KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KECIL
WARUNG KOPI DI RUNGKUT DAN SEKITARNYA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Diajukan Oleh :
MUHAMMAD ARIEF SIREGAR
0813010183 / FE / EA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KECIL WARUNG KOPI DI RUNGKUT DAN SEKITARNYA
Disusun Oleh :
MUHAMMAD ARIEF SIREGAR 0813010183 / FE / EA
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur
Pada tanggal 16 Januari 2014
Pembimbing Tim Penguji :
Pembimbing Utama : Ketua
Drs. Ec. Tamadoy Thamrin, MM Drs. Ec. Munari, MM
Sekretaris
Dra. Ec. Rr Dyah Ratnawati, MM
Anggota
Drs. Ec. Tamadoy Thamrin, MM
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
PENGARUH PENGALAMAN, PENDANAAN, DAN MENTAL
KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KECIL WARUNG KOPI DI RUNGKUT DAN SEKITARNYA
yang diajukan
Muhammad Arief S 0813010183/FE/EA
telah disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Drs. Ec. Tamadoy Thamrin, MM Tanggal : ……… NIP : 19630524 198803 1001
Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
i
Puji syukur ke Hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahNya yang
diberikan kepada penulis sehingga skripsi yang berjudul “PENGARUH PENGALAMAN,
PENDANAAN, DAN MENTAL KEWIRAUSAHAAN TEHADAP KESUKSESAN
USAHA KECIL WARUNG KOPI DI RUNGKUT DAN SEKITARNYA” dapat
diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
Dalam menulis skripsi ini, penulis telah mendapatkan banyak bantuan dari berbagai
pihak yang telah memberikan motivasi, bimbingan, saran, serta dorongan baik secara moril
maupun materiil. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE. MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. H. Rahman Amrullah Suwaidi, MSi selaku Wakil Dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, M.Si, selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi
ii
6. Bapak Drs. EC. Tamadoy Thamrin, MM. selaku Dosen Pembimbing yang
dengan kesabaran dan kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk yang sangat
berguna, sehingga terselesaikannya skripsi ini..
7. Bapak dan Ibu Dosen beserta segenap tenaga kerja, karyawan, dan
rekan-rekan mahasiswa terutama Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa
Timur.
8. Bapak dan Ibu, yang telah memberikan doa, kasih sayang, dukungan, dan
bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini, sehingga mampu
menghantarkan penulis menyelesaikan studinya.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas segala
dukungan dan inspirasinya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran yang bersifat membangun dari pembaca akan penulis terima dengan senang hati.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Amin Ya Rabbal
Alamin.
Surabaya, Desember 2013
iii
KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN SEBELUMNYA ... 8
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 8
3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 36
3.2.1 Definisi Operasional ... 36
3.2.2 Pengukuran Variabel ... 39
3.2.3 Penentuan Sample ... 40
iv
3.4.1 Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Uji Analisis Data ... 42
3.4.1.1.Uji Validitas.. ... 42
3.4.1.2.Uji Reliabilitas ... 43
3.4.1.3.Uji Normalitas Data ... 43
3.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 44
3.4.3. Teknik Analisis ... 46
3.5 Uji Hipotesis ... 47
3.5.1. Uji Kesesuaian Regresi Linier Berganda ( uji F ) ... 47
3.5.2. Uji t ... 48
BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN ... 50
4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 50
4.1.1. Uji Validitas ... 50
4.1.1.1. Pengalaman... 50
4.1.1.2. Pendanaan ... 52
4.1.1.3. Mental Kewirausahaan ... 52
4.1.1.4. Keberhasilan Uaha Kecil ... 53
4.1.2. Uji Reliabilitas ... 54
4.2. Frekuensi Variabel Penelitian ... 54
4.2.1. Variabel Pengalaman ... 54
4.2.2. Variabel Pendanaan ... 58
4.2.3. Variabel Mental Kewirauahaan ... 60
v
4.3.2 Uji Asumsi Klasik ... 69
4.3.2.1. Uji Autokolerasi ... 69
4.3.2.2. Uji Multikolineritas ... 70
4.3.2.3. Uji Heteroskedastisitas ... 71
4.3.3. Persamaan Regresi Linier Berganda ... 72
4.4. Uji Hipotesis ... 74
4.4.1. Uji F dan Nilai Koefisien Determinasi ... 74
4.4.2. Uji t ... 75
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian... 77
4.5.1. Pengalaman Terhadap Keberhasilan Usaha Kecil ... 77
4.5.2. Pendanaan Terhadap Keberhasilan Usaha Kecil ... 78
4.5.3. Mental Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Kecil 78 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 79
5.1. Kesimpulan ... 79
5.2. Saran ... 79
5.2.1. Saran Bagi Pengusaha ... 79
x
KOPI DI RUNGKUT DAN SEKITARNYA
Muhammad Arief S
ABSTRAK
Globalisasi merupakan era yang tidak dapat dihindari dan akan membawa tatanan
baru yang akan merubah tatanan lama dalam segala aspek kehidupan manusia. Hal ini akan
membuat persaingan antara perusahaan semakin ketat. Usaha ini juga menimbulkan dampak
multiplier terhadap perekonomian lokal dan nasional serta menghemat devisa negara
Akan tetapi usaha kecil tidak terlepas dari resiko hingga permasalahan yang di hadapi
baik internal maupun eksternal . Masalah internal yang sering di alami pada umumnya
seperti kelemahan dalam permodalan usaha, teknologi, sumber daya manusia, pemasaran
dan lain - lain.Sedangkan permasalahan eksternal meliputi kelemhan dalam bargaining
position, daya saing dengan produk impor dan lain – lain.
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari jawaban responden yang
disebarkan melalui daftar kuesioner kepada pen gusaha – pengusaha warung kopi yang
berjumlah 33 orang. Untuk memenuhi tujuan penelitian ini, hipotesis diuji dengan
menggunakan analisis regresi linier berganda
Kata Kunci: Pengalaman, Pendanaan, Mental Kewirausahaan, Usaha Kecil
xi
SURROUNDING RUNGKUT
Muhammad Arief S
ABSTRACT
Era of globalization is unavoidable and will bring a new order that will change the old order in all aspect of human life. This will make the competition between companies is getting tougher. This effort also creates a multiplier effect on the local and nation economy as well as save foreign exchange.
However, small business can not be separated from the risk to the problems faced by both internal and external. Internal problems that are often experienced in general as weakness in business capital, technology, human resource, marketing and others. And external problems include weakness in bargaining positio, competitiveness with imported products and others.
This study uses primary data collected from respondents through a questionaire distributed.Coffef shop entrepreneurs totalling 33 people. To meet the objectives of this study, the hypothesis was tested using multiple linier reression analysis.
Keyword: Experience, Funding, Soul Entrepreneurship, Small and Medium
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia sangatlah pesat yg di mulai sejak merdekanya indonesia pada 17 Agustus 1945. Indonesia sendiri telah mengalami banyak perubahan
dahulu indoneia di kenal dengan negara serba kecukupan bahkan smpai mengekspor hasi
pertanian.
Seiring brjalannya waktu perkembangan ekonomi di indonesia mengalami banyak
perubahan, Khususnya pada pergeseran struktur ekonomi yg pada awalnya bersifat agraris
perlahan berubah atau bergeser menjadi usaha mandiri, di mana perubahan – perubahan
tersebut menyebabkan pangsa sektor pertanian berkurang banyak yg beralih ke sektor
usaha, terjadi perubahan - perubahan peminat investor yg awalnya ke arah pertanian skrang
berpaling ke sektor wirausaha.
Berdasarkan pernyataan tersebut maka eksistensi usaha kecil mempunyai peranan
besar dalam pembangunan ekonomi di indonesia. Untuk menumbuh kembangkan
penambahan modal dengan di berikannya fasilitas kredit investasi, Sedangkan dalam era
reformasi saat ini pemerintah memberikan fasilitas – fasilitas dengan tujuan untuk
memberikan kemudahan kepada para pengusaha kecil menengah kemudahan untuk
meminjamkan dana sebagai modal yang di beri nama program Usaha Kecil Menengah
( UKM ).
