ISSN. (Online); ISSN. Print) DOI:
Homepage: https://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/jps:
HUBUNGAN BEBAN PENGASUHAN DAN KUALITAS HIDUP PADA PEREMPUAN GENERASI SANDWICH DI KOTA SOLOK
1*Namira Ummi Khalsum. YB,
1Psikologi Islam, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, UIN Mahmud Yunus Batusangkar, Indonesia
*E-mail: [email protected]
Received: 07 Oktober 2023 Revised: 06 November 2023 Accepted: 30 November 2023
Abstract
The main problem in this thesis is that there are several housewives who have a low quality of life due to the high burden of caring for sick parents/in-laws and children who are still in elementary school. The purpose of this study was to determine the relationship between parenting burden and quality of life for sandwich generation women in Solok City. The research method used is a quantitative method with a correlational research type. The population in this study were 50 housewives who live together and play a role in caring for sick parents/in-laws and children who are still in elementary school. The research sample was 50 housewives who live together and play a role in caring for sick parents/in-laws and children who are still in elementary school. The author uses a Likert scale to obtain the required data on parenting burden and quality of life. Based on the results of the hypothesis testing, it shows that (rxy = -0.126), and with a significance of 0.383 (p <0.05) this means that the alternative hypothesis (Ha) is rejected and the null hypothesis (Ho) is accepted. The results of this study indicate that there is no significant relationship between the burden of caregiving and quality of life, meaning that the high or low burden of care received by a mother cannot make her perceived quality of life low.
Keywords: Cargiver Burden, Quality of Life, Women in the Sandwich Generation
Abstrak
Pokok permasalah dalam skripsi ini adalah terdapat beberapa ibu rumah tangga yang memiliki kualitas hidup yang rendah akibat dari beban pengasuhan yang tinggi karena merawat orang tua/mertua yang sakit dan anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara beban pengasuhan dan kualitas hidup pada perempuan generasi sandwich di Kota Solok. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah 50 orang ibu rumah tangga yang tinggal bersama dan berperan dalam mengasuh orangtua/mertua yang sakit dan anak yang masih menduduki bangku sekolah dasar. Sampel penelitian berjumlah 50 orang ibu rumah tangga yang tinggal bersama dan berperan dalam mengasuh orangtua/mertua yang sakit dan anak yang masih menduduki bangku sekolah dasar. Penulis menggunakan skala Likert untuk memperoleh data yang dibutuhkan tentang beban pengasuhan dan kualitas hidup. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa (rxy = - 0,126), dan dengan signifikasi 0,383 (p < 0,05) hal ini berarti hipotesis alternatif (Ha) ditolak dan hipotesis nihil (Ho) diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara beban pengasuhan dengan kualitas hidup, maksudnya tinggi atau rendahnya beban pengasuhan yang didapatkan oleh seorang ibu tidak dapat membuat kualitas hidup yang dirasakannya rendah.
Kata Kunci: Beban Pengasuhan, Kualitas Hidup, Perempuan Generasi Sandwich
Pendahuluan
Lansia merupakan proses penuaan dengan bertambahnya usia individu yang ditandai dengan penurunan fungsi organ tubuh seperti otak, jantung, hati dan ginjal serta peningkatan kehilangan jaringan aktif tubuh berupa otot-otot tubuh. Penurunan fungsi organ tubuh pada lansia akibat dari berkurangnya jumlah dan kemampuan sel tubuh, sehingga kemampuan jaringan tubuh untuk mempertahankan fungsi secara normal menghilang, sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Fatmah, 2010).
Saat ini diseluruh dunia, jumlah lanjut usia diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa (satu dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun), dan pada tahun 2025 lanjut usia akan mencapai 1,2 milyar. Indonesia adalah satu Negara dengan jumlah populasi terbesar setelah Cina, India, dan Amerika Serikat, seperti halnya jumlah penduduk secara keseluruhan jumlah lansia di Indonesia juga berada di urutan keempat di dunia yaitu berjumlah 20,24 juta jiwa (Efendi, Ferry & Makhfud, 2009). Pada tahun 2020 perkiraan penduduk lansia di Indonesia mencapai 28,8juta atau 11.34 % dengan umur harapan hidup sekitar 71,1 tahun.
Menurut survey masyarakat di Indonesia, lansia atau elderly memiliki tingkat ketergantungan 3 kali lipat dari orang yang bukan lansia. Itu semua disebabkan oleh karena pada lansia terjadi perubahan secara fisiologis pada semua sistem yang menyebabkan gangguan pada fungsi fisik dan psikologisnya (Efendi, Ferry & Makhfud, 2009). Belum lagi kalau keadaan lansia tersebut semakin buruk karena disertai oleh penyakit kronik, misalnya saja lansia dengan penyakit stroke, osteoporosis, alzaimer, dan juga gagal ginjal kronik.
Keadaan tersebut membuat mereka tidak bisa melakukan kegiatan aktifitas sehari hari secara mandiri. Sehingga mereka sangat tergantung dengan keberadaan keluarga sebagai orang terdekat untuk memberikan bantuan baik dalam bentuk perawatan ringan, sedang, dan juga berat.
Kemudian sebanyak 70% informal caregiver yang merawat anggota kaluarga yang lanjut usia berjenis kelamin perempuan (Riasmini, Sahar & Resnayati, 2013). Hal serupa juga diungkapkan Chiapella & Sinforiani (2012) terdapat 75% individu wanita bertanggung
jawab merawat orangtua mereka di rumah yang sama. Pengasuh wanita menikah yang masuk dalam generasi sandwich rentan mengalami depresi yang cukup tinggi, dengan skor 22% hingga 30%, dimana angka ini melewati skor batas depresi (Turgeman, Toker, Ben &
Shenhar, 2020). Masalah kesehatan mental banyak ditemukan pada pengasuh wanita yang mengurus orangtua mereka dengan bertempat tingal yang sama dibandingkan dengan pengasuh pria (Chiapella & Sinforiani, 2012). Berdasarkan penjelasan sebelumnya, perempuan pada generasi sandwich lebih rentan mengalami kualitas hidup yang rendah dibandingkan laki-laki. Hal ini disebabkan banyaknya peran yang dijalani perempuan sebagai seorang ibu, pengasuh orangtua, dan pekerja memberikan dampak negative, seperti tertekan yang memunculkan emosi negatif hingga ekspektasi yang tidak realistis (Depasquale, Davis, Zarit, Moen, Hammer & Almeida, 2016).
