• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA"

Copied!
307
0
0

Teks penuh

(1)

TENTANG

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH

(RKPD)

KABUPATEN JEMBRANA TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA

Jalan Surapati No. 1 Telp. (0365) 41210 Fax. (0365) 41010

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Setelah empat tahun perjalanan Pemerintah Kabupaten Jembrana di bawah kepemimpinan Putu Artha dan Kembang Hartawan, telah banyak dihasilkan perbaikan dan perubahan sebagaimana Visi dan Misi daerah Kabupaten Jembrana. Pemerintah Kabupaten Jembrana terus menerus berupaya meningkatkan kinerja pemerintah, sebagaimana amanat Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Tahun 2015 merupakan tahun puncak pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2011-2016, oleh sebab itu berdasarkan hasil evaluasi kinerja pelaksanaan RKPD Tahun 2011, RKPD Tahun 2012, RKPD Tahun 2013 dan evaluasi Triwulan I RKPD Tahun 2014 maka didapat gambaran target-target yang telah terlaksana, target-target yang belum optimal, maupun target-target yang belum terlaksana terlaksana. Hasil evaluasi selanjutnya dipakai dasar menyusun RKPD Kabupaten Jembrana Tahun 2015. Dalam RKPD Kabupaten Jembrana Tahun 2015, Pemerintah Kabupaten Jembrana berupaya melengkapi capaian kinerja yang belum tercapai dan mempertahankan capaian kinerja yang telah baik sebagaimana ditetapkan dalam target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2011-2016. RKPD Kabupaten Jembrana Tahun 2015 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2011-2016,

Penyusunan RKPD Kabupaten Jembrana 2015 memperhatikan materi dan hasil telaah tentang peraturan perundang-undangan yang terkait dengan RPJPD, kebijakan-kebijakan nasional, kebijakan-kebijakan provinsi, dokumen RPJPN, RPJPD Provinsi, RPJPD Kabupaten Kabupaten Jembrana, RPJMD Kabupaten Kabupaten Jembrana 2011-2016, dokumen RTRWN, RTRW Provinsi, RTRW Kabupaten Jembrana, dan capaian kinerja Kabupaten Jembrana tahun 2013 dan perkiraan capaian kinerja tahun 2014. RKPD memuat kondisi dan permasalahan pembangunan, rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas dan sasaran pembangunan daerah, serta rencana program dan kegiatan prioritas daerah.

(4)

Dengan selesainya Penyusunan RKPD Kabupaten Jembrana Tahun 2015, maka Pemerintah Kabupaten Jembrana mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam penyusunan RKPD tersebut. Mudah-mudahan RKPD Kabupaten Jembrana Tahun 2015 dapat dipakai sebagai acuan dalam menyusun Kebijakan Umum APBD dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Tahun 2015.

Negara, 30 Juni 2014 Bupati Jembrana

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………... i

PERATURAN BUPATI ……… ………... KATA PENGANTAR ………... ii

DAFTAR ISI ………... iii

DAFTAR TABEL ………... v

DAFTAR GAMBAR ………..……... ix

DAFTAR GRAFIK………..……... x

BAB I PEMDAHULUAN ………... I-1

1.1 Latar Belakang………... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan ...……… I-2 1.3. Hubungan RKPD Dengan dokumen Perencanaan Lainnya ………... I-4 1.4 Sistimatika Penulisan ... I-6 1.5 Maksud dan Tujuan Penyusunan RKPD... I-7

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN YANG LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN ... II-1

2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah ... II-1 2.1.1 Aspek geografi dan Demografi ... II-1 2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat... II-15 2.1.3 Aspek Pelayanan Umum………... II-20 2.1.4 Aspek Daya Saing Daerah ………... II-33 2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sampai Tahun berjalan

dan Realisasi RPJMD ………... II-35 2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah... II-51

2.3.1 Evaluasi Pelaksanaan Program Dan Kegiatan RKPD Sampai Tahun

Berjalan Dan Realisasi RPJMD... II-51 2.3.2 Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintah

Daerah... II-51

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN

KEUANGAN DAERAH ... III-1

3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah ………... III-1 3.1.1 Telaah Ekonomi Nasional ………... III-1 3.1.2 Telaah Ekonomi Provinsi ………... III-3 3.1.3 Telaah Ekonomi Kabupaten Jembrana……….... III-5 3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah Kabupaten Jembrana... III-10

3.2.1 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah ………... III-11 3.2.2 Arah Kebijakan Belanja Daerah ………... III-15 3.2.3 Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah………... III-16 3.2.4 Neraca Daerah………... III-18 3.2.5 Proporsi Penggunaan anggaran ………... III-20 3.2.6 Analisa Pembiayaan ………... III-21 3.3 Prospek dan Tantang Keuangan Kabupaten Jembrana Tahun 2014 dan III-22

(6)

Tahun 2015 ………... 3.4 Arah Kebijakan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Jembrana Tahun 2014

dan Tahun 2015... III-23 3.4.1 Pendapatan Daerah ………... III-23 3.4.2 Belanja Daerah………... III-26

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH ... IV-1

4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan ... IV-1 4.2 Prioritas dan Pembangunan... IV-6

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH ………. V-1 BAB VI PENUTUP ………. VI-1

6.1 Kaedah Pelaksanaan ... VI-1 6.2 Kesimpulan ……… VI-2

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Kab/Kota Se-Provinsi Bali... II-1 Tabel 2.2 Penggunaan Lahan di Kabupaten Jembrana (Ha) Tahun 2010... II-6 Tabel 2.3 Kawasan Budidaya dan Non Budidaya di Kabupaten Jembrana... II-7 Tabel 2.4 Penduduk Jembrana Berdasarkan Jenis Kelamin... II-13 Tabel 2.5 Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Jembrana Th 2010 – 2013... II-14 Tabel 2.6 Penduduk Jembrana Berdasarkan Kelompok Umur Pendidikan dan Usia

Produktif... II-14 Tabel 2.7 Penduduk Jembrana Berdasarkan Jenis Pekerjaan... II-15 Tabel 2.8 Penduduk Jembrana Berdasarkan Agama... II-15 Tabel 2.9 PDRB Menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Jembrana

Tahun 2009 - 2013... II-16 Tabel 2.10 PDRB atas Dasar Harga Konstan , PDRB atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten

Jembrana Tahun 2010 – 2013... II-16 Tabel 2.11 Gini Ratio Kabupaten Jembrana Tahun 2011 – 2013... II-17 Tabel 2.12 Capaian Kinerja Pendidikan Kab. Jembrana Th 2010 – 2013... II-18 Tabel 2.13 Capaian Kinerja Kesehatan Kab. Jembrana Th 2010 – 2013... II-19 Tabel 2.14 Capaia Kinerja Pertanahan Kab. Jembrana Th 2010 – 2013... II-19 Tabel 2.16 Capaian Kinerja Ketenagakerjaan Kab. Jembrana Th 2010 – 2013... II-20 Tabel 2.17 Capaian Kinerja Kebudayaan Kab. Jembrana Th 2010 – 2013... II-21 Tabel 2.18 Capaian Kinerja Urusan Pendidikan Kab. Jembrana Th 2010-2013... II-21 Tabel 2.19 Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Kab. Jembrana Th 2010-2013... II-21 Tabel 2.20 Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan Umum Kab. Jembrana Th 201-2013... II-22 Tabel 2.21 Capaian Kinerja Urusan Perumahan Kab. Jembrana Th 2009-2013... II-22 Tabel 2.22 Capaian Kinerja Urusan Tata Ruang Kab. Jembrana Th 2009-2013... II-23 Tabel 2.23 Capaian Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan Kab. Jembrana

Th 2010-2013... II-23 Tabel 2.24 Capaian Kinerja Urusan Perhubungan Kab. Jembrana Th 2010-2013... II-24 Tabel 2.25 Capaian Kinerja Urusan Lingkungan Hidup Kab. Jembrana Th 2010-2013... II-24 Tabel 2.26 Capaian Kinerja Urusan Pertanahan Kab. Jembrana Th 2010-2013... II-25 Tabel 2.27 Capaian Kinerja Urusan Kependudukan dan Capil Kab. Jembrana Th 2010-2013... II-25 Tabel 2.28 Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak II-25

(8)

Kab. Jembrana Th 2007-2011... Tabel 2.29 Capaian Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Kab. Jembrana Th 2010-2013... II-26 Tabel 2.30 Capaian Kinerja Urusan Sosial Kab. Jembrana Th 2010-2013... II-26 Tabel 2.31 Capaian Kinerja Urusan Ketenagakerjaan Kab. Jembrana Th 2010-2013... II-26 Tabel 2.32 Capaian Kinerja Urusan Koperasi dan UKM Kab. Jembrana Th 2010-2013... II-27 Tabel 2.33 Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal Kab. Jembrana Th 2010-2013... II-27 Tabel 2.34 Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan Kab. Jembrana Th 2010-2013... II-27 Tabel 2.35 Capaian Kinerja Urusan Kepemudaan dan Olahraga Kab. Jembrana Th 2010-2013 II-28 Tabel 2.36 Capaian Kinerja Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kab.