Sektor ini mampu menekan dan menumbuh kembangkan serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan mampu menghidupkan kembali perekonomian pengangguran
pendapatan masyarakat pada tingkat ekonomi menengah kebawah, oleh karenanya usaha
kecil menengah ini perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah.
Menurut Undang nomor 9 tahun 1945 mengenai pembinaan usaha kecil, di mana
usaha kecil sendiri dapat di artikan dengan “ Usaha Indutri dengan nilai infestasi peralatan
dan mesin senilai RP 200.000.000 ( Dua ratus juta rupiah ), di mana nominal tersebut tidak
termasuk nilai tanah dan bangunan “ dan menurut instruksi preiden tahun 1999, industri
menengah di definisikan sebagai “ usaha industri dengan nilai infestasi peralatan dan mesin
antara 200 Juta rupiah hingga 10 Milyar rupiah .Sunarya ( 2006 : 87 )
Usaha industri kecil telah menjadi lahan kehidupan sebagian masyarakat karena
menyediakan lapangan usaha, menyediakan lapangan pekerjaan dan menghasilkan
pendapatan bagi masyarakat. Usaha ini juga menimbulakn dampak multiplier terhadap
perekonomian lokal dan nasional serta menghemat devisa negara.
Seperti apa yang telah kita ketahui di masa krisis ekonomi tahun 1998, usaha kecil
dan menengah ternyata mampu bertahan di tengah perputaran ekonomi yg tidak stabil yg
biasa kita ketahui dengan istilah krisis moneter atau krisis keuangan, bahkan usaha kecil ini
mampu menyerap sosial dengan menyediakan kesempatan usaha . di samping itu juga
terbukti tidak terdapat usaha kecil yang meninggalkan utang besar yang mampu
mengganggu perekonomian negara atau biasa dengan istilah dunia perbankan.
Akan tetapi usaha kecil tidak terlepas dari resiko hingga permasalahan yang di hadapi
baik internal maupun eksternal . Masalah internal yang sering di alami pada umumnya
seperti kelemahan dalam permodalan usaha, teknologi, sumber daya manusia, pemasaran
dan lain - lain.Sedangkan permasalahan eksternal meliputi kelemhan dalam bargaining
position, daya saing dengan produk impor dan lain – lain.
Menurut Musa ( 2001 ) dalam Soedorowerdi ( 2008 ) menyatakan bahwa konsep
dengan tiga cara, yaitu: 1.Pendidikan cultural, yang mengasumsikan perlunya pemahaman
setting budaya dimana UKM timbul dan berkembang rangka menumbuhkan inovasi dan
memenuhi kebutuhan pasar sehingga tumbuh daya kompetisinya secara sehat untuk
memajukan usahanya ; 2.Pendekatan struktural, yang di perlukan untuk mengatasi persoalan
struktural seperti permodalan,teknologi,manajemen dan organisasi ,bahan baku perluasan
pasar, dan kmampuan mengakses informasi global; 3.Pendekatan jaringan yang di perlukan
untuk memperbear peluang bisnis dan pasar.
Faktor – faktor yang memperngaruhi keberhasilan usaha kecil diantaranya, yaitu:
Tingkat pendidikan, kepribadian, pengalaman, Pendanaan, kualitas produk,mental
kewirausahaan,dan lain sebagainya. Diantara faktor-faktor tersebut , ada tiga faktor yang
sangat mempengaruhi keberhasilan pengusaha kecil.
Faktor yang pertama adalah pengalaman, maksudnya adalah bagaimana seorang
wirausahawan dalam mencapai keberhasilan usaha diperlukan pengalaman yang diukur dari
perjalanan waktu yang telah di alami oleh penguaha bagi pelaksanaan usahanya dalam
jangka waktu tertentu untuk mengembangkan usahanya.
Faktor yang ke dua adalah pendanaan, yaitu modal untuk melakukan usaha yang
meliputi sumber dana yang di gunakan untuk melakukan usaha, bagaimana pengelolaan dari
dana tersebut, sehingga dapat mendukung atau penyokong kesuksesan dari sebuah usaha,
karna penanganan atau pengelolaan sumber dana atau biaya sedikit banyak mempengaruhi
kinerja atau jalannya sebuah usaha.
Faktor yang ke tiga adalah mental kewirausahawan, Sebagai seorang wirausahawan
harus memiliki mental kewirausahawan, di mana keyakinan untuk ketidak tergantungan ,
individualisme, kebutuhan akan pretasi atau pencapaian target, berorientasi laba , ketekunan
dan ketabahan, serta menyukai tantangan dalam menghadapi berbagai resiko dalam
Salah satu usaha kecil yang sedang berkembang di daerah Rungkut ( Surabaya )
adalah usaha warung kopi , Warung kopi merupakan salah satu usaha alternatif yang banyak
di gemari konsumen , selain karena biaya yang di keluarkan oleh konsumen untuk
menikmati secangkir kopi yang harganya relatif terjangkau juga tempat alternatif bagi
beberapa pencinta kopi untuk mnikmati secangkir kopi setelah seharian beraktifitas, selain
di tunjang dari konsumen juga di dukung oleh pengusaha warung kopi sendiri selain modal
yang tidak terlalu besar dan juga menciptakan tempat yang nyaman untuk konsumen.
Seperti yang telah di ketahui sebelumnya, krisis global yang berdampak pada
indonesia memaksa banyak perusahaan untuk menutup perusahaannya. Akan tetapi di sisi
lain warung kopi ini tetap tumbuh dan berkembang di tengah kondisi perekonomian
indonesia saat ini.
Berdasar hasil survey di lapangan , usaha warung kopi di daerah rungkut ini
mengalami kondisi keuangan yang kurang stabil, bahkan mengalami penurunan
pendapatan, sehingga ada beberapa warung kopi yang mengambil alternatif menaikkan hrga
atau mengurangi jam operasional untung memangkas biaya operasional.
Berdasar penelitian sebelumnya penelitian warung kopi di daerah rungkut surabaya ,
penurunan usaha warung kopi terjadi dikarenakan banyak persaingan dengan usaha yang
sama yang ada di daerah daerah tertentu, Untuk dapat bersaing di butuhkan pengalaman,
Pendanaan, dan mental kewirausahaan yang kuat untuk mengembangkan usaha agar dapat
mencapai keberhasilan.
Sehubungan dengan adanya latar belakang permasalahan di atas maka penulis
mencoba untuk mengamati dan mencermati Pengalaman, Pendanaan dan mental
kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha kecil warung kopi, yang di tuangkan ke dalma
PENGARUH PENGALAMAN, PENDANAAN, DAN MENTAL KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KECIL WARUNG KOPI DI RUNGKUT DAN SEKITARNYA.
1.2 Perumusan masalah
Berdasar latar belakang permasalahan tersebut, Maka prumusan masalah dapat di
tetapkan sebagai berikut :
“Apakah pengalaman, pendanaan, dan mental kewirausahaan berpengaruh terhadap
keberhasilan usaha kecil warung kopi di Rungkut dan sekitarnya”.
1.3 Tujuan Permasalahan
Adapun tujuan penelitian adalah:
“Untuk Menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh pengalaman, pendanaan
,Dan mental kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha kecil warung kopi di daerah
rungkut dan ekitarnya”.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Bagi Pengusaha
Untuk memberikan sumbangan pemikiran kepada usaha kecil. Yang di gunakan
sebagai dasar atau acuan untuk melakukan perbaikan atau perubahan dalam upaya
meningkatkan keberhasialn usaha.
b. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini dapat di gunakan untuk bahan acuan dalam penelitian yang sama,
sehinggal dapat menyempurnakan hasil penelitian yang sebelumnya.
Dapat di pakai sebagai tambahan pengetahuan yaitu dengan tujuan langsung pada unit
usaha kecil yang membutuhkan, sehingga dapat mengaplikasikan teori yang di peroleh,
serta untuk membuktikan secara nyata kesesuaian antar materi yang di peroleh di
perkuliahan dengan kejadian yang terjadi di lapanagan secara langsung
d. Bagi UPN “veteran” Jawa Timur
Dapat di gunakan sebagai bahan peneliti lain dengan materi yang berhubungan
dengan skripsi ini. Serta sebagai tri dharma perguruan tinggi, khususnya pengabdian
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah di lakukan oleh pihak lain yang dapat di pakai
sebagai bahan pengkajian ini adalah sebagai berikut:
1. Kristanto (2004)
Judul :
pengaruh proses belajar , motivasi , dan kepribadian terhadap keberhasilan di sentra
industri kecil kerajinan kulit di selosari magetan.
