• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS JABATAN PELAYANAN PUBLIK PEMBUATAN E-KTP (DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA MALANG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS JABATAN PELAYANAN PUBLIK PEMBUATAN E-KTP (DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA MALANG)"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

735

ANALISIS JABATAN PELAYANAN PUBLIK PEMBUATAN E- KTP (DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA

MALANG)

Elsya Dira Pratama Yonde1, Nadia Khairunnisak2, Nurrisa Savira Breliana3 Universitas Muhammadiyah Malang

elyadirapratama@gmail.com, nurrisasavira@gmail.com, nayakhairunnisak@gmail.com

ABSTRAK

Ketetapan Peraturan WALIKOTA Nomor 32 Tahun 2016, pasal 2 dan pasal 3. Pasal 2 ayat (1) berbunyi “Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan dibidang Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil”.

Dan Pasal 3 ayat 1 dalam pelaksanakan Tugas dan Fungsi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian pelayanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi tersebut sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Dengan adanya transisi dari KTP (Kartu Tanda Penduduk) menjadi E-KTP (Elektronik Kartu Tanda Penduduk) perlu adanya peran-peran pemerintah dalam mensosialisasikan salah satunya melalui perangkat desa yang langsung berinteraksi ke masyarakat.

Penelitian berfokus kepada proses penerbitan KTP-el Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Malang dan menggunakan metode penelitian kualititaf yaitu dalam penerapannya lebih menekankan pada analisis mendalam terhadap suatu objek yang menjadi pusat penelitian ini. Tujuan adalah untuk mengetahui analisis jabatan pada pelayanan publik dalam pembuatan E-KTP.

Kata Kunci : Analisis Jabatan;Pelayanan Publik; E-KTP

ABSTRACT

Stipulation of Mayor Regulation Number 32 Year 2016, article 2 and article 3. Article 2 paragraph (1) reads "Office of Population and Civil Registration is a Regional Apparatus that carries out governmental affairs in Population Administration and Civil Registration". And Article 3 paragraph 1 in carrying out the Duties and Functions of the Population and Civil Registry Office. Public services can be interpreted as providing services (serving) the needs of people or communities who have an interest in the organization in accordance with the basic rules and procedures that have been determined. With the transition from KTP (Identity Card) to E-KTP (Electronic Identity Card), it is necessary to have government roles in socializing one of them through village officials who directly interact with the community. The study focused on the process of publishing KTP-el Malang Population and Civil Registry Office and using quality research methods, which in its application put more emphasis on in-depth analysis of an object that was the center of this research. The purpose is to find out the analysis of position in public services in making E-KTP.

Keywords: Job analysis;Public Service; E-KTP

PENDAHULUAN

Pelayanan merupakan tugas utama bagi aparatur negara sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Tugas ini secara jelas telah digariskan dalam pembukaan Undang–Undang Dasar 1945 alinea ke empat, yang meliputi empat aspek pelayanan pokok aparatur terhadap masyarakat yang berbunyi : Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. (Tata, Dinas, Dan, & Sipil, 2016)

(2)

736 Ketetapan Peraturan WALIKOTA Nomor 32 Tahun 2016, pasal 2 dan pasal 3.

Pasal 2 ayat (1) berbunyi “Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan dibidang Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil”. Dan Pasal 3 ayat 1 dalam pelaksanakan Tugas dan Fungsi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian pelayanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi tersebut sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Setiap individu agar diakui keberadaannya sebagai Warga Negara Indonesia (WNI), maka mereka berkewajiban untuk memiliki dokumen resmi seperti Elektronik - Kartu tanda Penduduk (E-KTP), Kartu Keluarga, Akte Kelahiran dan lainnya. E-KTP (Elektronik Kartu Tanda Penduduk) merupakan salah satu progam dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono periode kedua. Mengapa membuat E-KTP, karena saat ini proses administrasi kependudukan di Indonesia masih sangat kacau balau, hal ini bisa dibukti banyaknya pungli dalam kepengurusan kartu tanda penduduk oleh para oknum pemerintah, dan yang paling bahaya adalah identitas di KTP bisa palsu dan orang bisa memiliki lebih dari satu kartu penduduk.

Dengan adanya transisi dari KTP (Kartu Tanda Penduduk) menjadiE-KTP (Elektronik Kartu Tanda Penduduk) perlu adanya peran-peran pemerintah dalam mensosialisasikan salah satunya melalui perangkat desa yang langsung berinteraksi ke masyarakat. Dalam melaksanakan serta merealisasikan hal tersebut, maka pemerintah harus lebih responsive dan akuntabel guna memberikan pelayanan prima dan dapat memuaskan masyarakat.

(Lowokwaru, Malang, & Widodo, 2019) Pemerintah daerah pada Keluruhan Dinoyo Kota Malang mempunyai program 4.0 dalam revolusi industri pelayanan publik sebagai tugas pemerintah yang melaksanakan layanan bagi masyarakat, melakukan peberdayaan masyarakat dan memberikan keamanan serta kenyamanan. Tugas Pemerintah daerah Kelurahan Dinoyo pada pelayanan kepedudukan dan catatan sipil yaitu memberikan pelayanan dalam pembuatan E- KTP (Elektronik Kartu Tanda Penduduk) dan meningkatkan kualitas berbasis teknologi informasi atau komunikasi. bentuk kulitas dalam pelayanan berupa memaksimalkan kinerja Keluruhan Dinoyo dengan melaui Sakdino (Sistem

(3)

737 Pelayanan Administrasi Kependudukan Dinoyo). Sakdino merupakan program pemerintah berbasis teknologi dalam mempermudah pelayanan administrasi untuk masyarakat.

Namun faktanya setiap bulan, Pemkab Malang hanya mendapatkan rata-rata 8.000 blanko. Perhari rata-rat pembuatan 250, perbulan rata-rata 5000 warga yang ingin membuat E-KTP tersebut. Kinerja menjadi sangat penting dalam pelaksanaan program ini karena segala sesuatu yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang akan menghasilkan kepuasan dari seluruh masyarakat yang sedang melakukan pembuatan E-KTP. Oleh karena itu semakin berkembangnya penduduk Kota Malang termasud dengan pertambahan penduduk yang datang dari luar maupun berasal dari Malang tersebut. dengan demikian pemerintah berupaya meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam pembuatan E- KTP dengan menerapkan revolusi 4.0 Kota Malang.

Tabel 1. Pertumbuhan Penduduk Kota Malang 2015-2019

No Tahun Angkatan Jumlah Penduduk/Jiwa

1 2015 851.298

2 2016 856.410

3 2017 861414

4 2018 866118

5 2019 870682

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Malang

METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan penelitian kualitatif yaitu dalam penerapannya lebih menekankan pada analisis mendalam terhadap suatu objek yang menjadi pusat penelitiaannya. Dalam penelitian kualitatif, peneliti bertolak dari sebuah data yang di dapat dan menggunakan teori sebagai alat untuk menganalisis dan memperjelas permasalahan yang diangkat.

2. Metode Pengumpulan Data

Sumber data penelitian terdiri atas sumber data primer dan data sekunder.

(4)

738 a. Data Primer

Dalam penelitian ini sumber data yang akan digunakan berupa sumber data primer, karena sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara. Untuk pengumpulan data dilakukan wawancara kepada Kepala atau Pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Malang, sebagai narasumber informasi yang dibutuhkan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung untuk memperoleh data. Dari beberapa pertanyaan yang kami berikan nanti akan mampu membantu untuk pengumpulan data pada penelitian kami ini.

b. Data Sekunder

Sumber data penelitian sekunder kami gunakan untuk mendukung data primer dalam bentuk pengumpulan data yang kami targetkan dari hasil wawancara seperti, dokumen-dokumen yang dimiliki oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Malang, berupa data, gambar, grafik peta dari pada wilayah permukiman kumuh tersebut sebagai validitas hasil penelitian yang kami lakukan.

3. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tatap muka dan tanya jawab kepada narasumber.

b. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara turun langsung ke lokasi penelitian dengan maksud untuk mendapatkan informasi- informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu data pendukung yang berbentuk surat-surat, catatan harian, laporan, foto dan sebagainya sebagai data penunjang dalam penelitian.

4. Subyek Penelitian

Subyek Penelitian dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai unit analisis. Untuk membedakan antara objek penelitian, subjek peneliitian dan sumber data.Penelitian ini akan dilakukan di Penelitian ini akan dilakukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil di Kota Malang Tim

(5)

739 peneliti akan melakukan penelitian dalam jangka waktu 2 April – 29 April 2019.

Yang berlokasi pada Jl. Trunojoyo No.4, Ngadiluwih, Kedungpedaringan, Kepanjen, Malang, Jawa Timur 65163. No. Telp: (0341) 399744

5. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis Deskriptif, dengan menggunakan teknik ini adalah penelitian yang berusaha mendiskripsikan suatu gejala, fenomena, dan kejadian yang terjadi saat penelitian dilakukan. Penelitian ini memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian sedang berlangsung.

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pelayanan Publik

Arti dari kata pelayanan merupakan keinginan untuk memenuhi suatu kebutuhan didalam masyarakat itu sendiri dan dapat dipertanggung jawabakan kinerja pelayanan publik tersebut.Pelayanan pada karkteristik adalah suatu prores yang melayani secara langsung pada masyarakat yang diberikan kepada pemerintahan atau birokrasi pemerintah. Pelayanan pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai aktivitas seseorang, sekelompok dan organisasi baik langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan. Pelayanan berarti melayani suatu jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam segala bidang. Kegiatan pelayanan kepada masyarakat merupakan salah satu tugas dan fungsi administrasi negara.

Pelayanan publik merupakan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat atau sekelompok kepentingan masyarakat yang sesuai dengan aturan dan pokok yang sudah disepakati yang sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki. adapun menurut beberapa tokoh yang menjelaskan bahwa pelayanan publik tentang teorinya.

(Politik & Vol, 2019) pelayanan yang didasarkan pada suatu aktivitas seseorang, sekelompok atau suatu organisasi yang dimana secara baik maupun tidak langsung untuk memenuhi semua kebutuhan. jadi di dalam sebuah pelayanan publik dibagi menjadi dua perbedaan yakni seseorang atau organisasi untuk kebutuhan seseorang.

(Wahyuni, Akib, & Darwis, 2017) segala pelayanan publik dilaksanakan oleh pelaku pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan sebuah pemenuhan

(6)

740 pelayanan publik dan pelaksanaan ketentuan pelaksanaan undang-undang. di dalam pelaksanaannya aparatur pemerintahan bertanggung jawab penuh untuk memenuhi semua keperluan pelayanan yang diminta oleh masyarakat agar pelayanan publik berjalan secara lancar untuk masyarakat. Masyarakat berhak menerima pelayanan yang maksimal dari pemerintah karena pemerintah sudah menerima dana dari masyarakat dalam bentuk membayar pajak, retribusi dan pungutan lainnya. maka daripada itu pelayanan publik menurut Mahmudi yakni kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh penyelenggara untuk memenuhi kebutuhan publik.

(Wahyuni et al., 2017) di dalam pelaksanaan pelayanan publik terdapat beberapa faktor yang mendukung yakni: kesadaran pegawai yang dimana semua tingkah laku ataupun perbuatan seorang pegawai dilihat oleh masyarakat hal tersebut dapat menjadi sebuah panutan kepada masyarakat, adanya sebuah aturan yang dimana untuk membuat sebuah organisasi dapat terarah dan teratur, faktor organisasi yang dimana mengatur dan membuat mekanisme kerja sebuah organisasi dapat menghasilkan sebuah pelayanan yang memadai, faktor kemampuan dan keterampilan dimana sebuah kemampuan dan keterampilan sangat dibutuhkan di sebuah organisasi karena untuk melaksanakan sebuah tugas dan pekerjaan hal tersebut dapat mempercepat sebuah pekerjaan di sebuah organisasi menjadi lebih baik lagi, faktor sarana pelayanan yang dimana sebuah pelayanan sarana yang memadai untuk dipergunakan oleh masyarakat dapat menciptakan sebuah efisien untuk sebuah organisasi tersebut. efisien sebuah pelayanan merupakan sebuah pemberian dari sebuah pelayanan yang memadai untuk memenuhi permintaan masyarakat. Dari efektifitas layanan tersebut maka juga ada out put dan inutnya yang dimana pelayanan yang melanyani kebutuhan masyarakat yang dibutukan.

Sedangkan yang selanjutnya yang di mana pelayanan yang dilakukan oleh pegawai layanan untuk melayani masyarakat secara khusus

(Politik & Vol, 2019) pelayanan merupakan sebuah organisasi yang memiliki sebuah total untuk menjadikan sebuah pelayanan yang memiliki sebuah kualitas yang dapat di terima oleh pengguna jasa dan hal tersebut di gunakan untuk penggerak utama sebuah pembentukan bisnis. Selanjutnya Sedangkan (Politik &

Vol, 2019) pelayanan merupakan sebuah keaktifan atau serangkaian aktifitas yang tidak bisa dilihat oleh kasat mata atau tidak bisa diraba hal ini terjadi karena adanya

(7)

741 sebuah interaksi yang dimana antara konsumen dengan karyawan dan berbagai hal- hal yang ada yang dimana jasa tersebut bisa terjadi dimana hal tersebut di sebuah perusahaan pelayanan karena dimaksudkan untuk memecakan sebuah solusi permasalahan konsumen atau pelanggannya

(Wahyuni et al., 2017) Pelayanan publik yang dimana sebuah kegiatan yang dilakukan oleh pemrintah terhadap masyarakatnya yang dimana dilakukan sebua kegiatan untuk menunjang suatu organisasi yang dimana hal tersebut dilakukan agar hidup masyarakat lebih sejahtera kegiatan dengan adanya sebuah organisasi tersebut dengan menawarkan secara khusus terhadap masyarakatnya yang dimana hasilnya akan terikat dan bisa bersifat fisik. Agung Kurniawan (dalam (Politik &

Vol, 2019) mengatakan bawah dimana pelayanan publik merupakan sebuah pemberian pelayanan atau layanan yang di berikan kepada orang lain atau masyarakat yang mmiliki sebuah kepentingan organisasi atau dengan adanya pokok aturan maka tata caranya bisa di terapkan secara maksimal dan baik.

(Wahyuni et al., 2017) pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. (Politik & Vol, 2019) pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik. Selanjutnya Sampara berpendapat, pelayanan adalah suatu kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan.

(Wahyuni et al., 2017) pelayanan publik merupakan sebuah pemberian jasa yang baik dari pemerintah, pihak swata, dengan mengatasnamakan pemerintah dari pihak swata kepada masyarakat dengan tanpa memungut sebuah biaya apapun untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya. (Politik & Vol, 2019) pelayanan merupakan sebuah kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi antara intraksi langsung dan tidak langusung antara seseorang dengan orang lain, antara orang lain dengan mesin secara fisik yang dimana hal tersebut dilakukan untuk mencari kepuasan kepada masyarakat atau pelanggan. (Politik & Vol, 2019) pelayanan umum terlahir karena adanya sebuah kepentingan umum

(8)

742 Dari pendapat dari para tokoh diatas yakni pelayanan publik adalah sebuah proses atau pelayanan yang dilakukan oleh sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu. (Lowokwaru et al., 2019) Pelayanan Publik yakni suatu aktivitas yang dilakukan birokrasi publik untuk memenuhii masyarakat suatu negara yang membutuhkan pelayanan publik. Seperti pelayanan pembuatan E-KTP, pembuatan SIM, KK, Akta Kelahiran, Akta kematian dan Akta pernikahan.Pelayanan Publik yakni kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang- undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang dan jasa atau pelayanan administratif yang disediakan pemerintah.