Jembrana Th 2010-2013... II-28 Tabel 2.37 Capaian Kinerja Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian... II-29 Tabel 2.38 Capaian Kinerja Urusan Ketahanan Pangan Kab. Jembrana Th 2006-2010... II-29 Tabel 2.39 Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kab. Jembrana Th

2010-2013... II-29 Tabel 2.40 Capaian Kinerja Urusan Statistik Kab. Jembrana Th 2007-2011... II-30 Tabel 2.41 Capaian Kinerja Urusan Kearsipan Kab. Jembrana Th 2007-2011... II-30 Tabel 2.42 Capaian Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika Kab. Jembrana Th

2010-2013... II-30 Tabel 2.43 Capaian Kinerja Urusan Perpustakaan Kab. Jembrana Th 2010-2013... II-31 Tabel 2.44 Capaian Kinerja Urusan Pertanian Kab. Jembrana Th 2010 – 2013... II-31 Tabel 2.45 Capaian Kinerja Urusan Kehutanan Kab. Jembrana Th 2010- 2013... II-31 Tabel 2.46 Capaian Kinerja Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral Kab. Jembrana Th 2010

– 2013... II-32 Tabel 2.47 Capaian Kinerja Urusan Pariwisata Kab. Jembrana Th 2010 – 2013... II-32 Tabel 2.48 Capaian Kinerja Urusan Perikanan dan Kelautan Kab. Jembrana Th 2010 – 2013... II-32 Tabel 2.49 Capaian Kinerja Urusan Perdagangan Kab. Jembrana Th 2010 – 2013... II-33 Tabel 2.50 Capaian Kinerja Urusan Perindustrian Kab. Jembrana Th 2010 – 2013... II-33 Tabel 2.51 Capaian Kinerja Urusan Transmigrasi Kab. Jembrana Th 2010 – 2013... II-33 Tabel 2.53 Kemampuan Ekonomi Daerah Kab. Jembrana Th 2010 – 2013... II-34 Tabel 2.54 Fasilitas Wilayah/Infrastruktur Kab. Jembrana Th 2010- 2013... II-34 Tabel 2.55 Fokus Iklim Berinvestasi Kab. Jembrana Th 2010 – 2013... II-34 Tabel 2.56 Fokus Sumberdaya Manusia Kab. Jembrana Th 2010 – 2013... II-35

(9)

Tabel 2.57 Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah Terhadap Capaian Kinerja

Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Jembrana... II-36 Tabel 3.1 Capaian Kinerja Ketenagkerjaan 2010-2013... III-7 Tabel 3.2 Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Jembrana... III-9 Tabel 3.3 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah... III-12 Tabel 3.4 Target dan Realisasi Dana Perimbangan... III-12 Tabel 3.5 Target dan Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak... III-12 Tabel 3.6 Target dan Realisasi Dana Alokasi Umum (DAU)... III-13 Tabel 3.7 Target dan Realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK)... III-13 Tabel 3.8 Target dan Realisasi Dana Penyesuaian... III-13 Tabel 3.9 Target dan Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah... III-14 Tabel 3.10 Realisasi Pendapatan Daerahkabupaten Jembrana 2013*)... III-14 Tabel 3.11 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah... III-15 Tabel 3.12 Target dan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2013*)... III-15 Tabel 3.13 Target dan Realisasi Belanja Daerah... III-16 Tabel 3.14 Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2013 Kabupaten Jembrana... III-17 Tabel 3.15 Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2011- 2013 Kabupaten Jembrana III-18 Tabel 3.16 Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kabupaten Jembrana 2011-2013... III-18 Tabel 3.17 Realisasi Belanja Aparatur Kabupaten Jembrana Tahun 2011-2013... III-20 Tabel 3.18 Proporsi Belanja Aparatur Kabupaten Jembrana Tahun 2011– 2013... III-20 Tabel 3.19 Defisit Riil Anggaran Kab. Jembrana Tahun 2011 – 2013... III-21 Tabel 3.20 Komposisi Penutup Defisit Riil Kab. Jembrana Tahun Anggaran 2011 – 2013... III-21 Tabel 3.21 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kab. Jembrana Ta. 2011– 2013... III-22 Tabel 3.22 Proyeksi Pad Kabupaten Jembrana Ta. 2013 – 2017... III-23 Tabel 3.23 Proyeksi Dana Perimbangan Kabupaten Jembrana Ta. 2014 – 2015... III-24 Tabel 3.24 Perbandingan PAD Ta. 2014 –2015

... III-24 Tabel 3.25 Perbandingan dana Perimbangan Kab. Jembrana Tahun 2013 –

2015... III-25

Tabel 3.26 Proyeksi Lain – Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Kab. Jembrana Ta. 2013 –

(10)

Tabel Tabel Tabel Tabel 3.27 3.28 3.29 3.30

Perbandingan Lain – lain PAD yang sah……….. Proyeksi Belanja Daerah ………. Perbandingan Belanja Daerah Tahun 2014 ………. Kapasitas Riil Kemapuan Keuangan Daerah ……….

III-26 III-26 III-27 III-29 Tabel 4.1 Hubungan Visi/Misi dan Tujuan/Sasaran Pembangunan... IV-2 Tabel 4.2 Keterkaitan Program Nasional, Provinsi dan Kabupaten Jembrana... IV-11 Tabel 4.3 Prioritas Pembangunan Daerah... IV-14 Tabel 4.4 Penjelasan Program Pembangunan Daerah Prioritas Pembangunan Daerah... IV-21

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Jembrana... II-2 Gambar 2.2 Peta Jenis Tanah Kabupaten Jembrana... II-4 Gambar 2.3 Peta Permasalahan Struktur Ruang Kabupaten Jembrana

Berdasarkan Hasil FGD... II-8 Gambar 2.4 Peta Permasalahan Pola Ruang Kabupaten Jembrana... II-9 Gambar 2.5 Peta Rawan Bencana Kabupaten Jembrana... II-13

(12)

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 1.1 Diagram Hubungan Dokumen RKPD dengan Dokumen Perencanaan

Lainnya... I-5

Grafik 1.2 Diagram Hubungan Perencanaan Pembanggunan dengan Rencana Tata Ruang... 1-5 Grafik 2.1 Rincian Penduduk Menurut Kelamin... II-14

(13)

BAB I

P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang

Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jembrana Tahun 2015 merupakan upaya perwujudan Visi dan Misi Daerah Kabupaten Jembrana mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015, dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/691/SJ tentang Pedoman Penyusunan Rancangan Awal Rencana Kerja Pembangunan Daerah ( RKPD ) Tahun 2015. RKPD yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ) untuk jangka 1 ( satu ) tahun yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilakukan langsung oleh pemerintah daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat, dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah ( RKP ).

Oleh karena itu maka Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jembrana Tahun 2015 mempunyai kedudukan, peran dan fungsi yang sangat strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di Kabupaten Jembrana, mengingat :

1. Secara substansial, memuat arah kebijakan ekonomi dan keuangan daerah, rencana program, kegiatan, indikator kinerja, pagu indikatif, kelompok sasaran, lokasi kegiatan, prakiraan maju, dan SKPD penanggung jawab yang wajib dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Jembrana dalam 1 ( satu ) tahun.

2. Secara normatif, menjadi dasar penyusunan Kebijakan Umum APBD ( KUA ) dan Prioritas dan Plafon Angaran Sementara (PPAS ) APBD Kabupaten Jembrana Tahun 2015 yang akan diusulkan oleh Bupati Jembrana untuk disepakati bersama dengan DPRD Kabupaten Jembrana sebagai landasan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2015.

3. Secara operasional, memuat arahan untuk peningkatan kinerja pemerintahan di bidang pelayanan dan pemberdayaan masyarakat serta pembangunan daerah yang menjadi tanggung jawab masing – masing Kepala SKPD dalam melaksanakan tugas dan fungsinya yang ditetapkan dalam Rencana Kerja ( Renja ) SKPD.

4. Secara faktual menjadi obyek tolak ukur untuk menilai capaian kinerja penyelengaraan pemerintahan daerah merealisasikan program dan kegiatan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Dengan memperhatikan peranan dan fungsi RKPD yang sangat strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di Kabupaten Jembrana maka penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah ( RKPD ) Kabupaten Jembrana Tahun 2015 berpedoman pada arah kebijakan pembangunan nasional, arah kebijakan pembangunan daerah, tahapan dan tatacara

(14)

penyusunan perubahan, pengendalian dan evaluasi, serta konsistensi perencanaan dan penganggaran sesuai dengan ketentuan peraturaan perundang – undangan yang terkait dengan RPJPD, kebijakan-kebijakan nasional, kebijakan-kebijakan provinsi, dokumen RPJPN, RPJPD Provinsi, RPJPD Kabupaten Kabupaten Jembrana, RPJMD Kabupaten Kabupaten Jembrana 2011-2016, dokumen RTRWN, RTRW Provinsi, RTRW Kabupaten Jembrana, dan capaian kinerja Kabupaten Jembrana tahun 2013 dan perkiraan capaian kinerja tahun 2014.

