• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Tingkat Penghasilan dan Pengetahuan Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak PPh 21 Orang Pribadi (Studi Kasus Pada Profesi Pengacara yang Tergabung dalam Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Advokat Indonesia Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Tingkat Penghasilan dan Pengetahuan Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak PPh 21 Orang Pribadi (Studi Kasus Pada Profesi Pengacara yang Tergabung dalam Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Advokat Indonesia Bandung)."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

Tax compliance in society depends on the understanding and knowledge of the people to taxation. Tax compliance can be encouraged by the level income of each taxpayer, because the level of a person's income and ability to meet the needs of the economy can affect the awareness and compliance of tax obligations. This study aimed to determine the effect of income and the level of knowledge taxpayers on tax compliance 21 of the Personal Income Tax.This study used a survey questionnaire to the taxpayers who are members of professional attorneys Branch Board Indonesian Bar Association Bandung obtained by convenience sampling method. Statistical analysis used was multiple regression analysis using SPSS 17.0. The test results showed that the level of income and knowledge Taxpayer have an effect on tax compliance 21 of the Personal Income Tax. The effect of income level and knowledge taxpayer to tax compliance 21 of the Personal Income Tax amounted to 44.1% while the remaining 55.9% is influenced by other factors.

(2)

ABSTRAK

Kepatuhan dalam melunasi kewajiban perpajakan dalam masyarakat bergantung pada pemahaman dan pengetahuan dari masyarakat terhadap perpajakan. Kepatuhan ini dapat didorong berdasarkan tingkat penghasilan dari masing-masing Wajib Pajak, karena tingkat penghasilan seseorang dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan ekonominya dapat berpengaruh terhadap kesadaran dan kepatuhan akan kewajibannya perpajakannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat penghasilan dan pengetahuan Wajib Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak PPh 21 Orang Pribadi. Penelitian ini menggunakan survey kuesioner terhadap Wajib Pajak profesi pengacara yang tergabung dalam Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Advokat Indonesia Bandung yang diperoleh dengan metode convenience sampling. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan SPSS 17.0. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat penghasilan dan pengetahuan Wajib Pajak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak PPh 21 Orang Pribadi. Pengaruh tingkat penghasilan dan pengetahuan Wajib Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak PPh 21 Orang Pribadi adalah sebesar 44,1% sedangkan sisanya sebesar 55,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 8

(4)

2.1.1 Pengertian Pajak ... 8

2.1.2 Fungsi Pajak ... 9

2.1.3 Sistem Pemungutan Pajak ... 10

2.1.4 Asas-Asas Pemungutan Pajak ... 11

2.1.5 Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak... 12

2.2 Wajib Pajak ... 14

2.2.1 Pengertian Wajib Pajak ... 14

2.2.2 Hak dan Kewajiban Wajib Pajak ... 15

2.2.3 Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas . 17 2.3 Penghasilan ... 17

