• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. menerus akibat pemakaian pupuk kimia yang berlebihan. nasional hingga saat ini masih jauh dari volume permintaan masyarakat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. menerus akibat pemakaian pupuk kimia yang berlebihan. nasional hingga saat ini masih jauh dari volume permintaan masyarakat."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu komponen penting dalam pengembangan sektor pertanian adalah dukungan industri pupuk. Pengembangan industri pupuk dalam negeri terus dipacu guna mewujudkan ketahanan pangan nasional. Pupuk mampu menyumbang 20% keberhasilan peningkatan produksi pertanian (Koran Sindo, 2016). Dewasa ini, dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat dunia akan produk pertanian yang ramah lingkungan (organik), penggunaan pupuk organik semakin digalakkan dalam pertanian di Indonesia. Selain itu, penggunaan pupuk organik juga ditujukan untuk memperbaiki kualitas dan kapasitas tanah yang menurun secara terus menerus akibat pemakaian pupuk kimia yang berlebihan.

Meningkatnya tren penggunaan pupuk organik di Indonesia menunjukkan bahwa potensi bisnis pupuk organik memiliki prospek yang sangat bagus. Namun, pada kenyatannya kapasitas produksi pupuk organik nasional hingga saat ini masih jauh dari volume permintaan masyarakat. Perlu diketahui bahwa permintaan pupuk organik diprediksi akan terus mengalami peningkatan seiring dengan kebijakan pemerintah untuk memberikan subsidi pupuk organik hingga 1 juta ton dan terserap 80% setiap tahunnya (www.infoagribisnis.com, 2016). Gambaran di atas semakin menegaskan besarnya peluang pengembangan industri pupuk organik di Indonesia.

(2)

Potensi besar dari bisnis pupuk organik tersebut kemudian memicu banyak berdirinya perusahaan-perusahaan yang memproduksi pupuk organik.

Berdasarkan data Direktorat Pupuk dan Pestisida Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian tercatat sebanyak 354 perusahaan pemegang merek pupuk organik yang terdaftar hingga tahun 2015 dengan berbagai bentuk badan usaha. Mulai dari Usaha Dagang (UD), Commanditaire Vennontschap (CV), maupun Perseroan Terbatas (PT) (Direktorat Pupuk dan Pestisida, 2016). Banyaknya jumlah pemegang merek pupuk organik yang terdaftar cukup memberikan gambaran ketatnya persaingan dalam industri tersebut. Terlebih di Jawa Timur, yang mencatat sudah ada 88 perusahaan diantara pemegang merek pupuk organik yang terdaftar.

Diantara 88 perusahaan tersebut, PT. Mychotech Agro Asia merupakan salah satunya. PT. Mychotech Agro Asia berlokasi di Jl. Ahmad Dahlan 53, Ponorogo. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi pupuk hayati yang berbahan dasar jamur. Produk yang dipasarkan adalah Mycogrow (Powder) dan Mycogrow Ultimate yang dijual dengan pada kisaran Rp.100.000,00 hingga Rp.875.000,00. Dikutip dari website perusahaan (http://mycotechagroasia.com/) untuk mencapai tujannya, mereka mempekerjakan tenaga profesional agar produknya mampu bersaing di Pasaran. Perusahaan tersebut juga mengklaim bahwa dengan tenaga kerja yang ahli, mereka mampu memenuhi derajat kepuasan pelanggan. Alasan tersebut menjadi pertimbangan bagi peneliti untuk mengetahui apakah

(3)

kualifikasi ahli pada tenaga kerjanya mampu menunjukkan performa dan hasil kerja yang baik guna menjaga stabilitas derajat kepuasan bagi pelanggannya.

Menghadapi persaingan yang ketat tersebut, maka tidak ada pilihan bagi perusahaan-perusahaan pupuk selain terus meningkatkan kinerja karyawannya. Kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2010). Sedangkan menurut Rivai (2011), kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang sesuai standar organisasi dan mendukung tercapainya tujuan organisasi. Kinerja menjadi faktor utama dalam keberhasilan perusahaan.

