• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN BEBAN PENGASUH PADA GENERASI SANDWICH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN BEBAN PENGASUH PADA GENERASI SANDWICH"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh Vania Safira

17320044

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA 2021

(2)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Program Studi Psikologi, Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 Psikologi

Oleh Vania Safira

17320044

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA 2021

(3)

7 Juli 2021

(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillaahirabbil’aalamiin. Segala puji bagi Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat serta salam kepada junjungan Nabi

besar, Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini saya dedikasikan untuk:

Allah SWT

Puji syukur dan terima kasih yang tidak terhingga atas nikmat, pertolongan, dan kekuatan yang senantiasa dilimpahkan-Nya.

Mamah, Ayah dan Dede

Terima kasih atas cinta dan kasih sayang dan do’a yang tak pernah terlupakan, motivasi, kesabaran dan dukungan.

Vania Safira

Terima kasih karena sudah berjuang, belajar dan tidak pernah menyerah.

(6)

v

HALAMAN MOTTO

Allah Ta’ala berfirman,

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

“Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang lain)”

“dan hanya kepada Tuhan mulah hendaknya kamu berharap”.

( QS. Al-Insyirah : 6 - 8 )

(7)

vi PRAKATA

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahi Rabbil’alamin. Segala puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai dalam kehidupan ini. Ucapan syukur tak terhingga selalu dipanjatkan atas kemudahan serta kelancaran yang Allah Ta’ala, sehingga skripsi ini berjudul “ Hubungan antara Dukungan Sosial dan Beban pengasuh pada Generasi Sandwich “dapat terselesaikan. Dalam proses menyelesaikan skripsi ini, penulis bukanlah apa-apa apabila tanpa bimbingan dan dukungan dari semua pihak. Maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., M.Ag., Psikolog. selaku Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia.

2. Ibu Resnia Novitasari, S.Psi., MA., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia.

3. Ibu Fitri Ayu Kusumaningrum, S.Psi., M.A. selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Terima kasih atas bimbingan dan kesabarannya selama proses mengerjakan skripsi sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. rer. nat. Arief Fahmie, S.Psi., MA., Psikolog selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan masukan yang bermanfaat.

5. Dosen penguji skripsi, terima kasih untuk saran dan nasihat yang telah diberikan kepada penulis.

6. Seluruh dosen Prodi Psikologi di Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia, yang telah memberikan ilmu dan pengalaman berharga yang sangat bermanfaat selama menjalani masa perkuliahan.

7. Seluruh staff akademik, perpustakaan, laboratorium dan karyawanFakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia, yang telah

(8)

vii

banyak membantu dalam segala hal yang berhubungan dengan akademik selama masa perkuliahan dan proses penyelesaian skripsi.

8. Semua subjek penelitian yang telah membantu dan meluangkan waktunya penuli dalam mengisi kueisioner penelitian ini.

9. Bapak Muh. Isro Mutamarullah dan Ibu Elvia Holilah, selaku orang tua penulis yang telah memberikan perhatian, dukungan, do’a dan kasih sayang yang begitu besar.

10. Varrisa Devanie Yasmien selaku adik penulis yang telah memberikan dukungan dn kebahagiaan kepada penulis.

11. Nandin, Uji, Via, Tika, Fifa, Xena, Mitha, Chinta dan Brina yang telah memberikan dukungan dan kebahagiaan selama proses perkuliahan dan pengerjaan skripsi.

12. Astried, Vasthi, Afifah selaku teman penelitian payung yang berjuang bersama dalam menyelesaikan skripsi, telah memberi dukungan dan kekuatan.

13. Alfina dan Ega yang telah memberikan kekuatan dalam proses menyelesaikan skripsi.

14. Seluruh pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak dalam proses menyelesaikan skripsi.

Semoga Allah SWT. senantiasa memberikan limpahan berkah dan karunia- Nya kepada seluruh pihak yang membantu penulis dalam terwujudnya skripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Meskipun demikian, semoga skripsi ini memiliki nilai manfaat bagi yang pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Cirebon, 11 Juni 2021

Vania Safira

(9)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ETIKA AKADEMIK ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

INTISARI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Tujuan Penelitian ... 9

C. Manfaat Penelitian ... 9

D. Keaslian Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

A. Beban Pengasuh... 13

1. Definisi Beban Pengasuh ... 14

2. Aspek Beban Pengasuh ... 14

(10)

ix

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beban Pengasuh ... 16

B. Dukungan Sosial ... 20

1. Definisi Dukungan Sosial ... 20

2. Aspek Dukungan Sosial... 21

C. Hubungan Beban pengasuh dan Dukungan Sosial ... 24

D. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III DESAIN PENELITIAN ... 28

A. Desain Penelitian ... 28

B. Subjek Penelitian ... 29

C. Pengukuran ... 29

1. Skala Beban Pengasuh ... 29

2. Skala Dukungan Sosial ... 31

D. Prosedur Penelitian ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI ... 35

A. Deskripsi Subjek Penelitian ... 35

B. Deskripsi Data Penelitian ... 36

C. Uji Asumsi ... 39

D. Uji Hipotesis ... 42

E. Analisis Tambahan ... 43

F. Pembahasan ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 50

(11)

x

DAFTAR PUSTAKA ... 51 LAMPIRAN ... 57

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Butir Skala BSFC-s ... 30

Tabel 2 Distribusi Butir Skala MPSS ... 31

Tabel 3 Deskripsi Subjek Penelitian ... 36

Tabel 4 Deskripsi Data Penelitian ... 37

Tabel 5 Norma Kategorisasi ... 37

Tabel 6 Kategorisasi Subjek Beban Pengasuh ... 38

Tabel 7 Kategorisasi Subjek Dukungan Keluarga ... 38

Tabel 8 Kategorisasi Subjek Dukungan Teman ... 38

Tabel 9 Kategorisasi Subjek Dukungan Orang Terdekat ... 39

Tabel 10 Test of Normality ... 40

Tabel 11 Hasil Uji Linearitas ... 41

Tabel 12 Hasil Uji Regresi Linear Beraganda ... 43

Tabel 13 Hasil Uji Regresi Ditinjau dari Ibu Tidak Bekerja ... 44

Tabel 14 Hasil Uji Regresi Ditinjau dari Ibu Bekerja ... 44

Tabel 15 Hasil Uji Regresi Ditinjau dari Pendapatan di Bawah 4 Juta ... 45

Tabel 16 Hasil Uji Regresi Ditinjau dari Pendapatan di Atas 4 Juta ... 45

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala Beban pengasuh dan Dukungan Sosial ... 58

Lampiran 2. Tabulasi Data ... 70

Lampiran 3. Reliabilitas ... 77

Lampiran 4. Deskripsi Data Penelitian ... 80

Lampiran 5. Uji Asumsi ... 83

Lampiran 6. Uji Hipotesis ... 86

Lampiran 7. Kategorisasi ... 89

Lampiran 8. Analisis Tambahan ... 93

Lampiran 9. Link Data Kasar Penelitian ... 99

Lampiran 10. Perizinan ... 101

Lampiran 11. Informent Consent ... 103

(14)

xiii

The Relationship between Social Support and Caregiver Burden in the Sandwich Generation

Vania Safira

Fitri Ayu Kusumaningrum

Abstract

This study aims to find the relationship between social support and the caregiver burden for sandwich generation. 110 female subjects sandwich generation were selected in this study. Data was collected caregiver burden questionnaire based on the scale of Burden Scale for Family Caregivers Short Version (BSFC-s)

developed by Graessel, Bert, Lichte & Grau (2014) and social support based on the scale Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) developed by Zimet, Dahlem, Zimet & Farley (1988). The results showed that only family social support was able to be a significant predictor of caregiver burden in the sandwich generation.

Keywords : caregiver burden,social support,sandwich generation

(15)

xiv

Hubungan antara Dukungan Sosial dan Beban Pengasuh pada Generasi Sandwich

Vania Safira

Fitri Ayu Kusumaningrum

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dan beban pengasuh pada generasi sandwich. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 110 Ibu pada generasi sandwich berusia 30-50 tahun, merawat dan tinggal bersama dalam satu rumah dengan anak dan orang tua. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan Skala Burden Scale for Family Caregiver-Short (BSFC-s) yang dikembangkan oleh Graessel dkk.,(2014) serta Skala

Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MPSS) yang disusun oleh Zimet dkk., (1988). Hasil penelitian menunjukkan hanya dukungan sosial keluarga yang mampu menjadi prediktor signifikan bagi beban pengasuh pada generasi sandwich.

Kata Kunci: beban pengasuh,dukungan sosial,generasi sandwich.