2.3.1 Pengertian Penghasilan ... 17

2.3.2 Sumber-Sumber Penghasilan ... 17

2.3.3 Realisasi Penghasilan ... 18

2.3.4 Tingkat Penghasilan ... 19

2.4 Pajak Penghasilan Pasal 21 ... 20

2.4.1 Definisi Pajak Penghasilan Pasal 21 ... 20

2.4.2 Ketentuan Umum Pajak Penghasilan Pasal 21 ... 21

2.4.3 Subjek Pajak PPh Pasal 21 ... 21

2.4.4 Objek Pajak PPh Pasal 21 ... 23

2.5 Kepatuhan Wajib Pajak ... 25

2.5.1 Definisi Kepatuhan Wajib Pajak ... 25

2.5.2 Jenis Kepatuhan ... 26

2.5.3 Kriteria Wajib Pajak yang Patuh ... 27

2.6 Penelitian Terdahulu ... 30

(5)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 37

3.1 Objek Penelitian ... 37

3.1.1 Sejarah Singkat... 38

3.1.2 Struktur Organisasi... 39

3.2 Teknik Penentuan Populasi dan Sampel ... 40

3.2.1 Populasi ... 40

3.2.2 Sampel ... 40

3.3 Pengukuran Variabel dan Definisi Operasional ... 42

3.3.1 Tingkat Penghasilan Wajib Pajak ... 42

3.3.2 PengetahuanWajib Pajak ... 43

3.3.3 Kepatuhan Wajib Pajak ... 44

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.4.1 Jenis Data ... 47

3.4.2 Metode Pengumpulan Data ... 47

3.5 Teknik Pengujian Data ... 48

3.5.1 Uji Validitas ... 48

3.5.2 Uji Reliabilitas ... 48

3.5.3 Uji Asumsi Klasik ... 49

3.5.3.1 Uji Normalitas ... 49

3.5.3.2 Uji Multikolinearitas ... 49

3.5.3.3 Uji Heteroskedisitas ... 49

(6)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 52

4.1.1 Deskripsi Kuesioner ... 52

4.1.2 Identifikasi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

4.1.3 Identifikasi Berdasarkan Usia ... 53

4.1.4 Identifikasi Berdasarkan Tingkat Penghasilan ... 54

4.1.5 Identifikasi Berdasarkan Lama Bekerja ... 55

4.2 Analisis Deskriptif ... 55

4.2.1 Analisis Deskriptif Variabel Tingkat Pengkasilan Wajib Pajak ... 55

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel Pengetahuan Wajib Pajak... 57

4.2.3 Analisis Deskriptif Variabel Kepatuhan Wajib Pajak ... 59

4.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 61

4.3.1 Uji Validitas ... 61

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 64

4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik... 65

4.4.1 Uji Normalitas ... 65

4.4.2 Uji Multikolinearitas ... 65

4.4.3 Uji Heteroskedisitas ... 67

4.5 Analisis Regresi Berganda ... 68

4.5.1 Pengujian Model Regresi Secara Simultan ... 68

4.5.2 Uji Koefisien Determinasi... 69

(7)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 73

5.1 Simpulan ... 73

5.2 Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76

LAMPIRAN ... 78

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 33 Gambar 2.2 Pengembangan Hipotesis ... 36 Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 30

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 45

Tabel 4.1 Hasil Penyebaran Kuesioner ... 52

Tabel 4.2 Identifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

Tabel 4.3 Identifikasi Responden Berdasarkan Usia ... 54

Tabel 4.4 Identifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan ... 54

Tabel 4.5 Identifikasi Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 55

Tabel 4.6 Analisis Deskriptif Variabel Tingkat Penghasilan Wajib Pajak ... 56

Tabel 4.7 Analisis Deskriptif Variabel Pengetahuan Wajib Pajak ... 57

Tabel 4.8 Analisis Deskriptif Variabel Kepatuhan Wajib Pajak... 59

Tabel 4.9 Uji Validitas Variabel Tingkat Penghasilan... 62

Tabel 4.10 Uji Validitas Variabel Pengetahuan Wajib Pajak ... 62

Tabel 4.11 Uji Validitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak ... 63

Tabel 4.12 Uji Reliabilitas ... 64

Tabel 4.13 Uji Normalitas ... 65

Tabel 4.14 Uji Multikolonieritas ... 66

Tabel 4.15 Uji Heteroskedisitas ... 68

Tabel 4.16 Uji Regresi Berganda ... 69

Tabel 4.17 Uji Koefisien Determinasi ... 69

Tabel 4.18 Besar Pengaruh Secara Parsial ... 70

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Kuesioner ... 78

Lampiran B Uji Validitas ... 81

Lampiran C Uji Reliabilitas ... 84

Lampiran D Uji Asumsi Klasik... 85

Lampiran E Uji Regresi Berganda ... 87

Lampiran F Uji Parsial ... 88

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pembangunan bangsa seperti halnya infrastruktur dan fasilitas-fasilitas publik adalah kegiatan yang rutin dilakukan dan saling berkesinambungan. Tujuan ini bisa tercapai dengan meningkatnya kesejahteraan rakyat. Hal ini dapat terwujud dengan adanya pembiayaan pembangunan. Salah satu dana untuk pembiayaan tersebut yang terbesar bersumber dari pajak. Pajak adalah sumber dana yang berasal dari dalam negeri yang mampu mewujudkan kemandirian suatu bangsa dan negara dalam pembiayaan pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama.

Pajak merupakan penyumbang penerimaan terbesar bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Karena sektor pajak merupakan sektor yang paling mudah dalam pemungutannya dikarenakan pemungutan pajak di dukung oleh Undang-Undang Perpajakan yang berlaku. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2009).

