• Tidak ada hasil yang ditemukan

dukungan difora internasional. Selain itu juga mempunyai komitmen yang sama khususnya untuk menciptakan stabilitas keamanan yang baik di kawasan Asia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "dukungan difora internasional. Selain itu juga mempunyai komitmen yang sama khususnya untuk menciptakan stabilitas keamanan yang baik di kawasan Asia."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DENGAN NEGARA-NEGARA DI DUNIA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DENGAN NEGARA-NEGARA DI DUNIA

Dalam segi internasional, Indonesia mengadakan hubungan dengan hampir semua negara di

Dalam segi internasional, Indonesia mengadakan hubungan dengan hampir semua negara di dunia dan dengandunia dan dengan  berbagai lembaga internasional yang penting. Di antara itu semua dapat dikatakan bahwa pada waktu ini Indonesia  berbagai lembaga internasional yang penting. Di antara itu semua dapat dikatakan bahwa pada waktu ini Indonesia  juga mengadakan hubungan dengan negara – negar

 juga mengadakan hubungan dengan negara – negara besar seperti Amerika dan Cina.a besar seperti Amerika dan Cina.

Hubungan antara Indonesia dan Amerika adalah satu hal

Hubungan antara Indonesia dan Amerika adalah satu hal yang amat penting, baik bagi yang amat penting, baik bagi Indonesia maupun Amerika.Indonesia maupun Amerika.

Berbagai faktor menunjukkan, seperti faktor geostrategi dan faktor ekonomi,

Berbagai faktor menunjukkan, seperti faktor geostrategi dan faktor ekonomi, bahwa kedua negara berkepentinganbahwa kedua negara berkepentingan memelihara hubungan yang baik dan lancar. Hubungan Indonesia dengan Amerika

memelihara hubungan yang baik dan lancar. Hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat pada umumnya hangatSerikat pada umumnya hangat dan ramah setelah pembentukan Orde Baru pada masa pemerintahan presiden Soeharto. P

dan ramah setelah pembentukan Orde Baru pada masa pemerintahan presiden Soeharto. P ada tahun 1991ada tahun 1991  perdagangan Amerika Serikat dengan Indonesia lebih besar da

 perdagangan Amerika Serikat dengan Indonesia lebih besar daripada perdagangan dengan seluruh Eropa Timur.ripada perdagangan dengan seluruh Eropa Timur.

Meskipun mengaku nonalignment, Indonesia juga mengakui pentingnya kehadiran mil

Meskipun mengaku nonalignment, Indonesia juga mengakui pentingnya kehadiran mil iter dan politik Amerikaiter dan politik Amerika Serikat di Asia Tenggara dalam m

Serikat di Asia Tenggara dalam menjaga keseimbangan daerah kekuasaan. Amerika Serikat dilihat Indonesiaenjaga keseimbangan daerah kekuasaan. Amerika Serikat dilihat Indonesia sebagai landasan keamanan regional di Asia Tenggara dan mit

sebagai landasan keamanan regional di Asia Tenggara dan mit ra dagang utama.ra dagang utama.

Di sisi lain, hubungan bilateral Indonesia dengan Cina juga terus ditingkatkan mengingat posisi geografis dan politik  Di sisi lain, hubungan bilateral Indonesia dengan Cina juga terus ditingkatkan mengingat posisi geografis dan politik  negara dengan penduduk terbesar itu yang sangat strategis dan penting,

negara dengan penduduk terbesar itu yang sangat strategis dan penting, di mana Cina juga mdi mana Cina juga m erupakan salah satuerupakan salah satu negara besar di Asia. Indonesia dan Cina mendirikan

negara besar di Asia. Indonesia dan Cina mendirikan hubungan diplomatik pada 13 April hubungan diplomatik pada 13 April 1950. Hubungan bilateral1950. Hubungan bilateral mereka dikembangkan secara bertahap sejak dimulainya kembali hubungan diplomatik kedua negara. Sejak 

mereka dikembangkan secara bertahap sejak dimulainya kembali hubungan diplomatik kedua negara. Sejak  hubungan dirintis 1990 lalu, kedua negara memi

hubungan dirintis 1990 lalu, kedua negara memi liki hubungan emosional yang tinggi liki hubungan emosional yang tinggi sehingga peningkatansehingga peningkatan kerjasama di berbagai bidang tidak bisa di

kerjasama di berbagai bidang tidak bisa di hindari. Kedua negara saling percaya dan mendukung secara politis, dihindari. Kedua negara saling percaya dan mendukung secara politis, di mana hal ini dapat di

mana hal ini dapat di lihat dari segi ekonomi dan perdagangan, serta mengutamakan koordinasi lihat dari segi ekonomi dan perdagangan, serta mengutamakan koordinasi dan kerja sama dalamdan kerja sama dalam  permasalahan dalam maupun luar negeri. Fakta menunjukkan bahwa pengembangan hubunga

 permasalahan dalam maupun luar negeri. Fakta menunjukkan bahwa pengembangan hubungan Tiongkok-Indonesian Tiongkok-Indonesia adalah untuk kepentingan mendasar kedua negara dan bangsa tersebut, serta dapat bersifat

adalah untuk kepentingan mendasar kedua negara dan bangsa tersebut, serta dapat bersifat kondusif untuk kondusif untuk  mempromosikan perdamaian, stabilitas dan kemakmuran kawasan dan dunia secara keseluruhan.

mempromosikan perdamaian, stabilitas dan kemakmuran kawasan dan dunia secara keseluruhan.

Indonesia-Cina Indonesia-Cina

Hubungan Indonesia-RRC mencapai masa paling harmonis ketika masa pemerintahan P

Hubungan Indonesia-RRC mencapai masa paling harmonis ketika masa pemerintahan P residen Soekarno. Namun,residen Soekarno. Namun, setelah itu pemerintahan Presiden Soeharto memutuskan hubungan diplomatik

setelah itu pemerintahan Presiden Soeharto memutuskan hubungan diplomatik kedua negara pada 1967, meskipunkedua negara pada 1967, meskipun kemudian hubungan diplomatik tersebut kembali di

kemudian hubungan diplomatik tersebut kembali di hidupkan pada 1990. Sejak pergantian presiden pada 1998,hidupkan pada 1990. Sejak pergantian presiden pada 1998, hubungan kedua negara berangsur semakin membaik. Terutama setelah dicabutnya sejumlah larangan praktek t hubungan kedua negara berangsur semakin membaik. Terutama setelah dicabutnya sejumlah larangan praktek t radisiradisi Cina oleh Presiden Abdurrahman Wahid.

Cina oleh Presiden Abdurrahman Wahid.

Jika dilihat dari jumlah

Jika dilihat dari jumlah penduduk dan luas wilayah, RRC mpenduduk dan luas wilayah, RRC merupakan negara terbesar di Asia. Jumlah penduduk erupakan negara terbesar di Asia. Jumlah penduduk  yang besar menawarkan potensi pasar yang cukup luas. Negara tersebut juga

yang besar menawarkan potensi pasar yang cukup luas. Negara tersebut juga dikenal kuat dalam bidang industri,dikenal kuat dalam bidang industri,  perdagangan, dan keuangan. RRC telah mengalami transformasi besar pada deka

 perdagangan, dan keuangan. RRC telah mengalami transformasi besar pada dekade terakhir ini. Meskipun mayoritasde terakhir ini. Meskipun mayoritas dari 1,2 miliar penduduknya masih hi

dari 1,2 miliar penduduknya masih hidup dalam kemiskinan, RRC berada dalam dup dalam kemiskinan, RRC berada dalam langkahnya menjadi kekuatanlangkahnya menjadi kekuatan ekonomi dunia terbesar. Maka, sangat penting bagi

ekonomi dunia terbesar. Maka, sangat penting bagi Indonesia untuk menjalin hubungan baik dengan RRC.Indonesia untuk menjalin hubungan baik dengan RRC.

 Naiknya Megawati ke kursi kepresidenan juga membawa upaya ke arah peningkatan hubunga

 Naiknya Megawati ke kursi kepresidenan juga membawa upaya ke arah peningkatan hubungan kedua negara dengann kedua negara dengan lebih baik. Mulai dari

lebih baik. Mulai dari pertemuan antara Presiden RRC Jiang Zemin dan Megawati pertemuan antara Presiden RRC Jiang Zemin dan Megawati pada pertemuan OPEC dipada pertemuan OPEC di Shanghai pada Oktober 2001 hingga menyusul kunjungan Perdana Menteri RRC

Shanghai pada Oktober 2001 hingga menyusul kunjungan Perdana Menteri RRC Zhu Rongji ke Jakarta padaZhu Rongji ke Jakarta pada  November 2001. Dalam kunjungan tersebut, dicapai banyak kemajuan baru dalam kerja sama kedua negara dalam  November 2001. Dalam kunjungan tersebut, dicapai banyak kemajuan baru dalam kerja sama kedua negara dalam  berbagai bidang. Perkembangan besar terakhir dalam hubungan ked

 berbagai bidang. Perkembangan besar terakhir dalam hubungan kedua negara tentunya adalah kunjungan Presidenua negara tentunya adalah kunjungan Presiden Megawati ke RRC pada 24 hingga 27 Maret 2002 lalu. Dalam kesempatan itu, pemerintah Indonesia dan RRC Megawati ke RRC pada 24 hingga 27 Maret 2002 lalu. Dalam kesempatan itu, pemerintah Indonesia dan RRC sepakat untuk meningkatkan kerja sama politik

sepakat untuk meningkatkan kerja sama politik dan ekonomi. Kesepakatan yang dicapai antara lain dan ekonomi. Kesepakatan yang dicapai antara lain adalahadalah  pembukaan konsulat jenderal baru di sejumlah kota, baik di RRC maupun di Indonesia, dan pembentukan forum  pembukaan konsulat jenderal baru di sejumlah kota, baik di RRC maupun di Indonesia, dan pembentukan forum

energi antara kedua negara. Presiden Megawati sendiri sangat optimis

energi antara kedua negara. Presiden Megawati sendiri sangat optimis akan keberhasilan kunjungannya ini, danakan keberhasilan kunjungannya ini, dan menyatakan keyakinannya akan tindak lanjut dari sejumlah

menyatakan keyakinannya akan tindak lanjut dari sejumlah memorandum kerja sama yang telah dihasilkan selamamemorandum kerja sama yang telah dihasilkan selama kunjungannya tersebut.

kunjungannya tersebut.

