• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LITERASI KEUANGAN SYARIAH, ISLAMIC BRANDING DAN RELIGIUSITAS TERHADAP MINAT MENJADI NASABAH BANK SYARIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH LITERASI KEUANGAN SYARIAH, ISLAMIC BRANDING DAN RELIGIUSITAS TERHADAP MINAT MENJADI NASABAH BANK SYARIAH"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LITERASI KEUANGAN SYARIAH, ISLAMIC BRANDING DAN RELIGIUSITAS TERHADAP MINAT MENJADI NASABAH BANK

SYARIAH

(Studi Pada Bank Syariah Indonesia KC Tangerang-Ciputat)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

Nur Agnesya Fithra Asmar NIM 11170850000047

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2021 M / 1443 H

(2)

i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGARUH LITERASI KEUANGAN SYARIAH, ISLAMIC BRANDING DAN RELIGIUSITAS TERHADAP MINAT MENJADI NASABAH BANK

SYARIAH

(Studi Pada Bank Syariah Indonesia KC Tangerang-Ciputat) SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memperoleh Gelar S.E

Oleh:

Nur Agnesya Fithra Asmar 11170850000047

Di bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Suhenda Wiranata, M.E Santi Yustini, S.E., M.Ak NIP.19610421 199003 1 002 NIDN. 202107887 01

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2021 M / 1443 H

(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Senin, 24 Mei 2021 telah dilakukan Uji Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Nur Agnesya Fithra Asmar 2. NIM: : 11170850000047

3. Jurusan: : Perbankan Syariah

4. Judul Skripsi : Pengaruh Literasi Keuangan Syariah, Islamic Branding dan Religiuisitas Terhadap Minat Menjadi Nasabah Bank Syariah (Studi Pada Bank Syariah Indonesia KC Tangerang-Ciputat).

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang bersangkutan selama proses uji komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut telah dinyatakan LULUS dengan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 24 Mei 2021

Ivalaili, M.E ( )

NIP. 198803182018012001 Penguji I

M. Fadllah Fauzukhaq, MA, Ph.D ( )

NIDN. 030427901 Penguji II

(4)

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Selasa, 23 November 2021 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Nur Agnesya Fithra Asmar 2. NIM : 11170850000047

3. Jurusan : Perbankan Syariah

4. Judul Skripsi : Pengaruh Literasi Keuangan Syariah, Islamic Branding dan Religiusitas Terhadap Minat Menjadi Nasabah Bank Syariah (Studi Pada Bank Syariah Indonesia KC Tangerang-Ciputat) Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 23 November 2021

1. Dr. Endah Meiria, M.Si (_____________________)

NIDN. 0205068502 Ketua

2. Dr. Suhenda Wiranata, M.E (_____________________)

NIP.196104211990031002 Sekretaris

3. Dr. Suhenda Wiranata, M.E (_____________________)

NIP.196104211990031002 Pembimbing I

4. Santi Yustini, S.E., M.Ak (_____________________)

NIDN. 20210788701 Pembimbing II

5. Dr. Asyari Hasan, S.H.I., M.Ag.,C.M (_____________________)

NIP. 198008192006041002 Penguji Ahli

(5)

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Nur Agnesya Fithra Asmar NIM : 11170850000047

Jurusan : Perbankan Syariah Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggung jawabkan.

2. Tidak melakukan plagiasi terhadap nasah karya karya lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, Desember 2021 Yang Menyatakan

(Nur Agnesya Fithra Asmar)

(6)

v ABSTRACT

This study aims to analyze the variables of Islamic financial literacy, Islamic branding and religiosity that affect the interest in becoming a customer at an Islamic bank (study at Bank Syariah Indonesia KC Tangerang-Ciputat). This research method uses quantitative methods, with the data in the study in the form of primary and secondary data. Collecting data in the study using a questionnaire with 100 respondents. The population in this study is the people of South Tangerang, especially those who live in Ciputat. The sampling technique in this study used probability sampling with a simple random sampling technique. The data analysis technique in this study uses SEM statistical data using SmartPLS 3.0. The results of this study indicate that there is a significant influence between the Islamic financial literacy variable on the variable of interest in being a customer, the Islamic branding variable has a significant effect on the interest variable, while the religiosity variable does not significantly affect the interest variable.

Keywords: Islamic Banks, Islamic Financial Literacy, Islamic Branding and Interests

(7)

vi ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variabel literasi keuangan syariah, Islamic branding dan religiuistas berpengaruh terhadap minat menjadi nasabah di bank syariah (studi pada Bank Syariah Indonesia KC Tangerang- Ciputat). Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan data pada penelitian berupa data primer dan sekunder. Pengambilan data pada penelitian menggunakan kuesioner dengan 100 responden. Populasi pada penelitian ini yaitu masyarakat Tangerang Selatan khususunya yang berdomisili di Ciputat. Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan probability sampling dengan teknik acak sederhana (simlpe random sampling).

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan statistic data SEM menggunakan SmartPLS 3.0. Hasil penelitian ini menunjukan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel literasi keuangan syariah terhadap variabel minat menjadi nasabah, variabel Islamic branding berpengaruh secara signifikan terhadap variabel minat, sedangkan variabel religiusitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel minat.

Kata Kunci: Bank Syariah, Literasi Keuangan Syariah, Islamic Branding dan Minat

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna. Shalawat dan salam kita sanjungkan kepada pimpinan revolusioner umat Islam sedunia tiada lain, yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan umatnya yang selalu berpegang teguh hingga akhir zaman. Akhirnya penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “PENGARUH LITERASI KEUANGAN SYARIAH, ISLAMIC BRANDING DAN RELIGIUSITAS TERHADAP MINAT MENJADI NASABAH BANK SYARIAH (Studi Pada Bank Syariah Indonesia KC Tangerang-Ciputat)” ini dapat terselesaikan. Tentunya penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi yang penulis lakukan bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengankarya yang telah dan terdahulu, karena masih banyak kekurangan baik dalam penyusunan kata-kata maupun dalam penyajian analisisnya. Namun penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa sejak awal penulisan Skripsi ini banyak pihak yang telah membantu dan memberi dukungan secara moril maupun material hingga terselesaikan Skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari tidak ada kesuksesan belajar dan berproses dalam dunia perkuliahan yang dilakukan sendiri, dibalik keberhasilan selalu ada kebersamaan yang memberikan semangat, motivasi, bimbingan serta doa. Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini penulis secara khusus ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A selaku Rektor UIN Syarifhidayatullah Jakarta tahun 2019.

2. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA, QIA., BKP., CRMP selaku Dekan FEB, Ibu Titi Dewi Warninda, S.E., M.Si. selaku Wakil Dekan I Bid. Akademik, Bapak Suhendra M.M, selaku Wakil Dekan II Bid Administrasi Umum dan Bapak Prof. Muhammad Nur Rianto Al Arif,

(9)

viii

M.Si. selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni yang telah memberikan jalan dalam mengerjakan skripsi ini.

3. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, S.E., M.B.A selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah dan Ibu Yuke Rahmawati, M.A selaku Sekertaris Jurusan Perbankan Syariah.

4. Ibu Ay Maryani, SE., M.si, selaku dosen pembimbing Akademik.

5. Bapak Dr.Suhenda Wiranata, M.E selaku dosen pembimbing 1 yang selalu bersedia membimbing saya dengan sabar dan ikhlas serta selalu memberikan masukan yang baik dan membuka pikiran saya untuk berinovasi dalam proses penulisan skripsi ini.

6. Ibu Santi Yustini S.E, M.Ak selaku dosen pembimbing 2 yang selalu membimbing saya dengan ikhlas dan penuh kesabaran sampai selesainya penulisan skripsi ini.