(Lowokwaru et al., 2019) Kinerja Pelayanan Publik yakni tugas seseorang birokrasi yang ada di Indonesia yang masih memiliki kekuasaan tersebut. Kualitas dalam pelayanan publik sangat penting dikarena (Wahyuni et al., 2017) yakni kualitas yang memiliki peran penting yang menghubungkan baik atau buruk suatu jasa, produk, manusia, dan sesuai dengan keinginan masyarakat fokus pada pandangan pelayanan publik pemerintahan. Kualitas pelayanan publik dilihat dari dua dimensi yaitu masyarakat yang menerima pelayanan dan yang memberikan pelayanan adalah birokrasi pemerintah.Unsur-Unsur Pelayanan Publik yakni ada empat yaitu :

1. Tugas Layanan

Dalam melayani masyarakat pemerintah berupaya memberikan pelayanan sesuai dengan tugas-tugas masing-masing pejabat pemerintah untuk kepentingan masyarakat daerah maupun pusat.

2. Sistem atau Prosedur Layanan

Dalam melayani masyarakat perlu adanya sistem teknologi sebagai sistem informasi, prosedur untuk memberikan kelancaran secara cepat dan berkualitas.

3. Kegiatan Pelayanan

Dalam melayani masyarakat secara umum kegiatan dengan tidak adanya diskriminasi.

4. Pelaksanaan Pelayanan

(9)

743 Pemerintah dalam pelaksanaan pelayanan masyarakat seharusnya memberikan kualitas baik seperti cepat,tidak berbelit-belit, mudah dipahami masyarakat dan membuat kebijakan disertai dengan disiplin oleh pejabat-jabat daerah.

Dari pendapat dari para tokoh diatas yakni pelayanan publik adalah sebuah proses atau pelayanan yang dilakukan oleh sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu.

Konsep Kinerja Aparatur

(Pendidikan & Kebudayaan, n.d.) Kinerja Aparatur adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi yang menjalankan fungsi dan tugas-tugas aparatur (pemerintah) dapat dipertanggung jawabkan. (Pendidikan & Kebudayaan, n.d.) Dalam mencapai hasil kinerja yang baik, maka melakukan suatu tingkatan proses kegiatan organisasi yang menjalankan fungsi dan tugas-tugas aparatur seperti :

1. Kualitas adalah suatu proses kegiatan yang dimana organisasi dalam melakukan ketepatan, keahlian, dan kecepatan dalam menjalankan fungsi dan tugas-tugas masing aparatur (pemerintah) yang dapat dipertanggungjawabkan.

2. Efektivitas adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan organisasi aparatur dalam melaksanakan kinerja secara efektif dan efisien tersebut.

3. Kemandirian adalah kegiatan yang dilakukan aparatur dalam menjalankan tugas-tugasnya tanpa perlu meminta pertolongan dari siapapun dan bersifat berusaha dalam melakukan memaksimalkan pekerjaan atau kinerja.

4. Komitmen kinerja adalah seseorang aparatur yang baik dalam melakukan kinerja atau pekerjaan sesuai dengan SOP (standar Operasional Pemerintah).

Dengan melakukan penerapan hasil kinerja yang baik yang dapat menentukan tingkat keberhasilan tersebut. Maka dari pada itu untuk menentukan tingkat keberhasilan kinerja Sumber daya manusia dapat mewujudkan pemerintah yang baik dan profesional maka dibutuhkan pegawai negeri sipil atau birokrasi dalam menjalani tugas-tugas sebagai pelayanan publik bagi masyarakat. (Pendidikan &

Kebudayaan, n.d.) Pada tahun 2011 Indonesia memiliki kinerja birokrasi sebesar 4,5 juta yang belum melakukan kinerja secara efektif dan efisien kepada pelayanan publik. Pelayanan publik yang melibatkan pemerintah daerah maupun kota ikut serta dalam melayani masyarakat yang berkepentingan bagi pihak pemerintah atau

(10)

744 swasta, dengan tanpa adanya pembayaran dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan atau prosedur. Peraturan pemerintah dalam membuat kebijakan publik.

(Pendidikan & Kebudayaan, n.d.) kebijakan publik ialah kebijakan yang membantu pemerintah dalam membangun program yang telah direncanakan oleh pejabat- pejabat pemerintah dapat dilaksanakan dan direalisasikan, seperti :

1. Kebijakan publik mempunyai strategi dalam menentukan tindakan-tindakan agar mencapai tujuan-tujuan tersebut.

2. Kebijakan publik berisi tentang tindakan-tindakan pemerintah.

3. Kebijakan publik adalah kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan melainkan melakukan pelayanan untuk masyarakat.

4. Kebijakan publik yang diambil bersifat positif yaitu tindakan pemerintah mengenai segala sesuatu permasanlah tersebut dan bersifat negatif yaitu kebijakan pemerintah tidak melakukan dalam hal pelanggaran.

5. Kebijakan pemerintah yang berdasarkan peraturan-peraturan Undang-Undang Pemerintah daerah maupun pusat yang bersifat mengikat atau memaksa.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kebijakan publik, seperti :

1. Kurangnya komunikasi antar kelompok yang mengakibatkan kebijakan kurang jelas, sehingga dalam pelaksanaan atau pelayanan publik kurang memuaskan untuk masyarakat.

2. Sumber daya, walaupun isi kebijakan dikomunikasikan secara jelas dan konsistensi, tetapi apabila pemerintah kekurangan sumber daya untuk melaksanakan, implementasi tidak akan berjalan efektif. Sumber daya tersebut dapat berwujud sumber daya manusia, yakni faktor penting untuk implementasi kebijakan agar efektif.

3. Disposisi, adalah watak dan karakteristik atau sikap yang dimiliki oleh pemerintah seperti komitmen, kejujuran, sifat demokratis. Apabila pemerintah memiliki disposisi yang baik, maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika pemerintah memiliki sifat atau perspektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga menjadi tidak efektif.

4. Struktur birokrasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Salah satu dari

(11)

745 aspek struktur yang penting dari setiap organisasi adalah adanya prosedur operasi yang standar (Standard operating procedures) atau SOP. SOP menjadi pedoman bagi setiap implementor dalam bertindak.

Akan tetapi di dalam proses pelayanan publik untuk membuat E-KTP yang mendapatkan kendala diantaranya adalah pertama Blangko Habis dalam pembuatan E-KTP, kedua sistem eror, ketiga kedisplinan waktu, dan terakhir keempat mempertanggungjawabkan kinerja upaya untuk mengatasi agar masyarakat puas dalam pelayanan tersebut.

Gambar 1. Diagram Analisis Jabatan (Menurut Cross)(Manusia, Kantor, & Kota, 2015)

Analisis jabatan bermanfaat pula bagi organisasi untuk menentukan nilai relatif suatu pekerjaan sebelum ditetapkan nilai yang tepat bagi pekerjaan tersebut.

