No. Daftar/FPEB/278/UN 40.7.DI/LT/2014
PENGARUH PENERAPAN METODE PETA KONSEP UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM
MATA PELAJARAN EKONOMI
(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Losarang Dengan Materi Pokok Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank, dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK))
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh
RISTANTI UTAMI S.S 0 9 0 9 0 2 9
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
LEMBAR HAK CIPTA
PENGARUH PENERAPAN METODE PETA KONSEP UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM MATA
PELAJARAN EKONOMI
(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Losarang Dengan Materi Pokok Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK))
Oleh
RISTANTI UTAMI SERLY. S
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Ristanti Utami Serly. S 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang – undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PENERAPAN METODE PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM MATA
PELAJARAN EKONOMI
(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Losarang Dengan Materi Pokok Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank, dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK))
Skripsi ini disetujui oleh :
Bandung, Juli 2014
Pembimbing
Dr. Neti Budiwati, M.Si.
NIP. 19630221 198703 2 001
Mengetahui,
Ketua Program
Pendidikan Ekonomi
Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
UPI Bandung
RISTANTI UTAMI S.S, 2014
Pengaruh penerapan metode peta konsep untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa
ABSTRAK
PENGARUH PENERAPAN METODE PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM MATA
PELAJARAN EKONOMI
(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMAN 1 Losarang dengan Materi Pokok Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank, dan Otoritas Jasa Keuangan)
Dibawah bimbinganDr. Neti Budiwati, M.Si
.
Oleh
Ristanti Utami S.S
RISTANTI UTAMI S.S, 2014
Kata kunci: Peta Konsep, Pemahaman Konsep
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF CONCEPT MAP METHOD TO ENHANCE STUDENT UNDERSTANDING CONCEPTS OF STUDENTS IN ECONOMIC SUBJECT (Quasi Experimental At Class X SMAN 1 Losarang To Topic Banks, Non-Bank
Financial Institutions And The Financial Services Authority) Under The Guidance Of Dr. Neti Budiwati, M.Si
By
Ristanti Utami S.S
RISTANTI UTAMI S.S, 2014
Pengaruh penerapan metode peta konsep untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa
RISTANTI UTAMI S.S, 2014
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 8
2.1 Tinjauan Pustaka ... 8
2.2 Teori Belajar Kognitif yang Melandasi Penerapan Metode Peta Konsep ... 13
2.2.1 Pengertian Teori Belajar Kognitif ... 13
2.2.2 Teori Belajar Kognitif Menurut Jean Piaget... 14
2.2.3 Teori Belajar Ausubel ... 14
2.2.4 Teori Belajar Bruner ... 15
2.2.5 Teori Belajar Gestalt ... 17
2.3 Metode Pembelajaran Peta Konsep dan Implementasi dalam Pembelajaran ... 17
2.4 Pemahaman Konsep sebagai Hasil Belajar... 24
2.4 Penelitian Terdahulu ... 31
2.5 Kerangka Pemikiran ... 32
2.6 Hipotesis ... 36
BAB III METODOLOGI ... 37
3.1 Objek dan Subjek Penelitian ... 37
3.2 Metode Penelitian ... 37
3.3 Desain Penelitian ... 32
3.4 Operasionalisasi Variabel ... 39
3.5 Instrumen Penelitian dan Tes Pemahaman Konsep ... 40
3.6 Pengujian Instrumen Penelitian ... 41
3.6.1 Uji Validitas ... 41
3.6.2 Uji Reliabilitas ... 43
RISTANTI UTAMI S.S, 2014
Pengaruh penerapan metode peta konsep untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa
3.6.4 Daya Pembeda ... 46
3.7 Prosedur Penelitian ... 48
3.8 Teknik Pengolahan Data ... 49
3.9 Teknik Analisis Data ... 51
3.9.1 Uji Homogenitas ... 51
3.9.2 Uji Normalitas ... 51
3.9.3 Uji Hipotesis ... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54
4.1 Hasil Penelitian ... 54
4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian ... 54
4.1.2 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 54
4.1.2.1 Visi dan Misi SMA Negeri 1 Losarang ... 55
4.1.2.2 Organisasi SMA Negeri 1 Losarang ... 55
4.1.2.3 Data Pendidikan Guru dan TU ... 56
4.1.2.4 Jumlah Siswa ... 56
4.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ... 56
4.3 Deskripsi Instrumen Penelitian ... 57
4.3.1 Uji Validitas ... 57
4.3.2 Uji Reliabilitas ... 59
4.3.3 Uji Tingkat Kesukaraan ... 60
4.3.4 Daya Beda... 63
4.3.5 Pemahaman Konsep Siswa ... 65
4.3.5.1 Kelas Eksperimen I ... 65
4.3.5.2 Kelas Eksperimen II ... 67
4.4 Perbandingan Kelas Eksperimen I dan II ... 69
4.4.1 Eksperimen Ke-I ... 69
4.4.2 Eksperimen Ke-II ... 71
4.4.3 Eksperimen Ke-III ... 73
4.5 Analisis Pengolahan Data ... 74
4.5.1 Uji Normalitas ... 74
4.5.2 Uji Homogenitas ... 75
4.5.3 Uji Hipotesis ... 77
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 87
RISTANTI UTAMI S.S, 2014
Ristanti Utami S.S, 2014
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi merupakan era persaingan sangat terbuka dan bebas dalam
berbagai aspek kehidupan seperti aspek ekonomi, pendidikan, politik, dan
lainnya. Setiap Negara berlomba-lomba untuk bisa bersaing dan memajukan
Negaranya, banyak faktor yang menjadikan sebuah Negara menjadi maju atau
tidak, salah satunya adalah faktor pendidikan. Pendidikan merupakan kunci
utama bagi bangsa yang ingin maju dan unggul dalam persaingan global, maju
mundurnya suatu bangsa sangat erat kaitanya dengan perkembangan pendidikan
Bangsa itu sendiri. Karena Pendidikan merupakan suatu komponen yang sangat
berpengaruh terhadap kemajuan suatu bangsa.