Permasalahan
1. Apakah proses belajar berpengaruhs ecara langsung dan tidak alngsung
terhadap keberhasilan perusahaan kecil
2. Apakah motivasi berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap
keberhasilan perusahaan kecil
3. Apakah kepribadian berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap
keberhasilan perusahaan kecil
Hipotesis
1. Terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung antara proses belajar terhadap
terhadap keberhasilan perusahaan kecil melalui motivasi dan kepribadian
2. Terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung antara motivasi terhadap
3. Terdapat pengaruh kepribadian mempunyai pengaruh langsung dan tidak
langsung antara kepribadian terhadap keberhasilan perusahaan kecil melalui proses belajar
dan motivasi
Kesimpulan:
1. Proses belajar mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap
keberhasilan perusahaan kecil melalui motivasi dan kepribadian
2. Motivasi mempnyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap
keberhasilan perusahaan kecil melalui proses belajar dan kepribadian
3. Kepribadian mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap
keberhasilan perusahaan kecil melalui proses belajar dan motivasi
2. Novianti ( 2006 )
Judul:
Beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi manajer atas informasi akuntansi
keuangan terhadap keberhasilan perusahaan kecil di sentra industri grosir sepatu / sendal di
wedoro.
Permasalahan
1. Apakah faktor-faktor seperti proses belajar,motivasi dan kepribadian
mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap persepsi manajer atas informasi akuntansi
2. Manakah diantara faktor proses belajar,motivai, dan kepribadian yang
mempunyai pengaruh paling dominan
3. Apakah terdapat pengaruh antara persepsi manajer atas informasi akuntansi
terhadap keberhasilan perusahaan kecil di semua industri grosir sepatu / sandal wedoro
1. Diduga faktor – faktor seperti proses belajar, motivasi, dan kepribadian
mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap persepsi manajer atas informasi akuntansi
2. Diduga terdapat faktor proses belajar , motivasi, dan kepribadian yang
mempunyai pengaruh paling dominan
3. Diduga terdapat pengaruh antara persepsi manajer atas informasi akuntansi
keuangan terhadap keberhasilan perusahaan kecil di sentra industri grosir sepatu / sandal
wedoro.
Kesimpulan
1. Berdasar hasil uji F dengan menggunakan regresi linier berganda di peroleh
bahwa proses belajar, motivasi, dan kepribadian mempunyai pengaruh secara simultan
terhadap persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan
2. Berdasar hasil uji T dengan menggunakan regresi linier berganda di peroleh
hasil dari ke tiga faktor proses belajar ,motivasi, dan kepribadian proses belajarlah yang
mempunyai pengaruh paling kuat atau dominan terhadap persepsi manajer atas informasi
akuntansi keuangan.
3. Yanuarti (2008)
Judul:
Faktor –faktor yang mempenngaruhi persepsi pengusaha kecil atas informasi
keuangan terhadap keberhasilan perusahaan ( studi kasus industri sendal di wedoro )
Permasalahan:
1. Apakah proses belajar , motivasi, dan kepribadian secara bersama berpengaruh
positif terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan.
2. Apakah persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan
Hipotesis
1. Diduga terdapat pengaruh antara proses belajar, motivasi dan kepribadian
terhadap perspsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan terbukti kebenarannya
2. Diduga persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan
berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan terbukti kebenarannya
Kesimpulan
1. Hipotesis pertama di duga terdapat pengaruh antara proses belajar , motivasi
dan kepribadian terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi keuangan
terbukti kebenarannya
2. Hipotesis ke dua yang menyatakan persepsi pengusaha kecil atas informasi
akuntansi keuangan berpengaruh terhadap keberhasilan peruahaan terbukti kebenarannya.
4. Djunaedi (2006)
Judul:
Pengaruh pengalaman , pendidikan, curahan waktu, dan mental kewirausahaan
terhadap industrri kecil kerupuk di dusun pojok desa bulusari kediri
Permasalahan
Bagaiman pengaruh variabel pengalaman,pendidikan,curahan waktu, dan mental
kewirausahaan terhadap keberhasilan industri kecul kerupuk di dusun pojok Bulusai –
kediri.
1. Diduga pengalaman mempunyai pengaruh dominan terhadap keuntungan
2. Diduga terdapat pengaruh secara signifikan antara pengalaman, pendidikan,
curahan waktu, dan mental kewirausahaan terhadap keuntungan.
Kesimpulan
1. Dari analisis regresi berdasarkan curahan waktu (X3) dan mental
kewirausahaan (X4) yang berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan, hanya mental
kewirausahaan (X4) untuk ( = 0,05). Sedangkan pengalaman (X1), Pendidikan (X2) dan
curahan waktu (X3) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan.
2. Dari analisis regresi berdasarkan uji F secara Bersama – sama keempat
variabel yang di maksudkan dalam analisa yaitu pengalaman, pendidikan, curahan waktu,
mental kewirausahaan berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan.
5. Sri Wahyuni (2009)
Judul:
Pengaruh pengalaman , motivasi, dan mental kewirausahaan terhadap keberhasilan
industri kecil sandal / sepatu di wedoro waru, sidoarjo.
Permaslahan
1. Apakah pengalaman,motivasi, dan mental kewirausahaan berpengaruh
terhadap keberhasilan usaha kecil sandal /sepatu di wedoro waru, Sidoarjo
2. Di antara variabel pengalaman , motivasi , dan mental kewirausahaan
manakah yang paling dominan pengaruhnya terhadap keberhasilan industri kecil sandal /
Hipotesis
1. Diduga pengalaman, motivasi, dan mental kewiraushaan mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap keberhasilan industri kecil sandal / sepatu di wedoro waru sidoarjo
2. Diduga pengalaman merupakan veriabel yang paling dominan pengaruhnya
terhadap keberhasilan industri kecil sendal sepatu di wedoro,sidoarjo.
Kesimpulan
1. Mental kewirausahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
keberhasilan inustri kecil sendal sepatu wedoro. Sedangkan pengalaman dan motivasi tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan industri sendal sepatu di
wedoro
2. Variabel pengalaman tidak mempunyai pengaruh yang dominan terhadap
keberhasilan industri sendal sepatu wedoro.Akan tetapi mental kewirausahaan yang
mempunyai pengaruh dominan tehadap keberhasilan industri sendal sepatu wedoro.
2.2. Landasan Teori
Dalam bab ini di sajikan beberapa teori atau konsep yang merupakan dasar utama dari kerangka pikir dalam usaha pencairan cara ilmiah untuk pemecahan masalah
yang di ajukan dalam penelitian.
2.2.1.1. Pengertian Pengalaman
Bouwman dan bradly menyatakan pengalaman didefenisikan sebagai lamanya
waktu bekerja dalam bidangnya.Pengalaman ini seringkali di gunakan oleh peneliti –
peneliti sebagai alternatif dalam pengukuran keahlian seseorang. Karena pengalaman di
asumsikan dengan sesuatu tugas berulang kali. ( Hudiwinarsih : 2005 ) dalam ( Sri Wahyuni
2009 ).
Orang yang terbuka dalam pengalaman pengalaman baru akan siap untuk
menanggapi segala peluang, tantangan, dan perubahan sosial. Orang – orang yang terbuka
akan ide ide baru ini merupakan wirausaha yang inovatif dan kreatif yang di temukan dalam
wirausaha, Suryana (2003).
Anggreani Pramesita (General Manager Aksata Marketing Communication)
menyatakan pengalaman adalah suatu yang terjadi dalam diri manusia, untuk membentuk
pola fikir yang baru dan melakukan sebuah perubahan besar dalam hidupnya.
