• Tidak ada hasil yang ditemukan

Toksoplasmosis Kongenital (Studi Pustaka).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Toksoplasmosis Kongenital (Studi Pustaka)."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Salah satu penyakit kelainan kongenital neonatus yang sangat berat adalah toksoplasmosis kongenital yang penularannya terjadi transplacental dari ibu ke fetus. Penularan dari Toxoplasma pada ibu terjadi karena konsumsi produk hewani yang setengah matang/mentah atau ingesti ookista dari tinja kucing ke dalam makanan yang sering terjadi pada konsumsi sayur/buah-buahan mentah terutama yang tidak dicuci. Konsumsi sayur/buah-buahan mentah ini banyak terdapat di Indonesia. Makalah ini bertujuan untuk mengupas masalah-masalah yang berkaitan dengannya, yaitu faktor-faktor yang berperan, ciri-ciri bayi, apakah dapat disembuhkan, dan tindakan pencegahan:

Faktor-faktor yang berperan dalam timbulnya toksoplasmosis kongenital, antara lain : suka memakan daging yang masih mentah atau setengah matang, tidak mencuci sayuran dan buah-buahan sebelum dimakan atau berhubungan erat dengan kucing. Bayi yang menderita toksoplasmosis kongenital dapat memberikan gejala berupa chorioretinitis, kalsifikasi pada otak, hidrosefalus, makrosefali, mikrosefali, anemia dan limfadenopati. Selain itu dapat timbul gejala yang lebih lanjut berupa konvulsi, retardasi mental, berbagai manifestasi gangguan saraf, kehilangan pengiihatan, dan kehilangan pendengaran. Bayi yang terinfeksi toksoplasmosis tidak dapat disembuhkan, yang dapat dilakukan hanya mencegah agar kerusakan tidak timbul .lebih lanjut. Tindakan pencegahan yang awal dapat memperbaiki mutu kesehatan bagi para ibu hamil maupun anak yang dikandungnya. Tindakan yang dapat diambil antara lain : makan daging yang matang, mencegah kontak dengan feses kucing, dan mencuci sayuran dan buah-buahan sebelum dimakan.

Agar angka kejadian toksoplasmosis tidak semakin meningkat dapat dilakukan penyuluhan bagi para ibu hamil dan penelitian mencari obat-obatan yang aman dan efektif untuk dikonsumsi ibu hamil yang terinfeksi toksoplasmosis.

(2)

ABSTRACT

Congenital toxoplasmosis is one of the most heaviest neonatal diseases which take the transplacental transmision from mother to fetus. Transmision of toxoplasmosis in pregnant women might happen by consuming raw or half done meat or by ingestion of oocyst from cats faeces into food usually can be found in fruits or vegetables which are not cleaned well. In Indonesia consumingfruits and vegetables without cleaning them first is very common. This paper would like to present the problems connected with toxoplasmosis infection, such as factors

which are important in infection. the sign and symptom of babies who are infected, how the disease can be cured, and how to prevent the infection of toxoplasmosis.

Thefactors which affect the congenital toxoplasmosis, such as eating raw meat or half done meat, not cleaning vegetables and fruits before eaten, and linked with a cat as well. Baby with congenital toxoplasmosis may give several symptoms, such as chorioretinitis, cerebral calcification, hydrocephalus, macrocephaly, microcephaly, anemia, and lymphadenopaty. Besides those symptoms, other signs and symptoms may also occur, e.g. mental retardation, convulsion, various nervous system manifestations, loss of vision, and hearing. Babies who are infected by toxoplasmosis will not be able to be cured, the only thing to do is to prevent clinical signs and symptoms to grow to any further damage. An early prevention might be able to promote health quality to the pregnant women and their fetuses, e.g. eating well cooked meat, prevent any

contact with cat faeces, and eating cleaned vegetables and fruits.

To overcome incidence of toxoplasmosis, it is important to provide and give much information to the pregnant women, and also it is important to observe the medicine which are safe and effective to be consumed by those who are infected.