(16)

1

Beban pengasuh merupakan kondisi negatif yang dirasakan oleh individu yang berperan sebagai pengasuh. Beban pengasuh dapat diartikan menjadi konstrak multidimensi yaitu, menjelaskan ketegangan dan kecemasan (beban stres), hubungan (beban hubungan), terdapat waktu terbatas (beban objektif) yang dapat muncul ketika melakukan pengasuhan (Savundranayagam, Montgomery &

Kosloski, 2011). Beban pengasuh adalah permasalahan atau dampak negatif yang terjadi akibat dari proses mengasuh dan merawat (Mukhtar, Kumara, Hastjarjo &

Adiyanti, 2018). Beban pengasuh dibagi menjadi objektif dan subjektif. Pertama, beban pengasuh secara objektif yaitu, individu mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas. Kedua, beban pengasuh secara subjektif menyebabkan masalah emosi dan mental pada individu (Schwartz, 2003). Selain itu, beban pengasuh mengacu pada aktivitas multidimensi terhadap stres dan penilaian negatif yang dirasakan dalam melakukan pengasuhan (Bai, Baladon & Valera, 2018).

Berdasarkan tinjauan literatur berikut, ditemukan beberapa dampak negatif beban pengasuh pada generasi sandwich. Beban pengasuh memiliki dampak negatif pada fisik, psikologis dan beban keuangan (Salmon, 2017) serta kelelahan emosional (Jang, Song, Baek & Zippay, 2019). Selain itu, dampak beban pengasuh seperti status kekeluargaan sebagai menantu, lingkungan sosial yang

(17)

membuat pengasuh mengalami stres emosional (Hernandez, 2019). Konflik antara keluarga dan pekerjaan menjadi dampak negatif pada wanita bekerja di generasi sandwich (Aazami, Shamsuddin & Akmal, 2018). Berdasarkan penelitian dampak negatif beban pengasuh menunjukkan tingkat depresi dan stres yang tinggi dikarenakan peran pengasuh. Tingkat stres sebesar 40% menunjukkan tingkat stres yang tinggi dan akan menjadi lebih tinggi jika dibandingkan dengan pengasuh lansia sebesar 28% (Association, 2010).

Beban pengasuh juga dapat memberikan dampak pada kesehatan mental ditandai dengan gejala depresi dan kecemasan (Greene, Cohen, Siskowski &

Toyinbo, 2017). Dampak negatif seperti depresi, stres dan cemas yang dirasakan membuat pengasuh memiliki masalah dalam mengontrol emosi benci dan marah.

Beban pengasuh berdampak pada kelelahan fisik, stres, kehilangan waktu untuk interaksi sosial dan permasalahan finansial (Kaur, Mahajan, Deepti & Singh, 2018). Beban pengasuh akan membuat pengasuh stres karena masalah keuangan dan tidak dapat mengatur waktu, sehingga pada saat yang bersamaan menghadapi konflik keluarga-pekerjaan (Noor & Isa, 2020). Fungsi psikososial pengasuh yang lebih buruk (Depasquale dkk., 2016).

Beberapa penelitian yang menjelaskan dampak negatif beban pengasuh.

Penelitian yang dilakukan oleh Osborne dan Felderhoff (2014) dengan total 25 responden sandwich diantaranya 22 orang responden mengalami stres normal sebesar 88,0% dan 3 lainnya mengalami stres ringan 12%. Hasil penelitian Osborne & Felderhoff (2014) menunjukkan bahwa pengasuh tidak mengalami stres yang berarti tetapi memberikan dampak buruk pada interaksi sosial pengasuh

(18)

akibat durasi merawat yang berlebih pada keluarga. Studi yang dilakukan oleh Thompson, Futterman, Gallagher, Rose dan Lovett (1993) menunjukkan bahwa, sebesar 40% individu pengasuh mengalami kesulitan dalam mengontrol amarah mereka seperti berteriak atau hilang kesabaran dalam proses pengasuhan.

Tingkat kejadian beban pengasuh masih terbilang tinggi di beberapa seperti negara Amerika, Korea, Taiwan dan Indonesia. Penelitian di Amerika melakukan survei beban pengasuh dengan subjek wanita menunjukkan bahwa 32% keluarga pengasuh memiliki beban pengasuh yang tinggi dan 19% memiliki beban pengasuh sedang berdasarkan pengukuran waktu dihabiskan untuk memberikan perawatan dan tingkat ketergantungan penerima perawatan (Adelman, Tmanova, Delgado, Dion & Lachs, 2014). Di negara Asia Timur, sebanyak 8,22% penduduk di Korea tinggal bersama anak dan orangtua yang sudah lanjut usia, sedangkan di Taiwan memperoleh persentase sebesar 24,33%.

Selain itu, Badan Pusat Statistika (2020) menunjukkan 70.72% merupakan penduduk produktif dan jumlah lansia 9.78 % yang diperhatikan oleh keluarga.

Data demografi Indonesia menunjukkan bahwa 6,24% dari total 7.009 rumah tangga dikategorisasikan sebagai generasi sandwich (Samudra & Wisana, 2016).

Peran pengasuh yang baik dapat dilihat dari berbagai hal. Idealnya pengasuh mengindentifikasi berbagai alternatif pengasuhan yang lebih disukai individu tersebut yang didasarkan pada konsep lingkungan dan kehidupan sehari- hari (Dewi & Kushariyadi, 2020). Kemudian, pengasuh melakukan komunikasi yang baik kepada individu saat melakukan pengasuhan agar tidak terjadi kesalah pahaman. Kemampuan komunikasi yang baik, sistematis, sopan merupakan modal

(19)

utama pengasuh menjalin hubungan interpersonal (Lele, Bekamis & Tahu, 2020).

Selain itu, pengasuh menyesuaikan tugas perkembangan yang harus dilakukan saat melaukan pengasuhan (Baroroh & Irafayani, 2015).

Usia paruh baya sering dihadapkan dengan peran dan tanggung jawab.

Usia paruh baya memiliki peran seperti parenting, caring dan mentoring antargenerasi (Lachman, Teshale & Agrigoroaei, 2015). Kemudian, usia paruh baya menurut Erikson memasuki tahap generativity, yaitu muncul kepedulian terhadap generasi yang akan, maka dari itu pada usia tersebut inidvidu termanifestasi dalam sikap memperdulikan orang lain (Thahir, 2018). Pada usia paruh baya yaitu 45-59 tahun, baik pria maupun wanita cenderung mengalami beban yang lebih berat dari kelompok usia lainnya (Naing, May, & Aung, 2020).

Beban pengasuh pada generasi sandwich memiliki pengertian menurut beberapa literatur. Generasi sandwich dapat termasuk pada perkembangan individu berusia paruh baya. Individu pada usia paruh baya sering dihadapkan dengan kewajiban dalam pengasuhan ganda dan tanggung jawab pengasuhan terhadap anak kecil, remaja, dewasa awal dan tanggung jawab terhadap orang tua berusia lanjut (Alphonso, 2016). Memasuki usia paruh baya terjadi penurunan dan perubahan fisik seperti penurunan kekuatan, persendian tulang, pendengaran, penglihatan dan peningkatan lemak pada tubuh (Santrock, 2019). Generasi sandwich menemukan diri untuk dapat menyeimbangkan tuntutan dalam persaingan kerja maupun untuk menaikkan atau mendukung anak-anak sekaligus merawat orang atau mertua (Sinha, 2013). Individu dapat dikatakan sebagai

(20)

generasi sandwich dengan berada direntang usia 45 hingga 65 tahun, (Sinha, 2013).

Berdasarkan beberapa penelitian wanita mengambil lebih banyak peran sebagai pengasuh di generasi sandwich. Berdasarkan data dari 108 wanita yang bekerja pada generasi sandwich, mengalami tingkat beban pengasuh yang tinggi sebesar 24.07% (Kusumaningrum, 2018). Wanita mengalami beban pengasuh lebih besar daripada pria, hal ini terkait dengan wanita mengalami lebih banyak stres sekunder. Antara lain, masalah relasional, keuangan, dan masalah dalam menjalankan dua peran dengan tugas yang berbeda (Swinkels, Tillburg, Verbakel

& Broese, 2019). Selain itu penelitian dengan 183 orang pengasuh atau 82%

berjenis kelamin wanita (Jang, Song, Baek & Zippay, 2019). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih sering berperan menjadi pengasuh dari pada pria (79% wanita dan 21% pria), hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa pengasuh umumnya berjenis kelamin wanita (Association, 2004). Kepuasan hidup dan kepuasan perkawinan wanita yang mengasuh anak dan lansia dapat dikatagorikan rendah (Tan, 2018). Selain itu, wanita yang termasuk dalam generasi sandwich dan memberikan pengasuhan berisiko menderita depresi sebesar 2.3% (Brenna, 2021).

