• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBINGKAIAN BERITA PERNYATAAN GUBERNUR DKI JAKARTA TERHADAP PEMERKOSAAN DI ANGKUTAN KOTA PADA SITUS BERITA ONLINE KOMPAS.COM DAN TEMPOINTERAKTIF.COM ( Studi Analisis Framing Pemberitaan Pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, Terhadap Pemerkosaan di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBINGKAIAN BERITA PERNYATAAN GUBERNUR DKI JAKARTA TERHADAP PEMERKOSAAN DI ANGKUTAN KOTA PADA SITUS BERITA ONLINE KOMPAS.COM DAN TEMPOINTERAKTIF.COM ( Studi Analisis Framing Pemberitaan Pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, Terhadap Pemerkosaan di"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

PADA SITUS BERITA ONLINE KOMPAS.COM DAN

TEMPOINTERAKTIF.COM

( Studi Analisis Fr aming Pember itaan Per nyataan Guber nur DKI J akar ta, Fauzi Bowo, Ter hadap Pemer kosaan di Angkutan Kota D-02 DKI J akar ta Pada Situs Ber ita Online

Kompas.com dan Tempointer aktif.com)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan Dalam Memperoleh Gelar Sar jana Pr ogram Studi Ilmu Komunikasi Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

UPN Veter an J awa Timur

OLEH : FUNANTEAS NPM. 0743010196

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

Alhamdulillahirabbil ‘aalamin, segala puji syukur bagi Allah SWT semata,

kedamaian dan kesejahteraan dari-Nya semoga tercurah bagi Rasulullah SAW, beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya. Penghargaan tinggi bagi penulis sehingga skripsi

berjudul PEMBINGKAIAN BERITA PERNYATAAN GUBERNUR DKI

J AKARTA TERHADAP PEMERKOSAAN DI ANGKUTAN KOTA PADA SITUS BERITA ONLINE KOMPAS.COM DAN TEMPOINTERAKTIF.COM “ (Studi Analisis Framing Pemberitaan Pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi

Bowo, Terhadap Pemerkosaan di Angkutan Kota D-02 DKI Jakarta Pada Situs Berita Online Kompas.com dan Tempointeraktif.com) dapat peneliti susun dan selesaikan guna memenuhi persyaratan penyelesaian Pendidikan Strata Satu (S1), Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), UPN ”Veteran” Jawa Timur.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini:

1. Pr of. DR. Ir. Teguh Soedar to, MP, selaku Rektor UPN “Veteran” Jatim.

2. Dr a.Ec.Hj. Supar wati, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UPN “Veteran” Jatim.

3. Dr a. Sumar djijati, Msi, sebagai wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yang telah sangat membantuku dalam dukungan moril. Like my mother, makasih ibu.

(3)

6. My Parents n my little bro, Ridar.. (Tak tau harus berkata apa, yang jelas terima kasih telah tulus memberiku motivasi dan doa. ).

7. Kokoro no tomo, Bagus Setijanto.. (thank u so much, thank u for ur love to keep me survive, I love u, my Dear)

8. My beloved “Stress Family” (New Mommy Retno Susanti as “Mbak yu”, Doddy Bagus si Luthu as “Anjing”,my motivator Bayu Hardiyanto as “ Babi”, my EX- Fitriyan Anggraini as “Pateme” and her devil couple but cuty angel for me, si Ajeng Ariestyanti alias Vella Tjur Wati)

9. The Unpredictable person who really help me with support, thank you for everything 10. Seluruh pihak yang tak dapat disebutkan atas keterbatasan halaman ini (You’ve no

idea how much I appreciate each of you. However, thanks a bunch!).

Dengan penuh kerendahan hati, peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran selalu diharapkan demi tercapainya hal terbaik dari skripsi ini. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat sekaligus menambah pengetahuan bagi berbagai pihak. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan dan melapangkan upaya kita dalam menjalankan kehidupan. Amin Yaa Robb…

(4)

HALAMAN J UDUL ………. i

HALAMAN PENGESAHAN ……….. ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ………. vii

DAFTAR LAMPIRAN ……… ix

ABSTRAK ……….... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ………... 1

1.2 Perumusan Masalah ……….. 11

1.3 Tujuan Penelitian ……….. 11

1.4 Kegunaan Penelitian ………. 11

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori ... 12

2.1.1 Jurnalisme Online Sebagai Media Massa ... 12

2.1.2 Situs Berita Online ... 14

2.1.3 Ideologi Media ... 19

2.1.4 Berita Sebagai Hasil Konstruksi Realitas ... 20

2.1.5 Kriteria Umum Nilai Berita ... 22

2.1.6 Teori Agenda Setting ... 24

2.1.7 Sistem Pengendalian Sosial ... 26

2.1.8 Analisis Framing ... 27

2.1.9 Proses Framing Robert N. Entman ... 29

(5)

3.1 Subyek dan Obyek Penelitian ... 36

3.2 Unit Analisa ... 36

3.3 Populasi dan Korpus ... 37

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.5 Teknik Analisa Data ... 41

3.6 Tahapan-Tahapan Analisis Framing ………. 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ………. 44

4.1.1 Sejarah kompas.com ………. 44

4.1.2 Sejarah tempointeraktif.com ………. 50

4.2 Penyajian Data ……….. 51

4.3 Analisis Framing Berita kompas.com dan tempointeraktif.com …….. 52

4.3.1 Berita Pada Situs Berita Online kompas.com ………. 52

4.3.2 Berita Pada Situs Berita Online tempointeraktif.com …………. 66

4.4 Frame kompas.com dan tempointeraktif.com ………... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……… 86

5.2 Saran ………. 88

DAFTAR PUSTAKA ... 89

(6)

GUBERNUR DKI JAKARTA TERHADAP PEMERKOSAAN DI ANGKUTAN KOTA

PADA SITUS BERITA ONLINE KOMPAS.COM DAN TEMPOINTERAKTIF.COM.

(Studi Analisis Framing Pemberitaan Pernyataan Gubernur DKI Jakarta Terhadap

Pemerkosaan di Angkutan Kota Pada Situs Berita Online kompas.com dan

tempointeraktif.com).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana situs berita online

kompas.com dan tempointeraktif.com dalam membingkai pemberitaan pernyataan

Gubernur DKI Jakarta terhadap pemerkosaan di angkutan kota.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis framing dengan metode penelitian

kualitatif. Perangkat framing yang digunakan adalah milik Robert N. Entman yang terdiri

dari empat elemen yakni problems identification, causal interpretation, moral evaluation,

dan treatment recommendation.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam seputar pernyataan Gubernur

DKI Jakarta, Fauzi Bowo, terhadap pemerkosaan di angkutan kota, memiliki persperktif

yang berbeda antara kompas.com dan tempointeraktif.com. Situs berita online

kompas.com lebih menekankan isu pernyataan Gubernur DKI Jakarta kea rah bahwa

pemerkosaan bukan disebabkan karena rok mini. Sedangkan tempointeraktif.com

menekankan bahwa pernyataan Gubernur DKI Jakarta mengenai rok mini merupakan

suatu himbauan.

ABSTRACT

FUNANTEAS.0743010196. Framing NEWS JAKARTA DECLARATION OF

GOVERNORS OF RAPE IN THE CITY TRANSPORT NEWS SITES AND ONLINE

KOMPAS.COM TEMPOINTERAKTIF.COM. (Study Framing Analysis of Coverage

Statement Jakarta Governor Against Rape in the City Transport On Site Online News and

tempointeraktif.com kompas.com).

The purpose of this study was to determine how online news sites and

tempointeraktif.com kompas.com in framing the news statement Jakarta governor against

rape in urban transportation.

This study uses framing analysis techniques with qualitative research methods.

Framing device used was owned by Robert N. Entman which consists of four elements,

namely the identification problems, causal interpretation, moral evaluation, and treatment

recommendation.

(7)
(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belaka ng Masalah

Media massa merupakan salah satu sarana pemenuhan kebutuhan

akan informasi bagi masyarakat. Definisi media massa terbagi daam dua macam, yaitu pers dalam arti sempit dan pers dalama arti luas. Pers dalam arti sempit meliputi media cetak, sedangkan pers dalam arti luas mancakup media cetak dan media elektronik. (Rahmadi dalam Eriyanto, 2002:35). Pers memiliki empat fungsi khusus, yaitu fungsi memberikan informasi, membidik, menghibur dan mempengaruhi, serta media massa berfungsi sebagai social control. Dari sini bisa kita lihat bahwa media massa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat,baik dari segi moral, sosial, dan pengetahuan yang dimiliki masyarakat.

