iv
ABSTRAK
GAMBARAN PASIEN RAWAT INAP TUBERKULOSIS PARU
DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE
1 JANUARI 2010 - 31 DESEMBER 2011
Syafira Andiani, 2012;
Pembimbing I
: Sri Nadya Saanin, dr., M.Kes.
Pembimbing II
: Dani, dr., M.Kes.
Tuberkulosis paru merupakan masalah kesehatan dunia. Insidensi tuberkulosis di
Indonesia pada tahun 2008 menduduki peringkat ke-5 dunia setelah India, China,
Afrika Selatan, dan Nigeria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
pasien tuberkulosis paru berdasarkan distribusi penyebaran per tahun, umur dan
jenis kelamin, faktor kebiasaan merokok, hasil pemeriksaan BTA sputum, dan
kategori pengobatan.
Penelitian metode survei analitik dengan data retrospektif berupa rekam medik
pasien rawat inap tuberkulosis paru di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
periode 1 Januari 2010-31 Desember 2011. Analisis data menggunakan statistika
deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Hasil penelitian pada pasien rawat inap tuberkulosis paru di Rumah Sakit
Hasan Sadikin Bandung tahun 2010-2011 didapatkan peningkatan kasus sebesar
26,2%; Insidensi tuberkulosis paru pada tahun 2010 antara kelompok pria dan
wanita adalah sama yaitu, pada golongan usia 20-29 tahun. Tahun 2011 terutama
kelompok pria pada golongan usia 30-39 tahun, sedangkan pada wanita terutama
pada golongan usia 40-49 tahun; 4,9% mempunyai kebiasaan merokok; 69,1%
dengan Basil Tahan Asam (BTA) (-); 68,8% mendapatkan pengobatan tuberkulosis
kategori satu.
Angka penemuan kasus tuberkulosis paru meningkat dalam kurun dua tahun ini.
Terdapat perubahan golongan usia, faktor kebiasaan merokok tidak mempengaruhi
kejadian tuberkulosis paru, dan lebih banyak didapatkan pasien dengan pengobatan
tuberkulosis kategori satu dan sebagian besar menunjukkan hasil sputum Basil
Tahan Asam (BTA) (-).
v
ABSTRACT
THE DESCRIPTION OF PULMONARY TUBERCULOSIS INPATIENTS
IN HASAN SADIKIN HOSPITAL BANDUNG
PERIOD 1
STJANUARY 2010-31
STDECEMBER 2011
Syafira Andiani, 2012;
Tutor I
: Sri Nadya Saanin, dr., M.Kes.
Tutor II
: Dani, dr., M.Kes.
Pulmonary tuberculosis is a global health issue. In 2008, the incidence of
pulmonary tuberculosis in Indonesia was 5
thrank position after India, China, South
Africa and Nigeria. The aim of this study is to find out the description of pulmonary
tuberculosis patients based on the distribution of year spread, age and gender,
smoking habit factor, results of the examination of the sputum BTA and treatment
category.
The research was conducted in the survey analytic with retrospektif data to
medical record of pulmonary tuberculosis inpatients in Hasan Sadikin Hospital
Bandung period 1
stJanuary 2010 to 31
stDecember 2011. Data analysis using
descriptive statistics and presented in the form of a frequency distribution table.
The pulmonary tuberculosis cases have been an increase 26.2% from 2010
to 2011. Pulmonary tuberculosis in 2010 occurred both man and woman from a
group 20-29 years. In 2011 mostly occurred in men a group 30-39 years, whereas
in woman, especially in a group 40-49 years; 4.9% of them having smoking habits;
69.1% with fast acid bacilli (FAB)(-); 68.8% of them got the 1
stcategory
tuberculosis treatment.
Pulmonary tuberculosis cases were rate has increased in these last two
years. The change in the group of age, smoking habit factor does not affect the
occurrence of tuberculosis pulmonary, and more patients got the 1
stcategory
tuberculosis treatment and mostly shown the result of fast acid bacilli (FAB)(-).
viii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ...
i
LEMBAR PERSETUJUAN ...
ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ...
v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
DAFTAR SINGKATAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ...
1
1.1 Latar Belakang ...
1
1.2 Identifikasi Masalah ...
3
1.3 Tujuan Penelitian ...
3
1.4 Manfaat Penelitian ...
3
1.4.1 Manfaat Akademik ...
3
1.4.2 Manfaat Praktis ...
3
1.5 Landasan Teoritis ...
4
1.6 Metodologi Penelitian ...
4
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ...
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...
5
2.1 Anatomi Paru ...
5
2.1.1 Pembuluh Darah ...
6
2.1.2 Pembuluh Getah Bening ...
7
2.1.3 Persarafan ...
7
2.2 Fisiologi ...
8
2.2.1 Anatomi Fisiologi Saluran Pernafasan ...
8
2.2.2 Mekanisme Pernafasan ...
9
ix
2.2.4 Frekuensi Pernafasan ...
9
2.3 Tuberkulosis ... 10
2.3.1 Etiologi ... 10
2.3.1.1 Morfologi dan Sifat ... 11
2.3.1.2 Reaksi Terhadap Fisik dan Zat Kimia... 11
2.3.1.3 Struktur Dinding Sel ... 11
2.3.1.4 Faktor Virulensi ... 12
2.3.1.4.1 Cord Factor ... 12
2.3.1.4.2 Glycolipids sulfatides ... 12
2.3.1.4.3 Antigen 85 complex ... 12
2.3.1.4.4 Konsentrasi lipid ... 12
2.3.1.5 Pemeriksaan ... 12
2.3.1.5.1 Pemeriksaan Mikroskopik ... 12
2.3.1.5.2 Kultur ... 13
2.3.2 Epidemiologi ... 13
2.3.3 Cara Penularan... 13
2.3.4 Risiko Penularan ... 13
2.3.5 Risiko Menjadi Sakit TB ... 14
2.3.6 Patogenesis ... 14
2.3.7 Klasifikasi Tuberkulosis ... 15
2.3.8 Gejala Klinis ... 17
2.3.8.1 Gejala Umum ... 17
2.3.8.2 Gejala Khusus ... 18
2.3.9 Diagnosis Tuberkulosis Paru ... 19
2.3.10 Pemeriksaan ... 21
2.3.10.1 Tuberculin skin testing ... 21
2.3.10.2 Gambaran TB Pada Foto Thoraks ... 22
2.3.10.3 Pemeriksaan Darah ... 23
2.3.10.4 Pemeriksaan Sputum ... 23
2.3.11 Pengobatan Tuberkulosis Paru ... 24
2.3.11.1 Tujuan Pengobatan ... 24
2.3.11.2 Prinsip Pengobatan ... 24
2.3.12 Upaya Penanggulangan Tuberkulosis ... 28
2.3.12.1 Usaha Preventif Terhadap Tuberkulosis ... 29
2.3.13 Komplikasi ... 30
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 31
3.1 Bahan Penelitian ... 31
3.2 Metode Penelitian ... 31
3.3 Teknik Penarikan Sampel ... 31
3.4 Variabel Penelitian ... 31
3.4.1 Definisi Operasional ... 31
x
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34
4.1 Hasil dan Pembahasan Penelitian ... 34
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 42
5.1 Simpulan ... 42
5.2 Saran ... 43
DAFTAR PUSTAKA ... 44
LAMPIRAN ... 46
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1
Pembagian Lobus Paru ...
