Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN SUAMI DAN ISTERI
YANG TERLIBAT DALAM DUAL CAREER FAMILY (Studi Kasus pada Tiga Pasangan Suami Isteri di Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh
RENANDA MAULANI DALIMUNTE 0900631
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN SUAMI DAN ISTERI
YANG TERLIBAT DALAM DUAL CAREER FAMILY (Studi Kasus pada Tiga Pasangan Suami Isteri di Kota Bandung)
Oleh
Renanda Maulani Dalimunte
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Renanda Maulani Dalimunte 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
i
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABRTRAK
Renanda Maulani Dalimunte (0900631). Kepuasan Pernikahan pada Pasangan Suami dan Istri yang Teribat dalam Dual Career Family (Studi Kasus pada Tiga Pasangan Suami Istri di Kota Bandung). Skripsi Jurusan Psikologi FIP UPI. Bandung (2013).
Bentuk keluarga yang dominan terjadi sekarang ini adalah dual career family. Dual career family dicirikan sebagai pasangan suami istri yang memiliki karirmasing-masing dan mencoba untuk menyeimbangkan karir mereka dengan urusan rumah tangga. Berbagai keuntungan dan kerugian dirasakan oleh pasangan dual career family yang memberikan makna bagi kepuasan pernikahan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kepuasan pernikahan pada pasangan dual career family dan bagaimana pengaruh pekerjaan dan kehadiran anak bagi pernikahannya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 6 orang atau 3 pasangan dengan karakteritik subjek yaitu pasangan bekerja fulltime, pendidikan minimal D3, berusia 20-45 tahun, memiliki anak, usia pernikahan minimal 5 tahun.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa setiap pasangan memiliki konsekuensi tersendiri terhadap pekerjaan dan kehadiran anak dalam pernikahannya. Kepuasan pernikahan dapat dilihat dari sepuluh aspek yaitu komunikasi, aktivitas waktu luang, orientasi keagamaan, penyelesaian konflik, pengelolaan keuangan, orientasi seksual, keluarga dan teman, anak dan pengasuhan, penyesuaian tingkah laku dan kesetaraan peran .Aspek kepuasan pernikahan yang dirasakan berbeda pada setiap pasangan. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah dapat mengembangkan penelitian mengenai jilbab sehingga menjadi penelitian yang lebih baik lagi.Selain itu, pasangan dual career family sebaiknya mengetahui aspek-aspek kepuasan pernikahan yang mungkin menjadi masalah dalam pernikahan mereka supaya dapat mencari cara mengoptimalkan dan meningkatkan aspek kepuasan pernikahan tersebut.
ii
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
RenandaMaulaniDalimunte (0900631). Marital satisfaction in couples Husband and Wife Involved in the Dual Career Family (a Case Studies of Three Couples in Bandung). Paper of Department of Psychology FIP UPI. Bandung (2013).
The dominant family form that happening right now is a dual career family. The couple in dual career family is characterized as a married couple who have their own career and trying to balance their careers with domestic matters. Various advantages and disadvantages perceived by dual career couples family that gives meaning to marital satisfaction. This study aimed to obtain a picture of marital satisfaction in dual career couples family and how the influence of the work and the presence of children for marriage. The approach used is qualitatively with a case study method. Subjects in this study amounted to 6 people or 3 couples with a characteristic subject of couples working fulltime, D3 minimum education, 20-45 years old, have children, a minimum marriage age of 5 years.
These results indicated that each pair has its own consequences on employment and the presence of children in the marriage. Marital satisfaction can be seen from the ten aspects of communication, leisure activities, religious orientation, conflict resolution, financial management, sexual orientation, family and friends, children and parenting, behavioral adjustment and the equity of roles. Aspects of marital satisfaction are perceived differently in each pair. The suggestion for further research is being able to develop the research about marital satisfaction the couple in dual career family to be a better research. Beside that , the couple in dual career family should know about the marital satisfaction aspects that probably be a problem in their marriage in order to be the way of increasing the marital satisfaction aspect.
vi Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ...x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Rumusan Masalah ...7
C. Tujuan Penelitian ...8
D. Manfaat Penelitian ...8
E. Sistematika Penulis ...9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pernikahan ...10
1. Pengertian Pernikahan ...10
2. Pasangan Menikah ...11
B. Kepuasan Pernikahan ...12
1. Pengertian Kepuasan Pernikahan ...12
2. Kriteria Kepuasan Pernikahan ...15
3. Area-area dalam Kepuasan Pernikahan ...16
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pernikahan ....20
C. Dual Career Family ...22
1. Definisi Dual Career Family ...22
2. Keuntungan dan Kerugian Dual Career Family ...22
vii Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam Dual Career Family ...23
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ...26
B. Metode Penelitian ...27
C. Definisi Operasional ...27
D. Subjek Penelitian ...28
E. Lokasi Penelitian ...31
F. Instrumen Penelitian ...31
G. Teknik Pengumpulan Data ...32
H. Analisis Data ...34
I. Pengujian Keabsahan Data ...36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Subjek Penelitian ...39
B. Hasil Observasi ...46
C. Hasil Penelitian ...50
1. Gambaran Kepuasan Pernikahan Subjek a. Kasus Subjek IH ...50
b. Kasus Subjek YM ...56
c. Kasus Subjek HN ...62
d. Kasus Subjek NN ...67
e. Kasus Subjek IM ...71
f. Kasus Subjek SI ...76
2. Gambaran Pengaruh Pekerjaan dan Kehadiran Anak Ter- hadap Kepuasan Pernikahan Pasangan Dual Career Family a. Pasangan IH YM ...82
b. Pasangan HN NN ...83
c. Pasangan IM SI ...84
viii Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Kepuasan Pernikahan pada Pasangan Dual Career Family ...87
2. Pengaruh Pekerjaan dan Kehadiran Anak Terhadap Kepuasan Pernikahan Pasangan Dual Career Family ...93
BAB V KESIMPULAN DAN Rekomendasi A. Kesimpulan ...95
B. Rekomendasi ...97
DAFTAR PUSTAKA ...99
LAMPIRAN ...102
ix Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel. 3.1 Identitas IH ...29
Tabel. 3.2 Identitas YM ...29
Tabel. 3.3 Identitas HN ...30
Tabel. 3.4 Identitas NN ...30
Tabel. 3.5 Identitas IM ...30
Tabel. 3.6 Identitas SI ...31
Tabel. 4.1 Gambaran Kepuasan Pernikahan IH ...55
Tabel. 4.1 Gambaran Kepuasan Pernikahan YM ...61
Tabel. 4.1 Gambaran Kepuasan Pernikahan HN ...66
Tabel. 4.1 Gambaran Kepuasan Pernikahan NN ...70
Tabel. 4.1 Gambaran Kepuasan Pernikahan IM ...76
Tabel. 4.1 Gambaran Kepuasan Pernikahan SI ...81
x Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
1 Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia dalam perkembangan hidupnya akan
mengalami banyak perubahan di mana ia harus menyelesaikan
tugas-tugas perkembangan, dari lahir, masa kanak-kanak, masa remaja,
masa dewasa, masa lansia, sampai pada kematian. Di antara
masa-masa tersebut, ada masa-masa yang disebut masa-masa dewasa awal, mereka
beranjak dari masa-masa sekolah yang masih bergantung pada orang
tua menuju ke masa mencari pekerjaan dan mandiri dalam hal
keuangan. Selain itu ia juga harus membentuk kehidupan sosialnya
dengan memilih pasangan hidup dan akhirnya menikah. Pernikahan
dan keluarga memberikan motivasi serta beban bagi individu dewasa
awal untuk memperoleh pekerjaan dan penghasilan agar mampu
memenuhi kebutuhan hidup keluarga (Hurlock, 1990:278).
