• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI "

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)

134

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Megister Pendidikan Islam Konsentrasi Pendidikan Anak Usia Dini Islam

OLEH:

MENI HANDAYANI NIM. MPU.15.2.2354

PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2018

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan model pembelajaran sentra iman dan taqwa di PAUD Terpadu Tauladan, meningkatkan kemampuan anak didik dalam mencakapkan doa sehari-hari, dan mengetahui solusi yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan anak dalam mencakap doa sehari-hari. Adapun pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan tes.

Penelitian ini dilaksanakan mulai Agustus 2017 sampai dengan Desember 2017 semester 1 tahun pelajaran 2017. Sedangkan tempat dilaksanakan penelitian ini adalah di PAUD TerpaduTauladan. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala anak didik PAUD Terpadu Tauladan sebanyak 15 orang dan guru PAUD Terpadu Tauladan sebanyak 1 orang.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa penerapan pembelajaran sentra iman dan taqwa yang dilakukan dinilai dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mencakap doa sehari-hari, hal tersebut dapat dilihat dari pra-siklus dengan hasil rata-rata sebesar 68.34 yang masuk dalam kategori cukup meningkat menjadi 75.11 pada siklus I yang masuk pada kategori baik, kemudian meningkat siklus II menjadi 84.38 yang masuk kategori baik, dan meningkat pada siklus III menjadi 94.29 yang masuk kategori baik sekali. Begitu juga dengan penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru pada pra-siklus rata-rata 62.5 menjadi 73.2 pada siklus I, meningkat pada siklus II menjadi 80.4 dan siklus III menjadi 89.3 .

Kata Kunci : Sentra Iman dan Taqwa, Mencakap Doa Sehari-Hari, Pelaksanaan Pembelajaran.

(7)

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the implementation of Iman dan Taqwa learning centers in PAUD Terpadu Tauladan, improve the ability of students to carry out daily prayers, and find out solutions to improve the ability of educators to carry out learning to develop children's ability to pray a day –day. The research approach used in this study is classroom action research. Data collection techniques used in this study were observation, interviews, documentation and tests.

This research was conducted from August 2017 to December 2017 in the first semester of the school year 2017. While the place for this research was conducted in the Integrated ECE PAUD. The population in this study was 15 heads of integrated PAUD students and 1 integrated PAUD teacher.

Based on the results of the research that has been done, it is known that the application of learning centers of faith and taqwa carried out can improve the ability of children to attain daily prayers, this can be seen from the pre-cycle with an average result of 68.34 which falls into the fairly increasing category became 75.11 in the first cycle which entered the good category, then increased the second cycle to 84.38 which entered the good category, and increased in the third cycle to 94.29 which was very good category. Likewise with the assessment of the implementation of learning carried out by teachers in the pre-cycle average of 62.5 to 73.2 in the first cycle, increasing in the second cycle to 80.4 and the third cycle to 89.3.

Keyword : Iman dan Taqwa, Prayer, Learners

(8)
(9)
(10)

MOTTO

ْ اوُعۡدٱ

ُْهَّنِإًْۚ ةَيۡفُخ َوْا ٗع ُّرَضَتْ ۡمُكَّب َر ْ

ْ ُّب ِحُيْ َلَ ۥْ

َْنيِدَتۡعُمۡلٱ

ْ ٥٥

ْ

ْ

Artinya : Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas (QS. Al A’raf:55)

(11)

PERSEMBAHAN

Tesis ini kupersembahkan kepada orang tua dan mertuaku : Ayahandaku terhormat Jamal

Ibundaku tercinta Yulidar Ayah mertuaku terhormat Syahril

Ibu mertuaku tercinta Hazmi Saudari –saudariku Tersayang

Nini Maryanti, Kiki Handoko dan Dewi Puspita Sari Suamiku Tercinta Heriansyah

Dosen serta teman – teman seperjuangan sebagai motivator dan penyemangat untukku

sehingga tesis ini dapat di selesaikan

(12)

KATA PENGANTAR

Tesisiniditulisdalamrangkamemenuhisebagianpersyaratanuntukmemp erolehgelar Magister (S2) KonsentrasiPendidikanIslam AnakUsiaDini(PIAUD) Program StudiPendidikan Islam PascasarjanaUniversitasIslam

NegeriSuthanThahaSaifuddin Jambi.

Penulisantesisini, dilandasibeberapakajianliteratur yang berhubungandengan Penggunaan sentra iman dan taqwa dalam

mencakapkan membaca do’a sehari-hari pada Anak Usia Dini di PAUD terpadu tauladan kecamatan muara tembesi.

Tesisiniditulisberdasarkanpadapenelitianlapangandalamkurunwaktutigabulan , yang dilaksanakan di Taman Kanak-kanak Terpadu tauladan, yang

bertempat di Jalan Jambi-Ma.Bungo Desa Rantau kapas Mudo, Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten Batang Hari, denganjudul: Penggunaan Sentra ImandanTaqwadalamMencakapkanMembaca Do’a Sehari-hari pada Anak Usia Dini di PAUD Terpadu Tauladan Kecamatan Muara Tembesi

Tesisinidisusununtukmemenuhisebagianpersyaratangunamemperoleh gelarMegister (S2) Pendidikan Islam KonsentrasiPendidikanIslam

AnakUsiaDinipada PPs UIN STS Jambi, Selama proses penyelesaiantesisini, banyakpihak yang

telahmemberikankontribusibaiklangsungmaupuntidaklangsung,

olehkarenaitupadakesempataninipenulismengucapkanterimakasihdanpengha rgaankepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad HuseinRitonga, MAselakuDirekturPascasarjana UIN STS Jambi

2. BapakDr.H.M.SyahranJailani, M.Pd.IdanBapak Dr. Shalahuddin, M.Pd.IselakuPembimbing I danPembimbing II

3. Bapak Dr. H. Hidayat, M.PdselakuKoordinator Program Magister (S2) Pascasarjana UIN STS Jambi, danBapak Dr. Abd Malik, M.SiselakuKetua Program StudiPendidikan Islam Pascasarjana UIN STS Jambi

(13)

4. BapakKesbanglinmasProvinsi Jambi

danKepalaDinasBinaKesbangProvinsi Jambi

yengtelahmemberikanizinpenelitian

5. Kepala Taman Kanak-kanakTerpadu tauladan Muara Tembesi, IbuEka Susanti,S.Pd

6. Para guru, Staf, danpesertadidik Taman Kanak-kanakTerpadu Tauladan Muara Tembesi

7. BapakdanIbuDosenPacasarjana UIN STS Jambi 8. BapakdanIbustafPascasarjana UIN STS Jambi

9. Teman-temanseperjuanganPacsasarjana UIN STS Jambi 10. Semua yang tidakdapatpenelitisampaikansatupersatu.

Penulismenyadarimasihterdapatkekurangan, saran dantanggapangunapenyempurnaantesisini, akanpenulisterima, semogatesisinidapatbergunabagipembacasekalian.

Akhirnyapenulisucapkanterimakasih.