Semakin besar tugas dan tanggung jawab dalam sebuah organisasi maka nilai jabata atau pekerjaan akan semakin tinggi dan begitu pula dengan sebaliknya (Mendy 2008, h. 97). Nilai jabatan atau pekerjaan itulah yang kemudian menjadi penentu besaran kompensasi yang diterima oleh setiap pegawai.

E-KTP

Pemerintah berupaya mengembangkan teknologi industri yang memiliki tujuan yakni untuk mempermudah pekerjaan, kecepatan, keamanan, kenyamanan dan ketepatan seperti masyarakat sebagai konsumen dan pemerintah sebagai produsen (pelayanan). Adapun perkembangan zaman yang semakin canggih didalami persaingan globalisasi antara negara-negara dunia dalam mengembangkan teknologi maju. Sebelum negara-negara di dunia yang memiliki teknologi maju,

(12)

746 maka dari zaman dahulu mempunyai revolusi Industri pertama sejak tahun 1760- 1840 yang ditandai dengan mesin uap untuk menggerakkan mesin produksi seperti pembangunan jalur rel kereta api dan mesin uap, sehingga dapat menghasilkan produksi mekanik. Revolusi industri kedua (2.0) pada awal abad ke-19 sampai memasuki abad ke-20 yang ditandai dengan tenaga listrik untuk menghasilkan produksi massal dan mendorong perkembangan masyarakat yang begitu cepat karena mereka mendapatkan akses informasi yang cepat dan dalam waktu yang relatif lebih cepat seperti dapat mempermudah perpindahan barang, jasa, manusia dari satu tempat ke tempat lainnya ada juga contoh lainnya misalnya dalam teknologi komunikasi (radio, televisi dan komputer).

Revolusi ketiga (3.0) pada tahun 1960 adanya perkembangan teknologi informasi dan elektronik yang digunakan untuk ke efisiensi waktu dalam memproduksi karena revolusi era ketiga yang dapat mempercepat pertumbuhan dan perkembangan alat-alat semi konduktor, mainframe computing (1960), personal computing (1970 dan 1980) dan internet (1990). Revolusi Keempat (4.0) mulai abad ke-21 memiliki kemajuan dibandingkan pada revolusi 1.0, revolusi 2.0, revolusi 3.0 dalam hal ini revolusi industri 4.0 (keempat) ialah perkembangan teknologi yang menggantikan jasa manusia menjadi robot dalam melakukan semua pekerjaan. Ada tiga alasan yang mendukung bahwa revolusi keempat berbeda dengan sebelumnya yaitu pertama kecepatan (velocity), kedua luas dan mendalam (teknologi) dan ketiga dampak sistem (SystemIMPACT), yang menyebabkan transformasi dalam keseluruhan sistem, antar suatu negara, perusahaan, industri dan masyarakat secara keseluruhan.

(13)

747 Gambar 2. Revolusi Industri

Dalam kebijakan pemerintah Indonesia untuk melakukan perkembangan teknologi seluruh daerah-daerah yaitu dengan menerapkan E-KTP berbasis teknologi. Pada masa sebelumnya pemerintah mempunyai KTP yang dimana hanya berlaku untuk 5 tahun sekali dan memperpanjang masa berlaku KTP. Sedangkan negara Indonesia sudah menerapkan revolusi industri 4.0 dalam pembuatan KTP yaitu E-KTP.

(Daoudi, 2000) E-KTP adalah dokumen kependudukan sistem bersifat keamanan ataupun teknologi yang berbasis digital untuk mengatur masyarakat dalam tanda pengenalan data 17 tahun ke atas yang sudah dianggap dewasa, wajib berlaku seluruh warga negara Indonesia. Masyarakat dibolehkan menggunakan kartu tanda penduduk yakni hanya satu kali yang tercatat Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang tercantum pada Induk Kependudukan (NIK).

NIK merupakan identitas masyarakat yang berlaku hanya satu kali dalam seumur hidup dan juga berlaku pada SIM (surat izin mengemudi), paspor, nomor pokok wajib pajak (NPWP), sertifikat tanah, dan lain-lain.(Daoudi, 2000)Peraturan dalam penerapan E-KTP yang berbasis Nomor Induk Kependudukan ialah

I. Identitas resmi sebagai bukti bahwa waarga negara adalah warga negara Indonesia.

II. Pembuktian dari masyarakat dalam mengurus admintrasi pemerintahan.

(14)

748 III. Bukti diri masyarakat untuk pengurusan layanan publik pemerintah pusat

maupun pemerintah daerah, perbankan,swasta yang berkaitan dengan izin pada pembangunan usaha, dan pertanahan.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai persyaratan Pembuatan E- KTP sebagai berikut :

- Foto Copy KK (Kartu Keluarga) - Berusia minimal 17 Tahun - Surat Pengantar RW dan RT

- KTP asli bagi memperpanjang KTP

- Surat Kehilangan KTP dari kepolisian bagi penghilangan KTP atau Hilang - Pemohon mengisi Formulir Baru bagi membuat,kehilangan dan pengantian

KTP di Kelurahan.

Penerbitan E-KTP melakukan beberapa proses yakni : 1. Membawa foto Copy kartu keluarga (KK).

2. Melakukan proses perekaman yang berbasis digital yaitu 1) Pengambilan foto setengah badan.

2) Perekaman Sidik empat jari tangan kanan, empat jari tangan kiri, dan kedua ibu jari tangan kanan dan kiri.

3) Perekaman retina mata.

4) Melakukan tanda tangan secara digital

3. Pengambilan surat tanda pengambilan E-KTP selama 5 hari dalam pembuatan tersebut.

Oleh karena itu pelayanan publik yang melibatkan pemerintah daerah maupun kota ikut serta dalam melayani masyarakat yang berkepentingan bagi pihak pemerintah atau swasta, dengan tanpa adanya pembayaran dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan atau prosedur. Akan tetapi didalam proses pelayanan publik untuk membuat E-KTP yang mendapatkan kendala diantaranya adalah pertama Blangko Habis dalam pembuatan E-KTP, kedua sistem eror, ketiga kedisplinan waktu, dan terakhir keempat mempertanggungjawabkan kinerja upaya untuk mengatasi agar masyarakat puas dalam pelayanan tersebut.

Pelayanan Publik yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sudah sesuai dengan standar operasional pelayanan sudah mulai membaik

(15)

749 sehingga diharapkan masyarakat mulai mengerti standar alur pembuatan E-KTP ini.

hal ini dilakukan untuk pelayanan pembuatan E-KTP ini sudah dibagi oleh pemerintah untuk mempermudah pelayanan pembuatan E-KTP. E-KTP ini diluncurkan oleh kementerian dalam negeri untuk mempermudah data tentang pencarian masyarakat yang dibutuhkan oleh pemerintah. kartu tanda penduduk merupakan kartu yang digunakan oleh penduduk Indonesia untuk memberikan sebuah informasi kepada masyarakat tentang diri mereka melalui sebuah kartu elektronika.

Revolusi Industri 4.0

Sejalan dengan era digitalisasi dan Revolusi Industri 4.0 banyak negara telah menerapkan digitalisasi dalam pemerintahannya. Tujuannya untuk membangkitkan produktivitas dan efisiensi serta menghidupkan akuntabilitas mesin kelembagaan negara. Pemerintah perlu membangun sistem e-goverment di seluruh kelembagaan, membangun postur pelayanan berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang terpadu dari pusat hingga daerah terdepan pelayanan publik.

(“No Title,” 2019) Adapun istilah Indonesia 4.0, Awal mula dari istilah ini adalah terjadinya revolusi industri di seluruh dunia, yang mana merupakan sebuah revolusi industri keempat. Dapat dikatakan sebagai sebuah revolusi, karena perubahan yang terjadi memberikan efek besar kepada ekosistem dunia dan tata cara kehidupan.

