ABSTRAK
Kabuki ready to wear adalah busana siap pakai yang terinspirasi dari seni pertunjukan Kabuki asal Jepang yang terkenal dan mendunia, ceritanya didasarkan pada peristiwa sejarah, drama percintaan, konfilk moral, dan kisah – kisah tragedi atau cerita terkenal. Hal yang unik dari Kabuki adalah bahwa apa yang di tampilkan hanya sebagian dari cerita, mengambil bagian yang terbaik dari cerita yang kemudian di tampilkan dengan dramatis, dimana kostum, make up, tatanan rambut dan perlengkapan lainnya betul - betul di atur sedemikian rupa, untuk menggambarkan peranan yang dimainkan oleh aktor, sehingga para penonton pun dapat memahami peranan yang dibawakan . Busana ini merupakan busana ready to wear yang ditujukan untuk wanita karier usia 20 – 35 tahun yang berkarier dibidang desain, fashion, majalah, entertainment, maupun pengusaha yang mempunyai karakter dan ketertarikan terhadap fashion. Sesuai dengan kategorinya yaitu busana ready to wear, maka busana ini dapat di padu padankan dengan busana lain.
ABSTRACT
Kabuki ready to wear is a collection of wardrobe inspired by the performance arts called Kabuki that is famous from Japan, this performance arts tells stories based on real life history, lovelife drama, moral conflict, and tragic tales or even famous stories. The unique part from Kabuki Performance is that it only represents parts of stories; taking the best, projecting them dramatically by exploring varieties of costumes, make up, hair-do, and every single detail of accessories, to strongly portray the characters played by the actors, bringing the audience to understanding the feeling of the story itself. These ready to wear wardrobes are specially made for businesswomen from age 20 – 35 that are in a position of having a career in the design department, journalism, and, entertainment, even entrepeneurs that has interests in the fashion world. Based on the category previously stated that these wardrobes are made ready to wear, they can be mixed and matched, combined with other wardrobes out of this collection.
Keyword : Kabuki, fashion, busana ready to wear.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI ... iv
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA DAN LAPORAN ... v
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... viii
ABSTRAK ... x
ABSTRACT ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
I.1 Latar Belakang Masalah ... 1
I.2 Identifikasi Masalah ... 3
I.3 Batasan Masalah ... 3
I.4 Tujuan Perancangan ... 3
I.5 Praktik Perancangan ... 4
I.6 Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
II.1 Teori Fashion ... 6
II.1.1 Definisi Fashion ... 6
II.1.2 Klasifikasi Fashion ... 7
II.1.3 Tren Fashion ... 7
II.2 Teori Busana ... 8
II.2.1 Definisi Busana ... 8
II.2.2 Fungsi Busana ... 8
II.2.3 Klasifikasi Busana ... 8
II.2.3.1 Busana Ready to Wear ... 8
II.2.3.2 Busana Minimalis ... 9
II.2.4 Prinsip dalam Mendesain Busana ... 9
II.3 Teori Warna ... 9
II.3.1 Definisi Warna ... 9
II.3.2 Teori Warna Brewster ... 10
II.4.1 Definisi Tekstil ... 11
II.4.2 Suede ... 11
II.4.3 Canvas dan Baby Canvas ... 11
II.4.4 Cotton Silk ... 12
II.4.4.1 Katun ... 12
II.4.4.2 Sutra ... 12
II.4.5 Knit ... 13
II.4.6 Spandex ... 13
II.5 Reka Bahan ... 13
II.5.1 Definisi Reka Bahan ... 13
II.5.2 Printing ... 13
II.5.3 Flocking ... 14
II.6 Teori Pola ... 14
II.6.1 Definisi Pola Busana ... 14
II.6.2 Rumus Pola Dasar Busana ... 15
II.6.3 Proses Pembuatan Pola Busana ... 16
II.7 Teori Penjahitan Busana ... 17
II.7.1 Definisi Penjahitan Busana ... 17
II.7.2 Proses Penjahitan Busana ... 18
II.8 Kabuki ... 19
BAB III OBJEK PERANCANGAN ... 20
III.1 Deskripsi Objek Studi ... 20
III.2 Identifikasi Objek Rancangan ... 20
III.3 Deskripsi dan Survey Fungsi ... 21
BAB IV KONSEP PERANCANGAN ... 22
IV.1 Perancangan Umum ... 22
IV.2 Perancangan Khusus ... 24
BAB V PENUTUP ... 29
V.1 Kesimpulan ... 29
V.2 Saran ... 30 LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kabuki merupakan teater asal Jepang yang terkenal dan mendunia, ceritanya didasarkan pada peristiwa sejarah, drama percintaan, konfilk moral, dan kisah – kisah tragedi atau cerita terkenal. Hal yang unik dari Kabuki
adalah bahwa apa yang di tampilkan hanya sebagian dari cerita, mengambil bagian yang terbaik dari cerita yang kemudian di tampilkan dengan dramatis. Kabuki adalah sebuah bentuk seni yang kaya kecakapan memainkan pertunjukan. Menggunakan kostum yang rumit, make up yang unik, dengan
warna – warna yang mencolok, wig yang aneh dan terkenal dengan tindakan yang berlebihan oleh para aktor, yang berfungsi untuk menyampaikan pesan atau makna cerita kepada penonton. Dalam setiap pertunjukannya teater dilengkapi dengan set panggung yang menyediakan berbagai macam trik yang memungkinkan perubahan cepat dari sebuah adegan atau penampilan, hilangnya aktor, hingga akrobat – akrobat. Diiringi instrumen tradisional Jepang yang menghasilkan kinerja visual yang menakjubkan dan menawan.
