hasil perkalian suatu baris dari In dengan k, maka det(E) = k.

b) Jika E adalah hasil pertukaran dua baris dari In, maka det(E) = -1.

c) Jika E adalah hasil penjumlahan kelipatan satu baris dari In, ke baris lainnya, maka det(E) = 1.

(35)

Determinan matriks berikut dihitung dengan inspeksi, menggunakan teorema 4.

Contoh 13 Determinan dari Matriks Elementer

(36)

Matriks dengan Baris/Kolom yang Proporsional

Jika suatu matriks bujursangkar A memiliki dua

baris yang proporsional, maka suatu baris bilangan nol dapat dibentuk dengan cara menjumlahkan

kelipatan yang sesuai dari salah satu baris ke baris yang lainnya.

Hal yang sama juga berlaku untuk kolom.

Teorema 5

Jika A adalah suatu matriks bujursangkar dengan dua baris atau dua kolom yang proporsional, maka det(A) = 0.

(37)

Perhitungan berikut menggambarkan cara membentuk suatu baris bilangan nol jika terdapat dua baris yang proporsional:

Contoh 14 Membentuk Baris Nol

Baris kedua merupakan 2 kali baris pertama, sehingga dengan menambahkan -2 kali baris pertama

ke baris kedua untuk membentuk satu baris nol

(38)

Menghitung Determinan dengan Reduksi Baris

Mencari determinan dari suatu matriks dengan reduksi baris adalah dengan membawa matriks awal ke bentuk matriks segitiga atas, sehingga memudahkan perhitungan.

Contoh 15 Reduksi Baris untuk Menghitung Determinan

Hitunglah det(A) di mana:

(39)

Penyelesaian:

Matriks A direduksi menjadi bentuk eselon baris yaitu segitiga atas.

Suatu faktor bersama yaitu 3 dari baris

pertama, dikeluarkan dari tanda determinan

Baris pertama dan kedua dari A dipertukarkan

(40)

Penyelesaian:

Baris ketiga mengurangi 2 kali

baris pertama

Baris ketiga mengurangi 10 kali

baris kedua

Suatu faktor bersama yaitu (-55), dan dikeluarkan dari

determinan

(41)

Hitunglah determinan dari

Contoh 16 Reduksi Kolom untuk Menghitung Determinan

Mengubah B menjadi bentuk segitiga bawah dengan melakukan operasi kolom; k3 − 2k1

(42)

Mau bertanya..?

Referensi

Dokumen terkait

Maksudnya, jika kata yang terhitung 100 tidak jatuh di ujung kalimat maka akan dihitung dalam bentuk desimal (perpuluhan). Cara melakukan persepuluh adalah jumlah

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, jaringan Internet yang digunakan memiliki peranan penting agar pengguna dapat mengakses media pembelajaran PLC

Komponen Bahasa Inggris apa yang menurut anda paling penting untuk ditekankan dalam materi ajar Bahasa Inggris oada Akademi Keperawatan Adi Husada.. Pengucapan lafal bahasa

07 tahun 2010 menjelaskan bahwa, penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat

Penerapan metode certainty factor yang digunakan pada sistem pakar pada tanaman apotek hidup untuk pengobatan alternatif memiliki hasil tingkat kepastian sebagai pengobatan

Metode analisis untuk mengetahui variabel independen yang mempengaruhi secara signifikan terhadap Struktur Modal pada perusahaan manufaktur yaitu Size (Ukuran

Segala puji dan rasa syukur kupersembahkan hanya kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan

Adapun hasil dari percobaan ini yaitu pengujian raksa dengan Cu (II) Iodida Adapun hasil dari percobaan ini yaitu pengujian raksa dengan Cu (II)