BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Taman Kanak Kanak (TK) merupakan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi, baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial, emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, fisik motorik dan seni untuk siap memasuki Sekolah Dasar.
Perkembangan bahasa salah satu dari kemampuan yang harus dimiliki anak, terdiri dari beberapa tahapan sesuai dengan usia dan karakteristik perkembangannya. Dengan bahasa anak dapat mengkomunikasikan maksud, tujuan, pemikiran maupun perasaannya pada orang lain. Pemahaman tentang karakteristik perkembangan bahasa anak secara natural di perlukan dalam rangka memberikan pengalaman berbahasa yang tepat pada anak sesuai dengan kebutuhannya.
Berbicara bukanlah sekedar pengucapan kata atau bunyi tetapi merupakan suatu alat untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan atau mengkomunikasikan pikiran, ide, maupun perasaan. Berbicara merupakan suatu ketrampilan berbahasa yang berkembang dan dipengaruhi oleh ketrampilan menyimak. Berbicara dan menyimak adalah kegiatan komunikasi dua arah atau tatap muka yang dilakukan secara langsung. Perkembangan berbicara anak dalam hal ini sangat berperan dalam mengembangkan kemampuan berfikirnya.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan dan masa peka anak pada aspek perkembangan berbahasa utamanya berbicara dan mengembangkan kurikulum TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) Melikan I Wedi Klaten dalam pengembangan bahasa, sebagaimana tertuang dalam indikator bahasa 8: menjawab pertanyaan tentang keterangan/ informasi secara sederhana dan indikator bahasa 27 mendengar dan menceritakan kembali cerita secara runtut.
Kegiatan bercerita dengan buku cerita bergambar sangat penting untuk mengembangkan bahasa sehingga anak memperoleh kosa kata lebih banyak. Anak akan mendengar menyimak, bertanya, menjawab pertanyaan dan akan dapat menceritakan kembali cerita yang didengarnya. Cara pembelajaran mudah diterima anak, maka perlu adanya media atau alat bantu yang dapat digunakan untuk menarik perhatian anak dan membayar rasa keingintahuan anak.
Anak di Taman Kanak Kanak ‘Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) Melikan I Wedi Klaten Kelompok B kemampuan berbahasa anak masih sangat kurang, hal ini dibuktikan adanya sebagian besar anak belum mampu berkomunikasi dua arah yang baik. Bila ditanya anak tidak menjawab dengan berbicara melainkan masih menggunakan isyarat seperti menggeleng dan mengangguk. Hanya ada 4 anak dari 15 anak yang sudah cukup mampu berbahasa sederhana dengan baik.
Salah satu upaya yang kurang dilakukan guru adalah dengan menggunakan media (alat peraga) yang lebih efektif. Disamping itu kegiatan belajar mengajar juga harus dapat dikembangkan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji tentang pelaksanaan meningkatkan kemampuan berbahasa anak dengan bercerita dengan media buku cerita bergambar di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) Melikan I Wedi Klaten
B. Identifikasi Masalah
Kemampuan berbahasa lisan anak Kelompok B TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) Melikan I Wedi Klaten masing sangat kurang yaitu dominan menggunakan bahasa ibu (Bahasa Jawa) anak kurang Percaya Diri bila diajak berbicara.
Anak lebih suka menggunakan bahasa isyarat seperti mengangguk, menggeleng, dan isyarat tangan lainnya bila menjawab pertanyaan.
C. Pembatasan Masalah
Melakukan tindakan kelas sebagai upaya meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak melalui metode bercerita dengan buku cerita bergambar.
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar.
2. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa melalui bercerita dengan media buku cerita bergambar pada anak kelompok B TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) Melikan 1 Wedi Klaten Tahun Ajaran 2012-2013.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai masukan untuk menambah serta memperkaya pengetahuan berbahasa pada anak Kelompok B TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) Melikan I Wedi Klaten.
b. Dapat memperkaya kajian pelaksanaan pembelajaran berbahasa.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru
1) Dapat memberikan masukan bagi guru dalam pembelajaran berbahasa pada anak usia dini.
3) Memberi masukan pada guru untuk dapat menerapkan metode dan strategi pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran berbahasa.
b. Manfaat Bagi Anak
1) Dapat meningkatkan kemampuan anak didik dalam berbahasa. 2) Dapat menambah kosa kata anak dalam berbahasa.