• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI KAPAL KM. MATTOANGIN 01 PELABUHAN PERIKANAN SAMUDRA, KENDARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI KAPAL KM. MATTOANGIN 01 PELABUHAN PERIKANAN SAMUDRA, KENDARI"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI KAPAL KM. MATTOANGIN 01

PELABUHAN PERIKANAN SAMUDRA, KENDARI

TUGAS AKHIR

Oleh

MIFTAHUL CHAIR 1422020329

JURUSAN PENANGKAPAN IKAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

2017

(2)

i HALAMAN PENGESAHAN

TUGAS AKHIR

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI KAPAL KM. MATTOANGIN 01

PELABUHAN PRIKANAN SAMUDRA,KENDARI

Oleh

MIFTAHUL CHAIR 1422020329

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Studi pada Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

Disetujui,

(3)

ii LEMBARAN PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : Miftahul chair

Nim : 1422020329

Jurusan : Penangkapan Ikan

Judul Tugas Akhir : Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Kapal KM. Mattoangin 01 Di Pelabuhan

Perikanan Samudra, Kendari

Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh : Tim Penguji

1. Salman. S.Pi., M.Si

2. Husniati S.Pi., M.Si

3. Ir.Muh Nadir., M.Si

4. Mukhlisa A. Ghaffar, S.Pi., M.Si

(4)

iii

RINGKASAN

MIFTAHUL CHAIR 1422020329.Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Diatas Kapal Purse Seine Pada Kapal KM. Mattoangin 01, Pelabuhan Perikanan Samudra Kendari. Di bawah bimbingan Oleh SALMAN, dan HUSNIATI.

Purse Seine merupakan alat tangkap yang efektif untuk menangkap ikan- ikan pelagis yang bersifat bergerombol dan hidup didekat perairan yang dalam.

Alat tangkap ini bersifat aktif karena pengoperasiannya bersifat menghalangi, mengurung serta mempersempit ruang gerak baik kesamping (horizontal) maupun ke arah dalam (vertical). Setelah itu, bagian bawah jaring dikerucutkan sehingga ikan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya tertangkap (Tomasila dan Usemahu, 2004).

Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi penerapan keselamatan dan kesehatan kerja serta peralatannya yang digunakan di kapal purse seine sesuai dengan aturan nasional dan international pada KM MATTOANGIN 01 di Pelabuhan Perikanan Samudra,Kendari”.

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu kegiatan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan cara peningkatan serta pemeliharaan kesehatan tenaga kerja baik jasmani, rohani dan sosial. Keberadaan dan penggunaan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai dapat memperkecil resiko kecelakaan dini maupun kecelakaan yang telah terjadi sehingga dapat terhindar dari akibat fatal yang tidak diinginkan.

Keselamatan dan kesehatan kerja diatas kapal secara khusus dikapal perikanan pada KM.Mattoangin 01 bertujuan untuk mencegah atau mengurangi kecelakaan dan akibatnya terutama pada saat proses pengoperasian alat tangkap seperti keamanan awak kapal, keamanan kapal dan peralatannya serta produk hasil tangkapan.

Kata kunci:Purse seine, Keselamatan dan kesehatan kerja, penerapan keselamatan

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Sang Maha Agung yang telah memberikan setitik ilmu-Nya serta nikmat yang tak terhingga sehingga penulis diberikan ruang dan waktu untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW,atas contoh teladannya sehingga penulis dapat menyelasaikan tugas akhir dengan judul “penerapan keamanan dan keselamatan kerja di atas kapal Purse Seine Pada KM. MATTOANGIN 01 di Pelabuhan Perikanan Samudra, Kendari

Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat terakhir dalam prosesi pendidikan di perguruan tinggi, guna meraih gelar Ahli Madya Perikanan pada Program Studi Penangkapan Ikan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

Ucapan terima kasih yang sebesar- besarnya buat kedua orang tua: Ayahanda Syafrullah dan Ibunda Murni yang senantiasa memberi dukungan secara materi, semangat, moral dan doa selama penulis memulai pendidikan hingga selesai.