Dari pengertian pengalaman kerja diatas maka dapat di simpulkan bahwa
pengalaman sangat penting bagi sesorang, sebab pengalaman sering di katakan orang
sebagai guru terbaik. Dengan memiliki suatu pengalaman seseorang akan mempunyai
wawasan luas, sehingga akan terbiasa untuk melaksanakan pekerjaan tertentu sesuai dengan
pengalaman yang telah di milikinya dan juga akan mudah menyesuaikan diri dengan
lingkungan kerjaan tanpa harus melalui bimbingan yang intensif dapat dengan mudah
berdaptasi dengan segala macam pekerjaan yang tentunya sesuai dengan pengalaman yang
telah di miliki seseorang tersebut
Dengan pengalaman seeorang dapat belajar tentang sesuatu hal yang bernilai
dapat membantunya dalam memberikan kemahiran dan ketrampilan dalam penyeleseaian
tugas tugas nya.
Seorang karyawan yang telah mempunyai pengalaman kerja pada bidang
pekerjaan yang sedang dia kerjakan akan dapat dengan mudah menyelesaikan semua
pekerjaannya tersebut. Pada dasarnya manusia yang berpengalaman akan lebih dewasa
dalam berfikir, bertindak dan lebih berhati - hati, sehingga kegagalan atau kesalahan yang
telah terjadi dapat di hindari di kemudian hari atau di periode berikutnya.
Teori yang di kemukakan oleh bandura (1969) dalam kristianto (2004) tentang
teori pembelajaran seseorang dimana seseorang dapat belajar lewat pengamatan dan
pengalaman langsung serta juga mengakui adanya pembelajaran yang di amati yang
mempunyai potensi nyata dalam lingkungan organisasi terutama program pelatihan yang
berguna untuk meningkatkan ketrampilan antar pribadi. Jadi hasil penelitian ini menunjang
teori pembeljaran sosial.
2.2.1.2. Macam-macam pengalaman
Pengalaman sebagai suatu hasil, yang meliputi tiga aspek yaitu
1. Pengalaman yang berupa pengetahuan
2. Pengalaman yang berupa keterampilan
3. Pengalaman yang berupa sikap atau nilai informasi yaitu ( Soemantoro 1992 :
22) dalam Novianti ( 2006 ) :
1. Pemaparan
3. Pemahaman
4.Penerimaan
5.Ingatan
2.2.1.3. Pengaruh Pengalaman Terhadap Keberhasilan Usaha Kecil
Pengalaman adalah segala kejadian yang di alami oleh seseorang yang mampu meningkatkan kemampuannya. Pengalaman kerja di peroleh selama bekerja dalam
perusahaan dan dapat di tambahkan dnegan pengalaman yang di peroleh dari perusahaan
lain dalam jenis pekerjaan yang serupa, Novianti (2006).
Keberhasilan usaha kecil diawali dengan adanya inovasi yang di picu oleh
faktor pribadi dan faktor lingkungan. Pengalaman merupakan bagian dari faktor pribadi
yang mempengaruhi keberhasilan seseorang wirausahawan dalam menjalankan
perusahaannya. Suryana (2003 : 47)
Pengalaman akan membentuk karakteristik dan watak kewirausahaan , yaitu :
Percaya diri dan menyukai tantangan, Kepemimpinan,keaslian, dan berorientasi masa
depan, Suryana, (2006 : 47)
2.2.2. Pendanaan
Pendanaan atau permodalan Modal usaha adalah dana yang diperlukan untuk
menjalankan sebuah usaha untuk mencapai tujuan tertentu, baik yang berorientasi profit
maupun non profit Annehira (2013).
Modal usaha kerap di jadikan permasalahan seseorang atau sekelompok orang dalam
sifatnya sangat penting dalam memulai atau dalam menjalankan usaha, mulai dari sumber
dana yang di peroleh, hingga manajemen atau pengelolaan dana atau modal tersebut dalam
menjalankan sebuah usaha.
2.2.2.1. Sumber pendanaan
Meski besar peranan usaha mikro dan kecil mayoritas pengusaha usaha mikro dan
kecil tidak bisa mendapatkan kredit dari perbankan karena terbentur persyaratan. Padahal
pendanaan merupakan kebutuhan dari setiap unit usaha. Dengan terbatasnya akses
pendanaan maka kesempatan mereka untuk berkembang juga terbatas. Padahal jika usaha
mereka berkembang, makin banyak lapangan kerja yang tercipta, mruf (2013).
Dalam Hafsah ( 2004 ), menyebutkan bahwa Pemerintah perlu memperluas skim
kredit khusus dengan syarat yang tidak memberatkan bagi UKM, untuk membantu
meningkatkan permodalannya, baik itu dari sektor jasa finansial formal, sektor jasa finansial
informal, skema penjaminan, leasing, dan dana modal ventura.
Sumber pendanaan sendiri sudah terlihat jelas sangat di butuhkan oleh UKM atau
Usaha Kecil Menengah ini, di butuhkan juga bantuan yang sangat berarti dari pemerintah
dalam hal pendanaan ini, di samping di butuhkannya bantuan dari pemerintah sendiri,
bantuan pendanaan dari pihak swasta sendiri juga sangat di butuhkan seperti leasing atau
perkreditan, contoh seperti beberapa bank yang menyediakan perkreditan usaha mikro
seperti mandiri, BRI, dan pihak atau instansi lain seperti koperasi yang menyediakan
pinjaman untuk usaha mikro dengan bunga yang rendah serta tanggungan atau cicilan yang
ringan sehingga memudahkan atau sangat membantu pihak pelaku usaha agar dapat tetap
menjalankan usahanya.
Rencana Keuangan adalah panduan Atau pedoman yang di susun perusahaan untuk
mencapai tujuan dan membantu peningkatan nilai perusahaan. Untuk itu biasanya
melakukan dengan cara memperkirakan jumlah dan pendapatan waktu investasi dan
pembiayaan yang di perlukan. Dalam membuat rencana keuangan seorang pengusaha atau
wirausaha harus memiliki sikap positif sehingga dalam aktivitasnya merencanakan
keuangan mengikuti delapan langkah berikut, Budiwati (2005).
1. Menetapkan tujuan perencanaan keuangan secara tepat
2.Menggunakan perencanaan keuangan sebagai motivator dan berusaha
mengkomunikasikannya dengan pihak terkait
3.Memastikan bahwa proses perencanaan di ikuti pula oleh pengendalian dan selalu
menginformasikannya dengan pihak terkait
4. Mengevaluasi strategi – strategi keuangan alternatif
5. Mengumpulkan dan menetapkan target efisiensi baik jangka pendek maupun jangka
panjang
6. Mengembangkan sebuah perencanaan dengan membandingkan terhadap prestasi
standar yang sudah diterapkan
7. memeriksa kebenaran keuangan secara menyeluruh
8. Meninjau kembali perencanaan keuangan serta merevisinya sehingga lahir
kombinasi strategi yang tepat.
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan rencana
1. Produk yang ada dan yang disusun untuk produksi
Hal ini untuk mengetahui berapa jumlah dana yang diperlukan, Jika produk yang akan
di hasilkan merupakan produk yang sudah ada atau sudah berjalan maka tidak memerlukan
tambahan modal yang begitu besar. Sedangkan bila akan dihasilkan pula produk – produk
tambahan atau baru, maka akan membutuhkan dana atau modal yang cukup besar pula.
2. Pembiayaan yang diperlukan dalam memproduksi dan kegiatan penjualan
Jika perencanaan mengenai produk yang akan dihasilkan dan sumber daya yang
dimiliki smuanya telah siap, maka akan dapat diperhitungkan berapa dana yang dibutuhkan
sehingga dapat dicari alternatif sumber pembiayaannya.
Jika perencanaan keuangan telah dilakukan dengan baik maka masalah keuangan
perusahaan atau usaha akan dapat dikelola dengan baik pula. Hal ini sesuai dengan tujuan
perencanaan keuangan yaitu, Budiwati (2005):
1. Meningkatkan investasi dalam usaha
2. Perubahan imbalan untuk para wirausaha
3. Meningkatkan kemampuan laba dalam usaha
4. Dapat memberikan harapan terhadap pertumbuhan usaha
5. Meningkatkan efisisensi usaha
2.2.2.2.3 Pengelolaan Uang ( Investasi )
Neti ( 2004 ), Masalah investasi menyangkut masalah pengalokasian dana untuk
tertentu yang diharapkan memberi manfaat dan laba bagi perusahaan. Seorang manajer
keuangan atau seorang wirausaha harus dapat mengalokasikan dananya secara tepat,
memenuhi unsur – unsur prinsip usaha yaitu efektif, efisien, produktif, agar perusahaan atau
usahanya memperoleh laba semaksimal mungkin.
