Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Program Studi
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
OLEH
PUSPA ATIKA
1103313016
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan, nikmat dan karunia-Nya sehingga dengan izin-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini berjudul “Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Usia 5–6
Tahun Melalui Permainan Kartu Bergambar Di PAUD Walidayna Medan T.A
2012/2013”, disusun untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Anak Usia
Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan Unimed.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si sebagai Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Drs. Nasrun, MS, selaku dekan FIP Unimed.
3. Pembantu Dekan I Prof. Dr. Yusnadi, MS, Pembantu Dekan II, Drs. Aman
Simaremare, MS, Pembantu Dekan III, Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd.
4. Ibu Dra. Rosdiana,M.Pd selaku ketua jurusan PLS.
5. Ibu Dra. Nasriah,M.Pd selaku ketua Prodi PG-PAUD.
6. Drs. Aman Simaremare, MS, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan berupa
ilmu dan kasih sayangnya sejak awal sampai selesainya penulisan skripsi ini.
7. Dra. Rosdiana, M.Pd, Dra. Ratna Uli Gultom dan Drs. Edward Purba, MA
selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan serta saran-saran
mulai dari perencanaan penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi ini.
8. Kepala Sekolah PAUD Walidayna Medan, yang telah memberikan izin
iii
PAUD Walidayna Medan yang telah membantu penulis dalam
melaksanakan penelitian.
9. Bapak dan Ibu Dosen dan staf pegawai Prodi PG-PAUD Universitas Negeri
Medan yang telah memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.
10.Ibunda dan Ayahanda tercinta (Sunasri dan Kariono) yang begitu banyak
memberikan kasih sayang, do’a, dorongan, motivasi, semangat serta
dukungan moral maupun moril kepada penulis dalam menyelesaikan
perkuliahan di Unimed. Kepada suami tercinta ( Herdi) serta seluruh
keluarga yang tak hentinya memberikan do’a, kasih sayang dan semangat
kepada penulis dalam menyelesaikan perkuliahan.
11.Teman-teman seperjuangan PAUD Konversi 2009, Adik-adik
PG-PAUD 2009, 2010, 2011 dan 2012 Reguler dan Konversi.
12.Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu telah
membantu dan memberi semangat penulis dalam menyelesaikan skripsi dan
perkuliahan.
Penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan dari segi isi maupun
dari tata bahasa dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan
skripsi ini. Penulis juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk dunia
pendidikan khususnya pada pandidikan anak usia dini.
Medan, September 2013 Penulis
i
ABSTRAK
Puspa Atika, NIM 1103313016, Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Usia 5–6 Tahun Melalui Permainan Kartu Bergambar Di PAUD Walidayna Medan T.A 2012/2013
Permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1). Kemampuan bahasa anak belum berkembang sesuai dengan usianya. 2).Anak kurang lancar atau tersendat-sendat ketika mengungkapkan pengalamannya. 3).Keterbatasan perbendaharaan bahasa anak. 4).Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung perkembangan bahasa anak usia 5-6 tahun. 5).Media yang digunakan belum maksimal untuk mengembangkan kemampuan bahasa anak usia 5-6 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar permainan kartu bergambar dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak usia 5-6 tahun di PAUD Walidayna TA 2012/2013.
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah dengan kegiatan bermain kartu bergambar dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak usia 5-6 tahun di PAUD Walidayna TA. 2012/2013.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dengan 4 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian adalah anak kelas B yang berjumlah 17 orang anak. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi.
Hasil observasi dan refleksi pada siklus I setelah melaksanakan permainan kartu bergambar dalam proses pembelajaran maka diketahui bahwa peningkatan kemampuan berbahasa anak yaitu: 70,59 % ( 12 anak) tergolong kurang baik, dan sebanyak 29,41% (5 anak) tergolong cukup baik. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui bahwa perlu dilakukan pembelajaran melalui permainan kartu bergambar yang lebih baik pada siklus II. Pada siklus II setelah dilakukan perbaikan cara penyampaian pembelajaran dalam permainan kartu bergambar, maka diketahui bahwa peningkatan kemampuan berbahasa anak meningkat yaitu bahwa 17,64% (3 anak) sangat baik dan 41,18 % (7 anak) baik serta 41,18% (7 anak) cukup baik.
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
3.1. Kisi-Kisi Instrumen Peningkatan Kemampuan Berbahasa Anak ... 29
3.2. Interpretasi Penilaian ... 31
3.3. Jadwal Penelitian ... 32
4.1. Data Peningkatan Kemampuan Berbahasa Anak Pada Siklus I ... 35
4.2. Rangkuman Hasil Peningkatan Kemampuan Berbahasa Anak Pada Siklus I ... 36
4.3. Data Peningkatan Kemampuan Berbahasa Anak pada Siklus II ... 40
4.4. Rangkuman Hasil Peningkatan Kemampuan Berbahasa Anak pada Siklus II ... 41
4.5. Rangkuman Data Peningkatan Kemampuan Berbahasa Anak Pada Siklus I dan II ... 43
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
3.1. Gambar Penelitian Tindakan Kelas ... 25 4.1. Grafik Peningkatan Kemampuan Berbahasa Anak Pada Siklus I .. 36 4.3. Grafik Peningkatan Kemampuan Berbahasa Anak Pada Siklus II . 41 4.4. Grafik Peningkatan Kemampuan Berbahasa Anak Pada Siklus I
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Nama Anak Kelompok B PAUD Walidayna Medan Lampiran 2. Lembar Observasi Bahasa Anak
Lampiran 3 Lembar Pengamatan Kegiatan Guru Lampiran 4. Rancangan Kegiatan Harian (RKH) Lampiran 5 Tabel Hasil Observasi Siklus I Lampiran 6 Tabel Hasil Observasi Siklus II
- Dokumentasi Penelitian
- Surat Izin Penelitian FIP-UNIMED
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Bahasa adalah produk budaya manusia yang berfungsi sebagai alat
komunikasi. Dengan bahasa pula kita bisa menjelajahi dunia. Bahasa memegang
peranan penting dalam kehidupan manusia. Selain sebagai alat komunikasi,
bahasa juga dapat dipergunakan untuk menambah ilmu pengetahuan dengan jalan
banyak bertanya atau membaca. Bahasa berperan pula untuk mengungkapkan isi
hati dan perasaan atau menyampaikan buah pikiran. Dengan demikian manusia
tidak mungkin melepaskan diri dari kegiatan berbahasa. Tanpa bahasa kita tidak
dapat menyampaikan buah pikiran. Tanpa bahasa kita tidak dapat menyampaikan
ide atau gagasan serta tidak dapat menyampaikan rasa ingin tahu. Dengan
bahasalah anak dapat memenuhi bahkan memuaskan rasa ingin tahunya tersebut.
Bahasa memberikan sumbangan besar dalam perkembangan anak. Dengan
menggunakan bahasa, anak akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia
dewasa dan dapat bergaul di tengah-tengah masyarakat. Akhadiah dalam
(Suhartono (2005:8) menyatakan bahwa “dengan bantuan bahasa anak tumbuh
organisme biologisnya menjadi pribadi dalam kelompok”.
Anak berbahasa atau awal belajar bahasa dengan meniru apa yang
didengar dari orang-orang di sekitarnya terutama ibu, baru kemudian meniru
apapun yang didengar dari lingkungannya. Bahasa yang pertama diperolehnya
disebut bahasa ibu. Anak adalah peniru ulung. Dalam pemerolehan bahasa pun
dikembangkan. Tujuan pengembangan berbahasa pada anak usia dini adalah agar
anak mampu berkomunikasi secara lisan dengan lingkungannya. Lingkungan
yang dimaksud disini adalah lingkungan di sekitar anak antara lain lingkungan
keluarga, teman sebaya, teman bermain, baik yang ada di sekolah, di rumah,
maupun dengan tetangga di sekitar tempat tinggal anak.
Seiring dengan berkembangnya kemampuan anak untuk merasa,
berpikir,dan meluasnya minat anak yang ditunjang oleh pembelajaran yang
merangsang, perbendaharaan bahasa anak akan semakin luas. Anak akan semakin
mencurahkan perhatiannya pada bentuk-bentuk bahasa dan ketepatan makna,
memperoleh kemampuan untuk memahami bahasa lisan dan tulisan. Suhartono
(Sustini, 2011) menyatakan: “Suatu bahasa yang digunakan tanpa kualifikasi
untuk proses yang menghasilkan pengetahuan bahasa pada penutur bahasa
disebut pemerolehan bahasa”. Ketika anak mendapatkan bahasa, anak lebih
mengarah pada manfaat komunikasi sehingga buah pikiran yang disampaikan
dapat dipahami oleh pendengar atau lawan bicaranya. Artinya, seorang penutur
bahasa dapat menguasai bahasa yang dipakainya tanpa terlebih dahulu
mempelajari seluk-beluk atau tatanan bahasa tersebut. Ruqayyah
(http://wassofa.wordpres com/2008/11/19/) menjelaskan bahwa “pemerolehan
bahasa anak lebih mengarah pada fungsi komunikasi dari pada bentuk
bahasanya”. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa pemerolehan bahasa
yang diutamakan oleh anak adalah anak dapat menggunakan bahasa tersebut
untuk berkomunikasi dengan lingkungannya. Benar atau salah bentuk bahasa
Ketika seorang anak telah memasuki dunia pendidikan (sekolah),
perkembangan sosial pun semakin bertambah. Komunikasi yang berfungsi sebagai
alat untuk berinteraksi dengan lingkungan semakin dirasakan keberadaannya dan
komunikasi mutlak menggunakan bahasa. Dengan demikian, menambah
perbendaharaan kata menjadi kebutuhan bagi anak. Pelatihan berbahasa formal
dirancang oleh guru untuk menerima bahasa atau dalam rangka pemerolehan
bahasa melalui mendengarkan cerita dari guru, percakapan teman bermain
maupun mendengarkan lagu baik dari guru maupun dari kaset yang diputarkan,
serta syair yang diucapkan guru atau temannya.
Kegiatan dalam rangka pemerolehan bahasa pada anak usia dini sangat
efektif apabila dilakukan melalui kegiatan bermain. Bermain merupakan
kebutuhan anak untuk menyalurkan ide-ide yang ada dalam pikirannya. Bermain
juga untuk memuaskan rasa ingin tahu anak yang merupakan bagian dari
kehidupan anak. Seperti yang dikemukakan oleh Dockett dan Fleer dalam Yuliani
(2009:144) bahwa “bermain merupakan kebutuhan bagi anak karena melalui
bermain anak dapat memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan
kemampuan dirinya”. Penekanan bermain adalah pada perkembangan
kreativitas anak-anak, karena pada kegiatan bermain secara tidak sadar anak-anak
melakukan berbagai percobaan atau eksperimen untuk meyakinkan dirinya akan
apa-apa yang diperoleh melalui apa yang dilihat dan apa yang didengar. Jelaslah,
seluruh potensi yang ada dan dibutuhkan anak dapat dikembangkan melalui
kegiatan bermain.
Salah satu aspek pengembangan yang dikembangkan di pendidikan anak
bahasanya. Beberapa strategi tersebut antara lain bercerita, permainan bahasa,
sandiwara boneka, bercakap-cakap, dramatisasi, mengucapkan syair, dan yang
lainnya. Implementasi kegiatannya yaitu berupa permainan. Permainan akan lebih
bermakna apabila ditunjang oleh alat bantu pembelajaran yang kita kenal sebagai
alat permainan edukatif. Alat permainan yang digunakan dalam pengembangan
bahasa cukup beragam diantaranya: buku cerita, gambar seri, kartu huruf dan
kartu kata, papan planel dengan potongan-potongan gambar, serta yang lainnya.
Dengan alat permainan yang bervariasi, diharapkan dapat memotivasi peserta
didik dalam mengembangkan bahasanya. Tanpa rangsangan yang disiapkan
atau diciptakan oleh guru di lingkungan bermain anak, minat anak dalam
berbahasa akan lamban tumbuhnya. Hal ini dapat menghambat pemerolehan
bahasa anak. Pemerolehan bahasa anak menjadi lamban. Apalagi bahasa yang
digunakan di sekolah adalah bahasa Indonesia sedangkan yang dikuasai anak
adalah bahasa ibu yang umumnya bahasa daerah. Selain hal-hal tersebut di atas,
kurangnya pemerolehan bahasa pada anak usia dini yang telah memasuki dunia
sekolah diakibatkan oleh kurangnya kreatifitas guru dalam memanfaatkan media
pembelajaran. Media pembelajaran tidak terbatas pada apa yang diperoleh dengan
jalan membeli, akan tetapi seluruh benda yang ada di sekitar anak termasuk
benda-benda alam dapat dijadikan alat permainan edukatif.
Agar lebih menarik dan menyenangkan dalam bermain, alangkah baiknya
menggunakan kartu bergambar, karena media visual merupakan sarana dalam
menyampaikan pesan/materi dalam kegiatan pembelajaran, walaupun itu hanya
Kartu bergambar dapat memberikan nilai yang sangat berarti, terutama dalam
membentuk pengertian baru dan untuk memperjelas pengertian baru. Disamping
itu, penggunaan media kartu bergambar dapat menimbulkan daya tarik tersendiri
bagi anak, merangsang minat anak sehingga lebih senang mengikuti kegiatan
bermain sambil belajar di PAUD.