Dengan selesainya Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Karenanya penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Dr.Ir. Darmawan, MP Selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan dikampus Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

2. Salman, S.Pi., M.Si selaku Ketua Jurusan Penangkapan Ikan dan Ir. Muh Nadir, M.Si Selaku penguji I dan Mukhlisa A. Ghaffar, S.Pi., M.Si selaku

(6)

v Penguji II yang memberikan arahan serta bimbingan dalam penulisan Tugas Akhir ini.

3. Salman, S.Pi., M.Si selaku Pembimbing I dan Ibu Husniati. S.Pi., M.Si selaku pembimbing II, yang banyak mengarahkan dalam penulisan Tugas Akhir ini.

4. Ayahanda Syafrullah dan Ibunda Murni tercinta yang memberikan kasih sayang dan materi sehingga penulis dapat mencapai gelar Ahli Madia Perikanan dengan segala keterbatasan yang dimiliki.

5. Bapak Iswadi Rachman., S.p selaku Selaku pembimbing lapangan.

6. Nakhoda KM. MATTOANGIN 01, dan seluruh awak kapal KM.

MATTOANGIN 01 atas kerja sama yang baik.

7. Rekan – rekan mahasiswa angkatan XXVII di Jurusan Penangkapan Ikan yang telah memberikan bantuan motivasi selama penyusunan Tugas Akhir ini.

Penulis juga menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh Karena itu saran dan kritikan yang sifatnya membangun dari pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan Tugas Akhir ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk semua pihak terutama bagi penulis dan mendapat berkah dari Allah SWT, Amin.

Pangkep, 3 Agustus 2017

Penulis

(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

LEMBARAN PENGESAHAN ... ii

RINGKASAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Kegunaan ... 3

1.2.1 Tujuan ... 3

1.2.2 Kegunaan ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Alat Tangkap Purse Seine ... 4

2.1.1. Kapal Purse Seine ... 4

2.1.2. Pengoperasian Alat Tangkap Purse Seine ... 5

2.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 8

2.2.1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 8

2.2.2. Peraturan K3 di atas Kapal ... 10

2.2.3. Peralatan Keselamatan Kerja ... 12

2.2.4 Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di atas kapal .... 14

III. METODOLOGI ... 17

3.1 Waktu dan Tempat ... 17

3.2 Alat dan Bahan ... 17

3.3 Metode Pengambilan Data ... 17

3.4 Analisis Data ... 18

(8)

vii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 19

4.1 Alat Tangkap Purse Seine ... 19

4.1.1. Kapal Purse Seine ... 19

4.1.2. Pengoperasian alat tangkap Purse Seine ... 20

4.2 Keselamatan dan Kesehatan kerja di atas kapal ... 24

4.2.1. Peralatan keselamatan kerja... 26

4.2.2. Penerapan K3 di atas kapal Pada Proses Penangkapan Ikan . 28

A. Operasi Penangkapan Ikan ... 28

B. Penanganan Hasil Tangkapan ... 30

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 32

5.1 Kesimpulan ... 32

5.2 Saran ... 32 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Nomor teks Halaman 1.Penarikan Tali Kolor ... 6 2.Pengangkatan Ikan Hasil Tangkapan ... 8 3. Kegiatan Proses Penanganan Hasil Tangkapan ... 30

(10)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1. Dokumen-Dokumen KM Mattoangin 01 ... 35

2. Data Kapal KM Mattoangin 01 ... 38

3. Struktur Organisasi KM Mattoangin 01 ... 39

4. Alat Alat Navigasi KM Mattoangin 01 ... 40

(11)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari perairan yang sangat luas. Hal ini mengisyaratkan bahwa Indonesia memiliki potensiperikanan yang besar untuk dikembangkan, mengingat sumberdaya perikanan yang terdapat di perairan Indonesia masih banyak yang belum dikelola sehingga memberikan peluang yang baik untuk mengembangkan sumberdaya perikanan dalam rangka meningkatkan pendapatan devisa negara. Dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya perikanan di Indonesia, masih ditemui berbagai permasalahan di lapangan antara lain masih rendahnya penguasaan teknologi yang digunakan serta kurangnya keterampilan para nelayan dan pengusaha perikanan dalam mengelola hasil tangkapan.