(9)

Seperti yang telah disepakati oleh Althuser dan Gramsel, bahwa media massa bukan sesuatu yang bebas, independen, tetapi memiliki keterkaitan dengan realitas sosial, ada berbagai kepentingan yang bermain dalam media massa, maka media massa tidak mungkin berdiri statis di tengah-tengah, dia akan bergerak dinamis diantara pusaran-pusaran kepentingan yang sedang bermain (Sobur,

2006:30). Lebih dari itu, penyampaian dari sebuah berita ternyata menyimpan subyektivitas penulis. Berbeda dengan kalangan tertentu yang memahami betul gerak pers. Mereka akan menilai lebih dalam terhadap pemberitaan, yaitu dalam setiap penulisan berita menyimpan ideologi atau latar belakang seorang penulis. Penulis akan memasukka ide-ide mereka dalam analisis terhadap data-data yang diperoleh di lapangan. (http://www.oke.or.id/tutorial/kapita.doc) diakses pada 27 September 2011 pukul 10:56.

Hampir sama dengan pernyataan di atas, maka untuk membuat berita menjadi lebih menarik atau mampu mempengaruhi khalayak, maka media akan melakukan penonjolan-penonjolan atau penghilangan bagian-bagian tertentu dan

(10)

intensitasnya dengan menggabungkan funsi-fungsi dari teknologi internet dengan media tradisioanal (Santana, 2005:135). Di Indonesia, walaupun internet dikenali sebagai media yang relatif baru, namun sudah bisa disebut sebagai media versi ke-4, di smaping tiga media tradisioanl yang sudah hadir sebelumnya, yaitu media cetak, radio, dan televise. Internet adalah teknologi yang baru yang bisa

mengadakan perubahan radikal dalam area informasi dan komunikasi, maka terciptalah apa yang kita sebut dengan media online. Media online adalah media massa yang dapat kita temukan di internet. Sebagai media massa, media online juga menggunakan kaidah-kaidah jurnalistik dalam system kerja mereka. Media online adalah sebuah media yang mampu menampung segala macam bentuk atau format dari media lama, yaitu dalam bentuk teks, gambar, audio, dan video yang kemudian disajikan kepada khalayak dalam bentuk berita yang singkat, padat, dan lengkap. Media online dengan konten berita yang biasa disebut situs berita online adalah salah satu sarana agar sebuh organisasi berita dapat menampilkan dan mendistribusikan isinya kepada masyrakat secara langsung yang terbagi berdasarkan keadaan geografis atau perbedaan ketertarikan (Stoval, 2005:124).

(11)

berita yang paling up to date secepat mungkin. Situs berita online tidak harus menunggu hingga seluruh data terkumpul, walaupun hanya sedikit biasanya langsung dilaporkan. Jika ada perkembangan baru mengenai peristiwa tersebut, maka akan dilaporkan kembali. Demikian seterusnya, oleh karen itu aturan penulisan di dalam situs berita online cenderung lebih bebas, tidak terllau terpaku

pada kaidah-kaidah bahasa dan juarnalistik yang berlaku umum, jadi intinya bahasa digunakan pada situs berita online haruskah singkat, padat, dan menarik (jonru.multiply.com/journal/item128) diakses pada tanggal 27 September 2011 pukul 11:33 WIB. Penulisan berita pada situs berita online tentu saja berbeda dengan media massa cetak atau elektronik lainnya. Menulis berita pada situs berita online diikiuti dengan mengentry data atau informasi, up-load dan deadline berita yang didapatkan jauh lebih cepat daripada media lain yang mungkn berusia satu hari atau mungkin dalam hitungan jam. Sedangkan berita pada media ini hanya berusia menit atau bahkan detik. Meskipun demikian, jurnalisme online yang mereka gunakan tetaplah penerapan jurnlistik pada umummnya atau menganalisa fakta-fakta dan kejadian yang benar-benar terjadi dipilih dan disusun oleh reporter, penulis, dan editor, untuk menceritakan sebuah kejadian atau peristiwa berdasarkan sudut pandang utamanya (Hadi, 2006:36). Dari sini lah peneliti tertarik untuk meneliti menganai frame yang digunakan oleh media massa khususnya situs berita online pada pemberitaan pernyataan Gubernur DKI Jakarta terhadap pemerkosaan di angkutan kota D-02 DKI Jakarta, pada 1 September 2011.

(12)

dan pemihakannya. Tentu saja penonjolan-penonjolan pada aspek-aspek tertentu dari peristiwa yang sama akan berbeda pula. Pada penelitian ini, situs berita online yang digunakan sebagai objek penelitian adalah kompas.com dan tempointeraktif.com. karena kedua situs ini sudah dikenal oleh pengguna internet sebagai situs berita yang selalu menyajikan dan meng up-date berita teraktual

dalam waktu yang cepat. Selain itu karena memang terdapat perbedaan yang cukup besar antara kompas.com dengan tempointeraktif.com dalam memberitakan peristiwa pernyataan Gubernur DKI Jakarta terhadap perkosaan di angkutan kota D-02. Membandingkan kedua situs berita online tersebut, peneliti berharap dapat mengetahui perbedaan pemberitaan yang dilakukan oleh kedua media yang telah dipilih, hal ini berdasarkan pernyataan bahwa tidak ada satupun media yang memiliki sikap independensi dan objektivitas yang absolut. Hal tersebut menujukkan bahwa di balik jubah kebesaran independensi dan objektivitas, seorang jurnalis menyimpan paradoks, tragedi dan bahkan ironi (Eriyanto, 2005:v).

Sepanjang September 2011 kompas.com memuat 9 berita yang berkaitan dengan pernyataan Gubernur DKI Jakarta terhadap perkosaan di angkutan kota D-02 dan 12 berita yang dimuat oleh tempointeraktif.com.

(13)

pakai rok mini, kan agak gerah juga. Sama kayak orang naik motor, pakai celana

pendek ketat lagi, itu yang di belakangnya bisa goyang-goyang” adalah salah.

Terjadinya perkosaan tersebut bukan disebabkan oleh pakaian yang dikenakan korban, melainkan moral dari pelaku pemerkosanya, sehingga pernyataan seperti itu dianggap melecehkan kaum wanita dan menyudutkan korban, yang tidak

sepantasnya diucapkan oleh seorang Gubernur. Sementara itu berbeda dengan tempo.com yang lebih memandang bahwa pernyataan Fauzi Bowo merupakan himbauan kepada masyarakat terutama kaum perempuan, yang kerap menjadi sasaran tindak kejahatan, agar lebih berhati-hati, dengan menjaga penampilan, baik pakaian maupun perhiasan, sehingga tidak mengundang seseorang untuk berbuat kriminal terhadapnya.

17 September 2011 pukul 16:23 WIB, kompas.com merilis berita dengan judul “ Pemerkosaan Tidak Karena Rok Mini”. Komisioner Nasional Perempuan memberikan pernyataan tegas sebagai wujud respon pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, yang melarang perempuan mengenakan rok mini di kendaraan umum, agar tidak terjadi perkosaan dan pelecehan seksual.

(14)

Berbeda dengan tempointeraktif.com pada 16 September pukul 16:06 WIB dengan judul “ Kata Foke, ‘Jangan Pakai Rok Mini di Angkot’ ”. Berita tersebut memuat himbauan kepada kaum hawa agar mereka berhati-hati sekaligus melakukan upaya pencegahan saat menggunakan jasa angkutan umum, pencegahan yang dimaksud adalah tidak mengenakan pakaian yang mengundang

dan perhiasan yang berlebihan.

17 September 2011 pukul 12:57 WIB, tempointeraktif.com kembali memuat berita “ Soal Rok Mini, Foke Dianggap Melakukan Kekerasan Verbal ”. Paragraf pertama dalam berita tersebut adalah “ TEMPO Interaktif, J akar ta - Komisioner Komisi Nasional Anti-Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Neng Dara Affiah mengecam komentar Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo soal maraknya aksi pelecehan dan pemerkosaan yang terjadi didalam angkutan umum. Gubernur yang biasa disapa Foke ini malah menyalahkan perempuan yang rok mini. “, yang kemudian disambung pada paragraf kedua yaitu “Dalam pernyataannya, Foke--demikian Gubernur DKI Jakarta ini biasa

(15)

Pada saat Fauzi Bowo menuai protes dari masyarakat akibat terjadinya pemaknaan ganda dari pernyataannya kepada publik mengenai perkosaan di angkot D-02, salah satu anggota Komnas Perempuan yang diwawancarai oleh Tempo, Sabtu 17 September 2011, mengatakan bahwa, “Daripada Foke sibuk menyalahkan perempuan dan kemudian meminta maaf, kata Dara, sebaiknya Foke

lebih fokus membenahi pemerintahannya dalam hal keamanan di angkutan umum. Justru yang dilakukan Foke seharusnya berjanji memberi jaminan keamanan kepada publik khususnya perempuan,”. tempo.com memberitakan “ Sopir Angkot Wajib Memiliki Identitas”. Itu merupakan tanggapan Gubernur DKI Jakarta dalam menyelesaikan, menanggulangi, serta memenuhi tuntutan masyarakat, agar tidak terulang kembali perkosaan, maupun tindak criminal di angkutan umum.

