• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan untuk Mengerti, Menyusun, dan Menegosiasi Nota Kesepahaman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Panduan untuk Mengerti, Menyusun, dan Menegosiasi Nota Kesepahaman"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

CANADA–INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT

STEP-BY-STEP GUIDE TPSA

SEPTEMBER 2016

BERMITRA DENGAN DIPERSIAPKAN OLEH

CANADA–INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT

TPSA

CANADA–INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT

MANUAL TPSA

JANUARI 2017

Panduan untuk Mengerti,

Menyusun, dan Menegosiasikan

Nota Kesepahaman

(2)

Panduan untuk Mengerti, Menyusun, dan Menegosiasi Nota Kesepahaman Disusun oleh Bahar & Partners

Bahar & Partners adalah sebuah firma hukum berlokasi di Jakarta berfokus dengan menyediakan layanan hukum di berbagai bidang hukum korporat dan bisnis.

Mengenai Proyek TPSA

Proyek Trade and Private Sector Assistance (TPSA) Kanada–‒Indonesia adalah proyek lima tahun dengan dana $12 juta yang didanai oleh Pemerintah Kanada melalui Global Affairs Canada. Proyek ini dijalankan oleh The Conference Board of Canada, dan mitra implementasi utama Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan RI.

TPSA dirancang untuk menyediakan pelatihan, penelitian dan bantuan teknis untuk lembaga pemerintah Indonesia, sektor swasta (khususnya usaha kecil dan menengah (UKM)), akademisi, dan lembaga swadaya masyarakat mengenai informasi yang berkaitan dengan perdagangan, analisis kebijakan perdagangan, reformasi perundang-undangan, dan promosi perdagangan dan investasi oleh pihak Kanada, Indonesia, dan para pakar lainnya dari organisasi publik dan swasta.

Tujuan keseluruhan TPSA adalah mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang lebih luas dan mengurangi kemiskinan di Indonesia melalui peningkatan perdagangan dan investasi yang memberdayakan perdagangan antara Indonesia dan Kanada. TPSA hendak meningkatkan peluang- peluang perdagangan dan investasi keberlanjutan dan responsif gender, khususnya bagi UKM-UKM di

(3)

Contents

Untuk Mengerti Sebuah Nota Kesepahaman . . . .1

Menyusun Sebuah Nota Kesepahaman . . . . 3

Menyusun Sebuah Nota Kesepahaman . . . 3

Gunakan Bahasa yang Jelas dan Mudah Dimengerti . . . 4

Menyusun Struktur dan Mengatur Isi . . . 4

1. Judul . . . 5

2. Paragraf Pembuka . . . 6

3. Isi . . . 6

4. Kerahasiaan . . . 7

5. Amandemen . . . 8

6. Salinan yang Sama . . . 8

7. Penyelesaian Sengketa . . . 8

8. Saluran Komunikasi dan Surat Pemberitahuan . . . 10

9. Jangka Waktu/Waktu . . . 11

10. Pengaturan keuangan . . . 11

11. Eksklusivitas (Biasanya untuk B to B) . . . 12

12. Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) . . . 12

13. Rencana Aksi/Program Kerja . . . 12

14. Tanda Tangan . . . 12

Menegosiasikan Nota Kesepahaman . . . . 13

Sebelum Memasuki Ruang Negosiasi . . . 13

1. Membangun Asumsi dengan Ekspektasi yang Lebih Kuat . . . 13

2. Persiapkan Isinya (Lembar Persyaratan) . . . 13

3. Persiapkan Prosesnya . . . 14

4. Jalin Koneksi Terlebih Dulu . . . 14

Di Dalam Ruang Negosiasi . . . 14

1. Mulai dengan Negosiasi . . . 14

Pasca-Negosiasi . . . 15

Pertimbangan-pertimbangan Terakhir . . . . 16

Lampiran A: Contoh Nota Kesepahaman . . . . 17

(4)

Untuk Mengerti Sebuah Nota Kesepahaman

Memorandum of understanding (MoU) dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai nota kesepahaman atau nota kesepakatan. Menurut Black’s Law Dictionary, sebuah Nota Kesepahaman adalah sebuah dokumen yang menggarisbawahi kesepahaman bersama antara kedua atau lebih banyak pihak mengenai isu tertentu. Sumber yang sama mendefinisikan nota kesepahaman sebagai berikut:

Sebuah pernyataan tertulis yang menjabarkan pengertian awal para pihak yang merencanakan untuk menandatangani kontrak atau perjanjian lain; tulisan tanpa komitmen yang dituliskan sebelum kontrak.

Surat Pernyataan Niat (letter of intent) tidak tidak memiliki maksud mengikat dan tidak menghalangi para pihak untuk melakukan penawaran terhadap pihak ketiga. Orang-orang dunia usaha biasanya tidak mau terikat dengan Surat Pernyataan Niat dan pengadilan biasanya tidak menegakkan surat tersebut, tetapi kadang-kadang pengadilan bahwa sebuah komitmen telah dibuat.1

Munir Fuady mendefinisikan nota kesepahaman sebagai perjanjian pendahuluan yang akan dijabarkan dan juga diuraikan dengan perjanjian lainnya.2 Erman Radjagukguk mendefinisikan nota kesepahaman merupakan dokumen yang isinya adalah saling pengertian dan juga pemahaman antara para pihak yang berkaitan sebelum dituangkan dalam perjanjian yang lebih formal dan mengikat di antara para pihak tersebut.3 Muatan yang ada pada MOU harus dituangkan kembali ke dalam perjanjian untuk mengikat kedua pihak.

Sebuah Nota Kesepahaman digunakan ditahap pra-kontrak dan biasanya disusun setelah dua atau lebih banyak pihak pertama-tama berkumpul untuk bernegosiasi—menandakan bahwa para pihak telah mencapai tingkat saling pengertian. Itu adalah landasan di mana selanjutnya pihak-pihak tersebut akan bernegosiasi dan mendukung niat untuk melaksanakan hubungan hukum di masa depan. Sebuah MoU juga menjalin hubungan kerja dengan menentukan komitmen antara atau di antara para pihak.

Sebuah Nota Kesepahaman akan disusun antara satu pemerintah dan pemerintah lain (G to G), antara suatu bisnis dengan bisnis lainnya (B to B), atau antara satu pemerintah dengan satu bisnis (G to B). Sebagai contoh, nota kesepahaman yang lengkap antara satu pemerintah dan pemerintah lain dapat dilihat pada Lampiran A.

Pada praktiknya, orang mengalami kesulitan membedakan nota kesepahaman dengan pernyataan bersama—pada faktanya, kedua jenis dokumen tersebut berbeda. Nota kesepahaman adalah dokumen hukum yang mengandung pengertian antara para pihak untuk mewujudkan tujuan bersama, sementara pernyataan bersama adalah komunikasi awal antara para pihak untuk menyatakan kepentingan dan ekspektasi bisnis mereka. Sebuah nota kesepahaman lebih luas daripada pernyataan bersama; sebagai contoh, nota kesepahaman akan mencakup penyelesaian sengketa, yang akan membuatnya dokumen yang secara hukum lebih mengikat daripada pernyataan bersama.

(5)

Meskipun tidak ada peraturan khusus yang mengatur panjang minimal sebuah nota kesepahaman, penting untuk para pihak secara rinci menjabarkan dalam nota kesepahaman dengan jelas kepentingan bisnis, ekspektasi, dan implementasinya. Sebagai tambahan, sebuah nota kesepahaman harus mendorong pihak- pihak untuk membuat perjanjian yang lebih jelas dan mencakup hal-hal seperti penyelesaian sengketa dan pengaturan keuangan. Pada praktiknya, sebuah nota kesepahaman tidak bisa memberikan isi yang mendetil dan bisa menimbulkan salah pengertian antara para pihak dan menghambat implementasi perjanjian selanjutnya.