6
Tabel 2.2
Jenis, Sifat dan Dosis OAT ...
25
Tabel 2.3
Regimen Pengobatan Metode DOTS ...
26
Tabel 2.4
Dosis OAT Pada Anak ...
28
Tabel 3.1
Kategori Pengobatan Tuberkulosis (Metode DOTS) ...
33
Tabel 4.1.1
Distribusi Penyebaran per Tahun Tuberkulosis Paru
di RS Hasan Sadikin Bandung Periode
1 Januari 2010 s.d 31 Desember 2011 ...
34
Tabel 4.1.2
Distribusi Penyebaran Tuberkulosis Paru Berdasarkan
Usia dan Jenis Kelamin di RS Hasan Sadikin Bandung
Periode 1 Januari 2010 s.d 31 Desember 2010 ...
36
Tabel 4.1.3
Distribusi Penyebaran Tuberkulosis Paru Berdasarkan
Usia dan Jenis Kelamin di RS Hasan Sadikin Bandung Periode
1 Januari 2011 s.d 31 Desember 2011 ...
37
Tabel 4.1.4
Distribusi Penyebaran Tuberkulosis Paru Berdasarkan
Usia dan Jenis Kelamin di RS Hasan Sadikin Bandung Periode
1 Januari 2011 s.d 31 Desember 2011 ... 37
Tabel 4.1.5
Distribusi Penyebaran Tuberkulosis Paru Berdasarkan
Faktor Kebiasaan Merokok di RS Hasan Sadikin Bandung
Periode 1 Januari 2010 s.d 31 Desember 2011 ...
39
Tabel 4.1.6
Distribusi Penyebaran Tuberkulosis Paru Berdasarkan
Hasil Pemeriksaan Dahak BTA di RS Hasan Sadikin
Bandung Periode 1 Januari 2010 s.d 31 Desember 2011 ....
40
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Lobus Paru...
5
Gambar 2.2 Mycobacterium tuberculosis ...
10
Gambar 2.3 Tanda dan Gejala TBC ...
19
Gambar 2.4 Alur Diagnosis Tuberkulosis Paru ...
20
Gambar 2.5 Tuberculin skin testing ...
22
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xiv
DAFTAR SINGKATAN
AIDS
Acquired Immunodeficiency Syndrome
ARDS
Acute Respiratory Distress Syndrome
ARTI
Annual Risk of TB Infection
BCG
Bacillus Calmette et Guerin
BTA
Basil Tahan Asam
DEPKES
Departemen Kesehatan
DOT
Directly Observed Theraphy
DOTS
Directly Observed Treatment, Shorcourse chemotherapy
HIV
Human Immunodeficiency Virus
IgG
Immunoglobulin G
INH
Isoniazid
IUAT
International Union Against Tuberculosis
IUATLD
International Union Against Tuberculosis and Lung Disease
MTB
Mycobacterium tuberculosis
OAT
Obat Anti Tuberkulosis
PMO
Pengawas Minum Obat
RHZE
Rifampicin, Isoniazid, Pyrazinamide, Ethambutol
RSUP
Rumah Sakit Umum Pusat
SOPT
Sindroma Obstruksi Pasca Tuberkulosis
51
52
53
Lampiran 3
DATA PASIEN RAWAT INAP TUBERKULOSIS PARU
PERIODE 1 JANUARI 2010 - 31 DESEMBER 2010 DI RS HASAN SADIKIN BANDUNG
NO Umur JK Sputum BTA Rontgen KP Riwayat
1 19 P (+)(+)(+) Tbp aktif 1
2 55 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
3 34 P (-)(-)(-) Tbp lama aktif 2
4 55 P (-)(-)(+) Tbp aktif 1
5 22 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
6 55 L (+)(-)(-) Tbp aktif 1
7 46 L (+)(+)(+) Tbp aktif 1
8 31 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
9 22 L (+)(+)(+) Tbp aktif 1
10 50 P (-)(-)(-) Tbp lama aktif 2
11 22 L (-)(-)(-)/ Y(+) Tbp aktif 1
12 69 P (-)(-)(-)/ Y(+) Tbp aktif 1
13 15 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
14 30 P (+)(+)(+) Tbp aktif 1
15 58 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
16 28 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
17 42 P (-)(-)(-) Tbp aktif 2
18 38 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
19 60 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
20 42 P (-)(-)(-) Tbp aktif 2
21 58 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
22 62 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
23 51 L (-)(-)(-) Tbp aktif 2
24 42 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
25 66 L (-)(-)(-) Tbp aktif 2
26 34 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
27 69 L (+)(+)(+) Tbp aktif 1
28 56 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
29 72 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
30 28 L (+)(+)(+) Tbp aktif 1
31 63 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
32 36 L (-)(-)(-) 1
33 63 P (-)(-)(-) Tbp aktif 2
34 33 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
35 57 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
36 38 L (-)(-)(+) Tbp aktif 1
37 27 P (-)(-)(-) Tbp lama aktif 2
54
39 72 P (-)(-)(-) Tbp aktif 2
40 79 P (-)(-)(-) Tbp aktif 2
41 75 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
42 52 L (+++)(+)(+) 2
43 65 P (-)(-)(-) 1
44 20 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
45 28 P (-)(-)(-) Tbp lama aktif 2
46 29 P (+)(+)(+) 2
47 24 P (-)(-)(-) 1
48 25 L (-)(+++)(+++) Tbp aktif 1
49 53 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
50 74 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
51 31 L (-)(-)(-) 1 merokok
52 54 L (-)(+)(+) 1
53 36 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
54 25 P (+)(-)(-) Tbp lama aktif 2
55 29 P (-)(-)(-)/ Y(+) Tbp aktif 1
56 49 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
57 31 P (-)(-)(-) 1
58 37 L (+++) Tbp aktif 1
59 49 P (-)(-)(-) Tbp lama aktif 2
60 25 P (-)(-)(-) Tbp aktif 2
61 60 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
62 45 P (+) Tbp aktif 2
63 22 P (-)(-)(-)/ Y(+) Tbp aktif 1
64 55 L (-)(-)(-) 1
65 25 P (+) 1
66 47 L (-)(-)(-) 1
67 51 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
68 67 L (-)(-)(-) 1 merokok