Penyusunan RKPD Kabupaten Jembrana Tahun 2015 diawali dengan pembentukan Tim penyusun RKPD terdiri atas pejabat dan staf dilingkungan Pemerintah Kabupaten Jembrana yang memiliki kemampuan dan kompetensi di bidang perencanaan dan penganggaran, serta dapat mencurahkan waktu dan konsentrasinya untuk RKPD. Selanjutnya ditetapkan pagu indikatif masing-masing SKPD sebagai dasar acuan dalam Musrenbang melalui proses Proses bottom-up dan top-down secara partisipatif. Musrenbang Tingkat Desa/Kelurahan pada minggu ketiga bulan Januari 2014, Musrenbang Kecamatan pada tanggal 5 s/d 11 Februari 2014, Forum SKPD pada tangga 17 s/d 20 Februari 2014, Forum Konsultasi Publik dilaksanakan tanggal 24 Februari 2014 dan Musrenbang Kabupaten pada tanggal 10-11 Maret 2014. Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi, maka Forum SKPD dibagi dalam 4 (empat ) bidang yaitu Bidang Infrastrukur, Bidang Ekonomi, Bidang Sosial Budaya dan Bidang Aparatur, berdasarkan pada urusan penyelenggaraan pemerintah daerah. Hasil Forum disepakati sebagai Rencana Kerja (Renja) SKPD difinitif yang selanjutnya sebagai bahan acuan untuk bahan RKPD.

1.2 Dasar Hukum Penyusunan

Dalam penyusunan RKPD Kabupaten Jembrana Tahun 2014 ini, sejumlah peraturan digunakan sebagai rujukan, antara lain:

1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2) Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);

3) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

4) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

(15)

7) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

8) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

9) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

10) Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

11) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

12) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

13) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

14) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

15) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517 ) ;

16) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 470 ) ;

17) Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun 2005-2019 (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2009 Nomor 16) ;

18) Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 6 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Bali (Lembaran Daerah Provinsi Provinsi Bali Tahun 2009 Nomor 6) ;

19) Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 9 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Bali 2008-2013 (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2009 Nomor 9) ;

(16)

20) Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 14 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 13 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Jembrana Tahun 2006-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2012 Nomor 30, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 30);

21) Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Jembrana Tahun 2012-2032 (Lembaran Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2012 Nomor 27 Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 27);

22) Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 14 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 13 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Jembrana Tahun 2006-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2012 Nomor 30, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 30);

23) Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 10 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jembrana Tahun Anggaran 2014 (Lembaran Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2013 Nomor 41);

24) Peraturan Bupati Jembrana Nomor 15 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Jembrana Tahun 2001-2016 (Berita Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2012 Nomor 346 ).

25) Peraturan Bupati Jembrana Nomor 36 Tahun 2013 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2014 (Berita Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2013 Nomor 480 )

1.3 Hubungan RKPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Sistem Perencanaan Pembangunan adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat baik di tingkat pusat maupun daerah. Dalam hal ini keterkaitan suatu dokumen perencanaan dengan dokumen perencanaan lainnya sangat menentukan dan diupayakan saling bersinergi.

Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, ruang lingkup perencanaan pembangunan nasional dan dokumen perencanaan terdiri atas Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN), Rencana Strategis Kementerian/ Lembaga, Rencana Kerja Kementerian/ Lembaga dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP).Sejalan dengan payung hukum perencanaan di tingkat pusat, maka dokumen Perencanaan Daerah meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD), dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) serta Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

(17)

Diagram 1.1

Hubungan Dokumen RKPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Sementara itu berdasarkan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008, mensyaratkan bahwa Rencana Tata Ruang merupakan dasar dalam menyusun prioritas program pembangunan. Rencana Tata Ruang digunakan sebagai dasar penyusunan prioritas program pembangunan sesuai dengan pusat pengembangan wilayah dan tata guna ruang.

Hubungan RPJPD dengan Rencana Tata Ruang Wilayah digambarkan pada diagram 1.2 di bawah ini:

Diagram 1.2

Diagram Hubungan Perencanaan Pembanggunan dengan Rencana Tata Ruang

8 PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERENCANAAN TATA RUANG PERENCANAAN SEKTORAL Nasional Provinsi Kabupaten/ Kota Kecamatan RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJPD) RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKPD) RENCANA TATA RUANG NASIONAL RENCANA TATA RUANG PROVINSI RENCANA TATA RUANG KABUPATEN/KOTA RENCANA TATA RUAG KECAMATAN JARINGAN INFRASTRUKTUR ANTARPULAU DAN ANTAR-PROVINSI JARINGAN INFRASTRUKTUR ANTARKABUPATEN ANTARKOTA JARINGAN INFRASTRUKTUR ANTARDESA RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJMD) RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJPD) RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKPD) RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJMD) RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP) RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJMN) PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PERENCANAAN TATA RUANG DAN PERENCANAAN SEKTORAL PERENCANAAN PEMBANGUNAN,

PERENCANAAN TATA RUANG DAN PERENCANAAN SEKTORAL

JARINGAN INFRASTRUKTUR ANTARKECAMATAN Sumber : Bappenas 2010 RPJPN RPJPD Provinsi RPJPD KAB. RPJMN RPJMD Provinsi

RPJMD KAB. RKPD KAB. KUA PPAS APBD RENJA-SKPD

RKA-SKPD SKPD DPA-

(18)

1.4 Sistimatika Penulisan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jembrana Tahun 2014 disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang penyusunan RKPD, dasar hukum penyusunan RKPD, hubungan dengan dokumen perencanaan lainnya, sistematika penulisan, serta maksud dan tujuan penyusunan RKPD Kabupaten Jembrana Tahun 2014

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

Bab ini menjelaskan tentang: 1).Gambaran umum daerah yang meliputi; aspek geogafis, aspek kesejahteraan masyarakat, dan daya saing daerah, 2) Evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD sampai tahun berjalan dan Realisasi RPJMD; dan 3).Permasalahan Pembangunan Daerah.

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Menguraikan tentang (1) Arah Kebijakan Ekonomi Daerah, yang meliputi: kondisi daerah tahun lalu (2012) dan perkiraan tahun berjalan (2013), Tantangan dan prospek perekonomian daerah tahun 2014 dan tahun 2015, (2) Arah kebijakan keuangan daerah, yang menerangkan proyeksi keuangan daerah dan kerangka pendanaan, serta arah kebijakan keuangan daerah yang menguraikan arah kebijakan pendapatan daerah, arah kebijakan belanja daerah, arah kebijakan pembiayaan daerah

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

Menguraikan secara eksplisit perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah berdasarkan hasil análisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun 2013 dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD, identifikasi isu strategis dan masalah mendesak ditingkat daerah dan nasional, rancangan kerangka ekonomi makro daerah beserta kerangka pendanaannya. Selanjutnya pada bab ini juga menjelaskan tujuan dan sasaran pembangunan serta prioritas dan Pembangunan

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Menguraikan secara eksplisit rencana progam dan kegiatan prioritas daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan, kedudukan tahun rencana (RKPD) dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD. Rencana prioritas program yang mewakili aspirasi dan kepentingan masyarakat.

BAB VI PENUTUP

(19)

1.5 Maksud dan Tujuan Penyusunan RKPD

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jembrana Tahun 2015 merupakan Rencana Pembangunan Kabupaten Jembrana dalam kurun waktu satu tahun yang dituangkan dalam Peraturan Kepala Daerah. Sebagai dokumen perencanaan pembangunan daerah dan sesuai amanat Undang – undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka RKPD memuat prioritas pembangunan daerah, rancangan kerangka ekonomi makro serta program – program SKPD, yang tercermin dalam bentuk: (1) kerangka regulasi, dan (2) kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jembrana Tahun 2015 ditetapkan dengan maksud:

1. Memuat rancangan kerangka ekonomi daerah;

2. Memuat program-program prioritas pembangunan daerah yang berorientasi pada pemenuhan hak dasar masyarakat;

3. Memuat rencana kerja tahunan, kerangka pendanaan dan pagu indikatif yang bersumber dari APBD.

Tujuan ditetapkannnya RKPD Kabupaten Jembrana tahun 2015 adalah:

1. Memberikan arah dan pedoman bagi SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jembrana dalam menyusun Rencana Kerja dan anggaran (RKA SKPD) tahun 2015.

2. Sebagai dasar dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS), serta RAPBD tahun 2015.

3. Memberikan fokus kegiatan sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai.

4. Sebagai rambu-rambu dalam menentukan prioritas program dalam kebijakan umum APBD 2015.

5. Menyalurkan aspirasi dari semua pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan partisipatif.

(20)

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN

RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi

Secara geografis Kabupaten Jembrana merupakan pintu masuk maupun keluar pulau Bali, melalui pelabuhan Gilimanuk. Angkutan barang, wisata, penumpang umum dan jasa dari Pulau Jawa akan melewati Kabupaten Jembrana menuju ke Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Karangasem di sebelah Utara, dan angkutan menuju Kabupaten Tabanan, Badung, Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Klungkung di bagian selatan dan selanjutnya menuju penyeberangan Padang Bai dengan tujuan Propinsi NTB. Dengan demikian Jembrana merupakan jalur penghubung utama segala aktivitas antar kota-kota di pulau Jawa dengan pulau Bali, NTB dan NTT melalui jalur darat. Secara keseluruhan luas wilayah Kabupaten Jembrana adalah 841,80 Km² atau 14,93 % dari luas Propinsi Bali, terluas kedua di bawah Buleleng. Dengan luasan daerah yang demikian merupakan potensi yang sangat baik khususnya di sektor pertanian maupun sektor-sektor lain seperti perkebunan, perikanan, industri maupun perdagangan. Dari 5 (lima) kecamatan yang ada di Kabupaten Jembrana, yang terluas adalah Kecamatan Mendoyo. Rincian luas masing-masing kecamatan, yaitu sebagai berikut:

a. Kecamatan Melaya seluas : 197,19 km2 b. Kecamatan Negara seluas : 126,50 km2 c. Kecamatan Mendoyo seluas : 294,49 km2 d. Kecamatan Pekutatan seluas : 129,65 km2

e. Kecamatan Jembrana : 93,97 km2

Secara administrasi Kabupaten Jembrana dibagi atas 5 (lima) wilayah kecamatan, 51 desa/ kelurahan dengan 207 banjar (dusun) dan 43 lingkungan. Di samping desa dinas, Kabupaten Jembrana juga memiliki desa Pekraman sebanyak 64 buah dengan Banjar Adat sebanyak 232 buah.

