• Tidak ada hasil yang ditemukan

GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN GURU. Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA/SMK. Kelompok Kompetensi F. Profesional : Berkarya Seni Lukis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN GURU. Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA/SMK. Kelompok Kompetensi F. Profesional : Berkarya Seni Lukis"

Copied!
256
0
0

Teks penuh

(1)

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Kelompok Kompetensi F U L P E L A T IH A N G U R U

GURU PEMBELAJAR

MODUL PELATIHAN GURU

Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA

Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa S M A /S M K

Kelompok Kompetensi F Profesional :

Pedagogik :

Pengembangan Potensi Peserta Didik

Berkarya Seni Lukis

(2)

Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA

GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN GURU

KOMPETENSI PROFESIONAL KELOMPOK KOMPETENSI F

Budi Saptoto, S.Pd.

BERKARYA SENI LUKIS

(3)
(4)

Copyright 2016

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan Seni dan Budaya, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

c

Penulis: Budi Saptoto, S.Pd.

Editor Substansi: Dr. Kasiyan, M.Hum.

Editor Bahasa: Retna Kusabandinah, S.S.

KOMPETENSI PROFESIONAL KELOMPOK KOMPETENSI F

Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA

GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN GURU

BERKARYA SENI LUKIS

(5)
(6)

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL

GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

(7)
(8)

KATA PENGANTAR

(9)
(10)

HALAMAN JUDUL... i

SAMBUTAN DIRJEN GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN... iii

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR TABEL... xvii

PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Tujuan... 2

C. Peta Kompetensi... 2

D. Ruang Lingkup... 3

E. Saran Cara Penggunaan Modul... 3

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 ALIRAN SENI LUKIS... 5

A. Tujuan... 5

B. Indikator Pencapaian Kompetensi... 5

C. Uraian Materi... 5

D. Aktivitas Pembelajaran... 5

E. Latihan/Kasus/Tugas... 7

F. Rangkuman... 10

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut... 13

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 PENGETAHUAN ALAT DAN BAHAN SENI LUKIS... 15

A. Tujuan... 15

B. Indikator Pencapaian Kompetensi... 15

DAFTAR ISI

(11)

F. Rangkuman... 17

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut... 20

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 TEKNIK BERKARYA SENI LUKIS... 23

A. Tujuan... 23

B. Indikator Pencapaian Kompetensi... 23

C. Uraian Materi... 23

D. Aktivitas Pembelajaran... 23

E. Latihan/Kasus/Tugas... 26

F. Rangkuman... 28

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut... 29

KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 MEMBUAT KARYA SENI REALIS FLORA DAN FAUNA BAHAN CAT AKRILIK... 31

A. Tujuan... 31

B. Indikator Pencapaian Kompetensi... 31

C. Uraian Materi... 32

D. Aktivitas Pembelajaran... 32

E. Latihan/Kasus/Tugas... 32

F. Rangkuman... 35

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut... 36

PENUTUP……… 37

DAFTAR PUSTAKA ……….. 39

LAMPIRAN 1. Uraian Materi Kegiatan Pembelajaran 1 – Aliran Seni Lukis ... 41

2. Uraian Materi Kegiatan Pembelajaran 2 – Pengetahuan Alat dan Bahan Seni Lukis ... 69

(12)

3. Uraian Materi Kegiatan Pembelajaran 3 – Teknik Berkarya Seni

Lukis ... 89 4. Uraian Materi Kegiatan Pembelajaran 4 – Membuat Karya Seni

Realis Flora dan Fauna Bahan Cat Akrilik ... 121 5. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 1 – Aliran Seni Lukis ... 169 6. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 2 – Pengetahuan Alat dan

Bahan Seni Lukis ... 171 7. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 3 – Teknik Berkarya Seni

Lukis ... 175 8. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 4 – Membuat Karya Seni

Realis Flora dan Fauna Bahan Cat Akrilik ... 179

(13)
(14)

Gambar 1. Contoh lukisan realis guru pameran lukis FSI 2012 43 Gambar 2. Contoh seni lukis realis, S. Sudjojono 43

Gambar 3. Contoh seni lukis realis, Affandi 44

Gambar 4. Di depan kelambu terbuka” karya S. Sudjojono 44 Gambar 5. S. Sudjojono salah satu tokoh seni lukis realis 45 Gambar 6. “Antara Hidup dan Mati, S. Sudjojono 45 Gambar 7. Contoh lukisan Naturalisme, Sebuah Biografi 46 Gambar 8. Lukisan Naturalisme, Koleksi Presiden Soekno 46 Gambar 9. Lukisan karya Wakidi yang bergaya khas Mooi Indie 47 Gambar 10. Lukisan Naturalisme,Balai Desa Minangkabau 47

Gambar 11. Pelukis Basuki Abdullah 48

Gambar 12. Claude Monet, The Haystack 49

Gambar 13. Lukisan Van Gogh, Stary Naight 51

Gambar 14. Lukisan karya Affandi, “Andong Jogja” 51 Gambar 15. Lukisan kubisme Pablo Picasso, Violin and Grapes 53

Gambar 16. Lukisan kubisme, The Portuguese 53

Gambar 17. Proses abstraksi Piet Mondrian: Tree II 54

Gambar 18. Proses abstraksi Apple Free 55

Gambar 19. Vasilly Kandinski, Imprvisation 55

Gambar 20. Jean Arp. Automatic Drawing 56

Gambar 21. Salvador Dali, Apparition of Face and Fruit-dish an a Beach

57

Gambar 22. Karya lukis aliran surealisme Karya guru pada pameran Festival Seni Internasional

58

Gambar 23. Karya lukis aliran surealisme Karya guru pada pameran Festival Seni Internasional

58

Gambar 24. Lukisan dekoratif figuratif The Pet Bird, 1995 60 Gambar 25. Contoh lukisan dekoratif, Suparto, “Tiger”, 1980 61

DAFTAR GAMBAR

(15)

Gambar 29. Britget Relay, Optical Art 69

Gambar 30. Pensil 71

Gambar 31. Contoh beberapa arsiran dengan pensil 71

Gambar 32. Pastel 73

Gambar 33. Contoh karya dengan bahan pastel 73

Gambar 34. Cat Air 75

Gambar 35. Contoh karya dengan bahan cat air 76

Gambar 36. Contoh karya dengan bahan cat air, karya guru diklat seni budaya

76

Gambar 37. Contoh jenis kuas dari beberapa ukuran 77 Gambar 38. Contoh jenis kuas dari beberapa ukuran 77

Gambar 39. Kuas cat acrilik 78

Gambar 40. Pisau palet 78

Gambar 41. Karet Penghapus 79

Gambar 42. Kertas Manila 80

Gambar 43. Kanvas dalam bentuk spanram 81

Gambar 44. Cat Minyak dalam kemasan tube 81

Gambar 45. Cat Minyak dalam kemasan tube siap pakai 82

Gambar 46. Cat akrilik dalam bentuk tube 83

Gambar 47. Cat akrilik dalam kemasan kaleng 84

Gambar 48. Cat akrilik dengan kemasan plastik dalam kotak 84

Gambar 49. Palet Cat akrilik 85

Gambar 50. Pipet 86

Gambar 51. Kain lap 86

Gambar 52. Lukisan Cat air, jedburgh abbey from the river 92 Gambar 53. Lukisan dengan bahan cat air, “the Blue Boat” 92 Gambar 54. Lukisan dengan bahan cat air, “self-portrait” 93

Gambar 55. Lukisan dengan teknik aquarel 94

Gambar 56. Lukisan teknik Aquarel judul Maison près d'un étangen Auvergne

94

Gambar 57. Mencoba Mencampur warna dalam palet 96

(16)

Gambar 58. Mencoba menorehkan warna di dalam kertas 96

Gambar 59. Warna Merah di dalam kertas 97

Gambar 60. Warna biru, Buku Seni Lukis Realis untuk SMK, 2013

97

Gambar 61. Eksplorasi semua warna cat air dalam dos kemasan 98 Gambar 62. Transisi warna merah muda dalam kertas 98 Gambar 63. Eksplorasi Warna biru, merah, coklat dan hitam 99

Gambar 64. Eksplorasi bentuk kotak 99

Gambar 65. Eksplorasi bentuk piramid 100

Gambar 66. Eksplorasi bentuk bulat 100

Gambar 67. Eksplorasi bentuk silinder 101

Gambar 68. Eksplorasi bentuk piramid 101

Gambar 69. Eksplorasi bentuk daun 102

Gambar 70. Eksplorasi bentuk bunga 102

Gambar 71. Eksplorasi bentuk pohon dan langit 103 Gambar 72. Lukisan Teknik Opaque karya Rembrand Van Rijn 104

Gambar 73. Lukisan Teknik Opaque 105

Gambar 74. Eksplorasi didahului dengan mengambil warna biru tua dari kemasan cat akrilik

107

Gambar 75. Mengambil warna primer dari kemasan cat akrikik 107 Gambar 76. Mengambil warna primer dari kemasan cat akrikik 108 Gambar 77. Mencampurkan warna merah biru dan kuning 108 Gambar 78. Mencampur beberapa warna, kuning, oker dan putih 109

Gambar 79. Menggoreskannya diatas kertas 109

Gambar 80. Mencampur warna merah dengan biru 110

Gambar 81. Percampuran kedua warna, merah dan biru 110 Gambar 82. Eksplorasi transisi warna warna biru tua, biru muda

dan putih

111

Gambar 83. Eksplorasi transisi warna kuning ke oranye 111 Gambar 84. Eksplorasi transisi warna merah tua ke hijau 112 Gambar 85. Eksplorasi transisi dari hijau muda ke hijau tua 112

Gambar 86. Eksplorasi gradasi beberapa warna 113

(17)

Gambar 90. Eksplorasi bentuk Silinder 115 Gambar 91. Eksplorasi berbagai bentuk Geometris 115

Gambar 92. Eksplorasi bentuk daun 116

Gambar 93. Eksplorasi bentuk bunga 116

Gambar 94. Lukisan penerapan teknik Impasto 118

Gambar 95. Lukisan penerapan teknik Impasto dengan judul Taos Mountain

119

Gambar 96. Bunga Angrek 121

Gambar 97. Bunga Mawar 121

Gambar 98. Bunga Melati 122

Gambar 99. Daun Sirih 122

Gambar 100. Kaktus 123

Gambar 101. Buah Pisang 123

Gambar 102. Buah Sirsat 124

Gambar 103. Buah Jambu 124

Gambar 104. Buah Semangka 125

Gambar 105. Pohon Pisang 125

Gambar 106. Pohon Mangga 126

Gambar 107. Pohon kelapa 126

Gambar 108. Pohon Apel 127

Gambar 109. Pohon Jeruk 127

Gambar 110. Ayam Jago 128

Gambar 111. Burung Beo 128

Gambar 112. Burung Elang 129

Gambar 113. Kalkun 129

Gambar 114. Kucing 130

Gambar 115. Kelinci 130

Gambar 116. Kuda 131

Gambar 117. Kambing 131

Gambar 118. Pohon pisang sebagai acuan 132

Gambar 119. Sketsa acuan yang sudah dibuat 132

(18)

Gambar 120. Memberi warna dasar 133

Gambar 121. Mempertegas bentuk objek 134

Gambar 122. Membuat detail pisang bagian atas 135

Gambar 123. Membut detil pisang bagian bawah 136

Gambar 124. Membuat detail jantung pisang 137

Gambar 125. Membuat kesan daun 138

Gambar 126. Membuat kesan pelepah 138

Gambar 127. Membuat kesan langit diantara dedaunan 139

Gambar 128. Membuat detil bagian tertentu 140

Gambar 129. Mencermati dan mengoreksi lukisan yang dihasilkan 141

Gambar 130. Memasang pigura hasil lukisan 142

Gambar 131. Membuat lukisan realis kuda 143

Gambar 132. Memperbaiki sketsa yang telah dibuat sebagai acuan

144

Gambar 133. Sketsa kuda setelah diperbaiki 145

Gambar 134. Memberi warna dasar lukisan kuda 146

Gambar 135. Mempertegas bentuk objek 147

Gambar 136. Membuat kesan objek bervolume 148

Gambar 137. Membuat detail bagian mata kuda dan sekitarnya 149

Gambar 138. Membuat detil bagian hidung kuda 150

Gambar 139. Membuat detail bagian rambut kuda 151 Gambar 140. Membuat detail bagian telinga kuda 152

Gambar 141. Menyelesaikan bagian leher kuda 152

Gambar 142. Membuat detail bagian torso kuda 153

Gambar 143. Menyelesaikan bagian punggung dan perut kuda 154 Gambar 144. Menyelesaikan bagian pinggul kuda 155

Gambar 145. Membuat detil bagian ekor kuda 155

Gambar 146. Membuat Detail Bagian kaki depan Kuda 156 Gambar 147. Membuat detail bagian kaki belakang kuda 157

Gambar 148. Membuat detail bagian rumput 158

Gambar 149. Menambahkan kesan rumput gelap 158

Gambar 150. Membuat detil bagian bayangan kuda 159

(19)

Gambar 154. Meyelesaikan bagian daun pisang 163 Gambar 155. Membuat kesan tanah pada bagian belakang 163 Gambar 156. Mengkaburkan bagian antara daun-daun pisang 164

Gambar 157. Hasil akhir lukisan Kuda 166

Gambar 158. Tahap akhir memasang pigura 167

(20)

Halaman

Tabel 1. Pengamatan aliran seni lukis 6

Tabel 2. Lembar menanya 7

DAFTAR TABEL

(21)
(22)

Pendahuluanan 

 

A. Latar Belakang

Guru sebagai tenaga profesional mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat penting dalam mencapai visi pendidikan 2025 yaitu menciptakan insan Indonesia cerdas dan kompetitif. Karena itu, profesi guru harus dihargai dan dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. PKB merupakan bagian penting dari proses pengembangan keprofesionalan guru. Konsekuensi dari guru sebagai profesi adalah pengembangan keprofesian berkelanjutan. Oleh karena itu modul dengan judul Seni Lukis ini disajikan untuk meningkatkan dan mengembangkan keprofesian guru, khususnya bagi guru yang belum mencapai standar kompetensi sesuai dengan hasil penilaian kinerja, atau dengan kata lain berkinerja rendah, sehingga harus mengembangkan kompetensinya guru dengan cara menambah pengetahuan dan keterampilan baru. Disamping itu semua, modul ini dirancang agar dapat memperkecil jarak antara pengetahuan, keterampilan, kompetensi sosial dan kepribadian yang mereka miliki sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan ke depan berkaitan dengan profesinya itu .

Dalam belajar Seni Lukis, ada beberapa hal pokok yang harus dikuasai dan dimiliki, yakni kepekaan estetik atau keindahan, keterampilan teknik, dan imajinasi kreatif. Kepekaan estetik atau rasa keindahan harus dimiliki oleh setiap orang yang memilih profesi bidang kesenian karena inti dari seni adalah keindahan. Keindahan berada pada rasa. Apabila berhubungan dengan penglihatan, maka ketajaman rasa keindahan berada pada kepekaan visual yang perlu diasah secara terus menerus agar mencapai ketajamannya. Begitu pula dengan keterampilan teknik menggunakan alat dan bahan berhubungan erat dengan kepekaan estetik. Keduanya tidak dapat dipisahkan, antara rasa keindahan dan keterampilan teknis lebur

PENDAHULUAN

(23)

tidak memiliki kepekaan estetik yang memadai. Begitu pula seniman tanpa menguasai ketrampilan teknik dan kepekaan estetik tidak akan dapat menghasilkan karya seni lukis yang baik.

B. Tujuan

Setelah mempelajari modul ini peserta didik diharapkan dapat:

1. memahami dan menerapkan pembelajaran seni lukis secara profesional, 2. memahami dan menerapkan aliran-aliran dalam seni lukis,

3. memahami dan menerapkan keteknikan dalam seni lukis, dan 4. memahami dan menerapkan dalam praktek berkarya seni lukis.

C. Peta Kompetensi

Mata Pelajaran : Seni Budaya (Seni Rupa) SMA/SMK

No Kompetensi Utama

Kompetensi Guru Inti

Kompetensi Guru Inti

Kompetensi Guru Mata Pelajaran/Kelas/Keahlian

Indikator Esensial/

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Grade

a b c d e f

2. Profesional 20.

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran seni budaya (seni rupa)

20.1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan (mencakup materi yang bersifat konsepsi, apresiasi, dan kreasi/rekreasi) yang mendukung

pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni rupa)

1. Mengapresiasi aliran-aliran dalam seni lukis 2. Menelaah

keteknikan dalam seni lukis 3. Menerapkan

pengetahuan bahan dan alat dalam seni lukis 4. Membuat karya

seni rupa dua dimensi (seni lukis)

6

6

6

6

(24)

Pendahuluanan 

 

D. Ruang Lingkup

Profesional:

E. Saran Cara Penggunaan Modul

1. Prasyarat yang harus dipenuhi untuk mempelajari modul ini harus sudah menguasasi semua modul yang ada pada grade 5

2. Pelajari dan pahami dengan seksama materi yang ada pada setiap kegiatan pembelajaran dalam modul ini.

3. Ikuti instruksi yang ada dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Berkarya Seni Lukis

1. Aliran Seni Lukis

2. Teknik seni Lukis

3. Pengetahuan bahan dan alat  

4. Berkarya seni lukis  

Metode Pembelajaran Seni Lukis 

(25)
(26)

Pembelajaran 1: 

Aliran Seni Lukis   

ALIRAN SENI LUKIS

A. Tujuan

1. Mengetahui dan memahami aliran seni lukis.

2. Mengetahui dan memahami perbedaan aliran seni lukis.

3. Mengetahui dan memahami teknik melukis sesuai dengan aliran.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menerapkan dan melaksanakan teori pembelajaran dan karakteristik peserta didik dalam berkarya seni lukis.

2. Menerapkan dan melaksanakan metode pembelajaran seni lukis melalui:

Pendekatan Saintifik, Inkuiri, Pembelajaran Berbasis Proyek dan Bahasa Sebagai Penghela dalam berkarya seni lukis.

3. Menerapkan dan melaksanakan teori Berapresiasi dan Berkreasi dalam pembelajaran seni lukis.

C. Uraian Materi

Uraian materi terdapat pada lampiran 1.

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Mengamati:

Aktivitas mengamati bertujuan untuk menggali informasi awal dari kondisi riil yang ada dilingkup pembelajaran kita. Anda dapat mengamati peserta didik Anda ketika berada didalam kelas, atau Anda dapat mengamati peserta diklat yang lain berkaitan dengan pembelajaran yang mereka alami. Berikut beberapa hal yang dapat digali berkaitan dengan aktivitas

KEGIATAN PEMBELAJARAN

(27)

a. Amati dan cermati materi aliran seni lukis!

b. Amatilah hasil lukisan aliran Realis dan Naturalisme, apa perbedaannya!

c. Amatilah aliran lukisan Expresionisme, apa yang dihasilkan dengan corak goresannya.

d. Amatilah aliran Dekorativisme ciri khas apa yang dimiliki oleh lukisan tersebut.

e. Amatilah hasil lukisan dengan aliran Surealisme, apa yang menarik pada lukisan tersebut?

Tabel 1. Pengamatan Aliran Seni Lukis

NO HAL YANG DIAMATI PENJELASAN KET.

1 Hasil lukisan dengan berbagai macam aliran.

2 Lukisan aliran Realis dan Naturalisme, apa

perbedaannya.

3 Lukisan Expresionisme, apa yang dihasilkan dengan corak goresannya.

4 Aliran Dekorativisme cirikhas apa yang dimiliki dalam hasil lukisan tersebut.

5 Hal-hal unik yang ditemui pada aliran lukisan Surealisme

2. Menanya

Dari hasil mengamati yang sudah Anda lakukan, mungkin timbul rasa ingin tahu yang besar mengenai beberapa hal. Anda dapat mensistematiskan beragam pertanyaan dalam pikiran Anda, dan Anda dapat menanya sebagai pertanyaan verbal atau menyimpannya sebagai keingintahuan.

(28)

Pembelajaran 1: 

Aliran Seni Lukis   

a. ciri khas apa yang diliki pada lukisan tersebut?

b. bagaimana aliran lukisan bisa terjadi?

c. menanya apakah yang dimaksud dengan seni pop itu dan apa bedanya dengan aliran dekoratif?

Tabel 2. Lembar Menanya

No Pertanyaan Jawaban

1 Aliran realis ciri khas apa yang diliki pada lukisan tersebut?

2 Bagaimana aliran lukisan bisa terjadi?

3 Bagaimana aliran lukisan bisaterjadi?

4 Apakah seni pop itu dan apa bedanya dengan aliran dekoratif?

E. Latihan/Kasus/Tugas

1. Sebutkan aliran-aliran lukisan yang Anda ketahui

--- --- --- --- --- ---

(29)

2. Pada lukisan aliran realis ciri khas apa saja yang Anda Ketahui?

--- --- --- --- --- ---

3. Siapakah tokoh pelukis aliran realis di Indonesia?

--- --- --- --- --- ---

4. Sebutkan salah satu judul lukisan tokoh pelukis aliran realis!

--- --- --- --- --- --- 5. Pada lukisan aliran naturalisme ciri khas apakah yang Anda ketahui?

--- --- --- --- --- ---

(30)

Pembelajaran 1: 

Aliran Seni Lukis   

6. Siapakah tokoh pelukis aliran naturalisme di Indonesia?

--- --- --- --- --- ---

7. Siapakah tokoh pelukis aliran ekspresionisme di Indonesia?

--- --- --- --- --- ---

8. Bentuk-bentuk apakah yang menonjol dalam lukisan dengan aliran kubisme?

--- --- --- --- --- ---

9. Karya lukisan yang senantiasa berhubungan dengan hasrat menyederhanakan bentuk dengan jalan mengadakan distorsi, ciri-cirinya bersifat kegarisan, berpola, ritmis, pewarnaannya rata, dan secara umum mempunyai kecenderungan kuat untuk menghias, termasuk aliran:

--- --- --- ---

(31)

10. Pelukis yang memanfaatkan bentuk-bentuk nyata menjadi bentuk dalam mimpi yang tidak logis termasuk aliran:

--- --- --- --- --- ---

F. Rangkuman

1. Aliran Seni Lukis Realis

Seni lukis ralis adalah salah satu aliran seni lukis yang dalam pengungkapannya berusaha menggambarkan suatu objek seperti apa adanya, yang dijadikan sebagai subjek yang tampil dalam suatu karya seni lukis, subyek tersebut divisualkan sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan apapun yang dapat mengarah pada interpretasi tertentu. Seni lukis realis juga dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk menunjukkan kenyataan, tanpa adanya usaha untuk menutupi hal yang jelek sekalipun, semua tampil apa adanya.

2. Aliran Seni Lukis Naturalisme

Naturalisme adalah corak karya seni rupa yang teknik pelukisannya berpedoman pada peniruan alam untuk menghasilkan karya seni.

Sehingga seniman terikat sekali pada hukum proporsi, anatomi, perspektif, dan teknik pewarnaan untuk mencapai kemiripan sesuai dengan perwujudan objek yang diserap mata.

3. Impresionisme

Aliran Impresionisme adalah aliran yang berusaha penampilkan kesan- kesan pencahayaan yang kuat, dengan penekanan pada tampilan warna dan bukan bentuk.

(32)

Pembelajaran 1: 

Aliran Seni Lukis   

4. Expresionisme

Aliran Expresionisme merupakan kecenderungan seorang seniman untuk mendistorsi kenyataan dengan efek-efek emosional. Disebut ekspresionisme karena senimannya menjelajah ke dalam batin, sehingga apa yang diungkapkan adalah bentuk psikologis dari senimannya. Kaum ekspresionis melukiskan emosinya dengan goresan dan warna diiringi oleh ledakan emosi pada perasaannya.

5. Kubisme

Aliran Kubuisme adalah aliran yang salah satu konsepnya menggambarkan beberapa sudut pandang sekaligus dalam sebuah lukisan, misalnya pandangan depan, samping dan atas. Hasilnya memang bukan benda sebagaimana yang dilihat tetapi susunan unsur- unsur dari obyek benda yang dilukis. Kubisme merupakan seni rupa yang dihasilkan karena studi terhadap seni-seni purba, konsep-konsep seni tersebut kemudian diungkapkan dalam bahasa rupa baru.

6. Seni Abstrak

Aliran Abstrak merupakan bentuk imajinasi seni yang diolah oleh seniman dalam mencari esensi bentuk obyeknya sehingga bentuk dan wujudnya menjadi unik serta bentuk dari lukisan abstrak itu sendiri tidak kita kenal sekalipun kita jumpai dalam alam nyata. Seni rupa abstrak adalah seni yang mengungkapkan intisari atau esensi dari suatu obyek yang nyata, jadi bukan menggambarkan apa yang kasat mata.

7. Dadaisme

Aliran Dadaisme adalah aliran seni lukis yang menyajikan karya artistic dari bentuk yang seram, magic, mengerikan, dan kekanak-kanakan terkadang mengesankan ciri-ciri: dominan warna hitam, merah, putih, hijau dengan pewarnaan primer tajam dan kontras. Sesuai dengan idenya, kelompok Dada menjungkirbalikkan nilai-nilai seni yang telah

(33)

sesuatu pada tiruan sebuah karya terkenal, misalnya lukisan Monalisa diberi kumis.

8. Surealisme

Aliran Surealisme adalah aliran seni yang menunjukan kebebasan kreativitas sampai melampaui batas logika, suatu karya seni yang menggambarkan ketidak laziman sehingga disebut sebagai seni yang melampaui pikiran atau logika. Surealism merupakan singkatan dari Super-realism, sebab apa yang diungkapkan dalam lukisan merupakan hal-hal diluar kenyataan.

9. Dekorativisme

Aliran dekoratif adalah aliran yang senantiasa berhubungan dengan hasrat menyederhanakan bentuk dengan jalan mengadakan distorsi.

Karya seni rupa dekoratif senantiasa berhubungan dengan hasrat menyederhanakan bentuk dengan jalan mengadakan distorsi, ciri- cirinya bersifat kegarisan, berpola, ritmis, pewarnaannya rata, dan secara umum mempunyai kecenderungan kuat untuk menghias.

Tujuan dan sifat hias ini menyebabkan keindahan rupa dekoratif termasuk kategori seni yang mudah dicerna oleh masyarakat. Pada karya dua dimensi sering mengabaikan unsur perspektif dan anatomi, sedangkan pada karya tiga dimensi mengabaikan plastisitas bentuk (naturalistis).

10. Seni Pop

Aliran seni Pop berasal dari istilah populer culture yaitu sebuah ungkapan untuk menggambarkan sebuah budaya yang lebih berkaitan dengan hiburan, komersial dan bersifat non formal. Budaya ini ditandai oleh ketiadaan penggangguran, konsumerisme, makin meningkatnya kesejahteraan, mobilitas sosial ke atas, melonggarnya struktur kelas dalam masyarakat, berubahnya pandangan sosial, dan kesejahteraan kaum muda beserta budaya protesnya, pengalaman dan kepekaan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

(34)

Pembelajaran 1: 

Aliran Seni Lukis   

Pop Art merupakan produk sistem perekonomian kapitalis, di mana segala hal dalam kehidupan ini, termasuk hal-hal yang berada dalam wilayah realitas simbolisme diusahakan menjadi komoditi yang bisa dijual ke pasar luas.

11. Seni Optik

Seni optik adalah gaya seni visual yang menggunakan ilusi optikal, seni ini memperhatikan interaksi antara ilusi dan penggabungan pengertian serta penglihatan, bersifat abstrak, kebanyakan berbentuk potongan yang hanya dibuat dengan warna hitam putih.

Seni optik meliputi seni dua dimensi dan tiga dimensi, yang mendasarkan diri pada ilmu optik, ilmu cahaya, dan ilmu warna untuk mengolah bentuk-bentuk tertentu yang digunakan untuk mengeksploitasi fallibilitas mata. Seni optik pada umumnya berbentuk abstrak, formal, dan konstruktivis melalui bentuk yang khas geometrik dan perulangan yang teratur, rapi, teliti, sehingga dapat menimbulkan efek-efek yang mengecoh mata dengan ilusi ruang. Warna-warna yang digunakan kebanyakan warna cerah dengan memberikan batas pada hue atau saturation yang tajam dan tegas.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah mempelajari Materi Pembelajaran 2, refleksikan diri Anda dengan menjawab pertanyaan berikut ini:

1. Manfaat apa yang Anda peroleh setelah mempelajari materi ini?

2. Apakah yang akan Anda lakukan untuk memperluas pengetahuan Anda tentang materi ini?

3. Sikap positif apa yang Anda rasakan setelah mempelajari materi ini?

4. Bagaimana Anda akan berbagi pengetahuan dengan teman dan orang lain setelah mempelajari materi ini?

(35)

   

(36)

Pembelajaran 2: 

Pengetahuan Alat dan Bahan Seni Lukis   

Pengetahuan Alat dan Bahan Seni Lukis

A. Tujuan

1. Mengetahui berbagai jenis dan perbedaan karakter alat dan bahan yang digunakan untuk berkarya seni lukis.

2. Memahami berbagai alat dan bahan yang biasa digunakan dalam praktek berkarya seni lukis.

3. Mengenal karakter alat dan bahan dengan baik yang dilakukan dengan kegiatan praktek secara langsung.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Dapat menerapkan pengetahuan jenis alat dan bahan yang akan digunakan untuk berkarya seni lukis secara tepat.

2. Dapat menerapkan berbagai alat dan bahan yang biasa digunakan dalam praktek berkarya seni lukis.

3. Dapat menerapkan karakter alat dan bahan dengan baik yang dilakukan dengan kegiatan praktek secara langsung.

C. Uraian Materi

Uraian materi terdapat pada lampiran 2.

KEGIATAN PEMBELAJARAN

(37)

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Perhatikan gambar pada materi alat bahan arang dengan seksama, bagaimana potensi arang dapat digunakan untuk membuat karya senirupa yang berkualitas. Amati bagaimana potensi goresan arang itu dan pikirkanlah bagaimana menerapkannya menjadi sebuah karya seni rupa.

2. Amati dan perhatikan karya pensil biasa pensil warna dan pensil cat air pada materi bahan dan alat pensil, kenali potensi dan karakternya.

3. Perhatikan goresan-goresan pastel pada materi bahan pastel dan cari referensi gambar lain yang menggunakan bahan pastel sebagai acuan untuk berkarya, bagaimana potensi pastel dapat digunakan untuk membuat karya.

4. Perhatikan karya pada materi bahan tinta, bagaimana keterampilan pembuatnya menggunakan alat pena, kuas dan bahan tinta.

5. Amati karya cat air pada materi bahan cat air diskusikan dengan teman mengenai teknik yang digunakan dan bagaimana pula proses pengerjaannya. Amati efek cat air yang menjadi ciri khasnya.

E. Latihan/Kasus/Tugas

1. Bagaimana cara menggunakan bahan arang, lakukanlah latihan berikut ini. Ambilah selembar kertas gambar dan sebatang arang, lalu buatlah goresan-goresan berupa blok dan garis dengan berbagai variasinya.

Ulangi latihan ini beberapa kali dan perhatikan hasilnya.

2. Agar dapat lebih memahami cara penggunaan pensil, lakukanlah latihan berikut ini. Ambilah selembar kertas kemudian buatlah goresan-goresan berupa garis dan blok dengan berbagai variasinya dengan menggunakan jenis pensil HB.

(38)

Pembelajaran 2: 

Pengetahuan Alat dan Bahan Seni Lukis   

3. Lakukanlah tugas ini untuk mengetahui dengan sebenarnya tentang potensi estetik (keindahan) dari bahan pastel. Ambil sehelai kertas gambar. Gunakan pastel kapur untuk membuat goresan-goresan dengan berbagai variasinya, kembangkan rasa keindahan anda pada waktu membuat goresan.

4. Lakukan latihan membuat goresan dengan tinta dan menyusun bentuk organis, geometris dan garis dengan tonasi dari terang ke gelap, amati dan rasakan potensi keindahannya. Atau buatlah bentuk digambar dengan tepat beri kontur dengan tinta hitam. Selanjutnya bentuk-bentuk diblok penuh dengan tinta hitam.

5. Untuk mengetahui karakter cat air lakukanlah latihan berikut ini : a. Ambil selembar kertas A4 dan cat air

b. Keluarkan beberapa jenis warna cat air dari tubenya tuang di atas palet, beri air dan aduk sampai rata.

c. Dengan kuas cat air berbagai ukuran buatlah percobaan goresan- goresan dengan berbagai variasinya.

d. Setelah selesai cermati hasil goresan itu, kenali efek-efek yang baik dari goresan cat air tersebut.

6. Lakukanlah eksprorasi bentuk geometris dengan bahan cat minyak atau cat akrilik di atas kertas gambar A4

F. Rangkuman

Berdasarkan sifat materialnya, bahan berkarya seni rupa dapat dikategorikan ke dalam bahan keras dan bahan lunak, bahan cair dan bahan padat dan sebagainya. Alat dan bahan yang diperlukan antara lain:

1. Pensil

Merupakan alat yang lembut, tidak banyak memberikan kedalaman, dan tingkat kekerasannya bermacam-macam;

a. Pensil Biasa:

(39)

menutup bidang gambar dan membuat bayangan. Walaupun pensil biasa sudah cukup cocok untuk dipergunakan menggambar, namun dalam pengunaannya harus diperhatikan mutu dan jenis pensilnya.

b. Pensil Keras (dengan istilah pensil Hard/H)

Pensil jenis ini memiliki tingkat dan kwalitas kekerasan mulai dari 9 H (sangat keras) kemudian F. Pensil jenis ini biasanya banyak dipakai untuk menggambar mistar, karena jenisnya yang keras tersebut.

Semakin keras tingkatan isi pensil, semakin dapat digunakan untuk menghasilkan garis-garis yang padat, halus dan tipis.

c. Pensil sedang (dengan istilah pensil medium hard/HB).

Pensil ini dipakai untuk membuat desain/ sket/ gambar rencana, baik untuk gambar dekorasi maupun gambar reklame.

d. Pensil Lunak (dengan istilah pensil Soft/B)

Isi pensil yang lunak dapat menghasilkan garis-garis yang padat, gelap dan gelap terang. Jenis pensil ini banyak dipakai untuk menggambar potret, benda atau pemandangan alam dalam warna hitam putih.

2. Pastel

Pastel adalah media menyerupai kapur tulis tetapi dibuat dengan pigmen warna dicampur dengan zat pengikat berupa resin dan plaster. Bahan ini dicampur, dibuat pasta kemudian dibentuk batangan dan dikeringkan.

Kualitas pastel tergantung dari komposisi bahannya. Pastel dengan warna cerah biasanya bahan plasternya sedikit, karena bahan ini berfungsi untuk mengurangi cerahnya pigmen warna.

Pastel dapat digunakan untuk membuat garis atau arsiran dan dikombinasi blok tipis atau sebaliknya dengan blok yang tebal menutup permukaan kertas.

(40)

Pembelajaran 2: 

Pengetahuan Alat dan Bahan Seni Lukis   

3. Cat Air

Cat air merupakan media seni rupa yang memiliki sifat khusus yaitu tembus pandang / transparan. Apabila terjadi susunan warna tumpang tindih maka warna yang tertindih tidak tertutup sepenuhnya. Bahkan dari garis tumpang tindih itu menimbulkan efek warna campurannya

4. Kuas

Kuas merupakan alat pokok dalam menggambar, selain pena dan pensil.