Jambi, November 2018 Penulis

MENI HANDAYANI NIM. MPU.15.2.2354

(14)

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I.PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Focus Penelitian ... 8

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 9

BAB II. LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN .... 10

A. Landasan Teori ... 10

1. Pendidikan Anak Usia Dini ... 10

2. Sentra Iman dan Taqwa ... 25

3. Mencakapkan ... 35

4. Doa Sehari-Hari ... 25

5. Prinsip Dasar Model Pembelajaran Sentra ... 53

6. Dasar Hukum Pembelajaran Sentra ... 55

B. Penelitian yang Relevan ... 58

BAB III. METODE PENELITIAN ... 60

A. Pendekatan Penelitian ... 60

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 60

C. Jenis dan Sumber Data ... 61

D. Teknik Pengumpulan Data ... 62

(15)

E. Teknik Analisis Data ... 65

F. Validasi Data ... 67

G. Prosedur Penelitian Tindakan ... 67

H. Rencana dan Waktu Penelitian ... 76

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI, HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASILPENELITIAN ... 77

A. Deskripsi lokasi Penelitian ... 77

B. Hasil Penelitian ... 82

BAB V : PENUTUP ... 130

A. Kesimpulan ... 130

B. Saran ... 131

DAFTAR PUSTAKA

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Standar Tingkat Capaian Perkembangan Nilai-Nilai Agama dan Moral Kelompok Usia 4-6 Tahun ... 54 Tabel 2. Instrumen Penilaian Doa Sehari-Hari ... 62 Tabel 3. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran ... 64 Tabel 4. Daftar Pertanyaan Terkait Pelaksanaan Pembelajaran

Sentra Lama... 39 Tabel 5. Rencana dan waktu penelitian ... 76 Tabel 6. Jumlah Murid Taman Kanak-Kanak Tauladan Kecamatan

Muara Tembesi Tahun 2009 s/d 2018 ... 78 Tabel 7. Keadaan Guru PAUD/TK Tauladan Kecamatan Muara

Tembesi Kabupaten Batang Hari ... 78 Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Mencakap Doa Sehari-Hari Anak Pra-

Siklus ... 82 Tabel 9. Rekapitulasi Kategori Mencakap Doa Sehari-Hari

AnakRefleksi Awal / Pra Siklus ... 87 Tabel 10. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Guru Pra-Siklus ... 88 Tabel 11. Hasil Penilaian Kemampuan Mengucap Doa Sehari-Hari

Anak Siklus I ... 93 Tabel 12. Rekapitulasi Kategori Mencakap Doa Sehari-Hari Anak

Siklus I ... 98 Tabel 13. Hasil Observasi PelaksanaanPembelajaran Guru Siklus I .. 98 Tabel 14. Pertanyaan Pelaksanaan Sentra Iman dan Taqwa Siklus I 99 Tabel 15. Hasil Penilaian Kemampuan Mengucap Doa Sehari-Hari

Anak Siklus II ... 105 Tabel 16. Rekapitulasi Kategori Mencakap Doa Sehari-Hari AnakSiklus

II ... 110 Tabel 17. Hasil Observasi PelaksanaanPembelajaran Guru Siklus II . 111 Tabel 18. Daftar Pertanyaan Pelaksanaan Sentra Iman dan Taqwa

Siklus II ... 112

(17)

Tabel 19. Hasil Penilaian Kemampuan Mengucap Doa Sehari-Hari

Anak Siklus III ... 117 Tabel 20. Rekapitulasi Kategori Mencakap Doa Sehari-Hari AnakSiklus

III ... 122 Tabel 21. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Guru Siklus III ... 123 Tabel 22. Daftar Pertanyaan Pelaksanaan Sentra Iman dan Taqwa

Siklus III ... 124 Tabel 23. Rekapitulasi Hasil Observasi Terhadap Kemampuan

Mencakap Doa Sehari-Hari Anak Pra-Siklus, Siklus I dan

Siklus II ... 125 Tabel 24. Rekapitulasi Hasil Observasi Terhadap Pelaksanaan

PembelajaranOleh GuruPra-Siklus, Siklus I dan Siklus II ... 125

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan ... 68

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pra Siklus Lampiran 2 Siklus 1 Lampiran 3 Siklus 2 Lampiran 4 Siklus 3

(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak-anak adalah generasi penerus bangsa. Dipundak mereka kelak kita menyerahkan peradaban yang telah kita bangun dan akan kita tinggalkan. Kesadaran akan arti penting generasi penerus yang berkualitas mengharuskan kita serius membekali anak dengan pendidikan yang baik agar dirinya menjadi manusia seutuhnya dan menjadi generasi yang lebih baik dari pendahulunya. Proses pembekalan anak terbaik adalah ketika menginjak usia dini melalui pendidikan yang dilakukan oleh orang tua ataupun guru. Pendidikan anak usia dini merupakan upaya pembinaan yang di tujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian stimulus agar membantu perkembangan anak, baik pertumbuhan jasmani maupun rohani, sehingga anak memiliki kesiapan memasuki usia yang lebih lanjut.1

Usia dini merupakan priode awal yang paling penting dan mendasar disepanjang rentang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia.

Masa ini ditandai oleh berbagai periode penting yang fundamental dalam kehidupan anak sampai periode akhir perkembangannya. Salah satu periode yang menjadi ciri usia dini adalah the golden ages atau periode keemasan.2

Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas baik secara fisik, sosial,emosi, kognitif dan spiritual yang berhubungan erat satu sama lain.

Masa usia dini merupakan masa paling penting untuk sepanjang hidupnya, sebab masa usia dini adalah masa pembentukan pondasi dan dasar kepribadian yang akan menentukan karakteristik anak selanjutnya. Demikian pentingnya usia tersebut maka kebutuhan akan pendidikan anak usia dini mutlak dipenuhi. Perubahan dalam satu dimensi pada anak akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh dimensi lainnya seperti keluarga, teman

1Martinis yamin dan Jamila Sabri Sanan, Panduan Paud ( Jakarta: GP Press, 2010) hal.1.

2Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini Kelas Awal SD/MI (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011) hal.6.

(21)

dan guru tentunya. Banyak para ahli yang menilai periode 5 tahun sejak kelahiran akan menentukan perkembangan anak selanjutnya,baik ahli pendidikan pakar psikologi anak maupun kalangan ahli gizi melihat betapa pentingnya pola pengasuhan pemenuhan kebutuhan anak usia dini terutama yang berhubungan dengan asah, asih dan asuh.3

Sebagaimana yang tertuang pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, Akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, dan negara.4

Perlu disadari masa awal kehidupan anak merupakan masa terpenting dalam rentang kehidupannya, pada masa ini pertumbuhan otak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat (Eksplosif). Mengingat pentingnya masa ini maka peran stimulasi berupa penyediaan lingkungan yang kondusif harus disiapkan oleh pendidik,para orang tua, pengasuh atau orang dewasa lainnya yang ada disekitar anak, sehinggga anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan seluruh potensinya. Potensi yang dimaksud meliputi aspek moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional dan kemandirian, kemampuan bahasa,kognitif, fisik/motorik.

Upaya pengembangan karakteristik anak harus dilakukan dengan kegiatan bermain agar tidak membuat anak kehilangan masa bermainnya.

Bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak, bermain juga membantu anak mengenal dirinya dengan siapa ia hidup serta lingkungan tempat ia hidup. Melalui bermain, anak-anak memperoleh kesempatan untuk berkreasi, bereksplorasimenemukan dan mengekpresikan

3 Hasnida,Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini(Jakarta: PT.Luxima Metro Media,2015) hal.1

4Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) Nomor 20 Tahun2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

(22)

perasaanya. Kebutuhan anak usia dini harus terpenuhi untuk membentuk generasi terbaik karena masa ini sangat menentukan seperti apa mereka kelak jika dewasa baik dari segi fisik, mental maupun kecerdasan.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi dalam perjalanan anak menuju kedewasaan, pengalaman yang dialami anak pada usia dini akan berpengaruh kuat terhadap kehidupan selanjutnya, pengalaman tersebut akan bertahan lama, bahkan tidak akan terhapuskan, apa yang mereka dapat dan apa yang diajarkan pada anak di usia dini akan tetap membekas dan bahkan memiliki pengaruh yang dominan dalam menentukan setiap pilihan dan langkah hidup mereka.