Sebuah nota kesepahaman harus dirancang dengan itikad baik oleh semua pihak dan tidak dapat digunakan sebagai cara untuk menuntut pihak lain. Meski demikian, persyaratan untuk penyelesaian sengketa harus dinyatakan dengan jelas di nota kesepahaman. Sebagai contoh, para pihak dapat memutuskan bahwa mereka akan menyelesaikan sengketa dengan dengan damai atau melalui arbitrase internasional.

Sebuah nota kesepahaman perlu dilakukan oleh semua pihak untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang dijabarkan dalam dokumen. Dengan demikian, semua pihak harus memastikan hal-hal berikut ini:

menjaga momentum terus berlangsung

Segera setelah penandatanganan nota kesepahaman, penting untuk menjaga kelangsungan momentum. Artinya, memastikan agar proyek dimulai dan berjalan untuk memastikan adanya komitmen, baik secara internal dan eksternal, untuk mewujudkan tujuan yang dinyatakan dalam nota kesepahaman.

memelihara komunikasi

Komunikasi adalah kunci untuk mewujudkan tujuan dari nota kesepahaman. Para pihak perlu memelihara komunikasi yang baik dan terus-menerus untuk memastikan bahwa setiap orang masih memiliki komitmen terhadap tujuan dan bahwa proyek tetap dalam jalurnya.

mempersiapkan dan menyetujui rencana aksi

Sebuah rencana aksi menunjukkan pada para pihak apa yang harus diharapkan dan ketika peristiwa-peristiwa penting tertentu dapat diharapkan untuk terwujud. Semua pihak harus setuju untuk mengikuti rencana aksi.

(6)

Menyusun Sebuah Nota Kesepahaman

Identifikasi Tujuan Internal Anda

Sebelum melakukan negosiasi dengan pihak lain untuk menyusun sebuah nota kesepahaman, Anda harus siap dan jelas dalam menjabarkan tujuan internal Anda. Cara bermanfaat dalam mengidentifikasi tujuan Anda adalah bertanya kepada diri Anda sendiri pertanyaan lima-W (what, why, who, where, dan when, yakni apa, mengapa, siapa, di mana, dan kapan) serta satu-H (how atau bagaimana).

1. Apa?

Apa yang ingin Anda capai (sasaran, manfaat, atau tujuan)?

Jenis kerja sama apa yang ingin Anda capai bersama pihak lain?

Apa yang bisa Anda tawarkan pada pihak lain dan timbal balik apa yang Anda harapkan?

2. Mengapa?

Mengapa Anda bekerja sama dengan pihak tertentu? Adakah pihak lain yang Anda perlu pertimbangkan?

3. Siapa?

Siapakah pihak lain yang ingin Anda ajak kerja sama? Penting untuk menjalankan pemeriksaan latar belakang yang menyeluruh unutk memastikan bahwa praktik pihak lain sejalan dengan tujuan Anda.

Siapa yang akan bergabung dalam tim Anda? Paling efisien dan efektif jika anggota tim yang sama menjadi bagian proyek dari masa inception sampai dengan selesai.

Siapa yang akan membantu Anda dan siapa yang akan mendukung pihak yang Anda ajak kerja sama?

Penting untuk mengenal asosiasi, lembaga sektor swasta, atau departemen pemerintah yang akan membantu proyek Anda.

4. Di mana?

Di mana Anda menginginkan proyek Anda memiliki dampak?

Di mana proyek tersebut akan memiliki dampak terhadap pasar mitra Anda?

5. Kapan?

Kapan Anda mau memulai proyek Anda?

Apakah ada batas waktu untuk proyek Anda?

6. Bagaimana?

Bagaimana Anda dan pihak lain akan mewujudkan proyek ini (implementasinya)?

Bagaimana Anda menghadapi pihak lain mengenai isu-isu tertentu?

Bagaimana Anda mengatur aspek-aspek lain, seperti pendanaan, peraturan, dan akses pasar?

(7)

Gunakan Bahasa yang Jelas dan Mudah Dimengerti

Nota Kesepahaman harus ditulis dengan baik, jelas, dan tidak ambigu. Beberapa hal yang “perlu” dan

“jangan” dilakukan untuk menulis Nota Kesepahaman yang jelas dan dapat dimengerti, dapat juga diterapkan untuk kontrak atau perjanjian apa pun, ditampilkan pada Tabel 1.

Tabel 1

YANG PERLU DAN JANGAN DILAKUKAN DALAM MENULIS NOTA KESEPAHAMAN

Lakukan Jangan Lakukan

Tulis dalam format yang mudah dibaca:

A) Jenis huruf—yang paling sering digunakan adalah jenis huruf (i) Times New Roman, (ii) Arial, dan (iii) Tahoma

B) ukuran—setidaknya font 12-poin (secara konsisten)

C) Jarak spasi—setidaknya 1.15 (secara konsisten)

D) warna—hitam

Menggunakan font yang sulit dibaca dengan ukuran dan spasi baris yang tidak konsisten.

Gunakan kata-kata yang sederhana dan tepat (kata-kata yang lazim).

Menggunakan jargon (kecuali perlu

menunjukkan dan mendeskripsikan hal-hal teknis yang spesifik).

Lebih baik menggunakan kalimat aktif

daripada kalimat pasif (misalnya, kalimat aktif:

Perusahaan A akan menuliskan laporan; pasif:

Laporan akan ditulis Perusahaan A).

Menggunakan terlalu banyak kalimat pasif.

Jika perlu gunakan kata atau istilah bahasa asing, pastikan bahwa kata-kata diketik secara benar dan dengan tulisan miring.

Menggunakan bahasa asing yang tidak perlu.

Sumber: Bahar and Partners.

Kata-kata dan kalimat yang sederhana dan pantas membangun pengertian yang jernih di antara setiap pihak. Kalimat-kalimat yang tidak jelas, rumit, dan kabur dapat menimbulkan salah pengertian yang bisa menimbulkan konflik ke depannya.

Menyusun Struktur dan Mengatur Isi

Isi Nota Kesepahaman bisa beragam, tergantung dengan situasi tertentu. Beberapa unsur berikut mungkin tidak diperlukan, unsur lain mungkin diperlukan, dan urutan unsur-unsur di bawah ini bisa berubah. Meski demikian, isi yang umum digunakan dalam Nota Kesepahaman adalah sebagai berikut:

1. judul

2. paragraf pembuka 3. isi

4. kerahasiaan 5. amendemen 6. (counterparts) pihak 7. penyelesaian sengketa

8. saluran komunikasi dan surat pemberitahuan 9. jangka waktu/waktu

10. pengaturan keuangan

(8)

11. eksklusivitas

12. hak kekayaan intelektual 13. rencana aksi/program kerja 14. tanda tangan

1. Judul

Kedua pihak akan menentukan judul dan mencantumkan informasi berkaitan dengan identitas dan niat mereka. Logo dari pihak pertama ditempatkan di sisi kiri dan pihak lain di sisi kanan.

CONTOH A: PEMERINTAH DENGAN PEMERINTAH (G TO G) (Logo)

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia

(Logo)

Kementerian Luar Negeri Belanda

Nota Kesepahaman Antara

Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dan

Pusat Promosi Impor Negara Berkembang Kementerian Luar Negeri Belanda

CONTOH B: PEMERINTAH DENGAN BISNIS (G TO B) (Logo)

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia

(Logo)

Perusahaan XYZ

Nota Kesepahaman Antara

Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dan

Perusahaan XYZ

mengenai Pengembangan Ekspor Tekstil

CONTOH C: BISNIS DENGAN BISNIS (B TO B) (Logo)

Perusahaan ABC

(Logo)

Perusahaan XYZ Nota Kesepahaman

antara Perusahaan ABC

dan Perusahaan XYZ

untuk Pertukaran Staf Profesional

(9)

2. Paragraf Pembuka

Paragraf pembuka terdiri dari (i) tanggal, bulan, tahun, dan tempat penandatanganan Nota Kesepahaman, (ii) jabatan atau kewenangan dari kedua pihak, yang mendeskripsikan kewenangan masing-masing atas nama entitas atau negara, dan (iii) deskripsi singkat mengenai latar belakang dan las an untuk menandatangani nota kesepahaman.

CONTOH A: PEMERINTAH KE BISNIS (G TO B)

Nota Kesepahaman ini tertanggal 19 Juli 2012, menyatakan kesepahaman bersama antara:

Pemerintah indonesia (Pemerintah), mewakili Kementerian Perdagangan, dengan alamat kantor Jln. M. I. Ridwan Rais, No. 5, Jakarta Pusat 10110, Indonesia

dan

Perusahaan ABC (Perusahaan), perusahaan independen berdomisili di Jepang, dengan kantor di (masukkan alamat), diwakili oleh (masukkan jabatan), (masukkan nama).

CONTOH B: BISNIS KE BISNIS (B TO B)

Nota Kesepahaman, tertanggal 19 Juli 2012, menyatakan kesepahaman bersama antara:

Perusahaan ABC (ABC), sebuah perusahaan independen berdomisili di Jepang, beralamat kantor di (masukkan alamat), diwakili oleh (masukkan jabatan), (masukkan nama)

dan

Perusahaan XYZ (XYZ), sebuah perusahaan terbuka berdomisili di Indonesia, dengan alamat kantor di (masukkan alamat), diwakili oleh (masukkan jabatan pekerjaan), (masukkan nama).

3. Isi

Bagian isi dari Nota Kesepahaman harus termasuk i) sasaran, manfaat, atau tujuan ii) rincian cakupan dan coverage, dan iii) implementasi.

i) Sasaran/manfaat/tujuan Contoh:

Nota Kesepahaman ini akan memberikan kerangka untuk membantu kerja sama di bidang

pengembangan ekspor untuk Indonesia dan menjalankan pengaturan kerja yang diperlukan untuk mengimplementasikan nota kesepahaman ini.

Kerja sama yang dilaksanakan ditujukan untuk memperkuat daya saing ekspor Indonesia di bidang tertentu dengan target prioritas usaha kecil dan menengah (UKM) agar dapat berkompetisi di pasar negara dunia ketiga lainnya.

Nota kesepahaman ini juga bertujuan untuk meningkatkan nilai perdagangan dan daya saing di bidang tertentu.

ii) Ruang lingkup Contoh:

Mendukung kegiatan promosi ekspor Indonesia.

Menjalankan kegiatan pengembangan pasar dan produk yang dimaksudkan untuk mendukung pengembangan ekspor, khususnya di pasar Kanada untuk eksportir Indonesia.

Pihak A akan menyediakan informasi dalam bidang pengembangan ekspor dan kesempatan dagang lainnya untuk eksportir Indonesia

Pihak A akan menyediakan pengembangan kapasitas untuk personel Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional dan eksportir Indonesia di bidang pengembangan ekspor.

(10)

Pihak B akan menjalankan promosi melalui kegiatan business-matching dan pameran dengan mengidentifikasikan produk potensial, buyer, dan tren pasar.

iii) Implementasi Contoh-contoh:

Pihak A akan menjalankan program peningkatan kapasitas untuk personel Pihak B dan UKM- UKM dalam bentuk kursus pelatihan, seminar, lokakarya, bimbingan, masukan, dan kegiatan lain berdasarkan kebutuhan dan kemampuan masing-masing pihak.

Pihak-pihak akan bertukar informasi mengenai peluang usaha dan investasi yang termasuk

pertanyaan mengenai produk dan layanan, pengadaan pemerintah internasional, daftar importir dan profil perusahaan, lembaga pameran dan ekshibisi internasional, katalog pameran dan materi-materi yang terkait dengan pameran atau ekshibisi, survei, dan publikasi lain yang memungkinkan, dijalankan dengan metode tanpa menggunakan kertas kecuali pihak lain menghendaki via surat atau faksimili.

Pihak A mendukung misi perdagangan Pihak B dan pameran dagang yang diadakan oleh kedua negara, mendorong buyer potensial dari Pihak A, dan mengatur misi pembelian untuk mengunjungi Pihak B untuk mencari sumber-sumber produk dan/atau layanan.”

Sebagai tambahan, para pihak dapat memilih untuk memasukkan satu atau lebih dari unsur-unsur berikut dalam implementasi dan/atau rencana aksi jika memungkinkan:

informasi desain produk

intelijensi pasar untuk para penjual, termasuk buyer sasaran dan aspek pasar

persyaratan masuk

informasi akses pasar

transfer pengetahuan

saluran iklan (konvensional dan digital)

pertukaran database

pameran perdagangan (di Indonesia dan luar negeri)

pameran perdagangan virtual dan trading houses

teknologi dalam program (aplikasi)

lead management (internasional dan daerah)

menghubungkan asosiasi sektor swasta

mengidentifikasi kontrak-kontrak sektor utama

misi penjualan

fasilitasi perdagangan (mengunjungi eksportir-eksportir Indonesia)

branding nasional untuk perdagangan

mendirikan help desk untuk kantor perwakilan dagang domestik dan Indonesia

mendirikan lebih banyak trading house

tanggung jawab kementerian (untuk menyatakan tanggung jawab masing-masing)

Contoh:  “Menteri Perdagangan Negara A dan Menteri Keuangan, Hukum Korporat, dan Tabungan Hari Tua dari Persemakmuran Negara B akan bertanggung jawab atas nama pemerintah mereka masing-masing untuk implementasi nota kesepahaman.”

lapor kembali kepada menteri-menteri

Contoh:   “Pejabat-pejabat akan melapor setiap enam bulan kepada menteri mereka masing-masing yang bertanggung jawab atas nota kesepahaman mengenai perkembangan kegiatan yang digaris-bawahi untuk aksi pada Lampiran I: Program Kerja.”

(11)

4. Kerahasiaan

Contoh:  “Untuk melakukan dan menjalani hal-hal yang sudah ditentukan dalam nota kesepahaman ini, para pihak telah meminta dan akan saling meminta pada satu sama lain, dan telah memberikan dan akan memberikan untuk satu sama lain, informasi (informasi) non-publik, rahasia, dan/atau memiliki paten, yang akan dipertukarkan di antara mereka dengan itikad baik selama materinya tersedia bagi atau dapat dipergunakan oleh pihak yang membutuhkan dan bukan kewajiban kerahasiaan terhadap pihak ketiga.

Para pihak setuju bahwa pihak mana pun tidak akan, tanpa persetujuan tertulis dari pihak lain, membuka informasi atau materi berkaitan dengan pihak lain atau nota kesepahaman ini terhadap pihak ketiga atau publik selama eksekusi atau pelaksanaannya.”

5. Amandemen

Contoh:  “Nota kesepahaman ini hanya dapat diamendemen jika dan saat diperlukan dengan persetujuan tertulis dari para pihak. Amendemen yang disetujui oleh pihak-pihak, akan membentuk, dengan tidak mengurangi hak atau kewajiban yang timbul atau ditanggung karena nota kesepahaman ini, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari nota kesepahaman ini. Amendemen tersebut akan berlaki pada tanggal yang ditentukan oleh para pihak.”

