• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MENONTON FILM KARTUN SPONGEBOB SQUAREPANTS DI TELEVISI TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI 067952 MEDAN JOHOR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MENONTON FILM KARTUN SPONGEBOB SQUAREPANTS DI TELEVISI TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI 067952 MEDAN JOHOR."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MENONTON FILM KARTUN SPONGEBOB

SQUARPANT DI TELEVISI TERHADAP PRESTASI

BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V

SD NEGERI 067952 MEDAN JOHOR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pada Jurusan PPSD S-1

Oleh :

ULFAH SARI REZEKI

NIM. 108313382

(2)

v

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang diajukan Oleh :

ULFAH SARI REZEKI

NIM. 108313382

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar

Telah dipertahankan dalam ujian Skripsi pada Tanggal 26 juni 2012 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Medan, 26 Juni 2011 Panitia Ujian

Ketua, Sekretaris,

Drs. Nasrun, MS Drs. Khairul Anwar, M.Pd

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini diajukan Oleh :

ULFAH SARI REZEKI

NIM. 108313382

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar

Telah Memenuhi Syarat dan Disetujui Untuk Diajukan dan Dipertahankan Dalam Ujian Mempertahankan Skripsi

Medan, 26 Juni 2012 Dosen Pembimbing,

Drs. Aman Simare-mare, MS NIP. 19610724 198703 1 002

Disetujui oleh, Ketua Jurusan PPSD FIP

(4)

vii Televisi Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri 067952 Medan Johor

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt atas segala karunia dan rahmat-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dengan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Menonton Film Kartun Spongebob Squarepants di Televisi Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri 067952 Medan Johor” sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan PPSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Selama penyelesaian skripsi ini penulis menyadari banyak mengalami berbagai kesulitan dan hambatan, karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman penulis dalam menyusun skripsi. Penulis juga menyadari tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik tanpa bimbingan, saran, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak terutama Bapak Drs. Aman Simare-mare, MS., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, motivasi dan arahan mulai dari awal penulisan proposal hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Drs. Nasrun, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

(6)

ii

4. Bapak Drs. Ramli Sitorus, M.Ed., Ibu Dra. Eva Betty Simanjuntak, M.Pd., dan

Ibu Dra. Rosliana Sitompul, M.Pd., selaku dosen penguji yang telah banyak

memberikan saran, masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Indrawati, S.Pd selaku Kepala SD Negeri 067952 Medan Johor dan

seluruh guru-guru serta siswa-siswa kelas V di SD Negeri 067952 Medan

Johor yang telah banyak membantu penulis selama melaksanakan penelitian.

6. Teristimewa dan tersayang Ayahanda Lif’anan, dan Ibunda Dra. Nurbaiti

sebagai rasa hormat, sayang dan terima kasih ananda yang tak terhingga atas semua pengorbanan dan do’a yang telah diberikan baik spritual dan material

mulai dari ananda kecil sampai memperoleh gelar Sarjana Pendidikan S1

PGSD di Universitas Negeri Medan.

7. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada suami tercinta Septian

Roesdana yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis selama

menjalani perkuliahan hinggga selesainya skripsi ini.

8. Buat Nenek tercinta Rukiah Lubis, yang telah banyak memberikan dukungan,

perhatian dan do’a kepada penulis selama menyelesaikan studi di Universitas

Negeri Medan.

9. Buat sahabat-sahabatku Nizmi Putri, Chairunisa Amelia, dan Nurhabibah, dan

semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih

atas dukungan kalian selama ini.

(7)

penyampaian, isi, teknik penulisan dan masih kurangnya nilai ilmiah karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis sebagai seorang mahasiswa. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan penulis ucapkan terima kasih. Kiranya Allah swt melimpahkan karunia-Nya untuk kita semua, Amin.

Medan, Maret 2012 Penulis,

ULFAH SARI REZEKI NIM. 108313382

(8)

ABSTRAK

ULFAH SARI REZEKI, NIM. 108313382, “Pengaruh Menonton Film Kartun Spongebob Squarepants di Televisi Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD

Negeri 067952 Medan Johor”, Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, 2012.

Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dipengaruhi banyak faktor salah satunya adalah kebiasaan belajar dan menonton film kartun di TV. Siswa yang sudah terbiasa dan ketagihan menonton film-film kartun di TV dapat mengganggu konsentrasinya dalam belajar bahkan membuat siswa tersebut lupa untuk belajar sehingga berakibat pada prestasi belajarnya.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh negatif menonton film kartun Spongebob Squarepants di televisi terhadap prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa di kelas V SD Negeri 067952 Medan Johor. Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 067952 Medan Johor tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 2 kelas dengan jumlah seluruhnya 60 orang siswa. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 orang siswa atau total unit populasi. Instrumen yang digunakan adalah angket sebanyak 10 butir pertanyaan yang telah dinyatakan valid dan reliabel serta studi dokumentasi (nilai raport). Teknik analisis data menggunakan statistik kolerasi Product Momen Pearson dan uji-t.

Hasil penelitian ditemukan kebiasaan siswa menonton film kartun Spongebob Squarepants di TV tergolong sedang dengan rata-rata skor angket sebesar 19,5 dan nilai prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa rata-rata sebesar 73,52 atau tergolong cukup. Hasil pengujian hipotesis diperoleh rxy = –0,269 atau berada antara –1 < –0,109 < +1 dan –ttabel > –thitung yaitu –

1,67 > –2,217. Hasil perhitungan koefisien determinasi diperoleh I = 7,24%.

(9)

DAFTAR ISI

2.1.4. Film Kartun Spongebob Squarepants ... 25

2.2. Kerangka Pemikiran ... 27

2.3. Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1. Jenis Penelitian ... 30

3.2. Populasi dan Sampel ... 30

3.3. Operasional Variabel Penelitian ... 30

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.5. Teknik Analisis Data ... 35

(10)

ii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1. Hasil Penelitian ... 37

4.1.1. Deskripsi Data Kebiasaan Siswa Menonton Film Kartun Spongebob Squarepants di Televisi ... 37

4.1.2. Deskripsi Data Prestasi Belajar Bahasa Indonesia ... 42

4.2. Pengujian Hipotesis ... 43

4.2.1. Perhitungan Persamaan Regresi Linier ... 43

4.2.2. Uji Hipotesis ... 44

4.3. Pembahasan ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

5.1. Kesimpulan ... 49

5.2. Saran ... 49

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1: Paradigma Penelitian ... 30

(12)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1: Angket Kebiasaan Menonton Film Kartun Spongebob

Squarpants di TV ... 54 Lampiran 2: Data Ujicoba Angket Menonton Film Kartun Spongebob

Squarepants di TV (Variabel X) ... 56 Lampiran 3: Perhitungan Ujicoba Angket Menonton Film Kartun

Spongebob Squarepants di TV ... 57 Lampiran 4: Data Mentah Hasil Angket Kebiasaan Siswa Menonton Film

Kartun Spongebob ... 62 Lampiran 5: Data Nilai Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi di segala

bidang. Berbagai perkembangan itu semakin kuat sejalan dengan tuntutan reformasi dan

globalisasi. Untuk itu mutlak diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan

kompeten. Sumber Daya Manusia yang berkualitas akan mampu mengembangkan potensi yang

dimiliki untuk kemajuan bangsa dan negara. Salah satu upaya membina dan membangun SDM

yang tangguh dan dapat diandalkan diantaranya melalui pendidikan, baik pendidikan yang

diberikan secara formal maupun non formal.

Fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 adalah:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, beraklaq mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis dan tanggung jawab.

Berdasarkan pernyataan di atas fungsi dan tujuan pendidikan adalah untuk memberikan

bekal yang diperlukan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pendidikan seseorang

diharapkan mampu membangun sikap dan tingkah laku serta pengetahuan dan keterampilan yang

perlu dan berguna bagi kelangsungan dan kemajuan diri dalam masyarakat, bangsa dan negara.

Pada dasarnya tercapainya tujuan pendidikan nasional dapat dilihat dari prestasi belajar yang

diperoleh oleh siswa. Prestasi belajar merupakan suatu bukti keberhasilan belajar atau

kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan standar yang

(14)

dalam bentuk nilai. Dari situ dapat dilihat tinggi rendahnya prestasi belajar siswa pada setiap

bidang studi.

Hasil observasi awal peneliti di SD Negeri 067952 Medan Johor, berdasarkan daftar

kumpulan nilai atau prestasi siswa ditemukan bahwa rata-rata prestasi belajar siswa kelas V pada

semester genap tahun pelajaran 2010/2011 dari beberapa mata pelajaran masih tergolong rendah.

Tabel. 1

Rata-rata Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 067952 Medan Johor Semester Genap T.A. 2010/2011

Mata Pelajaran Rata-rata KKM

Pendidikan Agama 80,4 70 Matematika 67,2 65 Ilmu Pengetahuan Alam 70,5 65 Ilmu Pengetahuan Sosial 72,8 70 Bahasa Indonesia 68,5 70

PKn 76,4 70

Tabel 1 di atas, menunjukkan bahwa rata-rata prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran

matematika dan Bahasa Indonesia lebih rendah dibandingkan pelajaran lainnya. Pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia tampak bahwa rata-rata prestasi belajar siswa sebesar 68,5 dan masih

lebih kecil dari nilai KKM yaitu 70.

Pada dasarnya, prestasi belajar yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor, baik faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri maupun faktor yang berasal dari

luar diri siswa. Faktor yang terdapat dalam diri siswa antara lain adalah intelegensi, motivasi,

minat, bakat, kondisi fisik, sikap dan kebiasaan siswa dalam belajar. Sedangkan faktor yang

berasal dari luar diri siswa dapat berupa keadaan sosial ekonomi, lingkungan, sarana dan

prasarana, guru, perhatian orang tua dan sebagainya. Hal ini berarti bahwa salah satu faktor dari

dalam diri siswa yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar adalah kebiasaan belajar

(15)

Kebiasaan menonton TV dapat menyebabkan malasnya seorang siswa untuk belajar

sehingga akan berpengaruh pada prestasi belajarnya. Hal ini dikemukakan oleh Putra (2010:45),

yang mengatakan bahwa “kalau anak sudah ketagihan terhadap televisi mereka bisa jadi lupa

untuk belajar. Bahkan pada beberapa anak merasa hidupnya adalah untuk sesuatu yang ada di

televisi. Kalau sudah begitu, prestasi anakpun akan menurun”.

TV termasuk media massa elektronik yang mampu menyebarkan pesan atau berita secara

cepat dan memiliki kemampuan mencapai pemirsa atau penonton dalam jumlah tak terhingga

pada waktu yang bersamaan. Berbagai acara yang ditayangkan di TV mulai dari infotainment,

entertainment, iklan, sampai pada sinetron-sinetron dan film-film teramsuk film kartun anak

telah mampu membius para pemirsanya (terutama anak-anak) untuk terus menyaksikan acara

demi acara yang dikemas sedemikian rupa, dan dibumbuhi dengan berbagai aksesoris yang

menarik, sehingga membuat pemirsanya terkagum-kagum dengan acara yang disajikan. Tidak

jarang sekarang ini banyak anak-anak lebih suka berlama-lama di depan TV dari pada belajar,

bahkan hampir-hampir lupa akan waktu makannya.

Sajian acara yang ada di TV memang sangat menarik bagi anak, namun tidak semua

informasi merupakan informasi sehat dan dibutuhkan anak. Banyak penelitian yang

menunjukkan adanya pengaruh menonton TV terhadap belajar siswa. Data statistik Indonesia

(dalam Ardianto dan Buchari, 2008:127), dilaporkan bahwa “60% penduduk umur 10 tahun lebih

suka menonton TV dan hanya 22% yang membaca koran atau majalah”. Secara jelas, data ini

menunjukkan bahwa pada umumnya anak didik di sekolah terutama di tingkat SD belum

memiliki kebiasaan membaca yang tinggi. Penelitian Murdjijo (2006:50), tentang pengaruh

frekuensi menonton program hiburan anak-anak di TV terhadap motivasi belajar siswa SD

(16)

semakin tinggi frekuensi menonton program film kartun anak di TV semakin rendah motivasi

belajar siswa.

Selanjutnya Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia atau YKAI (dalam Musbikin,

2009:30), mencatat bahwa “rata-rata usia sekolah dasar menonton televisi antara 30 hingga 35

jam setiap minggu. Artinya, pada hari-hari biasa, mereka menonton tayangan televisi lebih dari 4

hingga 5 jam dalam sehari. Sementara, di hari minggu bisa mencapai 7 sampai 8 jam”.

Lebih lanjut hasil survei Yayasan Pemerhati Media Anak atau YPMA (dalam Putra,

2010:43) dikemukakan bahwa:

Pada tahun 2002 rata-rata jumlah waktu anak menonton televisi adalah sekitar 5-6 jam sehari. Itu berarti dalam setahun anak menghabiskan waktu untuk menonton selama 1.560-1.820 jam, berbeda sekali dengan jumlah waktu yang dipakai anak-anak usia SD untuk belajar yaitu hanya sekitar 1.000 jam per tahun.

Hasil survei YKAI dan YPMA menunjukkan bahwa waktu menonton TV yang

digunakan anak-anak lebih banyak dibandingkan waktu belajar yang mereka gunakan. Jika dikaji

lebih jauh sebenarnya media massa TV mempunyai fungsi utama yang selalu harus diperhatikan

yaitu fungsi informatif, edukatif, rekreatif dan sebagai sarana mensosialisasikan nilai-nilai atau

pemahaman-pemahaman baik yang lama maupun yang baru.

Namun jika dilihat kenyataannya sekarang ini, acara-acara televisi lebih kepada fungsi

informatif dan rekreatif saja, sedangkan fungsi edukatif yang merupakan fungsi yang sangat

penting untuk disampaikan, sangat sedikit sekali. Hal ini bisa kita lihat dari susunan acara-acara

TV, kebanyakan hanya acara-acara sinetron, film-film kartun yang terkadang mengandung unsur

kekerasan, dan acara-acara infotainment saja. Sedangkan acara-acara yang mengarah kepada

edukatif atau pendidikan sangat kecil sekali frekuensinya.

Dewasa ini semakin banyak acara-acara televisi yang disenangi oleh anak seperti acara

(17)

karena acara-acara tersebut ditayangkan pada saat jam belajar anak, yaitu setelah petang sampai

malam hari (sekitar jam 18.00-21.00 WIB). Hal ini dapat mengganggu konsentrasi anak dalam

belajar dan apabila dibiarkan terus-menerus akan berakibat pada prestasi belajarnya.

Eisenberg (dalam Barliana, 2004:3), menyatakan bahwa “tayangan di televisi membuat

seseorang memasuki situasi trance (terhipnotis), yang menyebabkan seseorang dapat terus

berlama-lama di depan layar televisi, sehingga membuat mereka pasif secara sosial, emosi, dan

intelektual”. Lebih lanjut Supriyono (2000:29), menyatakan bahwa “TV memang sangat

berpengaruh pada persepsi perilaku pemirsanya. Media elektronik ini menjadi biang pemudar

minat baca anak-anak yang baru bergerak untuk membaca”.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas menunjukkan adanya pengaruh

tontonan tayangan TV terutama pengaruh negatif termasuk tayangan film kartun. Banyak

orangtua yang sangat khawatir dengan acara film-film kartun di TV yang cenderung

mengandung adegan kekerasan, seks, mistis, kata-kata yang kasar seperti: Doraemon, Crayon

Shincan, Tom and Jerry, Spongebob Squarepants, Naruto dan lain-lain. Bahkan ada tayangan

film kartun seperti Spongebob Squarepants yang ditayangkan setiap hari pada pukul 06.00-08.00

WIB dan diulang lagi pada sore hari pukul 17.30-18.30 WIB. Meskipun film kartun tersebut

tayangannya diulang-ulang tetapi banyak anak khususnya usia SD yang senang menonton

bahkan meniru adegan yang ada di tayangan film tersebut. Anak-anak merupakan peniru ulung,

dan karena itu akan cenderung meniru adegan yang ditonton di TV, hal inilah yang

dikhawatirkan orangtua apalagi sampai mempengaruhi prestasi anaknya di sekolah.

Oleh karena itu peneliti termotivasi untuk melakukan suatu penelitian dengan judul

(18)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah

sebagai berikut:

1. Rendahnya prestasi belajar siswa termasuk prestasi belajar Bahasa Indonesia.

2. Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah kebiasaan menonton

film kartun di TV.

3. Kebanyakan siswa lebih senang menonton film-film kartun di TV dibandingkan belajar

di rumah.

4. Acara TV seperti film kartun menjadikan siswa kurang berminat untuk membaca buku

dan belajar.

5. Siswa yang sudah ketagihan menonton film-film kartun di TV dapat mengganggu

konsentrasinya dalam belajar bahkan membuat siswa tersebut lupa untuk belajar sehingga

berakibat pada prestasi belajarnya

1.3. Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah dikemukakan di atas, ada banyak masalah yang muncul bisa

diteliti. Oleh karena itu perlu adanya pembatasan masalah agar masalah yang diteliti lebih

terarah. Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah pada “pengaruh menonton film kartun

spongebob Squarepants di televisi terhadap prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SD

Negeri 067952 Medan Johor”.

(19)

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh negatif menonton film kartun

Spongebob Squarepants di televisi terhadap prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SD

Negeri 067952 Medan Johor?”.

1.5. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di ata, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh negatif menonton film kartun Spongebob Squarepants di televisi terhadap

prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa di kelas V SD Negeri 067952 Medan Johor.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, antara lain:

1. Bagi siswa, diharapkan agar dapat mengatur waktu menonton televisi terutama film

kartun dengan waktu belajar sehingga siswa dapat memperoleh prestasi belajar yang

lebih baik.

2. Bagi guru diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan untuk lebih

memotivasi siswa dalam belajar dan dapat menggunakan media televisi atau film kartun

sebagai media pembelajaran.

3. Bagi orangtua diharapkan untuk dapat lebih mengontrol atau mengawasi kebiasaan siswa

menonton televisi dengan kegiatan siswa belajar di rumah.

4. Bagi sekolah khususnya kepala sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

bahan masukan, refrensi, dan evaluasi guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan

(20)

5. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan refrensi dan acuan

(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pengujian hipotesis diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh negatif menonton film kartun Spongebob Squarepants di televisi terhadap

prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri 067952 Medan Johor Tahun

Ajaran 2011/2012.

2. Hasil analisis menunjukkan kebiasaan siswa menonton film kartun Spongebob Squarepants

di TV memberikan pengaruh negatif sebesar 7,24% terhadap prestasi belajar Bahasa

Indonesia siswa dengan persamaan regresi sederhana yaitu Ŷ = 86,463 – 0,6639X yang

berarti semakin sering atau terbiasa siswa menonton film kartun Spongebob Squarepants di

TV maka semakin rendah prestasi belajar Bahasa Indonesia yang dicapai siswa tersebut.

3. Rata-rata skor kebiasaan siswa menonton film kartun Spongebob Squarepants di TV sebesar

19,5 atau tergolong sedang dan rata-rata nilai prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa sebesar

73,52 atau tergolong baik.

1.2. Saran

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini maka diajukan beberapa saran sebagai

berikut:

1. Kepada siswa disarankan untuk lebih mengurangi kebiasaan menonton film kartun termasuk

(22)

meningkatkan motivasi untuk belajar baik di rumah maupun di sekolah agar diperoleh hasil

belajar yang lebih baik termasuk prestasi Belajar Bahasa Indonesia.

2. Kepada orangtua siswa, disarankan untuk lebih mengawasi dan lebih waspada terhadap

acara-acara tontonan film-film kartun di TV dan diharapkan untuk mendampingi ketika anak

(siswa) menonton film-film kartun di TV, serta lebih memperhatikan belajar siswa di rumah

agar siswa memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

3. Kepada guru khususnya guru Bahasa Indonesia, diharapkan untuk lebih memotivasi siswa

agar lebih giat belajar baik di sekolah maupun di rumah, dan disarankan untuk memberikan

tugas-tugas rumah seperti tugas mengarang, membuat puisi atau tugas membuat makalah

agar siswa lebih terbiasa membaca dan menulis (mengarang atau membuat puisi)

dibandingkan siswa harus berlama-lama menonton film-film kartun di TV.

4. Kepada pihak sekolah khususnya kepala sekolah diharapkan agar lebih memperhatikan

kegiatan belajar siswa di sekolah dan lebih memperhatikan ketersediaan sarana dan prasarana

yang mendukung kegiatan belajar di sekolah salah satunya menyediakan media VCD

film-film kartun pendidikan yang dapat memotivasi siswa dalam belajar.

5. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang topik

yang sama agar diperoleh suatu hasil yang lebih menyeluruh sehingga dapat memberikan

kontribusi yang besar terutama terhadap motivasi dan kebiasaan belajar siswa baik di rumah

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto dan Buchari, A. 2008. Pengaruh Kebiasaan Membaca dan Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Sekolah Dasar, Pacific Journal, Vol.2, No.2, Maret 2008:126-132. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/2208126132, Diakses 13 November 2011.

Arifin, Z. 1991. Evaluasi Instruksional: Prinsip-Teknik-Prosedur, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara

Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Barliana, M.S. 2004. Pengaruh Siaran Televisi dan Video/Computer Game Terhadap Pendidikan Anak: Implikasi Bagi Pengembangan Teknologi dan Strategi Pembelajaran,

http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/Jur._Pend._ Teknik_Arsitektur/196302041988031-Mokhamad_Syaom_Barliana/ Artikel-Makalah_Ilmiah/Siaran_TVn_Pendidikan, Diakses 8 November 2011.

Basnendar, H. 2007. Bias Gender dalam Kartun Editorial Media Cetak, Jurnal Seni Rupa IS Surakarta, http://www.jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/ornamen /article/download/149/128, Diakses 8 November 2011.

Budiono, Yanuar E.K., dan Okta, P.P. 2008. Strategi Memanfaatkan Media Gambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Kosakata Pada Pembelajaran Bahasa Inggris Pada Sekolah Dasar, http://tpcommunity05.blogspot.com/ 2008/05/strategi-memanfaatkan-media-gambar.html, Diakses 24 Januari 2012.

Depdikbud. 1995. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD&MI, Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S.B., dan Zain, A. 2006. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.

(24)

Maret, Surakarta. http://eprints. uns.ac.id/501/1/166810209201012171.pdf, Diakses 8 November 2011.

Murdjijo. 2006. Pengaruh Frekuensi Menonton Program Hiburan Anak-Anak di Televisi Terhadap Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 02 Kota Salatiga, Pena Wiyata. Jurdik&Hum. No.5 Tahun V. September 2006.

Musbikin, I. 2009. Anakku Diasuh Naruto, Jogjakarta: DIVA Press.

Muttaqin, Z. 2010. Psikologi Anak dan Pendidikan, http://azkamiru.files. wordpress.com/2010/01/psikologi-anak-pendidikan, Diakses 10 November 2011.

Natadjaja, L. 2002. Pengaruh Iklan Untuk Anak Dibandingkan dengan Film Kartun Televisi Terhadap Affektif Anak, Nirmana Vol.4, No.1, Januari 2002: 73-84.

http://puslit.petra.ac.id/journals/design/, Diakses 10 November 2011.

Putra, S. 2010. Anakku Bertingkah Seperti Doraemon, Semarang: Pustaka Widyamara.

Sadiman, A., Rahardjo, R., Haryono, A., dan Rahardjito. 2008. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sagala, S. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran, Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Bandung: Alfabeta.

Sampurna, K. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta: Cipta Karya.

Sardiman, A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers.

Sartono, S. 2008. Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio, Televisi dan Film untuk SMK, Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional.

Gambar

Gambar 1: Paradigma Penelitian  ......................................................................
Tabel. 1 Rata-rata Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 067952 Medan Johor

Referensi

Dokumen terkait

Apibendrinus šiame darbe surinktą ir išanalizuotą medžiagą, galima teigti, kad tauto- sakos, o konkrečiai – mitologinių būtybių pavadinimų vertimas yra labai specifinis,

Pada hasil analisis angket yang telah diujikan diperoleh data sebagai berikut; pada ruang kelas VIII-4 diperoleh hasil yaitu 11.1% peserta didik merasa sangat

Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan PU Negeri dan Balai Latihan Pendidikan Teknik pada perilaku belajar siswa

judul tugas akhir perancangan struktur atas bangunan gedung Citra Dream Hotel. Yogyakarta berdasarkan SNI 1726:2012 dan SNI 2847-2013

Cara memberitahu anak bagian tubuh yang boleh atau tidak boleh disentuh oleh orang lain pada anak usia 4-5 tahun di Taman Kanak-kanak Mujahidin 1 Pontianak

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Denah yang baik untuk bangunan rumah di daerah gempa adalah sebagai berikut: (Sumber: (Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan.. Gempa,

Merupakan kebanggaan tersendiri karena telah melalui perjuangan sangat berat, dan akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Penggunaan Metode Sosiodrama Melalui