• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Kader Kesehatan Dalam Penyuluhan Imunisasi dan Penyakit Campak Pada Pekan Imunisasi Nasional Di Wilayah Kerja Puskesmas Kejaksan Kota Cirebon Tahun 2007.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Kader Kesehatan Dalam Penyuluhan Imunisasi dan Penyakit Campak Pada Pekan Imunisasi Nasional Di Wilayah Kerja Puskesmas Kejaksan Kota Cirebon Tahun 2007."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

PERAN KADER DALAM PENYULUHAN IMUNISASI DAN PENYAKIT CAMPAK PADA PEKAN IMUNISASI NASIONAL DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS KEJAKSAN KOTA CIREBON TAHUN 2007 Risty Hafinah, 2008; Pembimbing: Dr. Felix Kasim, dr., M.kes

Berdasarkan data dari BAPEDA Jabar, pada tahun 2006 cakupan imunisasi campak di sejumlah kabupaten/kota masih belum mencapai 100%. Data dari Puskesmas Kejaksan kota Cirebon pada tahun 2006, cakupan PIN 2006 tidak mencapai target.. Melihat kenyataan ini maka dilakukanlah penelitian mengenai gambaran peran kader dalam penyuluhan imunisasi campak pada PIN 2007.

Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif. Subjek penelitian adalah 142 kader kesehatan dari 15 Posyandu. Penelitian ini mengambil data primer menggunakan kuesioner dan data sekunder dari Puskesmas Kejaksan kota Cirebon. Data yang diolah dibagi dalam 4 kategori yakni karakteristik responden, data umum kader, data pelaksanaan PIN, dan pengetahuan kader. Hasil ukur dinilai dengan tingkat baik, cukup, kurang.

Hasil penelitian menunjukkan data umum kader mencapai tingkat cukup 52,11%, Data pelaksanaan PIN mencapai tingkat baik 100%, dan pengetahuan kader mencapai mencapai tingkat baik 69,01%.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa seluruh kader (100%) melaksanakan penyuluhan campak dan imunisasi campak. Pengetahuan kader tentang campak dan imunisasi campak mencapai tingkatan baik.

(2)

ABSTRACT

ROLE OF THE HEALTH CADRE ON PROMOTION OF MEASLES

IMUNIZATION AND MEASLES WHICH IS HELD NATIONAL

IMUNIZATION PROGRAM AT KEJAKSAN CIREBON PUBLIC HEALTH

CENTRE BY THE YEAR 2007

Risty Hafinah, 2008; lecturer: Dr. Felix Kasim,dr., M.kes

Based on BAPEDA West Java’s data, on the year 2006, the achievement of immunization programs held on their districts/cities was not yet reach 100%. Another data from Kejaksan Public Health Centre (PHC) Cirebon on the year 2006, the achievement of PIN 2006 also didn’t reach the target. Based on these realities, an study about cadres’s descriptive on participating in immunization health promotion program is held on 2007.

The study use a descriptive method. The subject was 142 health cadres from 15 Posyandu. This study got the primary data by using questionnaire, and the secondary data from Kejaksan Public Health Centre (PHC) Cirebon. The data processed into 4 categories which are respondent’s characteristic, cadre’s general information, PIN program’s data, and cadre’s knowledge.The measurement result are written good, average, or low.

This study’s result shows that the cadre’s general information reach an average level 52,11%, PIN program’s data reach a good level 100%, and cadre’s knowledge reach a good level 69,01%.

From this study, we can conclude that all the cadres (100%) had done the measles health promotion and measles immunization program. Cadre’s knowledge about measles and measles immunization program reach a good level.

(3)
(4)

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Lembar persetujuan pembimbing ii

Lembar pernyataan iii

Abstrak iv

Abstract v

Kata Pengantar vi

Daftar Isi vii

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Identifikasi Masalah 4 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 4 1.4 Manfaat Penelitian 5 1.5 Kerangka pemikiran 5 1.6 Metode Penelitian 7 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1Imunisasi 8

2.1.1 Tujuan Imunisasi 9

2.1.2 Vaksin Program Pengembangan Imunisasi (PPI) 9

2.1.3 Jadwal Imunisasi 9

2.2 Campak 10

2.2.1 Epidemiologi 10

2.2.2 Patogenesis 10

2.2.3 Diagnosis 11

(5)

viii

2.2.5 Pengobatan 12

2.2.6 Pencegahan 13

2.3 Pekan Imunisasi Nasional (PIN) 16

2.3.1 Tujuan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) 2007 16

2.3.2 Reduksi Campak 17

2.5.2 Determinan Perilaku Kesehatan 26

2.5.3 Indikator Perilaku Kesehatan 28

BAB III METODE PENELITIAN 30

3.1 Metode Penelitian 30

3.6.1 Karakteristik Responden 33

3.6.2 Data umum kader 33

3.6.3 Data Pelaksanaan PIN 2007 33

(6)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35

4.1 Karakteristik Responden 35

4.2 Data Umum Kader 37

4.3 Data Pelaksanaan PIN 2007 39

4.4 Pengetahuan Kader 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 48

5.1 Kesimpulan 48

5.2 Saran 48

DAFTAR PUSTAKA 49

(7)

x

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Jadwal Pemberian Imunisasi 9

4.1 Distribusi Tingkat Pendidikan Kader 35

4.2 Distribusi Profesi Kader 36

4.3 Data Umum Kader 37

4.4 Skala Ordinal Data Umum Kader 39

4.5 Data Pelaksanaan PIN 39

4.6 Skala Ordinal Data Pelaksanaan PIN 40

4.7 Apakah Gejala Penyakit Campak? 41

4.8 Apakah Penyebab Penyakit Campak? 42

4.9 Apakah Manfaat Imunisasi Campak? 42

4.10 Pada Usia Berapa Imunisasi Campak Sebaiknya Diberikan? 43

4.11 Apakah Manfaat Imunisasi? 44

4.12 Bagaimana Cara Pemberian Imunisasi Campak? 44 4.13 Bila Anak Sedang Panas, Bolehkah Diberi Imunisasi? 45 4.14 Bila Anak Batuk/Pilek/Flu Ringan, Bolehkah Diberi Imunisasi? 46

4.15 Apa Tujuan Dilaksanakan PIN 2007? 46

4.16 Siapakah Sasaran PIN 2007? 47

4.17 Skala Ordinal Pengetahuan Kader 47

(8)

DAFTAR TABEL

(9)

50

KUESIONER PENELITIAN ILMU KESEHATAN

MASYARAKAT

IMUNISASI CAMPAK

UNTUK KADER KESEHATAN

No. Kuesioner :………

Tanggal Wawancara :………

Posyandu tempat bertugas :………

Karaktererisrik Responden

:

1. Nama :………

2. Umur :………

3. Alamat :………

4. Pendidikan : a. SD b. SMP c.SMA

d. D3 e.S1

5. Pekerjaan : a. Ibu Rumah Tangga

b. Wiraswasta

c. Pegawai Negeri Sipil

d. Pegawai Swasta

Data Umum

1. Berapa lama Ibu menjadi kader?

a. < 5 tahun (5)

b. > 5 tahun (10)

2. Sudah berapa kali mendapat pelatihan kader dalam 5 tahun terakhir ini?

a. 1x (1) c. 3x (3) e. >4x (10)

(10)

3. Apakah Ibu aktif secara rutin dalam kegiatan posyandu tiap bulan?

a. Ya (1)

b. Tidak (0)

4. Jika tidak apa alasannya?

a. Sibuk, sehingga tidak bisa hadir

b. Ada yang menggantikan

c. Posyandu tidak dilaksanakan tiap bulan

d. Lain-lain….

5. Apakah Ibu pernah mendapatkan penyuluhan tentang imunisasi campak

dari petugas puskesmas dalam satu tahun terakhir?

a. Ya (1)

b. Tidak (0)

6. Jika tidak, mengapa?

a. Sibuk, sehingga tidak bisa hadir

b. Tidak tahu akan ada penyuluhan

c. Petugas penyuluh tidak hadir

d. Tidak ada penyuluhan

e. Lain-lain…

Data Pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional

1. Apakah Ibu melakukan pendataan sasaran PN 2007 sebelum PIN

dilaksanakan?

a. Ya (1)

b. Tidak (0)

2. Jika tidak, mengapa?

a. Sibuk, sehingga tidak bisa mendata

(11)

52

d. Tidak diharuskan mendata oleh Puskesmas

3. Apakah Ibu memberikan penyuluhan tentang campak dan imunisasi

campak kepada masyarakat sebelum PIN dilaksanakan?

a. Ya (1)

b. Tidak (0)

4. Jika tidak, mengapa?

a. Sibuk, sehingga tidak bisa memberikan penyuluhan

b. Tidak tahu masyarakat harus diberikan penyuluhan

c. Ada petugas Puskesmas yang memberikan penyuluhan

d. Tidak diharuskan memberikan penyuluhan

5. Apakah Ibu mendistribusikan “undangan”/mengingatkan kembali semua

orang tua balita untuk hadir ke pos PIN?

a. Ya (1)

b. Tidak (0)

6. Jika tidak, mengapa?

a. Sibuk, sehingga tidak bisa mengingatkan kembali

b. Tidak tahu harus mengingatkan kembali

c. Tidak perlu karena sudah diberi penyuluhan

d. Tidak diharuskan mengingatkan kembali oleh Puskesmas

7. Apakah Ibu melakukan sweeping/kunjungan ke rumah-rumah untuk mencari balita yang belum mendapat imunisasi?

a. Ya (1)

b. Tidak (0)

8. Jika tidak, mengapa?

a. Sibuk, sehingga tidak bias melakukan sweeping b. Tidak tahu harus dilaksanakan sweeping

(12)

Pengetahuan Kader

1. Apakah gejala penyakit campak?

a. Demam (10)

b. Diare (1)

c. Batuk (10)

d. Bercak kemerahan pada tubuh (10)

e. Muntah (1)

2. Apakah penyebab campak? a. Virus (10)

b. Bakteri (5)

c. Jamur (5)

d. Parasit (5)

e. Tidak tahu (1)

3. Apa manfaat imunisasi campak? a. Mencegah kelumpuhan (3)

b. Mencegah penyakit campak (10)

c. Mencegah muntaber (3)

d. Mencegah sakit kuning (3)

e. Tidak tahu (1)

4. Pada usia berapa imunisasi campak sebaiknya diberikan? a. 0, 1, 6 bulan (3)

b. 0-2 bulan (3)

c. 9 bulan (10)

d. 2, 4, 6 bulan (3)

e. tidak tahu (1)

5. Apakah manfaat imunisasi? a. Meningkatkan berat badan (3)

(13)

54

d. Mencegah penyakitk (10)

e. Menjadikan anak lebih pandai (1) 6. Bagaimana pemberian imunisasi campak? a. Disuntikkan di paha (10)

b. Disuntikkan di bokong (3)

c. Disuntikkan di lengan (10)

d. Diteteskan dalam mulut (3)

e. Tidak tahu (1)

7. Bila anak sedang panas, bolehkah diimunisasi? a. Boleh (0)

b. Tidak boleh (1)

8. Bila anak sedang batuk/pilek/flu ringan, bolehkah diimunisasi? a. Boleh (1)

b. Tidak boleh (0)

9. Apakah tujuan dilaksanakan PIN 2007? a. Memberantas penyakit flu burung (3)

b. Imunisasi rutin polio (5)

c. Memutuskan rantai penularan virus polio liar (10) d. Imunisasi dasar rutin (5)

e. tidak tahu (1)

10.Siapakah sasaran PIN 2007? a. semua anak 0-12 bulan (5)

b. semua anak 0-24 bulan (5)

c. semua anak 0-48 bulan (5)

d. semua anak 0-59 bulan (10)

e. tidak tahu (1)

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Telah diketahui bahwa akhir-akhir ini penyakit campak merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara kita yakni dengan dilaporkannya kejadian wabah penyakit campak di beberapa daerah dengan angka kesakitan dan angka kematian yang cukup tinggi.

Untuk mencegah dan memberantas penyakit campak satunya-satunya cara yang paling efektif adalah dengan jalan vaksinasi. Dengan tujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian maka pemerintah (Departemen kesehatan ) telah melaksanakan program pengembangan imunisasi sebagaimana yang telah dikampanyekan oleh WHO ( Rampengan, 1997).

Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh Virus Campak. Gejala-gejala penyakit campak adalah demam, batuk, pilek dan bercak-bercak merah pada permukaan kulit 3 – 5 hari setelah anak menderita demam. Bercak mula-mula timbul di pipi bawah telinga yang kemudian menjalar ke muka, tubuh dan anggota tubuh lainnya. Penyakit campak dapat berkembang menjadi komplikasi berupa radang paru-paru, infeksi pada telinga, radang pada saraf, radang pada sendi dan radang pada otak yang dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen (Nelson, 2000).

(15)

2

Universitas Kristen Maranatha Indonesia yang belum menerima imunisasi campak. Kelalaian untuk memberikan imunisasi campak pada balita telah mengakibatkan lebih dari 15,000 anak di Indonesia terserang campak. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan penderita campak tertinggi di dunia. Bahkan, tiap 20 menit ada satu anak di Indonesia yang meninggal karena penyakit ini (http:// www.koalisi.org).

Program pemberian imunisasi ini dimulai sejak 20 Februari 2007 sampai tanggal yang sama bulan depan. Untuk imunisasi polio dan pemberian vitamin A targetnya 792.017 balita. Vaksin kali ini menggunakan anggaran dari World Health Organization (WHO) dan PMI Internasional sebesar Rp 1,59 miliar. Berdasarkan data surveilans aktif rumah sakit di Jakarta pada tahun 2006, memaparkan cakupan anak di Jakarta yang sudah memperoleh vaksin imunisasi masih minim. Yaitu untuk anak usia satu sampai empat tahun adalah 53 persen, dan anak lima tahun hingga 14 tahun 24 persen. Cakupan yang belum mencapai 90 persen, dinilai cukup mengkhawatirkan.

Angka kejadian campak di Jawa Barat selaku provinsi dengan jumlah penduduk dan jumlah kasus yang cukup tinggi, berperan dalam menambah tingginya angka secara nasional. Kasus campak masih tersebar di sebagian Kota/Kabupaten di Jawa Barat.

Pada tahun 2006 dilaporkan 3.748 kasus campak, 45,97% (1.723) di antaranya terjadi pada balita. Pada tahun 2006, cakupan imunisasi campak di sejumlah Kabupaten/Kota masih belum mencapai 100% (http:// www.bapeda-jabar.go.id, 2006).

Data menunjukkan bahwa di beberapa Kabupaten/Kota seperti Kab. Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Indramayu, Karawang dan Bekasi, cakupan imunisasi campak pada tahun 2006 masih kurang dari 80%. Hal itu berbanding lurus dengan masih tingginya kasus campak di daerah-daerah tersebut.

(16)

3

Adapun untuk Kota Bandung ditargetkan 196.085 anak untuk campak dan 214.232 untuk imunisasi polio. sampai Sabtu (24/2/2006) pukul 15.20 WIB sudah tercakup 69.075 (35,2%) untuk imunisasi campak dan 83.692 (39,1%) anak untuk imunisasi polio ( http:// www.bapeda-jabar.go.id, 2006).

Berdasarkan data dari Puskesmas Kejaksan Cirebon tahun 2006, cakupan imunisasi campak(87%) tidak mencapai target(90%)

Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsionil yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam satu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok. Salah satu usaha kesehatan pokok Puskesmas yaitu pencegahan dan pemberantasan penyakit menular seperti penyakit campak. Salah satu faktor yang diharapkan mendukung keberhasilan program pencegahan campak melalui PIN 2007 adalah keaktifan kader Posyandu dengan melakukan penyuluhan (Soekidjo Notoatmodjo, 2005).

Seorang kader kesehatan merupakan warga masyarakat yang terpilih dan diberi bekal keterampilan kesehatan melalui pelatihan oleh sarana pelayanan kesehatan/Puskesmas setempat. Melalui kegiatannya sebagai kader ia diharapkan mampu menggerakan masyarakat untuk melakukan kegiatan yang bersifat swadaya dalam rangka peningkatan status kesehatan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan yang sifatnya promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif (Soekidjo Notoatmodjo, 2005).

Dalam wilayah kerja Puskesmas Kejaksan Kota Cirebon terdapat 15 Posyandu. Jumlah kader yang dimiliki sebanyak 225 orang. Jadi setiap Posyandu memiliki 15 orang kader.

Dengan adanya partisipasi kader, Posyandu diharapkan mampu berperan aktif dalam menunjang pemberantasan campak melalui penyuluhan.

(17)

4

Universitas Kristen Maranatha 1.2Identifikasi masalah

Tabel 1.1 Imunisasi campak

Tahun Target Cakupan

2005 88% 84%

2006 90% 87%

2007 93% 91%

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah gambaran peran kader dalam penyuluhan imunisasi campak dan penyakit campak pada PIN 2007 dalam wilayah kerja Puskesmas Kejaksan Kota Cirebon?

2. Bagaimanakah gambaran pengetahuan kader tentang imunisasi campak dan penyakit campak?

1.3Maksud danTujuan Penelitian

Maksud penelitian:

Untuk mengetahui gambaran peran kader Posyandu dalam penyuluhan imunisasi campak dan penyakit campak di wilayah kerja Puskesmas Kejaksan Kota Cirebon pada PIN 2007.

Tujuan penelitian:

1. Mengetahui gambaran keaktifan kader Posyandu dalam penyuluhan imunisasi campak dan penyakit campak

(18)

5

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: a. Bagi Dinas Kesehatan dan Puskesmas

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai gambaran peran kader Posyandu dalam penyuluhan imunisasi campak dan penyakit campak selama PIN 2007 di wilayah kerja Puskesmas Kejaksan Kota Cirebon sehingga dapat dijadikan acuan untuk lebih meningkatkan peran Posyandu, terutama kader dalam pencegahan campak di Indonesia.

b. Bagi masyarakat

Meningkatkan kesadaran ibu khususnya yang memiliki bayi dan balita dalam menjaga anak terhadap serangan virus campak serta meningkatkan pengetahuan tentang campak, imunisasi campak, dan PIN.

c. Bagi penulis

Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai penyakit campak, tranmisi dan pencegahannya.

1.5Kerangka Pemikiran

Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh Virus Campak. Gejala-gejala penyakit campak adalah demam, batuk, pilek dan bercak-bercak merah pada permukaan kulit 3 – 5 hari setelah anak menderita demam. Bercak mula-mula timbul di pipi bawah telinga yang kemudian menjalar ke muka, tubuh dan anggota tubuh lainnya. Penyakit campak dapat berkembang menjadi komplikasi berupa radang paru-paru, infeksi pada telinga, radang pada saraf, radang pada sendi dan radang pada otak yang dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen.Untuk mencegah dan memberantas penyakit campak satunya-satunya cara yang paling efektif adalah dengan jalan vaksinasi (Rampengan, 1997).

(19)

6

Universitas Kristen Maranatha dan anak lima tahun hingga 14 tahun 24 persen. Cakupan yang belum mencapai 90 persen, dinilai cukup mengkhawatirkan

Kelalaian untuk memberikan imunisasi campak pada balita telah mengakibatkan lebih dari 15,000 anak di Indonesia terserang campak. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan penderita campak tertinggi di dunia. Bahkan, tiap 20 menit ada satu anak di Indonesia yang meninggal karena penyakit ini.Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang pelaksanaan program pencegahan campak di posyandu dan keaktifan kadernya dalam melaksanakan penyuluhan imunisasi campak (http:// www.koalisi.org.)

Salah satu faktor yang diharapkan mendukung keberhasilan program pencegahan campak melalui PIN 2007 adalah keaktifan kader Posyandu dengan melakukan penyuluhan. Posyandu merupakan ujung tombak terdepan kesehatan masyarakat. Oleh sebab itu keberadaannya patut mendapat perhatian lebih.

Dalam wilayah kerja Puskesmas Kejaksan Kota Cirebon terdapat 15 Posyandu. Jumlah kader yang dimiliki hanya sebanyak 225 orang. Jadi setiap Posyandu memiliki 15 orang kader. Dengan adanya partisipasi kader, Posyandu tetap diharapkan mampu berperan aktif dalam menunjang pemberantasan campak melalui penyuluhan.

(20)

7

1.6Metode Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:

• Jenis Penelitian : Deskriptif • Rancangan Penelitian : Cross sectional

• Teknik Pengumpulan data : Survei, melalui wawancara langsung dengan

responden

• Instrumen Penelitian : Kuesioner

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

1.7.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kejaksan Kota Cirebon

1.7.2 Waktu penelitian

Penelitian ini berlangsung sejak Februari sampai Desember 2007

(21)

48 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Seluruh kader (100%) melaksanakan penyuluhan imunisasi dan penyakit

campak selama Pekan Imunisasi Nasional 2007 berlangsung.

2. Pengetahuan kader tentang campak dan imunisasi campak mencapai tingkatan baik 69,01%.

5.2 Saran

1. Bagi Puskesmas:

Mempertahankan program penyuluhan dan pelatihan untuk kader kesehatan sesuai tingkat pendidikan kader yang merupakan bekal keterampilan bagi mereka.

2. Bagi masyarakat:

(22)

DAFTAR PUSTAKA

IDAI. 2005. Buku panduan imunisasi di Indonesia. Dalam Soegeng Soegijanto: Campak.

Edisi 2. Jakarta: Badan penerbit pengurus IDAI

Nelson. 2000. Ilmu kesehatan anak. Jakarta: EGC

T.H. Rampengan, I.R. Laurentz. 1997. Penyakit infeksi tropik pada anak. Jakarta: EGC

Soekidjo Notoatmodjo. 2005. Promosi kesehatan teori dan aplikasi. Jakarta: Rineka cipta

_______.1996. Ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta: Rineka cipta

IDAI. 2004. Jadwal imunisasi. http://

www.wikipedia.org/wiki/jadwal imunisasi. 15

Agustus 2007

.

Ade. 2007. Campak. http://

www.koalisi.org

. 15 Agustus 2007

http://

www.wikipedia.org/wiki/demam campak 15 Agustus 2007

Gambar

Tabel 1.1 Imunisasi campak

Referensi

Dokumen terkait

Musik background akan hidup atau mati ketika membuka halaman yang dipilih (kecuali halaman materi dan soal yang tidak ada

Sistem yang dibuat ini menggunakan algoritma FIFO (First In First Out) yang dapat mempermudah pemrosesan pesanan tiket dikarenakan dalam pemrosesannya sudah

Four items were used to measure the extent to which respondents felt that the government’s explanations of its action on smoking control were intelligible: ‘‘I think the

Pengukuran return pasar digunakan untuk membandingkan dengan return reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana campuran berdasarkan metode pengukuran yang

1) Variabel konflik kerja-keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap turnover intention karyawan pada Restoran Pizza Hut Mall Bali Galeria. Pengaruh positif

Apa konsep bisnis yang dapat memberikan layanan untuk owner dan admin dalam menangani masalah sulitnya menginformasi meeting space , working space dan event space serta

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Return On Equity (ROE) dan Total Asset Turnover (TATO), terhadap

Dengan menggunakan metodologi ini dapat diketahui kebutuhan dan prosedur yang digunakan dalam sistem informasi manajemen inventarisasi.. Simpulan dari sistem ini dapat memudahkan