Pendidikan memberikan pengaruh dan kontribusi yang sangat besar bagi pengembangan diri anak, pendidikan dalam hal ini dipahami sebagai suatu tindakan yang dilakukan dengan sengaja oleh seorang pendidik atau pengasuh anak guna mencapai tujuan yang telah ditentukan, atau mencapai kondisi yang lebih bagi anak. Segala perilaku dan stimulasi yang diterima anak akan berpengaruh terhadap pembentukan dan pengembangan dirinya, baik disengaja maupun tidak disengaja. Pendidikan merupakan bentuk prilaku dan stimulasi yang disengaja dan disadari oleh pendidik, sehingga efek yang dihasilkan diharapkan akan lebih baik dengan prilaku atau stimulasi yang diterimah secara spontan.Pendidikan Anak Usia Dini (Early Child Education/PAUD) sangat penting dilaksanakan sebagai dasar bagi pembentukan kepribadian manusia secarah utuh yaitu membentuk karakter, budi pekerti luhur,cerdas, ceria,terampil dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.5

Usia lahir sampai memasuki Pendidikan Dasar merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis. Pada masa ini orang tua harus sangat hati- hati serta harus memberi stimulus yang tepat sesuai perkembangan anak.

Pada masa ini juga (0 – 6 tahun) merupakan masa yang tepat untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan anak, yang meliputi fisik, bahasa, sosial-emosional,seni,moral dan nilai-nilai agama. Pernyataan

5Ibid hal 1.3

(23)

tersebut diperkuat oleh UU Nomor 23 Tahun 2003 tentang perlindungan anak yang menyatakan bahwa “setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.

Salah satu implementasi dari UU tersebut adalah setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadi dan tingkat kecerdasan sesuai dengan minat dan bakatnya.6Didalam Islam pun dikatakan bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting, seperti yang tercantum pada surat thaha ayat114 :

ْ ُّقَحۡلٱُكِلَمۡلٱُهَّللٱىَلََٰعَتَف

ِْبْ ۡلَجۡعَتْ َلَ َو ْ

َْء ۡرُقۡلٱ

ِْنا

ْنِم ْ

ُْيْنَأْ ِلۡب َْق

ْۡح َوْ َكۡيَلِإْ َٰٰٓىَضۡق

ُْهُي

ْ ۥ

ْلُق َو ْ

ْا ٗم ۡلِعْيِنۡد ِزِْ ب َّر ١١٤

Artinya: “Maka Maha Tinggi Allah Raja yangsebenar-benarnya, dan janganlahkamu tergesah-gesah membaca Al-Qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu,dan katakanlah:“YaTuhanku tambahkan kepadaku Ilmu Pengetahuan”.7

Di dalam Surat Shaad ayat 29:

ْ بََٰتِك

َْءْ ا ٰٓوُرَّبَّدَيِ لْ ٞك َرََٰبُمْ َكۡيَلِإُْهََٰنۡل َزنَأ ْ

ََْٰيا

ِْهِت ۦ

َْو ْ

َّْكَذَتَيِل

ْ اوُل وُأْ َر

ََْٰبۡلَ ۡلۡٱ

ِْب

ْ ٢٩

ْ

Artinya: “Ini adalah kitab yang kami turunkan kepadamu penuhengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.8

Pada masa usia dini, anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar dan melakukan apapun untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Selain itu, secara naluri mereka aktif bergerak. Mereka akan menuju kemana saja

6Widarmi D Wijana,dkk,Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta:Universitas Terbuka,2010),hal.5.1

7Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: departemen Agama RI,2006) hal 475.

8Departemen Agama RI, Op.Cit,hal.736.

(24)

sesuai dengan minat atau kesenangannya. Dengan aktivitasnya tersebut, anak memenuhi kebutuhan perkembangan dan belajarnya.9

Anak cenderung suka mengulang-ngulang berbagai kegiatan atau permainan yang sama meskipun rentang perhatian yang pendek. Oleh karena itu, pendidikan dapat memfasilitasinya melalui kegiatan yang memberikan kesempatan karena anak-anak senang mengenal dan mengidentifikasi benda-benda yang ada dilingkungan sekitarnya maka pendidik perlu memfasilitasinya dengan alur atau petunjuk-petunjuk yang sifatnya sederhana dan khusus, untuk dapat memfasilitasi anak dengan sebaik-baiknya, pendidik perlu membuat rancangan kegiatan secara sistematis,efektif dan efisien.10

Pelaksanaan pembelajaran di taman kanak-kanak membutuhkan sesuatu pengelolaan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang merupakan acuan dalam pembelajaran. Kurikulum merupakan seperangkat pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran dengan hasil suatu kemampuan kemampuan, keterampilan, sikap tertentu pada anak yang dapat diamati dan diukur.11

Dengan kata lain kurikulum merupakan seperangkat rencana yang dikembangkan untuk mempelancar proses pembelajaran. Disusun untuk mengembangkan kemungkinan sesuai dengan perkembangan dan keunikan setiap anak dalam potensi, minat, kecerdasan berbahasa, kognitif, sosial, emosional, spiritual, kinestetik (fisik motorik) serta seni.Kurikulum PAUD dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan perkembangan (Standar Performance) anak pada segala aspek perkembangan sehingga dapat membantu mempersiapkan anak beradaptasi secara kreatif dengan lingkungan masakini dan masa depan kehidupannya.12Kurikulum dipandang sebagai jantung sebuah program pendidikan. Kurikulum dapat dipandang

9Luluk Asmawati,dkk, Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini (Jakarta:UT,2010), hal 1.1

10Ibid hal 1.1

11Luluk Asmawati,Perencanaan Pembelajaran PAUD,(Bandung:PT.Remaja Rosdakarya Ofsfset 2014) hal.17

12Trianto,Op.Cit,hal.27.

(25)

juga sebagai strategi dan cara yang dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan yang di tetapkan secara nasional. Pemerintah menyadari betapa pentingnya kedudukan dan peran kurikulum sebagai suatu elemen yang memberi arah dalam program pada pendidikan.13

Salah satu upaya implementasi kurikulum adalah dengan menerapkan pola pendidikan dengan model pendekatan sentra, pendekatan Sentra sebenarnya bukanlah hal yang baru bagi dunia anak di Indonesia karena sudah sejak lama kita mengenal adanya sudut-sudut dalam penataan sarana prasarana, khususnya di taman kanak-kanak, yang sejatinya dimaksud dengan sentra.14

Istilah sentra sering disebut juga dengan Area atau lingkungan terpusat, sudut kegiatan (activity center), sudut belajar (learning centre) atau sudut minat (interest centre). Sentra dapat diartikan sebagai permainan dan kegiatan yang disusun sedemikian rupa untuk memberikan semangat pada kegiatan-kegiatan pembelajaran secara khusus, yaitu yang berhubungan dengan kehidupan keluarga, musik, seni, sains, balok bangunan, dan seni berbahasa.

Sentra mempunyai keterkaitan yang kuat dengan beberapa pandangan ahli pendidikan, seperti Pestalozzi yang percaya bahwa anak-anak belajar melalui interaksi langsung dengan anak lain dan lingkungannya; John Deweydengan penekanan “belajar sambil bekerja” dan “hubungan organik antara pendidikan dan pengalaman seseorang”; serta Montessori dengan pemikirannya bahwa anak kecil belajar melalui tugas-tugas dan alat-alat belajar yang disiapkan dengan hati-hati.