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk
menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia dengan cara mendorong
dan memfasilitasi kegiatan belajar. Menurut Pasal 1 Bab 1 Undang-Undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.
Jika di lihat pada kondisi riil, pendidikan di Negara kita saat ini yaitu
lemahnya proses pembelajaran, dimana proses pembelajaran saat ini siswa hanya
dituntut sebatas pada hafalan konsep atau materi saja, sehingga dalam proses
pembelajaran tidak dapat mengembangkan seluruh kemampuan siswa dimana
salah satu kemampuan siswa tersebut adalah kemampuan pemahaman konsep.
Dalam mata pelajaran ekonomi pada jenjang sekolah menengah atas, siswa
dituntut untuk dapat memahami konsep ekonomi yang berhubungan dengan
sehari-hari. Hal ini sesuai dengan tujuan dari mata pelajaran ekonomi agar siswa
memiliki kemampuan sebagi berikut:
1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan Negara. 2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi
yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi.
3. Membentuk sikap, rasional dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampila ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan Negara.
4. Membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilai-nilai social ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional. (Budiwati dan Permana, 2010; 18)
Dari empat tujuan mata pelajarana ekonomi di atas, salah satu tujuan yang
akan diteliti yaitu tentang kemampuan pemahaman konsep siswa, hal ini sesuai
dengan tujuan dari mata pelajaran ekonomi yang termuat pada poin satu yaitu agar
siswa memiliki kemampuan memahami sejumlah konsep ekonomi untuk
mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari,
terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan
Negara.
Bloom dkk (Dimyati dan Mudjiono, 2006:28), mengungkapkan bahwa
”pengetahuan adalah kemampuan mengetahui atau mengingat istilah, fakta,
aturan, urutan, metode, dan sebagainya”. Lebih lanjut, Bloom menjelaskan “salah
satu aspek dari pengetahuan adalah adanya pemahaman konsep. Pemahaman
konsep merupakan kemampuan menerjemahkan, menafsirkan, memperkirakan,
memahami isi pokok, mengartikan tabel, dan sebagainya”.
Keberhasilan proses belajar-mengajar dalam mata pelajaran ekonomi
dilihat dari pemahaman konsep yang dicapai oleh peserta didik. Pemahaman
konsep tersebut merupakan prestasi belajar peserta didik yang dapat diukur dari
nilai siswa setelah mengerjakan soal yang diberikan oleh guru pada saat evaluasi
3
Ristanti Utami S.S, 2014
pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih
rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini nampak pada rendahnya pemahaman
konsep siswa”.
Berdasarkan informasi yang didapat, peneliti melakukan observasi awal
dengan berdiskusi bersama salah satu guru mata pelajaran ekonomi di SMAN 1
Losarang tentang sejauh mana kemampuan pemahaman siswa SMAN 1 Losarang
khususnya dalam mata pelajaran ekonomi. Guru menjelaskan bahwa pemahaman
konsep siwa masih rendah, rendahnya pemahaman siswa terlihat pada proses
pembelajaran ketika siswa tidak mampu menjelaskan kembali materi yang
didapatkannya melalui sumber buku atau dari penjelasan guru dengan kata – kata
sendiri. Untuk membuktikan penjelasan dari berbagai pihak tentang masih
rendahnya kemampuan pemahaman konsep yang dimilki oleh siswa maka peneliti
membuat instrumen penelitian soal ekonomi yang mencakup aspek pemahaman
konsep siswa yang kemudian di ujikan pada siswa.