6. Salinan yang Sama

Contoh:  “Nota Kesepahaman dapat ditandatangani dengan satu atau lebih salinan asli, masing-masing akan dianggap sebagai salinan asli nota kesepahaman ini.”

Para pihak juga dapat memasukkan persyaratan bahasa, khususnya bagi mitra-mitra yang berbahasa- non-Inggris. Misalnya, jika Indonesia ingin menandatangani nota kesepahaman dengan Jepang, maka nota kesepahaman harus dibuat dalam 3 (tiga) bahasa: (i) Bahasa Indonesia, (ii) Bahasa Jepang, (iii) Bahasa Inggris. Masing-masing pihak harus memiliki salinan Nota Kesepahaman dalam ketiga bahasa tersebut.

Jika terdapat penyimpangan dalam penafsiran Nota Kesepahaman, kecuali disepakati lain, salinan dalam Bahasa Inggris akan berlaku.

7. Penyelesaian Sengketa

Contoh:  “Perbedaan atau sengkata apa pun antara para pihak berkaitan dengan penafsiran, implementasi, dan/atau aplikasi dari nota kesepahaman ini akan diselesaikan dengan musyawarah (atau melalui saluran diplomasi).”

Contoh:  “Sengketa yang timbul sehubungan dengan nota kesepahaman yang tidak dapat diselesaikan secara musyawarah di antara para pihak, sesuai dengan permintaan salah satu pihak akan diajukan dan diselesaikan secara final melalui arbitrase (akan diputuskan oleh para pihak).”

Para pihak dapat memilih untuk menyelesaikan sengketa melalui cara arbitrase. Berikut ini adalah contoh- contoh penyelesaian sengketa melalui arbitrase di Indonesia dan arbitrase asing.

(12)

CONTOH A: BADAN ARBITRASE NASIONAL INDONESIA (BANI)

Forum Arbitrase: Setiap dan semua sengketa, kontroversi, atau konflik yang timbul dari dan berkaitan dengan perjanjian ini, termasuk sengketa mengenai keabsahan, kesimpulan, kekuatan mengikat, penyimpangan, amandemen, masa berakhir, dan pengakhiran (secara bersama-sama, sengketa), akan, dan sejauh memungkinkan, diselesaikan secara musyawarah oleh para pihak. Jika sengketa tidak dapat diselesaikan secara musyawarah selama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal pihak mana pun yang menginformasikan pada pihak lain mengenai sengketa yang timbul, kemudian para pihak setuju bahwa sengketa-sengketa tersebut akan diselesaikan melalui arbistrase. Proses Arbitrase akan dijalankan oleh BANI di Jakarta (Arbitrase Jakarta), dalam bahasa Indonesia dan sesuai dengan peraturan dan prosedur Badan Arbitrase Nasional Indonesia (Peraturan BANi), dan masing-masing pihak secara tanpa syarat dan tidak dapat ditarik kembali bergantung pada yurisdiksi non-eksklusif terhadap forum arbitrase tersebut. Kedua pihak setuju bahwa putusan arbiter akan menjadi putusan terakhir, mengikat dan konflusif atas sengketa, dan para pihak setuju untuk melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa putusan tersebut dilaksanakan.

Majelis Arbitrase: Majelis arbitrase terdiri dari 3 (tiga) arbiter. Baik pemohon dan termohon akan menunjuk satu arbiter dalam waktu 30 (tiga puluh) dari tanggal BANI di Jakarta Arbitrase Jakarta mengabari tiap pihak untuk melakukan hal tersebut. Kedua arbiter yang ditunjuk akan memiliki 30 (tiga puluh) hari kalender sejak konfirmasi atas pencalonan mereka untuk menyetujui nominasi arbiter ketiga yang akan bertindak sebagai ketua dari majelis arbitrase.

Putusan arbiter: Putusan yang dibuat dan diberikan oleh majelis arbitrase adalah keputusan terakhir, mengikat, dan tidak dapat dibantah serta dapat digunakan sebagai dasar untuk pengadilan terkait di Indonesia atau negara lain. Majelis arbitrase berhak atas keputusannya menentukan pembayaran biaya dan pengeluaran pengadilan arbitrase, biaya administratif arbitrase, biaya hukum yang ditanggung oleh para puhak, dan biaya dan pengeluaran lain yang perlu ditanggung untuk menyelesaikan persengkataan.

Permohonan Banding: Para pihak setuju bahwa tidak akan ada permohonan banding ke pengadilan atau otoritas mana pun untuk menentang putusan majelis arbitrase dan para pihak tidak akan menentang atau mempertanyakan keabsahan putusan tersebut di depan pengadilan atau otoritas lainnya, khususnya berkaitan dengan tindak penegakan yang diambil oleh pihak yang kepentingannya dimenangkan dalam putusan. Majelis arbitrase harus menyatakan alasan-alasan keputusannya secara tertulis dan akan terikat oleh hukum mutlak dalam pembuatan keputusan; Majelis tidak akan membuat keputusan ex aequo et bono (berdasarkan keadilan dan kepatutan).

Tindakan pengadilan: Tidak ada pihak yang berhak untuk melaksanakan setiap tindakan di pengadilan hukum mengenai sengketa apa pun yang timbul berkaitan dengan perjanjian ini, kecuali pelaksanaan putusan arbitrase yang diberikan dengan Pasal 11 perjanjian ini.

Pengesampingan hak: Para pihak dengan ini tanpa bisa ditarik kembali mengesampingkan penerapan pasal 48(1) dan 73(b) dari Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 mengenai Arbitrase dan Alternatif

Penyelesaian Sengketa agar mandat majelis arbitrase, secara sah diatur sesuai dengan persyaratan perjanjian ini, akan berlaku sampai putusan arbitrase terakhir yang dikeluarkan oleh majelis arbitrase.

Kerbelanjutan Pelaksanaan Kewajiban: Selama arbitrase, kemudian sampai dengan pemberian putusan arbitrase, para pihak akan, kecuali jika habis masa berlaku atau berakhirnya perjanjian ini, terus menjalankan kewajiban mereka masing-masing dalam perjanjian ini tanpa mengurangi penyesuaian terakhir sesuai dengan putusan arbitrase.

(13)

CONTOH B: SINGAPORE INTERNATIONAL ARBITRATION CENTRE (SIAC)

Sengketa, kontroversi, atau perbedaan apa pun yang timbul di antara para pihak dari, atau berkaitan dengan, perjanjian ini atau berkaitan dengan sengketa akan diselesaikan dengan cara musyawarah di antara para pihak dalam 30 (tiga puluh) hari setelah satu pihak memberitahukan pihak lain mengenai sengketa tersebut. Meski demikian, jika sengketa tidak bisa diselesaikan secara musyawarah dalam periode waktu tersebut, persengketaan akan diajukan dan akhirnya akan diselesaikan dengan arbitrase, dijalankan dalam bahasa Inggris di Singapura diselenggarakan di SIAC.

Putusan yang akan diambil oleh para arbiter menurut pasal ini akan menjadi putusan terakhir dan mengikat para pihak dan dapat dilaksanakan di yurisdiksi pengadilan berwajib mana pun. Masing- masing pihak dengan ini melepaskan hak apa pun yang mereka miliki untuk permohonan banding atau mencari penyelesaian atas keputusan pengadilan atau meskipun ada ketentuan lainnya yang dianggap oleh para arbiter, dan setuju bahwa, menurut Pasal 60 Undang-Undang Arbitrase, tidak ada pihak yang akan naik banding ke pengadilan mana pun atas putusan atau ketentuan para arbiter yang terkandung di dalamnya.

Para pihak setuju bahwa tidak ada pihak yang diperbolehkan untuk memulai atau melaksanakan kegiatan di pengadilan hukum mana pun berkaitan dengan sengketa apa pun, kecuali pelaksanaan putusan arbitrase yang diputuskan berkaitan dengan pasal ini.