Pernikahan adalah suatu bentuk hubungan yang diakui secara
sosial antara pria dan wanita yang meliputi hubungan seksual,
keinginan memiliki keturunan, dan penetapan kewajiban yang
dimiliki oleh masing-masing pasangan. Dalam pernikahan, dua
manusia, dua pribadi akan disatukan dalam suatu ikatan yang
diabadikan melalui berbagai tata cara, antara lain melalui agama.
Dalam pernikahan, dua orang menjadi satu kesatuan yang
saling merindukan, saling menginginkan kebersamaan, saling
membutuhkan, saling memberikan dukungan dan dorongan serta
saling melayani, kesemuanya diwujudkan dalam kehidupan yang
dinikmati bersama. Pernikahan harus diawali dengan permulaan yang
baik dan akan berhasil mencapai kesejahteraan bila pasangan tersebut
2
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
atas pengasuhan anak serta selama menikah pasangan ini juga
memantapkan pembagian kerja antar mereka.
Keikutsertaan istri bekerja sudah lama dikenal di Indonesia.
Banyak istri berkarya dan berwiraswasta di rumah. Mereka membuat
dan menjual aneka makanan, camilan, minuman, kerajinan tangan,
menjahit, peternakan, pertanian, perkebunan, membuka salon, ruko,
menjadi guru les, praktik kebidanan atau kesehatan di rumah, dan
lain-lain. Dengan memilih berkarya di rumah, diharapkan istri selain
bekerja dapat sekaligus mengurusi, mengawasi anak, serta urusan
rumah tangga. Seiring dengan kemajuan zaman, saat ini kita banyak
menjumpai wanita yang mengenyam pendidikan tinggi. Akibatnya,
lebih banyak wanita atau istri yang bekerja di luar rumah, seperti
bekerja di berbagai instansi, kantor, sekolah, perusahaan, toko, rumah
sakit, dan lain sebagainya. Keluarga yang suami istri sama-sama
bekerja, membutuhkan banyak penyesuaian.
Sampai saat ini, mayoritas suami mengharapkan istri
bertanggung jawab atas urusan rumah tangga dan anak-anak, baik istri
yang bekerja atau sebagai ibu rumah tangga. Suami menganggap
dirinya harus mengembangkan karier dan mencukupi kebutuhan
rumah tangga, sehingga hampir semua waktunya, dicurahkan untuk
pengembangan karier dan mencari uang. Tidak jarang suami tidak ada
waktu lagi untuk istri dan anak, apalagi urusan rumah tangga. Sebab
itu, bila istri bekerja, baik penuh waktu atau paruh waktu, istri tetap
diharapkan mengerjakan tanggung jawab rumah tangga,
memerhatikan anak dan suami. Dengan kata lain, bila istri bekerja, dia
harus siap mengerjakan dua jenis pekerjaan, yaitu pekerjaan yang
sesuai dengan profesinya serta pekerjaan rumah tangga dan
pengasuhan anak. Maka banyak istri kelelahan, merasa bersalah bila
3
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ketika suami-istri sepakat untuk sama-sama bekerja, harus ada
kesepakatan pengaturan keuangan, pembagian tugas rumah tangga,
pengasuhan anak, pembagian waktu yang bijaksana, supaya masih ada
waktu untuk pasangan, anak, dan sebagainya. Sungguh tidak realistis
kalau istri harus menanggung semuanya sendirian, sedang suami
hanya berkonsentrasi pada pekerjaan dan tidak mau diganggu urusan
lainnya. Suami perlu membantu dalam pengasuhan anak. Ini selain
meringankan beban istri, juga memenuhi tugas sebagai orang tua
untuk mendidik anak. Kebutuhan batin ayah dan anak juga dapat
terpenuhi. Suami dapat ikut merasakan suka dukanya mengasuh anak.
Selain itu, hubungan ayah dan anak dapat dipererat. Anak
berkembang dengan lebih baik kalau memperoleh kasih sayang dan
perhatian ayah.
Kelley dan Convey (dalam Santrock, 2007:223) menyatakan
bahwa membangun dan mempertahankan hubungan dengan pasangan
merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam perkembangan
individu dewasa. Dikatakan penting karena ketika individu
mengalami kegagalan dalam membangun hubungan, maka individu
tersebut akan dianggap tidak matang, tidak berkompeten, dan tidak
bertanggung jawab.
Pendidikan dan perkembangan dunia pekerjaan yang semakin
maju, membuat pria dan wanita sama-sama mempunyai kesempatan
untuk mengembangkan karir dan pekerjaan. Sejak semakin banyak
wanita yang bekerja dan mempunyai pendidikan yang tinggi, secara
alami juga menghasilkan pasangan yang sama-sama berkarir (dual
career).
“Dual-career individuals are defined as those in managerial or
professional jobs, with children, and spouse also in a
managerial or professional job” (Higgins and Duxbury,
4
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
partners have career respon-sibilities and aspiration” (Stone, 2005).
Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
dual-career merupakan pasangan yang memiliki aspirasi serta tanggung
jawab karir dengan bekerja baik di bidang manajerial maupun pekerjaan
profesional lainnya. Dual-career memunculkan masalah baru apabila
pasangan tersebut tidak dapat menyeimbangkan antara masalah
pekerjaan dan masalah keluarga.
