• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 63/10/35/Th.X, 1 Oktober 2012 1

BPS PROVINSI JAWA TIMUR

No. 63/10/35/Th.X, 1 Oktober 2012

NILAI

TUKAR

PETANI

JAWA

TIMUR

BULAN

SEPTEMBER

2012

1. Nilai Tukar Petani Jawa Timur

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator nilai tukar (term of trade) dari produk pertanian terhadap barang/jasa yang dikonsumsi rumah tangga petani maupun biaya produksi dan pembentukan barang modal. Semakin tinggi NTP berarti semakin tinggi daya beli petani di pedesaan.

Nilai Tukar Petani Jawa Timur pada Bulan September 2012 naik 0,38 persen dibandingkan dengan Bulan Agustus 2012 dari 102,42 menjadi 102,80. Hal ini disebabkan naiknya indeks harga yang diterima petani (It) sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan. Indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan 0,21 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani turun 0,17 persen. Jika dibandingkan dengan Bulan September 2011, perkembangan NTP Bulan September 2012 (year-on-year) mengalami kenaikan sebesar 0,23 persen.

Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan September 2012 Naik 0,38 persen.

 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan September 2012 naik 0,38 persen dari 102,42 menjadi 102,80. Kenaikan NTP ini disebabkan karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan. Dari lima provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTP pada Bulan September 2012, semua provinsi mengalami kenaikan NTP. Kenaikan NTP terbesar terjadi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 0,50 persen, diikuti Provinsi Jawa Timur 0,38 persen, Provinsi Jawa Barat 0,33 persen, Provinsi Banten 0,19 persen dan Provinsi Jawa Tengah 0,11 persen.

 Pada Bulan September 2012, tiga sub sektor pertanian mengalami kenaikan NTP sedangkan dua sub sektor mengalami penurunan. Kenaikan NTP terbesar terjadi pada Sub Sektor Tanaman Pangan yang mengalami kenaikan sebesar 0,91 persen dari 102,35 menjadi 103,28, Sub Sektor Peternakan naik 0,41 persen dari 98,18 menjadi 98,58 dan Sub Sektor Perikanan naik 0,02 persen dari 99,64 menjadi 99,66. Sementara Sub Sektor Hortikultura mengalami penurunan sebesar 0,91 persen dari 111,60 menjadi 110,58 dan Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 0,30 persen dari 96,25 menjadi 95,95.

 Indeks harga yang diterima petani naik 0,21 persen dari 149,57 pada Bulan Agustus menjadi 149,88 pada Bulan September 2012. Kenaikan indeks ini disebabkan oleh naiknya indeks yang diterima petani pada dua sub sektor pertanian, sementara tiga sub sektor pertanian lainnya mengalami penurunan. Sub Sektor Tanaman Pangan mengalami kenaikan sebesar 0,71 persen dan Sub Sektor Peternakan naik 0,37 persen. Sementara Sub Sektor Hortikultura mengalami penurunan sebesar 1,12 persen, Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 0,56 persen dan Sub Sektor Perikanan turun 0,04 persen.

 Sepuluh komoditas utama yang mengalami kenaikan indeks harga yang diterima petani Bulan September 2012 adalah jagung pipilan/pocelan, jeruk, sapi potong, gabah, cengkeh, kacang kedelai, ikan teri, cumi-cumi, ikan bandeng dan ikan kembung. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang menyebabkan penurunan indeks harga yang diterima petani adalah mangga, kopi biji kering, cabai rawit, cabai merah, udang, ikan tongkol, ikan cakalang, kacang tanah, tebu dan ayam.

 Indeks harga yang dibayar petani mengalami penurunan 0,17 persen dari 146,04 pada Bulan Agustus 2012 menjadi 145,80 pada Bulan September 2012. Penurunan indeks ini disebabkan indeks harga konsumsi rumah tangga (inflasi pedesaan) mengalami penurunan sebesar 0,22 persen, sementara indeks biaya produksi dan pembentukan barang modal naik sebesar 0,09 persen.