Di era kepemimpinan Presiden SBY,

Di era kepemimpinan Presiden SBY, beberapabeberapa Memorandum Of  Memorandum Of Understanding Understanding  (MoU) ditandatangani oleh pimpinan kedua negara (RI dan RRC

(MoU) ditandatangani oleh pimpinan kedua negara (RI dan RRC ). Cukup banyak nota kesepakatan berkenaan). Cukup banyak nota kesepakatan berkenaan dengan pengembangan ekonomi, budaya serta pendidikan, yang telah disepahami

dengan pengembangan ekonomi, budaya serta pendidikan, yang telah disepahami oleh kedua belah pihak. Dalamoleh kedua belah pihak. Dalam konteks ekonomi, ditingkatkannya volume target perdagangan kedua negara, dari

konteks ekonomi, ditingkatkannya volume target perdagangan kedua negara, dari U$ 20 miliar pada tU$ 20 miliar pada t ahun 2008,ahun 2008, menjadi U$ 30 mili

menjadi U$ 30 mili ar pada tahun 2010, menghembuskan angin segar bagi hubungan perniagaan langsung antaraar pada tahun 2010, menghembuskan angin segar bagi hubungan perniagaan langsung antara kedua negara.

kedua negara.

Pasca kunjungan kenegaraan Presiden SBY pada 27 Juli lalu,

Pasca kunjungan kenegaraan Presiden SBY pada 27 Juli lalu, Indonesiapun berkesempatan untuk mempelajariIndonesiapun berkesempatan untuk mempelajari keberhasilan RRC, dalam mengentaskan kebiasaan korupsi yang sebelumnya begitu merasuki m

keberhasilan RRC, dalam mengentaskan kebiasaan korupsi yang sebelumnya begitu merasuki m asyarakat danasyarakat dan kalangan aparatur di sana. Yang menarik, pendekatan yang dil

kalangan aparatur di sana. Yang menarik, pendekatan yang dil akukan oleh pemerintah RRC dalam mengentaskanakukan oleh pemerintah RRC dalam mengentaskan kebiasaan korupsi itu adalah melalui

kebiasaan korupsi itu adalah melaluiculture approaching culture approaching , pun, pun punishment  punishment atau hukuman yang keras terhadap paraatau hukuman yang keras terhadap para  pelaku korupsi. Selain penegakan hukum dan budaya bangsa yang begitu dijunjung tinggi oleh rakyat Cina,

 pelaku korupsi. Selain penegakan hukum dan budaya bangsa yang begitu dijunjung tinggi oleh rakyat Cina,  pendidikanpun menjadi sektor vital yang tak lepas dari perhatian pemerintahnya.

 pendidikanpun menjadi sektor vital yang tak lepas dari perhatian pemerintahnya.

Bagaimanapun Republik Indonesia dan Republik Rakyat Cina

Bagaimanapun Republik Indonesia dan Republik Rakyat Cina ( RRC) merupakan suatu negara yang cukup besar ( RRC) merupakan suatu negara yang cukup besar  dan cukup berpengaruh di Asia, karena kedua negara mempunyai pandangan yang sama dan

dan cukup berpengaruh di Asia, karena kedua negara mempunyai pandangan yang sama dan saling memberikansaling memberikan

(2)

dukungan difora internasional. Selain itu juga mempunyai komitmen yang sama khususnya untuk menciptakan stabilitas keamanan yang baik di kawasan Asia.

Hal tersebut dikemukakan Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) H. Matori Abdul Djalil, Rabu (18/9/2009) saat menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan Nasional Republik Rakyat Cina (Menhannas RRC) Jenderal Chi Haotian, di Departemen Pertahanan RI Jl. Merdeka Barat 13-14 Jakarta Pusat. Pada kunjungan tersebut Menhan RRC disambut dengan upacara jajar kehormatan mili ter. Pertemuan berlangsung selama 30 menit tersebut, selain dibicarakan masalah stabilitas di kawasan Asia, juga dibicarakan berbagai hal antara l ain hubungan dan kerjasama antara RRC dan Republik Indonesia khususnya dibidang pertahanan kedua negara yang selama ini telah terjalin dengan baik. (Sumber: Biro Humas Setjen Dephan)

Kerjasama di bidang pertahanan antara Indonesia dan RRC diwuj udkan dengan cara kunjungan pejabat tinggi militer, siswa Lemhannas dan Sesko TNI ke Cina dan kunjungan pejabat militer Cina ke Indonesia. Sedangkan kerjasama dibidang pendidikan sejak tahun 2001 Indonesia telah mengirimkan dua orang perwira untuk mengikuti kursus Bahasa Cina ke RRC.

Bidang Politik 

1. Dalam pembicaraan antara Presiden RI, Abdurrahman Wahid dengan President RRC, Jiang Zemin, di sela-sela kunjungan kenegaraan ke RRC pada bulan Desember 1999, t elah disepakati mengenai perlunya peningkatan

 pertukaran kunjungan antar pejabat tinggi pemerintah, anggota Parlemen, masyarakat bisnis, partai politik dan tokoh masyarakat. Tujuan kunjungan ini dalam upaya meningkatkan people to people contact . Kunjungan Presiden Wahid tersebut menghasilkan Komunike Bersama Indonesia – China.

2. Dalam rangka memperingati hubungan RI-RRC ke 50, Menlu RI, Dr. Alwi Shihab telah berkunjung ke China, 7- 11 Mei 2000. Dalam kunjungan tersebut telah ditandatangani dua dokumen penting yakni MOU tentang

 pembentukan Komisi Bersama untuk Kerjasama Bilateral(Establishment of the Joint Commission for Bilateral  Cooperation)dan Dokumen kerangka Kerjasama Bilateral yang berorientasi ke Abad 21(Joint Statement on the  Future Directions of Bilateral Cooperation). Kunjungan ini dapat diartikan sebagai upaya untuk menindaklanjuti

kesepakatan yang telah diambil pada waktu kunjungan Presiden Abdurrahman Wahid, Desember 1999. Komisi Bersama untuk Kerjasama Bilateral dimaksud merupakan nomenklatur baru pada t ingkat Menlu dan disepakati untuk digunakan sebagai payung bagi berbagai mekanisme bilateral l ainnya yang bersifat sektoral.

3. Mekanisme hubungan dan kerjasama di bidang politik terjalin dalam bentuk Konsultasi Bilateral Tingkat Pejabat Tinggi (SOM) sebagai hasil kesepakatan antar kedua Menlu pada 1990 dan dilaksanakan secara reguler bergantian.

Pada Pertemuan ke-5 di Jakarta, April 1999 disepakati pembentukan mekanisme: Dialog keamanan; Forum Konsultasi Kekonsuleran dan Keimigrasian ; serta Pertukaran kunjungan antar pejabat Kemlu kedua negara guna menunjang peningkatan dan pengembangan hubungan bilateral. Terakhir, pada bulan April 2004, kedua Menlu telah melakukan pertemuan pertama Komisi Bersama di Beijing.

4. Pada kesempatan kunjungan Wakil Presiden RRC saat itu, Hu Jintao ke Indonesia, 22-25 Juli 2000 telah

ditandatanganiTreaty on Mutual Legal Assistance in Criminal Matters, masing-masing oleh Dubes RRC di Jakarta dan Dirjen Hukum dan Perundang-undangan Departemen Kehakiman RI.

5. Pemerintah RRC senantiasa mendukung segala upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam membangun dan menjaga keutuhan dan integritas wil ayah RI.

6. Kunjungan yang dilakukan oleh PM RRC, Zhu Rongji ke Indonesia pada 7–11 November 2001 dan kunjungan Presiden Megawati ke Beijing, Maret 2002 l ebih mengokohkan lagi hubungan dan kerjasama Indonesia– China di semua sektor. Pada tahun 2001-2003 kontak-kontak antar pejabat tinggi terus berjalan dengan semakin intens dan  produktif.

7. Hubungan Indonesia – China juga terjalin pada tingkat regional seperti dialog ASEAN, ARF, ASEAN-CHINA  Joint Coordinating Commitee (JCC)mengenai kerjasama ekonomi dan perdagangan, KTT informal ASEAN + 1

(China) dan ASEAN + 3 (China, Jepang dan Korea Selatan ).

8. Hubungan baik RI-RRC juga terlihat dari saling memberikan dukungan dalam pencalonan untuk menduduki  jabatan di Organisasi Internasional. Pemerintah Indonesia juga selalu berpegang teguh pada Kebijakan Satu China

(One China Policy).

Bidang Ekonomi

1. Hubungan bilateral RI-RRC dalam bidang ekonomi, perdagangan dan kerjasama teknik secara umum semakin meningkat, terlihat dari tingginya volume perdagangan timbal balik dan berbagai pertemuan yang dilakukan oleh  pejabat terkait pemerintah maupun swasta kedua negara.

2. Tercatat kunjungan pada tingkat Kepala Pemerintahan dilakukan oleh PM Zhu Rongji ke Indonesia, 7-9  Nopember 2001 dan menghasilkan penandatanganan 5 persetujuan yaitu MoU Kerjasama Pertanian, Persetujuan

Penghindaran Pajak Berganda (P3B), Persetujuan Kebudayaan, Persetujuan mengenai Pengaturan Kunjungan Wisatawan RI – RRC, dan Persetujuan Pemberian Hibah sebesar 40 juta Yuan. Presiden RI, Megawati

Soekarnoputri pada bulan Maret 2002 telah melakukan kunjungan balasan ke RRC dan menandatangani Exchange of Notes mengenai pembukaan Konsulat Jenderal RI di RRC dan Konsulat Jenderal RRC di Indonesia, Nota

(3)

Kesepahaman mengenai bantuan hibah yang berkenaan dengan kerjasama ekonomi dan teknik, MoU pembentukan Indonesia-China Energy Forum mengenai kerjasama di sektor energi dan MoU Kerjasama Ekonomi dan Teknik  dalam Proyek Jembatan, Jalan Tol serta proyek infrastuktur l ainnya.

3. Sementara pada tingkat pejabat tinggi, Menlu RRC, Tang Jiaxuan juga telah mengadakan kunjungan ke Indonesia  pada Mei 2002 dan pertemuan antara Menlu RI dengan Menlu RRC yang baru, Li Zhaoxing telah berlangsung di

sela-sela ACD, di Chiang Mai, Juni 2003. Menlu RI, Dr. N. Hassan Wirajuda juga telah mengadakan kunjungan ke RRC pada bulan April 2004 dalam rangka Komisi Bersama tingkat Menlu.

4. Komoditi ekspor utama Indonesia ke China mencakup 131 jenis, 5 komoditi utama adalah minyak bumi, kayu lapis, besi baja batangan, kertas dan kertas karton, serta pupuk buatan. Sedangkan komoditi im por Indonesia dari China mencakup 262 jenis dengan 5 komoditi utama berupa kapas, jagung, biji-bij i buah yang mengandung lemak, mesin produksi kulit dan tekstil, dan minyak mentah.

5. Neraca perdagangan antara China dan Indonesia selama ini selalu surplus bagi Indonesia, baik untuk mata dagangan migas maupun non-migas, dimana pada tahun 2002 mencapai US$ 1,07 milyar. Surplus Indonesia pada  bulan Januari-November 2003 mencapai nilai US$ 1,29 milyar. Surplus perdaganan non-migas bagi Indonesia

mencapai nilai US$ 2.050,34 juta. Hal ini menandakan bahwa produk non-migas Indonesia yang masuk pasar China tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan produk non-migas China yang masuk pasar Indonesia.

6. Dari sudut pandang perdagangan luar negeri China, saat ini Indonesia merupakan negara tujuan ekspor urutan ke- 17 dengan nilai US$ 3,59 milyar atau 1,01% dari total ekspor China yang mencapai nilai US$ 390,41 milyar, dan negara asal impor urutan ke 16 dengan nilai US$ 5,24 milyar atau 1,41% dari total impor China yang mencapai nilai US$ 370,76 milyar.

7. Dalam hubungan investasi langsung timbal balik RI-RRC, berdasarkan sumber RRC terlihat investasi Indonesia dalam tiga tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2000 nilai aktual investasi Indonesia di RRC sebesar US$ 146,94 juta dengan 60 proyek, tahun 2001 nilai aktual investasi meningkat menjadi US$ 159,64 juta dengan 82 proyek dan pada tahun 2002 nilai aktual investasi mencapai US$ 14,12 milyar dengan jumlah proyek  sebanyak 94 buah.

8. Menurut data BKPM, investasi RRC di Indonesia di luar sektor Mi gas, Perbankan, Lembaga Non Bank, Asuransi dan Sewa Guna Usaha dalam tiga tahun terakhir mengalami fluktuasi. Pada tahun 2000, investasi RRC senilai US$

153.9 juta dengan 43 proyek, pada tahun 2001, investasi RRC mengalami peningkatan secara drastis dengan nilai US$ 6,054 milyar dengan jumlah proyek sebanyak 34 buah. Peningkatan arus investasi RRC di Indonesia ini merupakan wujud nyata dari kebijakan Pemerintah RRC yang kin mendorong perusahaannya untuk melakukan investasi ke luar (going-out strategy/go to t he world). Namun dalam tahun berikutnya (2002), investasi RRC menurun, juga secara drastis menjadi SU$ 58,8 juta dengan 41 buah pryek karena kekhawatiran masalah keamanan di Indonesia.

9. Dalam bidang migas, Pemerintah Indonesia telah mendapatkan tender proyek menyediaan LNG ke P ropinsi Fujian dengan nilai tender US$ 8,5 billion pada tahun 2002. Proyek ini akan mulai beroperasi pada 2006 dan akan menyuplai gas ke RRC selama 25 tahun.

10. Dalam rangka Kerjasama Teknik Antar Negara Berkembang (KTNB) hingga 2003. Indonesia telah menawarkan kepada China pelatihan bidang telekomunikasi, peran media dan televisi, perumahan dan irigasi. Sebaliknya

Pemerintah China juga menawarkan program pelatihan teknologi kepada pihak Indonesia.

11. Di bidang pariwisata, kerjasama Indonesia-RRC semakin mengalami kemajuan pesat dengan ditunjuknya Indonesia sebagai negara tujuan wisata RRC.

12. Kedua negara juga mengupayakan diadakannya hubungan “sister province” antara kota-kota lain di Indonesia dengan kota-kota di RRC yang dinilai serupa karakteristiknya yang bertujuan untuk lebih meningkatkan hubungan kedua negara khususnya pada propinsi/kota yang tergabung dalam kerjasama dimaksud. Sehubungan dengan hal tesebut, para pejabat Pemerintah Daerah (PEMDA) ke dua negara saling mengadakan kunjungan.

Bidang Sosial Budaya

1. Hubungan dan kerjasama di bidang sosial-budaya antara kedua negara dilandasi oleh Persetujuan Kebudayaan yang ditandatangani 1 April 1961. Selama ini hubungan sosial budaya Indonesia – Chi na mencakup bidang

kesenian, pendidikan, olah raga, dan kemanusiaan. Peningkatan hubungan kedua negara di berbagai bidang selama  beberapa tahun belakangan ini telah ditandai dengan naiknya jumlah lalu lintas kunjungan warga negara RI dan

RRC. Pertukaran misi-misi kesenian dan olah raga juga terlaksana dengan baik. Pada tahun 1992 t elah ditandatangani kerjasama “sister city” antara Jakarta – Beijing dan kini tengah diupayakan hubungan “sister   province” antara kota-kota lain di Indonesia dengan kota-kota di RRC yang dinilai serupa karakteristiknya.

2. Kerjasama kebudayaan RI–RRC telah berkembang pesat terbukti dengan telah ditandatanganinya perjanjian kerjasama di bidang kebudayaan pada 7 Nopember 2001 oleh Menteri Kebudayaan RRC dengan Menteri

Kebudayaan dan Pariwisata RI di Jakarta yang menggantikan perjanjian kebudayaan kedua negara yang dilakukan  pada tahun 1960. Perjanjian ini lebih luas menyangkut bukan hanya kebudayaan tetapi juga meliputi pemuda,

olahraga, wartawan, atau media.

(4)

3. Misi kebudayaan Indonesia juga telah beberapa kali melakukan pertunjukan di berbagai kota di C hina seperti : Beijing, Shanghai, Xiamen, Guangzhou, Guilin, dan Kunming, dan juga mendapat sambutan hangat dari masyarakat setempat. Sebaliknya misi kebudayaan RRC j uga beberapa kali berkunjung ke Indonesia. Selain itu dalam rangka melakukan studi banding di bidang permuseuman DKI Jakarta ke China. Untuk bidang ol ahraga, beberapa atlit Indonesia telah memperoleh pelatihan di China dan melakukan perundingan di China.

4. Kerjasama pendidikan RI – RRC dilakukan antara lain melalui pemberian beasiswa bagi 2 orang mahasiswa Indonesia oleh RRC dan sebaliknya, serta kerjasama penyelenggaraan ujian standarisasi Bahasa Mandarin (HSK) di Indonesia dimana tenaga pembimbing atau pengajar disediakan oleh pemerintah RRC. Pelajar atau mahasiswa Indonesia yang belajar di RRC sampai 2001 diperkirakan 2500 orang dari tersebar di berbagai kota di Beijing, Tianjin, Shanghai, Shenzen, Guangzhou, dan Xiamen. Pemerintah China untuk tahun 2001 – 2002 telah

menawarkan beasiswa untuk Indonesia sebanyak 2 orang. Selain itu, kerjasama pendidikan antara Deplu RI dengan Kemlu RRC juga telah diadakan. 3 diplomat Indonesia telah dikirim ke China Foreign Affairs University untuk   pelatihan pengenalan bahasa Mandarin dan budaya China. Sedangkan pihak RRC juga berencana untuk 

mengirimkan 2 diplomatnya ke Indonesia untuk pelati han dan pengenalan bahasa dan budaya Indonesia.

5. Kerjasama di bidang pariwisata antara RI – RRC diharapkan mengalami kemajuan pesat dengan ditunjuknya Indonesia sebagai negara kunjungan wisata. Kunjungan wisata oleh wi satawan RRC ke Indonesia segera dapat dilaksanakan dengan telah ditandatanganinya pengaturan pelaksanaan kunjungan wisatawan luar negeri oleh wisatawan RRC ke Indonesia pada tanggal 9 Nopember 2001 di Jakarta antara Menteri Pendidikan RRC dengan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI yang pelaksanaannya dimulai 1 Maret 2002. RRC sangat menghartai Pemerintah RI yang tidak melarang kedatangan wisatawan RRC ditengah-tengah merebaknya wabah SARS pada Mei 2003 lalu.

Bidang Pertahanan dan Keamanan

Hubungan militer bilateral secara lambat laun juga mengalami peningkatan meskipun masih terbatas sifatnya.

Beberapa kegiatan yang mengindikasikan peningkatan hubungan dan kerjasama di bidang pertahanan dan keamanan antara lain adalah :

1. Kunjungan timbal balik antar pejabat militer baik dari China maupun pejabat militer dari Indonesia. Kegiatan ini diawali kunjungan Jenderal Try Sutrisno, selaku Panglim a ABRI ke RRC pada 1992, sedangkan kunjungan balasan dari pejabat militer China dilaksanakan pada 1994 oleh Jenderal Liu Hua Qing, Wakil Ketua Komisi Militer Sentral RRC, kemudian setelah itu kegiatan kunjungan timbal antar pejabat tinggi militer menjadi semakin meningkat intensitasnya.

2. Disamping kunjungan pejabat, sejak 1998, negara RRC telah menjadi salah satu negara tujuan yang dikunjungi dalam program WWLN perwira siswa Lemhannas dan Sesko TNI.

3. Pertukaran Perwira Siswa untuk mengikuti pendidikan yang diselenggarakan oleh masing-masing institusi milit er  seperti pada 1999, untuk pertama kalinya P LA menerima perwira TNI dari Pusbasa Dephan untuk m elanjutkan  pendidikan bahasa China. Kemudian PLA mengirim seorang perwira ke Indonesia untuk mengikuti pendidikan di

Seskoal, sedangkan TNI mengirimkan seorang perwira senior untuk mengikuti pendidikan di NDU disamping  pengiriman beberapa perwira TNI dan Polri untuk menghadiri seminar dan simposium yang diselenggarakan PLA.

4. Pembelian beberapa peralatan militer oleh TNI AD.

5. Saling berpartisipasi aktif dalam kegiatan ASEAN Regional Forum ARF.

Indonesia-Amerika Serikat

Dalam keadaan internasional itu Indonesia mengadakan hubungan dengan hampir semua negara di dunia dan dengan berbagai lembaga internasional yang penting, salah satunya adalah Amerika Serikat. Hal itu tidak lepas dari kenyataan bahwa AS adalah negara dengan kekuasaan besar dan bahkan menjadi satu-satunya adikuasa.

Hubungan Indonesia – AS cukup kompleks. Hal itu disebabkan oleh banyak faktor, baik yang bersumber dari hakikat dan sifat Indonesia sebagai Negara-bangsa maupun sifat dan perkembangan AS sebagai Negara-bangsa.

Ketika belum merdeka bangsa Indonesia pada umumnya mempunyai pandangan amat positif terhadap Amerika. Itu disebabkan oleh banyak hal, antara lain karena AS dianggap bukan negara penjajah seperti Belanda yang menjajah Indonesia. AS juga dinilai positif karena orang Indonesia mendengar atau membaca betapa di AS banyak peluang untuk maju bagi semua orang. Banyak yang mengetahui cerita tentang orang-orang Eropa yang meninggalkan tanah asalnya untuk membuat kehidupan yang lebih baik di Amerika. Juga kenyataan bahwa AS adalah negara yang kuat dan kaya turut membangun citra positif dalam pikiran orang Indonesia terhadap Amerika.

 Namun dalam masa pendudukan tentara Jepang atas Indonesia dalam Perang Dunia 2 Bung Karno sering berpidato yang kurang positif terhadap AS. Hal itu antara lain keluar dalam seruan yang cukup sering diucapkannya,

yaitu Amerika Kita Seterika, Inggris Kita Linggis!.Akan tetapi seruan demikian lebih banyak karena usaha Bung Karno untuk mengamankan bangsa Indonesia dari tindakan dan perlakuan Jepang yang kejam. Itu sebabnya

(5)

Indonesia setuju ketika pimpinan Komisi Tiga Negara yang bertugas menengahi konflik Indonesia-Belanda

dipegang oleh AS, dengan Australia dan Belgia sebagai anggota Komisi lainnya. Namun pandangan positif bangsa Indonesia terhadap Amerika tidak sepenuhnya terbalas oleh sikap serta penilaian serupa dari Amerika terhadap Indonesia.

Dalam masa perang dingin Indonesia telah menentukan untuk menganut politik luar negeri yang bebas-aktif. Itu  berarti bahwa Indonesia tidak berpihak kepada blok Barat maupun blok Komunis, tetapi mengambil sikap sama jauh

dengan landasan kepentingan nasional. Sudah tentu sikap Indonesia itu tidak disenangi AS maupun Uni Soviet, terutama karena posisi geopolitik dan geostrategi negara Indonesia Itu merupakan alasan kuat bagi AS untuk lebih memihak Belanda sebagai anggota blok Barat dari pada mendukung Indonesia yang bersifat netral.

Dalam perkembangan selanjutnya hubungan Indonesia-AS tidak menjadi lebih mudah. Perang Dingin makin menguat sedangkan Indonesia telah menetapkan diri sebagai negara non-blok yang menganut pol itik luar negeri  bebas-aktif. Bagi AS sikap non-blok (non-alignment ) dinilai amoral, sebagaimana dinyatakan John Foster 

 Dulles,menteri luar negeri AS pada tahun 1950-an. Mengingat pentingnya Indonesia dalam konstelasi internasional,  baik karena jumlah penduduknya yang besar (pada tahun 1950-an sudah sekitar 150 juta orang), banyaknya

sumberdaya alam yang dikandung buminya maupun karena berada di posisi silang yang amat strategis antara dua samudera dan dua benua, maka blok Barat dan khususnya AS berkepentingan Indonesia berada di pihaknya menghadapi blok Komunis.

Hubungan Indonesia dengan AS mengalami perubahan positif ketika pada tahun 1965 Indonesia dapat mengalahkan  pemberontakan komunis kedua dan mengakhiri riwayat Partai Komunis Indonesia (PKI) yang telah menjadi partai

komunis terbesar di dunia di luar negara komunis. Meskipun selalu ada insinuasi, baik dari pihak pendukung PKI maupun dari AS sendiri, bahwa tindakan Indonesia itu merupakan hasil dari pengaruh AS, namun dalam kenyataan Indonesia telah bertindak sepenuhnya karena kehendak sendiri untuk menyelamatkan kepentingan nasionalnya.

 Namun demikian, Indonesia tetap negara non-blok dengan politik luar negeri bebas aktif.

Kemenangan AS dalam perang dingin dan runtuhnya Uni Soviet membawa AS pada ambisi untuk memimpin Dunia atau malahan menjadi satu Empireyang menguasai dunia. Sikapnya terhadap dunia makin keras untuk mengikuti kehendaknya. Kalau sebelumnya AS berhati-hati sikapnya terhadap negara lain, khususnya non-blok, karena khawatir negara itu berpihak kepada blok Komunis, setelah kemenangannya AS tidak perlu lagi khawatir dan dapat mengambil sikap keras sesuai kepentingannya. Perubahan sikap AS itu mau tidak mau juga berpengaruh terhadap hubungannya dengan Indonesia. Tidak mungkin kepentingan AS yang cenderung kepada perwujudan hegemoni dunia, akan terus sama atau sejajar dengan Indonesia yang menganut politik bebas aktif. Sebab it u dalam periode tahun 1990-an makin nampak bahwa AS kurang menyukai perkembangan Indonesia dan berusaha mempengaruhi terjadinya perubahan sesuai dengan kepentingannya.

Itu terbukti ketika Indonesia mengalami Krisis Moneter pada tahun 1997. IMF yang boleh dikatakan dikendalikan  pemerintah AS bukannya membantu Indonesia mengatasi masalahnya. Sebaliknya banyak keputusan IMF malahan

makin mempersulit Indonesia, sebagaiman juga dikatakan oleh pengamat internasional. Malahan ada yang mengatakan bahwa mungkin saja krisis ekonomi di Asia Timur diciptakan AS demi kepentingannnya. Akibatnya terjadi kegagalan ekonomi kepemimpinan Soeharto pada tahun 1998. Maka Indonesia tidak hanya diliputi krisis ekonomi, tetapi juga krisis politik.

Maka terbuka peluang yang lebar bagi AS untuk mewujudkan kehendaknya, yaitu mempengaruhi perkembangan di Indonesia sesuai dengan kepentingannya.

Sikap Amerika terhadap Indonesia makin tajam keti ka negara itu mengalami serangan pada 11 September 2001 terhadap World Trade Center di New York dan Pentagon, sedangkan penyerangnya adalah teroris Islam yang  bergabung dalam organisasi Al Qaeda di bawah pimpinan Osama bin Laden. Meskipun Indonesia menyatakan

dukungannya kepada AS yang kemudian melancarkan War on Terrorism, namun hubungan menjadi makin sulit.

Hal itu terutama disebabkan karena Indonesia adalah negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia dan telah terjadi perkembangan yang kurang baik pada sementara warga Muslim Indonesia. Ternyata t elah terbentuk 

organisasi Jemaah Islamiyah di Asia Tenggara yang melibatkan w arga Msulim Indonesia, baik sebagai pimpinan maupun anggota. Dan nyata sekali bahwa ada hubungan dekat antara Jemaah Islamiyah dan Al Qaeda.

Analisis

Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu hal terpenting dalam peningkatan hubungan antardua negara adalah kerja sama ekonomi. RRC bersama Korea Selatan dan Jepang sejauh ini merupakan tiga negara di Asia dengan

 perekonomian yang besar dan kuat. Hal ini juga yang menjadi salah satu basis pembentukan kerja sama yang lebih luas dalam ASEAN, yaitu yang disebut dengan ASEAN+3. Serta AS sebagai basis pembentukan kerjasama yang lebih luas dari ASEAN+3, yakni masyarakat internasional.

Maka, di tengah kondisi internal negara seperti sekarang ini, ada baiknya Indonesia meningkatkan hubungannya dengan negara-negara kuat di dunia. Hubungan atas dasar saling menghormati kedaulatan masing-masing. Semakin  baik pula bila hubungan bilateral itu dapat dikembangkan dalam konteks kawasan, selama itu dapat mendukung  politik luar negeri Indonesia.

Dalam konteks ini, Indonesia perlu secara bijaksana mengantisipasi setiap perubahan global yang terjadi dengan  pesat. Dari situ, Indonesia dapat memetik banyak pelajaran berharga. Misalnya dari RRC, terutama bagaimana

(6)

negara tersebut seakan kebal menghadapi badai internasional setelah peristiwa 11 September, dan terus tumbuh menjadi salah satu negara paling berpengaruh di dunia.

Meski demikian, Indonesia tidak diperbolehkan meninggalkan prinsip kehati-hatian dalam politik luar negerinya, karena jelas baik RRC mapun AS juga memiliki motivasinya sendiri dalam menjalin hubungan baik dengan negara- negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Seperti yang terungkap di KTT ASEAN lalu, RRC gencar 

mempromosikan dibukanya suatu koridor perdagangan dengan Asia Tenggara, dengan kata lain m enerima RRC sebagai bagian dari kawasan perdagangan bebas. Usulan tersebut memang dapat menjadi kesempatan besar bagi ASEAN untuk memulihkan perekonomian yang t engah lesu, karena pembukaan hubungan itu akan membuka jalan  pada 2 miliar konsumen Cina dan perdagangan dua arah yang bernilai sangat besar. Tetapi di sisi lain, terdapat

ancaman dari usulan RRC ini, karena dikhawatirkan aliran produk dari RRC akan mengancam i ndustri ASEAN.

Dan juga dikhawatirkan RRC memili ki motivasi untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dari ASEAN melalui koridor perdagangan tersebut. Maupun bagaimana menanggapi isu demokrasi AS. Andai kata pemerintah Indonesia dipimpin secara kuat dan efektif, mungkin sekali persoalan dapat lebih dibatasi. Akan tetapi Reformasi yang tidak kunjung menghasilkan kepemimpinan efektif dan kuat akan berpengaruh sekali terhadap perkembangan  bangsa yang membawa kemajuan bagi rakyat. Sebab sebenarnya pihak AS tidak berkurang usahanya untuk 

mewujudkan maksudnya, yaitu membentuk hegemoni di dunia. Hanya Indonesia yang kuat dan mantap yang dapat memelihara hubungan yang harmonis dengan AS, karena negara itu mau tidak mau harus mengakui kekuatan dan kemantapan Indonesia dan terpaksa menyesuaikan diri pada kenyataan bahwa Indonesia kuat.

INDONESIA-MESIR  Bidang Politik 

Mesir merupakan salah satu negara terkemuka dan pertama yang memberikan pengakuan terhadap kemerdekaan Republik Indonesia pada 18 November 1946. Kurang dari setahun kemudian, tepatnya pada 10 Juni 1947, secara resmi kedua negara membuka hubungan diplomatik melalui penandatanganan Perjanjian Persahabatan(Treaty of   Friendship and Cordiality),yang kemudian dilanjutkan dengan pembukaan perwakilan RI di Cairo pada 1949.

Sejak menjalin hubungan diplomatik, kedua negara senantiasa menjaga hubungan yang baik dan erat secara politis.

Hubungan yang baik dan akrab tersebut ditandai antara lain dengan intensitas kunjungan pejabat antara kedua negara, kesamaan pandangan dalam berbagai isu internasional dan regional yang m enjadi perhatian bersama, dan koordinasi serta saling dukung dalam pencalonan masing-masing di berbagai organisasi dan forum internasional.

Dalam hal pertukaran kunjungan antarpejabat, hampir seluruh Presiden RI, pernah melakukan kunjungan

kenegaraan atau kunjungan kerja ke Mesir. Sepanjang 2008-2010, terdapat sejumlah pejabat tinggi Indonesia yang  berkunjung ke Mesir, antara lain Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud M.D.; Utusan Khusus Presiden RI, Sofyan

Djalil; Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Abu Rizal Bakrie; Kepala Badan Standardisasi Nasional, Dr. Bambang Setiadi; Menlu RI (2009), N. Hassan Wirajuda; Utusan Khusus Presiden RI untuk Timur Tengah, Dr.

Alwi Shihab; dan Wakil Menteri Perhubungan/Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Kemenko Perekonomian, Bambang Susantono, Ketua DPR-RI, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan, beberapa

menteri dan anggota DPR, serta sejumlah misi kemanusiaan dari LSM Indonesia ke Jalur Gaza. Selain itu, Menlu RI Dr. R.Marty Natalegawa pada April 2011dan Presiden RI Periode 1998-1999 Prof. Dr. B.J.Habibie pada Juni 2011  juga melakukan kunjungan ke Cairo, Mesir.

Sementara itu dari pihak Mesir, Presiden Hosni Mubarak terakhir kali berkunjung ke Indonesia pada tahun 1983.

Adapun pejabat tinggi Mesir yang pernah berkunjung ke Indonesia antara lain Menteri Luar Negeri Mesir Ahmed Aboul Gheit, dalam rangka menghadiri KTT Asia-Afrika dan peringatanGolden JubileeKAA di Jakarta dan Bandung pada April 2005; dan Menteri Kerja Sama Internasional, Faiza Aboul Naga, dalam rangka Pertemuan Puncak D-8 di Bali pada Mei 2006 dan Sidang Komisi Bersama (SKB) V Indonesia-Mesir di Jakarta pada tahun 2007. Sedangkan pada tahun 2009, pejabat tinggi Mesir yang berkunjung ke Indonesia adalah Asisten Menteri Luar   Negeri Urusan Asia, Muhamed el-Zorkany, dalam rangkaian lawatannya ke beberapa negara Asia guna mendorong  peningkatan hubungan Mesir dengan negara-negara di kawasan ini.

Untuk memperkuat hubungan di berbagai bidang, kedua negara telah menyepakati pembentukan forum Konsultasi Bilateral di tingkat Pejabat Senior Kementerian Luar Negeri masing-masing sejak tahun 2001 dengan

ditandatanganinya MoU on Consultation. Pertemuan Konsultasi Bilateral telah dilaksanakan sebanyak empat kali, dua kali di Indonesia, (di Bali, 19–20 Juli 2004 dan di Jakarta, 14 Agustus 2006) dan dua kali di Mesir (di Cairo, 9– 

10 Mei 2005 dan 29 Oktober 2008). Melalui forum tersebut, kedua negara membahas berbagai isu hubungan dan kerja sama bilateral serta melakukan pertukaran pandangan tentang berbagai isu i nternasional dan regional yang menjadi perhatian bersama.

Awal tahun 2011 merupakan momentum bersejarah dalam perkembangan politik di Timur Tengah, termasuk di Mesir. Revolusi yang digerakkan oleh rakyat Mesir berawal pada 25 Januari 2011, menuntut pengunduran diri Presiden Mubarak. Unjuk rasa yang berlangsung selama kurang lebih 18 hari, berakhir dengan pengunduran diri Mubarak pada 11 Februari 2011, dan Pemerintahan Transisi Mesir diambil alih oleh DewanTertinggi Angkatan Bersenjata Mesir (Supreme Council of the Armed Forces/SCAF ), dengan Ketua Dewan Tertinggi, Marsekal Hussein Tantawi, sebagai Pimpinan. Dalam kaitannya dengan perkembangan politik tersebut, dalam hal ini Mesir menilai  bahwa proses reformasi dan demokratisasi Indonesia yang berawal pada tahun 1998 merupakan contoh nyata yang

dapat menjadi rujukan Mesir dalam menjalani masa demokratisasi saat ini. Hal ini nampak pada upaya Mesir  menggandeng Indonesia untuk melakukan sharing of experience proses transisi menuju demokrasi, yang dituangkan dalam berbagai bentuk dialog bilateral, seminar maupunworkshop.

