PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO
RENSTRA
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo
Tahun 2021-2026
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
Jl. Sekar Putih Timur Nomor 32 Telepon (0352) 463232 Fax.(0352) 463232 Kode Pos 63418
Website: bpbd.ponorogo.go.id, Email: bpbd.ponorogo@yahoo.com
TAHUN 2021
ii
DAFTAR ISI
Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Landasan Hukum 1
1.3 Maksud dan Tujuan 7
1.4 Sistematika Penulisan 7
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH 9 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah 9
2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah 16
2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah 20
2.4 Tantangan/Ancaman dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat
Daerah 23
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH 25 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Perangkat
Daerah 25
3.2 Telaahan Visi Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih 25
3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra 26 3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis 27
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis 30
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN 32
4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah 32 BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 34 5.1 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan 34
iii BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN 37
BAB VII
KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN 38
BAB VIII
PENUTUP 41
i
KATA PENGANTAR
Dokumen Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo 2021-2026 ini merupakan dokumen rujukan bagi penyusunan rencana kerja tahunan. Fungsi lain yang juga diemban oleh dokumen ini adalah juga sebagai instrumen untuk mengukur capaian kinerja BPBD selama periode lima tahun kedepan.
Renstra BPBD Kabupaten Ponorogo ini disusun dengan merujuk pada hasil kajian dan konsepsi RPJMD Kabupaten Ponorogo 2021-2026, serta mempertimbangkan arah pembangunan kewilayahan yang telah ditetapkan sebelumnya sebagaimana dimuat di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Ponorogo, serta tentu saja tugas pokok dan fungsi serta visi dan misi Bupati Ponorogo terpilih periode 2021-2026.
Demikian dan semoga dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Ponorogo, September 2021 KEPALA PELAKSANA
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PONOROGO
IMAM BASORI, S.Sos. MM Pembina Utama Muda NIP. 19700115 199003 1 007
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penyelenggaraan pemerintahan daerah, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang telah mengalami beberapa perubahan, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, dan perubahan ketiga dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, lebih mengutamakan pelaksanaan desentralisasi yang memberikan keleluasaan dan sebagian besar kewenangan kepada daerah dalam menyelenggarakan otonomi daerah. Keleluasaan tersebut adalah dalam hal kewenangan untuk menentukan dan melaksanakan kebijakan menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Ponorogo Tahun 2005-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ponorogo Tahun 2021-2026 akan menjadi acuan untuk penyusunan rencana strategis SKPD.
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang dalam upaya mencapai keberhasilannya perlu didukung dengan perencanaan yang baik sesuai dengan visi dan misi organisasi. Pendekatan yang dilakukan adalah melalui perencanaan strategis yang merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan mendasar yang dibuat untuk diimplementasikan oleh organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
1.2 LANDASAN HUKUM
Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2021–2026 disusun atas dasar :
1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah- Daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya & Dati II Surabaya dengan mengubah Undang-Undang
2
Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur & Undang-Undang 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan DI. Yogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
3
10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6398);
11. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
12. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6042);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114 Tambahan Lembaran Negara Nomor 1887) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 187 Tambahan Lembaran Negara Nomor 6402);
4
15. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 228, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6056);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6178);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6332);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6633);
21. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 199);
22. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199);
23. Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 4) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan
5
Proyek Strategis Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 259);
24. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 136);
25. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 112);
26. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik - Bangkalan - Mojokerto - Surabaya - Sidoarjo - Lamongan, Kawasan Bromo - Tengger - Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 225);
27. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 10);
28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 157);
29. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312);
30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembuatan Dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 459);
31. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 98 Tahun 2018 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1538);
6
32. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1540);
33. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi dan Nemenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1447);
34. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang Laporan Dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 288);
35. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 Nomor 1 Seri E);
36. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Tahun 2011—2031 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2012 Nomor 3 Seri D);
37. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 7 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2019-2024 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2019 Nomor 5 Seri D);
38. Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 Nomor 6);
39. Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 02 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo.
40. Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ponorogo Tahun 2012-2032 (Lembaran Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2012 Nomor 2);
41. Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 02 Tahun 2021 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ponorogo Tahun 2021-2026 (Lembaran Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2021 Nomor 2);
42. Peraturan Bupati Ponorogo Nomor 22 Tahun 2011 tentang Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo.
7 1.3 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulanagan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2021-2026 adalah memberikan arah penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan bidang kebencanaan.
Adapun tujuannya adalah untuk memberikan pedoman, petunjuk dan referensi dalam :
a. Menyusun dan melaksanakan program dan kegiatan pembangunan bidang kebencanaan;
b. Menyusun tolok ukur evaluasi kinerja.
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2021-2026 disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN, berisi : 1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum 1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Sistematika Penulisan.
BAB II. GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH, berisi : 2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah.
2.2. Sumberdaya Perangkat Daerah.
2.3. Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah.
2.4. Tantangan/Ancaman dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah.
BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PERANGKAT DAERAH, berisi :
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah.
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih.
3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra.
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis.
8 3.5. Penentuan Isu-isu strategis.
BAB IV. TUJUAN DAN SASARAN, berisi:
4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah.