Tabel 2.1

Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Jembrana Tahun 2013

No. Pembagian Wilayah Administrasi Jumlah

1 Jumlah Kecamatan 5

2 Jumlah Desa/Kelurahan 41/10 3 Jumlah Dusun/Lingkungan 207/43 4 Jumlah Desa Adat (Desa Pakraman) 64 5 Jumlah Banjar Adat 232 6 Jumlah Rumah Tangga 83.638 7 Jumlah Penduduk 274.750 8 Kepadatan Jiwa Per Km2 262,68. 9 Luas Wilayah 841,80 Km2 10 Perbandingan Laki-Perempuan ( Sex ratio) 99,64 %

Sumber: Bappeda dan PM Kabupaten Jembrana 2014

Ditinjau dari segi penggunaan tanah, Kabupaten Jembrana terdiri dari kawasan hutan .39,17 .%, tanah tegalan/ kebun 19,00.%, tanah sawah 8,02%, pemukiman 7,00%, tambak

(21)

pemanfaatan lahan seperti gambar di atas, maka Kabupaten Jembrana memiliki potensi ekonomi dalam berbagai sektor seperti pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, industri mikro, industri kecil dan industri menengah hingga industri besar. Potensi ekonomi Kabupaten Jembrana tersebut didukung pula oleh keharmonisan geografis, dimana letak daratan antara dataran tinggi dan dataran rendah dan pantai dalam pola ”Nyegara Gunung” artinya harmoni keseimbangan alam pegunungan dan wilayah laut.

Selanjutnya dari segi iklim, maka antara musim panas dengan musim hujan di wilayah Kabupaten Jembrana cukup normal. Curah hujan hampir merata sepanjang tahun, di mana curah hujan terendah terjadi pada bulan April - Oktober, sedangkan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Oktober - April. Kondisi topografis (permukaan bumi) Kabupaten Jembrana bergelombang dan berbukit di bagian Utara, dan landai di bagian Selatan. Ketinggian wilayah Kabupaten Jembrana mencapai 306,84 meter di atas permukaan laut dengan titik tertinggi hanya 700 meter. Kabupaten Jembrana memiliki pantai sepanjang 78 km dan memiliki 37 sungai dengan panjang seluruhnya sebanyak 495,8 kilometer.

Topografi wilayah Kabupaten Jembrana meliputi daerah pegunungan di bagian utara dan pendataran (pantai) di bagian selatan yang berbatasan dengan Samudera Indonesia. Pada bagian tengah merupakan daerah perkotaan. Ketinggian topografi bervariasi ± 1000 mdpl (bagian utara) sampai ± 1.0 (Pantai Selatan), dengan kemiringan rata-rata lahan sebagai berikut :

 Wilayah datar : 25,00 %

 wilayah landai : 10,16 %

 wilayah berbukit : 25,24 %

 wilayah curam : 39,60 %

Gambar 2.1

Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Jembrana

(22)

Berdasarkan tingkat kemiringan lereng, wilayah Kabupaten Jembrana dapat di kelompokkan ke dalam 4 kelompok:

1. Wilayah dengan kemiringan lereng 0 – 2% (datar) seluas 210,47 Km2, tersebar diseluruh kecamatan Kabupaten Jembrana dan kecamatan Negara. Kondisi tanah ini sangat potensial dimanfaatkan untuk pemukiman.

2. Wilayah dengan kemiringan lereng 2 – 15% (landai) seluas 85,49 Km2, tersebar hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Jembrana. Kondisi tanah seperti ini potensial dimanfaatkan untuk berbagai jenis usaha, namun diperlukan usaha konversasi tanah dan air.

3. Wilayah dengan kemiringan lereng 15 – 40% (bergelombang/berbukit) seluas 212,45 Km2, terdapat diseluruh kecamatan di Kabupaten Jembrana. Penggunaan tanah dengan kemiringan demikian cukup rawan dan kurang baik untuk budidaya tanaman pertanian, namun perlu dikelola dengan pemilihan tanaman yang berfungsi sebagai konversasi. Secara eksisting sebagian besar kawasan pada kemiringan ini merupakan kawasan yang dikembangkan untuk hutan produksi dan hutan lindung.

4. Wilayah dengan kemiringan lereng >40% (curam sampai sangat curam) seluas 333,39 Km2, merupakan bagian terluas dari keseluruhan luas wilayah Kabupaten Jembrana. Kondisi kelerengan seperti ini potensial terkenal erosi sehingga perlu diupayakan pelestarian hutan lindung.

Berdasarkan data peta geologi Kabupaten Jembrana dapat diketahui bahwa wilayah Kabupaten Jembrana terdiri dari lima jenis batuan yaitu:

1. Formasi Gamping Agung 2. Batuan Gunung Api Jembrana 3. Formasi Palasari

4. Formasi Alluvium 5. Alluvium Formasi Sorga

Berdasarkan peta jenis tanah Provinsi Bali wilayah Kabupaten Jembrana terdiri dari beberapa jenis tanah yaitu :

1. Tanah Latosol Coklat dan Litosol (Inceptisol) dimana jenis tanah ini tersebar di empat wilayah Kabupaten Jembrana, yang paling luas terdapat di Kecamatan Mendoyo (25.985 ha), di Kecamatan Melaya (16.319 ha), Kecamatan Negara dan Jembrana (14.130 ha) dan Kecamatan Pekutatan (12.169 ha). Jenis tanah ini dibentuk oleh bahan induk abu vulkanik intermediet dengan kandungan bahan organik yang rendah sampai sedang dan PH berkisar antara 4,5-5,5.

2. Tanah Alluvial Coklat Kelabu dimana jenis tanah ini merupakan tanah endapan sungai dengan luas kurang lebih 10.750 Ha sebagian besar terdapat di Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana (5.725 ha).

3. Tanah Alluvial Coklat Kelabu dimana jenis tanah ini di bentuk oleh bahan induk batuan gamping dengan bentuk morfologi bergelombang sampai berbukit-bukit. Jenis tanah ini mendominasi wilayah Kecamatan Melaya (1.878 ha).

4. Tanah Regosol Cokelat Kelabu dimana jenis tanah ini sebagian besar terdapat di Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana seluas 772 ha dan di wilayah Kecamatan Mendoyo seluas 648 ha.

(23)

5. Tanah Alluvial Hidromorf dimana jenis tanah ini terdapat di wilayah Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana khususnya di sepanjang wilayah pantai selatan dan di sekitar Desa Pengambengan dan Desa Cupel. Luas jenis tanah ini kurang lebih 1.420 Ha.

Masing-masing jenis tanah tersebut di atas mempunyai tekstur yang berbeda-beda umumnya tekstur wilayah di Kabupaten Jembrana tergolong tekstur halus (kandungan liat sangat tinggi).

Gambar 2.2

Peta Jenis Tanah Kabupaten Jembrana

Sumber: Bappeda dan PM Tahun 2014

Di daerah ini terdapat 17 sungai induk dan 20 anak sungai. Semua sungai-sungai ini mempunyai arah aliran dari Utara (pegunungan) ke muara sungai di bagian Selatan yaitu Samudera Indonesia. Masing-masing sungai mempunyai daerah tangkapan hujan (catchment area) yang berbeda-beda. Sungai yang alirannya paling panjang adalah Tukad Bilukpoh sepanjang 29 km, dan terpendek adalah Tukad Pangkung Belatung yang hanya 3,40 km. Sumber air yang ada di wilayah Kabupaten Jembrana meliputi:

1. Air permukaan : air sungai, bendung Palasari, dan bendungan Bendel 2. Air tanah : air yang bersumber dari bawah tanah

3. Mata air : terdapat 37 mata air dengan kapasitas 110 l/det

Berdasarkan karakteristik alirannya, sungai-sungai yang ada di wilayah Kabupaten Jembrana dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu sungai-sungai yang terletak di Bagian Darat dari wilayah Kabupaten Jembrana (sebelah Barat Tukad Melaya), sungai-sungai hanya mengalir pada musim hujan. Hal ini erat kaitannya dengan curah hujan yang sangat rendah di wilayah itu serta kondisi tanah yang berbentuk dari batuan gamping. Sedangkan kelompok sungai yang mengalir sepanjang tahun adalah sungai-sungai yang terletak diantara Tukad Klatakan disebelah Barat dan Tukad Pulukan di sebelah Timur umumnya sungai-sungai tersebut tetap mengalir pada musim kemarau walau debit airnya sangat kecil.