7. Kepada kedua orang tua saya yang selalu mengajarkan bahwa kesungguhan dan kesuksesan bukan hanya berasal dari dalam diri tetapi berasal dari lingkungan yang membantu menghidupkan kualitas yang baik, juga kepada kedua adik saya Amanda dan Khaira yang selalu menjadi penyemangat dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Kepada kedua sepupu saya teh Lulu dan ka Annis yang selalu mensupport dan berada disamping saya dalam penyelesaian skripsi ini

9. Kepada keluarga besar HMI Kafeis dan presidium Kohati Kafeis 2021 yang sudah memberikan ruang untuk berproses lebih dalam dan mengajarkan caranya tetap berdiri menghadapi segala permasalahan yang ada.

10. Kepada teman SMA-ku Crispy People dan Sky Children yang selalu ada dalam kondisi apapun dan selalu memberi support dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Keluarga besar Perbankan Syariah 2017 yang telah banyak memberi kesan dan pendewasaan diri dalam dunia perkuliahan.

(10)

ix DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN UJI KOMPREHENSIF ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 12

C. Rumusan Masalah ... 13

D. Tujuan Penelitian ... 13

E. Manfaat Penelitian ... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 15

A. Landasan Teori ... 15

1. Perbankan Syariah ... 15

2. Minat ... 20

3. Literasi Keuangan Syariah ... 26

4. Islamic Branding ... 31

5. Religiusitas ... 35

B. Penelitian Terdahulu ... 42

C. Kerangka Penelitian ... 51

D. Hubungan Antar Variabel dan Hipotesis ... 52

BAB III METODE PENELITIAN ... 55

A. Populasi dan Sampel ... 55

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 57

C. Data dan Sumber Data ... 57

D. Instrumen Penelitian ... 58

E. Metode Pengumpulan Data ... 59

(11)

x

F. Metode Analisis Data ... 60

1. Statistik Deskrptif... 60

2. Uji kualitas data ... 61

3. Pegolahan dan analisis data Partial Least Square (PLS) ... 62

4. Perancangan model struktural (inner model) ... 65

5. Perancangan model pengukuran (outer model) ... 66

6. Weight Relations ... 70

7. Uji Hipotesis ... 70

G. Operasional Variabel Penelitian ... 71

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 74

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 74

B. Temuan Hasil Penelitian ... 76

C. Pembahasan ... 131

BAB V PENUTUP ... 136

A. Simpulan ... 136

B. Saran ... 137

DAFTAR PUSTAKA ... 139

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Nasabah Bank Syariah Tahun 2016-2020 ... 4

Tabel 1.2 Indeks Literasi Keuangan Masyarakat Indonesia Tahun 2016 ... 5

Tabel 1.3 Daftar Bank Syariah Terbesar di Dunia ... 8

Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Muslim di Kota Tangerang Selatan ... 11

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 42

Tabel 3.1 Skala Likert ... 58

Tabel 3.2 Perbandingan antara VB-SEM dan CB-SEM ... 63

Tabel 3.3 Operasional Variabel ... 72

Tabel 4.1 Skala Likert ... 80

Tabel 4.2 Uji Validitas Data ... 113

Tabel 4.3 Uji Reliabilitas Data ... 115

Tabel 4.4 Outer Result for Outer Loading ... 119

Tabel 4.5 Output Cross Loading ... 121

Tabel 4.6 AVE dan Akar AVE ... 123

Tabel 4.7 Output LatenVariabel Correlation ... 123

Tabel 4.8 aoutput acronboach’s Alpha dan Composite Reliabilty ... 125

Tabel 4.9 Nilai R Square ... 126

Tabel 4.10 Output Path Coefficients ... 128

Tabel 4.11 Output Path Coefficients Variabel Literasi Keuangan Syariah ... 129

Tabel 4.12 Output Path Coefficients Variabel Islamic Branding... 130

Tabel 4.13 Output Path Coefficients Variabel Religiuisitas ... 131

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pertumbuhan Asset, PYD dan DPK ... 2

Gambar 1.2 Pertumbuhan Total Asset Perbankan Syariah 2016 – Desember 2020 ... 3

Gambar 1.3 Pertumbuhan Total Asset Bank Syariah Indonesia Tahun 2016 - 2020 ... 4

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ... 51

Gambar 3.1 Model Struktural (inner model) ... 66

Gambar 3.2 Model Pengukuran (outer model) ... 68

Gambar 4.1 Struktur Perusahaan ... 76

Gambar 4.2 Kategori Jenis Kelamin Berdasarkan Kuesioner ... 77

Gambar 4.3 Kategori Usia Berdasarkan Kuesioner ... 77

Gambar 4.4 Kategori Pendidikan Berdasarkan Kuesioner ... 78

Gambar 4.5 Kategori Pekerjaan Berdasarkan Kuesioner ... 79

Gambar 4.6 Indikator X1.1 Pengetahuan Mengenai Pendapatan... 81

Gambar 4.7 Indikator X1.2 Manajemen Keuangan yang Baik ... 82

Gambar 4.8 Indikator X1.3 Referensi sebagai Tempat Menabung ... 83

Gambar 4.9 Indikator X1.4 Pinjaman Sesuai Kebutuhan ... 84

Gambar 4.10 Indikator X1.5 Pengetahuan Mengenai Manfaat Asuransi ... 85

Gambar 4.11 Indikator X1.6 Jenis Asuransi yang Diikuti ... 86

Gambar 4.12 Indikator X1.7 Manfaat Jenis Investasi Jangka Panjang ... 87

Gambar 4.13 Indikator X1.8 Investasi Sebagai Persiapan di Masa Depan ... 88

Gambar 4.14 Indikator X2.1 Pengetahuan Umum Islamic Branding ... 89

Gambar 4.15 Indikator X2.2 Label Halal dalam Produk ... 90

Gambar 4.16 Indikator X2.3 Identitas Produk Halal ... 91

Gambar 4.17 Indikator X2.4 Produksi Lokasi Masyarakat Muslim ... 92

Gambar 4.18 Indikator X2.5 Keyakinan Terhadap Lembaga Sesuai Syariat Islam... 93

Gambar 4.19 Indikator X2.6 Tujuan Halal untuk Umat Muslim ... 94

Gambar 4.20 Indikator X3.1 Keyakinan Terhadap Allah SWT ... 95

Gambar 4.21 Indikator X3.2 Keyakinan Terhadap Alquran ... 96

Gambar 4.22 Indikator X3.3 Ritual ... 97

Gambar 4.23 Indikator X3.4 Ritual ... 98

Gambar 4.24 Indikator X3.5 Manfaat dari Alquran ... 99

Gambar 4.25 Indikator X3.6 Pengamalan Alquran dalam Kehidupan... 100

(14)

xiii

Gambar 4.26 Indikator X3.7 Peningkatan diri Tehadap Ajaran Islam ... 101

Gambar 4.27 Indikator X3.8 Pencarian Sumber Pengetahuan ... 102

Gambar 4.28 Indikator X3.9 Pencerminan Ketaqwaan Manusia ... 103

Gambar 4.29 Indikator X3.10 Pencerminan Kepedulian Terhadap Umat Muslim ... 104

Gambar 4.30 Indikator Y1.1 Keyakinan Memilih Bank Syariah sebagai Lembaga Keuangan ... 105

Gambar 4.31 Indikator Y1.2 Keyakinan Memilih Lembaga Keuangan Syariah ... 106

Gambar 4.32 Indikator Y1.3 Informasi Produk Kepada Orang Lain ... 107

Gambar 4.33 Indikator Y1.4 Referensi Produk Kepada Orang Lain ... 108

Gambar 4.34 Indikator Y1.5 Ketegasan Sikap Untuk Selalu Menggunakan Produk ... 109

Gambar 4.35 Indikator Y1.6 Keyakinan Terhadap Keunggulan Produk ... 110

Gambar 4.36 Indikator Y1.7 Pencarian Informasi ... 111

Gambar 4.37 Indikator Y1.8 Perbandingan Produk ... 112

Gambar 4.38 Model Perancangan Struktural (Inner Model) ... 116

Gambar 4.39 Model Perancangan Pengukuran (Outer Model) ... 117

Gambar 4.40 Hasil Evaluasi Model Pengkuran (Outer Model) ... 118

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dunia perbankan saat ini sangat mendominasi pertumbuhan ekonomi suatu negara, baik di negara maju maupun negara berkembang.

