PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 17 MEDAN T.A. 2013/2014
Oleh : Reni F. Sirait NIM. 409111063
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 17 MEDAN T.A. 2013/2014
Reni F. Sirait (409111063) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan strategi pembelajaran Think Talk Write di kelas X SMA Negeri 17 Medan. Jenis Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah 43 orang siswa kelas X-1 SMA Negeri 17 Medan dan objek penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan persamaan kuadrat dengan menerapkan strategi Think Talk Write. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi dan tes. Tes digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan persaman kuadrat dan lembar observasi untuk melihat proses pembelajaran ketika menerapkan strategi Think Talk Write dan melihat aktivitas belajar siswa.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus. Sebelum memberikan tindakan terlebih dahulu diberikan tes awal dan pada setiap akhir siklus diberikan tes hasil belajar.
Dari hasil analisis tes awal diperoleh 4 orang siswa yang tuntas atau 9,3% dengan nilai rata-rata kelas 37,56. Dari hasil analisis data diperoleh peningkatan aktivitas belajar siswa sebesar 27,9% dari 48,84% di siklus I menjadi 76,74% di siklus II. Hasil analisis data pada siklus I setelah dilakukan penerapan strategi TTW, banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 18 dari 43 orang (41,86%) dengan rata-rata kelas 60,70. Hasil analisis data pada akhir siklus II dengan strategi pembelajaran yang sama, banyak siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 37 dari 43 orang (86,05%) dan rata-rata kelas 75,12. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar klasikal.
vi
2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif 12
2.1.6 Strategi Pembelajaran 14
2.1.7 Strategi Pembelajaran Think Talk Write 14
2.1.7.1. Format Strategi Pembelajaran dengan Think Talk Write 17 2.1.7.2. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Think Talk Write 20
2.1.8 Materi Persamaan Kuadrat 20
2.1.8.1 Bentuk Umum Persamaan Kuadrat 20
2.1.8.2 Akar-akar Persamaan Kuadrat 20
2.1.8.3 Jenis-jenis Akar Persamaan Kuadrat 22
2.1.8.4 Rumus Jumlah dan Hasil Kali Akar-akar 23
2.1.8.5 Menyusun Persamaan Kuadrat yang Diketahui Akar-akarnya 23
2.3 Kerangka Konseptual 25
2.3 Hipotesis Tindakan 26
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian 27
3.2 Subjek dan Objek Penelitian 27
3.2.1 Subjek Penelitian 27
3.2.2 Objek Penelitian 27
3.3 Jenis Penelitian 27
3.4 Prosedur dan Rancangan Penelitian 27
3.4.1 Siklus I 28
3.4.2 Siklus II 30
3.5 Teknik Pengumpulan Data 34
3.5.1 Tes 34
3.5.2 Lembar Observasi 34
3.6 Teknik Analisis Data 35
3.6.1 Reduksi Data 35
3.6.2 Paparan Data 35
3.6.3 Penyimpulan Data 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 40
4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus I 40
4.1.1.1. Permasalahan I 40
4.1.1.2. Perencanaan Tindakan I ( Alternatif Pemecahan I) 41
4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 41
4.1.1.4. Observasi I 44
4.1.1.5. Analisis Data I 45
4.1.1.6. Refleksi I 49
4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus II 52
4.1.2.1. Permasalahan II 52
4.1.2.2. Perencanaan Tindakan II ( Alternatif Pemecahan II) 52
4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 53
4.1.2.4. Observasi II 55
4.1.2.5. Analisis Data II 56
4.1.2.6. Refleksi II 60
viii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 66
5.2. Saran 66
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran dengan Strategi Think Talk Write 17
Tabel 3.1 Tingkat Penguasaan Siswa 37
Tabel 3.2 Kriteria Rata-Rata Penilaian Observasi 38
Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa pada Tes Awal 40
Tabel 4.2 Hasil Observasi terhadap Proses Pembelajaran I 45
Tabel 4.3 Hasil Observasi terhadap Aktivitas Belajar Siswa Siklus I 47
Tabel 4.4 Deskripsi Tingkat Kemampuan Hasil Belajar Siswa Siklus I 48
Tabel 4.5 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa pada Tes Hasil Belajar I 49
Tabel 4.6 Hasil Observasi terhadap Proses Pembelajaran II 56
Tabel 4.7 Hasil Observasi terhadap Aktivitas Belajar Siswa Siklus II 58
Tabel 4.8 Deskripsi Tingkat Kemampuan Hasil Belajar Siswa Siklus II 59