BAB V. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN BAB VII. INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU
PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VIII PENUTUP
9 BAB II
GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
Berdasarkan Peraturan Bupati Ponorogo Nomor 22 Tahun 2011 tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kebencanaan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo mempunyai fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang kebencanaan;
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kebencanaan;
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kebencanaan;
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo mempunyai tugas merumuskan kebijakan teknis, menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah, membina dan melaksanakan tugas di bidang kebencanaan sehari-hari.
2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH a. Sekretaris
Sekretaris mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu dan tugas pelayanan administratif.
Sekretaris mempunyai fungsi :
a. Pengoorganisasian penyusunan program dan evaluasi;
b. Pengoorganisasian penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu;
c. Pelayanan administrasi;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah sesuai dengan bidang tugasnya.
Sekretaris membawahi:
1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas:
a) Melaksanakan kegiatan ketatausahaan dan ketatalaksanaan;
b) Melaksanakan urusan kerumahtanggaan, perlengkapan dan keprotokolan;
10
c) Melaksanakan pelayanan administrasi kepegawaian;
d) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.
2) Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas :
a) Menyiapkan bahan dan data untuk penyusunan anggaran;
b) Menyusun rencana anggaran kas SKPD;
c) Melaksanakan tertib administrasi dan pertanggungjawaban keuangan ;
d) Menyusun laporan keuangan ;
e) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.
3) Sub Bagian Perencanaan dan Program:
Sub Bagian Perencanaan dan Program mempunyai tugas:
a) Melaksanakan koordinasi penyusunan program kegiatan;
b) Melaksanakan penyusunan program kegiatan;
c) Menyusun dokumen perencanaan SKPD
d) Melaksanakan penyusunan laporan program kegiatan;
e) Melaksanakan evaluasi pelaksanaan program kegiatan;
f) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.
b. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan:
Bertugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan dan pemberdayaan masyarakat pada pra-bencana, serta pengurangan resiko bencana.
Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan membawahi:
1) Seksi Pencegahan
Seksi Pencegahan mempunyai tugas:
a. Melaksanakan identifikasi dan pengenalan terhadap sumber bahaya atau ancaman bencana;
b. Melaksanakan pemantauan terhadap:
1) penguasaan dan pengelolaan sumber daya alam;
2) penggunaan teknologi tinggi.
3) melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tata ruang dan pengelolaan lingkungan hidup;
4) melaksanakan penguatan ketahanan sosial masyarakat;
11
5) melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan sesuai dengan bidang tugasnya.
2) Seksi Kesiapsiagaan
Seksi Kesiapsiagaan mempunyai tugas:
a. Melaksanakan penyusunan dan uji coba rencana penanggulangan kedaruratan bencana;
b. Melakukan pengorganisasian, pemasangan dan pengujian sistem peringatan dini;
c. Menyediakan dan menyiapkan barang pasokan pemenuhan kebutuhan dasar;
d. Melakukan pengorganisasian, penyuluhan, pelatihan dan gladi tentang mekanisme tanggap darurat;
e. Menyiapkan lokasi evakuasi;
f. Menyusun data akurat, informasi dan pemutakhiran prosedur tetap tanggap darurat bencana;
g. Menyediakan dan menyiapkan bahan, barang dan peralatan untuk pemenuhan pemulihan prasarana dan sarana;
h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan sesuai dengan bidang tugasnya.
c. Bidang Kedaruratan dan Logistik.
Bertugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang penanggulangan bencana, penanganan pengungsi pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik.
Bidang Kedaruratan dan Logistik membawahi:
1) Seksi Kedaruratan
Seksi Kedaruratan mempunyai tugas:
a. Menyiapkan dan menganalisa data sebagai bahan perumusan kebijakan operasional di bidang penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi pada saat tanggap darurat;
b. Mengumpulkan dan menganalisa data sebagai bahan koordinasi dan pembinaan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi pada saat tanggap darurat;
c. Menyusun rencana program dan/atau kegiatan di bidang penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi pada saat tanggap darurat;
d. Menyiapkan data sebagai bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi pada saat tanggap darurat;
12
e. Menyiapkan bahan kerjasama dibidang penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi pada saat tanggap darurat;
f. Menyiapkan bahan pengendali dan pengawas dibidang penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi pada saat tanggap darurat;
g. Menyiapkan bahan fasilitasi dibidang penanggulangan bencana, dan penanganan pengungsi pada saat tanggap darurat.
h. Menyiapkan data dan kelengkapan penyelenggaraan evakuasi terhadap korban bencana dan upaya Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) pada saat tanggap darurat;
i. Menyiapkan bahan koordinasi dan fasilitasi penyelenggaraan Sistim Komando Tanggap Darurat Bencana;
j. Menyiapkan dan menyelenggarakan operasionalisasi unit pemadam kebakaran;
k. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas serta menyusun laporan kinerja sesuai dengan bidang tugasnya;
l. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Kedaruratan sesuai dengan bidang tugasnya;
m. Melakukan Operasional tim reaksi cepatr dan pusdalops;
n. Melakukan pengkajian cepat dampak bencana secara cepat dan tepat berdasarkan informasi awal kejadian bencana guna penanganan darurat bencana;
o. Melakukan perencanaan dan pengawasan operasi pencarian, penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, dan pemenuhan kebutuhan dasar darurat bencana dan kecelakaan;
p. Melakukan Koordinasi dan pelaporan kepada kepala Bidang Kedaruratan sebagai bahan masukan untuk penentu kebijakan lebih lanjut;
q. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang kedaruratan dan Logistik sesuai dengan bidang tugasnya.