Seiring dengan berjalannya waktu, semakin berkembang pula pengetahuan dan teknologi khususnya dibidang perikanan dalam penggunaan alat tangkap yang efektif dan efisien untuk mendapatkan hasil tangkapan yang diinginkan sesuai dengan tujuan penangkapan. Purse Seinemerupakan alat tangkap yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat beroperasi untuk menangkap ikan-ikan pelagis.

Purse Seine merupakan alat tangkap yang efektif untuk menangkap ikan-

ikan pelagis yang bersifat bergerombol dan hidup didekat perairan yang dalam.

Alat tangkap ini bersifat aktif karena pengoperasiannya bersifat menghalangi, mengurung serta mempersempit ruang gerak baik kesamping (Horizontal) maupun ke arah dalam (Vertical). Setelah itu, bagian bawah jaring dikerucutkan

(12)

2 sehingga ikan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya tertangkap (Tomasila dan Usemahu, 2004).

Kemajuan teknologi telah membawa dampak positif dalam pengembangan pendidikan, tata hubungan sosial serta pengetahuan masyarakat, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap pola hidup serta tingkah laku manusia di dalam memenuhi kebutuhan serta tugas dan tanggung jawabnya. Kemajuan teknologi juga telah merubah sifat dan bentuk pekerjaan. Banyak mesin mesin, bahan maupun proses baru yang kita temui sebagai hasil kemajuan teknologi. Akan tetapi kemajuan teknologi juga membawa akibat sampingan yang merugikan bila tidak ditangani dengan baik, yaitu dalam bentuk bahaya-bahaya baru yang muncul seperti kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, pencemaran lingkungan dansebagainya.

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu kegiatan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan cara peningkatan serta pemeliharaan kesehatan tenaga kerja baik jasmani, rohani dan sosial. Keselamatan dan kesehatan kerja secara khusus bertujuan untuk mencegah atau mengurangi kecelakaan dan akibatnya, dan untuk mengamankan kapal, peralatan kerja, dan produk hasil tangkapan. Secara umum harus diketahui sebab-sebab dan pencegahan terhadap kecelakaan, peralatan, serta prosedur kerjanya di atas kapal.Secara khusus prosedur danperingatan bahayapada area tahapan kegiatan operasi penangkapan perlu dipahami dengan benar oleh seluruh awak kapal didalam menjalankan tugasnya.

(13)

3 Penggunaan alat perlengkapan keselamatan kerja telah di standarisasi baik secaranasional maupun internasional, sehingga wajb digunakan ketika akan melaksanakan kegiatan kerja utamanya adalah kegiatan kerja di ruang mesin.Terdapat beberapa macam perlengkapan keselamatan kerja, mulai dari pelindung kepala, badan hingga kaki telah disiapkan. Dengan demikian kenyamanan kerja pada lingkungan kerja dapat tercipta, dan kecelakaan yang diakibatkan karena faktor kelalaian manusia maupun faktor karena kelelahan bahan resiko yang di timbulkannya dapat diperkecil atau dihindari.(Suma’mur, 2009).

1.2. Tujuan dan Kegunaan 1.2.1. Tujuan

Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan keselamatan kerja di atas kapal purse seine pada KM MATTOANGIN 01 di Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Kendari sesuai dengan aturan.

1.2.2. Kegunaan

Kegunaan yang diharapkan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah dapat dijadikan sebagai bahan informasi mengenai penerapan keselamatan dan kesehatan kerjaserta peralatan yang digunakan pada kapal purse seine dan sebagai informasi umum yang diperlukan dalam pengembangan keselamatan kerja awak kapal atau nelayan

(14)

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Alat Tangkap Purse Seine

Purse Seine adalah suatu alat penangkapan ikan yang digolongkan

kedalam kelompok jaring lingkar (Surrounding nets), jaring ini dioperasikan dengan jalan melingkari gerombolan ikan, baik dari bagian samping maupun dari bagian bawah, sehingga gerombolan ikan tersebut tidak dapat meloloskan diri dari jaring. Purse Seine merupakan alat tangkap yang cukup dominan dipergunakan nelayan diberbagai perairan Indonesia dikarenakan alat tangkap ini cukup efisien dalam menangkap ikan (Baskoro dan Suherman, 2007).