(24)

Berdasarkan peta hidrogeologi daerah Kabupaten Jembrana dari Direktorat Tata Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan Sub. Direktorat Pendayagunaan Air Tanah (Tahun 1986) kondisi air tanah dan struktur geologi Kabupaten Jembrana dapat diuraikan sebagai berikut:

Terdapatnya air tanah dan produksivitas akuifer (occurrence of groundwater and productivity of aquifers) yaitu:

a. Akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir (aquifers in which flowe is intergranular)

 Akuifer produktif dengan penyebaran luas, berarti: Akuifer dengan keterusan sedang: muka air tanah atau tinggi pisometri air tanah dekat atau bawah muka tanah; debit sumur umumnya 5 sampai 10 ltr/dtk.

 Akuifer dengan produktivitas sedang, dan penyebaran luas berarti: akuifer dengan keterusan sedang sampai rendah; muka air tanah beragam dari atas atau dekat muka tanah sampai lebih dalam dari 10 m dibawah tanah, debit sumur umumnya kurang dari 5 ltr/dtk.

 Setempat akuifer dengan produktivitas sedang berarti: akuifer tidak menerus, tipis dengan keterusan rendah, debit sumur umumnya kurang dari 5 ltr/dtk.

b. Akuifer (bercelah atau sarang) dengan produktivitas rendah dan daerah air tanah langka (aquifers (fissured or product) of poor productivity and regions without exploitables groundwater).

 Akuifer dengan produktivitas rendah setempat berarti: umumnya keterusan sangat rendah, setempat air tanah dangkal dalam jumlah terbatas dapat diperoleh di lembah-lembah atau pada zona pelapukan.

 Daerah air tanah langka.

Di samping air permukaan, sumber air lainnya adalah air tanah yaitu air yang bersumber dari bawah tanah. Keadaan air tanah dari suatu daerah sangat dipengaruhi oleh keadaan geologi dari keadaan tersebut. Di samping air permukaan dan air tanah sumber air yang lain adalah mata air (spring). Di Kabupaten Jembrana menurut data dari Direktorat Tata Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan Sub Direktorat Pendayagunaan Air Tanah (Tahun 1986) konservasi air tanah daerah Kabupaten Jembrana yaitu sebagai berikut:

1. Daerah cekungan air tanah: a. Daerah lepasan

 Zona aman pada akuifer kedalaman >30m bmt. Pengambilan air tanah dibatasi maksimal 540 m³/hari/sumur. Air tanah pada akuifer kedalaman <30 m bmt. Hanya diperuntukan bagi keperluan rumah tangga dengan pengambilan maksimal 100 m³/bulan/sumur.

 Zona aman. Aliran air tanah terbatas pada zona celahan, rekahan dan saluran pelarutan, dengan kedudukan muka air tanah dalam. Pengembangan air tanah lebih layak dilakukan dengan menurap mata air yang dapat difungsikan sebagai daerah resapan.

b. Daerah Resapan

 Zona resapan, tidak untuk dikembangkan bagi berbagai peruntukan, kecuali untuk keperluan rumah tangga dengan pengambilan maksimal 100 m³/bulan/sumur, sedangkan untuk keperluan lain dapat dipertimbangkan setelah dilakukan kajian

(25)

teknis hidrogeologi atau menurap mata air. Peruntukan lahan diupayakan untuk perkebunan atau hutan.

2. Daerah bukan cekungan air tanah

Zona bukan cekungan air tanah, produksifitas akuifer rendah, sehingga air tanah kurang layak dikembangkan, kecuali pada akuifer dangkal didaerah lembah dapat dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga dengan debit maksimal 100 m³/bulan/sumur, dapat difungsikan sebagai daerah resapan.

Ditinjau dari segi klimatologi, Kabupaten Jembrana mempunyai iklim tropis dengan pergantian musim yang jelas antara musim terhujan dan musim kemarau masing-masing selama 5 dan 7 bulan setiap tahunnya. Curah hujan di Kabupaten Jembrana hampir merata sepanjang tahun dan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus dan September, sedangkan tertinggi terjadi pada bulan April. Kondisi curah hujan tersebut sangat mendukung pengembangan sektor pertanian dalam arti luas. Disamping didukung oleh curah hujan yang merata tersebut, juga ditinjau dari topografi rata-rata ketinggian wilayah Kabupaten Jembrana 306,84 meter di atas permukaan laut dan dengan titik tertinggi hanya 700 meter di atas permukaan laut, yaitu di Kecamatan Mendoyo. Kondisi ini sangat mendukung pengembangan usaha di sektor pertanian dalam arti luas. Musim penghujan berkisar antara bulan Nopember - Maret dan musim kemarau antara bulan April - Oktober. Temparatur rata-rata di daerah ini berkisar antara 25,4 s/d 28,4 C.

Ditinjau dari penggunaan lahan dapat diuraikan sebagai berikut: a. Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya terbagi menjadi dua yaitu budidaya pertanian dan budi daya nonpertanian, Kabupaten Jembrana merupakan wilayah yang kaya akan berbagai sumber daya alam termasuk di dalamnya adalah pertanian dan kehutanan. Rincian penggunaan lahan di Kabupaten Jembrana dapat dijelaskan sebagaimana tabel 2.3 berikut:

Tabel 2.2

Penggunaan Lahan di Kabupaten Jembrana (Ha) Tahun 2013

No matanKeca

Penggunaan Lahan (HA)

Sawah Tegal/Huma kebunanPer ranganPeka Jumlah(4+5+6) Tambak Lainnya

Jumlah Luar Kawasan (7+8+9) Hutan Jumlah(10+11) 1 Melaya 1.242,00 1.281,00 2.916,00 1.085,00 6.524,00 32,00 456,00 7.012,00 12.707,00 19.719,00 2 Negara 1.805,00 1.932,00 3.020,00 1.872,00 8.629,00 100,00 1.121,00 9.850,00 2.800,00 12.650,00 3 Jembrana 994,00 1.606,00 1.899,00 1.564,00 6.063,00 80,00 550,00 6.693,00 2.704,00 9.397,00 4 Mendoyo 2.241,00 121,00 6.289,00 1.105,00 9.756,00 37,00 1.088,00 10.881,00 18.568,00 29.449,00 5 Pekutatan 554,00 4.518,00 1.038,00 598,00 6.708,00 12,00 89,00 6.809,00 6.156,00 12.965,00 Jumlah 6.836,00 9.458,00 15.162,00 6.224,00 37.680,00 261,00 3.304,00 41.245,00 42.935,00 84.180,00

Sumber : BPS Kabupaten Jembrana, 2013

Dari tabel tersebut di atas, maka Kabupaten Jembrana memiliki potensi ekonomi dalam berbagai sektor, seperti; pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, industri mikro, industri kecil dan industri menengah hingga industri besar. Potensi ekonomi Kabupaten Jembrana didukung pula oleh keharmonisan geografis, di mana letak daratan

(26)

dengan dataran tinggi dan dataran rendah dengan pantai dalam pola ”Nyegara Gunung” artinya harmoni keseimbangan alam pegunungan dan wilayah laut. Penggunaan lahan di Kabupaten Jembrana yaitu dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut:

Tabel 2.3

Kawasan Budidaya dan Non Budidaya di Kabupaten Jembrana Tahun 2013

No Kawasan Luas

1.

2.

3.

Kawasan Non Budi daya/ Kawasan Lindung

- Hutan Lindung - TNBB - Taman Pesisir - Waduk

-Kawasan Perlindungan Setempat

Kawasan Budidaya Pertanian

-Pertanian Tanaman Pangan

-Pertanian Tanaman Perkebunan dan Holtikultural - Perikanan

- Hutan Produksi Tetap - Hutan Produksi Terbatas Kawasan Budidaya Non Pertanian - Pemukiman

- Pemerintahan - Perdagangan dan Jasa - Sarana Olah Raga - Industri - Pariwisata - KDTWK 41.164,70 Ha 35.954,56 Ha 4.500,83 Ha 117,06 Ha 97,43 Ha 494,82 Ha 30.213,52 Ha 8.331.24 Ha. 18.970,24 Ha 580,93 Ha 380,27 Ha 1.950,84 Ha 12.801,78 Ha 5.053,14 Ha. 15,04 Ha 152,20 Ha 9,06 Ha 951,95 Ha 4.882,83 Ha 1.737,56 Ha Total 84.180,00 Ha

Sumber :RTRW Kabupaten Jembrana, 2012-2032

Penggunaan lahan Tahun 2013 didominasi oleh kawasan Non budidaya/ Kawasan Lindung, yaitu seluas  41.164,70 Ha, dan untuk kawasan budidaya pertanian yaitu seluas 30.213,52 Ha dan untuk kawasan kawasan budidaya non pertanian yaitu seluas 12.801,78 Ha.

b. Kawasan Non Budidaya/ Kawasan Lindung

Luas Kawasan Lindung di Kabupaten Jembrana adalah 41.164,70 Ha atau 7, 48 % dari Luas Pulau Bali; atau 31,61 % dari luas Kawasan Hutan Pulau Bali; atau 48,90 % dari luas daratan Kab. Jembrana. Kawasan Lindung di Kabupaten Jembrana berada pada kelompok Hutan Yeh Leh Yeh Lebah (RTK 12) dan Kelompok Hutan Bali Barat (RTK 19) seluruhnya seluas 35.954,56 Ha, Taman Nasional Bali Barat ( TNBB ) seluruhnya seluas 4.500,83 Ha, kawasan taman pesisir seluruhnya seluas 117,06 Ha, Kawasan waduk seluas 97, 43 Ha dan kawasan perlindungan setempat seluruhnya seluas 494,82 Ha. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jembrana kawasan tersebut disepakati dipertahankan sebagai Penyangga Sistem Kehidupan Wilayah Bawahan. Dalam Pembangunan sektor ekonomi , Bidang Pertanian sebagai tulang punggung pembangunan bidang ekonomi sangat tergantung pada kondisi tata lingkungan dan tata air serta Ekosistem Wilayah Hulu sebagai sarana pendukung Produksi. Oleh sebab itu kondisi Lingkungan di Wilayah Hulu Jembrana mutlak dipertahankan .