Berdasarkan pengamatan di PAUD Terpadu Tauladan guru telah melaksanakan kegiatan pembelajaran model Sentradan telah menggunakan kurikulum2013. Pada pelaksanaan pembelajaran di PAUD Terpadu Tauladan

13Direktorat PAUD,Pedoman Penilaian Pembelajaran Program Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jendral pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI,2014),hal 2

14Luluk Asmawati,dkk.Op.Cit.,hal.8.3

(26)

metode yang digunakanmengacu pada tingkat pencapaian perkembangan nilai-nilai agama dan moral,yang berdasar pada Permendiknas Nomor 146 Tahun 2013, dan menggunakan pendekatan pembelajaran sentra pada prosesnya.PAUD tersebut menerapkan Lima model sentra diantaranya adalah sentra persiapan,sentra main peran,sentra bahan alam,sentra seni dan kreativitas serta sentra iman dan taqwa yang lebih dikenal dengan sentra Imtaq.

Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap pelaksanaan sentra iman dan taqwa yang diterapkan di PAUD Terpadu Tauladan oleh guru ternyata dapat membantu anak untuk mengenal dan memahami konsep-konsep Agama Islam secara sederhana sehingga anak mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.Pembelajaran agama harus dikaitkan dengan perkembangan anak yang sesuai dengan realita atau kenyataan yang ada di kehidupan yang dihadapi oleh anak sehari-hari. Pembelajaran agama yang diterapkan ini merupakan pembelajaran yang mana menghadirkansuasana alam kedalam lingkungan pembelajaran.

Pembelajaran pada anak usia dini tak lepasdari media yang digunakan.

Media dalam komunikasi pembelajaran pada Anak Usia Dini semakin penting, artinya mengingat perkembangan anak, penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu anak dalam memberikan pengalaman bermakna bagi anak serta mempermudah anak dalam memahami sesuatu yang abstrak menjadi kongkrit, anak dapat belajar dengan memanipulasi benda-benda dengan kongkrit.15

Berdasarkan hasil Grandtouryang dilakukan peneliti pada bulanJuni 2016 yang menemukan beberapa hal yang tidak sesuai, berbeda dengan penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).Pada umumnya di PAUD Terpadu Tauladan: pertama, metode yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang menarik sehinggaanak kurang berminat untuk mengikuti pembelajaran di sentra imtaq. Kedua, kurangnya pemahaman guru

15http://ayumahyumi.wordpress.com/2014/02/05.Pembelajaran-agama-di-sentra-imtaq- taman-kanak-kanak-huffazh/12/07/2016

(27)

dalam mengajarkan doa sehari-hari kepada anak-anak. Ketigakemampuan pendidik untuk menilai tahap kemampuan anak dalam mengembangkan nilai-nilai moral keagamaan masih kurang.

Berdasarkan temuan tersebut yaitu adanya kesenjangan antara kenyataan(pelaksanaan pembelajaran melalui sentra imtaq di PAUD Terpadu Tauladan) dengan harapan pembelajaran melaluisentra imtaqyang diharapkan dapat mengembangkan kemampuan anak dalam mencakapkan Doa sehari-hari yang telah dipaparkan diatas mendorong penulis ingin mengkaji lebih dalam tentang“PenggunaanSentra Iman dan Taqwa dalam Mencakapkan Membaca Doa Sehari-Hari pada Anak Usia Dini di PAUD Terpadu Tauladan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas dapat di ajukan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran sentra Imtaqdi PAUD Terpadu Tauladan?

2. Bagaimana meningkatkan kemampuan anak didik dalammencakapkan membacaDoa sehari-hari?

3. Apa saja solusi yang dapat diberikan untuk meningkatkan kemampuan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran untuk mengembangkan Membaca Doasehari-hari?

C. Fokus Penelitian

Adapun penelitian Dilaksanakan di PAUD Terpadu Tauladan yang beralamat di RT.08 Dusun IV, Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi. Penelitian ini difokuskanpada kegiatan pembelajaran di sentra Imtaq dalam pengembangan nilai moral agama yaitu mencakapkan membaca Doa sehari-hari anak Usia 5-6 kelompok B1 dan B2.

(28)

D.Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk menjawab permasalahan yang telah dipaparkan. Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui bagaimana langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran disentra imtaq di PAUD Terpadu Tauladan dalam pengembangan mencakapkan membaca Doa sehari-hari. Dari pernyatan pokok tersebut dapat terinci menjadi tiga tujuan khusus berikut ini:

a. Untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran sentra imtaq yang di gunakan pendidik PAUD Terpadu Tauladan.

b. Untuk mengetahui kegiatan apa yang efektif dalam perkembangan mencakapkan doa’ sehari-hari pada anak usia dini.

c. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menilai tahap perkembangan nilai moral anak khususnya dalam penguasaan Doa sehari-hari.

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini mempunyai manfaat teoritis dan praktis.Pertama,dari segi teoritis diharapkan bermanfaat untuk pengembangan keilmuan khususnya dalam pembelajaran di sentra imtaq dalam Mencakapkan membacaDoa sehari-hari anak usia dini khususnya di TK.

Kedua, dari segi praktis,diharapkan berguna bagi:

a. Bagi lembaga/yayasan sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pencerahan dalam membina, mengembangkan serta meningkatkan mutu program pendidikan dan kualitas pendidik.

b. Bagi pendidik PAUD Terpadu Tauladan dapat memberi masukan gambaran tentang kegiatan pembelajaran melalui sentra imtaq.

c. Bagi penelitian sebagai tambahan pengetahuan Khususnya dibidang pendidikan taman kanak-kanak (TK) dalam pembelajaran didalam sentra imtaq untuk mencakapkan membacaDoa sehari-hari.

(29)

134 1. Pendidikan Anak Usia Dini

Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentan usia 0-6 tahun (Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003)16. Menurut National Assosiation Education for Young Children (NAEYC) dalam Slamet Suyanto17, anak usia dini adalah sekelompok individu yang berada pada rentang usia antara 0-8 tahun. Pada masa ini merupakan masa emas atau golden age, karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan tidak tergantikan pada masa mendatang. Menurut berbagai penelitian di bidang neurologi, terbukti bahwa 50% kecerdasan anak terbentuk dalam kurun waktu 4 tahun pertama. Setelah anak berusia 8 tahun perkembangan otaknya mencapai 80% dan pada usia 18 tahun mencapai 100%.

Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.8 Pengertian tersebut menyiratkan tentang sasaran, proses layanan, lingkup aspek perkembangan, tujuan, serta peran PAUD sebagai daar bagi pencapaian keberhasilan pendidikan di tahap yang lebih tinggi.Pendidikan Anak Usia menurut Hasan18diselenggarakan pada jalur formal, informal, dan nonformal.

Dari beberapa pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa usia yang termasuk dalam anak usia dini adalah pada usia 0-8 tahun. Usia ini dianggap sebagai masa emas karena pada masa ini anak-anak mengalami kemajuan

16Depdiknas .2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003.tentang sistem pendidikan nasional.

17Suyanto, Konsep Dasar Anak Usia Dini(Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.2011)h.6

18Ali, Hasan . Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. CAPS (Center For Academic Publishing Service).(Yogyakarta,2013)h.55

(30)

yang sangat pesat. Untuk itu, perlu diberikan pendidikan baik diusia dini.

PAUD dijadikan sebagai salah satu upaya untuk pencapaian keberhasilan pendidikan pada tahap selanjutnya.

Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun.

Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak.

Usia dini merupakan usia dimana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age). Makanan yang bergizi yang seimbang serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut.

