• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tim Dosen FFS UHAMKA 2022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Tim Dosen FFS UHAMKA 2022"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Tim Dosen FFS UHAMKA

2022

(2)

Mahasiswa mampu menggolongkan senyawa alkohol dan phenol.

Mahasiswa mampu mengidentifikasi golongan alkohol dan phenol primer, sekunder dan tersier

Mahasiswa mampu melakukan reaksi warna,

reaksi kristalisasi dari golongan alkohol dan

phenol

(3)

PEMBAGIAN ALKOHOL

1. Alkohol monovalen

a. Alifatis : CH3 – CH2 – OH

1) Jenuh : Primer, Sekunder & Tersier 2) Tidak jenuh : Primer, Sekunder & Tersier

b. Aromatis :

(4)

2. Alkohol polivalen

a. Cairan : Gliserin, etilenglikol, propilenglikol  2-3 gugus -OH

Gliserin

b. Padat : dulcid, manitol, erithrit  lebih dari 4 gugus –

OH

(5)

Rumus alkohol primer, sekunder dan tersier

(6)

Indeks bias: semakin banyak atom C semakin besar

Kelarutan:

* umumnya mudah larut dalam air,

* makin besar BM makin sukar larut dalam air,

* makin sedikit gugus OH makin sukar larut dalam air dan sebaliknya, juga dalam pelarut non polar kebalikan dalam pelarut polar

* Berat jenis: makin panjang rantai C makin besar dan sebaliknya

* Titik didih: makin pendek rantai C makin

rendah dan sebaliknya

(7)

IDENTIFIKASI ALKOHOL :

REAKSI DIAZO

Zat + Diazo A (As. Sulfanilat + HCl) 4 bagian + Diazo B (NaNO2) 1 bagian, basakan dg

NaOH 2N, panaskan (bila perlu) warna merah Ctt: Alkohol tdk larut air negatif (-)

Aseton, phenol, citrat dan malat positif (+)

PEMBENTUKAN URETHAN

Alkohol + Isosianat Uretan kristal

Tentukan Titik Leburnya

(8)

ESTERIFIKASI

Zat + As. Karboksilat + As. Sulfat pkt, panaskan bau khas

Alkohol Polivalen

Reaksi Kuprifil

Pereaksi: CuSO4/Cu-Asetat 4% dalam air dan NaOH 2N

Cara: 1 ml zat + 1 tts lart Cu + 1 ml NaOH

kocok warna biru tua

(9)

Reaksi Lucas:

Pereaksi A (HCl 29%),

Pereaksi B (ZnCl2, 136 bagian + HCl 29%,105 bagian) Cara:

Zat 1 ml + 6 ml pereaksi A, kocok, biarkan

Zat 1ml + 10 ml pereaksi B, tabung disumbat kocok biarkan beberapa saat

Hasil:

Catat waktu sampai ada kekeruhan Alk Primer 1 & 2 negatif

Alk Sekunder 1 negatif, 2 Positif setelah 5 menit

Alk Tersier 1 & 2 positif segera

(10)

H2C=CH-CH2OH; BM=58,08 SIFAT:

- Bau merangsang, cairan tidak berwarna, merangsang mata - titik didih = 87,5

- campur dengan air, alkohol, kloroform, eter dan petroleum eter disimpan lama (bertahun-tahun) membentuk polimer kental - reaksi reduksi menjadi aseton

Reaksi:

- Deniges oksdidasi menjadi aseton

- hasil oksidasi + air + larutan kodein 5% dalam etanol + H2SO4 pkt cairan hijau biru panaskan dlm wb coklat

- zat + aqua brom panaskan di wb, + NaCO3 dinginkan, + H2SO4 pkt + as. oksibenzoat panaskan lagi di wb 10’

fluorescensi

(11)

CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-OH; BM=88,13 SIFAT:

Titik didih : 138-139 oC

cairan berbau khas, rasa agak pedas

Sedikit larut dalam air

Bercampur dengan pelarut organik

Diuapkan tidak bersisa Reaksi:

zat + K2Cr2O7 dipanaskan kemudian dibiarkan dalam wadah tertutup  bau khas valerianat