(27)

Kondisi saat ini diperkirakan sekitar 30 - 40 % Hutan diwilayah hulu Jembrana dalam keadaan rusak akibat adanya usaha illegal perubahan fungsi terhadap keberadaan fungsi Hutan tersebut, hal ini terjadi sebagaian besar pada Hutan fungsi lindung di Jembrana.

c. Potensi Pengembangan Wilayah

Potensi Umum Pemanfaatan lahan di Kabupaten Jembrana masih didominasi oleh kawasan nonterbangun, sehingga untuk memperkuat fungsi wilayah perencanaan sebagai kawasan konservasi tidak ada kendala, namun harus mampu mengendalikan perkembangan kegiatan budidaya yang ada. Secara geografis, lokasi wilayah perencanaan berada pada jalur penghubung regional menempatkan wilayah perencanaan sebagai kawasan yang cukup strategis. Posisinya yang menghubungkan antar pusat kegiatan nasional dan wilayah menjadikan interaksi dengan wilayah perencanaan menjadi tinggi. Wilayah Perencanaan memiliki potensi sumberdaya alam yang sangat besar dan bernilai ekonomis. Potensi alam dan bentang alam wilayah perencanaan dengan panorama yang sangat eksotik, terutama hutan lindung dan budidaya serta berbagai obyek dan daya tarik wisata alam dan bahari menjadikan wilayah perencanaan sangat potensial untuk dikunjungi wisatawan.

Gambar 2.3

Peta Permasalahan Struktur Ruang Kabupaten Jembrana

(28)

Gambar 2.4

Peta Permasalahan Pola Ruang Kabupaten Jembrana

Sumber: Bappeda dan Penanaman Modal, Tahun 2014

Untuk memberikan gambaran lebih detail, maka potensi pengembangan wilayah dijabarkan dan dibagi atas kawasan, yaitu:

a) Potensi Kawasan Lindung

 Potensi kawasan suaka alam meliputi cagar alam dan suaka margasatwa; melindungi kawasan bawahannya, melestarikan keanekaragaman flora dan fauna serta menjaga kelestarian tanaman. Sedangkan potensi suaka margasatwa adalah untuk pengembangan wisata alam dan pengembangan ilmu pengetahuan yang tetap mempertahankan kelestarian lingkungan, adapun Kawasan Suaka Alam di Kabupaten Jembrana adalah Kawasan Suaka Alam Laut di Kecamatan Melaya dan Gilimanuk yang merupakan bagian dari Taman Nasional Bali Barat.

 Potensi Kawasan Pelestarian Alam Terdiri dari Taman Nasional dan Taman Wisata Alam;Taman Nasional dan taman wisata alam di Kabupaten Jembrana memiliki potensi sebagai kawasan hutan dengan komunitas tumbuhan dan satwa langka beserta ekosistemnya. Potensi yang dipertahankan adalah hutan primer dan hutan produksi, aneka flora langka seperti bayur, tangi, Burahol, Cendana, Sonokeling, dan lain-lain, berbagai pohon khas Bali yang tidak ditemukan di tempat lain atau istilahnya endemik seperti pohon ilang yang banyak tumbuh di kawasan ini, pohon sawo kecik, wali kukun, pohon intaran, bunut, dan pohon serut serta satwa

langka antara lain jalak bali, blibis putih kepala hitam, gangsa batu coklat, kijang, trenggiling, landak, kancil, ikan hiu, ikan bendera, kima raksasa dan lain-lain.

 Potensi Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan terdiri dari Lingkungan Nonterbangun, Lingkungan Bangunan Gedung, dan halamannya Serta Kebun Raya;Kabupaten Jembrana memiliki peninggalan budaya dan ilmu pengetahuan

(29)

yang sangat penting, Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahun di Kabupaten Jembrana meliputi Pura Peti Batu yang terletak di Kecamatan Negara, Situs Gilimanuk dan Monumen Lintas Laut Gilimanuk yang terletak di Kecamatan Melaya. Budaya masyarakat dengan kearifan budaya lokal serta adat istiadatnya merupakan salah satu potensi wisata yang besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Terdapat pula Wisata budaya dan ziarah yakni Makam Mbah Temon dan Jayaprana yang dapat menjadi potensi wisata yang dapat dikembangkan lebih lanjut.

 Potensi Kawasan Perlindungan Bawahan Terdiri dari Kawasan Hutan Lindung, Kawasan Resapan Air dan Kawasan Karst Kelas I;Kawasan perlindungan bawahan di Kabupaten Jembrana memiliki potensi untuk melindungi/memperkecil bahaya tanah longsor atau banjir menuju kawasan bawahannya, melalui peresapan air ke dalam tanah dapat meningkatkan volume air tanah, dan melindungi flora dan fauna yang masih berkembang untuk menghindari kepunahan.

 Potensi Kawasan Perlindungan Setempat Terdiri dari Kawasan Sekitar Mata Air, Kawasan Sekitar Waduk/Danau, Kawasan Sekitar Sempadan Sungai, Pantai, Kawasan Sekitar Sempadan Sungai diKawasan Permukiman, Kawasan Pantai Berhutan Bakau/Mangrove, Kawasan Terbuka Hijau Kota, Kawasan Suci, dan Kawasan Kesucian Pura;adanya kawasan-kawasan suci yang dipandang memiliki nilai kesucian (kawasan Suci) oleh umat Hindu di Bali seperti kawasan gunung, danau, campuhan, pantai, laut dan mata air memudahkan dalam pengelolaan dan pengamanan terhadap kawasan perlindungan setempat, begitu pula dengan penetapan kawasan radius kesucian pura atau daerah kekeran dimana dalam suatu kawasan yang hanya boleh ada bangunan yang terkait dengan kehidupan keagamaan (Hindu), misalnya pendirian Dharmasala, Pasraman dan sebagainya, bagi kemudahan umat Hindu melakukan kegiatan keagamaan, sebaran lokasi radius kesucian pura berada disekitar lokasi pura-pura Dhang Kahyangan yang tersebar di seluruh Kecamatan di Kabupaten Jembrana.

b) Potensi Kawasan Budidaya Potensi Budidaya terdiri atas:

 Potensi Hutan produksi;selain memiliki fungsi ekonomi utama hasil kayu, juga memiliki hasil sampingan dan perlindungan kawasan sebagai kawasan lindung, maka segala kegiatan dan pengembangan daerah terbangun harus dikendalikan secara ketat. Kawasan hutan produksi dapat mendukung keanekaragaman hayati.

 Pengembangan lahan pertanian;dikembangkan sesuai dengan kondisi irigasi di masing-masing wilayah Kabupaten. Pertanian di Kabupaten Jembrana merupakan sektor yang masih mendominasi struktur ekonomi Kabupaten Jembrana, secara umum Kabupaten Jembrana memiliki potensi sebagai salah satu lumbung padi nasional, merupakan wilayah penghasil tanaman pangan dengan berbagai komoditas unggul, wilayah penghasil tanaman hortikultura dengan kualitas ekspor.

 Potensi perikanan;budidaya air tawar, sangat besar dan belum sepenuhnya dikembangkan, hasil budidaya perikanan budidaya air tawar juga belum banyak diolah sehingga tidak memberi nilai tambah yang besar. Salah satu potensi perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi adalah budidaya ikan air laut

(30)

(tambak) dan penangkapan ikan air laut yang telah didukung dengan adanya Pelabuhan Pelelangan Ikan dan pengembangan teknologi pengolahan ikan air laut pasca panen.

 Potensi Peternakan;ternak besar (sapi, babi, kambing, kerbau, kuda dan domba), maupun unggas (ayam dan itik) cukup besar di Kabuaten Jembrana. Peternakan ini memiliki potensi untuk diolah menjadi komoditas yang bernilai ekonomis tinggi. Penduduk Kabupaten Jembrana mayoritas beragama Hindu membutuhkan babi untuk berbagai keperluan selain dikonsumsi juga untuk keperluan upacara, selain babi populasi kedua banyak dipelihara adalah sapi. Sapi di samping dipotong untuk dikonsumsi dagingnya oleh masyarakat Jembrana, juga dikirim antar pulau ke Jawa, terutama ke Jakarta.

