• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pepaya. Famili Caricaceae, Genus Carica dan Spesies Carica papaya L.(Sujiprihati dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pepaya. Famili Caricaceae, Genus Carica dan Spesies Carica papaya L.(Sujiprihati dan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pepaya

Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika tropika. Pusat penyebaran tanaman ini berada di daerah sekitar Meksiko bagian selatan dan Nikaragua. Pada abad ke-17 pepaya mulai menyebar ke Indonesia dan negara tropis lainnya (Kalie 1999). Klasifikasi tanaman pepaya yaitu Divisi Spermatophyta, Kelas Angiospermae, Sub kelas Dicotyledonae, Ordo Caricales, Famili Caricaceae, Genus Carica dan Spesies Carica papaya L.(Sujiprihati dan Suketi 2009).

Carica papaya L. adalah semak berbentuk pohon dengan batang yang lurus dan bulat. Bagian atas bercabang atau tidak bercabang, sebelah dalam berupa spons dan berongga, sebelah luar banyak tanda bekas daun. Tinggi pohon 2,5-10 m, tangkai daun bulat berongga, panjang 2,5-10 m, daun bulat atau bulat telur, bertulang daun menjari, tepi bercangap, berbagi menjari, ujung runcing garis tengah 25-75 cm, sebelah atas berwarna hijau tua, sebelah bawah hijau agak muda daun licin dan suram, pada tiap tiga lingkaran batang terdapat 8 daun. (Suprapti, 2005).

Ditinjau dari macam bunganya, pepaya digolongkan menjadi tiga, yaitu pepaya jantan, pepaya betina, dan pepaya sempurna (Aak, 1990). Pepaya jantan mudah dikenal karena ia memiliki bunga majemuk yang bertangkai panjang dan bercabang-cabang. Bunga pertama yang terdapat pada pangkal tangkai adalah bunga jantan. Bunga jantan ini memiliki ciri-ciri putik atau bakal buah yang tidak berkepala karenanya tidak dapat menjadi buah, sedangkan benang sari susunannya sempurna (Rochmatul, 2003).

(2)

Aak (1990), menjelaskan lebih lanjut bahwa P ujung tangkai bunga pepaya biasanya terdapat bunga sempurna, yang dapat melakukan penyerbukkan sendiri. Buah yang dibentuk biasanya kecil-kecil menggandul dan lonjong, maka dari itu buah pepaya jantan sering disebut pepaya gandul.

Pepaya betina hanya menghasilkan bunga betina, bakal buahnya sempurna dan tidak berbenang sari, untuk dapat menjadi buah harus diserbuki bunga jantan dari luar. Pepaya betina berbunga sepanjang tahun, buah bulat bertangkai pendek. Pepaya sempurna memiliki bunga yang sempurna susunannya, ia memiliki bakal buah dan benang sari. Oleh karena itu dapat melakukan penyerbukan sendiri (Rochmatul, 2003).

Dari segi daging buahnya pepaya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pepaya semangka dan pepaya burung. Pepaya semangka buahnya memiliki daging buah yang berwarna merah menyerupai daging buah semangka, yang termasuk golongan ini adalah pepaya Paris, Jinggo, dan Cibinong. Sedangkan papaya burung daging buahnya berwarna kuning dan termasuk golongan ini adalah pepaya ijo, solo, dan hitam bundar (Aak, 1990). Menurut Kalie (1996), di Indonesia varietas pepaya yang banyak ditanam adalah pepaya semangka, jinggo, dan Cibinong. Secara umum, konsumen di Indonesia lebih menyukai papaya dengan daging buah berwarna jingga sampai merah. Pepaya dengan daging buah berwarna kuning kurang disenangi sehingga varietas pepaya ini kurang berkembang.

B. Syarat Tumbuh Pepaya

Pepaya dapat tumbuh di dataran rendah sampai 1 000 m dpl dengan curah hujan 1000-2000 mm/tahun. Suhu udara yang dibutuhkan berkisar 22-26ºC dengan kelembaban udara sekitar 40%. Angin sebaiknya tidak terlalu kencang agar

(3)

penyerbukan berlangsung optimal. Pepaya menyukai tanah subur, gembur, mengandung humus, dan mampu menahan air. Derajat keasaman tanah (pH) yang ideal bagi pertumbuhan pepaya berkisar 6-7 (pH netral). Kondisi drainase yang buruk akan merusak pertanaman pepaya, karena pepaya tidak dapat tumbuh dalam keadaan tergenang (Fardilawati, 2008).

Angin diperlukan untuk penyerbukan bunga. Angin yang tidak terlalu kencang sangat cocok bagi pertumbuhan tanaman, khususnya pada penyerbukan tanaman pepaya (Kementerian Riset dan Teknologi, 2013).

Kandungan air dalam tanah merupakan syarat penting dalam kehidupan tanaman ini. Air menggenang dapat mengundang penyakit jamur perusak akar hingga tanaman layu (mati). Apabila kekeringan air, maka tamanan akan kurus, daun, bunga dan buah rontok. Tinggi air yang ideal tidak lebih dalam daripada 50 – 150 cm dari permukaan tanah (Kementerian Riset dan Teknologi, 2013).

C. Cara Perbanyakan Pepaya

Pembiakan tanaman atau perbanyakan tanaman (plant propagation) adalah proses menciptakan tanaman baru dari berbagai sumber atau bagian tanaman, seperti biji, setek, umbi, dan bagian tanaman lainnya. Tujuan utama dari pembiakan tanaman adalah untuk mencapai pertambahan jumlah, memelihara sifat-sifat penting dari tanaman (Askari, 2010), dan juga untuk mempertahankan eksistensi jenisnya. Ada dua cara perbanyakan tanaman, yaitu (1) perbanyakan secara seksual atau generatif dan (2) perbanyakan secara aseksual atau vegetatif.

(4)

1. Perbanyakan Generatif (Seksual)

Perbanyakan secara seksual atau generatif adalah proses perbanyakan dengan menggunakan salah satu bagian dari tanaman, yaitu biji. Biji adalah organ tanaman yang terbentuk setelah terjadinya proses fertilisasi (menyatunya/ meleburnya gamet jantan dan gamet betina). Biji dapat dianggap sebagai tanaman mini karena di dalamnya sudah terdapat bagian-bagian tanaman yang tersusun dalam massa yang kompak.

Salah satu tujuan perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji adalah untuk memperoleh sifat-sifat baik tanaman, seperti akar yang kuat, tahan penyakit, dll.

2. Perbanyakan Vegetatif (Aseksual)

Perbanyakan secara aseksual atau vegetatif adalah proses perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian tertentu dari tanaman seperti, daun, batang, ranting, pucuk, umbi dan akar untuk menghasilkan tanaman baru yang sama dengan induknya (Made, 2009). Prinsip dari perbanyakan vegetatif adalah merangsang tunas adventif yang ada dibagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, dan daun sekaligus.

Pembibitan pepaya selama ini lebih sering dilakukan dengan melakukan persemaian benih pepaya yang diambil dari biji yang terseleksi (perbanyakan generatif), dibandingkan dengan melakukan perbanyakan dengan cara sambung, cangkok (perbanyakan vegetatif) karena memerlukan tanaman untuk batang bawah

(5)

dalam jumlah banyak. Demikian juga perbanyakan secara vegetatif jarang di lakukan, mengingat pelaksanaannya sulit. Perbanyakan dengan cara biji satu-saunya alternatif termudah untuk mengembangbiakan tanaman pepaya. Biji tersebut dapat langsung di tanam di kebun atau dapat di semaikan terlebih dulu. Mengingat sifat tanaman pepaya sangat peka terhadap pengaruh suhu dan kelembapan

.

Pepaya tumbuh dari biji dengan perkecambahan epigeal dan memerlukan waktu sekitar 2-3 minggu (Villegas 1997). Biji untuk benih diambil dari buah yang telah tua atau mengkal di pohon. Semakin matang buah tersebut maka semakin cepat perkecambahannya (Kalie 1999).

Benih pepaya dapat ditanam langsung di kebun atau disemai terlebih dahulu di persemaian atau pembibitan. Pembibitan bertujuan untuk mendapatkan bibit pepaya yang sehat, tumbuh secara optimal, dan mempunyai daya adaptasi yang baik (Sujiprihati dan Suketi 2009).

D. Media Tanam

Media tanam merupakan tempat berdiri tegaknya tanaman dan tempat akar-akar tanaman melekat erat sehingga memperkokoh tanaman. Media tanam juga berperan untuk menyimpan air dan hara, serta menjaga kelembaban (Purwanto 2006). Syarat media tanam yang baik yaitu memiliki sifat fisik remah untuk memudahkan akar berkembang serta untuk aerasi dan drainase yang baik, tidak mengandung bahan-bahan beracun, tingkat kemasaman sesuai dengan toleransi tanaman, tidak

(6)

mengandung hama dan penyakit dan memiliki daya pegang air yang cukup (Ashari 2006).

1. Tanah

Tanah merupakan media tanam yang sering digunakan untuk tempat tumbuh kembangnya akar tanaman. Tanah mengandung unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman. Unsur-unsur hara ini diserap melalui akar tanaman (Hardjowigeno 2007). Terdapat 3 fungsi primer tanah dalam mendukung kehidupan tanaman yaitu (1) memberikan unsur-unsur mineral, sebagai medium pertukaran maupun tempat persediaan, (2) memberikan air dan melayaninya sebagai reservoir dan (3) sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak (Harjadi 1996).

2. Pasir

Media tanam bertekstur pasir sangat mudah diolah, tanah jenis ini memiliki aerasi (ketersediaan rongga udara) dan drainase yang baik, namun memiliki luas permukaan kumulatif yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan air sangat rendah atau tanahnya lebih cepat kering.Pasir mengandung unsur hara phospor (0,08 g), kalium (2,53 g), kalsium (2,92 g), Fe2O3 (5,19 g) dan MgO (1,02 g). (Anonim¹, 2013).

Sifat media pasir yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang sudah dianggap cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya batang. Sejauh ini, pasir

(7)

dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media tanam benih, pertumbuhan bibit dan perakaran setek tanaman (Anonim, 2013)

3. Pupuk Kandang

Pupuk kandang adalah bahan organik yang berasal dari kotoran ternak. Kandungan unsur hara yang terkandung di dalamnya ditentukan oleh jenis pakan yang diberikan. Menurut Sutanto (2002) takaran atau dosis penggunaan pupuk kandang sangat bervariasi tergantung pada jenis tanaman, tanah, musim, dan jenis pupuk kandang. Pupuk kandang mempunyai pengaruh yang baik terhadap sifat fisik dan kimia tanah. Penggunaan pupuk kandang untuk mempertahankan kesuburan tanah merupakan bentuk pertanian organik.

4. Kompos

Kompos merupakan hasil fermentasi atau hasil dekomposisi bahan organik seperti tanaman, hewan atau limbah organik. Kompos memiliki peranan sangat penting bagi tanah karena dapat mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat kimia, fisik dan biologinya. Penambahan kompos ke dalam tanah dapat memperbaiki keadaan aerasi, drainase, absorbsi panas, kemampuan daya serap tanah terhadap air serta berguna untuk mengendalikan erosi tanah (Djuarnani et al. 2005). Menurut Sujiprihati dan Suketi (2009) kandungan unsur hara pada kompos yaitu 0.21% N organik, 0.04% N-NH4+, 0.29% N (kjd), 0.10% P total, 0.12% K total dan 39 C/N

(8)

5. Sekam dan Arang sekam

Sekam merupakan gabah atau produk sampingan dari hasil penggilingan padi. Sekam yang biasa digunakan sebagai media tanam yaitu dapat berupa sekam bakar (arang sekam) atau sekam mentah (tidak dibakar). Sekam bakar dan sekam mentah memiliki tingkat porositas yang sama. Sebagai media tanam, keduanya berperan penting dalam perbaikan struktur tanah sehingga sistem aerasi dan drainase pada media tanam menjadi lebih baik.

Arang sekam merupakan hasil dari pembakaran sekam padi kering yang biasa digunakan sebagai bahan media tanam. Arang sekam memiliki beberapa sifat yaitu mudah mengikat air, tidak cepat lapuk, tidak cepat menggumpal, tidak mudah ditumbuhi fungi dan bakteri, dapat menyerap senyawa toksik atau racun, serta merupakan sumber kalium bagi tanaman (Purwanto 2006). Menurut hasil analisis media tanam pada penelitian Suketi dan Imanda (2011) campuran tanah, pupuk kandang dan arang sekam mengandung 0.37% N, 153 ppm P2O5, 794 ppm K2O, 6.2

pH H2O dan 5.7 pH KCl.

6. Serbuk gergaji

Serbuk gergaji merupakan serutan kayu sisa penggergajian. Serbuk gergaji memberikan beberapa keuntungan yaitu harganya relatif murah, bobotnya ringan dan mampu menyimpan air. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki media tumbuh gaharu ialah dengan penambahan serbuk gergaji (Syamsiah 2005).

(9)

7. Cocopeat

Cocopeat (serbuk sabut kelapa) berasal dari kulit buah kelapa yang sudah tua. Bahan ini memiliki keunggulan yaitu berserat banyak, ringan, mudah mengikat dan menyimpan air, mengandung unsur hara dan mudah diperoleh dalam jumlah banyak. Selain sebagai media tanam, cocopeat sering digunakan sebagai bahan pupuk karena memiliki kandungan unsur hara yakni N, P, K, Ca, dan Mg. Selain itu, bahan ini juga kaya akan bahan organik, abu, pektin, hemiselulosa, selulosa, pentosa dan lignin (Purwanto 2006). Hasil penelitian Susilawati (2007) menunjukkan bahwa komposisi media cocopeat, tanah dan kompos dapat menghasilkan pengaruh terbaik pada pertumbuhan tanaman hias Zinnia elegans. Menurut hasil analisis kandungan media tanam pada penelitian Suketi dan Imanda (2011) campuran tanah, pupuk kandang dan cocopeat mengandung 0.31% N, 213 ppm P2O5, 1441 ppm K2O, 6.1 pH H2O dan 5.6 pH KCl dan menghasilkan pertumbuhan yang baik pada bibit pepaya.

Tabel.1 Perbandingan kandungan unsur hara dari masing-masing bahan organik No. Jenis Bahan Organik Kandungan

N (%) Kandungan P (%) Kandungan K (%) 1. Arang sekam 0,32 0,15 0,31

2. Serbuk gergajian kayu sengon

0,10 0,17 1,14

3. Cocopeat 0,39 0,41 2,39

4. Pupuk kandang sapi 2,04 0,76 0,82

(10)

D. Hipotesis

1. Ada perbedaan pengaruh berbagai komposisi media tanam terhadap pertumbuhan bibit pepaya

2. Perlakuan dengan bahan organik arang sekam (P1) dan komposisi media (tanah+pasir) 2:1 (M3)dapat memberikan pertumbuhan optimum pada bibit pepaya.

Referensi

Dokumen terkait

Kedua pemimpin sudah menunjukkan keinginan mereka untuk hubungan yang lebih baik namun, upaya normalisasi hubungan tidaklah semudah dibayangkan mengingat hubungan

Sedangkan jika digunakan untuk melayani beban campuran dimana generator biogas digunakan untuk beban AC dan sel surya untuk penyalaan beban lampu DC, maka generator biogas

Meningkatkan kemampuan dalam manajemen informasi berbasis sistem jaringan sehingga memudahkan retrieve data dan membantu mempercepat masa studi mahasiswa 40.000 40.000 0

variabel dependen perubahan laba akuntansi dan variabel independen adalah perubahan indek laba pasar untuk akuntansi portofolio pasar.. akuntansi dan Beta pasar keduanya pengukur

g Pastikan vaksin yang telah diberikan ditelan oleh anak yang diimunisasi h.. "ika di muntahkan atau di keluarkan oleh anak, ulangi lagi

Lisin sangat dibutuhkan oleh ternak dalam pertumbuhannya karena fungsi dari asam amino lisin dalam pertumbuhan ayam kampung yaitu dapat membantu penyerapan Ca

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada simulator modulasi ASK dan FSK ini maka dapat diambil kesimpulan bahwa aplikasi ini mampu melakukan simulasi dengan