Bergantung pada keputusan para arbiter, biaya dan pengeluaran yang ditanggung berkaitan dengan sengketa yang diajukan ke arbitrase berdasarkan perjanjian ini akan ditanggung oleh pihak yang kalah dalam putusan.

Masing-masing pihak mengesampingkan keberlakuan Pasal 48 (1) dari Undang-Undang Arbitrase dan setuju bahwa arbitrase tidak diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.

Masing-masing pihak dengan ini menyatakan dan menjamin secara tanpa syarat dan tidak dapat ditarik kembali setuju untuk mengajukan permohonan kepada yurisdiksi non-eksklusif dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk segala proses yang timbul atau berkaitan dengan pelaksanaan putusan atau keputusan dari para arbiter yang ditunjuk menurut perjanjian ini. Masing-masing pihak dengan ini menyatakan dan menjamin secara tanpa syarat dan tidak dapat ditarik kembali mengesampingkan keberatan yang mereka miliki saat ini atau di masa depan terhadap yurisdiksi termasuk, tanpa

pembatasan, keberatan karena alasan tidak adanya yurisdiksi pribadi, tempat yang tidak memadai, atau forum yang tidak layak.

8. Saluran Komunikasi dan Surat Pemberitahuan Contoh:

Semua surat pemberitahuan atau komunikasi harus dilayangkan sesuai dengan nota kesepahaman ini akan ditulis dalam Bahasa Indonesia (dan/atau Bahasa Inggris, sebagaimana disetujui oleh para pihak) dan kecuali dinyatakan lain, akan dilaksanakan melalui faksimili, surat, dan surat elektronik.

Semua surat pemberitahuan atau komunikasi akan diberikan sesuai dengan perjanjian ini akan ditujukan kepada:

Untuk Pemerintah Indonesia, focal point adalah Kementerian Perdagangan [Alamat]

Telepon:

Faksimili:

Kepada Yth:

(14)

Untuk Perusahaan XYZ, focal point adalah Direktur Utama (Chief Executive Officer).

[Alamat]

Telepon:

Faksimili:

Untuk mengubah informasi dalam Nota Kesepahaman harus memberikan notifikasi dalam kurun waktu 5 (lima) hari kerja.

Surat pemberitahuan atau komunikasi lain yang diberikan berdasarkan perjanjian ini akan dianggap diterima:

A) jika surat pemberitahuan dikirimkan melalui faksimili, dengan bukti konfirmasi pengiriman dari mesin pengirim yang menyatakan bahwa surat terkirim dengan lengkap dan tanpa kesalahan pada hari surat tersebut terkirim;

B) jika surat diantar langsung, pada hari pengiriman saat itu;

C) jika surat dikirim melalui pos, dan pada hari kerja kedua (ke-2) atau, jika surat dikirimkan melalui udara, pada hari kerja kelima (ke-5) setelah hari surat dikirimkan kilat khusus, prangko prabayar, atau surat melalui udara, prangko prabayar, yang mungkin terjadi;

D) jika surat pemberitahuan dikirim melalui surat elektronik, dengan konfirmasi balasan yang melaporkan bahwa pihak penerima menerima surat elektronik dihari surat elektronik tersebut dikirimkan.

Jika surat pemberitahuan diberikan sesuai dengan yang dinyatakan di atas tetapi diterima bukan pada hari kerja, atau diterima setelah jam kerja di tempat penerima surat, surat tersebut dianggap telah diterima pada hari kerja selanjutnya, sebagaimana disebutkan bahwa perubahan alamat surat pemberitahuan dari suatu pihak akan berlaku setelah bukti penerimaan asli.

9. Jangka Waktu/Waktu

Contoh:  “Tindakan-tindakan oleh para pihak akan segera dilaksanakan setelah penandatanganan nota kesepahaman ini dan akan diselesaikan secara substansial dalam waktu wajar yang sesingkat mungkin.

Nota Kesepahaman akan berlaku pada tanggal penandatanganan oleh kedua pihak. Masing- masing pihak dapat, dengan memberitahukan 3 (tiga) bulan sebelumnya dengan pemberitahuan tertulis kepada pihak lain, untuk mengakhiri nota kesepahaman ini.

Pengakhiran nota kesepahaman tidak akan mempengaruhi implementasi program yang sedang berjalan, atau program-program yang telah disetujui sebelum tanggal pengakhiran.”

10. Pengaturan keuangan

Pengaturan keuangan bisa berbeda untuk masing-masing pihak, tergantung pada kebijakan anggaran mereka. Meski demikian, untuk mewujudkan hasil, semua pihak harus memberikan bantuan keuangan sebisa mungkin sesuai dengan kebijakan anggaran mereka.

(15)

dengan menghormati ketersediaan sumber daya mereka dan hukum dan peraturan yang berlaku dengan pengaturan lengkapnya sebagai berikut:

Biaya yang timbul atas implementasi kegiatan akan ditanggung oleh Pihak A;

Pengeluaran transportasi dan per diem dari personel bersangkutan yang timbul dari kegiatan-kegiatan akan ditanggung oleh masing-masing pihak.”

11. Eksklusivitas (Biasanya untuk B to B)

Contoh:  “Kami mengerti bahwa Pihak A akan terus menggunakan waktu yang memadai dan menggunakan sumber daya yang memadai, baik internal dan eksternal, untuk melengkapi, untuk menilai dengan lengkap dan seksama kelayakan proyek secara keseluruhan dan aspek- aspek proyek lain selama masa berlakunya nota kesepahaman ini. Atas pertimbangan ini dan konsisten dengan tujuan dan pelaksanaan yang dinyatakan dalam nota kesepahaman ini, para pihak setuju bahwa mereka tidak akan menjalankan atau terlibat dalam diskusi atau kerja sama serupa dalam proyek dengan pihak lain selama masa berlaku nota kesepahaman ini tanpa terlebih dulu mendapatkan persetujuan tertulis dari pihak lain.”

12. Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)

Contoh:  “Para pihak setuju bahwa HAKI yang dihasilkan dari kegiatan penelitian dan pengembangan yang dijalankan oleh para pihak berkaitan dengan nota kesepahaman ini akan dilindungi oleh para pihak sesuai dengan hukum dan peraturan nasional terkait. Masing-masing pihak akan berkonsultasi dengan satu sama lain mengenai isu-isu HAKI yang mungkin timbul sehubungan dengan kegiatan-kegiatan tersebut di atas.”

13. Rencana Aksi/Program Kerja

Rencana aksi atau program kerja biasanya terdapat dalam catatan kaki dan berdasarkan capaian yang ditentukan bersama serta inisiatif koordinasi lainnya bahwa para pihak mencoba mencapi atau bersama- sama menentukan harus menjadi fokus program koordinasi hukum bisnis. Para pihak dapat menentukan untuk meletakkan rencana aksi/program kerja di salah satu klausul Nota Kesepahaman atau dalam lampiran.

Lebih lanjut lagi, para pihak dapat menentukan periode jangka pendek atau menengah untuk implementasi proyek dengan kegiatan yang mendetil.

CONTOH: RENCANA AKSI/PROGRAM KERJA JANGKA PENDEK ATAU JANGKA MENENGAH

Jangka Pendek (2 tahun) Jangka Menengah (4 tahun)

mendirikan kelompok kerja yang berkonsentrasi pada implementasi MOU

bertukar informasi berkaitan dengan pasar, pelanggan, dan lain-lain

menyelaraskan pelabelan produk konsumen

memperbantukan pakar yang diperlukan untuk mendukung pengembangan program

membuat database untuk para eksportir dan importir bagi bidang-bidang tertentu

menerapkan satu proses aplikasi untuk paten di kedua yurisdiksi

14. Tanda Tangan

Di bagian penutup nota kesepahaman, kedua pihak harus menandatangani dokumen dan nama mereka harus tertulis dengan jelas. Lazimnya, pihak pertama ditempatkan di sisi kiri dan pihak kedua di sisi kanan.