Lui (Perry & Felce, 1995) mengatakan bahwa hal-hal yang dianggap penting oleh tiap-tiap individu berbeda satu dengan lainnya. Aspek kualitas hidup sangat bersifat individual karena hal-hal yang penting bagi satu individu akan berbeda dengan individu yang lainnya. Penulis menyimpulkan bahwa aspek-aspek kualitas hidup yang relevan bagi satu individu akan berbeda dengan individu lainnya, baik dalam hal nominasi aspek-aspek kualitas hidup itu sendiri maupun bobot relevansi tiap-tiap aspek tersebut terhadap kualitas hidup.
Terdapat beberapa penelitian terkait hubungan antara beban pengasuhan dan kualitas hidup. Penelitian yang dilakukan oleh Bhat, Dar, Mir & Hussain (2020) pada 75 pengasuh penderita schizophrenia di India. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Ogunlana, Dada, Oyewo, Odole & Ogunsan (2014) membuktikan bahwa kualitas hidup yang rendah berdampak pada tingginya tingkat beban pengasuhan yang dirasakan. Penelitian ini dilakukan di Nigeria bagian barat daya dengan jumlah responden sebanyak 130 informal caregiver (anak, pasangan, dan teman dekat) dari pasien stroke (Ogunlana, Dada, Oyewo, Odole & Ogunsan, 2014). Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Ong, Ibrahim, &
Wahab (2017) juga menyatakan terdapat hubungan antara beban pengasuhan dengan kualitas hidup. Penelitian ini dilakukan di Malaysia pada 60 responden usia 18-80 tahun dengan sebanyak 60% berjenis kelamin perempuan (Ong, Ibrahim, & Wahab, 2017). Dan
sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Barros, Gutierrez, & Santoso (2019) di Brazil. Penelitian ini menggunakan responden sebanyak 336 pengasuh utama dan 90%
berperan sebagai ibu pada anak atau dewasa muda dengan atau tanpa disabilitas seperti down syndrome, cerebral palsy, dan autis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas hidup yang rendah berdampak pada tingkat beban pengasuhan yang tinggi, terutama pada pengasuh utama dengan anak atau dewasa muda yang memiliki disabilitas (Barro, Gutierrez, & Santoso, 2019).
Status generasi sandwich membuat seseorang memiliki jumlah tanggungan keluarga yang lebih banyak apabila dibandingkan dengan non-generasi sandwich. Jumlah tanggungan keluarga yang lebih banyak tersebut menyebabkan generasi sandwich memiliki kewajiban finansial yang cenderung lebih tinggi dan proporsi waktu luang yang lebih sedikit dibanding non-generasi sandwich. Padahal, menurut Varian (2010) dalam Teori Standar Ekonomi, kebahagiaan individu diturunkan dari kepuasan, yang dipengaruhi oleh pendapatan dan waktu luang. Selain itu, status sebagai generasi sandwich juga memberikan dampak negatif terhadap kondisi pernikahan, kesehatan, menimbulkan stress, kualitas hidup, dan kesedihan yang akan mengganggu kualitas hidup dari seseorang tersebut (Solberg, Good & Nord, 1995).
Kualitas hidup merupakan salah satu masalah yang paling penting bagi individu terutama bagi seorang ibu yang mengasuh anak nya dan juga mengasuh orang tua atau mertua nya yang biasa disebut dengan generasi sandwich. Kualitas hidup memainkan peran penting dalam kehidupan sosial dan pribadi serta kesehatan secara umum. Hal ini karena kualitas hidup terkait dengan persepsi mental seseorang dalam kesejahteraan dan kepuasan hidup. Selain itu tujuan dari pemerliharaan kesehatan yang baik adalah kualitas hidup yang baik pula (Jafari, Borji, Borji & Moslemi, 2016).
Salah satu yang mempengaruhi kualitas hidup adalah beban pengasuhan. Terdapat beberapa penelitian terkait dengan kualitas hidup dan beban pengasuhan. Penelitian yang dilakukan oleh Ogunlana, Dada, Oyewo, Odole & Ogunsan (2014) membuktikan bahwa beban pengasuhan yang tinggi berdampak pada rendahnya tingkat kualitas hidup yang
dirasakan. Rendahnya kualitas hidup menurut pengasuh membuat strategi dalam hal dukungan social untuk mengurangi gejala stress dan depresi (Bartoszek, Gałęziowska, Ślusarska, Kachaniuk, Piasecka, Deluga, Domżał-Drzewicka, Kocka & Nowicki, 2019).
Beban pengasuhan merupakan keadaan dimana pengasuh mengalami ketidaknyamanan selama memberikan pengasuhan. Hal ini terjadi karena pengasuh bertanggung jawab dalam menjaga Kesehatan, membantu kegiatan sehari-hari, dan memenuhi kebutuhan hidup dari penerima pengasuh (Sumacher & Marren, 1967).
Akibatnya beban yang dialami pengasuh dapat berdampak buruk pada penurunan kesehatan fisik dan mental.