Menurut Neti Budiwati,(2005) Pengalokasian dana cenderung dengan dua
kepentingan yang sering sekali tidak sejalan ( trade off ).
1. keinginan perusahaan untuk menahan atau memiliki uang kas yang besar yang
tujuannya intuk menjaga likuiditas finansial.
2. Kepentingan kedua adalah kebutuhan untuk melakukan investasi pada proyek
jangka panjang yang memiliki peluang untuk memberikan laba bagi perusahaan. Artinya,
Perusahaan memiliki dua kepentingan, yang pertama perusahaan akan lebih prioritas kepada
likuiditas finansial ( artinya memiliki uang kas yang selalu tersedia untuk kepentingan
jangka pendek ) atau apakah semua dana yang ada di invetasikan pada uaha yang ada (
misal menambah modal untuk produksi atau pengadaan bahan baku dan mesin – mesin ? ).
Kepentingan pertama memberikan dampak pada finansial perusahaan. Dari
kepentingan pertama ini, perusahaan selalu dalam keadaan mampu membayar kewajiban –
kewajiban jangka pendek ( membeli bahan baku, membayar gaji karyawan atau membayar
cicilan utang), tetapi ada yang mengganggu atau tidak produktif.
Sebaliknya, kepentingan kedua berdampak pada kondisi finansial dengan kondisi
perusahaan tidak memiliki dana yang cukup untuk membayar kewajiban – kewajiban jangka
pendek, tetapi perusahaan memiliki peluang untuk mendapat laba yang besar dari sejumlah
Dilihat dari waktu penggunaan, ada dua bentuk pengeluaran atau alokasi, yaitu
1. Pengeluaran Jangka Pendek
Pengeluaran jangka pendek adalah pengeluaran yang digunakan untuk mendukung
produksi dan akitivitas penjualan saat ini, di sebut juga dengan “ Biaya Operasi”.
Pengendalian pengeluaran uang yang bersifat jangka pendek ini bertujuan agar perusahaan
memiliki kas yang cukup untuk biaya operasional atau biaya yang diperlukan sehari – hari,
Budiwati (2005)..
2. Pengeluaran Jangka Panjang
Perusahaan juga mengeluarkan dana untuk keperluan investasi jangka panjang, atau
yang dinamakan dengan investasi atas aktiva tetap, seperti membeli tanah, gedung, mesin –
mesin dan alat produksi lainnya, Budiwati (2005).
2.2.3. Mental Kewirausahaan
2.2.3.1. Defenisi kewirausahaan
Para wirausahawan adalah individu – individu yang berorientasi tinggi yang
berani mengambil resiko dalam mengejar tujuannya. Menurut Meridith (1995) dalam
Djunaedi (2006) profil dari wirausaha mempunyai ciri – ciri dan sifat mental, ciri – ciri dari
wirausahawan adalah : Percaya diri, Berorientasi tugas dan hasil, Pengambilan resiko,
kepemimpinan dan keorisinilan masa depan.
Menurut farel muhammad ( Buchari Alma, 2001 : 16 ) dalam Tedy Oswari
( 2005), Wirausaha adalah orang yang memfokuskan diri pada peluang bukan pada resiko.
1991 : 148 ) wirausaha harus memiliki karakteristik sifat kepribadian yang cukup menonjol
yang secara kualitatif lebih dari kebanyakan pada manusia umumnya. Teddy Oswaari (
2005 ).
Menurut Steinfoff dan burgess ( 1993 : 35 ) dalam Soedorowerdi ( 2008 ),
Wirausaha adalah seeorang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko
keuangan, materi dan sumber daya manusia untuk membentuk atau menciptakan suatu
peluang usaha.
Kemudian Joseph Schumpeter mengatakan bahwa entrepreneur atau
wirausahawan adalah seseorang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan
memperkenalkan barang dan jasa yang baru dengan menciptakan bentuk organisasi baru
atau mengolah bahan baku baru, Tedy Oswari ( 2005 ).
Menurut Drucker ( 1959 ) dalam suryana ( 2006 : 2 ), Kewirausahaan adalah
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif
dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang. Jadi kewirausahaan merupakan suatu
kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengolahan sumber
daya dengan cara - cara baru dan berbeda, seperti :
1. Pengembangan teknologi
2. Penemuan pengetahuan ilmiah
3. Perbaikan produk, barang dan jasa yang ada
4. Menemukan cara – cara baru untuk mendapatkan produk yang lebih banyak
Dari beberapa informasi di atas dapat disimpulkan bahwa tugas wirausaha
adalah melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda, bukan hanya sekedar dengan cara
yang lebih baik.
2.2.3.2. Mental Kewirausahaan
Sifat mental kewirausahaan yaitu keyakinan, ketidak ketergantungan, Individualisme, kebutuhan akan prestasi berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad
kerja keras, mempunyai dorongan kuat, enerjik dan inisiatif, kemampuan mengambil resiko,
suka tantangan, mempunyai karakterisitik seorang pemimpin, dapat atau bahkan mudah
bergaul dengan orang lain, peka terhadap saran dan kritk – kritik, kreatif, fleksibel, dan
selalu berorientasi atau berpandangan jauh kedepan. Geoffrey dan Meredith ( 1995 ) dalam
Djunaedi ( 2006 ).
Karakteristik pribadi wirausaha yang mempunyai motif prestasi tinggi adalah :
1. Memilih resiko “moderate” dalam tindakandan cenderung memilih tindakan yang
memiliki tantangan, 2. Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatan – perbuatan yang
di maksud disini selalu berjiwa besar mengakui terhadap kesalahan – kesalahan yang telah
di lakukan tanpa mencari mengkambing hitamkan orang lain atau suatu hal, 3. Mencari
Umpan balik atau tanggapan ( feed back ) tentang perbuatan perbuatannya, serta berusaha
melakukan sesuatu dengan cara baru ( 2005 ).
Seorang wirausaha harus mempunyai serta memiliki sifat keberanian,
sendiri. Secara lebih luas kewirausahaan merupakan mental yang perlu menekankan aspek
percaya diri.
2.2.3.3. Pengaruh Mental Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Kecil
Usaha kecil warung kopi merupakan salah satu dunia wirausaha yang
merupakan tantangan bagi dunia wirausaha yang merupakan tantangan bagi generasi muda,
Hal ini karena jumlah pencari kerja yang lebih besar dari penawaran pekerjaan. Resiko
untung atau rugi secara ketidak berhasilan usaha menyebabkan kebnyakan pengusaha
mundur dari usahanya.
Modal mental adalah kesiapan mental berdasarkan landasan agama,
diwujudkan dalam bentuk keberanian untuk menghadapi resiko dan tantangan, Suryana
(2006 : 7).
Banyak contoh kewirausahaan yang berhasil menciptakan pekerjaan, Cukup
dengan mempunyai mental kewirausahaan yaitu modal semangat keberanian, pengabdian
serta ketekunan. Mula – mula usaha yang dirintis dengan modal kesanggupan, akhirnya bisa
bergembang dan menjadi usaha yang berhasil. Soedorowerdi ( 2008 ).
2.2.4. Keberhasilan Usaha Kecil
2.2.4.1. Pengertian Keberhasilan
Menurut Kiryanto ( 2001 : 204 ) dalam Novianti ( 2006 ) keberhasilan pengusaha kecil ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu :
Ditinjau dari adanya peningkatan kekayaan perusahaan diluar pinjaman misal
kenaikan laba, tambahan modal sendiri dan rasio – rasio yang lain.
2. Sosial:
Ditinjau dari adanya kelangsungan hidup perusahaan yang dikaitkan dengan
keberadaan karyawan di perusahaan.