Jika ada, materai senilai Rp 6.000 juga perlu disediakan. Jika tidak, Anda harus segera mencari materai di kantor pos secepat mungkin setelah Nota Kesepahaman ditandatangani.

(16)

Menegosiasikan Nota Kesepahaman

Negosiasi adalah dialog antara dua orang atau lebih atau pihak-pihak yang bermaksud untuk mencapai hasil yang bermanfaat. Negosiasi juga merupakan proses tawar-menawar dengan tujuan, keperluan dan sudut pandangnya masing-masing. Sebuah negosiasi mencoba menemukan kesamaan, mencapai persetujuan, menyelesaikan masalah yang menjadi kepentingan bersama, atau menyelesaikan konflik.

Negosiasi penting karena memungkinkan Anda mengerti sudut pandang dan kebutuhan counterpart Anda, mengatasi situasi satu sama lain, mengerti bagaimana menyelesaikan perselisihan, menentukan tujuan dan menggarisbawahi proses untuk mencapai semua tujuan tersebut bersama-sama, mencapai persetujuan di antara para pihak, dan mencapai win-win solution untuk semua pihak.

Pada praktiknya, proses negosiasi pada umumnya terbagi dalam tiga tahap:

1. Sebelum Anda masuk ke dalam ruangan untuk memulai negosiasi.

2. Ketika Anda dalam ruang dan memulai negosiasi.

3. Ketika Anda keluar ruang (pasca negosiasi).

Komunikasi adalah kunci untuk semua negosiasi. Teknologi maju saat ini memungkinkan orang di seluruh dunia untuk berkomunikasi kapan saja dan di mana saja melalui telepon, konferensi video dan surat elektronik. Meski demikian, ketika bernegosiasi, para pihak harus berkomunikasi langsung (bertatap muka) untuk mengerti lebih baik satu sama lain dan menghindari kesalahpengertian. Oleh karenanya, para pihak harus menghindari komunikasi melalui surat elektronik demi mengurangi salah pengertian dan salah tafsir.

Sebelum Memasuki Ruang Negosiasi

Negosiator terbaik adalah ia yang paling siap.

1. Membangun Asumsi dengan Ekspektasi yang Lebih Kuat

Sebelum Anda memulai negosiasi, pastikan bahwa Anda sudah melakukan persiapan yang baik.

Lakukan penelitian dan pemeriksaan latar belakang terhadap mitra Anda. Mempelajari budaya mereka akan membantu Anda mengerti cara pandang mereka, karena masing-masing negara memiliki perilaku negosiasinya sendiri. Penting juga untuk mengembangkan asumsi mengenai bagaimana negosiasi tersebut berjalan. Jika negosiasi tidak berjalan seperti rencana, asumsi-asumsi dapat mempersiapkan Anda bertindak secara efektif untuk situasi-situasi yang berbeda. Sebagai tambahan, Anda harus fleksibel dalam mengganti asumsi Anda perihal mitra Anda dan bagaimana negosiasi akan berlangsung.

2. Persiapkan Isinya (Lembar Persyaratan)

Langkah selanjutnya adalah isi (lembar persyaratan) untuk mengerti kepentingan mitra Anda dengan lebih

(17)

dengan standar mitra Anda, atau adopsi standar baru yang akan diterapkan semua pihak dalam nota kesepahaman. Sebagai tambahan, mempersiapkan alternatif dapat bermanfaat untuk menghindari deadlock dalam bernegosiasi, karena Anda memiliki opsi untuk menghadapi hambatan-hambatan.

3. Persiapkan Prosesnya

Mempersiapkan proses berarti Anda harus merencanakan bagaimana bekerja dan berkomunikasi dengan pihak lain. Anda harus memiliki orang penting di pihak lain yang dapat Anda kontak dan tindak lanjuti.

Selanjutnya, Anda harus mengidentifikasi pencapaian-pencapaian:

Pada pertemuan pertama, Anda harus bertujuan untuk memiliki pengertian dan persetujuan atas isu utama.

Pada pertemuan kedua, Anda harus bertujuan untuk memiliki kerangka perjanjian.

Pada pertemuan ketiga, Anda harus bertujuan untuk mempersiapkan implementasi dan rencana aksi.

4. Jalin Koneksi Terlebih Dulu

Tugas persiapan terakhir yang Anda perlu lakukan sebelum memasuki ruang negosiasi adalah untuk berhubungan lebih awal dengan counterpart Anda. Perjalanan Anda ke depan mungkin tidak lancar jika Anda tidak melakukannya. Pastikan Anda setuju dengan proses (pencapaian-pencapaian) dan siapa yang terlibat dengan usaha ini (misalnya, mengidentifikasi pelaku utamanya, seperti Kementerian Perdagangan, asosiasi tertentu, atau pakar-pakar).

Di Dalam Ruang Negosiasi

Kekuasaan timbul dari bernegosiasi secara disiplin.

1. Mulai dengan Negosiasi

Mulailah negosiasi secara hati-hati dan timbulkan kesan pertama yang baik. Anda harus dapat menerapkan komunikasi efektif dan membuat pesan yang jelas. Buat pertanyaan yang sesuai dan dengarkan jawabannya dengan seksama; buat catatan dan coba identifikasi pertimbangan counterpart Anda. Negosiasi bukan berarti perang di mana Anda harus mendorong Anda sendiri dan mencoba mengalahkan counterpart Anda. Faktanya, negosiasi harus menjadi proses di mana Anda menjalin hubungan kerja yang baik dengan mitra Anda. Penting untuk mengutarakan kepentingan Anda, dan sembari mengidentifikasi kepentingan- kepentingan mereka. Gunakan bahan yang sudah Anda persiapkan dengan bijak untuk menghasilkan opsi-opsi dan alternatif-alternatif. Bekerjalah dengan efektif dan efisien, jangan buang-buang waktu untuk opsi dan praktik yang tidak bisa dilaksanakan, serta fokuslah pada solusi yang bisa dikerjakan untuk memilih outcome yang tepat yang dapat disetujui oleh semua pihak. Meski demikian, dalam beberapa kasus, negosiasi-negosiasi tidak berjalan seperti yang diharapkan. Untuk kasus seperti itu, Anda perlu menjadi fleksibel dan siap untuk mengganti haluan sementara terus mengadaptasi pendekatan Anda.

Akan selalu ada tantangan-tantangan saat bernegosiasi. Tips untuk mengatasi tantangan yang paling lazim dibahas di bawah ini.

Selaraskan dengan banyak pihak: Dengan banyak pihak, negosiasi dapat dipandang rumit karena terlalu banyak orang yang terlibat. Hindarilah ketidakefisienan dan kerumitan—Anda harus jelas mengenai siapa yang membuat keputusan dan tunjuk tiap orang dengan peran masing-masing untuk setiap keputusan.

Memperlunak orang yang sulit dalam tawar-menawar: Anda mungkin menghadapi orang yang sulit ditawar yang tidak memiliki kepentingan yang sama dengan Anda. Ketika ini terjadi, tetap tenang dan terapkan pendekatan secara disiplin agar Anda dapat secara sistematis dan strategis menentukan bagaimana untuk bergerak maju. Anda mungkin mau mengalihkan percakapan kepada hal yang lebih netral sementara tetap fleksibel dan adaptif pada situasi semacam itu.