Berikut ini adalah hasil penelitian di sekolah setelah peneliti melakukan
kegiatan pretes dengan menggunakan 30 soal untuk menilai kemampuan pemahaman konsep siswa, hasil yang diperoleh tidak sesuai seperti apa yang
diharapkan. Hasilnya menunjukan kemampuan pemahaman konsep siswa masih
rendah:
Tabel 1.1
Frekuensi dan Persentase Hasil Tes Pemahaman Konsep pada Siswa Kelas X Mata Pelajaran EkonomiSMA Negeri 1 Losarang
5 54 ke bawah Sangat Rendah 44 64,70
Jumlah 68 100
Sumber : Hasil pengolahan data
Dari penelitian awal di SMA Negeri 1 Losarang didapatkan frekuensi dan
persentase jumlah siswa kelas X yang mendapatkan nilai dalam kemampuan
pemahaman konsep. Berdasarkan tabel 1.1 siswa yang mendapat rentang nilai
85-100 yaitu kategoti sangat tinggi hanya 3 orang atau 4,42% dari seluruh jumlah
siswa. Siswa yang mendapat rentang nilai 75-84 sebanyak 4 orang atau 5,88%
dari seluruh jumlah siswa, kemudian Siswa yang mendapat rentang nilai 67-75
sebanyak 7 orang atau 10,30% dari seluruh jumlah siswa. Rentang nilai 55-64
sebanyak 10 orang atau 14,70% dari seluruh jumlah siswa, sedangkan pada
rentang nilai 54 kebawah yaitu kategori sangat rendah dengan frekuensi 44 orang
atau 64,70% dari seluruh jumlah siswa, Kesimpulan dari tabel 1.1 yaitu masih
rendahnya kemampuan pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran ekonomi,
hal tersebut menunjukan bahwa pembelajaran ekonomi yang telah dilakukan
masih belum optimal sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan pemahaman
konsep siswa dalam mata pelajaran ekonomi.
“Permasalahan masih rendahnya pemahaman konsep siswa ini diduga
terjadi akibat penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat. Hal tersebut terjadi karena masih banyak sekolah yang masih menggunakan metode pembelajaran konvensional atau tradisional dimana dalam pembelajarannya, suasana kelas cenderung berpusat pada guru sehingga
siswa menjadi pasif ”. (Trianto, 2007:1)
Melalui kompetensi profesional, guru harus mampu mewujudkan
langkah-langkah pembelajaran inovatif dan kreatif, sehingga proses belajar dan mengajar
dapat bermakna serta transfer of knowledge dan transfer of value dapat dengan mudah tersampaikan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan
5
Ristanti Utami S.S, 2014
pendekatan, model, atau metode pembelajaran yang tepat sehingga diharapkan
pembelajaran menjadi lebih bermakna dan siswa menjadi lebih memahami
konsep-konsep ekonomi yang telah dan akan dipelajari. Dalam penyampaian
materi pelajaran, guru selain harus bisa menggunakan metode yang tepat, juga
harus bisa memilih media atau alat penyampaian yang digunakan dalam
penyampaian materi dalam kegiatan belajar.. Hasil belajar yang diharapkan adalah
adanya perubahan yang signifikan dalam hal kemampuan pemahaman konsep
yang diikuti oleh perubahan tingkah laku dan kepribadian secara optimal sesuai
dengan apa yang diharapkan.
Melihat fenomena tersebut, perlu dilakukan pengkajian lanjut mengenai
alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.
Marttin (Trianto, 2007:159), mengungkapkan :
”Salah satu alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman
konsep ekonomi siswa dan penerapan sistem belajar yang berpusat pada siswa adalah dengan menerapkan metode belajar peta konsep, yaitu metode belajar dimana siswa diajarkan untuk dapat membuat suatu ilustrasi grafis kongkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep lain pada katagori yang sama”.
Pembelajaran dengan menggunakan metode peta konsep dapat membantu
guru dalam menyederhanakan atau memperjelas suatu materi pelajaran menjadi
konsep – konsep yang saling berhubungan sehingga siswa dengan mudah
memahami materi, dengan metode peta konsep rendahnya pemahaman konsep
siswa dapat di atasi. Dalam hal ini peta konsep sebagai alat evaluasi dapat menilai
siswa dengan cara mengubah informasi yang didapatkannya menjadi peta konsep
dan membaca peta konsep tersebut. Hal senada dikemukakan oleh Trianto
(2007:166) “peta konsep dapat dipakai sebagai alat evaluasi dengan cara meminta
siswa untuk membaca peta konsep dan menjelaskan hubungan antara konsep atau
dengan konsep yang lain dalam satu peta konsep”.
Berpijak pada latar belakang diatas tentunya masalah pembelajaran sangat
penelitian yang akan penulis angkat adalah “ Pengaruh Penerapan Pembelajaran Metode Peta Konsep Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Mata Pelajaran Ekonomi” (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Losarang Dengan Materi Pokok Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan dan latar belakang di atas, maka penulis
mengidentifikasi rumusan masalahnya sebagai berikut :
1) Apakah terdapat perbedaan Pemahaman Konsep siswa dalam mata pelajaran
ekonomi pada kelas kontrol sebelum dan sesudah menggunakan metode
ceramah?
2) Apakah terdapat perbedaan Pemahaman Konsep siswa dalam mata pelajaran
ekonomi pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan metode
peta konsep?
3) Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran
ekonomi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sesudah perlakuan?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1) Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan Pemahaman Konsep siswa
dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas kontrol sebelum dan sesudah
7
Ristanti Utami S.S, 2014
2) Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan Pemahaman Konsep siswa
dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah
menggunakan metode peta konsep.
3) Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa
dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
sesudah perlakuan.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini adalah :
a. Manfaat Teoritis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat penelitian di
bidang ilmu pendidikan ekonomi khususnya meningkatkan mutu
pendidikan melalui penggunaan metode pembelajaran Peta Konsep.