Menurut Tomasila dan Usemahu (2004), Purse Seine digunakan untuk menangkap ikan yang bergerombol (schooling) dipermukaan laut, oleh karena itu, jenis-jenis ikan yang tertangkap adalah jenis ikan pelagis yang hidupnya bergerombol seperti layang, lemuru, kembung dan tuna. Ikan-ikan yang tertangkap dengan Purse Seine tersebut dikurung oleh jaring sehingga pergerakannya terhalang oleh jaring dari dua arah, baik pergerakannya kesamping (horizontal) maupun pergerakan ke arah dalam (vertical)

2.1.1 Kapal Purse seine

Pengoperasian alat tangkap ini dibutuhkan unit penangkapan yaitu berupa kapal. Kapal ini berfungsi ketika pengoperasian yaitu un tuk melingkarkan jaring pada gerombolan ikan. Kapal yang digunakan yaitu jenis kapal purse seine yang biasanya kapal ini terbuat dari bahan kayu. Untuk ukura n kapal ini cukup relatif tergantung dari skala penangkapan mulai dari yang ukura nnya kecil antara 10-30 GT dengan kekuatan mesin 20 HP, ukuran sedang antara 30-50 GT dengan

(15)

5 kekuatan mesin 120 HP, hingga ukuran yang besar 50-100 GT dengan kekuatan mesin 300-360 HP (Ayodyoa, 1975).

2.1.2 Pengoperasian Alat Tangkap Purse Seine

Pengoperasian purse seine dapat dilakukan pada siang hari dan malam hari. Penangkapan yang dilakukan pada malam hari ternyata hasilnya akan lebih baik bila dibandingkan waktu lainya (Dirjen Perikanan, 1991 dalam Baskoro, Suherman 2007).

1. Penurunan Alat Tangkap (Setting)

Setting merupakan kegiatan penurunan alat tangkap mengitari dan membentuk

suatu lingkaran penuh untuk mengelilingi dan mengurung gerombolan ikan yang telah terkumpul.

Menurut (Sadhori, 1984) bahwa hal-hal yang harus diperhatikan dengan cermat sebelum penurunan jaring meliputi :

a. Kecepatan dan arah angin.

b. Kecepatan dan arah arus.

c. Arah renang gerombolan ikan.

d. Kedalaman dasar perairan.

Proses shooting dimulai dengan komando Nakhoda, pelampung besar (buoy) dilepas kelaut, kapal dijalankan dengan cepat hampir searah dengan arus, kemudian jaring dilingkarkan pada gerombolan ikan, dengan memperhitungkan jari-jari lingkaran jaring dan gerombolan ikan maka setelah selesai penawuran jaring maka pelampung besar sudah berada di haluan kapal dan segera dinaikan ke atas kapal.

(16)

6 2. Pengangkatan Alat Tangkap (Hauling)

Pengangkatan alat tangkap (hauling) dilakukan segera setelah alat tangkap selesai dilingkarkan mengelilingi gerombolan ikan, dengan tujuan mengangkat alat tangkap dan hasil tangkapan ke atas kapal. Kegiatan ini terbagi dalam 2 (dua) kegiatan utama, yaitu penarikan tali kolor dan penarikan isi jaring.

a. Penarikan Tali Kolor

Menurut Gardjito dkk (2000), sebaiknya penarikan tali kolor tidak memakan waktu yang lama kira-kira berkisar 30 menit. Untuk menghindari ikan-ikan melarikan diri ke arah vertikal ataupun horizontal maka kecepatan penarikan tali kolor harus diperhatikan setelah jaring dilingkarkan. Penarikan tali kolor dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Penarikan Tali Kolor (Gardjito, dkk., 2000)

Penarikan tali kolor harus dilakukan sehalus dan secepat mungkin sampai seluruh cincin-cincinpurse seine terkumpul dan muncul dari laut, atau sampai dirasa cukup.