(18)

Bangun rasa saling pengertian ketika komunikasi terganggu: Ketika komunikasi terganggu, Anda perlu menjaga posisi dengan hati-hati. Usahakan untuk membangun rasa saling pengertian dengan menanyakan pada mitra Anda mengenai alasan mereka dan coba untuk berbagi pengalaman serupa. Cobalah untuk tidak menyerah atau meninggalkan ruangan; selalu berusaha untuk mewujudkan negosiasi. Jika perlu, sediakan satu hari untuk menetralisasi situasi.

Jaga emosi: Ketika negosiasi memanas, jangan biarkan emosi Anda menghalangi dan menimbulkan risiko pada usaha Anda. Cobalah untuk tetap tenang, dengarkan apa yang dikemukakan oleh pihak lain, cari tahu mengenai isu mereka, mengertilah akan pemicunya dan cobalah untuk menyediakan solusi.

Pasca-Negosiasi

Penilaian yang berhati-hati mendorong pembelajaran dan perbaikan.

Ketika negosiasi berakhir, selesaikan secara efektif dengan berkomunikasi dan menyatakan keputusan akhir berkaitan dengan hal-hal yang dibahas dan disetujui oleh semua pihak. Jangan lupa untuk selalu mencatat dan mendokumentasikan persyaratan-persyaratan Anda bersama tim. Setelah itu, nilai apa yang terjadi selama negosiasi—gunakan “pelajaran yang telah dipetik” untuk perbaikan di masa depan.

Anda dan tim Anda harus menentukan mana yang berjalan baik dan bagian mana yang perlu ditingkatkan di masa depan. Jangan lupa untuk menangkap apa yang telah dipelajari dan bagikan pelajaran dengan bagian-bagian lain. Selalu berusaha untuk mencapai perbaikan terus-menerus.

(19)

Pertimbangan-

pertimbangan Terakhir

Sebuah nota kesepahaman adalah pernyataan tertulis yang merefleksikan pengertian antara para pihak yang berkomitmen dan/atau berencana untuk menandatangani kontrak atau perjanjian lain untuk mewujudkan sasaran/manfaat/tujuan tertentu seperti dibahas dan disetujui dalam negosiasi-negosiasi.

Selanjutnya, para pihak harus menjaga momentum dan aktif dalam menindaklanjuti nota kesepahaman.

Tidak ada undang-undang atau peraturan yang mengatur pembuatan nota kesepahaman; akan tetapi berdasarkan praktik terbaik, sebuah nota kesepahaman harus dipersiapkan dengan format dan isi yang tepat. Isinya setidaknya terdiri dari sasaran/manfaat/tujuan, cakupan dan coverage, implementasi, rencana aksi, periode/waktu, dan aspek-aspek lain yang disetujui oleh semua pihak, dengan tujuan mewujudkan sasaran/manfaat/tujuan pada waktu tertentu.

Sebelum merancang nota kesepahaman, para pihak harus siap dengna ekspektasi mereka sendiri untuk bernegosiasi. Persyaratan-persyaratan itu harus dikomunikasikan dengan jelas kepada semua pihak. Oleh karenanya, komunikasi adalah kunci untuk bernegosiasi, karena komunikasi yang baik akan memberikan pesan yang jelas, membangun rasa saling pengertian di antara masing-masing pihak, dan mewujudkan hasil (win-win solution) untuk semua pihak.

(20)

Lampiran A: Contoh Nota Kesepahaman

Nota kesepahaman Antara

Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Republik Indonesia

dan

Trade Facilitation Office Negara X

mengenai Pengembangan Ekspor Tekstil dan Produk Tekstil

Nota kesepahaman (“Nota Kesepahaman”) tertanggal 3 November 2016, telah menentukan pengertian dasar antara:

Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (“Kemendagri”), diwakili oleh Direktur Jenderal, yang berkantor di M. I. Ridwan Rais Road, No. 5, Jakarta Pusat 10110, Indonesia.

dan

Trade Facilitation Office Negara X (“TFO Country X”), diwakili oleh Direktur Eksekutif, yang berkantor di (masukkan alamat).

Setelah ini keduanya akan disebut sebagai “para pihak.”

PASAL 1 TUJUAN

1. Nota kesepahaman ini akan memberikan kerangka untuk memfasilitasi kerja sama dalam di bidang pengembangan kegiatan ekspor tekstil dan produk tekstil untuk Indonesia dan menyelenggarakan pengaturan kerja yang diperlukan untuk implementasi Nota Kesepahaman ini;

2. Para pihak berkomitmen untuk mendorong lebih banyak kerja sama antara Indonesia dan Negara X (Logo)

The Trade Facilitation Office Negara X (Logo)

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia

(21)

4. Para pihak berkomitmen untuk meningkatkan nilai perdagangan dan daya saing dalam bidang tekstil dan produk tekstil.

PASAL 2

RUANG LINGKUP

1. Mendukung kegiatan promosi ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia;

2. Menjalankan kegiatan pemasaran dan pengembangan produk untuk mendukung pengembangan ekspor;

3. Menyediakan informasi mengenai pengembangan ekspor tekstil dan produk tekstil dan peluang yang berkaitan dengan perdagangan lainnya untuk eksportir Indonesia;

4. Menjalankan peningkatan kapasitas untuk para personel Kemendagri dan eksportir Indonesia di bidang pengembangan ekspor tekstil dan produk tekstil;

5. Menjalankan promosi melalui kegiatan dan ekshibisi business matching;

6. Mengidentifikasi produk, buyer, dan tren pasar potensial untuk tekstil dan produk tekstil.

PASAL 3

IMPLEMENTASI

Para pihak akan bertukar informasi mengenai peluang bisnis dan investasi tekstil dan produk tekstil yang termasuk pertanyaan mengenai produk dan layanan, daftar importir dan profil perusahaan, organisasi pameran dan ekshibisi internasional, katalog pameran dan materi-materi lain yang berkaitan dengan pameran dan ekshibisi, survei, dan publikasi lain sebisa mungkin, dijalankan dengan metode tanpa kertas kecuali satu pihak lebih menyukai surat-menyurat atau faksimili.

PASAL 4 AMANDEMEN

Nota Kesepahaman ini akan diamandemen jika dan ketika diperlukan atas persetujuan tertulis kedua pihak. Amandemen mana pun yang disetujui oleh para pihak akan membentuk, tanpa prasangka terhadap hak dan kewajiban yang timbul atau disebabkan oleh Nota Kesepahaman ini, dan dianggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Nota Kesepahaman ini. Amandemen akan berlaku pada tanggal yang ditentukan oleh para pihak.

PASAL 5

SALINAN YANG SAMA

Nota kesepahaman ini akan dilaksanakan dengan satu atau lebih salinan asli, masing-masing akan dianggap sebagai salinan asli.

Nota Kesepahaman ini akan tersedia dalam dua (2) bahasa: Bahasa Indonesia dan Inggris. Masing- masing pihak akan mendapatkan salinan nota kesepahaman dalam masing-masing bahasa. Jika ada ketidaksesuaian penafsiran dalam nota kesepahaman, yang berlaku adalah teks Bahasa Inggris.

PASAL 6

PENYELESAIAN SENGKETA

Perbedaan atau sengketa apa pun antara para pihak berkaitan dengan penafsiran, implementasi, dan/

atau penerapan nota kesepahaman ini akan diselesaikan dengan musyawarah.

PASAL 7

KOMUNIKASI DAN SURAT PEMBERITAHUAN

Semua surat pemberitahuan atau komunikasi akan diberikan sesuai dengan nota kesepahaman ini akan ditulis dalam Bahasa Inggris dan kecuali dinyatakan lain, akan dilaksanakan melalui faksimili, surat, atau surat elektronik.