Berdasarkan wawancara kepada dua subjek pengasuh generasi sandwich, peneliti mendapatkan hasil gambaran mengenai beban pengasuh sebagai berikut.

Subjek pertama berinisial R (34 tahun) mengungkapkan selama melakukan pengasuhan sering mengalami keluhan fisik seperti pusing dan mudah lelah.

Selain itu, pengasuhan berdampak pada psikologis yaitu mudah marah terhadap

(21)

anak dan suami. Seringkali merasa putus asa dan merasa tidak berguna subjek pernah muncul dorongan untuk mengakhiri hidup.

Subjek kedua berinisial A (41 tahun) mengungkapkan selama melakukan pengasuhan mengalami keluhan fisik seperti pusing dan kaki merasa kaku saat bangun dipagi hari. Selain itu, beban pengasuh berdampak pada sisi psikologis yaitu mudah emosi ketika anak tidak bisa diatur. Kemudian, subjek mengungkapkan ketika anak dan orang tua membutuhkan sesuatu atau menginginkan makanan enak. Subjek tidak dapat memberikan itu semua karena pendapatan yang kurang untuk biaya hidup dan pengobatan. Oleh karena itu, subjek merasa tidak dapat membahagiakan dan melayani orang tua secara maksimal.

Berdasarkan uraian hasil wawancara kedua subjek dapat diketahui merupakan perwujudan dari teori Gräßel, Chiu dan Oliver, (2003) yaitu, beban pengasuh dapat menggambarkan sejauh mana pengasuh merasa terbebani dan memiliki pengaruh signifikan pada kesehatan. Hasil wawancara menunjukan subjek merasa terbebani atas pengasuhan yang dijalani dan memiliki pengaruh kepada kesehatan, finansial dan psikologis. Pertama pada indikator kesehatan fisik, kedua subjek mempunyai keluhan seperti pusing, mudah lelah dan kaki merasa kaku setiap pagi hari. Kedua, indikator kendala finansial subjek megalami masalah finansial untuk biaya hidup dan pengobatan saat bersamaan. Hal itu terjadi dikarenakan kurangnya hasil pendapatan dan jumlah anggota keluarga mempengaruhi pengeluaran untuk biaya hidup. Selain itu, indikator psikologis

(22)

subjek sering merasakan perasaan putus asa dan pernah muncul dorongan untuk mengakhiri hidup.

Terdapat beberapa faktor internal dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi dan menyebabkan beban pengasuh. Faktor internal seperti usia (Maryam dkk., 2012), strategi koping (Papastavrou dkk., 2011), efikasi diri pengasuh (Casado & Sacco, 2012), jenis kelamin (Kim dkk., 2012) dan kesehatan fisik (Pendergrass dkk., 2018). Faktor eksternal seperti kelompok pendukung (support group) (Parker Oliver dkk., 2017), dukungan sosial (Rodakowski dkk., 2012); Kusumaningrum, 2018), keberfungsian keluarga (Schleider dkk., 2015), kesejahteraan keluarga (Alavi dkk., 2015), kendala finansial (Sabzwari dkk., 2016) dan jumlah jam kerja (Bhattacharjee, Vairale, Gawali, & Dalal, 2012).

Berikut merupakan hasil tinjauan literatur mengenai topik yang sejenis terkait beban pengasuh dikorelasikan dengan dukungan sosial. Hasil penelitian Kusumaningrum (2018) terdapat korelasi negatif yang signifikan antara dukungan sosial dan beban pengasuh pada wanita bekerja generasi sandwich di Indonesia.

Responden yang dilibatkan adalah 108 subjek wanita bekerja yang mengasuh orang tua dan anak dan tinggal dalam satu rumah. Kemudian penelitian Chiou, Chang, Chen dan Wang (2009) di Taiwan dengan 301 jumlah keluarga pengasuh melibatkan responden berusia 13-50 tahun. Hasil penelitian menjelaskan beban pengasuh paling baik diprediksi bagi yang menerima dukungan sosial. Beban pengasuh akan menjadi lebih tinggi bila mendapatkan dukungan sosial yang lebih baik. Kemudian penelitian Rodakowski, Skidmore, Rogers dan Schultz (2012) di Amerika dengan jumlah responden 173 individu SCI. Karakteristik yang

(23)

dibutuhkan yaitu, mempertahankan hubungan 6 bulan, berumur minimal 18 tahun dan fasih dalam bahasa Inggris. Hasil penelitian wanita sebesar 75,8%

mengungkapkan bahwa dukungan sosial merupakan faktor penting dan harus dipertimbangkan untuk mengurangi beban pengasuh. Selain itu penelitian Tosun

& Temel (2017) di Turki dengan 66 responden keluarga primer pengasuh. Hasil penelitian jumlah responden wanita sebesar 75,7% mengungkapkan bahwa dukungan sosial mempengaruhi beban pengasuh.

Berdasarkan tinjauan literatur, terdapat beberapa jurnal yang telah mengkaitkan kedua variabel yang sama dengan riset ini yaitu penelitian Kusumaningrum (2018), Chiou dkk., (2009), Rodakowski dkk., (2012) dan Tosun

& Temel (2017). Responden dalam penelitian ini adalah Ibu bekerja dan Ibu tidak bekerja Selain itu, tiga penelitian asing tidak terkait dengan responden pada generasi sandwich. Peneliti ingin mengetahui lebih jauh dan spesifik sumber dukungan sosial yang lebih berpengaruh terhadap beban pengasuh. Perbedaan lainnya terkait alat ukur yang digunakan. Dalam penelitian ini alat ukur versi singkat yaitu, skala Burden Scale for Family Caregivers-short (BSFC-s). Peneliti tertarik untuk mengkaitkan dukungan sosial sebagai variabel bebas. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu menjelaskan bahwa dukungan sosial mempengaruhi tinggi atau rendahnya beban pengasuh. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Dukungan Sosial dan Beban pengasuh pada Generasi Sandwich”.

(24)

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sumber dukungan sosial yang lebih berpengaruh terhadap beban pengasuh pada generasi sandwich.

C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wacana keilmuan psikologi dan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan psikologi dimasa yang akan datang khusus terkait beban pengasuh dan dukungan sosial pada generasi sandwich.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Mahasiswa

Diharapkan dengan adanya penelitian ini mahasiswa dapat memahami lebih mendalam serta menambah wawasan mengenai beban pengasuh dan dukungan sosial pada generasi sandwich.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini membantu peneliti untuk secara langsung menerapkan ilmu-ilmu psikologi yang diperoleh ketika kuliah serta menambah wawasan yang lebih luas lagi terkait psikologi khususnya beban pengasuh dan dukungan sosial pada generasi sandwich.

(25)

D. Keaslian Penelitian

Menurut pengamatan peneliti sudah banyak yang melakukan penelitian tentang beban pengasuh. Penulis akan melakukan penelitian yang bertopik beban pengasuh dan dukungan sosial pada generasi sandwich. Penelitian ini mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya yang memiliki topik yang serupa untuk dijadikan referensi dan menjaga keaslian penelitian agar tidak adanya kesamaan.

Penelitian acuan pertama adalah penelitian Kusumaningrum (2018) yang berjudul “Generasi Sandwich: Beban pengasuh dan Dukungan Sosial pada Wanita Bekerja“ bertujuan untuk mencari hubungan antara dukungan sosial dan beban pengasuh pada wanita bekerja generasi sandwich. Penelitian ini dilaksanakan dengan jumlah subjek sebanyak 108 wanita bekerja pada generasi sandwich di Indonesia. Penelitian ini menggunakan alat ukur Burden Scale for Family Caregiver (BSFC) oleh Gräsel, Chiu, Oliver (2003) dan dukungan sosial berdasarkan skala Multidimensional Scale Of Perceived Social Support (MSPSS) yang dikembangkan oleh Zimet dkk., (1988). Hasil penelitian tersebut menjelaskan terdapat korelasi negatif antara dukungan sosial dan beban pengasuh pada wanita bekerja generasi sandwich. Semakin tinggi dukungan sosial, maka semakin rendah beban pengasuh. Sebaliknya, jika semakin rendah dukungan sosial maka semakin tinggi beban pengasuh yang dirasakan oleh individu p=0.000 (p <0.05) and r=0.172.

(26)

Kemudian, penelitian Chiou dkk., (2009) dengan judul “Social Support and Caregiving Circumstances as Predictors of Caregiver Burden in Taiwan”.

Penelitian ini dilaksanakan dengan jumlah subjek 301 keluarga pengasuh di Taiwan. Penelitian ini menggunakan alat ukur Caregiver Burden Scale dan Social Support Scale (Biegel, Milligan, Putnam & Song, 1994). Hasil penelitian menjelaskan beban pengasuh paling baik diprediksi bagi yang menerima dukugan sosial. Beban pengasuh akan menjadi lebih tinggi bila pengasuh memiliki tingkat fungsi keluarga yang rendah dan mendapatkan dukungan sosial yang lebih rendah.