Penyelenggaraan program PAUD dfi Indonesia menganut pendekatan system Approach (pendekatan menyeluruh, integrative dan stematik) yang didalamnya terdiri dari beberapa komponen, yaitu anak sebagai masukan danpembinaan. Lembaga-lembaga terkait yang menentukan kebijakan serta program orang tua, masyarakat, organisasi dan media masa sebagai penunjang penyelenggaraan PAUD.

Anak usia dini memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa, karena anak usia dini tumbuh dan berkembang dengan banyak cara dan berbeda. Menurut Sofia Hartati menjelaskan bahwa karakteristik anak usia dini sebagai berikut: 1) memiliki rasa ingin tahu yang besar, 2) merupakan pribadi yang unik, 3) suka berfantasi dan berimajinasi, 4) masa potensial untuk belajar, 5) memiliki sikap egosentris, 6) memiliki rentan daya konsentrasi yang pendek, 7) merupakan bagian dari mahluk sosial.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak usia 0-8 tahun yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, serta memiliki karakteristik unik, egosentris, imajinatif, memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan daya konsentrasi pendek.19

a. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini

19Hartati Sofia. Perkembangan Belajar Pada Anak Usia Dini. (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,2011)h.8-9

(31)

Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian stimulus pendidikan agar membantu perkembangan dan pertumbuhan baik jasmani maupun rohani sehingga anak memiliki kesiapan memasuki pendidikan lebih lanjut Martinis Yamin & Jamilah20.

Trianto menjabarkan tujuan PAUD secara khusus, yaitu (1) membangun landasan bagi berkembangnya potensi anak agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab, (2) Mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, dan sosial anak pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan. 21

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun yang dilakukan melalui memberikan stimulus untuk mengembangkan potensi anak baik jasmani maupun rohani berdasarkan tahap perkembangannya.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, Pendidikan Anak Usia Dinidapat dilaksanakan melalui pendidikan formal, nonformal dan informal. Pendidikan Anak Usia Dini jalur formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat. Pendidikan Anak Usia Dini jalur nonformal berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), sedangkan PAUD pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluargaatau pendidikan yang diselenggarakan lingkungan seperti bina

20Yamin, Martinis & Jamilah, Sabri Sanan. Panduan Paud Pendidikan Anak Usia Dini.

(Ciputat: Gaung Persada Press Group,2012).h.1

21Trianto,M,Pd. Mendesain model pembelajaran inovatif – progresif . (Kencana, Jakarta,2011).h.25

(32)

keluarga balita dan posyandu yang terintegrasi PAUD atau yang kita kenall dengan satuan PAUD sejenis (SPS).22

Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan NasionalPasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.23

Dari peraturan perundang-undangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa PAUD menjadi salah satu upaya yang disiapkan untuk anak-anak usia 0-6 tahun dengan harapan lebih siap dalam menerima pendidikan pada jenjang selanjutnya.

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.

Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun. 3 Penyelenggaraan PAUD jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-Kanak(TK)/Raudhatul Atfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat, yangmenggunakan program untuk anak usia 4 – ≤6 tahun. Sedangkanpenyelenggaraan PAUD jalur pendidikan nonformal berbentukTaman Penitipan Anak (TPA) dan bentuk lain yang sederajat, yangmenggunakan program untuk anak

22Ibid

23Depdiknas .2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003.tentang sistem pendidikan nasional

(33)

usia 0 – <2 tahun, 2 – <4 tahun,4 – ≤6 tahun dan Program Pengasuhan untuk anak usia 0 - ≤6 tahun; Kelompok bermain (KB) dan bentuk lain yang sederajat menggunakan program untuk anak usia 2 – <4 tahun dan 4 – ≤6tahun.

Dari beberapa penjelasan diatas bahwa beberapa pasall membahas mengenai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). PAUD sendiri digunakan sebagai rangsangan untuk pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan untuk pendidikan selanjutnya. PAUD sendiri dilakukan menggunakan dua jalur yaitu formal dan nonformal. Pada jalur formal PAUD dilaksanakan berbetuk Taman Kanak-Kanak. Sedangkan pada jalur non formal berbentuk Tempat Penitipan Anak. Kedua jalur tersebut sama-sama memiliki fungsi yang sama yaitu mempersiapkan anak sebelum pada tahap pendidikan selanjutnya.

b. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentukpenyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakandasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasimotorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta,kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap danperilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengankeunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usiadini.

Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia diniyaitu:

1) Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yangberkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuaidengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapanyang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar sertamengarungi kehidupan di masa dewasa.

2) Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak

(34)

mencapaikesiapan belajar (akademik) di sekolah.

Fungsi PAUD itu sendiri, yaitu:

1) Fungsi Adaptasi

Berperan dalam membantu anak melakukan penyesuaian diri dengan berbagai kondisi lingkungan serta menyesuaikan diri dengan keadaan dalam dirinya sendiri.

2) Fungsi Sosialisasi

Berperan dalam membantu anak agar memiliki keterampilanketerampilan sosial yang berguna dalam pergaulan dan kehidupan sehari-hari dimanapun anak berada.

3) Fungsi Pengembangan

Berkaitan dengan pengembangan berbagai potensi yang dimiliki oleh anak.

4) Fungsi Bermain

Berkaitan dengan pemberian kesempatan pada anak untuk bermain, karena bermain merupakan hak anak sepanjang kehidupannya.

Melalui kegiatan bermain, anak akan mengeksplorasi dunianya serta membangun pengetahuannya sendiri.

5) Fungsi Ekonomik

Pendidikan yang terencana pada anak merupakan investasi jangka panjang yang dapat menguntungkan pada perkembangan selanjutnya.

Terdapat periode sensitif untuk belajar pada anak usia 1 hari sampai dengan 6 tahun. Pada setiap periode ditandai oleh adanya ketertarikan dan keingintahuan yang kuat dari anak terhadap sesuatu yang terdapat di lingkungannya. Periode ini disebut dengan masa emas dan tidak akan terulang kembali selama masa perkembangan seorang anak.

Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini pada hakikatnya adalah pengembangan kurikulum secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang

(35)

diberikan pada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus dikuasainya dalam rangka pencapaian potensi yang harus dimiliki oleh anak.

c. Prinsip Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Dalam melaksanakan Pendidikan anak usia dini hendaknyamenggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1) Berorientasi pada Kebutuhan Anak

Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasaberorientasi kepada kebutuhan anak. Anak usia dini adalah anakyang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis, yaitu intelektual, bahasa,motorik, dan sosio emosional.

2) Belajar melalui bermain

Bermain merupakan saran belajar anak usia dini. Melalui Bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, manfaatkan, dan mengambil kesimpuilan mengenai benda di sekitarnya

3) Lingkungan yang kondusif

Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehinggamenarik dan menyenangkan dengan memperhatikan keamananserta kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan belajarmelalui bermain.

4) Menggunakan pembelajaran terpadu

Pembelajaran pada anak usia dini harus menggunakankonsep pembelajaran terpadu yang dilakukan melalui tema. Temayang dibangun harus menarik dan dapat membangkitkan minatanak dan bersifat kontekstual. Hal ini dimaksudkan agar anakmampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelassehingga pembelajaran menjadi mudah dan bermakna bagi anak.

5) Mengembangkan berbagai kecakapan hidup

Mengembangkan keterampilan hidup dapat dilakukanmelalui

(36)

berbagai proses pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agaranak belajar untuk menolong diri sendiri, mandiri danbertanggungjawab serta memiliki disiplin diri.

6) Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar

Media dan sumber pembelajaran dapat berasal darilingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengajadisiapkan oleh pendidik/guru.

7) Dilaksanakan secara bertahap dan berulang –ulang

Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukansecara bertahap, dimulai dari konsep yang sederhana dan dekatdengan anak. Agar konsep dapat dikuasai dengan baik hendaknyaguru menyajikan kegiatan–kegiatan yang berluang.

Pengadaan sarana PAUD harus memenuhi standard isi.Standard isi mencangkup beberapa hal mengenai standard kegiatanyang ada pada sarana PAUD, antara lain adalah standard strukturprogram dan bentuk kegiatan layanan.

Struktur program kegiatanPAUD mencakup bidang pengembangan pembentukan perilaku dan bidang pengembangankemampuan dasar melalui kegiatan bermain dan pembiasaan.Lingkup pengembangan meliputi: (1) nilai-nilai agama dan moral, (2)fisik, (3) kognitif, (4) bahasa, dan (5) sosial emosional.

Kegiatanpengembangan suatu aspek dilakukan secara terpadu dengan aspekyang lain, menggunakan pendekatan tematik. 8Bentuk Kegiatan Layanan PAUD dikelompokkan berdasarkanusia anak : a. Kegiatan PAUD untuk kelompok usia 0 - < 2 tahun.

b. Kegiatan PAUD untuk kelompok usia 2 - < 4 tahun.

c. Kegiatan PAUD untuk kelompok usia 4 - ≤ 6 tahun.

d. Kegiatan pengasuhan anak usia 0 - ≤ 6 tahun yang dilakukansetelah kegiatan a, b, c selesai dilakukan.

e. Kegiatan penitipan anak usia 0 - ≤ 6 tahun yang dilakukandengan menggabungkan kegiatan a atau b atau c dengan d.

(37)

d. Landasan Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini 1) Landasan Yuridis

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian dari pencapaian tujuan pendidikan nasional sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa pepada Tuhan yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.24

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian dari pencapaian tujuan pendidikan nasional, sebagaimana diatur dalam Undang- Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional

25yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Dari dua pernyataan diatas dapat dijelaskan bahwa PAUD merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional. Dimana diharapkan anak bangsa memiliki pengetahuan, ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani serta memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

Selanjutnya pada Pasal 28B Ayat 2 dinyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi,

24Depdiknas .2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003.tentang sistem pendidikan nasional

25UU. RI No 2 tahun 1989, sistem pendidikan Nasional dan Penjelasanya

(38)

sedangkan pada Pasal 28 C Ayat 2 dinyatakan bahwa setiap anak berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.

Pada pasal diatas dijelaskan bahwa setiap anak memiliki hak yang sama untuk memiliki kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan.

Selanjutnya memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan, teknologi seni budaya yang dimaksudkan untuk meningkatkn kualitas hidupnya.

2) Landasan Filosofis dan Religi

Pendidikan dasar anak usia dini pada dasarnya harus berdasarkan pada nilai-nilai filosofis dan religi yang dipegang oleh lingkungan yang berada disekitar anak dan agama yang dianutnya.

Didalam Islam, dikatakan bahwa seorang anak terlahir dalam keadaan Fitrah/Islam/Lurus, orang tua mereka yang membuat anaknya menjadi Yahudi, Nasrani, Majusi, maka kita harus bisa menjaga dan meningkatkan potensi kebaikan tersebut dimulai sejak usia dini.

Pendidikan anak usia dini juga harus disesuaikan dengan nilai- nilai yang dianut oleh lingkungan disekitarnya yang meliputi faktor budaya, keindahan, kesenian dan kebiasaan-kebiasaan sosial yang dapat dipertanggung jawabkan.

Merupakan peletak dasar atau pondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Dibutuhkan situasi dan kondisi yang kondusif pada saat memberikan stimulasi dan upaya-upaya pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak yang berbeda satu dengan yang lainnya (individual differences).

(39)

Ontologis, anak sebagai makhluk individu yang mempunyai aspek biologis (adanya perkembangan fisik yang berubah dari waktu ke waktu yang membutuhkan makanan, gizi, dll), psikologis (adanya perasaan-perasaan tertentu yang terbentuk karena situasi, seperti:

senang, sedih, marah, kecewa, dihargai, dan sebagainya), sosiologis (anak membutuhkan teman untuk bermain), antropologis (anak hidup dalam suatu budaya dari mana dia berasal).

3) Landasan Keilmuan dan Empiris

Pendidikan Anak Usia Dini berdasarkan berbagai temuan terkini yang bersifat isomorfis dari berbagai disiplin keilmuan usia dini. 14

Pendidikan anak usia dini pada dasarnya harus meliputi aspek keilmuan yang menunjang kehidupan anak dan terkait dengan perkembangan anak. Konsep keilmuan PAUD bersifat isomorfis artinya kerangka keilmuan PAUD dibangun dari interdisiplin ilmu yang merupakan gabungan dari beberapa disiplin ilmu, diantaranya:

psikologi, fisiologi, sosiologi, ilmu pendidikan anak, antropologi, humaniora, kesehatan, dan gizi serta neurosains (ilmu tentang perkembangan otak manusia). Dalam mengembangkan potensi belajar anak, harus diperhatikan aspek-aspek pengembangan yang akan dikembangkan sesuai dengan disiplin ilmu yang saling berhubungan dan terintegrasi sehingga diharapkan anak dapat menguasai beberapa kemampuan dengan baik.

e. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini

Mengembangkan karakter harus berjalan seiring dengan proses penyesuaian diri anak dengan lingkungan sosialnya, agar anak dapat mengendalikan prilaku secarawajar dan dapat berinteraksi dengan sesamanya, orang dewasa, serta dapat menolong dirinya dalam rangka kecakapan hidup. Peran orang tua dan guru tentu menjadi sangat penting. Terutama dalam menentukan dan merancang apa saja hal-hal yang harus diciptakan dalam rangka membentuk lingkungan pembentuk emosi anak-anak yang nantinya dari emosi tersebut akan

(40)

membentuk prilaku yang akan direpresentasikan dalam lingkungan sosial tempat mereka berada.

Untuk mengetahui lingkungan seperti apa yang harus diciptakan oleh guru dan orang tua, akan lebih baik jika mengetahui terlebih dahulu tentang karakteristik anak itu sendiri secara umum dan secara khusus berdasarkan rentang usianya. Pandangan para ahli yang hingga saat ini masih berubah dari waktu ke waktu bahwa, ada yang memandang bahwa anak sebagai makhluk yang dibentuk oleh lingkungannya. Ada yang menganggap anak sebagai miniatur orang dewasa, ada pula yang memandang anak sebagai individu yang berbeda.

Menurut pusat penelitian dan pelayanan pendidikan Universitas Sanata Darma26dalam artikel onlinya bahwasanya, pembelajaran holistik (holistic learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pemahaman informasi dan mengkaitkannya dengan topik-topik lain sehingga terbangun kerangka pengetahuan. Dalam pembelajaran holistik, diterapkan prinsip bahwa siswa akan belajar lebih efektif jika semua aspek pribadinya (pikiran, tubuh dan jiwa) dilibatkan dalam pengalaman siswa.

Dari beberapa pendapat diatas dijelaskan makna dari pembelajaran holistic adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang dilakukan dengan mengaitkan pembelajaran dengan topik-topik lain sehingga siswa lebih efektif dalam melibatkan pikiran,tubuh dan jiwanya dalam menerima pembelajaran

Maria Montessori dalam Hurlockberpendapat bahwa usia 3-6 tahun merupakan periode sensitif atau masa peka. Masa ini merupakan suatu periode dimana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga tidak terlambat perkembangannya. Masa sensitif anak pada usia ini mencakup sensitif terhadap keteraturan lingkungan,

26Sanata Dharma. “Nasionalisme-Demokrasi-Civil Society”. (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. 2011) h.33

(41)

mengeksplorasi lingkungan dengan lidah dan tangan, sensitif untuk berjalan, sensitif terhadap objek-objek kecil dan detail, serta terhadap aspek aspek sosial kehidupan.27

Pendapat lain oleh Erik H Erikson dalam Helms&Turner memandang periode usia 4-6 tahun sebagai fase sense of initiative.

Pada periode ini anak harus didorong untuk mengembangkan prakarsa, seperti kesenangan untuk mengajukan pertanyaan dari apa yang dilihat, didengar dan dirasakan. Jika anak tidak mendapat hambatan dari lingkungannya maka anak-anak akan mampu mengembangkan prakarsa dan daya kreatifnya, serta hal-hal yang proaktif di bidang yang disenanginya. Orangtua yang selalu menolong, memberi nasihat, dan membantu mengerjakan sesuatu padahal anak dapat melakukannya sendiri, menurut rikson dapat membuat anak tidak mendapatkan kesempatan untuk berbuat kesalahan atau belajar dari kesalahan itu.

Namun sebaliknya kalau terlalu banyak dilarang dan ditegur, maka anak akan diliputi ekspresi serba salah dan berdosa.28

Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada beberapa tahapan dalam anak usia dini. Pada usia 3-6 tahun dikatakan sebagai masa sensitif terhadap lingkungan. Seperti sensitif terhadap objek-objek kecil dan kehidupan sosial disekitarnya.

Sedangkan pada usia 4-6 tahun dianggap sebagai masa yang efektif dalam mengalami perkembangan daya kreatif seorang anak.Pada tahap ini diharapkan orang tua mampu memberikan support seperti menolong, menasehati, dan membantu anak mengerjakan sesuatu sekalipun anak tersebut dalam melakukan pekerjaan itu sendiri.

f. Tujuan PAUD

Secara umum, tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

27Elizabeth B. Hurlock. Perkembangan Anak: (Jakarta: Penerbit Erlangga,2012)h.26

28Turner, J.S & Helms, D.B..Life Span Development. Fifth Edition. (Tokyo : Harcourt Brace College Publishers,2010)h.44

(42)

Pendidikan anak pun bisa dimaknai sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa dibingkai dalam pendidikan, pembinaan terpadu, maupun pendampingan.

g. Karakteristik Pembelajaran Anak Usia Dini

Komponen pembelajaran memiliki karakteristik atau ciri-ciri khusus. Menurut Novan Ardy Wiyani & Barnawi,29 pembelajaran anak usia dini memiliki karakteristik sebagai berikut : 1) anak belajar melalui bermain, 2) anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya, 3) anak belajar secara ilmiah, 4) anak belajar paling baik jika apa yang dipelajarinya mempertimbangkan keseluruhan aspek pengembangan, bermakna, manarik, dan fungsional.

Dapat dijelaskan oleh Suyadi mengemukakan bahwa pembelajaran anak usia dini dilakukan melalui kegiatan bermain yang dipersiapkan oleh pendidik dengan menyiapkan materi (konten) dan proses belajar. Materi belajar anak usia dini dibagi menjadi 2 kelompok usia, yaitu materi usia lahir sampai 3 tahun dan materi usia anak 3-6 tahun.30

Dari kedua pendapat diatas dikemukakan bahwa pembelajaran memiliki karakteristik seperti anak usia dini mampu belajar melalui bermain, anak usia dini belajar dengan membangun pengetahuan, belajar secara ilmiah, dan pembelajaran paling efektif ketika seorang anak mampu mempertimbangkan keseluruhan aspek dalam dirinya.

Dalam pembelajaran dengan bermain anak usia dini dibagi dalam dua kelompok yaitu usia 0-3 tahun dan usia 3-6 tahun.

Pembelajaran anak usia dini memiliki karakteristik anak belajar melalui bermain, anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya, anak belajar secara ilmiah, anak belajar paling baik jika apa yang dipelajarinya mempertimbangkan keseluruhan aspek

29Ardy, Novan dan Barnawi. Format PAUD. (Jakarta: Ar-Ruzz Media.2012)h.89

30Suyadi.Psikologi Pendidikan Anak Usia Dini. (Yogyakarta : PT Pustaka Insan Madani,2010)h.16

(43)

pengembangan, bermakna, manarik,dan fungsional yang dipersiapkan oleh pendidik dengan menyiapkan materi (konten) dan proses belajar.

h. Komponen-Komponen Pembelajaran PAUD

Komponen-komponen sistem pembelajaran meliputi tujuan, materi pembelajaran, metode atau strategi pembelajaran, media, dan evaluasi.dijelaskan oleh Diana Mutiah. komponen model pembelajaran meliputi: konsep, tujuanpembelajaran, materi/tema, langkah- langkah/prosedur, metode, alat/sumber belajar, dan teknik evaluasi.31

Bahwa dapat dijelaskan oleh Syaiful, B. Djamarah dan Aswan Zain, bahwa tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin di capai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Senada dengan pendapat di atas menurut Yuliani Nurani Sujiono.32 bahwa tujuan program pembelajaran adalah membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap pengetahuan, keterampilan dan kreativitas yang diperlukan oleh peserta didik untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan pada tahap berikutnya.33

Berdasarkan pendapat diatas dapat diartikan bahwa sistem pembelajaran memiliki komponen-komponen yaitu metode, media, serta evaluasi. Dikatakan pula tujuan pembelajaran adalah mengarahkan perkembangan siswa terhadap sikap, pengetahuan, dan ketrampilan serta kreativitas.

Dapat dijelaskan oleh Suyadibahwa standar kompetensi anak usia dini terdiri atas pengembangan aspek-aspek moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional dan kemandirian, bahasa, kognitif, fisik- motorik, dan seni. Catron dan Allen dalam Yuliani Nurani Sujiono34 menyebutkan bahwa terdapat 6 aspek perkembangan anak usia dini,

31Diana Mutiah.Psikologi Bermain Anak Usia Dini. (Jakarta: Kencana, 2010)h.120

32Ibid

33Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, . 2011)h.48

34Sujiono, Yuliani Nurani. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. (Jakarta: PT Indeks, 2011)h.62

(44)

yaitu kesadaran personal, kesehatan emosional, sosialisasi, komunikasi, kognisi, dan keterampilan motorik.35

Isi atau materi pelajaran merupakan komponen kedua dalam sistem pembelajaran. Materi pembelajaran merupakan inti dalam proses pembelajaran atau proses penyampaian materi. Setting pembelajaran yang berorientasi pada pencapaian tujuan atau kompetensi, tugas, dan tanggungjawab pendidik bukanlah sebagai sumber belajar. Dengan demikian, materi pembelajaran dapat diambil dari berbagai sumber yang dapat dijelaskan oleh Wina Sanjaya.36

Dari pendapat diatas menyinggung mengenai komponen pembelajaran yang lain yaitu materi serta setting pembelajaran. dimana dalam penyampaian materi dan setting pembelajaran sangat penting untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Strategi atau metode adalah komponen yang mempunyai fungsi yang sangat menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa dapat diimplementasikan melalui strategi yang tepat, maka komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Oleh karena itu setiap pendidik perlu memahami secara baik peran dan fungsi metode dan strategi dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang dijelaskan oleh Wina Sanjaya.37

Dari pendapat diatas pula dijelaskan bahwa metode pembelajaran sangat menentukan tercapainya tujuan pembelajaran. sebaik apapun isi atau materi pembelajaran apabila tidak dapat disampaikan dengan baik maka hasilnya juga tidak akan maksimal. Sehingga metode pembelajaran dianggap sebagai sesuatu yang vital dalam pembelajaran.