Sejak Januari hingga September 2011, tercatat sejumlah permintaan sharing of experiencedari berbagai kalangan di Mesir kepada Indonesia, antara lain dari kantor  Information and Decision Support Centre (IDSC), Egyptian Council 

(7)

 for Foreign Affairs (ECFA),United Nations Development Programs (UNDP), National Democratic Institute (NDI) Cairo, dan American University in Cairo (AUC). Tercatat pula sejumlah kunjungan pejabat/t okoh Indonesia ke Mesir dalam rangka dukungan terhadap proses demokratisasi di Mesir, diantaranya kunjungan Menlu RI Dr. R.M.

Marty M. Natalegawa pada 14 April 2011; Ketua National Institute for Democratic Governance (NIDG)Letjen.

(Purn.) Agus Widjojo pada 17-21 April 2011; Deputi Sekretaris Wapres Bidang Politik Dr. Dewi Fortuna Anwar   pada 9-10 Mei 2011; Ketua MPR RI periode 1999-2004 Prof.Dr. Amien Rais; serta Presiden RI periode 1998-1999

Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie. Selain itu, Indonesia dan Mesir juga bekerja sama dalam penyelenggaraan berbagai seminar danworkshopdalam rangka sharing of experiencetersebut, antara lain:

 IPD Workshop on Egypt-Indonesia Dialogue on Democratic Transition,Jakarta, 25–26 Mei 2011;

Pertemuan Kelompok Ahli (PKA) m engenai Perubahan di Timur Tengah: Pengaruh dan Interdependensinya dalam Tatanan Global, Jakarta, 30 Mei 2011;

 partisipasi Indonesia pada Forum Internasional mengenai Pathways of Democratic Transitions:

 International Experiences, Lessons Learnt, and the Road Ahead , Cairo, 5–6 Juni 2011;

 IPD Workshop on Building Electoral Democracy in Egypt: Lessons Learned From the Indonesian  Experience, Cairo, 25-26 Juli 2011.

Dalam konteks hubungan bilateral Indonesia-Mesir dan kaitannya dengan isu Tim ur Tengah, pada prinsipnya

Indonesia memiliki posisi yang sama dengan Mesir t entang perlunya penyelesaian konflik Arab-Israel sesuai dengan resolusi-resolusi PBB yang relevan dan kesepakatan-kesepakatan yang pernah dicapai oleh pihak-pihak yang

 bertikai. Dalam kaitan ini, Indonesia mendukung tuntutan penarikan diri Israel dari seluruh tanah Arab yang didudukinya pada perang tahun 1967. Indonesia juga mengakui peran penti ng dan strategis Mesir dalam proses  perdamaian Timur Tengah, khususnya dalam penyelesaian masalah-masalah Palestina-Israel, terlebih mengingat  bahwa secara geografis Mesir berbatasan langsung dengan sebagian wilayah Palestina, yakni Jalur Gaza. Selain itu,

Indonesia mendukung berbagai upaya dan peran Mesir dalam penyelesaian masalah Palestina, termasuk upaya rekonsiliasi antarfaksi Palestina dan pemulihan kembali perundingan damai Palestina-Israel. Lebih dari sekadar  dukungan, Indonesia berkomitmen untuk ikut berperan aktif dan berkontribusi secara komplementer terhadap  berbagai upaya pemajuan proses perdamaian Timur Tengah, termasuk upaya yang dilakukan Mesir.

Kerja sama Ekonomi, Investasi dan Perdagangan

Indonesia dan Mesir telah menyepakati sejumlah perjanjian di bidang ekonomi, di antaranya Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the United Arab Republic for Air Services between and beyond their respective territories(11 Agustus 1964), Agreement on the Promotion and Protection of 

 Investment (19 Januari 1994),Trade Agreement (23 Juni 1997), Agreement on the Avoidance of Double Taxation and the Prevention of Fiscal Evasion with Respect to Taxes on Income(13 Mei 1998), Memorandum of 

Understanding (MoU)between Central Bank of Egypt and Bank Indonesia (14 Mei 1998), MoUon Small and   Medium Enterprises Cooperation(17 Juni 2000), MoUon Development of Syari'ah Financing Schemes for Small 

and Medium Enterprises in Indonesia (10 Agustus 2004), serta MoU on Veterinary Services and Quarantine Cooperation(18 Juni 2005).

Untuk lebih meningkatkan kerjasama, kedua negara memili ki forum Sidang Komisi Bersama (SKB) atau Joint  Commission pada tingkat Menteri, di mana sidang terakhir (kelima) komisi itu telah berlangsung di Jakarta, 3-4 April 2007. Pada SKB tersebut, kedua negara telah menandatangani beberapa kesepakatan antara lain, umbrella agreement , yaitu Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Arab  Republic of Egypt on Economic and Technical Cooperationyang berlaku mulai 25 Agustus 2011. Selain agreement

tersebut, ditandatangani pula tiga buah nota kesepahaman, yaitu Memorandum of Understanding Between the  National Standardization Agency of the Republic of Indonesia and the Egyptian Organization for Standardization

and Quality of the Arab Republic of Egypt on Standardization Cooperation. Memorandum of Understanding   Between the National Agency for Export Development (NAFED) of the Republic of Indonesia and the General 

Organization for International Exhibition and Fairs (GOIEF) of the Arab Republic of Egypt on Cooperation in  Exhibitions and Fairs. Memorandum of Understanding Between the Batam Industrial Development Authority

(BIDA) of the Republic of Indonesia and the General Authority for Investment and Free Zones(GAFI)of the Arab  Republic of Egypt on Free Zone Cooperation.

Pasca pengelenggaraan SKB V tahun 2007, tercatat ti ga perjanjian di bidang kerja sama ekonomi dan teknis yang ditandatangani antara RI-Mesir, yaitu Memorandum Of Understanding On Cooperation Research And Development  Of Technologyantara Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Kementerian Perindustrian RI

dan Arrangement Between The Republic Of Indonesia And The Arab Republic Of Egypt On The Development Of  Water Hyacinth Base Product Industry serta Memorandum of Understanding (MoU) Between Indonesian Furniture  Industry & Handicraft Association (ASMINDO) and Egyptian-Indonesian Business Council on Water Hyacinth  Joint Venture.

Dalam rangka realisasi kerja sama di bi dang pengolahan eceng gondok, Kementerian Luar Negeri RI telah mengirim dua orang pengrajin/pelatih yang akan memberikan pelatihan dasar pengolahan eceng gondok untuk 50 pengrajin Mesir yang diselenggarakan di Kota Mansoura, Provinsi Dakahlia pada tanggal 25-27 Juli 2011 melalui kerja sama denganSocial Fund for Development Mesir.

Di samping bentuk-bentuk kerja sama di atas, RI-Mesir juga aktif menjalankan kerja sama teknis peningkatan kapasitas berupa pelatihan-pelatihan, terutama di bidang pertanian melalui pelatihan pertanian di Egyptian

 International Centre for Agriculture(EICA) Kementerian Pertanian dan Reklamasi Lahan Mesir yang rutin diikuti  peserta dari Kemeneterian Pertanian RI setiap tahunnya. Sebaliknya Mesir juga secara rutin mengirimkan

delegasinya dalam program KTNB Training of Trainers for Participatory Training Program on Agriculture  Extension Methodologyyang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan dan Sumber Daya Manusia Pertanian,

Kementerian Pertanian RI, bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency(JICA) di Jakarta. Selain itu Indonesia dalam kerangka Asia-Middle East Dialogue (AMED) juga menawarkan pihak Mesir untuk 

 berpartisipasi dalam beberapa agenda, utamanya kursus Islamic Banking and Financeyang diselenggarakan di Jakarta. Di luar itu semua, kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Mesir juga ti dak hanya dilakukan melalui

(8)

forum bilateral, tetapi juga melalui berbagai forum regional dan multilateral seperti WTO, G-15, D-8, AMED dan OKI.

Di bidang investasi, berdasarkan data General Authority for Investment (GAFI), nilai kumulatif investasi non-migas Indonesia di Mesir pada kurun 1 Januari 1970 – 31 Mei 2006 hanya mencapai US$ 109,31 juta pada 7 sektor 

industri (tekstil/garmen, makanan, kimia dan teknik) serta 2 sektor jasa (pergudangan dan bahan bangunan). Adapun hingga tahun tahun 2011 nilai investasi Indonesia di Mesir diperkirakan meningkat menjadi sekitar USD 270 juta dengan didirikannya tiga perusahaan joint ventureIndonesia di Mesir yaitu Indorama Shebin Co. pada tahun 2007, Pyramid Glass pada tahun 2008, Salim Wazaran Abu Alata (Indomie) pada tahun 2009. Sementara it u investasi Mesir di Indonesia, menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI saat ini tercatat hanya ada 3 investasi dari Mesir di Indonesia, dengan nilai total US$ 450.000. Investor tersebut bergerak di bidang

wholesale/distributor export-import dan biro perjalanan.