Sebaliknya jika pengasuh memiliki dukungan sosial yang tinggi maka beban pengasuh akan semakin rendah (r=- 0.222, p<0.001).

Selain itu, penelitian Rodakowski dkk., (2012) dengan judul “Role of Social Support in Predicting Caregiver Burden”. Responden yang digunakan pada penelitian ini diambil melalui randomized controlled trial testing a caregiver and care-recipient. Penelitian ini dilaksanakan dengan jumlah subjek 173 di Amerika. Penelitian ini menggunakan alat ukur The Zarit Burden Interview (Zarit dkk., 1986) dan The Social Support Scale From The Resources for enhancing Alzheimer’s Cregiver Health (REACH I) (Belle dkk., 2006). Hasil penelitian ini dengan jumlah responden wanita sebesar 75,8% mengungkapkan bahwa dukungan sosial merupakan prediktor independen dari beban pengasuh. Dukungan sosial merupakan faktor penting dan harus dipertimbangkan untuk mengurangi beban pengasuh (r = - 0.15, p<0.05).

(27)

Penelitian rujukan terakhir adalah Tosun & Temel (2017) dengan judul

“Burden of Caregiving for Stroke Patients and The Role of Social Support Among Family Members: An Assessment Through Home Visits”. Penelitian ini dilaksanakan di Turki dengan jumlah subjek 66 orang. Penelitian ini menggunakan alat ukur The Zarit Burden Interview (Zarit dkk., 1986) dan Multidimensional Scale Of Perceived Social Support (MSPSS) oleh Zimet dkk., (1988). Hasil penelitian ini dengan jumlah responden wanita sebesar 75,7%

mengungkapkan bahwa dukungan sosial mempengaruhi beban pengasuh (r=- 0.512, p>0.000).

Penelitian ini berfokus pada variabel beban pengasuh pada generasi sandwich. Penelitian ini menggunakan alat ukur Burden Scale for Family Caregiver-Short (BSFC-s) yang dikembangkan oleh Graessel dkk., (2014) serta Skala Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MPSS) yang disusun oleh Zimet dkk., (1988) diadaptasi dengan versi Indonesia. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur beban pengasuh merupakan perbedaaan pebedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.

Berdasarkan hasil telaah penelitian sebelumnya, peneliti ingin mengetahui sumber dukungan sosial yang lebih berpengaruh terhadap beban pengasuh.

Penelitian ini berjudul “ Hubungan antara Dukungan Sosial dan Beban pengasuh pada generasi sandwich”

(28)

13

A. Beban Pengasuh (Caregiver Burden)

1. Definisi Beban Pengasuh

Beban pengasuh adalah tingkat tekanan yang dirasakan oleh pengasuh dari tanggung jawab merawat anggota keluarga atau seseorang dicintai sepanjang waktu (Liu & Chen, 2020). Lebih lanjut beban pengasuh didefinisikan perasaan terbebani individu yang dialami dan ketika sumber yang dimiliki tidak memenuhi peran individu sebagai pengasuh (Zarit, Todd, & Zarit, 1986). Beban pengasuh merupakan konsep multidimensi yang terdiri dari masalah sosial, emosional, keuangan, hubungan dengan pengasuh dan berkurangnya waktu (Tamizi dkk., 2019). Sedangkan menurut definisi lain beban pengasuh merupakan tekanan individu yang menyebabkan munculnya beban sosial, beban fisik dan beban emosional (Novak & Guest, 1989). Selain itu, beban pengasuh yang membuat individu merasa terbebani dan memiliki pengaruh signifikan pada gaya kesehatan, kesehatan, risiko kematian dan keberlangsungan perawatan dirumah (Gräßel dkk., 2003).

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat dikatakan beban pengasuh merupakan situasi dimana individu tertekan atas tanggung jawab saat melakukan pengasuhan yang dapat memunculkan permasalahan yaitu, masalah sosial, fisik, emosional dan keuangan. Pada penelitian ini

(29)

berfokus pada teori Gräßel dkk., (2003) yang menyatakan bahwa beban pengasuh dapat menggambarkan situasi pengasuh merasa terbebani dan memiliki pengaruh signifikan kepada gaya kesehatan dan berdampak negatif kepada faktor-faktor lain. Peneliti menggunakan teori tersebut dikarenakan dapat menggambarkan kondisi pengasuh saat mengalami beban pengasuh.

2. Aspek Beban Pengasuh

Menurut Siegert, Jackson, Tennant dan Turner, (2010) aspek-aspek beban pengasuh, yaitu :

a. Beban Pribadi.

Ketegangan pribadi adalah perasaan yang dirasakan pengasuh seperti perasaan marah, stres, depresi ataupun perasaan emosional lainnya.

b. Beban Peran.

Beban peran adalah ketika pasien lebih menggantungkan hidup kepada pengasuh yang akan berdampak negatif pada kehidupan sosial pengasuh. Kehidupan sosial pengasuh akan sering terganggu, atau pengasuh akan kehilangan kendali untuk hidupnya dikarenakan mengharuskan merawat pasien.

(30)

c. Perasaan bersalah

Perasaan bersalah sering di rasakan oleh pengasuh, ketika diri merasa tidak mampu untuk memberikan pengasuhan yang lebih baik.

Perasaan tersebut terjadi saat pengasuh tidak dapat menyelesaikan masalah antara pekerjaan dan kehidupan sehari-hari.

Selain itu, Aspek beban pengasuh menurut Fukahori, Mitani Sugiyama, Sugai dan Kai, (2010) yaitu:

a. Konflik dengan staff perawatan atau pengasuh

Konflik dengan staff pengasuh dapat digambarkan dengan perasaan negatif terkait dengan keluhan, ketidaknyamanan, atau tidak nyaman terhadap anggota keluarga.

b. Kendala pengasuhan

Kendala pengasuhan dapat terjadi ketika kurang fasilitas yang diberikan kepada pasien. Oleh karena itu, berdampak dengan munculnya perasaan negatif seperti permasalahan emosional ataupun fisik pada pengasuh.

c. Rasa bersalah

Perasaan bersalah yang cenderung negatif akan muncul jika dikaitkan dengan ketidakmampuan anggota keluarga untuk mendukung anggota yang lemah. Mereka akan tinggal di rumah sendiri dengan sebuah fasilitas.

(31)

d. Kesedihan dan kehilangan yang di antisipatif

Perasaan negatif yang terjadi dari peristiwa menyedihkan dan dikaitkan dengan penurunan penduduk berusia lanjut.

Menurut Graessel dkk., (2014) beban pengasuh dapat menggambarkan lima komponen yang dimediasi oleh koping dan dukungan sosial yaitu latar belakang dan konteks (karakteristik status sosial ekonomi), ketegangan intra psikis sekunder (kehilangan diri), stres utama (kehilangan relasi), ketegangan peran sekunder (konflik pekerjaan pengasuh) dan hasil (kesehatan fisik). .

Berdasarkan pendapat di atas mengenai aspek beban pengasuh peneliti mengacu kepada pendapat Graessel dkk., (2014). Hal tersebut dikarenakan aspek tersebut menggambarkan sosio-ekonomi, kehilangan diri, kesehatan fisik, konflik pekerjaan pengasuh dan kehilangan relasi yang dapat diungkap dalam penelitian ini.