(17)

7 Semakin cepat proses penarikan tali kolor, maka semakin cepat pula cincin purse seine akan terkumpul sehingga jaring akan membentuk sebuah kantong dan kawanan ikan tidak dapat meloloskan diri lagi. Hal ini dimaksudkan demi efisiensi dan tingkat keberhasilan operasi penangkapan yang tinggi.

b. Penarikan Isi Jaring

Menurut Tomasila dan Usemahu (2004), penarikan isi jaring harus dilakukan dengan cepat namun berhati-hati mengingat ikan masih dapat lolos atau melarikan diri dengan cara melompati tali pelampungnya dandalam penarikan jaring, hal-hal yang harus diperhatikan yaitu :

1) Setelah tali kolor tertarik semua, maka sedikit demi sedikit bagian-bagin jaring dinaikkan ke atas kapal yang mulai dari ujung-ujung sayap.

2) Setelah sebagian jaring dinaikkan ke atas kapal, ikan-ikan yang terkurung dapat langsung diambil atau dinaikkan ke atas kapal dengan menggunakan serok atau tangguk. Pengangkatan ikan hasil tangkapan dapat dilihat pada gambar 2.

3) Kemudian jaring dapat dinaikkan ke atas kapal sambil disusun di tempat yang telah ditentukan seperti pada waktu mulai operasi dengan tujuan agar jaring langsung dapat dipergunakan untuk operasi berikutnya.

(18)

8 Gambar 2. Pengangkatan Ikan Hasil Tangkapan

(Tomasila dan Usemahu., 2004)

2.2.Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2.2.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatandan kesehatan kerja adalah suatu kegiatan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan cara peningkatan serta pemeliharaan kesehatan tenaga kerja baik jasmani, rohani dan sosial. Keselamatan dan kesehatan kerja secara khusus bertujuan untuk mencegah atau mengurangi kecelakaan dan akibatnya, dan untuk mengamankan kapal, peralatan kerja, dan produk hasil tangkapan. Secara umum harus diketahui sebab-sebab dan pencegahan terhadap kecelakaan, peralatan, serta prosedur kerjanya di atas kapal. Secara khusus prosedur dan peringatan bahaya pada area tahapan kegiatan operasi penangkapan perlu dipahami dengan benar oleh seluruh awak kapal didalam menjalankan tugasnya.

Komponen terpenting dalam menjaga keselamatan jiwa dan keselamatan peralatankerja adalah pengetahuan tentang penggunaan perlengkapan keselamatan

(19)

9 kerja bagi awak kapal, utamanya adalah awak kapal bagian mesin. Penggunaan alat perlengkapan keselamatan kerja ini telah di standarisasi baik secara nasional maupun internasional, sehingga wajb digunakan ketika akan melaksanakan kegiatan kerja utamanya adalah kegiatan kerja di ruang mesin.

Dengan demikian kenyamanan kerja pada lingkungan kerja dapat tercipta, dan kecelakaan yang diakibatkan karena faktor kelalaian manusia maupun faktor karena kelelahan bahan resiko yang ditimbulkannya dapat diperkecil atau dihindari(Suma’mur, 2009).

Menurut Undang-Undang No.1 Th. 1970, kecelakaan diartikan suatu kejadian yang tidak diinginkan yang mengakibatkan cedera terhadap manusia atau kerusakan terhadap harta benda serta lingkungan kerja, meliputi :

Kecelakaan kerja

Kebakaran

Peledakan

Penyakit akibat kerja

Pencemaran lingkungan kerja

Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses. Kecelakaan kerja juga dapat didefinisikan suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda (Suma’mur, 2009).

(20)

10 2.2.2 Peraturan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di atas kapal

Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja di kapalantara lain sebagai berikut ini :

1. UU No. 1 Th. 1970 mengenai keselamatan kerja.

2.Peraturan Menteri No. 4 Tahun 1980 mengenai syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api ringan.