Pertumbuhan industri yang meningkat juga terjadi di industri perbankan syariah Indonesia. Pengembangan perbankan syariah diarahkan untuk memberikan kemaslahatan terbesar bagi masyarakat dan berkontribusi secara optimal bagi perekonomian nasional. Industri perbankan syariah di Indonesia di pelopori oleh PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, yang memulai perjalanan bisnisnya pada 1 November 1991 atau 24 Rabi’us Tsani 1412 H.

Sejak awal berdiri hingga saat ini industri perbankan syariah terus mengalami peningkatan. Perkembangan yang sangat pesat ini tidak lupa dari peran ilmu pengetahuan dan teknologi di era ini maupun yang akan datang. Industri perbankan syariah saat ini sangatlah giat untuk meningkatkan presentase dalam market share perbankan syariah di Indonesia yang pada bulan Desember 2020 mencapai 6,51% dan pada bulan Juli 2021 mengalami peningkatan menjadi 6,59%. Hal ini kemudian didukung dengan data OJK dalam snapshot perbankan syariah Desember 2020 mengenai pertumbuhan aset, pembiayaan yang diberikan (PYD) dan dana pihak ketiga (DPK) dalam Industri Perbankan Syariah.

(16)

2

Gambar 1.1 Pertumbuhan Aset, PYD dan DPK Juni 2020

Sumber: Snapshot Perbankan Syariah Desember 2020, Otoritas Jasa Keuangan

Dalam garifknya industri perbankan mengalami pasang surut yang tidak terlalu tajam. Pasang surut ini bisa terjadi karena tidak adanya kestabilan yang memadai dalam industri perbankan syariah. Ada empat faktor penting yang menjadi modal dasar keuangan syariah dapat berkembang pesat, yaitu mayoritas penduduk muslim, prospek ekonomi, fundamental ekonomi yang kuat, serta sumber daya alam yang melimpah.

Dengan empat aspek tersebut Indonesia bisa menjadi pemimpin industri keuangan syariah dunia (Ismanto, 2018).

Bank Syariah Indonesia (BSI) adalah bank syariah hasil merger dari ketiga bank syariah BUMN, yaitu Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah dan Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah. Menteri BUMN Erick Thohir melalui artikel Kompasiana.com menyetujui merger yang akan dilakukan terhadap 3 bank BUMN tersebut

(17)

3

dan akan merealisasikannya pada Februari 2021. Merger dalam hal ini bertujuan agar masyarakat Indonesia yang mayoritasnya umat muslim bisa lebih fokus, karena selama ini masyarakat muslim di Indonesia terpecah fokusnya karena terlalu banyaknya bank syariah di Indonesia dalam memilih bank syariah yang terdapat di Indonesia. Selain itu juga ada beberapa tujuan pemerintah melakukan merger bank syariah tersendiri yaitu, dapat membuka opsi pendanaan yang lebih luas terutama pendanaan berbasis syariah, memperkuat struktur permodalan bank syariah, dan berpotensi mendorong terbentuknya satu bank syariah yang memumpuni.

Gambar 1.2 Pertumbuhan Asset Bank Syariah Indonesia 2016 - 2020

Sumber: Laporan Tahunan Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah dan BRI Syariah

Tumbuhnya asset yang terjadi pada ketiga bank BUMN tersebut mendorong pemerintah segera merealisasikan merger pada Februari 2021.

Kondisi merger pada ke-3 bank BUMN ini juga didukung oleh

0 50 100 150

2016 2017 2018 2019 2020

Asset Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah dan BRI Syariah (dalam Triliun Rupiah)

BSM BNI Syariah BRI Syariah

(18)

4

perkembangan jumlah nasabah yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Perkembangan jumlah nasabah pada bank syariah di Indonesia tiap tahunnya diikuti minat nasabah dalam memilih bank syariah sebagai lembaga keuangan yang dipercayai. Percy dan Rossiter (1992) dalam Andespa (2017) berpendapat bahwa minat adalah instruksi dari diri pelanggan untuk membeli produk, merencanakan, mengambil tindakan yang relevan seperti memberikan rekomendasi (influencer), memilih, dan pada akhirnya membuat keputusan untuk melakukan pembelian ulang.

Nasabah sangatlah selektif dalam memilih layanan keuangan syariah, maka dari itu diperlukannya strategi yang baik disesuaikan dengan minat sesuai dengan kebutuhan nasabah. Jika keinginan suatu nasabah tinggi, maka kemungkinan permintaan berdasarkan nasabah tersebut juga akan tinggi (Andespa, 2017).

Table 1.1

Jumlah Nasabah Bank Syariah

Tahun Dana Pihak Ketiga Pembiayaan, Piutang, dan

Salam

2016 18.521.091 3.801.121

2017 21.692.463 4.520.667

2018 24.334.556 4.866.831

2019 27.015.606 5.155.858

2020 30.537.385 5.359.569

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Syariah 2020

(19)

5

Perkembangan jumlah nasabah dalam perbankan syariah menggambarkan nasabah sedikit banyaknya sudah mengetahui pengetahuan terhadap keuangan lebih khususnya mengenai pengetahuan keuangan syariah, akan tetapi kondisi ini masih membawahi indeks literasi keuangan syariah yang masih sangat tertinggal dari indeks literasi keuangan nasional. Menurut penelitian Ruwaidah (2020) Rendahnya pangsa pasar industri keuangan Islam disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk tingkat pengetahuan keuangan publik yang rendah, terutama keuangan Islam. Menurut Otoritas Jasa Keuangan, literasi keuangan adalah mengatur aktivitas dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seseorang dalam pengelolaan keuangan. Otoritas Jasa Keuangan sangat intensif menstimulus masyarakat untuk mengenal dan memahami produk-produk jasa keuangan.

Table 1.2

Indeks Literasi Keuangan Masyarakat Indonesia 2016

Indeks Literasi Keuangan Syariah

Presentase Literasi keuangan nasional 29,66%

Literasi keuangan syariah 8,11%

Literasi perbankan syariah 6,63%

Literasi pasar modal syariah 0,02%

Literasi asuransi syariah 2,51%

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Survey Literasi dan Inklusi Keuangan 2016

(20)

6

Dalam Penelitian Ruwaidah (2020) diketahui Indeks tingkat pengetahuan keuangan publik Indonesia mencapai 29,66%, sedangkan tingkat pengetahuan keuangan Islam hanya 8,11%. Indeks pengetahuan keuangan masing-masing sektor juga sangat rendah. Sektor perbankan syariah adalah 6,63%, sektor pasar modal syariah adalah 0,02%, dan sektor asuransi syariah 2,51%. Masih sangat jelas bahwa liteasi keuangan syariah sangat tertinggal jauh dengan tingkat literasi keuangan nasional.

Peningkatan kesadaran masyarakat akan literasi keuangan mulai tumbuh, terbukti dengan hasil survei literasi keuangan OJK menunjukan bahwa indeks literasi keuangan nasional mengalami peningkatan dari tahun 2016 – 2019. Indeks literasi keuangan nasional tahun 2016 yaitu 29,7% menjadi 38,03% pada 2019. Keadaan ini juga diperkuat oleh indeks literasi keuangan syariah pada 2019 menjadi 8,93% yang semula 8,1% di 2016. Akan tetapi kondisi ini juga belum cukup baik dikarenakan posisi indeks literasi keuangan syariah yang masih berada di bawah indeks literasi keuangan nasional.

Pangsa pasar industri keuangan syariah erat kaitannya yang akan mempengaruhi pemanfaatan jasa keuangan syariah yang diakibatkan oleh rendahnya pengetahuan keuangan syariah, khususnya perbankan syariah lebih rendah dari perbankan tradisional. Menurut penelitian Ismanto (2018) literasi masyarakat terhadap perbankan memiliki ketertarikan yang komprehensif terhadap minat menjadi nasabah, akan tetapi semua itu tidak akan teralisasikan jika tidak dengan pengetahuan yang seimbang. Hal ini

(21)

7

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fauzi & Murniawaty (2020) yang menyatakan bahwa literasi keuangan syariah berpengaruh signifikan terhadap minat menjadi nasabah, akan tetapi hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2020) yang menyatakan bahwa literasi keuangan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat.

