ABSTRAK
EVALUASI PENERAPAN STANDAR PENGELOLAAN PADA SISTEM PENDIDIKAN DI SMA BRUDERAN PURWOREJO
Agustina Handayani Universitas Sanata Dharma
2013
Penelitian ini bertujuan menganalisis kesesuaian antara standar pengelolaan yang meliputi: (1) perencanaan program kerja sekolah; (2) pelaksanaan rencana kerja sekolah; (3) pengawasan dan evaluasi; (4) kepemimpinan sekolah; dan (5) sistem informasi manajemen sekolah dengan fakta yang ada di SMA Bruderan Purworejo.
Penelitian dilakukan di SMA Bruderan Purworejo dengan responden kepala sekolah, wakil kepala bidang kurikulum, wakil kepala bidang kesiswaan, wakil kepala bidang hubungan masyarakat, wakil kepala bidang keuangan dan pembiayaan dan wakil kepala bidang sarana dan prasarana. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara observasi dan dokumentasi. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan pendekatan kualitatif. Model riset evaluasi yang digunakan yaitu Stake’s Countenance Model yang dikembangkan oleh Robert E. Stake. Evaluasi model ini terdiri dari tiga tahapan/ fase yaitu; masukan (antecedents), proses (transactions), dan hasil (outcomes). Data dianalisis dengan membandingkan antara kriteria dengan fakta untuk masing-masing fase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) penerapan perencanaan program kerja di SMA Bruderan sangat baik dan seluruh indikator sudah diterapkan di SMA Bruderan Purworejo; (2) penerapan pelaksanaan rencana kerja di SMA Bruderan Purworejo baik, terindikasi dengan adanya pedoman rencana kerja, sistem penyelenggaraan administrasi yang transparan dan tertulis, sarana dan prasarana yang memadai dan kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah ditetapkan; (3) penerapan pengawasan dan evaluasi sesuai standar pengelolaan, diantaranya terindikasi dengan adanya program pengawasan, evaluasi diri, evaluasi KTSP, program akreditasi sekolah; (4) penerapan kepemimpinan sekolah untuk kualifikasi khusus dan umum telah memenuhi Standar Kepala Sekolah. Segi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah masih kurang dalam menciptakan iklim kewirausahaan; (5) penerapan sistem informasi manajemen di SMA Bruderan Purworejo belum memiliki fasilitas informasi yang efisien, efektif dan mudah diakses oleh seluruh warga sekolah.
1
ABSTRACT
THE EVALUATION OI MANAGEMENT STANDARD ON EDUCATIONAL SYSTEM IN SENIOR HIGH SCHOOL BRUDERAN
PURWOREJO Agustina Handayani Sanata Dharma University
2013
The research aims to analyze the appropriateness of the application between management standard which consists of; (1) the plan of school working program; (2) the implementation of school working plan; (3) school supervision and evaluatin; (4) school leadership; (5) information system of school management and the fact in Bruderan High School Purworejo.
The research carried in Bruderan High School Purworejo and the respondents consisted of the principal, vice principal of curriculum, vice principal of students affair, vice principal of public relations, vice principal of finance and financing, vice principal of facilities and infrastructure. The technique of data collection was conducted by using interview, observation and documentation. The research is an evaluation research by using qualitative approach. The evaluation research used Stake’s Countenance Model develop by Robert E. Stake. The evaluation research model consists of three stages namely; input (antecedents), processes (transactions) and result (outcomes). Data were analyzed by comparing the criteria with the facts for each phase.
The result of the research: (1) the application of planning of school working program has been running very well, all the indicators are applied in Bruderan High School Purworejo; (2) the application of the implementation of school working plan in high school goes well, the school has working plan guidelines, system of administration is transparent and written, facilities and infrastructure are adequate and compliance as it is planned; (3) the implementation of monitoring and evaluation are accordance with the standards of management, such as indicated by the monitoring program, self-evaluation, evaluation of KTSP, school accreditation program; (4) the application of school leadership for special and general qualifications meet the Standards for School management. Principal terms of entrepreneurial competencies are lacking in creating a climate of entrepreneurship; (5) Senior High School Bruderan Purworejo hasn’t got the application of management information systems which can be accessed efficiently, effectively, and easily by the entire school community.
i
EVALUASI PENERAPAN STANDAR
PENGELOLAAN PADA SISTEM PENDIDIKAN DI SMA
BRUDERAN PURWOREJO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh:
Agustina Handayani
NIM: 091324003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
o Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria pemberi
semangat dan jalan
o Almarhum Bapakku yang tercinta, BP. Robertus
Sutiman semoga Bapak bangga aku telah lulus.
o Ibuku tercinta CH Suratmi tetap semangat bu, aku
akan membahagiakan ibu.
o Yohanes Purwanto, Yuliana Purwanti, Chatarina
Tri Hapsari dan Agustinus Widodo
o Keluarga Besar Pendidikan Ekonomi 2009
v
MOTTO
Ketika seseorang tidak menghargai kesulitan maka ia juga tidak akan menghargai kebahagiaan
Kemenangan yang seindah – indahnya dan sesukar – sukarnya yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukan diri sendiri. (Ibu Kartini )
“I'm selfish, impatient and a little insecure. I make mistakes, I am out of control and at times hard to handle. But if you can't handle me at my
worst, then you sure as hell don't deserve me at my best.” Marilyn Monroe
"Distance is not for the fearful, it is for the bold. It's for those who are willing to spend a lot of time alone in exchange for a little time with the one they love. It's for those knowing a good thing when they see it, even if they
don't see it nearly enough..."
“Twenty years from now you will be more disappointed by the things that
you didn't do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore.
Dream. Discover.” H. Jackson Brown Jr.
viii
ABSTRAK
EVALUASI PENERAPAN STANDAR PENGELOLAAN PADA SISTEM PENDIDIKAN DI SMA BRUDERAN PURWOREJO
Agustina Handayani
Universitas Sanata Dharma
2013
Penelitian ini bertujuan menganalisis kesesuaian antara standar pengelolaan yang meliputi: (1) perencanaan program kerja sekolah; (2) pelaksanaan rencana kerja sekolah; (3) pengawasan dan evaluasi; (4) kepemimpinan sekolah; dan (5) sistem informasi manajemen sekolah dengan fakta yang ada di SMA Bruderan Purworejo.
Penelitian dilakukan di SMA Bruderan Purworejo dengan responden kepala sekolah, wakil kepala bidang kurikulum, wakil kepala bidang kesiswaan, wakil kepala bidang hubungan masyarakat, wakil kepala bidang keuangan dan pembiayaan dan wakil kepala bidang sarana dan prasarana. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara observasi dan dokumentasi. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan pendekatan kualitatif. Model riset evaluasi yang digunakan yaitu Stake’s Countenance Model yang dikembangkan oleh Robert E. Stake. Evaluasi model ini terdiri dari tiga tahapan/ fase yaitu; masukan (antecedents), proses (transactions), dan hasil (outcomes). Data dianalisis dengan membandingkan antara kriteria dengan fakta untuk masing-masing fase.
ix
ABSTRACT
THE EVALUATION OF MANAGEMENT STANDARD ON EDUCATIONAL SYSTEM IN SENIOR HIGH SCHOOL BRUDERAN
PURWOREJO
Agustina Handayani
Sanata Dharma University
2013
The research aims to analyze the appropriateness of the application between management standard which consists of; (1) the plan of school working program; (2) the implementation of school working plan; (3) school supervision and evaluatin; (4) school leadership; (5) information system of school management and the fact in Bruderan High School Purworejo.