Mutu kuas ditentukan oleh mutu bulunya dan teknik mencengkeramkan pada gagangnya. Bentuk goresan yang dihasilkan ditentukan oleh bentuk, ketebalan dan panjang bulunya.

5. Pisau Palet

6. Karet Penghapus

Untuk menghilangkan bagian gambar yang tidak terpakai.

7. Kertas

Untuk keperluan menggambar pada saat ini ada banyak jenis kertas yang dapat dijumpai di pasaran dengan berbagai kualitas dan ukuran.

Kertas yang permukaannya halus dan keras sangat baik digunakan untuk menggambar dengan pena dan tinta. Permukaan kertas yang kasar baik untuk arang, krayon, pastel dan pensil lunak.

8. Kanvas

Kanvas digunakan sebagai media bidang gambar untuk melukis menggunakan cat akrilik, namun pemakaiannya untuk melukis harus dibentang diatas kayu span ram.

9. Cat Minyak

(41)

10. Cat Acrilik

Cat akrilik adalah cat sintetis yang cepat kering, dibuat dari campuran larutan emulsi resin sebagai medium (cairan) dan pigmen warna, bahan resin berfungsi sebagai medium untuk mengikat pigmen (warna), terbuat dari bahan minyak alami seperti minyak biji rami yang digunakan dalam cat akrilik.

11. Palet Cat Akrilik

Palet cat akrilik berbeda dengan palet untuk cat air, palet cat air memiliki banyak sekat-sekat untuk menampung cat dan air, sedangkan palet cat akrilik memilik permukaan datar tanpa ada sekat- sekat pembatas. Palet ini digunakan untuk mencampur cat dengan sedikit air saja, atau bahkan tanpa air.

12. Pipet

Pipet berukuran 1 ml yaitu jenis pipet yang sering dijual diapotik dengan pangkal penyedot dari karet yang dipijit, digunakan untuk mengisap air dan menambah air bersih dari pipet tersebut ke dalam palet- pencampuran atau baki pada waktu mencampur cat air.

13. Kain Lap

Untuk membersihkan dan mengeringkan kuas pada waktu melukis dengan cat air.

14. Papan Landasan

Digunakan pada saat melukis dengan media cat air, papan ini dapat digerakkan dengan bebas, bahkan diputar diatas meja atau di pangkuan.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah mempelajari Materi Pembelajaran 3, reflesikan diri Anda dengan menjawab pertanyaan berikut ini:

1. Manfaat apa yang Anda peroleh setelah mempelajari materi ini?

(42)

Pembelajaran 2: 

Pengetahuan Alat dan Bahan Seni Lukis   

2. Apakah yang akan Anda lakukan untuk memperluas pengetahuan Anda tentang materi ini?

3. Sikap positif apa yang Anda rasakan setelah mempelajari materi ini?

4. Bagaimana Anda akan berbagi pengetahuan dengan teman dan orang lain setelah mempelajari materi ini?

                                   

(43)

 

(44)

Pembelajaran 3: 

Teknik Berkarya Seni Lukis   

TEKNIK BERKARYA SENI LUKIS

A. Tujuan

1. Mengetahui dan memahami teknik Aquarel.

2. Mengetahui dan memahami teknik Opaque.

3. Mengetahui dan memahami teknik Impasto.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menerapkan teknik Aquarel untuk melukis.

2. Menerapkan teknik Opaque untuk melukis.

3. Menerapkan teknik Impasto untuk melukis.

C. Uraian Materi

Uraian materi terdapat pada lampiran 3.

 

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Menanya

a. Segala sesuatu yang berkaitan erat dengan teknik aquarel untuk membuat seni lukis.

b. Segala sesuatu yang berkaitan erat dengan teknik opaque untuk membuat seni lukis.

c. Segala sesuatu yang berkaitan erat dengan teknik impasto untuk membuat seni lukis.

d. Segala sesuatu yang berkaitan erat dengan ciri atau karakteristik ketiga teknik tersebut.

KEGIATAN PEMBELAJARAN

(45)

2. Mengumpulkan Data/Mencoba/Eksperiman

a. Kumpulkan data yang berkaitan dengan objek studi dari berbagai sumber/referensi:

1) Teknik Aquarel 2) Teknik Opaque 3) Teknik Impasto

4) Karakteristik dari ketiga teknik tersebut

b. Laporkan data anda dengan berbagai media (cetak, elektronik)

3. Mengasosiasikan/Mendiskusikan

a. Diskusikan dengan teman anda dalam kelompok 1) Teknik Aquarel

2) Teknik Opaque 3) Teknik Impasto

4) Karakteristik dari ketiga teknik tersebut b. Tulislah hasil diskusi anda

4. Mengkomunikasikan/menyajikan/membentuk jaringan

a. Dari semua hasil pengamatan dan diskusi, maka data yang sudah dikumpulkan dan dirangkum, dibuat menjadi laporan tentang apresiasi seni lukis realis yang meliputi :

1) Teknik Aquarel 2) Teknik Opaque 3) Teknik Impasto

4) Karakteristik dari ketiga teknik tersebut

b. presentasikan dihadapan teman dan guru/pameran di sekolah/luar sekolah

(46)

Pembelajaran 3: 

Teknik Berkarya Seni Lukis   

Untuk menambah wawasan peserta didik dalam kegiatan belajar, dapat juga ditambahkan metode :

a. Studi pustaka

a. Mencari referensi tentang teknik Aquarel, Opaque dan teknik Impasto seni lukis realism di perpustakaan sekolah, kemudian mempelajari dan mencermati dengan seksama

b. Mencari data/browsing di internet tentang teknik Aquarel, Opaque dan teknik Impasto seni lukis realism untuk pengayaan materi dan menambah wawasan

c. Belajar dengan membaca dari jurnal, buku atau majalah tentang teknik Aquarel, Opaque dan teknik Impasto seni lukis realis.

b. Melihat pameran

a. Melihat pameran seni lukis, sehingga dapat langsung mengapresiasi keteknikan yang diterapkan pada karya-karya para seniman lukis yang dipajang dalam pameran.

b. Mencermati katalog pameran yang diperoleh, sehingga dapat Mengetahui lebih banyak informasi tentang keteknikan dalam berkarya, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk berkarya seni lukis.

c. Membuat dokumentasi foto karya-karya yang dipamerkan, sehingga dapat memotivasi diri untuk pengembangan keteknikan dalam berkarya.

c. Kunjungan studio

a. Mengunjungi studio seniman profesional, sehingga dapat mengetahui secara langsung penerapan teknik melukisnya

b. Melakukan wawancara langsung dengan seniman lukis, dalam rangka memperoleh penjelasan tentang keteknikan yang diterapkan pada karya seninya

(47)

E. Latihan/Kasus/Tugas

1. Apakah yang dimaksud dengan Teknik Aquarel dalam melukis?

...

...

...

...

...

...

...

Buatlah eksplorasi warna merah dan biru dengan bahan cat air di atas kertas dengan teknik Aquarel dan buatlah bentuk kotak!

(48)

Pembelajaran 3: 

Teknik Berkarya Seni Lukis   

2. Apakah yang dimaksud dengan Teknik Opaque dalam melukis?

...

...

Buatlah eksplorasi gradasi beberapa warna dengan bahan cat Acrilik di atas kertas dengan teknik Opaque dan buat bentuk silinder!

3. Apakah yang dimaksud dengan Teknik Impasto dalam melukis?

...

...

...

...

...

...

(49)

F. Rangkuman

Lukisan cat air dimulai sejak ditemukannya kertas di Tiongkok sekitar tahun 100 M. Pada abad 12 bangsa Moor memperkenalkan kertas ke Spanyol kemudian beberapa dekade berikutnya menyebar ke Italia. Lukisan cat air tertua yang pernah ditemukan dibuat oleh Raffaello Santi yang membuat kartun-kartun untuk desain gorden

Teknik aquarel, merupakan teknik melukis dengan menggunakan bahan cat air dikerjakan dengan cara yang sangat khas dan unik. Sangat khas dalam arti penggunaan warna cat air sedikit tetapi banyak menggunakan air, sehingga warna yang muncul diatas bidang gambar adalah transparan, Unik karena menggunakan bahan cat air berbeda dengan menggunakan bahan atau teknik lainnya, baik media basah maupun media kering , Salah satu keunikan teknik Aquarel ini yang paling menonjol adalah pada tampilan visual gambar atau lukisan yang dihasilkan

Pada umumnya bahan cat air dipakai untuk menggambar atau melukis menggunakan kuas lancip yang lembut bulunya, kemudian sebagai pengencernya adalah air yang berlebih, tetapi bisa pula dicampurkan dengan material lain. Biasanya akrilik atau collage. Cat air dengan campuran air berlebih menghasilkan warna yang terang dan segar. Warna ini dihasilkan oleh cahaya yang mampu menembus lapisan cat yang transparan.

