• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENERAPAN ORNAMEN TRADISIONAL SEBAGAI TATA HIAS DI RUAS JALAN KOTA MEDAN DITINJAU DARI PRINSIP ESTETIKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENERAPAN ORNAMEN TRADISIONAL SEBAGAI TATA HIAS DI RUAS JALAN KOTA MEDAN DITINJAU DARI PRINSIP ESTETIKA."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENERAPAN ORNAMEN TRADISIONAL

SEBAGAI TATA HIAS DI RUAS JALAN

KOTA MEDAN DITINJAU DARI

PRINSIP ESTETIKA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

WIRATAMA

NIM. 209151029

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia yang telah diberikan-Nya bagi penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang harus diselesaikan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Bahasa dan Seni, Unimed.

Penulis menyadari sepenuhnya Skripsi ini belum mencapai hasil yang maksimal, untuk itu sangat diharapkan saran dan masukan yang membangun dari pembaca. Semoga Skripsi ini bisa memberi kontribusi terhadap pengetahuan. Penulis juga menyadari bahwa banyak hambatan dan kesulitan yang dialami dalam menyelesaikan Skripsi ini, tetapi keberhasilan penulis dalam menyelesaikan sebuah karya ilmiah tidaklah terwujud tanpa bantuan dari semua pihak, baik dukungan moral, materi, fasilitas dari lembaga berperan dalam kelancaran penyusunan Skripsi ini.

Pada kesempatan yang berbahagia ini dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan.

3. Dr. Wahyu Tri Atmojo, M.Hum, Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa sekaligus Penguji.

4. Drs. Mesra, M.Sn, Sekretaris Jurusan Pendidikan Seni Rupa. 5. Drs. Sri Wiratma, M.Si, Pembimbing Skripsi.

6. Drs. Nelson Tarigan, M.Si, Pembimbing Akademik dan Penguji. 7. Drs. Heri Soeprayogi, M.Si, Penguji.

8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Seni Rupa serta Administrasi dan perlengkapan di lingkungan FBS Universitas Negeri Medan.

9. Kedua Orang Tua penulis Ibu Tuti Rahayu dan Bapak Sofyan Effendi, atas bantuan doa, materi, moral dan motivasinya.

10. Kedua adik penulis, Ayu Pratiwi dan Indah Prantia atas dukungannya. 11. Dinas Pertamanan Kota Medan, beserta staf-staf yang terkait yang

telah membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini.

12. Badan Penelitian dan Pengembangan yang telah membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini.

13. Seluruh pihak keluarga yang turut mendoakan dan memberi dukungan dalam penyusunan Skripsi ini.

14. Teman – teman stambuk 2009 terima kasih atas kebersamaan, bantuan, dukungan dan doanya selama penulis menyusun Skripsi ini.

(7)

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga Skripsi ini bermanfaat bagi peneliti dan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Seni Rupa.

Medan, September 2015 Penulis,

(8)

ABSTRAK

Wiratama, NIM 209151029. Analimim Penerapan Ornamen Tradimional Sebagai Tata Hiam Di Ruam Jalan Kota Medan Ditinjau Dari Prinmip Emtetika, Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Fakultam Bahama dan Seni, Univermitam Negeri Medan, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk membahas jenis, bentuk, motif dari ornamen tradisional Sumatera Utara yang diaplikasikan sebagai hiasan di taman median jalan di beberapa jalan protokol di kota Medan yang ditinjau dari prinsip-prinsip estetika yang diterapkan pada ornamen. Terdapat 9 jenis ornamen tradisional yang ada di jalan-jalan kota Medan yang terbagi di 11 kecamatan yang ada di kota Medan.

Untuk memperoleh data mengenai analisis ornamen yang diterapkan sebagai hiasan di taman median jalan di kota Medan dilakukan pengumpulan data melalui instrumen penelitian observasi, dokumentasi, penilaian dan wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan ornamen sebagai hiasan di taman median jalan kota Medan cukup memenuhi standar yang ditentukan oleh prinsip-prinsip estetika yang telah diterapkan. Standar dari penilaian ditentukan oleh 3 dosen ahli yaitu, Drs. Brisman Silaban, M.Si, Drs. Misgiya, M.Hum, Drs. Sofian Sagala. Hasil penilitian menunjukkan 7 jenis ornamen memiliki nilai 70 ke atas dan masuk ke dalam kategori baik, 2 jenis ornamen lainnya memiliki nilai 60 ke atas yang masuk ke dalam kategori cukup baik.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Kerangka Teoritis... 7