Tabel 4.9 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa pada Tes Hasil Belajar II 60
Tabel 4.10 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa 62
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 33
Gambar 4.1 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa secara Keseluruhan dari 63
Siklus I ke Siklus II
Gambar 4.2 Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas 64
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 9. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa I 106
Lampiran 10. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa II 110
Lampiran 11. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa III 113
Lampiran 12. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa IV 116
Lampiran 13. Kisi – kisi Tes Awal 119
Lampiran 14. Tes Awal 120
Lampiran 15. Alternatif Penyelesaian dan Pedoman Penskoran Tes Awal 121
Lampiran 16. Lembar Validitas Tes Awal 123
Lampiran 17. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar I 126
Lampiran 18. Tes Hasil Belajar I 127
Lampiran 19. Alternatif Penyelesaian dan Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I 128
Lampiran 20. Lembar Validitas Tes Hasil Belajar I 131
Lampiran 21. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar II 134
Lampiran 22. Tes Hasil Belajar II 135
Lampiran 23. Alternatif Penyelesaian dan Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II 136
Lampiran 24. Lembar Validitas Tes Hasil Belajar II 140
Lampiran 25. Pedoman Skala Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa 143
Lampiran 26. Lembar Observasi Proses Pembelajaran I 145
Lampiran 27. Lembar Observasi Proses Pembelajaran II 148
Lampiran 28. Lembar Observasi Proses Pembelajaran III 151
xii
Lampiran 30. Deskripsi Data Aktivitas Belajar Siswa I (Siklus I) 157
Lampiran 31. Deskripsi Data Aktivitas Belajar Siswa II (Siklus I) 159
Lampiran 32. Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I 161
Lampiran 33. Deskripsi Data Aktivitas Belajar Siswa III (Siklus II) 163
Lampiran 34. Deskripsi Data Aktivitas Belajar Siswa IV (Siklus II) 165
Lampiran 35. Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II 167
Lampiran 36. Hasil Tes Awal 169
Lampiran 37. Hasil Tes Hasil Belajar I 171
Lampiran 38. Hasil Tes Hasil Belajar II 173
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan
suatu Negara. Pendidikan juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan
mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Perkembangan dunia pendidikan
yang semakin pesat, menuntut lembaga pendidikan untuk bekerja lebih baik dalam
menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dengan pendidikan yang ada di
negara kita. Kegiatan proses belajar mengajar merupakan kegiatan inti dalam
upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Baik buruknya suatu proses
pembelajaran adalah salah satu faktor dominan dalam menentukan kualitas
pendidikan.
Guru sebagai salah satu pelaksana pendidikan harus dapat
mengembangkan kemampuan siswa secara optimal baik dalam berkreasi, mandiri,
bertanggung jawab, dan dapat memecahkan masalah-masalah yang sedang
dihadapi. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Trianto (2009 :1) bahwa : “Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang
bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya.” Sehingga nantinya siswa mampu melaksanakan fungsinya sebagai warga negara. Dalam mengembangkan siswa secara optimal maka tidak terlepas
dari pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan
penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran sekolah
lebih banyak dibandingkan pelajaran lain. Selain itu, matematika juga tidak dapat
dipisahkan dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini disebabkan matematika
dapat melatih seseorang untuk berpikir secara logis, kritis, kreatif, dan terampil
2
Hal tersebut didukung oleh pernyataan Cocrof (dalam Abdurrahman,
2003:253) mengemukakan bahwa :
”Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala kehidupan (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, (3) memerlukan sasaran komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran ruangan, dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.”