2. Memberikan informasi, sumber pengetahuan, bahan kepustakaan atau
bahan penelitian dalam dunia pendidikan selanjutnya.
b. Manfaat Praktis
1. Bahan masukan bagi para pendidik sebagai alternatife mengajar dikelas
menggunakan metode pembelajaran Peta Konsep sehingga kemampuan
pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran ekonomi dapat meningkat.
2. Dapat memberikan manfaat bagi pengembangan kualitas pembelajaran
ami S.S, 2014
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek dan Subjek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep siswa dalam mata
pelajaran ekonomi yang menggunakan metode pembelajaran Peta Konsep.
Sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X di SMAN 1
Losarang, seluruh siswa kelas X yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014
berjumlah 270 siswa yang dibagi dalam 9 kelas. Setelah peneliti melakukan
penelitian dibeberapa kelas, terpilih X IPS-1 dengan jumlah siswa 30 orang
sebagai kelas eksperimen dan kelas X IPS-2 dengan jumlah siswa sebanyak 30
orang sebagai kelas kontrol. Dalam memilih kelas X IPS-1 dan X IPS-2 sebagai
kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan metode non-probably sampling, tepatnya sampling purposive. Non-probably sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono 2010:66) dan sampling purposive adalah tekhnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2010:68). Kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dipilih adalah kelas
yang memiliki kesamaan kondisi dan materi yang dipelajari.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006: 160).
Sesuai permasalahan yang diteliti, maka metode penelitian yang digunakan
adalah metode eksperimen. Eksperimen adalah observasi dimana kondisi tersebut
dibuat dan diatur oleh si peneliti (Syaodih, 2012:57).
Jenis metode yang digunakan adalah quasi eksperimental yaitu metode
38
Ristanti Utami S.S, 2014
kesempatan untuk meneliti perlakuan-perlakuan di dalam masyarakat yang tidak
di tempatkan dengan sengaja, melainkan terjadi secara alami (Dedeh, 2011: 43).
Metode eksperimen ini digunakan untuk melihat hubungan sebab akibat.
Perlakuan yang dilakukan terhadap variabel bebas (metode pembelajaran Peta
Konsep) dilihat hasilnya pada variabel terikat (Pemahaman Konsep siswa).
3.3 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah non-equivalent control group design, yaitu jenis-jenis eksperimen yang hampir sama dengan desain pretest-postest controlgroup design, hanya saja pada disain penelitian ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara rondom (Sugiyono,
2010: 77).
Secara umum desain penelitian yang akan digunakan dapat digambarkan
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Desain peneitian non-equivalent control group design
(Sumber: Sugiyono, 2010:116)
Keterangan:
X : Dikenakan perlakuan (treatment) dengan penerapan metode pembelajaran peta konsep
- :Tidak dikenakan perlakuan (treatment)
:Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen
:Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen
:Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol
Kelas Awal Perlakuan Tahap Akhir
E X
:Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok control
Peneliti melakukan pengambilan data sebanyak 2 (dua) kali, yaitu sebelum
eksperimen dan setelah eksperimen, atau sebelum dan sesudah pembelajaran
dengan metode peta konsep. Pengambilan data yang dilakukan sebelum perlakuan
disebut pre test ( sedangkan pengambilan data yang dilakukan setelah perlakuan disebut post test ( ).
3.4 Operasional Variabel
Tabel 3.2 Operasional Variabel
40
Ristanti Utami S.S, 2014
utama yang secara
merupakan salah satu aspek dalam ranah (domain) kognitif. Tingkat kemampuan
pemahaman konsep
Untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep siswa menggunakan
instrumen tes dalam bentuk soal pilihan ganda sebanyak 40 butir soal. Tes yang
dilakukan setelah pembelajaran selesai dilaksanakan, untuk mengukur
kemampuan pemahaman konsep siswa sebagai hasil penerapan metode
pembelajaran.
Tes disusun berdasarkan indikator dari kemampuan pemahaman konsep siswa.
Adapun langkah-langkah sistematis dari penyusunan instrumen dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. Menentukan Kompetensi Dasar (KD), Indikator dan tujuan pembelajaran.
b. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian
Kisi – kisi tertulis menggambarkan penyebaran jumlah pokok uji yang akan
dibuat untuk pokok bahasan dan jenjang tertentu. Pembuatan kisi-kisi tertulis
sebagai rancangan tes harus merujuk pada kompetensi dasar, indikator
pembelajaran, sub materi pokok uji dan jumlah soal.
c. Menyusun instrumen berdasarkan kisi-kisi.
d. Melakukan uji coba instrumen
e. Melakukan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.
f. Menggunakan soal untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep siswa.
3.6 Pengujian Instrumen Penelitian 3.6.1 Uji Validitas
Validitas adalah keadaaan yang menggambarkan tingkat instrumen
yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan di ukur (Arikunto , 2006
: 167). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang
tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas
rendah.
Sedangkan, menurut Sugiyono (2010 : 363) validitas merupakan derajat
ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang
42
Ristanti Utami S.S, 2014
“yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data
yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Menurut Arikunto (2006:58)
sebuah data atau informasi dapat dikatakan valid apabila sesuai dengan
keadaan senyatanya.
