FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GENERASI Y DAN Z DALAM MEMILIH PERUMAHAN DI KOTA KEDIRI
Reklina Dinka Hermawati, I Nyoman Suluh Wijaya, Eddi Basuki Kurniawan Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 -Telp (0341)567886 Email reklina@outlook.com
ABSTRAK
Perkembangan penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan terus meningkat disertai dengan urbanisasi akan menyebabkan perubahan kebutuhan akan rumah atau tempat tinggal. Pertumbuhan penduduk pun terutama di Indonesia, kini telah mengalami pergeseran demografi. Populasi penduduk tertinggi didominasi oleh generasi Y yang juga disebut sebagai millennial serta generasi Z atau post-millennial. Demografi Kota Kediri untuk generasi Y dan Z mencapai 120.380 jiwa atau sekitar 49,23% dari seluruh penduduk Kota Kediri. Berkaitan dengan kondisi tersebut, perlu adanya kajian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi generasi Y dan Z dalam memilih perumahan agar permasalahan terkait perumahan dapat terselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi generasi Y dan Z di Kota Kediri dalam memilih dan menentukan perumahan yang dibangun, baik oleh pemerintah maupun pengembang swasta (developer).
Penelitian ini menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan analisis faktor. Berdasarkan hasil analisis, diketahui terdapat enam pengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi generasi Y dan Z dalam memilih perumahan yang ingin ditinggali di Kota Kediri. Keenam faktor yang terbentuk antara lain kualitas sosial – fisik – lingkungan, keamanan dan pusat perbelanjaan, keterjangkauan dan aksesibilitas, desain rumah, karakteristik sosial dan luas rumah, serta fasilitas dan jarak ke tempat kerja.
Kata Kunci : pemilihan-perumahan, analisis-faktor, generasi-y, generasi-z.
ABSTRACT
The development of the population living in urban areas continues increasing accompanied by urbanization which will cause changes in the need for houses or shelter. Population growth, especially in Indonesia, has now experienced a demographic shift. The highest population dominated by Y generation, also known as millennials, and Z generation or post-millennials. The demographics of Kediri City for Y and Z generations reached 120,380 people or around 49.23% of the entire population of Kediri City. Due to these conditions, it is necessary to study the factors that have influence Y and Z generations in housing selection, so the problems related to housing can be resolved. The purpose of this study was to determine the factors that influence Y and Z generations in the city of Kediri in choosing and determining housing selection, both by the government and private developers (developers). This study uses descriptive statistical analysis methods and factor analysis. Based on the results of the analysis, there are six groups of factors that influence Y and Z generation in housing selection in Kediri City.
The six factors formed are included social – physical – environmental quality, safety and shopping centers, affordability and accessibility, house design, social characteristics and the size of the house, facilities and distance to the workplace.
Keywords: housing-selection, factor-analysis, y-generation, z-generation.
PENDAHULUAN
Bertambahnya jumlah populasi wilayah perkotaan umumnya diiringi dengan meningkatnya jumlah kebutuhan masyarakat, khususnya kebutuhan akan kawasan perumahan, sarana dan prasarana, serta fasilitas umum lainnya untuk menunjang kegiatan (Rahmi, 2012). Perkembangan penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan terus meningkat disertai dengan urbanisasi akan menyebabkan
perubahan kebutuhan akan rumah atau tempat tinggal. Semakin tinggi permintaan penduduk terhadap penyediaan perumahan akan berpengaruh pada nilai jual tanah maupun rumah.
Populasi penduduk tertinggi didominasi oleh generasi Y yang juga disebut sebagai millennial serta generasi Z atau post-millennial.
Generasi Y atau millennial adalah sekelompok orang yang lahir pada tahun 1981 hingga 1994.
Sedangkan generasi Z atau post-millennial
merupakan generasi yang dilahirkan pada tahun 1995 hingga 2012 (Profil Generasi Milenial Indonesia, 2018). Demografi Kota Kediri untuk generasi Y dan Z mencapai 120.380 jiwa atau sekitar 49,23% dari seluruh penduduk Kota Kediri.