3. SOLAS 1974besertaamandemen-amandemennya mengenai persyaratan keselamatan kapal.

4. STCW 1978 Amandemen 1995 mengenai standar pelatihan bagi para pelaut.

5. ISM Code mengenai code manajemen internasional untuk keselamatan pengoperasian kapal dan pencegahan pencemaran.

6. Occupational Health Th. 1950 mengenai usaha kesehatan kerja.

7. International Code of Practice mengenai petunjuk - petunjuk tentang prosedur / keselamatan kerja pada suatu peralatan, pengoperasian kapal dan terminal.

Undang-Undang No. 1 Th. 1970 tentang keselamatan kerja terdiri dari 11 Bab dan 18 pasal, walaupun UU ini disebut UU keselamatan kerja, namun materi yang diaturnya mencakup juga kesehatan kerja. Undang-Undang ini mempunyai sasaran dan tujuan sebagai berikut:

Umum

- Memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja agar selalu dalam meningkatkan kesejahteraan, produksi dan produktivitas nasional. Member perlindungan terhadap orang lain yang berada ditempat kerja, agar selalu selamat dan sehat.

(21)

11 - Memberikan perlindungan terhadap setiap sumber produksi agar selalu

dapat dipakai dan digunkan secara aman dan efesiaen.

Khusus

- Mencegah dan mengurangi kecelakaan dan akibatnya

- Mengamankan mesin, pesawat, instalasi, alat peralatan kerja, bahan dan hasil produksi.

Menurut ILO dan WHO dikatakan usaha kesehatan kerja haruslah ditujukan untuk:

- Meningkatkan dan memelihara kesehatan karyawan laut pada kondisi yang sebaik-baiknya. Menghindarkan para karyawan dari gangguan kesehatan yang mungkin timbul akibat kerja.

- Melindungi karyawan laut dari pekerjaan yang mungkin dapat mempengaruhi kesehatan.

- Menempatkan karyawan laut pada tempat yang sesuai dengan kondisi sosiologis masing-masing.

Peraturan IMO mengenai pencegahan kecelakaan dan kesehatan kerja, demi mencegah terjadinya kecelakaan kerja terutama untuk jaga laut factor kelelahan adalah menjadi perhatian, untuk itu IMO membuat petunjuk yang berkenaan dengan pencegahan kelelahan agar siap untuk melaksanakan tugas, antara lain :

(22)

12 - Maksimum jam kerja rata-rata tidak lebih 12 jam perhari,setiap perwira dan ranting yang akan diberi tugas jaga harus minimal 10 jam istirahat dalam periode 24 jam.

- Jumlah jam istirahat boleh dibagi tidak lebih dari dua periode yang salah satu periodenya paling sedikit 6jam lamanya.

- Pengkecualian dari kondisi butir 1dan 2 diatas, sepuluh jam minimal istirahat boleh dikurangi, akan tetapi tidak boleh kurang dari 6 jam secara terus menerus dan pengurangan tersebut tidak lebih dari dua hari dan tidak kurang dari 70 jam istirahat untuk periode 7 hari.kecelakaan dengan segala benttuk dan akibatnya dapat merugikan pengusahan dan masyarakat, karena kecelakaan akn menimbulkan penderitaan lahir batin atau kerugian yang bersifat ekonomis.

2.2.3 Peralatan Keselamatan Kerja

Berdasarkan Undang - undang Keselamatan Kerja N0.1. Tahun 1970, pasal 12b danpasal 12c, bahwa tenaga kerja diwajibkan :

1. Memahami alat-alat perlindungan diri.

2. Memenuhi atau mentaati semua syarat-syarat keselamatan kerja.

Dalam pasal 13 disebutkan juga bahwa barang siapa yang akan memasuki tempatkerja, diwajibkan untuk mentaati semua petunjuk keselamatan dan kesehatan kerjadan wajib menggunakan alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.

(23)

13 Dalam pasal 14 disebutkan bahwa perusahaan diwajibkan secara cuma- Cumamenyediakan semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yangberada dibawah dan bagi setiap orang yang memasuki tempat kerja tersebut.