Dalam kehidupan sehari – hari manusia mempunyai peranan yang berbeda tanpa disadari hal tersebut telah membentuk selera dan kebutuhan fashion, yang pada akhirnya menjadi image atau karakter orang tersebut. Sama halnya dengan pertunjukan seni drama teater, dimana kostum, make up, tatanan rambut dan perlengkapan lainnya betul - betul di atur sedemikian rupa, untuk menggambarkan peranan yang dimainkan oleh aktor, sehingga para penonton pun dapat memahami peranan yang dibawakan, hanya dengan melihat busana yang digunakan oleh para aktor. Hal ini menunjukan bahwa pemilihan fashion yang tidak tepat atau tidak sesuai dengan karekter seseorang, dapat menyalah
artikan penilaian orang lain atas karakter diri yang sebenarnya. Maka dari itu sangatlah penting berbusana atau menggunakan fashion yang benar – benar menggambarkan jati diri kita. Pada saat ini, busana tidak lagi hanya digunakan sebagai alat untuk melindungi diri dari cuaca, dan ancaman alam sekitar, tetapi
sudah berkembang menjadi sebuah identitas bagi pemakainya.
berbusana atau fashion sudah menjadi suatu media yang dipergunakan untuk menujukan eksistensi seseorang dalam komunitasnya, karena fashion mempunyai cara non verbal untuk memproduksi serta mempertukarkan makna dan nilai – nilai. Fashion juga merupakan simbol dan cerminan budaya yang dibawa. Hal tersebut menunjukan bahwa saat ini fashion sudah menjadi bagian dari gaya hidup seseorang. Oleh karena itu, penulis terinspirasi untuk menciptakan busana ready to wear yang unik, variatif dan berkarakter
sehingga dapat memberi pilihan desain bagi konsumen, yang bertujuan memberi masyarakat pilihan lain dalam busana ready to wear yang unik, berbeda dari desain – desain busana ready to wear pada umumnya, menyajikan busana ready to wear yang tidak hanya berkualitas tapi juga
sangat berkarakter, menggunakan motif dan warna – warna yang berani, dan yang dapat mencerminkan kepribadian serta karakter, memenuhi kebutuhan masyarakat akan busana ready to wear, dan tentunya sesuai dengan trend yang sedang berkembang saat ini, yang diberi judul “Kabuki”.
Melihat dari kebutuhan masyarakat akan fashion sebagai media untuk menunjukan karakter, sifat, kepribadian dan budaya yang dibawa, menggabungkan seni kabuki dengan konsep minimalis yang menjadi ciri khas Jepang, dengan warna – warna yang cerah. Memasukan unsur kabuki sebagai motif kain dengan teknik print pada kain cotton canvas dan cotton sutra. Menambahkan manipulating fabric floking pada outline motif, untuk menegaskan bentuk motif pada kain sebagai lambang perasaan yang misterius saat menyaksikan sebuah drama teater, dimana perasaan penonton seolah masuk ke dalam bagian cerita yang di mainkan oleh para aktor di atas panggung.Target yang dibidik dalam desain kali ini adalah wanita usia 20 – 35 tahun yang menyukai kebaruan, unik, memiliki karakter, senang serta berani tampil beda. Saat ini negara – negara di Asia sedang berkembang, tentunya hal
I.2 Identifikasi masalah
1. Kebutuhan masyarakat akan busana ready to wear yang unik dan berbeda
dari desain ready to wear lainnya, serta bagaimana cara menggabungkan unsur minimalis dengan unsur treatrikal yang dinamis.
2. Mendesain motif printing pada kain katun dan sutra agar ukuran serta penempatan pada kain sesuai dengan desain busana.
3. Penggunaan warna – warna cerah dan motif bertabrakan yang hanya disukai oleh orang dengan karakter tertentu.
4. Penggunaan bahan yang tidak umum digunakan untuk busana ready to wear seperti sued dan canvas floking yang umumnya digunakan untuk
sofa dan barang – barang interior lainnya.
I.3 Batasan masalah
Dalam kaitannya dengan bidang studi desain fashion, maka lingkup proyek kerja Tugas akhir dibatasi pada hal – hal yang dapat ditangani atau diselesaikan melalui pendekatan fashion, yaitu
1. Menciptakan busana ready to wear yang minimalis, unik dan mempunyai karakter serta ciri khas.
2. Menggunakan bahan – bahan yang tidak umum di gunakan untuk busana ready to wear.
3. Mengombinasi beberapa motif melalui teknik printing dengan warna – warna berani tanpa merusak komposisi.
4. Mengombinasi beberapa bahan yang berbeda namun tetap memperhatikan kenyamanan dan kerapihan.
I.4 Tujuan perancangan
menyukai hal – hal yang tidak umum, mementingkan penampilan, supel, mempunyai aktivitas yang cukup padat, selalu menanti hal baru dan berbeda di dunia fashion tanah air.
Menciptakan busana ready to wear yang high fashion, unik, berkarakter, dan minimalis serta berbeda dari busana ready to wear pada umumnya
dengan menggunakan unsur Jepang, terinspirasi dari kebutuhan masyarakat akan busana ready to wear yang tidak hanya sebagai kebutuhan dalam kehidupan sehari – hari tetapi juga dapat menunjukan karakter dan memberikan gambaran visual terhadap penggunanya.
I.5 Praktik perancangan
Dalam proses pengerjaan desain busana ready to wear ini, hal – hal yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Mengamati kebutuhan masyarakat dalam berbusana, dengan aktivitas dunia yang semakin sibuk yang membuat banyak orang memilih busana minimalis yang tidak membatasi ruang gerak, serta melihat perkembangan fashion didunia, dimana saat ini hampir semua orang ingin tampil beda, memiliki karakter yang berbeda namun tetap dalam golongan high fashion.
2. Kabuki menjadi tema sekaligus inspirasi yang diangkat dan diolah menjadi busana ready to wear, kabuki memiliki ciri khas dan karakter yang sangat kuat, mudah diingat dan sangat unik, dengan warna – warna yang beragam serta motif – motif menarik yang menjadi ciri khas dalam tampilan kabuki.
3. Memilih warna yang tidak umum namun tetap disukai oleh setiap
kalangan masyarakat dan mempunyai arti positif. Orange di prediksi merupakan salah satu warna yang menjadi trend di tahun 2013 – 2014 yang menciptakan keceriaan, bersifat senang bersosialisasi, dan menjadi daya tarik bagi yang melihatnya, dikombinasikan dengan
4. Memilih bahan yang tidak umum digunakan pada busana ready to wear pada umumnya, seperti sued, canvas dan baby canvas serta cotton silk, knit dan wol. Menggunakan teknik printing pada kain baby
canvas, cotton silk dan knit, juga teknik flocking pada bahan canvas.
5. Pembuatan pola dasar dengan menggunakan ukuran standart international pada kertas coklat, kemudian dijiplak dan dilakukan
pecah pola pada kertas putih serta proses cutting pada kain.
6. Proses penjelujuran digunakan agar kain tidak berubah posisi ketika dijahit, kain yang sudah di jelujur kemudian di jahit. Pada bagian tertentu seperti kerah dan facing, digunakan kain keras agar hasilnya sempurna.
7. Pemasangan sleting, peding dan furing pada busana tertentu dan sesekali melakukan fitting agar kekurangan maupun kesalahan pada busana yang dibuat terlihat. Ketelitian dalam pengerjaannya menjadikan busana ini berkualitas dan mempunyai nilai fashion yang tinggi.
I.6 Sistematika penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan apa itu kabuki, kaitannya terhadap kehidupan sehingga dipilih sebagai tema yang menginspirasi dalam pembuatan desain busana ready to wear, fungsi busana dalam kehidupan saat ini serta menjelaskan
target yang dibidik.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang semua teori fashion yang digunakan pada proses
pembuatan desain serta busana ready to wear yang berjudul kabuki.