Eksplorasi keteknikan dalam melukis menggunakan cat air merupakan bagian penting yang harus dilalui, karena merupakan penguasaan keteknikan dasar yang akan sangat berpengaruh pada hasil yang akan dicapai dalam melukis realis. Menggunakan cat warna butuh kesabaran yang tinggi. Resiko lainnya adalah kertas menjadi melengkung atau robek jika terlalu banyak menggunakan air dan terlalu banyak gesekan kuas dengan permukaan kertas.

Teknik Opaque adalah teknik melukis menggunakan cat minyak, cat poster, cat akrilik maupun cat air, dengan kondisi cat dibuat kental, tidak banyak menambah minyak atau air, dan saat menggunakan dilakukan dengan

(50)

Pembelajaran 3: 

Teknik Berkarya Seni Lukis   

goresan yang tebal, sehingga menghasilkan warna pekat dan padat. Teknik ini sering disebut dengan teknik plakat atau teknik poster.

Teknik Impasto merupakan teknik lukisan di mana cat dilapiskan dengan sangat tebal di atas kanvas sehingga arah goresan sangat mudah terlihat.

Cat yang digunakan bisa tercampur di atas kanvas. Saat kering, teknik impasto akan menghasilkan tekstur yang jelas, sehingga kesan kehadiran objek lebih terasa.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah mempelajari Materi Pembelajaran 4, reflesikan diri Anda dengan menjawab pertanyaan berikut ini.

1. Manfaat apa yang Anda peroleh setelah mempelajari materi ini?

2. Apakah yang akan Anda lakukan untuk memperluas pengetahuan Anda tentang materi ini?

3. Sikap positif apa yang Anda rasakan setelah mempelajari materi ini?

4. Bagaimana Anda akan berbagi pengetahuan dengan teman dan orang lain setelah mempelajari materi ini?

(51)
(52)

Pembelajaran 4: 

Membuat Karya Seni Lukis Realis Flora dan Fauna Bahan Cat Akrilik   

MEMBUAT KARYA SENI LUKIS REALIS FLORA DAN FAUNA BAHAN CAT

AKRILIK

A. Tujuan

1. Mengamati beragam obyek flora dan fauna yang akan dipindahkan ke bidang gambar sebagai obyek lukisan.

2. Menganalisa karakter obyek flora dan fauna yang meliputi bentuk, warna, ukuran, proporsi, pencahayaan dan komposisi.

3. Mengeksplorasi sketsa obyek flora dan fauna 4. Menentukan sketsa terbaik

5. Membuat karya seni lukis realis obyek flora dan fauna dengan menerapkan keteknikan Opaque bahan cat akrilik.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Melakukan beragam obyek flora dan fauna yang akan dipindahkan ke bidang gambar sebagai obyek lukisan.

2. Menerapkan karakter obyek flora dan fauna yang meliputi bentuk, warna, ukuran, proporsi, pencahayaan dan komposisi.

3. Menerapkan karakter obyek flora yang meliputi bentuk, warna, ukuran, proporsi, pencahayaan dan komposisi.

4. Memilih sketsa terbaik untuk dijadikan lukisan

5. Membuat karya seni lukis realis obyek flora dan fauna dengan menerapkan keteknikan Opaque bahan cat akrilik.

KEGIATAN PEMBELAJARAN

(53)

C. Uraian Materi

Uraian materi terdapat pada lampiran 4.

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Carilah gambar atau foto flora dan fauna, pilah sesui dengan pengelompokannya, sebagai bahan untuk belajar berkarya melukis.

2. Amatilah hasil karya seni lukis tersebut berdasarkan teknik dan bahannya.

3. Menganalisa hasil karya seni lukis sesuai dengan aliran dan keteknikannya.

4. Cermatilah hasil lukisan dengan perbedaan keteknikan dan bahannya.

5. Tulislah hasil analisa Anda dan komunikasikan/presentasikan hasil karya seni lukis di hadapan teman sekelas Anda.

6. Amatilah dan cermatilah contoh lukisan dengan teknik Opaque untuk membuat karya lukisan Anda.

E. Latihan/Kasus/Tugas 1. Tugas latihan 1

a. Buatlah sebuah lukisan realis dengan teknik Opaque.

b. Tema lukisan flora: bunga, daun, pohon, sayuran atau buah –buahan c. Gunakan kanvas yang sudah dispanram ukuran A2.

d. Gunakan cat acrilik atau cat minyak.

e. Lakukanlah sket-sket terlebih dahulu, pilihlah sket terbaik untuk dijadikan sebuah lukisan.

(54)

Pembelajaran 4: 

Membuat Karya Seni Lukis Realis Flora dan Fauna Bahan Cat Akrilik   

(55)

2. Tugas latihan 2

b. Buatlah sebuah lukisan realis dengan teknik Opaque.

c. Tema lukisan fauna: hewan berkaki dua, berkaki empat atau hewan yang hidup di air.

d. Bahan Kanvas yang sudah dispanram ukuran A2.

e. Bahan cat akrilik atau cat minyak.

(56)

Pembelajaran 4: 

Membuat Karya Seni Lukis Realis Flora dan Fauna Bahan Cat Akrilik   

F. Rangkuman

1. Mengamati berbagai macam objek

Yang perlu diperhatikan dalam mengamati objek pada saat melukis realis, antara lain :

a. Jarak Pandang

Jarak pandang antara penggambar dengan benda (model) kira- kira tiga kali ukuran benda terpanjang atau tertinggi. Hal ini penting agar pengamatan dapat dilakukan secara menyeluruh dan detail. Jarak jangan terlalu jauh karena keterbatasan kemampuan mata melihat.

b. Sudut Pandang

Pemilihan sudut pandang sangat berpengaruh pada hasil gambar. Tidak semua objek flora dan fauna baik untuk dipandang pada sudut pandang tertentu, misalnya depan, samping, atas, bawah, dan sebagainya. Oleh sebab itu perlu kecermatan untuk menentukan apalagi menggambar benda- benda berkelompok. Hal ini harus dipertimbangkan pada saat menyusun komposisi.

2. Menganalisa karakter objek

Karakteristik setiap bentuk flora dan fauna berbeda-beda,. misalnya karakter tanaman bunga mawar berbeda dengan bunga sepatu, pohon kelapa berbeda dengan pohon pisang, begitu juga karakteristik setiap binatang berbeda-beda, bahkan sapi dengan kerbau masing- masing memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Untuk memvisualkan karakteristik setiap tanaman dan binatang dapat dilakukan antara lain dengan cara mengenali gestur tubuhnya, serta tekstur permukaan obyek tersebut, seperti kulit tumbuhan dan binatang ada yang bertekstur kasar, halus, nyata, dan semu. Dengan mencoba meniru nilai visual suatu permukaan objek, akan lebih mudah menggambarkan karakter benda

(57)

3. Melakukan eksplorasi Sketsa

Sebelum melukis buatlah beberapa sketsa alternatif, minimal 4 sketsa alternatif, karena dengan membuat beberapa sketsa alternatif pasti ada sketsa terbaik yang dihasilkan untuk dijadikan sebuah lukisan.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah mempelajari Materi Pembelajaran 5, reflesikan diri Anda dengan menjawab pertanyaan berikut ini:

1. Manfaat apa yang Anda peroleh setelah mempelajari materi ini?

2. Apakah yang akan Anda lakukan untuk memperluas pengetahuan Anda tentang materi ini?

3. Sikap positif apa yang Anda rasakan setelah mempelajari materi ini?

4. Bagaimana Anda akan berbagi pengetahuan dengan teman dan orang lain setelah mempelajari materi ini?

(58)

Penutup 

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam modul ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul modul ini.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman mau memberikan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya modul ini dan penulisan modul di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga modul ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

PENUTUP

(59)
(60)

Penutup 

REFERENSI:

A Agung Suryahadi, 2008. Seni Rupa untuk Sekolah Menengah Kejuruan.

Departemen Pendidikan Nasional

Adrian Hill, 1884. Bagaimana Menggambar. Bandung : Angkasa.

Agus Sachari, 2006. Seni Rupa dan Desain untuk SMA Kelas X. Penerbit Airlangga.

Agus Sachari, 2006. Seni Rupa dan Desain untuk SMA Kelas XI. Penerbit Airlangga.

Agus Sachari, 2006. Seni Rupa dan Desain untuk SMA Kelas XII. Penerbit Airlangga.

Banu Arsana, 2013. Seni Lukis Realis untuk Sekolah Menengah Kejuruan. Kelas XI Semester 2, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Banu Arsana, 2013. Gambar Bentuk untuk Sekolah Menengah Kejuruan.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Barron’s, All About Techniques in Pastel, 1998, New York, Barron’s Educational series,Inc.

Budi Saptoto, 2012. Bahan Ajar Pengetahuan Bahan dan Alat Politeknik Seni Buku Guru Seni Budaya Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK, 2014, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Buku Seni Budaya Kelas X Semester 2 SMA/MA/SMK/MAK, 2014, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Buku Siswa Seni Budaya Kelas X SMA/MA/SMK/MAK, 2014, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

DAFTAR PUSTAKA

(61)

Darramon, Jose M.1999. Drawing Pencil. Spain: BPI Comunication.Inc.

Dr. Iskandar Agung, M.Si., 2012, Panduan Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru, PT. Bestari Buana Murni.

Franks Gene, How To Draw and Paint Still Life In Pencil, 1989, Walter Foster Publishing, Inc.

Halim Budi, 2015, Panduan Terlengkap Jago Gambar dengan Pensil, Pustaka Diantara.

I Daksopartono, 1983, Ilmu Menggambar untuk SLTA, PN Balai Pustaka

I Gst. Ngurah Swastapa, A Agung Suryahadi, 2010, Bahan Ajar Diklat Seni Rupa, PPPPTK Seni dan Budaya

Norling, Ernes, 1989, How to Draw and Paint Perspective Drawing, Walter Foster Publishing, InC

Paramon Vilasalo, Jose Maria.1994. The Basics of Artistic Drawing. Spain:

Barron’s Educational series,Inc

Rasjoyo, 1999, Pendidikan Seni Rupa untuk SMU Kelas I, Penerbit Airlangga Rohmad Sulistya, 2015. Modul Diklat PKB Guru Kriya Keramik. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Tri Surantono, 2013, Dasar Kekriyaan untuk SMK Seni Rupa Kelas XI Semester I, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

The Complate Course on Painting and Drawing, 1994, The Basic of Artistic Drawing, Barron’s Educational series,Inc

Internet:

http://gurumuda.com/bse/menggambar-manusia http://khanzaku.wordpress.com

http://tomihermawan07.blogspot.com http://www.terbaca.com

Heryantohttp://ahlanzakiyyan.wordpress.com/

http://oho-desain.blogspot.com http://bamaandrew.wordpress.com

(62)
(63)

     

(64)

Lampiran 1. Uraian Materi Kegiatan Pembelajaran 1 – Aliran Seni Lukis

Seni Lukis

Secara umum, seni lukis dikenal melalui teknik perspektif atau perbedaan kecerahan antara satu warna dengan warna lainnya. Seni lukis merupakan karya seni rupa dua dimensi yang menampilkan unsur-unsur warna, bidang, garis, bentuk, dan tekstur. Karya seni lukis pada dasarnya dibentuk menggunakan berbagai teknik dalam perwujudannya. Nilai ekspresi yang terkandung dalam seni lukis sangat tinggi dan mudah untuk dirasakan.

Selain itu, seni lukis juga merupakan sebuah representasi informasi yang disimbolkan oleh seniman untuk disampaikan kepada masyarakat (apresiator dan penikmat seni). Karya seni lukis sering kali dijumpai diberbagai berbagai kegiatan, khususnya pameran. Dari seni lukis ini pula di Indonesia telah lahir banyak seniman yang melegenda, seperti Basuki Abdulah, Affandi, Joko Pekik, dan seniman lainnya yang telah banyak memberikan warna di dunia seni rupa Indonesia.

1. Aliran Seni Lukis Realis

Seni lukis realis merupakan salah satu aliran seni lukis yang pengungkapannya berusaha menggambarkan suatu objek seperti apa adanya, yang dijadikan sebagai subjek yang tampil dalam suatu karya seni lukis, subyek tersebut divisualkan sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan apapun yang dapat mengarah pada interpretasi tertentu. Seni lukis realis juga dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk menunjukkan kenyataan, realita sesungguhnya tanpa adanya usaha untuk menutupi hal yang jelek sekalipun, semua tampil apa adanya.

Pelukis realis selalu berusaha untuk menampilkan subyek lukisannya tidak hanya sekedar mirip dengan obyek aslinya, namun juga berupaya sampai mencapai pada tingkat karakter obyek, bahkan nuansa, dan suasananya pun seolah ikut direkam. Hal ini untuk memberi kesan hidup

(65)

berdasarkan pengalaman yang dia lihat ataupun alami dalam kehidupan ini.

Pengertian seni lukis realisme sering rancu dengan seni lukis naturalism, ada yang mengatakan sama antara keduanya, hanya beda dalam istilah penyebutannya. Namun ada yang mengatakan berbeda aliran (isme) antara keduanya, dengan alasan lukisan realisme itu lukisan yang cara pengungkapannya lebih mengutamakan kenyataan (real=nyata), sedangkan lukisan naturalisme pengungkapannya cenderung meniru alam (nature=alam). Persepsi kebanyakan orang bila disebutkan lukisan naturalisme yang terbayang dipikiran mereka adalah lukisan pemandangan alam yang indah permai , apabila disebut lukisan realisme yang terbayang adalah lukisan yang obyeknya terlihat nyata, tapi yang bukan pemandangan. Sehingga kalau melukiskan sesuatu sampai betul- betul terlihat nyata, itu realisme. sedangkan bila melukiskan sesuatu terlihat alamiah itu naturalism, akibatnya perbedaan antara seni lukis realime dan seni lukis naturalism belum sepenuhnya pas dan tidak lengkap. S.Sudjojono menyatakan bahwa seni lukis realisme itu identik dengan “Jiwo katon”, jadi seni lukis realisme itu lebih mengedepankan jiwanya, rohnya, isinya, dan semangatnya, dari tampilan sebuah lukisan.

Sedangkan seni lukis naturalisme itu hanya untuk bentuk fisiknya, kulitnya, bungkusnya, dan tampak luarnya saja.

Konsep seni lukis realis pada prinsipnya adalah menggambarkan suatu objek sesuai dengan realitas obyektif, dengan demikian, para seniman lukis realis tulen tidak akan pernah memanipulasi penerapan berbagai bahan, alat dan teknik untuk mengubah tampilan objek. Dengan seorang seniman yang mengikuti tradisi seni realis tidak akan pernah menambah- nambah bagus penampilan obyek ataupun menghilangkan sama sekali kelemahan tampilan obyek atau adegan yang sedang dilukisnya.

(66)

Seni lukis realis menolak keras subjektivitas dan imajinasi pelukisnya mempengaruhi penggambaran suatu obyek, karena mengutamakan penggambaran kehidupan sehari-hari dengan akurasi semaksimal mungkin, secara realis tanpa ada tendensi penambahan atau pengurangan realita.

Gambar 1. Lukisan Realis

Sumber: Karya Guru pada pameran lukis FSI 2012, foto: Budi Saptoto

Gambar 2. Lukisan Realis

(67)

Gambar 4. Lukisan Realis "Didepan kelambu terbuka"

Sumber: Karya S. Soedjojono

(68)

Gambar 5. Foto S.Sodjojono salah satu tokoh seni lukis realis Indonesia

Gambar 6. Lukisan Realis " Antara Hidup dan Mati "

Sumber: Karya S. Soedjojono, Indonesian Art and Beyond

(69)

berpedoman pada peniruan alam, Sehingga seniman terikat pada hukum proporsi, anatomi, perspektif, dan teknik pewarnaan agar hasil lukisannya benar-benar mirip dengan alam nyata. Tokoh-tokohnya antara lain Abdullah SR, Wakidi, Pirngadi, Basoeki Abdullah, Trubus, Dullah, Rustamadji, Wahdi, dan lain-lain.

Gambar 7. Lukisan Naturalisme Sumber: R. Basoeki Abdullah, Sebuah Biografi

Gambar 8. Lukisan Naturalisme, Sumber: Koleksi Presiden Soekarno

 

(70)

 

Gambar 9. Lukisan Naturalisme Sumber: Lukisan karya Wakidi yang bergaya khas Mooi Indie atau menampilkan Hindia molek

Gambar 10. Lukisan Naturalisme “Balai Desa Minagkabau”

sumber: Koleksi Presiden Soekarno.

   

(71)

Indie, dengan munculnya sejumlah nama pelukis Indonesia yang dianggap pelanjut Raden Saleh, diantara mereka yang sangat menonjol adalah R.

Abdullah Suriosubroto (1878-1914), Wakidi (1889-1979) dan Raden Mas Pirngadi (1875-1936). Merka bertiga sering disebut sebagai pelukis yang menganut mazhab Hindia Molek atau Mooi Indie. Pada era ini cirikhas yang sering muncul dalam lukisan mereka banyak mengambil tema tentang keindahan alam. Era Mooi Indi ini dilanjutkan oleh generasi penerusnya salah satu yang sangat terkenal di Indonesia adalah Basoeki Abdullah (1915-1993) putra R Abdullah Suriosubroto. Pelukis Basoeki Abdullah selain melukis pemandangan alam, juga sering memunculkan tema binatang serta wajah manusia dalam lukisannya.