PT. Mycotech Agro Asia memiliki sejumlah divisi untuk menjalankan perusahaan. Diantaranya adalah divisi produksi yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar dibandingkan divisi lainnya. Divisi ini memiliki jumlah karyawan yang lebih besar daripada divisi lain, yakni 50 orang, dengan membawahi sejumlah stasiun kerja, yaitu penyimpanan, pembentukan granul, pemanasan, penyaringan, penimbangan, dan pengemasan. Kinerja bagian produksi menjadi penentu keberlangsungan perusahaan.

Akan tetapi, kinerja karyawan yang ditunjukkan tidak stabil, terutama pada ranah pemenuhan target perusahaan dan kualitas hasil kerja.

(4)

Berdasarkan informasi yang dihimpun selama wawancara dengan manajer bidang produksi, target perusahaan tidak dapat sepenuhnya dipenuhi oleh karyawan produksi. Perusahaan merancang kemampuan tim produksi untuk menghasilkan pupuk berkapasitas 1.875 ton dalam setahun, namun realisasinya tidak mencapai angka tersebut. Dalam periode 2017 hingga 2018 tercatat tidak pernah target perusahaan terpenuhi 100%. Data kesenjangan target dan realisasi dijabarkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.1

Data Target Realisasi Bulanan Tahun 2018

Bulan Target

(ton)

Realisasi

(ton) Prosentase Selisih

Januari 156 147 6 %

Februari 156 137 13 %

Maret 156 144 8 %

April 156 139 12 %

Mei 156 141 10 %

Juni 156 130 20 %

Juli 156 138 13 %

Agustus 156 140 11 %

September 156 139 12 %

Oktober 156 143 9 %

November 156 132 18 %

Desember 156 148 5 %

Jumlah Rata –

Rata Produksi 156 140 11%

Sumber: Dokumentasi Perusahaan

Tabel 1.1 menunjukkan perbedaan target, realisasi, dan selisih (dalam bentuk prosentase) dari produk yang dihasilkan oleh PT. Mycotech Agro Asia. Sepanjang tahun 2018, perusahaan tidak mampu memenuhi target yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, kinerja karyawan pada bagian produksi di perusahaan tersebut tidak berlangsung secara optimal.

(5)

Disamping itu, manajer juga menyebutkan bahwa terkadang dalam satu tahun perusahaan menerima complain dari pasaran karena kualitas produk pupuk kurang, seperti kandungan kadar air pupuk melebihi batas maksimal yaitu 8%, sehingga pupuk kurang memiliki dampak terhadap pertumbuhan tanaman. Kondisi ini dapat mengindikasikan bahwa kualitas kerja karyawan kurang baik dan hal ini cukup merugikan perusahaan, karena sebagian besar produksi diekspor ke luar negeri. Seperti yang telah diketahui, hingga saat ini PT. Mycotech Agro Asia kebanyakan melayani pangsa pasar luar negeri, karena harga yang ditawarkan terlalu tinggi untuk dipasarkan di pasar konvensional.

Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan dalam perusahaan., diantaranya adalah faktor kepemimpinan yang terdiri dari, kualitas manajer dan team leader dalam memberikan dorongan, semangat, arahan dan dukungan kerja kepada karyawan melalui pemberian insentif, bonus, dan reward. (Mangkuprawira (2007:155). Sedangkan menurut Dharma (1991: 17) dalam Koencoro (2013) faktor yang mempengaruhi kinerja adalah pengharapan yang dibebani konskuensi (reward atau punishment)

Reward menjadi harapan setiap manusia dalam bekerja, meskipun dapat saja berbeda pada setiap kelompok kerja di perusahaan. Reward yang akan dibahas dalam penelitian ini merupakan pemberian reward secara umum yang diberikan kepada semua karyawan. Sementara punishment sebagai tindakan yang menyajikan konsekuensi yang tidak menyenangkan atau tidak

(6)

diinginkan sebagai hasil dari dilakukannya perilaku tertentu (Invancevich 2006). Oleh karena itu punishment yang diberikan harus bersifat memperbaiki dan mendidik kearah yang lebih baik. Dalam konteks perusahaan, pemberian punishment berlaku untuk karyawan yang melakukan kelalaian atau kesalahan yang berpotensi merugikan perusahaan, sehingga pemberian sanksi bertujuan untuk mendidik mereka agar terhindar dari permasalahan tersebut (Saputra, Nurlina, & Lenny, 2017). Pemberian reward dan punishment yang baik dan benar akan memberikan motivasi kepada karyawan untuk lebih meningkatkan kinerjanya dan perusahaan dapat mencapai tujuan secara keseluruhan.