69 35 L (+++)(+++)(+++) Tbp aktif 1
70 70 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
71 63 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
72 21 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
73 41 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
74 34 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
75 30 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
76 38 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
77 34 P (-)(-)(-)/ Y(+) Tbp lama aktif 2 merokok
78 24 L (-)(-)(-)/ Y(+) 1
79 26 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
80 22 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
81 37 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
55
83 32 L (-)(-)(-) 1
84 75 L (++)(++)(-) Tbp aktif 1 merokok
85 56 P (-)(-)(-) 1
86 39 L (-)(-)(-) Tbp milier 1
87 55 L (-)(-)(-) Tbp lama aktif 2
88 68 L (-)(-)(+) Tbp aktif 1
89 66 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
90 44 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
91 27 L (++) Tbp aktif 1 merokok
92 67 P (++)(+++)(++) Tbp aktif 1
93 44 P (-)(-)(-) Tbp lama aktif 2
94 33 P (++)(+++) Tbp lama aktif 2
95 19 L (-)(+) Tbp lama aktif 2
96 32 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
97 48 P (-)(-)(-) Tbp lama aktif 2
98 32 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
99 51 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
100 38 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
101 71 P (-)(-)(-)/ Y(+) Tbp aktif 1
102 21 L (+)(+)(+) Tbp aktif 1
103 63 P (-)(-)(-) Tbp lama aktif 2
104 65 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
105 67 L (+)(+)(+)/ Y(+) Tbp aktif 1
106 40 L (+)(-)(-) Tbp aktif 2
107 29 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
108 55 P (-)(-)(-) / Y(+) Tbp lama aktif 2
109 36 P (-)(-)(-) Tbp lama aktif 2
110 72 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
111 25 P (-)(-)(-) Tbp lama aktif 1
112 42 P (-)(-)(-) Tbp lama aktif 2
113 25 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
114 23 L (++) Tbp aktif 2
115 65 P (-)(-)(-) Tbp lama aktif 2
116 22 P (+++)(+++)(+++) Tbp aktif 1
117 56 P (-)(-)(-)/ Y(+) 1
118 28 P (-)(-)(-) Tbp lama aktif 2
119 56 L (-)(-)(-)/ Y(+) Tbp lama aktif 1
120 23 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
121 47 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
122 59 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
123 21 L (++)(-)(-) Tbp aktif 1
124 39 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
125 47 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
56
DATA PASIEN RAWAT INAP TUBERKULOSIS PARU
PERIODE 1 JANUARI 2011- 31 DESEMBER 2011 DI RS HASAN SADIKIN BANDUNG
NO Umur JK Sputum BTA Rontgen KP Riwayat
1 16 L (+)(+)(+) TBP Aktif 1
2 18 P (+)(+)(+) TBP Aktif 2
3 71 P (-)(-)(-) TBP Aktif 2
4 40 P (-)(-)(-) TBP Aktif 2
5 40 P (+++)(-)(-) TBP Aktif 1
6 22 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
7 60 P (-)(-)(-) TBP Aktif 2
8 34 L (++)(+)(+) TBP Aktif 1
9 50 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
10 71 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
11 37 P (-)(-)(-) TBP Aktif 2
12 71 P (+)(+)(+) TBP Aktif 1
13 35 L (-)(-)(-) TBP Aktif 2
14 60 L (-)(-)(-) TBP Lama aktif 2
15 22 L (+++)(-)(-) 1
16 42 P (++)(+)(-) TBP Lama aktif 2
17 54 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
18 32 P (+)(+)(+) TBP Aktif 1
19 30 L (+++)(++) TBP Aktif 1
20 16 P (+)(+)(+) TBP Aktif 2
21 58 L (+)(-)(-) TBP Aktif 1
22 68 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
23 45 P (+)(+)(+) TBP Aktif 1
24 41 P (-)(-)(-) TBP Lama aktif 2
25 26 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
26 29 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
27 64 L (+)(+)(+) TBP Lama aktif 2 28 46 P (-)(-)(-)/ Y (+) TBP Aktif 1
29 59 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
30 22 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
31 15 L (+)(+)(+) TBP Aktif 1
32 79 L (+)(+)(+) TBP Lama aktif 1
33 30 L (+)(-)(-) 1
34 35 P (+++) TBP Aktif 2
35 42 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
36 26 L (+++) TBP Aktif 1
37 24 P (-)(-) 1
57
39 64 P (+++) 1
40 68 L (+++)(++)(++) 1 Merokok
41 61 P (-)(-)(-)/ Y (+) 1
42 90 L (-)(-)(-) 1
43 68 P (+++)(+++) 1
44 42 P (+)(-)(-) TBP Aktif 2
45 23 P (-)(-)(-) 1
46 60 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
47 43 P (+)(-)(-)/ Y (+) 1
48 41 L (-)(-)(-) TBP Aktif 2
49 57 P (-)(-)(-) TBP Lama aktif 1
50 56 P (++) TBP Aktif 1
51 19 L (-)(-)(-) 1
52 49 L (+++) TBP Aktif 1
53 49 L (++)(+++) TBP Aktif 1
54 37 L (++) TBP Lama aktif 2
55 31 L (-)(-)(-) TBP Aktif 2
56 41 P (+++)(+++) TBP Aktif 1
57 46 P (-)(++)(+) 1
58 34 L (-)(-)(-) 2
59 43 P (-)(-)(-) TBP Aktif 2
60 25 P (-)(-)(-) 1
61 22 P (-)(-)(-) 1
62 18 L (+)(+++) 1
63 79 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
64 29 P (+++) 2
65 26 L (-)(-)(-) 1 Merokok
66 66 P (-)(-)(-) TBP Lama aktif 2
67 23 L (-)(-)(-) 2
68 42 L (+++) TBP Lama aktif 1
69 20 P (-)(-)(-) 1
70 49 L (-)(-)(-)/ Y (+) TBP Lama aktif 2
71 35 P (+++)(+)(+) TBP Aktif 1
72 63 L (+++) TBP Aktif 1