Selain dikarenakan oleh pertumbuhan penduduk terus meningkat, berdasarkan RTRW Kota Kediri tahun 2011 – 2030 diketahui luas lahan yang dapat dijadikan lahan permukiman sebesar 1.621,528 Ha. Bertambahnya jumlah penduduk Kota Kediri setiap tahun tersebut berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan masyarakat akan perumahan. Meningkatnya kebutuhan perumahan salah satunya ada di Kecamatan Kota, di mana banyak perumahan baru yang dibangun. Sehingga berdasarkan pertumbuhan penduduk dan meningkatnya kebutuhan perumahan, maka diperlukan penelitian untuk mengetahui faktor -faktor apa saja yang mempengaruhi generasi Y dan Z dalam memilih perumahan di Kota Kediri.
Menurut Kupperschmidt dalam Putra, (2016), generasi adalah sekelompok orang yang memiliki kesamaan tahun lahir, umur, lokasi, dan juga pengalaman historis, atau kejadian-kejadian dalam individu tersebut. Dapat dikatakan pula bahwa generasi adalah sekelompok individu yang mengalami peristiwa-peristiwa yang sama dalam kurun waktu yang sama.
Generasi Y dikenal dengan sebutan generasi millennial atau millennium, yang merujuk pada sekelompok orang yang lahir selama tahun 1980-an dan 90-an setelah generasi X. Lyons dalam Putra (2016) mengungkapkan karakteristik masing-masing individu generasi Y berbeda tergantung di mana dibesarkan, strata ekonomi, dan sosial keluarganya, pola komunikasi sangat terbuka dibanding generasi-generasi sebelumnya, pemakai media sosial yang fanatik, dan kehidupannya sangat terpengaruh dengan perkembangan teknologi, serta lebih terbuka dengan pandangan politik dan ekonomi.
Yuhui (2012) dari penelitiannya yang berjudul A Study of Housing Aspiration and Social Interaction of China’s Generation Y mengungkapkan bahwa dari sisi sosial – ekonomi ada tiga faktor yang mempengaruhi preferensi pemilihan hunian diantaranya pendapatan, tingkat pendidikan, dan pekerjaan. Kelompok usia generasi Y telah memasuki dua fase pada life cycle yaitu early adulthood dan fase midlife.
Generasi Z yang juga dikenal sebagai generasi post-millenials adalah kelompok demografi yang mengikuti the millennials.
Generasi Z adalah orang-orang yang lahir setelah tahun 1995 (Larkin, dkk. 2018). Generasi Z dianggap nyaman dengan teknologi dan tumbuh dengan media sosial (Dwidienawati & Gandasari, 2018). Stillman dalam Ekananda & Marcillia (2019) mengemukakan bahwa generasi Z menyukai kepraktisan namun tetap hemat biaya, bersifat lebih kompetitif dan individualis dibandingkan generasi sebelumnya. Berikut ini adalah pengelompokan generasi berdasarkan tahun kelahirannya.
Tabel 1.Pengelompokan Generasi
Generasi Tahun Kelahiran
Baby Boomers 1946 – 1960
X Generation 1961 – 1980
Y Generation 1981 – 1995
Z Generation 1995 – 2012
Alpha Generation 2012+
Sumber: Profil Generasi Milenial Indonesia (2018)
METODE PENELITIAN
Penilaian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan perumahan dilakukan berdasarkan penilaian generasi Y dan Z di Kota Kediri. Namun dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah generasi Y dan sebagian generasi Z yang sudah memasuki usia kerja.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling.
Sedangkan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling.
Untuk menentukan jumlah sampel penelitian digunakan metode Yamane. Metode Yamane dalam Israel (1992) memberikan formula yang disederhanakan untuk menghitung sampel. Jumlah sampel yang diperoleh dari populasi tersebut dengan menggunakan metode Yamane adalah sebanyak 398 jiwa dengan persebaran acak pada responden di tiga kecamatan di Kota Kediri dan tidak ada proporsi jumlah sampel pada setiap kecamatan. Hal ini dikarenakan jumlah populasi generasi Y dan Z berdasarkan umur di masing-masing kecamatan tidak diketahui.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan analisis faktor dengan metode Principal Component Analysis (PCA). Analisis ini dilakukan dengan cara menyederhanakan beberapa variabel yang diteliti menjadi sejumlah faktor yang lebih sedikit dari jumlah variabel yang diteliti.
Langkah-langkah penggunaan PCA adalah sebagai berikut.