2) Seksi Logistik
Seksi Logistik mempunyai tugas:
a. Menyiapkan dan menganalisa data sebagai bahan perumusan kebijakan operasional dibidang dukungan logistik;
b. Mengumpulkan dan menganalisa data sebagai bahan koordinasi dan pembinaan dibidang dukungan logistik;
13
c. Menyusun rencana program dan/atau kegiatan dibidang dukungan logistik;
d. Menyiapkan data sebagai bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria dibidang dukungan logistik;
e. Menyiapkan bahan kerja sama dibidang dukungan logistik;
f. Menyiapkan bahan pengendalian dan pengawasan dibidang dukungan logistik;
g. Menyiapkan data sebagai bahan iventrisasi maupun perencanaan kebutuhan pengadaan prasarana dan sarana penanggulangan bencana;
h. Melakukan perawatan/pemeliharaan dan perbaikan prasarana dan sarana penanggulangan bencana;
i. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas serta menyusun laporan kinerja sesuai dengan bidang tugasnya;
j. Melakukan penyelenggaraan dukungan tanggap bencana dapur umum, air bersih, dan sanitasi umum;
k. Melakukan penerimaan, penyimpanan, dan pendistribusian bantuan logistik dan peralatan;
l. Melakukan inventarisasi bantuan logistik dan peralatan tanggap bencana;
m. Melakukan koordinasi dan pelaporan kepada kepala Bidang Kedaruratan sebagai bahan masukan untuk penentuan kebijakan lebih lanjut;
n. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang kedaruratan dan Logistik sesuai dengan bidang tugasnya;
d. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Bertugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang pengendalian dan pengawasan rehabilitasi, rekonstruksi sarana prasarana, kehidupan sosial masyarakat dan pelayanan publik.
Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi membawahi:
1) Seksi Rehabilitasi
Seksi Rehabilitasi mempunyai tugas:
a. Melaksanakan perbaikan lingkungan daerah bencana;
b. Melaksanakan perbaikan prasarana dan sarana umum;
c. Memberikan bantuan perbaikan rumah masyarakat;
d. Melaksanakan pemulihan sosial,psikologis;
e. Melaksanakan pelayanan kesehatan;
14
f. Melaksanakan rekonsiliasi dan resolusi konflik;
g. Melaksanakan pemulihan, sosial, ekonomi, budaya;
h. Melaksanakan keamanan dan ketertiban;
i. Melaksanakan pemulihan fungsi pemerintahan; dan j. Melaksanakan pemulihan fungsi pelayanan publik;
k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi sesuai dengan bidang tugasnya.
2) Seksi Rekonstruksi
Seksi Rekonstruksi mempunyai tugas:
a. Melaksanakan pembangunan kembali prasarana dan sarana;
b. Melaksanakan pembangunan kembali sarana sosial masyarakat;
c. Membangkitkan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat;
d. Melaksanakan penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik dan tahan bencana;
e. Mendorong partisipasi dan peran serta lembaga,organisasi kemasyarakatan, dunia usaha dan masyarakat;
f. Meningkatkan kondisi sosial, ekonomi dan budaya;
g. Meningkatkan fungsi pelayanan publik;
h. Meningkatkan pelayanan utama dalam masyarakat;
i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi sesuai dengan bidang tugasnya.
15
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BPBD e. Kelompok Jabatan Fungsional
Unsur Pengarah - Instansi terkait -
Kepala Pelaksana BPBD IMAM BASORI, S.Sos..MM
Sekretaris
Restuadi Hery Wibisono, S.H., M.H
Subbag Umum &
Kepegawaian Nenny Herdiantin, S.Psi
Subbag Perencanaan &
Program Marsanto,SE. MM.
Subbag Keuangan
Suharmiati,SH.
Kabid Pencegahan &
Kesiapsiagaan
Drs. Jumari,M.Si.
Kabid Kedaruratan &
Logistik
Setyo Budiyono, S.Sos. MM
Kabid Rehabilitasi &
Rekonstruksi Drs. Adin Hendrawanto,MM
Kasi Pencegahan Marem, S.Sos. M.Si
Kasi Kesiapsiagaan M.Amin Arifin,SE.
Pratjojo, M.Si
Kasi Kedaruratan Arim Kamandoko,S.Pd.
Kasi Logistik Budi Susanto,S.Sos.
Kasi Rehabilitasi Edy Sugiyanto,ST.
Kasi Rekonstruksi Hari Wibowo,ST.
