• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DENGAN PEMBANGUNAN POLITIK DI DESA RANCAJAWAT KECAMATAN TUKDANA KABUPATEN INDRAMAYU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DENGAN PEMBANGUNAN POLITIK DI DESA RANCAJAWAT KECAMATAN TUKDANA KABUPATEN INDRAMAYU."

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DENGAN PEMBANGUNAN POLITIK DI DESA RANCAJAWAT KECAMATAN TUKDANA

KABUPATEN INDRAMAYU

(Studi Deskriptif Korelasional di DesaRancajawat Kecamatan Tukdana, Indramayu)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun Oleh :

Indria Septian Kusnaeni

NIM. 0704628

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

PEMBANGUNAN POLITIK DI DESA RANCAJAWAT

KECAMATAN TUKDANA KABUPATEN INDRAMAYU

(Studi Deskriptif Korelasional di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana, Indramayu)

Oleh

Indria Septian Kusnaeni

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Indria Septian Kusnaeni 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

KABUPATEN INDRAMAYU

Oleh :

Indria Septian Kusnaeni 0704628

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

( Prof. Dr. Idrus Affandi, SH. ) NIP. 19540404 198101 1 002

Pembimbing II

( Dr. Cecep Darmawan, S. Pd., S. Ip., M. Si.) NIP. 19690929 199402 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Hubungan Partisipasi Masyarakat dengan Pembangunan Politik di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu. Indria Septian Kusnaeni (0704628)

Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk: (1) Mengetahui gambaran partisipasi masyarakat di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu;

(2) Mengetahui gambaran Pembangunan Politik di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu; (3) Mengetahui hubungan partisipasi masyarakat dengan Pembangunan Politik di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional, karena penelitian ini bertujuan untuk mengukur Hubungan partisipasi politik masyarakat terhadap pembangunan desa di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Desa Rancajawat sebanyak 930 orang. Dari perhitungan, didapat hasil 90,291 orang, maka dibulatkan menjadi 90 orang. Jadi, jumlah sampel yang diteliti sebanyak 90 responden.Penentuan jumlah sampel penelitian menggunakan teknik pengambilan sampel secara Teknik Proportionate Stratified Random Sampling, yaitu metode sampel dengan cara membagikan populasi ke dalam kelompok-kelompok yang homogen yang disebut strata, dan kemudian sampel diambil secara acak dari tiap strata tersebut atau juga disebut pengambilan sampel acak distratifikasi

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh keterangan bahwa: Partisipasi masyarakat yang meliputi dimensi perencanaan, pelaksanaan, menerima hasil pembangunan dan penilaian (evaluasi) di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu rata-rata keseluruhan sebesar 65,86%.Sedangkan pembangunan politik di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu rata-rata keseluruhan mencapai 65,11%.

Paparan selanjutnya ternyata diperoleh keterangan bahwa terdapat hubungan yang positif dan tinggi antara partisipasi masyarakat terhadap pembangunan politik dalam pelaksanaan pembangunan desa di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,62 serta nilai koefisien determinasi sebesar 38,44% dan termasuk

(5)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Relations with the People's Participation in Rural Development Political Rancajawat Tukdana District of Indramayu District. Indria Septian Kusnaeni (0704628)

The purpose of this research is to: (1) Knowing participation in village overview of Rancajawat Tukdana District of Indramayu district; (2) Knowing the overview of Political Development in Rural Rancajawat Tukdana District of Indramayu district; (3) Knowing relations with the community participation Political Development in Rural Rancajawat Tukdana District of Indramayu District.

This study used a descriptive correlational method, because this research aims to measure the relationship of society to the political participation of rural development in the Village District of Tukdana Rancajawat Indramayu District.

The population in this study were all villagers Rancajawat 930 people. From the calculation, the result is 90.291 people, then rounded up to 90 people. Thus, the number of samples as many as 90 responden.Penentuan number of research samples using a sampling technique Proportionate stratified random sampling technique, which is the method by dividing the sample population into homogeneous groups called strata, and then samples were taken at random from each stratum or also called stratified random sampling.

Based on the research results, obtained information that: public participation which includes the dimensions of planning, implementation, development and receive the results of the assessment (evaluation) in the Village Rancajawat Tukdana Indramayu District of overall average of 65.86% .Sedangkan Rancajawat political development in the Village District of Tukdana Indramayu overall average reached 65.11%.

(6)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 6

1.3Tujuan Penelitian ... 7

1.4Manfaat Penelitian ... 7

1.5Tinjauan Teori ... 8

1.6Definisi Operasional... 12

1.7Operasional Variabel ... 13

1.8Hipotesis ... 15

BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1Partisipasi Masyarakat ... 16

2.2Pembangunan Politik ... 26

(7)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2Subjek Penelitian ... 50

3.3Populasi dan Sampel ... 51

3.4Operasional Variabel ... 53

3.5Teknik Pengumpulan Data ... 55

3.6Uji Instrumen Penelitian ... 56

3.7Teknik Analisis Data ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Objek Penelitian ... 60

4.2Hasil Penelitian ... 65

4.3Pembahasan ... 74

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan ... 84

5.2Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 86

(8)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Dimensi Partisipasi Masyarakat ... 14

Tabel 1.2 Dimensi Pembangunan Politik ... 14

Tabel 3.1 Dimensi Partisipasi Masyarakat ... 53

Tabel 3.2 Dimensi Pembangunan Politik ... 54

Tabel 3.3 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi ... 59

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia ... 64

Tabel 4.2 Hasil Uji Coba Variabel X ... 65

Tabel 4.3 Hasil Uji Coba Variabel Y ... 66

Tabel 4.4 Validitas Instrumen Hasil Uji Coba Variabel X ... 68

Tabel 4.5 Validitas Instrumen Hasil Uji Coba Variabel Y ... 69

(9)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Sejak orde baru dibawah pimpinan Soeharto tidak lagi berada pada puncak

kekuasaannya, banyak pengamat politik menilai bahwa Indonesia kini tengah

memasuki era baru dalam sistem perpolitikan nasional. Yakni terjadinya

penerapan sistem demokrasi yang menggantikan sistem sebelumnya yang banyak

dituding sebagai sistem yang bersifat otoriter, meskipun sistem yang sebelumnya

berlaku juga berlabel demokrasi dalam hal ini demokrasi pancasila. Perubahan

sistem tersebut dimaksudkan untuk kembali mencari format baru guna

mewujudkan cita-cita dalam berbangsa dan bernegara. Namun perubahan tersebut

tentunya tidaklah serta merta berjalan dengan mulus, berbagai kendala masih

sering dijumpai dalam pelaksanaannya baik yang sifatnya sosial ataupun kultural

serta hambatan-hambatan yang lainnya.

Sejak diberlakukannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang

pemerintah daerah, masyarakat menaruh harapan yang besar terhadap

implementasi otonomi daerah. Tak terkecuali masyarakat ditingkat desa,

memberikan dinamika dan suasana baru dalam proses penyelenggaraan

pemerintahan di desa. Sebab, masyarakat desa sangat sadar keberadaan

(10)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam mendorong menegakkan demokrasi pada level akar rumput (masyarakat

pedesaan).

Partisipasi masyarakat memiliki banyak bentuk, mulai dari keikutsertaan

langsung masyarakat dalam program pemerintahan maupun yang sifatnya tidak

langsung, seperti sumbangan dana, tenaga, pikiran, maupun pendapat dalam

pembuatan kebijakan pemerintah.