Untuk mengukur validitas soal digunakan rumus korelasi yaitu:
r pbis
=
p
√
(Sudijono, 2011: 185)
Keterangan:
rpbis = Koefisien korelasi point biserial
Mp = Skor rata-rata hitung untuk butir yang dijawab betul
Mt = Skor rata-rata dari skor total
Sdt = Standar deviasi skor total
p = Proporsi yang menjawab betul pada butir yang diuji validitasnya
q = Proporsi yang menjawab salah pada butir yang diuji validitasnya
Interpretasi koefisien korelasi yang digunakan sebagai berikut:
0,20 < rxy : Korelasi sangat rendah
0,20 < rxy < 0,399 : Korelasi rendah
0,40 < rxy < 0,699 : Korelasi sedang atau cukup
0,70 < rxy < 0,899 : Korelasi tinggi
0,90 < rxy < 1,00 : Korelasi sangat tinggi
Validitas yang diukur dalam penelitian ini merupakan validitas butir soal
atau validitas item, dimana dalam perhitungan uji validitas soal apabila rpbi > r tabel
maka item valid, dimana diketahui r tabel 0,361. Dari hasil perhitungan validitas
Tabel 3.3
Sumber: Hasil Pengolahan data Ms. Excel 07 (lampiran A)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa secara keseluruhan item
dalam penelitian ini dinyatakan valid karena memenuhi kriteria rpbi>rtabel, sehingga
soal yang valid layak untuk dijadikan alat ukur penelitian selanjutnya.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Menurut Arikunto (2006 : 86) reliabilitas adalah ketetapan suatu tes
44
Ristanti Utami S.S, 2014
dasarnya dilihat kesejajaran hasil.Seperti halnya beberapa teknik juga
menggunakan rumus korelasi product moment untuk mengetahui validitas,
kesejajaeran hasil dalam reliabilitas tes.Untuk menguji reliabilitas, dalam
penelitian ini digunakan teknik ganjil-gena dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Membagi item-item yang valid menjadi dua belahan, dalam hal ini
diambil nomor ganjil (x) dan genap (y)., dimana x merupakan belahan
pertama, dan y merupakan belahan kedua.
b. Skor masing-masing item pada setiap belahan dijumlahkan, sehingga
menghasilkan dua skor total masing-masing responden, yaitu skor total
belahan pertama dan skor belahan kedua.
c. Mengkorelasi skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan
teknik korelasi product moment.
d. Mencari angka reliabilitas keseluruhan item tanpa dibelah, dengan cara
mengkorelasi angka korelasi yang diperoleh dengan memasukannya
kedalam rumus Spearman Brown yaitu :
(Arikunto, 2006: 93)
Keterangan :
= koefisisen reliabilitas internal seluruh item
= korelasi Product Moment antara belahan (ganjil-genap) atau (awal-akhir)
Kaidah keputusannya adalah jika r11 > rtabel berarti reliabel dan sebaliknya
jika r11<rtabel berarti tidak reliable.Adapun kriteria yang digunakan untuk
menginterprestasikan indeks reliabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas
Koefisien Kolerasi Interprestsi
0,61 - 0,80
Adapun nilai rtabel dengan n = 30 dan taraf nyata (α) = 0,05 didapat 0,361. Hal ini
berarti rhitung lebih besar dari rtabel (0,964 > 0,361). Dengan demikian instrumen
penelitian untuk mengukur hasil belajar siswa terkait pemahaman konsep tentang
Bank, LKBB, dan OJK dinyatakan mempunyai daya ketepatan atau dengan kata
lain reliable dengan tingkat reliabilitas termasuk pada kategori sangat tinggi.
3.6.3 Taraf Kesukaran
Menurut Arikunto (2006: 168) tingkat kesukaran butir soal (item)
merupakan rasio antar penjawab dengan benar dan banyaknya penjawab
item.Tingkat kesukaran merupakan suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal adalah mudah, sedang, dan sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran
(IK) dari masing-masing butir soal tes dilakukan dengan langkah-langkah sebagi
berikut:
a. Menghitung jawaban yang benar per item soal
b. Memasukkan ke dalam rumus
(Arikunto, 2006: 208)
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar.
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes.
Indeks kesukaran (P) diklasifikasikan sebagai berikut:
P 0,00 sampai dengan 0,30 = soal sukar
46
Ristanti Utami S.S, 2014
P 0,71 sampai dengan 1,00 = soal mudah
Dari tabel lampiran 2.3 dapat disimpulkan bahwa kriteria dari uji tingkat
kesukaran dari soal-soal yang telah diolah memiliki tingkat kesukaran yang cukup
bervariasi sebagaimana ditunjukkan tabel berikut ini:
Tabel 3.5
Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Tingkat Kesukaran
Tk. Kesukaran Jumlah Soal % No. Soal
Mudah 7 17.5 5, 20, 21, 26, 30, 35, 36
Sedang 32 80
1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 27, 28,
29, 31, 32, 34, 37, 38, 39, 40
Sukar 1 2.5 33
Sumber: Hasil Pengolahan data Ms. Excel 07 (Lampiran A)
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 40 soal yang dijadikan
instrumen tes hasil belajar pemahaman konsep tentang Bank, LKBB, dan OJK, 7
soal diantaranya termasuk pada kategori mudah, 32 soal termasuk pada kategori
sedang, dan sisanya sebanyak 1 soal termasuk pada kategori sukar.