1. Kaiser Meyer Olkin (KMO) dan Bartlett’s Test
2. Anti Image Matrix 3. Communalities
4. Total Variance Explained 5. Component Matrix
6. Component Score Coefficient Matrix Berdasarkan hasil PCA, dilakukan ekstraksi variabel untuk mereduksi data sehingga dapat diungkapkan faktor tersamar yang merupakan komponen utamanya. Hasil matriks faktor yang diperoleh dari rotasi varimax akan menjadi dasar penentuan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan perumahan generasi Y dan Z. Faktor utama ini ditetapkan berdasarkan PCA yang besarnya eigenvalue lebih dari satu sebagai faktor yang mempunyai nilai signifikansi untuk diinterpretasikan lebih lanjut.
Data yang terdapat pada analisis faktor adalah berupa data kuantitatif yang berbentuk interval atau rasio. Sehingga tahapan-tahapan yang digunakan dalam analisis faktor adalah sebagai berikut.
1. Uji validitas dan reliabilitas 2. Uji KMO – MSA
3. Ekstraksi Faktor 4. Interpretasi faktor 5. Penamaan faktor
Uji validitas yang dilakukan menggunakan Product Moment Pearson Correlation. Untuk uji KMO, apabila analisis faktor yang dinilai tepat apabila jumlah nilainya berkisar pada rentang 0,5 hingga 1. Sedangkan ekstraksi faktor, hasilnya berupa tabel Total Variance Explained yang menunjukkan jumlah persentase keragaman total yang dapat dijelaskan oleh keragaman faktor-faktor yang terbentuk. Setelah melalui beberapa tahapan tersebut, maka faktor yang diperoleh dapat diinterpretasikan dan diberi nama yang sesuai dengan variabel- variabel pembentuknya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kota Kediri adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur yang memiliki luas 63,40 km2. Kota ini terletak antara 7°45’ – 7°55’LS dan 111°05’ – 112°03’BT. Wilayah Kota Kediri terbagi menjadi dua bagian yaitu wilayah barat dan timur yang terbelah oleh Sungai Brantas. Secara administratif, terdapat tiga kecamatan di Kota Kediri, yaitu Kecamatan Mojoroto, Kota, dan Pesantren. Kecamatan Mojoroto terdiri dari 14 kelurahan, Kecamatan Kota memiliki sebanyak 17 kelurahan, dan Kecamatan Pesantren mempunyai 15 kelurahan. Sehingga jumlah keseluruhan adalah 46 kelurahan. Berikut merupakan peta administrasi Kota Kediri.
Gambar 1.Peta Administrasi Kota Kediri
Data registrasi Badan Pusat Statistik tahun 2021 menyebutkan bahwa jumlah penduduk Kota Kediri adalah 286.796 jiwa yang tersebar di tiga kecamatan. Kepadatan penduduk di Kota Kediri mencapai 4.524 jiwa/km2 dengan Kecamatan Kota sebagai kecamatan yang memiliki kepadatan tertinggi yaitu mencapai 5.657 jiwa km2.
Penduduk Kota Kediri terbagi menjadi beberapa generasi, yaitu pre-boomer, baby boomer, X generation, milenial atau Y generation, Z generation, dan post generation Z yang bisa disebut juga alpha generation. Berikut persentase dari komposisi penduduk Kota Kediri berdasarkan generasinya.
Tabel 2. Persentase Komposisi Penduduk Kota Kediri
Nama Generasi Persentase Jumlah Penduduk
Pre-boomer 2,19% 6.459 jiwa
Baby boomer 13,90% 40.998 jiwa
X generation 22,76% 67.130 jiwa
Y generation / millenials 23,53% 69,402 jiwa
Z generation 27,79% 81.967 jiwa
Post generation Z 9,83% 28.994 jiwa Sumber: BPS Kota Kediri (2020)
Pada Tabel 2, jumlah penduduk Kota Kediri berdasarkan generasinya yang paling banyak adalah generasi Z sebanyak 81.967 jiwa dengan persentase 27,79%. Sedangkan generasi yang paling sedikit adalah pre-boomer sebanyak 6.459 jiwa dengan persentase 2,19% dan diikuti oleh post generation Z dengan persentase 9,83%
dari jumlah seluruh penduduk Kota Kediri.
Karakteristik Generasi Y dan Z di Kota Kediri Jumlah populasi Kota Kediri adalah sebanyak 286.796 jiwa, sehingga persentase generasi Y dan Z yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah sebesar 30,6%. Karakteristik generasi Y dan Z apabila dilihat dari kondisi sosial dan ekonominya seperti jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, serta pendapatan dapat berpengaruh terhadap keputusan dalam menentukan perumahan yang ingin ditinggali di Kota Kediri.