Revolusi industri 4.0 bahkan diyakini dapat meningkatkan perekonomian dan kualitas kehidupan secara signifikan.

Awal mula dari Revolusi Industri 4.0 ialah Mulai dicetuskan pertama kali oleh sekelompok perwakilan ahli berbagai bidang asal Jerman, pada tahun 2011 lalu di acara Hannover Trade Fair. Dipaparkan bahwa industri saat ini telah memasuki inovasi baru, dimana proses produksi mulai berubah pesat. Pemerintah Jerman menganggap serius gagasan ini dan tidak lama menjadikan gagasan ini sebuah gagasan resmi. Setelah resminya gagasan ini, pemerintah Jerman bahkan membentuk kelompok khusus untuk membahas mengenai penerapan Industri 4.0 . Pada tahun 2015, Angella Markel mengenalkan gagasan Revolusi Industri 4.0 di acara World Economic Forum (WEF). Jerman sendiri menggelintirkan modal sebesar €200 juta untuk menyokong akademisi, pemerintah, dan pebisnis untuk

(16)

750 melakukan penelitian lintas akademis mengenai Revolusi Industri 4.0. Tidak hanya Jerman yang melakukan penelitian serius mengenai Revolusi Industri 4.0, namun Amerika Serikat juga menggerakkan Smart Manufacturing Leadership Coalition (SMLC), sebuah organisasi nirlaba yang terdiri dari produsen, pemasok, perusahaan teknologi, lembaga pemerintah, universitas dan laboratorium yang memiliki tujuan untuk memajukan cara berpikir di balik Revolusi Industri 4.0. Dan saat ini kita berada di zaman dimana Revolusi Industri 4.0 baru saja dimulai. Lalu seperti apa sebenarnya Revolusi Industri 4.0? Revolusi Industri 4.0 menerapkan konsep automatisasi yang dilakukan oleh mesin tanpa memerlukan tenaga manusia dalam pengaplikasiannya. Dimana hal tersebut merupakan hal vital yang dibutuhkan oleh para pelaku industri demi efisiensi waktu, tenaga kerja, dan biaya.

Penerapan Revolusi Industri 4.0 di pabrik-pabrik saat ini juga dikenal dengan istilah Smart Factory. Tidak hanya itu, saat ini pengambilan ataupun pertukaran data juga dapat dilakukan on time saat dibutuhkan, melalui jaringan internet. Sehingga proses produksi dan pembukuan yang berjalan di pabrik dapat termotorisasi oleh pihak yang berkepentingan kapan saja dan dimana saja selama terhubung dengan internet.

Bila kita melihat kembali Revolusi Industri 3.0 dimana merupakan titik awal dari era digital revolution, yang memadukan inovasi di bidang Elektronik dan Teknologi Informasi. Ada perdebatan apakah Revolusi Industri 4.0 cocok disebut sebagai sebuah revolusi industri atau hanya sebuah perluasan atau pengembangan dari Revolusi Industri 3.0. Namun nyatanya, perkembangan Revolusi Industri 3.0 ke Revolusi Industri 4.0 sangat signifikan, hal baru yang sebelumnya tidak pernah ada di era Revolusi Industri 3.0 mulai ditemukan. Para ahli meyakini era ini merupkana era dari Revolusi Industri 4.0, dikarenakan terdapat banyak inovasi baru di Industri 4.0, diantaranya Internet of Things , Big Data, percetakan 3D, Artifical Intelligence (AI), kendaraan tanpa pengemudi, rekayasa genetika, robot dan mesin pintar. Salah satu hal terbesar didalam Revolusi Industri 4.0 adalah Internet of Things.

(“No Title,” 2019) Indonesia pun saat ini mulai menggarap konsep Revolusi Industri 4.0 secara serius. Strategi Indonesia salah satunya, melalui Kementerian Perindustrian mecoba membuat sebuah roadmap bertajuk Making Indonesia 4.0.

Sosialisasipun sudah disampaikan oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

(17)

751 Revolusi industri 4.0 ini dapat membuat dan memberikan lapangan kerja yang lebih banyak dan investasi baru dengan berbasis teknologi. Tetapi, penerapan era keempat ini harus diikuti dengan pembentukan ekosistem yang sehat agar bisa bergerak pada bidang ekonomi. Untuk mencapai keberhasilan di era digital ini, dibutuhkan ekosistem dan komunikasi yang terstruktur oleh para pembisnis.

Sebenarnya masyarakat Indonesia sudah terbiasa menggunakan teknologi dalam kegiatan sehari-hari, tetapi belum dimanfaatkan dengan baik dalam hal produktivitas untuk mengembangkan ekonomi di Indonesia. Faktanya, revolusi 4.0 akan memberikan keuntungan lebih pada pembisnis karena bisa mengurangi biaya operasional. Contoh revolusi industri telah berjalan di Indonesia yaitu adanya E- ktp, yang mana kartu tanda penduduk elektronik yang dibuat dengan elektronik, baik dari fisik dan fungsinyan semua berbasis komputer, E-Ktp ini dapat memudahkan mayarakat, karna E-Ktp ini masa aktifnya seumur hudup. Sehingga masyarakat tidak perlu per lima tahun ke DUKCAPIL untuk memperpanjang masa aktif KTP mereka.Sektor industri nasional perlu perbaikan lebih-lebih pada aspek penguasaan teknologi yang menjadi penentu daya saing di era 4.0. ada lima teknologi utama yang membantu menahanpembangunan sistem revolusi industri 4.0 yaitu Artificial intelligence (AI), Internet of Things (IoT), teknologi robotic dan sensor, teknologi 3D printing, dan human-machine interface.

Kecerdasan buatan semakin hari semakin menunjukkan peningkatan kehadirannya. Mekanisme digital tida lagi diterapkan pada bidang industri, tetapi telah diterapkan di berbagai bidang lain. Peran manusia sudah mulai digeser perlahan oleh mesin dan robot-robot dalam melakukan berbagai kegiatan.

Akibatnya, banyak pekerja manusia yang tergantikan oleh mesin dan robot.

Contohnya seperti di gerbang tol, dulu manusia lah yang bekerja di gerbang- gerbang tol, tetapi sekarang? Sudah digantikan oleh mesin yang tinggal ditempel kartu lalu tinggal pergi.

(Fanida, Ap, & Ap, n.d.)Adapun Penerapan e-goverment dapat mengarahkan pengembangan pelayanan dan pemerintahan berbasis elektronik menuju puncak tertinggi kepuasan masyarakat. Hal tersebut yang melandasi banyak pemerintahan daera h memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik. (Fanida et al., n.d.) yang dilakukan pemerintah daerah

(18)

752 Dinoyo, dalam memenuhi hak serta kebutuhan masyarakat Dinoyo dengan membuat suatu inovasi aplikasi bernama SAKDINO (Sistem Pelayanan Administrasi Kependudukan Kelurahan Dinoyo). Inovasi aplikasi SAKDINO dibuat untuk mempermudah masyarakat Dinoyo terkait pelayanan administrasi kependudukan. (Harany, Muchsin, & Abidin, 2019) Program aplikasi Sakdino merupakan aplikasi yang berbasis teknologi atau online, khususnya untuk pelayanan administrasi kependudukan yang bertujuan untuk kualitas pelayanan yang akan diberikana kepada pelanggan. Dengan adanya teknologi mendukung pemerintahan yang menerapkan egovernment yang dijelaskan Mendelay bahwa e- government merupakan suatu mekanisme interaksi baru antara pemerintah dengan melibatkan pengguna teknologi informasi (terutama internet) dengan tujuan memperbaiki mutu atau kualitas pelayanan. Penerapan aplikasi Sakdino yang berbasis teknlogi memberikan manfaat salah satunya yaitu memperbaiki kualitas pelayanan pemerintahan kepada masyarakat, terutama dalam hal efisiensi dan efektifitas kinerja.