 Potensi pariwisata; banyaknya dan beragamnya objek dan daya tarik pariwisata di Kabupaten Jembrana yang dapat menarik pangsa pasar, namun belum optimal dikembangkan. Keindahan alam dan pantai yang masih alami, Taman Nasional Bali Barat, Bangunan-bangunan yang suci dan berbagai atraksi budaya yang dapat dijumpai diseluruh wilayah Kabupaten Jembrana merupakan potensi yang sangat besar bagi perkembangan wisata di Kabupaten ini.

 Potensi pengembangan Permukiman; permukiman perdesan dan perkotaan yang terintegrasi dapat mendorong terjadinya keseimbangan perkembangan wilayah sekaligus mendorong pertumbuhan secara lebih merata. Masing-masing kawasan permukiman dikembangkan sesuai potensi masing-masing akan dapat mempercepat pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan serta wilayah sekitarnya.

 Potensi pengembangan industri; dengan kebijakan pengembangan industri kecil dan menengah melalui pemberian kemudahan dalam akses produksi, distribusi dan pemasaran dengan program pembinaan dan pengembangan industri. Area industri di Kabupaten Jembrana masih terbuka bagi investor, kondisi tersebut dapat ditunjukan adanya kawasan industri yang berkembang di Pengambengan, sektor industri yang berpotensi untuk dikembangkan adalah industri perikanan dan kerajinan. Selain industri tersebut pengembangan industri Agrobisnis di Kabupaten Jembrana menunjukkan potensi yang sangat besar untuk dikembangkan.

 Potensi pertambangan; Pengembangan pertambangan di Kabupaten Jembrana berdasarkan hasil analisis ekonomi bukan merupakan Skala Prioritas Pengembangan sektor di Kabupaten Jembrana hal ini dikarenakan potensi pengembangan sektor ini sangat kecil dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya di Kabupaten Jembrana.

 Potensi Perdagangan; khususnya melalui Kota Negara memiliki potensi perdagangan skala wilayah dan nasional.

 Potensi kawasan pusat pemerintahan dan core Budaya; ketersediaan fasilitas yang cukup dengan berbagai inovasi sehingga dapat melayani seluruh wilayah di Kabupaten Jembrana dan menjadi “wajah” kebudayaan masyarakat Kabupaten Jembrana.

(31)

c) Potensi Kawasan Strategis

Kabupaten Jembrana memiliki beberapa kawasan strategis yang dapat diprioritaskan dalam penangganannya, kawasan tersebut memberikan potensi yang besar terhadap pembangunan, merupakan kawasan yang dapat memberikan manfaat bagi kelangsungan hidup masyarakat, memiliki potensi sebagai kawasan yang dikendalikan tata ruangnya, dan kawasan yang berpotensi mendorong perkembangan kawasan sekitar dan atau berpengaruh terhadap perkembangan Kabupaten Jembrana secara umum.

d) Potensi Kawasan Pesisir Dan Kepulauan

Kawasan pesisir di kabupaten Jembrana terbentang dari Gilimanuk di kecamatan Melaya sampai desa Pengeragoan di kecamatan Pekutatan memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata dan keanekaragaman hayati yang bernilai ekonomi tinggi seperti berbagai jenis ikan, udang dan kerang, yang kesemuanya merupakan aset yang sangat strategis untuk dikembangkan dengan basis kegiatan ekonomi pada pemanfaatan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan (environmental service). Kawasan pulau-pulau kecil di kabupaten Jembrana merupakan kawasan hutan lindung Taman Nasional Bali Barat, pemanfaatan secara ekonomi terhadap pulau kecil adalah pengembangan objek dan daya tarik wisata terbatas.

e) Wilayah Rawan Bencana

Kawasan rawan bencana alam adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam. Kawasan rawan bencana di Kabupaten Jembrana meliputi Kawasan rawan banjir, longsor, abrasi pantai dan rawan air pasang.

1. Wilayah Rawan Banjir

Lokasi sering terjadinya banjir di Kabupaten Jembrana yaitu di Kecamatan Pekutatan di Desa Pangyangan yang diakibatkan oleh meluapnya sungai Banjar Yeh Lebah, dan Lingkungan Koprahan dan di Kecamatan Negara mulai Kelurahan Baler Bale Agung, Kelurahan Lelateng dan Kelurahan Loloan Barat dan di Desa Pengambengan yang diakibatkan oleh fungsi pembuangan air (drainase) kota belum tertangani secara menyeluruh baik dari segi perencanaan teknik maupun pelaksanaan fisiknya. Luas keseluruhan kawasan rawan bencana banjir di Kabupaten Jembrana hampir mencapai ± 200 Hektar.

2. Wilayah Rawan Longsor

Di Kabupaten Jembrana kawasan yang rawan terhadap bahaya Longsor/Erosi terutama di Desa Berangbang Kecamatan Negara yang letak lokasinya yaitu di Dusun Pengajaran Kaler, dalam Kawasan Hutan Lidung RPH Candikusuma yang luasnya yaitu sekitar ± 1 hektar, Desa Manggisari Kecamatan Pekutatan lokasinya di permukiman penduduk yang luasnya sekitar ± 2 hektar dan yang ketiga di Desa Yeh Sumbul Kecamatan Mendoyo lokasinya terdapat di Pangkung Languan Mekar, di Pemukiman penduduk yang luasnya yaitu ± 3 hektar.

3. Wilayah Rawan Air Pasang Laut

Posisi Kabupaten Jembrana yang merupakan bagian dari pulau Bali merupakan daerah yang berpotensi rawan air pasang. Desa di wilayah pesisir Kabupaten

(32)

Jembrana yang memiliki tingkat kerawanan tinggi adalah Desa Candikesuma, Desa Gilimanuk, Desa Melaya, Desa Nusa sari, Desa Tuwed, Desa Air Kuning, Desa Banyubiru, Desa Budeng, Desa Cupel, Desa Pengambengan, Desa Perancak, Desa Tegal Bandeng Barat, Desa Tegal Bandeng Timur, Desa Yeh Kuning, Desa Delod Berawah, Desa Penyaringan, Desa Yeh Embang, Desa Yeh Embang kangin, Desa Yeh Embang Kauh, Desa Gumrih, Desa Medewi, Desa Pangyangan, Desa Pekutatan, Desa Pengeragoan, dan Desa Yeh sumbul.

Kawasan rawan bencana alam di Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada Gambar 2.6 berikut:

Gambar 2.5

Peta Rawan Bencana Kabupaten Jembrana

Sumber: Bappeda dan PM Tahun 2014

Pada tahun 2013 berdasarkan Data Agregat Kependudukan Kabupaten Jembrana Tahun 2013, jumlah penduduk Kabupaten Jembrana adalah sebesar 321.008 jiwa terdiri dari laki-laki 160.337 jiwa, perempuan 160.671 Jiwa. Perbandingan penduduk laki-laki-laki-laki dengan perempuan (Sex Ratio) di Kabupaten Jembrana pada akhir tahun 2013 mencapai 99,79 % yang berarti bahwa setiap 100 orang laki-laki bisa dipasangkan dengan 99,79 orang perempuan.

Data selengkapnya terkait dengan perkembangan kependudukan di Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.4

Penduduk Jembrana Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2013

Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jml Pddk

Negara 46.785 46.285 93.070 Mendoyo 35.301 35.722 71.023 Pekutatan 15.497 15.720 31.217 Melaya 31.588 31.320 62.908 Jembrana 31.166 31.624 62.790 Total 160.337 160.671 321.008

(33)

Grafik 2.1

Rincian Penduduk Menurut Kelamin

Sumber data : Buku Data Agregat Kependudukan Kab. Jembrana Tahun 2013

Perkembangan penduduk Kabupaten Jembrana selama empat tahun dapat dilihat pada tabel 2.5

Tabel 2.5

Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Jembrana Th 2010 - 2013

No Tahun Jumlah Penduduk Kenaikan % Ket

1 2010 307.804 2.848 0,93 Rata-rata Pertumbuhan 1,36 % 2 2011 311.573 4.769 1,54 3 2012 317.117 5.544 1,75 4 2013 321.008 3.891 1,23

Sumber: Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Jembrana 2013

Dengan jumlah penduduk sebesar 321.008 jiwa dan luas wilayah 841,80 km2, kepadatan penduduk Kapupaten Jembrana adalah sebesar 381,335 jiwa/km2.