2.2.4.2. Cara Mengukur Keberhasilan
Dalam mengukur suatu keberhasilan masing-masing bidang memiliki tolak
ukur yang berbeda-beda. Untuk mengukur keberhasilan dilihat dari analisis profitabilitas
yang di bedakan berdasarkan pada keputusna manajer yang diperlukan. Guilton and Paul (
1994 ) dalam : Djunaedi ( 2006 ), yaitu :
1. Untuk keputusan marjin
Ini adalah keputusan – keputusan mengenai biaya, biaya variabel serta biaya
pemasaran langsung yang dapat dikendalikan.
2. Untuk keputusan manajemen kekayaan ( asset managemen )
Ukuran ini diperlukan oleh manajer dalam rangka membuat keputusan –
keputusan mengenai jumlah investasi ruang ( kekayaan dalam bentuk fisik ) dan persediaan
( kekayaan dalam bentuk dana ) yang sesuai untuk suatu produk, lini produk atau
Sedangkan Aker ( 1984 ) dalam Djunaedi ( 2006 ) berpendapat bahwa untuk
mengukur keberhasilan didasarkan pada pendekatan, yaitu :
1. Pendekatan Financial
Dalam pendekatan ini di dasari profitabilitas dan penjualan. Salah satu dasar
pengukuran yaitu, Return On Asset ( ROA = Profit : Asset ).
2. Pendekatan Long Term Business Health
Pendekatan ini mengukur keberhasilan didasarkan pada prospek long term (
jangka panjang ) seperti :
1. Customer Satisfaction
2. Product and Services Quality
3. Brand / Firm Association
4. Relative Cost
5. New Product Activity
6. Manager Employer Capability and Performance
Pengukuran keberhasilan berdasarkan pada pendekatan keuntungan, yang
dijadikan sebagai pengukur keberhasilan.
“ Tingkat Keuntungan = Pendapatan –Biaya “
Rumus : = TR – TC
Q = f ( capital, laborn skill )
Q = f ( capital, laborn, pengalaman, motivasi, mental, kewirausahaan )
Dimana : P = harga per unit
Fc = biaya tetap
Q = unit yang di jual
Vc = Variable Cost per unit
2.2.4.3. Pengertian Usaha Kecil
Pengertian usaha kecil sampai saat ini belum terdapat kesepakatan dikalangan
ahli maupun lembaga – lembaga terkait.
Menurut Suryana ( 2003 – 87 ) di indonesia sendiri belum ada batasan dan kriteria
yang baku mengenai usaha kecil. Berbagai instansi menggunakan batasan fokus
permasalahan yang di tuju. Dalam undang – undang No.9 / 1995 pasal 5 tentang usaha kecil
disebutkan beberapa kriteria usaha kecil sebagai berikut :
1. Memiliki kekayaan baersih paling banyak Rp.200.000.000,00 ( dua ratus juta
rupiah )
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 ( satu milyar
rupiah )
Sedangkan usaha kecil menurut supriyadi ( 2004 ) dalam Djunaedi ( 2006 ).
mendiskripsikan secara berbeda yaitu menurut sudut pandang masing – masing. Sebagai
tercantum didalam tabel 1 berikut ini :
Tabel 2.1
Kriteria usaha kecil menurut beberapa institusi di indonesia
Dep.Koperasi & PPK
Komisi untuk perkembangan ekonomi ( Community for Economic Development –
CED , Mengemukakan kriteria usaha kecil sebagai berikut :
1. Manajemen berdiri sendiri, manajer adalah pemilik,
2. Modal disediakan oleh pemilik atau sekelompok kecil,
3. Daerah operasional bersifat lokal,
4. Ukuran dan keselarasan relatif kecil, Suryana (2006 : 87 )
Disamping ciri – ciri di atas, usaha kecil memiliki keunggulan dan kelemahan
tersendiri. Beberapa keunggulan dan kelemahan usaha kecil antara lain: (Djunaedi, 2006 )
1. Hubungan yang lebih pribadi dengan pelanggan, suplier, serta karyawan.
2. Hubungan interpersonal yang lebih erat.
4. Sumber inovasi,termasuk fleksibilitas dalam berbagai tindakan.
5. Kehidupan bermasyarakat yang lebih luas.
6. Produk atau pengembangan pemimpin – pemimpin.
Kelemahan – kelemahan khusus usaha kecil adalah :
1. Kurangnya kemampuan mengolah akibat kurangnya pelatihan dan
pengembangan
2. Lemahnya daya financial, termasuk pajak yang “ tidak wajar”
3. Posisi bersaing yang kurang kuat
4. Kurangnya koordinasi antara pembelian barang dan penjualan barang
5. Sistem pencatatan kurang sempurna
6. Teknik pemasaran yang kurang efektif
7. Meningkatnya kompleksitas operasi
2.2.5. Pengaruh Pengalman Terhadap Keberhasilan Usaha Kecil
1. Pengalaman tidak mempunyai pengaruh yang dominan terhadap keberhasilan
industri sendal sepatu wedoro, wahyuni (2009).
2. Orang yang terbuka dalam pengalaman, Maka pengalaman baru akan siap
untuk menanggapi segala peluang, tantangan, dan perubahan sosial. Orang – orang yang
terbuka akan ide – ide baru merupakan wirausaha yang yang inovatif dan kreatif yang di
2.2.6. Pengaruh Pendanaan Terhadap Keberhasilan Usaha Kecil
1. karakteristik wirausaha,modal usaha secara individu dan secara bersama
berpengaruh signifikan terhadap perkembangan usaha, Puwanti (2012)
2. Variabel modal dan tenaga kerja secara bersama – sama berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel produksi sepatu pada pengrajin sepatu koperasi “Margo Suryo”,
Duri (2013).
2.2.7. Pengaruh Mental Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Kecil
1. Dari analisis regresi berdasarkan uji t variabel – variabel pengalaman,
pendidikan, curahan waktu dan mental kewirausahaan yang berpengaruh secara signifikan
terhadap keuntungan, hanya mental kewirausahaan. Sedangkan pengalaman, pendidikan,
dan curahan waktu tidak berpengaruh secara signifikan, Djunaedi (2006).
2. Banyak contoh kewirausahaan yang berhasil menciptakan pekerjaan, cukup
dengan mempunyai mental kewirausahaan yaitu modal semanagat keberanian, pengabdian
serta ketekunan. Mula – mula usaha yang di rintis dengan modalkesanggupan, akhirnya bisa
berkembang dan menjadi usaha yang berhasil, Soedorowerdi (2008).
2.3. Kerangka Pikir
Penelitian ini di lakukan pada dasarnya merupakan pengembangan terhadap teori –
teori dan penelitian – penelitian yang pernah di lakukan sebelumnya.
Adapun premis yang di gunakan oleh penulis sebagai acuan dalam melakukan
penelitian dapat di jabarkan sebagai berikut :
Adanya pengaruh pengalaman, pendidikan, curahan waktu dan mental kewirausahaan
terhadap keberhasilan industri kecil, ( Djunaedi, 2006 )
2. Premis 2
Adanya pengaruh pengalaman, motivasi, mental kewirausahaan terhadap keberhasilan
indutri kecil sandal sepatu wedoro wari, sidoarjo. (Sri Wahyuni 2009 )
3. Premis 3
Kemampuan dalam perencanaan, organisasi dan motivasi secara bersama – sama
maupun secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan usaha
kecil. ( Sudorowerdi, 2008 )
Berdasar kerangka fikir di atas, dapat di susun alur pemikiran yang merupakan
formulasi secara sistematis antara konsep atau variabel penelitian dalam upaya pemecahan
masalah yang dapat di sajikan dalam suatu diagram skema hubungan berikut:
Diagram Kerangka Pikir
Regresi Linier Berganda
2.4. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir, maka dapat di ambibil hipotesis sebagai berikut :
Pengalaman (X1)
Pendanaan (X2)
Mental Kewirausahaan (X3)
“Di duga pengalman, pendanaan, dan mental kewirausahaan berpengaruh terhadap
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Penelitian dengan judul Pengaruh Pengalaman, Pendanaan, dan Mental
Kewirausahaan di daerah rungkut dan sekitarnya, yang bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana pengaruh dari Pengalaman, Pendanaan, dan Mental Kewirausahaan dalam
perkembangan warung kopi di daerah rungkut yang penduduknya dari berbagai tingkatan
sosial. Di daerah rungkut sendiri banyak jenis warung kopi mulai dari yang harga murah,
hingga yang harganya relatif mahal. Sehingga menjadi tema yang menarik untuk di angkat
dalam sebuah penelitian, guna menyesuaikan apakah pelajaran yang di dapat di dalam
perkuliahan sesuai dengan kejadian uang terjadi.