35Suyadi.Psikologi Pendidikan Anak Usia Dini. (Yogyakarta : PT Pustaka Insan Madani,2010)h.10

36Wina Sanjaya. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta : Kencana, 2012)h.60

37Ibid

(45)

Alat dan sumber memiliki fungsi sebagai alat bantu, akan tetapi memiliki peran yang penting dalam peningkatan pengetahuan melalui teknologi. Menurut Ahmad D. Marimba dalam Syaiful, B. Djamarah dan Aswan Zain bahwa alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi yaitu, alat sebagai perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan. 38

Evaluasi merupakan komponen terakhir dalam sistem proses pembelajaran. Evaluasi berfungsi sebagai umpan balik bagi pendidik atas kinerjanya dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui evaluasi dapat melihat kekurangan dalam pemanfaatan berbagai komponen sistem pembelajaran. Dengan menentukan dan menganalisis kelima komponen pokok dalam proses pembelajaran akan dapat memprediksi keberhasilan proses pembelajaran bahwa dijelaskan oleh Wina Sanjaya.39

Menurut beberapa pendapat diatas diterangkan bahwa terdapat komponen lain dalam pembelajaran yaitu alat serta evaluasi. Alat dalam pembelajaran menjadi alat bantu yang digunakan untuk mencapai tujuan pengajaran. Sedangkan evaluasi menjadi umpan balik untuk pendidik dlaam melakukan perbaikan dalam pembelajaran selanjutnya.

Suyadi menjelaskankomponen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) meliputi: 40

1) Peserta didik

Sasaran layanan Pendidikan Anak Usia Dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Pengelompokan anak

38Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,2011) h. 54

39Wina Sanjaya. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta : Kencana, 2012)h.60

40Suyadi. Psikologi Pendidikan Anak Usia Dini. (Yogyakarta : PT Pustaka Insan Madani,2010).h.15

(46)

berdasarkan pada usia, yaitu 0-1 tahun, 1-2 tahun, 2-3 tahun, 3-4 tahun, 4-5 tahun, dan 5-6 tahun.

2) Pendidik

Kompetensi pendidik pada PAUD memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya Sarjana (S-1) di bidang PAUD (S-1/D-IVPG- PAUD), kependidikan lain atau psikologi dan memiliki sertifikasi profesi guru PAUD atau sekurang-kurangnya telah mendapat pelatihan PAUD. Rasio perbandingan antara pendidik dan jumlah peserta didik yang diampu, yaitu :

a) Usia 0-1 tahun, rasio 1 pendidik : 3 peserta didik b) Usia 1-3 tahun, rasio 1 pendidik : 6 peserta didik c) Usia 3-4 tahun, rasio 1 pendidik : 8 peserta didik d) Usia 4-6 tahun, rasio 1 pendidik : 10-12 peserta didik 3) Pembelajaran

Pembelajaran anak usia dini dilakukan melalui kegiatan bermain yang dipersiapkan oleh pendidik dengan menyiapkan materi (konten) dan proses belajar. Materi belajar anak usia dini dibagi menjadi 2 kelompok usia, yaitu: a) materi usia lahir sampai 3 tahun, meliputi:

Pengenalan diri sendiri (perkembangan konsep diri) pengenalan perasaan (perkembangan emosi), pengenalan tentang orang lain (perkembangan sosial), pengenalan berbagaigerak (perkembangan fisik), mengembangkan komunikasi (perkembangan bahasa), dan keterampilan berpikir (perkembangan fisik), b) materi usia anak 3-6 tahun, meliputi: keaksaraan, konsep matematika, pengetahuan alam, pengetahuan sosial, seni, teknologi, dan keterampilan proses.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa komponen pembelajaran PAUD meliputi, peserta didik, pendidik, tujuan, materi pelajaran, metode atau strategi pembelajaran, media, dan evaluasi.

Dari pendapat Suyadi kita mengetahui bahwa komponen pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memiliki 3 (tiga) komponen yaitu Peserta didik, Pendidik, serta Pembelajaran.

(47)

2. Sentra Iman dan Taqwa

Dalam metode pembelajaran pada pendidikan anak usia dini istilah sentra secara umum adalah zona atau area bermain anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat main yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung perkembangan anak. Pendekatan sentra dapat membantu dan mengarahkan kemampuan anak untuk dapat bekerja mandiri dan berkelompok. Seluruh materi di dalam setiap sentra hendaknya di organisasikan secara sistematis,teratur, dan terarah sehingga dapat memudahkan anak dalam mengambil kesimpulan41.

MetodeBCCT(BeyondCentersAndCircleTime)atau yang lebih dikenal dengan metode pembelajaran sentra adalahmetode yangmenggunakanpembelajaranyangdimulaidengansettingbermaindan

aturan main dalam pijakan sebelum main supaya anak terangsang untuk secara aktif melakukan kegiatan bermain sambil belajar di sentra-sentra pembelajaranyangdiawalidengandudukmelingkar.Metodeinimerupakanmetod eyang berorientasi pada minat anak dan kebutuhan sesuai dengan tumbuh kembang anak yang dibagi menjadi beberapa sentra. Sentra-sentra ini merupakan tempat untuk memfasilitasi anak agar bisa mengikuti

pembelajaran dengan enjoyfull learning.

PenerapanMetodeBCCT(BeyondCentersAnd CircleTime) dalam instansisekolahmemangmempunyaidampakyangpositifpada

perkembangananakusiaprasekolah.Penekananyangpalingpentingpada

metode ini adalahpeningkatan kemampuansosialkognitif ayangdilakukan dengan menggunakan metode bermain. Ada tiga fungsiutama dalam metodeBCCT(BeyondCentersandCircleTime). Fungsitersebutadalahdalam rangkamelejitkankecerdasananak,penanamannilai-nilaidasar,dan

pengembangan kemampuan dasar. Berbagai permainan yang digunakan

dalam metodeBeyond Centers AndCircleTime

inimemangberimplikasipadapeningkatankemampuanbersosialisasidengante mansebayanya.Dankemampuansosialanak

41Luluk Asmawati,dkk,Op.Cit.,hal.52

Referensi

Dokumen terkait

Penentuan harga saham oleh tiap perusahaan yang melakukan proses go public pada umumnya ditawarkan dibawah harga pasar, dengan menjanjikan investor dengan keuntungan yang dapat

buku/laporan b.Sistem melakukan pengecekan data peminjaman, dan menampilkan pesan bahwa penon-aktifan anggota gagal, dikarenakan anggota sedang melakukan peminjaman

Hasil estimasi, didapatkan hasil bahwa nilai Pendapatan Asli Daerah (PAD) memiliki pengaruh negative (-) terhadap Kemiskinan sebesar -1.452 .Hasil ini ternyata

Selain melakukan penyesuian harga produk yang terpenting juga adalah melakukan efesien terhadap biaya- biaya sebagai mana yang dikemukakan Mochammad Mahrizal (2013:2)

Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dari aset keuangan ini disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasi sebagai keuntungan

Rancangan seiri pada area 1 meliputi pemilahan material serta mesin yang terpakai dan tidak terpakai, pemilahan peralatan pendukung yang terpakai dan tidak terpakai

[r]

Saluran Pemasaran atau saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang terkait dalam semua kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status pemilikannya dari