Kelompok Jabatan Fungsional Kepala BPBD Dr. Drs. Agus Pramono, MM
16 2.2 SUMBER DAYA PERANGKAT DAERAH
A. Sumber Daya Manusia
Untuk mengemban tugas pokok dan fungsi sebagaimana diuraikan di atas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo didukung personil sebanyak 61 orang terdiri dari:
PNS/CPNS : 31 Orang
Sukwan/Honda/Tenaga Kontrak : 31 Orang
Rincian latar belakang dan tingkat pendidikan SDM Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo disajikan pada tabel berikut :
Tabel 2.1
Sumber Daya Manusia
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2021 Pendidikan
Spesifik Usia
Jumlah
Jenis Kelamin Jumlah Seluruh- Strata Spesifikasi Laki- nya
laki
Perem puan S-2 Pasca
Sarjana
20-30 31-40 7
41-50 1 1
51-58 5 4 1
S-1 Sarjana 20-30 2 1 1
31-40 3 2 1 15
41-50 6 5 1
51-58 4 3 1
D3 Diploma 20-30
31-40 41-50 51-58
1
D1 Diploma 20-30
31-40 41-50 51-58
1 1
1
SLTA 20-30
31-40 3 2 1 7
41-50 3 3
51-58 1 1
17 Tenaga
Kontrak
Sarjana 20-30 31-40 41-50 51-58
4 1 2
2 1 2
2
7
SLTA 20-30
31-40 41-50 51-58
12 6 1
9 6 1
3
19
SMP 20-30
31-40 41-50 51-58
1 3
1
3 4
SD 20-30
31-40 41-50
51-58 1 1
1
Jumlah 61 49 12 62
Dari segi jumlah SDM untuk melaksanakan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BPBD usia produktif sebanyak 49 orang atau 80,33% dari yang ada 61 pegawai kondisi tersebut didukung dengan tingkat Pendidikan Pasca Sarjana dan sarjana sebanyak 28 orang atau 45,90% dan Diploma, SLTA sebanyak 33 orang atau 54,10% dengan tingkat usia diatas 50 tahun sebanyak 10 orang atau mencapai 16,39%. Dengan melihat jumlah karyawan/karyawati yang ada dari berbagai disiplin ilmu maupun tenaga ahli dalam Penanggulangan Bencana masih sangat kurang memadahi.
B. Sarana Prasarana
Sebagai penunjang operasional kelembagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo ditunjang dengan sarana dan prasarana berupa tanah, bangunan gedung, alat transportasi, peralatan dan perlengkapan kantor. Adapun inventaris dinas sampai dengan Tahun 2021 sebagai berikut :
18 Tabel 2.2
Sarana Prasarana Badan Penangulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo NO Nama Barang Perolehan
Tahun
Jumlah Kondisi BAIK RUSAK
1 Tanah 2011 (luas +1200
m2)
1 -
2 Bangunan gedung 2011 (luas + 240 m2)
1 -
3 Bangunan Gedung Pusdalops
2017 (luas 48 m2) 1 - 4 Kendaraan dinas roda 4
(mobil)
2011 5 buah 5 -
5 Kendaraan dinas roda 2 (motor)
2011 3 buah 3
6 Kendaraan dinas roda 4 (mobil)
2019 1 buah 1 -
7 Kendaraan dinas roda 2 (motor)
2015 4 buah 4 -
8 Kendaraan dinas roda 2 (motor)
2016 3 buah 3 -
9 Kendaraan dinas roda 2 (motor)
2020 2 buah 2 -
10 Kendaraan dinas roda 2 (motor)
2021 1 buah 1 -
11 LCD + layar 2011 1 unit 1 -
12 Tenda Pleton 2011 2 unit 2 -
13 Felbet 2011 60 unit 45 15
14 Jenset 2011 1 buah 1 -
15 Prahu Karet 2011 2 unit 1 1
16 Pelampung 2011 45 unit 38 7
17 Facsimile 2012 1 buah 1 -
18 Kursi Kerja 2012 26 buah 26 -
19 Meja Kerja 2012 30 buah 30 -
20 Printer 2012 2 buah 2 -
21 Lap Top 2012 1 unit 1 -
22 P.C Unit 2012 5 unit 5 -
23 Brankas 2012 1 buah 1 -
24 Filing besi metal 2012 4 buah 4 -
25 Mesin ketik manual 2012 1 unit 1 -
26 Lap Top 2013 1 unit 1 -
19 27 Sekat Ruangan Kayu /
Triplek
2013 1 1 -
28 Air Conditioning Unit 2013 8 unit 8 -
29 Lap Top 2014 2 unit 2 -
30 Televisi 2014 1 buah 1 -
31 Lemari Es 2014 1 buah 1 -
32 Lemari penyimpanan / Filling metal
2014 9 buah 9 -
33 Kendaraan dinas roda 2 (sepeda motor)
2015 4 buah 4 -
34 Printer 2016 1 buah 1 -
35 Bangunan gedung kantor 2016 1 buah 1 -
36 Kendaraan dinas roda 2 (sepeda motor)
2016 3 buah 3 -
37 Kursi Tamu 2016 1 set 1 -
38 Kursi rapat 2016 30 buah 30 -
39 Handy Talky 2016 3 unit 3 -
40 Lap Top 2016 1 unit 1 -
41 Perahu Evakuasi 2016 2 unit 2 -
42 Mesin Pompa Karhutla 2016 1 unit 1 -
43 Bangunan Mushola 2017 1 1 -
44 Printer 2017 6 unit 6 -
45 P.C Unit 2017 6 unit 6 -
46 Mesin potong rumput 2017 1 unit 1 -
47 Handy Talky 2017 3 unit 3 -
48 Laptop 2017 1 unit 1 -
49 Bangunan gedung 2018 452 1
50 Baju Pemadam Kebakaran
2018 1 unit 1 -
51 Mobil Rescue 2019 1 unit 1 -
52 Chain Saw 2019 1 unit 1 -
53 Printer 2019 1 unit 1 -
54 Tripot 2020 1 unit 1 -
20
55 Pemotong Dahan 2020 2 unit 2 -
56 Printer 2020 1 buah 1 -
57 Handphone 2020 1 buah 1 -
58 Mesin Blowing 2020 1 buah 1 -
59 Lampu Pijar 2020 1 buah 1 -
60 Tabung Oksigen 2020 1 buah 1 -
61 Kendaraan dinas roda 2 (sepeda motor)
2020 2 buah 2 -
62 Kendaraan dinas roda 2 (sepeda motor)
2021 1 buah 1 -
63 Lap Top 2021 1 unit 1 -
64 Kursi Tamu 2012 1 set 1 -
65 Meja Kerja Pejabat 2021 1 buah 1 -
66 Sprayer 2021 5 unit 5 -
67 Tenda Gunung 2021 10 unit 10 -
Sarana dan Prasarana yang dimiliki BPBD pada saat ini sebagaimana tabel diatas menunjukkan telah mencukupi, namun diperlukan pemeliharaan yang memadai agar dapat difungsikan sewaktu- waktu di gunakan sebagai organisasi yang sigap dalam bidang kebencanaan. Beberapa sarana-prasarana pokok, di luar perangkat standar perkantoran yang perlu dipenuhi antara lain adalah pembangunan gudang penyimpanan peralatan yang memadai sehingga apabila terjadi bencana sewaktu – waktu dalam pengambilan lebih mudah. Hal lain yang juga mendesak untuk disempurnakan adalah fasilitas Gedung Pusat Pengendali Operasi (PUSDALOP) penanggulangan bencana, yang dilengkapi sarana-prasarana yang layak, petugas-petugas yang kompeten dan mempunyai dedikasi tinggi.