Beban pengasuhan bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pada individu yang masuk ke dalam kategori generasi sandwich. Sandwich generation merupakan generasi setengah baya yang bertanggung jawab membesarkan anak sendiri dan juga merawat orang tua secara bersamaan. Individu dapat dikatakan sebagai generasi sandwich dengan berada di rentang usia 45 hingga 65 tahun (Sinha, 2013). Namun ada juga yang berpendapat bahwa individu di bawah 40 tahun masuk ke dalam kategori generasi sandwich (Sarnon, Ibrahim
& Suhaimi, 2014).
Beban pengasuhan pada generasi sandwich dapat terjadi oleh beberapa faktor penyebab, baik secara internal, eksternal, ataupun demografis. Secara internal, faktor terjadinya beban pengasuhan diantaranya efikasi diri, kualitas hidup, dan kesehatan.
Secara eksternal, faktor terjadinya beban pengasuhan yaitu status kekeluargaan, status fungsional penerima perawatan, jumlah jam kerja, kesejahteraan keluarga, dan dukungan sosial.
Perempuan generasi sandwich dilaporkan lebih banyak mengalami beban pada pengasuhannya dibandingkan laki-laki, hal ini dikarenakan perempuan generasi sandwich dapat memberikan waktu sebanyak 20 jam per hari untuk merawat orang tua nya dengan teliti, telaten, dan sabar disaat perempuan generasi sandwich ini memiliki aktifitas atau pekerjaan lainnya seperti bekerja atau mengurus anak nya. Beban yang dirasakan oleh perempuan generasi sandwich lebih cenderung ke beban fisik dan mental.
Metode Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah Wanita paruh baya yang tinggal bersama orang tua dan anak serta berperan dalam mengasuh orangtua/mertua yang sakit dan anak yang masih menduduki bangku sekolah dasar. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 orang ibu rumah tangga yang tinggal bersama dan berperan dalam mengasuh orangtua/mertua yang sakit dan anak yang masih menduduki bangku sekolah dasar. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode total sampling. Skala yang digunakan untuk mengukur kualitas hidup adalah skala internasional CarerQoL yang dikembangkan oleh Brouwer, exel dan gorp (2006). Skala yang digunakan untuk mengukur beban pengasuhan yaitu skala adaptasi Burden Scale for Family Caregivers (BSFC) yang disusun dan dikembangkan oleh Graessel, Berth, Lichte & Grau (2014). Skala beban pengasuhan dan kualitas hidup menggunakan model skala Likert. Setiap pilihan jawaban diberi skor sehingga subjek penelitian harus menggambarkan, mendukung pernyataan sebagai jawaban yang dipilih ketika mengisi skala penelitian (Sugiyono, 2010). Pada skala ini aspek dan indikator tersebut kemudian disusun menjadi aitem-aitem yang berupa pernyataan positif (favorable) yang memiliki rentang nilai 4-1, dan pernyataan negatif (unfavorable) dengan rentang nilai 1-4. Subjek dalam skala diminta untuk memilih satu dari empat alternatif pernyataan yang ada pada skala. Jumlah aitem pada skala ini adalah 53 aitem dengan empat alternatif jawaban yaitu SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), STS (Sangat Tidak Sesuai). Di dalam penelitian ini, data-data yang diperoleh akan dianalisis secara statistik dengan menggunakan teknik analisi korelasi product moment. Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program Statistical Package for Social Science (SPSS) version 20 for Windows.
Hasil dan Pembahasan
1. Deskripsi Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelurahan Tanah Garam yang ada di Kota Solok. Sebelum peneliti melakukan penelitian dan menggunakan alat ukur pada subjek yang sebenarnya, terlebih dahulu peneliti melakukan uji coba alat ukur. Uji coba alat ukur dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh keyakinan tentang alat ukur, menentukan kelemahan-kelemahan dalam petunjuk atau administrasi tes dan menyeleksi aitem mana yang valid dan reliable agar dapat dipergunakan dalam penelitian yang sebenarnya.
Uji coba alat ukur dilaksanakan di kelurahan Tanah Sirah, Cangkeh kota Padang. Uji coba alat ukur dilakukan pada skala beban pengasuhan, dan kecerdasan kualitas hidup.
Meskipun terdapat karakteristik yang sama antara subjek uji coba alat ukur dengan subjek penelitian yang sebenarnya, peneliti juga tidak memungkiri perbedaan yang ada seperti budaya dan situasi. Peneliti berfokus pada karakteristik yang relatif sama dengan subjek penelitian, yaitu ibu rumah tangga yang tinggal bersama dan berperan dalam mengasuh orangtua/mertua yang sakit dan anak yang masih menduduki bangku sekolah dasar, dengan usia 35 - 50 tahun. Uji coba alat ukur penelitian dilakukan peneliti dengan mengikutsertakan sebanyak 50 ibu rumah tangga yang tinggal bersama dan berperan dalam mengasuh orangtua/mertua yang sakit dan anak yang masih menduduki bangku sekolah dasar.
Berdasarkan data yang telah diperoleh melalui tahap uji coba alat ukur, selanjutnya dilakukan uji validitas yaitu dengan menggunakan validitas isi dan uji reliabilitas. Aitem yang sahih saja yang dipergunakan dalam penelitian, sedangkan aitem yang gugur dihilangkan pada alat ukur. Setelah mendapatkan alat ukur yang layak dan teruji, maka peneliti melakukan penelitian yang sebenarnya. Peneliti melakukan penelitian di kelurahan tanah garam di Kota Solok.
2. Validitas dan Reliabilitas Data
Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi (content validity).
Validitas isi dilakukan untuk mengetahui apakah isi skala telah sesuai dan mendukung konstrak teoritik yang diukur dalam penelitian. Penilaian pada alat ukur dalam penelitian tidak hanya dilakukan oleh penulis saja, tetapi penelitian dilakukan secara mendalam dengan ahli yang berkompeten dengan penelitian, yaitu dilakukan professional judgement, agar alat ukur sesuai dengan apa yang hendak diukur sebenarnya.