(12)

Bab I. Pendahuluan 2

setiap masyarakat berhak mendapatkan perlindungan dan pelayanan umum sebagai kewajiban pemerintah terhadap rakyatnya.

Dalam membiayai pembangunan salah satu upaya pemerintah adalah menyerap dari sektor pajak, meskipun tidak kalah pentingnya pemasukan dari berbagai sektor pendapatan yang lain. Terlebih, potensi pajak di Indonesia memiliki peluang yang sangat besar. Maka dari itu Direktorat Jenderal Pajak bertugas untuk meningkatkan penerimaan pajak. Berbagai upaya dilakukan Direktorat Jenderal Pajak agar penerimaan pajak maksimal, hal tersebut dilakukan dengan cara perluasan subjek dan objek pajak dengan menjaring Wajib Pajak baru. Usaha memaksimalkan penerimaan pajak tidak hanya mengandalkan peran dari Dirjen Pajak maupun petugas pajak tetapi dibutuhkan juga peran aktif para Wajib Pajak.

Oleh karena itu, pungutan disederhanakan dan kepercayaan diberikan kepada Wajib Pajak mulai dari mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan besarnya pajak terutangnya atau disebut sebagai Self Assessment System. Dengan adanya sistem ini diharapkan jumlah Wajib Pajak

bertambah serta membayar dan melaporkan kewajiban perpajakannya secara jujur sehingga jumlah pajak yang masuk ke dalam kas negara semakin bertambah agar pembangunan nasional dapat berjalan lancar.

(13)

Bab I. Pendahuluan 3

penghasilan dari masing-masing Wajib Pajak, karena tingkat penghasilan seseorang dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan ekonominya dapat berpengaruh terhadap kesadaran dan kepatuhan akan kewajibannya perpajakannya.

Kebanyakan masyarakat berpikir untuk memenuhi kebutuhan ekonomis mereka sebelum membayar kewajiban pajak. Jadi, berdasarkan hal tersebut tingkat penghasilan seseorang mencerminkan kesadaran dan kepatuhan yang tinggi terhadap kewajibannya dalam membayar pajak. Wajib Pajak yang mengerti, paham, dan sadar mengenai pajak akan senantiasa membayar pajak tepat pada waktunya sesuai dengan aturan yang berlaku.

Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar kewajiban perpajakannya merupakan hal penting dalam pemungutan pajak. Penyebab kurangnya pengetahuan dan keinginan masyarakat terhadap pemenuhan kewajiban perpajakannya antara lain asas perpajakan yaitu hasil pemungutan pajak tersebut tidak secara langsung dinikmati oleh para Wajib Pajak. Perlu disadari bahwa fasilitas umum seperti jalan raya, pembangunan sekolah-sekolah negeri, dan fasilitas umum lainnya adalah hasil dari pembayaran pajak. Namun, masyarakat sendiri pada kenyataannya tidak suka membayar pajak karena mereka tidak tahu wujud nyata imbalan dari uang yang mereka keluarkan untuk membayar pajak.

(14)

Bab I. Pendahuluan 4

cukupnya pengetahuan yang dimiliki masyarakat tentang perpajakan baik dari pihak Wajib Pajak dan juga petugas pajak.

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya berkaitan dengan pengaruh tingkat penghasilan dan pengetahuan Wajib Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak antara lain:

1. Penelitian oleh Faizal (2009) tentang “Pengaruh Tingkat Penghasilan Terhadap Kesadaran dan Kepatuhan Membayar Pajak Bumi dan Bangunan

(PBB) Pada Kelurahan Krukut Kota Depok”. Penelitian tersebut

menyimpulkan bahwa pengaruh tingkat penghasilan terhadap kesadaran dan kepatuhan membayar PBB di Kelurahan Krukut Kota Depok tidak signifikan. 2. Penelitian oleh Nursalim (2011) tentang “Pengaruh Pemahaman Tentang Peraturan Pajak dan Efektifitas Sistem Perpajakan Terhadap Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas Pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah”. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pemahaman peraturan pajak dan efektifitas sistem perpajakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemauan membayar pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.

3. Penelitian oleh Ghoni (2012) tentang “Pengaruh Motivasi dan Pengetahuan

Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Daerah”. Penelitian tersebut

(15)

Bab I. Pendahuluan 5

4. Penelitian oleh Widayati dan Nurlis (2010) tentang “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas (Studi Kasus pada KPP Pratama Gambir

Tiga)”. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa faktor kesadaran membayar

pajak dan persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap kemauan Wajib Pajak untuk membayar pajak. Sedangkan faktor pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan pajak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemauan Wajib Pajak untuk membayar pajak.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini mencoba menguji pengaruh tingkat penghasilan Wajib Pajak dan pengetahuan Wajib Pajak terhadap kepatuhan dalam membayar pajak. Oleh karena itu, peneliti ingin mencoba melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Tingkat Penghasilan dan Pengetahuan Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak PPh 21 Orang Pribadi (Studi Kasus pada

Profesi Pengacara yang tergabung dalam Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi

Advokat Indonesia Bandung)”.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun pokok masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah tingkat penghasilan Wajib Pajak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak PPh 21 Orang Pribadi.

(16)

Bab I. Pendahuluan 6

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang dirumuskan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat penghasilan Wajib Pajak terhadap

kepatuhan Wajib Pajak PPh 21 Orang Pribadi.

2. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan Wajib Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak PPh 21 Orang Pribadi.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain:

1. Bagi Peneliti

Sebagai aplikasi dari ilmu yang telah diperoleh dan menambah wawasan juga informasi mengenai pengaruh dari tingkat penghasilan Wajib Pajak dan pengetahuan Wajib Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak PPh 21 Orang Pribadi.

2. Bagi Wajib Pajak

(17)

Bab I. Pendahuluan 7

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

(18)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh Tingkat Penghasilan dan Pengetahuan Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada profesi pengacara yang tergabung dalam Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Advokat Indonesia Bandung, maka diperoleh kesimpulan berdasarkan analisis statistik dan pembahasan yang diuraikan sebagai berikut:

1. Menurut hasil pengujian berdasarkan uji statistik analisis regresi berganda mengenai variabel Tingkat Penghasilan Wajib Pajak, menunjukkan bahwa H0 ditolak yang berarti bahwa terdapat pengaruh antara Tingkat Penghasilan Wajib Pajak dengan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Secara parsial, besarnya pengaruh Tingkat Penghasilan Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi adalah sebesar 42,25%.

2. Menurut hasil pengujian statistik mengenai variabel Pengetahuan Wajib Pajak, menunjukkan bahwa H0 ditolak yang berarti bahwa terdapat pengaruh antara Pengetahuan Wajib Pajak dengan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Secara parsial, besarnya pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi adalah sebesar 7,56%.

(19)

Bab V. Simpulan dan Saran 74

Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi adalah sebesar 44,1% sedangkan sisanya sebesar 55,9% dipengaruhi oleh faktor lain.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi Wajib Pajak maupun pihak-pihak yang berkaitan, yaitu:

1. Untuk peneliti agar dapat meneliti dengan menggunakan faktor-faktor lain yang mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

2. Memperluas lingkungan yang akan di teliti, yaitu tidak hanya terpaku pada pekerja bebas profesi pengacara di salah satu asosiasi saja, melainkan secara keseluruhan karena masih banyaknya pengacara yang tergabung dalam asosiasi lainnya. Hal ini bertujuan agar objek penelitian lebih luas dan tingkat kepatuhan perpajakan bagi profesi pengacara dapat diketahui secara keseluruhan.

3. Dilihat dari hasil penelitian, agar asosiasi pengacara membantu setiap anggotanya untuk memperoleh pengetahuan mengenai perpajakan agar kepatuhan perpajakan bagi profesi pengacara dapat meningkat.

(20)

Bab V. Simpulan dan Saran 75

5. Profesi pengacara turut serta dalam sosialisasi perpajakan baik kepada masyarakat maupun sesama profesi pengacara di bidang perpajakan yang berkaitan dengan hukum agar meningkatkan kepatuhan perpajakan.

6. Profesi pengacara dapat menganggarkan penghasilannya untuk membayar kewajiban perpajakan agar tingkat kepatuhan di kalangan profesi pengacara dapat terus meningkat.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Carolina, V. dan T. H. Simanjuntak. 2011. Pengaruh Tax Knowledge dan Persepsi Tax Fairness terhadapTax Compliance Wajib Pajak Badan yang Terdaftar di KPP Madya Bandung. Prosiding Seminar Nasional “Problematika Hukum dalam Implementasi Bisnis dan Investasi (Perspektif Multidisipliner)”. Cooper, Pamela S. 2006. Metode Riset Bisnis. PT Media Global Edukasi, Jakarta. Faizal, Dyan. 2009. Pengaruh Tingkat Penghasilan Terhadap Kesadaran dan

Kepatuhan Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pada Kelurahan Krukut Kota Depok. Skripsi Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta.

Ghoni, Husen Abdul. 2012. Pengaruh Motivasi dan Pengetahuan Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Daerah. Skripsi Universitas Negeri Surabaya, Surabaya.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Mutivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang

Gujarati, Damodar. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika. Erlangga, Jakarta.

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 235/Kmk.03/2003 tentang Kriteria Wajib Pajak Yang Dapat Diberikan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak.

Mardiasmo. 2009. Perpajakan. Andi Offset. Yogyakarta.

Massofa. 2008. Pengertian Administrasi Perpajakan, Kepatuhan dan Pajak Internasional. Diakses dari http://massofa.wordpress.com/2008/02/05/ pengertian-administrasi-perpajakan-kepatuhan-dan-pajak-internasioanal/ pada tanggal 7 April 2013.

Nursalim, Wahid. 2011. Pengaruh Pemahaman Tentang Peraturan Pajak dan Efektifitas Sistem Perpajakan Terhadap Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas Pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah. Skripsi Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta.

Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 162/PMK.011/2012 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak.

(22)

Resmi, Siti. 2009. Perpajakan, Teori dan Kasus. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Santoso, Singgih. 2010. Pelatihan SPSS Statistika Parametrik. Penerbit Elex Media

Komputindo, Jakarta.

Santoso, Wahyu. 2008. Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Keuangan Publik.

Soemarso, S.R. 2007. Perpajakan : Pendekatan Komprehensif. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta, Bandung. Suliyanto. 2007. Metode Riset Bisnis. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Sunjoyo, Setiawan, R., Carolina, V., Magdalena, N., dan Kurniawan, A. 2013. Aplikasi SPSS untuk Smart Riset. Penerbit Alfabeta, Bandung.

Supadmi, Ni Luh. 2009. Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kualitas Pelayanan, Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol.4 No. 2.

Umar, Husein. 2003. Metode Penelitian Untuk Sripsi dan Tesis Bisnis. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan. Waluyo. 2010. Perpajakan Indonesia. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Widayati dan Nurlis. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas (Studi Kasus pada KPP Pratama Gambir Tiga). Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.

Referensi

Dokumen terkait

Cara peningkatan tersebut adalah dengan program fast track (sarjana + magister Terpadu) yang dapat diselesaikan dalam waktu 5 tahun.. Manfaat dari program fast track

Sasaran adalah kelompok ternak sapi di beberapa kecamatan di kabupaten Karangasem Bali. Sebelum dilakukan penentuan kelompok ternak sapi dilakukan penentuan

Dalam hal menganalisis unsur psikologis tokoh Arthur Larry White dalam novel “Dr. White” Karya Adipati Sabrang El-Faruq. Tokoh Arthur Larry White dalam novel ini

biaya rata-rata paling rendah (tidak efesien), berbeda dengan pasar persaingan sempurna. Praktik monopoli menentukan jual sepihak, menghambat perbaikan teknologi,

Dapatan kajian mendapati mesin pemotong rumput kawalan jauh ini lebih memudahkan pengendali mesin(pekerja), mesin rumput kawalan jauh ini membantu untuk mengurangkan bunyi

32. Jika pesawat terbang di ketinggian 2000 meter terpasang kamera dengan panjang jarak fokus 20 cm maka foto – foto yang berhasil dibuat akan memiliki skala ... Data

Pembelajaran pada hakekatnya terdapat dua proses yang saling keterkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain yaitu proses belajar dan proses mengajar. Proses

Jika benda yang akan digambar diletakkan di kwadran pertama, dan diproyeksikan pada bidang-bidang proyeksi, maka cara proyeksi ini disebut “Proyeksi kwadran pertama“ atau