Esterifikasi dengan asam asetat  bau frambus

Zat + Dab-Sulfat  jingga coklat

Zat + furfural + H2SO4 pkt  cincin ungu merah

Zat + vanilin +H2SO4 pkt  cincin violet, kocok  coklat bau duren, diencerkan dengan air  hijau biru

(12)

C6H5-CH2OH ; BM= 108,13 SIFAT:

◦ Bentuk cairan, bau aromatik lemah

◦ Rasa membakar tajam

◦ Titik didih = 204,7 oC

◦ Kelarutan dalam air= 1 : 25

◦ Campur dengan eter, etanol dan kloroform REAKSI:

◦ Zat + HNO3 4N kocok, panaskan bau benzaldehid

◦ Zat + Bikromat, dipanaskan lama  terbentuk asam benzoat, tentukan dengan sublimasi, atau + fecl3  coklat

◦ Bereaksi dengan aqua brom & KMnO4 (warna hilang)

◦ Zat + H2SO4 pkt + formalin cincin merah

(13)

(

H2C)2-CHCH2OH; BM= 74,12

SIFAT:

Cairan tak berwarna, mudah terbakar, indeks bias tinggi

Bau menyerupai amil alkohol, tetapi lebih lemah

Titik didih = 108 oC

Kelarutan dalam air = 1 : 20, bercampur dengan eter & alkohol

REAKSI:

Esterifikasi dengan as. asetat bau pisang ambon

Oksdasi dengan KMnO4 1%, wadah tertutup biarkan

selama 24 jam bau asam iso-butirat (bau tidak enak)

Zat + K4Fe(CN)6 lapisan air berwarna coklat-jingga (berbeda dengan n-Butil-, iso propil-, propil- dan

isoamil- alkohol berwarna kuning)

Pembentukan kristal dengan p-Nitrobenzoat, titik lebur = 67 oC

(14)

H

3

C-CH

2

-CH

2

-CH

2

-OH; BM= 74,12

SIFAT:

Cairan tak berwarna, mudah terbakar, indeks bias tinggi

Bau menyerupai amil alkohol, tetapi lebih lemah

Titik didih = 117-118oc

Kelarutan dalam air = 1 : 15

Bercampur dengan eter, alkohol dan pelarut organik lain

REAKSI:

Esterifikasi dengan as. asetat  bau spesifik

Oksdasi dengan KMNO4 1%, wadah tertutup biarkan selama 24 jam  bau asam butirat (bau tidak enak)

Zat + K4Fe(CN)6  lapisan air berwarna kuning

Pembentukan kristal dengan p-Nitrobenzoat, titik lebur = 35oc

(15)

H

3

C-CH

2

-CH

2

-OH; BM= 60,09 Sifat:

◦ Cairan jernih, bau alkohol, agak membius

◦ Titik didih = 97-98

o

c

◦ Campur dengan air, alkohol dan eter

Reaksi:

Zat + H2SO4 pkt  propilen + veronal +H2SO4 pkt , panaskan di wb  terjadi warna merah

Reaksi jodoform negatif, atau terjadi lambat

Oksidasi dengan krom  kristal dengan titik lebur yang tajam

Reaksi dengan KMNO4  propilen

(16)

H3C-CHOH-CH3; BM= 60,09 Sifat:

◦ Cairan jernih, mudah terbakar, bau mirip etanol, rasa agak pahit

◦ Titik didih = 82,5oc

◦ Campur dengan air, alkohol, kloroform dan eter Reaksi:

◦ Pembentukan jodoform positif

◦ Esterifikasi dengan asam salisilat negatif

◦ Oksidasi dengan krom  aseton

◦ Zat + vanilin +H2SO4 pkt  merah, diencerkan dengan air  violet

◦ Reaksi Deniges  warna putih

◦ Zat + Dab + H2SO4 pkt dipanaskan  merah violet

(17)