Sebelum aitem-aitem pada skala beban pengasuhan, kualitas hidup digunakan pada penelitian sebelumnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba skala untuk mengetahui daya diskriminasi atau daya beda aitem dengan cara mengkorelasikan butir aitem dengan aitem total pada skala yang diuji cobakan. Penelitian ini menggunakan batas indeks daya beda aitem sebesar rix ≥ 0,30. Aitem yang memiliki daya beda dibawah 0,30 dianggap memiliki skor yang rendah dan aitem yang mempunyai koefisien korelasi minimal 0,30 daya bedanya dianggap memenuhi syarat dan memuaskan digunakan dalam penelitian (Azwar, 2012). Aitem yang digunakan dalam penelitian ini hanyalah aitem yang mempunyai daya diskriminasi rix ≥ 0,30, sedangkan yang memiliki daya diskriminasi dibawah 0,30 dianggap tidak sahih dan gugur sehingga tidak diikutkan dalam pengambilan data yang sebenarnya.
3. Deskripsi Data
Hasil analisis korelasi menujukkan bahwa diperoleh nilai r sebesar -0,126.
Sedangkan nilai koefisien signifikan sebesar 0,383 (p<0,005). Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis null diterima, yaitu tidak terdapat hubungan antara beban pengasuhan dan kualitas hidup pada perempuan generasi sandwich. Tanda negatif menyatakan arah hubungan, dimana kenaikan atau penurunan variabel bebas (X) akan mengakibatkan kenaikan/ penurunan variabel terikat (Y). Artinya, semakin sedang atau rendahnya beban pengasuhan yang dirasakan oleh oleh ibu rumah tangga tersebut, tidak akan berpengaruh pada kualitas hidup yang rendah.
Tabel 1. Hasil Uji Hipotesis Hubungan Beban Pengasuhan Dan Kualitas Hidup Correlations
KualitasHidup BebanPengasuhan
Kualitas Hidup
Pearson
Correlation 1 -.126
Sig. (2-tailed) .383
N 50 50
Beban Pengasuhan
Pearson
Correlation -.126 1
Sig. (2-tailed) .383
N 50 50
Hasil analisis korelasi menujukkan bahwa diperoleh nilai r sebesar -0,126.
Sedangkan nilai koefisien signifikan sebesar 0,383 (p<0,005). Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis null diterima yaitu tidak terdapat hubungan antara beban pengasuhan dan kualitas hidup pada perempuan generasi sandwich.
Tabel 2. Hasil Uji Linearitas
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Beban Pengasuhan
* Kualitas Hidup
Between Groups
(Combined) 1163.570 26 44.753 .824 .685 Linearity 38.295 1 38.295 .705 .410 Deviation
from Linearity
1125.275 25 45.011 .829 .677
Within Groups 1248.750 23 54.293
Total 2412.320 49
Berdasarkan kategorisasi data penelitian terhadap variabel kualitas hidup pada 50 orang ibu rumah tangga yang tinggal bersama dan berperan dalam mengasuh orangtua/mertua yang sakit dan anak yang masih menduduki bangku sekolah dasar, dapat diketahui bahwa sebagian besar subjek, yaitu sebanyak 39 orang ibu rumah tangga yang mengalami kualitas hidup yang rendah. Kategorisasi kualitas hidup terdiri atas tiga kategori kualitas hidup, yaitu kategori kualitas hidup tinggi, sedang, dan sangat tinggi. Berdasarkan kategorisasi kualitas hidup pada ibu rumah tangga yang tinggal
bersama dan berperan dalam mengasuh orangtua/mertua yang sakit dan anak yang masih menduduki bangku sekolah dasar terdapat sebanyak 0 orang ibu rumah tangga berada pada kategorisasi tinggi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang mengemukakan bahwa ibu rumah tangga mengalami kualitas hidup hidup yang rendah bukan karena beban pengasuhan melainkan karena faktor lain seperti keuangan dalam rumah tangga, tekanan kerja dan pekerjaan rumah, dll. Ditinjau dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Delwien Esther Jacob, Sandjaya (2018) menyatakan bahwa pengukuran kualitas hidup yang meliputi tiga bidang fungsi yaitu:
fisik, psikologi (kognitif dan emosional), dan sosial, yang diakui masalah kualitas hidup nya sangat kompleks dan banyak faktor (multifaktorial) yang berpengaruh terhadap kualitas hidup manusia tersebut. Beberapa penulis menyatakan kualitas hidup pada manusia dipengaruhi oleh faktor-faktor: kondisi global, kondisi eksternal, kondisi interpersonal, dan kondisi personal. Dengan hal ini, dapat diketahui bahwa kualitas hidup tidak hanya dipengaruhi oleh beban pengasuhan, dikarenakan banyak faktor- faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup seorang ibu rumah tangga yang rendah bukan hanya beban pengasuhan, namun ada beberapa faktor lainnya seperti kondisi keuangan dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Kondisi keuangan yang baik untuk memenuhi kebutuhan dasar pada ibu rumah tangga seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, serta akses ke pelayanan kesehatan. Jika keluarga mengalami kesulitan keuangan, ibu rumah tangga akan merasa cemas dan khawatir tentang pemenuhan kebutuhan hidupnya sehari-hari. Kondisi keuangan yang baik juga dapat memungkinkan ibu rumah tangga untuk memberikan dukungan finansial yang lebih baik lagi bagi pendidikan anak-anaknya. Pendidikan yang baik dapat memberikan masa depan yang lebih cerah kepada anak-anak dan mengurangi beban emosional ibu rumah tangga terkait dengan pendidikan sang anak.