Hingga saat ini partisipasi masyarakat masih belum menjadi kegiatan tetap

dan terlembaga khususnya dalam pembuatan keputusan. Sejauh ini, partisipasi

masyarakat masih terbatas pada keikutsertaan dalam pelaksanaan

program-program atau kegiatan pemerintah, padahal partisipasi masyarakat tidak hanya

diperlukan pada saat pelaksanaan tetapi juga mulai tahap perencanaan

pengambilan keputusan. (http//:www.jurnal kopertis.org)

Pembangunan politik melalui partisipasi masyarakat merupakan salah satu

upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam merencanakan

pembangunan yang berkaitan dengan potensi sumber daya lokal berdasarkan

kajian musyawarah, yaitu peningkatan aspirasi berupa keinginan dan kebutuhan

nyata yang ada dalam masyarakat, dan peningkatan rasa memiliki pada kelompok

masyarakat terhadap program kegiatan yang telah disusun.

Pembangunan politik sebagai suatu bagian dari pembangunan secara

menyeluruh, mempunyai beberapa karakteristik. Salah satu karakteristik dari

(11)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam beraneka ragam bentuknya, mulai dari yang resmi atau mengikuti jalur

yang ditetapkan oleh pemerintah (konvensional) sampai bentuk yang tidak resmi

(in konvensionil).

Muhaimin (1985: 9) menyatakan bahwa:

Pembangunan politik merupakan suatu proses melalui masyarakat-masyarakat yang hanya bentuknya saja merupakan negara-bangsa, atau hanya dalam pengakuan internasional, menjadi negara-bangsa dalam arti yang sebenarnya. Jelasnya, hal ini melibatkan pembinaan kapasitas untuk mempertahankan suatu tingkat ketertiban umum tertentu, untuk memobilisir sumber-sumber dalam usaha bersama, dan untuk membuat dan menopang ikatan-ikatan internasional.

Muhaimin menyimpulkan tiga tema besar yang berhubungan dengan

makna pembangunan politik. Pertama, terjadinya pertambahan persamaan

(equality) antara individu dalam kaitannya dengan sistem politik, kedua

pertambahan kemampuan (capacity) dalam hubungannya dengan lingkungannya,

dan yang ketiga pertambahan pembedaan (differentation and spesialitation)

lembaga dan strukur didalam sistem politik tersebut

Dalam konteks pembangunan dan pemerintahan desa, partisipasi

masyarakat terbentang dari proses pembuatan keputusan sehingga evaluasi. Proses

ini tidak semata didominasi oleh elite-elite desa (Pamong Desa, BPD, Pengurus

RT maupun Pemuka Masyarakat), melainkan juga melibatkan unsur-unsur lain

seperti perempuan, pemuda, kaum tani, buruh dan sebagainya. Dari sisi proses,

(12)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau sekedar menerima sosialisasi kebijakan desa, melainkan ikut menentukan

kebijakan desa sejak awal.

Keberadaan masyarakat merupakan hal yang penting dalam proses

pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa. Oleh karena

itu, dalam pelaksanaan pembangunan partisipasi masyarakat merupakan hal yang

sangat mempengaruhi keberhasilan proses pembangunan itu sendiri.

Partisipasi politik dalam pembangunan desa, misalnya, bisa dilihat dari

keterlibatan masyarakat dalam merumuskan kebijakan pembangunan, antara lain

melalui forum RT, Musbangdus, Musbangdes maupun Rembuk Desa.

Forum-forum itu juga bisa digunakan bagi pemerintah desa untuk mengelola akuntabilitas

dan transparansi, sementara bagi masyarakat bisa digunakan untuk voice, akses

dan kontrol terhadap pemerintah desa.

Partisipasi tidak datang dengan sendirinya. Dibutuhkan usaha-usaha untuk

menumbuhkannya dengan kemampuan, ketekunan dan waktu. Berlangsungnya

partisipasi masyarakat merupakan kegiatan antara dua pihak, yakni pihak yang

dibangkitkan untuk berpartisipasi yaitu masyarakat dan pihak yang

membangkitkan yaitu pemerintah sehingga bukan kegiatan yang sepihak saja.

Dalam kaitannya dengan pembangunan desa, pihak yang memegang peranan

dalam membangkitkan partisipasi masyarakat adalah pemerintah desa.

Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Tamrin (2008),

(13)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap Pembangunan Politik Masyarakat di Desa Kelanga Kecamatan Bunguran

Timur Laut, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau. Selanjutnya penelitian

tentang partisipasi dilakukan pula oleh Lestari (2012) yang menemukan hasil

bahwa faktor yang mengakibatkan warga kurang aktif untuk berpartisipasi politik

khususnya dalam perumusan peraturan desa adalah kurang maksimalnya

sosialisasi dari Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai penyalur aspirasi

warga dan minimnya pengetahuan warga tentang peran dan fungsi BPD.

Desa Rancajawat di Kabupaten Indramayu,merupakan salah satu desa

yang telah berupaya menempatkan partisipasi politik masyarakat sebagai pihak

utama dalam pembangunan desa. Pelaksanaan pembangunan desa yang

melibatkan peran aktif dari masyarakat merupakan fenomena baru bagi

masyarakat.Oleh karena itu diperlukan adanya upaya dari pemerintah desa untuk

mengajak dan memotivasi masyarakat Desa Rancajawat untuk berpartisipasi aktif

dalam pembangunan desa.

Untuk tercapainya partisipasi aktif dari masyarakat agar tercipatanya

kemajuan dalam pembangunan desa, maka diperlukan kerjasama antara

masyarakat dan pemerintah desa. Dari pengamatan yang dilakukan terhadap Desa

Rancajawat ditemukan bahwa masyarakat masih kurang peduli terhadap kegiatan

pembangunan di desa.

Hal ini dibuktikan dengan wawancara yang dilakukan terhadap beberapa

(14)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

desa asal tidak merugikan masyarakat. Menurut mereka berpartisipasi dalam

menyalurkan aspirasi kepada pembangunan desa dianggap merepotkan. Mereka

menganggap hal tersebut menyita waktu karena ada kegiatan lain yang lebih

penting untuk mereka yaitu bekerja untuk kelangsungan hidup keluarganya.

Pada Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang Desa Pasal 11

disebutkan bahwa Pemerintahan Desa terdiri dari Pemerintah Desa dan BPD.

Pemerintah desa terdiri atas Kepala Desa dan Perangkat Desa. BPD sendiri

berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa dengan salah satu

kewajibannya, yaitu melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan

pemerintahan desa.

Berdasarkan hal tersebut,seharusnya masyarakat dapat lebih berpartisipasi

aktif dalam kegiatan pembangunan desa dan penyelenggaraan pemerintahan desa

karena telah dijamin oleh negara. Pemerintahan Desa dapat mengajak masyarakat

untuk lebih berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan desa dalam bidang

politik, salah satunya adalah dengan menyalurkan aspirasi melalui BPD.

Penelitian ini berjudul “Hubungan Partisipasi Masyarakat dengan Pembangunan Politik di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu.

(15)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana partisipasi masyarakat di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana

Kabupaten Indramayu?

2. Bagaimana pembangunan politik di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana

Kabupaten Indramayu?

3. Seberapa besar hubungan partisipasi masyarakat dengan pembangunan politik

di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini, maka

tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut:

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

partisipasi masyarakat terhadap pembangunan politik masyarakat di Desa

Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu.

1.3.2 Tujuan Khusus

(16)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Mengetahui gambaran partisipasi masyarakat di Desa Rancajawat Kecamatan

Tukdana Kabupaten Indramayu.

2. Mengetahui gambaran Pembangunan Politik di Desa Rancajawat Kecamatan

Tukdana Kabupaten Indramayu.

3. Mengetahui hubungan partisipasi masyarakat dengan Pembangunan Politik di

Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu.

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Secara Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

positif bagi pemerintah desa dalam rangka meningkatkan partisipasi

masyarakatnya.

1.4.2 Secara Praktis 1. Penulis

Dapat memperluas wawasan dan memperoleh pengalaman

berpikir tentang peran peran pemerintah desa dalam meningkatkan

partisipasi masyarakat di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana

Kabupaten Indramayu.

(17)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi

pemerintah desa sebagai tambahan informasi untuk dijadikan bahan

kajian terhadap peningkatan partisipasi masyarakat di Desa

Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu.

3. Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan dan

pengalaman untuk memanfaatkan keberadaan pemerintah desa sebagai

media partisipasi politik.

1.5Tinjauan Teori 1.5.1 Desa

Sebagai wujud demokrasi, dalam penyelenggaraan pemerintah desa

dibentuk Badan Permusyawaratan Desa (BPD) atau sebutan lain sesuai dengan

budaya yang berkembang di desa yang bersangkutan. Badan tersebut berfungsi

sebagai lembaga pengaturan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, seperti

dalam pembuatan dan pelaksanaan peraturan desa, Anggaran Pendapatan dan

Belanja Desa (APBD), dan keputusan Kepala Desa. Di desa dibentuk lembaga

kemasyarakatan yang berkedudukan sebagai mitra kerja pemerintah desa dalam

memberdayakan masyarakat desa.

(18)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara umum menurut Sumaryadi (2010:16), pemerintah dapat

didefinisikan sebagai organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan

menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu.

Menurut Sapari (1993:151) Lembaga pemerintahan adalah lembaga yang

berhubungan dengan pemeliharaan ketertiban umum, urusan peradilan dan

pemeliharaan perasaan tenteram, perlindungan kelompok masyarakat terhadap

kelompok lain.Wujud lembaga pemerintahan desa, bermacam-macam, ada yang

ditangani oleh pimpinan dan keluarganya seperti golongan keluarga, marga atau

berupa organisasi modern.

1.5.3 Partisipasi Masyarakat

Istilah partisipasi banyak dikemukakan dalam berbagai kegiatan terutama

kegiatan pembangunan. Partisipasi dapat diartikan sebagian

“pengikutsertaan/peran serta” atau pengambil bagian dalam kegiatan bersama

(Sumaryadi: 2010:46).

Ramlan Surbakti (1992: 140-141) mengemukakan bahwa “partisipasi

politik adalah keikutsertaan warga negara biasa dalam menentukan keputusan

yang menyangkut atau memengaruhi hidupnya”.

Sedangkan pengertian masyarakat menurut Maclver, (dalam Budiardjo,

2008: 46), masyarakat adalah suatu sistem hubungan-hubungan yang ditata

(19)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinyu,

dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

Milbrath dan Goel (1977) dalam Surbakti (1992:143) membedakan

partisipasi menjadi beberapa kategori:

1. Apatis. Artinya, orang yang tidak berpartisipasi dan menarik diri dari proses politik.

2. Spektator. Artinya, orang yang setidak-tidaknya pernah ikut memilih dalam pemillihan umum.

3. Gladiator. Artinya, mereka yang secara aktif terlibat dalam proses politik, yakni komunikator, spesialis mengadakan kontak tatap muka, aktivitas partai dan pekerja kampanye, dan akvititas masyarakat. 4. Pengritik, yakni dalam bentuk partisipasi tak konvensional.

Dikaitkan dengan pelaksanaan pembangunan, Mubyarto (1984:36)

menjelaskan bentuk partisipasi masyarakat sebagai berikut.

1. Kegiatan sasaran pembangunan masyarakat, yaitu perbaikan kondisi dan penigkatan taraf hidup masyarakat, pembangkitan partisipasi masyarakat, dan penumbuhan kemampuan masyarakat untuk berkemban secara mandiri, tidak berdiri sendiri, melainkan diusahakan agar yang satu berkaitan dengan yang lain, sehingga ketiganya dapat dianggap sebagai satu paket usaha.

2. Peningkatan taraf hidup masyarakat diusahakan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan peningkatan swadaya masyarakat, dan juga sebagai usaha menggerakan partisipasi masyarakat.

3. Partisipasi masyarakat dapat meningkatkan upaya peningkatan taraf hidup masyarakat.

4. Antara partisipasi masyarakat dengan kemampuannya berkembang secara mandiri terdapat hubungan yang erat sekali, ibarat dua sisi satu mata uang, tidak dapat dipisahkan tetapi dapat dibedakan. Masyarakat yang berkemampuan demikian bisa membangun desanya dengan atau tanpa partisipasi vertikal dengan pihak lain.

(20)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan demikian, konsep partisipasi dalam pembangunan memiliki

perspektif yang sangat luas. Seseorang dikatakan telah berpartisipasi apabila dia

telah terlibat secara utuh dalam proses pelaksanaan pembangunan baik secara fisik

maupun mental. Keterlibatan individu dapat dimanifestasikan dalam berbagai

bentuk kontribusi.

Tingkat partisipasi yang tinggi akan memunculkan kemandirian

masyarakat baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial budaya, yang secara

bertahap akan menimbulkan jati diri, harkat, dan martabat masyarakat secara

maksimal.

1.5.4 Pembangunan Politik

Pembangunan politik menurut Amir Machmud (1986:5) adalah

pembaharuan struktur dan kultur kehidupan politik, diharapkan akan terwujud tata

kehidupan politik Pancasila yang mampu membawa bangsa dan negara Indonesia

ke arah tercapainya cita-cita nasional yaitu masyarakat adil dan makmur

berdasarkan Pancasila.

Definisi pembangunan politikmenurut Muhaimin (1985:5-10)

mengandung pengertian sebagai berikut:

1. Pembangunan politik sebagai prasyarat politik bagi pembangunan ekonomi.

2. Pembangunan politik sebagai ciri khas kehidupan politik masyarakat industri.

(21)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Pembangunan politik sebagai pembangunan administrasi dan hukum. 6. Pembangunan politik sebagai mobilisasi dan partisipasi massa. 7. Pembangunan politik sebagai pembinaan demokrasi.

8. Pembangunan politik sebagai stabilitas dan perubahan teratur. 9. Pembangunan politik sebagai mobilisasi dan kekuasaan.

10.Pembangunan politik sebagai satu segi proses perubahan sosial yang multidimensi.

Masih ada tafsiran-tafsiran lain mengenai dengan pembangunan politik,

misalnya pandangan yang umum dibanyak wilayah bekas jajahan bahwa

pembangunan berarti membangkitkan rasa harga diri dan kebanggaan nasional

dalam hubungan internasional, atau padangan yang lebih umum di negara-negara

maju bahwa pembangunan politik harus mengarah pada jaman

purna-nasionalisme (post- nationalism) dimana negara bukan lagi merupakan unit utama

kehidupan politik.

1.6Definisi Operasional

Defenisi operasional merupakan uraian dari konsep yang sudah

dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator agar lebih memudahkan

operasionalisasi dari sudut penelitian.

Untuk menghindari adanya kekeliruan dalam menafsirkan istilah-istilah

dalam penelitian ini, maka diperlukan adanya suatu definisi operasional agar

tercipta persepsi yang sama dengan peneliti. Definisi operasional yang perlu

ditegaskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(22)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tentang tujuan Otonomi Desa, baik Undang-Undang Otonomi Daerah

Nomor 22 Tahun 1999 kemudian direvisi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

maupun Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 telah menjelaskan salah

satu tujuan dari implementasi otonomi desa tersebut adalah: “Otonomi Desa dapat

menjadi wahana yang baik bagi peningkatan partisipasi masyarakat dalam

penyelenggaraan pembangunan daerah, melalui implementasi otonomi desa,

diharapkan prakarsa dari pembangunan tumbuh dan berkembang dari aspirasi

masyarakat desa, sehingga masyarakat desa akan memiliki sense of belonging dari

setiap derap dan hasil pembangunan di desanya”.

2. Pembangunan Politik Masyarakat

Pembangunan politik mulai merupakan tantangan yang riil bagi bangsa

Indonesia semenjak dibentuknya negara Republik Indonesia. Dengan

pembangunan politik ini menurut Amir machmud (1982:5) adalah pembaharuan

struktur dan kultur kehidupan politik, diharapkan akan terwujud tata kehidupan

politik Pancasila yang mampu membawa bangsa dan negara Indonesia ke arah

tercapainya cita-cita nasional yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan

Pancasila.

1.7Operasional Variabel

(23)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah partisipasi masyarakat dengan indikatornya sebagai berikut:

Dimensi partisipasi masyarakat ini didasarkan teori dari Ndraha (dalam

Sumaryadi 2010: 54-57) sebagai berikut:

Tabel 1.1

2. Pelaksanaan - Mengerahkan daya dan dana - Administrasi dan dana

- Penjabaran ke dalam program 3. Menerima Hasil baik secara fisik maupun nonfisik

(24)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dimensi pembangunan politik masyarakat ini didasarkan teori dari

Muhaimin (1982: 16) sebagai berikut:

Tabel 1.2

Dimensi Pembangunan Politik

No. Dimensi Indikator

1. Persamaan (equality)  Keterlibatan masyarakat dalam

kegiatan-kegiatan politik.

 Persamaan hak dan kewajiban masyarakat dalam sistem politik.

 Persamaan peluang dan kesempatan masyarakat dalam menduduki jabatan

politik, dsb.

2. Kapasitas  Output penerapan suatu sistem kebijakan.

 Efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kebijakan pemerintah.

 Rasionalitas administrasi 3. Diferensiasi dan

spesialisasi

 Spesialisasi struktur

 Spesialisasi fungsionil

1.8Hipotesis

Hipotesis penelitian menurut Sugiyono (2012: 64), hipotesis merupakan

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan

masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan

sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang

(25)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis

terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.

Berdasarkan konsep dan teori sebagaimana dikemukakan di atas, maka

penulis akan mengemukakan hipotesis penelitian yakni:

Ho: Partisipasi masyarakat tidak mempunyai hubungan yang positif

terhadap pembangunan politik masyarakat.

Ha: Partisipasi masyarakat mempunyai hubungan yang positif terhadap

(26)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.1Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat merupakan hak dan kewajiban seorang

warganegara untuk memberikan kontribusinya kepada pencapaian tujuan

kelompok.Sehingga mereka diberi kesempatan untuk ikut serta dalam

pembangunan denganmenyumbangkan inisiatif dan kreatifitasnya. Sumbangan

inisiatif dan kreatifitas dapat disampaikan dalam rapatkelompok masyarakat atau

pertemuan-pertemuan, baik yang bersifat formalmaupun informal. Dalam rapat

kelompok atau pertemuan itu, akan salingmemberi informasi antara pemerintah

dengan masyarakat. Jadi dalam partisipasiterdapat komunikasi antara pemerintah

dengan masyarakat dan antara sesama anggota masyarakat. Berikut ini akan

dipaparkan mengenai partisipasimasyarakat, yaitu:

2.1.1 Pengertian Partisipasi

Istilah partisipasi banyak dikemukakan dalam berbagai kegiatan terutama

kegiatan pembangunan. Partisipasi dapat diartikan sebagian

“pengikutsertaan/peran serta” atau pengambil bagian dalam kegiatan bersama

(Sumaryadi: 2010:46).

Partisipasi berarti peran serta seseorang atau sekelompok masyarakat

(27)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan dengan memberikan masukan berupa pikiran, tenaga, waktu, keahlian,

modal dan atau materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil

pembangunan.

Konsep partisipasi itu sendiri telah lama menjadi bahan kajian. Kata

“partisipasi” dan “patisipatoris” merupakan dua kata yang sangat sering

digunakan dalam bangunan. Keduanya memiliki banyak makna yang berbeda.

Pengertian partisipasi menurut Mikkelson (2011:58), antara lain sebagai berikut.

“(a) partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek

tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan. (b) partisipasi adalah pemekaan (membuat peka) pihak masyarakat untuk menanggapi proyek-proyek pembangunan. (c) partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal itu. (d) partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar supaya memperoleh informasi mengenai konteks lokal, dan dampak-dampak sosial. (e) partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang ditentukan sendiri. (f) partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan, dan lingkungan mereka.”

Sedangkan menurut Uphoff, Kohen, dan Goldsmith (dalam Nasution,

2009:16), partisipasi merupakan istilah deskriptif yang menunjukan keterlibatan

beberapa orang dengan jumlah signifikan dalam berbagai situasi atau tindakan

yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

Partisipasi adalah proses aktif dan inisiatif yang muncul dari masyarakat

(28)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendukungnya, yaitu: adanya kemauan, adanya kemampuan dan adanya

kesempatan untuk berpartisipasi.

Kemampuan dan kemauan berpartisipasi berasal dari yang

bersangkutan(warga atau kelompok masyarakat), sedangkan kesempatan

berpartisipasi datang dari pihak luar yang memberi kesempatan. Apabila ada

kemauan tetapi tidak ada kemampuan dari warga atau kelompok dalam suatu

masyarakat, walalaupun telah diberi kesempatan oleh negara atau penyelenggara

pemerintahan, maka partisipasi tidak akan terjadi. Demikian juga, jika ada

kemauan dan kemampuan tetapi tidak ada ruang atau kesempatan yang diberikan

oleh negara atau penyelenggara pemerintahan untuk warga atau kelompok dari

suatu masyarakat, maka tidak mungkin juga partisipasi masyarakat itu terjadi.

Dari pendapat tersebut, diketahui unsur partisipasi adalah a)harus ada

tujuan bersama yang hendak dicapai; b)adanya dorongan untuk menyumbang atau

melibatkan diri bagi tercapainya tujuan bersama; c)keterlibatan masyarakat baik

secara mental, emosi dan fisik, dan; d)harus adanya tanggung jawab bersamademi

tercapainya tujuan kelompok.

Pentingnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan, secara lengkap

dikemukakan oleh Mubyarto (dalam Sumaryadi, 2010:49) . Rakyat adalah fokus

sentral dan tujuan terakhir pembangunan, partisipasi merupakan akibat logis dari

dalil tersebut olehkarena itu; (a) Kegiatan sasaran pembangunan masyarakat, yaitu

(29)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

partisipasi masyarakat, dan penumbuhan kemampuan masyarakat untuk

berkembang secara mandiri, tidak berdiri sendiri, melainkan diusahakan agar yang

satu berkaitan dengan yang lain, sehingga ketiganya dapat dianggap sebagai satu

paket usaha. (b) Peningkatan taraf hidup masyarakat diusahakan sebagai upaya

pemenuhan kebutuhan dan peningkatan swadaya masyarakat, dan juga sebagai

usaha menggerakan partisipasi masyarakat. (c) Partisipasi masyarakat dapat

meningkatkan upaya peningkatan taraf hidup masyarakat. (d) Antara partisipasi

masyarakat dengan kemampuannya berkembang secara mandiri terdapat

hubungan yang erat sekali, ibarat dua sisi satu mata uang, tidak dapat dipisahkan

tetapi dapat dibedakan. Masyarakat yang berkemampuan demikian bisa

membangun desanya dengan atau tanpa partisipasi vertikal dengan pihak lain. (e)

Kemampuan masyarakat untuk berkembang secara mandiri dapat ditumbuhkan

melalui intensifikasi dan ekstensifikasi partisipasi masyarakat dalam

pembangunan desanya.

Partisipasi melibatkan mental dan emosi lebih banyak dari pada fisik

seseorang. Partisipasi yang didorong oleh mental dan emosi disebut partisipasi

otonom, sedangkan partisipasi didorong dengan paksaan disebut mobilisasi.

Partisipasi mendorong seseorang atau kelompok untuk menyumbang atau

mendukung kegiatan bersama, berdasarkan kesukarelaan sehingga tumbuh

(30)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Partisipasi secara umum merupakan peran serta atau

keikutsertaan/keterlibatan seseorang secara perseorangan atau berkelompok dalam

suatu kegiatan. Dalam rangka memperoleh hasil yang optimal, dikatakan oleh

Mikkelsen (2011:56) bahwa dibutuhkan pendekatan yang mensinergikan potensi

masyarakat. Pendekatan ini memerlukan perencanaan matang yang mendorong

peran serta aktif masyarakat.

Lebih lanjut Soetrisno (dalam Nasution, 2009:16) menyatakan bahwa ada

dua jenis definisi partisipasi yang beredar di masyarakat yaitu : Definisi pertama,

partisipasi adalah dukungan masyarakat terhadap rencana/proyek pembangunan

yang dirancang dan tujuannya ditentukan perencana; Kedua, partisipasi

masyarakat dalam pembangunan, merupakan kerjasama yang erat antara

perencana dan rakyat dalam merencanakan, melaksanakan, melestarikan dan

mengembangkan hasil pembangunan yang telah dicapai.

Menurut definisi ini, ukuran tinggi rendahnya partisipasi rakyat dalam

pembangunan tidak hanya diukur dengan kemauan rakyat untuk menanggung

biaya pembangunan, tetapi juga dengan ada tidaknya hak rakyat untuk ikut

menentukan arah dan tujuan program yang ada di wilayah mereka. Ukuran

lainnya adalah ada tidaknya kemauan rakyat untuk secara mandiri melestarikan

dan mengembangkan hasil pembangunan itu.

Definisi mana yang akan dipakai akan sangat menentukan keberhasilan

(31)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

partisipatif. Dari sudut pandang sosiologis, definisi pertama tidak dikatakan

sebagai partisipasi rakyat dalam pembangunan, melainkan mobilisasi rakyat

dalam pembangunan. Mobilisasi rakyat dalam pembangunan hanya dapat

mengatasi permasalahan pembangunan dalam jangka pendek. Di Indonesia

cenderung menggunakan definisi pertama dalam proses pembangunan, baik yang

bersifat nasional maupun regional.

Lebih lanjut Mikkelsen (2011:57) menegaskan bahwa: Dua alternatif

dalam pembangunan partisipasi berkisar pada partisipasi sebagai tujuan pada

dirinya sendiri atau sebagai alat untuk mengembangkan diri. Logikanya, kedua

interpretasi itu merupakan suatu kesatuan, suatu rangkaian. Keduanya

mewakilipartisipasi yang bersifat transformasional dan instrumental dalam suatu

kegiatan tertentu, serta dapat kelihatan dalam kombinasi yang berbeda.

Kruks (1983) (dalam Mikkelsen, 2011:59) menyebutkan bahwa partisipasi

instrumental terjadi ketika partisipasi dilihat sebagai suatu cara untuk mencapai

sasaran tertentu. Sedangkan partisipasi tranformasional terjadi ketika partisipasi

itu dipandang sebagi tujuan, dan sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih

tinggi, misalnya swadaya dan dapat berkelanjutan.

Sebagai sebuah tujuan, partisipasi menghasilkan pemberdayaan, yaitu

setiap orang berhak menyatakan pendapat dalam pengambilan keputusan yang

(32)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai alat untuk mencapai efisiensi dalam manajemen kegiatan sebagai alat

dalam melaksanakan kebijakan.

Dengan demikian dari definisi yang telah dikemukakan di atas dapat

dirangkum indikator partisipasi masyarkat dalam pembangunan sebagai berikut:

a) ikut serta mengajukan usul atau pendapat mengenai usaha-usaha pembangunan

baik yang dilakukan langsung maupun melalui lembaga-lembaga kemasyarakatan

yang ada; b) ikut serta bermusyawarah dalam mengambil keputusan tentang

penentuan program mana yang dianggap cocok dan baik untuk masyarakat; c) ikut

serta melaksanakan apa yang telah diputuskan dalam musyawarah termasuk dalam

hal ini memberikan sumbangan, baik berupa tenaga, iuran uang dan material

lainnya; d) ikut serta mengawasi pelaksanaan keputusan bersama termasuk di

dalam mengajukan saran, kritik dan meluruskan masalah yang tidak sesuai dengan

apa yang telah diputuskan tersebut; e) dengan istilah lain ikut serta bertanggung

jawab terhadap berhasilnya pelaksanaan program yang telah ditentukan bersama;

f) ikut serta menikmati dan memelihara hasil-hasil dari kegiatan pembangunan.

2.1.2 Jenis Partisipasi

Berdasarkan sistem dan mekanisme partisipasi, Uphoffet al. (1979: 6-7)

(dalam Nasution, 2009:18),membedakan partisipasi atas 4 jenis: a) participation

in decision making; b)participation in implementation; c) participation in

benefits; d) participation inevaluation. Participation in decision making adalah

(33)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

organisasi. Partisipasi dalam bentuk ini berupa pemberian kesempatan kepada

masyarakat dalam mengemukakan pendapatnya untuk menilai suatu rencana atau

program yang akan ditetapkan. Masyarakat juga diberikan kesempatan untuk

menilai suatu keputusan atau kebijaksanaan yang sedang berjalan. Partisipasi

dalam pembuatan keputusan adalah proses dimana prioritas-prioritas

pembangunan dipilih dan dituangkan dalam bentuk program yang disesuaikan

dengan kepentingan masyarakat. Dengan mengikutsertakan masyarakat, secara

tidak langsung mengalami latihan untuk menentukan masa depannya sendiri

secara demokratis.

Participation in implementation adalah partisipasi atau keikutesertaan

masyarakat dalam kegiatan operasional pembangunan berdasarkan program yang

telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan program pembangunan, bentuk partisipasi

masyarakat dapat dilihat dari jumlah (banyaknya) yang aktif dalam berpartisipasi,

bentuk-bentuk yang dipartisipasikan misalnya tenaga,bahan,uang, semuanya atau

sebagian-sebagian, partisipasi langsung atau tidak langsung, semangat

berpartisipasi, sekali-sekali atau berulang-ulang.

Participation in benefit adalah partisipasi masyarakat dalam menikmati

atau memanfaatkan hasil-hasil pembangunan yang dicapai dalam pelaksanaan

pembangunan. Pemerataan kesejahteraan dan fasilitas, pemerataan usaha dan

pendapatan, ikut menikmati atau menggunakan hasil-hasil pembangunan (jalan,

(34)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bentuk dari partisipasi dalam menikmati dan memanfaatkan hasil-hasil

pembangunan. Penikmatan program pembangunan juga ditujukan kepada pegawai

pengelola dalam peningkatan kesejahteraannya termasuk peningkatan daya

potensi dan kreatifitasnya. Partisipasi pemanfaatan ini selain dapat dilihat dari

penikmatan hasil-hasil pembangunan, juga terlihat pada dampak hasil

pembangunan terhadap tingkat kehidupan masyarakat, peningkatan pembangunan

berikutnya dan partisipasi dalam pemeliharan dan perawatan hasil-hasil

pembangunan.

Participation in evaluation adalah partisipasi masyarakat dalam bentuk

keikutsertaan menilai serta mengawasi kegiatan pembangunan serta hasilhasilnya.

Penilaian ini dilakukan secara langsung, misalnya dengan ikut serta dalam

mengawasi dan menilai atau secara tidak langsung, misalnya memberikan

saran-saran, kritikan atau protes.

2.1.3 Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan

Dalam kaitan dengan pembangunan. Mikkelsen (2011:56) berpendapat

seperti berikut:

(35)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengembangkan diri. Ini memerlukan perombakan dalam seluruh parktik dan pemikiran di samping bantuan pembangunan.

Masyarakat akan berpartisipasi dalam pembangunan, apabila mereka dapat

memperoleh apa yang mereka inginkan. Karena itu tugas utama dari mereka yang

bertanggung jawab di dalam program pembangunan masyarakat ialah

mengidentifikasi kebutuhan yang dirasakan masyarakat. Masyarakat perlu

mendapatkan bantuan tentang apa yang menjadi kebutuhan mereka termasuk

bagaimana menjadikan mereka memperoleh kepuasan. Dan yang paling penting

adalah bagaimana mereka mampu mengidentifikasi kebutuhan yang belum

mereka rasakan dan memiliki rasa sadar akan pentingya rasa kepuasan bagi

mereka.

Partisipasi mengambil bentuk dalam berbagai pola atau aktivitas.

Partisipasi yang selalu dikaitkan dengan kegiatan masyarakat, pemerintah dan

swasta adalah partisipasi dalam pembangunan. Mubyarto (dalam Sumaryadi,

2010:49), menjelaskan bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan sebagai

berikut:

a. Kegiatan sasaran pembangunan masyarakat, yaitu perbaikan kondisi dan penigkatan taraf hidup masyarakat, pembangkitan partisipasi masyarakat, dan penumbuhan kemampuan masyarakat untuk berkembang secara mandiri, tidak berdiri sendiri, melainkan diusahakan agar yang satu berkaitan dengan yang lain, sehingga ketiganya dapat dianggap sebagai satu paket usaha.

(36)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Partisipasi masyarakat dapat meningkatkan upaya peningkatan taraf hidup masyarakat.

d. Antara partisipasi masyarakat dengan kemampuannya berkembang secara mandiri terdapat hubungan yang erat sekali, ibarat dua sisi satu mata uang, tidak dapat dipisahkan tetapi dapat dibedakan. Masyarakat yang berkemampuan demikian bisa membangun desanya dengan atau tanpa partisipasi vertikal dengan pihak lain.

e. Kemampuan masyarakat untuk berkembang secara mandiri dapat ditumbuhkan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi partisipasi masyarakat dalam pembangunan desanya.

Partisipasi masyarakat juga dikenal dalam konteks pembangunan sosial

politik. Menurut Budiardjo (dalam Sumaryadi, 2010:52) partisipasi masyarakat

didasarkan pada pertimbangan berikut.

Bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat yang melaksanakannya melalui kegiatan bersama untuk menetapkan tujuan serta masa depan masyarakat itu dan untuk menentukan orang-orang yang akan memegang tampuk pimpinan untuk masa berikutnya.

Pernyataan Budiardjo di atas didukung oleh Riwu Kaho (dalam

Sumaryadi, 2010:52) bahwa konsepsi partisipasi terkait secara langsung dengan

ide demokrasi, di mana prinsip dasar demokrasi “dari, oleh, dan untuk rakyat”.

Partisipasi pembangunan politik harus mengarah pada proses demokratisasi.

Berkaitan dengan itu, konsepsi partisipasi dalam demokrasi dijelaskan oleh

Michles (dalam Sumaryadi, 2010:52) berikut:

(37)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengaruh dan partisipasi yang sama dalam mengatur kepentingan bersama bagi semuanya.

Akhirnya, partisipasi bukan untuk partisipasi. Partisipasi dijalankan untuk

kepentingan manusia, karena itu, penting untuk menjamin asas pemanfaatannya.

Untuk menentukan kriteria manfaatnya, kita mengadopsi lima kriteria Uphoff

(dalam Sumaryadi. 2010:53) untuk menjamin partisipasi pemanfaatan dalam

rancangan program dan pelaksanaan. Pertama, taraf partisipasi yang dikehendaki

mesti diperjelas sejak semula dan dengan cara yang dapat diterima untuk semua

pihak yang bersangkutan. Kedua, harus ada tujuan yang realistis untuk partisipasi

dan kelonggaran mesti diberikan untuk kenyataan bahwa beberapa tahap

perencanaan, seperti konsultasi rancangan, akan secara relatif berlarut-larut.

Ketiga, diperlukan untuk memanfaatkan organisasi-organisasi yang ada untuk

mencapai tujuan, dan rancangan untuk mempermudah organisasi yang sesuai

dengan budaya setempat. Keempat, mesti ada komitmen keuangan yang terpisah,

memadai untuk partisipasi masyarakat, kemauan baik saja belum cukup. Kelima,

mesti ada rencana untuk bersama-sama memikul tanggungjawab disemua tahap

siklus program dan proyek.

2.2Pembangunan Politik

(38)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut haruslah segera melakukan konsensus untuk menyamakan persepsi mereka tentang tujuan negara yang hendak dicapai yakni masyarakat yang adil dan sejahtera. Berbagai upaya untuk menyamakan persepsi tersebut kemudian menjadi substansi utama dari studi pembangunan politik (Warsito, 1999:56).

Sebagai salah satu negara-bangsa yang baru menyatakan kemerdekaannya

pasca berakhirnya Perang Dunia II, Indonesia pun mengalami suatu kondisi yang

serupa, dimana elit bangsa yang kala itu kebanyakan berlatar tokoh pergerakan

dan pelajar mengadakan konsensus tentang konsep Republik Indonesia yang

hendak dirumuskan. Pergantian sistem pemerintahan yang silih ganti berubah,

serta perdebatan panjang antara tokoh-tokoh bangsa tentang dasar negara

menandai periode awal kemerdekaan Indonesia hingga akhirnya muncul dominasi

eksekutif setelah Dekrit Presiden bulan Juli tahun 1959 yang berujung pada

kestabilan sistem politk autokrasi di bawah Presiden Soekarno dengan

memaksakan sebutan “demokrasi terpimpin” untuk menamai sistem politik yang

sedang berlangsung kala itu. Sedangkan masyarakat saat ini jauh lebih mengenal

era tersebut dengan istilah Orde Lama.

2.2.1 Definisi Pembangunan Politik

Pembangunan politik menurut Amir Machmud (1986:5) adalah

pembaharuan struktur dan kultur kehidupan politik, diharapkan akan terwujud tata

kehidupan politik Pancasila yang mampu membawa bangsa dan negara Indonesia

ke arah tercapainya cita-cita nasional yaitu masyarakat adil dan makmur

(39)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Definisi pembangunan politik menurut Muhaimin (1985:5-10)

mengandung pengertian sebagai berikut:

1. Pembangunan politik sebagai prasyarat politik bagi pembangunan

ekonomi.

Ketika pertama kali perhatian diarahkan pada masalah-masalah pertumbuhan ekonomi dan perlunya mengubah perekonomian yang berjalan lambat menjadi dinamis dengan pertumbuhan yang swa sembada, ahli-ahli ekonomi dengan cepat menunjukkan bahwa kondisi-kondisi sosial dan politik dapat memainkan peranan penentu yang dapat menghalangi ataupun membantu peningkatan pendapatan perkapita. Sehingga pantaslah pembangunan politik dipandang sebagai keadaan masyarakat politik yang dapat membantu jalannya pertumbuhan ekonomi (Paul A. Baran, 1957: 6 dalam Muhaimin 1985: 6).

Tetapi secara operasionil pandangan tentang pembangunan politik seperti

itu pada dasarnya bersifat negatif, sebab lebih mudah bagi kita untuk dengan teliti

mengetahui prestasi sistem politik yang mungkin menghalangi atau menggagalkan

perkembangan ekonomi daripada menjelaskan bagaimana sistem politik itu

membantu pertumbuhan ekonomi.

2. Pembangunan politik sebagai ciri khas kehidupan politik masyarakat

industri.

(40)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menghasilkan keadaan pembangunan politik dan yang merupakan contoh dari tujuan-tujuan pembangunan yang cocok bagi setiap sistem politik (David Apter dalam Muhaimin, 1985: 7).

Dengan demikian beberapa sifat khas dari pembangunan politik

merupakan pola-pola tertentu dari tingkah laku pemerintahah yang “rasionil” dan

“bertanggung-jawab”, yaitu: penghindaran dari tindakan gegabah yang

mengancam kepentingan dari golongan masyarakat yang penting, kesadaran akan

batas-batas kedaulatan politik, penghargaan terhadap nilai-nilai administrasi yang

teratur dan prosedur hukum, pengakuan bahwa politik adalah suatu mekanisme

pemecahan masalah dan bukannya tujuan itu sendiri.

3. Pembangunan politik sebagai modernisasi politik

Pandangan bahwa pembangunan politik merupakan pembangunan politik

yang khas dan ideal dari masyarakat industri berkaitan erat dengan pandangan

bahwa pembangunan politik sama dengan modernisasi politik. Negara-negara

industri maju adalah pembuat mode dan pelopor dalam hampir setiap segi

kehidupan sosial dan ekonomi, karena itu dapat dimengerti bila banyak orang

yang mengharapkan bahwa hal seperti juga terjadi dalam dunia politik. Tetapi

justru penerimaan yang terlalu mudah atas pandangan ini mengundang tantangan

dari kelompok yang mempertahankan relativisme kebudayaan, yang

mempermasalahkan kebenaran dari identifikasi ciri-ciri masyarakat – yaitu barat

yang dipakai sebagai standard kontemporer dan universal bagi setiap sistem

(41)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Pembangunan politik sebagai operasi negara-bangsa

Sampai tingkat tertentu, keberatan-keberatan di atas ditanggapi oleh pandangan bahwa pembangunan politik meliputi pengorganisasian kehidupan politik dan bekerjanya fungsi-fungsi politik sesuai dengan standard yang diharapkan dari negara-bangsa (nation-state). Dalam sudut pandangan ini terdapat asumsi bahwa secara historis terdapat berbagai tipe sistem politik dan setiap masyarakat memiliki bentuk politiknya sendiri-sendiri, tetapi dengan tumbuhnya negara-bangsa modern muncullah serangkaian persyaratan mengenai kehidupan politik. Sehingga, bila suatu masyarakat ingin berprestasi sebagai negara modern, maka lembaga-lembaga dan praktek-praktek politiknya harus disesuaikan dengan persyaratan-persyaratan tersebut. Politik dari kerajaan lama, masyarakat kesukuan dan etnis, dan tanah jajahan haruslah memungkinkan tumbuhnya kehidupan politik yang diperlukan untuk mewujudkan suatu negara-bangsa yang bisa bekerja efisien dan efektif di dalam suatu sistem dalaml lingkungan negara-negara-bangsa yang lain.

5. Pembangunan politik sebagai pembangunan administrasi dan hukum.

Apabila kita membagi pembinaan bangsa menjadi pembinaan warga dan

pembinaan kewarganegaraan, kita memiliki dua konsep pembangunan politik

yang sangat umum. Sesungguhnya, konsep pembangunan politik sebagai

pembinaan organisasi memiliki sejarah yang panjang, dan telah mendasari

falsafah pemerintahan kolonial yang lebih maju. Karena seperti yang telah kita

ketahui dalam sejarah pengaruh Barat terhadap dunia, satu diantara tema-tema

pokoknya adalah kepercayaan bangsa-bangsa Eropa bahwa dalam membina

masyarakat politik yang harus didahulukan adalah tatanan hukum dan tatanan

administrasi.

(42)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

administrasi dikaitkan dengan penyebaran rasionalitas, penguatan konsep-konsep hukum sekuler, dan peningkatan pengetahuan teknis dan keahlian dalam pengaturan kehidupan manusia (Max Weber, 1947 dalam Muhaimin, 1985:10).

Tentu saja tidak ada negara yang tidak disebut “maju” apabila negara itu

sama sekali tidak memiliki kesanggupan untuk menangani masalah-masalah

masyarakat secara efektif, dan nyatanya memang apabila negara baru itu

betul-betul memiliki lembaga-lembaga administratif yang mampu, umumnya banyak

masalah bisa diatasi. Sebaliknya, administrasi saja tidak cukup, dan bahkan

apabila terlalu dianggap penting administrasi itu dapat menimbulkan ketimpangan

dalam kehidupan politik yang dapat menghalangi pembangunan politik. Terutama

sekali, konsep pembangunan politik yang hanya diartikan sebagai perbaikan

administrasi akan melupakan sama sekali pendidikan kewarganegaraan dan

partisipasi massa, dua hal yang jelas merupakan segi-segi penting pembangunan

politik.

6. Pembangunan politik sebagai mobilisasi dan partisipasi massa.

Segi lain dari pembangunan politik terutama menyangkut masalah peranan

warga negara dan standard-standard kesetiaan dan keterlibatan yang baru.

Sehingga dapat dipahami bila di dalam negara-negara bekas jajahan pembangunan

politik diartikan sebagai suatu bentuk kebangkitan politik dimana bekas

hamba-hamba yang terjajah menjadi warganegara yang aktif dan patriotis.

(43)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

negaranya merasa bahwa mereka sedang memajukan pembangunan nasional dengan memperbanyak dan menggiatkan demonstrasi nafsu politik massal. Sebaliknya, beberapa negara yang betul sedang membuat kemajuan secara teratur dan efektif bisa merasa tidak puas bila mereka bahwa tetangga-tetangganya yang lebih demonstratif sedang menjalankan "pembangunan" yang lebih besar (Clifford Geertz, 1963 dalam Muhaimin, 1985: 11).

Menurut sebagian besar pandangan orang, pembangunan politik memang

meliputi perluasan partisipasi massa, tetapi sangat perlu dibedakan

kondisi-kondisi bagi perluasan itu. Menurut sejarah, di dunia Barat dimensi pembangunan

politik ini dihubungkan erat dengan perluasan hak pilih dan penyertaan

unsur-unsur warga negara yang baru ke dalam proses politik.

Proses partisipasi massa ini berarti penyebarluasan proses pembuatan keputusan, dan partisipasi itu mempunyai pengaruh terhadap pilihan dan keputusan. Tetapi dalam beberapa negara baru partisipasi massa itu belum diimbangi dengan proses pemilihan, bahkan pada dasamya partisipasi rnassa itu merupakan bentuk baru dari tanggapan rakyat terhadap manipulasi golongan elite. Memang harus diakui bahwa partisipasi yang terbatas seperti itupun punya peranan dalam pembinaan bangsa, karena partisipasi merupakan sarana untuk menciptakan kesetiaan baru dan perasaan identitas nasional baru (Lloyd Fallers, 1958 dalam Muhaimin, 1985:11).

Dengan demikian, meskipun proses partisipasi massa merupakan bagian sah dari pembangunan politik, tetapi juga penuh dengan bahaya emosionalisme mentah atau demagogi yang merusak, yang keduanya dapat menguras habis sumber daya masyarakat. Masalahnya memang merupakan isu klasik tentang bagaimana menyeimbangkan keinginan rakyat dengan pemeliharaan ketertiban umum, yang sebetulnya merupakan masalah fundamentil dari demokrasi.

7. Pembangunan politik sebagai pembinaan demokrasi.

(44)

lembaga-Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lembaga dan praktek-praktek demokratis. Dalam pandangan banyak orang tersirat asumsi bahwa satu-satunya bentuk pembangunan politik yang bermakna adalah pembinaan demokrasi. Bahkan ada orang yang menekankan pentingnya hubungan ini dan berpendapat bahwa pembangunan bermakna bila dikaitkan dengan suatu ideologi tertentu, apakah itu demokrasi, komunisme, ataupun totaliterisme. Menurut pandangan ini pembangunan baru berarti bila dihubungkan dengan penguatan nilai-nilai tertentu, dan usaha untuk berdalih bahwa hal itu tidak relevan adalah sama dengan menipu diri sendiri (Joseph La Palombara, dalam muhaimin, 1985:12).

Walaupun banyak kita temukan contoh-contoh yang jelas tentang

peng-identiflkasian demokrasi dengan pembangunan, banyak timbul tentangan keras

dalam ilmu-ilmu sosial terhadap pendekatan demikian. Menggunakan pembinaan

demokrasi sebagai kunci bagi pembangunan politik dapat dipandang sebagai suatu

usaha untuk memaksakan nilai-nilai Barat terhadap bangsa lain.

Untuk sementara hanya perlu diperhatikan bahwa banyak orang yang

berpendapat bahwa pembangunan betul-betul berbeda dengan demokrasi, dan

bahwa justru usaha untuk memperkenalkan demokrasi bisa menjadi hambatan

bagi pelaksanaan pembangunan.

8. Pembangunan politik sebagai stabilitas dan perubahan teratur.

(45)

Indria Septian Kusnaeni, 2014

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dengan Pembangunan Politik Di Desa Rancajawat Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada lingkungan yang lebih banyak memiliki kepastian dan yang memungkinkan adanya perencanaan berdasaf pada prediksi yang cukup aman (Karl W. Deutsch, 1963 dalam Muhaimin.1985:12).

Pandangan ini dapat dibatasi terutama pada dunia politik sebab suatu

masya-rakat yang proses politiknya secara rasionil dan terarah mampu

menyelensgarakan dan mengendalikan perubahan sosial, dan bukan hanya

menanggapi saja. jebs lebih "maju" daripada masyarakat yang proses politiknya

merupakan korban "kekuatan" sosial dan ekonomi yang mengendalikan nasib

rakyataya. Karena itu, persis seperti yang telah diperdebatkan oleh beberapa orang

bahwa dalam masyarakat modern manusia mengendalikan alam demi memenuhi

kebutuhannyi. jsedang dalam masyarakat tradisionil manusia berusaha terutama

sekali untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan alam, kita dapat memandang

pembangunan politik sebaeti tergantung pada kesanggupan untuk mengendalikan

atau dikendalikan olehperubahan sosial. Dan tentu saja pangkal-tolak untuk

mengendalikan kekuatan-kekuatan sosial itu adalah kesanggupan untuk

memelihara ketertiban.

Keberatan terhadap pandangan ini adalah bahwa ia tidak menjelaskan

berapa banyak ketertiban yang diperlukan atau diinginkan, dan kearah tujuan tpt

perubahan itu seharusnya diarahkan. Juga, apakah penjajaran kestabilan dan

perubahanbukan merupakan sesuatu yang hanya bisa terjadi dalam impian kelas

meneope. atau paling tidak dalam masyarakat-masyarakat yang jauh lebih baik

Gambar

Tabel 1.1  Dimensi Partisipasi Masyarakat
Tabel 1.2 Dimensi Pembangunan Politik
Tabel 3.1 Dimensi Partisipasi Masyarakat
Tabel 3.2 Dimensi Pembangunan Politik
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil data yang diperoleh dilapangan menunjukkan tingkat partisipasi politik masyarakat Desa Gajah Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo tergolong tinggi

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan kesadaran politik dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pemilukada di Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun

Hubungan yang erat dan pengaruh yang positif, kuat dan signifikan antara faktor sosial ekonomi dengan partisipasi politik masyarakat dinagari ini, maka orang yang sosial

Dian Yuliani. HUBUNGAN KESADARAN POLITIK DAN CIVIC DISPOSITION DENGAN PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PILKADES DI DESA KLODRAN, KECAMATAN COLOMADU,

Hubungan Bentuk Partisipasi Responden Dengan Kondisi Sosial Ekonomi Pada Tahapan Pembangunan yang di Biayai Oleh Keuangan Dana Desa No. Bentuk Partisipasi

Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi pula partisipasi politik masyarakat di Dusun III Desa Segayam

Hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi politik masyarakat dalam perencanaan pembangunan khususnya pada forum musrenbang desa masih rendah, hal ini disebabkan karena

Hasil penelitian yang diperoleh penulis melalui proses observasi, wawancara, dan dokumentasi, bahwa Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa Separi Kecamatan