• Tidak ada hasil yang ditemukan

Volume 3, Nomor 02:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Volume 3, Nomor 02:"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Education of Batanghari

Jurnal Education of Batanghari 3 (02): 41-59 (2021)

P/ISSN 2655-6685 E/ISSN 2655-7223

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INDONESIA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 17 BATANGHARI T.P. 2018—2019

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PAJANGAN HASIL BELAJAR

Oleh :

Tri Astuti, S.Pd., SMPN 17 Batanghari Email : [email protected]

Abstrak :

Tri Astuti. 2019. Penelitian Tindakan Kelas ini berjudul “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Indonesia Kelas VIII-1 SMP Negeri 17 Batang Hari T.P. 2018—2019 dengan Media Pajangan Hasil Belajar”. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah “Apakah motivasi belajar bahasa Indonesia kelas VIII-1 SMP Negeri 17 Batang Hari T.P. 2018—2019 dapat ditingkatkan dengan media pajangan hasil belajar?. Sesuai dengan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang peningkatan motivasi belajar Bahasa Indonesia kelas VIII-1 SMP Negeri 17 Batang Hari dengan menggunakan media pajangan hasil belajar. Landasan teoritis penelitian ini meliputi hakikat motivasi belajar dan hakikat media pembelajaran

Objek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 17 Batang Hari yang berjumlah 30 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus menggunakan waktu selama 2 jam mata pelajaran. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi.

Hasil yang diperoleh menunjukkan penggunaan media pajangan hasil belajar dapat meningkatkan motivasi belajar Bahasa Indonesia kelas VIII-1 SMP Negeri 17 Batang Hari. Hal ini dapat dilihat dari hasil olah data jawaban angket refleksi siswa pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I, nilai rata-rata motivasi belajar bahasa Indonesia siswa 59,33 termasuk dalam kategori Cukup. Siswa yang motivasi belajarnya dalam kategori baik sebanyak 15 orang atau 50%. Pada siklus II, nilai rata-rata motivasi belajar Bahasa Indonesia siswa 73 termasuk dalam kategori Baik. Siswa yang motivasi belajarnya dalam kategori baik sebanyak 26 orang atau 87%.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar Bahasa Indonesia kelas VIII-1 SMP Negeri 17 Batang Hari dapat ditingkatkan dengan menggunakan media pajangan hasil belajar. Hasil penelitian ini dapat menjadi alternatif bagi guru Bahasa Indonesia khususnya dan juga guru mata pelajaran lain untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didiknya.

Katakunci: motivasi, pajangan.

(2)

Jurnal Education of Batanghari

Abstract :

Tri Astuti. 2019. This Classroom Action Research entitled "Efforts to Increase Motivation to Learn Indonesian Language Class VIII-1 SMP Negeri 17 Batang Hari T.P. 2018—2019 with Learning Outcomes Display Media ". The problem discussed in this study is "What is the motivation to learn Indonesian in class VIII-1 SMP Negeri 17 Batang Hari T.P. 2018—2019 can be improved by displaying learning outcomes? In accordance with this problem, the purpose of this study is to provide information about increasing motivation to learn Indonesian in class VIII- 1 of SMP Negeri 17 Batang Hari by using a display media of learning outcomes. The theoretical foundation of this research includes the nature of learning motivation and the nature of learning media

The object of this research is the students of class VIII-1 SMP Negeri 17 Batang Hari, totaling 30 people. This research was conducted in two cycles, each cycle using time for 2 hours of subjects.

Each cycle consists of the planning, action, observation, evaluation, and reflection stages.

The results obtained show that the use of learning outcomes display media can increase the motivation to learn Indonesian in class VIII-1 of SMP Negeri 17 Batang Hari. This can be seen from the results of the data processing of students' reflection questionnaire answers in cycle I and cycle II. In the first cycle, the average value of the students' motivation to learn Indonesian was 59.33, including in the Enough category. Students whose learning motivation is in either category are 15 or 50%. In cycle II, the average value of students' motivation to learn Indonesian is 73 in the Good category. Students whose learning motivation was in either category were 26 people or 87%.

From the results of the study it can be concluded that the motivation to learn Indonesian Language class VIII-1 SMP Negeri 17 Batang Hari can be increased by using a display media of learning outcomes. The results of this study can be an alternative for Indonesian language teachers in particular as well as teachers of other subjects to increase the learning motivation of their students.

Keywords : motivation, display.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pembelajaran dikatakan berhasil apabila peserta didik mampu menerima dan paham terhadap materi pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran,guru harus dapat menyampaikan materi dengan cara yang menarik agar materi dapat dipahami dan dimengerti siswa. Guru diharapkan mampu memberikan materi dengan metode yang menyenangkan.

Dalam melaksanakan pembelajaran, selama ini guru (dalam hal ini penulis) sudah mengupayakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik yaitu dengan menggunakan metode diskusi. Namun berdasarkan pengalaman penulis selama ini metode diskusi masih terasa kurang efektif dikarena masih ditemui sebagian peserta didik kurang aktif dalam kegiatan diskusi tersebut. Sebagian peserta didik terlihat kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran sehingga menyebabkan peserta didik lain mengeluh karena merasa dirugikan dalam hal nilai.

(3)

Jurnal Education of Batanghari

Berdasarkan kenyataan tersebut maka penulis tertarik untuk menerapkan hasil pelatihan dari Tanoto Foundation terkait pembelajaran antara lain pendekatan MIKIR (mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi) dan media pajangan hasil belajar.Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar Bahasa Indonesia kelas VIII-1 SMP Negeri 17 Batang Hari khususnya, dan motivasi belajar peserta didik di kelas lain serta pada mata pelajaran yang lain.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, rumusan masalah penelitian adalah: “Apakah motivasi belajar Bahasa Indonesia kelas VIII-1 SMP Negeri 17 Batang Hari dapat ditingkatkan dengan menggunakan media pajangan hasil belajar?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memberikan informasi tentang peningkatan motivasi belajar Bahasa Indonesia kelas VIII-1 SMP Negeri 17 Batang Hari dengan menggunakan media pajangan hasil belajar.

1.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis tindakan penelitian ini adalah bahwa media pajangan hasil belajar dapat meningkatkan motivasi belajar Bahasa Indonesia kelas VIII-1 SMP Negeri 17 Batang Hari.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi guru Bahasa Indonesia yang mengalami permasalahan yang sama dengan penulis yaitu dalam hal rendah atau kurangnya motivasi belajar peserta didik saat pembelajaran di kelas. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat bagi guru mata pelajaran lain yang mengalami permasalahan yang sama dengan penulis saat melaksanakan pembelajaran di kelas. Untuk Kepala Sekolah sebagai pemegang kebijakan di sekolah agar berkenan untuk memfasilitasi dalam hal pengadaan bahan-bahan untuk pembuatan pajangan hasil belajar.

II. LANDASAN TEORI

2.1. Hakikat Motivasi Belajar 2.1.1. Pengertian Motivasi

Menurut Sardiman (2010:73) pengertian motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Mc Donald merumuskan, bahwa .... “Motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction”, yang diartikan, bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. (Oemar Hamalik, 2010:106).

Sedangkan menurut Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2012:22) bahwa motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Sardiman (2010: 75) Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Berdasarkan sumbernya, motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Dalam proses belajar,

(4)

Jurnal Education of Batanghari

motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang lebih efektif, karena motivasi intrinsik relatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar (ekstrinsik).

Menurut Arden N. Frandsen yang termasuk dalam motivasi intrinsik untuk belajar antara lain:

1) Dorongan ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas;

2) Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju;

3) Adanya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat dukungan dari orang-orang penting, misalkan orangtua, saudara, guru, atau teman-teman, dan lain sebagainya;

4) Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengetahuan yang berguna yang berguna bagi dirinya, dan lain-lain.

Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar. Seperti pujian, peraturan, tata tertib, teladan guru, orangtua, dan lain sebagainya. Kurangnya respons dari lingkungan secara positif akan mempengaruhi semangat belajar seseorang menjadi lemah. (Baharuddin, 2010: 23—24 ). Belajar akan berhasil bila ada motivasi dalam diri peserta didik. Peserta didik mungkin dapat dipaksa untuk menghayati perbuatan itu sebagaimana mestinya. Guru dapat memaksakan bahan pelajaran kepada peserta didik, tetapi tak mungkin memaksanya untuk belajar dalam arti sebenarnya. Oleh karena itu, guru harus berupaya agar peserta didik mau belajar dan memiliki keinginan belajar terus menerus

2.1.2. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Menurut Sardiman, ada tiga fungsi motivasi, yaitu:

1) Mendorong manusia untuk berbuat, motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan;

2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai;

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan- perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2010: 108), fungsi motivasi adalah:

1) Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar;

2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan;

3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

2.1.3. Bentuk-bentuk Motivasi dalam Pembelajaran

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006:149—156) cara untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa yaitu: 1) Memberi angka; 2) Hadiah; 3) Pujian; 4) Gerakan tubuh ; gerakan tubuh dalam bentuk mimik yang cerah, dengan senyum, mengangguk, acungan jempol, tepuk tangan, dan sebagainya akan menumbuhkan semangat dalam belajar; 5) Memberi tugas; 6) Memberi ulangan 7) Megetahui hasil; 8) Hukuman.

(5)

Jurnal Education of Batanghari

2.1.4. Ciri-ciri Peserta Didik yang Mempunyai Motivasi Belajar

Peserta Didik yang memiliki motivasi belajar dapat dilihat dari ciri-ciri yang diamati pada saat peserta didik tersebut mengikuti pelajaran. Peserta didik dengan motivasi belajar tinggi akan bersemangat dan bergairah dalam belajar dan begitu sebaliknya. Ciri- ciri peserta didik yang mempunyai motivasi belajar adalah :

1) Tekun mengerjakani tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai);

2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa);

3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah;

4) Lebih senang bekerja mandiri;

5) Cepat bosan pada tugas-tugas rutin (hal-hal yang sifat mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang kreatif);

6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu);

7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya itu;

8) Senang mencari dan memecahkan masalah.(Sardiman, 2010:83)

Apabila seseorang telah memiliki ciri-ciri seperti di atas berarti seseorang itu memiliki motivasi yang kuat. Jadi upaya meningkatkan motivasi belajar adalah:

menggerakkan dengan prinsip kebebasan, pemberian harapan dengan cara merumuskan tujuan instruktural khusus, pemberian inisiatif dan pengaturan tingkah laku peserta didik.

2.1.5. Pengertian Belajar

Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau berkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir.(Trianto, 2010:6)

Suatu proses belajar harus bersifat praktis dan langsung, artinya jika seseorang ingin mempelajari sesuatu, maka dia sendirilah yang harus melakukannya, tanpa melalui

“perantara” orang lain. Meskipun demikian karena individu itu tidak pernah lepas hubungannya dengan lingkungan, faktor lingkungan seperti tempat belajar, teman belajar, dan suasana sekitar dapat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Selain itu belajar juga diartikan sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami peserta didik. Belajar merupakan serangkaian upaya untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan dan sikap serta nilai peserta didik, baik kemampuan intelektual, sosial, afektif, maupun psikomotor.

(R. Ibrahim, 2010:35).

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan pada individu yang menimbulkan perubahan-perubahan, baik perubahan pengetahuan, kecakapan, kebiasaan, kemampuan, pengertian, maupun minat yang merupakan hasil pendidikan atau pengetahuan dan pengalaman.

2.1.6. Faktor-faktor dalam Belajar

Ada beberapa faktor dalam belajar, antara lain:

1) Motivasi untuk belajar

Motivasi dapat memberikan dorongan yang luar biasa terhadap seseorang untuk berperilaku dan dapat memberikan arah dalam belajar. Siswa akan melakukan

(6)

Jurnal Education of Batanghari

suatu proses belajar betapa pun beratnya jika ia mempunyai motivasi tinggi. Tanpa motivasi belajar siswa tidak dapa belajar. Oleh karena itu, bagi siswa motivasi untuk belajar pada umumnya timbul karena adanya rangsangan, baik datang dari dalam maupun dari luar dirinya.

2) Tujuan yang hendak dicapai

Tujuan menuntun kepada apa yang hendak dicapai, atau sebagai gambaran tentang hasil akhir dari suatu kegiatan. Jadi pada dasarnya siswa belajar akan memperoleh hasil belajar secara efisien jika mempunyai tujuan yang ingin dicapai.

3) Situasi yang mempengaruhi proses belajar

Faktor situasi atau keadaan yang mempengaruhi proses belajar pada siswa berkaitan dengan diri siswa sendiri, keadaan belajar, proses belajar, guru yang memberi pelajaran, teman belajar dan bergaul, serta program belajar yang ditempuh merupakan faktor yang mempunyai pertalian erat satu dengan yang lain.

2.1.7. Tujuan Belajar

Menurut Sardiman (2010:26) Belajar mempunyai beberapa tujuan yaitu:

1) Untuk mendapatkan pengetahuan. Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir.

Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan.

2) Penanaman konsep dan keterampilan penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Keterampilan bersifat jasmani dan rohani. Keterampilan jasmaniah adalah keterampilan yang dapat dilihat dan diamati. Sedangkan keterampilan rohaniah kadang kala tidak dapat dilihat dan diamati.

3) Pembentukan sikap Belajar akan menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi siswa.

Jadi pada intinya tujuan belajar adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap dan nilai-nilai.

2.2. Hakikat Media Pembelajaran 2.2.1. Pengertian Media

Agar materi pengajaran dapat diserap baik oleh siswa guru harus menggunakan media dalam proses pembelajarannya. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟, ‟perantara‟, atau pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Arsyad (2003:4) menyatakan bahwa media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran. Heinich dkk. dalam Arsyad (2003:4) mengemukakan istilah media sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari sumber informasi kepada penerima pesan.

2.2.2. Pengertian Media Pembelajaran

Apabila media membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pengajaran atau media pembelajaran. Suatu proses pembelajaran bisa terlaksana dengan efektif dan efisien apabila media pembelajaran yang dipakai sesuai dengan materi pembelajaran,

(7)

Jurnal Education of Batanghari

sehingga dapat menumbuhkan minat siswa (dialog dan mental siswa). Sehingga terjadi pula komunikasi timbal balik antara media (penyalur pesan) guru dengan siswa. Jadi pengertian media pembelajaran adalah penyalur pesan antara bahan ajar dalam proses pembelajaran berupa unsur peralatan/perangkat keras (hardware) dan unsur pesan (massage) atau perangkat lunak (software).

Depdiknas 2003 (dalam Hairudin, 2007:73) media pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prosedur tertentu agar lebih konkrit/nyata, mudah dalam mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Gagne dan Brigs dikutip Arsyad (2003:4) menyatakan bahwa medi pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk mencapai materi pembelajaran.

Kedudukan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar ada dalam komponen metodologi pengajaran, sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur oleh guru (Sudjana, 2009:1). Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah seperangkat alat bantu/benda sederhana yang digunakan guru/pendidik untuk mempermudah menyampaikan informasi dalam situasi belajar mengajar. Pajangan yang dibuat peserta didik yang berisi materi pembelajaran atau hasil pembelajaran merupakan media yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (clasroom action research).

Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan tujuan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam pembelajaran di kelas yaitu dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki serta dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Sehingga, tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Penelitian tindakan kelas ini mengambil bentuk penelitian kolaborasi dengan teman sejawat. Dalam penelitian ini, peneliti sebagai pelaksana tindakan, sedangkan kolaborator bertindak sebagai observer.

Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang didukung dengan data kuantitatif. Data yang dihimpun dalam penelitian ini diamati secara seksama, dideskripsikan secara detail, dan diambil kesimpulan yang disertai catatan-catatan hasil analisis, dokumen dan hasil observasi.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII-1 SMP Negeri 17 Batang Hari dengan subjek penelitian berjumlah 30 orang siswa, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Karakteristik dari SMP Negeri 17 Batang Hari adalah sebagai berikut:

1) Berlokasi di Jalan Lintas Jambi—Muara Bulian KM 36 Kelurahan Jemabatan Mas Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari Provinsi Jambi.

2) Latar belakang ekonomi orang tua siswa tergolong rendah 3) Hanya terdapat kelas reguler,

4) Minat siswa menulis puisi masih rendah.

(8)

Jurnal Education of Batanghari

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2019 sampai dengan bulan Mei 2019. Jadwal penelitian dapat dilihat dalam tabel 1 berikut:

Tabel. 1. Jadwal Kegiatan

No. Kegiatan Bulan/ Tahun 2019

Februari Maret April Mei

I Perencanaan

1. Pengumpulan data awal √

2. Penyusunan silabus pembelajaran

3. Penyusunan RPP √

4. Penyusunan Instrumen

penelitian √

II Pelaksanaan

1. Pelaksanaan tindakan pra siklus

2. Perencanaan tindakan siklus I √

3. Pelaksanaan tindakan siklus I √

4. Obsevasi dan monitoring

siklus I √

5. Refleksi siklus I √

6. Perencanaan tindakan siklus II √

7. Pelaksanaan tindakan siklus II √

8. Obsevasi dan monitoring

siklus II √

9. Refleksi siklus II √

10. Analisis data √

III Penyusunan Laporan sementara

IV Seminar, Perbaikan dan Penggandaan laporan penelitian

3.3 Prosedur Penilitian

3.3.1 Gambaran Umum Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Hal ini disesuaikan dengan karakeristik penelitian tindakan kelas, yaitu masalah yang harus dipecahkan berasal dari persoalan praktik pembelajaran di kelas atau berangakat dari permasalahan praktik faktual. Model penelitian tindakan kelas ini merujuk pada model Kemmis dan MC Taggart yang menguraikan bahwa tindakan yang digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis dari aspek perencanaan, tindakan (pelaksanaan), observasi

(9)

Jurnal Education of Batanghari

(pengamatan), refleksi. Secara skematis model penelitian tindakan kelas yang dimaksud sebagai berikut:

Gambar 1. Model Kemmis dan MC Taggart

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai perubahan yang dicapai. Untuk melihat motivasi peserta didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan melakukan pengamatan/observasi selama pembelajaran berlangsung. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus kegiatan, yaitu :

a. Siklus I (pertama) dilaksanakan selama sekali pertemuan.

b. Siklus II (kedua) dilaksanakan selama sekali pertemuan.

Hal-hal yang paling penting dilakukan pada kedua siklus di atas, yaitu :

1) Mengidentifikasi keadaan murid selama proses pembelajaran berlangsung.

2) Meningkatkan kreativitas murid.

3) Menganalisis refleksi tindakan yang diberikan guru mata pelajaran.

4) Evaluasi keberhasilan tindakan dalam siklus dalam setiap pertemuan.

3.3.2 Rincian Prosedur Penelitian

Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan ini dijabarkan sebagai berikut:

SIKLUS I PENGAMATAN

PERENCANAAN

REFLEKSI

PELAKSANAAN

SIKLUS II PENGAMATAN

PERENCANAAN

REFLEKSI

DAN SETERUSNYA PELAKSANAAN

(10)

Jurnal Education of Batanghari

Siklus I

a. Perencanaan

1) Menelaah kurikulum kelas I untuk mengetahui kesesuaian waktu antara materi pelajaran dengan rencana penelitian.

2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.

3) Membuat lembar obsevasi untuk mengamati kondisi pembelajaran di kelas ketika pelaksanaan tindakan berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan

Bentuk-bentuk tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu:

1) Guru membuka pelajaran 2) Guru melakukan apersepsi

3) Melakukan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode diskusi. Peserta didik ditugasi untuk menganalisis unsur-unsur teks drama.

Dalam kegiatan ini, aktivitas-aktivitas murid dalam proses pembela-jaran diamati untuk mengetahui motivasi selama pemberian tindakan.

4) Tiap pertemuan guru dibantu observer mencatat semua kejadian yang dianggap penting seperti kehadiran murid dan keaktifan murid mengikuti pelajaran.

c. Observasi

Proses observasi yang dilakukan dalam hal ini adalah mendokumentasikan pengaruh tindakan yang diberikan selama proses pembelajaran berupa pengamatan terhadap kondisi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

d. Refleksi

Hasil yang diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis.

Dari analisis tersebut peneliti dapat melihat dan merefleksikan apakah tindakan yang dilakukan dapat berpengaruh terhadap motivasi peserta didik dalam pembelajaran. Hal-hal yang dianggap kurang diperbaiki dan yang sudah baik dipertahankan untuk selanjutnya.

Siklus II

Langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada siklus II ini merupakan hasil refleksi dari siklus I. Oleh karena itu, langkah-langkah yang dilakukan relatif sama dengan siklus I dengan mengadakan beberapa perbaikan dan penyempurnaan sesuai dengan kenyataan yang telah ditemukan di lapangan.

1. Perencanaan

a. Merancang tindakan berdasarkan hasil refleksi siklus I.

b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.

c. Membuat lembar observasi untuk mengamati kondisi pembelajaran di kelas ketika pelaksanaan tindakan sedang berlangsung.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah mengulangi kembali tahap-tahap pada siklus I sambil mengadakan perbaikan atau penyempurnaan sesuai hasil yang diperoleh pada siklus I. Perbaikan yang dilakukan yaitu dengan memberikan tugas tambahan kepada peserta didik dalam kelompok diskusinya untuk melaporkan hasil kerjanya (menemukan

(11)

Jurnal Education of Batanghari

unsur-unsur teks drama) dalam bentuk pajangan dengan memanfaatkan barang bekas yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

3. Observasi

Proses observasi yang dilaksanakan pada putaran kedua mengikuti teknik observasi pada putaran pertama.

4. Refleksi

Data yang diperoleh dari hasil observasi dikumpulkan dan dianalisis. Dari hasil tersebut peneliti merefleksi pembelajaran dengan melihat kegiatan- kegiatan yang dilakukan. Dari hasil analisis dapat membuat kesimpulan pengaruh tindakan pada pembelajar-an yang dilakukan selama dua siklus.

3.4 Teknik Analisis Data

Data-data yang diperoleh dari penelitian melalui pengamatan, tes kemudian diolah dengan analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan peningkatan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas VIII-1 SMP Negeri 17 Batang Hari Tahun Pelajaran 2018—2019. Adapun teknik pengumpulan data yang berbentuk kuantitatif berupa data-data yang disajikan berdasarkan angka-angka. Angka-angka tersebut diperoleh dari hasil penilaian terhadap jawaban siswa terhadap pertanyaan refleksi. Instrumen penilaian motivasi belajar bahasa Indonesia siswa seperti pada tabel berikut.

Tabel 2. Kisi-Kisi Penilaian Motivasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa NO INDIKATOR SOAL INSTRUMEN SOAL KUNCI JAWABAN 1 Siswa dapat

mengemukakan kembali topik pembelajaran yang baru dibahas

Apa topik pembelajaran yang baru saja kalian pelajari?

Unsur-unsur teks drama

2 Siswa dapat

menyimpulkan materi pembelajaran

Apa materi yang baru saja kalian pelajari?

Unsur-unsur teks drama meliputi: tema, tokoh dan penokohan, alur, latar/setting, amanat

3 Siswa dapat

menyimpulkan materi pembelajaran

Apa yang kalian dapatkan dalam pembelajaran ini?

Unsur-unsur teks drama meliputi: tema, tokoh dan penokohan, alur, latar/setting, amanat

4 Siswa dapat mengikuti

pembelajaran dengan baik

Apa kesulitan yang kalian alami dalam pembelajaran ini?

Tidak ada kesulitan

5 Siswa dapat mengikuti

pembelajaran dengan

Apakah kalian senang dengan kegiatan pembelajaran ini?

Senang

(12)

Jurnal Education of Batanghari

baik

Tabel 3. Rubrik Penilaian Motivasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa NO INDIKATOR JAWABAN SKOR KETERANGAN 1 Jawaban tepat/sesuai dengan kunci

Jawaban kurang tepat Jawaban tidak tepat

20 10 5 2 Jawaban lengkap dan tepat

Jawaban kurang lengkap Jawaban tidak tepat

20 10 5 3 Jawaban lengkap dan tepat

Jawaban kurang lengkap Jawaban tidak tepat

20 10 5 4 Jawaban siswa tidak ada kesulitan

Jawaban siswa tidak ada kesulitan

20 10 5 Jawaban siswa senang

Jawaban siswa biasa saja Jawaban siswa tidak senang

20 10 5 Jumlah skor / nilai maksimal 100

Kemudian nilai tersebut dikategorikan dengan menggunakan kategorisasi skala lima berdasarkan teknik kategorasasi standar yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional yang dinyatakan sebagai berikut.

Tabel 4. Pengkategorian dalam Skala Lima

NO INTERFAL NILAI KATEGORI

1 0—34 Sangat rendah/Sangat kurang

2 35—54 Rendah/Kurang

3 55—64 Sedang/Cukup

4 65—84 Tinggi/Baik

5 85—100 Sangat Tinggi/Sangat Baik

(13)

Jurnal Education of Batanghari

Analisis kualitatif dilaksanakan sesuai dengan kecenderungan yang terjadi pada setiap siklus dengan melakukan penilaian secara verbal (aktivitas yang diamati). Sedangkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan penelitian tindakan ini apabila meningkatnya motivasi belajar peserta didik yang ditandai dengan penilaian hasil observasi dengan kategori baik sebanyak 85% dari jumlah peserta didik.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini dibahas hasil penelitian penerapan media pembelajaran pajangan hasil belajar dalam meningkatkan motivasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 17 Batang Hari Tahun Pelajaran 2018—2019. Adapun yang dianalisis adalah hasil observasi guru /teman sejawat terhadap motivasi belajar siswa dan hasil refleksi siswa setelah mengikuti pembelajaran.

Penyajian berikut ini dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu hasil analisis secara kualitatif dan kuantitatif. Penyajian data kualitatif memaparkan data proses pembelajaran yang terjadi di kelas selama penelitian berlangsung (berupa catatan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer) dan data kuantitatif (berupa nilai hasil refleksi) bertujuan memaparkan data nilai motivasi belajar siswa.

1. Hasil Analisis Motivasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 17 Batang Hari dengan metode diskusi tanpa membuat pajangan hasil belajar (Siklus I)

a. Perencanaan

Perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 17 Batang Hari dengan metode diskusi tanpa membuat pajangan hasil belajar mengi- kuti langkah berikut ini.

1) Melakukan diskusi dengan teman sejawat untuk membahas masalah yang akan dipecahkan.

2) Mengkaji kurikulum materi pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII Semester II yang akan diajarkan pada penelitian ini.

3) Menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan.

4) Mempersiapkan perangkat pembelajaran/RPP.

5) Membuat format observasi untuk melihat bagaimana kondisi pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan selama dua jam pelajaran.

Adapun tahap-tahap pelaksanaannya sebagai berikut.

1) Guru mengondisikan siswa untuk memulai kegiatan pembelajaran (mengucap salam, berdoa, mendata kehadiran)

2) Guru menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran kemudian melakukan apersepsi

3) Guru membagi siswa dalam kelompok yang beranggotakan 4—5 orang.

4) Guru membagikan LKPD dan teks drama kepada setiap kelompok dan menugasi mereka untuk berdiskusi menemukan unsur-unsur teks drama tersebut.

5) Guru meminta perwakilan kelompok untuk tampil ke depan membacakan hasil kerja kelompoknya dan ditanggapi oleh kelompok lain.

(14)

Jurnal Education of Batanghari

6) Guru melakukan evaluasi terhadap hasil kerja siswa menemukan unsur-unsur teks drama yang dibaca.

7) Guru mengajukan pertanyaan refleksi untuk siswa

Dalam kegiatan ini, aktivitas-aktivitas siswa dalam proses pembelajaran diamati dan dicatat dalam lembar observasi oleh observer untuk mengetahui motivasi belajar siswa selama pemberian tindakan.

c. Observasi

Berdasarkan hasil pengamatan observer selama pembelajaran (analisis data kualitatif) diperoleh gambaran bahwa :

1) Pada saat kegiatan pembelajaran dengan metode diskusi terlihat masih ada sebagian siswa yang tidak aktif dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, 2) Ada siswa yang mengeluh karena anggota kelompoknya tidak mau ikut

bekerja/mengerjakan tugas

3) Ada siswa yang mengeluh karena pendapatnya tidak pernah disetujui oleh anggota kelompoknya (merasa tidak dianggap)

4) Ada siswa yang asik sendiri, membuat coretan di buku tulisnya, mencoret- coret tangannya sendiri

5) Ada siswa yang mencoba mengganggu temannya dengan melempari gulungan kertas

6) Guru berkeliling memantau setiap kelompok

7) Guru menegur siswa yang tidak aktif belajar/yang tidak fokus pada tugas yang diberikan

Berdasarkan analisis jawaban pertanyaan refleksi pembelajaran diperoleh nilai seperti terlihat pada tabel berikut.

Tabel. 5.HASIL PENILAIAN MOTIVASI BELAJAR SISWA BERDASARKAN PEROLEHAN SKOR DARI REFLEKSI PEMBELAJARAN SIKLUS I

NO. NAMA SKOR NILAI KATEGORI

1 Achmad Fajar 70 70 Baik

2 Ade Wirana 65 65 Baik

3 Agung 50 50 Kurang

4 Anggun Della Sari 75 75 Baik

5 Azwar Ramadhan 65 65 Baik

6 Carissa Dwi Purnama 65 65 Baik

7 Dery Irawan 40 40 Kurang

8 Dwi Wiranto 50 50 Kurang

9 Enjelica 65 65 Baik

10 Febi Ardiansyah 60 60 Cukup

11 Gilang 40 40 Kurang

12 Herdian Sidiq 45 45 Kurang

13 Indah Anggraini 70 70 Baik

14 Jesiska Wulansari 75 75 Baik

15 Juwita Merci 60 60 Cukup

(15)

Jurnal Education of Batanghari

16 Lisa Apriliziani 70 70 Baik

17 Milanica Putra 40 40 Kurang

18 Muhammad Abdullah 45 45 Kurang

19 Noval Andika Putra 70 70 Baik

20 Rohmat Saipudin 65 65 Baik

21 Sabrina Aulia Fasha 80 80 Baik

22 Sabrina Nadia Maitiara 70 70 Baik

23 Sadewa Permana 40 40 Kurang

24 Safriadi 40 40 Kurang

25 Sartika 60 60 Cukup

26 Sulistiani 70 70 Baik

27 Teddy Yunata 45 45 Kurang

28 Tina Febriyanti 60 60 Cukup

29 Yoga Saputra 50 50 Cukup

30 Yolanda 80 80 Baik

Jumlah Nilai 1780 1780

Nilai Rata-rata kelas 59,33 59,33 Cukup d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer dapat penulis simpulkan bahwa masih ditemui beberapa siswa yang kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia. Simpulan ini diperkuat dengan hasil penilaian refleksi siswa terhadap pembelajaran bahwa rata-rata kelas nilai motivasi belajarnya sebesar 58,5 dan masuk dalam kategori cukup.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa masih banyak masalah yang dihadapi dalam pembelajaran dan perlu dipecahkan masalahnya pada siklus II.

Adapun pemecahan masalah yang dipilih penulis adalah dengan memberikan tugas tambahan membuat pajangan hasil belajar supaya semua siswa punya tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompoknya.

2. Hasil Analisis Motivasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 17 Batang Hari dengan metode diskusi dan media pajangan hasil belajar (Siklus II)

a. Perencanaan

Perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 17 Batang Hari dengan metode diskusi dan media pajangan hasil belajar mengikuti langkah berikut ini.

1) Melakukan diskusi dengan teman sejawat untuk membahas masalah yang akan dipecahkan.

2) Mengkaji kurikulum materi pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII Semester II yang akan diajarkan pada penelitian ini.

3) Menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan.

4) Mempersiapkan perangkat pembelajaran/RPP.

5) Membuat format observasi untuk melihat bagaimana kondisi pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas.

(16)

Jurnal Education of Batanghari

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan selama dua jam pelajaran. Adapun tahap-tahap pelaksanaannya sebagai berikut.

1) Guru mengondisikan siswa untuk memulai kegiatan pembelajaran (mengucap salam, berdoa, mendata kehadiran)

2) Guru menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran kemudian melakukan apersepsi

3) Guru membagi siswa dalam kelompok yang beranggotakan 4—5 orang.

4) Guru membagikan LKPD dan teks drama kepada setiap kelompok dan menugasi mereka untuk berdiskusi menemukan unsur-unsur teks drama tersebut kemudian hasil dituliskan dalam bentuk pajangan.

5) Guru meminta perwakilan kelompok untuk tampil ke depan membacakan hasil kerja kelompoknya dan ditanggapi oleh kelompok lain.

6) Guru melakukan evaluasi terhadap hasil kerja siswa menemukan unsur-unsur teks drama yang dibaca.

7) Guru mengajukan pertanyaan refleksi untuk siswa

Dalam kegiatan ini, aktivitas-aktivitas siswa dalam proses pembelajaran diamati dan dicatat dalam lembar observasi oleh observer untuk mengetahui motivasi belajar siswa selama pemberian tindakan.

c. Observasi

Berdasarkan hasil pengamatan observer selama pembelajaran (analisis data kualitatif) diperoleh gambaran bahwa :

1. Setelah diberi penjelasan oleh guru terkait langkah-langkah pembelajaran dan dibagikan sumber belajar dan LKPD siswa terlihat berbagi tugas dalam kelompoknya.

2. Siswa yang terlihat tidak fokus/main-main saat pembelajaran siklus I sekarang terlihat serius membuat pajangan untuk media menuliskan hasil kerja kelompoknya

3. Semua siswa terlihat antusias mengikuti kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan analisis jawaban pertanyaan refleksi pembelajaran diperoleh nilai seperti terlihat pada tabel 6 berikut.

Tabel 6.HASIL PENILAIAN MOTIVASI BELAJAR SISWA BERDASARKAN PEROLEHAN SKOR DARI REFLEKSI PEMBELAJARAN SIKLUS II

NO. NAMA SKOR NILAI KATEGORI

1 Achmad Fajar 80 80 Baik

2 Ade Wirana 70 70 Baik

3 Agung 70 70 Baik

4 Anggun Della Sari 85 85 Sangat Baik

5 Azwar Ramadhan 70 70 Baik

6 Carissa Dwi Purnama 75 75 Baik

7 Dery Irawan 55 55 Cukup

8 Dwi Wiranto 70 70 Baik

9 Enjelica 75 75 Baik

(17)

Jurnal Education of Batanghari

10 Febi Ardiansyah 70 70 Baik

11 Gilang 55 55 Cukup

12 Herdian Sidiq 65 65 Baik

13 Indah Anggraini 80 80 Baik

14 Jesiska Wulansari 90 90 Sangat Baik

15 Juwita Merci 65 65 Baik

16 Lisa Apriliziani 80 80 Baik

17 Milanica Putra 60 60 Cukup

18 Muhammad Abdullah 60 60 Cukup

19 Noval Andika Putra 80 80 Baik

20 Rohmat Saipudin 80 80 Baik

21 Sabrina Aulia Fasha 100 100 Sangat Baik

22 Sabrina Nadia Maitiara 80 80 Baik

23 Sadewa Permana 65 65 Baik

24 Safriadi 65 65 Baik

25 Sartika 70 70 Baik

26 Sulistiani 90 90 Sangat Baik

27 Teddy Yunata 65 65 Baik

28 Tina Febriyanti 65 65 Baik

29 Yoga Saputra 65 65 Baik

30 Yolanda 90 90 Sangat Baik

Jumlah Nilai 2190 2190

Nilai Rata-rata Kelas 73 73 Baik

d. Refleksi

Kegiatan siswa pada siklus II ini, semangat dan perhatian siswa dalam proses pembelajaran ini meningkat. Hal ini terlihat dari perhatian serius dari siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Selain itu dari hasil analisis data nilai refleksi hasil pembelajaran bahwa nilai rata-rata motivasinya tergolong baik. Jumlah siswa yang mendapat nilai kategori baik sebanyak 26 orang atau sekitar 87%, ada peningkatan dari siklus I yang hanya 50%.

V. PENUTUP 5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas VIII-1 SMP Negeri 17 Batang Hari pada siklus I, perolehan nilai motivasi belajar bahasa Indonesia kelas VIII-1 dengan menggunakan metode diskusi tanpa disertai membuat media pajangan hasil belajar yang termasuk dalam kategori baik sebanyak 15 orang atau 50%. Kemudian pada siklus II, perolehan nilai motivasi belajar bahasa Indonesia kelas VIII-1 dengan menggunakan metode diskusi dengan disertai membuat media pajangan hasil belajar yang termasuk dalam kategori baik sebanyak 26 orang atau 87%. Keberadaan media pajangan hasil belajar berhasil meningkatkan motivasi belajar bahasa Indonesia siswa sebesar 37%. Dengan demikian hipotesis yang diajukan di awal terjawab bahwa media pajangan hasil belajar dapat meningkatkan motivasi belajar bahasa Indonesia kelas VIII-1 SMP Negeri 17 Batang Hari T.P. 2018—2019.

(18)

Jurnal Education of Batanghari

Dengan memberikan tugas tambahan kepada siswa untuk membuat pajangan sebagai media untuk mendokumentasikan dan mempresentasikan hasil belajarnya telah membuat siswa menjadi lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu berdampak juga pada peningkatan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran secara klasikal.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan tersebut, disarankan kepada guru Bahasa Indonesia khususnya, dan guru mata pelajaran lain secara umum agar dapat memanfaatkan media pajangan hasil belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswanya. Selain itu, membuat media pajangaan hasil belajar dapat merangsang siswa untuk menjadi lebih kreatif dan imajinatif.

Pihak sekolah atau pun komite sekolah dan orang tua siswa hendaknya dapat mendukung hal ini dengan memfasilitasi pengadaan bahan-bahan atau alat-alat untuk membuat pajangan hasil belajar siswa.

Pajangan-pajangan hasil belajar siswa ini nantinya dapat digunakan sebagai sumber belajar, dan dapat juga untuk menghias ruang kelasnya. Selain itu dapat juga untuk dipamerkan pada saat ada acara bazaar sekolah.

(19)

Jurnal Education of Batanghari

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2005. Prosedur penilaian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2012.Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar- Ruzzmedia

Depdikbud. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dimiyanti, Mahmud. 1981. Psikologi Pendidikan. IKIP Yogyakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Irawan, Prasetya, dkk, 1996. Teori Belajar, Motivasi, dan Keterampilan Mengajar. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Kusnandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta:

Rajawali Pers, 2008.

Nasution, S. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar-Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Nur, Mohamad, 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa Sagala, S. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sardiman, 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Slamet. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Trianto, 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sudjana, N.1998. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru,

Uzer, Usman Moh, dan Setiawati, Lilis. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Gambar

Gambar 1. Model Kemmis dan MC Taggart
Tabel 2. Kisi-Kisi Penilaian Motivasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa  NO  INDIKATOR SOAL  INSTRUMEN  SOAL  KUNCI  JAWABAN  1  Siswa dapat
Tabel 3. Rubrik Penilaian Motivasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa  NO  INDIKATOR JAWABAN  SKOR  KETERANGAN  1  Jawaban  tepat/sesuai dengan kunci
Tabel 6.HASIL PENILAIAN  MOTIVASI BELAJAR SISWA BERDASARKAN  PEROLEHAN SKOR DARI REFLEKSI PEMBELAJARAN SIKLUS II

Referensi

Dokumen terkait

Mengubah ketentuan dalam pada Lampiran III Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 82 Tahun 2013 tentang Tata Cara Tetap Pelaksanaan Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan,

Inflasi pada bulan Juli 2017 disumbangkan oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,06 persen; kelompok bahan makanan sebesar 0,04 persen; kelompok

Sehubungan dengan upaya untuk mendukung tercapainya berbagai program dan kegiatan tersebut, BPTP Bengkulu sebagai Unit Pelayanan Teknis (UPT) Badan Litbang

96 Berdasarkan fokus penelitian tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui langkah-langkah apa saja yang dilakukan oleh Radio Komunitas Seni Budaya

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan skripsi dengan judul “Sistem Pendukung Keputusan untuk Menentukan

H.Hollda K.Airla M.0kamoto M' , 0gata H.Houda K.Aid4 M.0kMno↑o ぺV.0gant n玉心れhara S、Macヽda K、Fu柏n(巾) H.I心四由比1・比 S.Ma,・,la K.F11iinloto

Kebijakan nasional ini sangat penting untuk memberikan arah dalam pelaksanaan kolaborasi TB-HIV, dengan demikian semua kegiatan yang terkait dengan kolaborasi TB-HIV yang

Adapun upaya yang dilakukan oleh perempuan berkaitan dengan Kontribusi Ajaran Islam tentang keberadaan politik perempuan yaitu untuk menjadi seorang pemimpin,