Pada kenyataannya berdasarkan pengamatan penulis di PAUD Walidayna,
pemerolehan bahasa tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Perkembangan
bahasa anak belum berkembang sesuai dengan usianya. Anak kurang lancar atau
tersendat-sendat ketika mengungkapkan pengalamannya. Terlebih lagi ketika
menjawab pertanyaan guru tentang materi yang disampaikan. Kenyataan ini
ditunjang pula oleh dialog dengan dua orang tua murid dari PAUD Walidayna.
Informasi yang penulis peroleh, anak belum mampu menceritakan kembali cerita
yang telah diceritakan oleh guru. Jawaban yang dikemukakan oleh anak hanya
berupa kata setelah dimotivasi oleh guru berkenaan dengan cerita yang telah
diceritakan. Salah satu sebab ketidaklancaran anak dalam mengungkapkan buah
pikirannya atau untuk memenuhi rasa ingin tahunya adalah keterbatasan
perbendaharaan bahasa anak. Perbendaharaan kata yang terbatas membuat anak
sulit mengeluarkan ide dan perasaannya. Pembelajaran untuk memperoleh bahasa
pada anak umumnya dilakukan melalui bercerita tanpa alat dan tanya jawab.
Membacakan cerita atau story reading jarang dilakukan guru, umumnya berkisar
antara 1-2 kali dalam satu tahun ajaran. Dari 17 orang anak, sebanyak 14 orang
anak atau 85 % anak yang kemampuan berbahasanya masih belum berkembang.
Selain itu, sarana dan prasarana yang mendukung kemampuan berbahasa anak
Berdasarkan paparan di atas penulis mencoba menerapkan permainan kartu
bergambar dalam rangka pemerolehan bahasa dengan berbagai variasi. Kegiatan
dengan penggunaan media kartu bergambar dapat memotivasi anak untuk
melakukan kegiatan dengan perasaan senang. Pemerolehan bahasa yang diteliti
dengan kegiatan permainan menggunakan media atau alat permainan edukatif
kartu bergambar, maka dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada kajian
“Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Usia 5-6 Tahun Melalui
Permainan Kartu Bergambar Di PAUD Walidayna Medan”.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas terdapat beberapa masalah yang
dapat diidentifikasi, yaitu :
1. Perkembangan bahasa anak belum berkembang sesuai dengan usianya.
2. Anak kurang lancar atau tersendat-sendat ketika mengungkapkan
pengalamannya.
3. Keterbatasan perbendaharaan bahasa anak
4. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan bahasa
anak usia 5-6 tahun.
5. Media yang digunakan belum maksimal untuk meningkatkan
1.3Pembatasan Masalah
Dari uraian masalah di atas, maka perlu dilakukan pembatasan masalah
dalam penelitian ini. Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu meningkatkan
kemampuan berbahasa anak usia 5-6 Tahun melalui permainan kartu bergambar
di PAUD Walidayna TA 2012/2013.
1.4Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah di
atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah kemampuan
berbahasa anak usia dini dapat ditingkatkan melalui permainan kartu bergambar di
PAUD Walidayna Medan?"
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar permainan kartu
bergambar dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak usia 5-6 tahun di
PAUD Walidayna TA 2012/2013.
1.6Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian ini
diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoristis hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi bidang keilmuan
pendidikan anak usia dini yaitu memberikan sumbangan ilmiah untuk
a) Bagi guru
Dengan adanya penelitian ini bertujuan untuk memberikan
pengetahuan mengenai konsep dan model pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan berbahasa anak usia dini.
b) Bagi anak
Kemampuan berbahasa anak dapat lebih optimal dan anak akan senang
mengungkapkan bahasanya.
c) Bagi sekolah
Memberikan alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan berbahasa anak usia dini untuk menuju ke arah yang lebih
baik.
d) Bagi peneliti
Memberikan wawasan mengenai proses dan hasil permainan kartu
bergambar terhadap peningkatan kemampuan berbahasa anak di PAUD
33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi terhadap penelitian tindakan yang telah
dilaksanakan selama 2 siklus, diperoleh beberapa kesimpulan bahwa:
1. Ternyata melalui permainan kartu bergambar dapat meningkatkan
kemampuan berbahasa anak usia 5-6 tahun di PAUD Walidayna Medan T.A
2012/2013.