Ada 2 macam alat-alat pelindung keselamatan yaitu terdiri dari : a. Alat Pelindung Untuk Mesin-Mesin dan Alat-Alat Tenaga

Alat pelindung ini disediakan oleh pabrik pembuat mesin dan alat tenaga misalnyakap-kap pelindung dari motor listrik, katup-katup pengaman dari ketel uap, pompa-pompadan sebagainya.

b. Alat Pelindung Untuk Para Pekerja (Personal Safety Equipment)

Alat Pelindung Diri (APD) adalah peralatan keselamatan yang harus digunakan oleh personil apabila berada pada suatu tempat kerja yang berbahaya (Cahyono, 2004). Menurut Suma’mur (2009), alat pelindung diri adalah suatu alat yang dipakai untuk melindungi diri terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja.

Alat pelindung untuk para pekerja adalah gunanya untuk melindungi pekerja daribahaya-bahaya yang mungkin menimpanya sewaktu-waktu dalam menjalankantugasnya seperti :

1. Helm pelindung batok kepala 2. Alat pelindung muka dan mata 3. Alat pelindung badan

4. Alat pelindung anggota badan (lengan dan kaki) 5. Alat pelindung pernafasan

6. Alat pelindung pendengaran

(24)

14 2.4. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di atas Kapal

Permasalahan tentang keselamatan dan kesehatan kerja tidak dapat dipisahkan dari permasalahan dari dunia industri, karena keselamatan dan kesehatan kerja berkaitan erat dengan peningkatan produksi dan produktivitas.

Dewasa ini umumnya keselamatan dan kesehatan kerja dalam industri dikaitkan dengan masalah lingkungan. Tetapi posisi keselamatan dan kesehatan pekerja berada di luar standar manajemen lingkungan ISO. Seharusnya secara otomatis perancang-perancang ISO memasukkan keselamatan dan kesehatan pekerja ke dalam masalah-masalah lingkungan. Alasan yang mungkin mengeluarkan masalah keselamatan dan kesehatan pekerja dari masalah lingkungan karena otoritas masalah keselamatan dan kesehatan pekerja berada di bawah Departemen Tenaga Kerja.

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi dan distribusi, baik barang maupun jasa.

Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja, mengingat resiko bahayanya adalah penerapan teknologi, terutama teknologi yang sudah maju dan mutakhir.

Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja. Keselamatan kerja adalah dari dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya dan juga masyarakat pada umumnya (Su’mamur, 1981).

Demikian halnya untuk keselamatan kerja awak kapal penangkap ikan, kecelakaan dapat terjadi pada kapal-kapal baik dalam pelayaran, berlabuh atau

(25)

15 sedang melakukan kegiatan bongkar muat di pelabuhan meskipun sudah dilakukan upaya yang kuat untuk menghindarinya. Manajemen harus memperhatikan ketentuan yang diatur dalam Health and Safety work Act, 1974 untuk melindungi pelaut, pelayar dan mencegah resiko-resiko dalam melakukan suatu aktifitas di atas kapal terutama menyangkut kesehatan dan keselamatan kerja, baik dalam keadaan normal maupun darurat..

Pengetahuan dan keterampilan penyelamatan menjadi penting bagi ABK.

Dengan bekal itu anak buah kapal (ABK) terlatih, pemadam kebakaran, pelampung, sekoci bermotor, dan peralatan penyelamatan lainnya, yang selalu ada di dalam kapal motor penumpang, bisa difungsikan secara optimal. Bila terjadi kecelakaan, korban yang jatuh pun bisa ditekan serendah mungkin.(https://esemkasajnb.wordpress.com/2015/04/11/menerapkan-

keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3-2/).

Unsur-unsur utama yang merupakan sub sistem dalam keseluruhan sistem perusahaan (ditinjau dari sudut keselamatan kerja) adalah :

1. Manusia; tidak ada satu kegiatanpun yang lepas sama sekali dari unsur manusia. Mesin-mesin otomatis pun masih memerlukan pengawasan manusia.