Kenyataan yang dihadapi, matematika merupakan salah satu mata
pelajaran yang dianggap membosankan oleh siswa mulai dari SD, SMP, SMU
bahkan sampai pada perguruan tinggi. Selain itu, proses pembelajaran matematika
tidak menarik bagi siswa karena matematika pelajaran yang sulit dipahami dan
menakutkan bagi siswa. Dengan demikian, hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran matematika mempunyai nilai rata-rata yang rendah.
Berdasarkan data UNESCO (http://www.suaramerdeka.com), bahwa “Mutu pendidikan matematika di Indonesia berada pada peringkat 34 dari 38 negara yang diamati. Data lain yang menunjukkan rendahnya prestasi matematika siswa Indonesia dapat dilihat dari hasil survei Pusat Statistik Internasional untuk Pendidikan (National Center for Education in Statistics, 2003) terhadap 41 negara dalam pembelajaran matematika, di mana Indonesia mendapatkan peringkat ke 39 di bawah Thailand dan Uruguay.”
Guru merupakan faktor penting dalam keseluruhan sistem pendidikan.
Gaya mengajar dan strategi penyampaian bahan pelajaran yang dipilih seorang
guru sangat menentukan keberhasilan pembelajaran matematika. Penggunaan
metode pembelajaran yang kurang tepat, cara guru saat mengajar kurang
melibatkan siswa yang menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses
pembelajaran di dalam kelas hanya di dominasi oleh guru saja, hal tersebut dapat
membawa suasana yang tidak menarik perhatian, membuat siswa merasa bosan
dalam proses pembelajaran sehingga berpengaruh terhadap pencapaian
Seperti yang di ungkapakan oleh Marpaung
(http://madfirdaus.wordpress.com) bahwa:
“Rendahnya prestasi belajar matematika siswa dapat disebabkan oleh faktor kemampuan guru dalam menerapkan metode atau strategi pembelajaran yang kurang tepat, misalnya proses pembelajaran yang berpusat pada guru sementara siswa lebih cenderung pasif.”
Akibatnya hasil belajar matematika tidak mengalami peningkatan yang
signifikan dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, perlu adanya suatu strategi
pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kebanyakan siswa di
sekolah-sekolah belajar matematika hanya melalui metode menghapal saja, seperti
menghapal rumus, pengertian dan lain sebagainya tanpa mengetahui konsep
dasarnya. Siswa hanya berfikir sederhana dan praktis untuk mendapat tujuan
akhir, sehingga ketika dihadapkan pada masalah yang agak berbeda pada konteks
yang sama, siswa tidak mampu berfikir untuk mencari alternatif solusi.
Sebagaimana Ansari (2009:3) mengungkapkan bahwa hal yang seperti ini akan
mengakibatkan dua konsekuensi :
“Pertama, siswa kurang aktif dan pola pembelajaran ini kurang menanamkan pemahaman konsep sehingga kurang mengundang sikap kritis. Kedua, jika siswa diberi soal yang berbeda dengan soal latihan, mereka kebingungan karena tidak tahu harus mulai darimana mereka bekerja.”
Dalam hal ini, siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat
memahami bagaimana belajar, berpikir dan memotivasi diri sendiri, padahal
aspek-aspek tersebut merupakan kunci keberhasilan dalam suatu pembelajaran.
Seiring dengan hal tersebut, hasil wawancara dan observasi yang
dilakukan oleh peneliti tentang hasil belajar siswa dengan Bapak J. Sembiring
selaku guru mata pelajaran matematika kelas X SMA Negeri 17 Medan
menyatakan bahwa :
4
pelajaran yang kurang menarik, karena menganggap pelajaran matematika sebagai pelajaran yang sulit. Kegiatan dalam pembelajaran juga dominan masih berpusat pada guru. Siswa cenderung pasif dan bersifat menerima tanpa adanya umpan balik. Demikian juga saat menanggapi pertanyaan yang diajukan guru, siswa jarang sekali menjawab walaupun ada di antara mereka yang tahu. Apabila siswa mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran maka hanya satu atau dua orang saja yang bertanya.”
