• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Belakangan ini sering kali terjadi kebakaran pada suatu bangunan baik rumah maupun gedung-gedung lainnya yang penyebabnya diduga karena hubung sing kat atau secara umum karena listrik. Pada suatu rumah pun banyak sekali ditemukan instalasi listrik yang mengabaikan peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) dan tidak memperhatikan ketentuan dari keamanan dan teknologi modern dan juga estetika keindahan.

Perencanaan sistem instalasi listrik pada suatu bangunan haruslah mengacu pada peraturan dan ketentuan yang berlaku sesuai dengan PUIL 2000 dan Undang-Undang Ketenagalistrikan tahun 2002.Pada gedung biasanya membutuhkan energy listrik yang cukup besar, oleh karena itu pendistribusian energi listriknya harus diperhitungkan sebaik mungkin agar energi listrik dapat terpenuhi dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pada tugas besar ini, penulis akan merancang instalasi listrik gedung yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan juga Peraturan Umum Instalasi Listrik Instalasi (PUIL). Pada perencanaan instalasi listrik gedung ini, penulis akan menggunakan metode perhitungan dan analisa sebagai pendekatan untuk menentukan spesifikasi kompnen-komponen yang akan digunakan yang mengacu pada peraturan dan ketentuan berdasarkan PUIL 2000 dan Undang-Undang Ketenagalistrikan tahun 2002.

Adapun peraturan-peraturan yang harus diperhatikan diantaranya adalah : 1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik -2000 (PUIL 2000 SNI 04-0225-2000).

2. Undang-undang dan peraturan mengenai keselamatan kerja yang ditetapkan dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970;

3. Undang-undang No 15 Tahun 1985 tentang ketenga listrikan;

4. Undang-undang No 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; 5. Undang-undang No 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;

6. Undang-undang No 22 Tahun 1999 tentang pemerintah darah;

7. Peraturan Pemerintah No 25 tahun 2000 tentang kewenagang Pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai daaerah Otonomi;

(2)

8. Peraturan pemerintah No 25 Tahun 2000 tentang Penyediaan dan pemanfaatan tenaga listrik;

9. Peraturan pemerintah No 51 Tahun 1993 tentang analisa dampak lingkungan; 10. Peraturan pemerintah No 25 Tahun 1995 tentang usaha penunjang Tenaga Listrik; 11. Peraturan Menteri Pertambangan dan energi No 01.P/40/M.PE/1990 tentang Instalasi

Ketenagalistrikan;

12. Peraturan Menteri Pertambangan dan energi No 02.P/0322/M.PE/1995 tentang Standardisasi, sertifikasi dan Akreditasi Dalam Lingkungan Pertambangan dan Energi. Untuk pemasangan instalasi listrik penerangan dan tenaga untuk rumah/gedung terlebih dahulu harus melihat gambar-gambar rencana instalasi yang sudah dibuat oleh perencana berdasarkan denah rumah/bangunan dimana instalasinya akan dipasang. Selain itu juga spesifikasi dan syarat-syarat pekerjaan yang diterima dari pemilik bangunan/rumah, dan syarat tersebut tidak terlepas dari peraturan yang harus dipenuhi dari yang berwajib ialah yang mengeluarkan peraturan yaitu PLN setempat.

Syarat-syarat pekerjaan instalasi rumah /gedung :

1. Gambar situasi untuk menyatakan letak bangunan, dimanainstalasinya akan dipasang serta rencana penyambungannya dengan jaringan PLN.

2. Gambar instalasi Rencana penempatan semua peralatan listrik yang akan dipasang dan sarana pelayanannya, misalnya titik lampu, saklar dan kotak kontak, panel hubung bagi, data teknis yang penting dari setiap peralatan listrik yang akan dipasang.

3. Rekapitulasi

Rekapitulasi atau perhitungan jumlah dari komponen yang diperlukan antara lain : - Rekapitulasi material dan harga

- Rekapitulasi daya atau skema bagan arusnya - Rekapitulasi tenaga dan biaya

Tujuan Dari Peraturan-Peraturan Adalah Sebagai Berikut:

1. Supaya aman bagi manusia, hewan atau barang (terhadap bahaya sentuhan serta kejutan arus), keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik.

(3)

3. Sebagai tuntunan pemakai energi listrik secara efisien.

4. Merancang instalasi listrik yang sesuai dengan standar nasional Indonesia (SNI), PUIL 2000 dan Undang-Undang Ketenagalistrikan 2002.

Pelanggaran pada pelaksanaan instalasi listrik dapat dikenakan sanksi.Peraturan atau pedoman tersebut di Indonesia dinamakan “Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)”.

Pada pemasangan instalasi listrik sebenarnya kebakaran akibat listrik kecil sekali kemungkinannya, mengingat didalam tujuan diadakannya peraturan adalah aman, baik bagi manusia, hewan dan barang. Untuk itu perlu dijelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyelesaikan pemasangan instalasi listrik untuk bangunan besar adalah sebagai berikut:

1. Direncanakan oleh konsultan perencana 2. Diperiksa oleh pemilik bangunan

3. Diperiksa oleh pemerintah (cipta karya – dept PU) 4. Diperiksa oleh pemborong atau instalatir

5. Dipasang oleh instalatir dan diawasi oleh pengawas lapangan konsultan pengawas dan pemilik bangunan (sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi yang bersangkutan harus memeriksa gambar instalasi yang akan dipasang ke PLN bagi bangunan yang akan mendapat suplai listrik dari jaringan PLN)

6. Setelah selesai pemasangan instalasi, instalatir yang bersangkutan harus mengetes instalasi yang telah dikerjakan, listrik baru dimasukan bila instalasi baik.

Selain hal tersebut diatas kiranya perlu ditengahkan disini bahwa apabila terjadi kebakaran pada bangunan tersebut karena listrik, padahal instalasi belum 5 tahun serta belum ada perubahan instalasi listriknya, maka instalatir pelaksana harus bertanggung jawab terhadap kebakaran yang terjadi. Sehingga instalatir pelaksana harus betul-betul berhati-hati dalam melaksanakan pekrjaannya.

Instalasi penerangan listrik adalah instalasi listrik yang digunakan untuk menyalurkan energi listrik dari sumbernya kebeban listrik atau peralatan listrik.Pada beban listrik, energi listrik yang berasal dari sumbernya tersebut melalui instalasi listrik diubah menjadi cahaya pada beban lampu.

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Instalasi Listrik

Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang terpasang baik di dalam maupun di luar bangunan untuk menyalurkan arus listrik. Rancangan instalasi listrik harus memenuhi ketentuan PUIL 2000 dan peraturan yang terkait dalam dokumen seperti UU NO 18 Tahun 1999 tentang jasa konstruksi, Peraturan pemerintah NO 51 Tahun 1995 tentang Usaha Penunjang Tenaga listrik dan peraturan lainnya.

2.2 Ketentuan Umum Perancangan Instalasi Listrik

Rancangan suatu system instalasi listrik harus memenuhi ketentuan peraturan umum instalasi listrik (PUIL) dan peraturan lain seperti :

a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja beserta peraturan pelaksanaanya.

b. Undang –undang nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hiduo c. Undang –undangan nomor 15 tahun 2002 tentang ketenagalistikan

Dalam perancangan system instalasi listrik harus diperhatikan tentang keselamatan manusia, makhluk hidup lain dan keamanan harta benda dari bahaya dan kerusakan yang bias ditimbulkan oleh penggunaan instalasi listrik. Selain itu, berfungsinya instalasi listrik harus dalam keadaan baik dan sesuai dengan maksud penggunaannya.

2.3 Prinsip-Prinsip Dasar Instalasi Listrik

Beberapa prinsip instalasi listrik yang harus menjadi pertimbangan pada pemasangan suatu instalasi listrik dimaksudkan agar instalasi yang dipasang dapat digunakan secara optimum, efektif dan efisien. Adapun prinsip dasar tersebut ialah sebagai berikut :

1. Keandalan

Artinya, seluruh peralatan yang dipakai pada instalasi tersebut haruslah handal dan baik secara mekanik maupun secara kelistrikannya.Keandalan juga berkaitan dengan sesuai tidaknya pemakaian pengaman jika terjadi gangguan, contohnya bila terjadi suatu

(5)

kerusakan atau gangguan harus mudah dan cepat diatasi dan diperbaiki agar gangguan yang terjadi dapat diatasi.

2. Ketercapaian

Artinya, dalam pemasangan peralatan instalasi listrik yang relative mudah dijangkau oleh pengguna pada saat mengoperasikannya dan tata letak komponen listrik tidak susah untuk di operasikan sebagai contoh pemasangan sakelar tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. 3. Ketersediaan

Artinya kesiapan suatu instalasi listrik dalam melayani kebutuhan baik berupa daya, peralatanmaupun kemungkinan perluasan instalasi.Apabila ada perluasan instalasi tidak menggangu system instalasi yang sudah ada.Tetapi kita hanya menghubungkannya pada sumber cadangan (spare) yang telah diberi pengaman.

4. Keindahan

Artinya dalam pemasangan komponen atau peralatan instalasi harus ditata sedemikian rupa, sehingga dapat terlihat rapid an indah serta tidak menyalahi peraturan yang berlaku. 5. Keamanan

Artinya, harus mempertimbangkan factor keamanan dari suatu instalasi listrik, baik keamanan terhadap manusia bangunan atau harta benda makhluk hidup lain dan peralatan itu sendiri.

6. Ekonomis

Artinya, biaya yang dikeluarkan dalam pemasangan instalasi listrik harus diperhitungkan dengan teliti dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu sehingga biaya yang dikeluarkan dpat sehemat mungkin tanpa harus mengesampingkan hal-hal diatas.

2.4 Pengaruh Lingkungan

Pengaruh pada lingkungan kerja peralatan instalasi listrik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu lingkungan normal dan lingkungan tidak normal.Lingkungan tidak normal dapat menimbulkan gangguan pada instalasi listrik yang normal. Untuk itu jika suatu instalasi atau bagian dari suatu instalasi berada pada lokasi yang pengaruh luar yang tidak diimbangi dengan peralatan yang memadai akan menyebabkan rusaknya peralatan dan dapat membahayakan manusia.

(6)

Demikian juga pengaruh kondisi tempat akan dipasangnya suatu instalasi listrik, misalnya dalam suatu industry apakah penghantar tersebut harus ditanam atau dimasukkan jalur penghantar untuk menghindari tekanan mekanis. Oleh Karena itu pada pemasangan-pemasangan instalasi listrik hendaknya mempunyai rencana perhitungan dan analisa yang tepat.

2.5 Penghantar

Komponen-komponen perancangan instalasi listrik ialah bahan-bahan yang diperlukan oleh suatu system sebagai rangkaian control maupun rangkaian daya. Dimana rangkaian control dan rangkaian daya ini dirancang untuk menjalankan fungsi system sesuai dengan deskripsi kerja.

2.5.1 Jenis penghantar

Penghantar ialah suatu benda yang berbentuk logam ataupun non logam yang bersifat konduktor atau dapat mengalirkan arus dari satu titik ke titik lainnya.Penghantar dapat berupa kabel ataupun berupa kawat penghantar.

Kabel ialah penghantar yang dilindungi dengan isolasi dan keseluruhan inti dilengkapi dengan selubung pelindung bersama, contohnya ialah kabel NYM.NYA dan sebagainya.

Sedangkan kawat penghantar ialah penghantar yang tidak diberi isolasi contohnya ialah BC (Bare conductor), penghantar berlubang (hollow conductor), ACSR ( Alumunium conductor steel reinforced), dsb.

Secara garis besar, penghantar dibedakan menjadi dua macam, yaitu : - Penghantar berisolasi

(7)

-

a. Penghantar berisolasi

Penghantar berisolasi dapat berupa kawat berisolasi atau kabel. Batasan kawatberisolasi adalah rakitan penghantar tunggal, baik serabut maupun pejal yang diisolasi, contoh kawat berisolasi ;

- NYA - NYAF

Batasan kabel ialah rakitan satu penghantar atau lebih, baik itu penghantar serabut ataupun pejal masing-masing diisolasi dan keseluruhannya diselubungi pelindung bersama.Contoh kabel :

NYM-04 x 2 mm2,300/500 V

Artinya kabel 4 inti tanpa penghantar (hijau = kuning) berpenghantar tembaga masing-masing luas penampangnya 2 mm2 berbentuk bulat, pelindung dalam dan selubung luar PVC tegangan nominal penghantar fasa-netral 300V, dan tegangan fasa-fasa 500 V.

b. Penghantar Tanpa Isolasi

hantaran tak berisolasi mrupakan penghantar yang tidak dilapisi oleh isolator, contoh penghantar tidak berisloasi BC (Bare Conductor) jenis-jenis isolasi yang dipakai pada penghantar listrik meliputi isolasi dari PVC (Poly Vinil Clorida)

2. 5.2 Jenis Kabel

Dilihat dari jenisnya, penghantar dapat dibedakan menjadi tiga yaitu : a. Kabel Instalasi

Kabel instalasi yang biasa digunakan pada instalasi penerangan, jenis kabel yang banyak digunakan dalam instalasi rumah tinggal untuk pemasangan tetap ialah NYA dan NYM.Pada penggunaannya kabel NYA menggunakan pipa untuk melindungi secara mekanis ataupun melindungi dari air dan kelembaban yang dapat merusak kabel tersebut.

(8)

Penghantar NYA

Gambar 2.1 kabel penghantar NYA

Kabel NYA hanya memiliki satu penghantar berbentuk pejal, kabel ini pada umumnya digunakan pada instalasi rumah tinggal. Dalam pemakaiannya pada instalasi listrik harus menggunakan pelindung dari pipa union atau PVC

Penghantar NYM

(9)

Sedangkan kabel NYM adalah kabel yang memiliki beberapa penghantar dan memiliki isolasi luar sebagai pelindung pada gambar.

Konstruksi dari kabel NYM terlihat Penghantar dalam pemasangan pada instalasi listrik, boleh tidak menggunakan pelindung pipa. Namun untuk memudahkan saat peggantian kabel / revisi, sebaliknya pada pemasangan dalam dinding / beton menggunakan pipa PVC

b. Kabel Tanah

Penghantar NYY.

Gambar 2.3 kabel penghantar NYY

Kabel tanah thermoplastik tanpa perisai seperti NYY, biasanya digunakan untuk kabel tenaga pada industri.Kabel ini juga dapat ditanam dalam tanah, dengan syarat diberikan perlindungan terhadap kemungkinan kerusakan mekanis.

Perlindungannya bisa berupa pipa atau pasir dan diatasnya diberi batu.Pada prinsipnya susunan NYY ini sama dengan susunan NYM. Hanya tebal isolasi dan

(10)

selubung luarnya serta jenis PVC yang digunakan berbeda.Warna selubung luarnya hitam. Untuk kabel tegangan rendah tegangan nominalnya 0,6/1 kV dimana maksudnya yaitu :

- 0,6 kV : Tegangan nominal terhadap tanah. - 1,0 kV : Tegangan nominal antar penghantar.

Penggunaan utama NYY sebagai kabel tenaga adalah untuk instalasi industri di dalam gedung maupun di alam terbuka, di saluran kabel dan dalam lemari hubung bagi, apabila diperkirakan tidak akan ada gangguan mekanis.

NYY dapat juga ditanam di dalam tanah asalkan diberi perlindungan secukupnya terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan mekanis.kabel tanah terbagi menjadi dua yaitu :

1. Kabel Tanah Thermoplastic Tanpa Perisai

Kabel tanah thermoplastic tanpa perisai seperti NYY, biasanya digunakan untuk kabel tenaga pada industry. Kabel ini juga ditanam dalam tanah dengan syarat diberikan perlindungan terhadap kemungkinan kerusakan mekanis .pada prinsipnya susunan NYY ini sama dengan NYM. Hanya tebal isolasi dan selubung luarnya serta jenis PVC yang digunakan berbeda

Penghantar N2XY

Gambar

Gambar 2.1 kabel penghantar NYA
Gambar 2.3 kabel penghantar NYY

Referensi

Dokumen terkait

2) pengalihan aset Perseroan dan/atau Entitas Anak yang dilakukan khusus dalam rangka sekuritisasi aset Perseroan dan/atau Entitas Anak, dengan ketentuan aset Perseroan

Sistem ekonomi sosialis yaitu sistem ekonomi dimana ekonomi diatur negara. Dalam sistem ini, jalannya perekonomian sepenuhnya menjadi tanggung jawab negara atau pemerintah

Hukum I Newton berbunyi: “Jika resultan gaya yang bekerja pada benda yang sama dengan nol, maka benda yang mula-mula diam akan tetap diam.. Benda yang mula-mula bergerak

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimen semu, dengan desain yang dilaksanakan adalah randomized

Rendahnya kesadaran generasi emas mengenai hal tersebut, ditandai diantaranya, ketidakmampuan generasi membedakan berita palsu (fakenews) dan berita benar, serta

(1998) menyatakan bahwa untuk mendapatkan kondisi rumah dengan intensitas cahaya 0 lux dapat dilakukan dengan cara: (1) menutup permanen semua pintu dan jendela bagi rumah

Sangatlah menarik untuk dilakukan suatu upaya pencarian bentuk arahan penataan bagi kawasan tepian Sungai Kandilo Kota Tanah Grogot, dimana ada upaya menyelaraskan lingkungan

Untuk mengetahui hubungan faktor; cara belajar, cara belajar, fasilitas, metode penyampaian dosen, dan tingkat kesulitan materi dengan hasil belajar mata kuliah