(Harany et al., 2019) Aplikasi SAKDINO ini sangat dibutuhkan sekali oleh masyarakat Dinoyo dikarenakan untuk menemui perangkat RT dan RW seringkali mengalami kendala. Adanya inovasi ini bisa dibilang sangatlah tepat. Karena seringkali masyarakat secara tiba-tiba membutuhkan Surat Pengantar (SP) untuk keperluan mereka akan tetapi mengalami kesulitan pada saat mengurus karena sering sekali perangkat RT atau RW memiliki kesibukannya sendiri. Dengan adanya inovasi ini masyarakat tidak perlu lagi untuk menemui RT atau RW dikarenakan pelayanannya sudah online dan dapat dilakukan pada ponsel android.

Selain itu masyarakat dapat menggunakan aplikasinya kapanpun sesuai keinginan mereka. Dengan adanya pelayanan administrasi kependudukan berbasis android, masyarakat yang rumahnya jauh tidak perlu khawatir lagi dan tidak lagi mengeluarkan biaya cukup banyak untuk transportasi karena proses pelayanannya dapat diakses melalu ponsel masing-masing dengan menggunakan kouta internet.

Tantangan dan Hambatan Revolusi Industri 4.0

(“No Title,” 2019) Tantangan revolusi industri sudah ada dari industri 1.0, 2.0, 3.0, sampai ke industri 4.0. perubahan industri hakikatnya merupakan real change dari perubahan yang ada. Industri 1.0 ditandai dengan ada mekanisme produksi untuk menunjang efektifitas dan efisiensi aktivitas manusia. Industri 2.0

(19)

753 ditandai dengan adanya produksi masal dan standarisasi mutu, Industri 3.0 dimulai dengan adanya penyesuaian produksi massal dan fleksibilitas manufaktur berbasis otomatisasi dan robot, dan Industri 4.0 yang kemudian disebut Revolusi Industri 4.0 adalah suatu istilah yang berasal dari sebuah proyek pemerintah Jerman untuk mempromosikan komputerisasi manufaktur dan hadir menggantikan industri revolusi industri 3.0 ditandai dengan Cyber Physical System (CPS) dan kolaborasi manufaktur mendelay. revolusi industri 4.0 ditandai dengan peningkatan digitalisasi manufaktur yang didorong oleh empat faktor yaitu :

1. peningkatan volume data, kekuatan komputasi, dan konektivitas 2. munculnya analisis, kemampuan, dan kecerdasan bisnis

3. terjadinya bentuk interaksi baru antara manusia dengan mesin

4. memperbaiki instruksi transfer digital ke dunia fisik, seperti robotika.

Dengan adanya revolusi industri 4.0, tentu perkembangan teknologi di dunia menjadi semakin pesat. Namun begitu, meski revolusi industri ini memberikan dampak yang bagus untuk perkembangan teknologi, ada masalah yang menghambat perkembangan tersebut. Di Indonesia sendiri ada beberapa hambatan yang mengakibatkan Revolusi Industri 4.0 ini sulit untuk diterapkan.

Diantara masalah yang harus dihadapi Indonesia pertama adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Meskipun Indonesia memiliki SDM yang sangat banyak, namun begitu jumlah orang-orang yang memiliki kualitas yang bagus masih sedikit.

Sehingga meski terdapat lowongan perkerjaan, masih banyak masyarakat yang tidak dapat mendapat pekerjaan dikarenakan rendahnya kualitas mereka.

Selain dari kualitas SDM yang masih belum memupuni, masih banyak masyarakat di Indonesia yang kurang ahli dalam menggunakan teknologi.

Sedangkan di Revolusi Industri 4.0 ini pekerjaan akan banyak digantikan oleh tenaga robot. Mendelay Berdasarkan perkataan dari Prof Ir Dwikorita Karnawati Msc PHD, dalam waktu 5 tahun ke depan 35% pekerjaan yang diajarkan di perguruan tinggi akan hilang dan bahkan dalam 10 tahun ke depan pekerjaan yang akan hilang mencapai 75% dari yang diajarkan di perguruan tinggi.

Selain dari kualitas SDM, bencana alam pun merupakan suatu masalah yang menyebabkan Revolusi Industri 4.0 masih sulit diterapkan di Indonesia. Adanya bancana alam mengakibatkan perkembangan di suatu daerah menjadi terhambat.

(20)

754 Karena bencana-bencana alam merusak peralatan dan juga lingkungan yang ada.

Sehingga pengembangan-pengenbangan teknologi harus terhenti karena harus membereskan bencana alam yang terjadi di sekitar sana.

Dan terakhir salah satu yang mengakibatkan Revolusi Industri 4.0 ini menjadi sulit untuk diterapkan adalah karena kebijakan yang dibuat oleh pemerintah itu sendiri. Revolusi Industri merupakan pekembangan yang pesat dalam bidang industri. Meskipun Revolusi Industri 4.0 ini memberikan dampak baik dalam perkembangan teknologi, masih banyak hambatan yang dialami oleh Indonesia dalam melakukan penerapannya. Mulai darimasalah SDM yang masih kurang memadai, bencana alam, bahkan hingga kebijakan pemerintah yang masih tumpang tindih.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Analisis Jabatan Pada Pelayanan Publik Dalam Pembuatan E-KTP Kota Malang.

Pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Malang melakukan penelitian untuk mengetahui analisis jabatan pada pelayanan publik dalam pembuatan E-KTP. Ada beberapa tugas dalam pengelolaan program dan kegiatan di bidang pelayanan pendaftaran penduduk yaitu :

Tabel 1. Tugas Atau Kegiatan Dalam Bidang Pelayanan No Tugas atau Kegiatan Satuan

Hasil

Waktu Penyeles aian (Menit)

Waktu Kerja Pengawai

Efektif (Menit) 1 Menyiapkan bahan penyusunan dan

melaksanakan program di bidang Pendataan Penduduk, Identitas Penduduk, serta Pindah Datang.

a. Menyiapakan bahan penyusunan perencanaan program di bidang pedataan penduduk, serta pindah datang.

Kegiatan 30 Menit 72000

2 Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis Bidang Pelayanan Pedaftaran Penduduk.

Kegiatan 30 Menit 72000

(21)

755 a. Merumuskan kebijakan teknis

bidang pelayanan pendaftaran penduduk.

b. Melaksanakan kebijakan teknis bidang pelayanan pendaftaran penduduk.

3 Menyusun perencanaan dan melaksanakan program di bidang Pengelolaan Pendataan Penduduk, Identitas Penduduk, serta Pindah Datang.

a. Menyusun perencanaan dan melaksanakan program di bidang Pengelolaan Pendataan Penduduk, identitas Penduduk, serta Pindah Datang.

Kegiatan 30 Menit 72000

4 Mengumpulkan mengelolah dan melaporkan data penduduk.

a. Mengumpulkan data penduduk.

b. Mengolah data penduduk.

c. Melaporkan data penduduk

Laporan 30 Menit 72000

5 Memproses penerbitan KTP-el dan Kartu Keluarga.

a. Memproses penerbitan KTP- el.

b. Memproses penerbitan Kartu Keluarga.

Dokumen 30 Menit 72000

6 Melaksanakan pendaftaran dan penerbitan SKOT.

a. Melaksanakan pendaftaran SKOT.

b. Melaksanakan penerbitan SKOT.