1. Pengertian Analisis... 7

2. Pengertian Penerapan... 8

3. Pengertian Ornamen... 8

4. Prinsip-Prinsip Estetika... 11

a....Kesatuan... 12

(10)

B. Kerangka Konseptual... 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian... 22

B. Metode Penelitian... 22

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

D. Instrumen Penelitian... 25

E. Teknik Pengumpulan Data... 26

F. Teknik Analisis Data... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian ... 34

B. Analisis Hasil Penelitian ... 52

a....Hasil Penilaian... 52

b....Klasifikasi Data... 61

C. Analisis Hasil Wawancara ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA... 72

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Jadwal Penelitian ... 22

Tabel 3.2 : Format Penilaian Ornamen... 29

Tabel 4.1 : Hasil Penilaian Oleh Drs. Brisman Silaban, M. Si ... 51

Tabel 4.2 : Hasil Penilaian Oleh Drs. Misgiya, M. Sn... 54

Tabel 4.3 : Hasil Penilaian Oleh Drs. Sofian Sagala ... 57

Tabel 4.4 : Hasil Akumulasi Penilaian Ornamen... 60

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.01 : Gambar Ornamen Perbunga Rintua... 34

Gambar 4.02 : Gambar Penampakan Perbunga Rintua... 35

Gambar 4.03 : Denah Lokasi Perbunga Rintua... 35

Gambar 4.04 : Gambar Ornamen Tapak Raja Sulaiman... 36

Gambar 4.05 : Gambar Penampakan Tapak Raja Sulaiman... 37

Gambar 4.06 : Denah Lokasi Tapak Raja Sulaiman... 37

Gambar 4.07 : Gambar Ornamen Bindu Natogog ... 38

Gambar 4.08 : Gambar Penampakan Bindu Natogog... 39

Gambar 4.09 : Denah Lokasi Bindu Natogog... 39

Gambar 4.10 : Gambar Ornamen Khat Kufi... 40

Gambar 4.11 : Gambar Penampakan Khat Kufi... 41

Gambar 4.12 : Denah Lokasi Khat Kufi... 41

Gambar 4.13 : Gambar Ornamen Ricih Wajid... 42

Gambar 4.14 : Gambar Penampakan Ricih Wajid... 43

Gambar 4.15 : Denah Lokasi Ricih Wajid... 43

Gambar 4.16 : Gambar Ornamen Pucuk Rebung... 44

Gambar 4.17 : Gambar Penampakan Pucuk Rebung... 45

Gambar 4.18 : Denah Lokasi Pucuk Rebung... 45

Gambar 4.19 : Gambar Ornamen Bunga Ros... 46

Gambar 4.20 : Gambar Penampakan Ornamen Bunga Ros... 47

Gambar 4.21 : Denah Lokasi Ornamen Bunga Ros... 47

(13)

Gambar 4.25 : Gambar Ornamen Jenggar Samosir... 50 Gambar 4.26 : Gambar Penampakan Jenggar Samosir... 51

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rancangan Awal Proyek Ornamen ...74

Lampiran 2 : Biodata Narasumber ...75

Lampiran 3 : Lampiran Daftar Pertanyaan...76

Lampiran 4 : Dokumentasi Foto Proses Wawancara...77

Lampiran 5 : Lembar Penilaian ... 78

Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian dari Fakultas ... 80

Lampiran 7 : Surat Rekomendasi dari Banlitbang...91

(15)

BAB B

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pembangunan dan penataan sebuah kota diperlukan rancangan yang

mencakup kebijakan, strategi, dan rencana tata ruang dari instasi-instasi terkait.

Perencanaan yang matang dapat mewujudkan terciptanya kota yang nyaman.

Kewenangan dan kebijakan perihal penataan kota diberikan sepenuhnya kepada

pemerintah daerah sesuai dengan otonomi daerah. Dalam rancangan

pembangunan dan penataan kota, pemerintah diharuskan menyediakan lahan

untuk digunakan sebagai ruang terbuka hijau.

Ruang terbuka hijau merupakan elemen penting yang tidak bisa dipisahkan

dari struktur pembentuk sebuah kota, dimana ruang terbuka hijau kota memiliki

fungsi utama sebagai penunjang ekologis kota yang juga diperuntukkan sebagai

ruang terbuka penambah dan pendukung nilai kualitas lingkungan dan budaya

suatu kawasan. Ruang terbuka hijau memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi

intrinsik sebagai penunjang ekologis dan fungsi ekstrinsik yaitu fungsi arsitektural

atau estetika.