Gambar 11. Pelukis Basuki Abdullah Sumber: http://mikkesusanto.jogjanews.com/

basuki-abdullah-fakta-dan-fiksi.html

(72)

3. Impresionisme

Aliran Impresionisme adalah aliran yang berusaha menampilkan kesan- kesan pencahayaan yang kuat, dengan penekanan pada tampilan warna dan bukan bentuk. Pada pameran yang diselenggarakan tahun 1863 di Salon resmi di Perancis, lukisan realisme oleh para juri dan kurator akademis dianggap tidak baik, termasuk lukisannya Eduard Manet yang berjudul Déjeuner sur l’Herbe . Menurut Manet keindahan lukisan terletak pada keindahan warna, gelap terang cahaya, pola, dan brushstroke-nya pada permukaan kanvas. Pernyataan Manet ini mendapat dukungan dari seniman lainnya, mereka menolak penggambaran cerita dan suasana realistik. Sebagai gantinya mereka mencari kesan cahaya yang menerpa obyek dalam waktu dan kondisi yang berlainan. Pandangan ini direalisasikan oleh Eduard Manet dalam lukisannya yang terkenal Rouen Cathedral dan The Haystack (gb.12). Kaum impresionis mengungkapkan efek cahaya alami terhadap benda.

Gambar 12. Claude Monet, The Haystack sumber: Paul Zelanski

(73)

mendistorsi kenyataan dengan efek-efek emosional. Disebut ekspresionisme karena senimannya menjelajah ke dalam batin, sehingga apa yang diungkapkan adalah bentuk psikologis dari senimannya. Hal ini nampak pada karya Edvard Munch dengan judul The Scream dibuat dengan media campuran cat minyak, pastel dan kasein. Munch mengungkapkan rasa takut yang dialaminya melalui tarikan garis dan warna bergelombang yang memenuhi bidang lukisannya. Van Gogh juga termasuk ekspresionis yang sangat terkenal. Ia lahir di Belanda pada tahun 1853, putra seorang pendeta. Pada waktu muda ia sangat religius dan menjadi penghotbah di depan para pekerja tambang di Inggris dan Belgia.

Awal mulanya ia sangat terkesan dengan lukisannya Milet yang penuh dengan pesan sosial sehingga ia memutuskan untuk menjadi pelukis. Oleh adiknya Theo yang bekerja sebagai karyawan di Artshop ia dikenalkan dengan seorang pelukis impresionis. Selanjutnya ia memutuskan untuk pergi ke Arles di Perancis Selatan, dengan harapan dapat bekerja dengan tenang. Selama bekerja sebagai pelukis di Arles hidupnya dibantu oleh adiknya Theo, ia banyak menulis surat kepada Theo mengungkapkan kesulitan hidupnya. Akhirnya setelah setahun ia frustrasi dan menjadi gila, pada tahun 1889 ia masuk rumah sakit gila namun ia masih sempat melukis, setelah empat belas bulan dalam perawatan ia akhirnya bunuh diri di usia 38 tahun. Lukisan-lukisannya yang terkenal saat ini ia kerjakan dalam kurun waktu tiga tahun. Dalam sebuah surat kepada adiknya, ia mengatakan, bahwa ketika emosinya sangat kuat ia melukis tanpa menyadari apa yang dibuatnya, seperti halnya orang menulis surat dengan penuh emosi ia menggoreskan kuasnya seperti menggoreskan pena di atas kertas menuliskan kata-kata emosional. Begitu pula kaum ekspresionis melukiskan emosinya dengan goresan dan warna diiringi dengan ledakan emosi. Perhatikan lukisannya yang berjudul Starry Night ia menggunakan obyek malam hari ketika langit penuh bintang emosinya meletup tercurahkan menjadi sebuah lukisan dengan tarikan kuas yang kuat, tegas, bintang-bintang sinarnya berpendar bergulung-gulung ,

(74)

amatilah pula lukisan Affandi yang berjudul Andong Jogja yang juga mewakili emosinya yang meledak-ledak.

Gambar 13. Lukisan Van Gogh, Stary Naight, sumber: Belinda Thompson and Michael Howard

Gambar 14. Lukisan karya Affandi dengan judul “Andong Jogja”, 1963

(75)

beberapa sudut pandang secara sekaligus dalam sebuah lukisan, misalnya pandangan depan, samping dan atas. Hasilnya memang bukan benda sebagaimana yang dilihat tetapi susunan unsur-unsur dari obyek benda yang dilukis. Kubisme dibedakan menjadi Kubisme Analitik yang cenderung memecah-mecah obyek kemudian menyusun kembali dalam susunan berbeda serta tidak mementingkan warna. Kubisme Sintetik merupakan lanjutan dari Kubisme Analitik tetapi lebih memberikan penekanan pada unsur-unsur rupa seperti warna dan tekstur. Akibat dari pemecahan obyek dan penyusunan kembali, lukisan obyek menjadi berbeda dari penampakan aslinya, inilah salah satu cara membuat abstraksi terhadap suatu kenyataan obyek nyata.

Aliran Kubisme dikembangkan oleh Picasso dan Georges Braque, tetapi dimulai oleh Cezanne yang mengemukakan konsepnya dalam memandang obyek lukisan, yaitu bahwa bentuk yang kita lihat dapat dikembalikan pada bentuk aslinya yaitu bentuk geometris. Pada periode sebelumnya Picasso mengungkapkan bahwa gagasan dalam lukisannya masih terikat dengan bentuk-bentuk nyata, ia hanya memperbarui warna mengikuti emosi dan perasaannya dalam mengungkapkan obyek yang diamatinya. Selanjutnya pada tahun 1907 ia terinspirasi oleh konsep geomaterisnya Cezanne dan bentuk-bentuk stilisasi patung dari Afrika.

Dengan mengkombinasikan kedua hal tersebut ia mengembangkan gaya seni lukis baru yang disebut kubisme. Kubisme merupakan seni rupa yang dihasilkan dari studi terhadap seni-seni purba, konsep konsep seni tersebut diungkapkan dalam bahasa rupa baru.

(76)

Gambar 15. Karya lukisan kubisme Pablo Picasso, Violin and Grapes (sumber: Gombrich)

Gambar 16. Karya lukisan kubisme Pablo George Braque, The Portuguese (sumber: Paul Zelanski)

(77)

dalam mencari esensi bentuk obyeknya sehingga bentuk dan wujudnya menjadi unik serta bentuk dari lukisan itu sendiri tidak kita kenal meskipun kita jumpai di alam nyata. Pada tahun yang sama, Vassily Kandinsky pelukis kelahiran Rusia mengembangkan seni lukis dengan konsepsi abstraksinya, bahwa seni lukis harus bebas dari arti, representasi naturalistik, dan standar estetik yang bersifat akademis. Ia menggunakan warna-warna lepas dari asosiasi fenomena bentuk duniawi, tetapi menggiring pengamat lukisannya kepada realitas spiritual yang nonmaterial. Tokoh lain yang sangat berpengaruh dalam seni lukis abstrak adalah Piet Mondrian, proses abstraksinya sangat mudah dipahami dalam lukisan serial pohon. Seni rupa abstrak adalah seni yang mengungkapkan intisari atau esensi dari suatu obyek yang nyata, jadi bukan menggambarkan apa yang kasat mata. Dalam perkembangan selanjutnya mondrian tidak lagi bertolak dari suatu obyek, namun betul-betul sepenuhnya murni tanpa obyek dengan lukisan berupa komposisi warna- warna.

Gambar 17. Proses abstraksi Piet Mondrian: Tree II sumber: Paul Zelanski

(78)

Gambar 18. Proses abstraksi Piet Mondrian: Flowering AppleTree sumber: Paul Zelanski

Gambar 19. Vassily Kandinski, Imprvisation sumber: Paul Zelanski

Referensi

Dokumen terkait

Masyarakat sasaran pada program PKMM ini yaitu pemanfaatan kacang hijau sebagai bahan dasar pembuatan kue buah fantasi kacang hijau adalah ibu-ibu rumah tangga di

Pemeriksaan darah lengkap: kimiawi darah, fgs hati dan ginjal, alergi makanan, sistem kekebalan tubuh, kadar vitamin dan logam berat..

Salah satu faktor prndukung keberhasilan dalam konservasi penyu adalah habitat peneluran yang cukup baik, hal ini menyangkut vegetasi yang ada di dalam habitat

Matakuliah ini membahas tentang ruang lingkup formasi hutan topika, hubungan antara sistem silvikultur tropika dengan pengelolaan hutan lestari (SFM), perumusan teknik

1.1 Hal-hal yang diperlukan dalam penilaian dan kondisi yang berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini adalah tempat uji yang merepresentasikan tempat kerja,

Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui keanekaragaman jenis phytotelmata dan serangga yang menempati genangan air phytotelmata di Sukaharum Kelurahan Batu Putuk Kecamatan

Aspek kebahasaan dalam sebuah karya sastra tidak hanya ditentukan oleh masalah yang dibahas, tetapi juga terdapat faktor- faktor lain seperti cara penulisan

perempuan sedikit lebih tinggi dari pada rata-rata skor keterampilan proses sains mahasiswa laki-laki, tetapi berdasarkan uji U Mann Whitney tidak ada perbedaan