Dokumen 30 Menit 72000

Sumber :Dinas Kependudukan Catatan Sipil Kota Malang

Penelitian berfokus kepada proses penerbitan KTP-el Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Malang untuk mengetahui kinerja pengawai negeri sipil (PNS) dalam pelayanan publik. Penerbitan E-KTP Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Malang melakukan beberapa proses yakni :

1. Membawa foto copy kartu kelurga (KK).

2. Melakukan proses perekaman yang berbasis digital yaitu

(22)

756 1) Pengambilan foto setengah badan.

2) Perekaman Sidik empat jari tangan kanan, empat jari tangan kiri, dan kedua ibu jari tangan kanan dan kiri.

3) Perekaman retina mata.

4) Melakukan tanda tangan secara digital

3. Pengambilan surat tanda pengambilan E-KTP selama 5 hari dalam pembuatan tersebut.

Dalam prosedur pelayanannya E-KTP Dinas Kependudukan dan Pencatata Sipil Kota Malng ini dimana dimulai dengan mendaftar pengumpulan berkas setelah selesai pengumpulan berkas maka bisa melakukan verifikasi berkas dan melakukan pembuatan E-KTP dibutuhkan waktu paling cepat 30 menit dan maksimal efesien kinerja 72000 menit (50 hari). Karena Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil berupa memaksimalkan kinerja pembuatan E-KTP, akan tetapi Dispendukcapi memiliki kendala atau hambatan yakni dimana dalam pengambilan Blanko di pemerintah pusat (Kementrian Dalam Negari) hanya menyediakan 550.393 Blanko sedangkan yang dibutuhkan Dispendukcapil Kota Malang itu lebih dari 550.393 Blangko sesuai dengan jumlah penduduk berumur 17 tahun keatas di pemerintah Kota ataupun Kabupaten Malang dan Balangko rusak berjumlah 6.775 pada tanggal 30 bulan april Tahun 2019 .

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam menghadapi kendali- kendala berupa dengan melakukan kinerja secara optimal yaitu menyediakan mobil operasi keliling dalam pembuatan E-KTP Kota Malang seperti melakukan pembuatan E-KTP di SMA, Rumah Sakit, Kantor Polisi, Kecamatan, Keluruhan, Kabupaten dan lain-lain, agar masyarakat tidak susah melakukan pembuatan E- KTP di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil Kota Malang sehingga dapat mengefisiesikn waktu, tenaga, dan uang.

Jika masih belum paham dengan prosedur tersebut bisa ditanyakan langsung di kantor Dinas kependudukan dan Pencatatan sipil jika ingin mengambil E-KTP yang dibutuhkan tersebut maka masyarakat harus mendaftar diri terlebih dahulu lalu memeriksa berkas tersebut agar dapat mengambil berkas itu lalu kemudian melakukan verifikasi berkas tersebut, lalu setelah diverifikasi berkas tersebut maka bisa untuk diambil untuk dilakukan pembuatan E-KTP. Oleh karena itu berbeda

(23)

757 halnya denga E-KTP yang hilang yaitu dengan melakukan pelaporan kehilangan E- KTP di Kantor Polis sekitar dan masyarakat melakukan pencetak ulang E-KTP di Dinas Kependusukan dan Pencatatan sipil Kota Malang

Gambar 3. Tabel Hasil Perakaman Dan Pencetakan KTP-El Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Malang APRIL

Tahun 2019

Sumber : Dinas Kependudukan Catatan Sipil Kota Malang

b. Kebijakan Pelayanan dan Survei Masyarakat Terhadap Pembuatan E- KTP Kota Malang

(Tata et al., 2016) Dalam Ketetapan Peraturan WALIKOTA Nomor 32 Tahun 2016, pasal 2 dan pasal 3. Pasal 2 ayat (1) berbunyi “Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan dibidang Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil”. Dan Pasal 3 ayat 1 dalam pelaksanakan Tugas dan Fungsi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Tujuannya untuk mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil dengan meningkatkan penduduk yang ber E-KTP sebesar 623.696 atau 91,85%. Pada bulan berikutnya yakni juni dan Juli 2019 tercatat dalam jadwal perekaman pembuatan E-KTP di Kelurahan 2019.

(24)

758 Tabel 3. Jadwal Perekaman KTP-Elektronik Di Kelurahan Tahun 2019

Sumber : Dinas Kependudukan Catatan Sipil Kota Malang

Data yang disampaikan mengenai jadwal perekaman E-KTP pada Kelurahan Kota Malang berjumlah 12 yaitu pada bulan juni hari sabtu tanggal 22 di Kecamatan Kedungkandang Kelurahan Sawojajar dan Lesanpuro, tanggal 29 di Kecamatan Blimbing Kelurahan Purwantoro dan Bunulrejo, tanggal 6 bulan Juli di Kecamatan Lowakwaru Keluruhan Tunjungsekar dan Mojolangu, tanggal 13 Kecamatan Klojen Kelurahan Rampalcelakket dan Samaan, Tanggal 20 Kecamatan Sukun Kelurahan Ciptomulyo dan Gadang dan pada tanggal 27 di Kecamatan Blimbing dan Lowakwaru Kelurahan Pandanwangi dan Lowokwaru, maka masyarakat dapat melakukan perekaman E-KTP yang memiliki jadwal yaitu pada pukul 08-00 sampai 14.00 dan kecuali hari minggu di Dinas Kependudukan Catatan Sipil Kota Malang.

Menurut survei terhadap kualitas pelayanan perekaman E-KTP Kota Malang menunjukan bahwa hasil survei memiliki tingkat kualitas pelayanan yang bernilai baik. Adapun unsur pelayanan yang masuk ke kategori baik antara lain adalah keramahan dan respon keluhan atau pengaduan. Sedangkan yang memilik kualitas dengan nilai terendah adalah prosedur pelayanan. (Studi, Kota, Publik, Adminstrasi, & Malang, n.d.) Berikut ini tabel hasil survei yang telah diolah :

(25)

759 Tabel 4. Hasil Survei Kualitas Pelayanan Publik

No Pelayanan Publik Score Kualitas Pelayanan Publik 1. Persyaratan Pelayanan Publik 3.200 B (Baik)

2. Prosedur Pelayanan Publik 3.107 B (Baik)

3. Keramahan Pelayanan Publik 3.367 A (Sangat Baik) 4. Kesopanan Pelayanan Publik 3.293 A (Sangat Baik) 5. Kesiplinan Pelayanan Publik 3.240 B (Baik)

6. Kenyaman Pelayanan Publik 3.233 B (Baik)

7. Keamanan Pelayanan Publik 3.293 A (Sangat Baik)

Sumber : Dispanduk Capil Kota Malang

(Studi et al., n.d.) Dari data yang diatas yang mengenai survai kepuasan pelayanan publik terhadap perekaman E-KTP pada Dinas Kependudukan Catatan Sipil Kota Malang yaitu hasilnya sebesar 80,34% dikategorikan “BAIK”, karena diatas 50% kategori pelayanan publik baik.

c. Tantangan Revolusi Industri 4.0

Tantangan revolusi industri sudah ada dari industri 1.0, 2.0, 3.0, sampai ke industri 4.0. perubahan industri hakikatnya merupakan real change dari perubahan yang ada. Industri 1.0 ditandai dengan ada mekanisme produksi untuk menunjang efektifitas dan efisiensi aktivitas manusia. Industri 2.0 ditandai dengan adanya produksi masal dan standarisasi mutu, Industri 3.0 dimulai dengan adanya penyesuaian produksi massal dan fleksibilitas manufaktur berbasis otomatisasi dan robot, dan Industri 4.0 yang kemudian disebut Revolusi Industri 4.0 adalah suatu

8. Penyesuaian Pelayanan Publik 3.160 B (Baik) 9. Respon Keluhan atau

Pengaduan

3.320 A (Sangat Baik)

Nilai SKM 3.213

Nilai Konversi 80.34

Mutu Pelayanan B (Baik)

(26)

760 istilah yang berasal dari sebuah proyek pemerintah Jerman untuk mempromosikan komputerisasi manufaktur dan hadir menggantikan industri revolusi industri 3.0 ditandai dengan Cyber Physical System (CPS) dan kolaborasi manufaktur (“No Title,” 2019). revolusi industri 4.0 ditandai dengan peningkatan digitalisasi manufaktur yang didorong oleh empat faktor yaitu :

1. Peningkatan volume data, kekuatan komputasi, dan konektivitas 2. Munculnya analisis, kemampuan, dan kecerdasan bisnis

3. Terjadinya bentuk interaksi baru antara manusia dengan mesin 4. Memperbaiki instruksi transfer digital ke dunia fisik, seperti robotika.