Perubahan di atas terjadi karena terdapat peran lain yang juga
berperan penting bagi orang dewasa, yaitu sebagai pekerja. Karena
dengan bekerja individu dapat memperoleh penghasilan, memenuhi
kebutuhan personal dan mendapat pengakuan dari masyarakat. Sejalan
dengan pertumbuhan penduduk Indonesia yang semakin meningkat,
jumlah angkatan kerja pun kian meningkat. Dalam hal ini, wanita
merupakan sumber daya manusia yang tersedia sebagai modal dasar
pembangunan sehingga upaya untuk melibatkan wanita dalam
pembangunan sangat diperlukan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), partisipasi wanita dalam lapangan pekerjaan meningkat secara signifikan. Hal ini bisa dibuktikan bahwa selama bulan Agustus 2006–Agustus 2007 jumlah pekerja wanita Indonesia bertambah sebanyak 3,3 juta orang (Kuswaraharja, 2008).
Peningkatan jumlah angkatan kerja wanita dikarenakan adanya
peningkatan jumlah penduduk wanita, semakin luasnya lapangan
pekerjaan, dan semakin tinggi tingkat pendidikan mereka sehingga saat
ini wanita lebih banyak mempunyai pilihan dalam aktivitas kehidupan
ekonominya dibandingkan dengan masa lalu.
Terlepas dari apakah wanita bekerja karena keinginan sendiri
atau keharusan (ataupun kedua-duanya), bentuk keluarga yang dominan
terjadi sekarang ini adalah dual career family. Rappoport & Rappoport
5
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
merupakan tipe keluarga dimana suami dan istri aktif dalam mengejar
karir dan kehidupan keluarga secara serentak.
Muchinsky (2003:188) yang menjelaskan bahwa pasangan
dalam dualcareer family dicirikan sebagai pasangan suami istri yang
memiliki karir masing-masing dan mencoba untuk menyeimbangkan
karir mereka dengan urusan rumah tangga. Pada saat ini juga suami dan
istri diharapkan mampu menjalani peran-peran yang muncul dalam
pekerjaan dan pernikahannya, yaitu sebagai suami atau istri, orangtua,
pekerja, serta mengembangkan sikap-sikap baru, keinginan-keinginan
dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas baru sebagai pria atau
wanita dewasa. Suami dan istri harus membagi waktu dan perhatian
yang seimbang dalam setiap perannya sehingga dapat berjalan dengan
selaras.
Bagi seorang istri yang bekerja tidak mudah tentunya
menjalankan dua peran antara pekerjaan dan keluarga. Alasannya
adalah karena istri yang bekerja harus juga menangani pekerjaan
domestik, seperti pengasuhan anak, mengurus suami, dan kebutuhan
rumah tangga. Kesibukan dalam pekerjaan dan keluarga adalah dua hal
yang seringkali membuat istri terkadang tidak mudah membagi
waktu.Tuntutan pekerjaan biasanya menjauhkannya dari rumah dengan
proyek-proyek yang harus segera diselesaikan, pekerjaan yang tidak
dapat ditunda menyebabkan istri tidak mudah meluangkan waktu untuk
urusan keluarga, seperti merawat anak yang sedang sakit, mengantar
jalan-jalan atau menghadiri kegiatan-kegiatan di sekolah anak (Pratikno,
2005).
Selain ltu, hasil penelitian yang dimuat dalam Journal of
Marriage and the Family (2005) tentang ukuran kabahagiaan hidup
wanita yang sudah menikah, ditinjau dari tiga kategori (wanita bekerja,
6
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menunjukkan bahwa bagi para istri atau ibu bekerja, kebahagiaan
pernikahan adalah tetap menjadi hal yang utama dibandingkan dengan
kepuasan kerja.
Ditambah dengan penelitian yang dilakukan oleh Christine W.S
dalam jurnal Dual Career Couple di Jabodetabek (2010) yaitu dengan
semakin banyaknya tekanan dan tuntutan dalam kehidupan
pekerjaan-keluarga maka kinerja seseorang di lingkungan pekerjaannya semakin
rendah. Hal ini terjadi karena tekanan dan tuntutan yang berasal dari
peran ganda seseorang (sebagai pekerja dan suami/istri) menyebabkan
tidak maksimalnya seseorang dalam menyelesai-kan pekerjaannya.
Sikap suami juga merupakan faktor yang penting dalam
menentukan keberhasilan dual career. Suami yang merasa terancam,
tersaingi dan cemburu dengan status “bekerja” istrinya, umumnya tidak
mampu bersikap toleran terhadap keberadaan istri yang bekerja. Ada
pula suami yang tidak menganggap pekerjaan istri menjadi suatu
masalah, selama istrinya tetap dapat memenuhi dan melayani kebutuhan
suami dan anak. Namun, ada pula suami yang justru mendukung karir
istrinya dan ikut bekerja sama dalam mengurusi pekerjaan rumah
tangga sehari-hari. Dalam kondisi yang terakhir ini, pada umumnya istri
akan lebih dapat merasakan kepuasan dan kebahagiaan dalam hidup,
keluarga, maupun karirnya, pernikahan dual career dikatakan berhasil
jika antara pihak suami dan istri saling memperlakukan pasangannya
sebagai partneryang setara.
Walters dan McKanry (dalam Rini, 2002) menyatakan bahwa
suami dan istri cenderung merasa bahagia ketika mereka dapat
mengintegrasikan kehidupan keluarga dan kehidupan kerja secara
harmonis. Sebaliknya, ketika suami dan istri tidak dapat
menyeimbangkan peran mereka, maka akan menghasilkan stres yang
7
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Lemme (1995:378) kepuasan pernikahan merupakan
evaluasi suami istri terhadap hubungan pernikahan yang cenderung
berubah sepanjang perjalanan pernikahan. Untuk melihat tingkat
kepuasan pernikahan yang dirasakan oleh suami dan istri dalam
pernikahannya, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan seperti
komunikasi, aktivitas rekreasi, orientasi keagamaan, penyelesaian
konflik, pengelolaan keuangan, orientasi seksual, keluarga dan teman,
anak dan pengasuhan, penyeseuaian tingkah laku dan kesetaraan peran .
Aspek-aspek tersebut sering bermasalah pada pihak suami maupun
isteri dalam dual career family. Peran ganda seperti yang harus
dijalankan oleh suami dan istri dalam dual career family yang secara
tidak langsung dapat mengakibatkan stress psikologis, turunnya kualitas
hubungan suami istri, peran orangtua yang kurang efektif, menimbulkan
masalah pada perilaku anak, hasil pekerjaan yang sering buruk, dan
kehilangan kontrol dalam mengurus rumah tangga.
Beberapa hal di atas tentu saja tidak sesuai dengan kebutuhan
dan harapan suami dan istri dalam membina kehidupan rumah
tangga.Padahal menurut Hughes & Noppe (1985:238) bahwa kepuasan
pernikahan yang dirasakan oleh pasangan tergantung pada tingkat
dimana mereka merasakan pernikahannya tersebut sesuai dengan
kebutuhan dan harapannya.