Tabel 2.6

Penduduk Jembrana Berdasarkan Kelompok Umum Pendidikan dan Usia Produktif

KECAMATA N 0-4 th 5-6 th 7-12 th 13-15 th 16-18 th 19-25 th 26-45 Th 46-55Th >= 56 th PDDKJML NEGARA 6.448 3.381 9.734 5.037 4.519 10.252 31.245 11.177 11.277 93.070 MENDOYO 4.206 2.366 6.752 3.523 3.268 7.192 22.359 9.755 11.602 71.023 PEKUTATAN 1.914 1.074 3.071 1.474 1.418 3.127 10.144 4.237 4.758 31.217 MELAYA 4.017 2.198 6.560 3.352 2.999 6.623 20.950 7.609 8.600 62.908 JEMBRANA 4.113 2.062 6.043 2.977 2.846 6.434 20.986 8.499 8.830 62.790 TOTAL 20.698 11.081 32.160 16.363 15.050 33.628 105.684 41.277 45.067 321.008

Sumber data : Buku Data Agregat Kependudukan Kab. Jembrana Tahun 2013.

Dilihat dari tabel diatas, jumlah penduduk Kabupaten Jembrana pada usia produktif 16 s/d 55 tahun cukup tinggi sebanyak 275.941 orang mencapai 85,96 %, dan ini merupakan potensi Sumber Daya Manusia untuk pembangunan di Kabupaten Jembrana sehingga memerlukan pengelolaan yang baik agar betul-betul mejadi sumber daya yang produktif dan bermanfaat bagi pembangunan khususnya di Kabupaten Jembrana.

Komposisi penduduk di Kabupaten Jembrana menurut mata pencaharian sebagian besar adalah sebagai berikut :

(34)

Tabel 2.7

Penduduk Jembrana Berdasarkan Jenis Pekerjaan

KECAMATAN Belum/Tidak Bekerja

Mengurus Rumah Tangga

Pelajar/

Mahasiswa siunanPen

Pegawai/TNI/ Polri/Politik/ Prangat Desa Perdagangan/ Industri / Jasa/ Tukang Pertanian/ Perkebunan/ Perikanan Total NEGARA 27.916 15.021 11.190 478 3.052 22.920 12.493 93.070 MENDOYO 17.739 6.619 9.083 349 2.161 15.215 19.857 71.023 PEKUTATAN 7.953 2.527 3.756 98 736 6.091 10.056 31.217 MELAYA 18.300 8.865 7.247 233 1.813 15.142 11.308 62.908 JEMBRANA 17.533 9.216 7.745 427 2.935 16.686 8.248 62.790 TOTAL 89.441 42.248 39.021 1.585 10.697 76.054 61.962 321.008 Sumber data : Buku Data Agregat Kependudukan Kab. Jembrana Tahun 2013.

Komposisi penduduk di Kabupaten Jembrana menurut mata pencaharian sebagian besar adalah sebagai petani sebesar 19,30 %, dan mata pencaharian pada sektor pertambangan, industri pengolahan, bangunan, pedagang, transportasi/ komunikasi, keuangan, jasa, lainnya adalah sebesar 23,69 %, dan bekerja pada sektor Pegawai/TNI/POLRI/ Politik dan perangkat desa sebesar 3,33 % dari jumlah penduduk di Kabupaten Jembrana.

Komposisi penduduk di Kabupaten Jembrana berdasarkan agama dapat dilihat dari tabel 2.8 di bawah ini :

Tabel 2.8

Penduduk Jembrana Berdasarkan Agama KECAMATAN ISLAM KRISTEN KATHOLIK HINDU BUDHA KONGHU

CHU ALIRAN KEPER-CAYAAN Total NEGARA 40.979 1.178 691 49.694 509 15 4 93.070 MENDOYO 5.056 171 41 65.710 43 0 2 71.023 PEKUTATAN 5.286 59 301 25.566 3 0 2 31.217 MELAYA 17.148 2.153 1.392 42.141 73 0 1 62.908 JEMBRANA 12.860 529 361 48.596 441 0 3 62.790 TOTAL 81.329 4.090 2.671 231.707 1.069 15 12 321.008 Sumber data : Buku Data Agregat Kependudukan Kab. Jembrana Tahun 2013

Komposisi penduduk di Kabupaten Jembrana menurut agama mayoritas memeluk agama Hindu sebesar 72,18 %, islam sebesar 25,33 %, kristen sebesar 1,27%, katholik sebesar 0,83 %, budha sebesar 0,33 %, konhuchu sebesar 0,004 %, aliran kepercayaan sebesar 0,003 %.

2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Menurut Permendagri Nomor 54 tahun 2010, Aspek Kesejahteraan Masyarakat terdiri atas:

a. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi ditunjukkan dengan pertumbuhan PDRB, Laju Inflasi, PDRB Perkapita, Indeks Gini, dan Persentase Penduduk di Atas Garis Kemiskinan.

1) Pertumbuhan PDRB Kabupaten Jembrana

Struktur perekonomian Kabupaten Jembrana berdasarkan indikator distribusi persentase nilai tambah bruto sektoral, meliputi 9 sektor yaitu Pertanian, Pertambangan dan

(35)

Restoran, Pengangkutan dan Komunikasi, Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, serta Jasa-jasa. Dari ke-9 sektor tersebut dikelompokkan menjadi Sektor Primer (Pertanian, Pertambangan dan Penggalian), Sektor Sekunder (Industri Pengolahan, Listrik, Gas dan Air Bersih, Bangunan), Sektor Tersier (Perdagangan, Hotel dan Restoran, Pengangkutan dan Komunikasi, Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, serta Jasa-jasa). Dalam kurun waktu periode tahun 2011 – 2014, struktur perekonomian Kabupaten Jembrana mengalami sedikit pergeseran/ perubahan seperti diagram berikut :

Tabel 2.9

PDRB Menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku Kabupaten Jembrana Tahun 2010 - 2013 No Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 % kenaikan 1 2 3 4 5 6 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pertanian Penggalian Industri

Listrik dan Air Minum Bangunan Perdagangan, Hotel, Retoran Pengangkutan, Komunikasi Perbankan /Keuangan Jasa 903.027,21 17.685,84 280.344,61 62.017,73 237.085,91 899.558,40 582.575,18 175.114,91 446.728,59 934.260,76 20.251,66 303.128,19 70.707,46 266.787,73 1.018.974,46 642.505,72 189.939,26 489.753,02 1.056.917,33 22.581,55 330.434,02 82.406,81 301.174,56 1.157.322,27 706.931,34 206.605,02 539.164,02 1.197.840,88 24.875,36 359.391,24 94.196,54 343.895,81 1.323.823,97 774.374,07 234.576,83 629.793,73 13,33 % 10,16 % 8,76 % 14,31 % 14,18 % 14,39 % 9,54 % 13,54 % 16,81 % Total 3.604.138,38 3.936.308,26 4.403.536,92 4.982.768,43 13,15 %

Sumber: Jembrana Dalam Angka Tahun 2014

Berdasarkan tabel tersebut, kontribusi dibidang pertanian dan perdagangan masih dominan menyusul, bidang pengangkutan dan bidang Jasa, terlihat bahwa kontribusi masing-masing lapangan usaha terhadap PDRB setiap tahun mengalami peningkatan, keadaan ini merupakan salah satu indikator bahwa Kabupaten Jembrana merupakan daerah agraris dan sebagian besar penduduknya bekerja pada sektor pertanian dan Perdagangan dalam arti luas.

Berikut dapat disajikan perbandingan besaran PDRB Kabupaten Jembrana berdasarkan Harga Konstan dan Harga Berlaku dari Tahun 2008 – 2012 sebagai berikut :

Tabel 2.10

PDRB Atas Dasar Harga Konstan , PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Jembrana Tahun 2009 – 2013

Tahun Atas Dasar Harga KonstanPDRB (dalam jutaan Rp)

PDRB

Atas Dasar Harga Berlaku (dalam jutaan Rp) 2009 2010 2011 2012 2013 1.663.345,43 1.739.283,69 1.836.899,81 1.945.292,01 2.049.926,92 3.277.309,44 3.604.138,38 3.936.308,26 4.403.536,91 4.982.768,43 Sumber: Jembrana Dalam Angka Tahun 2014

Referensi

Dokumen terkait

Serta variabel dependen yang digunakan yaitu kinerja keuangan yang diukur menggunakan Rasio likuiditas yaitu current ratio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan produktivitas antara sapi Simmental dan Limousin yang dipelihara di BPTU-HPT Padang Mengatas yang

Transfer Level Software Defined Radio (RTL SDR) dengan bandwidth yang telah ditentukan, maka hasil yang didapatkan penulis yaitu terdapat frekuensi harmonik yang

Bakat tidak akan berkembang manakala tidak didukung dengan program pendidikan yang sesuai. Sistem pengayaan dengan mengadakan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler menjadi

Pembelajaran Matematika menggunakan metode Lattice oleh guru ternyata hasilnya belum memuaskan. Dari hasil pengamatan refleksi ini diadakan berdasarkan : 1)

Artinya, ketika densitas tiap jenis bintang laut diperoleh tinggi, maka jumlah individu, luas area mikrohabitat yang ditempati, dan luas area yang ditempati bagi

PEMBANGUNAN 6 UNIT PASAR KULINER , BUAH DAN PKL (JEMBATAN KEMBAR, GERUNG, BATULAYAR, PUSUK PASS, GERIMAX, KERU) PDE Setda Lobar-2012... JENIS KOPERASI, ANGGOTA, PENGURUS,

Pariwisata memberikan dampak yang baik untuk pembangunan di mana dengan adanya sebuah wisata di suatu daerah, maka pembangunan infrastruktur akan ada untuk