The research carried in Bruderan High School Purworejo and the respondents consisted of the principal, vice principal of curriculum, vice principal of students affair, vice principal of public relations, vice principal of finance and financing, vice principal of facilities and infrastructure. The technique of data collection was conducted by using interview, observation and documentation. The research is an evaluation research by using qualitative approach. The evaluation research used Stake’s Countenance Model develop by Robert E. Stake. The evaluation research model consists of three stages namely; input (antecedents), processes (transactions) and result (outcomes). Data were analyzed by comparing the criteria with the facts for each phase.
The result of the research: (1) the application of planning of school working program has been running very well, all the indicators are applied in Bruderan High School Purworejo; (2) the application of the implementation of school working plan in high school goes well, the school has working plan guidelines, system of administration is transparent and written, facilities and infrastructure are adequate and compliance as it is planned; (3) the implementation of monitoring and evaluation are accordance with the standards of management, such as indicated by the monitoring program, self-evaluation, evaluation of KTSP, school accreditation program; (4) the application of school leadership for special and general qualifications meet the Standards for School management. Principal terms of entrepreneurial competencies are lacking in creating a climate of entrepreneurship; (5) Senior High School Bruderan Purworejo hasn’t got the application of management information systems which can be accessed efficiently, effectively, and easily by the entire school community.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas
kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi.
Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidaklah
mungkin terlaksana dengan baik tanpa bimbingan, bantuan, kerjasama dan
dukungan dari berbagai pihak.oleh karena itu dengan segala kerendahan hati
penulis menghaturkan terimakasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
2. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc. Rektor
Universitas Sanata Dharma
3. Bapak Rohandi Ph. D selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma
4. Bapak Indra Darmawan S.E., M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi
Pendidikan Ekonomi
5. Ibu Natalina Premastuti B. S.Pd., MPd selaku Dosen Pembimbing I, atas
segala bimbingan, kepercayaan, kebaikan dan pengarahan dari awal
sampai dengan akhir pembuatan skripsi ini
6. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono M.S. selaku Dosen Pembimbing II, atas
bimbingan dan pengarahan dari awal sampai dengan akhir pembuatan
skripsi ini.
7. Bapak Y.M.V Mudayen S.Pd., MSc selaku dosen Pendidikan Ekonomi
yang telah memberi wejangan-wejangan.
8. Segenap Dosen Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Akuntansi
xi
9. Mbak Titin dan Mbak Aris yang telah membantu administrasi dan segala
sesuatu dengan sabar.
10.Bapak Drs. Joko Wicoyo, M.Si atas bimbingan dalam penulisan abstrak
penulis.
11.Bapak Kepala Sekolah SMA Bruderan, Bapak Sutasmadi, Bruder Albert,
Ibu Gien, Bapak Pangarso, Ibu Melania dan seluruh guru SMA Bruderan
yang telah memberikan ijin kepada saya untuk penelitian di SMA
Bruderan tercinta.
12.Almarhum Bapak tercinta Bapak Robertus Soetiman semoga Bapak
bangga disana. Terima kasih atas kasih sayang selama Bapak hidup sampai akhirnya aku belum bisa membalasnya…..
13.Ibuku tercinta CH Suratmi terimakasih atas kesabaran dan kasih
sayangnya selama ini.
14.Mas Agustinus Widodo calon suamiku tersayang terimakaih atas
segalanya. Kaulah semangatku. I Love you..
15.Bapak Abraham Slamet, Ibu Agnesia Suwarni sekeluarga terimakasih atas
doanya selama ini.
16.Mas Anto, Mbak Yuli, Mbak Tri, Mas Bowo dan Moyo yang telah
memberi semangat.
17. Keponakanku Patricia dan Ale yang lucu-lucu.
18.Bapak HP. Noto sekeluarga dan Bapak Taroreh sekeluarga terimakasih
atas segala bantuannya.
19.Sahabatku Kylla sekeluarga terimakasih banyak.
20.Sahabat-sahabatku Kylla, Putri, Nana, Nita, Angel, Yanti, Hanun, Silla
dan semua teman sekelasku terimakasih atas kerja sama selama ini.
21.Untuk Yohan dan Yunus yang dulu ngantar pulang waktu aku dan Kylla
kecelakaan. Terimakasih banyak.
22.Bapak dan ibu kost, terimakasih Bapak dan Ibu atas penjagaan dan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
A. Pengertian Evaluasi Program Pendidikan 11
B. Fungsi dan Tujuan Penelitian Evaluasi Program 12
D. Standar Nasional Pendidikan ... 23
1. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 24
2. Standar Sarana dan Prasarana ... 24
3. Standar Pengelolaan 25
4. Standar Pembiayaan 36
xiii
xiv
F. Kerangka Berpikir dan Pertanyaan Penelitian 42
BAB III METODE PENELITIAN ... 45
A. JenisPenelitian ... 45
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 49
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 50
1. Temuan Lapangan SMA Bruderan Purworejo ... 74
2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Bruderan Purworejo 76
3. Fasilitas Sekolah 78
4. Ekstrakurikuler 79
5. Jumlah Siswa SMA Bruderan Purworejo 80
6. Struktur Organisasi Sekolah 82
7. Tenaga Pendidik di SMA Bruderan Purworejo 83
8. Ruang di SMA Bruderan Purworejo 83
B. Analisis Data ... 83
1. Data Antecedents ... 83
a. Visi Sekolah SMA Bruderan Purworejo ... 83
b. Misi Sekolah SMA Bruderan Purworejo ... 87
c. Tujuan Sekolah SMA Bruderan Purworejo ... 89
d. Rencana Kerja Sekolah SMA Bruderan Purworejo ... 93
e. Sistem Informasi Manajemen Sekolah SMA Bruderan Purworejo ... 95
f. Kepemimpinan Sekolah SMA Bruderan Purworejo ... 96
2. Data Transaction ... 97
a. Pedoman Sekolah SMA Bruderan Purworejo ... 97
xv
c. Pelaksanaan Kegiatan Sekolah SMA Bruderan Purworejo98
d. Bidang Kesiswaan SMA Bruderan Purworejo 99
e. Bidang Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran 102
f. Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan 110
g. Bidang Sarana dan Prasarana 115
h. Bidang Keuangan dan Administrasi 119
i. Bidang Budaya dan Lingkungan 120
3. Data Product ... 121
a. Program Pengawasan SMA Bruderan Purworejo 121
b. Pelaksanaan Pengawasan SMA Bruderan Purworejo 124
c. Isi/Sasaran Kepengawasan 124
d. Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi Diri dan Evaluasi Kinerja Pendidik dan Tenaga Kependidikan 125
e. Pelaksanaan persiapan bahan untuk akreditasi sekolah oleh BAS 125
1. Perencanaan Program Kerja ... 136
2. Pelaksanaan Rencana Kerja 136
3. Penerapan Pengawasan dan Evaluasi 137
4. Kepemimpinan Sekolah 137
5. Penerapan Sistem Informasi Manajemen 138
C. Kriteria Hasil Evaluasi Standar Pengelolaan ... 138
1. Kriteria Antecedents ... 138
2. Kriteria Transactions ... 145
3. Kriteria Product ... 165
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 167
A. Kesimpulan ... 167
B. Saran ... 168
C. Keterbatasan Penelitian ... 172
DAFTAR PUSTAKA ... 174
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Keberhasilan Standar Pengelolaan 33 Tabel 3.2 Deskripsi teknik pengumpulan data evaluasi program 54 Tabel 3.3 Kriteria uraian masing-masing tahapan dalam Standar
Pengelolaan 55
Tabel 4.1 Data siswa SMA Bruderan Purworejo Tahun Ajaran
2012/2013 81
Tabel 4.2 Perbandingan perbedaan rumusan visi SMA Bruderan
Purworejo 86
Tabel 4.3 Perbandingan perbedaan rumusan misi SMA Bruderan
Purworejo 88
Tabel 4.4 Perbandingan perbedaan rumusan tujuan sekolah
SMA Bruderan Purworejo 91
Tabel 5.1 Kriteria Antecedents Standar Pengelolaan SMA
Bruderan Purworejo 138
Tabel 5.2 Standar Kepala Sekolah SMA Bruderan Purworejo 143 Tabel 5.3 Kriteria Transactions Standar Pengelolaan SMA
Bruderan Purworejo 145
Tabel 5.4 Kriteria Outputs Standar Pengelolaan SMA Bruderan
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Desain Evaluasi Model Countenance Stake 47 Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA Bruderan Purworejo
Tahun Ajaran 2012/2013 81
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara ... 176 Lampiran 2 Pedoman Observasi ... 195 Lampiran 3 Pedoman Dokumentasi ... 209 Lampiran 4 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun
2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh
Satuan Standar Pendidikan Dasar Dan Menengah 211
Lampiran 5 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan pendidikan di Indonesia apabila dilihat secara kualitas,
masih dirasakan rendah dan belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat
akan mutu layanan pendidikan yang baik. Ini disebabkan oleh kurangnya
pengendalian pengelolaan pada sistem pendidikan dan belum meratanya
pendidikan dan tenaga kependidikan baik secara kuantitas maupun kualitas.
Selain itu dapat kita lihat banyak sekolah yang ketersediaan fasilitas
belajarnya belum memadai, terutama buku dan alat peraga, belum tersedianya
biaya operasional yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proses belajar
mengajar secara bermutu. Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa tujuan dari
pembangunan adalah memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Oleh karena itu
dalam pembangunan tersebut pendidikan memegang peranan penting untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan pemerintah mempunyai kewajiban
dalam melaksanakan setiap kebijakan pendidikan yang diambil untuk
tercapainya tujuan pendidikan nasional tersebut, sehingga arah kebijakan
pendidikan menjadi bagian dari upaya dalam melaksanakan amanat yang
terkandung dalam UUD 1945.
Suatu sekolah yang berkualitas dan berkuantitas adalah sekolah yang
mampu mewujudkan tujuan sekolah itu sendiri. Salah satu cara untuk
mengetahui sekolah telah mencapai standar atau belum adalah melalui
1
pengembangan dan perbaikan kurikulum dan dengan melakukan evaluasi diri
pemenuhan Standar Nasional Pendidikan. Dengan adanya evaluasi pada
Standar Nasional Pendidikan, maka sekolah akan mengetahui sejauh mana
Standar Nasional Pendidikan telah dipenuhi oleh sekolah tersebut dan
indikator-indikator apa yang belum terpenuhi sekolah. Hal tersebut dilakukan
untuk mencapai Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan, yaitu Undang-Undang No. 20 tahun
2003 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam Pasal 2 tersebut diatur
bahwa ruang lingkup Standar Nasional Pendidikan terdiri dari delapan ruang
lingkup, yakni: (1) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (2) standar
sarana dan prasarana, (3) standar pengelolaan, (4) standar pembiayaan, (5)
standar isi, (6) standar proses, (7) standar kompetensi lulusan dan (8) standar
penilaian. Dari kedelapan standar tersebut diatas, pemerintah membuat
perubahan kurikulum tahun 2013 dalam empat standar terakhir yaitu standar
isi, standar proses, standar kompetensi lulusan dan standar penilaian.
Salah satu komponen Standar Nasional Pendidikan adalah Standar
Pengelolaan. Standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan dasar
dan Menengah pada dasarnya merupakan konsep dasar terlaksananya
pendidikan di negara Indonesia. Dengan adanya standar pengelolaan
pendidikan, masing-masing sekolah mempunyai konsep yang berbeda-beda
tetapi tetap dalam koridor Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Setiap
satuan pendidikan wajib memenuhi standar pengelolaan pendidikan yang
3
mempunyai tujuan yang terarah dan jelas sehingga ketika sekolah tersebut
melakukan berbagai kegiatan dan aktivitas sudah sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapainya.
Di dalam standar pengelolaan itu sendiri terdapat perencanaan
program, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi,
kepemimpinan sekolah dan sistem informasi manajemen. Menyadari akan
pentingnya pemenuhan standar ini, maka dirasa penting untuk melakukan
evaluasi penerapan standar pengelolaan di Sekolah Menengah Atas Bruderan
Purworejo. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengevaluasi standar
pengelolaan atas pertimbangan :
1. Standar pengelolaan merupakan salah satu komponen yang ada dalam
Standar Nasional Pendidikan yang dapat digunakan sebagai kunci
tercapainya tujuan sekolah.
2. Standar pengelolaan merupakan pengendali pada lembaga atau satuan
pendidikan agar dapat dijalankan secara efektif, efisien dan akuntabel.
3. Kurang optimalnya pelaksanaan pengelolaan pendidikan dalam sistem
atau lembaga pendidikan.
4. Salah satu standar yang apabila memenuhi standar minimal yang telah
ditetapkan akan mewujudkan terciptanya pendidikan yang berkualitas.
Standar pengelolaan di Sekolah Menengah Atas harusnya berdasar
pada Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2007. Namun dalam kenyataannya
ada di Kabupaten Purworejo tidak sesuai dengan kriteria minimal dan
cenderung memprihatinkan. Ada beberapa sekolah di Kabupaten Purworejo
yang mengalami berbagai masalah pengelolaan, diantaranya kurangnya
fasilitas atau sarana dan prasarana yang dapat mendukung kegiatan belajar
siswa, seperti alat peraga dan gedung sekolah yang tidak layak. Ada juga
permasalahan tenaga pengajar yaitu lulusan-lulusan sarjana yang tidak sesuai
dengan kebutuhan pasar atau banyak dari guru-guru yang bekerja tidak pada
bidang atau keahliannya. Hal ini tentunya sangat menganggu kegiatan belajar
siswa apalagi SMA merupakan jenjang terakhir yang harus diselesaikan oleh
siswa-siswi sebelum masuk ke jenjang yang lebih tinggi yaitu tingkat
Universitas.
Evaluasi Standar Pengelolaan pernah dilakukan oleh Kristin
Nugraheni, mahasiswa lulusan Sanata Dharma angkatan 2004. Pada tahun
2010 peneliti mengevaluasi ketercapaian Standar Pengelolaan di seluruh
SMA Negeri dan Swasta yang ada di Kabupaten Sleman menurut persepsi
Kepala Sekolah, Wakil Kepala Kurikulum dan Guru. Dalam penelitian
terdahulu peneliti melakukan penelitian di seluruh sekolah negeri dan swasta
yang ada di Kabupaten Sleman. Jumlah sekolah yang ada di Kabupaten
Sleman itu sendiri adalah sejumlah 47 sekolah negeri dan swasta. Hasil
penelitian menyebutkan bahwa: (1) perencanaan program kerja sekolah sudah
sesuai, dengan presentase 95,8%; (2) pelaksanaan rencana kerja sekolah
sudah sesuai dengan presentase 82,98%; (3) pengawasan dan evaluasi sekolah
5
sesuai dengan presentase 95,74%; dan (5) sistem informasi manajemen
sekolah belum sesuai dengan presentase 61,7%. Penelitian ini memberikan
kesimpulan bahwa secara keseluruhan, penerapan standar pengelolaan pada
SMA di Kabupaten Sleman telah sesuai. Namun dalam sistem informasi
manajemen perlu dilakukan peninjauan kembali dan perlu adanya upaya
untuk meningkatkan dan memperbaiki pada sistem informasi manajemen
sehingga seluruh sekolah di Kabupaten Sleman dapat mencapai keberhasilan
yang sesuai dengan target keberhasilan pada sistem pendidikan nasional.
Dalam penelitian kali ini, peneliti tertarik untuk mengevaluasi Standar
Pengelolaan yang ada di salah satu sekolah di Kabupaten Purworejo, yaitu
SMA Bruderan Kabupaten Purworejo. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan pemahaman yang baru mengenai pelaksanaan program standar
pengelolaan yang ada di SMA Bruderan Purworejo. Adapun alasan peneliti
memilih sekolah ini adalah SMA Bruderan Purworejo merupakan sekolah
swasta terbaik di Purworejo, namun dalam kenyataannya sekolah ini sering
kesulitan dalam merekrut siswa. Dari tahun ke tahun jumlah siswa yang ingin
mengenyam pendidikan di sana selalu berkurang. Hal ini disebabkan karena
masyarakat Purworejo mempunyai mindset bahwa pendidikan di SMA
Bruderan cukup mahal, serta tidak sesuai dengan kondisi keuangan para orang
tua siswa yang rata-rata adalah kelas ekonomi prasejahtera. Selain itu, banyak
pola pikir masyarakat yang lebih tertarik menyekolahkan anaknya di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). Sebabnya, lulusan SMK siap kerja tanpa harus
pernah melakukan penelitian terhadap pemenuhan Standar Pengelolaan. Oleh
sebab itu peneliti merasa perlu mengetahui ketercapaian standar nasional
pendidikan utamanya standar pengelolaan yang telah diterapkan di sekolah
ini.
Dari berbagai permasalahan dunia pendidikan yang ada di Kabupaten
Purworejo tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul,
“Evaluasi Penerapan Standar Pengelolaan Pada Sistem Pendidikan di
SMA Bruderan Kabupaten Purworejo”.
B.Identifikasi Masalah
1. Identifikasi Masalah
a. Kurangnya pengendalian pengelolaan pada sistem pendidikan dan
belum meratanya pendidikan dan tenaga kependidikan baik secara
kuantitas maupun kualitas.
b. Tidak tersedianya atau kurangnya biaya operasional yang dibutuhkan
sekolah untuk pelaksanaan proses belajar mengajar secara bermutu
c. Kurangnya fasilitas atau sarana dan prasarana yang dapat mendukung
kegiatan belajar siswa, seperti alat peraga dan gedung sekolah yang
tidak direvitalisasi.
d. Tenaga pengajar yaitu lulusan-lulusan yang bekerja tidak pada
7
e. Tidak tercapainya tujuan sekolah karena kurang harmonisnya
hubungan sekolah dengan tenaga pendidiknya dan juga lingkungan
kemasyarakatannya.
2. Batasan Masalah
Sebagai program yang baru berkembang, belum banyak referensi atau
laporan hasil evaluasi yang mencoba untuk melihat keefektifitasan program
tersebut. Oleh karena itu bertitik tolak dari uraian latar belakang dan melihat
permasalahan yang ada dalam judul “Evaluasi Penerapan Standar
Pengelolaan Pada Sistem Pendidikan di SMA Bruderan Kabupaten
Purworejo”, serta untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka
peneliti memberikan pembatasan terhadap permasalahan yaitu: perencanaan
program, pelaksaanaan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi,
kepemimpinan sekolah, sistem informasi manajemen. Untuk batasan objek
penelitian ini dilaksanakan pada SMA Bruderan di Kabupaten Purworejo.
3. Rumusan Masalah
Standar pengelolaan adalah standar yang di dalamnya terdapat
perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi,
kepemimpinan sekolah dan sistem informasi manajemen. Dengan melihat
latar belakang dan batasan masalah di atas penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
a. Apakah penerapan perencanaan program kerja pada sistem pendidikan
di SMA Bruderan Purworejo sesuai dengan standar pengelolaan?
b. Apakah penerapan pelaksanaan rencana kerja pada sistem pendidikan
di SMA Bruderan Purworejo sesuai dengan standar pengelolaan?
c. Apakah penerapan pengawasan dan evaluasi pada sistem pendidikan
di SMA Bruderan Purworejo sesuai dengan standar pengelolaan?
d. Apakah penerapan kepemimpinan sekolah pada sistem pendidikan di
SMA Bruderan Purworejo sesuai dengan standar pengelolaan?
e. Apakah penerapan sistem informasi manajemen pada sistem
pendidikan di SMA Bruderan Purworejo sesuai dengan standar
pengelolaan?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan dan kesesuaian program
perencanaan program kerja pada sistem pendidikan di SMA Bruderan
Purworejo dengan Standar Pengelolaan.
2. Untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan dan kesesuaian program
pelaksanaan rencana kerja pada sistem pendidikan di SMA Bruderan
Purworejo dengan Standar Pengelolaan.
3. Untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan dan kesesuaian program
pengawasan dan evaluasi pada sistem pendidikan di SMA Bruderan
9
4. Untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan dan kesesuaian program
kepemimpinan sekolah pada sistem pendidikan di SMA Bruderan
Purworejo dengan Standar Pengelolaan.
5. Untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan dan kesesuaian program sistem
informasi manajemen pada sistem pendidikan di SMA Bruderan Purworejo
dengan standar pengelolaan.
D. Signifikasi atau Manfaat Penelitian
Evaluasi sama artinya dengan kegiatan supervisi. Kegiatan
evaluasi/supervisi dimaksudkan untuk mengambil keputusan atau melakukan
tindak lanjut dari program yang telah dilaksanakan. Manfaat dari evaluasi
program dapat berupa penghentian program, merevisi program, melanjutkan
program dan menyebarluaskan program. Manfaat lain dari penelitian ini
adalah:
1. Bagi Pemerintah
Memberi masukan kepada Pemerintah khususnya Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi
terhadap pelaksanaan Standar Pengelolaan di SMA Bruderan
Purworejo.
2. Bagi Universitas
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan koleksi baca
yang dapat digunakan sebagai sumber atau bahan kajian yang relevan
dengan topik yang akan di bicarakan.
3. Bagi Sekolah
Sebagai masukan dan informasi dalam penerapan standar
pengelolaan yang ada di Sekolah. Penelitian ini juga dapat digunakan
sebagai acuan guna perkembangan dan kemajuan dari Sekolah.
4. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan
pengetahuan untuk menambah wawasan mahasiswa khususnya
11 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Evaluasi Program Pendidikan
Program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan
realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang
berkesinambungan dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan
sekelompok orang (Arikunto, 2007:4). Evaluasi adalah kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi
tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil
keputusan (Arikunto, 2007:2). Evaluasi program adalah suatu unit atau kesatuan
kegiatan yang bertujuan mengumpulkan informasi tentang realisasi atau
implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang
berkesinambungan dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan
sekelompok orang guna pengambilan keputusan.
Evaluasi program adalah upaya untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan
suatu kebijakan secara cermat dengan cara mengetahui efektivitas masing-masing
komponennya (Arikunto, 2007:18). Penelitian evaluasi dapat diartikan suatu
proses yang dilakukan dalam rangka menentukan kebijakan dengan terlebih
dahulu mempertimbangkan nilai-nilai positif dan keuntungan suatu program,
serta mempertimbangkan proses serta teknik yang telah digunakan untuk
melakukan suatu penelitian.
Berdasarkan beberapa uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
penelitian evaluasi merupakan suatu prosedur ilmiah yang sistematis yang
dilakukan untuk mengukur hasil program atau proyek (efektifitas suatu program)
sesuai dengan tujuan yang direncanakan atau tidak, dengan cara mengumpulkan,
menganalisis dan mengkaji pelaksaaan program yang dilakukan secara objektif.
Kemudian merumuskan dan menentukan kebijakan dengan terlebih dahulu
mempertimbangkan nilai-nilai positif dan keuntungan suatu program.
Evaluasi program merupakan suatu proses menyediakan informasi yang
dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan tujuan yang hendak
dicapai, desain, implementasi dan dampak untuk membantu membuat keputusan,
membantu pertanggung jawaban dan meningkatkan pemahaman terhadap
fenomena. Evaluasi program juga merupakan proses yang sistematis dan
berkelanjutan yang digunakan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan,
menginterpretasikan dan menyajikan informasi untuk dapat digunakan sebagai
dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program
selanjutnya.
B. Fungsi dan Tujuan Penelitian Evaluasi Program
Michael Scriven (Arikunto, 1989: 275-276) mengemukakan bahwa secara
garis besar fungsi penelitian evaluasi dapat dibedakan menjadi dua yakni:
1. Evaluasi formatif difungsikan sebagai pengumpulan data pada waktu
13
untuk membentuk (to form) dan memodifikasi program kegiatan. Jika
pada pertengahan kegiatan sudah diketahui hal-hal apa yang negatif dan
para pengambil keputusan sudah dapat menentukan sikap tentang
kegiatan yang sedang berlangsung maka terjadinya pemborosan yang
mungkin akan terjadi, dapat dicegah.
2. Evaluasi sumatif dilangsungkan jika program kegiatan sudah betul-betul
selesai dilaksanakan. Evaluasi sumatif dilaksanakan untuk menentukan
sejauh mana sesuatu program mempunyai nilai kemanfaatan, terutama
jika dibandingkan dengan pelaksanaan program-program yang lain.
Penilaian sumatif bermanfaat datanya bagi para pendidik yang akan
mengadopsi program yang dievaluasi berkenaan dengan hasil, program
atau prosedur.
Evaluasi hendaknya membantu pengembangan, implementasi, kebutuhan
suatu program, perbaikan program, seleksi, motivasi, pertanggungjawaban,
menambah pengetahuan dan dukungan dari pihak yang terlibat. Pada prinsipnya
tujuan evaluasi program harus dirumuskan dengan titik tolak tujuan program
yang akan dievaluasi. Ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus. Tujuan umum biasanya diarahkan pada program secara keseluruhan,
sedangkan tujuan khusus diarahkan pada tiap-tiap komponen dari program.
Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian
evaluasi mempunyai dua fungsi yaitu 1) Fungsi formatif untuk pengumpulan data
pengembangan, dan modifikasi program. 2) Fungsi sumatif yang dilaksanakan
setelah program selesasi dilaksanakan. Digunakan untuk pertanggungjawaban
program dan penentuan sejauh mana kemanfaatan program. Penelitian evaluasi
bertujuan untuk mengevaluasi komponen-komponen program dan program
secara menyeluruh.
Evaluasi digunakan untuk membantu pengembangan, implementasi,
kebutuhan suatu program, perbaikan program, pertanggungjawaban, seleksi,
motivasi, menambah pengetahuan dan dukungan dari mereka yang terlibat.
Selain itu evaluasi juga dilakukan untuk memperoleh informasi yang akurat dan
objektif tentang suatu program. Informasi tersebut dapat berupa proses
pelaksanaan program, dampak atau hasil yang dicapai, efesiensi serta
pemanfaatan hasil evaluasi yang difokuskan untuk program itu sendiri, yaitu
untuk mengambil keputusan apakah dilanjutkan, diperbaiki atau dihentikan.
Selain itu, juga dipergunakan untuk kepentingan peenyusunan program
berikutnya maupun penyusunan kebijakan yang terkait dengan program.
C. Model-model Evaluasi Program
Dalam melakukan evaluasi, perlu dipertimbangkan model evaluasi yang
akan dibuat. Model evaluasi merupakan suatu desain yang dibuat oleh para ahli
atau pakar evaluasi. Biasanya model evaluasi ini dibuat berdasarkan kepentingan
seseorang, lembaga atau instansi yang ingin mengetahui apakah program yang
15
beberapa beberapa model evaluasi sebagai strategi atau pedoman kerja
pelaksanaan evaluasi program (Tayibnasis 2000:13-15).
1. Model Evaluasi CIPP
Stufflebean adalah ahli yang mengusulkan pendekatan yang
berorientasi pada pemegang keputusan untuk menolong administrator
membuat keputusan. Model evaluasi ini terdiri atas lima tahap yaitu:
a. Contect Evaluating to serve panning decition. Konteks evaluasi ini
membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan
dicapai oleh program dan merumuskan tujuan program.
b. Input evaluation, structuring decition. Evaluasi ini membantu mengatur
keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang
diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan. Bagaimana
prosedur kerja untuk mencapainya.
c. Proses evaluating, to serve implementation decition. Evaluasi proses
untuk membantu mengimplementasikan keputusan. Sampai sejauh mana
rencana telah diterapkan? Apa yang harus direvisi? Begitu pertanyaan
belum terjawab, prosedur dapat dimonitor ,dikontrol dan diperbaiki.
d. Product evaluation, to serve recycling decition. Evaluasi produk untuk
membantu apa keputusan selanjutnya. Apa hasil yang telah dicapai? Apa
2. Model Evaluasi UCLA
Model UCLA dikemukakan oleh Alkin yang mengemukakan lima
tahap evaluasi yaitu:
a. Sistem assessment, yang memberikan informasi tentang keadaan atau
posisi sistem berfungsi memberikan informasi mengenai keadaan atau
profil program.
b. Program planning, membantu pemilihan program tertentu yang
kemungkinan akan berhasil memenuhi kebutuhan program.
c. Program implementasi, yang menyiapkan informasi apakah program
sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat seperti yang
direncanakan?
d. Program improvement, yang memberikan informasi tentang bagaimana
program berfungsi, bagaimana program bekerja atau berjalan? Apakah
menuju pencapaian tujuan, adakah hal-hal atau masalah-masalah baru
yang muncul tak terduga. Berfungsi memberikan informasi tentang
bagaimana program tersebut bermanfaat dan bagaimana program dapat
dilaksanakan.
e. Program certification, yang memberikan informasi tentang nilai atau
17
3. Model Evaluasi Brinkerhoff
Model ini dikembangkan oleh Brinkerhoff dan kawan-kawan, dengan
mengemukakan tiga jenis desain yaitu :
a. Fixed vs Emergant evaluation design. Desain fixed ditentukan dan
direncanakan secara sistematis dan dikembangkan dengan mengacu
pada tujuan program. Strategi pengumpulan informasi dalam desain ini
menggunakan tes, angket, lembar wawancara. Pada prinsipnya desain
ini terus berkembang sesuai dengan kondisi dan dapat berubah sesuai
dengan kebutuhan.
b. Formatif vs Summative evaluation. Evaluasi formatif digunakan untuk
memperoleh data bagi keperluan revisi program, sedangkan evaluasi
sumatif dibuat untuk menilai kegunaan suatu program. Pada evaluasi
sumatif fokus evaluasi ditujukan pada variabel-variabel yang
dipandang penting dan berkaitan dengan kebutuhan pengambilan
keputusan.
c. Desain eksperimental dan Quasi eksperimental vs Natural inquiry.
Merupakan hasil adopsi dari disiplin penelitian. Desain eksperimental
dan quasi eksperimental digunakan untuk menilai suatu program yang
baru diujicobakan. Sedangkan natural inquiry dilakukan dengan cara
evaluator terlibat langsung dengan sumber-sumber informasi serta
program yang dilaksanakannya.