2. Disimpulkan dalam rata-rata peningkatan kemampuan berbahasa anak secara
umum di kelas bahwa: setelah melaksanakan permainan kartu bergambar
dalam proses pembelajaran maka diketahui bahwa peningkatan kemampuan
berbahasa anak yaitu: pertemuan siklus I 70,59 % tergolong kurang baik, dan
sebanyak 29,41% tergolong cukup baik. Hal ini berarti bahwa permainan
kartu bergambar yang dilakukan pada siklus I dapat meningkatkan bahasa
anak, namun masih kurang optimal. Dari hasil observasi tersebut dapat
diketahui bahwa perlu dilakukan pembelajaran melalui permainan kartu
bergambar yang lebih baik pada siklus II.
3. Pada siklus II setelah dilakukan perbaikan cara penyampaian pembelajaran
dalam permainan kartu bergambar, maka diketahui bahwa adanya
perkembangan bahasa anak dibandingkan pada siklus II, yaitu bahwa 41,18%
34
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Hendaknya guru berusaha melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
bervariasi agar bahasa anak dapat meningkat secara maksimal.
2. Sebaiknya pembelajaran dalam permainan kartu bergambar perlu
dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Bagi sekolah diharapkan lebih memperhatikan pengembangan bahasa anak
dengan mengikutsertakan guru-guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan
dalam kegiatan pembelajaraan yang diperlukan dalam proses pembelajaran
yang mampu meningkatkan bahasa anak.
4. Bagi peneliti, diharapkan untuk menyadari akan pentingnya kegiatan
pembelajaran yang bervariasi dalam meningkatkan bahasa anak.
5. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat melanjutkan penelitian ini
35
Aqib. Zainal. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya
Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas (2004). Kurikulum 2004 Kerangka Dasar. Jakarta: Depdiknas.
_____ .(2003). Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas.
Direktur Jenderal PAUDNI. 2011. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini.
Dewi, Rosmala, 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Medan. PPs Unimed.
FIP Unimed. 2011. Buku Panduan Penulisan Skripsi. Medan.
Hamalik, Oemar (1994). Media Pendidikan. Bandung : Alumni.
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta: Erlangga
Jamaris, Martini. 2005. Perkembangan Dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PPS Universitas Negeri Jakarta
Moeslichatoen.2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak.Jakarta: Rineka Cipta.
Mulyadi, S., 2004. Bermain dan Kreativitas (Upaya Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Bermain). Papas Sinar Sinanti : Jakarta
Mulyani, Yani & Gracinia, Juliska.2007. Kemampuan Fisik, Seni dan Manajemen Diri. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Noorlaila, Iva. 2010. Panduan Lengkap Mengajar PAUD. Yogyakarta: Pinus
36
Suhartono, (2005). Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakata: Depdiknas.
Wulan, Sri. dan Nurbiana Dhieni. 2007. Metode Pengembangan Bahasa. Cet. 5. Jakarta:Universitas Terbuka.
Yuliani N, Sujiono & Sujiono Bambang. 2009. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: Indeks.
Zaman, Badru. 2010. Media Pembelajaran Anak Usia Dini. Modul PPG PG PAUD.Bandung: UPI
Sumber Internet:
Anggr iati, Dias. 2012 . Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Anak Melalui Media Kartu Angka Bergambar. Repository UPI. Online (Diunduh tanggal 18 Nopember 2012).
http://d eviar imariani.wordpress.com/2008 /06/12/bermain-dan-kreativitas-anak-u sia-dini/
http://multazam- einstein.blo gspot.com/2012/12/makalah-pau d-bermain-dan-permainan- anak. html
Musfiroh, Tadkiroatun. 2004. Permainan Yang Berorientasi Bagi Anak Taman Kanak-Kanak. Yogyakarta: LPM UNY. Makalah disampaikan pada tanggal 30 Maret 2004. (online diuduh pada tanggal 20 Januari 2013)
Nuriyati.2012. Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Media Gambar Di Kelompok Bermain Widya Merti Kecamatan Sukomanunggal Surabaya. online diunduh pada tanggal 20 April 2013.
Repository UPI. 2011. Pengaruh Permainan Lacak Kata dengan Media Kartu Terhadap Peningkatan Pemerolehan Bahasa pada Anak Usia Dini”(online diunduh tanggal 20 Desember 2012). UPI, Bandung.
Ruqayyah. Online (http://wassofa.wordpres com/2008/11/19/) diunduh tanggal 20 Desember 2012