2.3 KINERJA PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
Sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang dikukuhkan pada Tahun 2011, keberadaan BPBD melaksanakan tugas di bidang kebencanaan yang dalam satu dasawarsa terakhir terjadi sering terjadi bencana secara berulang, misalnya banjir, tanah longsor, angin kencang, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, epidemi dan beberapa bencana lainnya yang di alami warga belum
21
bisa dikelola dengan baik. Sehingga masih banyak melahirkan persoalan terkait dengan penanganan bencana.
Program yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran penyelenggaraan urusan kebencanaan adalah sebagai berikut :
1. Program Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
2. Program Penanggulangan Bencana.
21
Tabel 2.3
Pencapaian Kinerja Pelayanan BPBD Kabupaten Ponorogo Propinsi Jawa Timur
No Indikator Kinerja Target NSPK
Target IKK
Target Indikator
Target Renstra Perangkat Daerah Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
1
Jumlah desa tangguh bencana di kawasan rawan bencana
85% 33,33% 33,33% 85% 85% 90% 90% 95% 80% 82% 82,00% 85% 80% 82,5% 83,5% 86% 87,5% 87,5%
2
Prosetase penanganan darurat bencana
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 90% 92% 94% 98% 100% 95% 96% 97% 99% 100%
3
Prosentase penanganan kejadian bencana secara
respontime
100% 98,39% 98,39% 100,00% 100% 100% 100% 100% 90% 92% 94% 98% 100% 95% 96% 97% 99% 100%
4
Prosentase pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana
80% 84,44% 84,44% 80% 80% 80% 80% 90% 76% 77% 78% 79% 80% 78% 78,5% 79% 79,5% 85%
21 ANALISIS KEBERHASILAN/KEGAGALAN
Analisis Pencapaian Kinerja pada dasarnya diarahkan untuk mengukur tingkat keberhasilan visi yang telah di tetapkan dan dijabarkan dalam misi. Selanjutnya untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan tujuan, sasaran, kebijakan, program, dan kegiatan. Oleh karena itu, maka analisis pencapaian kinerja selanjutnya secara rinci dilaksanakan berdasarkan tingkat keberhasilan, kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan.
Keberhasilan :
Adanya dukungan dari lintas sektor serta pemangku kebijakan maupun stockholder yang ada untuk bersatu padu dalam menangani bencana dan dukungan anggaran yang memadai.
Kegagalan :
Belum maksimalnya perencanaan tata kelola bencana yang ada saat ini.
21
Tabel 2.4
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Perangkat Daerah Kabupaten Ponorogo Propinsi Jawa Timur
Uraian Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara Realisasi dan
Anggaran Tahun Ke- Rata-rata Pertumbuhan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi
(1) (2) 2016 (3) 2017 (4) 2018 (5) 2019 (6) 2020 (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten/K ota
904.717.000 1.048.289.750 1.168.137.325 761.567.943 519.555.362,03 892.499.000 983.191.820 1.163.392.000 745.413.943 486.876.276 95% 96% 96% 97% 94% 648.581.963,03 676.515.724
Perencanaan, Penganggaran ,dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah
36.000.000 24.999.750 20.499.750 10.000.000 0 34.500.000 24.083.300 20.000.000 9.998.000 0 80% 86% 90% 92% 0% 26.000.000 14.500.000
Administrasi Keuangan Perangkat Daerah
126.000.000 130.000.000 141.005.000 64.400.000 39.950.000 122.500.000 125.000.000 139.500.000 62.900.000 34.949.800 99% 99% 99% 99% 100% 101.055.000 76.600.000
Administrasi Kepegawaian Perangkat Daerah
17.100.000 17.500.000 10.500.000 10.500.000 0 16.100.000 16.500.000 10.000.000 10.500.000 0 92% 93% 94% 95% 0% 7.000.000 6.500.000
Administrasi Umum Perangkat Daerah
259.494.000 471.664.500 360.242.750 299.665.443 203.045.750 255.949.000 454.108.820 359.742.750 289.665.443 195.045.750 99% 99% 99% 99% 96% 268.618.750 198.159.820
Pengadaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintah Daerah
149.122.000 194.000.000 172.253.325 33.400.000 5.000.000 149.000.000 155.500.000 172.000.000 32.750.000 4.950.000 98% 98% 98% 98% 99% 189.000.000 150.550.000
Penyediaan Jasa Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah
103.550.000 100.125.500 243.400.000 172.002.500 177.213.650 102.000.000 100.000.000 241.400.000 170.000.500 171.397.166 98% 98% 98% 98% 96% 143.274.500 141.400.000
Pemeliharaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah
213.451.000 110.000.000 220.236.000 171.600.000 94.345.962,03 212.450.00 108.000.000 220.000.000 169.600.000 80.533.560 99% 99% 99% 99% 85% 125.890.037 139.466.440
22
Program Penanggulan gan Bencana
371.094.583 10.394.816.868 518.114.000 2.542.405.000 1.738.365.527 369.500.083 10.608.407.000 514.302.000 2.534.005.000 1.689.356.432 95% 98% 96% 97% 97% 10.023.722.285 10.238.906.917
Pelayanan Informasi Rawan Bencana Kabupaten/
Kota
223.503.083 328.873.000 176.680.000 178.325.000 70.000.000 223.000.083 254.497.500 175.680.000 177.825.000 69.917.000 87% 98% 90% 95% 99% 258.873.000 184.580.500
Pelayanan Pencegahan dan
Kesiapsiagaan Terhadap Bencana
71.091.500 10.065.774.000 88.812.000 1.325.200.000 771.212.500 71.000.000 10.035.774.000 88.000.000 1.321.500.000 735.845.000 99% 99% 99% 99% 96% 9.994.682.500 9.964.774.000
Pelayanan Penyelamatan dan Evakuasi Korban Bencana
76.500.000 368.169.500 252.622.000 915.680.000 841.153.027 75.500.000 318.135.500 250.622.000 913.680.000 827.594.432 99% 99% 99% 99% 98% 839.180.000 838.180.000
Penataan Sistem Dasar Penanggulang an Bencana
- - - 123.200.000 56.000.0000 - - - 121.000.000 56.000.000 - - - 98% 100% 67.200.000 65.000.000
23
Berdasarkan hasil pengukuran indikator kinerja pada Tahun Anggaran 2021 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo baru sebesar 96%. Hal ini dapat dilihat secara terinci hasil pengukuran terhadap indikator kinerja sasaran tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebagai berikut:
Indikator kinerja Jumlah desa tangguh bencana di kawasan rawan bencana yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo dari Tahun 2021 Tribulan III dengan capaian kinerja sebesar 0%.
Indikator kinerja Prosetase penanganan darurat bencana bahwa pencapaian kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2021 Tribulan I menunjukkan 71,43%.
Indikator prosentase Prosentase penanganan kejadian bencana secara respontime bahwa pencapaian kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2021 Tribulan I mencapai 68,87%.
Indikator Kinerja Prosentase pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana bahwa pencapaian kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2021 Tribulan I yaitu sebesar 38,53%. Hal ini terjadi karena belum berakhirnya Tahun Anggaran 2021.
2.4 TANTANGAN / ANCAMAN (T) DAN PELUANG (O) PENGEMBANGAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
Beberapa tantangan yang saat ini dihadapi dalam penanggulangan bencana
1. Belum terintegrasi dan terstandarisasinya mekanisme system pelaporan data dan informasi kebencanaan.
2. Belum lengkapnya pedoman dan dokumen penyelenggaraan penanggulangan bencana.
3. Terbatasnya sarana peralatan dan mobilitas penanggulangan bencana 4. Terbatasnya ketersediaan logistik guna pemenuhan kebutuhan dasar
masyarakat terdampak bencana.
5. Kurang memadainya kompetensi sumberdaya manusia di bidang penanggulangan bencana.
6. Kurangnya fasilitasi pembentukan desa tangguh bencana.
7. Belum optimalnya upaya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.
24
8. Belum sinerginya peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Adapun peluang pengembangan pembangunan di Kabupaten Ponorogo adalah sebagai berikut :
1. Partisipasi masyarakat yang relatif tinggi dalam penanggulangan bencana 2. Adanya kejelasan dasar hukum dalam menangani bencana
3. Komitmen Pemerintah yang kuat terhadap penanggulangan bencana
25 BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH
3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
Berdasarkan hasil analisis terhadap isu strategis Badan Penangulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo dalam perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten Ponorogo dapat diidentifikasi beberapa hal sebagai berikut:
1. Topografi dan klimatologi
Wilayah Kabupaten Ponorogo, meliputi daerah pegunungan dan dilalui sungai-sungai yang berpotensi alami terjadinya bencana banjir, longsor, karhutla.
2. Aktivitas penduduk dalam mengeksploitasi sumber daya alam yang berlebihan dan proses pembangunan yang belum berorientasi pada aspek pengurangan resiko bencana.
3.2. TELAAHAN VISI MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH
Visi-Misi Kepala Daerah Kabupaten Ponorogo terpilih periode 2021- 2026 adalah sebagai berikut :
Visi :
"Mewujudkan Kabupaten Ponorogo Hebat”
Misi :
1. Meningkatkan perekonomian daerah berbasis pertanian dan pariwisata.
2. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan dasar, pemberdayaan dan pembangunan budaya.
3. Mewujudkan pembangunan infrastruktur dan lingkungan hidup yang berkualitas dan berkelanjutan.
4. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang amanah, tangkas dan responsif.
Mengingat eratnya kaitan antara Renstra Badan Penanggulangan Bencana Derah Kabupaten Ponorogo dengan dokumen RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun 2021-2026, maka dalam penyusunannya harus menjadikan dokumen tesebut sebagai acuan, artinya indikator kinerja Badan
26
Penanggulangan Bencana Derah Kabupaten Ponorogo harus diarahkan untuk mencapai target kinerja sesuai dengan kewenangan Badan Penanggulangan Bencana Derah Kabupaten Ponorogo yang telah dicantumkan dalam target kinerja RPJMD.
Mengingat tugas pokok dan fungsi yang diemban BPBD, dan berkaitan dengan peristiwa kebencanaan, maka sudah sepantasnya BPBD mengambil sikap responsif, atau melayani dengan tanggap, tangkas dan tangguh terhadap kejadian bencana, dan diharapkan korban bencana menjadi bisa diminimalkan. Hal ini sesuai dengan misi yang ke 3 Kabupaten Ponorogo: “Mewujudkan pembangunan infrastruktur dan lingkungan hidup yang berkualitas dan berkelanjutan”.
3.3 TELAAHAN RENSTRA K/L DAN RENSTRA
Untuk mewujudkan visi, dan menjalankan misi serta sesuai dengan motto Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo mengacu pada Rencana Pembangunan Daerah Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ponorogo 2021-2026, yang antara lain diarahkan untuk mengembangkan manajemen dan mekanisme penanggulangan bencana alam, maka rumusan strategi dan kebijakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo pada lima tahun kedepan adalah
“Meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam penanggulangan bencana dan penanganan bencana secara terkoordinasi”.
Strategi yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo untuk lima tahun kedepan adalah sebagai berikut:
1. mengintegrasikan dan menstandarisasikan mekanisme system pelaporan data dan informasi kebencanaan.
2. menambah kelengkapan pedoman dan dokumen penyelenggaraan penanggulangan bencana.
3. meningkatkan sarana peralatan dan mobilitas penanggulangan bencana 4. menyediakan keberadaan logistik guna pemenuhan kebutuhan dasar
masyarakat terdampak bencana.
5. meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia di bidang penanggulangan bencana.
6. meningkatkan fasilitasi pembentukan desa tangguh bencana.
7. mengoptimalkan upaya rehabilitasi dan rekonstruksi sarana dan pasarana pasca bencana.
27
8. mensinergikan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.
3.4 TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
Setiap organisasi secara internal memiliki faktor kekuatan (strenghts) dan kelemahan (weakness) yang dapat mempengaruhi bahkan menentukan keberhasilan suatu organisasi mencapai tujuannya.
Dengan beragamnya potensi bencana yang ada di Kabupaten Ponorogo, dibutuhkan skala prioritas. Skala prioritas ini dikelompokkan dalam 3 tingkat yang mana masing-masing tingkat ditentukan berdasarkan faktor kemungkinan terjadinya bencana, kerentanan masyarakatnya, dan kapasitas sumber daya yang dimiliki. Sesuai Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaran Penanggulangan Bencana disampaikan bahwa BPBD adalah badan pemerintah daerah yang melakukan penyelenggaran penanggulangan bencana daerah secara terencana, terpadu, terkordinasi dalam rangka memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman, risiko, dan dampak bencana, oleh karena itu BPBD yang berhak mengeluarkan status darurat bencana sekaligus sebagai komando di dalam penanganan bencana, namun penanganannya tetap di SKPD maasing-masing. Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 pasal 1 dan 2. Oleh karena itu di dalam resiko bencana baik I,II,III dicantumkan semua potensi bencana yang ada. Adapun risiko bencana terbagi menjadi 3 tingkatan.
Ketiga tingkatan tersebut adalah Tingkat Risiko 1 yaitu yang paling mendesak untuk ditangani, Tingkat Risiko 2 yaitu yang segera harus ditangani, dan Tingkat Risiko 3 yaitu yang dapat ditangani secara bertahap.
TINGKAT RISIKO I
Tingkat Risiko I adalah jika potensi jumlah korban dan kerugian/kerusakan yang timbul amat besar dengan potensi terjadinya bencana amat tinggi.
Bencana yang tergolong pada Tingkat Risiko I ini mendesak untuk ditangani.
Di Kabupaten Ponorogo, potensi bencana yang termasuk dalam kategori ini adalah :
1. Banjir
2. Tanah Longsor
3. Epidemi virus covid-19 4. Kekeringan
28 TINGKAT RISIKO-II
Tingkat Risiko II adalah jika potensi jumlah korban korban dan kerugian/kerusakan yang timbul amat besar sedangkan kemungkinan terjadinya rendah atau potensi jumlah korban dan kerugian / kerusakan yang timbul kecil, tetapi potensi terjadinya bencana tinggi. Tingkat Risiko II harus segera ditangani namun belum mendesak. Di Kabupaten Ponorogo, potensi bencana yang termasuk dalam kategori ini adalah:
1. Kebakaran hutan/lahan 2. Badai/puting beliung
3. Penyalahgunaan narkoba dan obat terlarang TINGKAT RISIKO-III
Tingkat Risiko III adalah jika potensi jumlah korban dan kerugian /kerusakan sedang dan potensi terjadinya bencana rendah. Tingkat Risiko III dapat ditangani secara bertahap. Di Kabupaten Ponorogo, potensi bencana yang termasuk dalam kategori ini adalah:
1. Kebakaran hutan/kebakaran kawasan dalam wilayah yang lebih luas/besar
2. Konflik Sosial
3. Pencemaran Lingkungan
4. Epidemi Wabah Penyakit (termasuk HIV/AIDS) 5. Kebakaran Bangunan
Setiap organisasi secara internal memiliki faktor kekuatan (strenghts) dan kelemahan (weakness) yang dapat mempengaruhi bahkan menentukan keberhasilan suatu organisasi mencapai tujuannya.
29 1. Indentifikasi Faktor-Faktor Internal
S (Strenghts/Kekuatan) W (Weakness/Kelemahan)
1 Perda Nomor 2 Tahun 2011 tentang SOTK dan Perbup Nomor 22 Tahun 2011 tentang Tupoksi
1 Payung hukum tentang penanggulangan bencana belum terbentuk, sehingga masih kurang optimalnya dalam aksi penanggulangan bencana
2 Telah terbentuknya beberapa desa tangguh bencana (Destana)
2 Keterbatasan petugas yang mempunyai kompetensi dalam upaya penanggulangan bencana yang mana dibutuhkan tenaga profesional untuk mengatasinya
3 Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung kebencanaan
4 Lemahnya koordinasi antar instansi dan para pihak yang terkait dalam penanggulangan bencana
5 Masih kurangnya dukungan anggaran dalam penanganan bencana
6 Disiplin dan inisiatif pegawai yang kurang 7 Belum optimalnya respon bencana
kareana lemahnya komunilaksi dan informasi.
8 Belum adanya Renkon dan Jitupasna
2. Identifikasi Faktor-Faktor Eksternal
Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya mempunyai beberapa factor eksternal yang memberikan peluang dan ancaman.
O (Opportunity/Peluang) T (Threat/Ancaman) 1.
2.
3
Partisipasi masyarakat yang relatif tinggi dalam
penanggulangan bencana Adanya kejelasan dasar hukum dalam menangani bencana
Komitmen Bupati yang kuat terhadap penanggulangan bencana
1.
2.
3.
4.
Ketersediaan data, informasi yang masih minim
Belum berubahnya paradigma terhadap penanggulangan bencana Kondisi perubahan alam yang cenderung tidak menentu
Terbatasnya pemahaman masyarakat tentang kebencanaan
30 3.5. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS
Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya.
Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan akseptabilitas prioritas pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara moral serta etika birokratis dapat dipertanggung jawabkan dan menjawab persolan nyata yang dihadapi dalam pembangunan.
Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD adalah kondisi yang menjadi perhatian dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi SKPD dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang.
Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya.
Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan akseptabilitas prioritas pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara moral serta etika birokratis dapat dipertanggung jawabkan dan menjawab persolan nyata yang dihadapi dalam pembangunan.
Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD adalah kondisi yang menjadi perhatian dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi SKPD dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang.
Isu-isu strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo sebagai berikut:
1. Belum terintegrasi dan terstandarisasinya mekanisme system pelaporan data dan informasi kebencanaan.
2. Belum lengkapnya pedoman dan dokumen penyelenggaraan penanggulangan bencana.
3. Terbatasnya sarana peralatan dan mobilitas penanggulangan bencana 4. Terbatasnya ketersediaan logistik guna pemenuhan kebutuhan dasar
masyarakat terdampak bencana.
31
5. Kurang memadainya kompetensi sumberdaya manusia di bidang penanggulangan bencana.
6. Kurangnya fasilitasi pembentukan desa tangguh bencana.
7. Belum optimalnya upaya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.
8. Belum sinerginya peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.
32 BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN
4.1 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH PERANGKAT DAERAH Untuk merealisasikan pelaksanaan Misi Pemerintah Daerah Kabupaten Ponorogo, dimana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo mengampu misi yang ketiga yaitu: Mewujudkan pembangunan infrastruktur dan lingkungan hidup yang berkualitas dan berkelanjutan perlu menetapkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu lima tahun ke depan.
Tujuan ini ditetapkan untuk memberikan arah terhadap program penanggulangan bencana. Disamping itu juga dalam rangka memberikan kepastian operasionalisasi dan keterkaitan terhadap peran misi serta program yang telah ditetapkan.
Adapun tujuan yang dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo tahun 2021-2026 adalah:
Tujuan :
Meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam penanggulangan bencana dan penanganan bencana secara terkoordinasi
Indikator :
Indek risiko bencana Sasaran :
1. Terwujudnya peningkatan kapasitas masyarakat di kawasan rawan bencana terhadap risiko bencana
2. Terwujudnya penanganan darurat bencana yang responsif 3. Terlaksananya rehabilitasi dan rekonstuksi pasca bencana Indikator :
1. Prosentase peningkatan kapasitas masyarakat di kawasan rawan bencana terhadap risiko bencana
2. Prosentase penanganan darurat bencana
3. Prosentase penanganan kejadian bencana secara responsif
4. Prosentase pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana