• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Dalam dunia bisnis, perusaan adalah suatu badan usaha yang didirikan oleh beberapa individu atau organisasi, dengan harapan utama Memaksimalkan Laba.

Selain itu, ada bebrapa tujuan yang sama pentingnnya dalam rangka untuk terus (survive) persaingan bisnis dan berkembang (growth) dan melakukan fungsi sosial lainnya di masyarakat. Dalam era globalisasi, persaingan antar perusahaan sangatlah penting agar perusahaan bekerja lebih keras untuk menjaga pembangunan berkelanjutan, mereka menyusun berbagai strategi untuk mempertahankan bisnisnya, memperhatikan konsumennya sebagai sumber pendapatan. Persaingan sengit mintalah perusahaan untuk melipatgandakan upaya dalam mengelola manajemen dengan baik, manajemen bisnis perlu menentukan strategi untuk mengatasi kenaikan tanpa mengalami penurunan, sehingga akan dapat menguasai pasar yang lebih luas agar mampu bertahan dan berkembang dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Dalam praktiknya, asumsi seperti diatas tidak selalu menjadi kenyataan, sering kali perusahaan yang telah beroperasi dalam jangka waktu tertentu terpaksa harus bubar karena mengalami kebangkrutan yang berujung pada perusahaan tersebut bangkrut.

Menurut Hani (2015, hal 141) Kebangkrutan disebabkan oleh dua faktor, yang meliputi kondisi internal dan eksternal perusahaan. Situasi perusahaan internal biasanya disebabkan oleh pengaturan kebijakan yang salah dan strategi, kurangnya pengendalian dan pengawasan kesalahan prediksi dan sebagainya. Pada saat yang sama, faktor eksternal perusahaan biasanya tidak bisa dikendalikan oleh manajemen, seperti persaingan industry, tingkat resesi, krisis global, dan inflasi tinggi. Hal ini berdampak pada berkurangnya daya beli masyarakat dan kondisi lainnya yang tidak dapat diprediksi oleh manajemen.

Kesulitan keuangan (kebangkrutan) menunjukkan status keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat, itulah yang menjadi penyebab utamanya perusahaan bangkrut. Kesehatan perusahaan akan tercermin kemampuan operasi perusahaan,

(2)

alokasi asset, koefisien pengguna asset, realisasi hasil bisnis atau pendapatan, berpotensi kebangkrutan perlu didanai, risiko kebangkrutan perusahaan bahkan dapat diliat dan diukur melalui laporan keuangan dalam beberapa cara Analisis Laporan Keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan berikut. Menurut Ikhsan dkk (2016, hal 42), Analisis Laporan Keuangan adalah proses yang disengaja untuk membantu mengevaluasi status keuangan dan hasil operasi tujuan utama masa kini dan masa lalu perusahaan adalah tentukan pemikirian dan perkiraan yang paling mungkin dari kondisi kinerja masa depan perusahaan.

Metode Altman Z-Score merupakan salah satu analisis laporan keuangan multivariatif yang berfungsi untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan yang dapat dipercaya dengan tingkat akurasi tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan serta prediksi kebangkrutan berdasarkan hasil analisis diskriminan dengan menggunakan model Altman.

Dilakukannya analisis diskriminan ini untuk memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan dengan menganalisa laporan keuangan perusahaan sampai umur lima tahun sebelum perusahaan tersebut diprediksi bangkrut. Model Altman ini memiliki keakuran 95%.

PT. Adiratna Bani Makmur (ABM Investama), Tbk. (ABMM) merupakan perusahaan energi terintegrasi dengan membuat investasi strategis pada sumber daya energi, jasa dan infrastruktur. Grup ABM menyediakan solusi energi terintegrasi dengan sinergi bisnis fokus pada tiga kunci unit bisnis pada produksi batubara, jasa kontrak pertambangan, dan solusi tenaga yang didukung oleh dua komponen penting dari jasa teknik dan logistik terintegrasi. Perusahaan didirikan pada tahun 2006 dan berpusat di Jakarta, Indonesia. ABMM tercatat pada Bursa Efek Indonesia di tahun 2011 pada Papan Utama.