Merawat orang tua/mertua merupakan kewajiban penting bagi seorang anak. Islam mengajarkan untuk berbakti dan menghormati orang tua serta memberikan perawatan dan kasih sayang kepada mereka, terutama ketika mereka membutuhkan perhatian
lebih pada masa tua mereka. Hal ini tertera di dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 23 dan 24
ُ ه ُ د َح َ
أ َ ََب ِك ْ لا َ
ك َ
د ْ
ن ِع ان َغُلْبَي ا ام ِإ ا ً
نا َس ْح ِإ ِن ْي َدِلا َو ْ
لاِب َو ُهاايِإ ا لَّ ِإ او ُ
د ُب ْع َ ت ا
لَّ َ
أ ك ُّب َر َ ض ََ َ ق َو ْل ُ
ق َ ت َ
لَ َ ف ا َم ُ
ه َ
لَ ِك ْو َ أ ا َم
ا ًمي ِر َ ك ا
لَّ ْو َ ق ا َم ُه َ
ل ْل ُ
ق َو ا َم ه ْر َه ُ ن ْ َ ت َ
لَّ َو ٍّف ُ أ ا َم ُه َ
ل
Yang artinya “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”.
ِّب ار ل ُ
ق َو ِة َم ْحارلٱ َن ِم ِّل ُّ
ذلٱ َحا َ ن َج ا َم ُه َ
ل ْض ِف ْ خٱ َو ا ً رب ِغ َص َِناَيابَر ا َم َ
ك ا َم ُه ْم َح ْرٱ
Yang artinya “Rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua (menyayangiku ketika) mendidik aku pada waktu kecil”.
Berdasarkan ayat yang tertera di atas dapat disimpulkan bahwa, sebagai seoran anak kita dilarang untuk mengucapkan kata-kata buruk kepada kedua orang tua kita, karena hal tersebut dapat menyakiti perasaan orang tua kita sendiri dan sebagai anak, sudah sepantasnya kita untuk berbakti kepada kedua orang tua dan sudah sewajarnya kita merawat orang tua sendiri.
Ditinjau dari ayat, arti serta kesimpulan di atas dapat di ambil bahwa mengasuh orang tua/mertua bukanlah sebuah beban yang diharus dilakukan oleh seorang ibu, melainkan mengasuh orang tua/mertua merupakan sebuah kewajiban yang telah Allah SWT berikan kepada kita umat muslim. Sebagai bentuk tanggung jawab seorang anak dan kesempatan untuk berbakti serta menghormati kedua orang tua nya. Sebagai seorang anak, merawat orang tua adalah sebuah amal yang mulia dan dapat mendatangkan banyak keberkahan. Seorang anak harus memberikan perhatian, kasih sayang, serta penghormatan kepada kedua orang tuanya, terutama ketika mereka membutuhkan perawatan khusus di usia lanjut. Islam mengajarkan pentingnya bersabar dalam menghadapi tantangan yang mungkin muncul dalam merawat orang
tua, serta menghindari sikap tidak sopan atau mengucapkan perkataan kasar terhadap mereka. Merawat orang tua juga merupakan bentuk ibadah dan merupakan cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Penutup
Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan tentang hubungan beban pengasuhan dan kualitas hidup pada perempuan generasi sandwich maka dapat peneliti simpulkan bahwa hipotesis nihil (Ho) diterima, yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara beban pengasuhan dan kualitas hidup pada perempuan generasi sandwich di Kota Solok, sedangkan hipotesis alternatif (Ha) ditolak, yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara beban pengasuhan dan kualitas hidup pada perempuan generasi sandwich di Kota Solok.
Keterbatasan Penelitian
Kelemahan penelitian ini adalah aitem yang terlalu banyak dari kedua skala penelitian, sehingga membuat subjek mengalami kelelahan dalam mengisi skala penelitian apalagi dikarenakan ibu rumah tangga yang lelah mengurus pekerjaan rumah. Diharapkan peneliti berikutnya dalam membuat skala penelitian memperhatikan jumlah aitem pernyataan agar subjek tidak mengalami kejenuhan dan kelelahan, tetapi tetap sesuai dengan aspek dan indikator dari skala yang ingin diukur. Peneliti berikutnya diharapkan dapat melihat kontribusi variabel lain diluar beban pengasuhan , dukungan sosial dan usia terhadap kualitas hidup pada ibu rumah tangga yang tinggal bersama dan berperan dalam mengasuh orangtua/mertua yang sakit dan anak yang masih menduduki bangku sekolah dasar di Kota Solok yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini.
Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Oma dan Mama penulis yaitu Oma Hastuti Roesjid dan Mama Widyastuti Bumulo, serta untuk kakak tersayang Intan
Permatasari. YB, S.Ap yang telah mencurahkan kasih sayang dengan penuh kesabaran dan ketabahan dalam membantu dan membimbing penulis.
Bapak Prof. Dr. Marjoni Imamora, M. Sc selaku rektor UIN Mahmud Yunus Batusangkar beserta wakil rektor UIN Mahmud Yunus Batusangkar.
Bapak Dr. Akhyar Hanif, M. Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) beserta jajaranya.
Ibuk Sri Putri Rahayu. Z, S.Psi., M.A selaku ketua jurusan program studi Psikologi Islam Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah serta selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan mengarahkan penulis, serta yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan ide-ide atau masukan-masukan terbaiknya serta memberikan motivasi dan semangat yang luar biasa kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini.
Bapak dan Ibuk dosen jurusan psikologi islam yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu di UIN Mahmud Yunus Batusangkar.
Kepada kakak terspesial peneliti almh. Atika Rizky Khairini Ardya, SH yang telah memberikan support, bantuan, semangat dan segala hal yang SE berikan selama proses perkembangan saya hingga beliau meninggalkan saya dan berkat perjuangannya saya bisa sampai di tahap ini.
Daftar Pustaka
Ahmad, M. B., Maon, S. N., Mansor, M. N., & Daud, N. M. (2016). Quality of Life Sandwich Generation A Review of the Literature International Business Information Management Association (IBIMA) (pp. 4499– 4505).
Alavi, K., Subuh, N., Mohamad, M. S., Ibrahim, F., Sarnon, N., & Nen, S. (2015). Peranan Kesejahteraan Keluarga dan Daya Tahan dalam Pengukuhan Keluarga Sandwich.
Akademika, 85(1), 25–32.
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta Arksey, H., Kemp, P., Glendinning, C., Kotchetkova, I., & Tozer, R. (2005). Carers’ aspirations
and decisions around work and retirement (Issue 290)
Azwar, S. (2013). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Azwar. (2017). Metode penelitian psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Baji, P., Farkas, M., Golicki, D., Prevolnik Rupel, V., Hoefman, R., Brouwer, W. B. F., van Exel, J., Zrubka, Z., Gulácsi, L., & Péntek, M. (2020). Development of Population Tariffs for the CarerQol Instrument for Hungary, Poland and Slovenia: A Discrete Choice Experiment Study to Measure the Burden of Informal Caregiving.
PharmacoEconomics, 38(6), 633–643.
Barros, A. L. O., de Gutierrez, G. M., Barros, A. O., & Santos, M. T. B. R. (2019). Quality of life and burden of caregivers of children and adolescents with disabilities. Special Care in Dentistry, November
Bartoszek, A., Gałęziowska, E., Ślusarska, B., Kachaniuk, H., Piasecka, K., Deluga, A., Domżał-Drzewicka, R., Kocka, K., & Nowicki, G. (2019). Quality of life and burden of informal caregivers providing care for patients with low function agility in the home environment. Family Medicine and Primary Care Review, 21(1), 12–16.
Bhat, B., Dar, S., Mir, R., & Hussain, A. (2020). Caregiver burden and quality of life in primary caregivers of schizophrenia patients: A cross-sectional study from a tertiary care hospital. Acta Medica International, 7(1), 13.
Bhattacharjee, M., Vairale, J., Gawali, K., & Dalal, P. M. (2012). Factors affecting burden on caregivers of stroke survivors: Population-based study in Mumbai (India). In Annals of Indian Academy of Neurology. Vol. 15, Issue 2, pp. 113– 119
Brannan, A.M., Heflinger, C.A.,& Bickman, L. (1997). The Caregiver Strain Questionnaire : Measuring the Impact on the Family of Living with a Child with Serious Emotional Disturbance. Journal of Emotinal and Behavioral Disorders, 5(4), 212-222
Brouwer, W.B.F., van Exel, N.J.A., van Gorp, B. et al. (2006). The CarerQol instrument: A new instrument to measure care-related quality of life of informal caregivers for use in economic evaluations. Qual Life Res. 15, 1005–1021
Burke, R. J. & Calvano, L. M. (2017). The sandwich generation: caring for oneself and others at home and at work. Edward Elgar Publishing
Butler, S. S., Turner, W., Kaye, L. W., Ruffin, L., & Downey, R. (2005). Depression and caregiver burden among rural elder caregivers. Journal of Gerontological Social Work, 46(1), 47–63
Cannuscio, C. C., Jones, C., Kawachi, I., Colditz, G. A., Berkman, L., & Rimm, E. (2002).
Reverberations of family illness: A longitudinal assessment of informal caregiving and
mental health status in the nurses’ health study. American Journal of Public Health, 92(8), 1305–1311.
Casado, B., & Sacco, P. (2012). Correlates of caregiver burden among family caregivers of older Korean Americans. Journals of Gerontology - Series B Psychological Sciences and Social Sciences, 67 B(3), 331–336.
Chiapella, L., Sinforiani, E. (2012). Caregiver burden and coping in early stage. Alzheimer Dis Assoc Disord. 26: 55–60.
Choi-Kwon, S., Kim, H. S., Kwon, S. U., & Kim, J. S. (2005). Factors affecting the burden on caregivers of stroke survivors in South Korea. Archives of Physical Medicine and Rehabilitation, 86(5), 1043–1048.
Dalkey, Norman. 2002. A Delphi study of factors affecting thequality of life. Specialized Techniques. Factors Affecting Quality of Life (p.383-395)
de Oliveira, G. R., Neto, J. F., de Camargo, S. M., Lucchetti, A. L. G., Espinha, D. B. M., &
Lucchetti, G. (2015). Caregiving across the lifespan: Comparing caregiver burden, mental health, and quality of life. In Psychogeriatrics 15(2), 123–132.
del-Pino-Casado, R., Frías-Osuna, A., Palomino-Moral, P. A., Ruzafa-Martínez, M., &
Ramos-Morcillo, A. J. (2018). Social support and subjective burden in caregivers of adults and older adults: A meta-analysis. PLoS ONE, 13(1), 1– 18.
Depasquale, N., Davis, K. D., Zarit, S. H., Moen, P., Hammer, L. B., & Almeida, B. M. (2016).
Combining formal and informal caregiving roles: The psychosocial implications of double- and triple-duty care. Journals of Gerontology - Series B Psychological Sciences and Social Sciences, 71(2), 201–211.
Diener, E., Suh, E.M., Lucas, R.E., & Smith, H.L. (1999). Subjective well being: Three decades of progress. Psychological Bulletin, 125, 276-302.
Do, E. K., Cohen, S. A., & Brown, M. J. (2014). Socioeconomic and demographic factors modify the association between informal caregiving and health in the Sandwich Generation. BMC Public Health, 14(1).
Efendi, Ferry & Makhfud. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Jakarta: Erlangga
Frankl, V. E. (2006). Man's Search for Meaning. Beacon Press
Graessel, E., Berth, H., Lichte, T., & Grau, H. (2014). Subjective caregiver burden: Validity of the 10-item short version of the Burden Scale for Family Caregivers BSFC-s. BMC Geriatrics, 14(1)
Gräßel, E. R., & Adabbo. (2011). Perceived burden of informal caregivers of a chronically ill older family member: Burden in the context of the transactional stress model of Lazarus and Folkman. In: Journal of Gerontopsychology and Geriatric Psychiatry, 24(3), Hal. 143–154.
Gräßel, E., Chiu, T., & Oliver, R. (2003). Development and validation of the Burden Scale for Family Caregivers. In Comprehensive Rehabilitation and Mental Health Services, 1–24.
Handini, H. 2011. “Pengaruh Sense Of Humor Terhadap Kualitas Hidup pada Lansia Pensiunan di Kota Malang”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Volume 1. No 1. Page 1-15
Hoefman, R. J., van Exel, J., & Brouwer, W. B. F. (2017). Measuring Care-Related Quality of Life of Caregivers for Use in Economic Evaluations: CarerQol Tariffs for Australia, Germany, Sweden, UK, and US. PharmacoEconomics, 35(4), 469–478
Hoefman, R. J., Van Exel, N. J. A., Looren De Jong, S., Redekop, W. K., & Brouwer, W. B. F.
(2011). A new test of the construct validity of the CarerQol 62 instrument: Measuring the impact of informal care giving. Quality of Life Research, 20(6), 875–887.
Hooley, P. J. D., Butler, G., & Howlett, J. G. (2005). The relationship of quality of life, depression, and caregiver burden in outpatients with congestive heart failure.
Congestive Heart Failure (Greenwich, Conn.), 11(6), 303–310.
Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Gramedia
Ilahiah, Y. C. S. (2021). Sandwich Generation. Jakarta : Gramedia
Jafari Poor, H., Borji, M., Borji, M., & Moslemi, A. (2016). The relationship between spiritual well-being and quality of life and optimism on the staff of Arak University of Medical Sciences 2012. Health, Spirituality and Medical Ethics, 3(2), 8–15.
Jakobsson, U. (2007). Using the 12-item Short Form health survey (SF-12) to measure quality of life among older people. Aging Clinical and Experimental Research, 19(6), 457–464.
Jamali, A. R., Hassani, M. A., & Amini, M. (2018). Translation, Face and Content Validity of Burden Scale for Family Caregivers. Middle East Journal of Rehabilitation and Health, 5(1), 1–5
Kate, N., Grover, S., Kulhara, P., & Nehra, R. (2013). Relationship of caregiver burden with coping strategies, social support, pschological morbidity, and quality of life in the caregivers of schizophrenia. Asian Journal of Psychiatry, 6(5), 380-388
Kaur, M.R. (2018). Perceived need-fulfillment among family caregivers of cancer patients.
International Journal of Current Research, 10(5), 69192-69197
Konerding, U., Bowen, T., Forte, P., Karampli, E., Malmström, T., Pavi, E., Torkki, P., &
Graessel, E. (2018). Investigating burden of informal caregivers in England, Finland and Greece: an analysis with the short form of the Burden Scale for Family Caregivers (BSFC-s). Aging and Mental Health, 22(2), 280– 287.
Kusumaningrum, F. A. (2018). Generasi Sandwich: Beban Pengasuhan dan Dukungan Sosial pada Wanita Bekerja. Psikologika: Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Psikologi, 23(2), 109–120.
Lachman, M. E., Teshale, S., & Agrigoroaei, S. (2015). Midlife as a Pivotal Period in the Life Course: Balancing Growth and Decline at the Crossroads of Youth and Old Age. In International Journal of Behavioral Development, 39(1), 20- 31.
Liao, P., Fu, Y., & Yi, C. (2005). Perceived Quality of Life in Taiwan and Hong Kong: AN Intra- Culture Comparison. Journal of Happiness Studies. 6, 43-67. Springer
Lou, Q., Liu, S., Huo, Y. R., Liu, M., Liu, S., & Ji, Y. (2015). Comprehensive analysis of patient and caregiver predictors for caregiver burden, anxiety and depression in Alzheimer’s disease. In Journal of Clinical Nursing, 24(17-18), 2668-2678
Luttik, M. L., Jaarsma, T., Veeger, N., Tijssen, J., Sanderman, R., & van Veldhuisen, D. J.
(2007). Caregiver burden in partners of Heart Failure patients; limited influence of disease severity. European Journal of Heart Failure, 9(6–7), 695–701
Maon, S. N., Mansor, M. N., Som. R. M., Ahmad. M., & Shakri, S. A (2016). Presenteeism among academicians at public universities in Malaysia. Advanced Science Letters.
22(5). 1606-1609.
Maryam, R. S., MF Ekasari., Rosidawati, & A Jubaedi. (2012). Mengenal Lanjut Usia dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika
McGinley, J. L., Huxham, F. E., Menz, H. B., Watts, J. J., Iansek, R., Murphy. A. T., Danoudis, M., Adair, B., & Morris, M. E. (2012). Health-related quality of life and strain in
caregivers of Australians with Parkinson’s disease: An observational study. BMC Neurology. 12(1). 1.
Miller, D. A. (1980). The “sandwich” generation: adult children of the aging.
https://academic.oup.com/sw/article/26/5/419/1892530
Morimoto, T., Schreiner, A. S., & Asano, H. (2003). Caregiver burden and health- related quality of life among Japanese stroke caregivers. Age and Ageing, 32(2), 218–223 Muhith, A., & Siyoto, S. (2016). Pendidikan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: ANDI Nakane, Y., Tazaki, M., & Miyaoka, E. (1999). Whoqol. Iryo To Shakai. 9(1). 123– 131.
Noor, S., & Isa, F. M. (2020). Malaysian sandwich generation issues and challenges in elderly parents care. International and Multidisciplinary Journal of Social Sciences. 9(3). 289–
312.
Ogunlana, M. O., Dada, O. O., Oyewo, O. S., Odole, A. C., & Ogunsan, M. O. (2014). Quality of life and burden of informal caregivers of stroke survivors. Hong Kong Physiotherapy Journal. 32(1). 6–12.