 Sepuluh komoditas utama yang menyebabkan penurunan indeks harga yang dibayar petani Bulan September 2012 adalah telur ayam, daging ayam, cabai rawit, ikan tongkol, bawang putih, gula pasir, bawang merah, cabai merah, kacang panjang dan tomat sayur. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang mengalami kenaikan indeks harga yang dibayar petani adalah tempe, emas perhiasan, tahu mentah, rokok kretek filter, wortel, ikan mujair, rokok kretek, ikan pindang, minyak tanah dan sawi.

(2)

103.28 110.58 95.95 98.58 99.66 102.80 80 90 100 110 120

Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Jatim

G

rafik 1. Nilai Tukar Petani Jawa Timur Bulan September 2012 (2007=100)

Jika dilihat masing-masing sub sektor pada Bulan September 2012, tiga sub sektor pertanian mengalami kenaikan NTP sedang sisanya mengalami penurunan. Nilai Tukar Petani Sub Sektor Tanaman Pangan mengalami kenaikan sebesar 0,91 persen dari 102,35 menjadi 103,28, Sub Sektor Peternakan naik 0,41 persen dari 98,18 menjadi 98,58 dan Sub Sektor Perikanan naik 0,02 persen dari 99,64 menjadi 99,66. Sedangkan Sub Sektor Hortikultura mengalami penurunan sebesar 0,91 persen dari 111,60 menjadi 110,58 dan Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 0,30 persen dari 96,25 menjadi 95,95.

Tabel 1.

Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan September Tahun 2012 (2007=100)

Subsektor

Bulan Persentase

Sept’11 Des’11 Agt’12 Sept’12 Sept’12 thd Sept’11 Sept’12 thd Des’11 Sept’12 thd Agt’12

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Tanaman Pangan

a. Indeks yang Diterima (It) 144,23 146,74 151,37 152,45 5,70 3,89 0,71

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 139,58 141,23 147,89 147,60 5,75 4,51 -0,19

c. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 103,33 103,90 102,35 103,28 -0,05 -0,60 0,91

2. Hortikultura

a. Indeks yang Diterima (It) 150,69 152,03 164,25 162,42 7,78 6,83 -1,12

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 139,15 140,75 147,17 146,87 5,55 4,35 -0,21

c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 108,29 108,02 111,60 110,58 2,11 2,37 -0,91

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks yang Diterima (It) 135,57 134,53 139,78 138,99 2,52 3,32 -0,56

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 137,08 138,61 145,23 144,85 5,67 4,50 -0,26

c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 98,90 97,05 96,25 95,95 -2,98 -1,13 -0,30

4. Peternakan

a. Indeks yang Diterima (It) 132,66 134,20 140,43 140,94 6,24 5,02 0,37

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 136,99 138,25 143,03 142,97 4,37 3,41 -0,05

c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 96,84 97,08 98,18 98,58 1,80 1,55 0,41

5. Perikanan

a. Indeks yang Diterima (It) 133,54 132,87 136,87 136,82 2,46 2,97 -0,04

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 131,61 132,87 137,36 137,28 4,31 3,32 -0,06

c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 101,47 100,01 99,64 99,66 -1,78 -0,35 0,02

Gabungan/Jawa Timur

a. Indeks yang Diterima (It) 141,88 143,53 149,57 149,88 5,64 4,42 0,21

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 138,33 139,88 146,04 145,80 5,40 4,23 -0,17

c. Nilai Tukar Petani (NTP-JT) 102,56 102,62 102,42 102,80 0,23 0,18 0,38

(3)

Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 63/10/35/Th.X, 1 Oktober 2012 3 year), tiga sub sektor mengalami penurunan NTP yaitu Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 2,98 persen, Sub Sektor Perikanan turun 1,78 persen dan Sub Sektor Tanaman Pangan turun 0,05 persen. Sementara Sub Sektor Hortikultura naik 2,11 persen dan Sub Sektor Peternakan naik 1,80 persen.