CH3-(CH2)14-CH2-OH; BM= 242,43 Sifat:

◦ Kristal putih mengkilat, ada yang membentuk keping tak berwarna

◦ Rasa seperti lemak

◦ Tidak larut dalam air, larut dalam alkohol, eter dan kloroform

Reaksi:

◦ Dengan bubuk KOH = 3 bagian CaO, panaskan 300oc selama beberapa jam, asamkan dengn

HCl

 asam lemak, rekristalisasi, titik leburnya 62,5oC

◦ 1 bag zat + 20 bag asetat glasial, panaskan + kromat sampai hijau, tuang ke dalam air dingin, padatan yang diperoleh + H2SO4 dan air, rekristalisasi  kristal

khas

(18)

C

2

H

5

OH; BM= 46,07

Sifat:

◦ Cairan tak berwarna, mudah terbakar, higroskopis

◦ Bau enak, mudah menguap rasa membakar

◦ Titik didih = 78,5oC

◦ Bercampur dengan air, dan pelarut organik lain Reaksi:

◦ Esterifikasi dengan asam:

• Benzoat  bau spesifik, diencerkan bau pisang ambon

 Salisilat  bau gandapura

 Asetat  etil asetat, bau wangi

◦ Reaksi jodoform: zat + NaOH + Sol jodii  endapan kuning

(19)

CH

3

OH; BM= 32,04

Sifat:

Cairan beracun, mudah terbakar

Bau menyerupai alkohol, rasa pedas

Titik didih = 64,7oC

Campur dengan air dan pelarut organik lain

Merupakan pelarut yang baik dibanding etanol Reaksi:

Esterifikasi dengan as. salisilat  bau gandapura

Mereduksi schiff  merah (sifat dari formaldehid, digunakan untuk membedakan dengan etanol)

Zat + K4Fe(CN)6  lapisan air berwarna coklat-jingga (berbeda oksidasi dengan krom  cincin merah

reaksi jodoform  positif. kristalnya lihat di bawah mikroskop

(20)

HO-CH2-CH2-OH; BM= 62,07

Sifat:

Cairan agak kental, rasa manis (awas racun..!), higroskopis

Bau menyerupai amil alkohol, tetapi lebih lemah

Titik didih = 197,6oc

Dapat campur dengan air, alkohol alifatik rendah, glyserol, asetat, aseton, aldehid, piridin

Sedikit larut dalam eter ( 1 : 2000), praktis tdk lrt dlm petrol-eter, benzen, minyak, kloroform dan CCl4

Reaksi:

Oksdasi dengan KMnO4 1%,  gliseraldehid, tentukan dengan reaksi schiff, + lrt resorcin 5% + H2SO4 dipanaskan  merah

Oksidasi midelton : pembentukan oksalat  cek: uji Ca-oksalat

Reaksi muliken : 1 ml zat + 3 tts pirogalol 1% 1 ml H2SO4

panaskan 2’, dinginkan segera di bawah air keran  warna ungu

(21)

H

3

-C-CHO-CH

2

-OH; BM= 76,09

Sifat:

Cairan kental higroskopis, rasa pedas getir kemudian pahit

Titik didih = 188,2oc

Campur dengan air dan aseton

Tidak campur dengan minyak lemak Reaksi:

Zat + aqua brom  gula, positif luff

Zat + kodein 5% dalam spirtus fortior + H2SO4 pkt hijau biruDeniges positif

Muliken: zat + pirogalol + H2SO4 pkt panaskan 5’  violet

(22)

HOCH2-CHOH-CH2OH; BM= 92,09 Sifat:

Cairan tak kental, seperti sirup, jernih tak berwarna, higroskopis

Rasa manis, lama-lama pahit, panas di lidah

Diuapkan tidak kering

Mudah larut dalam air Reaksi:

Positif reaksi luff (seperti gula)

Kufrifil positif, warna biru jernih

Carletti: zat + as oksalat + resorcin +H2SO4 pkt  violet, bila + air hilang + H2SO4 pkt timbul lagi

Muldiken positif, bila didiamkan warna hilang

Reaksi arekolin positif dengan terasa pedih di mata

(23)

BM= 182,17

Sifat:

Kristal jarum, rasa manis lemah, tak berbau

Bau menyerupai amil alkohol, tetapi lebih lemah

Titik lebur = 166 - 168oc

Larut dalam air dan spirtus Reaksi:

Molisch : negatif

Kuprifil & carletti : positif

+ HNO3 pkt terbentuk gula. uji dengan fehling

+ Benzaldehid dan HCl pkt  kristal, uji titik leburnya

C C C C CH2 OH

HO H2C

H H OH OH

OH OH H H

(24)

HO-H

2

C-(CHOH)

4

-CH

2

OH; BM= 182,7

Sifat:

◦ Kristal jarum, rasa manis gula

◦ Diuapkan tidak kering,

◦ Larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol Reaksi:

◦ Carletti positif + air hilang

◦ Molisch negatif

◦ Kuprifil positif

◦ Dengan Cu asetat dan NH4oH  biru

◦ Reaksi asam lendir: zat + HNO3 pekat diuapkan + air + asetat  endapan putih halus

(25)

CH

3

-(C

6

H

5

)-CH

3

-OH; BM= 156,26

Sifat:

Kristal butiran, rasa dan bau khas peperment

Pada kulit terasa dingin

Titik lebur = 41 - 43oc

Sedikit larut dalam air, larut dalam alkohol dan pelarut organik lain larut dalam asam asetat

Reaksi:

Zat + antipirin + HNO3  agak merah

Zat + H2SO4 pkt  terbentuk menthen, warna coklat merah muda, bau khas menthol hilang

Zat + vanilin +H2SO4 pkt  hijau violet, bila diencerkan dengan air  violet

Zat + asetat glasial +H2SO4  negatif (beda dengan timol  hijau)

(26)

N(CH2-CH2-OH)3; BM= 149,19

Sifat:

Cairan sangat kental dan higroskopis, agak berbau amoniak

Berubah coklat bila kena udara dan cahaya

Reaksi basa kuat

Rasa pahit

Bercampur dengan air, metanol, aseton, eter dan kloroform Reaksi:

Parri positif: zat + CO(NO3)2 + NH4OH  ungu

Kristal: larutan dalam air + HgCl2 5% panaskan  endapan kristal, lihat dengan mikroskop bentuk khas

Rekristalisasi : 1 g zat + 10 ml alkohol + 2 ml HCl 25%, diamkan sebentar, kristal ditetapka titik lelehnya  173 – 174oc

+ AgNO3 panaskan di wb  cincin perak

(27)

Phenol : a. Monovalen b. Polivalen Cara membedakan :

Prinsip : fenol polivalen dapat mereduksi

Monovalen :

◦ Larutan zat + Fehling A:Fehling B ( sama banyak) panaskan → negatif

◦ Aqua brom → endapan putih

◦ Ag-amoniakal

Cara : Zat + AgNO

3

+ NH

4

OH → negatif

(28)

Polivalen :

o

Larutan zat + Fehling A : Fehling B ( sama banyak ) panaskan → endapan merah bata

o

Aqua brom → negatif

o

Ag-amoniakal

Cara : Zat + AgNO

3

+ NH

4

OH → cermin perak

I. REAKSI PENGGOLONGAN

Reaksi diazo : Zat + diazo A : diazo B

( 4 : 1 ) + NaOH ad basa panaskan +

eter/amilalkohol → merah tertarik eter

(29)

II. REAKSI WARNA

o zat + FeCl

3

→ warna biru, hijau

dapat ditambahkan larutan NaHCO

3

5% rp o Reaksi Pougnet ( Marquis )

Cara : zat + formalin + H

2

SO

4

pkt → cincin warna ( merah, coklat, jingga, ungu, hijau o Fluorescensi dalam air, NaOH, NH

4

OH

o Phthalein Smelt

Cara : zat + asam ftalat + H2SO4pkt →

panaskan lalu + air + NaOH ad basa →

fluorescensi

(30)

o Fehling

o Reaksi korek api

Cara : batang korek api celupkan dalam HCl pkt, keringkan.

Zat + HCl encer, batang korek api celupkan → warna

o DAB – HCl

o Ag-amoniakal

o Asam – asam pekat → warna

III. REAKSI KRISTAL

◦ Aseton – air

◦ Sublimasi

(31)

1. Asam gallat

Kristal tak berwarna

TL 225 – 250°C

Kelarutan dalam air dingin 1:87, air panas 1:3, larut dalam alkohol dan aseton

Rasa asam & kelat ( sepet)

Reaksi :

 FeCl

3

→ hijau biru sampai hitam

 NaOH → jingga merah

 Marquis → kuning

 Pb-asetat → endapan yang larut dalam NaOH

 Mereduksi Fehling dan Ag-amoniakal

 KCN → merah ( beda dengan tannin →

coklat merah )

(32)

 Kristal tidak berwarna

 Bau spesifik

 TL 49 - 50°C

 Sukar larut dalam air, larut dalam alkohol

Reaksi :

 FeCl

3

→ hijau muda

 Timol + vanillin → rose, panaskan → merah

 Timol + asam asetat + H

2

SO

4

pkt + HNO

3

pkt → biru ungu

(33)

 Nama lain : Bismuth subgallat

 Serbuk kuning

 Tidak berbau dan tidak berasa

 Tidak larut dalam air maupun alkohol

Reaksi :

 FeCl

3

→ hijau kotor

 NaOH → merah

 Sisa pemijaran → Bi positif

(34)

 Kristal dengan bau khas, TL 27,7°C

 Larut dalam air

Reaksi :

 Marquis → merah violet

 FeCl

3

→ merah coklat

 HNO

3

pkt → merah jingga kuning

 Asam laktat + H

2

SO

4

pkt + guaiakol →

merah frambos

(35)

 Kristal dengan TL 172°C

 Larut dalam air

Reaksi :

 Mereduksi Fehling → endapan coklat

 Marquis → coklat

 Aqua calcis → endapan kuning → coklat ( semalam )

 Pb-asetat + amoniak → endapan abu-abu hijau

 FeCl3 → hijau kebiruan segera kuning coklat didihkan → bau merangsang

(36)

 Nama lain : metil paraben, metil p-oksibenzoat

 Kristal TL 144 - 145°C

 Larut dalam aseton, alkohol, eter

 Rasa : tebal di lidah

Reaksi :

 Sulfat encer → tetes minyak

 Nitrat encer → kuning setelah beberapa saat

 FeCl

3

→ ungu ( dalam alkohol )

 Sublimasi

 Aseton-air

(37)

 Nama lain : propil paraben, propil p- oksibenzoat

 Kristal TL 121°C

Reaksi :

• Marquis → tidak berwarna

• FeCl

3

→ kuning rosa muda + NaHCO

3

→ kuning jingga

• Loco Millon → merah

• Sublimasi

• Aseton-air

(38)

 Serbuk kuning muda – coklat, rasa agak pahit, agak asam

 Larutan dalam air kuning – merah jingga + asam → warna hilang

 Bereaksi asam

Reaksi :

 FeCl

3

→ hijau + NaHCO

3

→ merah coklat

 Zat + Ca + Asam asetat → jingga

(39)

 Kristal TL 41°C

 Bau khas, beracun

 Larut dalam eter, alkohol, gliserin, kloroform

 Dalam air 1:12

Reaksi :

 FeCl

3

→ biru ungu, bila + alkohol 2x volume → kuning

 Loco Millon → merah ungu

 Larutan fenol + amoniak + Na-hipoklorit, hangatkan → hijau - hijau biru, panaskan

→ merah

(40)

 Nama lain : 1,2,3 trihidroksi benzen

 Kristal tidak berwarna, mengkilat, TL 132-133°C

Reaksi :