3. Faktor yang Mempengaruhi Beban pengasuh

Faktor yang mempengaruhi beban pengasuh terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Adapun faktor internal yang mempengaruhi beban pengasuh, yaitu :

a. Usia

Individu dengan umur 21-44 lebih sering mengalami konflik dengan pasien beban pengasuh. Hal itu, dikarenakan kontrol diri, kematangan emosi dan pengetahuan masih rendah dibandingkan dengan individu dewasa madya berusia 45-59 tahun (Maryam,

(32)

Rosidawati, Riasmini & Suryati, 2012). Selain itu, Pada usia paruh baya yaitu 45-59 tahun, baik pria maupun wanita cenderung mengalami beban yang lebih berat dari kelompok usia lainnya (Naing dkk., 2020).

b. Jenis kelamin

Pengasuh berjenis kelamin perempuan lebih rentan mengalami beban pengasuh dikarenakan banyak peran dan tanggung jawab yang harus dilakukan dalam waktu bersamaan. Dalam penelitian Kim, Chang, Rose dan Kim, (2012) pengasuh berjenis kelamin perempuan sebesar 68,1% mempengaruhi beban pengasuh.

c. Efikasi diri pengasuh

Berkaitan dengan perawatan dan efikasi diri akan menahan dampak stressor primer beban pengasuh (Casado & Sacco, 2012).

d. Strategi koping

Individu lebih percaya diri untuk menemukan solusi dari masalah perilaku, dapat menangani secara efektif gejala stres dan mengurangi efek negatif dalam beban pengasuh (Papastavrou dkk., 2011).

e. Kesehatan fisik dan mental

Beban pengasuh sering terjadi karena kesehatan dan fungsi kerja pengasuh yang menurun. Ketika pengasuh mengalami beban pengasuh mengakibatkan muncul gejala depresi dan kecemasan. Selain itu, kesehatan fisik yang menurun dapat berpengaruh dalam proses perawatan (Pendergrass, Malnis, Graf, Engel, & Graessel 2018)

(33)

Adapun faktor eksternal yang dapat mempengaruhi beban pengasuh, yaitu:

a. Dukungan sosial

Dukungan sosial yang diperoleh dari keluarga, orang terdekat dan teman penting untuk menurunkan beban pengasuh (Kusumaningrum, 2018). Tingkat integrasi sosial yang lebih tinggi dan menerima dukungan sosial dapat dikaitkan dengan beban pengasuh yang rendah (Rodakowski dkk., 2012).

b. Keberfungsian keluarga

Keberfungsian keluarga merupakan faktor penting dalam beban pengasuh. Individu yang mendapatkan keberfungsian keluarga yang rendah maka beban pengasuh dapat terbilang tinggi. Sebaliknya jika mendapatkan keberfungsian keluarga tinggi maka beban pengasuh akan rendah (Chiou dkk., 2009);(Schleider dkk., 2015).

c. Kesejahteraan keluarga

Wanita setengah baya yang mempunyai anak sudah masuk usia dewasa cenderung memiliki kesejahteraan tinggi walaupun tetap merawat orangtuanya. Anak yang sudah masuk usia dewasa dianggap sudah mampu untuk membantu dan menggantikan beberapa tugas dan tanggung jawab dalam mengurus rumah serta menggantikan mengurus kakek-nenek (Alavi dkk., 2015).

(34)

d. Kendala finansial

Sebagian besar individu hidup dengan kemiskinan dan tidak ada perawatan kesehatan dengan potongan harga. Sering dihadapkan dengan kesulitan finansial untuk menanggung biaya perawatan (Sabzwari, Badini, Fatmi & Shah, 2016).

e. Jumlah jam kerja

Pengasuh yang memiliki rata-rata jam kerja 8 jam dalam sehari cenderung memiliki beban pengasuh yang tinggi. Hal ini menyebabkan pengasuh tidak memiliki waktu yang cukup untuk bersama keluarga atau teman dekat. Selain itu, pengasuh cenderung melewatkan untuk merawat kesehatan fisik dan mental diri sendiri (Bhattacharjee dkk., 2012)

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui faktor yang mempengaruhi beban pengasuh adalah jenis kelamin, usia, efikasi diri pengasuh, strategi koping, kesehatan fisik dan mental dukungan sosial, tingkat pendidikan, kendala finansial dan jumlah jam kerja. Dukungan sosial merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi beban pengasuh kepada individu sebagaimana yang dijelaskan oleh Kusumaningrum, (2018).

(35)

B. Dukungan Sosial

1. Definisi Dukungan Sosial

Dukungan sosial merupakan kesediaan, kepedulian dan keberadaan dari orang diandalkan, menghargai dan menyayangi individu tersebut (Sarason, Levine, Basham & Sarason, 1983). Dukungan sosial merupakan dukungan yang diterima dari orang terdekat individu seperti keluarga, orang terdekat dan teman bagi individu (Zimet dkk., 1988). Dukungan sosial merupakan dukungan yang diterima membuat individu merasa diperhatikan dan menimbulkan kepercayaan diri bahwa kehadirannya penting untuk orang sekitar yang terdiri dari dukungan dalam bentuk verbal ataupun non verbal (Ganster & Victor, 1988). Dukungan sosial merupakan hubungan timbal balik antara dua individu yang berperan sebagai penerima dan pemberi (Duffy & Wong, 2003). Dukungan sosial merupakan bentuk perasaan nyaman dengan bantuan, perhatian ataupun penghargaan yang didapatkan dari orang lain atau beberapa kelompok (Sarafino, 2006).

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat dikatakan dukungan sosial merupakan bentuk perasaan positif yang diberikan oleh orang lain. Pada penelitian ini berfokus pada teori Zimet dkk., (1988) dukungan sosial merupakan dukungan yang diterima individu dalam bentuk dukungan keluarga, dukungan teman dan dukungan orang terdekat.

(36)

Peneliti memilih teori ini dikarenakan ingin mengetahui lebih lanjut sumber dukungan yang paling berpengaruh terhadap pengasuh.

2. Aspek-Aspek Dukungan Sosial

Aspek dukungan sosial menurut Sarason dkk. (1983), yaitu : a. Perceived Availabity of Social Support

Dukungan sosial berdasarkan jumlah dukungan yang tersedia bagi individu.

b. Satisfaction with social support

Dukungan sosial berdasarkan persepsi kepuasan individu terhadap dukungan yang tersedia.

Selain, Sarason dkk. (1983), terdapat aspek dukungan sosial menurut Zimet dkk., (1988) yaitu :

a. Dukungan keluarga (Family Support)

Dukungan keluarga adalah dukungan yang diperoleh dari keluarga inti maupun keluarga besar individu tersebut tinggal. Dukungan tersebut dapat berupa membantu dalam membuat keputusan maupun kebutuhan emosional individu.

b. Dukungan teman (Friend Support)

Dukungan teman adalah dukungan yang diperoleh dari teman sebaya yang dapat menguatkan bagi diri individu dalam kehidupan sehari-hari. Dukungan tersebut dapat berupa membantu kegiatan atau menguatkan secara emosional.

(37)

c. Dukungan orang terdekat (Significant other support)

Dukungan orang terdekat adalah bentuk dukungan yang didapatkan oleh orang yang memiliki arti sendiri dalam kehidupan individu tersebut. Dukungan tersebut dapat berupa membuat individu merasakan perasaan dihargai, dicintai dan nyaman.

Menurut Sarafino dan Smith (2011) dukungan sosial terdiri dari empat jenis yaitu :

a. Dukungan Emosional atau penghargaan

Dukungan emosional mencakup perasaan empati, kepedulian, perhatian, rasa hormat dan semangat bagi individu berkaitan. Dukungan emosional merupakan kepercayaan, perhatian, ekrepsi diri afeksi dan perasaan hangat ketika didengarkan. Ketika bersedia untuk mendengar permasalahan yang dialami orang lain akan memberikan sebuah dampak positif sebagai cara untuk melepaskan emosi negatif, perasaan stres dan mengurangi kecemasan.

b. Dukungan Instrumental (Instrumental Tangible Support)

Dukungan instrumental dapat berbentuk bantuan yang diberikan secara langsung. Seperti, waktu, uang, jasa atau bantuan dalam mengerjakan kegiatan tertentu. Dukungan dalam berbentuk uang yaitu meminjamkan uang kepada individu untuk menghibur diri dan dapat melepaskan emosi negatif.

(38)

c. Dukungan Informatif (Informatinal Support)

Dukungan informatif dapat berupa memberikan nasehat, pengarahan, informasi dan saran. Dukungan informatif dapat membantu individu menyelesaikan masalah dengan memberikan pemahaman dan pengetahuan terhadap masalah yang sedang terjadi. Selain itu, dapat membantu individu membuat sebuah keputusan.

d. Dukungan Persahabatan (Companionship Support)

Dukungan persahabatan ketika individu lain bersedia memberikan waktu untuk dihabiskan secara bersama dengan inividu yang bersangkutan. Waktu tersebut dapat memberikan perasaan keanggotaan dalam kelompok yang berbagi minat untuk melakukan kegiatan bersama.

Berdasarkan pendapat di atas mengenai aspek dukungan sosial peneliti mengacu kepada pendapat Zimet dkk., (1988) yang menyatakan bahwa aspek-aspek dari dukungan sosial antara lain aspek dukungan keluarga, aspek dukungan teman dan aspek dukungan orang terdekat. Hal itu dikarenakan peneliti ini berfokus pada sumber dukungan sosial dengan melihat dukungan mana yang berpengaruh paling besar terhadap individu.

(39)

C. Hubungan antara Dukungan Sosial dan Beban Pengasuh pada Generasi Sandwich

Dukungan sosial merupakan sumber salah satu dukungan utama yang dibutuhkan oleh individu. Dukungan sosial dapat berperan pada beban pengasuh ditinjau dari beberapa hal. Sumber dukungan sosial pertama adalah dukungan yang diperoleh dari keluarga inti maupun keluarga besar individu tersebut tinggal.