KESIMPULAN

Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian pelayanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi tersebut sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Kebijakan pemerintah indonesia untuk melakukan perkembangan teknologi seluruh daerah- daerah yaitu dengan menerapkan E-KTP berbasis teknologi. Pada masa sebelumnya pemerintah mempunyai KTP yang dimana hanya berlaku untuk 5 tahun sekali dan memperpanjang masa berlaku KTP.

Sedangkan negara Indonesia sudah menerapkan revolusi industri 4.0 dalam pembuatn KTP yaitu E-KTP berlaku seumur hidup.E-KTP adalah dokumen kependudukan sistem bersifat keamanan ataupun teknologi yang berbasis digital untuk mengatur masyarakat dalam tanda pengenalan datas 17 tahun keatas yang sudah dianggap dewasa, wajib berlaku seluruh warga negara Indonesia. Masyarakat dibolehkan menggunakan kartu tanda penduduk yakni hanya satu kali yang tercatat Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang tercantum pada Induk Kependudukan (NIK).

(Tata et al., 2016) Peraturan WALIKOTA Nomor 32 Tahun 2016, pasal 2 dan pasal 3. Pasal 2 ayat (1) berbunyi “ Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan dibidang Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil ”. Dan Pasal 3 ayat 1 dalam pelaksanakan Tugas dan Fungsi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

(27)

761 Tujuannya untuk mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil dengan meningkatkan penduduk yang ber E- KTP sebesar 623.696 atau 91,85%. Dengan demikian pemerintah melakukan survei hasil kinerjaa dalam pelayanan publik dalam pembuatan E-KTP yaitu dikatakan baik sebesar 80,34% dalam penilaian kategori “ BAIK ” Kota Malang.

(28)

762 DAFTAR PUSTAKA

Akmal Vyandri , Abdul Hakim , Stefanus Panirengu. Terhadap Kualitas Layanan Pembuatan E-Ktp Masadib: Studi, S., Kota, L., Publik, J. A., Adminstrasi, F.

I., & Malang, U. B. (n.d.) 2(2), 189–194.

Daoudi, M. (2000). Implementasi Analytical Hierarchy Process Dalam Menentukan Tingkat Kepuasan Pelayanan E-Ktp. Journal of Visual Languages & Computing, 11(3), 287–301.

Edi, Nurul. (2019). Actualization Of Human Rights Values Through Bureaucratic Reform Towards Justice Bureaucratic Governance. Journal of

Local Government Issues, 2 (1), 115-133

DOI: https://doi.org/10.22219/logos.Vol2.No1.115-133

Fanida, E. H., Ap, S., & Ap, M. (n.d.). Yosua Ivan Pratama Abstrak, 1–7.

F Mubin, A Roziqin. (2018). Meritocracy of Bureaucracy in Indonesia. International Journal of Social Science and Humanity, ijssh.org Hadi, Krishno, Asworo, Listiana, Taqwa, Iradhad. (2020). “Inovasi Dialogis:

Menuju Transformasi Pelayanan Publik Yang Partisipatif (Kajian Sistem Pelayanan Malang Online). Journal of Government and Civil Society, 4(1),115–129, DOI: http://dx.doi.org/10.31000/jgcs.v4i1.2438

Harany, L. I., Muchsin, S., & Abidin, A. Z. (2019). Implementasi Pelayanan Publik Melalui Sistem Pelayanan Administrasi Kependudukan Dinoyo ( Sakdino ) ( Studi Pada Kantor Kelurahan Dinoyo di Kota Malang ), 13(5), 95–100.

Henry Praherdhiono, Punaji Setyosari, I Nyoman Sudana Degeng. (2019). Teori Dan Implementasi Teknologi Pendidikan: Era Belajar Abad 21 Dan Revolusi Industri 4.0 (henry prah). Malang:cv. seribu bintang

Lowokwaru, D., Malang, K., & Widodo, R. P. (2019). ISSN 2302-8432 Kualitas Pelayanan Publik Pada Pelayanan Kependudukan Dan Catatan Sipil Di Kantor Keluran Dinoyo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang (Studi Kasus Pada Kantor Kelurahan Dinoyokecamatan Lowokwaru Kota Malang), 13(2), 75–82.

Manusia, S., Kantor, D. I., & Kota, P. (2015). No Title, 5(1).

Masadib Akmal Vyandri , Abdul Hakim , Stefanus Panirengu. Terhadap Kualitas Layanan Pembuatan E-Ktp: Studi, S., Kota, L., Publik, J. A., Adminstrasi, F.

(29)

763 I., & Malang, U. B. (n.d.). 2(2), 189–194.

Mataram, S., Pelayanan, P., Di, P., Revolusi, E. R. A., Pathology, T. H. E., Public, O. F., Industrial, T. H. E. (2018). The Pathology Of Public Service In The Industrial. 4(2).

No Title. (2019), 6(1), 85–94.

Pamungkas, R., Studi, P., Informasi, S., & Testing, U. (2018). Program Studi Teknik Informatika - Universitas Pgri Madiun,. 383–388.

Pendidikan, D., & Kebudayaan, D. A. N. (n.d.). Analisis Kinerja Aparat Sipil Negara (Asn) Di Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, (5), 109–119.

Politik, J., & Vol, S. K. (2019). No Title, 11(1).

Tata, S., Dinas, K., Dan, K., & Sipil, P. (2016). No Title, 1–41.

Wahyuni, N., Akib, H., & Darwis, M. (2017). Keefektifan Pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-EL). : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Publik, 7(1), 1. https://doi.org/10.26858/jiap.v7i1.3434

Referensi

Dokumen terkait

Implementasi Pelayanan Publik Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Salatiga Dalam Pembuatan e–KTP4. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan guna

Kebijakan pemerintah mengenai E-KTP ini dijalankan secara baik. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sendiri menjalankan tugasnya.. sesuai arahan dan kebijakan dari

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui Kualitas Pelayanan e-Ktp Di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Pemerintah Kota Surabaya

Dikutip dari arsip Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Batu Bara. Oleh karena itu program pembuatan

Data Wawancara Implementasi Kebijakan Pelayanan KTP-el Di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Samosir1.

Berdasarkan uraian hasil analisis mengenai kualitas pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Surabaya khususnya pada pembuatan KTP-el yang sudah

Pada Culture Strategy (Strategi Budaya) bahwa, pelayanan jemput bola pada perekaman E- KTP di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surabaya untuk mengubah budaya yang

1) Secara umum, Tujuan atau sasaran kebijakan yang jelas dan konsisten mengenai pembuatan KTP di dinas kependudukan dan pencatatan sipil Kabupaten Halmahera