 FeCl3 → merah coklat + NaHCO3 → biru

 NaOH → merah coklat

 Mereduksi Fehling → endapan coklat pada suhu kamar

 Marquis → merah, panaskan → endapan merah tua

 Aqua calcis → ungu coklat

 Pb-asetat → kuning muda + NaOH → rose

(41)

 Nama lain : 1,3 dihidroksi benzen

 Kristal putih atau tidak berwarna, di udara bebas

→ rose , TL 110-113°C

 Larut dalam alkohol, air, eter, gliserin

Reaksi :

 FeCl3 → ungu biru

 Ag-amoniakal → hijau kuning coklat

 Carletti → cincin ungu

 DAB-HCl → merah ungu

 Marquis → merah violet

 Zat + vanillin + HCl pkt → merah rose, panaskan → merah

(42)

 Polifenol ( poli hidroksi benzen )

 Serbuk kuning abu - abu mengkilat, rasa sepet

 Bereaksi asam dalam larutan air

 Larut dalam air, alkohol, gliserin

Reaksi :

 FeCl3 → biru hitam

 NaOH → merah - merah coklat

 Sulfat pekat → merah violet

 Marquis → negatif

 KCN → merah coklat

(43)

 Nama lain : 3 metoksi hidroksi benzen

 Kristal tidak berwarna, bentuk jarum, bau wangi ( khas ), TL 50-51°C

Reaksi :

 Sulfat pkt + metanol → hijau violet

 Vanilin + HCl pkt + resorsin → merah

 Larutan 1% vanillin dalam HCl pkt +

floroglusin dalam air → merah darah

(44)

 Nama lain : iodokloro oksikinolin

 Serbuk coklat, TL 172-178°C

 Tidak larut dalam air, larut dalam alkohol panas

Reaksi :

 FeCl3 ( dalam etanol ) → biru hijau

 Kocok dengan HNO3 → merah coklat, keluar I2

 Panaskan → bau iodoform

 Sulfat pekat → merah violet

 Sublimasi : seperti cacing

 Reaksi kristal dengan Mayer ( endapan kuning ) dan Dragendorf

(45)

Kristal rose ungu, bau khas, rasa pedas

Sublimasi

Reaksi α – naftol β - naftol

FeCl3 hijau lalu violet panaskan hijau, gumpalan putih

Marquis Coklat hijau

Aqua iod + NaOH Ungu tidak berwarna

NH4OH fluorescensi negatif fluorescensi ungu biru

NaOH fluorescensi biru fluorescensi ungu

(46)

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini dengan judul

Partisipasi adalah proses aktif dan inisiatif yang muncul dari masyarakat serta akan terwujud sebagai suatu kegiatan nyata apabila terpenuhi oleh tiga faktor pendukungnya

Oleh karena perlakuan mikoriza dilakukan lebih awal dari perlakuan lainnya yaitu saat pembibitan, tanaman sementara dicabut kemudian tanah dicampur dengan EDTA

tanda dan gejala, dan akibat dari gangguan jiwa. 2) Mendeteksi pasien gangguan jiwa melalui pengkajian. 3) Menjelaskan gangguan jiwa yang dialami oleh pasien. 4) Menjelaskan masalah

• Evaporasi dipengaruhi oleh temperatur, kelembaban, kecepatan angin, tekanan udara, dan radiasi sinar matahari.. • Transpirasi dipengaruhi oleh kondisi

Hasil pengamatan terhadap aktivitas peserta didik pada siklus II bahwa selama proses pembelajaran/pengajian berlangsung dengan penerapan metode bernyanyi untuk

Apabila sewaktu-waktu suatu ketentuan dari Perjanjian Kerjasama ini menjadi tidak sah, tidak berlaku atau tidak dapat diterapkan berdasarkan ketentuan dan/atau peraturan

Dari tabel 12 dapat dilihat bahwa ketepatan pasien kanker serviks berdasarkan kondisi dari pasien dan tidak adanya kontraindikasi pada pasien di Instalasi rawat inap RSUD “X”