73 40 P (+++)(+++)(+++) TBP Lama aktif 2
74 30 L (+++) TBP Aktif 1
75 21 L (++)(+) TBP Aktif 1
76 49 L (-)(-)(-) TBP Aktif 2
77 20 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
78 62 P (++)(++)(-) TBP Aktif 1
79 42 L (-)(-)(-)/Y (+) TBP Aktif 2
80 65 P (+)(-)(-) TBP Aktif 1 Merokok
81 57 L (-)(-)(-) 1 Merokok
82 47 P (+++) TBP Aktif 2
58
84 44 L (+) 1
85 39 L (-)(-)(-)/ Y (+) TBP Lama aktif 2 Merokok 86 33 P (+++)(+++)(+++) TBP Aktif 1
87 29 P (+++)(+++)(+++) TBP Aktif 2
88 60 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
89 63 P (-)(-)(-)/ Y (+) 1
90 49 P (-)(+++)(-) 1
91 68 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
92 52 L (-)(-)(-)/ Y (+) TBP Aktif 1
93 34 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
94 51 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
95 39 P (+++) TBP Aktif 1
96 23 L (-)(-)(-)/ Y (+) TBP Aktif 1 97 18 L (++)(++)(++) TBP Lama aktif 2 98 53 P (++)(+++)(+++) TBP Aktif 2
99 21 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
100 50 P (-)(+)(+) TBP Aktif 1
101 53 L (++)(+)(+++) TBP Lama aktif 2
102 20 L (+)(+)(+) TBP Aktif 1
103 32 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
104 69 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
105 39 P (+++)(+)(+) 1
106 41 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
107 31 P (+++)(+++)(+++) TBP Aktif 1 108 52 P (+++)(+++)(+++) TBP Aktif 2
109 56 L (-)(-)(-)/ Y (+) 1
110 31 L (-)(-)(-) TBP Lama aktif 2 111 30 P (-)(-)(-)/Y (+) TBP Lama aktif 1 112 69 P (+++)(+++)(+++) TBP Aktif 2 113 52 L (+++)(+++)(+++) TBP Aktif 2
114 53 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
115 65 P (-)(-)(-) TBP Lama aktif 2
116 58 P (+)(+)(+) 1
117 51 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
118 29 L (-)(-)(-)/ Y (+) TBP Aktif 1 119 50 L (-)(-)(-) TBP Lama aktif 2
120 35 L (+)(++)(++) TBP Millier 1
121 28 P (-)(-)(-) TBP Lama aktif 2
122 53 L (-)(-)(-)/ Y (+) TBP Aktif 1 Merokok
123 61 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
124 50 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
125 32 P (-)(-)(-) TBP Lama aktif 2 126 20 L (-)(-)(-)/ Y (+) TBP Aktif 1 127 55 L (+++)(+++)(+++) TBP Lama aktif 2
59
129 67 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
130 33 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
131 42 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
132 40 L (++)(+++)(+++) TBP Lama aktif 2 133 27 P (-)(-)(-) TBP Lama aktif 2 134 26 L (-)(-)(-)/ Y (+) TBP Aktif 1
135 49 P (-)(-)(-)/ Y (+) TBP Lama aktif 2 Merokok
136 26 L (-)(+)(+++) TBP Aktif 1
137 40 P (-)(-)(-) TBP Lama aktif 2 138 38 L (-)(-)(-) TBP Lama aktif 2 139 45 L (-)(-)(-) TBP Lama aktif 2 140 38 L (-)(-)(-)/ Y (+) TBP Aktif 2
141 41 L (-)(-)(-) TBP Aktif 2
142 38 L (-)(-)(-) TBP Lama aktif 2
143 52 P (-)(-)(-) 2
144 47 L (-)(-)(-)/ Y (+) 2
145 34 P (-)(-)(-) 1
146 39 L (-)(-)(-) TBP Lama aktif 2
147 28 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
148 44 P (++)(+++)(++) TBP Aktif 2
149 37 L (+++)(+)(+) TBP Aktif 1
150 70 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
151 42 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
152 50 L (-)(-)(-) TBP Aktif 2
153 38 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
154 31 L (-)(-)(-) TBP Aktif 2
155 36 L (-)(-)(-) TBP Lama aktif 2
156 60 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
157 37 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
158 76 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
46
47
48
Lampiran 3
DATA PASIEN RAWAT INAP TUBERKULOSIS PARU
PERIODE 1 JANUARI 2010 - 31 DESEMBER 2010 DI RS HASAN SADIKIN BANDUNG
NO Umur JK Sputum BTA Rontgen KP Riwayat
1 19 P (+)(+)(+) Tbp aktif 1
2 55 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
3 34 P (-)(-)(-) Tbp lama aktif 2
4 55 P (-)(-)(+) Tbp aktif 1
5 22 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
6 55 L (+)(-)(-) Tbp aktif 1
7 46 L (+)(+)(+) Tbp aktif 1
8 31 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
9 22 L (+)(+)(+) Tbp aktif 1
10 50 P (-)(-)(-) Tbp lama aktif 2
11 22 L (-)(-)(-)/ Y(+) Tbp aktif 1
12 69 P (-)(-)(-)/ Y(+) Tbp aktif 1
13 15 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
14 30 P (+)(+)(+) Tbp aktif 1
15 58 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
16 28 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
17 42 P (-)(-)(-) Tbp aktif 2
18 38 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
19 60 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
20 42 P (-)(-)(-) Tbp aktif 2
21 58 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
22 62 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
23 51 L (-)(-)(-) Tbp aktif 2
24 42 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
25 66 L (-)(-)(-) Tbp aktif 2
26 34 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
27 69 L (+)(+)(+) Tbp aktif 1
28 56 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
29 72 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
30 28 L (+)(+)(+) Tbp aktif 1
31 63 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
32 36 L (-)(-)(-) 1
33 63 P (-)(-)(-) Tbp aktif 2
34 33 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
35 57 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
36 38 L (-)(-)(+) Tbp aktif 1
37 27 P (-)(-)(-) Tbp lama aktif 2
49
39 72 P (-)(-)(-) Tbp aktif 2
40 79 P (-)(-)(-) Tbp aktif 2
41 75 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
42 52 L (+++)(+)(+) 2
43 65 P (-)(-)(-) 1
44 20 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
45 28 P (-)(-)(-) Tbp lama aktif 2
46 29 P (+)(+)(+) 2
47 24 P (-)(-)(-) 1
48 25 L (-)(+++)(+++) Tbp aktif 1
49 53 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
50 74 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
51 31 L (-)(-)(-) 1 merokok
52 54 L (-)(+)(+) 1
53 36 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
54 25 P (+)(-)(-) Tbp lama aktif 2
55 29 P (-)(-)(-)/ Y(+) Tbp aktif 1
56 49 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
57 31 P (-)(-)(-) 1
58 37 L (+++) Tbp aktif 1
59 49 P (-)(-)(-) Tbp lama aktif 2
60 25 P (-)(-)(-) Tbp aktif 2
61 60 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
62 45 P (+) Tbp aktif 2
63 22 P (-)(-)(-)/ Y(+) Tbp aktif 1
64 55 L (-)(-)(-) 1
65 25 P (+) 1
66 47 L (-)(-)(-) 1
67 51 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
68 67 L (-)(-)(-) 1 merokok
69 35 L (+++)(+++)(+++) Tbp aktif 1
70 70 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
71 63 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
72 21 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
73 41 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
74 34 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
75 30 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
76 38 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
77 34 P (-)(-)(-)/ Y(+) Tbp lama aktif 2 merokok
78 24 L (-)(-)(-)/ Y(+) 1
79 26 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
80 22 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
81 37 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
50
83 32 L (-)(-)(-) 1
84 75 L (++)(++)(-) Tbp aktif 1 merokok
85 56 P (-)(-)(-) 1
86 39 L (-)(-)(-) Tbp milier 1
87 55 L (-)(-)(-) Tbp lama aktif 2
88 68 L (-)(-)(+) Tbp aktif 1
89 66 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
90 44 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
91 27 L (++) Tbp aktif 1 merokok
92 67 P (++)(+++)(++) Tbp aktif 1
93 44 P (-)(-)(-) Tbp lama aktif 2
94 33 P (++)(+++) Tbp lama aktif 2
95 19 L (-)(+) Tbp lama aktif 2
96 32 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
97 48 P (-)(-)(-) Tbp lama aktif 2
98 32 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
99 51 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
100 38 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
101 71 P (-)(-)(-)/ Y(+) Tbp aktif 1
102 21 L (+)(+)(+) Tbp aktif 1
103 63 P (-)(-)(-) Tbp lama aktif 2
104 65 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
105 67 L (+)(+)(+)/ Y(+) Tbp aktif 1
106 40 L (+)(-)(-) Tbp aktif 2
107 29 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
108 55 P (-)(-)(-) / Y(+) Tbp lama aktif 2
109 36 P (-)(-)(-) Tbp lama aktif 2
110 72 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
111 25 P (-)(-)(-) Tbp lama aktif 1
112 42 P (-)(-)(-) Tbp lama aktif 2
113 25 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
114 23 L (++) Tbp aktif 2
115 65 P (-)(-)(-) Tbp lama aktif 2
116 22 P (+++)(+++)(+++) Tbp aktif 1
117 56 P (-)(-)(-)/ Y(+) 1
118 28 P (-)(-)(-) Tbp lama aktif 2
119 56 L (-)(-)(-)/ Y(+) Tbp lama aktif 1
120 23 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
121 47 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
122 59 P (-)(-)(-) Tbp aktif 1
123 21 L (++)(-)(-) Tbp aktif 1
124 39 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
125 47 L (-)(-)(-) Tbp aktif 1
51
DATA PASIEN RAWAT INAP TUBERKULOSIS PARU
PERIODE 1 JANUARI 2011- 31 DESEMBER 2011 DI RS HASAN SADIKIN BANDUNG
NO Umur JK Sputum BTA Rontgen KP Riwayat
1 16 L (+)(+)(+) TBP Aktif 1
2 18 P (+)(+)(+) TBP Aktif 2
3 71 P (-)(-)(-) TBP Aktif 2
4 40 P (-)(-)(-) TBP Aktif 2
5 40 P (+++)(-)(-) TBP Aktif 1
6 22 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
7 60 P (-)(-)(-) TBP Aktif 2
8 34 L (++)(+)(+) TBP Aktif 1
9 50 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
10 71 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
11 37 P (-)(-)(-) TBP Aktif 2
12 71 P (+)(+)(+) TBP Aktif 1
13 35 L (-)(-)(-) TBP Aktif 2
14 60 L (-)(-)(-) TBP Lama aktif 2
15 22 L (+++)(-)(-) 1
16 42 P (++)(+)(-) TBP Lama aktif 2
17 54 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
18 32 P (+)(+)(+) TBP Aktif 1
19 30 L (+++)(++) TBP Aktif 1
20 16 P (+)(+)(+) TBP Aktif 2
21 58 L (+)(-)(-) TBP Aktif 1
22 68 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
23 45 P (+)(+)(+) TBP Aktif 1
24 41 P (-)(-)(-) TBP Lama aktif 2
25 26 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
26 29 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
27 64 L (+)(+)(+) TBP Lama aktif 2 28 46 P (-)(-)(-)/ Y (+) TBP Aktif 1
