commit to user
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS DAN
KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN
KECEPATAN MENGGIRING BOLA
(Studi Eksperimen Latihan Angle Hop dan Side Hop pada Sekolah
Sepakbola Pratama Kota Madiun)
TESIS
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magíster
Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh :
SEPTO WINARKO
A. 120809123
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
iv
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Septo Winarko
NIM : A.120809123
Jurusan/Program : Program Studi Ilmu Keolahragaan
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul :
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS DAN KEKUATAN
OTOT TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN
MENGGIRING BOLA (Studi Eksperimen Latihan Angle Hop dan Side Hop
pada Sekolah Sepakbola Pratama Kota Madiun), adalah betul-betul karya saya
sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya tersebut diberi tanda citasi dan
ditunjukkan pada daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sangsi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh
dari tesis tersebut.
Surakarta, April 2011
Pembuat Pernyataan
commit to user
OTOT TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA
(Studi Eksperimen Latihan Angle Hop dan Side Hop pada Sekolah Sepakbola Pratama Kota Madiun)
Diajukan oleh SEPTO WINARKO
A. 120809123
Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji :
Jabatan Nama Tanda tangan Tanggal
t —,>2 0,//f Ketua P Studi Ilmu Keolahragaan
Prof. Dr. Sugiyanto
NIP. 19491108 197609 1 001
111
Sekretaris : Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd
Anggota
1. Prof. Dr. Sugiyanto
4r-
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat-Nya, sehingga
penyusunan tesis ini dapat diselesaikan. Penyelesian tesis mengalami berbagai
kesulitan dan hambatan, berkat bantuan dari berbagai pihak, maka berbagai
kesulitan dan hambatan yang timbul dapat diatasi. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. dr. M. Syamsulhadi, Sp.KJ. Selaku Rektor Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian.
2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D. Selaku Direktur Program PascaSarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta atas pemberian pengarahan dan
bantuannya.
3. Prof. Dr. Sugiyanto, Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta atas segala pengarahan dan
bantuannya.
4. Prof. Dr. Sugiyanto selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
pengarahan, saran dan koreksi dalam menyusun tesis.
5. Prof. Dr. Siswandari, M.Stats. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan pengarahan, saran dan koreksi dalam menyusun tesis.
6. Tim Penguji tesis yang telah memberikan penilaian dan koreksi akhir tesis
ini.
7. Kepala Sekolah Sepakbola Pratama Kota Madiun yang telah memberikan ijin
commit to user
viii
8. Para Pemain Sekolah Sepakbola Pratama kota Madiun atas kerelaan dan
keikhlasannya menjadi sampel penelitian ini.
9. Teman-teman yang dengan suka rela telah membantu pelaksanaan penelitian.
10. Kepada Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan
penulisan tesis ini.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan balasan-Nya kepada mereka
dengan yang lebih baik. Amin.
Surakarta, April 2011
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN... xvi
ABSTRAK ... xviii
ABSTRACT... xix
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 9
C. Pembatasan Masalah ... 11
D. Perumusan Masalah ... 11
E. Tujuan Penelitian ... 12
commit to user
x
BAB II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS... 14
A. Kajian Teori ... 14
1. Permainan Sepakbola ... 14
a. Teknik Sepakbola ... 17
b. Kecepatan Menggiring Bola... 21
2. Latihan Fisik ... 29
a. Tujuan Latihan Fisik ... 31
b. Prinsip-Prinsip Latihan ... 36
c. Pengaruh Latihan ... 44
d. Sistem Energi ... 48
e. Latihan Plyometrics... 58
a). Mekanisme Kontraksi Otot... 61
b). Latihan Plyometrics Angle Hop... 65
c). Latihan Plyometrics Side Hop... 66
d). Pengaruh Latihan Plyometrics Terhadap kecepatan Menggiring Bola ... 67
3. Kekuatan ... 69
a. Komponen Otot Tungkai ... 74
b. Kekuatan Otot Tungkai ... 77
c. Peranan Kekuatan Otot Tungkai dalam Kecepatan Menggiring Bola... 81
B. Penelitian yang Relevan... 83
commit to user
xi
D. Perumusan Hipotesis... 90
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN... 91
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 91
B. Metode dan Rancangan Penelitian... 91
C. Variabel Penelitian... 94
1. Variabel Independen ... 94
2. Variabel Dependen... 94
D. Definisi Operasional Variabel... 94
E. Populasi dan Sampel ... 96
1. Populasi ... 96
2. Sampel... 96
F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumennya ... 97
1. Data Kekuatan Otot Tungkai ... 97
2. Data Menggiring Bola... 98
3. Mencari Reliabilitas Tes ... 98
G. Teknik Analisis Data... 99
1. Uji Persyaratan... 99
a. Uji Normalitas... 99
b. Uji Homogenitas Variansi ... 100
2. Uji Hipotesis ... 100
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 104
A. Deskripsi Data ... 104
commit to user
xii
1. Uji Normalitas ... 109
2. Uji Homogenitas... 111
C. Pengujian Hipotesis ... 112
Rangkuman Pengujian Hipotesis ... 115
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 116
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 122
A. Kesimpulan... 122
B. Implikasi ... 123
C. Saran ... 125
DAFTAR PUSTAKA ... 127
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Rancangan Penelitian Faktorial 2 X 2. ... 93
Tabel 2. Pengelompokan Sampel Eksperimen. ... 97
Tabel 3. Koefisien Korelasi Reliabilitas. ... 99
Tabel 4. Ringkasan Anava Untuk Eksperimen Faktorial 2 X 2... 102
Tabel 5. Deskripsi Data Hasil Tes Kecepatan Menggiring Bola Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Latihan Plyometrics dan Kekuatan Otot Tungkai. ... 105
Tabel 6. Nilai Peningkatan Kecepatan Menggiring Bola Masing-masing Sel (Kelompok Perlakuan). ... 106
Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data. ... 112
Tabel 8. Ringkasan Hasil Analisis Dua Faktor ( kecepatan Menggiring Bola) dan Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Analisis Varians. ... 113
Tabel 9. Kesimpulan Hasil Penelitian. ... 115
Tabel 10. Interaksi Antar Variabel A dan B Terhadap Peningkatan Kecepatan Menggiring Bola. ... 119
Tabel 11. Time Schedule (Program Kerja) Penelitian. ... 131
Tabel 12. Matrik Latihan Menggiring Bola dan Angle Hop. ... 161
Tabel 13. Matrik Latihan Menggiring Bola dan Side Hop. ... 189
Tabel 14. Daftar Nama Populasi. ... 196
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur Sederhana ATP. ... 49
Gambar 2. Struktur Sederhana dari Phosphocreatine (PC). ... 51
Gambar 3. Glicolysis Anaerobik dan Aerobik. ... 54
Gambar 4. Pengubahan Piruvat Menjadi Asetil CoA, Persambungan Antara Glikolisis dan Siklus Krebs. ... 56
Gambar 5. Siklus Krebs. ... 58
Gambar 6. The Golgi Tendon Organ. ... 62
Gambar 7. Susunan Otot Tungkai Dilihat dari Depan ... 76
Gambar 8. Susunan Otot Tungkai Dilihat dari Belakang ... 77
Gambar 9. Histogram Nilai Rata-Rata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kecepatan Menggiring Bola Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Latihan dan Kekuatan Otot Tungkai. ... 105
Gambar 10. Histogram Nilai Rata-Rata Peningkatan Kecepatan Menggiring Bola pada Tiap Kelompok Perlakuan. ... 107
Gambar 11 : Uji Normalitas Latihan Plyometrics Angle Hop dengan Kekuatan Otot Tungkai Tinggi. ... 109
Gambar 12. Uji Normalitas Latihan Plyometrics Angle Hop dengan Kekuatan Otot Tungkai Rendah. ... 110
commit to user
xv
Gambar 14. Uji Normalitas Latihan Plyometrics Side Hop
dengan Kekuatan Otot Tungkai Rendah. ... 111
Gambar 15. Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Peningkatan Kecepatan Menggiring Bola. ... 120
Gambar 16. Latihan Plyometrics Angle Hop. ... 190
Gambar 17. Latihan Plyometrics Side Hop. ... 191
Gambar 18. Tes Menggiring Bola. ... 195
Gambar 19. Atlet Menarik Leg Dynamometer untuk Mengukur Kekuatan Otot Tungkai.. ... 220