(Zimet, dkk., 1988). Beban pengasuh akan menurun jika individu mendapatkan dukungan keluarga yang baik. Individu yang mendapatkan dukungan dari keluarga akan memiliki keyakinan yang kuat ketika menghadapi kesulitan yang terjadi. Hal tersebut dikarenakan individu mendapat dukungan dari keluarga ketika menghadapi kesulitan, membutuhkan bantuan dalam membuat keputusan dan mendapatkan dukungan emosional saat individu melakukan pengasuhan. Hal tersebut juga didukung penelitian sebelumnya bahwa dukungan sosial dapat mempengaruhi beban pengasuh. Beban pengasuh menjadi lebih tinggi ketika pengasuh memiliki dukungan keluarga yang lebih rendah, dan sebaliknya beban pengasuh akan rendah ketika individu memiliki dukungan keluarga yang tinggi.

(Chiou dkk., 2009).

Sumber dukungan sosial yang kedua adalah dukungan teman adalah dukungan yang diperoleh dari teman sebaya yang dapat menguatkan bagi diri individu dalam kehidupan sehari-hari. (Zimet dkk., 1988). Teman yang memiliki persamaan kewajiban dalam menjalani banyak peran bagi individu generasi sandwich dapat lebih memahami individu ketika mengalami beban pengasuh. Hal tersebut dikarenakan individu yang mendapatkan dukungan teman saat melakukan

(40)

aktivitas atau menguatkan secara emosional. Dukungan teman dapat berbentuk sebuah afirmasi ketika melakukan aktivitas sehari-hari atau dalam bentuk dukungan emosional pengasuh mengalami perasaan terbebani saat melakukan pengasuhan. Hal tersebut didukung penelitian sebelumnya bahwa individu yang mendapatkan dukungan keluarga dan teman yang rendah akan mengakibatkan tingginya beban pengasuh (Hartmann dkk., 2019). Dukungan teman yang tinggi pada generasi sandwich saat melakukan pengasuhan, maka individu akan merasa memiliki kekuatan dalam menghadapi permasalahan yang akan terjadi. Selain itu, penelitian Steward dan Greg (1998) menjelaskan bahwa dukungan teman merupakan hal penting untuk sumber afirmasi, informasi, dukungan emosi pada keluarga pengasuh.

Sumber dukungan sosial yang ketiga adalah dukungan yang berasal dari significant others dapat diartikan sebagai dukungan yang diberikan oleh orang yang memiliki makna dalam kehidupan individu. Seperti membuat individu merasa dihargai, dicintai dan nyaman. Selain itu, Significant others merupakan seseorang yang secara langsung keberadaannya penting bagi seseorang dalam proses sosialisasi yang mempengaruhi individu (Zimet dkk., 1988). Tanggung jawab ganda pada generasi sandwich akan membuat individu mengalami beberapa permasalahan yang akan membuat tingginya beban pengasuh. Dukungan tersebut menunjukkan bahwa individu yang menerima dukungan significant others baik dapat mempengaruhi beban pengasuh. Dukungan yang dapat membuat individu merasa dicintai dan disayangi akan membuat individu merasa spesial dan individu mempunyai tempat bercerita ketika mengalami permasalahan yang menimbulkan

(41)

beban pengasuh pada generasi sandwich. Hal tersebut didukung penelitian sebelumnya bahwa dukungan sosial dari hubungan sosial yang dekat atau spesial dapat berpengaruh positif terhadap psikologis pengasuh sehingga dapat mengurangi beban pengasuh. Dukungan orang terdekat tinggi maka beban pengasuh rendah dan sebaliknya. (Shiba, Kondo & Kondo., 2016). Semakin banyak dukungan orang terdekat maka individu mempunyai keyakinan untuk dapat memenuhi peran sebagai pengasuh dan menekan munculnya beban pengasuh yang tinggi. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa ada hubungan antara aspek dukungan sosial terhadap beban pengasuhan antara lain dukungan keluarga sebagai sumber dukungan terdekat bagi individu, dukungan teman dan dukungan orang terdekat yang dapat membantu melakukan aktivitas maupun membantu secara emosional.

Adapun hasil-hasil penelitian terkait dukungan sosial dan beban pengasuh yang berfokus pada arah hasil korelasi adalah sebagai berikut. Penelitian yang dilakukan Kusumaningrum, (2018) terdapat korelasi negatif antara dukungan sosial dan beban pengasuh pada wanita bekerja generasi sandwich dengan sumber efektif p=0.000 (p <0.05) and r=0.172. Hasil penelitian Chiou dkk., (2009) menjelaskan adanya korelasi negatif dukungan sosial dan beban pengasuh (r=- 0.222, p<0.001). Selain itu, penelitian Rodakowski dkk., (2012) dengan hasil penelitian ini dengan jumlah responden wanita sebesar 75.8% mengungkapkan bahwa adanya korelasi negatif dukungan sosial dan beban pengasuh (r = - 0.15, p<0.05). Penelitian rujukan terakhir adalah Tosun & Temel, (2017) hasil penelitian ini dengan jumlah responden wanita sebesar 75.7% mengungkapkan

(42)

bahwa adanya korelasi negatif dukungan sosial dan beban pengasuh (r=-0.512, p

= 0.000).

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat hubungan antara sumber dukungan sosial dan beban pengasuh. Dukungan sosial merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi beban pengasuh.. Oleh karena itu, penulis merumuskan asumsi bahwa terdapat hubungan antara sumber dukungan sosial dengan beban pengasuh yaitu, dukungan keluarga, dukungan orang terdekat dan dukungan teman pada generasi sandwich.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang akan diajukan pada penelitian ini adalah hipotesis berarah.

Adapun hipotesis yang diajukan pada penelitian ini antara lain:

a. Diprediksikan akan ada korelasi negatif antara dukungan keluarga dengan beban pengasuh pada generasi sandwich.

b. Diprediksikan akan ada korelasi negatif antara dukungan teman dengan beban pengasuh pada generasi sandwich.

c. Diprediksikan akan ada korelasi antara dukungan orang terdekat dengan beban pengasuh pada generasi sandwich.

(43)

28

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan teknik pengambilan purposive sampling yaitu dengan melakukan penentuan sample dengan pertimbangan tertentu. Metode pengumpulan data berupa skala yang akan disebarkan dengan penyebaran angket (kuisioner) melalui google form. Terdapat dua variabel yang akan diukur pada penelitian ini yaitu, beban pegasuhan dan dukungan sosial. Adapun skala beban pengasuh dan dukungan sosial yang akan digunakan dalam penelitian ini disusun dengan metode skala likert dimana subjek akan diminta untuk menjawab sejumlah pernyataan atau pertanyaan dengan memilih salah satu alternatif jawaban pernyataan atau pernyataan yang paling menggambarkan keadaan dan kondisi subjek.

Beban pengasuh diukur melalui perilaku terkait penilaian secara keseluruhan mengenai diri individu yang berupa perilaku positif dan negatif. Sedangkan, dukungan sosial diukur melalui perilaku positif orang-orang sekitar terhadap individu. Semakin tinggi skor yang didapatkan dukungan sosial, maka semakin rendah beban pengasuh, begitu pula sebaliknya.

(44)

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Ibu yang termasuk dalam generasi sandwich berusia 30-50 tahun, yang merawat dan tinggal bersama dalam satu rumah dengan anak dan orang tua (kandung/mertua).

