• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Membangun Keluarga Sakinah yang Hidup Berbeda Kota Tempat Tinggal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Manajemen Membangun Keluarga Sakinah yang Hidup Berbeda Kota Tempat Tinggal"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Manajemen Membangun Keluarga Sakinah yang Hidup Berbeda Kota Tempat Tinggal

Arif Sugitanata

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Email: arifsugitanata@gmail.com

Abstract

Sakinah family management is the science and art of regulating, cultivating and utilizing the elements of life in accordance with the commands and prohibitions of Allah SWT, so that people who are faithful, intelligent and devoted to Allah SWT are realized. A family is considered sakinah when in the life of the family there can be good communication, mutual love, love each other, and are responsible for the benefit of their family members. This research is a literature study, where in compiling this article is from books and literature related to the study discussed, namely the management of building Sakinah families who live in different cities of residence, the material or data presented in this study is qualitative research. , then the method presented uses analytical descriptive. With the results of his research, the Sakinah family is a family that provides calm and tranquility so that the human desires can be achieved physically and spiritually, where management interacts between husband and wife which Long Distnace Marriage can be described into 7 categories namely, instruments used when communicating, initiatives in communication, impressions and messages built on communication, time in communicating, motives in communication, effects after communicating, and authority in communication, apart from intensive communication, in managing or cultivating a family with a Long Distance Marriage condition to become a sakinah family, it should fulfill 6 characteristics of the Sakinah family, namely straightness of intention and strong relationship with Allah, compassion, openness to each other, courteous and wise, communication and deliberation, forgiveness and tolerance, and patience and gratitude.

Keywords: manegment, sakinah family, long distance marriage

Abstrak

Manajemen keluarga sakinah adalah ilmu dan seni mengatur, mengolah dan memanfaatkan unsur-unsur kehidupan sesuai dengan perintah dan larangan Allah SWT, sehingga terwujudlah insan yang beriman, cerdas dan bertaqwa kepada Allah SWT. Suatu keluarga sudah di anggap sakinah bilamana dalam kehidupan keluarganya dapat terjalin komunikasi yang baik, saling cinta mencintai, saling menyayangi, serta bertanggung jawab atas kemaslahatan anggota keluarganya. Penelitian ini merupakan suatu kajian studi kepustakaan, di mana dalam menyusun artikel ini adalah dari buku-buku dan literatur yang berkaitan dengan kajian yang dibahas yakni manajemen membangun keluarga sakinah yang hidup berbeda kota tempat tinggal, bahan atau data yang disajikan dalam penelitian ini adalah penelitian kualititatif, selanjutnya metode yang disajkan menggunakan deskriptif analitis. Dengan hasil penelitiannya ialah keluarga sakinah adalah keluarga yang memberikan ketenangan dan ketentraman sehingga tercapainya hajat kemanusiaan lahiriah dan batiniah, di mana dalam manejemen berintraksi antara suami dan istri yang Long Distnace Marriage bisa didiskripsikan kedalam 7 katagori yakni, intrumen yang dipakai ketika berkomunikasi, inisiatif dalam komunikasi, kesan dan pesan yang dibangun pada komunikasi, waktu dalam berkomunikasi, motif dalam komunikasi, efek setelah berkomunikasi, dan kewenangan dalam komunikasi, selain komunikasi yang intensif, dalam mengatur atau mengolah sebuah keluarga dengan keadaan Long Distance Marriage agar menjadi keluarga sakinah, maka sudah seharusnya memenuhi 6 karakteristik keluarga sakinah, yakni lurusnya niat dan kuatnya hubungan dengan allah, kasih sayang, saling terbuka, santun dan bijak, komunikasi dan musyawarah, pemaaf dan toleran, dan sabar dan syukur.

Kata Kunci: manajemen, keluarga sakinah, hubungan jarak jauh

(2)

2 PENDAHULUAN

Hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup menyendiri. Manusia membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya melalui cara bersosialisasi. Oleh karena itu kehidupan manusia ditandai dengan intraksi diantara manusia dalam keluarga, masyarakat, tempat kerja, sekolah dan sebagainya. Hal ini merupakan bukti bahwa kebutuhan dasar manusia fitrahnya untuk dicintai dan dimiliki.