Sehubungan dengan masalah yang telah diuraikan diatas, maka
judul dari penelitian ini adalah Kepuasan Pernikahan Pada Suami
dan Istri yang Terlibat dalam Dual Career Family (Studi Kasus
pada Tiga Pasangan Suami Isteri di Kota Bandung).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dalam uraian latar belakang masalah, dapat dilihat
bahwa saat ini semakin banyak pasangan suami istri yang terlibat dalam
8
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perkembangan pendidikan yang dialami oleh laki-laki maupun
perempuan. Walaupun mungkin terdapat berbagai hambatan dan
rintangan dalam menjalaninya, terlebih di kota Bandung yang
merupakan salah satu kota besar di Indonesia. Kesibukan pasangan
dalam dual career family juga bisa berdampak dalam kehidupan
pernikahannya. Maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini
dijelaskan dalam beberapa pertanyaan penelitian, yaitu:
1. Bagaimana gambaran kepuasan pernikahan pada pasangan dual
career family berdasarkan aspek-aspek kepuasan pernikahan?
2. Bagaimana pengaruh pekerjaan dan kehadiran anak terhadap
kepuasan pernikahan pada pasangan dual career family?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui kepuasan pernikahan yang dirasakan oleh pasangan
dual career family. Dengan melihat dari berbagai aspek kepuasan
pernikahan.
2. Mengetahui pengaruh pekerjaan dan kehadiran anak terhadap
kepuasan pernikahan pada pasangan dual career family.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Manfaat teoritis: memberikan informasi tentang kepuasan
pernikahan antara suami dan isteri dalam dual career family
sehingga dapat meningkatkan pemahaman Psikologi
Perkembangan khususnya yang berkaitan dengan kepuasan
pernikahan dan fenomena dual career family.
2. Manfaat praktis: (1) hasil penelitian diharapkan dapat menjadi
referensi tambahan bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti
hal yang berkaitan dengan penelitian mengenai kepuasan
9
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam dual career family, hasil penelitian ini dapat menjadi
masukan yang berguna dalam mencermati kehidupan rumah
tangga dan pekerjaannya sehingga dapat menjalani kehidupan
pernikahan dan pekerjaan dengan selaras, dan (3) hasil penelitian
ini juga dapat dijadikan oleh para psikolog sebagai bahan
pertimbangan dalam proses konseling keluarga dan perkawinan.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisikan uraian tentang pendahuluan dan merupakan
bagian awal dari skripsi.Pendahuluan berisi latar belakang penelitian,
identifikasi/fokus dan perumusan masalah, tujuan penelitian dan
manfaat penelitian.
Bab II Kajian Pustaka
Bab ini menguraikan kajian pustaka, kerangka pemikiran dan
hipotesis penelitian yang menjelaskan tentang definisi pernikahan,
definisi dual career family dan teori kepuasan pernikahan.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini berisi penjabaran mengenai metode penelitian dengan
beberapa komponennya, yaitu: lokasi dan subjek penelitian, desain
penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, teknik
pengumpulan data serta tahapan analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan mengenai pengolahan data penelitian,
gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian, dan juga
membahas data-data penelitian ditinjau dari teori-teoriyang relevan.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Bab ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil
10
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk penyempurnaan penelitian atau untuk penelitianselanjutnya
26 Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus
deskriptif. Bogdan & Taylor (dalam Moleong, 2011:4)
mendefinisikan metodelogi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati.
Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, semua yang
dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang
sudah diteliti. Moleong (2011:6) menyatakan:
“Penelitian yang bersifat desktiptif bertujuan menggambarkan
secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dan gejala lain dalam masyarakat. Dalam hal ini mungkin sudah ada hipotesis-hipotesis, mungkin belum, tergantung dari sedikit-banyaknya pengetahuan tentang masalah yang bersangkutan”
Selanjutnya studi kasus menurut Poerwandari (2007:28)
digunakan agar peneliti dapat memperoleh pemahaman utuh dan
terintegrasi mengenai interrelasi berbagai fakta dan dimensi dari kasus
tersebut tanpa bermaksud untuk menghasilkan konsep-konsep atau
teori-teori atau tanpa upaya menggeneralisasikan.
Berdasarkan keterangan yang telah dipaparkan diatas, alasan
penelitian ini menggunakan studi kasus sebab dengan metode studi
kasus akan memungkinkan peneliti untuk memahami subjek secara
mendalam dan memandang subjek sebagaimana subjek penelitian
27
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
tujuan untuk melihat pengalaman-pengalaman subjektif individu
dalam kepuasan pernikahan pada suami istri yang terlibat dalam dual
career family. Hal ini dikarenakan pendekatan kualitatif
memungkinkan individu memfokuskan perhatian pada apa yang
dialaminya dan mengungkapkan pengalaman yang dijalaninya,
sehingga dapat memperoleh pemahaman yang menyeluruh dan utuh
mengenai suatu fenomena yang diteliti.
C. DEFINISI OPERASIONAL
Kepuasan pernikahan dalam penelitian ini merupakan hasil
evaluasi yang dilakukan oleh suami atau istri terhadap pernikahan
yang dijalani bersama pasangannya selama masa pernikahan, apakah
pernikahan tersebut memuaskan atau tidak, serta sesuai atau tidak
dengan kebutuhan dan harapannya.
Dengan berdasarkan Aspek kepuasan pernikahan yaitu
komunikasi, kegiatan waktu luang, orientasi keagamaan, penyelesaian
konflik, pengelolaan keuangan, hubungan seksual, keluarga dan
teman, anak dan pengasuhan, penyesuaian tingkahlaku serta
kesetaraan peran yang diungkap melalui wawancara mendalam.
Selain itu, digali juga informasi mengenai pengaruh pekerjaan dan
kehadiran anak bagi pasangan suami istri dual career family.
Dual career family dalam penelitian ini merupakan pasangan
suami istri yang terlibat dalam pekerjaan yang berhubungan dengan
pendidikannya. Pasangan ini sama-sama memiliki pekerjaan
28
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan urusan rumah tangga mereka. Dalam penelitian ini, peneliti
memilih pasangan dual career family sebagai karakteristik subjek.
D. SUBJEK PENELITIAN
Menurut Sugiyono (2010:50) dalam penelitian kualitatif tidak
menggunakan populasi dan sampel atau subyek bukan dinamakan
responden, tetapi sebagai narasumber, atau informan, teman, dan guru
dalam penelitian.
Subyek dalam penelitian ini adalah tiga pasangan suami istri
yang dipilih dengan karakteristik sebagai berikut:
1. Pasangan suami dan istri terlibat dual career family.
2. Suami dan istri memiliki pekerjaan full time. Pekerjaan full
time merupakan suatu pekerjaan yang menuntut individu untuk
bekerja sesuai dengan standar lama waktu kerja suatu negara yaitu
40 jam per minggu (ILO, 1997). Pekerjaan yang memakan waktu
yang cukup lama menyebabkan berkurangnya waktu yang dimiliki
suami dan istri untuk anak-anak dan untuk mengurus pekerjaan
rumah tangga seperti membersihkan rumah, menyediakan
makanan, dan lain-lain (DeGenova, 2009:124).
3. Usia subjek 20 s.d 45 tahun. Menurut Hurlock masa dewasa
awal dimulai pada usia 20 s.d 45 tahun. Masa dewasa awal
dicirikan dengan tugas perkembangan yang sangat penting, yaitu
mencari pekerjaan dan membina kehidupan rumah tangga
(Hurlock, 1990:278).
4. Pendidikan minimal D3. Diasumsikan pendidikan D3 cukup
untuk menjadi bekal dalam memasuki lapangan pekerjaan yang
berjenjang karir.
5. Memiliki anak. Menurut Hendrick & Hendrick (1992:335), anak
mempengaruhi kepuasan pernikahan karena itu subjek yang
29
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Usia pernikahan minimal 5 tahun. Tingkat kepuasan pernikahan
berubah seiring berjalannya waktu. Duvall & Miller (1985:241)
menyebutkan bahwa tingkat kepuasan pernikahan tertinggi di awal
pernikahan, kemudian menurun setelah kelahiran anak pertama
hingga anak mencapai usia remaja. Hal ini terjadi karena anak
memerlukan perhatian yang besar dari kedua orangtuanya. Pada
usia prasekolah, orangtua biasanya sulit untuk meninggalkan anak
di rumah. Henslin menyatakan bahwa kebanyakan pria dan wanita
merasa bahwa seorang ibu harus berada di rumah selama anak
dalam tahap prasekolah. Ketika anak memasuki usia sekolah,
pasangan harus mempersiapkan kebutuhan finansial untuk sekolah
anak dan memberi dukungan pada anak dalam memasuki
lingkungan yang baru dan beradaptasi dengan lingkungan sekolah,
guru, dan teman-teman.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 6 subjek atau 3
pasangan suami istri yang terlibat dual career family. Dengan
identitas sebagai berikut:
1. Subjek I
Nama Inisial : IH
Usia : 45 tahun
Pekerjaan : Karyawan
Usia Saat Menikah : 28 tahun
Lama Pernikahan : 17 tahun
Jumlah Anak : 2
Pendidikan Terakhir : D3
Tabel. 3.1 Identitas IH
2. Subjek II
Nama Inisial : YM
30
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pekerjaan : Karyawan
Usia Saat Menikah : 27 tahun
Lama Pernikahan : 17 tahun
Jumlah Anak : 2
Pendidikan Terakhir : D3
Tabel. 3.2 Identitas YM
3. Subjek III
Nama Inisial : HN
Usia : 36 tahun
Pekerjaan : Dosen
Usia Saat Menikah : 28 tahun
Lama Pernikahan : 8 tahun
Jumlah Anak : 3
Pendidikan Terakhir : S2
Tabel. 3.3 Identitas HN
4. Subjek IV
Nama Inisial : NN
Usia : 34 tahun
Pekerjaan : Dosen
Usia Saat Menikah : 26 tahun
Lama Pernikahan : 8 tahun
Jumlah Anak : 3
Pendidikan Terakhir : S2
Tabel. 3.4 Identitas NN
5. Subjek V
Nama Inisial : IM
Usia : 33 tahun
31
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Usia Saat Menikah : 29 tahun
Lama Pernikahan : 4 tahun
Jumlah Anak : 1
Pendidikan Terakhir : S1
Tabel. 3.5 Identitas IM
6. Subjek VI
Nama Inisial : SI
Usia : 31 tahun
Pekerjaan : PNS
Usia Saat Menikah : 27 tahun
Lama Pernikahan : 4 tahun
Jumlah Anak : 1
Pendidikan Terakhir : D3
Tabel. 3.6 Identitas SI
E. LOKASI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di kota Bandung, Jawa Barat. Lokasi
penelitian bersifat situasional, disesuaikan dengan perjanjian yang
dilakukan dengan subyek-subjek penelitian.
F. INSTRUMEN PENELITIAN
Satu-satunya instrumen terpenting dalam penelitian kualitatif
adalah peneliti itu sendiri (Hadi, 2000:57-58). Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan alat bantu untuk mengumpulkan data yaitu tape
recorder (alat perekam). Tetapi kegunaan atau pemanfaatan alat ini
sangat tergantung pada peneliti itu sendiri.
Peneliti sebagai instrumen (disebut “Paricipant-Observer”)
32
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
langsung melihat, merasakan, dan mengalami apa yang terjadi pada
subjek yang ditelitinya. Dengan demikian, peneliti akan lambat laut
“memahami” makna-makna apa saja yang tersembunyi di balik realita
yang kasat mata (verstehen). Ini adalah salah satu tujuan yang hendak
dicapai melalui penelitian kualitatif.
Kedua, peneliti akan mampu menentukan kapan penyimpulan
data telah mencukupi, data telah jenuh, dan penelitian dihentikan.
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dibatasi oleh
instrumen (misalnya kuesioner) yang sengaja membatasi penelitian
pada variabel-variabel tertentu saja.
Ketiga, peneliti dapat langsung melakukan pengumpulan data,
menganalisanya, melakukan refleksi secara terus menerus, dan secara
gradual membangun pemahaman yang tuntas tentang sesuatu hal.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti mengkonstruksi realitas yang
tersembunyi di dalam masyarakat.
G. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Menurut Lofland & Lofland (dalam Moleong, 2011:157),
sumber utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan
tindakan. Metode pengumpulan data yang digunakan disesuaikan
dengan masalah, tujuan penelitian dan sifat objek yang diteliti.
Metode-metode yang dapat digunakan antara lain wawancara,
observasi, diskusi kelompok terfokus, analisis terhadap karya, analisis
terhadap dokumen, analisis catatan pribadi, studi kasus, dan studi
riwayat hidup. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara mendalam (in depth interviewing)
sebagai metode utama dan observasi saat wawancara dilakukan.
1. Wawancara
Wawancara adalah proses komunikasi dua interaksional antara
33
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
di dalamnya terdapat pertanyaan dan menjawab pertanyaan (Moleong,
2011:186). Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
jenis wawancara semiterstruktur. Sugiyono (2010:73) menjelaskan
bahwa jenis wawancara ini termasuk dalam kategori in-depht
interview, di mana pelaksanaan wawancara jenis ini lebih bebas
dibandingkan wawancara terstruktur dan bertujuan untuk menemukan
permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diwawancarai
diminta pendapat dan ide-idenya. Selain itu, peneliti juga akan
menggunakan kisi-kisi wawancara selama proses wawancara agar
materi yang dibicarakan tidak keluar dari tujuan penelitian. Peneliti
juga akan menggunakan alat bantu perekam untuk merekam informasi
yang didapat dari subyek.
Kisi-kisi wawancara disusun berdasarkan teori mengenai
kepuasan pernikahan yang dikemukan oleh Olson & Fowers
(DeGenova & Rice, 2005:172) yang menyatakan bahwa terdapat
area-area dalam pernikahan yang dapat mengukur kepuasan pernikahan.
Berdasarkan teori inilah, kisi-kisi wawancara disusun dan
ditujukan kepada pasangan dual career family untuk memperoleh data
tentang perbedaan kepuasan pernikahan pada suami dan istri yang
terlibat dalam dual career family. Peneliti akan menggali perasaan
yang dihadapi suami atau istri yang sama-sama terlibat dalam
menjalankan dua tugas yaitu sebagai pasangan suami istri dan juga
sebagai pekerja. Dengan mengetahui area-area apa saja yang dapat
memenuhi kepuasan pernikahannya.
2. Observasi
Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode
observasi. Menurut Nawawi & Martini (dalam Poerwandari,2007:45)
34
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau
gejala-gejala dalam objek penelitian.
Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat
memahami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat
dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah
observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara,
interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan
sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.
Menurut Patton (dalam Poerwandari, 2007:48) tujuan
observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari,
aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas-aktivitas,
dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam
kejadian yang diamati tersebut.
Salah satu hal yang penting, namun sering dilupakan dalam
observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian
Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting
karena:
a. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks
dalam hal yang diteliti akan atau terjadi.
b. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka,
berorientasi pada penemuan dari pada pembuktian dan
mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara
induktif.
c. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh
subjek penelitian sendiri kurang disadari.
d. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang
hal-hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek
penelitian secara terbuka dalam wawancara.
e. Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap
35
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
f. Impresi dan perasan pengamatan akan menjadi bagian dari data
yang pada gilirannya dapat dimanfaatkan untuk memahami
fenomena yang diteliti.
H. ANALISIS DATA
Analisis data kualitatif Bogdan & Biklen (dalam Moleong,
2011:248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan
data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan
yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat dicitrakan kepada orang lain.
Analisis data studi kasus adalah pengujian sistematik dari data
yang diperoleh untuk menetapkan bagian-bagiannya, hubungan antar
temuan (bagian), dan hubungan bagian terhadap keseluruhan sebagai
suatu konsep yang bermakna. Analisis data tidak lain adalah
pencarian atau pelacakan pola-pola. Dengan kata lain, semua analisis
data kasus akan mencakup penelusuran data melalui catatan-catatan
(wawancara dan observasi) untuk menemukan pola-pola perilaku
subjek yang dikaji sebagai suatu sistem nilai.
Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010:91) menjelaskan bahwa
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
jenuh. Aktivitas dalam analisis data tersebut yaitu data reduction,
data display, dan conclusion drawing/ verification. Langkah-langkah
analisis data ditunjukkan pada gambar berikut:
Data Collection Data Display
Conclusion Drawing/ verification
36
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
[image:32.595.104.514.214.739.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Analisis Data Miles & Huberman
Selanjutnya Sugiyono (2010:91) menjelaskan bahwa reduksi
data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, lalu dicari tema dan polanya. Apabila hal
tersebut telah dilakukan, maka akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.
Langkah selanjutnya setelah mereduksi data adalah
mendisplaykan data. Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010:92)
menjelaskan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan
data adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan display data,
maka akan lebih memudahkan untuk memahami apa yang terjadi
dalam permasalahan hal yang diteliti dan dapat merencanakankerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
Sesudah pengumpulan data selesai, maka langkah selanjutnya
adalah menyempurnakan sebuah sistem kode untuk
mengorganisasikan data. Hal ini dilakukan dengan mengembangkan
suatu kategori kode. Kategori ini dikembangkan berdasarkan data
yang mengindikasikan adanya keteraturan, pola-pola dan topik-topik.
Dalam penelitian ini menggunakan kode misalnya kode latar (setting
penelitian), kode proses kegiatan, kode faktor resiliensi, kode sumber
resiliensi dan lain sebagainya. Selanjutnya data dikelompokkan sesuai
dengan kategori kode agar memudahkan peneliti untuk memasukkan
37
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memperoleh kembali data secara utuh. Kemudian data tersebut
dipelajari dan diambil maknanya, dan siap untuk dilaporkan.
I. PENGUJIAN KEABSAHAN DATA
Moleong (2011: 324-326) mengutip Screven (1971) untuk
menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan teknik
pemeriksaan.Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas
sejumlah kriteria tertentu.Ada empat kriteria yang digunakan yaitu
derajat kepercayaan (credibility), keterahlian (transferability),
kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).
Dalam penelitian ini menggunakan empat kriteria dalam
melakukan pemeriksaan data selama di lapangan sampai pelaporan
hasil penelitian.
1. Kredibilitas Data
Kriteria ini digunakan dengan maksud data dan informasi yang
di kumpulkan peneliti harus mengandung nilai kebenaran atau valid.
Penggunaan kredibilitas untuk membuktikan apakah yang teramati
oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam dunia
kenyataan, dan apakah penjelasan yang diberikan tentang dunia
kenyataan tersebut memang sesuai dengan yang sebenarnya ada atau
terjadi. Adapun untuk memperoleh keabsahan data, Moleong
(2011:325) merumuskan beberapa cara, yaitu: a) perpanjangan
keikutsertaan, b) ketekunan pengamatan, c) triangulasi data, d)
pengecekan sejawat (diskusi), e) kecukupan referensial, f) kajian
kasus negatif, dan g) pengecekan anggota.
Peneliti dalam penelitian ini hanya menggunakan teknik
ketekunan dan triangulasi data. Pertama, menurut Moleong
(2011:329) ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri
dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan
atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada
38
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menyediakan lingkup, maka ketekunan pengamatan menyediakan
kedalaman. Peneliti akan membekali diri dengan membaca berbagai
referensi dan hasil penelitian yang berkaitan dengan kepuasan
pernikahan.
Kedua, triangulasi (Moleong, 2011:330) yaitu teknik
pemeriksaan keabsahan data dengan melakukan pengecekan atau
perbandingan terhadap data yang diperoleh dengan sumber atau
kriteria yang lain di luar data itu, untuk meningkatkan keabsahan data.
Pada penelitian ini, triangulasi yang digunakan adalah pengulangan
pertanyaan wawancara pada subyek di waktu yang berbeda. Selain itu,
data yang didapat dari hasil wawancara juga dicocokkan dengan hasil
observasi.
2. Keterahlian Data
Kriteria ini digunakan untuk menunjukkan derajat ketepatan
bahwa hasil penelitian yang dilakukan dalam konteks (setting)
tertentu dapat di pindahkan ke subjek yang memiliki tipologi yang
sama. Supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian, sehingga
ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian ini, maka
peneliti dalam membuat laporan penelitian ini disajikan dalam bentuk
uraian yang rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya. Dengan
demikian maka pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian ini,
sehingga dapat memutuskan dapat tidaknya untuk mengaplikasikan
hasil penelitian ini di tempat lain.
3. Kebergantungan Data
Kriteria ini digunakan untuk menguji reliabilitas data atau
depenability data. Pengujian ini dilakukan dengan cara mengaudit
terhadap keseluruhan proses penelitian. Maka hal ini telah dilakukan
dosen pembimbing dengan cara mengaudit keseluruhan aktivitas
39
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
aktivitas peneliti menentukan fokus, memasuki lapangan, menentukan
sumber data sampai membuat kesimpulan, peneliti bisa menunjukkan
bukti telah melakukan penelitian.
4. Kepastian Data
Kriteria ini digunakan untuk mencocokkan data observasi dan
data wawancara atau data pendukung lainnya. Dalam proses ini
temuan-temuan penelitian dicocokkan kembali dengan data yang
diperoleh lewat rekaman wawancara. Apabila diketahui data-data
tersebut cukup koheren, maka temuan penelitian ini dipandang cukup
tinggi tingkat konformabilitasnya. Untuk melihat konformabilitas
data, peneliti meminta bantuan kepada pembimbing. Pengecekan hasil
dilakukan secara berulang-ulang serta dicocokkan dengan teori yang
95 Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran
kepuasan pernikahan pada pasangan suami dan istri yang terlibat
dalam dual career family berdasarkan aspek-aspek dan faktor yang
mempengaruhi kepuasan pernikahan yang telah dijelaskan pada Bab
II. Dari hasil penelitian yang telah didapat dan dibahas pada Bab IV,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Ketiga pasangan memilik kesamaan dan perbedaan dalam
memenuhi aspek-aspek kepuasan pernikahan. Persamaan pada
pasangan IH YM dan IM SI yaitu kurang adanya keterbukaan
antar pasangan sehingga menyebabkan seringnya terjadi kesalah
pahaman yang berujung konflik. Selain itu, dalam penyelesaian
masalah yang dihadapi pasangan IH YM dan IM SI terkadang
mendiamkan masalahnya dan akan mencari solusi dari
permasalahannya dengan cara berbicara bersama pasangan ketika
kondisi sudah rileks. Namun tidak jarang masalah yang dihapai
tidak mendapatkan solusi dan menuntut salah satu pasangan untuk
mengalah. Perbedaan terdapat pada pasangan HN NN, pasangan
ini terbiasa mengungkapkan apapun yang dirasakan terhadap
pasangan. Keterbukaan menjadi salah satu prinsip pernikahan
yang dibina. Sehingga membagi informasi dan
mempertimbangkan pendapat pasangan menjadi hal yang wajib
untuk dilakukan.
Selain itu perbedaan yang terdapat pada pasangan IH YM, adalah
kegiatan diwaktu luang. Karena alasan kesibukan masing-masing
pasangan, IH dan YM belum pernah mengisi waktu luangnya
96
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
YM dalam menentukan kegiatan diwaktu luang. Hal ini tidak
terjadi pada pasangan HN NN dan pasangan IM SI.
Kesamaan dari ketiga pasangan yaitu terdapat pada aspek orientasi
keagamaan, hubungan seksual, keluarga dan teman. Pada aspek
orientasi keagamaan, ketiga pasangan merasa tingkat religisitas
meningkat setelah menikah. Berusaha menjalankan ibadah dan
menjadi teladan untuk anak-anak mereka. Dalam berhubungan
seksual, ketiga pasangan memilih waktu yang tepat menyesuaikan
dengan kondisi fisik yang kelelahan setelah bekerja. Penetapan
waktu disesuaikan dengan kesepakatan bersama sehingga tidak
ada pihak yang memaksakan kehendak.
Selain itu, ketiga pasangan juga memliki hubungan yang baik
dengan keluarga dan teman. Mereka tidak membeda-bedakan
keluarga sendiri maupun keluarga pasangan. Dalam hal
pengasuhan anak, pasangan IH YM berbeda dengan dua pasangan
lainnya. IH dan YM dalam beberapa hal pengasuhan anak
memiliki perbedaan keputusan yang diterapkan. Sehingga
terkadang memunculkan masalah tersendiri bagi pasangan ini.
Selanjutnya yaitu dalam aspek penyesuaian tingkah laku, ketiga
pasangan mengakui dapat menyesuaikan pasangannya dengan
saling belajar menerima kekurangan dan kelebihan pasangan.
Tetapi dalam aspek ini terdapat perbedaan pada pasangan IM SI,
perubahan perilaku pasangan yang terjadi setelah menikah
membuat salah satu pasangan menjadi tidak nyaman. Aspek
terakhir yaitu kesataraan peran, tidak terlihat perbedaan dalam
aspek ini dari ketiga pasangan. Mereka saling mendukung dan
membantu masing-masing pasangan dalam menjalankan
perannya.
2. Bagi ketiga pasangan, pekerjaan sangat mempengaruhi pola
komunikasi yang dibangun pasangan. Waktu yang berkurang akan
97
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kesibukan satu sama lain dan berusaha mendukung apa yang
menjadi tugas pasangannya. Kehadiran anak menjadi perekat
hubungan keduanya. Sehingga anak tidak dianggap sebagai
sebuah beban.