(22)

Semua surat pemberitahuan atau komunikasi yang diberikan sesuai dengan nota kesepahaman ini akan ditujukan kepada:

Untuk Kementerian Perdagangan Indonesia, focal point adalah Direktur Jenderal Alamat: M. I. Ridwan Rais Road, No. 5, Jakarta Pusat 10110, Indonesia Telepon:

Faksimili:

Kepada Yth:

Untuk TFO Negara X, focal point merupakan Direktur Eksekutif Alamat:

Telepon:

Faksimili:

Kepada Yth:

Untuk mengubah informasi dalam Nota Kesepahaman, pihak lain harus mendapatkan pemberitahuan setidaknya lima (5) hari kerja.

Pemberitahuan atau bentuk komunikasi lain yang diberikan dalam nota kesepahaman ini akan dipandang menerima:

a) jika surat pemberitahuan yang dikirimkan melalui faksimili, dengan surat tanda terima pengiriman dari mesin pengirim yang menyatakan bahwa surat dikirimkan secara lengkap dan tanpa

kesalahan, dan pada hari pengiriman;

b) jika surat pemberitahuan diantar langsung, pada hari pengiriman tersebut;

c) jika surat pemberitahuan dikirim melalui surat, pada hari kerja kedua (ke-2), atau berkaitan dengan surat via udara, pada hari kerja kelima (ke-5) setelah hari surat tersebut dikirim melalui surat kelas satu, prangko prabayar, atau jika mungkin, surat via udara, dengan prangko prabayar;

d) jika surat pemberitahuan dikirimkan melalui surat elektronik, dengan laporan balasan konfirmasi yang meyatakan bahwa penerima surat telah menerima surat elektronik, pada hari pengiriman.

Jika surat pemberitahuan yang dikirimkan sesuai dengan yang di atas tetapi diterima bukan pada hari kerja, atau diterima setelah jam kerja di tempat penerima, akan dihitung sebagai hari kerja keesokan harinya, terlebih jika pemberitahuan perubahan alamat satu pihak hanya akan berlaku setelah mendapatkan tanda terima yang asli.

PASAL 8 PERIODE

Tindakan-tindakan oleh para pihak akan segera dilaksanakan setelah penandatanganan nota kesepahaman ini dan diselesaikan secara substansial dalam waktu yang memungkinkan.

PASAL 9

PENGATURAN KEUANGAN

(23)

Pengeluaran yang berkaitan dengan, muncul dari, kegiatan yang dijalankan sesuai dengan nota kesepahaman ini akan dikenakan pada masing-masing pihak.

PASAL 10

PROGRAM KERJA

Lampiran 1 dari Nota Kesepahaman ini menetapkan Program Kerja dari kesepakatan yang telah ditentukan bersama dan inisiatif koordinasi yang ingin dicapai oleh para pihak dan sudah ditentukan bersama harus menjadi fokus dalam program koordinasi hukum bisnis.

Para pihak dapat menentukan bersama-sama capaian yang ingin ditambahkan, divariasikan, atau dikeluarkan dari Program Kerja.

Para pihak mengakui bahwa terdapat serangkaian opsi untuk mencapai tujuan koordinasi. Kebutuhan ini tidak harus berkaitan dengan penyelarasan undang-undang atau pendirian lembaga gabungan.

PASAL 11 KONSULTASI

Para pihak akan saling menginformasikan pihak lain mengenai reformasi di area hukum bisnis yang diusulkan dan akan memberi pihak lain peluang untuk terlibat dalam proses reformasi di tahap awal.

Kedua pihak mengakui konsultasi awal cukup penting di mana sebuah proposal kebijakan memiliki aplikasi ekstrateritorial yang memberikan dampak pada negara lain atau berpotensi menghasilkan penghapusan hak atau manfaat yang saat ini dinikmati oleh pihak negara lainnya.

PASAL 12

TANGGUNG JAWAB KEMENTERIAN

Para pihak akan bertanggung jawab atas nama pemerintah mereka masing-masing untuk implementasi nota kesepahaman ini.

PASAL 13

MELAPOR KEMBALI KEPADA PARA MENTERI

Para pejabat akan melaporkan setiap enam (6) bulan pada menteri mereka masing-masing yang bertanggung jawab untuk perkembangan dari pekerjaan yang digarisbawahi dalam Program Kerja.

PASAL 14

MENILAI NOTA KESEPAHAMAN

Para pihak akan menilai Nota Kesepahaman ini setiap tahun setelah tanggal penandatangan Nota Kesepahaman ini.

DEMIKIAN yang bertanda tangan di bawah ini telah menandatangani Nota kesepahaman. Dilaksanakan di Jakarta, 13 September 2016, dengan dua (2) salinan asli dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, seluruh teks sama keasliannya.

(Tanda Tangan) TFO Negara X (Tanda Tangan)

Kemendag Indonesia

(24)

Lampiran 1: Program Kerja 1 . Jangka Pendek (pada akhir 2017)

Membentuk kelompok kerja berkonsentrasi pada implementasi Nota Kesepahaman;

Bertukar informasi berkaitan pasar, konsumen, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan tekstil dan produk tekstil;

Menyelenggarakan pameran dan ekshibisi tekstil dan produk tekstil;

Menyelaraskan atau mengkoordinasi peraturan pelabelan produk konsumen;

Menyelaraskan atau mengkoordinasikan pendekatan untuk menegakkan UU konsumen;

Merampingkan pengaturan saling pengakuan larangan dan standar keamanan produk.

2 . Jangka Menengah (pada akhir 2018)

Memperbantukan para pakar yang dibutuhkan untuk mendukung pengembangan program;

Membuat database eksportir dan importir bidang tekstil dan produk tekstil;

Secara terus-menerus menyelenggarakan pameran tekstil dan ekshibisi;

Memastikan kompetisi dan regulator UU Konsumen di kedua yurisdiksi mampu berbagi informasi rahasi untuk tujuan penegakan hukum,

Memungkinkan keanggotaan silang antara asosiasi tekstil dan produk tekstil dari Indonesia dan Kanada;

Menerapkan kerangka peraturan tunggal untuk pengacara paten;

Menerapkan proses aplikasi paten untuk kedua yurisdiksi.

(25)

CANADA–INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT

TPSA

Canada Centre, World Trade Centre 5, LT. 15

Jl. Jend. Sudirman Kav 29–31 Jakarta 12190, Indonesia T: +62-21-5296-0376, atau 5296-0389

f: +62-21-5296-0385 e: [email protected] TPSAPROJECT.COM

Referensi

Dokumen terkait

Nota Kesepahaman antara Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat dengan Universitas Andalas Senin, 08 September 2014 16:18. Nota Kesepahaman antara

Penandatanganan Nota Kesepahaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf b, dilakukan oleh Kapolri setelah mendapat Surat Kuasa (full power) dari Menteri Luar

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk membuat Nota Kesepahaman tentang Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Informasi untuk Akses Data pada Pemerintah Kota

Kecuali disepakati lain secara tertulis oleh PARA PIHAK, seluruh biaya-biaya yang timbul dalam rangka penyusunan dan/atau pelaksanaan Nota Kesepahaman yang

Berdasarkan pada hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sesuai dengan kedudukan dan kewenangan masing-masing, sepakat untuk menandatangani Nota Kesepahaman tentang

Memuat uraian singkat mengenai pokok-pokok pikiran yang menjadi latar belakang dan alasan pembuatan Nota Kesepahaman, dengan diawali kalimat “PIHAK PERTAMA dan PIHAK

(1) Maksud Nota Kesepahaman ini adalah sebagai pedoman bagi PARA PIHAK untuk melakukan pengawasan dan penegakan hukum terhadap perorangan dan korporasi yang

A NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TENTANG PENYELENGGARAAN