Di bidang perdagangan Indonesia selalu mencatat surplus perdagangan dalam beberapa tahun terakhir. Menutup 2010, sekalipun keadaan perekonomian Mesir belum pulih sepenuhnya dari krisis ekonomi global tahun 2008, ekspor Indonesia ke Mesir terus berlangsung dengan surplus yang cukup signifikan bagi Indonesia dan meningkat  jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS, total perdagangan non-

migas Indonesia dengan Mesir pada tahun 2010 tercatat USD 1,07 miliar dan mengalami kenaikan sebesar 33,3%

dibanding dengan periode tahun 2009, yang nilainya mencapai USD 802,56 juta. Meski terjadi Revolusi di Mesir, volume perdagangan Indonesia-Mesir pada periode Januari-Juni 2011 tetap mengalami kenaikan sebanyak 49,51%

dan mencapai USD 725,59 juta berbanding periode Januari-Maret 2010 yang mencapai USD 489,30 juta.

Beberapa produk Indonesia yang unggul di Mesir, antara lain produk pertanian dan olahan (kelapa, teh, kopi,

tembakau, kayu manis, gula, CPO, gandum), produk buah-buahan dan buah-buahan olahan (nanas, jeruk), kertas dan alat tulis, plastik dan bahan baku plastik, yarn, katun dan pakaian jadi, ban, alat rumah tangga, furniture dari kayu dan rotan. Sebaliknya komoditi ekspor Mesir ke Indonesia antara lain fosfat, kapas, buah-buahan (terutama jeruk  dan kurma) serta kristal.

Dalam rangka meningkatkan hubungan investasi dan perdagangan Indonesia-Mesir, pada pertemuan Menteri Perdagangan RI dan Menteri Perdagangan dan Perindustrian Mesir di Jakarta pada bulan Januari 2011 t elah

disepakati pembentukan Joint Study Group(JSG) yang terdiri dari praktisi bisnis, pemerintah, serta akademisi untuk   bertugas mempelajari dan mengkaji hambatan perdagangan dan investasi, serta mengkaji kelayakan pembukaan  perdagangan bebas antara Indonesia-Mesir. Sebagai langkah realiasasi, pada akhir tahun 2010 di Cairo telah

dilakukan pertemuan awal pembentukan JSG oleh Delegasi Kementerian Perdagangan RI dengan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Luar Negeri Mesir pada akhir tahun 2010, namun demikian dengan terjadinya Revolusi 25 Januari di Mesir, kelanjutan pembentukan JSG tersebut belum dibicarakan kembali.

Tabel Nilai Investasi RI-Mesir Tahun 2006-2010*

 Nilai USD. 000

Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

Investasi Mesir di Indonesia 450 450 450 450 450

Investasi Indonesia di Mesir 109.310 140.030 240.030 270.030 270.030

*Diolah oleh KBRI Cairo

Neraca Perdagangan Indonesia-Mesir [Periode 2006-2011]

 Nilai USD. 000

URAIAN 2006 2007 2008 2009 2010 Trend%)

2006-2010

Jan-Jun Perubahan

% 2011/2010

2010 2011

Total

perdagangan 514.421,0 638.893,6 1.000.759,3 802.564,3 1.070.049,2 18,45 485.300,9 725.593,8 49,51

Migas 6,6 0,0 16,2 399,1 65.002,4 0,00 41.351,8 43,5 -99,89

 Non migas 514.414,3 638.893,6 1.000.743,1 802.165,2 1.005.046,8 16,97 443.949,0 725.550,3 63,43 Ekspor 464.243,4 589.556,3 790.745,5 708.813,9 879.350,4 15,74 399.809,4 621.068,2 55,34

Migas 0,0 0,0 0,0 0,0 23.583,4 0,00 0,0 0,0 0,00

 Non migas 464.243,4 589.556,3 790.745,5 708.813,9 855.767,0 15,11 399.809,4 621.068,2 55,34 Impor 50.177,5 49.337,3 210.013,9 93.750,4 190.698,8 39,27 85.491,4 104.525,6 22,26

Migas 6,6 0,0 16,2 399,1 41.419,0 0,00 41.351,8 43,5 -99,89

 Non migas 50.170,9 49.337,3 209.997,6 93.351,3 149.279,8 32,56 44.139,6 104.482,1 136,71 Neraca

perdagangan 414.065,9 540.219,1 580.731,6 615.063,5 688.651,6 12,16 314.318,0 516.542,6 64,34

Migas -6,6 0,0 -16,2 -399,1 -17.835,6 0,00 -41.351,8 -43,5 -99,89

 Non migas 414.072,5 540.219,1 580.747,8 615.462,6 706.487,3 12,74 355.669,8 516.586,1 45,24 Sumber : Data Statistik Kementerian Perdagangan RI

(9)

Potensi dan Peluang

Meski Mesir mengalami tantangan berat di segala sendi kehidupan, secara umum rakyat Mesir memandang Revolusi merupakan titik balik kebangkitan Mesir menuju kehidupan yang lebih baik. Bagi para pelaku usaha, meski dalam  jangka pendek Revolusi telah menimbulkan kerugian materil yang besar, namun dalam jangka panjang akan

membuka pintu bagi persaingan yang sehat antar pelaku ekonomi. Seperti banyak disinyalir oleh m edia massa, di  bawah kepemimpinan rezim Hosni Mubarak, telah terjadi kolusi dan nepotisme dalam bentuk pemberian

keistimewaan ( privilege) bagi keluarga dan/atau kalangan yang dekat dengan keluarga penguasa sehingga menutup  peluang pelaku bisnis lain yang berminat untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi.

Perubahan situasi politik, sosial dan ekonomi yang dialami Mesir pasca Revolusi adalah peluang yang cukup  potensial bagi para pengusaha Indonesia yang berminat menjalin hubungan dagang dengan para pengusaha Mesir.

Kebijakan Pemerintah Mesir untuk mengamankan kebutuhan pokok rakyatnya selama krisis dapat menjadi peluang  bagi eksportir komoditas primer seperti bahan pangan. Sampai saat ini, KBRI Cairo terus menerimainquiriesdari  para pengusaha Mesir yang berminat mencari penyedia produk dan komoditas dari Indonesia.

Saat ini Pemerintah Mesir telah m enerapkan mewajibkan adanyaCertificate of Inspection Quality (CIQ) terhadap semua produk yang diimpor dari Cina. Kebij akan tersebut dinilai memberatkan dan akhirnya membuat para

 pengusaha Mesir mencariresourcedari negara Asia selain Cina, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam.

Hal tersebut membuka peluang produk Indonesia untuk bersaing di Mesir.

Selama ini, produk-produk Indonesia mendapat sambutan positif dari para importir Mesir karena dinilai memiliki keunggulan dalam hal kualitas dan detail pengerjaan. Beberapa produk unggulan Indonesia di Mesir a.l: produk   pertanian dan olahan (kelapa, teh, kopi, tembakau, kayu manis, gula, CPO, gandum), produk buah-buahan dan buah-  buahan olahan (nanas, jeruk), kertas dan alat tulis, plastik dan bahan baku plastik, yarn, katun dan pakaian jadi, ban,

alat rumah tangga, furniture dari kayu dan rotan.

Di bidang investasi, meski Pemerintah Mesir telah mengupayakan langkah-langkah pengamanan bagi investasi asing, namun untuk pembukaan investasi baru tampaknya investor perlu melakukanwait-and-seehingga terbentuknya pemerintahan hasil Pemilu yang diharapkan mampu menciptakan stabilitas bagi keberlangsungan investasi. Di sisi lain, kondisi Mesir saat ini dapat menjadi peluang untuk menarik investor Mesir menanamkan modalnya di luar negeri, termasuk Indonesia. Meski demiki an, preferensi investor Mesir yang memilih negara- negara kawasan sekitar sebagai tujuan investasi menjadi tantangan t ersendiri bagi Pemerintah RI untuk menarik  minat mereka. Untuk itu diperlukan upaya lebih guna meyakinkan para investor tersebut baik dari segi keamanan  berinvestasi, kejelasan aturan-aturan terkait investasi serta prospek keuntungan yang diraih.

Kerja sama Sosial Budaya dan Pendidikan

Hubungan sosial budaya Indonesia-Mesir telah berlangsung sejak pertengahan abad ke-19, dimana puluhan mahasiswa asal Nusantara yang dikenal dengan Ruwaq Jawimenuntut ilmu di Al Azhar Mesir. Al Azhar  merupakan universitas utama tujuan pelajar Indonesia yang ingin lebih memperdalam ilmunya tentang agama Islam.