2. Peralatan; baik berbentuk mesin maupun alat-alat lain yang dipergunakan oleh manusia dalam kegiatan operasi perusahaan.

3. Bahan-bahan; merupakan bahan baku maupun bahan tambahan yang digunakan selama proses produksi, guna menghasilkan barang akhir.

(26)

16 4. Lingkungan kerja; yaitu lingkungan alam dimana manusia bekerja, antara lain :

bangunan, keadaan udara, keadaan, penerangan, kebisingan, kelembaban, dll.

5. Manajemen (sebagai proses); yaitu suatu proses koordinasi terhadap keempat sub sistem yang yang lain, sedemikian rupa agar dapat dicapai tujuan organisasi (perusahaan).

Secara hirarki, ada 3 penyebab kecelakaan yaitu: Penyebab Langsung, Penyebab Dasar, dan Kurang Kendali.

Penyebab Langsung adalah sebab-sebab yang secara langsung mengakibatkan terjadinya sebuah kecelakaan. Penyebab Langsung biasanya dibedakan ke dalam 2 kriteria, yaitu:

1. Tindakan tidak aman

Contoh tindakan tidak aman adalah mengoperasikan alat tanpa izin, mengoperasikan alat di atas batas kecepatan maksimum, menggunakan alat yang tidak lengkap.

2. Kondisi tidak aman

Contoh kondisi tidak aman adalah alat atau perkakas yang rusak, rambu-rambu tidak lengkap, kurangnya lampu penerangan, temperatur yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.

.(https://esemkasajnb.wordpress.com/2015/04/11/menerapkankeselamatan-dan- kesehatan-kerja-k3-2/

(27)

17

III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Pengumpulan data lapangan dilakukan selamakurang lebih tiga bulan yaitu dari 28Januari 2017 sampai 19April 2017, bertempat di KM. MATTOANGIN 01 di Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) kendari.

3.2 Alat dan Bahan

- Kapal Purse Seine : 1 unit

- Basket : 10 buah

- Es balok : 70 es balok

- Tangki air : 2 buah

- Alat alat keselamatan kerja :

: ban dalam (1 buah) : life buoy(1 buah) : Lampu cerlang (2 buah) : Sarung Tangan (2 buah) - Alat alat navigasi : GPS dan Fish Finder 3.3 Metode Pengambilan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode : a. Interview atau wawancara langsung dengan pembimbing lapangan atau

Nakhoda dan ABK KM. MATTOANGIN 01 b. Observasi atau pengamatan langsung di lapangan c. Dokumentasi berupa foto-foto

d. Data sekunder berupa literatur-literatur kajian

(28)

18 3.4 Analisis Data

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui dan mengidentifikasi penerapan keselamatan kerja dan peralatan yang digunakan di kapal purse seine pada KM. MATTOANGIN 01 sesuai dengan standar nasionaldan international.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam background Arief dan Fadly yang sedang bercumbu kita akan melihat edelwise yang tergeletak sembarangan.

menginstruksikan kepada Bank Kustodian untuk membayarkan dana hasil likuidasi yang menjadi hak pemegang Unit Penyertaan dengan ketentuan bahwa perhitungannya dilakukan

Sistem pengelolaan air limbah tidak sesuai dengan standar teknis yang berlaku merupakan kondisi dimana pengelolaan air limbah pada lingkungan perumahan atau

Nah,dari situ penilaian juga diambil bagaimana cara mereka mempresentasikan menggunakan Bahasa Inggris meskipun belum seratus persen menggunakannya tapi peserta

Hasil perhitungan nilai LOS pada fasilitas passport control area untuk terminal penumpang keberangkatan dan kedatangan di Bandara New Yogyakarta International Airport

Pada kunjungan yang dilakukan hanya satu kali ini keaadaan umum ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, TFU tidak sesuai dengan usia kehamilan disebabkan karena kepala

Pada bagian ini merupakan hasil wawancara peneliti dengan guru di kelas B5 yang berkaitan dengan pembinaan sensitivitas sosial ,pembinaan wawasan sosial

Variabel bebas yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat keputusan konsumen membeli