• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN TOTAL ASSET TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN RETURN ON ASSET SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN TOTAL ASSET TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN RETURN ON ASSET SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di "

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Hasil Penelitian

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN TOTAL ASSET TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN RETURN ON ASSET SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia)

Peneliti:

ARDIN DOLOK SARIBU, SE., MSi.

(Dosen Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen)

LEMBAGA PENELITIAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN

2012

(2)

ANALYZE THE EFFECT OF FINANCIAL RATIOS AND TOTAL ASSETS SIMULTANEOUSLY AND

PARTIALLY ON THE STOCK PRICE WITH

RETURN ON ASSET AS A MODERATING (EMPIRIC STUDY

OF THE BANKING COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE)

ABSTRACT

This research aims to examine and analyze the effect of financial ratios (ROE, and EPS) and Total Assets simultaneously and partially on the stock price with Return On Asset as a moderating variable in the banking companies listed in Indonesia Stock Exchange. The population in this research are all banking companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2006 until 2010. The research sample was taken by using purposive sampling method resulting in 21 banks. The method of analysis used is multiple linear regression analysis with residual test. The first hypothesis simultaneously shows all the independent variables affect the share price with significant value of 0,014. While only partial and EPS variable that influence the stock price with significant value of 0,003. ROE and Total Asset did not affect stock prices. Testing the second hypothesis showed that Return On Asset is not moderating variable.

Keywords: Financial Ratios (ROE, and EPS), Total Assets, Return On Asset, and Stock Price.

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan penelitian ini tidak lepas dari pengorbanan dan bantuan dari banyak pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis dengan tulus menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Jongkers Tampubolon, MSc, selaku Rektor Universitas HKBP Nommensen besarta seluruh stafnya.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasan Sitorus, MSi., selaku Ketua Lembaga Penelitian Universitas HKBP Nommensen beserta seluruh stafnya.

3. Bapak Dr. Ir. Parulian Simanjuntak, MA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen beserta seluruh stafnya.

4. Bapak Dr. Jadongan Sijabat, SE., MSi., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen beserta seluruh stafnya.

5. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen.

6. Kedua Orang Tua dan Istriku Jojor Delima Samosir, AMKeb. serta seluruh keluarga yang telah memberikan doa, dukungan dan motivasi dengan penuh kasih sayang kepada penulis.

(4)

7. Seluruh pihak-pihak tidak disebutkan yang telah mendukung dan memberikan saran yang membangun kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, sehingga masih diperlukan masukan dan saran yang membangun guna perbaikan dan kesempurnaan, dan akhirnya harapan penulis semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Agustus 2012

Ardin Dolok Saribu, SE., MSi.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Batasan Masalah... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Landasan Teori ... 7

2.1.1. Rasio Keuangan ... 7

2.1.1.1. Return On Equity ... 8

2.1.1.2. Earnings Per Share ... 8

2.1.2. Total Asset ... 9

2.1.3. Return On Asset ... 10

2.1.4. Harga Saham ... 11

(6)

2.1.5. Penilaian Saham ... 12

2.2. Penelitian Terdahulu ... 14

2.3. Kerangka Konsep ... 19

2.4. Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

4.1. Jenis Penelitian ... 25

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

4.3. Populasi dan Sampel ... 25

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 29

4.5. Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ... 30

4.6. Metode Analisis Data ... 33

4.6.1. Analisis Data ... 33

4.6.2. Pengujian Hipotesis ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 60

LAMPIRAN ………. ... 62

(7)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1.1. Perbedaan Penelitian sekarang dengan Penelitian terdahulu ... 7

2.1. Penelitian Terdahulu dan Hasil Penelitian ... 18

3.1. Teknik Pengambilan Sampel ... 23

3.2. Daftar Sampel Penelitian ... 24

3.3. Defenisi Operasional Variabel ... 28

4.1. Deskripsi Data Penelitian Hipotesis ... 36

4.2. Hasil Pengujian Normalitas Model Pertama Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov ... 39

4.3. Matriks Korelasi Variabel Bebas ... 40

4.4. Variance Inflation Factor ... 41

4.5. Pengujian Autokolerasi ... 42

4.6. Hasil Analisis Pengaruh ROE, EPS, dan TA terhadap Harga Saham secara Simultan ... 43

4.7. Hasil Analisis Pengaruh ROE, EPS, dan TA terhadap Harga Saham secara Parsial ... 44

(8)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

2. 3. Kerangka Konseptual ... 19 4. 1. Normal PP Plot Residual ... 38 4.2. Scatterplot Uji Heteroskedastisitas ... 41

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perusahaan-perusahaan yang sudah go public, sahamnya dapat diperjual belikan di pasar saham untuk mendapatkan tambahan modal yang dipergunakan untuk pengembangan usaha. Hal ini juga termasuk untuk perusahaan perbankan, di mana saat ini sudah cukup banyak perusahaan perbankan yang sudah go public dan sahamnya sudah diperjual belikan di pasar saham. Pada awal tahun seribu sembilan ratus sembilan puluhan telah berdiri kurang lebih 243 bank. Perkembangan jumlah bank di Indonesia dari periode ke periode mengalami penurunan, di mana pada akhir tahun 2010 terdapat hanya 122 buah bank. Sedangkan jumlah bank yang sudah go public terdapat sebanyak 31 bank. Sedangkan perkembangan rata-rata harga saham untuk tahun 2010 sebesar Rp 2009 mengalami penurunan sebesar Rp 353 dari tahun 2009 sebesar Rp 2.362. Saham-saham perusahaan perbankan di Bursa Efek cukup banyak yang diminati oleh para investor, yang mengakibatkan saham-saham perbankan cukup banyak yang memiliki kategori saham unggulan atau sering disebut saham Blue Chip.

Semua perusahaan termasuk perusahaan perbankan yang go public laporan keuangannya juga terbuka untuk umum, yang dipublikasikan secara berkala kepada masyarakat melalui Bursa Efek. Laporan keuangan harus diaudit oleh auditor

(10)

keuangan independen sebagai jaminan bahwa laporan keuangan tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Pemilik saham secara hukum adalah pemilik perusahaan. Nilai saham secara umum berhubungan erat dengan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan bagus, pada dasarnya mengakibatkan harga saham naik dipasar saham, sehingga menguntungkan pemilik saham, berupa dividen maupun capital gain. Penilaian kinerja keuangan perusahaan sangat bermanfaat kepada calon investor, apakah kinerja keuangan perusahaan tersebut bagus atau tidak. Hasil penilaian kinerja keuangan dapat dijadikan sebagai masukan berharga bagi calon investor untuk membuat suatu keputusan kesediaan menanamkan dana ke perusahaan.

Menganalisis kinerja keuangan dapat dilakukan dengan perhitungan rasio- rasio keuangan. Rasio keuangan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik dan mudah dipahami untuk mengetahui kinerja perusahaan. Hasil perhitungan rasio ini dapat dibandingkan dengan suatu nilai standar rasio keuangan suatu perusahaan sejenis untuk mengetahui posisi perusahaan. Rasio keuangan merupakan alat yang penting untuk mengukur perkembangan suatu usaha. Rasio keuangan dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk membuat suatu keputusan yang lebih baik. Hasil analisis kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat untuk manajemen, karyawan, pemasok, investor, masyarakat.

Menganalisis kinerja keuangan perusahaan selain menggunakan perhitungan rasio keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan analisis sistem Du Pont. Sistem Du Pont adalah suatu perangkat analisis keuangan yang dikembangkan dari rasio-

(11)

rasio keuangan. Rasio-rasio keuangan mempunyai banyak elemen yang sama satu sama lain sehingga dapat saling berhubungan dan dapat dilihat sebagai satu sistem yang disebut sistem Du Pont. Sistem Du Pont mengembangkan analisis dasar yang menggabungkan rasio-rasio aktivitas dan profit margin untuk menentukan profitabilitas aktiva-aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Sistem Du Pont memungkinkan bagi analisis keuangan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya Pengembalian atas Ekuitas (Return On Equity - ROE) perusahaan.

Sistem Du Pont merupakan pendekatan terpadu terhadap analisis rasio keuangan. Kegunaan yang mendasar dari analisis Du Pont adalah sifatnya yang menunjukkan keterkaitan antara rasio hasil pengembalian atas aktiva (Return On Asset - ROA) dan rasio hasil pengembalian atas ekuitas (ROE). Rasio ROA sangat penting untuk menilai efektivitas manajemen di dalam pengembalian aktiva sedangkan rasio ROE memberikan sejauh mana profitabilitas investasi dilakukan.

Sehubungan hal itu peneliti tertarik melakukan penelitian kinerja keuangan perusahaan perbankan yang

sudah go public dengan judul penelitian : Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Dan Total Asset Terhadap Harga Saham dengan Return On Asset Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada

Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia).

(12)

1.2. Perumusan Masalah

Dari uraian di atas, peneliti mencoba meneliti ”apakah rasio keuangan (yang terdiri dari ROE, Earnings Per Share – EPS) dan Total Asset (TA) pada perusahaan perbankan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Harga Saham dengan Return On Asset sebagai variabel moderating?”. Jika diuraikan maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah rasio keuangan (ROE, EPS) dan Total Asset secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap harga saham?

2. Apakah rasio keuangan (ROE, EPS) dan Total Asset secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap harga saham dengan Return On asset sebagai variabel moderating?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Menguji dan menganalisis pengaruh rasio keuangan (ROE, EPS) dan Total Asset secara simultan dan parsial terhadap harga saham.

2. Menguji dan menganalisis pengaruh rasio keuangan (ROE, EPS) dan Total Asset secara simultan dan parsial terhadap harga saham dengan Return On Asset sebagai variabel moderating.

(13)

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dikemukakan, penelitian ini akan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Menambah informasi bagi investor pasar modal untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi yang optimal.

2. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam memahami pengaruh rasio keuangan yang terdiri dari (ROE, EPS) dan Total Asset terhadap harga saham dengan Return On Asset sebagai variabel moderating.

3. Menambah perbendaharaan riset akademik dibidang manajemen keuangan khususnya manajemen investasi di pasar modal, dan sebagai referensi peneliti selanjutnya pada permasalahan atau objek yang sama.

1.5. Originalitas Penelitian

Penelitian ini merupakan replikasi penelitian yang dilakukan oleh Panjaitan (2008) yang berjudul “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Total Asset terhadap Harga Saham dan Beta Saham pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia”.

Beda penelitian ini dengan penelitian panjaitan adalah sebagai berikut:

1. Dalam penelitian ini peneliti mengganti ROA sebagai variabel independen menjadi variabel moderating yang diduga akan memperkuat atau memperlemah variabel independen terhadap harga saham.

(14)

2. Periode penelitian ini adalah 2006, 2007, 2008, 2009, 2010 sedangkan penelitian Panjaitan (2008) menggunakan periode 2004, 2005, 2006, 2007, 2008.

3. Jumlah bank yang go public dan aktif dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 diteliti berjumlah 21 bank, sedangkan Panjaitan (2008) jumlah bank yang diteliti adalah 24 bank yang aktif dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008.

(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Rasio Keuangan

Kinerja keuangan suatu perusahaan emiten sangat bermanfaat bagi berbagai pihak (Stakeholders) seperti investor, kreditur, analis, konsultan keuangan, pialang, pemerintah dan pihak manajemen sendiri. Pemegang saham (Investor) menginginkan dana yang diinvestasikan akan memberikan imbal hasil (Return) sesuai dengan tingkat yang diinginkan. Akan tetapi pemegang saham tidak dapat terlibat secara langsung dalam kegiatan perusahaan sehingga tidak dapat memonitor secara langsung kegiatan perusahaan. Laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan laba rugi dari suatu perusahaan, bila disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh satu perusahaan dalam kurun waktu tertentu.

Analisis rasio keuangan mula-mula dikembangkan oleh Du Pont yang sudah dikenal sebagai pengusaha sukses. Ia memiliki cara sendiri dalam menganalisis laporan keuangannya, yang sekarang disebut Analisis Du Pont. Caranya hampir sama dengan analisis laporan keuangan biasa, namun pendekatannya lebih integratif dan menggunakan komposisi laporan keuangan sebagai analisisnya dan menguraikan hubungan pos-pos laporan keuangan sampai mendetail sebagai berikut : (Harahap, 2006).

(16)

2.1.1.1. Return On Equity (ROE)

Bodie dan Marcus (2006) menyatakan bahwa ROE merupakan salah satu dari dua dasar untuk menentukan tingkat pertumbuhan beta perusahaan. Kadang cukup wajar berasumsi bahwa ROE yang tinggi di masa lalu tidak berarti bahwa ROE perusahaan di masa depan juga tinggi. ROE yang menurun, di sisi lain merupakan bukti investasi baru perusahaan menawarkan ROE yang lebih rendah

dibandingkan investasinya di masa lalu. Hal penting bagi analisis sekuritas

bukanlah untuk menerima nilai historis sebagai indikator di masa depan. Data dari masa lalu mungkin memberikan informasi tentang kinerja di masa depan, tetapi analis harus selalu memantau kinerja masa depan. ROE semakin tinggi maka semakin baik produktifitas modal sendiri dalam perolehan laba.

Rasio ini berguna untuk mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang tersedia bagi para pemegang saham perusahaan. Rasio ini bisa dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah ekuitas perusahaan. Rumus perhitungan ROE disajikan sebagai berikut:

2.1.1.2. Earnings Per Share (EPS)

Salah satu angka yang dipertimbangkan oleh analis adalah Earnings Per Share (EPS). Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.

Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Meskipun tidak semua perusahaan mencamtumkan besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, besarnya EPS dapat dihitung berdasarkan laporan neraca dan laba rugi perusahaan. Menurut Jones (1998): “EPS yang digunakan investor untuk menilai saham adalah EPS masa depan (yang diharapkan). Harga saham yang berlaku sekarang adalah fungsi dari perkiraan pendapatan di masa yang akan datang dan rasio P/E, bukan pada masa lampau”. Jika investor mengetahui bagaimana keadaan EPS suatu perusahaan tertentu di masa yang akan datang, maka investor tersebut akan memperoleh penghasilan yang baik di pasar saham.

Rumus untuk menghitung EPS suatu perusahaan adalah sebagai berikut : Net Income After Taxes

Return On Equity = ___________________

Total Equity

(17)

Earning Per Share =

ding Outs

Share Of

Number

Tax After Income Net

tan

2.1.2. Total Asset (TA)

Total aktiva adalah seluruh sumber daya yang diharapkan memberikan keuntungan pada perusahaan di masa yang akan datang. Chandra (2006)

mengemukakan asset yang diterjemah oleh peneliti sebagai berikut: “Asset adalah sumber daya yang diharapkan perusahaan dapat memberikan manfaat ekonomi masa depan, dengan cara arus kas yang lebih tinggi atau arus kas keluar lebih rendah. Sumber daya diakui sebagai aktiva dalam akuntansi jika (a) perusahaan memperoleh hak atas mereka sebagai akibat dari transaksi masa lalu dan (b) perusahaan dapat mengkuantifikasi manfaat ekonomi masa depan dengan tingkat akurasi yang adil”.

Total asset (total aktiva) adalah penjumlahan dari aktiva lancar ditambah dengan aktiva tetap. Total asset adalah mencerminkan ukuran dari perusahaan.

Perusahaan besar akan mempunyai total asset besar demikian juga sebaliknya, perusahaan kecil akan mempunyai total asset kecil. Total asset diformulasikan sebagai berikut : Total Asset = Current Asset + Fixed Asset

2.1.3. Return On Asset

Aktiva suatu perusahaan didanai oleh pemegang saham dan kreditor, sehingga aktiva tersebut akan menjadi modal bagi perusahaan dalam melakukan usahanya.

Hasil usahan perusahaan dinyatakan dalam bentuk laba bersih atau Net Income After Tax (NIAT). ROA merupakan rasio antara laba setelah pajak terhadap total asset. ROA mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih setelah pajak dari total asset yang digunakan untuk operasional perusahaan.

Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak, yang juga dapat diartikan bahwa kinerja perusahaan semakin efektif. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarif perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarif perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat kembalian akan semakin besar (Ang, 1997). Hal ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di pasar modal juga akan semakin meningkat, dengan kata lain ROA akan mampu memperkuat atau memperlemah variabel indevenden terhadap harga saham.

Variabel ROA menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan asset yang dimilikinya. Dengan mengetahui rasio ini kita bisa menilai

(18)

apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Rumus untuk menghitung ROA disajikan sebagai berikut:

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Natarsyah (2000) dan Prasetyo (2000) ROA berpengaruh secacara signifikan terhadap harga saham. Hasil ini membuktikan bahwa dalam membuat keputusan investasi saham, investor masih

mempertimbangkan ROA.

2.1.4. Harga Saham

Jones (1998) memberikan batasan pengertian tentang saham sebagai berikut :“Equity securities represent an ownership interrest in a corporation. These securities provide a resiidual claim-ofter payment of all obligation to fixed income claim-on the income and assets of a corporation”.

Menurut Harianto dan Sudomo (1998), saham adalah surat bukti pemilikan bagian modal atau tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas yang

memberikan hak atas dividen dan lain-lain menurut besar kecilnya modal disetor.

Berdasarkan definisi tentang saham tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa saham adalah suatu surat berharga yang merupakan bukti kepemilikan modal atas suatu perusahaan, di mana pemilik saham tersebut berhak atas dividen sebesar porsi kepemilikannya dalam perusahaan dan apabila perusahaan

melakukan pembayaran dividen serta saham juga dapat dijual di kemudian hari dengan harapan harga saham akan naik sehingga investor dapat memperoleh keuntungan berupa capital gain. Adapun jenis saham perusahaan yang diteliti adalah jenis saham biasa (common stock).

2.1.5. Penilaian Saham

Saham yang diperdagangkan di lantai bursa selain dinilai dengan harga pasar (market value) dapat pula dilakukan penilaian dengan memperhatikan hal berikut ini :

Net Income Return On Asset = __________

Total Asset

(19)

1. Nilai pari/nilai nominal (par value/face value) adalah nilai-nilai yang tercantum dalam sertifikat saham tersebut. Menurut Horne (1995) nilai pari sebagai berikut: “Par value of a stock is merely a stated figure the corporation charters and is of little of economic significance”.

2. Nilai buku (book value) menunjukkan nilai bersih kekayaan perusahaan per saham. Nilai buku perusahaan di dapat dengan mengurangkan total asset perusahaan terhadap hutang dan saham preferen, kemudian dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Menurut Horne (1995) nilai buku sebagai berikut: “The book value of share of a stock is the shareholders equity of corporation less the par value of preferred stock outstanding and debt devided by the number of share outstanding”.

3. Nilai intrinsik/nilai riil (fair value/reasonable value) adalah harga saham yang ditetapkan untuk sebuah saham biasa jika faktor-faktor utama seperti modal dan hutang perusahaan dipertimbangkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai intrinsik tersebut adalah asset fisik yang dimiliki perusahaan, perkiraan pendapatan perusahaan di masa yang akan datang dan prospek pertumbuhan perusahaan tersebut.

4. Nilai pasar (market value) adalah harga saham biasa yang terjadi di pasar modal berdasarkan permintaan dan penawaran. Sehubungan dengan nilai pasar tersebut Jones (1998) menjelaskan bahwa: “The market value of one of share of stock is simply the ovserved current market price”.

(20)

Berdasarkan penjelasan tersebut apabila dihubungkan dengan nilai intrinsik maka akan terdapat dua kondisi nilai pasar saham yaitu :

a. Undervalue adalah nilai intrinsik lebih besar dari nilai pasar. Pada kondisi seperti ini investor sebaiknya membeli saham untuk memperoleh keuntungan.

b. Overvalue adalah nilai intrinsik lebih kecil dari nilai pasar. Pasar kondisi seperti ini investor sebaiknya menjual saham yang dimilikinya.

2.2. Penelitian Terdahulu

Referensi dari hasil penelitian terdahulu sebelumnya perlu dikaji sebagai bahan perbandingan penelitian ini. Hijriah (2007), meneliti dengan judul “ Pengaruh Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Jakarta”. Penelitian ini menguji pengaruh antara enam variabel perusahaan terhadap harga saham perusahaan. Keenam variabel perusahaan yang digunakan adalah Return On Asset, Return On Equity, Debt To Equity Ratio, Price Earning Ratio, Earnings Per Share, Book Value. Hasil penelitian dengan menggunakan regresi linear berganda ini menemukan secara simultan berpengaruh signifikan antara keenam variabel indevenden terhadap harga saham, sedangkan secara parsial hanya Return On Equity, Price Earnings Ratio dan Book Value yang berpengaruh signifikan.

Nurmalasari (2009), meneliti dengan judul: ”Analisis pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham emiten LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 – 2008) ”. Penelitian ini menggunakan variabel independen

(21)

yang meliputi: ROA, ROE, NPM, dan EPS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ROA, EPS memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham secara parsial, untuk rasio keuangan yang terdiri dari NPM, ROE, ROI, EPS berpengaruh secara bersama-sama terhadap harga saham pada tahun 2005 – 2008.

Nainggolan (2008), melakukan penelitian dengan judul Pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menguji variabel fundamental (ROA, DER, ROE, BVS) terhadap harga saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel fundamental yang terdiri dari ROA, ROE, DER, BVS secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara parsial hanya BVS yang berpengaruh terhadap harga saham sedangkan yang lainnya tidak berpengaruh signifikan.