Hal tersebut didukung oleh tes diagnostik yang diberikan peneiti kepada
49 orang siswa kelas X SMA Negeri 17 Medan pada tanggal 7 Maret 2013 bahwa
dari 49 siswa hanya 3 siswa yang tuntas belajar atau sebesar 6,12% dan yang tidak
tuntas ada 46 siswa atau 93,88%. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa sebagian
besar siswa tidak mencapai ketuntasan. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa khususnya pada materi persamaan kuadrat sangat rendah.
Agar hasil belajar matematika dapat meningkat maka dibutuhkan peran
aktif siswa. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu strategi pembelajaran yang dapat
meningkatkan keaktifan siswa sehingga akhirnya hasil belajar siswa meningkat.
Salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dalam
kegiatan belajar mengajar. Untuk itu, pembelajaran dengan Strategi
Think-Talk-Write (TTW) memiliki kecenderungan perkembangan kemampuan yang semakin
meningkat dari pembelajaran konvensional.
Pembelajaran matematika melalui strategi Think-Talk-Write diawali
dengan bagaimana siswa memikirkan penyelesaian suatu masalah/soal
matematika yang diberikan oleh guru kemudian diikuti dengan
mengkomunikasikan hasil pemikirannya melalui diskusi kelompok yang akhirnya
dapat menuliskan kembali hasil pemikirannya tersebut. Dengan strategi ini, siswa
akan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajarnya sendiri.
Materi Persamaan Kuadrat merupakan salah satu pokok bahasan yang
diajarkan di sekolah kelas X SMA. Persamaan Kuadrat termasuk salah satu
pelajaran yang cukup sulit karena banyak menggunakan rumus. Kebanyakan
siswa tidak menyukai pelajaran persamaan kuadrat karena mereka kesulitan untuk
mengingat rumus-rumusnya dan pemahaman mereka dalam menyelesaikan
Hal ini juga terjadi ketika pemberian tes diagnostik mengenai persamaan
kuadrat, banyak siswa tidak mengerti cara menyelesaikannya padahal materi itu
sudah pernah dipelajari. Itu dapat diakibatkan karena kurangnya keakitfan siswa
ketika pembelajaran mengenai persamaan kuadrat, siswa hanya menerima apa
yang diberikan oleh guru sehingga mengakibatkan pemahaman mereka dalam
menyelesaikan masalah persamaan kuadrat sangat kurang. Dengan menggunakan
strategi Think Talk Write, peneliti diharapkan dapat membuat perubahan bagi para
siswa SMA Negeri 17 Medan dalam mempelajari materi persamaan kuadrat
sehingga hasil belajar siswa semakin meningkat.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Strategi Think-Talk-Write (TTW) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMAN 17 Medan T.A. 2013/2014”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka masalah yang dapat
diidentifikasi sebagai berikut :
1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa.
2. Siswa menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit dan
membosankan.
3. Kurangnya keaktifan siswa dalam proses belajar-mengajar.
4. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru lebih berpusat pada guru
sehingga siswa cenderung menerima tanpa adanya umpan balik.
1.3 Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas, maka
masalah dalam penelitian ini dibatasi pada penerapan strategi Think-Talk-Write
(TTW) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa dalam
pokok bahasan Persamaan Kuadrat kelas X SMA Negeri 17 Medan T.A.
6
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah yang dikemukakan maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian
ini adalah:
1. Apakah penerapan strategi Think Talk Write (TTW) dapat meningkatkan
aktivitas belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 17 Medan T.A.
2013/2014?
2. Apakah penerapan strategi Think Talk Write (TTW) dapat meningkatkan
hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 17 Medan T.A.
2013/2014?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar matematika siswa dengan
menerapkan strategi Think-Talk-Write (TTW) kelas X SMA Negeri 17
Medan T.A. 2013/2014.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan
menerapkan strategi Think-Talk-Write (TTW) kelas X SMA Negeri 17
Medan T.A. 2013/2014.