Gambar 20. Atlet Melakukan Tes Awal Kecepatan Menggiring Bola dengan Rintangan ... 222
Gambar 21. Melakukan Pemanasan Sebelum Latihan Plyometrics.. ... 223
Gambar 22. Melakukan Latihan PlyometricsAngle Hop ... 225
Gambar 23. Melakukan Latihan PlyometricsSide Hop Hop ... 226
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Time Schedule (Program Kerja) Penelitian... 131
Lampiran 2. Deskripsi Pelaksanaan Latihan Menggiring Bola dan Latihan Plyometrics. ... 132
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pelatihan Menggiring Bola dan Angle Hop. ... 134
Lampiran 4. Matrik Latihan Menggiring Bola dan Angle Hop... 161
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pelatihan Menggiring Bola dan Side Hop... 162
Lampiran 6. Matrik Latihan Menggiring Bola dan Side Hop. ... 189
Lampiran 7. Keterangan Pelaksanaan Latihan ... 190
Lampiran 8. Deskripsi Instrumen Penelitian. ... 192
Lampiran 9. Daftar Nama Populasi... 196
Lampiran 10. Daftar Nama Populasi dan Hasil Tes Kekuatan ... 198
Lampiran 11. Daftar Hasil Klasifikasi Sampel Berdasarkan Kekuatan Otot Tungkai. ... 200
Lampiran 12. Daftar Pembagian Kelompok dengan Cara Ordinal Pairing Rumus ABBA. ... 201
Lampiran 13. Skema Penelitian Berdasarkan Pembagian Kelompok dan Perlakuan. ... 202
Lampiran 14. Data Hasil Tes Awal Menggiring Bola. ... 203
commit to user
xvii
Lampiran 16. Data Tes Awal Kecepatan Menggiring Bola
dan Klasifikasi Kelompok. ... 205
Lampiran 17. Data Tes Akhir Kecepatan Menggiring Bola dengan Klasifikasi Kelompok... 206
Lampiran 18. Uji Reliabilitas dengan Anava (Tabel Kerja Untuk Menghitung Reliabilitas Hasil Tes Awal Kecepatan Menggiring Bola)... 207
Lampiran 19. Uji Reliabilitas dengan Anava (Tabel Kerja Untuk Menghitung Reliabilitas Hasil Tes Akhir Kecepatan Menggiring Bola). ... 210
Lampiran 20. Rekapitulasi Data Tes Awal dan Tes Akhir Kecepatan Menggiring Bola pada Permainan Sepakbola Kelompok 1 (Kelompok Latihan Angle Hop). ... 213
Lampiran 21. Rekapitulasi Data Tes Awal dan Tes Akhir Kecepatan Menggiring Bola pada Permainan Sepakbola Kelompok 2 (Kelompok Latihan Side Hop)... 214
Lampiran 22. Tabel Kerja Untuk Menghitung Nilai Homogenitas dan Analisis Varians. ... 215
Lampiran 23. Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet ... 217
Lampiran 24. Analisis Varians... 218
Lampiran 25. Uji Rata-rata Rentang Newman-Keuls... 219
commit to user
ABSTRAK
SEPTO WINARKO
. A.120809123. Perbedaan Pengaruh Latihan Plyometrics dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Peningkatan Kecepatan Menggiring Bola. Tesis. Surakarta.Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta Januari 2011.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Perbedaan pengaruh antara latihan plyometrics Angle Hop dan Side Hop terhadap peningkatan kecepatan menggiring bola. (2) Perbedaan hasil kecepatan menggiring bola antara atlet yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi dan kekuatan otot tungkai rendah. (3) Pengaruh interaksi antara latihan plyometrics dan kekuatan otot tungkai terhadap peningkatan kecepatan menggiring bola.
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan rancangan
factorial 2 X 2. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Sepakbola (SSB) Pratama
kota Madiun selama 2 bulan Besarnya sampel penelitian 40 atlet yang berasal dari jumlah populasi sebesar 45 atlet. Teknik pengambilan sampel dengan purposive
random sampling. Variabel penelitian terdiri dari variabel independent yakni:
variabel manipulatif: latihan plyometrics Angle Hop dan latihan plyometrics Side Hop, variable atributif yakni : kekuatan otot tungkai tinggi dan kekuatan otot tungkai rendah serta variabel dependent yakni : kecepatan menggiring bola. Teknik pengumpulan data dengan Tes dan Pengukuran, data kecepatan menggiring bola dites dengan kecepatan menggiring bola melalui rintangan di mana reliabilitas tesnya dicari dengan teknik analisis varians (ANAVA) dan data kekuatan otot tungkai dites dengan leg dynamometer. Teknik analisis data menggunakan ANAVA dan taraf signifikasi α = 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1)Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan plyometrics Angle Hop dan Side Hop terhadap kecepatan menggiring bola. Pengaruh latihan Angle Hop mempunyai peningkatan kecepatan menggiring bola lebih baik dari pada latihan Side Hop
untuk peningkatan kecepatan menggiring bola (Fhitung = 40,4155> F table = 4,11). (2) Ada perbedaan hasil kecepatan menggiring bola yang signifikan antara atlet yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi dan rendah. Peningkatan hasil kecepatan menggiring bola pada atlet yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi lebih baik dari atlet yang memiliki kekuatan otot tungkai rendah (Fhitung = 121,4154 > F table = 4,11). (3) Ada pengaruh interaksi yang signifikan antara latihan
plyometrics dan kekuatan otot tungkai terhadap peningkatan kecepatan
menggiring bola (Fhitung = 122,0523 > F table = 4,11), a) Atlet dengan kekuatan otot tungkai tinggi lebih baik diberikan latihan plyometrics Angle Hop, b) latihan
plyometrics Side Hop lebih cocok diterapkan pada atlet yang memiliki kekuatan
otot tungkai rendah.
commit to user ABSTRACT
Septo Winarko. A.120809123. The Differences of Effect between Plyometrics Training and Leg Muscles Strength toward Ball Dribbling Speed Improvement. Thesis. Surakarta. Post Graduate Program Sebelas Maret University Surakarta January 2011.
The objectives of this study are to determine: (1) The differences between the effect of Angle Hop and Side Hop plyometrics exercises to increase the dribble speed. (2) The dribble speed outcome difference between athletes who have high and low leg muscle strength. (3) The interaction effect between plyometrics training and leg muscle strength to increase the dribble speed.
The method used in this study was experimental method with 2 X 2 factorial design. The research was conducted in Football School (FS) of Pratama at Madiun city for period of 2 months. The sample size of 40 athletes came from a population of 45 athletes. This study used purposive sampling technique with random sampling. Research variables consisted of independent variables such as: manipulative variable: Angle Hop plyometrics exercises and Side Hop plyometrics exercises, attributive variables such as: high and low leg muscle strength and dependent variables such as: the dribble speed. Data collection techniques were done through Test and Measurement, dribbling speed test data was obtained from a speed dribble through the obstacles which the reliability of tests sought by analysis of variance (ANOVA) technique and leg muscle strength data were measured with a leg dynamometer. Data analysis was done using ANOVA and significance level α = 0.05.
Based on the results, this study concludes that: (1) There is a significant difference in effect between Angle Hop and Side Hop plyometrics training toward dribble speed (Fcount = 40.4155> F table = 4.11). The influence of Angle Hop increases the speed of ball dribbling better than Side Hop exercise (2) There is a significant difference in the results of dribble speed between the athletes who have leg muscle high and low strength (Fcount = 121.4154> F table = 4.11). The increase of dribbling speed result on athletes who have high leg muscle strength better than those who have low leg muscle strength (3) There was a significant interaction effect between plyometrics exercise and strength of leg muscle toward dribble speed improvement (Fcount = 122.0523> F table = 4.11), a. Angle Hop plyometrics exercises is more suitable to be applied to Athletes with a high leg muscle strength b. Plyometrics Side Hop exercise is more suitable to be applied to athletes who have low leg muscle strength.
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahPerkembangan olahraga prestasi di berbagai cabang yang dipertandingkan
tidak lepas dari berbagai latihan yang diterapkan oleh seorang pelatih.
Peningkatan olahraga prestasi melalui latihan yang terus menerus dan
berulang-ulang akan berdampak positif terhadap aktivitas fisik serta meningkatkan
kebugaran jasmani seorang atlet dan dampak positif yang lain adalah gerakan
yang sulit akan mudah dilakukan tanpa harus memikirkan gerakan yang akan
dilakukan.
Prestasi sepakbola Indonesia yang semakin terpuruk di peringkat dunia
menunjukkan pembinaan sepakbola yang kurang baik. Kegagalan demi
kegagalan yang diderita tim nasional sepakbola Indonesia di beberapa turnamen
yang diikuti tim nasional selalu berakhir dengan kekecewaan. Di berbagai even
membuat pecinta sepakbola Indonesia semakin menghela nafasnya, minimnya
pengetahuan pelatih tentang ilmu kepelatihan yang menyebabkan gagalnya
sepakbola dalam setiap kejuaraan yang diikuti. Rata-rata pelatih sepakbola
berasal dari mantan pemain yang kaya akan pengalaman namun dari segi ilmu
pengetahuan lain yang mendukung sangatlah kurang.
Disadari atau tidak, faktor pembinaan berjenjang yang dimiliki PSSI hanya
untuk mencapai prestasi instan. Bahkan karut marutnya pembinaan pemain muda
commit to user
tidak berpola yang dijalankan oleh pelatih terhadap atletnya serta tidak terukurnya
pembinaan menjadi penyebab gagalnya prestasi sepakbola secara umum.
Pembinaan di tingkat sekolah sepakbola atau akademi di setiap klub dan
berjenjang yang kompetitif di tingkat kelompok usia memberikan pilihan untuk
pembinaan para pemain muda dan sistem kompetisi yang ideal bagi pemain muda.
Setiap sekolah sepakbola yang dibentuk oleh klub harus memiliki tingkatan
pembinaan sendiri, seperti infrastruktur, kesehatan, pendidikan umum, serta
reward dan punishment. Dengan pola pembinaan ini orang tua para pemain harus
dilibatkan dalam pembinaan dan juga mendukung biaya selama berada di sekolah
sepakbola atau akademi.
Kemampuan keterampilan serta mental bertanding harus diutamakan dalam
bermain sepakbola. Sekolah sepakbola Pratama yang ada di Kota Madiun
merupakan bentukan sebuah klub sepakbola yang bernama Pattimura yang
memiliki banyak siswa mulai dari usia yunior dengan berbagai kelompok umur
sampai senior.
Metode latihan plyometrics tidak pernah diberikan pelatih kepada siswa
sekolah sepakbola Pratama usia 15-17 tahun, ini yang menyebabkan penulis ingin
mengadakan penelitian berbeban yang berupa latihan plyometrics angle hop dan
side hop. Penggunaan metode latihan plyometrics yang tepat dan benar akan
meningkatkan kekuatan dan kecepatan menggiring bola. Dengan kemampuan
keterampilan menggiring bola yang kuat dan cepat disetiap pemain, maka sulit
commit to user
Pencapaian prestasi di berbagai macam olahraga misalnya sepakbola, faktor
kekuatan memegang peranan yang sangat dominan dalam penggunaannya. Untuk
sepakbola kekuatan berperan untuk menendang, menggiring, passing dan
melompat saat menyundul bola (heading). Kekuatan dalam permainan sepakbola
harus dimiliki oleh semua pemain baik pemain depan, pemain tengah maupun
pemain belakang.
Berbagai keterampilan yang harus dikuasai pemain sepakbola tidak lepas
dari tingkat kebugaran jasmani pemain. Tingkat kesegaran jasmani yang baik serta
latihan yang berkelanjutan dan terprogram akan memudahkan seseorang untuk
menjadi atlet yang berprestasi di cabang olahraga yang diminati sesuai dengan
kondisi tubuh. “Adapun unsur-unsur kebugaran jasmani tersebut antara lain:
kekuatan, kecepatan, daya tahan otot jantung dan paru-paru, kelincahan, daya
ledak (power) dan kelentukan” (Muhajir 2004:3). Sedangkan pengertian
kebugaran jasmani menurut Suparno dan Suwandi (2008:50) adalah” kemampuan
seseorang dalam melakukan aktivitas keseharian tanpa mengalami kelelahan yang
berarti, dan masih mempunyai cadangan sisa tenaga untuk melakukan aktivitas
yang lain”. Kebugaran ada hubungannya dengan kesehatan, karena kesehatan
merupakan suatu keadaan sehat, baik secara fisik, mental, maupun sosial. Konsep
kebugaran fisik dapat dibedakan antara kebugaran yang berkaitan dengan
kesehatan dan yang berkaitan dengan unjuk kerja (performance)
Menurut Toho Cholik M. dan Ali Maksum (2007:53) ”seseorang yang
memiliki kebugaran jasmani yang baik dengan sendirinya juga akan memiliki
commit to user
tidak bugar”. Kebugaran sendiri adalah kemampuan otot skeletal tubuh untuk
melakukan kontraksi atau tegangan maksimal sewaktu menerima beban tertentu.
Peningkatan kekuatan tidak dapat dicapai dengan baik apabila dalam
melakukan latihan tidak dilakukan secara intensif dan terprogram berdasarkan
prinsip-prinsip latihan yang benar. Latihan yang dilakukan tersebut harus bersifat
khusus, yaitu khusus mengembangkan model latihan yang dapat mendukung
dalam peningkatan kekuatan sesuai dengan cabang olahraga yang diikutinya.
Peningkatan kualitas dalam pelatihan dan pembinaan olahraga tersebut dapat
dicapai dengan penerapan berbagai disiplin ilmu dan teknologi yang terkait dalam
pelatihan dan pembinaan olahraga. Upaya untuk meningkatkan prestasi dalam
olahraga harus melalui latihan yang dilakukan dengan pendekatan ilmiah terhadap
ilmu-ilmu yang terkait. Berbagai ilmu yang berkaitan dengan olahraga, menurut
Nossek (1982:1) antara lain adalah “fisiologi latihan, biomekanik olahraga,
paedagogi di bidang olahraga, sosiologi, olahraga tersebut tidak terlepas dari
dukungan dan masyarakat dan insan olahraga serta para pakar di bidang
olahraga”.
Kecepatan menggiring bola dengan kuat dan lincah untuk menghindari dari
halangan lawan tidak dapat tercapai dengan spekulatif, tetapi harus melalui latihan
secara intensif dengan program latihan yang berdasarkan pada prinsip-prinsip
latihan yang benar. Meningkatkan suatu tingkat keterampilan dan prestasi, prinsip
ini adalah spesifik dan terutama berhubungan dengan proses latihan. Semua
prinsip latihan adalah bagian dan semua konsep serta tidak dipandang sebagai unit
commit to user
pengertian akan tetapi disajikan dan digambarkan secara terpisah. Penggunaan
yang tepat dari prinsip latihan ini oleh pelatih akan menghasilkan organisasi yang
lebih baik, dan lebih banyak kegunaan yang dapat memuaskan, pengertian,
metode, dan komponen, dari latihan.
Pencapaian tingkat keterampilan menggiring bola yang baik diperlukan
berbagai metode dalam latihan. Latihan olahraga adalah suatu proses yang
direncanakan yang mengembangkan penampilan olahraga yang komplek dengan
memakai isi latihan, metoda-metoda latihan, tindakan-tindakan organisasional
yang sesuai dengan maksud dan tujuan-tujuan.
Pengertian latihan menurut Nossek (1982:13) “latihan adalah suatu proses
atau, dinyatakan dengan kata lain, periode waktu yang berlangsung selama
beberapa tahun, sampai olahragawan atau olahragawati tersebut mencapai standart
penampilan yang tinggi”. Latihan yang modern harus secara berhati-hati
direncanakan. Sebuah rencana latihan mencakup semua tindakan yang diperlukan
untuk mencapai sasaran – sasaran latihan. Ada rencana jenis jangka pendek, jenis
jangka menengah, dan rencana jangka panjang. Latihan disusun untuk khusus
latihan satu sesi latihan, mingguan, bulanan, tahunan, dan jangka waktu yang
panjang.
Faktor penentu dan penunjang dalam prestasi menggiring bola dalam
permainan sepakbola adalah kekuatan. Kekuatan merupakan kualitas yang sangat
komplek, karena semua gerakan merupakan hasil dalam hubungannya dengan
commit to user
Kualitas keterampilan gerak yaitu kekuatan dan keterampilan bekerja sama
satu dengan yang lain. Latihan kekuatan dipraktekkan dengan berbagai kombinasi
latihan yang lain, latihan tersebut hendaknya dimulai pada usia sangat muda dan
berbakat pada cabang olahraga yang disukainya.
Latihan–latihan yang khusus yang cocok untuk cabang olahraga sepakbola
khususnya, kualitas–kualitas kondisional; dan teknik olahraga harus dianalisis
secara hati-hati. Untuk itu seorang pelatih harus memiliki dan menguasai
pengetahuan anatomi fungsional, fisiologi, biomekanik dan sebagainya.
Latihan plyometrics berusaha untuk menggunakan berat badan sendiri atau
menggunakan beberapa alat untuk meningkatkan rangsangan latihan. Sebagian
besar cabang olahraga dapat dilakukan dengan lebih terampil jika atlet memiliki
power yang merupakan gabungan dari kekuatan dan kecepatan. Latihan
plyometrics membantu para atlet dalam berbagai cabang olahraga, sepakbola, bola
basket, bolavoly dan sebagainya.
Latihan plyometrics membantu mengembangkan seluruh sistem neuro
muskuler untuk gerakan-gerakan power, tidak hanya jaringan yang berkontraksi.
Latihan plyometrics adalah gerakan dari rangsangan peregangan otot secara
mendadak supaya terjadi kontraksi yang lebih kuat. Peningkatan kontraksi otot
merupakan perbaikan fungsi refleks peregangan (stretch reflex) dari muscle
spindle.
Program latihan plyometrics harus diberikan beban lebih yang resestif,
temporal dan spesial. Beban lebih yang tepat ditentukan dengan mengontrol
commit to user
Beban lebih yang tidak tepat dapat mengganggu keefektifan latihan atau bahkan
menyebabkan cidera. Jadi dengan menggunakan beban yang melampaui tuntutan
beban yang resestif dari gerakan-gerakan plyometrics tertentu dapat meningkatkan
kekuatan tetapi tidak selalu meningkatkan power explosif. Beban lebih resestif
pada kebanyakan latihan plyometrics adalah berupa gaya momentum dari gravitasi
dengan menggunakan beban berat tubuh. Bicara masalah momentum hasil kali
massa dan kecepatan suatu benda yang jatuh semakin tinggi akan semakin cepat,
sehingga momentumnya akan semakin besar.
Berbagai jenis dan macam latihan plyometrics yang dapat dirancang
imajinasi dan rasa ingin, serta pemahaman dasar tentang proses neuromuskuler
yang terlibat, memungkinkan kita mengembangkan latihan-latihan plyometrics
yang bermanfaat. Namun demikian tidaklah praktis untuk menganalisis setiap
pola gerakan keterampilan olahraga dan setiap rangsangan latihan plyometrics
untuk keterampilan olahraga tersebut. Pelatih dan atlet segera dapat mengetahui
mana diantara latihan-latihan plyometrics yang lebih cocok atau tepat untuk
kebutuhan latihan.
Adapun bentuk-bentuk latihan plyometrics adalah melangkah, melompat,
melayang, melompat dengan satu kaki, meloncat dengan menempuh jarak,
skiping, mengayun, dan memutar” (Bompa, 1994:77).
Kemampuan meloncat bisa digunakan sebagai prediktor kekuatan tubuh dan
juga bisa merupakan tes diagnostik dalam hal koordinasi gerak. Perkembangan
kemampuan meloncat berkaitan erat dengan peningkatan kekuatan dan koordinasi
commit to user
kekuatan yang baik akan menghasilkan perkembangan kemampuan meloncat
yang baik pula (Sugiyanto, 1998:155).
Menurut Sugiyanto (1998:187) “pertumbuhan yang cepat pada laki-laki
memberikan keuntungan dalam ukuran dan bentuk tubuh, kekuatan dan fungsi
fisiologis yang memberikan kemudahan dalam penampilan fisik selama masa
adolesensi”.
Masa Adolesensi membutuhkan aktivitas yang dapat meningkatkan
pengalaman dalam berbagai kegiatan, terutama yang sesuai untuk usia dewasa.
”Bentuk kegiatan yang digemari, meliputi olahraga beregu, kegiatan yang menguji
keterampilan tingkat tinggi, permainan perorangan maupun ganda dan
pengembangan program latihan” (Sugiyanto, 1998:200).
Pada permasalahan ini untuk peserta penelitian yang mengikuti latihan
adalah anak-anak pada usia 15-17 tahun pada salah satu sekolah sepakbola
pratama Kota Madiun, hal tersebut sesuai dengan Peraturan PSSI (2004) pasal 32
tentang kelompok usia pemain yang menyebutkan bahwa ”dalam pembinaan
pemain amatir PSSI mengenal klasifikasi pemain dalam kelompok usia dibawah
usia 15 tahun, dibawah usia 17 tahun, dibawah usia 19 tahun, dan dibawah usia 23
tahun”.
Pada umur berapakah orang sudah boleh latihan beban? Lebih lanjut
Harsono (1988:203) berpendapat akan cukup aman kalau weight training pada
umur 14 tahun, asal mulai dengan beban-beban yang ringan, oleh karena (a)
tulang-tulang masih lunak dan belum sempurna perkembangannya dan (b)
commit to user
Sebelum umur 14 tahun sebaiknya anak dilatih strength dengan menggunakan
berat badannya sendiri dahulu sebagai tahanannya (resistence), misalnya push up,
sit ups, squat thrusts, dan sebagainya.
Dari beberapa pendapat tersebut untuk anak usia 15-17 tahun sudah
memenuhi syarat untuk mengikuti latihan plyometrics yang merupakan latihan
dengan menggunakan beban pada tubuhnya sendiri.
Penggunaan metode latihan yang benar dan secara khusus terkait dengan
pola gerak keterampilan menggiring bola pada sepakbola perlu
mempertimbangkan inovasi dalam bidang latihan, penemuan hasil penelitian yang
relevan yang selaras dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka perlunya mengkaji sejauh mana
pengaruh latihan plyometrics (angle hop dan side hop) dan kekuatan terhadap
peningkatan kecepatan menggiring bola dalam sepakbola pada anak laki-laki usia
15-17 tahun, latihan tersebut adalah bentuk pengembangan latihan plyometrics
yang dipergunakan untuk melatih power, kekuatan dan kecepatan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan
masalah sebagai berikut :
1. Kecepatan menggiring bola pada sepakbola dapat dicapai melalui
latihan dengan penggunaan prinsip-prinsip yang benar.
2. Metode latihan plyometrics angle hop dan side hop akan meningkatkan
commit to user
3. Bentuk latihan plyometrics angle hop dan side hop memiliki pengaruh
terhadap peningkatan kecepatan menggiring bola.
4. Penerapan metode latihan ini akan memperhatikan pada tinggi dan
rendahnya tingkat kekuatan otot tungkai.
5. Perlu diadakan suatu metode latihan yang dapat meningkatkan prestasi
sepakbola dengan inovasi latihan.
6. Metode latihan serta penemuan-penemuan teori dan praktek serta hasil
penelitian yang relevan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan
khususnya bidang olahraga, sehingga peningkatan prestasi sepakbola
khususnya dapat tercapai baik regional maupun internasional.
7. Pembinaan sekolah sepakbola di tingkat daerah juga harus menjadi
perhatian karena banyak pemain yang potensi namun tidak memiliki
kesempatan untuk memperoleh latihan yang tepat sesuai dengan
takaran latihan.
8. Kondisi fisik yang diperlukan dalam pencapaian peningkatan
kecepatan yang maksimal.
9. Latihan dengan intensif sesuai dengan program latihan serta
peningkatan beban sesuai dengan kelompok usia akan meningkatkan
commit to user
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari penafsiran yang salah dalam penelitian ini, maka perlu
adanya pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Perbedaan pengaruh latihan plyometrics angle hop dan side hop
terhadap peningkatan kecepatan menggiring bola.
2. Perbedaan peningkatan kecepatan menggiring bola antara pemain
yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi dan kekuatan otot
tungkai rendah.
3. Pengaruh interaksi antara latihan plyometrics angle hop dan side hop
dengan tinggi dan rendahnya kekuatan otot tungkai terhadap
peningkatan kecepatan menggiring bola.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka permasalahan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Adakah perbedaan pengaruh latihan plyometrics angle hop dan side hop
terhadap peningkatan kecepatan menggiring bola.
2. Adakah perbedaan peningkatan kecepatan menggiring bola antara
pemain yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi dan kekuatan otot
tungkai rendah.
3. Adakah pengaruh interaksi antara latihan plyometrics angle hop dan side
hop dengan tinggi dan rendahnya kekuatan otot tungkai terhadap
commit to user E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan plyometrics angle hop dan
side hop terhadap peningkatan kecepatan menggiring bola.
2. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kecepatan menggiring bola antara
pemain yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi dan kekuatan otot tungkai
rendah.
3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara latihan plyometrics angle hop
dan side hop dengan tinggi dan rendahnya kekuatan otot tungkai terhadap
peningkatan kecepatan menggiring bola.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Pengembangan ilmu pengetahuan secara khusus pada metodologi
latihan, secara praktis tentang menggiring bola pada permainan
sepakbola
2. Menambah teknik latihan yang sesuai dengan kondisi atlet sehingga
menjadi pedoman pembina atau pelatih untuk menambah variasi latihan
3. Pelatih dapat menggunakan metode latihan plyometrics yang tepat
ditinjau dari tinggi dan rendahnya kekuatan untuk meningkatkan
kecepatan menggiring bola pada pemain sepakbola.
4. Pemain dapat mengerti dan mengetahui cara-cara berlatih yang benar
commit to user
melaksanakan tugas yang diberikan pelatih tanpa ada unsur paksaan
sehingga mendapatkan hasil yang sangat memuaskan.
commit to user
14
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Permainan Sepakbola
Pendekatan permainan atau aktivitas, yang telah diterima secara luar biasa
pada sepakbola pemula, utamanya dirancang untuk menghasilkan kesenangan,
tantangan, kreativitas, pemecahan masalah, dan motivasi (Fleck & Quinn,
2002:1).
Bermain adalah satu konsep yang lebih luas daripada olahraga, terdapat
berbagai macam permainan, mulai dari yang paling sederhana seperti yang
dilakukan anak-anak hingga permainan yang lebih komplek dan rumit seperti
yang dilakukan orang dewasa. Olahraga cenderung lebih terstruktur, lebih
terorganisir dan kompleks.
Menurut Rusli Lutan (1988:8) “olahraga adalah satu kegiatan otot-otot
yang energetik di mana seorang atlet memperagakan kemampuan geraknya dan
kemauannya semaksimal mungkin”. Karakteristik olahraga yang utama pada
dasarnya adalah karakteristik kegiatan bermain.
Olahraga membutuhkan peragaan ketangkasan fisik dalam beberapa
bentuk, adapun keperkasaan fisik ini bisa berbentuk keterampilan fisik,
kesegaran jasmani, atau kombinasi. Olahraga mengandung ciri bermain yang
kompetitif, dan olahraga melibatkan kombinasi beberapa keterampilan,
commit to user
Kegiatan olahraga yang paling banyak mendapat perhatian di Indonesia
ialah olahraga kompetitif. Kegiatan olahraga kempetitif yang menekankan
pencapaian prestasi setinggi-tingginya telah berkembang menjadi suatu
kegiatan yang terlembaga dengan struktur organisasi formal yang berfungsi
untuk mengelola kegiatan olahraga tersebut. Kegiatan olahraga tersebut, tidak
saja makin mapan di tingkat internasional, tapi juga di tingkat nasional. Di
Indonesia olahraga dapat dibedakan menjadi beberapa cabang yang antara lain
atletik, permainan bola besar, permainan bola kecil, olahraga air, dan olahraga
di udara. Pada permainan bola besar misalnya dikenal PSSI, organisasi
pengelola sepakbola yang berafiliasi dengan FIFA sebagai induk organisasi
sepakbola internasional. Contoh lain PBVSI yakni pengelola bolavoli yang
berafiliasi dengan IVBF sebagai induk organisasi bolavoli internasional dan
PERBASI, organisasi bola basket yang induk organisasi internasionalnya
dengan nama FIBA. Dari seluruh kegiatan yang dikelola oleh top-top
organisasi olahraga kompetitif itu nampak jelas karakteristiknya yang utama
yakni perjuangan untuk mencapai prestasi.
Seseorang yang tertarik dengan kegiatan olahraga kompetitif khususnya
sepakbola akan sangat memperhatikan upaya meningkatkan prestasinya,
termasuk di dalam mencari metode yang lebih efisien untuk mendorong
perkembangan dan peningkatan efisiensi keterampilan gerak.
Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari
sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir
commit to user
menggunakan kepala dan dada. Untuk penjaga gawang diperbolehkan
menggunakan tangan dan lengannya di daerah tendangan hukumannya.
Permainan sepakbola dapat dilakukan di lapangan terbuka (out door) dan di
lapangan tertutup (in door).
Sepakbola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan jalan menyepak
bola, yang mempunyai tujuan memasukkan bola ke gawang lawan dan
mempertahankan gawang tersebut agar tidak kemasukan bola. Di dalam
memainkan bola, setiap pemain diperbolehkan menggunakan seluruh anggota
badan kecuali tangan dan lengan. Hanya penjaga gawang diperbolehkan
memainkan bola dengan kaki dan tangan (Muhajir, 2004:22).
Sepakbola merupakan permainan beregu yang masing-masing regu terdiri
dari 11 pemain. Biasanya permainan sepakbola dimainkan dua babak (2 X 45
menit) dengan waktu istirahat 15 menit di antara dua babak tersebut. Mencetak
gol ke gawang lawan merupakan sasaran dari setiap kesebelasan. Suatu
kesebelasan dinyatakan sebagai pemenang apabila kesebelasan tersebut dapat
memasukkan bola ke gawang lebih banyak dan kemasukkan bola lebih sedikit
jika dibandingkan dengan lawannya.
Adapun tujuan permainan sepakbola adalah pemain berusaha memasukkan
bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan berusaha menjaga gawangnya
sendiri agar tidak kemasukkan bola. ”Suatu regu dinyatakan menang apabila
regu tersebut dapat memasukkan bola terbanyak ke gawang lawannya, dan
apabila sama (misalnya 0-0 atau 1-1, 2-2 dan seterusnya), maka dinyatakan seri
commit to user
Kerjasama antar anggota merupakan ciri khas dari permainan beregu
khususnya sepakbola. Untuk bisa bermain sepakbola dengan baik dan benar
pada pemain perlu menguasai teknik-teknik dasar sepakbola. Pemain yang
memiliki teknik dasar yang baik cenderung dapat bermain sepakbola dengan
baik pula.
a. Teknik Sepakbola
Pada garis besarnya teknik sepakbola itu dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu:
1. Teknik badan (body technics), ialah gerakan-gerakan dalam sepakbola
tetapi tanpa bola.
2. Teknik dengan bola ialah gerakan-gerakan dalam sepakbola dengan
bola.
a) Teknik badan
Teknik badan sebenarnya ditujukan kepada perkembangan
kemampuan fisik untuk mencapai kesegaran fisik (physical
fitness), agar dapat bermain dengan sebaik-baiknya. Menurut
Arma Abdoellah (1981:416) unsur-unsur kemampuan fisik
secara umum terdiri dari :
a. Kecepatan (speeds), ialah kecepatan lari, kecepatan bereaksi
dan kecepatan bergerak
b. Kekuatan (strength) ialah untuk menguatkan otot-otot yang
diperlukan dalam bermain sepakbola, misalnya otot-otot
commit to user
c. Daya Tahan (endurance) ialah daya tahan umum atau
stamina (general endurance) dan juga daya tahan otot
(muscular endurance).
d. Kelincahan (agility) ialah kecepatan mengubah arah, untuk
merubah arah, gerak tipu dalam sepakbola. Latihan ini
dapat dengan lari bolak-balik (shuttle run).
e. Kelentukan (fleksibility) ialah kelentukan badan, gerakan
yang mudah dan luwes
Sedangkan menurut Toto Subroto dan Sukatamsi (2009:8.5)
teknik tanpa bola yaitu gerakan-gerakan tanpa bola terdiri dari:
1) Lari cepat dan mengubah arah.
2) Melompat dan meloncat.
3) Gerak tipu tanpa bola yaitu gerak tipu dengan badan
4) Gerakan-gerakan khusus untuk penjaga gawang.
b) Teknik dengan bola
Menurut Hendri Firzani (2010:8) ”teknik-teknik dasar dalam
permainan sepakbola ada beberapa macam, seperti stop ball
(menghentikan bola), shooting (menendang bola ke gawang),
passing (mengumpan), heading (menyundul bola), tackling
(merebut bola) dan dribbling (menggiring bola)”.
Teknik pemainan sepakbola yang penting dan harus selalu dilatih
menurut Engkos Kosasih (1993:232) adalah :
(1) Teknik menendang bola.
a. Menendang bola dengan kaki muka penuh (kura- kura)
b. Menendang bola dengan kaki muka bagian dalam.
commit to user
(2) Menghentikan (menyetop) dan mengontrol bola
a. Menghentikan dan mengontrol bola dengan telapak kaki, untuk
bola yang jatuh ke tanah.
b. Menghentikan bola dengan kaki muka penuh, untuk bola yang
masih melambung ke tanah.
c. Menghentikan bola dengan kaki bagian dalam
d. Menghentikan bola dengan perut
e. Menghentikan dan mengontrol dengan dada
f. Menghentikan bola dengan menggunakan kepala
g. Menghentikan bola dengan menggunakan paha
(3) Teknik membawa atau menggiring bola (dribbling)
a. Menggiring bola dengan kaki muka penuh.
b. Menggiring bola dengan kaki bagian dalam dari kura-kura.
c. Menggiring bola dengan kaki bagian dalam atau bagian luar.
(4) Teknik gerakan (gerakan tipu)
Gerakan tipu yang terbaik adalah gerakan tipu badan (body playing)
waktu kita menggiring bola. Karena gerak tipu yang kita kerjakan
dengan badan sangat penting dan banyak digunakan dalam
permainan, maka perlu latihan yang intensif. Gerak tipu dapat kita
kerjakan dengan mengendalikan kepada ketepatan, kecepatan dan
kelincahan bergerak untuk kita gunakan pada saat dan keadaan yang
tepat serta menguntungkan.
(5) Teknik menyundul bola (mengkop bola)
Menyundul bola harus memakai dahi dan mata harus selalu terbuka
(jangan sekali-kali mata tertututp). Biasanya digunakan untuk
memberi umpan kepada teman atau untuk membuat gol.
(6) Teknik melempar bola ke dalam (throw in)
Ketika bola meninggalkan lapangan permainan dinyatakan out, maka
agar permainan dapat dilanjutkan seorang pemain melempar bola ke
commit to user
Secara umum sepakbola modern menuntut pemain untuk memiliki:
a. Skill mumpuni. Eksekusi teknik sepakbola seperti dribbling, control,
passing, heading, shooting sempurna. Dapat dilakukan dalam
kecepatan tinggi dan sudut ruang yang sempit.
b. Kesadaran taktikal. Kemampuan kognitif yang dapat bereaksi dan
beradaptasi terhadap berbagai taktik sepakbola kompleks.
c. Fisik prima. Gabungan antara kecepatan, kekuatan, daya tahan dan
tentunya koordinasi (Ganesha Putra, 2010:6).
Diantara kemampuan yang lebih penting pada pelatih, adalah
kemampuannya dalam meramalkan kecepatan kemajuan dan
kecenderungan keterampilan, kemampuan dan unjuk kerja umum yang
dicapai antara satu merencanakan dan pertandingan utama. Dan
berdasarkan prediksi prestasi sebagai referensi, seseorang dapat
menentukan tujuan dan patokan-patokan tes selama kemajuan latihan,
menunjukkan bahwa atlet akan dapat meraih kemungkinan prestasi
terbaiknya.
Metodologi latihan yang masuk di akal memerlukan penilaian
olahraga yang termasuk bagian dalam proses perencanaan. Semua
prosedur penilaian dan atlet tes harus terarah pada kualifikasi yang
obyektif dari atlet yang dinilai, keterhambatan dan akhirnya penurunan
commit to user b. Kecepatan Menggiring Bola
Menurut Toho Cholik M. dan Ali Maksum (2007:55) kecepatan
(speed): adalah kemampuan untuk mengerjakan suatu aktivitas yang sama
berulang-ulang serta berkesinambungan dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya. Komponen kecepatan erat sekali kaitannya dengan kekuatan,
kelincahan, koordinasi dan daya tahan.
Sedangkan menurut Husein Argasasmita, dkk (2007:62) ”kecepatan
adalah kemampuan untuk berpindah tempat/bergerak pada seluruh tubuh
atau bagian dari tubuh dalam waktu yang singkat”.
Lari cepat (sprint) dalam permainan sepakbola berbeda dengan lari
cepat (sprint) pada cabang olahraga atletik.
Lari cepat dalam permainan sepakbola dilakukan di dalam daerah
yang luas, dilakukan selama permainan berlangsung, tidak teratur
terputus-putus sesuai dengan situasi permainan dan jarak yang ditempuh
pendek-pendek sekitar 10 meter sampai 30 meter dengan adanya rintangan atau
hambatan pemain lawan.
Adapun prinsip-prinsip lari cepat (sprint) dalam bermain sepakbola
menurut Toto Subroto dan Sukatamsi (2009:8.6) adalah :
1) Langkah
Langkah-langkahnya pendek-pendek, paha diangkat tinggi-tinggi,
dilakukan dengan cepat sehingga frekuensi langkahnya
commit to user
2) Sikap badan
Sikap badan atau togok tegak, dengan demikian agar mudah melihat
sekeliling atau lapangan sepakbola yang luas, sesuai pada waktu situasi
permainan harus segera dari lari cepat melakukan gerakan-gerakan
mendadak, misalnya berhenti mendadak, mengubah arah lari ke
samping kiri atau ke samping kanan, membalik atau gerakan mundur,
dari lari cepat mendadak harus melompat untuk menyundul bola.
3) Sudut siku-siku lengan
Sudut siku-siku kedua lengan lebih lebar lebih kurang 90o dan ayunan
kedua lengan agak terbuka ke belakang, gunanya untuk menjaga
keseimbangan badan. Juga untuk memudahkan gerakan-gerakan yang
mendadak, berhenti, mengubah arah dan sebagainya.
4) Titik berat badan
Titik berat dari badan harus selalu dekat dengan permukaan tanah, hal
ini untuk menjaga keseimbangan badan atau stabilitas badan
Keterampilan utama yang pertama kali dalam permainan sepakbola
adalah kemampuan melakukan menggiring bola dengan menggunakan
kaki. Menurut Mielke (2007:1) dribbling adalah” keterampilan dasar
dalam sepakbola karena semua pemain harus mampu menguasai bola saat
sedang bergerak, berdiri, atau bersiap melakukan operan atau tembakan”.
Ketika pemain telah menguasai kemampuan dribbling secara efektif,
commit to user
Menurut Koger (2007:51) ”menggiring bola (dribbling) adalah
metode menggerakkan bola dari satu titik ke titik lain di lapangan dengan
menggunakan kaki”. Bola harus selalu dekat dengan kaki agar mudah
dikontrol. Pemain tidak boleh terus menerus melihat bola. Mereka juga
harus melihat sekeliling dengan kepala tegak agar dapat mengamati situasi
lapangan dan mengawasi gerak-gerik pemain lainnya.
Menggiring bola identik membawa bola sambil berlari. Menggiring
yang baik adalah bola selalu dalam penguasaan atau kontrol pemain.
Dengan kata lain, bola selalu berada di dekat tubuh pelaku. Caranya, bola
disentuh berulang-ulang ke depan dengan jarak paling jauh sekitar 1 meter.
Lalu, pelaku ikut berlari mengejarnya. Bukan dinamakan menggiring jika
bola ditendang jauh ke depan (jarak 5 – 10 meter) kemudian pelaku
mengejarnya (Rusdy Bahalwan, 2002:56).
Adapun pelaksanaan teknik latihan menggiring bola dalam
permainan sepakbola lebih lanjut Mielke (2007:2-5) Menyebutkan
beberapa teknik menggiring bola sebagai berikut :
1) Dribbling Menggunakan Sisi Kaki Bagian Dalam
Dribbling menggunakan sisi kaki bagian dalam memungkinkan
seorang pemain untuk menggunakan sebagian besar permukaan kaki
sehingga kontrol terhadap bola akan semakin besar. Walaupun sedikit
mengurangi kecepatan ketika pemain melakukan dribbling
commit to user
terlindung di antara kedua kaki, akan memberikan perlindungan yang
lebih baik dari lawan.
Sentuhlah bola dengan sisi kaki bagian dalam dan posisikan
kakimu secara tegak lurus terhadap bola. Tendanglah dengan pelan
untuk mempertahankan kontrol bola dan pusatkan kekuatan tendangan
pada bagian tengah bola sehingga memudahkanmu mengontrol arahnya.
Ketika sedang melakukan dribbling , usahakan kepalamu tetap
tegak dan mata terpusat ke lapangan di depanmu dan jangan terpaku
pada kaki. Berusahalah untuk melayangkan pandangan ke daerah
sekeliling dan rasakan bola itu sehingga kamu mengetahui
keberadaannya sambil melihat ke sekeliling.
2) Dribbling dengan Sisi Kaki Bagian Luar
Sangat penting bagi seorang pemain untuk meningkatkan
keterampilan yang diperlukan dalam mengontrol bola. Pengolahan
dribbling memungkinkan seorang pemain menciptakan ruang,
mempertahankan penguasaan bola, dan melewati pemain belakang
lawan. Menggunakan sisi kaki bagian luar untuk melakukan dribbling
adalah salah satu cara untuk mengontrol bola. Keterampilan mengontrol
bola ini digunakan ketika pemain yang menguasai bola sedang berlari
dan mendorong bola sehingga bisa mempertahankan bola tersebut tetap
berada di sisi luar kaki. Secara umum, keterampilan ini digunakan
ketika seorang pemain mencoba mengubah arah atau bersiap untuk
commit to user
melakukan dribbling dengan sisi kaki bagian luar dan secara
sebentar-sebentar menggunakan sisi kaki bagian dalam tanpa mengurangi
kecepatan dan kehilangan kontrol.
Posisi tubuh menjadi sangat penting saat kamu memilih untuk
melakukan dribbling dengan sisi kaki bagian luar. Keberhasilanmu
akan ditentukan oleh jarak di antara kedua kakimu ketika sedang
melakukan dribbling dan kemampuanmu untuk mempertahankan
keseimbangan pada saat mendorong bola menjauhi dirimu.
3) Dribbling Menggunakan Kura-Kura Kaki
Kura-kura kaki, bagian sepatu tempat tali sepatu berada, bisa
memberikan kekuatan dan kontrol. Kesalahan umum yang sering
dilakukan oleh pemula adalah menggunakan ujung jari kaki. Tindakan
ini tidak saja menyebabkan sakit pada ujung jari kaki jika seseorang
melakukan tackling keras kepadamu saat kamu mencoba menendang
bola, tetapi tindakan ini juga akan sangat tidak akurat. Kelebihan dari
kura-kura kaki adalah dapat memberikan permukaan yang datar pada
bola dan juga dapat membuat bola bergerak membelok dan menukik.
Biasanya, kura-kura kaki atau bagian punggung sepatu digunakan
sebagai bidang tendangan utama untuk melakukan dribbling bila kamu
ingin bergerak cepat di lapangan. Saat kamu berlari, ujung jari kaki
biasanya menghadap kedepan. Ketika kakimu bergerak ke depan,
turunkan sedikit ujung jari kaki dan sentuhlah bola menggunakan
commit to user
Dari beberapa pengertian menggiring bola dalam permainan
sepakbola, maka harus dipahami konsep yang harus dikuasai oleh pemain
mau pun pelatih seperti yang diungkapkan oleh Koger (2007:51) yaitu
konsep dasar yang harus dikuasai :
1. Ketika menggiring bola, usahakan agar bola terus berada di dekat kaki.
Jangan menendang terlalu keras, sebab bola akan bergulir terlalu jauh.
2. Giringlah bola dengan kepala tegak. Jangan memusatkan perhatian pada
bola dan kaki Anda.
3. Jika Anda bergerak ke arah musuh, perhatikanlah pinggang dan arah
kaki mereka. Pinggang dan arah kaki mereka menunjukkan ke mana
mereka akan bergerak. (Jika musuh Anda menghadap ke kiri, segeralah
berbelok ke kiri sehingga terpaksa dia berbelok mengikuti gerakan
Anda; selain membingungkan musuh, taktik ini juga membuat Anda
beberapa langkah lebih maju daripada mereka). Dan jika musuh sudah
melangkahkan salah satu kaki mereka, berbeloklah ke sisi kaki yang
maju itu (sebagai contoh, pemain musuh yang melangkahkan kaki kiri
pasti akan bergerak ke kanan. Jika Anda berbelok ke kiri, maka dia
harus mengubah arah, dan sedikit kehilangan waktu untuk mengejar
Anda).
4. Gunakan beberapa gerak tipu untuk mengecoh lawan- misal, tubuh
commit to user
5. Variasikan kecepatan lari Anda; dengan mengubah-ubah kecepatan dan
berbelok secara mendadak, musuh yang mengejar atau menghadang
Anda akan terkecoh dan kehilangan keseimbangan.
6. Giringlah bola menjauhi musuh Anda; paksalah mereka mengejar
Anda. Usahakan Selalu bergerak ke ruang terbuka di lapangan.
7. Carilah teman satu tim yang bebas dari kepungan lawan agar Anda
dapat segera mengoper bola kepadanya.
Kecepatan menggiring bola yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah siswa melakukan menggiring bola dengan zig-zag yang melewati
lima rintangan dalam waktu sesingkat mungkin. Tujuannya untuk
mengetahui kecepatan menggiring bola dalam permainan sepakbola
dengan melewati lima rintangan (Verduci, 1980:334).
Adapun urutan latihan dalam permainan sepakbola adalah sebagai
berikut :
Pada penelitian ini penulis menyajikan latihan fisik dalam
menggiring bola pada permainan sepakbola yaitu latihan fisik dengan
plyometrics angle hop dan side hop. Plyometrics adalah metode latihan
untuk kekuatan kecepatan dengan menggunakan beban utama badan atlet
itu sendiri yang bertujuan untuk menghubungkan kekuatan maksimal yang
telah dimiliki oleh atlet kedalam aplikasi gerakan cepat dan kuat
(powerful) sesuai dengan sifat cabang olahraga tertentu. Dilaksanakan
latihan plyometrics ini diharapkan dapat memperbaiki dan
commit to user
Setiap kegiatan fisik yang dilakukan atlet, akan mengarah kepada
sejumlah perubahan yang bersifat anatomis, fisiologis, biokimia, dan
kejiwaan.” Efisiensi dari suatu kegiatan merupakan akibat dari ; waktu
yang dipakai, jarak yang ditempuh dan jumlah pengulangan (volume) ;
beban dan kecepatannya (intensitas) ; serta frekuensi penampilannya
(densitas”) (Bompa, 1990:45).
Kekuatan dan kecepatan kontraksi otot dipengaruhi oleh jenis otot
yang dominan, sistem metabolisme energi, sistem saraf. Kekuatan dan
kecepatan kontraksi otot merupakan proyeksi dari power dan merupakan
unsur untuk pencapaian prestasi olahraga, terutama pada cabang olahraga
yang memerlukan kekuatan dan kecepatan.
Latihan fisik yang diberikan kepada atlet berupa latihan plyometrics
adapun gerakan sebagai berikut :
Angle hop, latihan ini mengembangkan power eksplosif dan
kecepatan reaksi pada adductor paha dan stabiliser ankle, dan
meningkatkan keseimbangan dan gerakan menyamping. Latihan ini
berguna untuk olahraga ski, tenis, sepakbola, dan senam, dan juga
olahraga lain (Radcliffe & Farentinos, 1985:52).
Side hop, secara khusus gerakan ini mengembangkan otot-otot
abductor paha, stabilizer lutut dan ankle, serta meningkatkan power
samping yang eksplosif di seluruh paha dan pinggul. Latihan ini sangat
commit to user
Dribbling adalah keterampilan dasar dalam sepakbola karena semua
pemain harus mampu menguasai bola saat sedang bergerak, berdiri, atau
bersiap melakukan operan atau tembakan. Ketika pemain telah menguasai
kemampuan dribbling secara efektif, sumbangan mereka di dalam
pertandingan sangat besar.
2. Latihan Fisik.
Latihan olahraga sekarang ini tidak hanya sekedar latihan, tetapi
merupakan suatu proses yang canggih guna mencapai tujuan yaitu prestasi
maksimal dan banyak faktor yang mempengaruhi dan memerlukan banyak
pengetahuan dari pelatih untuk memodifikasi latihan yang bersifat modern.
“Latihan adalah suatu proses penyempurnaan olahraga yang diatur
dengan prinsip-prinsip yang bersifat ilmiah, khususnya prinsip-prinsip
paedagogis. Proses ini yang direncanakan dan sistematis, meningkatkan
kesiapan untuk tampil dari seorang olahragawan atau olahragawati” (Nossek,
1982:12).
Sedangkan latihan menurut Bompa (1990:3) adalah “latihan merupakan
kegiatan yang sistematis dalam waktu yang lama ditingkatkan secara progresif
dan individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis
manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan”. Ruang lingkup
latihan harus menambah kapasitas kerja organisme dan cadangan
keterampilannya melakukan hal yang sama dengan mengembangkan ciri-ciri
commit to user
Latihan merupakan suatu konsep yang lebih kompleks, tidak seperti yang
diduga kebanyakan orang. Pengorganisasian dan perencanaan harus dilakukan
oleh pelatih yang peranannya sangat luas, tidak hanya sebagai pendidik
semata, melainkan tugasnya sangat kompleks, karena pelatih harus selalu
mempertimbangkan banyak variabel seperti fisiologis, psikologis dan aspek
sosial. Latihan diatas segala-galanya, adalah merupakan aktivitas olahraga
yang sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan
individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis
manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.
“Latihan fisik merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan
berulang-ulang dengan tujuan untuk meningkatkan respon fisiologi terhadap
intensitas, durasi dan frekwensi latihan, keadaan lingkungan dan status
fisilogis individu” (Lamb, 1984:2).
Faktor dasar latihan, yang meliputi persiapan fisik, teknik, taktik,
kejiwaan dan persiapan teori akan selalu ada dalam setiap program olahraga.
Faktor –faktor latihan adalah sebuah hakekat dari bagian setiap program yang
tanpa memperhatikan faktor umur atlet, potensi individu dan tingkat persiapan
atau dari latihan itu sendiri. “Bagaimanapun relatifnya penekanan di bagian
pada setiap variasi yang berkenaan di atas, sebaiknya ciri-ciri khusus dipilih
dari cabang olahraga atau nomor cabangnya” (Bompa, 1990:39).
Sejumlah kualitas fisik ditentukan dan dipengaruhi oleh kondisi fisik.
Menurut Nossek (1982:19) yang termasuk dalam kualitas fisik yang bersifat
commit to user
dan tambahan pula kualitas-kualitas fisik yang lain memainkan peranan yang
sungguh-sungguh penting dalam disiplin (cabang) olahraga yang
berbeda-beda”.
Sebagai konsekuensi dari berbagai keterampilan olahraga
analisa-analisa dapatlah dinyatakan bahwa dalam masing-masing disiplin cabang
olahraga, beberapa kualitas fisik bertindak bersama-sama dan campuran yang
baik dari kualitas latihan tersebut harus dilatih dan dikembangkan, dengan
memberi tekanan yang besar pada unsur fisik yang penting untuk suatu cabang
olahraga tertentu secara tepat.
Menurut M. Sajoto (1988:7) “pengembangan faktor-faktor lain yang
mendukung dalam pelatihan, misalnya faktor fisik, teknik, taktik, mental dan
kematangan juara”, hal ini berarti keberadaan fisik yang baik merupakan
modal utama bagi atlet dalam meraih prestasi. Menurut M.Sajoto, mengatakan
bahwa: “ kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen
yang tidak dapat dipisah-pisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun
pemeliharaannya”.
Persiapan fisik harus dipertimbangkan sebagai suatu faktor yang utama
dan terpenting sebagai unsur yang diperlukan dalam latihan guna mencapai
prestasi yang tertinggi.
a. Tujuan Latihan Fisik
Untuk mencapai tujuan utama dalam latihan, yaitu memperbaiki
prestasi tingkat terampil maupun unjuk kerja dari si atlet, yang merupakan
commit to user
Menurut Nossek (1982:15) sasaran dan tujuan “latihan jangka
pendek diarahkan untuk perkembangan atau perbaikan prestasi yang
dilatih sekarang (kekuatan, kecepatan, keterampilan-keterampilan, dan
yang lain)”
Tujuan latihan adalah mencapai prestasi yang maksimal, secara rinci
Harre (1982:10) mengemukakan bahwa :
1) Untuk meningkatkan kekuatan, kecepatan, power dan daya tahan
fisik
2) Untuk meningkatkan teknik dan koordinasi gerakan yang sesuai
dengan teknik dasar setiap cabang olahraga
3) Untuk meningkatkan taktik individu maupun kelompok
4) Untuk meningkatkan mental atlet
5) Untuk mengembangkan kepribadian atlet
Latihan fisik mempunyai tujuan memberikan tekanan fisik secara
teratur, sistematik dan berkesinambungan, sehingga meningkatkan
kemampuan di dalam melakukan kerja atau aktivitas gerak. Tanpa kondisi
fisik yang baik atlet tidak dapat mengikuti proses latihan kondisi fisik
dengan sempurna
Tujuan umum dari latihan dikemukakan Bompa (1990:6-8) perlu
kiranya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Untuk mencapai dan memperluas perkembangan fisik secara
menyeluruh. Tujuan ini merupakan hal yang sangat penting, karena
perkembangan fisik pada suatu tingkat yang tinggi merupakan
dasar-dasar latihan. Sejauh perkembangan fisik menjadi pertimbangan,
commit to user
meningkatkan kekuatan umum, selanjutnya meningkatkan kecepatan,
memperbaiki kelentukan umum yang dituntut untuk pelaksanaan gerak
pada umumnya, memiliki tingkat koordinasi yang tinggi dan akhirnya
mencapai perkembangan tubuh secara harmonis.
2) Untuk menjamin dan memperbaiki perkembangan fisik khusus,
sebagai suatu kebutuhan yang telah ditentukan di dalam praktek
olahraga. Pemenuhan tujuan ini akan diakibatkan oleh; pengembangan
kekuatan absolute dan relative, massa otot dan elastisitasnya;
pengembangan kekuatan khusus (power atau daya tahan otot) yang
disesuaikan dengan tuntutan olahraganya; memperbaiki waktu gerakan
dan reaksi, dan pengembangan selanjutnya tadi, harus merupakan
kemampuan untuk melaksanakan semua gerakan, terutama yang
dituntut dalam cabang olahraganya atau pertandingan tanpa
menunjukkan kesan ketegangan yang mudah dan ringan.
3) Untuk memoles dan menyempurnakan teknik olahraga yang dipilih
melalui suatu upaya teknis, seseorang harus; mengembangkan
kapasitas penampilan lebih lanjut dengan teknik yang tepat secara
keseluruhan; kesempurnaan teknik yang dituntut yang didasarkan atas
suatu penampilan yang rasional dan ekonomis, sekalipun begitu harus
dapat dilakukan dengan kesempatan yang setinggi mungkin, dengan
amplitude yang tinggi dan menunjukkan kekuatannya; kesempurnaan
teknik yang khusus dalam situasi yang norma atau dalam keadaan yang