18 September 2011 pukul 12:59 WIB, tempointeraktif.com dengan judul “ Gara-Gara Rok Mini, Fauzi Bowo Minta Maaf ”. Isi berita tersebut memuat bahwa Fauzi Bowo meluruskan simpang siur berita rok mini dan perkosaan, serta meminta maaf kepada masyarakat sehingga membuat salah tafsir pernyataannya

yang ia sampaikan pada Jumat 16 September 2011 di Balai Kota. tempointeraktif.com juga menuliskan kutipan ucapan Fauzi Bowo, yang mengatakan bahwa, “Saya justru mengutuk aksi pemerkosaan tersebut dan minta pelakunya dihukum seberat-beratnya.”.

(16)

dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih diingat, untuk menggiring interpretasi khalayak sesuai dengan perspektifnya. Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya yang menentukan fakta apa yang

diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak dibawa kemana berita tersebut (Nugroho, Eriyanto Surdiasis dalam Sobur, 2006:162).

Analisis framing merupakan analisis untuk mengkaji pembingkaian realitas (peristiwa, individu, kelompok, dan lain-lain) yang dilakukan oleh media. Pembingkain tersebut merupakan konstruksi yang artinya realitas dimaknai dan direkonstruksi dengan makna dan cara tertentu. Framing digunakan media untuk menonjolkan atau memberikan pemaknaan aspek terttentu sesuai dengan kepentingan media. Akibatnya, hanya bagian tertentu saja yang lebih bermakna, lebih diperhatikan, dianggap penting, dan lebih mengena dalam pikiran khalayak (Kriyantono, 2006:252).

(17)

Terdapat bebrapa model framing dalam penelitian, peneliti memilih untuk menggunakan model penelitian milik Robert N. Entman. Model ini digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan penonjolan aspek tertentu dari realitas oleh media. Framing dapat dipandang sebagai penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas, sehingga isu tertentu mendapatka alokasi lebih besar

daripada isu yang lain. Konsepsi Entman, framing pada dasarnya merujuk pada pemberian definisi, penjelasan, evaluasi, dan rekomendasi dalam suatu wacana untuk menekankan kerangka berpikir tertentu terhadap peristiwa yang diwacanakan (Eriyanto, 2002:186).

Robert N. Entman melihat pembingkaian berita dalam dua dimensi besar, yakni seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas / isu. Penonjolan adalah proses membuat informasi menjadi lebih bermakna, lebih menarik, berarti atau lebih diingat oleh khalayak. Realitas yang disajikan secara menonjol atau mencolok mempunyai kemungkinan lebih besar untuk diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam memahami suatu realitas.

Subyek dari penelitian ini adalah situs berita online kompas.com dan tempointeraktif.com. sedangkan objek dari penelitian ini adalah berita tentang pernyataan Gubernur DKI Jakarta terhadap perkosaan di angkutan kota D-02.

(18)

layaknya media cetak konvensional. Kompas.com dan tempointeraktif.com tidak secara online berdiri sendiri, melainkan sama-sama juga memiliki media cetak yang konvensional.

1.2 Per umusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :

Bagaimana pembingkaian berita pernyataan Gubernur DKI Jakarta terhadap pemerkosaan di angkutan kota D-02 pada situs berita online kompas.com dan tempointeraktif.com?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana situs berita online kompas.com dan tempointeraktif.com dalam membingkai pemberitaan pernyataan Gubernur DKI Jakarta terhadap pemerkosaan di angkutan kota D-02.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Secara teoritis dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dalam bidang ilmu komunikasi khususnya mengenai analisis teks media, yaitu analisis framing dan kegunaannya untuk melihat bagaimana institusi media membingkai realitas kehidupan berdasarkan kepentingannya.

(19)
(20)

BAB II KAJ IANPUSTAKA

2.1 Landasan Teor i

2.1.1 J ur nalisme Online Sebagai Media Massa

Media massa bertambah anggota dengan kelahiran situs-situs berita di ruang cyber. Publik dewasa ini tak hanya mengenal surat kabar, majalah, kantor berita, radio, dan televisi sebagai media massa, tetapi juga situs-situs berita di dalam ruang cyber.

Jurnalisme online adalah tipe baru jurnalisme karena memiliki sejumlah fitur dan karakteristik berbeda dari jurnalisme tradisional. Fitur-fitur uniknya mengemuka dalam teknologinya, menawarkan kemungkinan-kemungkinan tidak terbatas dalam memproses dan menyebarkan berita. J.Pavlik dalam bukunya Journalism and New Media menyebut tipe baru jurnalisme ini sebagai “ contextualized journalism “, karena mengintegrasikan tiga fitur komunikasi yang unik: kemampuan-kemampuan multimedia berdasarkan platform digital, kualitas-kualitas interaktif komunikasi online, dan fitur-fitur yang ditatanya (Santana, 2005:137). Jurnalisme online didefinisikan sebagai suatu proses pelaporan fakta yang diproduksi dan

didistribusikan melalui saluran internet

(http://en.wikipedia.org/wiki/onlinejournalism), diakses pada 25 September 2011 pukul 22:58 WIB. Pada dasarnya jurnalisme konvensional dan jurnalisme

online tidak berbeda jauh, yang memebedakan hanya medium

(21)

menyajikan berita paling up to date secepat mungkin. Setiap ada informasi atau peristiwa terbaru, mereka langsung melaporkannya. Perbedaan ynag paling jelas terletak pada media dan mekanisme efisiensi pencarian, pengolahan, dan penyebarluasan beritanya. Jurnalisme online merupakan jurnalisme yang menganut proses pencarian, pengolahan, dan penyebarluasan informasi melalui

fasilitas dalam media internet. Jurnalisme online tidak terlalu terpaku pada kaidah bahasa yang digunakan jurnalistik secara umum. Karakteristik jurnalisme online yang paling terasa meskipun belum tentu disadari adalah kemudahan bagi penerbit maupun masyarakat untuk membuat peralihan waktu penerbitan dan pengaksesan. Penerbit online bisa menerbitkan maupun mengarsip artikel-artikel untuk dapat dilihat saat ini maupun nanti. Jurnalisme konvensional juga bisa melakukan hal itu, namun jurnalisme online dimungkinkan untuk melakukannya dengan lebih mudah dan cepat karena informasi yang disebarluaskan bisa lebih cepat daripada jurnalisme konvensional.

Beriku adalah keuntungan jurnalisme online, seperti yang tertulis dalam buku “ Online Journalism, Principles and Practices of New for The Web” (Holcomb Hathaway Publisher, 2005).

1. Audience Control. Jurnalisme online memungkinkan audience untul bisa

lebih leluasa dalam memilih berita yang ingin didapatkannya.

2. Nonlinearity. Jurnalisme online memungkinkan setiap berita yang

(22)

3. Storage and Retrieval. Jurnalisme online memungkinkan berita tersimpan

dan diakses kembali dengan mudah oleh audience.

4. Unlimited Space. Jurnalisme online memungkinkan jumlah berita yang

disampaikan/ditayangkan kepada audience dapat menjadi jauh lebih lengkap ketimbang media lainnya.

5. Immediacy. Jurnalisme online memungkinkan informasi dapat

disampaikan secara cepat dan langsung kepada audience.

6. Multimedia Capability. Jurnalisme online memungkinkan bagi tim redaksi

untuk meyertakan teks, suara, gambar, video, dan komponen lainnya di dalam berita yang akan diterima oleh audience.

7. Interactivity. Jurnalisme online memungkinkan adanya peningkatan

partisipasi audience dalam setiap berita. 2.1.2 Situs Ber ita Online

Sejarah media massa memperlihatkan bahwa sebuah teknologi baru tidak pernah menghilangkan teknologi yang lama, namun mensubtitusinya. Hal ini

(23)

dan lain-lain (Hollingsworth, 2003:37). Internet adalah saluran berita yang paling sesuai karena bisa menyajikan informasi ke dalam segala bentuk format media tradisional, yaitu teks, gambar, grafik, audio, dan video (Stovall, 2005:116). Internet adalah medium terbaru yang mengkonvergensikan seluruh karakteristik dan bentuk-bentuk terdahulu. Karena itu yang berubah bukanlah substansinya,

melainkan mode-mode produksi dan perangkatnya (Hill dalam Santana, 2005:135).

Situs berita online merupakan salah satu pemanfaatan internet sebagai saluran komunikasi. Situs berita online adalah salah satu media online yang content oriented. Secara umum situs berita online biasa diidentikan dengan media tradisioanal lainnya, namun versi online yang berbeda adalah situs berita online untuk terbit berkala. Institusi media dapat memuat atau meng-upload artikel, atau materi terbaru, setiap saat ada perkembangan atau perubahan (http://cybertech.cbn.net.id/detil.asp?kategori), diakses pada 25 September 2011 pukul 00:04 WIB.

Situs berita online merupakan situs yang ditujukan untuk menyampaikan berita dan informasi secara periodik kepada khalayaknya. Produksi situs berita menggunakan kebijakan dan praktik jurnalisme tradisisonal dalam mengumpulkan, menulis, dan menyajikan berita. Situs berita online merupakan sebuah sarana bagi institusi media yang menyajikan dan mendistribusikan isinya. Isi berita tersebut ditujukan kepada khalayaknya yang terbagi berdasarkan minat dan wilayah geografis (Stovall, 2005:124).