Salah satu perusahaan di bidang pupuk pertanian yang memberlakukan sistem reward and punishment kepada karyawannnya yaitu PT. Mycotech Agro Asia Ponorogo. PT. Mycotech Agro Asia Ponorogo memberikan Reward kepada karyawannnya berupa bonus gaji kepada karyawannya yang mempunyai kedisiplinan tinggi dan memenuhi target perusahaan.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak Rizal, selaku Manajer Produksi, menyatakan meskipun sudah diberi reward tetapi masih ada beberapa karyawannnya yang bekerja kurang baik dan tidak memenuhi target perusahaan.

Sistem punishment juga berlaku bagi karyawan yang melakukan pelanggaran kedisplinan kerja. Setiap pelanggaran terdiri dari beberapa kategori, yaitu ringan, sedang dan berat, yang masing-masing memiliki tingkat hukuman yang berbeda berupa teguran secara langsung kepada

(7)

karyawan yang melakukan kesalahan hingga pemberhentian hubungan kerja.

Wawancara dengan manajer bagian poduksi menjelaskan bahwa kategori punishment yang paling sering dilakukan adalah melalui teguran lisan.

Dari fenomena tersebut peneliti berkeinginan untuk mengetahui efek yang ditimbulkan dari adanya reinforcement atau penguatan yang berupa pemberlakukan reward dan punishment terhadap kinerja karyawan di PT.

Mycotech Agro Asia Ponorogo. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan kajian empiris dengan judul “Pengaruh Reward dan Punishment terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi PT. Mycotech Agro Asia Ponorogo.”

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang menjadi bahan pembahasan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagimana pemberian reward dan punishment pada kinerja karyawan bagian produksi pada PT. Mycotech Agro Asia Ponorogo?

2. Apakah reward dan punishment secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan produksi pada PT. Mycotech Agro Asia Ponorogo?

3. Apakah reward dan punishment secara simultan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan produksi pada PT. Mycotech Agro Asia Ponorogo?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan pemberian reward dan punishment pada kinerja karyawan bagian produksi dilingkungan PT. Mycotech Agro Asia.

(8)

2. Untuk menganalisis pengaruh reward dan punishment terhadap kinerja karyawan produksi di PT. Mycotech Agro Asia Ponorogo.

3. Untuk menganalisis pengaruh reward dan punishment terhadap kinerja karyawan produksi di PT. Mycotech Agro Asia Ponorogo.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi instansi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada pihak PT.

Mycotech Agro Asia Ponorogo, terutama pada kebutuhan informasi empiris yang dapat digunakan sebagai:

a. Bahan evaluasi dan pertimbangan bagi pimpinan dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan.

b. Dasar perencanaan di masa yang akan datang dalam menentukan kebijakan sumber daya manusia.

2. Bagi Akademisi

Dengan penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai acuan dalam penelitian kinerja karyawan pada bagian produksi dimasa yang akan datang. Terutama bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang, umumnya bagi pembaca atau peneliti selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Berdasarkan pengalaman peneliti selama mengajar bahwa pembelajaran bisa dikatakan berhasil dan bermakna bagi peserta didik jika rancangan dan pelaksanaan

Apakah sistem pembayaran uang beasiswa secara langsung dari Dikti ke rekening mahasiswa lebih efektif dan lancarb. Lebih efektif ,Lancar

Hasil jumlah iterasi dalam satu kali konvergen terhadap jumlah varian data training pada metode improved semi supervised k-means dengan k-means Pada pengujian ketiga

Berdasarkan pengertian tentang komunikasi massa yang sudah dikemukakan oleh para ahli komunikasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi

Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 tentang

Keseimbangan labil : Sebuah pararel epipedum miring ( balok miring ) yang bidang diagonalnya AB tegak lurus pada bidang alasnya diletakkan diatas bidang datar, maka ia dalam

Tiga variasi dosis ekstrak rimpang kencur yaitu 0, 52 mg/kgBB mencit; 1,04 mg/kg BB mencit; dan 1,3 mg/kgBB mencit berefek untuk mencegah erosi mukosa gaster mencit walaupun dalam