3.2. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.2.1. Defenisi Operasional
Untuk memahami maksud atau arti dari masing – masing variabel yang akan
diteliti, maka perlu diberikan defenisi operasional dan skala pengukuran dari masing –
masing maksud tersebut sebagai berikut :
1. Pengalaman ( XІ )
Merupakan suatu yang pribadi yang merupakan kesimpulan oleh peserta
tertentu atas suatu kejadian dimana pada penelitian ini mengutamakan perjalanan waktu
yang telah di alami oleh pengusaha bagi pelaksana usahanya selama jangka waktu tertentu
menggunakan kuesioner yang dikembangkan dalam bentuk pertanyaan diadobsi dari
novianti ( 2006 ).
Variable XІ menggunakan empat pertanyaan dengan indikator sebagai berikut:
1. Pengalaman Kerja
2. Pengalaman Pendidikan
2. Pendanaan ( XЇ )
Merupakan suatu kesediaan dalam mengeluarkan tingkat upaya dalam diri setiap manajer untuk mencapai tujuan dalam memenuhi kebutuhannya. Hal ini dipengaruhi
oleh upah, Keamanan kerja, Status, Pencapaian prestasi dan tanggung jawab. Dalam hal ini
instrumennya menggunakan kuestioner yang digunakan mengadopsi dari kuesioner
Novianti ( 2006 ).
Variable XЇ menggunakan empat pertanyaan dengan indikator sebagai berikut:
1. Memperoleh Modal
2. Untung Usaha
3. Perencanaan Usaha
3. Mental Kewirausahaan ( XЈ )
Merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang sebagai motivator, sebagai individu yang mempunyai kemampuan naluriah dalam mengembangkan usahanya.
Variable instrumentalnya menggunakan kuesioner dalam bentuk pertanyaan yang diadopsi
dari Novianti ( 2006 )
1. Tanggung Jawab
2. Kemampuan / Mental Individu
4. Keberhasilan Usaha Kecil ( Y )
Merupakan keberhasilan perusahaan yang di tinjau dari adanya peningkatan kekayaan perusahaan diluar pinjaman, Contoh: Kenaikan laba yang diperoleh dari omset
penjualan, dan jenis biaya produksi keberhasilan perusahaan. Dalam hal ini untuk mengukur
variable instrumennya menggunakan kuesioner yang dikembangkan dalam bentuk
pertanyaan yang diadopsi dari Novianti ( 2006 ).
1. Pendapatan Usaha
2. Kondisi Usaha
3.2.2. Teknik Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval.
Sedangkan teknik pengukurannya dengan menggunakan Semantik Diferensial yang
mempunyai skala poin 1 sampai 5. Skala yang akan memberikan petunjuk kepada
responden untuk memberikan penilaian terhadap sejumlah pertanyaan sebagai penelitian
yang akan diteliti dan diukur dengan tujuh skala yang ditampilkan sebagai berikut :
1 2 3 4 5
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
Jawabandengan nilai 1 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan
diberikan, nilai 3 merupakan nilai tengah antara sangat setuju dengan sangat tidak setuju
terhadap pernyataan yang diberikan, jawaban antara 4 sampai dengan 5 berarti cenderung
sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan.
3.2.3. Teknik Penentuan Sample
Obyek pada penelitian ini adalah usaha kecil waung kopi di daerah rungkut
dan sekitarnya dan data yang diperoleh berdasarkan kuesioner yang telah di sebarkan
kepada para pengusaha kecil warung kopi.
1. Populasi
Adalah kelompok subyek atau obyek yang memiliki ciri – ciri atau karakteristik yang berbeda dengan kelompok subyek atau obyek yang lain, dan kelompok
tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian ( Sumarsono, 2004 : 44 ).Populasi
yang di ambil dari peneliti sendiri merupakan bagian dari usaha kecil yang ada di daerah
rungkut sebanyak 189 pedagang.
2. Sample
Adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri dan karakteristik
yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah sample harus representatif dari
sebuah populasi ( Sumarsono, 2004 : 44 ). Teknik penarikan sample yang di gunakan adalah
teknik Insidental sampling / sampel kebetulan, sampel incidental sendiri adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan / incidental
bertemu dengan peneliti dapat di gunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
Dikarenakan tidak adanya data valid dari kecamatan. Maka peneliti mengambil
sampel dari warung kopi yang berada di kecamatan rungkut yang terdiri dari 6 kelurahan,
dan mengambil sebanyak 30 sampel yang diambil dari 5 samel setiap kelurahan. Peneliti
menggunakan teknik incidental sampling karena kondisi yang menuntut seperti wktu,
tenaga, materi, dan sumber data yang tidak memadai.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Jenis dan Sumber Data
3.3.1.1. Jenis Data
Data yang akan digunakan untuk menghitung analisis dan pengujian hipotesis dalam
penelitian ini adalah Data Primer. Data Primer dapat didefenisiskan sebagai sumber data
yang langsung memberikan data kepada peneliti ( Sugiono, 2003 : 156 ). Penumpulan data
primer dilakukan melalui survei lapangan dan wawancara mendalam ( in – depth interview
).
3.3.1.2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini berupa :
1. Sumber data intern data primer dan sekunder yang diperoleh langsung dari
objek secara perorangan.
2. Sumber data Ekstern yaitu, berupa literatur yang diperlukan dalam penelitian.
3.3.1.3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dengan mengadakan wawancara secara langsung dengan pemilik
usaha kecil dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan responden ( Nazir, 1988 : 234 ).
2. Observasi
Pengamatan langsung pada obyek yang diteliti dan pencatatan gejala – gejala yang
tampak pada objek penelitian guna mencocokkan hasil dari wawancara, sehingga
mendapatkan penyajian terhadap kebenaran data.
3. kuesioner
Teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan
tertulis kepada responden untuk di jawab. ( Sugiono, 2003 : 162 )
4. Kepustakaan
Kepustakaan yaitu denagn mengumpulkan buku – buku, literatur, serta tulisan ilmiah
yang digunakan sebagai landasan teori yang mendukung pelaksanaan penelitian.
3.4. Uji Kualitas Data
3.4.1. Uji Validitas, Uji Realibilitas, Uji Normalitas
3.4.1.1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur itu ( kuesione )
tertuju terhadap apa yg di inginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat digunakan
dengan menggunakan korelasi antara skor yang diperoleh masing – masing butir pertanyaan
dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan skor pertanyaan, Apabila korelasi skor
yang digunakan yaitu jika nilai rhitung lebih besar dari pada rtabel dan nilai responden positif, maka butir atau item pertanyaan tersebut adalah valid ( Ghozali, 2002 : 135 ).
3.4.1.2. Uji Reliabilitas
Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu ( Ghozali, 2002 : 132 ).
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Cronbach Alpha > 0,60. Maka butir
atau pertanyaan tersebut adalah reliable. ( Ghozali, 2002 : 133 ).
3.4.1.3. Uji Normalitas Data
Iji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah mengikuti seberapa normal
atau tidak. Untuk mengetahui data tersebut mengikuti seberapa normal, dapat dilakukan
berbagai metode diantaranya adalah Metode Kolmogrof Smirnovd dan Metode Shapiro
Wilk dengan mempergunakan pedoman SPSS 13.0 ( Sumarsono, 2004 : 43 ) yang
merupakan pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti
distribusi normal, berikut adalah pedomannya ;
1. Jika nilai signifikan ( nilai profitabilitas ) lebih besar dari 5% maka distribusi
adalah normal
2. Jika nilai signifikan ( nilai profitabilitas ) kurang dari 5% maka distribusi adalah
tidak normal
3.4.2. Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi harus bersifat BLUE ( Best Linier Unibased Estimator ), artinya
pengambilan keputusan melalui uji f dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan
Tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier berganda yaitu :
1. Tidak boleh ada autokorelasi
2. Tidak boleh ada multikolinieritas
3. Tidak boleh ada heterokedastisitas
Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan
regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE, sehingga pengambilan uji F dan uji t
menjadi bias.