3.6.4 Daya Pembeda
Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk
mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu
(tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah
prestasinya.(Sudjana, 2011: 141)
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dalam
membedakan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa
yang mempunyai kemampuan rendah. Angka yang menunjukan besarnya daya
pembeda soal disebutkan dengan Indeks Diskriminasi (D). langkah-langkahnya
a. Untuk kelompok kecil seluruh kelompok tes dibagi dua sama besar, 50%
kelompok atas (JA) dan 50% kelompok bawah (JB).
b. Untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja,
yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 27% skor
terbawah sebagi kelompok bawah (JB).
Daya pembeda digunakan untuk menganalisis data hasil uji coba
instrument penelitian dalam hal tingkat perbedaan setiap butir soal, dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
D = - = -
(Arikunto, 2006: 213)
Keterangan :
D = Indeks diskriminasi (daya pembeda)
JA = Banyaknya peserta kelompok atas.
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah.
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar.
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Tabel 3.6
Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal
Daya Pembeda Kriteria
0,00 – 0,20 Jelek (poor)
0,20 – 0,40 Cukup (satisfactory)
0,40 – 0,70 Baik (good)
0,70 – 1,00 Baik sekali (excellent)
48
Ristanti Utami S.S, 2014
Dari hasil pengujian didapatkan bahwa kriteria dari uji daya pembeda dari
soal-soal yang telah diolah kebanyakan memiliki daya pembeda yang cukup
bervariasi.
Tabel 3.7
Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Daya Pembeda
Daya Pembeda Jumlah Soal % No. Soal
Jelek - - -
Cukup 31 77.5
3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 40
Baik 9 22.5 1, 2, 6, 13, 19, 20, 21, 22,
39
Baik Sekali - - -
Sumber: Hasil Pengolahan data Ms. Excel 07 (Lampiran A)
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 40 soal yang dijadikan
instrumen tes hasil belajar pemahaman konsep tentang Bank, LKBB, dan OJK,
terdapat 31 soal diantaranya termasuk pada kategori cukup, 9 soal termasuk pada
kategori baik.
3.7 Prosedur Penelitian
Penelitian ini dibagi dalam empat tahapan yaitu: persiapan penelitian,
pelaksanaan penelitian, pengolahan data penelitian dan kesimpulan penelitian.
1. Tahap persiapan penelitian, meliputi:
b. Melakukan prapenelitian untuk mengetahui tingkat pemahaman
konsep siswa.
2. Tahap pelaksanaan penelitian
Tahapan pelaksanaan penelitian langkah- langkahnya sebagai berikut:
a. Melakukan perizinan pada pihak-pihak terkait dalam penelitian ini
b. Menetapkan meteri pelajaran yang akan dipergunakan dalam
penelitian.
c. Membuat skenario pembelajaran.
d. Menyusun instrumen tes pilihan ganda berdasarkan indikator
pemahaman konsep
e. Menetapkan jumlah soal yang akan di jadikan instrumen penelitian
yang beracuan pada validitas butir soal, reliabilitas, daya pembeda
dan tingkat kesukaran
f. Melakukan uji coba instrumen penelitian.
g. Menganalisis validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat
kesukaran instrumen penelitian.
h. Mengganti atau membuang soal-soal yang belum valid ataupun
soal-soal yang terlalu sukar atau terlalu mudah dengan soal yang
lebih baik.
i. Mengadakan uji coba lagi hingga di peroleh instrumen penelitian
yang valid dan reliabel.
j. Memilih sampel dengan dilakukan secara homogen berdasarkan
informasi yang diperoleh dari guru mata pelajaran ekonomi.
k. Menentukan waktu penelitian untuk melakukan penerapan metode
pembelajaran berdasarkan masalah dan berkonsultasi dengan guru
mata pelajaran ekonomi yang bersangkutan.
l. Memberi perlakuan kepada kelompok eksperimen berupa
penerapan metode pembelajaran peta konsep serta metode
50
Ristanti Utami S.S, 2014
m. Memberikan post test pada kelompok eksperimen setelah pembelajaran berakhir untuk mengetahui pemahaman konsep
siswa.
n. Menguji kesamaan dan perbedaan hasil post test pada masing-masing kelas eksperimen.
o. Membandingkan hasil post test antara pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran metode peta konsep serta kelas
dengan menggunakan metode ceramah.
3. Pelaporan Penelitian.
Membuat interpretasi dan kesimpulan penelitian berdasarkan hipotesis.
3.8Teknik Pengolahan Data
Data hasil tes objektif siswa yang diperoleh dari hasil post test, diuji dengan beberapa uji statistik untuk melihat apakah hipotesis yang dibuat dalam penelitian
ini diterima atau ditolak.