Asal
Asal yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kecamatan asal responden generasi Y dan Z. Responden generasi Y dan Z dalam penelitian ini tersebar hampir merata di tiga kecamatan di Kota Kediri. Jumlah terbanyak ada di Kecamatan Pesantren dengan jumlah 145 responden dengan persentase 36,43% dari jumlah keseluruhan
sebanyak 139 responden, dan Kecamatan Mojoroto yang berjumlah 114 responden.
Usia
Terdapat berbagai usia yang ada dalam golongan generasi Y dan Z di Kota Kediri. Namun usia generasi yang mendominasi Kota Kediri adalah generasi Z yang berusia 23 tahun.
Sedangkan rata-rata usia generasi Y dan Z yang ada di Kota Kediri adalah 26 tahun.
Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk dari sampel responden generasi Y dan Z di Kota Kediri terbagi menjadi empat, yaitu SMP, SMA/SMK, D1/D2/D3, dan S1/S2/S3. Tingkat pendidikan mayoritas adalah SMA/SMK dengan jumlah sebanyak 308 responden. Tingkat pendidikan tersebut dapat mempengaruhi cara berpikir seseorang dalam berbagai hal, termasuk memilih perumahan yang ingin ditinggali.
Pekerjaan
Jenis pekerjaan generasi Y dan Z yang paling banyak adalah karyawan atau pegawai, yaitu sebanyak 172 responden. Hal ini dikarenakan di Kota Kediri terdapat banyak usaha pengolahan, perdagangan, dan jasa, dari skala mikro, kecil, hingga menengah. Sehingga membuat penduduknya cenderung mempunyai pekerjaan sebagai karyawan maupun pegawai.
Pendapatan
Tingkat pendapatan penduduk berpengaruh terhadap affordability dan kemampuan masyarakat dalam membeli suatu rumah. Secara umum tingkat pendapatan responden generasi Y dan Z di Kota Kediri.
Sebanyak 57,03% memiliki pendapatan yang ada pada rentang Rp 1.000.000,00 – Rp 5.000.000,00/bulan.
Uji Validitas
Penelitian yang menggunakan kuesioner atau angket memerlukan sebuah uji, yaitu uji validitas. Adanya uji validitas adalah untuk mengungkap apakah angket yang digunakan sesuai atau tidak dalam proses pengumpulan data dari responden. Teknik uji validitas yang digunakan adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson. Butir-butir pertanyaan yang mempunyai korelasi signifikan terhadap skor total menunjukkan butir-butir tersebut dianggap valid atau sah. Jika r hitung ≥ r tabel, maka butir-
butir pertanyaan dalam kuesioner berkorelasi signifikan terhadap skor total atau dapat dinyatakan valid. Berikut ini merupakan hasil uji validitas kuesioner untuk generasi Y dan Z di Kota Kediri.
Tabel 3.Hasil Uji Validitas Kuesioner
Variabel R
Hitung R Tabel Keterangan
Harga rumah (X1) 0,271
0,148 Valid Kesesuaian harga dengan
manfaat yang diterima
(X2) 0,214
Kesamaan suku atau etnis
(X3) 0,169
Status sosial lingkungan
perumahan (X4) 0,226
Pendapatan keluarga (X5) 0,270 Tingkat kriminalitas (X6) 0,142 Denah rumah sesuai (X7) 0,179 Kesesuaian fasilitas (X8) 0,316 Kondisi udara lingkungan
(X9) 0,261
Bentuk dan gaya rumah
(X10) 0,282
Luas ruman (X11) 0,206
Kualitas jalan perumahan
(X12) 0,236
Biaya pemeliharaan rumah
(X13) 0,150
Lokasi mudah diakses
(X14) 0,199
Lokasi dekat dengan jalur
transportasi umum (X15) 0,234 Lokasi dekat dengan
sarana pendidikan (X16) 0,286 Lokasi dekat dengan pusat
perbelanjaan (X17) 0,171 Lokasi dekat dengan
sarana kesehatan (X18) 0,171 Lokasi dekat dengan
sarana peribadatan (X19) 0,154 Lokasi dekat dengan
tempat kerja (X20) 0,163
Uji validitas pada setiap variabel dalam kuesioner dapat dinyatakan valid atau tidak dengan mengetahui nilai Pearson Correlation pada kolom total nilai yang merupakan nilai r hitung. Nilai r hitung yang sudah didapat kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel.
Hasil perhitungan nilai r didapatkan yaitu 0,148.
Pada Tabel 2 tersebut dapat diketahui bahwa seluruh variabel memiliki nilai r hitung lebih besar daripada r tabel, sehingga semua variabel dinyatakan valid.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur kehandalan suatu kuesioner agar dapat dinilai konsistensi jawaban responden dari waktu ke waktu. Berikut adalah hasil uji reliabilitas kuesioner yang dibagikan pada responden generasi Y dan Z di Kota Kediri.
Tabel 4.Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Butirs
.356 20
Berdasarkan Tabel 4, diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha pada 20 butir yaitu sebesar 0.356 atau 35,6%, sehingga dapat disimpulkan bahwa jawaban di kuesioner oleh generasi Y dan Z di Kota Kediri cenderung kurang konsisten atau kurang stabil dalam menilai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan perumahan yang ingin ditinggali.
Penyeleksian Variabel
Setelah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas, maka dilakukan analisis faktor yang dilakukan dengan beberapa langkah. Pengujian yang dilakukan adalah menggunakan metode Keiser Meyer Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO – MSA) dan Bartlett’s test of sphericity. Pengujian untuk menyeleksi faktor ini dilakukan sebanyak empat kali untuk mendapatkan nilai uji MSA yang cukup dan variabel dapat dikatakan lulus uji. Berikut merupakan hasil KMO – MSA dari pengujian ulang ketiga.
Uji KMO dan Bartlett’s Test
Uji KMO dilakukan untuk melihat syarat kecukupan data dalam analisis faktor. Uji KMO ini memiliki nilai yang berkisar antara 0 hingga 1.
Apabila nilai indeks KMO tinggi (berkisar antara 0,5 hingga 1), maka analisis faktor layak dilakukan. Dan sebaliknya, apabila nilai indeks KMO kurang dari 0,5, maka analisis faktor tidak layak dilakukan. Berikut merupakan hasil tabel hasil uji KMO dan Bartlett’s Test untuk menyeleksi faktor yang mempengaruhi generasi Y dan Z dalam memilih perumahan di Kota Kediri.
Tabel 5.Hasil Uji KMO dan Bartlett’s Test
KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy. .587
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-
Square 272.138
df 105
Sig. .000
Berdasarkan hasil pengujian ulang, angka uji KMO dan Bartlett’s Test adalah 0,587 dengan signifikansi 0. Hasil uji KMO - Bartlett’s Test ini sudah > 0,5 dan signifikansi < 0,05, maka sudah bias dianalisis ke tahap selanjutnya, yaitu uji MSA (Measure of Sampling Adequacy).
Uji MSA (Measure of Sampling Adequacy)
Hasil KMO – Bartlett’s Test yang didapat adalah 0,587 dengan signifikansi 0. Apabila hasil uji KMO telah berada di atas nilai 0,5, maka dilakukan uji berikutnya yaitu uji MSA. Hasil pengujian ulang nilai Measure of Sampling Adequacy adalah sebagai berikut.
Tabel 6.Hasil Uji MSA (Measure of Sampling Adequacy)
Variabel Nilai Uji MSA Keterangan
X1 0,593 Lulus uji
X3 0,599 Lulus uji
X4 0,550 Lulus uji
X5 0,598 Lulus uji
X6 0,561 Lulus uji
X8 0,552 Lulus uji
X9 0,692 Lulus uji
X10 0,529 Lulus uji
X11 0,572 Lulus uji
X12 0,613 Lulus uji
X15 0,524 Lulus uji
X16 0,600 Lulus uji
X17 0,587 Lulus uji
X18 0,559 Lulus uji
X20 0,616 Lulus uji
Dari hasil uji ulang MSA tersebut dapat dilihat bahwa semua variabel telah memenuhi batas 0,5. Dengan demikian ke-15 variabel dapat dianalisis lebih lanjut.
Faktorisasi dan Rotasi Faktor
Ada beberapa uji yang harus dilakukan untuk mengekstraksi sekumpulan variabel yang ada dalam analisis faktor. Hal ini bertujuan agar terbentuk satu faktor atau lebih. Proses pembentukan faktor yang pertama yaitu disebut dengan communalities. Berikut merupakan matriks communalities.
Tabel 7.Communalities Matrix
Initial Extraction
Harga rumah (X1) 1,000 .320
Kesamaan suku atau etnis (X3) 1,000 .525 Status sosial lingkungan perumahan
(X4) 1,000 .618
Pendapatan keluarga (X5) 1,000 .606
Initial Extraction Tingkat kriminalitas (X6) 1,000 .567 Kesesuaian fasilitas (X8) 1,000 .531 Kondisi udara lingkungan (X9) 1,000 .321 Bentuk dan gaya rumah (X10) 1,000 .637
Luas rumah (X11) 1,000 .708
Lokasi mudah diakses (X14) 1,000 .492 Lokasi dekat dengan jalur transportasi
umum (X15) 1,000 .570
Lokasi dekat dengan sarana
pendidikan (X16) 1,000 .483
Lokasi dekat dengan pusat
perbelanjaan (X17) 1,000 .557
Lokasi dekat dengan sarana
kesehatan (X18) 1,000 .499
Lokasi dekat dengan tempat kerja
(X20) 1,000 .420
Tabel 7 menunjukkan seberapa besar sebuah variabel dapat menjelaskan faktor. Nilai initial 1 berarti variabel sudah lolos dari uji sebelumnya yaitu KMO dan MSA. Nilai communalities yang didapat dalam pembentukan faktor yang tertinggi adalah variabel luas rumah (X11) sebesar 0,708 yang berarti dapat menjelaskan faktor sebesar 70,8%.
Penentuan Jumlah Faktor
Faktor yang memiliki eigenvalues lebih dari 1 dapat dipertahankan, sedangkan yang mempunyai nilai kurang dari 1 tidak dapat diikutsertakan dalam model. Dengan kriteria ini dapat diperoleh jumlah faktor yang digunakan adalah sebanyak enam faktor.
Component Matrix
Setelah diketahui ada 6 faktor yang paling optimal, maka akan muncul hasil lain berupa component matrix (Tabel 9). Pada variabel harga rumah (X1) termasuk anggota faktor 2, karena memiliki loading factor (0,372) pada faktor ke-3 dan memiliki nilai faktor dengan loading tebesar.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel harga rumah dapat dimasukkan ke dalam komponen faktor 2, demikian seterusnya).
Tabel 8.Component Matrix
Component
1 2 3 4 5 6
X1 .036 .335 .372 -.132 .197 -.107
X3 .427 -.106 -.183 -.540 .036 .074
X4 .295 .081 -.064 .319 .496 .415
X5 .643 -.206 .075 .112 -.182 -.315
X6 .228 -.509 .313 .269 .057 .288
X8 .153 .287 .085 .458 -.435 -.137
X9 .481 .059 -.128 .227 .061 .122
X10 -.307 -.077 .475 .309 .448 -.125
X11 .315 -.034 .232 -.120 .359 -.641
X12 .341 .597 -.016 .069 -.003 -.118
X15 .155 .104 .533 -.413 -.121 .257
X16 .368 .539 -.004 .155 -.005 .182
X17 .517 -.427 .270 -.079 -.119 .122
X18 -.126 .400 .479 -.212 -.083 .206
Component
1 2 3 4 5 6
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a. 6 components extracted.
Rotasi Faktor
Proses penentuan variabel masuk ke dalam faktor yang mana didasarkan pada loading factor terbesar di antara komponen 1 sampai dengan komponen 6. Karena pengelompokkan pada komponen matriks kurang tajam, loading factor pada faktor 1 hingga faktor 6 perlu dilakukan rotasi. Tabel 8 berikut merupakan hasil rotasi faktor.
Tabel 9.Rotated Component Matrix
Component
1 2 3 4 5 6
X1 .125 -.130 .434 .178 .256 -.037
X3 .039 .160 .089 -.544 .162 -.410
X4 .564 .243 -.098 .301 -.148 -.344
X5 .190 .412 -.161 -.282 .486 .242
X6 -.015 .715 -.049 .212 -.085 .020
X8 .312 -.043 -.042 -.020 .014 .655
X9 .480 .230 -.157 -.101 .054 -.014
X10 -.126 .065 .110 .761 .161 -.008
X11 -.002 .022 .023 .107 .827 -.109
X12 .560 -.264 .172 -.117 .218 .133
X15 -.039 .239 .698 -.150 .001 -.036 X16 .650 -.092 .190 -.080 -.028 .089
X17 .004 .688 .085 -.224 .165 .006
X18 .044 -.111 .676 .084 -.110 .092
X20 -.245 .192 .128 .152 -.073 .528
Proses rotasi faktor dapat memperjelas dan mempertajam loading factor pada masing- masing variabel yang termasuk ke dalam faktor tertentu atau memperbesar dan memperkecil loading factor pada faktor lain. Sehingga didapatkan hasil yang lebih maksimal dan jelas.
Penamaan dan Interpretasi Faktor
Terjadi perubahan yang cukup signifikan terhadap nilai loading factor dari masing-masing variabel yang ada pada penelitian. Hasil dari rotasi faktor dapat lebih memberikan kemudahan untuk memberikan penamaan yang dibuat berdasarkan variabel yang masuk ke dalam sebuah faktor. Menurut Ghozali dalam Putra (2017), pemberian nama pada faktor baru dapat dilakukan melalui metode sebagai berikut.
1. Variabel yang tercakup harus terwakili dalam nama faktor yang baru.
2. Nilai loading factor yang paling tinggi berdasarkan urutan dalam satu kelompok faktor dapat dijadikan nama faktor jika terdapat item variabel yang berbeda.
3. Pemberian nama faktor boleh lebih dari satu nama, jika hubungan antar item dalam suatu kelompok faktor sangat jauh.
Penamaan faktor yang diberikan peneliti dapat berupa nama baru yang mewakili variabel di dalamnya. Penamaan faktor ini dapat berupa nama salah satu variabel yang membangun faktor tersebut dengan nilai loading factor terbesar. Berikut merupakan tabel penamaan serta interpretasi faktor yang mempengaruhi generasi Y dan Z di Kota Kediri dalam memilih perumahan.
Tabel 10.Penamaan dan Interpretasi Faktor
No. Faktor Variabel Interpretasi
1. Kualitas sosial – fisik – lingkungan
Status sosial lingkungan
perumahan (0,564) Generasi Y dan Z memilih tinggal di perumahan di Kota Kediri karena status sosial lingkungan yang sesuai dengan preferensi dapat terjalin interaksi sosial yang baik sehingga meminimalisir terjadinya konflik. Selain karena status sosial yang sesuai, kondisi udara lingkungan juga mempengaruhi generasi Y dan Z untuk tinggal di perumahan di Kota Kediri karena berdasarkan Indeks Kualitas Udara tergolong pada tingkat polusi udara sedang. Kualitas jalan lingkungan perumahan di Kota Kediri pun cenderung baik dan berupa aspal atau paving. Dengan kondisi jalan yang baik, mempermudah penghuni perumahan jika menuju ke lokasi sarana pendidikan, contohnya perumahan di Kelurahan Ngronggo – Kecamatan Kota yang dekat dengan sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.
Kondisi udara lingkungan (0,480)
Kualitas jalan lingkungan perumahan yang baik (0,560)
Lokasi dekat dengan sarana pendidikan (0,650) 2. Keamanan
dan pusat perbelanjaan
Tingkat kriminalitas
(0,715) Generasi Y dan Z memilih tinggal di perumahan di Kota Kediri karena lokasi perumahan cukup dekat dengan pusat perbelanjaan yang ada di kota, sehingga memudahkan generasi Y dan Z jika ingin memenuhi kebutuhannya. Dengan adanya pusat perbelanjaan yang cenderung memiliki sistem keamanan memadai, maka dapat membuat tingkat kriminalitas menjadi rendah.
Lokasi dekat dengan pusat perbelanjaan (0,688) 3. Keterjangkau
an dan aksesibilitas
Kesesuaian harga rumah
dengan daya beli (0,434) Generasi Y dan Z memilih tinggal di perumahan di Kota Kediri karena harga rumah yang ditawarkan sesuai dengan daya beli mereka. Dengan harga dan daya beli yang sesuai, generasi Y dan Z dapat memperoleh perumahan yang dekat dengan jalur transportasi umum. Hal ini dapat memudahkan generasi Y dan Z dalam melakukan mobilitas. Selain transportasi umum, sarana kesehatan yang lokasinya dekat juga dapat diperoleh apabila harga dan daya beli generasi Y dan Z sesuai.
Lokasi dekat dengan jalur transportasi umum (0,698) Lokasi dekat dengan sarana kesehatan (0,676)
4. Desain Bentuk dan gaya rumah Generasi Y dan Z memilih tinggal di perumahan di Kota Kediri karena mereka
No. Faktor Variabel Interpretasi
(0,761) dapat mendesain atau memilih bentuk dan gaya rumah yang sesuai keinginan.
5. Karakteristik sosial dan luas rumah
Kesamaan suku atau etnis
(0,162) Generasi Y dan Z memilih tinggal di perumahan di Kota Kediri karena tingkat pendapatan yang diperoleh sesuai dengan harga rumah serta luas rumah yang sesuai juga merupakan variabel yang penting bagi generasi Y dan Z di Kota Kediri dalam memenuhi kebutuhan perumahan. Apabila pendapatan sesuai dengan harga rumah, generasi Y dan Z dapat lebih mudah dalam berinteraksi sosial antar masyarakat, terutama dengan penghuni yang memiliki suku etnis yang sama, sehingga menganggap setara semua penghuni perumahan dan tidak terjadi ketimpangan sosial.
Pendapatan keluarga sesuai dengan harga rumah (0,486) Luas rumah (0,827)
6. Fasilitas dan jarak ke tempat kerja
Kesesuaian fasilitas (0,655) Generasi Y dan Z memilih tinggal di perumahan di Kota Kediri karena fasilitas yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan, contohnya jarak perumahan dengan lokasi kerja yang dekat dapat mempersingkat waktu perjalanan saat hendak berangkat bekerja, sehingga dapat menunjang kegiatan dengan baik.
Lokasi dekat dengan tempat kerja (0,528)
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis faktor yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor generasi Y dan Z di Kota Kediri dalam memilih perumahan, terbentuk enam faktor, yaitu kualitas sosial – fisik – lingkungan, keamanan dan pusat perbelanjaan, keterjangkauan dan aksesibilitas, desain rumah, karakteristik sosial dan luas rumah, serta fasilitas dan jarak ke tempat kerja.
Saran untuk penelitian selanjutnya dapat menganalisis lebih rinci tentang faktor yang mempengaruhi generasi Y dan Z dalam memilih rumah. Penelitian yang dimaksud adalah kesesuaian harga rumah dengan daya beli, maka diperlukan penelitian terkait willingness to pay terhadap rumah, bentuk rumah seperti apa yang diinginkan, penentuan lokasi perumahan yang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi generasi Y dan Z, dan sebagainya.
Selain itu, pada penentuan jumlah sampel generasi Y dan Z ataupun generasi yang lain dalam penelitian selanjutnya disarankan untuk tidak menggunakan metode Yamane. Hal ini dikarenakan literatur terkait metode tersebut pada buku yang berjudul Statistics: An Introductory Analysis 2nd Edition oleh Taro Yamane diterbitkan pada tahun 1967, sehingga kurang relevan apabila digunakan sebagai acuan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2018. Statistik Gender Tematik: Profil Generasi Milenial
Indonesia. Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Jakarta:
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Kediri. 2011. Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW). Kota Kediri:
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Kediri.
Dwidienawati, D., Gandasari, D. 2018.
Understanding Indonesia's Generation Z. International Journal of Engineering & Technology. Asia International Multidisciplinary Conference 2018. 7(3):245-252.
Ekananda, A. N., Marcilia S. R. 2019. Preferensi Atribut Fisik Hunian Generasi Y dan Z di Yogyakarta. Yogyakarta:
Departemen Teknik Arsitektur dan Perancanaan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.
Israel, Glenn D. 1992. Determining Sample Size.
Florida: Program Evaluation and Organizational Development, IFAS, University of Florida.
Larkin, C. M., Jancourt, M., Hendrix, W. H. 2018.
The Generation Z World: Shifts in Urban Design, Architecture and the Corporate Workplace. Corporate Real Estate Journal. 7(3):230-242.
Putra, A. 2017. Kajian Faktor-faktor yang Mempengaruhi Petani dalam Alih Fungsi Lahan Pertanian di Kecamatan Pesantren Kota Kediri. Fakultas Teknik. Universitas Brawijaya:
Malang.
Putra, Y. S. 2016. Theoritical Review: Teori Perbedaan Generasi. Salatiga:
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AMA.
9(2):123-134.
Novalia, Rahmi. 2012.A Conceptual Approach in Sustainable Housing in Malaysia.The International Journal of Environmental, Cultural, Economic, and Social Sustainability: Annual Review. 7(3):225-235.
Yuhui, T. 2012. A Study of Housing Aspiration and Social Interactions of China's Generation Y. Chong Qing:
Department of Real Estate, National University of Singapore.