• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 17 MEDAN T.A. 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 17 MEDAN T.A. 2013/2014."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 17 MEDAN T.A. 2013/2014

Oleh : Reni F. Sirait NIM. 409111063

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 17 MEDAN T.A. 2013/2014

Reni F. Sirait (409111063) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan strategi pembelajaran Think Talk Write di kelas X SMA Negeri 17 Medan. Jenis Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah 43 orang siswa kelas X-1 SMA Negeri 17 Medan dan objek penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan persamaan kuadrat dengan menerapkan strategi Think Talk Write. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi dan tes. Tes digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan persaman kuadrat dan lembar observasi untuk melihat proses pembelajaran ketika menerapkan strategi Think Talk Write dan melihat aktivitas belajar siswa.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus. Sebelum memberikan tindakan terlebih dahulu diberikan tes awal dan pada setiap akhir siklus diberikan tes hasil belajar.

Dari hasil analisis tes awal diperoleh 4 orang siswa yang tuntas atau 9,3% dengan nilai rata-rata kelas 37,56. Dari hasil analisis data diperoleh peningkatan aktivitas belajar siswa sebesar 27,9% dari 48,84% di siklus I menjadi 76,74% di siklus II. Hasil analisis data pada siklus I setelah dilakukan penerapan strategi TTW, banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 18 dari 43 orang (41,86%) dengan rata-rata kelas 60,70. Hasil analisis data pada akhir siklus II dengan strategi pembelajaran yang sama, banyak siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 37 dari 43 orang (86,05%) dan rata-rata kelas 75,12. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar klasikal.

(3)

vi

2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif 12

2.1.6 Strategi Pembelajaran 14

2.1.7 Strategi Pembelajaran Think Talk Write 14

2.1.7.1. Format Strategi Pembelajaran dengan Think Talk Write 17 2.1.7.2. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Think Talk Write 20

2.1.8 Materi Persamaan Kuadrat 20

2.1.8.1 Bentuk Umum Persamaan Kuadrat 20

2.1.8.2 Akar-akar Persamaan Kuadrat 20

2.1.8.3 Jenis-jenis Akar Persamaan Kuadrat 22

2.1.8.4 Rumus Jumlah dan Hasil Kali Akar-akar 23

2.1.8.5 Menyusun Persamaan Kuadrat yang Diketahui Akar-akarnya 23

(4)

2.3 Kerangka Konseptual 25

2.3 Hipotesis Tindakan 26

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian 27

3.2 Subjek dan Objek Penelitian 27

3.2.1 Subjek Penelitian 27

3.2.2 Objek Penelitian 27

3.3 Jenis Penelitian 27

3.4 Prosedur dan Rancangan Penelitian 27

3.4.1 Siklus I 28

3.4.2 Siklus II 30

3.5 Teknik Pengumpulan Data 34

3.5.1 Tes 34

3.5.2 Lembar Observasi 34

3.6 Teknik Analisis Data 35

3.6.1 Reduksi Data 35

3.6.2 Paparan Data 35

3.6.3 Penyimpulan Data 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 40

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus I 40

4.1.1.1. Permasalahan I 40

4.1.1.2. Perencanaan Tindakan I ( Alternatif Pemecahan I) 41

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 41

4.1.1.4. Observasi I 44

4.1.1.5. Analisis Data I 45

4.1.1.6. Refleksi I 49

4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus II 52

4.1.2.1. Permasalahan II 52

4.1.2.2. Perencanaan Tindakan II ( Alternatif Pemecahan II) 52

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 53

4.1.2.4. Observasi II 55

4.1.2.5. Analisis Data II 56

4.1.2.6. Refleksi II 60

(5)

viii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 66

5.2. Saran 66

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran dengan Strategi Think Talk Write 17

Tabel 3.1 Tingkat Penguasaan Siswa 37

Tabel 3.2 Kriteria Rata-Rata Penilaian Observasi 38

Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa pada Tes Awal 40

Tabel 4.2 Hasil Observasi terhadap Proses Pembelajaran I 45

Tabel 4.3 Hasil Observasi terhadap Aktivitas Belajar Siswa Siklus I 47

Tabel 4.4 Deskripsi Tingkat Kemampuan Hasil Belajar Siswa Siklus I 48

Tabel 4.5 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa pada Tes Hasil Belajar I 49

Tabel 4.6 Hasil Observasi terhadap Proses Pembelajaran II 56

Tabel 4.7 Hasil Observasi terhadap Aktivitas Belajar Siswa Siklus II 58

Tabel 4.8 Deskripsi Tingkat Kemampuan Hasil Belajar Siswa Siklus II 59

Tabel 4.9 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa pada Tes Hasil Belajar II 60

Tabel 4.10 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa 62

(7)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 33

Gambar 4.1 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa secara Keseluruhan dari 63

Siklus I ke Siklus II

Gambar 4.2 Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas 64

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 9. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa I 106

Lampiran 10. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa II 110

Lampiran 11. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa III 113

Lampiran 12. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa IV 116

Lampiran 13. Kisi – kisi Tes Awal 119

Lampiran 14. Tes Awal 120

Lampiran 15. Alternatif Penyelesaian dan Pedoman Penskoran Tes Awal 121

Lampiran 16. Lembar Validitas Tes Awal 123

Lampiran 17. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar I 126

Lampiran 18. Tes Hasil Belajar I 127

Lampiran 19. Alternatif Penyelesaian dan Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I 128

Lampiran 20. Lembar Validitas Tes Hasil Belajar I 131

Lampiran 21. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar II 134

Lampiran 22. Tes Hasil Belajar II 135

Lampiran 23. Alternatif Penyelesaian dan Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II 136

Lampiran 24. Lembar Validitas Tes Hasil Belajar II 140

Lampiran 25. Pedoman Skala Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa 143

Lampiran 26. Lembar Observasi Proses Pembelajaran I 145

Lampiran 27. Lembar Observasi Proses Pembelajaran II 148

Lampiran 28. Lembar Observasi Proses Pembelajaran III 151

(9)

xii

Lampiran 30. Deskripsi Data Aktivitas Belajar Siswa I (Siklus I) 157

Lampiran 31. Deskripsi Data Aktivitas Belajar Siswa II (Siklus I) 159

Lampiran 32. Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I 161

Lampiran 33. Deskripsi Data Aktivitas Belajar Siswa III (Siklus II) 163

Lampiran 34. Deskripsi Data Aktivitas Belajar Siswa IV (Siklus II) 165

Lampiran 35. Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II 167

Lampiran 36. Hasil Tes Awal 169

Lampiran 37. Hasil Tes Hasil Belajar I 171

Lampiran 38. Hasil Tes Hasil Belajar II 173

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan

suatu Negara. Pendidikan juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan

mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Perkembangan dunia pendidikan

yang semakin pesat, menuntut lembaga pendidikan untuk bekerja lebih baik dalam

menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dengan pendidikan yang ada di

negara kita. Kegiatan proses belajar mengajar merupakan kegiatan inti dalam

upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Baik buruknya suatu proses

pembelajaran adalah salah satu faktor dominan dalam menentukan kualitas

pendidikan.

Guru sebagai salah satu pelaksana pendidikan harus dapat

mengembangkan kemampuan siswa secara optimal baik dalam berkreasi, mandiri,

bertanggung jawab, dan dapat memecahkan masalah-masalah yang sedang

dihadapi. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Trianto (2009 :1) bahwa : “Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang

bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya.” Sehingga nantinya siswa mampu melaksanakan fungsinya sebagai warga negara. Dalam mengembangkan siswa secara optimal maka tidak terlepas

dari pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan

penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran sekolah

lebih banyak dibandingkan pelajaran lain. Selain itu, matematika juga tidak dapat

dipisahkan dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini disebabkan matematika

dapat melatih seseorang untuk berpikir secara logis, kritis, kreatif, dan terampil

(11)

2

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Cocrof (dalam Abdurrahman,

2003:253) mengemukakan bahwa :

”Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala kehidupan (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, (3) memerlukan sasaran komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran ruangan, dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.”

Kenyataan yang dihadapi, matematika merupakan salah satu mata

pelajaran yang dianggap membosankan oleh siswa mulai dari SD, SMP, SMU

bahkan sampai pada perguruan tinggi. Selain itu, proses pembelajaran matematika

tidak menarik bagi siswa karena matematika pelajaran yang sulit dipahami dan

menakutkan bagi siswa. Dengan demikian, hasil belajar siswa dalam mata

pelajaran matematika mempunyai nilai rata-rata yang rendah.

Berdasarkan data UNESCO (http://www.suaramerdeka.com), bahwa “Mutu pendidikan matematika di Indonesia berada pada peringkat 34 dari 38 negara yang diamati. Data lain yang menunjukkan rendahnya prestasi matematika siswa Indonesia dapat dilihat dari hasil survei Pusat Statistik Internasional untuk Pendidikan (National Center for Education in Statistics, 2003) terhadap 41 negara dalam pembelajaran matematika, di mana Indonesia mendapatkan peringkat ke 39 di bawah Thailand dan Uruguay.”

Guru merupakan faktor penting dalam keseluruhan sistem pendidikan.

Gaya mengajar dan strategi penyampaian bahan pelajaran yang dipilih seorang

guru sangat menentukan keberhasilan pembelajaran matematika. Penggunaan

metode pembelajaran yang kurang tepat, cara guru saat mengajar kurang

melibatkan siswa yang menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses

pembelajaran di dalam kelas hanya di dominasi oleh guru saja, hal tersebut dapat

membawa suasana yang tidak menarik perhatian, membuat siswa merasa bosan

dalam proses pembelajaran sehingga berpengaruh terhadap pencapaian

(12)

Seperti yang di ungkapakan oleh Marpaung

(http://madfirdaus.wordpress.com) bahwa:

“Rendahnya prestasi belajar matematika siswa dapat disebabkan oleh faktor kemampuan guru dalam menerapkan metode atau strategi pembelajaran yang kurang tepat, misalnya proses pembelajaran yang berpusat pada guru sementara siswa lebih cenderung pasif.”

Akibatnya hasil belajar matematika tidak mengalami peningkatan yang

signifikan dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, perlu adanya suatu strategi

pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kebanyakan siswa di

sekolah-sekolah belajar matematika hanya melalui metode menghapal saja, seperti

menghapal rumus, pengertian dan lain sebagainya tanpa mengetahui konsep

dasarnya. Siswa hanya berfikir sederhana dan praktis untuk mendapat tujuan

akhir, sehingga ketika dihadapkan pada masalah yang agak berbeda pada konteks

yang sama, siswa tidak mampu berfikir untuk mencari alternatif solusi.

Sebagaimana Ansari (2009:3) mengungkapkan bahwa hal yang seperti ini akan

mengakibatkan dua konsekuensi :

“Pertama, siswa kurang aktif dan pola pembelajaran ini kurang menanamkan pemahaman konsep sehingga kurang mengundang sikap kritis. Kedua, jika siswa diberi soal yang berbeda dengan soal latihan, mereka kebingungan karena tidak tahu harus mulai darimana mereka bekerja.”

Dalam hal ini, siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat

memahami bagaimana belajar, berpikir dan memotivasi diri sendiri, padahal

aspek-aspek tersebut merupakan kunci keberhasilan dalam suatu pembelajaran.

Seiring dengan hal tersebut, hasil wawancara dan observasi yang

dilakukan oleh peneliti tentang hasil belajar siswa dengan Bapak J. Sembiring

selaku guru mata pelajaran matematika kelas X SMA Negeri 17 Medan

menyatakan bahwa :

(13)

4

pelajaran yang kurang menarik, karena menganggap pelajaran matematika sebagai pelajaran yang sulit. Kegiatan dalam pembelajaran juga dominan masih berpusat pada guru. Siswa cenderung pasif dan bersifat menerima tanpa adanya umpan balik. Demikian juga saat menanggapi pertanyaan yang diajukan guru, siswa jarang sekali menjawab walaupun ada di antara mereka yang tahu. Apabila siswa mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran maka hanya satu atau dua orang saja yang bertanya.”

Hal tersebut didukung oleh tes diagnostik yang diberikan peneiti kepada

49 orang siswa kelas X SMA Negeri 17 Medan pada tanggal 7 Maret 2013 bahwa

dari 49 siswa hanya 3 siswa yang tuntas belajar atau sebesar 6,12% dan yang tidak

tuntas ada 46 siswa atau 93,88%. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa sebagian

besar siswa tidak mencapai ketuntasan. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar

siswa khususnya pada materi persamaan kuadrat sangat rendah.

Agar hasil belajar matematika dapat meningkat maka dibutuhkan peran

aktif siswa. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu strategi pembelajaran yang dapat

meningkatkan keaktifan siswa sehingga akhirnya hasil belajar siswa meningkat.

Salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dalam

kegiatan belajar mengajar. Untuk itu, pembelajaran dengan Strategi

Think-Talk-Write (TTW) memiliki kecenderungan perkembangan kemampuan yang semakin

meningkat dari pembelajaran konvensional.

Pembelajaran matematika melalui strategi Think-Talk-Write diawali

dengan bagaimana siswa memikirkan penyelesaian suatu masalah/soal

matematika yang diberikan oleh guru kemudian diikuti dengan

mengkomunikasikan hasil pemikirannya melalui diskusi kelompok yang akhirnya

dapat menuliskan kembali hasil pemikirannya tersebut. Dengan strategi ini, siswa

akan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajarnya sendiri.

Materi Persamaan Kuadrat merupakan salah satu pokok bahasan yang

diajarkan di sekolah kelas X SMA. Persamaan Kuadrat termasuk salah satu

pelajaran yang cukup sulit karena banyak menggunakan rumus. Kebanyakan

siswa tidak menyukai pelajaran persamaan kuadrat karena mereka kesulitan untuk

mengingat rumus-rumusnya dan pemahaman mereka dalam menyelesaikan

(14)

Hal ini juga terjadi ketika pemberian tes diagnostik mengenai persamaan

kuadrat, banyak siswa tidak mengerti cara menyelesaikannya padahal materi itu

sudah pernah dipelajari. Itu dapat diakibatkan karena kurangnya keakitfan siswa

ketika pembelajaran mengenai persamaan kuadrat, siswa hanya menerima apa

yang diberikan oleh guru sehingga mengakibatkan pemahaman mereka dalam

menyelesaikan masalah persamaan kuadrat sangat kurang. Dengan menggunakan

strategi Think Talk Write, peneliti diharapkan dapat membuat perubahan bagi para

siswa SMA Negeri 17 Medan dalam mempelajari materi persamaan kuadrat

sehingga hasil belajar siswa semakin meningkat.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Strategi Think-Talk-Write (TTW) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMAN 17 Medan T.A. 2013/2014”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka masalah yang dapat

diidentifikasi sebagai berikut :

1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa.

2. Siswa menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit dan

membosankan.

3. Kurangnya keaktifan siswa dalam proses belajar-mengajar.

4. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru lebih berpusat pada guru

sehingga siswa cenderung menerima tanpa adanya umpan balik.

1.3 Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas, maka

masalah dalam penelitian ini dibatasi pada penerapan strategi Think-Talk-Write

(TTW) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa dalam

pokok bahasan Persamaan Kuadrat kelas X SMA Negeri 17 Medan T.A.

(15)

6

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan

masalah yang dikemukakan maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian

ini adalah:

1. Apakah penerapan strategi Think Talk Write (TTW) dapat meningkatkan

aktivitas belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 17 Medan T.A.

2013/2014?

2. Apakah penerapan strategi Think Talk Write (TTW) dapat meningkatkan

hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 17 Medan T.A.

2013/2014?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar matematika siswa dengan

menerapkan strategi Think-Talk-Write (TTW) kelas X SMA Negeri 17

Medan T.A. 2013/2014.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan

menerapkan strategi Think-Talk-Write (TTW) kelas X SMA Negeri 17

Medan T.A. 2013/2014.

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai diharapakan dapat bermanfaat bagi semua

kalangan, diantaranya yakni :

1. Bagi siswa.

Membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir dan

mengutarakan pendapat serta menambah pengalaman siswa dalam

kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar.

(16)

Perangkat dan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan

masukan dalam mengembangkan model pembelajaran matematika upaya

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa.

3. Bagi sekolah.

Hasil–hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan dalam mengambil

alternatif kebijakan penerapan model pembelajaran yang inovatif di

sekolah.

4. Bagi peneliti.

Memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman mengajar kepada peneliti

sebagai calon pendidik yang akan terjun ke masyarakat.

1.7 Defenisi Operasional

1. Strategi Think Talk Write adalah suatu strategi diawali dengan bagaimana

siswa memikirkan penyelesaian suatu masalah/soal matematika yang

dihadapi kemudian diikuti dengan mengkomunikasikan hasil

pemikirannya melalui diskusi kelompok yang akhirnya dapat menuliskan

kembali hasil pemikirannya tersebut.

2. Aktivitas Belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses

interaksi ( guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar.

3. Hasil Belajar adalah hasil dari suatu interaksi proses belajar dan mengajar

berupa perubahan kearah yang lebih baik lagi yang dapat dilihat dari

(17)

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan strategi Think Talk Write dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar matematika siswa kelas X pada pokok bahasan persamaan kuadrat di

SMA Negeri 17 Medan.

2. Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran diperoleh bahwa

pelaksanaan pembelajaran meningkat dari siklus I sebesar 2,5 menjadi 3,21

pada siklus II. Terdapat juga peningkatan aktivitas belajar siswa yaitu pada

siklus I diperoleh 21 dari 43 orang siswa atau 48,84% menjadi 31 dari 43 orang

atau 76,74 % yang termasuk ikut berperan aktif (PAS≥70%). Hal ini

menunjukkan bahwa rata-rata persentase aktivitas siswa minimal 70% sudah

dipenuhi.

3. Berdasarkan tes hasil belajar yang diberikan kepada siswa diperoleh

peningkatan ketuntasan belajar sebesar 41,86% ( 18 dari 43 orang) pada siklus

I menjadi 86,05% (37 dari 43 orang) pada siklus II. Sementara itu nilai

rata-rata siswa pada siklus I adalah 60,70 dan meningkat pada siklus II yaitu 75,12.

Hal ini berarti telah memenuhi syarat ketuntasan klasikal yaitu terdapat ≥ 85%

siswa telah mencapai ketuntasan belajar (≥65%) .

5.2. Saran

Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian,

pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut:

1. Kepada guru matematika disarankan menerapkan strategi Think Talk Write

sebagai alternatif dalam proses pembelajaran matematika, agar

pembelajaran tersebut lebih bervariasi serta dapat meningkatkan aktivitas

(18)

2. Kepada guru matematika jika menggunakan strategi think talk write

disarankan lebih memperhatikan keaktifan siswa selama proses berpikir

(think), berbicara (talk), menulis (write) berlangsung sehingga dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa .

3. Kepada siswa SMAN 17 Medan agar lebih aktif selama pembelajaran,

berani mengemukakan pendapat serta bertanya dan mau mengulang

pelajaran yang telah dipelajari di rumah.

4. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian sejenis

disarankan memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada pada skripsi

(19)

68

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Ansari, B, (2009), Komunikasi Matematik Konsep dan Aplikasi, Pena, Jakarta.

Arikunto, Suharsini, dkk., (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, Suharsini, (2011), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah,Syaiful Bahri,(2011), Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain,(2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Marpaung, http://madfirdaus.com, Diakses 16 Maret 2013

Nurhadi, dkk., (2004), Kurikulum 2004, Pertanyaan dan Jawaban , UM Press, Malang.

Nurkancana, W., (1986), Evaluasi Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya.

Sanjaya, Wina,(2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media, Jakarta.

Sardiman, (2011), Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sukino, (2007), Matematika Untuk SMA Kelas X Semester 1, Jakarta, Erlangga.

(20)

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Trinandita ,http://www.duniaguru.com, Diakses 22 Maret 2013

UNESCO,http://www.suaramerdeka.com, Diakses 16 Maret 2013

Gambar

Gambar 4.1 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa secara Keseluruhan dari

Referensi

Dokumen terkait

Epilepsi atau penyakit ayan merupakan manifestasi klinis berupa muatan listrik yang berlebihan di sel-sel neuron otak berupa serangan kejang berulang.. Lepasnya

Berdasarkan temuan Tim Inspeksi Veteriner dan semakin meningkatnya jumlah perusahaan pengolah perikanan Indonesia yang masuk dalam daftar RASFF Komisi Eropa, serta respon yang

Efektivitas Media Film dalam Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Bisa juga diartikan sebagai sistem ajaran (doktrin) dan praktek yang didasarkan pada sistem ke- percayaan seperti itu, atau sebagai kepercayaan akan keberadaan dan pengaruh

Pada penelitian ini data primer diperoleh dari hasil survey dan pengisian kuesioner yang diberikan kepada kriteria sampel yang diharapkan untuk mengetahui peran

Kemampuan ekstrak daun binahong dalam menekan perkembangan penyakit pada bibit padi diamati dengan menentukan insidensi penyakit hawar pada kecambah benih padi.. Insidensi

Pembebasan Bea Masuk atas Impor Barang Modal dalam Rangka Pembangunan atau Pengembangan Industri Pembangkitan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Umum.. The Investment Coordinating

 Sebarang kerugian atau kerosakan yang berlaku terhadap harta yang dilindungi disebabkan oleh pelanggaran Undang-undang dan prinsip-prinsip Sivil atau Syariah oleh