(3)

Table 1.1

Data Perkembangan Aset, Liabilitas, Ekuitas, Pendapatan, dan Laba PT.ABM Investama, Tbk periode 2016-2020

Periode Total Aset ($)

Total Utang

($)

Total Modal

($)

Total Pendapatan

($)

Total Laba ($)

2016 1.073.182.119 913.968.195 159.182.119 590.695.975 7.144.886 2017 1.042.673.806 880.350.781 162.323.025 690.732.993 2.945.225 2018 851.949.796 604.121.359 247.828.437 773.057.131 68.252.897 2019 854.228.756 609.035.054 245.193.711 592.394.952 4.852.704 2020 827.237.179 665.488.035 161.749.144 606.407.376 (58.459.398) Sumber: Laporan keuangan 2016-2020

Berdasarkan tabel 1.1 diatas menunjukkan bahwa perkembangan Aset, Liabilitas, Ekuitas, Pendapatan, dan Laba pada PT. ABM Investama, Tbk periode 2016-2020 berfluktuasi setiap tahun. Pada tahun 2016 dan 2017 selisih total

asset sebesar $30.508.313 dengan persentase sebesar 2,84%.

Pada tahun 2017 dan 2018 selisih total asset sebesar $190.724.010 atau persentase sebesar 18,29%. Kemudian di tahun 2018 dan 2019 selisih total asset sebesar ($2.278.960) dengan persentase (0,26%). Dan di tahun 2019 sampai dengan 2020, selisih total asset sebesar $26.991.277 dengan persentase sebesar 3,15%. Total asset dari tahun ketahunnya mengalami penurunan yang cukup pesat.

Pada tahun 2016 dan 2017 Liabilitas memiliki penurunan dari tahun 2016, yaitu dari $913.968.195 menjadi $880.350.781 dengan selisih sebesar $33.617.414 dengan persentase sebesar 3,67%. Tahun 2017 dan 2018 selisih total liabilitas sebesar $276.229.422 dan persentase sebesar 31,37% . Tahun 2018 dan 2019 ada kenaikan total Liabitias ditahun 2019 yaitu sebesar $609.035.054 dengan selisih total asset pada Liabilitas sebesar ($4.913.695) dan persentase nya sebesar (0,81%).

Kemudian ditahun 2019 dan 2020 total liabilitas juga mengalami kenaikan sebesar

$665.488.035 dengan selisih total asset sebesar ($56.452.981) dan persentasenya sebesar (9,26%).

(4)

Untuk Ekuitas pada tahun 2016 dan 2017, total ekuitas mengalami kenaikan

yaitu $162.323.025 dengan selisih sebesar ($3.140.906) dan persentase sebesar (1,97%). Tahun 2017 dan 2018 total ekuitas juga mengalami kenaikan dengan selisih ($86.504.025) dan persentase sebesar (5,26%). Tahun 2018 dan 2019 total ekuitas mengalami penurunan kembali dari $247.828.437 menjadi

$245.193.711 dengan selisih total ekuitas sebesar $2.634.726 dan persentase sebesar 1,06%. Kemudian pada tahun 2019 dan 2020 selisih total ekuitas sebesar

$83.444.567 dengan persentase sebesar 34,03%.

Tahun 2016 dan 2017 total pendapatan mengalami kenaikan dari $590.695.975 menjadi $690.732.993 dengan selisih total pendapatan sebesar ($100.037.018) dan persentase sebesar (16,93%). Tahun 2017 dan 2018 selisih total pendapatan sebesar ($82.324.138) dan persentase sebesar (11,91%). Pada tahun 2018 dan 2019 total ekuitas mengalami penurunan kembali dari $773.057.131 menjadi $592.394.952 dengan selisih sebesar $180.662.179 dan persentase sebesar 23,36%. Kemudian untuk tahun 2019 dan 2020 ekuitas kembali mengalami kenaikan yaitu dari

$5925.394.952 menjadi $606.407.376 dengan selisih total ekuitas sebesar ($68.012.424) dan persentase (11,48%).

Laba ditahun 2016 dan 2017 mengalami penurunan dari $7.114.886 menjadi

$2.945.225 dengan selisih total Laba sebesar $4.199.661 dengan persentase sebesar 58,77%. Tahun 2017 dan 2018 laba mengalami kenaikan yang cukup tinggi yaitu dari $2.945.225 menjadi $68.252.897 dengan selisih laba sebesar ($65.307.672) dan persentase sebesar (2,217%). Kemudian pada tahun 2018 dan tahun 2019 total laba kembali mengalami penurunan dari $68.252.897 menajdi

$4.852.704 dengan selisih total laba sebesar $63.400.193 dan persentase sebesar 92,89%. Pada tahun 2019 sampai dengan 2020 laba mengalami penurunan kembali yaitu sebesar ($58.459.398) dengan selisih total laba sebesar ($53.606.694) dan persentase sebesar (1,10%).

Masalah kebangkrutan pada suatu perusahaan termasuk bagi PT. ABM Investama, Tbk merupakan sebuah resiko yang tidak dapat dihindarkan, namun resiko ini dapat diminimalisasi atau dicegah. Altman menemukan suatu formula

(5)

untuk memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan yang dikenal dengan nama model altman Z-Score atau Analisis Multiple Discriminant Analysis (MDA).

Menurut Adam dan Dicky (2015), kebangkrutan biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba. Sedangkan menurut Lesmana dan Rudi, tanda-tanda yang dapat dilihat dari sebuah kebangkrutan yang mengalami kesulitan antara lain adanya penurunan pendapatan, laba, total aktiva dan harga pasar saham. Perumbuhan laba yang diperoleh PT. ABM Investama tidak sejalan dengan pertumbuhan asset dan ekuitasnya dari tahun ketahun mengalami penurunan yang cukup merosot.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah tersebut maka penulis melakukan penelitian mengenai metode Altman Z-Score dengan judul

“Analisis Prediksi Kebangkrutan dengan Menggunakan Metode Altman Z- Score pada PT. ABM Investama, Tbk.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, agar penulisan laporan ini lebih terarah makaperlu adanya perumusan masalah. Maka pokok permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana prediksi kebangkrutan dengan metode Altman Z-Score pada PT. ABM Investama,Tbk pada tahun 2016-2020

2. Bagaimana kinerja operasional perusahaan, kinerja keuangan dan prospek bisnis pada PT. ABM Investama, Tbk.

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Untuk memberi gambaran yang jelas tentang isi laporan akhir ini maka penulis membatasi ruang lingkus pembahasan. Penulis hanya akan membahas analisis metode Altman Z-score untuk mengukur potensi kebangkrutan suatu PT. ABM, Tbk berdasarkan tahun 2016-2020.

(6)

1.4 Tujuan dan Manfaat Penulisan 1.4.1 Tujuan Penulisan

Setelah merumuskan permasalahan, penulis memiliki tujuan dalam penulisan laporan ini. Maka tujuan dalam penulisan laporan ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui prediksi kebangkrutan dengan menggunakan metode Altman Z-Score pada PT. ABM Investama, Tbk periode 2016-2020.

2. Untuk mengetahui kinerja operasional perusahaan, kinerja keuangan dan prospek bisnis PT. ABM Investama, Tbk periode 2016-2020.

1.4.2 Manfaat Penulisan

Setelah merumuskan permasalahan, penulis memiliki manfaat dalam penulisan laporan ini. Maka tujuan dalam penulisan laporan ini sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Untuk meningkatkan pengetahuan dan sebagai bahan informaasi yang berkaitan dengan analisis laporan keuangan yang khususnya mengenai analisis kebangkrutan.

2. Secara Praktis

Sebagai bahan bacaan serta referensi bagi mahasiswa khususnya jurusan akuntansi untuk melakukan penulisan berikutnya dan juga sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen perusahaan untuk mengambil keputusan dalam pengelolaan perusahaan nantinya.

1.5 Metode Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2017:230) metode pengumpulan data bila dilihat dari cara atau teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Interview (Wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikit/kecil. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur (peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh) maupun tidak terstruktur (peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap sebagai pengumpul datanya) dan dapat dilakukan secara langsung (tatap muka) maupun secara tidak langsung (melalui media seperti telepon).

(7)

2. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Serta merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Kuesioner juga cocok digunakan jika jumlah responden cukup besar dan tersebar diwilayah yang luas.

3. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara dan kuesioner. Karena observasi tidak selalu dengan obyek manusia tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.

Selain metode pengumpulan data, penulis membutuhkan data yang akurat dan relevan agar dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada perusahaan.

Menurut Sugiyono (2017:137), sumber data terbagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Pengertian sumber data primer dan sumber data sekunder adalah sebagai berikut:

1. Sumber Data Primer

Data primer adalah sumber data langsung dari yang memberikan data kepada pengumpul data.Sumber data primer yakni penuturan atau catatan para saksi mata. Data tersebut dilaporkan oleh pengamat atau partisipan yang benar-benar menyaksikan suatu peristiwa.

2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya penelitian harus melalui orang lain atau mencari dokumen.

Penulis mengambil sumber data sekunder sebagai acuan untuk melakukan penulisan. Hal ini disebabkan data yang dikumpulkan dengan mempelajari buku- buku dan mengumpulkan sumber lain seperti sejarah singkat, stuktur organisasi, uraian tugas, dan data laporan keuangan yang berhubungan dengan objek penulisan.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini bertujuan untuk memberikan garis mengenai isi laporan akhir secara ringkas dan jelas. Oleh karena itu, penulis membagi laporan ini menjadi 5 bab secara sistematis mempunyai hubungan satu sama lain.

Sistematika penulisan laporan ini secara singkat adalah sebagai berikut.

(8)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menggambarkan penulis mengemukakan tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup pembahasan, tujuan dan manfaat penulisan, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini penulis mengemukakan landasan teori yang memberi pembahasan secara detail dan di pergunakan sebagai dasar untuk menganalisis dengan menggunakan metode Altman Z-score sebagai alat ukur potensi kebangkrutan PT.ABM Investama, Tbk di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Teori yang akan dibahas dalam bab ini yaitu tentang pengertian dan penyebab kebangkrutan, pengertian dan jenis laporan keuangan, pengertian metode, teknik, dan tujuan laporan keuangan dan analisis Altman Z-Score.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan hal-hal yang berhubungan dengan PT.ABM Investama, Tbk. Antara lain Sejarah Singkat, Struktur Organisasi, Uraian Tugas, dan Data Laporan Keuangan.

BAB IV PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menganalisis data yang diperoleh dari perusahaan. Analisis tersebut membahas satu laporan keuangan PT.ABM Investama, Tbk yang terdiri dari Laporan Posisi Keuangan (Neraca), dan Laporan Laba Rugi pada

Tahun 2016, 2017, 2018, 2019, dan 2020 terhadap metode Altman Z-Score.

(9)

BAB V KESIMPULAN

Pada bab ini penulisan menguraikan mengenai kesimpulan dari isi pembahasan dan saran pernulis dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi PT. ABM Investama, Tbk.

Referensi

Dokumen terkait

Selain di pegunungan tinggi di Indonesia, tanah podzol terdapat didataran rendah yang oleh Hardon (1937) dinamakan Padang Soils ialah Padang Luwai, Kutai – terletak pada

Buku referensi juga tidak menyajikan materi pembelajaran yang dilengkapi dengan instrumen evaluasi dalam bentuk tes, latihan kerja (LKS) atau bentuk lainnya. Penyajian

Selain membahas perubahan fonologis pada sejumlah kata yang umum diucapkan oleh masyarakat Indramayu, dalam penelitian ini juga dilakukan penelitian mengenai faktor

1) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek. 2) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek tanpa

Berdasarkan data hasil penelitian, mengenai kinerja guru PPKn berupa perangkat pembelajaran pada program tahunan dan program semester, ditemukan bahwa kedua guru PPKn

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa tokoh ibu yang mengalami tindakan kekerasan fisik dan emosional oleh suami tetap berusaha untuk

Model permainan lintasan berhitung yang awalnya memiliki delapan lintasan yang mencakup lima konsep matematika, setelah dilakukan uji coba perorangan, uji coba kelompok

• Bank Indonesia berwenang melaksanakan, memberi persetujuan dan perizinan atas penyelenggaraan jasa sistem pembayaran seperti sistem transfer dana baik yang bersifat real time,