Menurut penelitian yang dilakukan Rachmawati (2020) pengetahuan tentang lembaga keuangan syariah akan berperan penting terhadap minat masyarakat, perlunya strategi yang baik dalam mendekatkan lembaga keuangan syariah kepada masyarakat. Strategi yang baik dalam pengembangan pengetahuan juga dapat dilakukan dengan mengenalkan sistem industri keuangan syariah dengan Islamic branding. Salah satu strategi yang bisa dipakai ialah menggunakan strategi Islamic branding yang merupakan bagian strategi pemasaran yang dalam arti memakai label syariah, menggunakan identitas Islam dan dapat menunjukkan kehalalan operasional serta produksinya. Hal ini sesuai tuntutan bagi umat muslim untuk selektif dalam memilih produk yang akan digunakannya dengan memperhatikan secara betul segala aspek, agar terjamin bahwa produk tersebut sudah sesuai prinsip syariah.

(22)

8 Table 1.3

Daftar Bank Syariah Terbesar di Dunia

No Nama Bank Total Asset (dalam

USD) 1 Al Rajhi Bank (Arab Saudi) 111,338 miliar 2 Dubai Islamic Bank (Uni Emirat Arab) 80,261 miliar 3 Kuwait Finance House (Kuwait) 66,783 miliar 4 Maybank Islamic (Malaysia) 57,951 miliar 5 Qatar Islamic Bank (Qatar) 45,540 miliar 6 Alinma Bank (Arab Saudi) 37,905 miliar 7 Abu Dhabi Islamic Bank (Uni Emirat

Arab)

33,874 miliar 8 Masraf Al Rayan (Qatar) 30,032 miliar 9 Al Baraka Banking Group (Bahrain) 26,104 miliar 10 CIMB Islamic Bank (Malaysia) 26,068 miliar

Sumber: Liputan6.com

Besarnya sebuah perusahaan juga bergantung pada branding produk yang dilakukan perusahaan tersebut. Strategi Islamic branding yang dilakukan bank syariah di Indonesia dinilai kurang maksimal, ditunjukkan oleh daftar 10 bank syariah terbesar dan terbaik yang ada di dunia.

Indonesia belum mencapai posisi yang optimal pada rank bank syariah di dunia. Merger yang dilakukan diharapkan agar Indonesia menempati posisi 10 besar di Bank Syariah Dunia dan lebih mempertajam proses Islamic Branding kepada masyarakat. Penggunaan Islamic branding menurut Nasrullah (2015) dapat memberikan pengaruh yang besar dalam keputusan membeli produk, hal ini juga sejalan dengan penelitian yang

(23)

9

dilakukan Rachmawati (2020) menunjukan bahwa Islamic branding mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap mahasiswa untuk memilih layanan keuangan syariah. Berbeda dengan yang lain, penelitian yang dilakukan Jalil & Rahman (2014) bahwa Islamic branding tidak mempengaruhi minat seseorang dalam memilih layanan keuangan syariah, namun terdapat faktor lain yang mempengaruhinya yaitu persepsi layanan, kenyamanan layanan, dan etika organisasi.

Selain literasi keuangan syariah dan Islamic branding faktor religiusitas seseorang mempengaruhi faktor menjadi nasabah bank syariah.

Menurut Ismanto (2018) penduduk Indonesia yang mayoritas muslim menjadi pasar utama (captive market) untuk memasarkan produk bank berbasis syariah. Industry.co.id, menyatakan ter dapat 1,9 miliar penduduk muslim di dunia, pada 5 Mei 2020 mengemukakan data berdasarkan World Population Review, jumlah penduduk muslim Indonesia mencapai 229 juta jiwa atau sekitar 87.2% dari total penduduk 273,5 juta jiwa.

Nilai-nilai agama yang kuat dalam diri individu apabila juga dipresentasikan dalam produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan atau organisasi akan menimbulkan kesan sesuai antara individu tersebut dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Tingkat religiusitas ini dibuktikan dalam penelitian Handayani et al (2018) bahwa keyakinan, komitmen, dan sikap seseorang yang didasari nilai-nilai agama yang diyakini menjadi prediktor kuat, yang akan mengarahkan perilaku individu dalam melakukan pembelian/menggunakan jasa. Hal ini juga diperkuat

(24)

10

oleh penelitian yang dilakukan Herliansyah et al (2019) yang menunjukan bahwa religiusitas mempunyai pengaruh signifikan terhadap minat menjadi nasabah bank syariah. Berbeda dengan kedua penelitian tersebut, penelitian yang dilakukan Fauzia et al (2019) bahwa religiuistas berpengaruh tidak signifikan terhadap minat nasabah dalam memilih layanan keuangan syariah.

Berdasarkan penelitian terdahulu, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH LITERASI KEUANGAN SYARIAH, ISLAMIC BRANDING DAN RELIGIUSITAS TERHADAP MINAT MENJADI NASABAH BANK SYARIAH (Studi Pada Bank Syariah Indonesia KC Tangerang- Ciputat)” yang letaknya berada pada wilayah Ciputat Timur. Dalam penelitian ini, peneliti memutuskan untuk meneliti di wilayah Banten yang terletak dipulau jawa dimana memiliki konidisi penduduk muslim terbanyak diantara pulau lainnya. Penelitian ini berfokus pada wilayah Tangerang Selatan yang merupakan kota baru sebagai penyangga dari provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat. Letak geografis Tangerang Selatan berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta pada sebelah utara dan timur, selain itu Tangerang Selatan juga menjadi salah satu daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi Jawa Barat. Tangerang Selatan juga merupakan kota pemekaran dari kabupaten Tangerang yang diresmikan pada tanggal 27 Desember 2006. Tangerang Selatan khsususnya Ciputat Timur juga memiliki wilayah sangat strategis yang

(25)

11

memiliki letak yang sangat dekat dengan lingkungan pendidikan, diantaranya beberapa universitas Islam maupun sekolah menengah atas yang berada diwilayahnya. Ciputat Timur juga memiliki target pasar yang cukup baik untuk pertumbuhan pasar keuangan syariah, dimana memiliki jumlah penduduk muslim yang berada di tengah dari 7 kecamatan di wilayah Tangerang Selatan sebagai pertimbangan dalam menentukan target pasar minat calon nasabah.

Table 1.4

Jumlah Penduduk Muslim di Kota Tangerang Selatan

Nama Kecamatan Jumlah Penduduk

Pamulang 316.005

Pondok Aren 242.082

Ciputat 211.582

Ciputat Timur 146.535

Serpong 110.069

Serpong Utara 90.717

Setu 49.221

Sumber: www.kemenag.go.id

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Masduki (2014) kota Tangerang selatan memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup baik yang tercantum dalam data Badan Pusat Statistik tahun 2013 mencapai 8% diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional. Kondisi ini diharapkan juga berada pada sektor ekonomi syariah sehngga mendukung target objek penelitian untuk terhadap minat calon nasabah bank syariah.

(26)

12 B. Identifikasi Masalah

1. Perkembangan market share, asset dan jumlah nasabah pada perkembangan statistik perbankan syariah berdasarkan data dari OJK memiliki perkembangan yang cukup baik, sehingga diharapkan dapat memacu minat potensi yang besar nasabah terhadap bank syariah, walaupun realitanya masih sangat jauh tertinggal oleh bank konvensional.

2. Hasil perolehan survey Literasi keuangan yang dilakukan OJK pada tahun 2016 yang memiliki hasil yang kurang memuaskan terhadap indeks literasai keuangan syariah. Indeks literasi keuangan nasional Indonesia mencapai 38,03% melebihi tingkat literasi keuangan syariah yang hanya memiliki presentase 8,93% pada tahun 2016.

