• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA KETERKAITAN SEKTOR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN TABEL INPUT - OUTPUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISA KETERKAITAN SEKTOR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN TABEL INPUT - OUTPUT"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA KETERKAITAN SEKTOR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN TABEL INPUT - OUTPUT

Pertumbuhan ekonomi NTT yang tercermin dari angka PDRB cenderung menunjukkan tren melambat . Memasuki awal tahun 2008 ekspansi kinerja perekonomian NTT lebih rendah dibandingkan awal tahun 2007 lalu. Dari sisi permintaan, konsumsi yang selama ini menjadi tulang punggung utama mengalami tekanan sehingga tumbuh relatif lebih rendah dibandingkan periode-periode sebelumnya. Sementara dari sisi investasi yang diharapkan mampu memberikan multiplier effect yang lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi justru mengalami kontraksi pada awal tahun 2008. Kemudian neraca perdagangan Provinsi NTT yang direfleksikan melalui angka PDRB ekspor – impor terus mengalami defisit. Hal ini menunjukkan bagaimana relatif tingginya tingkat dependensi Provinsi NTT terhadap daerah lain dalam memenuhi kebutuhan konsumsinya.

Jika melihat struktur PDRB Provinsi NTT secara sektoral, kondisinya relatif belum berubah. Sektor pertanian masih menjadi sektor unggulan (prime mover) dalam menggerakkan perekonomian, secara lebih khusus subsektor tanaman pangan. Namun demikian, akselerasi kinerja sektor pertanian cenderung belum optimal. Kondisi pertanian NTT yang masih sangat bergantung pada curah hujan mengakibatkan perkembangan sektor pertanian berjalan relatif lambat. Selain itu, tingkat fertilitas lahan pertanian di NTT umumnya masih tergolong marginal. Kemampuan sumber daya manusia NTT (khususnya petani) dalam mengelola sektor pertanian juga masih relatif belum berkembang. Sebagian dari petani masih menggunakan sistem tradisional dalam menjalankan usaha tani, seperti : pengolahan lahan dengan sistem tebas bakar (ladang berpindah), masih menggunakan bibit lokal, dan umumnya jarang atau bahkan tidak menggunakan pupuk/pestisida.

Kemudian sektor jasa dan perdagangan sebagai sektor sekunder dan tersier, mengalami perkembangan yang relatif lebih baik dibandingkan sektor pertanian. Pertumbuhan kedua sektor tersebut dalam beberapa periode terakhir relatif lebih tinggi. Hal ini tercermin dari tren share PDRB sektor jasa dan perdagangan yang cenderung meningkat. Tingkat konsumsi masyarakat (propensity to consume) yang relatif tinggi membuat kedua sektor ini berkembang cukup baik. Dari sisi pendanaan sektor jasa dan

(2)

Triwulan I - 2008

|

|

Kajian Ekonomi Regional NTT

44

perdagangan memiliki kemampuan yang tidak sebanding (padat modal) dengan kapasitas sektor pertanian yang merupakan usaha padat karya.

Pergerakkan struktur perekonomian NTT relatif berkorelasi dengan komposisi sisi ketenagakerjaannya. Perkembangan sektor pertanian yang belum optimal, tercermin dari kemampuannya yang relatif menurun dalam melakukan penyerapan tenaga kerja. Sedangkan tenaga kerja sektor sekunder dan tersier dengan dukungan dana yang lebih kuat mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja dengan lebih cepat.

Dengan kondisi tersebut, peran pemerintah daerah untuk mendorong kinerja sektor ekonomi unggulan di masing-masing daerah menjadi salah satu kunci keberhasilan yang utama. Melalui program- program dan langkah-langkah yang strategis, didukung dengan alokasi anggaran yang memadai, rencana pembangunan pemerintah daerah diarahkan pada sasaran yang lebih fokus. Pada tahun 2008, pemerintah Provinsi NTT telah menetapkan beberapa komoditi untuk dikembangkan secara terpadu. Melalui perluasan lahan, bantuan-bantuan fisik (sarana dan prasarana), maupun dengan pendampingan langsung diharapkan mampu memacu sektor pertanian secara umum ke arah yang lebih baik.

Dalam mengambil keputusan terhadap pengembangan suatu sektor ekonomi di suatu wilayah tertentu, akan lebih efektif dan efisien jika didasari oleh pertimbangan mengenai hubungan atau keterkaitan seluruh sektor ekonomi dalam menggerakkan perekonomian secara menyeluruh.

Sehingga dengan demikian kita bisa melihat bagaimana multiplier effect yang dihasilkan oleh suatu sektor terhadap sektor lainnya. Untuk menganalisa pergerakkan tersebut dapat dilakukan dengan bantuan tabel Input – Output (IO) dari setiap daerah, dalam hal ini Provinsi NTT.

Dengan melakukan analisis tabel input – output, dapat dilihat keterkaitan antar sektor ekonomi dalam suatu wilayah tertentu secara komprehensif. Analisis input – output didasarkan pada situasi perekonomian yang nyata bukan dengan pendekatan teori semata. Tabel input – output memberikan dapat mendeskripsikan arus transaksi antar pelaku perekonomian. Dengan demikian, apabila terjadi perubahan tingkat produksi atas sektor tertentu, dampaknya terhadap sektor lain dapat dilihat. Untuk menggambarkan ilustrasi diatas dapat dilihat pada tabel berikut.

(3)

total output

1 2 C I G E X

sektor 1 z11 z12 C1 I1 G1 E1 X1

produksi 2 z21 z22 C2 I2 G2 E2 X2

nilai L L1 L2 L

tambah N N1 N2 N

mpor M M1 M2 M

l input X X1 X2 C I G E X

sektor produksi permintaan akhir

i tota

Dari tabel diatas, kita asumsikan bahwa perekonomian suatu wilayah hanya memiliki dua sektor produksi, yaitu sektor 1 dan sektor 2. khusus untuk contoh ini, terdapat empat komponen pada permintaan akhir, yaitu : konsumsi rumah tangga (C), investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), dan ekspor (E). Kemudian terdapat dua faktor produksi, yaitu labour dengan balas jasa upah (L) dan capital dengan balas jasa sewa (N). Selanjutnya, sektor-sektor produksi maupun pengguna akhir juga dapat membeli barang dari luar negeri dalam bentuk impor (M). Kesimpulan secara umum, bahwa jumlah total input akan sama dengan total outputnya. Sedangkan untuk komponen matrix yang paling kecil (z12) dapat diterjemahkan sebagai output sektor produksi 1 yang digunakan oleh sektor produksi 2 (sebagai input). Variabel terakhir secara langsung menunjukkan hubungan antar sektor produksi. Secara umum, karena sifatnya linier, maka dapat dituliskan dalam bentuk persamaan matematis :

Dari tabel diatas, kita asumsikan bahwa perekonomian suatu wilayah hanya memiliki dua sektor produksi, yaitu sektor 1 dan sektor 2. khusus untuk contoh ini, terdapat empat komponen pada permintaan akhir, yaitu : konsumsi rumah tangga (C), investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), dan ekspor (E). Kemudian terdapat dua faktor produksi, yaitu labour dengan balas jasa upah (L) dan capital dengan balas jasa sewa (N). Selanjutnya, sektor-sektor produksi maupun pengguna akhir juga dapat membeli barang dari luar negeri dalam bentuk impor (M). Kesimpulan secara umum, bahwa jumlah total input akan sama dengan total outputnya. Sedangkan untuk komponen matrix yang paling kecil (z12) dapat diterjemahkan sebagai output sektor produksi 1 yang digunakan oleh sektor produksi 2 (sebagai input). Variabel terakhir secara langsung menunjukkan hubungan antar sektor produksi. Secara umum, karena sifatnya linier, maka dapat dituliskan dalam bentuk persamaan matematis :

X1 + X2 + L + N + M = X (1)

X1 + X2 + L + N + M = X (1)

X1 + X2 + C + I + G + E = X (2) X1 + X2 + C + I + G + E = X (2)

Dari substitusi persamaan (1) dan (2) didapatkan Dari substitusi persamaan (1) dan (2) didapatkan

L + N = C + I + G + E – M (3)

L + N = C + I + G + E – M (3)

Persamaan (3) diatas, sesuai teori makro ekonomi merupakan komponen pembentukan pertumbuhan ekonomi melalui pendekatan PDRB sisi permintaan. Maka secara tidak langsung kita bisa menghitung pertumbuhan ekonoi suatu wilayah dengan menggunakan tools tabel input-output.

Persamaan (3) diatas, sesuai teori makro ekonomi merupakan komponen pembentukan pertumbuhan ekonomi melalui pendekatan PDRB sisi permintaan. Maka secara tidak langsung kita bisa menghitung pertumbuhan ekonoi suatu wilayah dengan menggunakan tools tabel input-output.

Selanjutnya untuk mengetahui sektor yang memiliki hubungan paling kuat terhadap suatu sektor lainnya, dapat dilakukan dengan melakukan perhitungan secara aljabar tabel input output. Yang dimaksud

Selanjutnya untuk mengetahui sektor yang memiliki hubungan paling kuat terhadap suatu sektor lainnya, dapat dilakukan dengan melakukan perhitungan secara aljabar tabel input output. Yang dimaksud

(4)

Triwulan I - 2008

|

|

Kajian Ekonomi Regional NTT

46

hubungan adalah tingkat multiplier effect yang mampu dihasilkan oleh suatu sektor terhadap sektor lainnya. Namun untuk mempermudah perhitungan dapat dilakukan operasi matematis dengan menggunakan kaidah matriks. Secara sederhana total output yang dihasilkan oleh setiap sektor produksi merupakan penjumlahan antara total permintaan (final demand) dan proporsinya untuk memenuhi kebutuhan sektor produksi lainnya. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

Xi = A Xi + F (4)

Dimana

Xi : adalah total output sektor i

A : matriks proporsi output sektor produksi i yang digunakan sektor industri lainnya

F : final demand

Variabel matriks A sering disebut pula sebagai koefisien input langsung (direct input coeffisient) yang dapat pula diterjemahkan sebagai aij diterjemahkan sebagai jumlah input yang digunakan untuk memproduksi satu unit output sektor j yang berasal dari sektor i. Untuk mengetahui tingkat multiplier effect suatu sektor, dari persamaan (4) :

(I – A) Xi = F

Xi = F / (I – A) (5)

Dimana I merupakan matriks identitas

Didapatkan persamaan (5), matriks (I – A)-1 merupakan multipler effect suatu sektor produksi terhadap sektor yang lain, atau biasa disebut matriks pengganda. Dengan menjumlahkan seluruh entitas dalam matriks pengganda suatu sektor akan diketahui multiplier effectnya terhadap sektor-sektor yang lain.

Dengan cara perhitungan diatas, dilakukanlah penghitungan analisis keterkaitan antar sektor untuk Provinsi NTT (sumber data : IO 2005 Hasil Ekstrak Data Bappenas). Analisa keterkaitan dapat dilihat secara bacward linkage atapun forward linkage. Backward linkage merupakan keterkaitan sektor produksi hilir terhadap sektor-sektor hulunya.

(5)

Jadi perubahan permintaan (final demand) pada sektor produkdi hilir akan membuat sektor-sektor produksi hulunya ikut terpengaruh. Sedangkan untuk forward linkage kondisinya berkebalikan. Dari hasil perhitungan, untuk Provinsi NTT sektor produksi yang memiliki backward linkage cukup dominan adalah sektor industri (1,837), jasa (1,746) dan perbankan (1,869).

Sedangkan untuk sektor produksi yang memiliki forward linkage relatif dominan adalah sektor industri (2,123), jasa (2,462) dan komunikasi (2,552).

Jadi perubahan permintaan (final demand) pada sektor produkdi hilir akan membuat sektor-sektor produksi hulunya ikut terpengaruh. Sedangkan untuk forward linkage kondisinya berkebalikan. Dari hasil perhitungan, untuk Provinsi NTT sektor produksi yang memiliki backward linkage cukup dominan adalah sektor industri (1,837), jasa (1,746) dan perbankan (1,869).

Sedangkan untuk sektor produksi yang memiliki forward linkage relatif dominan adalah sektor industri (2,123), jasa (2,462) dan komunikasi (2,552).

Dengan demikian, bisa kita lihat tingkat hubungan sektor-sektor produksi atau ekonomi terhadap sektor lain. Sektor pertanian sebagai prime mover perekonomian NTT justru memiliki keterkaitan yang lebih kecil, meskipun dari struktur PDRB kontribusinya sangat dominan. Bisa kita simpulkan bahwa sektor industri dan sektor jasa memiliki peran yang penting dalam memberikan multiplier effect terhadap kinerja perekonomian NTT. Untuk meningkatkan efektivitas dan efiensi, pemerintah daerah perlu memperhatikan fenomena diatas dalam menentukan arah kebijakannya, agar fokus pemerintah dalam mengembangkan komoditi-komoditi unggulan memberikan dampak yang optimal terhadap perekonomian NTT secara keseluruhan.

Dengan demikian, bisa kita lihat tingkat hubungan sektor-sektor produksi atau ekonomi terhadap sektor lain. Sektor pertanian sebagai prime mover perekonomian NTT justru memiliki keterkaitan yang lebih kecil, meskipun dari struktur PDRB kontribusinya sangat dominan. Bisa kita simpulkan bahwa sektor industri dan sektor jasa memiliki peran yang penting dalam memberikan multiplier effect terhadap kinerja perekonomian NTT. Untuk meningkatkan efektivitas dan efiensi, pemerintah daerah perlu memperhatikan fenomena diatas dalam menentukan arah kebijakannya, agar fokus pemerintah dalam mengembangkan komoditi-komoditi unggulan memberikan dampak yang optimal terhadap perekonomian NTT secara keseluruhan.

Pengembangan sektor pertanian sebagian sektor primer dan sektor yang melakukan penyerapan tenaga kerja paling dominan pada dasarnya memang perlu. Namun, melihat tingkat keterkaitan antar sektor yang lebih didominasi oleh sektor industri dan jasa. Pemerintah hendaknya perlu mengembangkan sektor pertanian ke arah industri (agroindustri).

Pengembangan agro industri akan memacu sektor pertanian untuk bekerja lebih optimal, selain tingkat penyerapan tenaga kerja akan meningkat signifikan baik dari sektor pertanian maupun industri yang notabene memiliki kapasitas relatif tinggi untuk menyerap. Dalam jangka panjang, dengan meningkatnya ketersediaan lapangan kerja maka tingkat kesejahteraan masyarakat NTT ke depan akan cenderung lebih baik.

Pengembangan sektor pertanian sebagian sektor primer dan sektor yang melakukan penyerapan tenaga kerja paling dominan pada dasarnya memang perlu. Namun, melihat tingkat keterkaitan antar sektor yang lebih didominasi oleh sektor industri dan jasa. Pemerintah hendaknya perlu mengembangkan sektor pertanian ke arah industri (agroindustri).

Pengembangan agro industri akan memacu sektor pertanian untuk bekerja lebih optimal, selain tingkat penyerapan tenaga kerja akan meningkat signifikan baik dari sektor pertanian maupun industri yang notabene memiliki kapasitas relatif tinggi untuk menyerap. Dalam jangka panjang, dengan meningkatnya ketersediaan lapangan kerja maka tingkat kesejahteraan masyarakat NTT ke depan akan cenderung lebih baik.

Referensi

Dokumen terkait

Waktu tunggu dibangun oleh faktor- faktor luar ( exogenous ) seperti kondisi kendaraan, kondisi jalan dan lain sebagainya. Waktu pesan permintaan ini menjamin bahwa

Pencabutan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2) huruf d Peraturan Daerah ini ditetapkan oleh Kepala SKPD Perizinan kepada penanggungjawab kegiatan dan

Ibrahim berkata: Sesungguhnya Allah telah memilih Islam sebagai agamamu, sebab itu janganlah kamu meninggal melainkan dalam memeluk agama Islam (QS..

Dapat dilihat bahwa angka porositas terbesar terletak pada spesimen B yang merupakan hasil pengecoran dari almuniun yang menggunakan media pasir cetak dengan campuran pasir

Dengan alasan tersebut peneliti membuat gagasan untuk membangun sebuah aplikasi yang bisa menyajikan informasi persebaran peserta BPJS Kesehatan, agar BPJS Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian deskriptif, dapat disimpulkan bahwa Variabel Kepemimpinan Transformasional berada pada kriteria cenderung baik, sebanyak

Berdasarkan pengujian yang dilakukan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan karena t hitung

10 Jan 2019 Penulis diberi tugas untuk melakukan pengecekan komputer yang tidak terhubung dengan jaringan SEGOROAMARTO pada bidang Jaminan Kesehatan Daerah