29 59 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
30 22 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
31 15 L (+)(+)(+) TBP Aktif 1
32 79 L (+)(+)(+) TBP Lama aktif 1
33 30 L (+)(-)(-) 1
34 35 P (+++) TBP Aktif 2
35 42 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
36 26 L (+++) TBP Aktif 1
52
38 54 L (++)(+++)(++) 2 Merokok
39 64 P (+++) 1
40 68 L (+++)(++)(++) 1 Merokok
41 61 P (-)(-)(-)/ Y (+) 1
42 90 L (-)(-)(-) 1
43 68 P (+++)(+++) 1
44 42 P (+)(-)(-) TBP Aktif 2
45 23 P (-)(-)(-) 1
46 60 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
47 43 P (+)(-)(-)/ Y (+) 1
48 41 L (-)(-)(-) TBP Aktif 2
49 57 P (-)(-)(-) TBP Lama aktif 1
50 56 P (++) TBP Aktif 1
51 19 L (-)(-)(-) 1
52 49 L (+++) TBP Aktif 1
53 49 L (++)(+++) TBP Aktif 1
54 37 L (++) TBP Lama aktif 2
55 31 L (-)(-)(-) TBP Aktif 2
56 41 P (+++)(+++) TBP Aktif 1
57 46 P (-)(++)(+) 1
58 34 L (-)(-)(-) 2
59 43 P (-)(-)(-) TBP Aktif 2
60 25 P (-)(-)(-) 1
61 22 P (-)(-)(-) 1
62 18 L (+)(+++) 1
63 79 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
64 29 P (+++) 2
65 26 L (-)(-)(-) 1 Merokok
66 66 P (-)(-)(-) TBP Lama aktif 2
67 23 L (-)(-)(-) 2
68 42 L (+++) TBP Lama aktif 1
69 20 P (-)(-)(-) 1
70 49 L (-)(-)(-)/ Y (+) TBP Lama aktif 2
71 35 P (+++)(+)(+) TBP Aktif 1
72 63 L (+++) TBP Aktif 1
73 40 P (+++)(+++)(+++) TBP Lama aktif 2
74 30 L (+++) TBP Aktif 1
75 21 L (++)(+) TBP Aktif 1
76 49 L (-)(-)(-) TBP Aktif 2
77 20 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
78 62 P (++)(++)(-) TBP Aktif 1
79 42 L (-)(-)(-)/Y (+) TBP Aktif 2
80 65 P (+)(-)(-) TBP Aktif 1 Merokok
81 57 L (-)(-)(-) 1 Merokok
53
83 76 P (+++)(+++)(+++) TBP Aktif 1
84 44 L (+) 1
85 39 L (-)(-)(-)/ Y (+) TBP Lama aktif 2 Merokok 86 33 P (+++)(+++)(+++) TBP Aktif 1
87 29 P (+++)(+++)(+++) TBP Aktif 2
88 60 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
89 63 P (-)(-)(-)/ Y (+) 1
90 49 P (-)(+++)(-) 1
91 68 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
92 52 L (-)(-)(-)/ Y (+) TBP Aktif 1
93 34 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
94 51 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
95 39 P (+++) TBP Aktif 1
96 23 L (-)(-)(-)/ Y (+) TBP Aktif 1 97 18 L (++)(++)(++) TBP Lama aktif 2 98 53 P (++)(+++)(+++) TBP Aktif 2
99 21 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
100 50 P (-)(+)(+) TBP Aktif 1
101 53 L (++)(+)(+++) TBP Lama aktif 2
102 20 L (+)(+)(+) TBP Aktif 1
103 32 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
104 69 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
105 39 P (+++)(+)(+) 1
106 41 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
107 31 P (+++)(+++)(+++) TBP Aktif 1 108 52 P (+++)(+++)(+++) TBP Aktif 2
109 56 L (-)(-)(-)/ Y (+) 1
110 31 L (-)(-)(-) TBP Lama aktif 2 111 30 P (-)(-)(-)/Y (+) TBP Lama aktif 1 112 69 P (+++)(+++)(+++) TBP Aktif 2 113 52 L (+++)(+++)(+++) TBP Aktif 2
114 53 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
115 65 P (-)(-)(-) TBP Lama aktif 2
116 58 P (+)(+)(+) 1
117 51 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
118 29 L (-)(-)(-)/ Y (+) TBP Aktif 1 119 50 L (-)(-)(-) TBP Lama aktif 2
120 35 L (+)(++)(++) TBP Millier 1
121 28 P (-)(-)(-) TBP Lama aktif 2
122 53 L (-)(-)(-)/ Y (+) TBP Aktif 1 Merokok
123 61 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
124 50 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
54
128 16 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
129 67 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
130 33 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
131 42 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
132 40 L (++)(+++)(+++) TBP Lama aktif 2 133 27 P (-)(-)(-) TBP Lama aktif 2 134 26 L (-)(-)(-)/ Y (+) TBP Aktif 1
135 49 P (-)(-)(-)/ Y (+) TBP Lama aktif 2 Merokok
136 26 L (-)(+)(+++) TBP Aktif 1
137 40 P (-)(-)(-) TBP Lama aktif 2 138 38 L (-)(-)(-) TBP Lama aktif 2 139 45 L (-)(-)(-) TBP Lama aktif 2 140 38 L (-)(-)(-)/ Y (+) TBP Aktif 2
141 41 L (-)(-)(-) TBP Aktif 2
142 38 L (-)(-)(-) TBP Lama aktif 2
143 52 P (-)(-)(-) 2
144 47 L (-)(-)(-)/ Y (+) 2
145 34 P (-)(-)(-) 1
146 39 L (-)(-)(-) TBP Lama aktif 2
147 28 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
148 44 P (++)(+++)(++) TBP Aktif 2
149 37 L (+++)(+)(+) TBP Aktif 1
150 70 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
151 42 P (-)(-)(-) TBP Aktif 1
152 50 L (-)(-)(-) TBP Aktif 2
153 38 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
154 31 L (-)(-)(-) TBP Aktif 2
155 36 L (-)(-)(-) TBP Lama aktif 2
156 60 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
157 37 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
158 76 L (-)(-)(-) TBP Aktif 1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
WHO dalam Global Report 2009, melaporkan bahwa insidensi tuberkulosis di
Indonesia pada tahun 2008 menduduki peringkat 5 dunia terbanyak setelah India,
China, Afrika Selatan, dan Nigeria. Peringkat ini turun dibandingkan tahun 2007
yang menempatkan Indonesia pada posisi ke-3 kasus tuberkulosis terbanyak setelah
India dan China (WHO, 2010).
Setiap penderita tuberkulosis paru aktif akan menularkan basil tuberkulosis
kepada 10 hingga 15 orang per tahun. Individu yang terinfeksi basil tuberkulosis
tidak selalu menjadi sakit. Basil tuberkulosis yang dilindungi oleh lapisan lilin
tebal, dapat dormant selama bertahun-tahun. Ketika sistem kekebalan tubuh
seseorang melemah, kemungkinan menjadi sakit lebih besar (WHO, 2010).
Tiga faktor yang menyebabkan tingginya kasus tuberkulosis di Indonesia, yaitu
waktu pengobatan tuberkulosis yang relatif lama (6-8 bulan) menjadi penyebab
penderita tuberkulosis sulit sembuh karena pasien berhenti berobat (drop out)
setelah merasa sehat meski proses pengobatan belum selesai. Selain itu, masalah
tuberkulosis diperberat dengan adanya peningkatan infeksi HIV/AIDS yang
berkembang cepat dan munculnya permasalahan TB-MDR (Multi Drugs Resistant).
Kita menyadari tuberkulosis tidak bisa diberantas oleh Pemerintah atau jajaran
kesehatan saja, tetapi harus melibatkan dan bermitra dengan banyak sektor
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011).
Penyakit tuberkulosis juga berkaitan dengan economic lost yaitu kehilangan
pendapatan rumah tangga. Menurut WHO, seseorang yang menderita tuberkulosis
diperkirakan akan kehilangan pendapatan rumah tangganya sekitar 3-4 bulan.
Bila meninggal akan kehilangan pendapatan rumah tangganya sekitar 15 tahun
2
Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terdapat 528.000 kasus tuberkulosis baru
dengan kematian sekitar 91.000 orang. Angka prevalensi tuberkulosis di Indonesia
pada tahun 2009 adalah 100 per 100.000 penduduk dan tuberkulosis terjadi pada
lebih dari 70% usia produktif. Tuberkulosis paru merupakan penyebab kematian
utama ketiga setelah penyakit jantung dan saluran pernafasan (Dinas Kesehatan
Kabupaten Bandung, 2010).
Penemuan kasus tuberkulosis paru di Kota Bandung tahun 2007 secara klinis
adalah sebesar 1.194 kasus, dengan BTA (+) sebesar 973 kasus. Jumlah ini
menurun tajam dibandingkan tahun 2006 sebanyak 1.098 kasus dengan BTA (+).
Jumlah penderita sembuh pada tahun 2007 sebesar 858 orang atau 87 %. Angka ini
belum memenuhi target SPM (Standar Pelayanan Minimal) Kota Bandung sebesar
90% pada tahun 2007 (Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, 2008).
Tuberkulosis dan kebiasaan merokok merupakan masalah dunia, keduanya
merupakan agenda penting WHO saat ini. Studi epidemiologi terakhir di Afrika
Selatan didapatkan 50% kematian akibat tuberkulosis paru yang berhubungan
dengan kebiasaan merokok. Dalam penelitian tersebut 76% dari 2.401 orang yang
mendapatkan hasil tes tuberkulin positif, 55% diantaranya adalah perokok aktif
(Boon, 2005).
Penelitian di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2010
menunjukkan terdapat penurunan kasus tuberkulosis paru sebesar 58 kasus (23,1%)
pada tahun 2010, yang dimana didapatkan sebanyak 251 kasus (56,5%) pada tahun
3
1.2 Identifikasi Masalah
1.
Bagaimana gambaran pasien tuberkulosis paru berdasarkan distribusi
penyebaran per tahun.
2.
Bagaimana gambaran pasien tuberkulosis paru berdasarkan usia dan jenis
kelamin.
3.
Bagaimana gambaran pasien tuberkulosis paru berdasarkan faktor kebiasaan
merokok.
4.
Bagaimana gambaran pasien tuberkulosis paru berdasarkan hasil
pemeriksaan BTA sputum
5.
Bagaimana gambaran pasien tuberkulosis paru berdasarkan kategori
pengobatan.
1.3
Tujuan Penelitian
Ingin mengetahui bagaimana gambaran pasien tuberkulosis paru berdasarkan
distribusi penyebaran per tahun, usia dan jenis kelamin, faktor kebiasaan merokok,
hasil pemeriksaan BTA sputum, dan kategori pengobatan di RS Hasan Sadikin
Bandung periode 1 Januari 2010-31 Desember 2011.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademik
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan pengetahuan tentang kejadian
tuberkulosis paru dan memberikan gambaran serta informasi bagi penelitian
selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan
mengenai tuberkulosis paru kepada masyarakat dan instansi terkait, guna
meningkatkan mutu pelayanan penderita tuberkulosis paru demi terwujudnya
4
1.5
Landasan Teoritis
Tuberkulosis paru mengenai lebih dari 70% usia produktif, terutama kelompok
laki-laki (Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, 2010). Tiga faktor yang
menyebabkan tingginya kasus tuberkulosis di Indonesia, yaitu waktu pengobatan
tuberkulosis yang relatif lama (6
–
8 bulan) menjadi penyebab penderita
tuberkulosis sulit sembuh karena pasien berhenti berobat (drop out) setelah merasa
sehat meski proses pengobatan belum selesai. Masalah tuberkulosis juga diperberat
dengan adanya peningkatan infeksi HIV/AIDS yang berkembang cepat dan
munculnya permasalahan TB-MDR (Multi Drugs Resistant) (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Penemuan kasus tuberkulosis paru di Kota
Bandung tahun 2007 secara klinis adalah sebesar 1.194 kasus, dengan BTA +
sebesar 973 kasus (Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, 2008). Tuberkulosis dan
kebiasaan merokok merupakan masalah besar dunia dan keduanya merupakan
agenda penting WHO dewasa ini. Studi epidemiologi terbaru di Afrika Selatan
didapatkan 50% kematian akibat infeksi tuberkulosis paru berhubungan dengan
merokok. Dalam penelitian tersebut 76% dari 2.401 orang yang mendapatkan hasil
tes tuberkulin positif, 55% perokok aktif (Boon, 2005).
1.6
Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan data retrospektif
berupa rekam medik pasien rawat inap yang dilakukan di Rumah Sakit Hasan
Sadikin Bandung periode 1 Januari 2010-31 Desember 2011.
1.7
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Bagian Rekam Medik Rumah Sakit Hasan Sadikin
Bandung dan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha pada Desember
42
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Simpulan penelitian pada pasien rawat inap tuberkulosis paru di Rumah Sakit
Hasan Sadikin Bandung periode 1 Januari 2010 s/d 31 Desember 2011 didapatkan
285 pasien dengan :
1.
Peningkatan kasus sebesar 26,2% dari tahun 2010 hingga 2011.
2.
Terdapat perubahan golongan usia dari golongan usia 20-29 tahun
pada pria dan wanita pada tahun 2010 menjadi golongan usia 30-39
tahun pada pria, dan 40
–
49 tahun pada wanita pada tahun 2011 dan
sebagian besar terjadi pada pria dengan jumlah sebesar 50,2%.
3.
Sebanyak 95,1% tidak mempunyai kebiasaan merokok.
4.
Sebagian besar pasien dengan BTA (-) sebesar 69,1%.
5.
Sebagian besar mendapatkan pengobatan dengan kategori satu sebesar
68,8%.
5.2 Saran
1.
Perlunya diadakan penyuluhan kepada masyarakat agar mereka dapat
lebih mengerti mengenai penyakit tuberkulosis termasuk dengan
gejala-gejala dan cara penularannya, sehingga dapat meningkatkan
angka penemuan kasus dan pentingnya kepatuhan dalam pengobatan
untuk menghindari kegagalan dalam pengobatan.
2.
Meningkatkan kewaspadaan dokter dan tenaga kesehatan yang berada
di lapangan terhadap penemuan kasus tuberkulosis paru terutama
43
3.
Diperlukan adanya penelitian lebih lanjut mengenai angka kejadian
tuberkulosis untuk membantu dalam menilai usaha yang telah
44
DAFTAR PUSTAKA
Aditama T.Y. 2002. Tuberculosis: Diagnosis, Terapi, & Masalahnya. Edisi 4.
Jakarta: Yayasan Penerbit Ikatan Dokter Indonesia.
Aru W.Sudoyo., Bambang Soetiyohadi., Idrus Alwi., Marcellus Simadibrata K.,
Siti Setiati. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Tuberkulosis paru.
Edisi 5. Jakarta: InternaPublishing. p. 2230-9.
Boon S.D., Lill S.W., Vener S. 2005. Association between smoking and
tuberculosis infection: a population survey in a high tuberculosis incidence
area. Thorax, 60: 555-7.
Daniel S.Wibowo, Widjaja Paryana. 2009. Anatomi Tubuh Manusia. Edisi 1.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Depkes
RI.
2008.
Lembar
fakta
tuberkulosis.
http://www.tbindonesia.or.id/pdf/Lembar_fakta_TB.pdf. ,16 Januari 2012.
. 2008. Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis. Cetakan ke-2.
Jakarta: Depatemen Kesehatan RI. p. 3-37.
. 2010. Pedoman penyakit tuberkulosis dan penanggulangannya. Cetakan
ke-8. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. p.13-57.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung. 2008. Profil kesehatan kota bandung.
http://www.depkes.go.id/downloads/profil/profil_kesehatan_kota_bandung
.pdf., 15 Februari 2012.
.
2010.
Profil
kesehatan
kota
bandung.
http://www.depkes.go.id/downloads/profil/profil_kesehatan_kota_bandung
.pdf.,15 Februari 2012.
Drake R.L., Wayne V., Mitchell A.W.M. 2005.
Gray’s anatomy for student
.
Philadelphia: Churchill Livingstone.
Gustafon P., et all. 2004. Tuberculosis in Bissau: incidence and risk factor in an
urban community in sub-Saharan Africa. International Journal of
Epidemiology, 33(1): 24-28.
45
Jawetz, Melnick,
Adelberg’s. 2007.
Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 24.
Surabaya: Salemba Medika.
Johanis Edward. 2011. Angka Kejadian Pasien Rawat Inap Tuberkulosis Paru di
Rumah Sakit Hasan Sadikin Periode 2009-2010. Skripsi. Bandung.
Kementrian
Kesehatan
RI.
2011.
TBC
masalah
kesehatan
dunia.
www.bppsdmk.depkes.go.id/index.php . 16 Februari 2012.
Kenneth Todar. 2011. Mycobacterium tuberculosis and Tuberculosis.
http://textbookofbacteriology.net/tuberculosis.html. ,17 Januari 2012.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2006. Tuberkulosis. Pedoman Diagnosis
dan Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: PDPI.
Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia. 2010. Rokok dan TBC.
www.ppti.info/index.php/component/content/article/46/arsip-ppti/144-rokokdantbc. 16 Februari 2012.
Profil penderita tuberkulosis paru di RSUP Haji Adam Malik Medan.
www.scribd.com/.../51290910-profil-penderita. 22 Februari 2012.
Rao P.V. 2009. TB and Diabetes, Joint Effort tu Eradicate Tuberculosis.
http://www.ourjeet.com/index2.asp. 10 Maret 2012.
Rasmin, dkk. 2006. Profil Penderita TuberkulosisParu di RS Persahabatan
Januari-Juli 2005. Jurnal Respirologi Indonesia, 27 (1): 402-408.
Tbc Indonesia. 2011.Penyakit TBC. http://tbindonesia.or.id/tbc/penyakit_tbc.htm.,
19 Januari 2012.
WHO. 2010. Tuberculosis. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs104/en.,
15 Februari 2012.