(24)

1. Real Time. Informasi atau berita dapat dipublikasikan dalam waktu

seketika, baik untuk updating breaking news dan kejadian yang sudah atau sedang terjadi. Hal ini dapat ditemukan pada kedua situs berita yang dipilih oleh peneliti. Kecepatan update kedua situs berita tersebut sudah tidak diragukan lagi, waktu upload berita seringkali berjarak tidak terlalu jauh dengan waktu kejadian

peristiwa dan jarak antar berita dengan berita yang lain juga tidak terlalu berjauhan.

2. Multimedia. Pada jenis media ini pembuat berita dapat memasukkan elemen multimedia seperti teks, gambar suara, music, motion video dan animasi tiga dimensi. Pada kompas.com dan tempointeraktif.com setiap berita yang disajikan selalu disertai image untuk memperjelas berita.

3. Interactive. Hyperlinks yang mewakili mekanisme utama interaktivitas

pada web, sehingga member pilihan pada publik untuk member tanggapan, berinteraksi, atau bahkan meng-customize (menyesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan publik yang bersangkutan) terhadap berita-berita terntenu (interactive).

(25)

4. Asychr onous. Pendistribusian informasi atau berita melewati batas awaktu, sehingga tidak harus mengakses berita atau informasi dalam waktu yang bersamaan. Dengan kata lain keserentakan pada media massa tradisional bukanlah ciri dari media ini, karena para pengguna dapat megakses berita kapanpun dan dimanapun ia berada. Hal ini karena semua informasi yang ada pada situs berita

online bersifat permanen dan memiliki kemampuan data yang tidak terbatas. Selain itu mereka juga menyediakan link untuk perncarian berita yang lampau. Kompas.com yang menyediakan konten “search”, dan tempointeraktif.com menyediakan konten “cari berita”. Search dan cari berita merupakan konten yang disediakan dengan cukup mengetikan judul atau keywords lalu meng-klik simbol

serach, maka khalayak dapat mengakses berita yang lampau.

5. Hypertekstual. Inovasi teknologi internet lainnya yang sering disebut

untuk mengeri arti dari seluruh kejadian dalam satu hari dan konteks yang personal bagi pengguna. Hipertekstualitas terdiri dari dalam bentuk link-link yang menghubungkan pengumuman atau berita pendek ke dalam konteks yang lebih

(26)

gambar bergerak). Data ini kemudian diuraikan kembali ke dalam tampilan layer atau dibuat hard copy-nya (Lister, 2003:14). Sudah jelas sekali bahwa karakteristik ini juga dimiliki oleh kedua situs berita online yang dipilih oleh peneliti. Informasi berupa teks, gambar, audio dna video yang disajikan merupakan bentuk lanjut dari bentuk fisik data yang diubah menjadi tampilan

layer, sehingga para pengguna tidak perlu lagi mengubah data ke dalam bentuk fisik lain seperti pada analog (menggunakan tape magnetik) untuk mendapatkan data berita tersebut.

Sebagai bagian dari media massa, jurnalisme online pun memiliki dan menjalankan fungsi-fungsi media massa, yaitu:

1. Fungsi Infor masi. Melalui media massa, baik cetak maupun elektronik, masyarakat mendapatkan informasi mengenai berbagai fenomena kehidupan bermasyarakat dan bernegara, mulai dari informasi berupa aspek social, kriminalitas, budaya, ekonomi, sampai informasi mengenai politik. Media juga menjadi sarana komunikasi yang efektif antara pemerintah sebagai pengambil kebijakan dengan masyarakat. Berbagai aspek, media merupakan pemberi informasi yang pertama kepada masyarakat.

(27)

pada intinya informasi yang diberikan merupakan upaya pemberdayaan masyarakat.

3. Fungsi Hibur an. Media massa juga memiliki fungsi hiburan, terlebih pada media elektronik yang secara umum merupakan sarana hiburan bagi masyarakat Indonesia pada umumnya. Setiap hari berbagai program acara

ditayangkan di televisi, baik hiburan untuk anak-anak maupun orang dewasa. Bahkan media massa sekarang ini sudah menjadi ‘agama baru’ yang menggeser nilai-nilai moral dari institusi yang lain, baik keluarga, sekolah, maupun agama. 4. Fungsi Kontr ol Sosial. Media melaksanakan fungsi control sosial dalam hudup bermasyarakat dan bernegara. Media memberikan sosialisasi nilai-nilai yang baik dan buruk, dan media menjadi sarana yang efektif dalam memberikan control kepada pengambil kebijakan dengan memberitahukan isu-isu yang memancing opini publik.

2.1.3 Ideologi Media

Konsep ideologi dalam sebuah institusi media massa ikut berpengaruh dalam menentukan arah atau isi pemberitaan yang akan disampaikan kepada pembaca. Hal ini disebabkan karena teks, percakapan, dan lainnya adalah bentuk dari praktik ideologi atau pencerminan dari ideologi tertentu (Eriyanto, 2002:13).

(28)

tertentu.. dapat dikatakan media bukanlah sarana yang netral dalam menampilkan kekuatan dan kelompok dalam masyarakat secara apa adanya, tetapi kelompok dan ideologi yang dominan dalam media itulah yang akan ditampilkan dalam berita-beritanya (Eriyanto, 2002:90).

Pada kenyataanya berita di media massa tidak pernah netral dan objektif.

Jika kita lihat bahasa jurnalistik yang digunakan media manapun selalu dapat ditemukan adanya pemilihan fakta tertentu dan membuang aspek lain yang mencerminkan pemihakan media pada salah satu kelompok atau ideology tertentu. Bahasa ternyatanya tidak pernah lepas dari subyektivitas sang wartawan dalam mengkonstruksi realitas dengan mengetahui bahasa yang digunkan dalam berita, pada saat itu juga kita menemukan ideologi yang dianut oleh wartawan dan media yang bersangkutan.

Konsep ideologi dapat membantu menjelaskan mengapa wartawan memilih fakta tertentu untuk ditonjolkan dari fakta lain, walaupun hal itu merugikan pihak lain menempatkan sumber berita yang satu lebih menonjol daripada sumber lain, ataupun secara nyata atau tidak melakukan pemihakan kepada pihak tertentu. Artinya ideologi wartawan dan media yang bersangkutanlah yang secara strategis menghasilkan berita-berita seperti itu. Dapat dikatakan media merupakan inti instrument ideologi yang tidak dipandang sebagai zona netral dimana berbagai kelompok dan kepentingan ditampung, tetapi lebih menjadi subjek yang mengkonstruksi realitas atas penafsiran wartawan atau media itu sendiri untuk disebarkan kepada khalayak (Eriyanto, 2002:92).

(29)

Pada dasarnya berita merupakan laporan dari peristiwa. Peristiwa disini adalah realitas atau fakta yang diliput wartawan dan pada gilirannya akan dilaporkan secara terbuka melalui media massa (Birowo, 2004:168).

Peristiwa-peristiwa yang dijadikan berita oleh media massa tentunya melalui proses penyeleksian terlebih dahulu, hanya peristiwa yang memenuhi

kriteria kelayakan informasi yang akan dijadikan berita. Peristiwa yang layak untuk dijadikan berita akan diangkat oleh media massa kemudian ditampilkan kepada khalayak (Eriyanto, 2002:26).

Setelah proses penyeleksian tersebut, maka peristiwa itu akan dibingkai sedemikian rupa oleh wartawan. Pembingkaian yang dilakukan oleh wartawan tentunya melalui proses konstruksi. Proses konstruksi atau suatu realitas ini dapat berupa penonjolan dan penekanan pada aspek tertentu, atau dapat juga ada bagian yang dihilangkan, luput, atau bahkan disembunyikan dalam pemberitaan (Eriyanto, 2002:3).

Berita merupakan hasil konstruksi sosial dimana selalu melibatkan pandangan, ideologi, dan nilai-nilai dari wartawan ataupun institutsi media, tempat dimana wartawan tersebut bekerja. Bagaimana relaitas tersebut dijadikan berita sangat bergantung pada bagaimana fakta itu dipahami dan dimaknai (Birowo, 2004:176).

(30)

Keberpihakan pemberitaan media terhdap salah satu kelompok atau golongan dalam masyarakat, dalam banyak hal tergantung pada etika, moral, dan nilai-nilai. Aspek-aspek etika, moral, dan nilai-nilai tertentu tidak mungkin dihilangkan dalam pemberitaan media. Hal ini merupakan bagian dari integral dan tidak dapat dipisahkan dalam membentuk dan mengkonstruksi suatu realitas. Media menjadi

tempat pertarungan ideologi antara kelompok-kelompok yang ada di masyarakat.

2.1.5 Kr iter ia Umum Nilai Ber ita

Kriteria umum nilai berita (news value) merupakan acuan yang dapat digunakan wartawan untuk menunjukkan fakta yang pantas dijadikan berita yang lebih baik. Wartawan dapat dengan cepat mendeteksi peristiwa mana yang harus diliput dan diabaikan, memilih peristiwa mana yang terpenting dan terbaik untuk dimuat, disiarkan melalui medianya kepada khalayak (Sumadiria, 2005:80).