3. Strategi Islamic branding yang dilakukan bank syariah yang ada di Indonesia kurang maksimal sehingga tidak bisa menduduki posisi 10 besar bank syariah terbaik di dunia yang terdapat pada www.liputan6.com.

4. Mayoritas penduduk muslim Indonesia yang tinggi berdasarkan hasil dari world population review dan website resmi dari Kemenag RI memperkuat data bahwa umat muslim sebagai target pasar keuangan syariah seharusnya dengan tingkat religiuisitasnya mampu mendukung adanya sistem keuangan dan perbankan syariah khsusunya pada pulau jawa yang memiliki tingkat penduduk muslim yang tinggi, akan tetapi pada kenyataannya berbanding terbalik.

(27)

13 C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh literasi keuangan syariah terhadap minat menjadi nasabah bank syariah?

2. Bagaimana pengaruh Islamic branding terhadap minat menjadi nasabah bank syariah?

3. Bagaimana pengaruh religiusitas terhadap minat menjadi nasabah bank syariah?

D. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis pengaruh literasi keuangan syariah terhadap minat menjadi nasabah bank syariah.

2. Menganalisis pengaruh Islamic branding terhadap minat menjadi nasabah bank syariah.

3. Menganalisis pengaruh religiusitas terhadap minat menjadi nasabah bank syariah.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan atau manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan kajian perbankan syariah dalam pengembangan perusahaan terfokus kepada literasi keuangan syariah, Islamic branding dan religiusitas terhadap masyarakat agar dapat menarik minat menjadi nasabah.

(28)

14 2. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan banyak memberi manfaat dalam ilmu pengetahuan maupun wawasan pada pengaruh literasi keuangan syariah, Islamic branding dan religiusitas terhadap minat menjadi nasabah bank syariah (studi pada Bank Syariah Indonesia KC Tangerang-Ciputat) sebagai syarat dalam mendapatkan gelar sarjana ekonomi (S.E).

b. Bagi dunia perbankan

Untuk menjadi referensi agar meningkatkan sistem manajemen guna menghasilkan strategi yang baik agar memiliki nasabah dalam jumlah yang besar.

c. Bagi Akademis

Menjadi referensi sebagai ilmu pengetahuan dalam strategi pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia khususnya literasi keuangan syariah, Islamic branding.

d. Bagi pengguna jasa perbankan

Kepada pengguna jasa perbankan sebagai bahan informasi dan untuk mengetahui literasi keuangan syariah, Islamic branding dan religiusitas yang mempengaruhi minat menjadi nasabah bank syariah.

(29)

15 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

Keberadaan bank syariah ditandai dengan munculnya UU No 7 Tahun 1992 tentang perbankan dan direvisi kedalam UU No 10 Tahun 1998, kemudian diperbaharui lagi dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup. Berkembangnya perbankan syariah juga tidak lepas dalam peran masyarakat muslim di Indonesia. Tujuan utama pasar (captive market) perbankan syariah di Indonesia adalah penduduk muslim. Elemen pokok dalam perkembangan bank syariah diantaranya permodalan, kelembagaan, dan juga nasabah (Ismanto, 2018). Potensi pasar yang besar tidak akan terwujud apabila perbankan syariah tidak dapat dikelola dengan baik untuk di sampaikan kepada masyarakat terutama umat muslim yang berada di Indonesia.

1. Perbankan Syariah

a. Pengertian perbankan syariah

Menurut Undang-Undang No. 21 tahun 2008, bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum

(30)

16

Syariah (BUS) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) (Al- Arif & Yuke Rahmawati, 2019).

Sistem perbankan di Indonesia terbagi menjadi 2 jenis, yaitu perbankan konvensional dan perbankan syariah. Perbankan syariah menurut pasal 1 ayat 1 Undang-Undang nomor 7 tahun 1992 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Wiroso, 2011).

b. Produk bank syariah

Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya dengan didasarkan pada prisnsip syariah (Fauzi &

Murniawaty, 2020). Adapun produk perbankan syariah sebagai berikut:

1) Produk pendanaan (funding)

Proses penghimpunan dana dalam bank syariah dilakukan mobilisasi dan investasi tabungan dengan cara yang adil.

a) Pendanaan dengan prinsip wadiah

Wadiah adalah akad penitipan dari pihak pemilik dana kepada pengelola dana dengan catatan dapat diambil kapanpun oleh pemilik dana (Nurhayati & Wasilah, 2015).

Wadiah terbagi menjadi 2, yaitu:

(31)

17

(i) Wadiah amanah, adalah akad dimana uang/barang yang dititipkan hanya boleh disimpan dan tidak boleh di fungsikan.

(ii) Wadiah yadhamanah, adalah akad dimana uang/barang yang dititipkan boleh didaya gunakan dan hasilnya tidak diwajibkan untuk dibagi hasilkan pada pemberi tatapan.

b) Pendanaan dengan prinsip qardhul hasan (qardh)

Qardh adalah pinjaman yang tidak mempersyaratkan adanya imbalan, waktu pengembalian pinjaman ditetapkan bersama antara pemberi dan penerima pinjaman.

c) Pendanaan dengan prinsip mudharabah

Mudharabah adalah prinsip kerjasama antara pemilik dana (shihabul maal) dengan pengelola dana (mudharib) yang bertanggung jawab atas dana yang dikelolanya.

2) Produk pembiayaan (financing)

a) Produk pembiayaan dengan pola bagi hasil

(i) Mudharabah, adalah kerjasama yang dilakukan pemilik dana yang menyerahkan modalnya 100% kepada pengelola dana, keuntungan dibagi atas dasar awal kesepakatan dan kerugian ditanggung oleh pemilik dana.

(32)

18

(ii) Musyarakah adalah bentuk dari akad kerjasama antara dua pihak atau lebih dimana masing-masing pihak memberikan konstribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

b) Produk pembiayaan dengan pola jual-beli

(i) Murabahah adalah bentuk jual beli dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

(ii) Salam, adalah bentuk jual beli yang mengharuskan proses pelunasan oleh pembeli sebelum barang pesanan diterima.

(iii) Istishna, adalah bentuk jual beli antara pembeli dan produsen yang juga bertindak sebagai penjual. Cara pembayaran dapat berupa pembayaran dimuka, cicilan, atau di tangguhkan sampai jangka waktu tertentu.

c) Produk pembiayaan dengan pola sewa

(i) Ijarah, adalah transaksi sewa-menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakan.

(ii) Ijarah muntahiya bittamlik (IMBT), adalah transaksi sewa-menyewa antara pemilik objek sewa dengan penyewa yang diakhiri dengan kepemilikan.

(33)

19 3) Produk jasa

Selain menjalankan fungsinya sebagai intermediaries (penghubung), bank syariah dapat pula melakukan berbagai pelayanan jasa. Berikut adalah produk jasa yang dimiliki bank syariah:

a) Wakalah

Wakalah adalah pelimpahan kekuasan oleh seseorang (muwakkil) kepada yang lain (wakil) dalam hal-hal yang diwakilkan.

b) Kafalah

Dalam fatwa DSN Nomor 11 Tahun 2000, kafalah adalah jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil), kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung (makfuul ‘anhu ‘ashil).

c) Hawalah

Hawalah adalah pengalihan utang dari orang yang berutang (muhil) kepada orang lain yang menanggungnya (muhal

‘alaih).

d) Rahn

Akad penyerahan barang harta (mahrun) dan nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) sebagai jaminan sebagian atau seluruh utang.

(34)

20 e) Qardh

Qardh adalah akad pinjaman dari bank (muqridh) kepada pihak tertentu (muqtaridh) yang wajib dikembalikan dengan jumlah yang dana sesuai dengan pinjaman.

f) Sharf

Sharf adalah akad yang digunakan dalam transaksi jual beli mata uang, baik antar mata uang sejenis maupun antaramata uang berlainan jenis.

2. Minat

a. Pengertian minat

Minat beli menurut Kotler & Keller (2009) adalah perilaku yang terjadi terhadap suatu produk barang/jasa yang menunjukan respon seseorang dalam keinginan untuk melakukan pembelian.

Minat konsumen atau minat memilih adalah kemungkinan konsumen dalam membeli atau berpindah terhadap produk yang dipilih ke produk lain (Arista, 2011). Percy dan Rossiter dalam Andespa (2017) mengemukakan bahwa minat beli merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti mengusulkan (pemrakarsa), merekomendasikan (influencer), memilih, dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian. Jadi, minat adalah

(35)

21

keputusan seseorang dalam memilih atau berpindah pandangan terhadap produk yang akan dibeli.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat

Menurut Kotler & Keller (2009) minat seseorang sangat berkaitan dengan faktor-faktor seseorang dalam melakukan pembelian, diantaranya:

1) Marketing mix

Menurut Kotler & Armstrong (2002) bauran pemasaran (Marketing Mix) adalah sistem pemasaran perusahaan yang digunakan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Jika sasaran pasarnya sudah ditentukan melalui riset pemasaran, maka perusahaan harus membuat suatu rencana yang baik untuk memasuki segmen pasar yang dipilih. Keputusan-keputusan dalam pemasaran dapat dikelompokkan dalam beberapa bauran:

a) Produk, merupakan benda yang mempunyai manfaat dan kegunaan juga merupakan suatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, digunakan atau di konsumsi yang dapat memenuhi suatu kegiatan atau kebutuhan.

b) Harga, merupakan faktor utama yang harus ditentukan sebelum suatu produk di luncurkan ke pasar sasaran. Harga produk juga salah satu faktor penentu bagi permintaan

(36)

22

pasar yang secara otomatis akan mempengaruhi volume penjualan.

c) Distribusi, merupakan strategi penempatan produk yang dilakukan perusahaan untuk menentukan keberhasilan pemasaran.

d) Promosi, merupakan arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk menciptakan pertukaran dalam pemasaran.

2) Faktor budaya

a) Budaya, menurut Kotler & Armstrong (2002) adalah merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Menurut Lamb et al (2001) budaya adalah karakter yang penting dari suatu sosial yang membedakannya dari kelompok kultur yang lainnya.

b) Kelas Sosial, menurut Lamb et al (2001) merupakan sekelompok orang yang sama-sama mempertimbangkan secara dekat persamaan di dalam status atau penghargaan komunitas yang secara terus-menerus bersosialisasi di antara mereka sendiri baik secara formal dan informal, dan yang membagikan norma-norma perilakunya.

3) Faktor sosial

a) Kelompok acuan, menurut Kotler & Armstrong (2002) merupakan semua kelompok yang memiliki pengaruh

(37)

23

langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.

b) Keluarga, Menurut Lamb et al (2001) keluarga merupakan institusi sosial yang paling penting bagi beberapa konsumen, karena secara kuat mempengaruhi nilai, sikap, konsep pribadi, dan perilaku pembelian.

c) Peran dan status, peran merupakan kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh seseorang. Status merupakan masing-masing dari peran tersebut akan menghasilkan status.

4) Faktor Pribadi

a) Usia dan tahap siklus hidup, beberapa karya terbaru telah mengidentifikasi tahap siklus hidup psikologis orang dewasa mengalami “perjalanan“ dan “perubahan sepanjang hidupnya. Pemasar memberikan perhatian yang besar pada perubahan situasi hidup dan dampak situasi itu terhadap perilaku konsumsi.

b) Gaya hidup, menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya.

c) Kepribadian dan konsep diri, merupakan karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya.

(38)

24 5) Faktor psikologis

a) Motivasi konsumen, merupakan suatu kebutuhan yang cukup besar dalam mendorong konsumen untuk bertindak.

b) Persepsi, menurut Lamb et al (2001) adalah proses dimana memilih, mengatur dan menginterpretasikan ransangan tersebut ke dalam gambaran yang memberi makna dan melekat.

c) Pembelajaran, merupakan perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman yang pernah terjadi di dalam dirinya. Sebagian besar perilaku manusia adalah hasil dari belajar.

d) Keyakinan dan sikap. Adapun keyakinan menurut Kotler &

Armstrong (2002) yaitu merupakan suatu gambaran pikiran yang dianut seseorang tentang sesuatu hal. Sikap menurut Kotler & Armstrong (2002) sikap merupakan evaluasi, perasaan, emosional dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu objek.

Lebih singkatnya menurut Rizki & Yasin dalam Afrianty (2020) ada beberapa faktor utama yang sangat mempengaruhi minat seseorang, antara lain:

1) Pemusatan perhatian, seseorang tidak mungkin dapat menanggapi rangsangan-rangsangan ini, sebagian besar

(39)

25

rangsangan akan disaring, menjadi proses yang dinamakan pemusatan perhatian.

2) Keingin tahuan, merupakan suatu bentuk rasa ingin mengenal, mengidentifikasi dan memahami apa yang ada disekitarnya.

3) Motivasi, yaitu dorongan yang menggerakkan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia.

4) Kebutuhan, persoalan mengenai kebutuhan manusia tidak akan pernah habisnya selama manusia itu hidup di alam ini.

c. Dimensi minat

Menurut Ferdinand dalam Chotifah (2018) minat beli dapat diidentifikasi melalui berbagai dimensi, yaitu:

1) Minat transaksional yaitu kecenderungan konsumen untuk membeli produk atau jasa.

2) Minat refrensial merupakan kecenderungan konsumen untuk merefrensikan atau menginformasikan produk atau jasa kepada orang lain.

3) Minat prefensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku konsumen yang memiliki minat utama pada produk dan jasa tersebut.

e) Minat eksploratif merupakan minat yang menggambarkan perilaku konsumen yang selalu mencari informasi- informasi lain mengenai produk dan jasa yang diminatinya

(40)

26

sehingga tahu sifat-sifat positif yang terdapat dalam produk atau jasa tersebut.

3. Literasi Keuangan Syariah

Literasi keuangan menjadi penting dalam kaitannya dengan perbankan syariah dan produk pengikutnya karena dalam beberapa riset yang telah dilakukan sebelumnya menerangkan, dengan tingginya tingkat literasi keuangan akan memacu pertumbuhan perekonomian suatu negara. Masyarakat yang memiliki pemahaman mengenai keuangan dengan segala aspeknya tentu dapat dengan mudah meningkatkan kesejahteraan hidupnya dan dengan demikian dapat pula meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah hingga negara.

a. Pengertian literasi keuangan syariah

Literasi keuangan terdiri dari sejumlah kemampuan dan pengetahuan mengenai keuangan yang dimiliki oleh seseorang untuk mampu mengelola atau menggunakan sejumlah uang untuk meningkatkan taraf hidupnya dan bertujuan untuk mencapai kesejahteraan (Lusardi & Mitchell, 2014). Menurut Programme For International Students assessment (PISA) pada The Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) tahun 2015 dalam Fauzi & Murniawaty (2020) literasi keuangan adalah sebuah pengetahuan mengenai cara untuk memanajemen konsep dan risiko keuangan dalam menerapkan

(41)

27

pemahamannya untuk meningkatkan kesejahteraan finasial dalam kegiatan ekonomi.

Literasi Keuangan Syariah menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 76 / POJK.07 / 2016, peraturan ini melibatkan peningkatan literasi keuangan dan memasukkan pengambilan keputusan industri konsumen dan / atau industri jasa keuangan masyarakat dan manajemen keuangan untuk mencapai kesejahteraan. Pengetahuan keuangan Islam adalah kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan, kepercayaan, dan keterampilan konsumen dan seluruh masyarakat untuk mengelola keuangan berbasis keuangan Islam dengan lebih baik (Ruwaidah, 2020). Prinsip dari keuangan syariah adalah keyakinan pada tuntutan ilahi, tidak ada riba, tidak investasi haram, tidak adanya gharar (ketidakpastian), tidak ada maysir (judi/spekulasi), berbagi risiko dan pembiayaan didasarkan pada aset rill (Abdullah, 2012).

Perbedaan literasi keuangan syariah dengan literasi keuangan konvensional yaitu terletak pada prinsip bagi hasil yang tidak hanya membagi keuntungan tetapi juga menanggung bersama kerugian untuk memberikan tenggang waktu yang cukup bagi orang yang berhutang tanpa denda. Adanya sikap bijak dan tepat yang ditunjukkan dalam mengelola adalah bisa mendatangkan kesejahteraan atau terhindar dari kemiskinan. Literasi keuangan syariah saja tidak cukup untuk mendorong sesorang dalam

(42)

28

meminati menjadi nasabah, melainkan harus dengan dengan sikap serta manfaat yang mendukungnya (Albaity & Rahman, 2019).

b. Tujuan literasi keuangan syariah

Tujuan literasi keuangan adalah sebagai berikut:

1) Mampu meningkatkan literasi individu.

Literasi keuangan syariah dipercaya dapat meningkatkan tingkat literasi individu dari Less Literate (literasi rendah) atau Not Literate (tidak melek) menjadi Well Literate (literasi baik).

2) Meningkatkan jumlah pengguna produk jasa keuangan syariah.

Dengan tingkatan literasi individu menjadi well literate, diharapkan umat muslim mampu menyadari akan setiap prinsip yang dijalankan bank syariah, kemudian memilih bank syariah sebagai layanan jasa keuangannya.

c. Tingkatan Literasi Keuangan

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tingkatan literasi keuangan dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:

1) Well Literate (21,84%)

Tingkat literasi yang paling baik, seseorang sangat memahami pengetahuan produk dan jasa keuangan dengan memahami fitur, manfaat, hak, kewajiban serta resiko dalam menggunakan produk dan jasa keuangan. Tingkatan well literate ini menggambarkan seseorang memiliki keterampilan dalam

(43)

29

menggunakan produk dan jasa keuangan untuk mencapai stabilitas ekonomi.

2) Sufficient literate (75,69%)

Tingkat literasi keuangan yang cukup. Tingkatan sufficient literate ini menggambarkan seseorang hanya mengetahui produk dan jasa keuangannnya saja dengan memiliki pengetahuan mengenai fitur, hak, kewajiban dan manfaatnya saja tanpa menerapkan keterampilan dalam penggunaannya.

3) Less literate (2,06%)

Tingkat literasi keuangan yang kurang. Tingkatan less literate ini menggambarkan seseroang hanya memiliki pengetahuan mengenai lembaga keuangannya saja. Tingkatan ini tidak memiliki pengetahuan apapun mengenai produk dan jasa pada lembaga keuangan ataupun mengenai keterampilan terhadap penggunannnya tersebut.

4) Not literate (0,41%)

Tingkat literasi keuangan yang buruk. Tingkatan not literate adalah tingkat literasi keuangan yang tidak memiliki pengethauan apapun baik dalam penggunaan produk maupun lembaga jasa keuangan.

d. Dimensi literasi keuangan syariah

Chen dan Volpe dalam Putri & Tasman (2019) menyatakan bahwa literasi keuangan dibagi dalam 4 (empat) dimensi, yaitu:

(44)

30

1) General Personal Finance Knowledge

General personal finance knowledge adalah pengetahuan tentang keuangan mencakup pengetahuan keuangan pribadi, yakni bagaimana mengatur pendapatan dan pengeluaran, serta memahami konsep dasar keuangan.

2) Saving and borrowing

Saving dan borrowing adalah simpanan dan pinjaman (saving and borrowing) merupakan produk perbankan yang lebih dikenal dengan tabungan dan kredit. Tabungan (saving) merupakan sejumlah uang yang disimpan untuk kebutuhan di masa depan. Sedangkan pinjaman (borrowing) merupakan suatu fasilitas untuk melakukan peminjaman uang dan membayarnya kembali dalam jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

3) Insurance (Asuransi)

Asuransi merupakan suatu bentuk perlindungan secara finansial yang bisa dilakukan dalam bentuk asuransi jiwa, asuransi properti, asuransi pendidikan dan asuransi kesehatan. Tujuan dari asuransi adalah untuk mendapatakan ganti rugi apabila terjadi hal yang tidak terduga seperti kematian, kehilangan, kecelakaan, atau kerusakan.

(45)

31 4) Investment (Investasi)

Investasi pada dasarnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan untuk mendapatkan hasil atau keuntungan yang lebih besar dimasa mendatang. Berdasarkan perspektif Islam tentang mengenai investasi yaitu investasi syariah adalah konsep investasi yang sesuai dengan kaidah antara agama islam, maka perlu memperhatikan aspek-aspek yang menjadi bahan penentu aktivitas investasi, aspek-aspek normatif yang menjadi pemicu adanya investasi yaitu aspek konsep kekayaan dan aspek penggunaan kekayaan.

4. Islamic Branding

Menurut American Marketing Association “Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi dari mereka, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari satu penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakan mereka dari pesaing (Kotler & Keller, 2009). Perbedaan pada merk biasanya dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Perbedaanya data dilihat baik nyata berupa simbolis, emosional ataupun melalui yang tidak nyata dengan representasi merk produk tersebut. Merk menandakan suatu produk dengan macam- macam kualitasnya, sehingga konsumen dapat dengan bebas memilihi produk barang/jasa yang sama dengan kualitas yang unggul sesuai dengan kepercayaan merk yang dipilih. Berkaitan dengan merk (brand) dalam industri keuangan, perbankan syariah

(46)

32

diharapkan untuk mampu bersaing dengan industri keuangan lain dimana posisi masyarakat yang mayoritas muslim diharapkan memakai jasa layanan tersebut.

Salah satu strategi yang bisa dipakai ialah menggunakan strategi Islamic branding yang merupakan bagian strategi pemasaran yang dalam arti memakai label syariah, menggunakan identitas Islam dan dapat menunjukkan kehalalan operasional serta produksinya.

a. Pengertian Islamic branding

Islamic branding adalah proses menghasilkan dan menawarkan produk secara Islami dengan tujuan untuk mematuhi syariat Islam (Jalil & Rahman, 2014). Islamic branding merupakan perpaduan simbol, nama, dan beberapa perangkat lainnya yang dalam sebuah merk (brand) nya berkaitan dengan prinsip-prinsip syariah dalam mewujudkan nilai-nilai keIslaman (Afrianty, 2020).

Islamic branding adalah proses membangun identitas merek suatu produk ataupelayanan dengan menerapkan prinsip-prinsip Islam yang mengintegrasikan agama dengan amalankehidupan sehari- hari (Andini & Rufaidah, 2017). Penggunaan Islamic branding menurut Nasrullah (2015) dapat memberikan pengaruh yang besar dalam keputusan membeli produk,yang diasumsikan termasuk memilih produk dan jasa layanan keuangan syariah. Tujuan dari Islamic branding yang menerapkan empati dengan nilai-nilai syariah adalah dalam rangka untuk menarik konsumen muslim,

(47)

33

mulai dari perilaku dan komunikasi pemasaran yang dilakukan (Wahyu & Ranto, 2013). Maka, pengertian Islamic branding adalah proses pengenalan produk yang dilakukan secara syariah dan memiliki keaslian “halal”-nya pada produk.

b. Dimensi Islamic branding

Menurut Baker dalam Nasrullah (2015) Islamic branding mempunyai 3 dimensi, yaitu:

1) Islamic brand by complience

Islamic branding harus mengutamakan daya tarik yang kuat dengan mematuhi prinsip syariah. Brand yang masuk dalam kategori ini adalah produknya halal, diproduksi oleh negara Islam, dan ditujukan untuk konsumen muslim.

2) Islamic brand by origin

Produk yang dihasilkan berasal dari negara yang mayoritas penduduknya Islam ataupun sudah dijamin keislamannya negara tersebut, sehingga penggunaan brand tidak perlu menunjukkan kehalalan produk karena yakin dengan asal tempat produksinya.

3) Islamic brand by customer

Branding yang menyertakan label halal, walaupun berasal dari negara yang mayoritas berpenduduk nonmuslim dengan tujuan menarik simpati penduduk muslim tersebut.

(48)

34 c. Sumber Islamic branding

Menurut Temporal (2011) islamic branding memiliki 3 sumber, yaitu:

1) Negara Islam (Islamic countries)

Negara-negara Islam adalah negara yang dianggap islam karena fakta bahwa mereka memiliki populasi mayoritas muslim, seperti Arab Saudi, Malaysia, Indonesia, Pakistan, Bangladesh dan Oman. Hal ini perlu ditekankan kepada negara Islam maupun bukan, bahwa konteks branding dan marketing, citra ini sangat penting karena sering dikaitkan dengan perusahaan, produk dan jasa yang berasal dari negara tersebut, dan berefek ke negara asal yang diketahui dapat membantu atau menghambat keberhasilan suatu merk (Temporal, 2011).

2) Organisasi Islam (Islamic organization)

Organisasi Islam adalah lembaga yang Islam dan mungkin berbasis di salah satu negara Islam, tetapi yang termasuk kedalam negara-negara Islam. Merek ini melayani dunia Islam dan biasanya berbasis di suatu negara, menyediakan produk- produk tetapi biasanya jasa ke banyak negara mayoritas penduduk muslim. Contohnya: Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah dan yang lainnya.

(49)

35

3) Perusahaan Islam (Islamic Companies)

Tingkat berikutnya dalam sumber Islamic branding yaitu perusahaan dan merek yang berasal dari negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim (Temporal, 2011). Di negara- negara Islam, negara yang mayoritas penduduknya umat muslim memiliki dua tipe perusahaan non-islam dan perusahaan Islam. Perusahaan nonislam maksudnya merupakan perusahaan yang sahamnya dimiliki bukan oleh umat muslim, tapi perusahaan tersebut beroperasi dan menawarkan produk dan jasa-jasanya di negara-negara dan pasar muslim.

perusahaan Islam yang berada di Indonesia salah satunya adalah kosmetik Wardah.

5. Religiusitas

a. Pengertian religiusitas

Religiusitas menurut Rokeach dalam Fauzia et al (2019) merupakan suatu sikap yang muncul dalam diri seseorang sebagai wujud kepercayaan dari pengamalan suatu agama. Religiusitas adalah aktifitas beragama yang bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku ritual (ibadah), tapi juga ketika melakukan aktifitas lain yang didorong oleh kekuatan supra natural (Fauzi & Murniawaty, 2020). Agama sebagai suatu kepercayaan memiliki makna yang luas, agama di satu sisi disebut sebagai sistem kepercayaan dengan menetapkan aturan-aturan ibadah ritual

(50)

36

yang dilakukan dan di sisi lain agama juga sebagai sistem yang komprehensif dan mencakup semua aspek kehidupan (Herliansyah et al., 2019). Religiusitas dalam bentuk diwujudkan salah satunya melalui dunia perbankan dengan kegiatan muamalah (Handayani et al., 2018). Religiusitas adalah salah satu faktor pendorong penting dan dapat berpengaruh terhadap perilaku konsumen, hal ini didasari atas keputusan konsumen untuk membeli produk tergantung kadar keimanan mereka (Nasrullah, 2015).

Menurut Rachmawati (2020) seorang muslim jika telah menjadikan agama Islam sebagai pedoman hidup, maka segala sesuatu yang dijalankannya akan dilakukan dengan hati-hati, termasuk saat mengkonsumsi produk. Peran agama ini dapat mempengaruhi cara pandang serta perilaku seseorang, karena baik buruknya dalam menerapkan nilai-nilai keislaman itu mempunyai pengaruh yang besar dalam pengambilan keputusan untuk mengkonsumsi produk halal. Jadi religiuisitas adalah bentuk kepercayaan seseorang terhadap pengamalan ajaran agamanya, baik berupa praktik maupun dalam pendalaman sifatnya.

b. Fungsi religiusitas

Fungsi Religiusitas bagi manusia erat kaitannya dengan fungsi agama (Jalaluddin, 2011). Adapun fungsi Religiusitas dalam kehidupan manusia meliputi:

(51)

37 1) Fungsi edukatif

Ajaran-ajaran yang diapatuhi oleh umat beragama adalah ajaran-ajaran yang akan diaptuhi. Ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang. Kedua unsur ini mempunyai latar belakang yang mengarahkan bimbingan agar pribadi penganutnya menjadi lebih baik dan terbiasa dengan baik menurut ajaran dan agama masing-masing.

2) Fungsi penyelamat

Keselamatan yang diberikan oleh agama kepada penganutnya adalah keselamatan yang meliputi dua alam yaitu: dunia dan akhirat. Dalam mencapai keselamatan itu mengajarkan para penganutnya melalui pengalaman kepada masalah sakral berupa keimanan kepada Tuhan.

3) Fungsi perdamaian

Melalui agama seseorang yang bersalah atau berdosa dapat mencapai kedamaian batin melalui tuntutan agama.

4) Fungsi Pengawasan Sosial

Para penganut agama sesuai dengan ajaran agama yang dipeluknya terikat batin kepada tuntutan ajaran tersebut, baik secara pribadi maupun secara kelompok. Ajaran agama oleh penganutnya dianggap sebagai norma, sehingga dalam hal ini agama dapat berfungsi sebagai pengawasan sosial secara individu maupun kelompok .

(52)

38

5) Fungsi pemupuk rasa solidaritas

Para penganut agama yang sama secara psikologis akan merasa memiliki kesamaan dan kesatuan iman dan kepercayaan. Rasa kesatuan ini akan membina rasa solidaritas dalam kelompok maupun perorangan bahkan dapat membina rasa persaudaraan yang kokoh. Pada beberapa agama rasa persaudaraan itu bahkan dapat mengalahkan rasa kebangsaan.

6) Fungsi transformatif

Ajaran agama dapat mengubah kehidupan kepribadian seseorang atau kelompok menjadi kehidupan baru sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya, kehidupan baru yang diterimanya bedasarkan ajaran agama tersebut.

7) Fungsi kreatif

Ajaran agama mengajak dan mendorong para penganutnya untuk bekerja produktif bukan saja untuk kepentingan dirinya sendiri tapi juga untuk kepentingan orang lain. Bukan hanya untuk bekerja secara rutin namun juga untuk melakukan inovasi dan penemuan baru.

8) Fungsi sublimatif

Segala usaha manusia bukan hanya yang bersifat ukhrawi namun juga bersifat duniawi. Segala usaha manusia selama tidak bertentangan dengan norma-norma agama, bila dilakukan dengan nilai tulus karena Allah SWT itu merupakan ibadah.

Gambar

Gambar 4.1 Struktur perusahaan Bank Syariah Indonesia
Gambar 4.6 Indikator Pengetahuan Mengenai Pendapatan
Gambar 4.7 Indikator Manajemen Pengelolaan Keuangan yang  Baik
Gambar 4.8 Indikator Referensi sebagai Tempat Menabung
+7

Referensi

Dokumen terkait

Muslimah merupakan sosok wanita yang anggun dan harus dapat menjaga kecantikan dirinya namun tetap dengan memegang teguh ajaran dan perintah dalam syariat Islam

Dari kebutuhan tersebut, maka secara garis besar beberapa fasilitas yang dibutuhkan pada anime community center ini adalah : area retail dimana pengunjung dapat mencari produk

Penelitian yang dilakukan penulis berbeda dengan penelitianpenelitian sebelumnya karena pada panelitian saya ini memfokuskan terhadap upaya yang dilakukan oleh guru PAI

Berdasarkan latar belakang dari kajian teori yang mendukung maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah diduga penggunaan media audiovisual dapat

Indikatornya adalah Adanya koordinasi, Pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, Mematuhi dan melaksanakan peraturan daerah, Ikut Serta dalam kegiatan

Perintah Tuhan jelas sekali dalam Amsal 22:6, yang berbunyi: ”Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya , maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang

Adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek

Keberhasilan dari pengujian keluar ruas parkir jenis parkir tegak lurus dengan posisi awal mauk maju untuk sisi kiri setelah diuji sebanyak 10 kali, alat berhasil keluar dari ruas