4. Model Evaluasi Stake
Model ini dikembangkan oleh Stake, analisis proses evaluasi yang
dikemukakannya membawa dampak yang cukup besar dalam bidang ini dan
meletakkan dasar yang sederhana namun merupakan konsep yang cukup kuat
untuk perkembangan yang lebih jauh dalam bidang evaluasi. Model Stake
akan dapat memberikan gambaran pelaksanaan program secara mendalam dan
mendetail. Oleh karena itu persepsi orang-orang yang terlibat dalam sistem
pendidikan seperti perilaku guru, peran kepala sekolah, peran industri,
perilaku siswa dan situasi proses belajar mengajar di sekolah dan pelatihan
kerja di industri adalah kenyataan yang harus diperhatikan.
Penekanan yang umum atau hal yang penting dalam model ini adalah
bahwa evaluator yang membuat penilaian tentang program yang dievaluasi.
Stake mengatakan bahwa description di satu pihak berbeda dengan
judgements atau menilai. Dalam model ini antecedents (masukan), transaction
(proses) dan outcomes (hasil) data dibandingkan tidak hanya untuk
menentukan apakah ada perbedaan tujuan dengan keadaan sebenarnya, tetapi
juga dibandingkan dengan standar yang absolut untuk menilai manfaat
program (Tayibnapis, 2000:21-22).
Tujuan dari model Countenance Stake adalah melengkapi kerangka
untuk pengembangan suatu rencana penilaian kurikulum. Perhatian utama
Stake adalah hubungan antara tujuan penilaian dengan keputusan berikutnya
19
evaluasi formal, suatu kegiatan evaluasi yang sangat tergantung pada
pemakaian checklist, structured visitation by peers, controlled comparisons,
and standardized testing of students. Dalam hal checklist terdapat lima
ketegori yaitu: 1) Obyektivitas atau tujuan evaluasi, 2) Spesifikasi program
meliputi filsafat pendidikan yang dianut pada mata pelajaran, tujuan
pembelajaran, dan lain sebagainya, 3) Outcome program, seperti pengalaman
belajar, pencapaian hasil siswa, 4) Hubungan dan indikator mencakup
kongruensi kenyataan dan harapan, kontingensi meliputi sebab akibat, 5)
Judgment nilai. Stake’s mempunyai keyakinan bahwa suatu evaluasi haruslah memberikan deskripsi dan pertimbangan sepenuhnya mengenai evaluasi.
Dalam model ini stake sangat menekankan peran evaluator dalam
mengembangkan tujuan kurikulum menjadi tujuan khusus yang terukur,
sebagaimana berlaku dalam tradisi pengukuran behavioristik dan kuantitatif.
Model Countenance Stake terdiri atas dua matriks (Tayibnapis. 1989:16-17):
a. Matriks Deskripsi
Kategori pertama adalah sesuatu yang direncanakan pengembang
kurikulum atau program. Dalam konteks KTSP, kurikulum tersebut
adalah kurikulum yang dikembangkan atau digunakan oleh satu satuan
pendidikan. Sedangkan program adalah silabus dan Rencana Program
Pengajaran (RPP) yang dikembangkan guru. Guru sebagai pengembang
suatu kegiatan kelas tertentu. Misalnya yang berhubungan dengan minat,
kemampuan, pengalaman dan lain sebagainya dari peserta didik.
Kategori kedua dinamakan observasi, berhubungan dengan apa
yang sesungguhnya sebagai implementasi yang diinginkan pada kategori
yang pertama. Kategori ini terdiri atas antecedents, transaksi dan hasil.
Evaluator harus melakukan observasi (pengumpulan data) mengenai
antecendents, transaksi dan hasil yang ada di suatu satuan pendidikan.
b. Matriks Pertimbangan
Terdiri atas kategori standar dan pertimbangan, fokus
antecendents, transaksi dan outcomes (hasil yang diperoleh). Standar
adalah kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu kurikulum atau program.
Standar dapat dikembangkan dari karakteristik yang dimiliki kurikulum,
tetapi dapat juga dari yang lain. Kategori ini menghendaki evaluator
melakukan pertimbangan dari apa yang telah dilakukan dari kategori yang
pertama dan kedua matriks Deskripsi sampai kategori pertama matriks
Pertimbangan. Suatu evaluasi harus sampai kepada pemberian
pertimbangan. Matriks pertimbangan baru dapat dikerjakan oleh evaluator
setelah matriks Deskripsi diselesaikan. Matriks Deskripsi terdiri atas
kategori rencana dan observasi. Matriks Pertimbangan terdiri atas
kategori standard dan pertimbangan. Pada setiap kategori terdapat tiga
21
1) Antecedents phase; sebelum program diimplementasikan, sebuah
kondisi yang ada sebelum instruksi yang mungkin berhubungan
dengan hasil: Kondisi/kejadian apa yang ada sebelum implementasi
program? Apakah kondisi/kejadian ini akan mempengaruhi program?
2) Transactions phase; pelaksanaan program, pertemuan dinamis yang
merupakan proses instruksi (kegiatan, proses, dll): Apakah yang
sebenarnya terjadi selama program dilaksanakan? Apakah program
yang sedang dilaksanakan itu sesuai dengan rencana program?
3) Outcomes phase, mengetahui akibat implementasi pada akhir
program, efek dari pengalaman pembelajaran (pengamatan dan hasil
tenaga kerja). Apakah program itu dilaksanakan sesuai dengan yang
diharapkan? Apakah klien menunjukkan perilaku pada level yang
tinggi dibanding dengan pada saat mereka berada sebelum program
dilaksanakan? (Kaufman, 1980:123). Setiap tahapan tersebut dibagi
menjadi dua bagian yaitu description (deskripsi) dan judgment
(penilaian).
Cara kerja model evaluasi Stake yaitu evaluator mengumpulkan data
mengenai apa yang diinginkan pengembang program baik yang berhubungan
dengan kondisi awal, transaksi dan hasil. Data dapat dikumpulkan melalui
studi dokumen dapat pula melalui wawancara. Analisis logis diperlukan dalam
memberikan pertimbangan mengenai keterkaitan antara prasyarat awal,
apakah prasyarat awal yang telah dikemukakan pengembang program akan
tercapai dengan rencana transaksi yang dikemukakan. Atau sebetulnya ada
model transaksi lain yang lebih efektif. Demikian pula mengenai hubungan
antara transaksi dengan hasil yang diharapkan. Analisis kedua adalah analisis
empirik. Dasar bekerjanya sama dengan analisis logis tapi data yang
digunakan adalah data empirik.
Pekerjaan evaluator berikutnya adalah mengadakan analisis
congruence (kesesuaian) antara apa yang dikemukakan dalam tujuan dengan
apa yang terjadi dalam kegiatan (observasi). Perlu diperhatikan apakah yang
telah direncanakan dalam tujuan sesuai dengan pelaksanaanya di lapangan
atau terjadi penyimpangan-penyimpangan. Tugas evaluator berikutnya adalah
memberikan pertimbangan mengenai program yang sedang dikaji, untuk itu
evaluator memerlukan standar.