Kriteria umum nilai berita menurut Brian S.Brooks, George Kennedy, Darly R.Moen dan Don Ranly dalam “News Reporting and Editing” (1980:6-17) adalah:

(31)

2. Kebar uan (Newsness). Berita adalah semua yang terbaru. Berita adalah apa saja yang disebut hasil karya terbaru, apa saja perubahan penting yang terjadi pada khalayak dianggap berarti adalah berita.

3. Akibat (Impact). Berita adalah sesuatu yang berdampak luas. Suatu peristiwa tidak jarang menimbulkan dampak besar dalam kehidupan masyarakat.

Dampak sebuah pemberitaan tergantung pada seberapa banyak khalayak terpengaruh, pemberitaan itu langsung mengena khalayak atau tidak, dan setidaknya efek berita itu menyentuh khalayak.

4. Aktual (Timeliness). Berita adalah suatu peristiwa yang sedang atau baru terjadi. Secara sederhana aktual berarti menunjuk pada peristiwa yang baru atau sedang terjadi. Sesuai dengan definisi jurnalistik, media massa haruslah memuat atau menyiarkan berita-berita aktual yang sangat dibutuhkan masyarakat. Aktualitas dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: aktualisai kalender, aktualisasi waktu, dan aktulisasi peristiwa.

5. Kedekatan (Proximity). Kedekatan disini mengandung dua arti, yaitu kedekatan geografis dan kedekatan psikologis. Kedekatab geografis adalah kedekatan yang menunjuk pada peristiwa yang terjadi di sekitar tempat tinggal kita. Semakin dekat suatu peristiwa yang terjadi dengan domisili kita, maka semakin tertarik kita untuk mengikutinya. Sedangkan kedekatan psikologis adalah kedekatan yang lebih banyak ditentukan oleh tingkat ketertarika pikiran, perasaan, atau kejiwaan seseorang dengan suatuobjek peristiwa atau berita.

(32)

layak dimuat. Informasi yang banyak memberikan manfaatlah yang layak untuk mendapat perhatian.

7. Konflik (Conflict). Berita adalah konflik atau segala sesuatu yang mengandung unsur atau syarat dengan dimensi pertentangan. Konflik merupakan sumber berita yang tak pernah kering dan tak akan pernah habis.

8. Or ang Penting (Public Figure, News Maker). Berita tentang orang-orang penting, orang ternama, pesohor, selebritis, dan public figure. Orang-orang tersebut dimanapun selalu membuat berita. Jangankan ucapan dan tingkah lakunya, namanya saja sudah membuat berita.

9. Kejutan (Suprising). Nilai berita dari kejutan adalah sesuatu yang datangnya tiba-tiba di luar dugaan dan tidak direncanakan. Kejutan bisa menunjuk pada ucapan dan perbuatan manusia. Bisa juga menyangkut binatang dan perubahan yang terjadi pada lingkungan alam dan benda-benda mati. Semuanya bisa mengundang dan menciptakan informasi serta tindakan yang mengejutkan. 10. Keter ta r ikan Manusiawi (Human Interest). Human interest banyak mengaduk-aduk perasaan daripada mengundang pemikiran. Aspek kejiwaan, emosi, emapati diutamakan dalam nilai berita ini. Hanya karena naluri, nurani, dan suasana hati kita merasa terusik, maka peristiwa tersebut mendapat nilai berita. Apa saja yang dinilai mengandung minat insane, menimbulkan ketertarikan manusiawi, mengembangkan hasrat dan naluri ingin tahu merupakan unsur human interest.

(33)

2.1.6 Teor i Agenda Setting

Agenda setting model untuk pertama kali ditampilkan oleh M.E.Mc Combs dan D.L.Shaw dalam “Public Opinion Quarterly”, terbitan tahun 1972, berjudul “ The Agenda Setting Function of Mass Media”. Kedua pakar tersebut

mengatkan bahwa “Jika media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting”.

David H.Heaver dalam karyanya yang berjudul “Media Setting and Media

Manipulation” pada tahun 1981 mengatakan bahwa “Pers sebagai media

komunikasi massa tidak merefleksikan kenyataan, melainkan menyaring, membentuknya seperti sebuah kaleidoskop yang menyaring dan memberntuk cahaya (The press does not reflect reality, but rather filters and shapes it, much as

kaleidoscope filters and shapes it )” (Effendi, 1993:287).

Pemikiran Manhein tetnag konseptualisasi agenda yang potensial untuk memahami proses agenda setting menyatakan bahwa agenda setting meliputi tiga agenda, yaitu agenda media, agenda khalayak, dan agenda kebijaksanaan. Masing-masing agenda itu mencakup dimensi-dimensi berikut :

1. Dimensi-dimensi agenda media :

a. Visibility (Visibiltas). Jumlah dan tingkat menonjol berita.

b. Audience Salience (Tingkat menonjol bagi khalayak). Relevansi

isi berita dengan kebutuhan khalayak.

c. Valence (Valensi). Menyenangkan atau tidak menyenangkan cara

(34)

a. Familiarity (Keakr aban). Derajat akan kesadaran khalayak akan

topic tertentu.

b. Personal audience (Penonjolan pr ibadi). Relevansi kepentingan

dengan ciri pribadi.

c. Favorability (Kesenangan). Pertimbangan senang atau tidak

senang akan topik berita.

3. Dimensi-dimensi agenda kebijaksanaan :

a. Support (Dukungan). Kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu

berita tertentu.

b. Likelihood of action (Kemungkinan kegiatan). Kemungkinan

pemerintah melaksanakan apa yang dilibatkan.

c. Freedom of action (Kebebasan ber tindak). Nilai kegiatan yang

mungkin dilakukan pemerintah. 2.1.7 Sistem Pengendalian Sosial

Setiap masyarakat selalu mendambakan keadaan yang tenang, tertib, dan aman, namun kondisi normatif tersebut tidak selalu terwujud secara utuh. Menurut Peter L. Berger, kontrol sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggota yang membangkang (Sunarto, 1998:65-68).

Peranan lembaga formal dan informal, seperti polisi, adat, dan tokoh masyarakat, sangatlah penting dalam pengendalian sosial. Misalnya :

(35)

kepada orang yang berperilaku menyimpang dari hokum kepada seluruh masyarakat.

2. Pengadilan, merupakan alat pengendalian sosial agar seseorang berhati-hati dalam bertingkah laku sehingga tidak terjadi penyimpangan yang menyeretnya ke pengadilan. Pengadilan akan memberikan sanksi kepada siapapun

yang terbukti bersalah. Perbuatn menyimpang yang nyata-nyata melanggar hokum yang berlaku akan dituntut dalam proses peradilan di pengadilan.

3. Adat, merupakan lembaga atau pranata sosial yang terdapat dalam masyarakat tradisional. Adat yang sudah melembaga dan turun menurun disebut tradisi. Pelanggaran adat mendapat sanksi dari masyarakat itu berupa sanksi pengucilan atau diusir dari lingkungan masyarakatnya.

4. Tokoh masyarakat, merupakan orang yang memiliki pengaruh atau wibawa, sehingga dihormati oleh anggotanya. Tokoh masyarakat memberikan keteladanan, bimbingan, nasihat, dan petunjuk kepada anggotanya dan dapat menyelesaikan konflik sesuai dengan aturan yang berlaku. Tokoh masyarakat yang bersifat formal, seperti presiden, gubernur, walikota, camat, dan lurah. Sedangkan tokoh masyarakat yang bersifat informal adalah pemuka agama, ketua adat, dan lain sebagainya (Sunarto, 1998:69-70)

2.1.8 Analisis Framing

(36)

standar untuk mengapresiasi realitas. Konsep ini kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Goffman pada tahun 1974 yang mengandalkan frame sebagai kepingan-kepingan perilaku (strips of behaviour) yang membimbing individu dalam membaca realitas (Sobur, 2001:162). Realitas itu sendiri tercipta dalam konsepsi wartawan. Sehingga sebagai hal yang terjadi seperti faktor dan ornag

didistribusikan menjadi peristiwa yang kemudian disajikan kepada khalayak. G.J. Aditjondro mendefinisikan framing sebagai metode penyajian realitas, dimana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total, melainkan membelokkan secara halus, dengan memberikan sorotan terhadap aspek-aspek tertentu saja, dengan menggunakan istilah yang memiliki konotasi tertentu, dan dengan bantuan foto, karikatur, dan alat ilustrasi lainnya (Sudibyo dalam Sobur, 2001:165).

Pada analisis framing yang kita lihat adalah bagaimana cara media memaknai, memahami, dan membingkai sebuah peristiwa yang ada dalam berita. Maka jelas adanya framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai suatu analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, faktor, kelompok, dan lain-lain) yang dibingkai oleh media (Eriyanto, 2004:3).

(37)

sebagai penempatan informasi dalam konteks yang khas sehingga isu tertentu tersebut mendapatkan alokasi yang besar daripada isu-isu yang lain.