BAB III OBJEK PERANCANGAN
Bab ini menjelaskan tentang busana yang dirancang, target market, dan
tahapan proses pembuatan busana ready to wear secara detail.
Bab ini berisikan uraian mendetail mengenai konsep kabuki, mood board, mind map, warna, penerapan konsep, siluet busana, dan produk fashion
lainnya yang dirancang untuk menujang busana ready to wear kabuki.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil pembahasan dan proses pengerjaan serta saran yang dapat memperbaiki atau mengembangkan perancangan ini.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Kabuki merupakan busana ready to wear yang terinspirasi dari teater asal
Jepang Kabuki. Kabuki adalah sebuah bentuk seni yang kaya kecakapan
memainkan pertunjukan. Menggunakan kostum yang rumit, make up yang
unik, dengan warna – warna yang mencolok, wig yang aneh dan terkenal
dengan tindakan yang berlebihan oleh para aktor, yang berfungsi untuk
menyampaikan pesan atau makna cerita kepada penonton. Dalam setiap
pertunjukannya teater dilengkapi dengan set panggung yang menyediakan
berbagai macam trik yang memungkinkan perubahan cepat dari sebuah adegan
atau penampilan, hilangnya aktor, hingga akrobat – akrobat. Diiringi
instrumen tradisional Jepang yang menghasilkan kinerja visual yang
menakjubkan dan menawan.
Dalam kehidupan sehari – hari manusia mempunyai peranan yang berbeda
tanpa disadari hal tersebut telah membentuk selera dan kebutuhan fashion,
yang pada akhirnya menjadi image atau karakter orang tersebut. Sama halnya
dengan pertunjukan seni drama teater, dimana kostum, make up, tatanan
rambut dan perlengkapan lainnya betul - betul di atur sedemikian rupa, untuk
menggambarkan peranan yang dimainkan oleh aktor, sehingga para penonton
pun dapat memahami peranan yang dibawakan, hanya dengan melihat busana
yang digunakan oleh para aktor. Hal ini menunjukan bahwa pemilihan fashion
yang tidak tepat atau tidak sesuai dengan karekter seseorang, dapat menyalah
artikan penilaian orang lain atas karakter diri yang sebenarnya. Maka dari itu
sangatlah penting berbusana atau menggunakan fashion yang benar – benar
menggambarkan jati diri kita. busana ini diperuntukan unuk wanita karier usia
20 – 35 tahun yang berkarier dibidang desain, fashion, majalah, entertainment,
maupun pengusaha yang mempunyai karakter dan ketertarikan terhadap
V.2 Saran
Dalam proses pembuatan busana ready to wear kabuki ini, ditemukan
beberapa kendala diantara seperti kesalahan penyusunan motif pada kain
printing, sehingga sulit menyocokannya ke dalam pola, penggunaan material
sofa seperti suede dan canvas flocking sebagai material utama pada blazer
yang cenderung kaku dan sulit diatur, memerlukan penelitian dan pemahan
yang baik sehingga jatuhnya kain pada busana sesuai seperti yang diinginkan,
menyatukan material dengan bahan dan warna yang berbeda – beda dalam satu
busana memungkinkan terjadinya pelunturan warna di beberapa material, dan
kesulitan mencuci sebuah busana dengan kombinasi material berbeda karna
dapat terjadi perubahan tekstur pada salah satu material.
DAFTAR PUSTAKA
Bruce, Margaret. 2012, Fashion Marketing. UK
Drajat, Amroeni. 2005, Suhrawardi. Yogyakarta : Penerbit LKiS Yogyakarta
Gunawan, Belinda. 2012, Fashion Pro Kenali Tekstil. Jakarta : Penertbit Dian Rakyat
Poespo, Goet. 2009, A to Z Istilah Fashion. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama
Pratiwi. 2001, Pola Dasar dan Pecah Pola Busana. Bandung
Quinn, Bradley. 2003, The Fashion of Architecture. USA
Rahardjo, Benny Setiawan. 2008, Basic Screen Printing for T-Shirts. Jakarta : PT
Gramedia
Roland Barthes, The Fashion System, CA: University of California Press, 1990
Roodhouse, Simon. 2003, The Creative Industries. London
Scott, Adolphe Clarence. 1955, The Kabuki Theatre of Japan. USA
Soekarno. 2002, Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Umum
Sukamto, Daryanti. 2004, Busana Serasi untuk Perempuan Hamil. Tangerang : PT
Argomedia Pustaka
Wolff, Colette. 1996, The Art of Manipulating Fabric. USA