iv
PERKAWINAN DIBAWAH UMUR YANG TERJADI DI KEC.ARJASARI KAB.BANDUNG DIHUBUNGKAN DENGAN UU NO.1 TAHUN 1974,KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN UU NO.35 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK
ABSTRAK
Orangtua atau wali memiliki tanggung jawab penuh dalam masa-masa perkembangan anak, baik pada saat di dalam kandungan hingga saat menikah. Orangtua juga memiliki banyak kewajiban yang salah satunya adalah berkewajiban untuk tidak mengawinkan anak yang masih berada dibawah umur. Di dalam agama Islam seseorang yang sudah baligh, berakal sehat, dan mampu membedakan mana yang baik dengan mana yang buruk itu dapat memberikan persetujuannya untuk melangsungkan perkawinan. Berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku yaitu UU No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, bahwa seseorang yang akan melakukan perkawinan usia pria haruslah mencapai 19 tahun dan wanita 16 tahun. Apabila seorang anak dibawah umur melangsungkan perkawinan maka anak tersebut akan kehilangan hak-haknya sebagai anak untuk berkembang. Tujuan dilakukannya penetlian ini adalah untuk mengetahui serta memahami apakah batasan usia yang diatur oleh peraturan perundang-undangan merupakan suatu persayaratan yang wajib untuk melangsungkan perkawinan, dan apakah ada toleransi tertentu bagi perkawinan dibawah umur dan sejauh mana dampak perkawinan dibawah umur bagi hak-hak anak.
Metode Penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah Metode Pendekatan Yuridis Normative dengan meneliti data sekunder yang terdiri dari literature, bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier serta data primer yang diperoleh dari wawancara. Spesifikasi penelitian ini adalah deskriptif analisis yuridis kualitatif yaitu penelitian yang memiliki suatu upaya untuk mendeskripsikan suatu permasalahan hukum yang kemudian dianalisis dari norma-norma hukumnya untuk dicari asas-asasnya, baik dengan pendapat ahli, maupun pendapat peneliti sendiri.