Ong, H. C., Ibrahim, N., & Wahab, S. (2017). Correlation of quality of life and burden among caregivers of schizophrenic patients: a preliminary study. In The Social Sciences. 12.
419-424).
Papalia, Diane E., Sterns, H.L., Feldman, R.D., Camp, C. J. (2007). Adult Development and Aging (3rd Ed.). New York: McGraw-Hill.
Pendergrass, A., Malnis, C., Graf, U., Engel, S., & Graessel, E. (2018). Screening for caregivers at risk: Extended validation of the short version of the Burden Scale for Family Caregivers (BSFC-s) with a valid classification system for caregivers caring for an older person at home. BMC Health Services Research. 18(1). 1–10.
Perkins, M., Howard, V. J., Wadley, V. G., Crowe, M., Safford, M. M., Haley, W. E., Howard, G., & Roth, D. L. (2013). Caregiving strain and all-cause mortality: Evidence from the REGARDS study. Journals of Gerontology - Series B Psychological Sciences and Social Sciences. 68(4). 504–512.
Perry, J ., Felce, D. (1995). Quality of life : its definition and measurement. Welsh Centre for Learning Disabilities Applied Research Unit. Elsevier. 16(1). 51-74
Pinquart, M., & Sörensen, S. (2003). Differences between caregivers and noncaregivers in psychological health and physical health: A meta-analysis. Psychology and Aging.
18(2). 250–267.
Priyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif. Sidoarjo: Zifatama Publishing
Rapley, Mark. (2003). Quality of Life Research A Critical Introduction. London: SAGE Publications. Inc
Riasmini, N. M., Sahar, J., & Resnayati, Y. (2013). Pengalaman keluarga dalam penanganan lanjut usia di masyarakat dari aspek budaya indonesia. Jurnal Berkala Epidemiologi.
4(2). 213–224.
Rippon, I., Quinn, C., Martyr, A., Morris, R., Nelis, S. M., Jones, I. R., Victor, C. R., & Clare, L.
(2020). The impact of relationship quality on life satisfaction and well-being in dementia caregiving dyads: findings from the IDEAL study. Aging and Mental Health.
24(9). 1411–1420
Ruggeri, M., Warner, R., Bisoffi, G., Fontecedro, L. (2001). Subjective and objective aspekons of quality of life in psychiatric patients: A factor analytical approach. Br J Psychiatry. 178:268–275.
Samudra, R. R., & Wisana, D. G. K. (2016). Female labor force participation of sandwich generation in Indonesia. The 13th Indonesian Regional Sciences Association International Institute Conference. Malang. Indonesia
Savundranayagam, M. Y., Montgomery, R. J., & Kosloski, K. (2010). A aspekonal analysis of caregiver burden among spouses and adult children. The Gerontologist. 51(3). 321- 331
Setiaji, B. 2008. Cara Mudah Analisis Kuantitatif Dilengkapi Dengan Tutorial SPSS.
Surakarta: Al-Es’af University Press
Settineri, S., Rizzo, A., Liotta, M., & Mento, C. (2014). Caregiver’s burden and quality of life:
Caring for physical and mental illness. International Journal of Psychological Research.
7(1). 30–39.
Shclesinger, B., & Raphael, D. (1993). The Woman in The Middle : The Sandwich Generation Revised. International Journal of Sociology of the Family. 23(1). 77–87
Siegert, R.J., Jackson. D.M., Tennant, A., Turner-Stokes, L. (2010). Factor Analysis and Rasch Analysis of The Zarit Burden Interview for Acquired Brain Injury Carer Research.
Journal of Rehabilitation Medicine
Sinha, D. (2013). Assessing the Quality of M-Learning Systems using ISO/IEC 25010.
International Journal of Advanced Computer Research. 67-75
Solberg, Good., dan Nord (1995). Career decision-making and career search activities:
Relative effects of career search self-efficacy and human agency. Journal of Counseling Psychology.42(4). 448-455.
Srivastava, G., Tripathi, R. K., Tiwari, S. C., Singh, B., & Tripathi, S. M. (2016). Caregiver burden and quality of life of key caregivers of patients with dementia. Indian Journal of Psychological Medicine. 38(2). 133–136
Strack, F., Argyle, M., & Schwarz, N. (1991). Subjective well-being: An interdisciplinary perspective. Washington. DC : Pergamon Press
Sudjarwo dan Basrowi. (2009). Manajemen Penelitian Sosial. Bandung: Mandar Maju Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung : Alfabeta Sumacher, K., & Marren, J. M. (1967). Family Caregivers: Caring for Older Adults. Working
with Their Families. Angewandte Chemie International Edition. 6(11). 951–952..
106(8). 40–49.
Tristiana, R. D., Triantoro, B., Nihayati, H. E., Yusuf, A., & Abdullah, K. L. (2019). Relationship Between Caregivers’ Burden of Schizophrenia Patient with Their Quality of Life in Indonesia. Journal of Psychosocial Rehabilitation and Mental Health. 6(2). 141–148.
Turgeman, L. K., Toker, S., Ben, A. N., & Shenhar, T. S. (2020). The depressive price of being a sandwich-generation caregiver: can organizations and managers help? In European Journal of Work and Organizational Psychology 29(6). 1-18.
van Dam, P. H., Achterberg, W. P., & Caljouw, M. A. A. (2017). Care-Related Quality of Life of Informal Caregivers After Geriatric Rehabilitation. Journal of the American Medical Directors Association, 18(3), 259–264
Wahl A, Rustoen T., Hanestad B, Lerdal A, Moum T. (2004). Quality of Life in the General Norwegian Population. Measured by the Quality of Life Scale (QOLS-N). Quality of Life Research . Vol.13. 1001-1009. Netherlands: Kluwer Academic Published
Yusup, F. (2018). Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Kuantitatif. Jurnal Tarbiyah : Jurnal Ilmiah Kependidikan, 7(1), 17–23