B. REKOMENDASI
Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka rekomendasi yang
dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi pasangan dual career family
Dengan semakin berkembangnya ilmu pendidikan dan
kesempatan berkarir, akan sangat memungkinkan bertambahnya
pasangan yang sama-sama bekerja setiap tahunnya. Sehingga
kesibukan serta keinginan untuk menyelaraskan tugas pekerjaan
dan tugas pernikahan semakin kompleks, ini menuntut
masing-masing pasangan untuk dapat memahami peran dan tugasnya
sebagai seorang individu dewasa yang telah memutuskan bekerja
dan menikah
Bagi pasangan dual career family sebaiknya mengetahui
aspek-aspek kepuasan pernikahan yang mungkin menjadi masalah dalam
pernikahan mereka, seperti pola komunikasi, kegiatan di waktu
luang, keagamaan keluarga, cara menyelesaikan permasalahan
yang dihadapi, pengelolaan keuangan keluarga, hubungan seksual,
hubungan keluarga dan teman, pola pengasuhan anak yang
diterapkan, cara menyesuaikan tingkahlaku pasangan serta
kesetaraan dalam menjalankan peran masing-masing pasangan..
Selain itu, saat ini juga telah banyak ditemukan berbagai sumber
informasi seperti media cetak (buku, koran, majalah, tabloid, dan
sebagainya), media internet (artikel ilmiah, jejaring sosial, blog,
dan e-book.) dan juga media televisi dan radio untuk lebih
mengetahui bagaimana menjalankan tugas sebagai pasangan,
98
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
saling belajar dan mencari cara mengoptimalkan serta
meningkatkan aspek kepuasan pernikahan tersebut.
2. Pengembang Keilmuan
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti tanpa
intervensi penilaian subjektif maupun penilaian normatif yang
berlaku di masyarakat. Karena peneliti hendaknya meneliti dengan
sudut pandang dari subjek penelitian.
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian
mengenai kepuasan pernikahan pada pasangan bekerja ini menjadi
penelitian yang lebih baik dan berkembang. Karena saat ini,
tuntutan zaman semakin hari semakin berkembang sehingga
memunculkan semakin banyaknya pasangan bekerja, terutama di
Indonesia.
Selain itu, pengembangan teori barat yang saat ini lebih banyak
ditemukan setidaknya ada beberapa yang tidak sesuai dengan
kultur yang ada di Indonesia. Sepuluh aspek kepuasan pernikahan
yang terdapat dalam penelitian ini belum sepenuhnya mampu
menginterpretasikan kepuasan pernikahan yang sebenarnya
dirasakan oleh pasangan dual career. Peneliti menyarankan untuk
juga memfokuskan faktor kehadiran anak yang dirasakan
pasangan dual career serta bagaimana mereka mendidik
anak-anaknya di tengah kesibukannya bekerja. Oleh karena itu, peneliti
hendaknya memperkaya literatur sebagai bahan analisis supaya
99
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
99 Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, I. (2003). Kado Buat Mempelai. Yogyakarta: Absolut.
Berk, L. E. (2007). Through the Life Span. Boston: Person Education.
Bhrem, S. (2002). Intimate Relationship. New York: McGraw-Hill.
Campbell, (1975). The Changing Family Life Cycle. Boston: Allyn and Bacon.
Cristine, W.S (2010). Pengaruh Konflik Pekerjaan dan Konflik Keluarga Terhadap Kinerja dengan Konflik Pekerjaan Keluarga Sebagai Intervening Variabel. Jurnal Managemen dan Kewirausahaan. No.II. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI.
Dariyo. (2003). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: P. Grasindo
Anggota Ikapi.
DeGenova, M.K. (2009). Intimate, Rletaionship, Marriage & Families. Seventh Edition.New York: McGraw Hill. Companies.
DeGenova, M.K & Rice, F.P. (2005). Intimate Relationship, Marriages, and Families. New York: McGraw-Hill.
Domiskus, Y (1999). Perilaku Sosioemosional dalam Perkawinan Aplikasi Teori Pertukaran Sosial dalam Mewujudkan Perkawinan yang Stabil dan Memuaskan. Jurnal Psikologi Sosial. No. V. Jakarta: Fakultas Psikologi UI.
Duvall, E.R (1977). Marriage and family development. United States of America: Library of Congress Cataloging in Publication Data.
100
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gunarsa & Gunarsa. (2000). Psikologi Praktis : Anak Remaja dan Keluarga. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.
Hadi, S. (2000). Metodologi Research (Jilid 1). Yogyakarta: Penerbit Andi.
Hendrick, S & Hendrick, C. (1992). Liking, Loving & Relating (2nd ed). California : Brooks/ Cole Publishing Company PacificGrove.
Higgins, C. A & Duxbury, L.E. 1992.“Work-Family Conflict: A Comparison
of Dual Career and Traditional-Career Men”. Journal of Organizational Behavior.
Hughes, F.P & Noppe, L.D. (1985). Human Development Across The Life Span. New York: West Publishing Company.
Hurlock, E. B. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pnedekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Hurlock, E. B. (1990). Psikologi Perkembangan: Suatu Pnedekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Kail, R.V & Cavanaugh. J. C. (2000). Human Development: A life Span View 2th ed. United States: Wadsworth Thomson Learning.
Kuswaraharja, D. (2008). Detikfinance. Pekerja Wanita di Indonesia Bertambah 3,3 JutA Orang. [Online]. Tersedia:
http://www.deticfinance.com [19 Mei 2012].
L’Abate, Luciano. (1994). Handbook of Development Family and
Psychopatology. Canada : John Wiley & Sons. Inc.
Landis, J.T. and Landis, M.G. (1965). Personal Adjustment Marriage and Family Living. New Jersey: Prentice Hall Inc.
101
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Moleong, L.J (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Muchinsky, P. M. (2003). Psychology applied to work (7thed). Belmont, CA Wadsworth/Thompson Learning.
Newman & Newman. (2006). Development through life. A psychology approach. USA: Thomson Wadsworth.
Pratikno, A. (2005). Keluarga dan Tuntutan Karir. (2003). [Online]. Tersedia:http://www.vision.net.id/newsdetail.php?var:1609
[15November 2012].
Pujiastuti, E & Retnowati, S. (2004). Kepuasan Pernikahan Dengan Depresi Pada Kelompok Wanita Menikah yang Bekerja dan yang Tidak bekerja. Humanitas Indonesian Psychological Journal. Vol. 1. No.2.
Poerwandari, E.K (2007). Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi
Jakarta: Pendidikan Psikologi (PSP3) UI
Santrock, J. W. (2007). Life Span Development 7th ed. New York : McGraw Hill. Companies.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta
Wilcox, L.M; Carole, W. M. (1989). Journal of Counseling & Development. The Dual Career Couple: Concern, Benefit, and Counseling Implication. [Online]. Tersedia:
102
Renanda Maulani Dalimunte,2013
Kepuasan Pernikahan Pada Pasangan Suami Dan Istri Yang Terlibat Dalam Dual Career Family (Studi Kasus Pada Tiga Pasangan Suami Istri Di Kota Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu