• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Penggunaan Nama Diri Pada Berita Duka Surat Kabar Kompas Dan Solopos Edisi November 2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Penggunaan Nama Diri Pada Berita Duka Surat Kabar Kompas Dan Solopos Edisi November 2012."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat terjadi perkembangan dalam pemberian nama diri.

Khususnya pada nama-nama diri yang dilakukan oleh orang Jawa, orang

Jepang, dan orang Cina atau Tionghoa. Pemberian nama umumnya tidak

dilakukan sembarangan. Misanya nama Sugiharto, diharapkan kelak ia kaya

raya sesuai dengan makna namanya. Apa pun alasannya, pemilihan sebuah

nama pasti tidak sembarang sebagaimana juga penggantian nama. Cukup

banyak artis mengganti atau diminta mengganti namanya agar sesuai dengan

dunia keartisan, seperti Roy Wicaksono menjadi Roy Martin, Cucu

Suryaningsih menjadi Evie Tamala, Marjolein Tambayong menjadi Rima

Melati, Sudarwati menjadi Titik Puspa, Wahyu Setyaning Budi menjadi Yuni

Shara (Sotyati, 2002: 1).

Dalam hal ini bukan makna nama yang menjadi pertimbangan utama,

melainkan wujud fisik nama tersebut. Selain alasan komersial, ada pula

alasan ketidakcocokan antara nama dan penyandangnya yang menimbulkan

hal-hal buruk. Oleh karena itu, nama kadang harus diganti. Khususnya dalam

tradisi Tionghoa, ada sebuah buku yang memberikan petunjuk bagaimana

menghitung dan membuat nama bayi. Buku yang berjudul Xing Ming Xue

atau Xing Ming Yu Ming Yun yang berarti nama baik dan nasib baik ini

memberikan cara-cara dan petunjuk perhitungan pemberian nama bayi,

(2)

2

ringan, jangan diberi nama yang berat hitungan goresan huruf kanjinya. Di

samping itu, sebagaimana tradisi Tionghoa, selalu menggunakan nama-nama

keluarga pemberian kakeknya, seperti Liem, Lie, Kwee, Tjan, Boen, Nyoo, Jo,

Tan, Oei, dan seterusnya (Susanti, 2007: 2).

Pada masa Orde Baru Tahun 1966 dan berdasarkan Kepetusan

Pemerintah Nomor 127/U/Kep/12/1966, orang-orang keturunan Tionghoa

dihimbau untuk mengganti namanya agar terdengar seperti nama Indonesia.

Hal inilah yang mengakibatkan banyak orang-orang dari etnis ini kemudian

mengubah nama keluarga (she) nya agar terdengar lebih Indonesia.

Kebanyakan nama keluarga itu terdengar seperti nama-nama Jawa, ada yang

menggabungkan suku kata nama Tionghoanya supaya lebih berkesan

Indonesia. Nama keluarga tetap digunakan dan dipadukannya dengan nama

Indonesia, seperti nama keluarga Ong atau Wong menjadi Ongko, Ongkojoyo,

Wongso, Wongsojoyo. Nama keluarga Li, Lie menjadi nama Indonesia

Lijanto, Liedarto, dan sebagainya. Nama-nama keluarga Tionghoa masih

banyak jumlahnya, seperti Thio, Tjan, Oei/Oey, Law/Lau, Liem/Lim, Go,

Nyoo/Jo, Yongky/Yohan/Yoso, Tan, Liok, Loe/Lu, Te/The, Kho/Khow,

Souw/Sho, Oen/Boen/Woen (Susanti, 2007: 2).

Nama keturunan Tionghoa dalam berita duka akan dipaparkan dengan

melihat penggunaan nama Indonesia, pemakaian nama Tionghoa, dan

pemakaian nama keduanya. Data diambil dari dua surat kabar, yaitu Kompas

dan Solopos edisi November 2012. Penggunaan dua surat kabar tersebut

(3)

3

nasional dan surat kabar lokal. Jadi, penelitian ini akan membahas

penggunaan nama diri yang terdapat dalam berita duka berdasarkan karakter,

struktur nama yang memiliki persamaan dan perbedaan dalam kedua surat

kabar tersebut.

B. Pembatasan Masalah

Masalah yang diteliti oleh peneliti adalah hanya pada nama diri orang

yang meninggal suami/istri yang menggunakan nama Cina saja, nama

Indonesia saja, dan campuran (nama Cina-Indonesia).

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, masalah yang akan diteliti dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana komponen nama diri orang yang meninggal dari istri atau

suami pada berita duka dalam surat kabar Kompas dan Solopos edisi

November 2012?

2. Bagaimana struktur nama diri pada berita duka dalam surat kabar

Kompas dan Solopos edisi November 2012?

3. Bagaimana maksud nama diri pada berita duka dalam surat kabar

Kompas dan Solopos edisi November 2012?

D. Tujuan Penelitian

Agar penelitian lebih terarah, maka disebutkan tujuan penelitian yang

(4)

4

1. Mendeskripsikan komponen nama diri orang yang meninggal dari istri

atau suami pada berita duka dalam surat kabar Kompas dan Solopos

edisi November 2012.

2. Mendeskripsikan struktur nama diri pada berita duka dalam surat kabar

Kompas dan Solopos edisi November 2012.

3. Mendeskripsikan maksud nama diri pada berita duka dalam surat kabar

Kompas dan Solopos edisi November 2012.

E. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian harus memiliki suatu tujuan dan manfaat yang jelas

sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah pengetahuan dan intelektualitas bagi masyarakat

tentang berbagai jenis nama diri di Indonesia.

b. Mengembangkan ilmu bahasa, khususnya dalam linguistik kultural.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan pengetahuan bagi pembaca tentang suatu nama diri

dalam masyarakat.

b. Dapat memahami berbagai jenis nama diri dalam berbagai

kehidupan khusunya dalam kajian linguistik.

c. Memberi dorongan atau motivasi kepada peneliti khususnya

mahasiswa dan pendidik dalam bidang bahasa Indonesia dan

Referensi

Dokumen terkait

1. Dapat mengumpulkan informasi baik formal maupun non formal yang dapat dilaksanakan secara terpadu dalam suasana yang menyenangkan serta memungkinkan ada kesempatan terbaik

Variabilitas matoa di hutan alam maupun yang dibudidaya telah direvisi di bawah nama jenis tunggal Pometia pinnata Forst., dan subdivisinya diberi sinonim di bawah kategori

(ii) mengetahui karakter pola pita isozim tanaman padi yang terinfeksi virus tungro dengan tanaman padi sehat.. Tanaman padi terinfeksi virus tungro dibuktikan dengan

(1,980) variabel Biaya pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan dalam memilih lembaga bimbingan belajar. Dan nilai R 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id.. commit

Keindahan puisi ditentukan oleh diksi (pemisahan kata), majas (bahasa figuratif), rima (pengulangan bunyi) dan iramanya. Kegiatan membaca puisi merupakan salah pokok

Kelompok 2 (kelas 3 dan 4) dari hasil uji kruskal wallis rata-rata total skor kenyamanan 62.26, menunjukkan bahwa kelompok 2 pada kategori “cukup nyaman” seperti lebar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana dan prasarana, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat, baik