Dalam melakukan evaluasi sebelum melakukan pengumpulan data,
maka evaluator harus membuat kerangka acuan yang berhubungan dengan
antecedents, transaksi dan hasil. Hal tersebut dilakukan tidak hanya untuk
memperjelas tujuan evaluasi tetapi juga untuk melihat apakah model
Countenance Stake’s konsisten terhadap transactions, antecedent dan
23
D. Standar Nasional Pendidikan
Salah satu terobosan yang baik dari pemerintah dalam bidang pendidikan
adalah terlahirnya Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional. Inilah landasan awal pendidikan nasional dan dalam pelaksanaannya
berpegang kepada standar mutu secara keseluruhan karena sebelumnya usaha
untuk meningkatkan mutu sekolah di kita hanya dilaksanakan secara implisit
yaitu pada perbaikan mutu kurikulum dan tidak pada program perbaikan mutu
sekolah secara menyeluruh pada sektor pendidikan lainya. Undang-Undang
No.20 tahun 2003 pada pasal 35 tentang Standar Nasional Pendidikan
menjelaskan bahwa standar nasional pendidikan terdiri atas standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan dan standar
penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.
Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan
kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan dan
pembiayaan. Pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan
pelaporan pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan
standarisasi, penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan. Ketentuan
mengenai Standar Nasional Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Pemaparan
pasal 35 dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tersebut secara gamblang
yang harus dicapai melalui proses perencanaan dan dilakukan secara
berkelanjutan dengan cara berkala sehingga terjadi quality improvement. Selain
itu dijelaskan juga tentang quality control yang dilakukan untuk memantau mutu
pendidikan oleh suatu badan standardisasi, penjaminan dan pengendalian mutu
pendidikan. Inti standar mutu pendididikan terdapat dalam lingkup standar
nasional pendidikan meliputi:
1. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai
agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi sebagai agen
pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan
anak usia dini meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional dan kompetensi sosial.
2. Standar Sarana dan Prasarana
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi
perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar
lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Setiap
satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang
kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha,
25
produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat
beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi dan ruang/tempat lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.
3. Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan oleh Satuan Pendidikan, Pemda dan Pemerintah.
Untuk sekolah dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis
sekolah yang ditunjukan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi,
keterbukaan dan akuntabilitas. Sedangkan untuk perguruan tinggi
menerapkan otonomi perguruan tinggi yang dalam batas-batas yang diatur
dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku memberikan kebebasan
dan mendorong kemandirian.
Standar Pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi atau
nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan
(Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2007 Bab I Pasal 1 butir 9).
Perencanaan program satuan pendidikan meliputi perumusan visi,
misi, tujuan, dan rencana kerja sekolah (Permendiknas Nomor 19 Tahun
2007 tentang Standar Pengelolaan). Visi sekolah adalah rumusan yang berisi
pada masa yang akan datang (Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan). Misi sekolah adalah pernyataan yang berkaitan
dengan program sekolah untuk mewujudkan visi sekolah dalam kurun waktu
tertentu (Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007) Setiap sekolah tentunya
mempunyai visi dan misi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Visi dan
misi itu disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah tersebut dan harus
sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional sehingga
perkembangan disekolah tersebut dapat mengikuti perkembangan zaman.
Visi sekolah dijadikan sebagai cita-cita bersama setiap warga sekolah
dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang. Visi
tersebut harus mampu memberikan inspirasi, motivasi dan kekuatan pada
warga sekolah. Visi dapat dirumuskan oleh semua warga sekolah dan
diputuskan dalam rapat sekolah serta memperhatikan masukan-masukan dari
dewan komite sekolah. Setelah sepaham atas visi tersebut kemudian
disosialisasikan kepada warga sekolah kemudian ditinjau secara berkala
sesuai dengan perkembangan dan tantangan masyarakat.
Misi sekolah dapat memberikah arah dalam mewujudkan visi sekolah
sesuai dengan tujuan pendidikan sekolah. Misi merupakan dasar dari
program sekolah serta menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan
mutu lulusan yang diharapkan. Misi dapat memberikan keluwesan dan ruang
gerak pengembangan kegiatan satuan pendidikan unit sekolah yang terlibat.
27
kerja bisa dalam jangka menengah danjangka tahunan. Rencana kerja
menengah biasanya empat tahun sekali dan diputuskan dalam rapat dewan
pendidik dan komite sekolah. Rencana kerja tahunan dijadikan dasar
pengelolahan sekolah yang ditunjukan dengan kemandirian, kemitraan,
partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas.
Pelaksanaan rencana kerja mencakup komponen-komponen yaitu
pedoman sekolah, struktur organisasi sekolah, pelaksanaan kegiatan sekolah,
kegiatan bidang kesiswaan, kegiatan bidang kurikulum dan kegiatan
pembelajaran, kegiatan bidang pendidik dan tenaga kependidikan, kegiatan
bidang sarana prasarana, kegiatan bidang keuangan dan pembiayaan,
pengembangan budaya dan lingkungan sekolah, peran serta masyarakat dan
kemitraan sekolah (Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan). Sekolah membuat dan memiliki pedoman yang mengatur
berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihak
terkait. Perumusan pelaksanaan rencana kerja disesuaikan dengan visi dan
misi sekolah tersebut. Pedoman pengelolaan sekolah meliputi: kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP), kalender pendidikan, struktur organisasi,
pembagian tugas, tata tertib dan biaya operasional sekolah. Pedoman sekolah
berfungsi sebagai petunjuk pelaksanaan operasional.
Sekolah menyusun program pengawasan secara obyektif,
bertanggung jawab dan berkelanjutan. Penyusunan program pengawasan ini
keseluruh pendidik dan tenaga kependidikan. Pengawasan pengelolaan
sekolah meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak
lanjut hasil pengawasan. Pengawasan melaporkan hasil pengawasan di
sekolah kepada bupati atau walikota melalui dinas pendidikan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab dibidang pendidikan dan sekolah
yang bersangkutan, setelah dikonfirmasikan pada sekolah yang terkait.
Sekolah juga melakukan evaluasi diri terhadap kinerja sekolah.
Proses evaluasi dan pengembangan KTSP dilaksanakan secara komprehensif
dan fleksibel dalam mengadaptasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang mutakhir. Evaluasi kinerja pendidik harus memperhatikan pencapaian
prestasi dan perubahan-perubahan peserta didik. Selain itu sekolah juga
harus menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk mengikuti akreditasi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengawasan pengelolaan sekolah meliputi pemantauan, supervisi,
evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan. Pemantauan
pengelolaan sekolah dilakukan oleh komite sekolah atau bentuk lain dari
lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan
berkelanjutan untuk menilai efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas
pengelolaan. Sedangkan supervisi pengelolaan akademik dilakukan secara
teratur dan berkelanjutan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah
(Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007). Evaluasi dalam standar pengelolaan
29
KTSP, evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan dan
Akreditasi Sekolah (Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007).
Kepemimpinan sekolah yang dimaksudkan adalah kepala sekolah dan
wakil kepala sekolah. Kepala dan wakil kepala sekolah memiliki
kemampuan memimpin yaitu seperangkat pengetahuan, keterampilan dan
perilaku yang dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan sesuai dengan standar pengelolaan
satuan pendidikan Dalam aspek kepemimpinan sekolah, setiap sekolah
dipimpin oleh seorang kepala sekolah. Kriteria untuk menjadi seorang kepala
sekolah berdasarkan ketentuan dalam standar pendidik dan tenaga
kependidikan. Kepala sekolah SMA/MA minimal dibantu oleh tiga wakil
kepala sekolah.
Wakil kepala sekolah dipilih oleh dewan pendidik dan proses
pengangkatan serta keputusannya dilaporkan secara tertulis oleh kepala
sekolah kepada institusi diatasnya. Kepala dan wakil sekolah memiliki
kemampuan memimpin yaitu seperangkat pengetahuan, keterampilan dan
perilaku yang dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkannya dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan sesuai dengan standar pengelolaan
satuan pendidikan.