Di masa kini, dalam pelaksanaan hubungan kerja sama bilateral Indonesia-Mesir dalam bidang sosial budaya dan  pendidikan, terdapat beberapa perjanjian kerja sama yang menjadi payung bagi terlaksananya kerja sama tersebut, di

antaranya adalah:

Perjanjian Kerja Sama Budaya antara Indonesia dan Mesir yang dit andatangai pada tanggal 10 Oktober  1955;

Protokol Kerja Sama Penerangan Pemerintah RI dan Pemerintah Mesir ditandatangani tanggal 19 Oktober  1972;

Persetujuan LKBN ANTARA-MENA yang ditandatangani di Cairo tanggal 12 Oktober 1977;

 Joint Communiqueantara Persatuan Wartawan Indonesia-Persatuan Wartawan Indonesia Mesir dan organisasi jurnalistik Indonesia pada tahun 1983;

MoU bidang pariwisata yang ditandatangai pada tanggal 19 Januari 1984;

 Protocol of Cooperation in the Field of Information and Between the Department of Information of the  Republic of Indonesia and the Ministry of State for Information of the Arab Republic of Egypt tahun 1984

ditandatangani di Cairo tanggal 18 Mei 1984;

Protokol kerja sama bidang agama dan wakaf 11 Mei 1992;

 MoU on Youth and Sport ditandatangani pada tanggal 18 September 1994;

MoU bidang Iptek 7 September 1995;

Perjanjian kerja sama keilmuan dan pendidikan antara D epag RI dengan Al-Azhar 19 Januari 1996;

Perjanjian pembukaan SD dan Sekolah Menengah Al-Azhar di Jakarta 28 September 1999;

Protokol kerja sama bidang informasi ditandatangani tanggal 19 Maret 2003;

MoU antara berbagai universitas Indonesia dan Mesir.

Indonesia aktif dalam melaksanakan beragam kegiatan budaya baik yang bersifat promosi maupun melalui kerja sama dengan berbagai pusat-pusat kebudayaan di Mesir. Di 2011, t erutama setelah Revolusi Mesir, kegiatan budaya yang telah dilakukan oleh KBRI di antaranya adalah pagelaran "Ramadhan Lifestyle in Indonesia" pada tanggal 10

(10)

Agustus 2011 di Cairo Opera House dantanggal 12 Agustus 2011 di Opera Damenhur  , peringatan hari anak  nasional bekerja sama dengan Yayasan 6 Oktober pada 27 Juli 2011, keikutsertaan dalam Festival Music Sufi Internasional (15-25 Agustus 2011).

Salah satu sarana utama dalam mempromosikan budaya Indonesia kepada masyarakat Mesir adalah dengan menyelenggarakan kursus bahasa Indonesia yang telah diefektifkan sejak tanggal 3 Agustus 2008 oleh Pusat Kebudayaan dan Informasi (PUSKIN). Tujuan utamanya adalah untuk menjembatani kedua Negara dalam

meningkatkan people to people contact untuk saling mengenalkan budaya kedua bangsa. Hingga bulan September  2011 jumlah alumni dan siswa PUSKIN sekitar 200 orang. Selain belajar bahasa, siswa PUSKIN juga diperkenalkan dengan budaya Indonesia, seperti music angklung, kecapi suling, seni Pencak Silat, nonton bersama (film

Indonesia), mengenal kuliner Indonesia, dll.

Sementara itu dalam rangka peningkatan kerja sama pemuda telah dilaksanakan Program Indonesia-Egypt Youth Exchange-IEYE 2007. Sebanyak 24 orang warga Negara Mesir, terdiri dari 20 mahasiswa/i, 2 wartawantravel  writers (Al Ahram Al ArabydanGazette), serta 2 pendamping dari National Council for Youthtelah melakukan kunjungan ke Indonsia pada bulan Agustus 2007.

Bentuk promosi kerja sama lainnya yaitu berupa pengiriman wartawan Mesir ke Indonesia. Pada tahun 2005, KBRI Cairo telah mensponsori pengiriman 2 (dua) orang wartawan Mesir m asing-masing Mr. Sayed Hany (wartawan SK  Al Gomhouria) dan Mr. Mounir El Fishawy (wartawan majalah Islamic Tourism) untuk mengikuti program "Fam- Trip" yang diselenggarakan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI. Program serupa dilaksanakan pada Agustus 2009 dengan mengikutsertakan Jurnalis al-Ahram, Mr. Mohamed Osman sebagai peserta Presidential Friends of Indonesia.

Pada bulan Oktober 2011 mendatang, dua orang fotographer dan tiga orang kru televisi Mesir diundang oleh Indonesia dalam kegiatan Fam Trip yang dil aksanakan di Jakarta, Yogyakarta dan Bali.

Untuk pengembangan diplomasi publik lainnya, Indonesia juga aktif melakukan diseminasi informasi melalui keikutsertaan dalam berbagaievent internasional yang diselenggarakan di Mesir, antara lain Festival Film Internasional Cairo, mengisi berbagai acara TV dan radio dan lain-lain.

Dalam bidang pendidikan, Indonesia dan Mesir terus meningkatkan hubungan yang intensif antara universitas- universitas di Indonesia dan Mesir. Sebagai perwujudan dari kerja sama itu, Universitas Al-Azhar Mesir  memberikan beasiswa untuk pelajar asal Indonesia sebanyak 115 setiap t ahun dengan perincian: 90 beasiswa  program SI, 20 beasiswa program pasca sarjana dan 5 beasiswa pra perguruan tinggi. Pemerintah Mesir juga

memberikan 5 beasiswa program S1 di Universitas Non-Al-Azhar untuk bidang Studi Ekonomi, Hukum dan Bahasa Arab. Selain itu, Universitas Minia, memberikan beasiswa bagi 10 mahasiswa UNJ untuk mengikuti pendidikan  bahasa Arab selama 1 tahun.

Majelis tertinggi Urusan Agama Islam, di Kementrian Wakaf Mesir memberikan beasiswa bagi mahasiswa Indonesia yang belajar di Universitas Al Azhar, pada saat ini mencapai 100 orang. Selain itu, Al Azhar 

mengirimkan tenaga pengajar untuk madrasah dan pesantren di Indonesia sebanyak 50 orang yang ditempatkan di  berbagai lembaga pendidikan Islam di seluruh pelosok Indonesia. Al Azhar juga memberikan kesempatan pelatihan

Da’i bagi muballigh Indonesia selama 3 bulan bersama imam dan muballigh dari berbagai negara.

Pada tahun 2007-2008 empat orang mahasiswa asal Mesir mendapatkan beasiswa Darmasiswa dari pemerintah Indonesia. Mereka mendapatkan kesempatan untuk belajar mengenai bahasa Indonesia, kesenian, musik maupun kerajinan tradisional Indonesia di salah satu universitas di Indonesia.

Pada September 2011, 20 mahasiswa Mesir dikirim oleh KBRI Cairo untuk mendapatkan kesempatan Dharmasiswa dan beasiswa S2.

Selain beasiswa, kegiatan kerja sama pendidikan antara Indonesia dan Mesir juga dilaksanakan dalam bentuk  Arabic in Country Programme, pertukaran dosen, mahasiswa, Joint Research,Sandwich programmehingga rintisan kerja sama dalam program Double-degreeantara beberapa Univeritas di Indonesia dan Mesir 

INDONESIA - INGGRIS 1. HUBUNGAN POLITIK 

RI-UK Partnership Forum (PF)

Hubungan bilateral antara Indonesia dan Inggris dalam beberapa waktu t erakhir mengalami peningkatan signifikan.

Joint Statement yang disepakati Presiden RI dan PM Inggris Tony Blair dalam pertemuan di Jakarta, bulan Maret 2006 merupakan salah satu tonggak penting dalam peningkatan hubungan bilateral kedua negara. Dalam Joint Statement ini Kepala Pemerintahan kedua negara sepakat untuk memperkuat kerjasama bilateral melalui wadah RI- UK Partnership Forum (PF).

Pertemuan PF pertama telah diselenggarakan di London pada t anggal 30 Januari 2007, yang antara lain dihadiri oleh Menteri Luar Negeri RI, Menteri Perdagangan RI dan Menteri Pertahanan RI. Pada kunjungan Menlu RI ke London ini pula, tepatnya tanggal 31 Januari 2007 telah diresmikan RI-UK Islamic Advisory Group (IAG) yang juga

merupakan salah satu butir Joint Statement Presiden RI dan PM Inggris.

Pasca pertemuan PF I ini, kerjasama bilateral antara kedua negara terus berkembang dan meningkat. Tidak hanya

Referensi

Dokumen terkait

Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif. Dalam penelitian ini mendeskripsikan data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi

Meskipun pada kawasan TNGC terdapat potensi ekowisata yang beragam tapi hingga saat ini pengelolaan pariwisata alam di Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC)

terdapat dalam jaringan kripik tempe yaitu produsen, pemasok bahan mentah, agen, konsumen dengan adanya jaringan sosial kripik tempe sido gurih ini terbentuk karena

ke arah jurang dengan menambah lajur jalan diluar perkerasan yang ada, dengan Struktur plat beton bertumpu pada balok memanjang jalan.. Balok memanjang tersebut bertumpu pada

Seperti yang terlihat pada gambar 2.13a maka keempat propeller akan berputar dengan cepat sehingga quadcopter akan bergerak keaatas (dalam posisi take-off ) dan

Pola asuh demokratis adalah bentuk pola asuh yang lebih lentur, sebab disini orang tua memberikan peraturan kepada anak dengan mempertimbangkan kondisi anak.. Orang tua

use case diagram sistem informasi penerimaan hutang pajak bumi dan bangunan pada KPP Pratama Medan Belawan yang dirancang penulis adalah seperti pada gambar

Hal ini diduga terjadi karena suhu yang diberikan masih tergolong dalam rentang suhu optimum dari pertumbuhannya, sedangkan beberapa isolat memilik variasi