95 100 105 110 115

Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept

NTP-P NTP-H NTP-Pr

NTP-Pt NTP-Pi NTP-JT

Grafik 2.

Nilai Tukar Petani Jawa Timur Bulan September 2011 – September 2012 (2007=100)

2.

Indeks Harga yang Diterima Petani

Indeks harga yang diterima petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani. Pada Bulan September 2012, indeks harga yang diterima petani naik 0,21 persen dibanding Bulan Agustus 2012, yaitu dari 149,57 menjadi 149,88. Kenaikan indeks ini disebabkan oleh naiknya indeks yang diterima petani pada dua sub sektor pertanian sedangkan tiga sub sektor pertanian lainnya mengalami penurunan. Sub Sektor Tanaman Pangan mengalami kenaikan sebesar 0,71 persen dan Sub Sektor Peternakan naik 0,37 persen. Sedangkan Sub Sektor Hortikultura mengalami penurunan sebesar 1,12 persen, Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 0,56 persen dan Sub Sektor perikanan turun 0,04 persen.

0.71 -1.12 -0.56 0.37 -0.04 0.21 -2 -1 0 1 2

Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Jatim Grafik 3.

Perubahan Indeks yang Diterima Petani (It) Jawa Timur Bulan September 2012 (2007 = 100)

Sub Sektor Tanaman Pangan mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,71 persen dari 151,37 menjadi 152,45. Komoditas utama yang mengalami kenaikan indeks harga adalah jagung pipilan (pocelan) yang mengalami kenaikan harga sebesar 2,54 persen (andil 0,54), gabah naik 0,43 persen (andil 0,24), kacang kedelai naik 2,07 persen (andil 0,10) dan ketela pohon naik 0,15 persen (andil 0,02). Sementara komoditas utama yang mengalami penurunan indeks harga adalah kacang tanah yang mengalami penurunan harga sebesar 1,52 persen (andil -0,10), kacang hijau turun 2,14 persen (andil -0,03) dan ketela rambat turun 3,94 persen (andil -0,02).

Indeks harga Sub Sektor Hortikultura mengalami penurunan sebesar 1,12 persen dari 164,25 menjadi 162,42. Komoditas utama yang menyebabkan penurunan indeks harga adalah mangga yang mengalami penurunan harga sebesar 6,99 persen (andil -0,90), cabai rawit turun 2,34 persen (andil -0,39), cabai merah turun 3,28 persen (andil -0,13), bawang merah turun 1,00 persen (andil -0,06) dan apel turun 0,75 persen (andil -0,06). Sementara komoditas utama yang mengalami kenaikan indeks harga adalah jeruk yang mengalami kenaikan harga

(4)

salak naik 1,04 persen (andil 0,03) dan pisang naik 0,13 persen (andil 0,02).

Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,56 persen dari 139,78 menjadi 138,99. Komoditas utama yang menyebabkan penurunan indeks harga adalah ), kopi biji kering yang mengalami penurunan harga sebesar 1,27 persen (andil -0,59), tebu turun 2,34 persen (andil -0,11), kelapa belum dikupas turun 0,52 persen (andil -0,08) dan kapuk turun 0,74 persen (andil -0,05). Sementara komoditas utama yang mengalami kenaikan indeks harga adalah cengkeh yang mengalami kenaikan harga sebesar 0,87 persen (andil 0,17), tembakau daun kering naik 1,28 persen (andil 0,05) dan coklat biji naik 2,13 persen (andil 0,05).

Indeks harga Sub Sektor Peternakan mengalami kenaikan sebesar 0,37 persen dari 140,43 menjadi 140,94. Komoditas utama yang menyebabkan kenaikan indeks harga sub sektor ini adalah sapi potong yang mengalami kenaikan harga sebesar 0,94 persen (andil 0,40) dan kambing naik 0,68 persen (andil 0,03). Sementara komoditas utama yang mengalami penurunan indeks harga adalah ayam yang yang mengalami penurunan harga sebesar 0,43 persen (andil -0,08), telur turun 0,40 persen (andil -0,01) dan itik/bebek turun 0,95 persen (andil -0,004).

Sub Sektor Perikanan mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,04 persen dari 136,87 menjadi 136,82. Komoditas utama yang menyebabkan penurunan indeks harga adalah udang yang mengalami penurunan harga sebesar 0,75 persen (andil -0,13), ikan tongkol turun 1,07 persen (andil -0,13), ikan cakalang turun 2,92 persen (andil -0,12), Ikan layang turun 1,40 persen (andil -0,05) dan ikan tuna turun 2,08 persen (andil -0,05). Sementara komoditas utama yang mengalami kenaikan indeks harga yaitu ikan teri yang mengalami kenaikan harga sebesar 1,09 persen (andil 0,11), cumi-cumi naik 1,38 persen (andil 0,10), ikan bandeng naik 1,43 persen (andil 0,06), ikan kembung naik 1,72 persen (andil 0,06) dan ikan layur naik 1,60 persen (andil 0,05).

3.

Indeks Harga yang Dibayar Petani

Indeks harga yang dibayar petani terdiri dari 2 golongan yaitu golongan konsumsi rumah tangga dan golongan biaya produksi dan pembentukan barang modal. Golongan konsumsi rumah tangga dibagi menjadi kelompok makanan dan kelompok non makanan. Pada Bulan September 2012, indeks harga yang dibayar petani turun sebesar 0,17 persen dibanding Bulan Agustus 2012 yaitu dari 146,04 menjadi 145,80. Penurunan ini disebabkan turunnya indeks harga konsumsi rumah tangga sedangkan indeks harga biaya produksi dan pembentukan barang modal mengalami kenaikan.

Indeks harga konsumsi rumah tangga (inflasi pedesaan) Bulan September 2012 mengalami penurunan sebesar 0,22 persen dari 149,93 pada Bulan Agustus 2012 menjadi 149,59. Penurunan indeks harga konsumsi rumah tangga disebabkan turunnya sub kelompok bahan makanan sedangkan sub kelompok konsumsi rumah tangga lainnya mengalami kenaikan. Sub kelompok bahan makanan mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,67 persen.Sementara sub kelompok kesehatan mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,47 persen, diikuti sub kelompok sandang naik 0,45 persen, sub kelompok perumahan naik 0,29 persen, sub kelompok makanan jadi naik 0,12 persen, sub kelompok transportasi dan komunikasi naik0,11 persen dan sub kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga naik 0,10 persen.

Jika dilihat komoditasnya, lima komoditas konsumsi rumah tangga petani yang mengalami penurunan harga terbesar pada Bulan September 2012 adalah telur ayam yang mengalami penurunan harga sebesar 7,40 persen (andil -0,02), daging ayam turun 4,74 persen (andil -0,02), cabai rawit turun 8,19 persen (andil -0,02), ikan tongkol turun 4,49 persen (andil -0,01) dan bawang putih turun 3,26 persen (andil -0,01). Lima komoditas utama konsumsi rumah tangga yang mengalami kenaikan indeks harga adalah tempe yang mengalami kenaikan harga sebesar 1,14 persen (andil 0,01), emas perhiasan naik 2,68 persen (andil 0,006), tahu mentah naik 1,13 persen (andil 0,005), rokok kretek filter naik 0,92 persen (andil 0,005) dan wortel naik 9,88 persen (andil 0,004). Indeks harga biaya produksi dan pembentukan barang modal Bulan September 2012 mengalami kenaikan sebesar 0,09 persen dari 133,37 menjadi 133,48. Kenaikan indeks harga kelompok ini disebabkan oleh kenaikan semua sub kelompok biaya produksi dan pembentukan barang modal. Sub kelompok upah buruh tani naik 0,11 persen, sub kelompok obat-obatan dan pupuk naik 0,09 persen, sub kelompok sewa lahan, pajak dan lainnya naik 0,08 persen, sub kelompok penambahan barang modal naik 0,08 persen, sub kelompok transportasi naik 0,03 persen dan sub kelompok bibit naik 0,03 persen.

(5)

Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 63/10/35/Th.X, 1 Oktober 2012 5 membersihkan kapal yang mengalami kenaikan 0,18 persen (andil 0,002), dedak naik 0,19 persen (andil 0,001), sapi (umur < 2 bulan) naik 0,10 persen (andil 0,001), pelet naik 0,30 persen (andil 0,001) dan upah menuai/memanen naik 0,22 persen (andil 0,001). Sementara komoditas biaya produksi dan pembentukan barang modal yang mengalami penurunan indeks harga terbesar yaitu cabai yang mengalami penurunan harga 0,55 persen (andil -0,001), umpan turun 0,17 (andil -0,001), ikan bandeng turun 0,11 persen (andil -0,0003), pupuk urea turun 0,06 persen (andil -0,0003) dan garam turun 0,40 persen (andil -0,0002).

-0.19 -0.21 -0.26 -0.06 -0.17 -0.05 -0.25 -0.25 -0.33 -0.10 -0.12 -0.22 0.09 0.13 0.03 0.08 0.06 0.09 -0.5 0.0 0.5

Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Jatim

Ib Konsumsi RT BPPBM

Grafik 4.

Perubahan Indeks yang Dibayar Petani (Ib) Jawa Timur Bulan September 2012 (2007 = 100)

4.

Perbandingan NTP Antar Provinsi di Pulau Jawa

Dari 5 provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTP pada Bulan September 2012, semua provinsi mengalami kenaikan NTP. Kenaikan NTP terbesar terjadi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 0,50 persen, diikuti Provinsi Jawa Timur 0,38 persen, Provinsi Jawa Barat 0,33 persen, Provinsi Banten sebesar 0,19 persen dan Provinsi Jawa Tengah 0,11 persen.

Tabel 2.

Nilai Tukar Petani 5 Provinsi di Pulau Jawa Bulan Agustus – September 2012 (2007=100)

No. Provinsi Bulan Perubahan

Agt 2012 Sept 2012 Sept-Agt

(1) (2) (3) (4) (5) 1 Banten 108,61 108,81 0,19 2 Jawa Barat 109,05 109,41 0,33 3 Jawa Tengah 105,45 105,57 0,11 4 D.I. Yogyakarta 116,71 117,30 0,50 5 Jawa Timur 102,42 102,80 0,38

Pada Bulan September 2012, NTP Provinsi Jawa Timur sebesar 102,80 merupakan yang terkecil dibanding provinsi lainnya di Pulau Jawa. Sementara NTP Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 117,30 merupakan yang terbesar.

Referensi

Dokumen terkait

Indikator kinerja Renstra STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta terdiri dari tujuh bidang yaitu : Keunggulan dalam riset yang diakui masyarakat akademis internasional melalui

Hasil tersebut menunjukan bahwa p&gt;0,05 yang artinya tidak ada hubungan antara frekuensi konsumsi zat goitrogenik dengan status yodium urin ibu hamil di wilayah

Langkah selanjutnya adalah membuat RAID-1 dengan perintah berikut, dimana device baru bernama /dev/md20, menggunakan mode=1 (mirroring) dimana device pasangannya adalah /dev/sdd1

Ditinjau dari pengembangan sumber daya manusia kependidikan, sejauh itu rekrutmen kepala sekolah terutama pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) belum memenuhi tuntutan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian tindakan kelas ini, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran tematik menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

• Meningkatnya kondisi ekonomi konsumen triwulan III-2017 dipengaruhi oleh ketiga variabel pembentuknya, yaitu indeks volume konsumsi (103,82), indeks pengaruh

Dalam pelaksanaan PPL program studi Bimbingan dan Konseling, mahasiswa praktikan melakukan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah,

Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini yaitu: (1) penyampaian materi oleh pakar tentang pengenalan software Phet serta penggunaan software Phet dalam