Anastasia (2003), melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menguji antara faktor-faktor fundamental (ROA, ROE, EPS, DER, Book Value, dan risiko sistematik (beta) terhadap harga saham. Hasil penelitian tersebut adalah, secara parsil hanya variabel Book Value yang berpengaruh signifikan pada level 5% terhadap harga saham, sedangkan secara simultan faktor- faktor fundamental yaitu ROA, ROE, EPS, DER, Book Value dan beta berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Panjaitan (2008), melakukan penelitian dengan judul Analisis pengaruh rasio keuangan dan total asset terhadap harga saham dan beta saham perusahaan perbankan

(22)

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independennya meliputi ROA, ROE, EPS, Total Asset. Hasil penelitian ini menunjukkan Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel independen (bebas) yang diteliti secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham (terikat). Sedangkan secara parsial variabel ROA, ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel independen (bebas) yang diteliti secara simultan berpengaruh signifikan terhadap beta saham (terikat). Sedangkan secara parsial hanya variabel Earnings Per Share dan Total Asset (TA) yang berpengaruh signifikan terhadap beta saham.

Berikut ini disajikan ringkasan penelitian terdahulu beserta hasil penelitian dalam bentuk matriks pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu dan Hasil Penelitian

No Nama Peneliti Judul Peneliti Variabel Hasil Penelitian 1 Almas Hijriah

(2007)

Pengaruh Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Jakarta

Return On Asset, Return On Equity, Debt Equity Ratio, Price Earning Ratio, Earnings Per Share, Book Value

Secara simultan

berpengaruh signifikan antara keenam variabel indevenden terhadap harga saham, sedangkan secara parsial hanya return on equity, price earnings ratio dan book value yang berpengaruh signifikan 2 Indah Nurmalasari

(2009)

Analisis Pengaruh Rasio

Profitabilitas terhadap Harga Saham Emiten LQ45 di BEI (tahun 2005 –

ROA, ROE, NPM, EPS, harga saham

Variabel ROA dan EPS memiliki pengaruh terhadap harga saham secara parsial. Sedangkan secara simultan ROA,

ROE, NPM, EPS

berpengaruh terhadap

(23)

tahun 2008) harga saham.

3 Susan Grace

Veranita Nainggolan (2008)

Pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

ROA, ROE, DER, BVS secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Sedangkan secara parsial

hanya BVS yang

berpengaruh terhadap harga saham sedangkan yang lainnya tidak berpengaruh signifikan.

4 Njo Anastasia, (2003)

Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Indonesia

(ROA, ROE, EPS, DER, Book Value, dan risiko sistematik (beta) dan harga saham

Secara parsil hanya variabel book value yang berpengaruh signifikan pada level 5% terhadap harga saham, sedangkan secara simultan faktor- faktor fundamental yaitu ROA, ROE, EPS, DER, Book Value dan beta berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

5

Raya Panjaitan

(2008)

Analisis

Pengaruh Rasio Keuangan Dan Total

Asset Terhadap

Harga Saham Dan Beta Saham

Perusahaan Perbankan

Di Bursa

Return On Equty (ROE), Return On Asset (ROA), Earnings Per Share (EPS), Total Asset (TA), Harga Saham, dan Beta Saham

Hasil pengujian

menunjukkan bahwa variabel independen (bebas) yang diteliti secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham (terikat). Sedangkan secara parsial variabel

ROE, ROA tidak

berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Hasil pengujian

menunjukkan bahwa variabel independen (bebas) yang diteliti secara simultan berpengaruh signifikan terhadap beta saham (terikat). Sedangkan secara parsial hanya variabel total asset (TA)

(24)

Efek Indonesia

yang berpengaruh signifikan terhadap beta saham.

(25)

Rasio Keuangan 2. 3. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konsep

Dari kerangka konsep pada gambar 2.1, dapat dijelaskan bahwa rasio keuangan (Return On Equity, Earnings Per Share) dan Total Asset berpengaruh terhadap harga saham dengan Return On Asset sebagai variabel moderating.

Menurut Husnan (1998), analisis fundamental berupa rasio keuangan berupaya mengidentifikasi kinerja perusahaan melalui analisa terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya untuk dapat memprediksi harga saham di masa yang akan datang.

Analisis fundamental merupakan estimasi nilai faktor-faktor internal emiten dan ekonomi pada saat ini untuk memperkirakan harga saham di masa mendatang dengan memproyeksi data dan informasi aktual agar dapat diestimasi nilai intrinsik dari harga saham saat ini. Dengan diperolehnya nilai intrinsik, analis atau investor dapat menentukan tindakan apa yang akan dilakukan di pasar dengan

membandingkan nilai intrinsik dan nilai pasar saham. Memprediksi harga saham merupakan isu yang sangat penting dalam bidang keuangan terutama dalam membuat keputusan berinvestasi. Analisa fundamental merupakan salah satu cara untuk memprediksi harga saham dengan menggunakan laporan keuangan sebagai salah satu sumber informasi terutama yang berkaitan dengan rasio keuangan.

Harga saham di pasar modal merupakan suatu indikasi untuk mempelajari tingkah laku pasar, yaitu investor. Investor akan memutuskan membeli atau menjual suatu saham berdasarkan harga saham yang terjadi di lantai bursa dan

ROE (X1)

EPS (X4)

Total Asset (X5)

ROA (M)

Harga Saham

(Y) H2

H1

(26)

diharapkan dapat memberikan keuntungan (return) bagi investor. Dalam menentukan apakah investor melakukan transaksi di pasar modal, biasanya investor akan mendasarkan keputusannya pada berbagai informasi yang dimilikinya, baik informasi yang tersedia di publik maupun informasi pribadi.

terdapat tiga jenis informasi yang tersedia di publik (Bursa Efek) yaitu :

a. Informasi masa lalu, yaitu informasi yang sudah dipublikasikan pada periode yang lalu.

b. Informasi yang dipublikasikan, yaitu informasi sekarang yang sedang dipublikasikan termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan perusahaan emiten.

c. Informasi privat, yaitu informasi yang belum dan tidak dipublikasikan, yang memperoleh informasi ini biasanya adalah insider trader, ini merupakan kegiatan yang melanggar hukum, karena merugikan pelaku pasar lainnya.

Informasi akuntansi merupakan bagian yang terpenting dari seluruh informasi yang diperlukan investor di lantai bursa. Salah satu informasi akuntansi yang tersedia di pasar bursa adalah laporan keuangan tahunan perusahaan emiten yang telah diaudit.

Sawir (2005), menyatakan bahwa untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tolok ukur. Tolok ukur yang sering dipakai adalah rasio dan indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis dan interpretasi dari macam- macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan bagi analis yang ahli dan berpengalaman dibandingkan analis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio.

Menurut Hanafie dan Halim (2005), menyatakan bahwa rasio-rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggabung-gabungkan angka-angka di dalam atau antara laporan laba rugi dan neraca. Dengan cara rasio semacam itu diharapkan pengaruh perbedaan ukuran akan hilang. Jenis-jenis analisis rasio keuangan yang digunakan untuk menganalisis kinerja perusahaan adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio market evaluation.

Menurut Jones (1998), ROE adalah laporan tingkat pengembalian yang diperoleh pemegang saham dari bagian total modal yang digunakan untuk

(27)

membiayai perusahaan, dengan kata lain, adalah pendapatan yang diperoleh pemegang saham yang dimilikinya. Nilai buku per lembar saham mengukur nilai saham dari pemegang saham. Perhatian utama adalah Return On Equity (ROE) karena hal ini adalah komponen kunci dalam menentukan pertumbuhan

pendapatan dan pertumbuhan dividen. Return On Equity adalah hasil akhir dari variabel penting. Analis dan investor mencoba menguraikan ROE ke dalam komponen-komponen kritis agar bisa mengidentifikasikan akibat yang berlawanan pada ROE dan membantu untuk memprediksi tren ROE yang akan datang.

Earnings Per Share (EPS) dapat dihitung dengan membagi pendapatan yang tersedia bagi pemegang saham dengan jumlah saham yang beredar. Lebih banyak investor yang mau membayar melebihi nilai EPS untuk suatu saham, maka mereka lebih percaya memperlihatkan pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, oleh karena itu lebih tinggi rasio P/E, maka lebih tinggi harapan pertumbuhan dari investor. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.

Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Meskipun tidak semua perusahaan mencantumkan besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, besarnya EPS dapat dihitung berdasarkan laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan.

Asset (aktiva) adalah sumber daya perusahaan yang digunakan untuk

menghasilkan pendapatan. Total asset (total aktiva) adalah total sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari manfaat ekonomi di masa depan yang diharapkan akan diperoleh perusahaan. Menurut Hanafie dan Halim (2005), menyatakan bahwa asset merupakan sumber ekonomi organisasi yang akan dipakai untuk menjalankan kegiatannya. Atribut pokok suatu asset adalah kemampuan memberikan jasa atau manfaat pada organisasi yang memakai asset tersebut.

Return On Asset (ROA) menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap asset yang digunakan. Dengan menghitung rasio ini kita bisa menilai apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan.

2. 4. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan di atas maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

(28)

1. Rasio keuangan ROE (Return On Equity), EPS (Earnings Per Share) dan TA (Total Asset) secara simultan dan parsial memiliki pengaruh terhadap harga saham.

2. Rasio keuangan ROE (Return On Equity), EPS (Earnings Per Share) dan TA (Total Asset) secara simultan dan parsial memiliki pengaruh terhadap harga saham dengan Return On Asset (ROA) sebagai variabel moderating.

(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hubungan kausal yang merupakan penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Menurut Sugiyono (2006), hubungan kausal adalah hubungan sebab akibat. variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan (ROE, EPS), dan Total Asset sebagai variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) adalah harga saham. Sedangkan ROA merupakan variabel moderating (M). variabel independen yaitu rasio keuangan dan total asset dengan ROA sebagai variabel moderating yang di duga mempengaruhi variabel dependen yaitu harga saham.

3. 2. Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan waktu penelitian dalam penelitian ini adalah bulan September 2011 hingga bulan Pebruari 2012.

3. 3. Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar/aktif di Bursa Efek Indonesia dengan periode selama 5 tahun, yaitu dari

(30)

tahun 2006 sampai dengan tahun 2010. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, terdapat 31 perusahaan perbankan yang terdaftar/aktif dari tanggal 1 Januari 2006 hingga 31 Desember 2010. Kemudian dari jumlah populasi tersebut diambil sampel penelitian dengan menggunakan metode purposive sampling berdasarkan atas pertimbangan tertentu sehingga diperoleh sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun beberapa pertimbangan atau kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah:

1. Perusahaan yang dipilih adalah perusahaan perbankan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010.

2. Laporan keuangan perusahaan perbankan yang diteliti tersedia lengkap dan telah dipublikasikan setiap tahunnya mulai dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010.

Berikut ini ringkasan teknik penentuan jumlah sampel berdasarkan kriteria di atas dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Teknik Pengambilan Sampel

No Kriteria Jumlah

1 Populasi 31

2 Tidak memenuhi kriteria 1 dan 2 ( 10 )

Total sampel 21

Sumber : Situs Resmi BEI, http://www.idx.co.id, 2010 (data diolah)

(31)

Maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 21 perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia. Adapun bank-bank yang menjadi Populasi dan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3.

(32)

Tabel 3.2. Daftar populasi Penelitian

No. Saham Perusahaan Tanggal Listing

1 BMRI Bank Mandiri.Tbk 14/07/2003

2 BABP Bank Bumi Putra Indonesia. Tbk 15/07/2002

3 BBCA Bank Central Asia. Tbk 31/05/2000

4 BBNI Bank Negara Indonesia. Tbk 20/11/1996

5 BBRI Bank Rakyat Indonesi. Tbk 10/11/2003

6 BCIC Bank Century. Tbk 03/06/1997

7 BEKS Bank Pundi Indonesia. Tbk 22/06/2001

8 BKSW Bank Kesawan. Tbk 21/11/2002

9 BNGA Bank CIMB Niaga. Tbk 29/11/1989

10 BNII Bank Internasional Indonesia. Tbk 02/10/1989

11 BNLI Bank Permata. Tbk 15/01/1990

12 BSWD Bank Swadesi. Tbk 01/05/2002

13 BVIC Bank Victory Internasional. Tbk 30/06/1999

14 MAYA Bank Mayapada. Tbk 07/08/1997

15 MEGA Bank Mega. Tbk 17/04/2000

16 NISP Bank OCBC NISP. Tbk 20/10/1994

17 PNBN Bank Pan Indonesia. Tbk 29/12/1982

18 BBNP Bank Nusantara Parahyangan. Tbk 14/12/2000

19 BDMN Bank Danamon Indonesia. Tbk 08/12/1989

20 INPC Bank Artha Graha International. Tbk 23/08/1990

21 BBKP Bank Bukopin. Tbk 10/07/2006

22 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906. Tbk 15/12/2006

23 BNBA Bank Bumi Artha. Tbk 25/03/2008

24 MCOR Bank Windu Kentjana International. Tbk 03/07/2007

25 BAEK Bank Ekonomi Raharja. Tbk 08/01/2008

26 BTPN Bank Tabungan Pensiun Nasional. Tbk 12/03/2008

27 BBTN Bank Tabungan Negara. Tbk 17/12/2009

28 BACA Bank Central Indonesia. Tbk 04/10/2007

29 AGRO Bank Agro Niaga. Tbk 23/11/2009

30 BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat

dan Banten. Tbk 02/11/2009

31 BSIM Bank Sinar Mas. Tbk 12/06/2008

Sumber : Situs Resmi BEI, http://www.idx.co.id, 2010 (data diolah)

(33)

Tabel 3.3. Daftar Sampel Penelitian

No. Saham Perusahaan Tanggal Listing

1 BMRI Bank Mandiri.Tbk 14/07/2003

2 BABP Bank Bumi Putra Indonesia. Tbk 15/07/2002

3 BBCA Bank Central Asia. Tbk 31/05/2000

4 BBNI Bank Negara Indonesia. Tbk 20/11/1996

5 BBRI Bank Rakyat Indonesi. Tbk 10/11/2003

6 BCIC Bank Century. Tbk 03/06/1997

7 BEKS Bank Pundi Indonesia. Tbk 22/06/2001

8 BKSW Bank Kesawan. Tbk 21/11/2002

9 BNGA Bank CIMB Niaga. Tbk 29/11/1989

10 BNII Bank Internasional Indonesia. Tbk 02/10/1989

11 BNLI Bank Permata. Tbk 15/01/1990

12 BSWD Bank Swadesi. Tbk 01/05/2002

13 BVIC Bank Victory Internasional. Tbk 30/06/1999

14 MAYA Bank Mayapada. Tbk 07/08/1997

15 MEGA Bank Mega. Tbk 17/04/2000

16 NISP Bank OCBC NISP. Tbk 20/10/1994

17 PNBN Bank Pan Indonesia. Tbk 29/12/1982

18 BBNP Bank Nusantara Parahyangan. Tbk 14/12/2000

19 BDMN Bank Danamon Indonesia. Tbk 08/12/1989

20 INPC Bank Artha Graha International. Tbk 23/08/1990

21 BBKP Bank Bukopin, Tbk 10/07/2006

Sumber : Situs Resmi BEI, http://www.idx.co.id, 2010 (data diolah)

3. 4. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi yang dilakukan dengan cara mengakses situs resmi Bursa Efek Indonesia, data diperoleh dengan cara mendownload laporan tahunan perusahaan yang diteliti pada situs resmi http://www.idx.co.id dan www.finance.yahoo.com.

(34)

3. 5. Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

Berdasarkan hipotesis pada bagian sebelumnya, variabel peneliti dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1) Variabel independen (bebas), adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri dari: ROE (X1), EPS (X2), dan TA (X3).

2) Variabel dependen (Terikat), adalah variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham (Y).

3) Variabel moderating adalah variabel independen yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya terhadap variabel dependen. Variabel moderating ini penting tetapi tidak diutamakan, dengan kata lain variabel moderating dianggap berpengaruh terhadap variabel dependen, tetapi tidak mempunyai pengaruh utama.

a. Variabel independen

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri atas (ROE (X1), EPS (X2) dan TA (X3).

 Return On Equity (ROE)/X1 adalah mengukur profitabilitas dari sisi modal atau dengan kata lain untuk mengukur seberapa besar keuntungan yang mempengaruhi perputaran aktiva.

(35)

ROE (X1) =

Equity Income Net

 Earnings Per Share (EPS)/X2 merupakan rasio yang menunjukkan proporsi laba perusahaan yang dapat diklaim dengan setiap lembar saham. Semakin tinggi rasio EPS menunjukkan bahwa semakin baik kinerja perusahaan.

EPS (X3) =

ding Outs

Share of

Number

Tax After Income

Net

tan

 Total Asset (TA)/X3 merupakan ukuran yang dipakai dalam menentukan besarnya perusahaan.

Total Asset = Current Asset + Fixed Asset b. Variabel dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham (Y) perusahaan perbankan yang terdafar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006 sampai dengan 2010. Harga saham adalah harga yang besarnya ditentukan dengan nilai buku perusahaan di dapat dengan mengurangkan total asset perusahaan perbankan terhadap utang dan saham preferen, kemudian dibagi dengan jumlah saham yang beredar.

c. Variabel moderating

Variabel moderating yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Asset (M). Return On Asset (ROA) adalah mengukur efektifitas

(36)

manajemen dalam pengembalian aktiva preusan dengan kata lain seberapa besar keuntungan yang mempengaruhi perputaran aktiva.

ROA (X2) =

Asset Total

Income Net

Dalam melakukan penelitian agar tidak terjadi kesalahan persepsi dan untuk memudahkan pengertian terhadap variabel penelitian, yaitu variabel independen, variabel dependen, dan variabel moderating, maka peneliti menetapkan operasionalisasi variabel yang akan diteliti dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Defenisi operasinal variabel

Jenis Variabel Nama variabel Defenisi Operasional Skala

Independen Return On Equity (ROE) (X1)

mengukur profitabilitas dari sisi modal atau dengan kata lain untuk mengukur seberapa besar keuntungan yang mempengaruhi perputaran aktiva

Rasio

Independen Earnings Per Share (EPS) (X2)

rasio yang menunjukkan proporsi laba perusahaan yang dapat diklaim dengan setiap lembar saham.

Rasio

Independen Total Asset (TA) (X3) ukuran yang dipakai dalam menentukan besarnya perusahaan

Rasio

Moderating Return On Asset (ROA) (M)

Rasio antara Net Income After Tax terhadap asset secara keseluruhan akan menunjukkan ukuran produktivitas aktiva dalam memberikan pengembalian kepada penanam modal

Rasio

(37)

Dependen Harga Saham (Y) Harga saham emiten pada saat sesi penutupan

Rasio

3. 6. Metode Analisis Data 3. 6. 1. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan uji statistik untuk menguji apakah rasio keuangan yang terdiri dari ROE (Return On Equity), EPS (Earnings Per Share) dan TA (Total Asset) secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap harga saham dengan ROA (Return On Asset) sebagai variabel moderating. Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linier dengan uji residual.

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan dilakukan uji asumsi-asumsi yang mendasari penggunaan persamaan regresi linier berganda.

Metode regresi yang digunakan dalam menguji hipotesis haruslah menghidari kemungkinan terjadinya penyimpangan asumsi klasik. Dengan dipenuhinya asumsi- asumsi tersebut maka estimator OLS (Ordinary Least Square) dapat memenuhi harapan, yaitu sebagai estimator BLUE (Based Linier Unbiased Estimator), artinya suatu penaksir adalah BLUE kalau linier (yaitu fungsi linier dari variabel random seperti variabel dependen Y dalam model regresi) dan efisien (yaitu tidak bias maupun mempunyai varians minimum).

Asumsi klasik regresi meliputi (Gujarati, 2008) yaitu : Normalitas Multikolonieritas, Heteroskedastisitas, Autokorelasi.

(38)

a) Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov, dimana jika angka signifikansi yang ditunjukkan dalam Tabel lebih kecil dari alpha 5%, maka dikatakan tidak memenuhi asumsi normalitas, sedangkan

sebaliknya jika angka signifikansi di dalam Tabel lebih besar dari alpha 5% maka data sudah memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005).

b) Uji Multikolonieritas

Menurut Gujarati (2008), bahwa satu dari asumsi model linier klasik adalah tidak adanya multikolonieritas diantara variabel yang menjelaskan yaitu di antara variabel independen. Diinterpretasikan secara luas multikolonieritas berhubungan dengan situasi di mana ada hubungan linier baik yang pasti atau mendekati pasti diantara variabel independen.

Ghozali (2005) menyatakan bahwa model regresi yang baik seharusnya tidak korelasi diantara variabel independen. Untuk melihat gejala ini dapat diukur dengan nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (VIF = 1 / Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance > 0.10 atau sama dengan nilai VIF < 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir.

c) Uji Heteroskedastisitas

Suatu asumsi kritis dari model regresi linier klasik adalah bahwa gangguan ini semuanya mempunyai varians yang sama. Jika asumsi ini tidak dipenuhi, kita mempunyai heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas tidak merusak sifat ketidakbiasan dan konsistensi dari penaksir OLS. Tetapi penaksir tidak lagi

mempunyai varians minimum/efisien. Dengan perkataan lain, ini tidak lagi BLUE.

Penaksir BLUE diberikan oleh metode kuadrat terkecil tertimbang (Gujarati, 2008).

Untuk mendeteksi apakah ada atau tidak gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Plot dan uji Park. Menurut uji Park bahwa varians (S2) merupakan fungsi dari variabel-variabel bebas. Uji ini dilakukan dengan

mengkuadratkan nilai residual ( u2i ) dari model kemusiman kuadrat, nilai kuadrat dilogaritmakan (ln u2i) dan nilai logaritma dari kuadrat residual dimasukkan sebagai variabel terikat dalam persamaan regresi yang baru. Jika angka

(39)

signifikansi t yang diperoleh dari persamaan regresi yang baru lebih besar dari alpha 5% maka dikatakan tidak terdapat heteroskedastisitas dalam data model, sebaliknya jika angka signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari alpha 5%, maka dapat dikatakan terdapat heteroskedastisitas dalam data model (Ghozali, 2005).

d) Uji Autokorelasi

Di dalam model regresi, dianggap bahwa kesalahan pengganggu i, i = 1,2,....,n merupakan variabel acak yang bebas. Dengan perkataan lain, kesalahan observasi yang berikutnya diperoleh secara bebas terhadap kesalahan sebelumnya.

Artinya, E(ii+i) = 0, untuk semua i dan semua r ≠ 0. Apabila terjadi autokorelasi, data asli harus ditransformasikan terlebih dahulu untuk menghilangkannya. Cara pengujiannya dilakukan dengan menggunakan Statistik d Durbin Watson (The Durbin Watson d Statistic). Untuk menguji apakah ada autokorelasi negatif atau tidak, digunakan (4 - d) sebagai pengganti d. Apabila (4 – d) < dl (batas bawah), maka kita tolak H0 yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi negatif.

Selanjutnya apabila dl < ( 4 – d ) < du (batas atas), hasil pengujian tidak dapat disimpulkan (Supranto, 2007).

3. 6. 2. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji asumsi klasik terhadap data, selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Untuk membuktikan hipotesis pertama dan kedua maka digunakan alat uji sebagai berikut :

Adapun persamaan yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis Pertama:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +

ε

Di mana:

Y = Harga Saham a = Parameter konstanta

b = Koefisien garis regresi masing-masing Xi, i = 1, 2, 3.

X1 = Return On Equity

(40)

X2 = Earnings Per Share X3 = Total Asset

ε = Error

Hipotesis pertama diuji dengan menggunakan uji statistik regresi linier berganda dengan bantuan SPSS.

a. Uji F

Uji ini merupakan pengujian terhadap signifikansi model secara simultan atau serempak, yaitu melihat pengaruh dari seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat, hipotesis ini dirumuskan dengan:

1. Ho : H1 = b1 = b2 = b3 = 0

Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel ROE, EPS, TA terhadap harga saham.

2. H1 : b1 = b2 = b3 ≠ 0

Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan variabel ROE, EPS, TA terhadap harga saham

Rumus F hitung adalah sebagai berikut (Gujarati,2008)

F hitung =

) /(

) 1 (

) 1 ( /

2 2

k n R

k R

Di mana:

k = Jumlah variabel bebas n = Jumlah observasi

(41)

Untuk menentukan nilai F hitung tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5

% dengan derajat (df) = (K-1) dan (n-k), kriteria sebagai berikut:

Jika Fhitung > FTabel maka Ho ditolak.

Jika Fhitung < F Tabel maka Ho diterima.

Perhitungan nilai F tidak akan dilakukan secara manual, namun dengan menghitung dengan bantuan SPSS dengan memperhatikan Tabel Anova pada kolom nilai F serta tingkat signifikansi dari model tersebut. Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H1 diterima.

b. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat di mana hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Ho : bi = 0

Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari ROE, EPS, TA terhadap harga saham.

2. Hi : bi ≠ 0

Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari ROE, EPS, TA terhadap harga saham.

Untuk menentukan t Tabel, taraf signifikan yang digunakan sebesar 5 % dengan derajat kebebasan (df) = (n-k-1), di mana n merupakan jumlah observasi dan k merupakan jumlah variabel bebas.

Nilai t hitung diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

(42)

T hitung = sbi

b bi

Di mana:

bi = Koefisien variabel independen b = nilai hipotesis nol

Sbi = Simpangan baku (Standar deviasi) dari variabel independen.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan:

Jika t hitung > t Tabel maka Ho ditolak.

Jika t hitung < t Tabel maka H0 diterima.

Perhitungan nilai t hitung akan dilakukan secara manual atau dapat dilihat dari daftar t Tabel, namun dengan menghitung menggunakan bantuan SPSS perlu diperhatikan Tabel koefisien pada kolom nilai t serta tingkat signifikansi dari variabel tersebut.

Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H1 diterima.

2. Hipotesis Kedua

Pengujian hipotesis Kedua menggunakan uji regresi linier berganda dengan uji residual. Uji residual bertujuan untuk menentukan apakah variabel moderating benar merupakan variabel moderating atau tidak. Analisis residual ingin menguji pengaruh deviasi (penyimpangan) dari suatu model. Fokusnya adalah ketidak cocokan (lack of fit) yang dihasilkan dari deviasi hubungan linier antara variabel independen. Lack of fit ditujukan oleh nilai residual di dalam regresi. Dalam hal ini jika terjadi kecocokan antara variabel moderating dengan variabel independen (nilai

(43)

residual kecil atau nol) yaitu nilai variabel moderating dan nilai variabel independen tinggi maka nilai variabel dependen jika tinggi. Sebaliknya jika terjadi ketidak cocokan atau lack of fit antara variabel moderating dengan variabel independen (nilai residual besar) yaitu nilai variabel moderating rendah dan nilai variabel independen tinggi maka nilai varaibel dependen rendah.

Suatu variabel dikatakan sebagai variabel moderating ditunjukkan dengan nilai koefisien yang signifikan dan negatif (yang berarti adanya lack of fit antara variabel moderating dan variabel independen mengakibatkan nilai variabel dependen turun atau berpengaruh negatif).

Hipotesis Kedua adalah komponen rasio keuangan yang terdiri dari ROE, EPS dan total asset berpengaruh terhadap harga Saham dengan ROA sebagai variabel moderating perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan untuk pengujian hipotesis kedua digunakan analisis regresi dengan uji residual.

Pengujian residual ini untuk menguji hipotesis yang menggunakan variabel moderating. Pengujian variabel moderating bisa dilakukan dengan tiga cara yaitu uji interaksi, uji selisih nilai absolut, dan uji residual (Ghozali, 2005). Uji interaksi dan uji selisih nilai absolut memiliki kecenderungan akan terjadi multikolonieritas tinggi antar varaibel independen. Multikolonieritas akan menyalahi asumsi klasik dengan regresi Ordinary Least Square, sehingga metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah uji residual.

(44)

Adapun model regresi yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

M = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + Ɛ (a)

| Ɛ | = a + b4Y (b)

Di mana:

Y = Harga Saham a = Konstanta

b = Koefisien garis regresi masing-masing Xi, i = 1, 2, 3, 4 X1 = Return On Equity

X2 = Earnings Per Share X3 = Total Asset

M = Return On Asset (sebagai variabel moderating) ε = Error

Persamaan regresi (b) menggambarkan apakah return on asset (ROA) merupakan variabel moderating dan ini ditunjukkan dengan nilai koefisien b4 signifikan dan negatif hasilnya (yang berarti adanya lack of fit antara variabel moderating dan variabel independen mengakibatkan nilai variabel dependen turun atau berpengaruh negatif).