“Proporsi 30% luasan ruang terbuka hijau kota merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan ekosistem kota baik keseimbangan sistem hidrologi dan keseimbangan mikroklimat, maupun sistem ekologis lain yang dapat meningkatkan ketersediaan udara bersih yang diperlukan masyarakat, ruang terbuka bagi aktivitas publik serta sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kota” (Hakim,2004).

Seperti halnya di kota-kota besar lainnya, agar memenuhi proporsi 30% luas

ruang terbuka hijau, Pemerintah Kota Medan melalui dinas-dinas terkait seperti

(16)

2

menyediakan beberapa taman kota, Dinas Pertamanan juga memanfaatkan ruang

di pembatas jalan menjadi taman-taman berukuran mini di beberapa ruas jalan

protokol Kota Medan.

Pemanfaatan ruang di pembatas jalan sebagai taman memiliki berbagai fungsi

dan manfaat. Manfaat pertama untuk menjaga keseimbangan udara agar tidak

tercemar polusi yang disebabkan oleh gas karbon monoksida yang berasal dari

buangan kendaraan bermotor. Manfaat yang kedua ialah taman berukuran mini

tersebut memiliki fungsi estetika, warna hijau yang dominan pada taman dapat

secara psikologis membantu pengendara agar tetap rileks.

Disamping hijaunya taman, pemerintah juga berinisiatif menambah hiasan

yang mengapit lampu-lampu jalan dan tiang listrik di beberapa ruas jalan tersebut.

Hiasan dekoratif yang dimaksud berupa ornamen. Ornamen atau ragam hias

merupakan seni dekoratif yang digunakan untuk fungsi dan tujuan yang beragam

dengan bentuk-bentuk dan warna yang diterapkan ke berbagai media seperti, baju

adat, rumah adat, serta peralatan-peralatan yang digunakan dalam acara adat dan

masih banyak lagi media lainnya. Ornamen memiliki bentuk dan motif yang

sangat beragam yang difungsikan sebagai hiasan, maupun sebagai penanda status

sosial sebuah keluarga, pelindung rumah dari gangguan makhluk halus, media

pengobatan serta sebagai kelengkapan ritual-ritual keaagamaan, namun pada masa

sekarang telah terjadi peralihan fungsi yaitu sebagai hiasan dekoratif yang bernilai

(17)

3

ukiran kayu, dan pahatan batu. Ragam hias ini muncul dalam bentuk-bentuk dasar

yang sama namun dengan variasi yang khas untuk setiap daerah. Setiap ornamen

memiliki bentuk, motif dan warna yang berbeda sesuai dengan makna dari

ornamen tersebut.

Ornamen-ornamen yang terdapat di beberapa ruas jalan Kota Medan ini

merupakan ornamen tradisional Sumatera Utara. Hal ini merupakan upaya dari

pemerintah untuk tetap menjaga dan melestarikan budaya daerah Sumatera Utara.

Ornamen-ornamen yang menghiasi beberapa ruas jalan di Kota Medan adalah

ornamen yang berasal dari berbgai suku dan daerah yang terdapat di Sumatera

Utara, seperti Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak angkola

Mandailing, Batak Pakpak Dairi, Melayu dan Nias.

Ornamen-ornamen yang ada di taman jalan Kota Medan, belum menampilkan

nilai-nilai estetis seperti yang seharusnya malah terlihat mengganggu

pemandangan. Hal ini mungkin disebabkan kurangnya riset yang dilakukan

pemerintah terhadap ornamen yang akan dibuat sebagai hiasan tersebut, serta

penerapan prinsip estetika yang kurang memadai. Dalam penciptaan sebuah karya

seni, demi mewujudkan sebuah karya seni yang memiliki nilai estetika maka

diperlukan penerapan prinsip-prinsip estetika. Namun dalam penerapannya

sebagai hiasan dekoratif, ornamen-ornamen tersebut masih memiliki nilai estetika

yang rendah. Guna mencari tahu aspek prinsip estetika mana yang belum dipenuhi

maka akan dilakukan penilaian oleh para pakar di bidang ragam hias ditinjau dari

prinsip estetikanya. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik

(18)

4

Tradisional Sebagai Tata Hias di Ruas Jalan Kota Medan Ditinjau dari Prinsip

Estetika“. Sehingga dapat disimpulkan melalui pendapat dan penilaian dari para

responden yang kompeten dalam hal ornamen tradisional.

B. Bdentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas terdapat

masalah yang terjadi terhadap bentuk ornamen, motif dan warna, maka

identifikasi masalah yang ada pada penelitian ini adalah

1. Masih kurangnya lahan hijau di Kota Medan.

2. Pemanfaatan lahan untuk ruang terbuka hijau kurang efektif.

3. Ornamen kurang estetis.

4. Dalam pembuatan ornamen tidak melakukan riset mendalam terlebih

dahulu.

5. Pewarnaan ornamen tidak sesuai ornamen aslinya.

6. Bentuk ornamen melenceng dari bentuk ornamen aslinya.

7. Penerapan ornamen tradisional Sumatera Utara di taman jalan di

jalan-jalan protokol kota Medan belum menerapkan prinsip estetika.

(19)

5

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas maka yang

menjadi fokus penelitian adalah ornamen ditinjau dari prinsip estetika yang

terdapat di taman jalan protokol di Kota Medan.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu titik dari pada penelitian yang hendak

dilakukan. Berdasarkan identifikasi dari latar belakang masalah, identifikasi

masalah, dan pembatasan masalah, maka permasalahan di atas dapat dirumuskan

pada :

Bagaimana penerapan ornamen tradisional Sumatera Utara sebagai tata hias di

taman jalan Kota Medan ditinjau dari prinsip-prinsip estetika ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah hal yang paling penting untuk merumuskan suatu

kegiatan penelitian, guna mencapai tujuan, yaitu untuk mengetahui lebih jauh lagi

tentang penerapan prinsip estetika pada ornamen tradisional Sumatera Utara yang

(20)

6

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti sendiri sebagai bahan pengetahuan dalam pencapaian

penerapan prinsip estetika pada ornamen khas Sumatera Utara pada taman

jalan di Kota Medan, Sumatera Utara.

2. Sebagai ilmu pengetahuan, khusus bagi pendidikan seni rupa dan

lembaga-lembaga lainnya.

3. Sebagai tambahan literatur bagi Jurusan Seni rupa UNIMED

4. Sebagai bahan referensi Perspustakaan Wilayah Sumatera Utara, Dinas

Pertamanan, Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan dan pihak – pihak yang

(21)

BAB B

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian terhadap ornamen tradisional

Sumatera Utara sebagai penghias halan di Kota Medan ditinhau dari prinsip

estetika.

1. Ornamen-ornamen tradisional Sumatera Utara yang dibuat oleh Dinas

Pertamanan Kota Medan cukup baik dilihat dari penilaian para responden

yang menyatakan 2 ornamen, yaitu Ornamen Bunga Ros dan Ornamen

Bunga Sambili dalam kategori cukup baik dan sisanya merupakan

kategori baik.

2. Menurut penilaian dari ketiga responden Ornamen Perbunga Rintua,

memiliki kelemahan pada aspek irama. Namun ornamen ini memiliki

keunggulan pada aspek keseimbangan, keselarasan, dan kesederhanaan.

3. Menurut penilaian dari ketiga responden Ornamen Tapak Raha Sulaiman,

memiliki nilai yang cukup merata pada setiap aspek penilaian.

U. Menurut penilaian salah satu responden, Ornamen Bindu Natogog

memiliki kelemahan pada aspek keselarasan, namun pada aspek lainnya

penilaian cukup merata.

5. Menurut penilaian dari ketiga responden Ornamen Khat Kufi memiliki

(22)

70

6. Menurut penilaian salah satu responden Ornamen Ricih Wahid memiliki

kelemahan pada aspek irama dan harmonisasi, dan untuk aspek lainnya

sudah cukup merata.

7. Menurut penilaian ketiga responden Ornamen Pucuk Rebung memiliki

nilai yang merata pada setiap aspek estetikanya.

8. Menurut penilaian salah satu responden Ornamen Bunga Ros memiliki

kelemahan pada aspek keseimbangan, dan keselarasan, sedangkan aspek

lainnya sudah cukup merata.

9. Menurut penilaian salah satu responden Ornamen Bunga Sambili

memiliki kelemahan pada hampir setiap aspek estetikanya.

10. Menurut penilaian ketiga responden Ornamen Jenggar Samosir memiliki

nilai yang merata pada setiap aspek estetikanya.

11. Berdasarkan penilaian oleh para responden maka dapat ditarik kesimpulan

bahKa penggunaan prinsip estetika sudah diaplikasikan dalam pembuatan

ornamen-ornamen Kalaupun belum maksimal, dibuktikan dengan adanya

kesenhangan nilai dari beberapa unsur estetika dengan unsur yang lainnya

dalam satu henis ornamen.

12. Berdasarkan KaKancara langsung terhadap narasumber maka dapat

disimpulkan bahKa pemberdayaan ahli atau pakar seni budaya khususnya

(23)

71

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian terhadap ornamen tradisional Sumatera Utara

sebagai penghias halan di Kota Medan ditinhau dari prinsip estetika., yakni sebagai

berikut :

1. Kepada dinas pemerintahan agar melakukan riset yang mendalam sebelum

memulai proyek yang berkaitan dengan kesenian dan kebudayaan.

2. Kepada dinas pemerintahan agar memperhatikan prinsip estetika dalam

pengerhaan suatu proyek yang berkaitan dengan kesenian dan budaya.

3. Kepada dinas-dinas pemerintahan lainnya untuk turut melibatkan pakar-pakar

(24)

DAFTAR PUSTATA

Azmi. 2012.Rumah Panggung Melayu Deli. Medan: UNIMED Press Ching, D.K. Francis. 2000.Arsitektur Bentuk Ruang Dan Tatanan. Jakarta:

Erlangga.

Endraswara, Suwardi. 2006.Metode Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Ensiklopedia Nasional Indonesia. 1991.

Hakim, Rustam. 2004.Arsitektur Lansekap, Manusia, Alam dan Lingkungan. Jakarta: FALTL Universitas Trisakti.

Hutauruk, Indra dan Zulkifli. 2012.Analisis Semiotika Ornmaen Batak Toba pada

Gereja Katolik Kristus Raja Semesta Alam Stasi Sarudik Sibolga.

JurnalGorga.Wordpress.com

Indonesia, Ensiklopedia.Kamus Ensiklopedia Indonesia,Jakarta: Balai Pustaka.

KBBI. 2003.Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke-3, Jakarta: Balai Pustaka

KBBI. 2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke-3, Jakarta: Balai Pustaka

Kartini, Ayu. 2014.Analisis Penerapan Ornamen Bernuansa Melayu Ditinjau

Dari Bentuk Dan Warna Di Kota Medan.Universitas Negeri Medan.

Manik, Ragat. 2008.Buku Gerga/Okir Pakpak. Pakpak Bharat.

Manurung, P. 2007.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Nawawi, 1983.Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: Gajah Mada University. Nazir, Moh. 2005.Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Pusat Bahasa. 2004.Ensiklopedi Nasional Indonesia AN AZ 2. Jakarta: PT Delta Pamungkas.

(25)

SP. Gustami. 1980.Nukilan Seni Ornamen Indonesia. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia ASRI.

Sobur, Alex. 2003.Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sony Kartika, Dharsono. 2004.Seni Rupa Modern.Bandung: Rekayasa Sains. Suardi, Dedy. 2000.Ornamen Geometris.Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiono, 2009.Metode Penelitian Pendidikan (Pendeketan, Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D).Bandung : Alfabeta.

Sulastianto, Harry. 2008.Seni Budaya Untuk Kelas IX Sekolah Menengah

Pertama. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Sulastri. 2014.

A

nalisis Kain Songket Melayu Siak Ditinjau Dari Bentuk Ornamen,

Warna, Dan Makna Simbol.Universitas Negeri Medan.

Sunaryo. Aryo. 2009.Ornamen Nusantara. Semarang: Dahara Prize.

Team Pustaka Phoenix. 2008.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Media Pustaka Phoenix.

http://id.wikipedia/org/wiki/Medan www.brainly.co.id/tugas/50824

Gambar

Tabel 3.1:
Gambar 4.25:

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menjawab berbagai masalah di atas maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan jumlah populasi kurang lebih 40 anggota keluarga

Bangunan Perdesaan Perkotaan PBB-P2 Menjadi Pajak Daerah (Studi Pada Badan. Pengelola Keuangan Daerah

Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2012, dengan kami ini minta kepada Saudara Direktur untuk hadir dalam melakukan Pembuktian Kualifikasi dengan membawa berkas asli data perusahaan pada

Secara umum garis adalah suatu goresan atau batas limit dari suatu benda, masa, ruang, warna dan lain-lain. 15 Garis dalam proses penciptaan karya kali ini

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel kualitas sumber daya manusia, sistem informasi pengelolaan keuangan daerah, pemanfaatan teknologi informasi

(1) Badan usaha, koperasi, atau perseorangan yang telah mendapatkan peta WIUP beserta batas dan koordinat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 dalam jangka

Ketersediaan fasilitas penunjang penggunaan media pembelajaran berbantuan komputer, seperti ketersediaan LCD, komputer (laptop) yang dimiliki oleh dosen. Rentang usia

Modul yang akan anda pelajari ini berisi materi “ SUKU BANYAK” ini adalah merupakan modul yang mengkaji tentang menentukan hasil bagi dan sisa, serta menentukan faktor dan