Berdasarkan Gitlin dalam Erityanto, dengan framing jurnalis memproses berbagai informasi yang tersedia dengan jalan mengemasnya sedemikian rupa dalam kategori kognitif tertentu dan disampaikan pada khalayak (Eriyanto,

2002:69).

Analisis framing dipakai untuk mengetahui bagaimana realitas dibingkai oleh media. Dengan demikian realitas yang dipahami, dimaknai, dan dikonstruksi dengan bentukan dan makna tertentu. Elemen tersebut menandakan bagaimana peristiwa yang ditampilkan. Inilah sesungguhnya sebuah realitas, bagaimana media membangun, menyuguhkan, mempertahankan dan memproduksi sautu peristiwa kepada pembacanya. (Eriyanto, 2002:vi).

2.1.9 Pr oses Framing Rober t N.Entman

(38)

disajikan secara menonjol atau mencolok mempunyai kemungkinan lenih besar untuk diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam memahami suatu realitas.

Framing dijalankan oleh media dengan menyelekasi isu tertentu dan

mengabaikan isu-isu yang lain, dan menonjolkan aspek dari isu tersebut dengan menggunakan berbagai strategi wacana, yaitu penempatan yang mencolok

(menempatkan di headline depan atau belakang), pengulangan, pemakaian grafis untuk mendukung dan memperkuat penonjolan, pemakaian label tertentu ketika menggambarkan orang atau peristiwa yang diberitakan. Semua aspek itu dipakai untuk membuat dimensi tertentu dari konstruksi berita menjadi bermakna dan diingat oleh khalayak (Eriyanto, 2002:186-187).

2.1.10 Per angkat Fr aming Rober t N. Entman

Analisis framing yang akan digunakan dalam penelitian ini memakai model yang diperkenalkan oleh Robert N. Entman. Model ini berasumsi bahwa

framing memberi tekanan lebih pada teks komunikasi yang ditampilkan dan

bagian mana yang ditonjolkan atau dianggap penting oleh pembuat teks. Kata penonjolan itu sendiri dapat didefinisikan : membuat informasi terlihat lebih jelas, lebih bermakna, atau lebih mudah diingat oleh khalayak, lebih terasa dan tersimpan dalam memori dibandingkan dengan yang disajikan secara biasa (Eriyanto, 2002:188).

(39)

Frame berita dibentuk dari kata kunci, metafora, konsep, citra yang ada

dalam narasi berita. Oleh karena itu, frame dapat dideteksi dan diselidiki dari kata, citra, dan gambar tertentu yang memberi makna tertentu dari teks berita.

Perangkat framing terdiri dari empat elemen. Pertama, define problems (pendefinisian masalah), kedua; diagnose causes (memperkirakan masalah atau

sumber masalah), ketiga; make moral judgment (membuat keputusan moral),dan

keempat; treatment recommendation (menekankan penyelesaian) (Eriyanto,

2002:188-189).

Define Problems

(Pendefinisan masalah)

Bagaimana suatu peristiwa atau isu dilihat? Sebagai apa? Atau sebagai masalah apa?

Diagnose Causes

(Memper kir akan masalah atau sumber masalah)

Peristiwa itu dilihat disebabkan oleh apa? Apa yang dianggap sebagai suatu menjelaskan masalah? Nilai moral apa yang digunakan untuk melegitimasi suatu tindakan?

Treatment Recommendation

(Menekankan penyelesaian)

Penyelesaian apa yang ditawarkan untuk mengatasi masalah atau isu? Jalan apa yang ditawarkan dan harus ditempuh untuk mengatasi masalah?

(40)

1. Define Problem (Pendefinisan masalah). Elemen yang pertama kali

dapat kita lihat mengenai framing adalah master frame atau bingkai yang paling utama. Ketika ada masalah atau peristiwa, bagaimana peristiwa atau isu tersebut dapat dipahami. Peristiwa yang sama dapat dipahami secara berbeda, dan dibingkai berbeda pula, maka menyebabkan realitas yang berbeda.

2. Diagnose Causes (Memper k ir aka n masalah atau sumber masalah).

Merupakan elemen framing untuk membingkai siapa yang dianggap sebgai aktor dari suatu peristiwa. Penyebab disini bisa Berarti apa (what), tetapi juga bisa berarti siapa (who). Peristiwa ini dipahami dengan menentukan apa dan siapa yang dianggap sebagai sumber masalah.

3. Make Moral Judgment (Membuat keputusan mor al). elemen framing

yang dipakai untuk membenarkan atau mmeberi argumentasi pada pendefinisian masalah yang sudah dibuat. Ketika masalah sudah didefinisikan, penyebab masalah sudah ditentukan, maka dibutuhkan sebuah argumentasi yang kuat untuk mendukung gagasan tersebut.

(41)

SKEMA ROBERT N. ENTMAN Tek nik Fr aming

2.2 Ker angka Berpikir

Pembentukan suatu realitas adalah suatu kerja perusahaan media melalui seorang wartawan yang dalam kenyataannya realitas tersebut tidak langsung tersedia dengan sebuah kemasan yang sesuai. Hal ini terjadi karena wartawan dengan ideologi dari perusahaan media tempat mereka bekerja itulah yang telah membentuk suatu berita itu dengan cara mengerutkan, membuat teratur, menjadi

Moral Evaluation

Penilaian Atas Penyebab Masalah

Causal Interpretation

Siapa Penyebab Masalah?

Treatment Recommendation

Saran Penanggulangan Masalah

Problem Identification

(42)

lebih mudah untuk dipahami dengan memilih aktor-aktor dan sumber-sumber yang diwawancarai, sehingga dapat dikonsumsi oleh khalayak.

Sebuah berita dapat mencerminkan realitas atau bahkan tidak sama sekali menggambarkan yang telah direkamnya. Sehingga berita yang ada di media dapat memberikan suatu realitas yang baru dan berbeda dengan realitas lainnya, dalam

hal ini tentunya oleh perusahaan media yang berbeda. Seperti halnya peristiwa pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo terhadap pemerkosaan seorang karyawati di dalam angkutan kota D-02 jurusan Pondok Labu-Ciputat Jakarta. Peristiwa tersebut merupakan suatu fenomena komunikasi di realitas kehidupan masyarakat. Pada kenyataanya kompas.com dan tempointeraktif.com sebagai situs berita online, merekonstruksi pemberitaan tersebut berdasarkan frame-nya masing-masing.

Karena frame yang dimiliki kedua situs berita online tersebut tidaklah sama, maka terdapat kecenderungan perbedaan konstruksi atas realitas pernyataan Gubernur DKI Jakarta terhadap pemerkosaan di angkutan kota D-02 Jakarta. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebuah analasis framing dengan menggunakan model Robert N. Entman, dimana model ini terdiri dari empat elemen, yaitu: Pertama, define problems (pendefinisian masalah), kedua;

diagnose causes (memperkirakan masalah atau sumber masalah), ketiga; make

moral judgment (membuat keputusan moral),dan keempat; treatment

recommendation (menekankan penyelesaian). Berikut adalah skema kerangka

berpikir yang digunakan dalam penelitian ini :

Peristiwa yang dikonstruksi

Berita pernyataan Gubernur DKI

Media massa kompas.com

(43)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis framing. Analisis framing yang

digunakan untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok, dan lain sebagainya) dikonstruksi oleh media dengan cara dan teknik apa yang ditekankan dan ditonjolkan. Apakah dalam berita itu ada bagian yang dihilangkan, luput, atau bahkan disembunyikan dalam pemberitaan semua elemen tersebut tidak hanya bagian dari jurnalistik, tetapi menandakan bagaimana peristiwa dimaknai dan ditampilkan (Eriyanto, 2002:4).

Analisis framing mempunyai asumsi wacana media massa yang berperan sangat strategis dalam menentukan apa yang penting atau signifikan bagi publik dari bermacam-macam isu dan persoalan yang hadir dalam wacana publik.

Framing secara umum dirumuskan sebagai proses penyeleksian dan penonjolan

aspek-aspek secara tertentu dari realitas yang tergambar dalam teks komunikasi dengan tujuan agar aspek itu menjadi lebih noticeable, meaningful, dan

memorable bagi khalayak.

(44)

Metode framing yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

framing milik Robert N. Entman. Entman melihat framing sebagai cara untuk

mengetahui bagaimana suatu media mengemas berita dan mengkonstruksi realitas melalui dua dimensi besar, yaitu seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek dari realitas atau isu. Penonjolan adalah proses membuat informasi menjadi

lebih bermakna, lebih menarik, berarti, detail, mudah diingat oleh khalayak.

Framing dijalankan oleh media dengan menyeleksi isu tertentu dan mengabaikan

isu lain. Aspek-aspek yang menonjol yang dicolokkan (misal, menempatkannya di

headline), pengulangan, pemakaian grafis untuk mendukung dan memperkuat

penonjolan, pemakaian label tertentu ketika menggambarkan peristiwa yang diberitakan, asumsi terhadap simbol, generalisasi, dan lain-lain. Aspek-aspek tersebut dipakai untuk membuat dimensi tertentu dan konstruksi berita mnejadi bermakna dan mudah diingat oleh khalayak.

3.1 Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek dari penelitian ini adalah situs berita online kompas.com dan tempointeraktif.com. sedangkan obyek dari penelitian ini adalah berita-berita mengenai pernyataan Gubernur DKI Jakarta terhadap pemerkosaan di angkutan kota D-02 Jakarta, pada tanggal 14-18 September 2011.

3.2 Unit Analisa

Unit analisa yang digunakan pada penelitian ini adalah unit analisis

reference, yaitu unit yang digunakan untuk menganalisis kalimat atau kata yang

(45)

pemerkosaan di angkutan kota D-02 Jakarta pada situs berita online kompas.com dan tempointeraktif.com.

Analsisis teks media dengan melihat hubungan antar kalimat, foto, grafik, dan ungkapan narasumber untuk mengungkapkan pemaknaan terhadap perspektif pemberitaan kompas.com dan tempointeraktif.com dalam melihat suatu peristiwa

atau realitas yaitu pernyataan Gubernur DKI Jakarta terhadap pemerkosaan di angkutan kota.

3.3 Populasi dan Kor pus

Populasi dalam penelitian ini adalah berita-berita mengenai pernytaan Gubernur DKI Jakarta terhadap pemerkosaan di angkutan kota D-02, yang dimuat oleh kompas.com dan tempointeraktif.com periode 14-18 September 2011. Sepanjang periode tersebut, kompas.com memuat 9 berita dan tempointeraktif.com memuat 12 berita.

Populasi pada kompas.com adalah :

1. 16 September 2011 pukul 04:30 WIB, berjudul “Perempuan Rentan Jadi Korban Pelecehan”

2. 16 September 2011 pukul 12:17 WIB, berjudul “Jangan Sampai Pemerkosaan di Angkot Jadi Teror Baru”

3. 16 September 2011 pukul 13:49 WIB, berjudul “Pemerkosa di Angkot dan Korban Saling Kenal”

(46)

5. 16 September 2011 pukul 20:49 WIB, berjudul “Hindari Kejahatan di Angkot, Kepemilikan Angkot Harus Jelas”

6. 17 September 2011 pukul 09:36 WIB, berjudul “Foke Minta Maaf Soal Rok Mini”

7. 17 September 2011 pukul 16:23 WIB, berjudul “Pemerkosaan Tidak

Karena Rok Mini”

8. 18 September 2011 pukul 14:20 WIB, berjudul “Tentang Perkosaan, Unjuk Rasa Pakai Rok Mini”

9. 18 September 2011 pukul 16:50 WIB, berjudul “Aksi Rok Mini Sentilan Untuk Pejabat Publik”

Populasi pada tempointeraktif.com adalah :

1. 14 September 2011 pukul 18:51 WIB, berjudul “Perkosaan Dalam Angkot Terjadi Lagi”

2. 14 September 2011 pukul 18:58 WIB, berjudul “Ini Modus Pemerkosa Melancarkan Aksinya Dalam Angkot”

3. 14 September 2011 pukul 19:06 WIB, berjudul “Korban Perkosaan di Angkot Tak Sengaja Pergoki Pelakunya”

4. 15 September 2011 pukul 19:43 WIB, berjudul “Polisi Sebut Korban Perkosaan di Angkot Digilir”

5. 16 September 2011 pukul 06:56 WIB, berjudul “Jumlah Kasus Perkosaan di Jakarta Merisaukan”

(47)

7. 16 September 2011 pukul 14:06 WIB, berjudul “Kata Foke, ‘Jangan Pakai Rok Mini di Angkot’ ”

8. 16 September 2011 pukul 16:21 WIB, berjudul “Korban Pemerkosaan Kenal dengan Satu Pelaku”

9. 17 September 2011 pukul 12:57 WIB, berjudul “Soal Rok Mini, Foke

Dianggap Lakukan Kekerasan Verbal”

10. 17 September 2011 pukul 13:57 WIB, berjudul “Kontroversi Pernyataan Rok Mini, Foke Minta Maaf”

11. 17 September 2011 pukul 16:06 WIB, berjudul “Sopir Angkot Wajib Punya Kartu Identitas”

12. 18 September 2011 pukul 18:59 WIB, berjudul “Gara-Gara Rok Mini, Fauzi Bowo Minta Maaf”

Korpus adalah suatu himpunan terbatas atau juga terbatas dari unsur yang memiliki sifat bersama atau tunduk pada aturan yang sama (Arkoum dalam Achmad, 2001:43). Pendapat lain ada juga yang mengartikan korpus adalah sekumpulan bahan yang terbatas, yang ditentukan pada perkembangan oleh analisis dengan semacam kesemenaan dan bersifat se-homogen mungkin (Kurniawan, 2001:70). Sifat yang homogeny ini diperlukan untuk memberikan harapan yang beralasan bahwa unsur-unsurnya dapat dianalisis sebagai keseluruhan. Adapun korpus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Korpus pada kompas.com :

(48)

2. 17 September 2011 pukul 16:23 WIB, berjudul “Pemerkosaan Tidak Karena Rok Mini”

3. 18 September 2011 pukul 14:20 WIB, berjudul “Tentang Perkosaan, Unjuk Rasa Pakai Rok Mini”

4. 18 September 2011 pukul 16:50 WIB, berjudul “Aksi Rok Mini Sentilan

Untuk Pejabat Publik” Korpus pada tempointeraktif.com :

1. 16 September 2011 pukul 14:06 WIB, berjudul “Kata Foke, Jangan Pakai Rok Mini di Angkot”

2. 17 September 2011 pukul 12:57 WIB, berjudul “Soal Rok Mini, Foke Dianggap Lakukan Kekerasan Verbal”

3. 17 September 2011 pukul 13:57 WIB, berjudul “Kontroversi Pernyataan Rok Mini, Foke Minta Maaf”

4. 18 September 2011 pukul 12:59 WIB, berjudul “Gara-Gara Rok Mini, Fauzi Bowo Minta Maaf”.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

(49)

Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis

framing, lebih tepatnya menggunakan model analisis framing Robert N. Entman,

yang bertujuan untuk mengetahui cara pandang atau frame yang digunakan kedua situs berita online tersebut dalam mengemas berita pernyataan Gubernur DKI Jakarta terhadap pemerkosaan di angkutan kota.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi untuk menigkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikan sebagai temuan bagi orang lain.

Teknik menganalisis data yang digunakan peneliti adalah analisis framing. Analisis framing adalah suatu model analisis yang digunakan untuk mengetahui bagaimana realitas dibingkai oleh media (Eriyanto, 2002:vi). Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan, dan pertautan fakta ke dalam berita, agar lebih bermakna, berarti atau lebih diingat, untuk menggiring interpretasi khalayak sesuai perspektifnya (Sobur, 2006:162).

(50)

menekankan penyelesaian (Treatment recommendation) yang digunakan untuk melihat apa yang dikehendaki dan ditawarkan wartawan untuk mnegatasi permasalahan.

3.6 Tahapan-Tahapan Analisis Framing

Peneliti bertujuan untuk mengurai dan membedah berita-berita mengenai peristiwa pernyataan Gubernur DKI Jakarta terhadap pemerkosaan di angkutan kota D-02 Jakarta pada situs berita online kompas.com dan tempointeraktif.com, dengan menggunakan perangkat frmaing Robert N. Entman. Berikut ini adalah tahapan-tahapannya :

1. Peneliti mengumpulkan berita mengenai pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, terhadap pemerkosaan di angkutan kota, dari situs berita

online kompas.com dan tempointeraktif.com, yang ditampilkan pada 14-19

September 2011. Dilanjutkan dengan menentukan frame dari gagasan utama isu yang diajukan sebagai sentral penelitian.

2. Situs berita online memiliki kecepatan upadate beritanya sangat cepat, sehingga satu hari mampu menyajikan lebih dari satu berita, maka berita tersebut akan dikumpulkan menjadi satu untuk dideskripsikan.