(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskriptif Data Penelitian

Data yang diperoleh dari hasil analisis deskriptif, menunjukkan nilai tertinggi (maximum), nilai terendah (minimum), rata-rata (mean) dan standar deviasi dari setiap variabel yang diteliti, baik itu variabel bebas yaitu ROE, EPS, TA, dan variabel moderating yaitu ROA serta variabel terikat yaitu Harga Saham. Hasil analisis deskriptif dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1. Deskriptif Data Penelitian Hipotesis Pertama

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

X1 105 -.36 4.74 .1741 .53604

X2 105 -256.83 956.72 1.0743E2 163.94973

X3 105 9.72E11 4.50E14 7.5642E13 1.05422E14

M 105 -1.30 1.84 .0138 .22104

Y 105 18.48 7650.00 1.4708E3 1846.59593

Valid N (listwise) 105

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, dapat disimpulkan bahwa pengukuran variabel dari N sebanyak 105 (seratus lima) dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata harga saham dalam kurun waktu tahun 2006 - 2010 yaitu sebesar 1,4708E3 dengan nilai standar deviasi sebesar 1846,59593 serta nilai minimum dan maksimum adalah 18,48 dan 7.650 Kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel memiliki harga saham yang tinggi.

Nilai rata-rata ROE dalam kurun waktu tahun 2006 - 2010 yaitu sebesar 0.1741 dengan nilai standar deviasi sebesar 53604 serta nilai minimum dan

(46)

maksimum sebesar – 0, 36 dan 4,74 Kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel memiliki ROE yang relatif jauh. Nilai rata-rata EPS dalam kurun waktu tahun 2006-2010 yaitu sebesar 1,0743E2 dengan nilai standar deviasi sebesar 163,94973 serta nilai minimum dan maksimum adalah – 256,83 dan 956,72.

Kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel memiliki EPS bervariasi. Rata-rata dan nilai tengah dari EPS yang tertinggi memiliki jarak yang cukup jauh antara nilai tertinggi dengan nilai terendahnya.

Nilai rata-rata TA dalam kurun waktu tahun 2006 - 2010 yaitu sebesar 7,5642E13 dengan nilai standar deviasi sebesar 1,05422E14 serta nilai minimum dan maksimum sebesar 9,72E11 dan 4,50E14 Kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel memiliki jumlah TA yang tinggi. Nilai rata-rata ROA dalam kurun waktu tahun 2006-2010 yaitu sebesar 0,0138 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,22104 serta nilai minimum dan maksimum sebesar -1,3 dan 1,84.

Kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki ROA relatif rendah.

Nilai rata-rata HS dalam kurun waktu tahun 2006 - 2010 yaitu sebesar 1,4708E3 dengan nilai standar deviasi sebesar 1846,59593 serta nilai minimum dan maksimum sebesar 18,48 dan 7650. Kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel HS yang tinggi dan sangat bervariasi. Rata-rata dan nilai tengah HS yang tertinggi memiliki jarak yang cukup jauh dengan nilai terendahnya.

Statistik deskriptif di atas belum mampu memberikan gambaran yang jelas sehingga diperlukan pengujian lebih lanjut. Hal ini sesuai dengan tujuan statistik deskriptif yang hanya memberikan gambaran awal terhadap penelitian yang akan dilakukan.

(47)

4.2. Hasil pengujian Normalitas

Pengujian Normalitas dilakukan untuk melihat apakah nilai residual yang diperoleh dari model mengikuti distribusi normal atau tidak. Hasil pengujian menunjukkan residual berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari grafik normal PP Plot pada gambar 4.1.

Gambar 4.1. Normal PP Plot Residual

Dari gambar 4.1. dapat dilihat titik-titik berada di sekitar garis diagonal. Titik- titik yang menyebar disekitar garis diagonal menunjukkan residual berdistribusi normal. Uji normalitas juga dapat dilihat dengan menggunakan uji one sample kolmogorov-smirnov seperti Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Hasil pengujian Normalitas dengan Uji One Sample Kolmogorov- Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

(48)

N 98

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.35781843

Most Extreme Differences Absolute .072

Positive .072

Negative -.064

Kolmogorov-Smirnov Z .713

Asymp. Sig. (2-tailed) .690

a. Test distribution is Normal.

Dari Tabel 4.2, besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov Z adalah 0,713 dan nilai signifikansi sebesar 0,690 > α 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan H0 diterima, tidak ada perbedaan distribusi residual dengan distribusi normal, atau dapat dikatakan residual berdistribusi normal.

4.3. Hasil Pengujian Multikolonieritas

Hasil pengujian asumsi Multikolonieritas menunjukkan di dalam model tidak terjadi Multikolonieritas. Hal ini dapat dilihat dari matriks korelasi antara variabel bebas pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Matriks Korelasi Variabel Bebas

Coefficient Correlationsa

Model LnROA LnTA LnEPS LnROE

1 Correlations LnROA 1.000 .340 -.322 -.836

(49)

LnTA .340 1.000 -.436 -.373

LnEPS -.322 -.436 1.000 .050

LnROE -.836 -.373 .050 1.000

Covariances LnROA .063 .009 -.007 -.065

LnTA .009 .010 -.004 -.012

LnEPS -.007 -.004 .008 .001

LnROE -.065 -.012 .001 .095

a. Dependent Variable: LnHS

Dari hasil analisis dapat dilihat korelasi antara variabel bebas dibawah 0.95%, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolonieritas yang serius (Ghozali, 2009).

Cara lain untuk menentukan adanya multikolonieritas juga dapat diketahui dengan melihat VIF dan nilai tolerance yang diperoleh. Dari hasil pengujian diperoleh nilai VIF yang lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance yang lebih besar dari 0,10 sehingga disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas. Nilai VIF dan tolerance untuk masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Tabel Variance Inflation Factor (VIF)

(50)

4.4. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Hasil pengujian asumsi heteroskedastisitas menunjukkan di dalam model tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat dari gambar 4.2. berikut, di mana titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu.

Gambar 4.2. Scatterplot Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 4.158 2.943 1.413 .161

LnROE -.905 .308 -.599 -2.934 .004 .210 4.767

LnEPS .218 .089 .308 2.457 .016 .557 1.794

LnTA .054 .100 .063 .543 .589 .650 1.539

LnROA .508 .251 .412 2.024 .046 .210 4.756

a. Dependent Variable:

LnHS

Referensi

Dokumen terkait

Dari penjabaran di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul, &#34;Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Menggunakan

Kegiatan sosialisasi ini juga sekaligus untuk menampung aspirasi masyarakat melalui konsultasi publik ( public consultation) , sehingga pemanfaatan Dana Belanja Bantuan

Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang

Pada contoh ini digunakan ekstensi Readium 2.24.0 yang tersedia pada Google Chrome. Readium adalah sebuah perangkat lunak open source yang dapat digunakan sebagai alat

UU no 18 tahun 2008 tentang persampahan Kab belum memiliki rencana induk pengelolaan sampah Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah

Bagi calon Pengguna Jasa atau Pengguna Jasa orang perseorangan ( natural person ) yang berkewarganegaraan asing, paspor sebagaimana dimaksud harus disertai dengan

Sehubungan dengan hal tersebut kami mohon ijin dan bantuan bagi mahasiswa yang bersangkutan agar dapat melakukan penyebaran angket di tempat yang Bapakllbu pimpin.

merupakan salah satu jenis Retribusi Jasa Umum yang dapat dipungut oleh Pemerintah Daerah pada saat memberikan pelayanan Tera/Tera Ulang Alat Ukur, Takar, Timbangan