Kepala sekolah menjabarkan visi kedalam misi target mutu,
merumuskan tujuan yang akan dicapai menganalisis, membuat rencana kerja
Selain itu kepala sekolah mampu memfasilitasi pengembangan,
penyebarluasan visi pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik.
Kepala sekolah juga menjalin kerjasama dengan orang tua peserta didik dan
masyarakat dan komite sekolah menanggapi kepentingan dan kebutuhan
komunikasi yang beragam dan memobilisasi sumber daya masyarakat.
Kepala sekolah dapat mendelegasikan sebagian tugas dan kewenangan
kepada wakil kepala sekolah sesuai dengan bidangnya.
Sistem informasi manajemen adalah fasilitas informasi yang efisien,
efektif dan mudah diakses untuk mendukung administrasi pendidikan yang
efektif, efisien dan akuntabel. Aspek yang di analisis standar pengelolaan
meliputi perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan
evaluasi, kepemimpinan sekolah, sistem informasi manajemen, pelaksanaan
rencana kerja dan pengawasan evaluasi. Selain itu sekolah juga menugaskan
seorang guru atau tenaga kependidikan untuk melayani permintaan informasi
maupun pemberian informasi atau pengaduan dari masyarakat berkaitan
dengan pengelolaan sekolah baik secara lisan maupun tertulis dan semuanya
direkam dan didokumentasikan. Pihak sekolah juga berkomunikasi antar
warga sekolah dilingkungan sekolah dilaksanakan secara efisien dan efektif.
Cara melakukan analisis pada aspek perencanaan program, kepemimpinan
sekolah dan sistem informasi manajemen adalah menganalisis kesesuaian
antara kondisi ideal dan kondisi riil dari semua kriteria pada setiap
31
Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan, pasal 1 ayat 9, mengemukakan standar pengelolaan adalah
standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten/kota, provinsi atau nasional agar tercapai efisiensi
dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Standar pengelolaan oleh
satuan pendidikan meliputi: perencanaan program sekolah/madrasah,
pelaksanaan rencana kerja sekolah, monitoring dan evaluasi, kepemimpinan
sekolah dan sistem informasi manajemen.
Standar Pengelolaan Pendidikan Nasional bertujuan meningkatkan
mutu layanan minimal. Pengelolaan pendidikan nasional secara khusus
Standar Pengelolaan Pendidikan bertujuan untuk:
a. Memberikan acuan bagi terwujudnya sistem perencanaan pendidikan
pada tingkat Nasional, Regional/Daerah Propinsi, Kabupaten/Kota serta
pada tingkat satuan pendidikan/sekolah secara terkoordinasi dan terpadu
untuk mampu mengantisipasi aspirasi-aspirasi peningkatan mutu
pendidikan.
b. Memberi kerangka acuan bagi pengorganisasian, pelaksanaan,
pemantauan dan pengendalian pendidikan sejalan dengan tuntutan
peningkatan mutu dan standar pelayanan pendidikan pada semua bentuk,
jenis dan jenjang pendidikan.
c. Sebagai acuan dasar pengawasan dan penilaian pendidikan, yang relevan
dan konsisten dengan sistem perencanaan, dan pelaksanaan program
pendidikan pada tingkat pemerintah pusat, pemerintah daerah Provinsi
dan Kabupaten dan pada tingkat satuan pendidikan.
d. Memberikan pedoman kepada seluruh warga bangsa khususnya yang
berkiprah dalam pengelolaan pendidikan bagaimana merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, memantau, mengawasi,
mengendalikan dan menilai program pendidikan secara efisien, efektif,
baik dan benar.
e. Menciptakan terwujudnya koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan
amanah pendidikan bagi semua rakyat baik secara vertikal maupun
horizontal antara seluruh unsur kelembagaan yang bertugas,
berwewenang dan bertanggung jawab dalam pendidikan mulai dari
tingkat Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Propinsi, Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota dan Satuan Pendidikan dalam Pengelolaan
33
Tabel 2.1. Indikator Keberhasilan Standar Pengelolaan
KOMPONEN ASPEK INDIKATOR
Rencana Kerja Sekolah
Visi sekolah Memiliki perumusan dan penetapan visi sekolah yang mudah dipahami. Sosialisasi kepada seluruh warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan.
Misi sekolah Memiliki perumusan dan penetapan misi sekolah yang mudah dipahami serta sering disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan.
Tujuan sekolah Memiliki perumusan dan penetapan tujuan sekolah 4 tahun dan 1 tahun yang mudah dipahami serta sering disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan
Berisi sesuai dengan aspek-aspek SNP.
Rencana kerja sekolah
Memiliki rencana kerja jangka menengah (empat tahunan)
Memiliki rencana kerja satu tahun dengan sistematika sesuai pedoman Sosialisasi oleh pemimpin sekolah
Isi keseluruhan RKAS atau rencana kerja jangka pendek/rencana kerja satu tahun berdasarkan aspek-aspek SNP Perencanaan kegiatan bidang kesiswaan.
Perencanaan kegiatan bidang pengembangan kurikulum dan pembelajaran.
KOMPONEN ASPEK INDIKATOR
dan tenaga kependidikan.
Pengelolaan kegiatan bidang sarana dan prasarana pembelajaran.
Pengelolaan kegiatan bidang keuangan dan pembiayaan pendidikan.
Perencanaan penciptaan suasana, iklim dan lingkungan pembelajaran yang kondusif.
Perencanaan melibatkan masyarakat pendukung dan membangun kemitraan dengan lembaga lain yang relevan. Perencanaan pengawasan
Perencanaan kegiatan evaluasi diri.
Perencanaan evaluasi kinerja pendidik dan tenaga kependidikan
Perencanaan kegiatan persiapan bahan yang diperlukan untuk akreditasi sekolah oleh BAS
Memiliki pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis; Mudah dipahami oleh pihak-pihak terkait.
Struktur organisasi sekolah
Memiliki struktur organisasi dengan uraian tugas yang jelas dari masing-masing anggota organisasi.
Pelaksanaan kegiatan sekolah
Pelaksanaan kegiatan sekolah sesuai dengan rencana kerja tahunan.
Bidang kesiswaan Pelaksanaan kegiatan bidang kesiswaan.
Bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran
Pelaksanaan bidang pengembangan kurikulum dan pembelajaran.
35
KOMPONEN ASPEK INDIKATOR
tenaga kependidikan pengelolaan pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan
Bidang sarana dan prasarana
Pengelolaan kegiatan bidang sarana dan prasarana pembelajaran.
Bidang keuangan dan pembiayaan
Pengelolaan kegiatan bidang keuangan dan pembiayaan pendidikan.
Budaya dan lingkungan
Penciptaan suasana, iklim dan lingkungan pembelajaran yang kondusif.
Peran serta masyarakat dan kemitraan sekolah
Keterlibatan masyarakat pendukung dan membangun kemitraan dengan lembaga lain yang relevan.
Pengawasan dan Evaluasi
Program pengawasan Memiliki program pengawasan dan sosialisasi
Pelaksanaan pengawasan
Isi/sasaran kepengawasan
Evaluasi diri Pelaksanaan kegiatan evaluasi diri.
Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan
Pelaksanaan evaluasi kinerja pendidik dan tenaga kependidikan.
Akreditasi sekolah Pelaksanaan persiapan bahan yang diperlukan untuk akreditasi sekolah oleh BAS
Memiliki struktur kepemimpinan sesuai standar pendidik dan tenaga kependidikan, yaitu seorang kepala sekolah dan 1 (satu) atau lebih wakil
Memiliki sistem informasi manajemen untuk mendukung administrasi pendidikan.