3. malakukan analisis terhadap berita-berita tersebut, kemudian membuat interpretasinya berdasarkan model Entman yang meliputi empat struktur, yaitu :

a. Problem Identification (Pendefinisian Masalah) merupakan master

frame yang paling utama. Elemen ini menekankan bagaimana peristiwa atau isu

(51)

karena itu bingkai yang berbeda ini akan menyebabkan realitas bentukan yang berbeda.

b. Diagnose Causes (Memperkirakan Masalah), merupakan elemen

framing yang digunakan untuk membingkai siapa yang dianggap sebagai aktor dari suatu perisitiwa. Penyebab disini bisa berarti apa (what), teteapi juga bisa

berarti siapa (who). Bagaimana sebuah persitiwa dipahami, tentu saja menentukan apa dan siapa yang dianggap sebagai sumber masalah. Karena itu, masalah yang dipahami secara berbeda, penyebab masalah secara tidak langsung juga akan dipahami secara berbeda pula.

c. Make Moral Judgment (Membuat Pilihan Moral) adalah elemen

framing yang digunakan untuk membenarkan atau member argumentasi pada

pendefinisian masalah yang sudah dibuat. ketika masalah telah didefinisikan, penyebab masalah juga sudah ditentukan, maka dibutuhkan sebuah argumentasi yang kuat untuk mendukung gagasan tersebut.

d. Treatment Recommendation (Menekankan Pemyelesaian), elemen

(52)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambar an Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejar ah kompas.com

Situs berita kompas.com adalah bagian dari grup Kompas yang berlokasi di Jl. Palmerah Selatan 19 Jakarta.Oleh karena itu keberadaanya tidak terlepas dari sejarah surat kabar Kompas itu sendiri. Sejarah terbitnya kompas tidak bisa dipisahkan dengan pergolakan masa orde lama. Cikal bakal terbitnya kompas muncul atas ide dari pelaku sejaran pergolakan tersebut, yang gugur sebagai pahlawan revolusi, yaitu Letjen Ahmad Yani (1922-1965). Letjen Ahmad Yani yang saat itu menjabat sebagai penglima TNI AD, menghubungi salah satu rekan sekabinetnya, Drs. Frans Seda, untuk menerbitkan surat kabar yang bisa menyaingi dan mengimbangi pers komunis.

Drs. Frans Seda mematangkan penerbitan surat kabar tersebut dengan Ignatius Josef Kasimo, rekannya sesame partai katholik, beserta Petrus Kanisius Ojong dan Jakob Oetomo yang keduanya aktif memimpin majalah

Intisari. Petrus Kanisius Ojong dan Jakob Oetomo sebagai praktisi pers,

(53)

Ketika Bentara Rakyat akan tertib, Drs. Frans Seda yang saat itu menjabat sebagai Menteri Perkebunan, dating menemui Presiden Soekarno untuk urusan kenegaraan, Presiden Soekarno menanyakan nama koran yang akan terbit. Drs. Frans Seda menyebutkan nama Bentara Rakyat, yang kemudian dirubah menjadi ‘Kompas’ oleh Presiden Soekarno. Menurutnya nama Kompas mampu dijadikan

petunjuk arah yang jelas bagi pembacanya, sebagaimana arti sesungguhnya alat navigasi “kompas” yang berfungsi sebagai penunjuk arah mata angin.

Kompas pun resmi menjadi nama surat kabar, sedangkan naa yang sudah disiapkan sebelumnya, yaitu Bentara Rakyat dijadikan nama yayasan yang menerbitkan surat kabar Kompas. Pada bulan-bulan pertama, Kompas diplesetkan menjadi Kompt Pas Morgen atau “Kompas”, sebab tokoh-tokoh pendiri dan perintisnya berasal dari golongan Katholik. Diawali tidak lebih dari 10 orang di bagian redaksi dan bisnis sampai tahun 1972, kantor redaksi berada di Jl. Pintu Besar Selatan yang kemudian pindah ke Jl. Palmerah Selatan 22-26 Jakarta.

Undang-Undang Pokok Pers tahun 1982 dan ketentuan surat izin usaha penerbitan pers mewajibkan pers berbadan hokum. Oleh karena itu, sejak tahun 1982, penerbit Kompas bukan lagi yayasan Bentara Rakyat, tetapi PT. Kompas Media Nusantara.

(54)

mendapat keberuntungan lebih denga mencetak penerbitannya di percetakan masa merdeka ini, karena ternyata hasil cetakannya jauh lebih bagus dan sudah menggunakan mesin rotasi sehingga daya cetaknya jauh kebih cepa, sampai kemudian oplah Kompas meningkat hampir seratus persen.

Situasi dan kondisi yang tidak menentu pada masa orde lama

mempengaruhi perkembangan Kompas dan penghentian penerbitan beberapa surat kabar sehubungan dengan adanya pemberontakan G 30 S/PKI. Pada 12 Oktober 1965, Kompas mendapat perintah untuk mengherntikan kegiatannya dan diijinkan kembali beroperasi pada 16 oktober 1965, saat kondisi sudah muali memulih.

Selama pemerintahan Orde Baru, Kompas pernah satu kali tercatat terkena larangan terbit, yaitu pada 1978. Tercatat enam terbitan di masa itu mengalami nasib yang sama dengan mekanisme pencabutan SIUPP. Keenam surat kabar itu adalah Sinar Harapan, Merdeka, The Indonesian Times, Pelita, Sinar Pagi, dan Pos Sore.

Namun hal itu tidak berlangsung lama, kemudian Kompas kembali diijinkan terbit kembali. Harian ini makin menampakkan perkembangan yang pesat hingga oplahnya mencapai 300.000 eksemplar di tahun 1982. Pada tahun 1997, Kompas menerbitkan tabloid yang terbit setiap minggu

(55)

Kemudian Kompas juga tidak ketinggalan ikut menyajikan media online yang dikenal dengan www.kompas.com. Sebelumnya Kompas Cyber Media dikenal sebagai Kompas online, yang menyediakan edisi internet dari harian Kompas. Di akhir tahun 1972, manajemen Kompas memutuskan untuk membuat perusahaan yang terfokus pada internet, sehingga cyber media didirikan.

Para professional di jurnalistik, teknologi informasi, bisnis, dan periklanan, dan juga para profesioanl internet, Kompas Cyber Media menjadi situs berita internet pertama di Indonesia yang dikelola secara professional. Bulan Agustus 1998, Kompas Cyber Media diluncurkan kembali dengan penggambaran desain dan strategi iklan.

Kompas Cyber Media tidak hanya memberikan kesempatan beriklan kepada perusahaan-perusahaan jasa desain web, produksi web, aplikasi web, fasilitas e-commerce, konsultasi internet dan pemeliharaan web. Kompas Cyber Media mempunyai komitmen untuk mengembangkan penggunaan internet dan e-commerce di Indonesia. Hal ini diwujudkan dalam berbagai kegiatan non profit, seperti mendukung seminar internet dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan internet.

Desember 1998, Kompas Cyber Media mulai memberikan kesempatan kepada perusahaan-perusahaan untuk menjual produk mereka melalui internet. Saat itu pembayaran dilakukan secara offline yaitu transfer atau cash.

(56)

Kompas Cyber Media yang disebut webstore. Pembayaran dilakukan dengan online melalui internet.

Kompas Cyber Media juga menyediakan dan memfasilitasi kebutuhan infrastruktur teknis bagi perusahaan yang membutuhkan, seperti secure server dan juga memberikan konsultasi di bidang strategic business, media, dan internet.

Kompas Cyber Media mempunyai tujuan utama untuk memberikan a high quality value proposition untuk para klien, dan juga menyediakan solusi yang terintegrasi, baik di bidang internet atau mengkombinasikannya dengan media tradisional. Kompas Cyber Media memberikan produk-produk yang mengakomodasi berbagai kebutuhan dan anggaran dana klien. Salah satu filosofi perusahaan direfleksikan di dalam reponnya atas saran-saran dari klien.

Kompas.com merupakan situs berita terpercaya di Indonesia, di-update selama 24 jam sehari, dengan total readership lebih dari 15 juta orang. Tingkat kunjungan ke kompas.com atau lebih dikenal dengan sebutan page view, rata-rata mencapai 40 juta setiap bulan. Berita di kompas,com tidak saja bisa diakses melalui internet, tetapi melalui mobile.

Gambar

Tabel 1 Korpus
Tabel 3
Tabel 5 Frame Berita kompas.com 17 September 2011 pukul 16:23 WIB
Tabel 6 Deskripsi Ringkas Berita kompas.com 18 September 2011pukul 14:20 WIB
+7

Referensi

Dokumen terkait

Persepsi pemberi kerja mengenai harapan terhadap lulusan akuntansi terkait dengan manajemen risiko yaitu memiliki pemahaman mengenai risiko dan manajemen risiko, peran dan

Dari hasil analisis regresi linier menunjukkan bahwa nilai R Square yang diperoleh adalah sebesar 0,345 yang berarti variable Pengamalan Keagamaan Siswa dapat

Beberapa authoring software mempunyai fitur yang disebut auto- hypertext. Dengan fasilitas yang ada, pada pengembangan multimedia tidak perlu menentukan tanda khusus pada teks

menyatakan bahwa Terdakwa tidak berada di tempat pada saat terjadinya perobohan tembok beton karena sudah diantar pulang oleh Saksi Bayu ke rumahnya, Majelis

Namun pandangan panwaslu mengenai formulir C1 yang dijelaskan di atas tidak sesuai dengan realita di lapangan, hal itu dapat di buktikan oleh penulis

, investor merespon sebagai sinyal negatif pengumuman dividen meningkat yang diberikan oleh perusahaan tidak bertumbuh (terima Ha 5 ). Kata kunci

1) Agar koordinasi ini lebih diprioritaskan pelaksanaannya sehingga semua komponen yang ada dalam kordinasi dapat berjalan dengan efektif, tidak akan terjadi

A system of integrated computer-based tools for end-to- end processing (capture, storage, retrieval, analysis, display) of data using location on the earth’s surface