C. Pengukuran 1. Skala Beban pengasuh

Beban pengasuh menggunakan skala adaptasi Burden Scale for Family Caregiver-Short (BSFC-s) yang merupakan skala versi singkat dari Burden Scale for Family Caregiver (BSFC) oleh Graessel dkk., (2014) dimodifikasi ke dalam bahasa Indonesia oleh peneliti. Peneliti menggunakan skala versi singkat ini menjaga motivasi subjek dalam pengisian kuisioner agar kualitasnya sama dengan psikometrik alat ukurnya. Alat ukur ini memiliki cronbach alpha senilai 0.920 dengan semua hipotesis mengacu pada validitas konstruk yang didukung. Subjek diminta untuk memilih satu dari empat pilihan jawaban yang diberikan, yang menggambarkan kesesuaian beban pengasuh yang dirasakan individu. Jumlah butir aitem sebanyak 10 aitem favourable. Skala ini dilengkapi dengan empat alternatif jawaban. Pilihan respon tersedia 0 = “Sangat Tidak Setuju”, 1 = “Tidak Setuju”, 2 = “Setuju”, 3 = “Sangat Setuju”. Skor yang didapat menunjukkan bahwa semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah tingkat beban pengasuh yang dirasakan, dan semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi beban pengasuh yang dirasakan. Skala BSFC-s

(45)

memliki nilai cronbach alpha senilai 0.900. Adapun persebaran aitem skala beban pengasuh dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini :

Tabel 1

Persebaran Aitem Skala BSFC-s

No Item Jenis

Favourable Unfavorable 1. Kepuasan hidup saya terancam

karena memberikan tugas pengasuhan

2. Saya sering merasa lelah secara fisik

3. Dari waktu ke waktu, saya

berharap dapat “melarikan diri dari situasi yang sedang saya hadapi

4. Kadang-kadang saya merasa, diri saya menjadi bukan sperti diri saya sendiri sebelumnya

5. Semenjak saya menjadi pengasuh, situasi keuangan saya menurun

6. Kesehatan saya menjadi terdampak akbat dari situasi kepengasuhan ini

7. Kepengasuhan ini

membutuhkan banyak tenaga saya

8. Saya merasa bingung/panic antara tuntutan lingkungan saya dengan tuntutan pengasuhan

9 Saya merasa khawatir dengan masa depan saya karena pengasuhan yang saya berikan

10. Hubungan saya dengan orang lain terganggu karena kepengasuhan ini

(46)

2. Skala Dukungan Sosial

Dukungan sosial menggunakan skala adaptasi dan modifikasi Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MPSS) yang disusun oleh Zimet dkk., (1988). Peneliti memodifikasi alat ukur bertujuan agar lebih jelas dan tidak membingungkan subjek saat mengisi kuisioner. Skala ini menggunakan model skala likert. Aitem dalam skala ini berupa pernyataan dengan empat pilihan jawaban yaitu 1= “Sangat Tidak Setuju”, 2= “Tidak Setuju”, 3= “Setuju”, 4 = “Sangat Setuju”. Skala MPSS memiliki nilai cronbach alpha senilai 0.839. Selain itu, cronbach alpha dilihat dari berbagai aspek mendapatkan hasil yaitu, dukungan keluarga senilai 0.776, dukungan teman senilai 0.811, dukungan orang terdekat senilai 0.900.

Berikut persebaran aitem dari skala MSPSS: dapat dilihat dari tabel 2 berikut ini :

Tabel 2

Penyebaran Aitem Dukungan Sosial

Dimensi Nomor Butir Jumlah

Keluarga 3,4,8,11 4

Teman 6,7,9,12 4

Significant Others 1.2.5,10 4

Jumlah 12

(47)

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari Komite Etik Penelitian FPSB UII. Hal tersebut dikarenakan walaupun peneliti melakukan pengambilan data secara daring dan mengambil data secara umum bukan dalam sebuah instansi. Tetapi, penelitian ini merupakan penelitian yang didampingi oleh dosen yang melakukan penelitian serupa. Sehingga persiapan administrasi berupa surat izin penelitan diperlukan. Namun, dalam kuisioner tetap dicantumkan pernyataan kesediaan subjek untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Apabila subjek tidak bersedia berpartisipasi maka subjek berhak untuk tidak mengisi kuisioner dan hasil kuisioner tidak akan dimasukan kedalam hasil penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah Ibu pada generasi sandwich berusia 30 hingga 50 tahun termasuk dalam usia paruh baya. Subjek pada usia paruh baya sering dihadapkan dengan kewajiban dalam pengasuhan ganda dan tanggung jawab pengasuhan terhadap anak kecil, remaja, dewasa awal dan tanggung jawab terhadap orang tua berusia lanjut (Alphonso, 2016). Usia paruh baya memiliki peran seperti parenting, caring dan mentoring antargenerasi (Lachman dkk., 2015).

Pengambilan data penelitian dilakukan selama sebelas hari terhitung dari tanggal 1 Mei 2021-11 Mei 2021. Adapun pengambilan data dilakukan secara daring menggunakan google form yang disebarkan melalui link kepada subjek pada WhatsApp Group maupun personal chat WhatsApp. Selain itu, penjaringan responden penelitian dilakukan dengan bantuan dosen pembimbing yang tergabung dalam penelitian payung. Penjaringan subjek dilakukan dengan mencari

(48)

subjek yang sesuai kriteria dan bersedia dalam penelitian. Melakukan penjaringan melalui bantuan kenalan orang tua, teman maupun tetangga.

Upaya yang dilakukan saat pengambilan data untuk meminimalisir kelemahan metode daring, peneliti melakukan pengaturan pada google form sehingga subjek hanya dapat satu kali melakukan pengisian kuesioner dengan e- mail yang digunakan. Kemudian, sebelum pengisian kuisioner penelitian peneliti menyaring subjek dengan membagikan pesan broadcast yang berisi kriteria subjek yang dapat berpatisipasi dalam penelitian. Selain itu, dalam google form disediakan kontak peneliti untuk responden bertanya jika ada yang membingungkan atau membutuhkan arahan lebih lanjut. Subjek dapat bertanya dalam group yang telah disediakan maupun personal chat. Sehingga dengan antisipasi yang dilakukan diharapkan dapat membantu dalam pengambilan data yang dibutuhkan dalam penelitian.

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala beban pengasuh dan dukungan sosial. Skala beban pengasuh menggunakan skala adaptasi Burden Scale for Family Caregiver-Short (BSFC-s) yang merupakan skala versi singkat dari Burden Scale for Family Caregiver (BSFC) oleh Graessel dkk., (2014) yang terdiri dari atas 10 aitem dengan model likert bersifat favorable. Kemudian skala dukungan sosial menggunakan skala adaptasi Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MPSS) yang disusun oleh Zimet dkk., (1988) terdiri dari 12 aitem dengan model likert bersifat favorable.

(49)

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sumber dukungan sosial yang paling berpengaruh terhadap beban pengasuh pada generasi sandwich. Subjek penelitian adalah seorang Ibu yang termasuk dalam generasi sandwich berusia 30-50 tahun, yang memiliki peran mengasuh orang tua dan anak yang bertempat tinggal sama dengan subjek penelitian. Subjek dipilih karena Ibu usia 30-50 tahun rentan mengalami beban pengasuh terutama pada generasi sandwich. Dengan kata lain, Ibu di generasi sandwich mempunyai banyaknya peran dan tanggung jawab yang harus dilakukan dalam waktu bersamaan.

(50)

35

Total subjek yang memenuhi syarat menjadi subjek dalam penelitian ini sebanyak 110 subjek Ibu pada generasi sandwich. Status perkawinan subjek yaitu, 11 subjek berstatus janda bercerai atau meninggal 99 berstatus menikah.

Pekerjaan subjek yaitu, 44 subjek berstatus Ibu tidak bekerja dan 66 subjek Ibu bekerja. Pendapatan subjek memproleh hasil sebanyak 68 subjek memiliki pendapatan di bawah 4 juta dan 42 subjek memiliki pendapatan di atas 4 juta . Usia subjek yaitu, 30-40 tahun sebanyak 44 subjek dan 41-50 sebanyak 66 subjek. Jika dilihat dari ART sebanyak 93 menggunakan ART dan 17 tidak.

Selain itu, dilihat dari jumlah anak 66 subjek memiliki 1-2 anak dan 44 subjek memiliki lebih dari 2 anak. Berikut adalah sebaran subjek penelitian yang terlibat :

(51)

Tabel 3

Deskripsi Subjek Penelitian ditinjau dari Pernikahan, Pekerjaan, dan Pendapatan

B. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat tinggi atau rendahnya skor dimensi beban pengasuh dan dukungan sosial yang diperoleh subjek. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan norma kategorisasi data subjek dengan metode hipotetik. Deskripsi penelitian yang akan digunakan dalam

Keterangan N Persentase

Status Pernikahan

Menikah 99 90%

Janda

(bercerai/meninggal) 11 10%

Total 110 100%

Pekerjaan

Ibu tidak bekerja 44 40%

Ibu bekerja 66 60%

Total 110 100%

Pendapatan

Di bawah 4 juta 68 61.8%

Di atas 4 juta 42 38.2%

Total 110 100%

Usia

30-40 tahun 44 40%

41-50 tahun 66 60%

Total 110 100%

Tidak atau Menggunakan

ART

Tidak 93 84.5%

Ya 17 15.5%

Total 110 100%

Jumlah Anak

Kurang 2 anak 66 60%

Lebih 2 anak 44 40%

Total 110 100%

(52)

penelitian ini untuk mendapatkan norma kategorisasi yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4

Deskripsi Data Penelitian

Variabel Hipotetik

Xmin Xmax Mean SD

Beban Pengasuh 0 30 15 5

Dukungan Keluarga 4 16 10 2

Dukungan Teman 4 16 10 2

Dukungan Orang

Terdekat 4 16 10 2

Keterangan:

Xmin = Skor Total Minimum Xmax = Skor Total Maksimum

Tabel deskripsi data penelitian di atas kemudian dijadikan acuan untuk membuat pernormaan kategorisasi subjek pada setiap variabel penelitian.

Penormaan terdiri dari tiga kategori, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Berikut adalah rumus penormaan yang dijadikan acuan dalam pembuatan kategorisasi setiap variabel penelitian.

Tabel 5

Norma Kategorisasi

Kategori Norma Kategori

Rendah X < M-SD

Sedang M-SD<X<M+SD

Tinggi M+SD>X

Keterangan:

X= Skor total M= Mean

SD= Standar deviasi

(53)

Berdasarkan tabel penormaan di atas, maka data subjek penelitian dapat dijadikan ke dalam tiga kelompok kategori sebagaimana tertera dalam tabel berikut:

Tabel 6

Norma Hasil Kategorisasi Data Beban pengasuh

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat 53 subjek termasuk pada kategori None to Mild dengan persentase 48.2%, kategori Moderete berjumlah 49 subjek dengan persentase 44.5%, kategori Severe to Very Severe berjumlah 8 subjek dengan persentase 7.3 %.

Tabel 7

Norma Hasil Kategorisasi Data Dukungan Keluarga

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 3 subjek pada kategori rendah dengan presentase 2.7% kategori sedang berjumlah 46 subjek dengan persentase 41.8%, kategori tinggi berjumlah 61 subjek dengan persentase 55.5%.

Tabel 8

Norma Hasil Kategorisasi Data Dukungan Teman

Rentang Skor Kategorisasi F Persentase

X ≤ 10 None to Mild 53 48.2%

10< X ≤ 20 Moderete 49 44.5%

X>20 Severe to Very

Severe 8 7.3%

Rentang Skor Kategorisasi F Persentase

X ≤ 8 Rendah 3 2.7%

8< X ≤ 12 Sedang 46 41.8%

X>12 Tinggi 61 55.5%

Rentang Skor Kategorisasi F Persentase

X ≤ 8 Rendah 23 20.9%

8< X ≤ 12 Sedang 65 59.1%

X>12 Tinggi 22 20.0%

(54)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 23 subjek pada kategori rendah dengan presentase 20.9% kategori sedang berjumlah 65 subjek dengan persentase 59.1%, kategori tinggi berjumlah 22 subjek dengan persentase 20.0%.

Tabel 9

Norma Hasil Kategorisasi Data Dukungan Orang Terdekat

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 35 subjek pada kategori rendah dengan presentase 4.5% kategori sedang berjumlah 34 subjek dengan persentase 30.9%, kategori tinggi berjumlah 71 subjek dengan persentase 64.5%

C. Uji Asumsi

Uji Asumsi bertujuan untuk memenuhi prasyarat sebelum uji hipotesis dilakukan. Uji asumsi meliputi uji normalitas dan uji linearitas. Uji asumsi dilakukan menggunakan bantuan software Statistical Program for Science (SPSS) versi 23 for Windows.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui penyebaran data penelitian yang telah terdistribusi normal atau tidak. Ketika terdistribusi secara normal maka ddara penelitian dapat mewakili populasi yang ada.

Apabila sebaran data tidak terdistribusi dengan normal maka data penelitian tidak dapat mewakilkan populasi sebenarnya. Uji asumsi normalitas dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov.

Rentang Skor Kategorisasi F Persentase

X ≤ 8 Rendah 5 4.5%

8< X ≤ 12 Sedang 34 30.9%

X>12 Tinggi 71 64.5%

(55)

Penyebaran data dapat dikatakan normal apabila nilai koefisien signifikansi tes Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai p>0.05 dan sebaliknya jika menunjukkan nilai p<0.05 maka dapat data penelitian tidak terdistribusi normal.

Tabel 10

Test of Normality

H

Hasil uji normalitas dengan teknik Kolmogorov-Smirnov Test menunjukkan bahwa penyebaran data penelitian terdistribusi secara normal pada beban pengasuh dan tidak terdistribusi normal pada aspek dukungan sosial. Pada skala beban pengasuh yaitu BSFC-s menunjukkan nilai koefisian signifikansi p = 0.200 (p>0.05) yang artinya data terdistribusi secara normal. Kemudian, pada aspek dukungan keluarga yaitu, MPSS menunjukkan nilai koefesien signifikansi p = 0.000 (p<0.05), aspek dukungan teman dengan nilai signifikansi p = 0.001 (p<0.05) dan aspek dukungan orang terdekat dengan nilai signifikansi p = 0.o00 (p<0.05). Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa sebaran data skala beban pengasuh terdistribusi normal dan dukungan sosial tidak terdistribusi normal.

Variabel P Keterangan

Beban Pengasuh Dukungan Keluarga Dukungan Teman

Dukungan Orang Terdekat

0.200 0.000 0.001 0.000

Normal Tidak Normal Tidak Normal Tidak Normal

(56)

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan linear antar variabel tergantung dan variabel bebas dalam suatu data penelitian.

Hubungan kedua variabel dapat dikatakan linear apabila nilai P pada Linearity lebih kecil dari signifikansi 0.05 (p<0.05). Sebaliknya, apabila nilai signifikansi p>0.05 maka dapat dikatakan hubungan antara kedua variabel penelitian tidak linear. Tetapi, apabila nilai P Deviation from Linearity lebih besar dari signifikansi 0.05 (p>0.05) kedua variabel dapat dikatakan linear.

Tabel 11

Hasil Uji Linieritas

Variabel Linearity F P Keterangan

Dukungan Keluarga dan Beban Pengasuh

Linearity 30.233 0.000 Linear Deviation from

Linearity 0.672 0.732 Dukungan Teman

dan Beban Pengasuh

Linearity 1.826 0.180 Tidak Linear Deviation from

Linearity 0.859 0.573 Dukungan Orang

Terdekat dan Beban Pengasuh

Linearity 2.728 0.102 Tidak Linear Deviation from

Linearity 1.552 0.133

Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa hubungan dukungan keluarga dan beban pengasuh memperoleh nilai F = 30.233 dengan p = 0.000 (p<0.05) pada Linearity sedangkan pada Deviation from Linearity memperoleh hasil nilai F = 0.672 dengan p = 0.732 (p>0.05). Hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara dukungan keluarga dan beban

(57)

pengasuh menunjukkan hubungan yang linear. Hubungan antara dukungan teman dan beban pengasuh memperoleh nilai F = 1.826 dengan p = 0.180 (p<0.05) pada Linearity sedangkan pada Deviation from Linearity memperoleh hasil nilai F = 0.869 dengan p = 0.573 (p>0.05). Hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara dukungan teman dan beban pengasuh tidak menunjukkan hubungan yang linear. Kemudian dukungan orang terdekat dan beban pengasuh memperoleh nilai F = 2.728 dengan p

= 0.102 (p<0.05) pada Linearity sedangkan pada Deviation from Linearity memperoleh hasil nilai F = 0.1552 dengan p = 0.133 (p>0.05). Hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara dukungan orang terdekat dan beban pengasuh tidak menunjukkan hubungan yang linear.

D. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda menggunakan metode stepwise. Analisis linear berganda dilakukan untuk mengetahui variabel independen yang paling kuat mampu memprediksi variabel dependen. Variabel independen dikatakan memiliki pengaruh terhadap variabel dependen apabila memiliki nilai signifikansi <0.05. Sebaliknya, variabel independen dikatakan tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen apabila memiliki nilai signifikansi >0.05. Adapun hasil uji hipotesis dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar

TABEL DESKRIPSI DATA PENELITIAN
TABEL ANALISIS TAMBAHAN

Referensi

Dokumen terkait

Setelah diketahui bahwa dukungan sosial keluarga mempunyai hubungan dengan agresivitas, hendaknya orang tua dapat mendukung anaknya baik berupa dukungan emosional,

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui: (1) Hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan motivasi mengajar pada guru Madrasah Tsanawiyah. (2) Peran dukungan

Terdapat hubungan signifikan antara dukungan keluarga, dukungan keluarga melalui komunikasi, dukungan emosional keluarga, dukungan keluarga melalui interaksi

Hasil penelitian pada pasangan suami istri keluarga pertama menunjukkan bahwa bentuk dukungan sosial seperti dukungan emosional, dukungan instrumental atau dukungan nyata, dan

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan stres pengasuhan pada ibu dari anak autistik.. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian

Hubungan antara Dukungan Sosial dan Hardiness dengan Stress Pengasuhan pada Ibu yang Memiliki Anak Autis.. Universitas

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan pola pengasuhan ibu terhadap remaja dari keluarga miskin.. Selain

Selain dapat menggambarkan hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan penerimaan diri individu yang mengalami asma, hasil dari penelitian ini juga