Perkawinan merupakan salah satu dari wujud manusia sebagai makhluk sosial. Perkawinan bertujuan menciptakan kehidupan keluarga antara suami istri dan anakanak serta orang tua agar tercapai suatu kehidupan yang aman dan tenteram (sakînah), pergaulan yang saling mencintai (mawaddah) dan saling menyantuni (rahmah).1 Perkawinan sebagai kebutuhan fitrah setiap manusia yang memberikan banyak manfaat penting, di antaranya adalah:

1. Pembentukan sebuah keluarga yang di dalamnya seseorang dapat menemukan kedamaian pikiran. Perkawinan merupakan perlindungan bagi seseorang yang merasa seolah-olah hilang di belantara kehidupan. Orang yang dapat menemukan pasangan hidup akan berbagi dalam kesenangan dan penderitaan.

2. Gairah seksual merupakan keinginan yang kuat dan menjadi hal yang penting.

Setiap orang harus mempunyai pasangan untuk memenuhi kebutuhan seksualnya dalam lingkungan yang aman dan tenang.

3. Reproduksi sebagai wadah untuk melangsungkan keturunan. Anak-anak adalah produk hasil perkawinan yang sangat penting dalam memantapkan fondasi keluarga dan juga merupakan sumber kebahagiaan sejati bagi orang tua.2

Dalam menjalani kehidupan rumah tangga, setiap orang pasti memiliki keinginan yang sama yakni keinginan memiliki rumah tangga yang harmonis dan bahagia. Namun, dalam menjalaninya tidaklah mudah, karena akan ada rintanganrintangan yang muncul dengan berbagai macam permasalahan, seperti permasalahan ekonomi, anak, kesehatan dan pekerjaan dan lain-lain. Persoalan dalam perkawinan tidak hanya dialami oleh pasangan yang tinggal bersama, akan tetapi juga pada pasangan yang menjalani perkawinan jarak jauh atau yang sering disebut dengan Long Distance Marriage. Salah satu kondisi yang menyebabkan pasangan harus menjalani perkawinan jarak jauh yaitu pekerjaan.

Tuntutan utama demi mendapatkan pekerjaan adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Namun, dalam memilih pekerjaan tidaklah mudah, karena sedikitnya lapangan pekerjaan yang tersedia dan cocok untuknya.

Akibatnya banyak orang yang dituntut untuk bekerja di luar kota atau daerah karena tuntutan pekerjaan yang didapatkannya, sehingga banyak pasangan suami istri memutuskan untuk menjalin hubungan pernikahan jarak jauh dengan pasangan dan keluarganya.3

1 Sajuti Thalib, Hukum Kekeluargaan Indonesia, (Jakarta: UI Press, 1974), hlm.

47.

2 Ibrahim Amini, Bimbingan Islam untuk Kehidupan Suami-Istri, (Bandung : Al Bayan, 1996), hlm. 17.

3 Ibid

(3)

Dari uraian latar belakang masalah tersebut, maka dapat ditarik benang merahnya bahwa diperlukan manajemen keluarga yang baik demi menjaga hubungan rumah tangga yang harmonis meski harus menjalani hubungan jarak jauh. Kajian ini merupakan studi kepustakaan di mana dalam menyusun artikel ini adalah dari buku-buku dan literatur yang berkaitan dengan kajian yang dibahas yakni manajemen membangun keluarga sakinah yang hidup berbeda kota tempat tinggal, bahan atau data yang disajikan dalam penelitian ini adalah penelitian kualititatif, selanjutnya metode yang disajkan menggunakan deskriptif analitis.

Konsep Keluarga Sakinah

Keluarga adalah unit kecil yang terdiri dari suami, istri, dan anak. Semua elemen yang tergabung dalah satu wadah yang memiliki tujuan yang sama yakni menciptakan keluarga yang harmonis atau keluarga sakinah. Keluarga sakinah merupakan. Keluarga sakinah merupakan keluarga yang utuh, damai, sejahtera, tenang dan tentunya merupakan suatu hal yang diidamkan oleh semua orang melakukan perkawinan. Keluarga yang terdidik dengan baik tentunya akan menghasilkan sebuah keturunan yang baik pula nantinya. Dalam Islam, konsep keluarga sakinah telah dijelaskan dalam al-Qur’an pada surat Ar-Rūm ayat 21.4

Dalam ayat tersebut istilah sakinah dalam keluarga dapat mengandung arti semua keadaan yang membuat keluarga itu tentram. Walaupun dalam praktik kehidupan nyata banyak ditemui rintangan, hambatan, maupun cobaan yang di hadapinya5

Kata ةنيكس berasal dari kata نكس memiliki makna ketenangan, merupakan jamak dari ناكس berarti yang tenang, diam.6Sedangkan menurut istilah sakinah berarti sebuah keluarga yang dapat menghadirkan ketentraman dan ketenangan bagi semua anggota keluarganya.7

Kata sakinah sendiri di dalam Al- Qur‟an ditemukan sebanyak 6 kali, diantaranya dalam surah Al-Baqarah: 228, At-Taubah: 26, Al-Fath: 4, 18, 26.

Dalam menafsirkan ayat-ayat tersebut, para ahli tafsir menafsirkan dengan pendapat yang berbeda-beda. Al-Maragi menyatakan bahwa kata sakinah di ayat tersebut memiliki makna tujuan adanya perkawinan yakni memberikan sebuah ketentraman, kebahagiaan dan kelanggangan di dalam berkeluarga. Kemudian, Jawwad Maghniyyah memiliki asumsi bahwa tujuan adanya suatu pernikahan adalah menumbuhkan rasa kasih sayang serta keadilan kepada semua anggota keluarga yang di kepalai oleh seorang suami. Selanjutnya, pendapat kh. Hussein Muhammad, beliau mengatakan keluarga sakinah adalah sebuah himpunan yang

4 Lihat Q.S Ar-Rūm (30): 21

5 Machrus, Rofiah,dkk. “Fondasi Keluarga Sakinah Bacaan Mandiri Calon Pengantin” (Jakarta: Subdit Bina Keluarga Sakinah, Direktorat bina KUA & Keluarga Sakinah, Ditjen Bimas Islam Kemenag RI, 2017), hlm. 11.

6 Kamus Al-Munawwir. hlm.646.

7 https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/keluarga-sakinah-mawaddah- wa-rahmah.html, 10 Januari 2021.

(4)

4 orang-orang di dalamnya itu harus terlindungi, terhindari dari teror-teror pihak luar, tentram dan aman tanpa ada rasa sedih atau takut sedikitpun.8

Sakinah juga bisa diartikan sebagai kesenangan dan ketentraman yang sifatnya adalah rohaniah. Namun ciri khas dasar dari kata sakinah berarti bersikap tenang setelah adanya pergejolakan sifatnya jasmaniah dan rohaniah.9Di dalam Al-Quran surah Al-A‟raf (7): 189 yang menunjukkan asal muasal dari kata sakana-yaskunu–sakinatan yang sifatnya rohani10 Ayat tersebut menjelaskan bahwa adanya sebuah pasangan bertujuan untuk saling memperoleh ketenangan di antara semua anggota keluarga. 11 Artinya, pasangan yang sudah menjalin hubungan halal agar senantiasa saling memberikan dukungan, saling memahami, dan peka terhadap lingkungan keluarga. Seorang suami merasa tenang akan kehadiran si bidadari pujaan hati, begitu pun istri akan sangat senang dengan kehadiran pangeran cinta dalam hidupnya. Jikalau hal itu sudah tumbuh dalam sanubari kedua pasangan, maka bukan tidak mungkin ketenangan dan ketentraman di antara keluarga akan benar-benar bisa dirasakan.

Terkait pengertian keluarga sakinah dapat penulis simpulkan bahwa suatu keluarga sudah di anggap sakinah bilamana dalam kehidupan keluarganya dapat terjalin komunikasi yang baik, saling cinta mencintai, saling menyayangi, serta bertanggung jawab atas kemaslahatan anggota keluarganya. Keluarga sakinah adalah keluarga yang memberikan ketenangan dan ketentraman sehingga tercapainya hajat kemanusiaan lahiriah dan batiniah.

Kategorisasi Keluarga Sakinah

Berkaitan dengan kategori keluarga sakinah sendiri, satu orang dengan orang lainnnya memiliki pandangan yang berbeda. Berikut katagorisasi secara umum dari keluarga sakinah:

1. Berdiri di atas fondasi keimanan yang kokoh; Tolak ukur dari sebuah hubungan kekeluargaan yaitu dengan tetap menekankan pada keimanan yang kuat. Keimanan yang kuat adalah fondasi awal terbentuknya keluarga sakinah.

Sehingga, tugas seorang suami selaku pemimpin dalam rumah tangga harus bisa mendidik keluarga (istri dan anaknya) dengan fondasi keimanan yang kuat.12

2. Menunaikan Misi Ibadah Dalam Kehidupan; Ibadah nerupakan sebuah kunci keberhasilan seseorang dalam mengarungi kehidupan. Jika ibadah nya baik maka baik pula yang akan di dapatkan. Cermin kehidupan semua orang terletak bagaimana kualitas ibadahnya.13

8 Kemenag RI “Keluarga harmoni dalam perspektif berbagai komunitas agama di Indonesia, cet. ke-1 (Jakarta, Badan Litbang Dan Diklat Kementrian Agama RI, 2011), hlm. 14.

9 Departeman Agama Republi Indonesia” Membangun Keluarga Harmonis”

(Jakarta: Penerbit Aku Bisa, 2012), hlm. 65.

10 Lihat Surah al-A‟rāf (7) : 189.

11 Departeman Agama Republik Indonesia” Membangun Keluarga Harmonis, hlm.

45.

12 Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah” Fondasi Keluarga Sakinah Bacaan Mandiri calon Pengantin” (Jakarta, Subbdit Bina Keluarga Sakinah Direktorat Bina KUA Ditjen Bimas Islam Kemenag RI : 2017).hlm. 12-13.

13 Ibid

(5)

3. Mentaati ajaran agama; Tidak menyimpang atau melanggar syariat yang sudah di tetapkan. Bekerja keras, bertanggung jawab, ikhlas, sikap jujur dan amanah adalah sebagian proses harus dimiliki guna terciptanya sebuah keluarga yang sakinah.14

4. Saling mencintai dan menyayangi; Sikap saling mencintai dan menyayangi harus tetap tertanam dalam diri kedua pasangan sepanjang hidupnya. Karena pada dasarnya saling mencintai adalah menerima kekurangan yang dimiliki pasangannnya dengan sikap saling melengkapi diantara mereka.15

5. Saling menjaga dan menguatkan dalam ibadah; Suami atau istri harus bisa saling memberikan motivasi supaya ibadah nya kepada Allah tetap terjaga.

Sebagai contoh ketika seorang istri dengan tulus ikhlas membangunkan suaminya untuk melaksanakan sholat subuh secara berjamaah, maka suami harus bersikap bijak dengan langsung merespon baik ke istrinya.16

6. Saling memberikan yang terbaik untuk pasangan; Keluarga merupakan wadah sebagai tempat berintraksi, bertukar pikiran, ataupun solusi dalam memecahkan suatu masalah. Sehingga, peran suami istri dalam rumah tangga ialah saling memberikan hal terbaik yang nanti nya akan saling memberikan keuntungan bukan saling merugikan.17

7. Musyawarah dalam menyelesaikan masalah; Kehidupan tidak pernah terus berjalan mulus. Adanya batu sandungan itu sebagai ujian untuk memperat tali hubungan diantara pasangannya. Jelasnya, ketika ada masalah jangan sampai mengutamakan ego diri pribadi dengan menganggap diri paling benar. Maka jalan terbaik yang harus dilakukan adalah dengan jalan musyawarah untuk menyelesaikan masalah tersebut.18

8. Membagi peran secara berkeadilan; Pekerjaan-pekerjaan yang ada di dalam rumah tangga harus dibagi secara merata baik itu sifatnya mengurusi keuangan setiap harinya, mencari nafkah, ataupun mengantar anak ke sekolah.

Jangan sampai semua pekerjaan tersebut hanya dilakukan oleh satu subjek saja.19

9. Kompak mendidik anak; Pendidikan pertama dalam meningkatkan kecerdasan emosional, spritual atau intelektual seorang anak adalah mulai dari bimbingan orang tua. Suami atau istri harus kompak menyatukan tekad untuk memberikan pendidikan terhadap anak nya.20

10. Berkontribusi Untuk Kebaikan Masyarakat, Bangsa, Dan Negara; Harus mampu untuk memberikan sumbangsih dalam bentuk materil, pikiran atau tenaga nya untuk kemajuan msyarakat sekitar, bangsa dan Negara.21

Manajemen Keluarga Hidup Berbeda Kota Tempat Tinggal

Manajemen merupakan salah satu ilmu untuk mancapai suatu tujuan yang diinginkan. Dengan manajemen yang baik, akan memudahkan fungsi orang tua

14 Ibid

15 Ibid

16 Ibid

17 Ibid

18 Ibid

19 Ibid

20 Ibid

21 Ibid

(6)

6 untuk melaksanakan amanah Allah SWT dalam mewujudkan keluarga sakinah.

Manajemen keluarga sakinah adalah ilmu dan seni mengatur, mengolah dan memanfaatkan unsur-unsur kehidupan sesuai dengan perintah dan larangan Allah SWT, sehingga terwujudlah insan yang beriman, cerdas dan bertaqwa kepada Allah SWT.22 Dari pengertian tersebut, dapat kita simpulkan bahwa di dalam kehidupan rumah tangga juga diperlukan ilmu dan seni dalam mengatur dan memanfaatkan amanah Allah SWT. Seperti halnya pada suatu perusahaan, kalau manajemennya jelek maka gagal dan hancurlah perusahaan tersebut, begitu juga pada menejemen dalam rumah tangga.

Menurut hemat penulis, manajemen keluarga yang hidupnya berbeda kota tempat tinggal tidak jauh berbeda dengan manajemen keluarga sakinah pada umumnya. Namun ada tambahan faktor lain yakni perbedaan tempat tinggal, sehingga perlu lebih intensif dalam menjaga komunikasi dan keharmonisan rumah tangga. Setiap komunikasi yang dilakukan antar pasangan suami istri yang menjalani Long Distnace Marriage tentunya mempunyai cara dan pola fikir masing-masing. Manejemen berintraksi antara suami dan istri yang Long Distnace Marriage bisa didiskripsikan kedalam 7 katagori yakni:23:

1. Intrumen Yang Dipakai Ketika Berkomunikasi; Di zaman yang serba mudah dalam berkomunikasi misalnya dalam penggunaan handphone, paling menyenangkan apabila bisa melakukan video call. Namun apabila keadaan sinyal yang susah karena bekerja di pedalamaan perantauan, masih bisa dengan pesan WhatsApp dan minimal dengan SMS.

2. Inisiatif Dalam Komunikasi; Pasangan suami istri harus pandai berinisiatif untuk memulai komunikasi terlebih dahulu. Bisa berupa pesan singkat dalam bentuk ucapan semangat kepada pasangan yang sedang bekerja.

3. Kesan Dan Pesan Yang Dibangun Pada Komunikasi; Kesan dan pesan yang dibangun pada komunikasi Long Distnace Marriage yang lebih bersifat privat yaitu mengenai diri pribadinya, suami atau istri dan keluarga-keluarganya.

Narasi komunikasi yang utama di bahas dalam intraksi pasangan suami istri Long Distnace Marriage bisa dalam bentuk menanyakan keadaan, pekerjaan dan hingga masalah-masalah pribadi yang dialami oleh pasangan Long Distnace Marriage, sehingga mampu mengobati rasa kerinduan dan saling memberikan dukungan atau penyemangat dalam suatu pekerjaan yang sangat membantu membangun hubungan Long Distnace Marriage menjadi tetap harmonis.

4. Waktu dalam Berkomunikasi; Penyesuaian waktu ketika berintraksi dengan pasangan ataupun keluarga sangat penting guna membangun keeratan suatu ikatan bagi pasangan Long Distnace Marriage, setidaknya kedua belah pihak bisa meluangkan waktunya untuk berkomunikasi dengan pasangannya atau keluarga dengan jarak waktu yang tidak terlalu lama, bagaimanapun sibuknya suatu pekerjaan ataupun lainnya. Membangun keharmonisan keluarga dari pasangan Long Distnace Marriage dengan cara komunikasi yang lancer adalah suatu hal yang sangat dibutuhkan.

22 Ilyas Kahar, Manajemen Strategi Keluarga Sakinah (Menuju Keluarga Bahagia), (Bandung: Mandar Maju, 1996), hlm. 1.

23 Eni Juairiyah, “Pola Komunikasi Suami Istri Jarak Jauh’, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. -, No. -, (2014), hlm. 1-18.

(7)

5. Motif dalam Komunikasi; Pertama, motif untuk mengetahui kabar atau keadaan pasangannya. Kedua, mengungkapkan perasaan rindu karena lama tidak berjumpa dilakukan dengan saling mendengarkan rayuan atau canda tawa pasangan. Ketiga, menjaga hubungan. Mereka tetap menjaga komunikasi dengan pasangan agar hubungan dengan pasangan tetap baik.

6. Efek setelah Berkomunikasi; Dalam berkomunikasi bisa menjadi wadah untuk saling bertukar pikiran dan mencari solusi dari sebuah permasalahan. Ketika suatu permasalahan baik dalam keluarga atau pekerjaan yang dapat terselesaikan melalui komunikasi maka beban pikiran berkurang sehingga dapat fokus dalam aktivitas atau bekerja.

7. Kewenangan dalam Komunikasi; Kewenangan dalam komunikasi pasutri jarak jauh berhubungan dengan keputusan tentang pengasuhan anak, pendidikan anak dan pemenuhan atau pengaturan kebutuhan rumah tangga.

Terkadang terbentuk keseimbangan terbalik sepertia suami yang merantau memiliki kepercayaan penuh kepada istrinya untuk melaksanakan perannya dalam hal mendidik anak dan mengurus keluarganya layaknya istri sebagai kepala keluarga di rumah saat itu.

Selain komunikasi yang intensif, dalam mengatur atau mengolah sebuah keluarga dengan keadaan Long Distance Marriage agar menjadi keluarga sakinah, maka sudah seharusnya memenuhi 6 karakteristik keluarga sakinah,24 antara lain:

1. Lurusnya Niat Dan Kuatnya Hubungan Dengan Allah; Ikatan perkawinan bukan hanya untuk memuaskan kebutuhan biologis semata. Perkawinan merupakan wujud dari sebagian kecil tanda kekuasaan Allah SWT sebagaimana termaktub dalam QS. al-Rûm Ayat 2125. Perkawinan juga merupakan perintah dari Allah yang termaktub pada QS. an-Nur Ayat 3226, yang berarti suatu aktifitas yang bernilai ibadah dan merupakan Sunnah Rasul dalam kehidupan sebagaimana ditegaskan dalam salah satu hadis,

”Barangsiapa yang dimudahkan baginya untuk menikah, lalu ia tidak menikah maka tidaklah ia termasuk golonganku” (HR. at-Thabrani dan alBaihaqi).

Kehidupan bahtera rumah tangga setelah perkawinan baiknya diisi dengan membiasakan diri menumbuhkan adab dan akhlaq seperti yang telah di contohkan Rasulullah SAW, karena perkawinan adalah bagian dari memelihara kesucian dan kehormatan diri, oleh sebab itu insan yang sudah melangsungkan perkawinan seharusnya lebih terjaga dari jebakan perzinaan dan mampu menahan serta mengontrol syahwatnya.

Hubungan yang kuat dengan Allah dapat menghasilkan keteguhan hati (kemapanan ruhiyah), sebagaimana Allah tegaskan dalam QS. al-Ra’d Ayat 28.27 Kematangan hati dapat dilahirkan melalui pendekatan diri kepada Allah, sehingga ia merasakan kebersamaan Allah dalam segala aktifitasnya dan selalu merasa diawasi Allah dalam segenap tindakannya. Perasaan tersebut harus dilatih dan ditumbuhkan dalam lingkungan keluarga. Maka dari itu, meski hubungan suami istri terjalin jarak yang jauh antar kota tempat tinggal,

24 Siti Chadijah, “Karakteristik Keluarga Sakinah dalam Islam”, Jurnal Rausyan Fikr, Vol. 14, No. 1, (Maret 2018), hlm. 117.

25 Lihat Q.S Ar-Rūm (30): 21

26 Lihat QS. an-Nur Ayat 32

27 Lihat QS. al-Ra’d Ayat 28

(8)

8 tetapi apabila niat yang lurus dan hubungan yang kuat dengan Allah, maka selama terpisahkan jarak itu tidak akan mencoba-coba untuk berbuat sesuatu yang menodai kesucian pernikahan tersebut.

2. Kasih Sayang; Di sebutkan dalam pernyataan Prof Qurasih Shihab bahwa keluarga merupakan bagian dari madrasah anggota keluarga. Pondasi penting dalam pembentukkan kasih sayang ialah saling mengasihi menyayangi dan mencintai karena Allah baik antara suami istri ataupun terhadap anggota kelurga, karena merupakan bagian dari cara mempererat relasi membangun keluarga sakinah dan merekatkan persahabatan di antara mereka.28 Namun, bagaimana jika yang terjadi di antara suami istri berbeda kota tempat tinggal.

Meski tidak bisa saling tolong menolong secara langsung, tetapi masih bisa dilakukan secara jarak jauh baik berupa moril maupun materiil, yakni melalui komunikasi yang baik, harmonis dan intensif. Sehingga rasa kasih sayang tetap kuat dan jangan pernah berkurang sedikitpun meski terpisah jarak.

3. Saling Terbuka, Santun dan Bijak; Keterbukaan menjadi hal sangat penting, apalagi dalam kondisi antara suami istri berbisah kota tempat tinggal. Meski tidak bisa melihat dalam interaksi kejiwaan, pemikiran, sikap dan tingkah laku secara langsung, tapi dengan adanya keterbukaan tersebut terhadap pasangan dapat menjadikan hubungan tetap harmonis. Sikap santun dan bijak khususnya dari seorang suami, harus tetap ada dalam memimpin rumah tangga secara jarak jauh dan ibu yang tinggal bersama anak harus tetap bijak meski merawat anak seorang diri tanpa adanya peran bapak secara langsung.

4. Komunikasi dan Musyawarah; Di zaman sekarang media komunikasi sudah sangat modern, mudah, murah dan banyak pilihannya, salah satunya smartphone. Oleh karena itu, apabila smartphone digunakan secara bijak maka akan sangat mendukung keharmonisan dan keutuhan rumah tangga yang berbeda kota tempat tinggal.

5. Pemaaf dan Toleran; Dua sejoli yang memiliki perbedaan latar belakang sosial budaya, pendidikan, dan pengalaman hidup menyatu dalam suatu ikatan perkawinan yang mana melahirkan terjadinya suatu perbedaan dalam segi sikap atau cara berfikir. Perbedaan-perbedaan itu jika tidak disikapi dengan sikap toleran (tasamuh) dapat menjadi sumber pertikaian, sehingga masing- masing dari pihak suami maupun isteri harus melengkapi kelebihan dan kelemahan atau kekurangan pasangannya. Memaafkan bukan berarti

“membiarkan” kesalahan terus terjadi, tetapi memaafkan berarti berupaya untuk memberikan perbaikan dan peningkatan dalam hubungan keluarga.

Sikap toleran juga menuntut adanya sikap memaafkan. Sikap ini meliputi 3 (tiga) tingkatan. Pertama, al-‘afwu yaitu memaafkan orang jika memang diminta. Kedua, al-shafhu yaitu memaafkan orang lain walaupun tidak diminta. Ketiga, al-maghfirah yaitu memintakan ampun pada Allah untuk orang lain.29

6. Sabar dan Syukur; Sudah seharus dan sepatutnya suami maupun istri membekali diri dengan sifat kesabaran, karena kesabaran tersebut akan memberikan rasa kenyamanan dan tentunya jika dikemudian hari ada konflik

28 Quraish Shihab, Membumikan al-Qur'an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung : Mizan, 2002), hlm. 255.

29 Siti Chadijah, “Karakteristik Keluarga Sakinah dalam Islam”, Jurnal Rausyan Fikr, Vol. 14, No. 1, (1 Maret 2018), hlm. 122.

(9)

yang lahir maka dengan bekal kesabaran maka para pihak dapat mengontrol emosi dan bisa mengedapankan musyawarah mufakat sehingga tidak ada tindakan yang main fisik yang biasa disebut kekerasan dalam rumah tangga KDRT. Rasulullah mensinyalir bahwa banyak di antara penghuni neraka adalah kaum wanita, disebabkan mereka tidak bersyukur kepada suaminya.

Oleh sebab itu syukur juga merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan berumah tangga. Mensyukuri rezeki yang diberikan Allah lewat jerih payah suami seberapapun besarnya tanpa perlu membanding- bandingkan dengan suami orang lain adalah modal mahal dalam meraih keberkahan.

PENUTUP

Manajemen keluarga sakinah adalah ilmu dan seni mengatur, mengolah dan memanfaatkan unsur-unsur kehidupan sesuai dengan perintah dan larangan Allah SWT, sehingga terwujudlah insan yang beriman, cerdas dan bertaqwa kepada Allah SWT. Suatu keluarga sudah di anggap sakinah bilamana dalam kehidupan keluarganya dapat terjalin komunikasi yang baik, saling cinta mencintai, saling menyayangi, serta bertanggung jawab atas kemaslahatan anggota keluarganya.

Keluarga sakinah adalah keluarga yang memberikan ketenangan dan ketentraman sehingga tercapainya hajat kemanusiaan lahiriah dan batiniah, di mana dalamanejemen berintraksi antara suami dan istri yang Long Distnace Marriage bisa didiskripsikan kedalam 7 katagori yakni, intrumen yang dipakai ketika berkomunikasi, inisiatif dalam komunikasi, kesan dan pesan yang dibangun pada komunikasi, waktu dalam berkomunikasi, motif dalam komunikasi, efek setelah berkomunikasi, dan kewenangan dalam komunikasi. Selain komunikasi yang intensif, dalam mengatur atau mengolah sebuah keluarga dengan keadaan Long Distance Marriage agar menjadi keluarga sakinah, maka sudah seharusnya memenuhi 6 karakteristik keluarga sakinah, yakni lurusnya niat dan kuatnya hubungan dengan allah, kasih sayang, saling terbuka, santun dan bijak, komunikasi dan musyawarah, pemaaf dan toleran, dan sabar dan syukur.

DAFTAR PUSTAKA

Departeman Agama Republi Indonesia” Membangun Keluarga Harmonis”, Jakarta: Penerbit Aku Bisa, 2012.

Eni Juairiyah, “Pola Komunikasi Suami Istri Jarak Jauh’, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. -, No. -, 2014.

https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/keluarga-sakinah-mawaddah- wa-rahmah.html,

Ibrahim Amini, Bimbingan Islam untuk Kehidupan Suami-Istri, Bandung : Al Bayan, 1996.

Ilyas Kahar, Manajemen Strategi Keluarga Sakinah (Menuju Keluarga Bahagia), Bandung: Mandar Maju, 1996.

Kamus Al-Munawwir

(10)

10 Kemenag RI “Keluarga harmoni dalam perspektif berbagai komunitas agama di Indonesia, cet. ke-1, Jakarta, Badan Litbang Dan Diklat Kementrian Agama RI, 2011.

Machrus, Rofiah,dkk. “Fondasi Keluarga Sakinah Bacaan Mandiri Calon Pengantin”, Jakarta: Subdit Bina Keluarga Sakinah, Direktorat bina KUA &

Keluarga Sakinah, Ditjen Bimas Islam Kemenag RI, 2017.

Quraish Shihab, Membumikan al-Qur'an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung : Mizan, 2002.

Sajuti Thalib, Hukum Kekeluargaan Indonesia, Jakarta: UI Press, 1974.

Siti Chadijah, “Karakteristik Keluarga Sakinah dalam Islam”, Jurnal Rausyan Fikr, Vol. 14, No. 1, Maret 2018.

Referensi

Dokumen terkait

akan menurunkan turnover intention karyawan. Artinya, semakin meningkat persepsi dukungan organisasi maka akan menurunkan keinginan karyawan untuk meninggalkan perusahaan. 2)

Tässä kyselyssä vastauskatoa korjattiin vastaavasti kuin vuoden 2008 vapaa-ajankalastuskyselyssä (Riista- ja kalatalouden tutkimuslaitos 2009) olettamalla, että

Sistem Informasi; Institut Sains dan Teknologi Pradita; Scienta Business Park, Summarecon Serpong, Jalan Boulevard Gading Serpong Blok O/1, Kelapa Dua, Banten – 15810, Indonesia,

Dalam pembangunan suatu Gedung perlu suatu perencanaan yang matang di tinjau dari segi keamanan , ekonomi , kegunaan , arsitektur Gedung Hotel Aimas Convention Center terdiri dari

Ruang lingkup pembahasan mengenai barang tambang dan hasil laut adalah segala sesuatu yang merupakan hasil eksploitasi dari kedalaman tanah dan kedalaman laut. Rincian

Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa Pengindeksan Subjek adalah kegiatan melakukan identifikasi tentang subjek atau pokok persoalan yang dibahas dalam suatu bahan

Merujuk hasil analisis di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa akibat adanya peningkatan proyeksi penggunaaan lahan yang mengacu RTRW Kabupaten Meranti tahun

Melihat dari jumlah keseluruhan siswa MA NU Miftahul Falah Cendono Dawe Kudus begitu banyak maka peneliti memutuskan memilih kelas XI sebagai populasi dalam penelitian