1.6 Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai diharapakan dapat bermanfaat bagi semua
kalangan, diantaranya yakni :
1. Bagi siswa.
Membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir dan
mengutarakan pendapat serta menambah pengalaman siswa dalam
kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar.
Perangkat dan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan
masukan dalam mengembangkan model pembelajaran matematika upaya
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa.
3. Bagi sekolah.
Hasil–hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan dalam mengambil
alternatif kebijakan penerapan model pembelajaran yang inovatif di
sekolah.
4. Bagi peneliti.
Memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman mengajar kepada peneliti
sebagai calon pendidik yang akan terjun ke masyarakat.
1.7 Defenisi Operasional
1. Strategi Think Talk Write adalah suatu strategi diawali dengan bagaimana
siswa memikirkan penyelesaian suatu masalah/soal matematika yang
dihadapi kemudian diikuti dengan mengkomunikasikan hasil
pemikirannya melalui diskusi kelompok yang akhirnya dapat menuliskan
kembali hasil pemikirannya tersebut.
2. Aktivitas Belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses
interaksi ( guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar.
3. Hasil Belajar adalah hasil dari suatu interaksi proses belajar dan mengajar
berupa perubahan kearah yang lebih baik lagi yang dapat dilihat dari
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan strategi Think Talk Write dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar matematika siswa kelas X pada pokok bahasan persamaan kuadrat di
SMA Negeri 17 Medan.
2. Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran diperoleh bahwa
pelaksanaan pembelajaran meningkat dari siklus I sebesar 2,5 menjadi 3,21
pada siklus II. Terdapat juga peningkatan aktivitas belajar siswa yaitu pada
siklus I diperoleh 21 dari 43 orang siswa atau 48,84% menjadi 31 dari 43 orang
atau 76,74 % yang termasuk ikut berperan aktif (PAS≥70%). Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata persentase aktivitas siswa minimal 70% sudah
dipenuhi.
3. Berdasarkan tes hasil belajar yang diberikan kepada siswa diperoleh
peningkatan ketuntasan belajar sebesar 41,86% ( 18 dari 43 orang) pada siklus
I menjadi 86,05% (37 dari 43 orang) pada siklus II. Sementara itu nilai
rata-rata siswa pada siklus I adalah 60,70 dan meningkat pada siklus II yaitu 75,12.
Hal ini berarti telah memenuhi syarat ketuntasan klasikal yaitu terdapat ≥ 85%
siswa telah mencapai ketuntasan belajar (≥65%) .
5.2. Saran
Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian,
pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut:
1. Kepada guru matematika disarankan menerapkan strategi Think Talk Write
sebagai alternatif dalam proses pembelajaran matematika, agar
pembelajaran tersebut lebih bervariasi serta dapat meningkatkan aktivitas
2. Kepada guru matematika jika menggunakan strategi think talk write
disarankan lebih memperhatikan keaktifan siswa selama proses berpikir
(think), berbicara (talk), menulis (write) berlangsung sehingga dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa .
3. Kepada siswa SMAN 17 Medan agar lebih aktif selama pembelajaran,
berani mengemukakan pendapat serta bertanya dan mau mengulang
pelajaran yang telah dipelajari di rumah.
4. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian sejenis
disarankan memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada pada skripsi
68
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Ansari, B, (2009), Komunikasi Matematik Konsep dan Aplikasi, Pena, Jakarta.
Arikunto, Suharsini, dkk., (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto, Suharsini, (2011), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah,Syaiful Bahri,(2011), Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain,(2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Marpaung, http://madfirdaus.com, Diakses 16 Maret 2013
Nurhadi, dkk., (2004), Kurikulum 2004, Pertanyaan dan Jawaban , UM Press, Malang.
Nurkancana, W., (1986), Evaluasi Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya.
Sanjaya, Wina,(2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media, Jakarta.
Sardiman, (2011), Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Sukino, (2007), Matematika Untuk SMA Kelas X Semester 1, Jakarta, Erlangga.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Trinandita ,http://www.duniaguru.com, Diakses 22 Maret 2013
UNESCO,http://www.suaramerdeka.com, Diakses 16 Maret 2013