1. Autokorelasi
Autokorelasi dapat didefenisikan sebagai korelasi antara data observasi yang
diurutkan berdasarkan waktu ( data time series ) atau data yang diambil pada waktu
tertentu ( data Cross-sectional ) ( Gujarat, 1999 : 201 ).
Autokorelasi menunjukkan dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 ( sebelumnya ). Model
regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi . Adanya auto korelasi
dalam regresi dapat diketahui dengan menilai besaran Durbin Watson ( DW ), tidak terjadi
autokorelasi jika nilai Durbin Watson berada antara -2 hingga +2 ( santoso , 2001 : 219 ).
2. Multikolineritas
Tujuan pengujian ini adalah untuk menguji apakan pada model regresi ditmukan
adanya korelasi antar Variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat
problem multikolineritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara
Tolerance mengukur variabilitas bebas yang tidak dapat dijelaskan oleh variable
bebas lainnya. Nilai tolerance yang umum dipakai dengan nilai VIF dibawah 10, maka tidak
terjadi multikolineritas (Ghozali 2005 : 57 – 59 ).
Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya multikolineritas yaitu dengan melihat
besarnya nilai varianceinflation ( VIF ). VIF ini dapat dihitung dengan rumus
Menurut santoso ( 2002 : 206 ) syarat suatu model regresi liniernya tidak terdapat
multikolinieritas adalah nilai VIF kurang dari 10 dan angka tolerance mendekati angka 1.
3 Heterokedastisitas
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Sig ( 2 – tailed ) > 0,05. Maka hal ini
berarti dalam model persamaan regresi tidak terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lainnya atau bebas Heteroskedastisitas ( Santoso, 2001 : 1
6 1 ).
Menurut Santoso ( 2001 : 301 ), deteksi adanya Heterokedastisitas adalah:
Jika taraf signifikan > 0,05 maka tidak terjadi heterokedastisitas
Jika taraf signifikan 0,05 maka terjadi heterokedastisitas.
3.4.3. Teknik Analisis
Data yang diperoleh kemudian di susun kembali, dikelompokkan dengan tujuan
analisis. Setelah dikelompokkan kemudian diolah sesuai dengan diagram kerangka pikir.
Analisis regresi dihasilkan dengan cara memasukkan input data variable kedalam fungsi
terhadap satu variable terikat. Berdasarkan pertanyaan di atas maka model persamaan yang
digunakan adalah :
Regresi linier berganda :
Y = α + βІ XІ + βЇ XЇ + βЈ XЈ e ...( Anonim,
2010 : L – 12 ).
Keterangan :
Y = Keberhasilan usaha warung kopi di daerah rungkut
α = Konstanta
XІ = Pengalaman
XЇ = Motivasi
XЈ = Mental kewirausahaan
βІ - βЈ = Koefisien Regresi
e = Kesalahan
3.5. Uji Hipotesis
3.5.1. Uji Kesesuaian Regresi Linier Berganda ( uji F )
Uji F digunakan untuk menguji kesesuaian model regresi yangdihunakan untuk
melihat pengaruh dari pengalaman ( XІ ), Motivasi (XЇ ), Mental Kewirausahaan (XЈ )
terhadap variable keberhasilan usaha kecil ( Y ), Adapun langkah – langkah pengujiannya
1. Hipotesis Statistik :
HЅ: βІ = 0, ( Model regresi yang dihasilkan tidak sesuai )
HІ : βЇ≠ 0, ( Model regresi yang dihasilkan sesuai )
2. Tingkat signifikan yang digunakan 0,05 dengan derajat bebas ( n – k – 1 ),
dimana n = jumlah pengamatan dan k = Jumlah Variable.
3. Kriteria Keputusan
a) Jika tingkat signifikan ≥ 0,05 maka HЅ diterima dan HІ ditolak
b) Jika tingkat < 0,05 maka HЅ ditolak dan HІ diterima.( Anonim,2010:L–21 ).
3.5.2. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh variable
pengalaman, motivasi, dan mental kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha kecil.
Adapun langkah – langkah pengujiannya sebagai berikut :
1. Hipotesis Statistik ;
HЅ: βІ - 0,( Variable XІ, XЇ, atau XЈ tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Y
)
HІ : βІ≠ 0,( Variable XІ, XЇ, atau XЈ mempunyai pengaruh signifikan terhadap Y )
2. Tingkat signifikan yang digunakan 0,05 dengan derajat bebas ( n – k – 1 ),
dimana n = jumlah pengamatan dan k = jumlah variable
a. Jika tingkat signifikan ≥ 0,05 maka HЅ diterima dan HІ ditolak
b. Jika tingkat signifikan < 0,05 maka HЅ ditolak dan HІ diterima.
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS DATA
4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas 4.1.1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur itu (kuesioner) tertuju terhadap apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut
dilakukan dengan mengkorelasikan skor total (corrected item-total correlation) dengan skor
masing - masing pertanyaan dengan dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai rhitung
lebih besar dari pada rtabel dan nilai responden positif, maka butir atau item pertanyaan
tersebut adalah valid.
Nilai rtabel diperoleh dari df = n-2, dimana (n) adalah jumlah sampel atau
responden. Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan (n) = 33, maka besarnya df =
33 –2 = 31, sehingga nilai rtabel = 0,2913. Adapun hasil uji validitas pada variabel
pengalaman (X1), pendanaan (X2), mental kewirausahaan (X3) dan keberhasilan usaha kecil
(Y) adalah sebagai berikut:
4.1.1.1. Pengalaman (X1)
Indikator yang digunakan pada variabel pengalaman sebanyak 4 (empat)
indikator dimana hasil pengujian validitas yang dilakukan sebanyak 2 (dua) kali pengujian,
sebagaimana yang tercantum pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Dari kolom corrected item total correlation terlihat indikator X1.2 sebesar -0,027
dimana nilai tersebutkurang dari r-tabel (0,2913) sehingga indikator tersebut dinyatakan
tidak valid sehingga harus dieliminasi. Item x1.2 tidak dapat mengukur variabel x1 karena
kondii/fenomena pada pengusaha kecil warung kopi sebagian besar membuka usaha dan
berhasil karena pengalaman di bidang wirausaha sebelumnya, dan dilakukan pengujian
validitas lagi tanpa indikator X1.2 yang hasilnya adalah:
Setelah indikator X1.2 dieliminasi, maka nilai corrected item total
correlation masing-masing indikator yang tersisa sudah diatas r-tabel (0,2913) sehingga
dapat dinyatakan bahwa semua indikator adalah valid.
4.1.1.2. Pendanaan (X2)
Indikator yang digunakan pada variabel pendanaan sebanyak 4 (empat) indikator dimana hasil pengujian validitas yang dilakukan sebanyak 1 (satu) kali pengujian,
sebagaimana yang tercantum pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3
Uji Validitas Variabel Pengalaman
Indikator
variabel pendanaan sudah lebih dari r-tabel (0,2913) sehingga semua indikatornya adalah
valid.
4.1.1.3. Mental Kewirausahaan (X3)
Indikator yang digunakan pada variabel mental kewirausahaan sebanyak
4 (empat) indikator dimana hasil pengujian validitas yang dilakukan sebanyak 1 (satu) kali
pengujian, sebagaimana yang tercantum pada tabel berikut ini:
Uji Validitas Variabel Mental Kewirausahaan
variabel mental kewirausahaan sudah lebih dari r-tabel (0,2913) sehingga semua
indikatornya adalah valid
4.1.1.4. Keberhasilan Usaha Kecil (Y)
Indikator yang digunakan pada variabel keberhasilan usaha kecil
sebanyak 5 (lima) indikator dimana hasil pengujian validitas yang dilakukan sebanyak 1
(satu) kali pengujian, sebagaimana yang tercantum pada tabel berikut ini:
Tabel 4.5
Uji Validitas Variabel Keberhasilan Usaha Kecil