Adapun teknik pengolahan data kemampuan berpikir kritis siswa adalah
sebagai berikut.
a. Menghitung skor mentah dari hasil tes
Penskoran tes pilihan ganda dilakukan dengan menggunakan pedoman
penskoran. Sebelum lembar jawaban dari setiap siswa diberi skor, terlebih
dahulu ditentukan standar penilaian untuk tiap tahap. Skor setiap siswa dapat
ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar. Pemberian skor
dihitung dengan menggunakan rumus:
S = R – W
O – 1 (Sudijono, 2011: 303)
S = Skor yang sedang dicari
R = Jumlah jawaban betul, yaitu jawaban yang sesuai dengan kunci jawaban
W= Jumlah jawaban salah, yaitu jawaban yang tidak sesuai dengan kunci
jawaban
O= Options atau alternatif
1= Bilangan konstan
b. Mengubah skor mentah menjadi nilai
Setelah skor mentah diperoleh, kemudian langkah selanjutnya yaitu mengubah
skor mentah menjadi nilai . Menurut Sudijono (2011: 312) bahwa pengolahan
dan pengubahan skor mentah menjadi nilai itu dilakukan dengan mengacu atau
mendasarkan diri pada norma atau kelompok. Dapat juga disebut dengan
Penilaian ber-Acuan Norma (PAN).
Menurut Sudijono (2011: 322) enilaian beracuan kelompok ini mendasarkan
diri pada asumsi sebagai berikut:
1. Bahwa setiap populasi peserta didik yang sifatnya heterogen, akan selalu
didapati kelompok “baik”, kelompok “sedang” dan kelompok kurang.
2. Bahwa tujuan evaluasi hasil belajar adalah untuk menentukan osisi relatif (=relative standing) dari para peserta tes dalam hal yang sedang dievaluasi itu,
yaitu apakah seorang peserta tes posisi relatifnya berada di “atas”, di “tengah” ataukah di “bawah”.
Apabila dalam penentuan nilai standar digunakan standar relatif, maka prestasi
kelopok itu dicari atau dihitung dengan menggunakan identik rata-rata hitung
(=arithmetic mean), dengan rumus sebagai berikut:
M
x=
∑(Sudijono, 2011: 327)
Disamping mencari arithmetic mean perlu dipertimbangkan variasi atau variabilitas. Dengan tujuan untuk mengetahui tingkat homogenitas dan
52
Ristanti Utami S.S, 2014
SDx =
√
∑ (Sudijono, 2011: 327)Setelah diperoleh besarnya nilai rata-rata hitung dan besarnya standar deviasi
dari hasil tes, selanjutnya skor-skor mentah hasil tes dikonversi atau diubah
menjadi nilai standar.
3.9Teknik Analisis Data 3.9.1 Uji Homogenitas
Uji Homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah varians
sampel yang akan dikomparasikan itu homogen atau tidak. Varians adalah
standar deviasi yang dikuadratkan. Uji Homogenitas varians digunakan uji F.
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
a) Menentukan varians dari dua sampel yang akan diuji
b) Menghitung nilai F dengan rumus
F =
Dengan S2b = varians yang lebih besar
S2k = varian yang lebih kecil
Kebebasan (dk) = (ni– 2)
c) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F dari tabel
F hitung F tabel, artinya kedua sampel homogen
F hitung F tabel, artinya kedua sampel tidak homogen
(Siregar, 2004 :50)
3.9.2 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah
syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistic parametrik.Untuk
menguji normalitas, maka langkah-langkah yang ditempuh adalah :
a) Menghitung mean skor kelompok
b) Mencari dan menghitung deviasi standar
c) Membuat daftar frekuensi observasi (fo) dan frekuensi ekspektasi (fe)
dengan menempuh langkah-langkah sebagia berikut :
1) Menentukkan banyaknya kelas (k) dengan rumus :
K = 1+ 3,3 log n
2) Menentukan panjang kelas (p) dengan rumus :
P = r/k dimana r = rentang skor
d) Menentukan nilai baku z, dengan menggunakan rumus :
Z =
Ɩ
= |
Ɩ
1–
Ɩ
2|
; E
i= n x1
e) Mencari harga chi-kuadrat (χ2) dengan rumus :
χ2= Σ
Menentukan derajat kebebasan
Menentukan χ2
dari daftar tabel
Fo= frekuensi pengamatan
Fe = frekuensi yang diharapkan
f) Penentuan normalitas
Jika : χ2
hitung χ2 tabel, data berdistribusi normal χ2
hitung χ2 tabel, data berdistribusi tidak normal
(Siregar, 2004 :87)
3.9.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini di dasarkan pada data peningkatan
54
Ristanti Utami S.S, 2014
hipotesis penelitian ini menggunakan uji-t independen yang terdapat pada
program SPSS 20.0, dengan kriteria:
HA : µ1 = µ2
H0 : µ1≠ µ2
Dimana : µ1 = skor gain kelas ekperimen
µ2 = skor gain kelas kontrol
jika dibandingkan dengan t tabel, maka :
- Jika thitung> ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
- Jika thitung≤ ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. :
Terdapat perbedaan Pemahaman Konsep siswa dalam mata pelajaran
ekonomi pada kelas kontrol sebelum dan sesudah menggunakan metode
ceramah.
2. :
Terdapat perbedaan Pemahaman Konsep siswa dalam mata pelajaran
ekonomi pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan metode
peta konsep.
3. :
Terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen kelas X SMA Negeri 1 Losarang, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran
ekonomi pada kelas kontrol sebelum dan sesudah menggunakan metode
ceramah.
2. Terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran
ekonomi pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan
metode peta konsep.
3. Terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran
ekonomi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sesudah perlakuan.
5.2 Saran
Berdasarkan proses penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan
metode pembelajaran Peta Konsep sebagai salah satu metode pembelajaran yang
bisa digunakan dalam proses pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran
ekonomi. Oleh karena itu, dari penelitian ini disampaikan saran sebagai berikut :
1. Bagi guru diharapkan dalam proses pembelajarannya tidak hanya
menggunakan metode ceramah, karena hal tersebut akan membuat siswa
lebih pasif. Dengan menerapkan metode pembelajaran Peta Konsep dapat
meningkatkan keaktifan siswa, dilatih untuk dapat lebih memahami materi
pembelajaran.
2. Bagi siswa diharapkan dengan penerapan metode pembelajaran Peta
Konsep dapat meningkatkan kreativitas, keaktifan dan pemahaman konsep
serta melatih siswa untuk berani dalam mengemukakan pendapat dan
88
Ristanti Utami S.S, 2014
Pengaruh penerapan metode peta konsep untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam guru harus dapat mendesain pembelajaran yang dapat meningkatkan
keaktifan siswa.
3. Bagi pihak sekolah diharapkan memberikan kesempatan kepada guru
untuk mengembangkan pengetahuan tentang pembelajaran yang variatif
melalui berbagai seminar, lokakarya, semiloka dan diklat yang
dilaksanakan oleh institusi pendidikan, terutama berkenaan dengan proses
pengajaran dan pembelajaran sehingga inovasi-inovasi dalam
pembelajaran semakin berkembang.
4. Bagi peneliti selanjutnya dapat dikembangkan secara lebih mendalam
metode peta konsep dengan menggunakan variabel terikat yang berbeda
DAFTAR PUSTAKA
Ariantina, Wina (2011). Pengaruh penerapan metode diskusi tipe CUPs (Conceptual Understanding Procedures) terhadap pemahaman konsep perdagangan internasioanal pada mata pelajaran ekonomi. Skripsi Jurusan Pendidikan Ekonomi FPEB UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta:Rineka Cipta.
Aunurrahman.(2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran.
Budiwati, Neti dan Permana, Leni. (2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi.
Bandung : Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi UPI Bandung
Dahar, Ratna Wilis. (1996). Teori-Teori Belajar. Cetakan kedua. Bandung: Erlangga.
Daryanto (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Dedeh. (2011). Penerapan Peta Konsep Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran PKN : Penelitian Kuasi Eksperimen Di SMPN 3 Bandung. Skripsi pada FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia.
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Cetakan ketiga. Jakarta: P.T. Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta
76
Depdikbud. (1989). UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta penjelasannya. Jakarta: Balai Pustaka.
Fathurrohman dan Sutikno. (2007). Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: PT Refika Aditama Hamalik, Oemar. (2009). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Cetakan ke-8. Jakarta: P.T. Bumi Aksara.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemetaan_konsep
Isma, N. (2006). Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Melalui Penerapan Pertanyaan Produktif Dalam Pembelajaran Kooperatif. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Khazanah, Uswatun. (2011). “Pengaruh Pembelajaran Make a-Match dan Index
Card Match terhadap Pemahaman Siswa Kelas X SMA Institut Indonesia
Semarang Tahun Ajaran 2010/2011”. Jurnal
Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep Dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama
Lorin, W Anderson dan David, R Krathwohl. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen (Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom). Yogyakarta: Pustaka Belajar
Munandar. (2010). Penggunaan metode mind mapping untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran IPS di SD. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UPI. Bandung: Tidak
Diterbitkan.
Putri, Retno Astrni (2010). Efektivitas Penggunaan Multimedia Interaktif Berbasis Peta Konsep Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Viii Dalam Pembelajaran Tik : Penelitian Eksperimen Kuasi. Skripsi pada FPMIPA C.
Rasyidin, Al & Nasution, Wahyudin Nur (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan: Perdana Publishing
Roseli, Gita Sevtini (2011). Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Melalui Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction (TAI) Terhadap Pemahaman Konsep Pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasioanal. Skripsi Jurusan Pendidikan Ekonomi FPEB UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Sagala, Syaiful. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran . Bandung: Alfabeta Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan.
Bandung: Kencana
Siregar, S. (2004). Statistika Terapan. Bandung : Grasindo
Sudijono, Anas. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sudjana, Nana.(2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Suprijono, Agus. (2012). Cooperative Learning, Teori Dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Susilana, Rudi, 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Tim Pengembang MKDK Kurikulum dan Pembelajaran – Fakultas Ilmu Pendidikan UPI –
78
Syaodih, Nana (2012). Metode Penelitian Pendidikan. “Metode Eksperimen”.
Bandung: Rosdakarya