(3)

DAFTAR ISI

DAFT AR ISI

JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN u

SURAT PERNY AT AAN III

ABSTRAK IV

ABSTRACT V

PRAKA T A VI

DAFT AR ISI Vlll

Halaman

DAFT AR TABEL x

DAFT AR GAMBAR Xl

DAFT AR LAMPIRAN xu

BAB IPENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi masalah 2

1.3 Maksud dan Tujuan 3

1.4 Kegunaan 3

BABIITrnJAUANPUSTAKA

2.1 Toksoplasmosis 4

2.2 Siklus hidup dan cara penularan 4

2.3 Patogenesis 7

2.4 Gejala klinik 8

2.4.1 Ciri-ciri bayi menderita toksoplasmosis kongenital 9

2.4.1.1 Korioretinitis 9

2.4.1.2 Kalsifikasi otak 11

2.4.1.3 Hidrosefalus 11

2.4.1.4 Makrosefali 16

2.4.1.5 Mikrosefali 17

2.4.1.6 Anemia 18

2.4.1. 7 Limfadenopati 18

2.4.2 Ciri-ciri yang timbullebih lanjut 19

2.5 Diagnosis 19

2.6 Prognosis 23

2.7 Pencegahan dan pengobatan 23

2.7.1 Pencegahan 23

2.7.2 Pengobatan 24

(4)

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFT AR PUST AKA

RIW A YAT HIDUP PENULIS

IX

26 27

(5)

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

Tabel 2.1

lnsidensi dari toksoplasmosis kongenital berdasarkan pada

umur kehamilan waktu ibu terinfeksi 21

Tabel 2.2

Nilai diagnosis tes PCR yang dibandingkan dengan metode konvensional untuk diagnosis prenatal dari toksoplasmosis

kongenital dari 339 kehamilan 22

Tabe12.3

Sensitifitas dari tes konvensional yang digunakan untuk

diagnosis prenatal dari toksoplasmosis kongenital 22 Tabel 2.4

HasH positif dari cairan amnion pada kultur jaringan dan inokulasi pada tikus, didasarkan pada kategori

semikuantitatif PCR dari ukuran kolonipada37 kehamilan 22

(6)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR

Gambar 2. I Siklus hidup

Gambar 2.2

Lesi khas pada retina Gambar 2.3

Deposit kalsium pada otak

Gambar 2.4

Anak yang menderita hidrosefalus

Gambar 2.5

Perbandingan kepala bayi normal dengan bayi yang menderita mikrosefali

XI

Halaman

7

10

II

16

(7)

DAFTAR LAMP IRAN

LAMP IRAN

Lampiran 1

Gambar L.l.l Tachyzoite Toxoplasma gondii Gambar L.l.2 Bradyzoite Toxoplasma gondii

Gambar L.13 Ookista Toxoplasma gondii Lampiran 2

Tabel L.2.l Pengurutan primer untuk mengamplifikasikan Gen B 1 Toxoplasma gondii dengan metode Amplifikasi kompetitif

L.2.l Tes PCR

L.2.2 Deteksi produk-produk hasil PCR L.2.3 Analisis statistik

XlI

Halaman

28 28 29

(8)

BABI PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akhir - akhir ini banyak masyarakat yang r~sah akibat penyakit yang ditularkan akibat mengkonsumsi produk hewani. Salah satu penyakit yang dir~sahkai1 adalah toksoplasmosis, terut<tma pada wanita hamil. Akibat yang ditiffibuikan juga tidak sedikit karena penyakit ini dapat menyebabkan teIjadinya abortus / kematian intrauterin. Selain melalui produk hewani, toksoplasmosis juga dapat ditularkan melalui sayuran dan buah-buahan. Hal ini disebabkan karena masyarakat jarang mencuci buah-buahan dan sayuran sebelum dimasak, selain itu juga karena suka mengkonsumsi lalab-Ialaban mentah (Indrawati, 2002).

Diperkirakan 30-50% populasi di dunia ini telah terinfeksi oleh kista Toxoplasma dan menyebabkan lebih dari 1000 bayi lahir terinfeksi Toxoplasma transplasental (Indrawati, 2002). Suatu penelitian di Norwegia yang melibatkan 35.940 wanita hamil selama tahun 1992 hingga tahun 1994, memberi gambaran bahwa 10,9% wanita terinfeksi sebelum kehamilan dan 0,17% terinfeksi selama kehamilan. Hal ini berarti, 1 dari 10 ibu hamil mengidap infeksi Toxoplasma gondii yang nantinya akan ditularkan kepada anak yang dikandungnya (Chandra, 2001).

(9)

2

tertinggi sebesar 20,0%, untuk titer terendah di dapat di Nusa Tenggara sebesar 1,9%, sedangkan di daerah-daerah lain sebesar 2,7%-3,2%. Sebanyak 22,0% dari ibu hamil yang terinfeksi memberikan rata-rata titer IgG unit anti-toksoplasma sebesar 0,200-0,299, 17,1% untuk titer rata-rata unit> 0,900 dan 16,5% untuk titer rata-rata unit 0,100-0,199. Insidensi tertinggi terjadi pada usia 20-34 tahun yaitu sebanyak 72,3% dan untuk usia kurang dari 19 tahun sebanyak 16,4%. Berdasarkan usia kehamilan, insidensi tertinggi terutama tetjadi pada trimester kedua yaitu sebanyak 41,5%, sedangkan pada trimester ketiga sebanyak 35,2% (Ma'roef, Soemantri, 1995).

Toksoplasmosis kongenital timbul apabila infeksi terjadi pada saat gestasi. Toksoplasmosis kongenital dapat menyebabkan abortus pada trimester pertama

kehamilan, sedang infeksi pada trimester kedualketiga kehamilan, bayi yang dilahirkan akan mengalamipembesaran kepala atau lesipadaotak dan retina mata

yang khas (Indrawati, 2002).

Banyak penderita toksoplasmosis tidak menunjukkan gejala. Gejala yang muncul sifatnya individual. Gejala serius menyebabkan tetjadinya abortus atau partus prematurus. Sedang pada bayi yang lahir normal gejala akan tampak setelah beberapa minggu, bulan atau beberapa tahun setelah lahir (Indrawati, 2002).

1.2 Identifikasi Masalah

Dari uralan di atas, maka kita dapat menyimpulkan identifikasi

masalah, sbb:

1. Apa faktor yang berperan dalam timbulnya toksoplasmosis kongenital?

2. Bagaimana ciri-ciri janin atau bayi yang menderita toksoplasmosis

kongenital?

(10)

..,

J

4. Bagaimana pencegahan yang harus diambil agar tidak tertular toksoplasmosis

kongenital ?

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud: Mempelajari cm-cm Jamn atau bayi yang terinfeksi Toxoplasma, faktor-faktor yang berperan, pengobatan, serta pencegahan yang harus diambil agar toksoplasmosis kongenital dapat dihindari.

Tujuan Dengan diketahuinya hal-hal seperti maksud diatas, maka angka kejadian toksoplasmosis dapat diturunkan.

1.4 Kegunaan

(11)

BABill

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Faktor-faktor yang berperan dalam timbulnya toksoplasmosis kongenital dapat beraneka ragam, antara lain :

1. Ibu hamil memakan produk hewani yang terinfeksi toksoplasmosis yang tidak dimasak dengan baik atau memakannya saat masih mentah atau setengah matang.

2. Ibu hamil tidak menCUCl dulu sayur-sayuran dan buah-buahan yang terkontaminasi ookista infektif sebelum dimakan.

Ciri-ciri yang dapat terlihat pada bayi, antara lain: 1. Korioretinitis merupakan lesi khas pada retina.

2. Kalsifikasi otak karena adanya deposit kalsium pada otak akibat gangguan keseimbangan kalsium dan minerallainnya.

3. Hidrosefalus merupakan akumulasi cairan CSS berlebih dalam ventrikel otak. 4. Makrosefali karena peningkatan tekanan intrakranial akibat pembengkakan

otak atau akumulasi cairan serebrospinal pada ventrikel. 5. Mikrosefali akibat gangguan perkembangan rata-rata anak. 6. Anemia merupakan kurangnya jumlah eritrosit dari normal. 7. Limfadenopati.

Selain itu dapat timbul ciri yang lebih lanjut, seperti konvulsi, retardasi mental, berbagai manifestasi gangguan saraf, kehilangan penglihatan, dan kehilangan pendengaran.

Bayi yang menderita toksoplasmosis kongenital, tidak dapat disembuhkan. Tapi yang dapat kita lakukan hanya mencegah agar gejala yang sudah ada tidak

(12)

27

tes PCR yang dapat memberikan hasil spesifik pada pemeriksaan toksoplasmosis kongenital.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan agar toksoplasmosis kongenital tidak meningkat, antara lain :

1. Melarang ibu hamil menangani kotoran kucing. 2. Memasak produk hewani dengan baik.

3. Mencuci sayuran dan buah-buahan yang akan dimakan dengan air mengalir. 4. Mengobati ibu hamil yang terinfeksi toksoplasmosis. Untuk suatu infeksi

akut, pemberian spiramisin pada trimester pertama sampai waktu persalinan dapat mengurangi resiko infeksi pada bayi sampai 60%. Jika suatu infeksi pada fetus telah dikonfirmasikan dengan suatu tes radiologis atau tes serologis, spiramisin harus diberikan bersama-sama dengan pirimetamin, sulfadiasin, dan kalsium leukovorin. Terapi kombinasi tidak boleh diberikan sampai usia kehamilan lebih dari 16 minggu karena pirimetamin dapat memberikan efek teratogenik.

3.2 Saran

Dalam rangka mencegah agar toksoplasmosis kongenital tidak meningkat, kita dapat melakukan beberapa hal, antara lain:

1. Memberi penyuluhan tentang toksoplasmosis dan bahaya yang dapat terjadi pada janin yang dikandungnya.

2. Mencari obat-obatan yang aman dan efektif untuk mengobati ibu hamil yang terinfeksi toksoplasmosis tanpa membahayakan janin yang dikandungnya. 3. Melengkapi laboratorium-Iaboratorium yang sudah ada dengan PCR agar

(13)

DAFTAR PUSTAKA

AD.AM.editorial, 2002, Calcification, www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/ article/0023 21.htm

Antsaklis A,. Daskalakis G., Papantoniou N., Mentis A, Michalas S., 2002,

Prenatal Diagnosis of Congenital Toxoplasmosis, Prenatal Diagnosis, 22(12): 1107-11, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query/fcgi?cmd=Retrieve

&db=PubMed&list uids= 1222454967 &dopt=Abstract

Bell lC., Palmer S.R., Payne lM., 1995, Zoonosis Infeksi yang Ditularkan dari Hewan ke Manusia, Toksoplasmosis/Toksoplasmosis Kongenital, EGC-Jakarta, hal 288.

Carlo Denegri Foundation, 2003, Toxoplasma gondii, Siklus Hidup, http://www.cdfound.to.it/HTML/tgl.htm

Chandra G., Aventis Pharma Indonesia, 2001, Toxoplasma gondii: Aspek biologi, Epidemiologi, Diagnosis & Pelaksanaannya, www.tempointeraktifcorn/

medika/ arsi p/05 2001 /index -isi. asp

Cohen E.E.W., 2002, Anemia, Departement of Medicine, The University of Chicago, Chicago, www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000560.htm

Cook G.c. and Zumla A, 2003, Toksoplasmosis, Manson's Tropical Diseases, volume 2, edisi 21, hal1366

eMedicine.com, Inc., 2003, Lymphadenopathy, http://www.emedicine.com/PED/

topic 1333. htm

(14)

36

Fanaroff 1., 2002, Hydrocephalus, www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/ 001571.htm

Gallagher K., 2002, Chorioretinitis, http://www.yoogee.com/search/?lt=l&q= http%3A%2F%2Fwww.tsbvi.edu%2F education%2Fanomalies%2F chorioretini tis.htm

Gandahusada S., 1998, Toxoplasma gondii, Parasitologi Kedokteran, FK-UI Jakarta, edisi 3, halaman 153-161

Goldsmith R. and Heyneman D., 1989, Toxoplasmosis, Tropical Medicine and Parasitology, Prentice - Hall International editions, hal337

Graham IIIPL., 2002, Congenital Toxoplasmosis, Departement of Pediatrics, Children's Hospital of New York, Columbia University, New York, www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001360.htm

Hait E., 2002, Increased head circumference, Departement of Pediatrics, Rainbow Babies and Children's Hospital, Cleveland, www.nlm.nih.gov/medlineplus/ ency/article/003 305.htm

Hait E., 2002, Microcephaly, Departement of Pediatrics, Rainbow Babies and Children's Hospital, Cleveland, www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/ 003272.htm

(15)

37

HUN Foundation, 2002, Neonatal Problems: Congenital Toxoplasmosis, www.hon.ch/DossierlMotherChild/ neonatal orob lems/congenital toxoplasmo sis.html

Indrawati A., 2002, Toksoplasmosis, Aspek Kesehatan dan Penatalaksanaannya, http://rudyct.250x.com/semlOl2/agustinindrawati.htm

Jejaring Dokter Hewan, 2001, Toksoplasmosis Sejenis viruskah? Segawat apa bagi Manusia?, www.dokterhewan.net/toxo.html

Ma'roef S., Soemantri S., 1995, Toksoplasmosis Ibu Hamil di Indonesia (Studi Tindak lanjut kesehatan Rumah Tangga 1995) http://www.kalbe.co.id/kfportal. nstlhAll UserInfoNotCat/ A47D7 568E3 20BC284 7256CE7003 69E4 7/$File/13 9

13Toksoplasmosis%20Ibu%20Hamil%20di%20Indonesia. pdf

Newmark CY, 2002, Mental Retardation, Departement of Pediatrics, St. Louis Children's Hospital, St. Louis, MO, http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ ency/ article/OO1523.htm

Pappas PW, Wardrop SM, 2003, Toxoplasma gondii (Toksoplasmosis), http://www. biosci. ohio-state. edu/-parasite/toxoplasm. html

Rampengan T.H., Laurentz I.R., 1997, Toksoplasmosis, Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak, EGC-Jakarta, hal 254

Roberts F., Mets MB., Ferguson DJ. O'Grady R, O'Grady C., Thulliez P., Brezin

AP., McLeod R, 2001, Histopathological features of ocular toxoplasmosis in

the fetus and infant, Arch Ophthalmol, 119(1):51-8, http://www.ncbi.nlm.nih. .fc i?cmd=Retrieve&db=PubMed&list uids=11146726&do t

(16)

38

Soedarto, dr., 1990,Toxoplasma gondii, Protozoologi Kedokteran, Widya Medika Jakarta, edisi I, hall06

Referensi

Dokumen terkait

Pada semua kelompok uji ekstrak daun gedi ( Abelmuschus manihot (L) medik) memiliki nilai lebih rendah dari pada kelompok kontrol namun secara statistik

Pandangan dunia terbentuk sebagai refleksi atas pengalaman hidup masyarakat dalam sejarah dan konteks sosial masyarakat Haria dan secara umum masyarakat Maluku,

yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk anorganik, organik dan mulsa jerami padi tidak berpengaruh terhadap pengamatan komponen pertumbuhan yakni

Penyesuaian kebijakan akan keikusertraanya indonesia dalam WTO, salah satu yang penting dan terkait erat dengan sektor pertanian adalah langkah pemerintah dalam

Kriteria yang digunakan untuk penentuan menara bersama telekomunikasi seluler adalah kepadatan penduduk Sidoarjo, jumlah menara eksisting di Kabupaten Sidoarjo,

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Menurut Soenjono Darjowidjojo (Mery, 2016) kemampuan mengenal huruf adalah tahap perkembangan anak dari belum tahu menjadi tahu tentang keterkaitan bentuk dan bunyi

Karena perilaku politik yang didasari oleh paham keagamaan, maka dengan sendirinya kelompok mereka menggagas pemiki- ran keagamaan baik di bidang akidah mupun hukum fiqih, berb-